Anda di halaman 1dari 28

PROPOSAL PROYEK AKHIR

PENGEMASAN PAKET WISATA PEDESAAN


GUNA MENINGKATKAN KUNJUNGAN WISATAWAN
DI DESA WISATA BARANIA SINJAI BARAT
KABUPATEN SINJAI

Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam rangka


penelitian untuk penyusunan Proyek Akhir pada
Program Studi Usaha Perjalanan Wisata

ANDI ADRIANA AMDAR


NIM. 19.215006

PROGRAM STUDI USAHA PERJALANAN WISATA


JURUSAN PERJALANAN
POLITEKNIK PARIWISATA MAKASSAR
KEMENTERIAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF/
BADAN PARIWISATA DAN EKONOMI KREATIF
REPUBLIK INDONESIA
2023
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Indonesia adalah negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis
khatulistiwa dan berada diantara dua benua , benua Australia dan benua Asia
serta antara samudera Pasifik dan samudera Hindia. Indonesia adalah negara
terbesar di dunia yang terdiri dari 3.466 pulau, maka itu Indonesia disebut
sebagai Nusantara. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki
potensi cukup besar dibidang kepariwisataan. Dunia kepariwisataan saat ini
dapat dirasakan semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun dan menjadi
sektor yang sangat strategis bagi setiap negara untuk menambah devisa
negara dari sektor non migas, sehingga perlu adanya perhatian yang sangat
serius terhadap pengelolaan di sektor ini. Indonesia memiliki sumber potensi
alam yang melimpah, mulai dari seni budaya, keanekaragaman hayati,
kekayaan laut hingga eksotisme daratan yang luar biasa tersebar diseluruh
pulau-pulau di Indonesia, maka layaklah Indonesia menyandang posisi
sebagai negara terkaya dan terindah di seluruh dunia.
Pada perkembangannya pariwisata diawali dari kegiatan yang semula
hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada abad ke-
20, kemudian seiring dengan berjalannya waktu, pariwisata menjadi
kebutuhan orang-orang banyak untuk melepas kepenatan dari rutinitas
sehari-hari, dan sekarang kegiatan ini telah menjadi hak asasi manusia.
Pariwisata sekarang ini telah menjadi kebutuhan bagi masyarakat di berbagai
kalangan,bukan hanya untuk kalangan tertentu saja. Sehingga dalam
penangananya harus dilakukan secara serius dan melibatkan pihak – pihak
yang terkait,selain itu untuk mencapai semua tujuan pengembangan
pariwisata, harus diadakan promosi agar potensi dan daya tarik wisata dapat
lebih dikenal dan mampu menggerakan calon wisatawan untuk mengunjungi
dan menikmati tempat wisata.

2
Sulawesi Selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia yang selalu
senantisa berupaya untuk mengembangkan setiap potensi pariwisata yang
ada. Sulawesi Selatan memiliki sejumlah objek wisata yang unik baik itu
wisata alam maupun budaya. Serta memiliki keanekaragaman suku namun
tetap bisa hidup berdampingan dengan rukun ,sampai dengan potensi budaya
dan alam yang tidak kalah saing dengan provinsi lainnya. Setiap daerah di
provinsi ini memiliki potensi yag berbeda-beda,salah satunya adalah
Kabupaten Sinjai.
Kabupaten Sinjai adalah salah satu kabupaten di provinsi Sulawesi
Selatan yang ibu kotanya yaitu Sinjai Utara. Kabupaten Sinjai ini memiliki
luas wilayah 819.96 km2 dan memiliki penduduk sebanyak 259.478 jiwa
berdasarkan sensus penduduk tahun 2020. Kabupaten Sinjai secara geografis
terdiri atas wilayah pesisir, dataran rendah dan dataran tinggi dengan
ketinggian antara 0 – 2.871 meter diatas permukaan air laut (mdpl), sehingga
daerah ini beriklim tropis.
Kabupaten Sinjai merupakan daerah yang memiliki potensi
kepariwisataan yang besar potensinya untuk dikembangkan, baik itu ditinjau
dari segi keindahan alamnya maupun sisi seni budayanya. Salah satu potensi
wisata yang sekarang dikembangkan oleh Kabupaten Sinjai bersama dengan
Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Sinjai adalah desa wisata
Barania Sinjai Barat. Desa wisata Barania merupakan satu dari 11 desa
wisata yang tengah dikembangkan pemerintah kabupaten setempat ,dan
dikelola langsung oleh kelompok sadar wisata (Pokdarwis). Menurut Zakaria
dan Suprihardjo (2014:245) Desa wisata merupakan suatu produk wisata
yang menawarkan kehidupan pedesaan yang masih memiliki tradisi dan
budaya yang relatif masih asli, dan beberapa faktor pendukung seperti
makanan khas, sistem pertanian, dan kerajinan khas.
Desa Barania sendiri dikenal dengan potensi pariwisata berupa
panorama sumber daya alam yang memanjakan mata. Mulai dari hamparan
sawah yang luas, udara segar, hingga air terjun. Salah satu daya tarik wisata
yang sangat terkenal di desa wisata ini adalah Kampung Galung.

3
Menparekraf Sandiaga Salahuddin uno pada 30 september 2022, baru saja
melakukan kunjungan kerjanya di Sulawesi Selatan dengan mengunjungi
Kabupaten Sinjai. Tepatnya di kampung Galung, desa Barania. Kampung
Galung sebagaimana dikatakan oleh Menteri pariwisata ekonomi dan kreatif,
desa wisata Barania memiliki potensi dan daya tarik alam yang indah. Selain
itu, produk ekonomi kreatif seperti kuliner khas lokal, juga produk fashion,
serta kegiatan budaya juga menambah potensi kampung Galung sebagai desa
wisata. Kemenparekraf berkolaborasi dengan Pemerintah Kabupaten Sinjai
untuk mendukung pengembangan Desa Wisata Barania. Dan saat ini desa
Barania menjadi salah satu Desa di Indonesia yang masuk 50 besar pada
Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) tahun 2022.
Pada tahun 2022, desa wisata Barania, Sinjai Barat berhasil mengukir
prestasi di sektor pariwisata. Desa Barania yang identik dengan destinasi
wisatanya kampung Galung sukses meraih juara pertama kategori
Cleanliness, Health, Safety & Environment Sustainability (CHSE).Dengan
membanggakan Kabupaten Sinjai atas pencapaiannya,desa wisata Barania
menjalani proses yang panjang sehingga bisa menjadi salah satu dari 50
Desa Wisata se-Indonesia yang menjalani visitasi atau penilaian langsung
dari Kemenparekraf RI. Serta desa Barania dinilai telah menjadi icon Desa
wisata di Provinsi Sulawesi Selatan, sebab mempunyai destinasi wisata yang
unggul, sehat, bersih dan terjaga kelestarian alamnya.
Sebagai desa wisata yang sangat potensial dalam diverifikasi produk
yang telah ada, Desa Barania perlu berupaya mengembangkan pariwisata
dengan memanfaatkan potensi wisata yang ada dan memanfaatkan daya tarik
wisata alam dan budaya dalam upaya meningkatkan kunjungan wisatawan di
desa wisata Barania. Namun sangat disayangkan semenjak ditetapkan
sebagai desa wisata bertaraf Nasional 2022, sampai saat ini kunjungan
wisatawan dari luar daerah belum mengalami perkembangan yang berarti.
Desa Barania memiliki banyak produk wisata tetapi kebanyakan pengunjung
hanya datang untuk sekedar pergi mengunjungi salah satu daya tarik wisata
terkenal di desa ini yaitu wisata kampung Galung yang menjadi icon dari

4
desa wisata Barania, padahal di desa ini memiliki banyak daya tarik wisata
yang tidak kalah menarik dari kampung Galung, tetapi masih belum terlalu
dikenal dan dikunjungi wisatawan seperti Taman Agrowisata Pattiroang, Air
Terjun Sallu Barayya, Pembuatan Pande Besi, Rumah Produksi Gula Merah
Khas Sinjai dan Perkebunan Tembakau Asli Khas Sinjai. Sebagai salah satu
desa wisata yang tengah dikembangkan, desa wisata Barania membutuhkan
variasi produk wisata. Hal itu dapat direalisasikan dalam pengemasan produk
baru agar desa wisata Barania dapat dikunjungi melalui produk wisata
‘’wisata pedesaan’’ ini. Berkaitan dengan itu, diharapkan dengan memilih
judul ini untuk bisa dijadikan tempat penelitian proyek akhir , dengan
mengemas seluruh potensi dan daya tarik wisata yang terdapat di Desa
Barania dalam sebuah paket wisata, serta ingin memperkenalkan desa wisata
Barania yang belum terlalu banyak dilirik oleh wisatawan lokal dan asing
melalui produk paket wisata agar bisa meningkatkan kunjungan wisatawan.
Maka atas dasar tersebut dan juga berbekal pengalaman, peneliti tertarik
dengan membuat paket wisata pedesaan dengan demikian penelitian ini
bertujuan untuk membahas mengenai “ Pengemasan Paket Wisata
Pedesaan Guna Meningkatkan Kunjungan Wisatawan di Desa Wisata
Barania, Sinjai Barat ‘’.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Potensi Wisata Desa Wisata Barania ,Kecamatan Sinjai
Barat, Kabupaten Sinjai?
2. Bagaimana Bentuk Pengemasan Paket Wisata Pedesaan di Desa
Wisata Barania, Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk Mengetahui Potensi wisata yang ada di Desa Wisata
Barania,Kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.
2. Untuk Mengetahui Bentuk Pengemasan Paket Wisata Pedesaan di
Desa Wisata Barania, kecamatan Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.

5
D. Manfaat Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis diharapkan dapat
memberikan beberapa manfaat, antara lain:
1. Secara formal
Untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan studi program
Diploma 4 (D-4) Usaha Perjalanan Wisata di Politeknik Pariwisata
Makassar.
2. Secara operasional
a. Bagi mahasiswa
Bagi peneliti diharapkan dapat mengembangkan kemampuan
penulis dalam memanfaatkan ilmu yang didapatkan selama
perkuliahan.
b. Bagi perusahaan dan organisasi
Hasil penelitian ini diharapkan bisa dijadikan pertimbangan
dan bahan masukan serta memperbaiki kelemahan-kelemahan
yang ditemui dalam pembuatan paket wisata pedesaan.
c. Bagi ilmu pengetahuan
Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan
kontribusi yang menjadi sebuah karya ilmiah yang
bermanfaat dikalangan masyarakat maupun pihak-pihak yang
berkaitan.
E. Definisi Istilah
Pada bagian ini dapat diuraikan mengenai definisi istilah yang
digunakan dalam tulisan hasil penelitian ini. Tujuannya adalah untuk
menghindari perbedaan persepsi dari berbagai pihak, terutama pembaca
terhadap istilah yang digunakan peneliti untuk menulis hasil penelitian.
a. Pengemasan adalah suatu wadah atau pembungkus (wrapper) untuk
suatu produk. Kemasan dapat membangun loyalitas merek serta
mendorong penjualan apabila dirancang dengan baik, karena bagian
pertama produk yang dilihat oleh konsumen adalah kemasan. Kemasan
mampu untuk mempengaruhi konsumen ( Dhurup Et.Al 2014 ).

6
b. Wisata Pedesaan adalah suatu kegiatan pariwisata yang dikembangkan
di suatu wialyah pedesaan dengan menjadikan keseluruhan daya tarik
yang dimiliki suatu desa baik dari kehidupan sosial, ekonomi, adat
istiadat, arsitektur bangunan dan lainnya sebagai daya tarik utama
( Depbudpar 2001 ).
c. Potensi Wisata adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh daerah tujuan
wisata, dan merupajan daya tarik agar orang-orang mau datang
berkunjung ke tempat tersebut . Sedangkan pengertian potensi wisata
menurut Sukardi (1998:67), potensi wisata adalah segala sesuatu yang
dimiliki oleh suatu daerah untuk daya tarik wisata dan berguna untuk
mengembangkan industri pariwisata di daerah tersebut.
F. Sistematika Penelitian
Untuk menyelesaikan proyek akhir program diploma IV mahasiswa Politeknik
Pariwisata Makassar dalam penulisan ini harus mengikuti aturan yang yang telah
ditetapkan oleh pihak kampus, yaitu sebagai berikut.
a. BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
b. BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR
Bab ini berisikan tentang teori-teori dari sumber pustaka yang relevan dengan
judul penelitian yang kemudian digunakan untuk membahas, membandingkan
dan menganalisa suatu masalah.
c. BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang jenis penelitian , prosedur pengembangan, objek
penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan
teknis analisis data yang digunakan dalam penelitian.
d. BAB IV HASIL PENELITIAN
Bab ini berisikan tentang hasil data dan analisis data yang telah didapatkan
selama penelitian.
e. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari penelitian dan saran bagi pihak yang
terkait.

7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu adalah upaya peneliti untuk mencari perbandingan
dan selanjutnya menemukan inspirasi baru untuk penelitian selanjutnya.
Pada bagian ini peneliti mencantumkan berbagai hasil penelitian terdahulu
terkait penelitian yang hendak dilakukan. Berdasarkan hasil dari eksplorasi
terhadap penelitian-penelitian terdahulu,peneliti menemukan beberapa
penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. Berikut
merupakan penelitian terdahulu yang masih terkait dengan tema yang
penulis kaji:
1. kajian Potensi Wisata Dalam Pengemasan Paket Wisata Alternatif di
Desa Wisata Medewi ( studi kasus pada pengembangan potensi wisata
di desa wisata Medewi ) oleh I Gusti Ayu Eka Suwintari dkk,2022.
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengkaji potensi wisata
sekaligus mengembangkan paket wisata yang dapat menjadi aktivitas
baru dalam kegiatan berwisata oleh wisatawan. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif yang dikumpulkan dari data
mengenai informasi seperti potensi daya tarik wisata dan
persebarannya. Pengumpulan data menggunakan observasi,
wawancara, kuesioner, dan dokumentasi. Adapun teknik analisis
data yang digunakan antara lain: deskriptif kualitatif yang
digunakan untuk menganalisis dan mendeskripsikan potensi Desa
Wisata Medewi sebagai bahan untuk pembuatan paket wisata
alternative.
Hasil penelitian ini memiliki relevansi dengan penelitian yang akan
dilakukan peneliti yaitu secara garis besar pembahasan memiliki
kesamaan dengan yang dilakukan peneliti yaitu mengkaji potensi
wisata menjadi sebuah paket wisata, namun perbedaannya Desa Wisata
Barania sudah memiliki produk wisata lalu dikemas menjadi sebuah

8
paket wisata, sedangkan Desa Medewi baru akan dikaji potensi yang
dimilikinya untuk dikemas menjadi sebuah paket wisata.
2. ( studi kasus pada potensi yang dimiliki Desa Wisata Pangsan
Kecamatan Paket Wisata Pedesaan Become Pangsanian di Desa
Wisata Pangsan,Petang, Badung Petang Kabupaten Badung ) oleh Ni
Gusti Ayu Susrami Dewi,2016,
Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis mengenai potensi
Desa Wisata Pangsan sehingga dapat dikemas menjadi paket wisata
pedesaan berdasarkan pada potensi yang dimiliki. Menggunakan
teknik analisis deskriptif kualitatif, dengan teknik pengumpulan data
antara lain: observasi, wawancara, studi kepustakaan dan dokumentasi.
Relevansi penelitian ini memiliki kesamaan terhadap penelitian
yang akan dilakukan peneliti yaitu menganalisis mengenai potensi desa
wisata menjadi wisata pedesaan, dan juga penelitian menggunakan
teknis analisis yang sama dengan penelitian yang akan dilakukan
peneliti yaitu teknik analisis deskriptif.
3. Pengembangan Potensi Wisata Pedesaan berbasis Kearifan Lokal Desa
Logede, Kebumen, Jawa Tengah (studi kasus pengembangan
pariwisata daerah dengan pendekatan wisata pedesaan berbasis
kearifan lokal) Ahmad Saeroji,Deria Adi Wijaya,2021.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi kearifan budaya
lokal Desa Logede Kecamatan Pejagoan Kabupaten Kebumen untuk
pengembangan wisata pedesaan. Pengembangan desa wisata berbasis
kearifan lokal dapat menjadi referensi bagi desa-desa lain dengan
konsep wisata pedesaan (rural tourism). Tujuan khusus dari penelitian
ini adalah: 1) mengidentifikasi potensi Desa Logede Kecamatan
Pejagoan Kabupaten Kebumen sebagai desa wisata berbasis kearifan
lokal, 2) merumuskan pengembangan berupa paket wisata pedesaan
berbasis kearifan lokal dengan faktor pendukung kepariwisataan yang
potensial.

9
Relevansi penelitian ini adalah Ahmad Saeroji meneliti tentang
potensi kearifan lokal untuk dikembangkan menjadi suatu paket wisata
pedesaan di desa logede,sedangkan penelitian yang dilakukan peneliti
yaitu mengembangkan suatu produk wisata pedesaan yang ditinjau dari
segala potensi wisata yang terdapat di desa Barania.
B. Tinjauan Pustaka
1. Definisi Wisatawan
Wisatawan adalah orang yang bepergian dari tempat tinggalnya
untuk berkunjung ke tempat lain dengan menikmati perjalanan dari
kunjungannya itu (Spillane, 2003). Sedangkan UU RI Nomor 9 tahun
1990 dalam Yoeti (2007), mendefinisikan wisatawan adalah orang
yang melakukan kegiatan wisata. Berdasarkan pengertian pengunjung
di atas, adapun bagian-bagian yang termasuk di dalamnya, yaitu:
1) Wisatawan (tourist) yaitu pengunjung sementara yang paling
sedikit tinggal 24 jam di negara yang dikunjunginya.
2) Pelancong (exursionist) yaitu pengunjung sementara yang
tinggal kurang dari 24 jam di negara yang dikunjunginya
(termasuk pelancong dengan kapal pesiar).

Jenis dan macam wisatawan yang terlihat dari sifat perjalanan


dan ruang lingkup wisata itu dilakukan, wisatawan dapat
digolongkan sebagai berikut:

1. Wisatawan asing (foreign tourist) yaitu orang asing yang


melakukan perjalanan wisata, yang datang ke suatu negara
lain yang bukan merupakan Negara wisatawan tersebut
menetap. Wisatawan asing bagi suatu negara dapat ditandai
dari status kewarganegaraannya, dokumen perjalanan yang
dimilikinya serta dari jenis mata uang yang dibelanjakannya,
karena pada umumnya golongan wisatawan ini hampir selalu
menukarkan uangnya terlebih dahulu pada Bank atau Money
Changer sebelum berbelanja.

10
2. Domestic foreign tourist yaitu wisatawan asing yang menetap
pada suatu negara untuk berwisata di wilayah negara tempat
tinggalnya. Wisatawan tersebut bukan warga negara dimana
ia berada, melainkan adalah warga 10 Universitas Kristen
Petra negara asing yang karena tugasnya hingga
kedudukannya menetap dan tinggal pada suatu negara serta
memperoleh penghasilan dengan mata uang negara asalnya.
3. Domestic tourist yaitu seorang warga negara yang berwisata
dalam batas wilayah negaranya sendiri.
4. Indigenous foreign tourist yaitu warga negara suatu negara
tertentu yang bertugas atau menjabat di luar negeri, kembali
ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di
wilayah negaranya sendiri.
5. Transit tourist yaitu wisatawan yang berwisata ke suatu
negara, yang menggunakan transportasi dan terpaksa singgah
pada suatu pemberhentian seperti stasiun, bandar udara, dan
stasiun bukan atas keinginan sendiri.
6. Business tourist yaitu wisatawan yang melakukan perjalanan
untuk tujuan lain bukan untuk berwisata, akan tetapi
perjalanan wisata akan dilakukan setelah tujuan utamanya
telah terselesaikan.

2. Konsep Pengemasan
Pengemasan yaitu suatu aktivitas untuk merancang serta
memproduksi barang atau pembungkus yang akan dijadikan suatu
produk yang memiliki nilai jual yang lebih berkesan. Pada umumnya
jika dilihat lebih dalam bahwa fungsi utama dari suatu kemasan adalah
untuk melindungi produk dari para pesaing yang menjual produk yang
sama. Tetapi, sekarang suatu kemasan tersebut menjadi salah satu
faktor yang sangat penting sebagai alat untuk pemasaran (Rangkuti,
2010 : 132). Dalam memproduksi suatu produk, tidak hanya dengan

11
mengemas produk tersebut semenarik mungkin untuk menarik minat
calon pelanggan untuk membeli produk yang kita jual, tapi bagaimana
produk yang dikemas itu memiliki perbandingan atau keunikan dengan
produk yang dihasilkan oleh perusahaan lain. Kemasan yang dibuat
dengan bentuk yang unik akan mendorong penjualan produk serta
membangun brand dan merk dari produk yang kita jual.
3. Konsep Paket Wisata
Paket wisata menurut Utama ( 2014:37) adalah suatu perjalanan
wisata satu atau beberapa tujuan yang disusun dari berbagai fasilitas
perjalanan tertentu dalam suatu acara perjalanan yang tetap, serta
dijual sebagai harga tunggal yang menyangkut seluruh komponen dari
perjalanan wisata.
Pemahaman yang sama dari Camilleri (2019:18) bahwa, paket
wisata sebagai wisata yang memasukkan semua layanan seperti,
pengaturan layanan transportasi dan akomodasi yang dipesan oleh
wisatawan dalam satu harga. Adapun karakter paket wisata yaitu
pengaturannnya dilakukan terlebih dahulu, baik berupa kombinasi
terhadap beberapa produk atau mencakup keseluruhan program yang
lengkap.
Terdapat beberapa komponen penting yang harus mendapatkan
perhatian khusus dalam membuat sebuah paket wisata ,antara lain :
1. Rute Perjalanan
Rute sebaiknya berbentuk circle atau putaran, kecuali kondisi
tidak memungkinkan (jarak objek yang terlalu dekat).
2. Variasi Daya Tarik Wisata
Variasi daya tarik wisata yang dikunjungi secara berurutan
disusun sedemikian rupa sehingga tidak terkesan monoton.
Dasar pertimbangan untuk membuatnya jadi bervariasi
berdasarkan karakteristik daya tarik wisata tersebut.

12
3. Tata Urutan Kunjungan
Tata urutan kunjungan menyangkut pemilihan daya tarik wisata
mana yang dikunjungi terlebih dahulu atau yang diletakkan
pada akhir perjalanan, serta daya tarik wisata mana yang
waktunya sudah ditentukan.
Bafadhal (2018:15-19) menjelaskan mengenai ciri – ciri produk
wisata yang memilki karakter umum, antara lain sebagai berikut :
1. Tidak berwujud, tetapi dapat dirasakan dan mampu
memenuhi kebutuhan wisatawan.
2. Keterlibatan psikologis, kepuasan psikologis konsumen dari
pengalaman penggunaanya.
3. Produk komposit, mencakup pengalaman lengkap kunjungan
ke tempat tertentu.
4. Tidak ada produk identik , beragam, bervariasi, berbeda dan
memilki kekhasan satu sama lainnya.
5. Tidak dapat dipindahkan, wisatawan harus mengunjungi
langsung ke destinasi.
6. Tidak dapat disimpan, mudah berubah atau hilang.
7. Tidak dapat dicoba, wisatawan tidak dapat mencicipi atau
mencoba.
8. Proses peroduksi dan proses konsumsi berlangsung
bersamaan, wisatawan harus berada di tempat.
9. Mengandalkan keterampilan manusia.
10. Memiliki resiko besar, membawa keuntungan sekaligus
resiko.
4. Konsep Desa Wisata
Menurut Nuryanti (Dalam Yuliati & Suwandono, 2016) desa
wisata merupakan wujud kombinasi antara atraksi, akomodasi, dan
fasilitas pendukung yang dikemas dalam suatu pola kehidupan
masyarakat yang menyatu dengan tata cara dan tradisi yang berlaku
sehingga menjadikan desa tersebut sebagai tujuan wisata.

13
Dalam konsep desa wisata, atraksi wisata lebih menitik beratkan
membuat pengalaman wisatawan lebih berkesan. Artinya desa wisata
harus menyediakan atraksi wisata yang mengedepankan nuansa
tradisional serta interaksi sosial dengan masyarakat sekitar desa.
Sehingga wisatawan yang dating berkunjung bukan hanya sekedar
menikmati keindahan alam namun juga menjadikan perjalanan ke desa
wisata sebagai pengalaman yang berkesan. Umumnya atraksi wisata
berdasarkan kepada :
a. Adanya sumber daya baik sumber daya alam, sumber daya
buatan serta sumber daya manusia yang menimbulkan rasa
nyaman, keindahan, bersih.
b. Desa wisata memiliki keunikan sendiri berbeda dengan yang
lain
c. Terdapat fasilitas yang memadai guna menunjang kegiatan
berwisata
d. Desa wisata mempunyai daya tarik yang tinggi berupa
keindahan alam, kuliner, seni dan budaya.
Desa wisata mempunyai daya tarik yang sangat tinggi karena
memiliki nilai keunikan berupa atraksi keindahan alam, kesenian
budaya, upacara-upacara adat, nilai luhur dan sejarah yang terkandung
dalam suatu objek hasil karya pada masa lalu. Menurut Inskeep
(Dalam Nabila & Widiyastuti, 2018) daya tarik dibagi menjadi tiga (3)
kategori, yaitu :
a. Natural attraction Daya tarik alam yang dimaksudkan adalah
pada mengacu keindahan lingkungan yang secara alamiah
sudah tercipta. Contoh dari daya tarik alam adalah iklim,
pemandangan, flora, fauna serta keunikan alam lainnya.
b. Cultural attraction Data tarik budaya yang dimaksudkan yaitu
berdasarkan pada kegiatan manusia. Seperti kegiatan mencakup
sejarah, arkeologi, religi dan kehidupan tradisional masyarakat
suatu adat atau suku.

14
c. Special types of attraction yaitu aksi ini tidak berhubungan
dengan kedua kategori diatas, tetapi merupakan atraksi buatan
seperti theme park, sirkus, mall, museum, pertunjukkan
kesenian budaya dan lain-lain.
5. Konsep Wisata Pedesaan
Wisata pedesaan merupakan suatu area pedesaan yang
meyuguhkan secara keseluruhan keadaan yang menampakkan suatu
keaslian dari pedesaan tersebut baik itu terlihat dari kehidupan social,
ekonomi, budaya, adat istiadat, bentuk arsitektur bangunannya serta
sruktur ruang desa yang sangat khas maupun suatu kegiatan
perekonomian yang menarik serta memilki potensi yang akan
dikembangkan berbagai komponen kegiatan kepariwisataan ( atraksi
wisata, sarana, akomodasi, dan lain – lain) ( Depbudpar dalam
Suryawan,2016 ). Dalam wisata pedesaan wisatawan akan diajak
berwisata dari satu desa ke desa yang lainnya dalam satu paket wisata,
wisatawan akan diajak untuk melakukan aktivitas wisata yang ada di
desa serta mengunjungi daya tarik wisata yang ada disana.
Sedangkan wisata pedesaan menurut Ardika (2007) bercirikan:
a. Perjalanan yang berorientasi menikmati suasana kehidupan
pedesaan.
b. Menghormati serta memperoleh nilai tambah hidup dari
budaya, tradisi masyarakat setempat dan lingkungan alamnya.
c. Meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat.
d. Kehidupan sehari-hari masyarakat setempat dan
lingkungannya merupakan objek dan daya tarik wisata.
6. Konsep Potensi Wisata
Potensi wisata menurut Nawangsari (2018:32) adalah berbagai
sumber daya yang dimiliki oleh suatu daerah atau tempat yang dapat
dikembangkan menjadi suatu atraksi wisata yang dapat dimanfaatkkan
baik untuk kepentingan ekonomi dengan tetap memperhatikan aspek
yang lainnya. Potensi wisata ini adalah sesuatu yang dimiliki oleh

15
suatu wisata dan menjadi daya tarik bagi wisatawan dan dimiliki oleh
tempat wisata itu sendiri.
Potensi wisata ialah suatu keunikan serta keunggulan di dalam
suatu wilayah yang dapat digunakan dandimanfaaatkan sebagai sarana
pembangunan jangka panjang, seperti sumber daya alam, sumber daya
manusia dan hasil karya manusia (Sujali dalam Amdani, 2008).
Potensi wisata dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu:
a. Potensi Wisata Alam
potensi wisata alam adalah keadaan, jenis flora dan fauna suatu
daerah, bentang alam seperti pantai, hutan, pegunungan dan
lain-lain dalam artian keadaan fisik suatu daerah tersebut.
b. Potensi Wisata Budaya
potensi wisata kebudayaan adalah semua hasil cipta, baik
berupa adat istiadat desa tersebut , kerajinan tangan warga desa,
kesenian, peninggalan sejarah berupa bangunan (Contoh
monumen).
c. Potensi Wisata Buatan
Potensi wisata manusia juga sebagai daya tarik wisata berupa,
pementasan tarian, pementasan atau pertunjukan seni budaya
suatu daerah atau atraksi wisata yang dibuat oleh manusia
sebagai objek wisata.

16
C. Kerangka Pikir

Wisata Pedesaan

Potensi Wisata di Desa Wisata Pengemasan Paket Wisata


Barania Pedesaan

Terwujudnya Paket Wisata Pedesaan


di Desa Wisata Barania, Sinjai Barat

Gambar 1 Kerangka Pikir

( sumber : Hasil olahan data )

Pada gambar kerangka pikir diatas dapat dijelaskan bahwa pengemasan


produk wisata pedesaan di Desa Wisata Barania,Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai
dikemas dengan melihat adanya potensi wisata yang ada disana,kemudian
dilakukan penggabungan beberapa potensi wisata yang ada ke dalam bentuk paket
wisata pedesaan. Dengan menggabungkan segala potensi wisata yang ada di Desa
Wisata Barania, mampu menjadikan paket wisata ini menarik.

Peneliti melakukan suatu pengemasan paket wisata pedesaan di Desa


Wisata Barania dengan segmentasi pasar para wisatawan domestik dan
mancanegara sehingga Desa Wisata Barania lebih banyak dikenal dan diminati
dengan banyaknya potensi wisata yang terdapat di desa wisata ini.

17
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Pendekatan Penelitian
Menurut Sugiyono (2013:2), Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu. Berdasarkan hal tersebut terdapat empat kata kunci
yang perlu diperhatikan yaitu cara ilmiah, data, tujuan dan kegunaan.
Menurut Darmadi (2013:153), Metode penelitian adalah suatu cara ilmiah
untuk mendapatkan data dengan tujuan kegunaan tertentu.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
kualitatif. Menurut Moleong (2017:6) metode kualitatif adalah penelitian
yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami
oleh subjek penelitian seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan
lain-lain secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata
dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan
memanfaatkan berbagai metode alamiah. Penelitian kualitatif menurut
Hendryadi, et. al, (2019:218) merupakan proses penyelidikan naturalistik
yang mencari pemahaman mendalam tentang fenomena sosial secara
alami.
Tipe yang digunakan dalam penelitian ini adalah tipe penelitian
deksriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut Sugiyono (2016:9)
metode deskriptif kualitatif adalah metode penelitian yang berdasarkan
pada filsafat postpositivisme digunakan untuk meneliti pada kondisi objek
yang alamiah (sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti
adalah sebagai instrument kunci teknik pengumpulan data dilakukan
secara trigulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif/kualitatif, dan
hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna daripada generalisasi.
Penelitian deskriptif kualitatif bertujuan untuk menggambarkan,
melukiskan, menerangkan,menjelaskan dan menjawab secara lebih rinci
permasalahan yang akan diteliti dengan mempelajari semaksimal mungkin
seorang individu, suatu kelompok atau suatu kejadian. Dalam penelitian

18
kualitatif manusia merupakan instrumen penelitian dan hasil penulisannya
berupakata-kata atau pernyataan yang sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Penelitian kualitatif bersifat datanya bersifat induktif, peneliti akan
mengumpulkan data-data terlebih dahulu dan selanjutnya akan
disimpulkan kedalam bentuk pernyataan yang umum, data yang telah
dikumpulkan kedalam bentuk narasi akan menjadi bukti – bukti yang akan
diinterpretasikan guna mendukung kebenaran dari data-data hasil
observasi pada Desa Wisata Barania, Sinjai Barat.
B. Setting Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian dilaksanakan di desa wisata Barania, Sinjai Barat,
Kabupaten Sinjai.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini akan dilakukan 3 bulan terhitung dari bulan maret 2023
sampai dengan bulan juni 2023.
C. Subjek Penelitian
Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif, tidak
dikenal dengan populasi dan sampel seperti dalam penelitian kuantitatif
karena penelitian berangkat dari kasus keberadaan individu atau kelompok
dalam situasi sosial tertentu dan hasilnya hanya berlaku pada situasi sosial
itu. Menurut Arikunto (2016:26) subjek penelitian adalah memberi batasan
subjek penelitian sebagai benda, hal atau orang tempat data untuk variabel
penelitian melekat, dan yang dipermasalahkan. Subjek penelitian dalam
penelitian kualitatif disebut dengan istilah informan, yaitu orang yang
memberikan informasi mengenai data yang diinginkan peneliti berkaitan
dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Informasi ini dapat berupa
situasi dan kondisi latar belakang penelitian.
Menurut Moleong (2017:132) subjek penelitian sebagai informan,
yang artinya orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi
tentang situasi dan kondisi latar penelitian. Pada penelitian kualitatif
subjek disebut dengan informan, yaitu pihak yang memberikan informasi

19
atau data yang dibutuhkan peneliti, informasi data yang berkaitan dengan
penelitian sedang dilaksanakan.
Penentuan informan dalam penelitian ini dilakukan dengan
menetapkan beberapa kriteria, antara lain:
1) Orang tersebut berperan secara langsung dalam kegiatan wisata
Desa Wisata Barania.
2) Orang tersebut mengetahui secara detail mengenai pengelolaan
Desa Wisata Barania.
3) Orang tersebut mengetahui dan memahami potensi pariwisata
di Desa Wisata Barania.
4) Sehat jasmani dan rohani saat dilakukan wawancara
5) Bersedia diwawancara oleh peneliti.

Berdasarkan 5 kriteria informan diatas ,maka informan dari


penelitian ini adalah ketua dan pengurus Kelompok Sadar Wisata
( Pokdarwis) , pengelola objek wisata kampung galung sekaligus
kepala desa Barania untuk memberikan poin-poin yang dibutuhkan
oleh penulis.

D. Sumber Data
a. Data Primer
Menurut Sugiyono (2019: 193) yang di maksud dengan data primer
adalah sumber data yang langsung memberikan data kepada
pengumpul data.Data Primer, yakni data yang diperoleh langsung dari
informan . Data primer diperoleh dari hasil wawancara kepada
informan atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti
mengenai potensi, fasilitas wisata, atraksi wisata di Desa Wisata
Barania, rangkaian aktivitas warga desa, serta mengenai karakteristik
wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Barania. Informan dalam
penelitian ini antara lain: Ketua Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis),
pengelola objek wisata kampung galung, dan kepala desa Barania.

20
b. Data Sekunder
Menurut Sugiyono (2019: 193) data sekunder adalah sumber yang
tidak langsung memberikan data kepada pengumpulan data. Data
sekunder didapatkan dari sumber yang dapat mendukung penelitian
antara lain dari dokumentasi dan literatur. Sumber Data sekunder
adalah data yang diperoleh bukan dari pihak pertama, melainkan dari
pihak- pihak yang yang terkait dengan topic penelitian ini terlibat
langsung dengan kegiatan objek yang diteliti.
E. Teknik Pengumpulan Data
(Sugiyono, 2019:455) Teknik pengumpulan data merupakan
langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utaman dari
penelitian adalah mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik
pengumpulan data, peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi
standar data yang ditetapkan.
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini,
dilakukan dengan cara :
a. Observasi
Observasi, adalah teknik alami yang efektif untuk mengumpulkan
data terkait tindakan dan perilaku. Observasi melibatkan kegiatan di
lapangan untuk melihat apa yang dilakukan oleh karyawan,
konsumen atau day trader, dan menjelaskan, menganalisa, serta
menginterprestasikan apa yang seseorang lihat (Sekaran, Uma,
2017:155-156). Observasi adalah melakukan pengamatan langsung
ke lokasi penelitian dalam hal ini Desa Wisata Barania.peneliti
menjadi pengamat secara penuh terlibat langsung dengan kegiatan
objek yang diteliti. Observasi dilakukan untuk mengetahui daya
tarik wisata baik alam, budaya dan buatan manusia di Desa Wisata
Barania sebagai bahan dalam pengemasan kembali paket wisata
pedesaan.

21
b. Wawancara
Mewawancarai responden untuk memperoleh informasi mengenai
permasalahan yang diteliti. Wawancara adalah metode
pengumpulan data yang efektif, terutama selama tahap penelitian
eksploratif. Tujuan wawancara adalah untuk mengetahui beberapa
isu pendahuluan, sehingga peneliti dapat melakukan invesigasi
mendalam lebih lanjut. Hal ini akan membantu peneliti untuk
menyelesaikan tugas yang harus dilakukannya, seperti menjelaskan
fenomena,mengukurnya dan mengidentifikasikan masalah spesifik
dan mengemukakan teori mengenai faktor yang mempengaruhi
masalah atau menemukan jawaban atas pertanyaan penelitian
(Sekaran, Uma, 2017:136-138). Dalam penelitian ini wawancara
akan dilakukan kepada kepala desa Barania, sekertaris kelompok
sadar wisata (POKDARWIS) Desa Barania, pengelola daya tarik
wisata Kampung Galung, ataupun informan yang dianggap
berhubungan dengan pertanyaan yang diajukan, serta instrumen
yang digunakan adalah pedoman wawancara.
c. Dokumentasi
Dokumen, merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar. Studi dokumen
merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan
wawancara dalam penelitian kualitatif. Dalam hal dokumen Bogdan
menyatakan “hasil penelitian dari observasi dan wawancara akan
lebih kredibel atau dapat dipercaya jika didukung oleh sejarah
pribadi kehidupan di masa kecil, di sekolah, di tempat kerja, di
masyarakat atau autobiografi. Hasil penelitian juga akan semakin
kredibel apabila didukung oleh foto-foto atau karya tulis akademik
dan seni yang telah ada”. (Sugiyono, 2019:476). Berdasarkan
pengertian tersebut maka penelitian ini dilakukan dengan cara
mengumpulkan dokumen yang berkaitan dengan judul penelitian
dan mengambil gambar di lokasi penelitian yaitu di desa wisata

22
Barania. Hasil penelitian observasi dan wawancara akan lebih dapat
dipercaya bila didukung oleh adanya dokumen dan gambar pada
saat penelitian di desa wisata Barania berlangsung.
F. Kehadiran Penelitian
Sesuai dengan penelitian kualitatif, kehadiran peneliti di lapangan
sangatlah penting dan sangat diperlukan secara optimal. Peneliti
merupakan kunci utama dalam mengumpulkan data data baik itu data dari
informan, hasil observasi, maupun dokumentasi. Oleh karena itu, peneliti
harus terjun langsung ke lapangan untuk mengamati dan mengumpulkan
data-data yang dibutuhkan. Adapun data-data yang dibutuhkan dalam
penelitian ini adalah data mengenasi potensi wisata yang ada di Desa
Wisata Barania, Sinjai Barat, Kabupaten Sinjai.
G. Teknik Analisis Data
(Sugiyono, 2019:480-492) Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara mengorganisasikan data ke
dalam kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa,
menyususn ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang akan
dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri
sendiri maupun orang lain.
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif
kualitatif. Dimana analisis deskriptif ini akan menafsirkan data dengan
memberikan makna untuk membuat kesimpulan dari hasil yang telah
diperoleh dari hasil wawancara mengenai pengemasan paket wisata
pedesaan di desa Barania.
Oleh karena itu peneliti harus terjun di lapangan secara langsng
untuk mengamati serta mengumpulkan data-data yang dibutuhkan.
Adapun data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data
mengenasi potensi dan daya tarik wisata di Desa Wisata Barania.

23
1. Reduksi data
Reduksi data yaitu proses analisis data yang dilakukan untuk
mereduksi danmerangkum hasil-hasil penelitian pada hal-hal penting
yang dianggap peneliti, dengan tujuan mempermudah pemahaman
pada data yang telah terkumpulkan sehingga data yang direduksi akan
memberikan gambaran secara rinci.
Dalam mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai
dan telah ditentukan sebelumnya. Reduksi data juga merupakan suatu
proses berfikir kritis yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman
wawasan yang tinggi. (Sugiyono, 2018:247-249).
Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan
gambaran yang jelas, dan akan memudahkan peneliti dalam
pengumpulan data selanjutnya,dan mencarinya apabila diperlukan.
Reduksi data dapat dibantu dengan penggunaan laptop, dengan
memberikan kode pada aspek-aspek tertentu.
2. Penyajian data
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk table, grafik, flowchart, pictogram dan
sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka data dapat
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
dipahami. Selain itu dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar
kategori, flowcart, dan sejenisnya namun yang sering digunakan untuk
menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan teks yang
bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami
(Sugiyono, 2018:249).
Yang paling sering digunakan saat menyajikan data pada penelitian
kualitatif adalah teks yang bersifat naratif. Dengan mendisplaykan
data,maka hal ini memudahkan untuk memahami dan merencanakan

24
teks selanjutnya. Penyajian data merupakan hasil dari wawancara
dengan pengelola kelompok sadar wisata (POKDARWIS) Desa
Wisata Barania. Hasil dari observasi lapangan dan dokumentasi dari
keseluruhan data tersebut,dipahami satu persatu dan disatukan serta
diinterpretasikan sesuai dengan rumusan masalah.
3. Penarikan kesimpulan dan verifikasi
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah
penarikan kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018:252-253) kesimpulan
dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian
kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah
penelitian berada dilapangan.
Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi
atau gambaran suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas
sehingga setelah diteliti menjadi jelas.
H. Keabsahan Data
Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono
(2016) meliputi, uji kredibilitas data, uji transferability, uji dependability,
dan uji confirmablity. Dalam penelitian ini digunakan uji kredibilitas data
untuk menguji keabsahan data.
Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi. Menurut Wiliam
Wiersma (Sugiyono, 2016) Triangulasi data diartikan sebagai pengecekan
data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu.
1) Triagulasi Sumber
Triangulasi dengan sumber, berarti membandingkan dan
mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang
diperoleh melalui waktu dan alat yang berbeda dalam penelitian
kualitatif.

25
2) Triagulasi Teknik
Pengecekkan data yang dilakukan kepada data yang sama
dengan teknik yang berbeda. Misalnya data yang diperoleh dari
wawancara dicek dengan observasi, dokumentasi atau kuisioner.
Triangulasi teknik atau metode, menggunakan berbagai metode
pengumpulan data 29 untuk menggali data sejenis. Pada triangulasi
ini, terdapat dua strategi yaitu :
1. Pengecekan derajat kepercayaan penemuan hasil penelitian
beberapa tehnik pengumpulan data.
2. Pengecekan derajat kepercayaan beberapa sumber data dengan
metode yang sama.
3) Triagulasi Waktu
Pengecekkan data dengan wawancara, observasi atau teknik
lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.

26
DAFTAR PUSTAKA

Ahmad Saeroji,Deria Adi W[ijaya. 2021. “Pengembangan Potensi Wisata


Pedesaan berbasis Kearifan Lokal Desa Logede, Kebumen, Jawa Tengah‘’.
Jurnal Inovasi Penelitian vol 2 no.8 hal 2565.

Dede R Oktini. 2007. “Peran Perguruan Tinggi,Pemerintah Dan Investor,Dalam


Membangun Wisata Pedesaan Di Jawa Barat,Sebagai Upaya Mengurangi
Kemiskinan”. Jurnal Sosial dan Pembangunan vol 23 no.2, hal 6.

Desak Gede Sri Intan Wahyuni , I Putu Anom.2018. “Pemberdayaan Kelompok


Masyarakat Dalam Pengemasan Paket Wisata Pedesaan Di Desa Pelaga
Kecamatan Petang Kabupaten Badung”. Jurnal destinasi pariwisata vol 6 no 2,
hal 211- 212.

Hasyim Hasanah.2016. ‘’ Teknik Teknik Observasi Sebuah Alternatif Metode

Pengumpulan Data Kualitatif’’. Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo

Semarang.

I Gusti Ayu Eka Suwintari dkk. 2022. ‘’Kajian Potensi Wisata Dalam
Pengemasan Paket Wisata Alternatif di Desa Wisata Medewi”. Jurnal Sibatik vol
2 no.2 hal 623.

I Gusti Ayu Eka Suwintari dkk. 2022, ‘’Kajian Potensi Wisata Dalam
Pengemasan Paket Wisata Alternatif di Desa Wisata Medewi ‘’. Jurnal
ANALISIS PARIWISATA VOL. 16, NO. 1 – 2016 HAL-35.

Ismail. 2010. “Pengaruh Kunjungan Wisatawan Terhadap Kesejaterahaan Pelaku


Usaha di Desa Wisata” Universitas Muhammadiyah Ponorogo, hal 15.

27
Muh Hasanuddin 2022,’’ Desa Wisata Barania Sinjai Juara Pertama ADWI 2022
Kategori CHSE’’, https://makassar.antaranews.com/berita/438705/desa-wisata-
barania-sinjai-juara-pertama-adwi-2022-kategori-chse. Diakses Pada Pukul 17.13

Nelsye Lumanauw. 2020. “Perencanaan Paket Wisata pada Biro Perjalanan


Wisata Inbound (Studi Kasus di Pt. Golden Kris Tours, Bali”). Jurnal Hospitality
vol.9 no 1, hal 20-21.

Patilima, Hamid. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Priscilia 2016, Petra Christian University,Surabaya: The Meaning and


Measurement of Destination Image.

Qwerty.2021,‘’Metedologi’’https://repository.uksw.edu/bitstream/
123456789/15287/3/T1_272012021_BAB%20III.pdf, Diakses Pada Pukul 10.27.

Rencana Induk Pembangunan Pariwisata (RIPPAR) Kota Bukittinggi 2017-2026.


Tourism Development Centre .Andalas University hal 1-3.

Ratri Kurnia Airin 2019,’’ PENGELOLAAN DESA WISATA OLEH PEMUDA DI DESA WISATA
KEMBANG MADU KELURAHAN KEDU KECAMATAN KEDU KABUPATEN
TEMANGGUNG’’,Universita Negeri Semarang Hal 52-60.

Sugiyono. 2007. Metode Penelitian Pendidikan; Pendekatan Kuantitatif,

28

Anda mungkin juga menyukai