Anda di halaman 1dari 4

NAMA : ISKANDAR

NPM : 182170059

1. Konsep dasar pariwisata 4A :


a. Attraction
Suatu daerah dapat menjadi tujuan wisata jika kondisinya mendukung untuk dikembangkan
menjadi sebuah atraksi wisata. Untuk menemukan potensi kepariwisataan di suatu daerah orang
harus berpedoman kepada apa yang dicari oleh wisatawan. Ada kepariwisataan yang dapat
dikembangkan sehingga dapat menahan wisatawan selama berhari-hari dan dapat berkali-kali
dinikmati, atau bahkan pada kesempatan lain wisatawan bisa berkunjung ketempat yang sama.
Keberadaan atraksi menjadi alasan serta motivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu daya tarik
wisata.

b. Amenities
Amenities adalah segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama
berada di daerah tujuan wisata. Suatu tempat atau daerah dapat berkembang sebagai daerah
tujuan wisata apabila aksesibilitasnya baik. Ada hubungan timbal balik antara sarana dan
prasarana. Prasarana merupakan syarat untuk sarana, dan sebaliknya sarana dapat menyebabkan
perbaikan prasarana.

c. Accessibility
Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan pariwisata. Segala macam
transportasi ataupun jasa transportasi menjadi akses penting dalam pariwisata. Jika di suatu
daerah tidak tersedia aksesibilitas yang baik seperti bandara, pelabuhan dan jalan raya, maka tidak
akan ada wisatawan yang mempengaruhi perkembangan aksesibilitas di daerah tersebut. Jika
suatu daerah memiliki potensi pariwisata, maka harus disediakan aksesibilitas yang memadai
sehingga daerah tersebut dapat dikunjungi.

d. Ancilliary
Pelayanan tambahan harus disedikan oleh Pemda dari suatu daerah tujuan wisata baik untuk
wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang disediakan termasuk pemasaran,
pembangunan fisik seperti jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon, dan lain-lain, serta
mengkoordinir segala macam aktivitas dan dengan segala peraturan perundang-undangan baik di
jalan raya maupun di objek wisata.

2. Masyarakat sebagai subjek dan objek pembangunan suatu daerah harus senantiasi dilibatkan dalam
keseluruhan proses pengembangan wisata berbasis masyarakat, mengingat bahwa tujuan
pengembangan wisata berbasis masyarakat selain untuk mengembangkan karakteristik, nilai-nilai
tradisi dan budaya menjadi sebuah objek wisata, juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat,
sehingga masyarakat harus berperan dan menjadi pihak yang diuntungkan.

3. Malinau, Kalimantan Utara


a. Masyarakat di Malinau membuat kerajinan-kerajinan untuk menambah pemasukan keluarga.
Mereka juga dapat mengembangkan keterampilannya. Karakteristik masyarakat Malinau
menunjukan mereka dapat mengembangkan keterampilan yang ada dan memanfaatkan sumber
daya yang ada di sana. Sehingga mereka dapat menjual apa yang mereka hasilkan.

b. Faktor-faktor yang mendukung diantaranya melimpahnya sumberdaya yang dapat dikembangkan


dan dimanfaatkan oleh masyarakat. Sedangkan faktor penghambatnya berupa kondisi geografis
yang sulit diakses karena wilayahnya yang berupa hutan.

4. 5 Destinasi wisata terbaik di Indonesia.

Desa Pujon Kidul, Malang

Wisata perbukitan dan pegunungan. Lokasi lebih tepat


berada di sekitar 1200 m diatas permukaan air laut.

Desa Argapura, Majalengka

Wisata terasering.

Desa Sutenjaya, Lembang, Bandung Barat

Desa wisata penghasil susu

Desa Tamansari, Banyuwangi

Wisata Alam
Desa Cimacan, Cianjur

Wisata alam berupa salah satunya kebun raya cibodas


ada di desa ini.

5. Menurut saya pariwisata yang ada di Indonesia masih banyak yang belum mengacu pada
pengembangan pariwisata berkelanjutan. Pengalaman saya di daerah sekitar saya, adanya objek
wisata justru malah merusak alam. Karena pengelola yang lebih mementingkan penataan objek wisata
yang mengesampingkan kerusakan lingkungan. Ditambah pengunjungnya juga yang tidak peduli
terhadap lingkungan. Makanya banyak wisata yang tidak bertahan lama dan malah merusak
lingkungan. Intinya kurang kesadaran dari pihak-pihak terkait dan minimnya pengetahuan dari
masyarakatnya.

6. Pemasaran adalah salah satu elemen penting dalam sistem kepariwisataan. Pemasaran berperan
sebagai penghubung atau jembatan yang menghubungkan konsumen dengan produsen. Pemasaran
menjadi media komunikasi antara wisatawan dengan berbagai penyedia jasa dalam suatu destinasi
pariwisata. Berbagai produk pada destinasi pariwisata dapat diketahui oleh wisatawan melalui
kegiatan pemasaran. Pemasaran berfungsi sebagai manajemen, proses dan atau aktifitas
mendistribusikan produk (barang dan jasa) kepada pelanggan aktual dan potensial. Pemasaran dalam
industri wisata di Indonesia tetunya berdampak besar terhadap kemajuan pariwisata di Indonesia,
karena dengan adanya pemasaran maka wisata-wisata yang ada di Indonesia akan terekspos baik skala
nasiona bahkan sampai internasional sekalipun. Sehingga akan meningkatkan pengujung yang
tentunya akan membuat pariwisata di Indonesia menjadi maju.

7. Strategi pengembangan wisata dengan melakukan tahapan-tahapan, perencanaan yang optimal yakni
penyusunan rencana kerja dalam manajemen strategi pengembangan objek wisata yang sesuai dengan
kebijakan yang telah dibuat, sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah direncanakan. Kemudian
pengorganisasian yang jelas perincian kerjanya antara pihak pemerintah setempat dengan pihak
pengelola/pengembang objek wisata, termasuk penempatan dan pembagian tugas masing-masing
pihak pemerintah setempat dengan pengelola Pariwisata. Selanjutnya pengarahan dengan adanya
pedoman kerja dalam manajemen strategi pengembangan objek wisata, adanya pengarahan bagi
pihak-pihak terkait dan koordinasi antara Instansi terkait seperti Dinas Pekerjaan Umum (PU), pihak
pemerintah daerah, pihak pengelola Pariwisata, pemerintah setempat, samapi RT/RW setempat. Dan
yang terakhir yaitu pengawasan yang dilakukan dengan optimal yakni adanya standar yang jelas dalam
melakukan pengawasan, melakukan penilaian dan tindakan perbaikan yang dilakukan dengan jelas,
termasuk sanksi yang diberikan juga jelas.
8. Jika berdasarkan pengertian wisata yaitu perjalanan yang dilakukan dan bersifat sementara untuk
menikmati suatu objek di suatu tempat. Maka sah sah saja. Namun jika melihat kaidah pengembangan
kepariwisataan maka tentu tidak sesuai karena dalam pengembangan kepariwisataan harus
memperhatikan nilai-nilai budaya dan lingkungan serta harus mengacu pada pengembangan
pariwisata berkelanjutan. Maka kasus diatas tidak sesuia.

Anda mungkin juga menyukai