Anda di halaman 1dari 14

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMASARAN MELALUI PROMOSI

DALAM MENINGKATKAN PROFIT WISATA WATU RUMPUK DESA


MENDAK KECAMATAN DAGANGAN KABUPATEN MADIUN

Maria Afifatul Ilmi Nafiah1, Muhtadin Amri2


Institut Agama Islam Negeri Ponorogo
Email: mariaafif12@gmail.com, muhtadin.iamri@iainponorogo.ac.id

ABSTRAK

Mendak dikenal sebagai salah satu tempat wisata yang berada di Madiun, wisata Watu Rumpuk namanya. Asset
wisata Watu Rumpuk memiliki taman yang indah, namun wisata tersebut terpaksa ditutup pada masa ini karena
terdapat pandemi covid-19 dan membuat beberapa sumber daya saat ini menjadi sepi dan tidak terpelihara
sehingga pengunjung mulai berkurang atau bahkan tidak ada sama sekali, selain itu walaupun sudah ada wisata
watu rumpuk kebanyakan masyarakat masih belum tergerak untuk memanfaatkan peluang, masyarakat masih
memilih untuk berkebun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Melalui Pengembangan Masyarakat Berbasis
Aset (ABCD) pendekatan tim pengabdian masyarakat ini berusaha untuk memanfaatkan peluang tersebut
dengan menggunakan strategi pemasaran untuk meningkatkan ekonomi masyarakat. Melalui pengembangan ini
tim pengabdian melakukan pemasaran untuk memperkenalkan ulang wisata watu rumpuk yang telah
diperbaharui yang semula sepi pengunjung agar juga diharapkan menjadi tempat favorit untuk dikunjungi
kembali, dan juga memanfaatkan peluang masyarakat untuk mendirikan usaha ditengah wisata watu rumpuk,
hasilnya menunjukkan bahwa masyarakat desa mendak mampu bekerja sama dalam mengembangkan usaha dan
wisata sehingga lebih maju dan berkembang dan meningkatkan pendapatan masyarakat menjadi lebih bernilai.
Hasil yang diperoleh dari kuliah pengabdian masyarakat di desa mendak sangat efektif, tidak sedikit orang
bertanya tentang wisata watu rumpuk kapan kembali di buka setelah kegiatan promosi dilakukan, diharapkan
setelah ppkm berakhir, saat wisata kembali dibuka banyak wisatawan yang berkunjung ke tempat wisata
tersebut.

Kata kunci: wisata watu rumpuk, pengembangan, pemasaran, strategi promosi

ABSTRACT
Mendak is known as one of the tourist attractions in Madiun, the name is Watu Rumpuk tourism. The Watu
Rumpuk tourism asset has a beautiful garden, but the tour was forced to close at this time due to the COVID-19
pandemic and has made some resources currently deserted and unmaintained so that visitors are starting to
decrease or even not exist at all. there is a watu rumpuk tour, most people are still not moved to take advantage
of opportunities, people still choose to garden to meet their needs. Through Asset-Based Community
Development (ABCD), this community service team approach seeks to take advantage of these opportunities by
using marketing strategies to improve the community's economy. Through this development, the service team
carried out marketing to reintroduce the refurbished Watu Rumpuk tourism which was originally empty of
visitors so that it is also expected to become a favorite place to visit again, and also take advantage of the
community's opportunity to set up a business in the middle of Watu Rumpuk tourism, the results show that the
village community is suddenly able to cooperate in developing business and tourism so that it is more advanced
and developed and increases people's income to be more valuable. The results obtained from community service
lectures in Mendak Village are very effective, not a few people ask about Watu Rumpuk tourism when it will be
reopened after promotional activities are carried out, it is hoped that after the PPKM ends, when the tour is
reopened many tourists visit these tourist attractions.

Keywords: watu rumpuk tourism, development, marketing, promotion strategy


PENDAHULUAN

Desa merupakan pemerintahan terkecil yang langsung diidentikkan dengan


penduduk lokal atau masyarakat. Desa menjadi tempat ternyaman untuk segala aktivitas, desa
sangat damai karena masih sepi dengan aktivitas industry, alam sekitar masih berupa
pertanian dan perkebunan yang tentunya digunakan untuk mata pencaharian masyarakat.
Tanpa disadari, alam di desa dapat dimanfaatkan sebagai tujuan liburan. wisata itu sendiri
adalah suatu tindakan perpindahan yang dilakukan oleh seorang individu atau sekelompok
individu ke suatu tempat yang sepi dan pasti memuaskan dan menyenangkan, di dalam sebuah
wisata biasanya terdapat obyek baik berupa pemandangan alam ataupun obyek wisata buatan
yang sengaja digunakan untuk dinikmati. Jika melihat hal tersebut akan terlihat sangat
menarik apabila mengembangkan sebuah desa untuk dijadikan sebuah wisata, apalagi desa
tersebut sudah memiliki asset yang bisa dijadikan objek wisata.

Desa wisata adalah wisata yang terdiri dari keseluruhan pengalaman pedesaan,
atraksi alam, tradisi, elemen unik yang dapat menarik wisatawan secara keseluruhan.
Keberadaan desa wisata dalam perjalanan pembangunan pariwisata di Tanah Air kini
termasuk elemen yang sangat penting, karena desa wisata memiliki pilihan untuk menaungi
berbagai macam keberatan yang lebih kuat di kawasan industri perjalanan. Desa wisata adalah
jenis penggabungan antara atraksi, kenyamanan, dan kantor pendukung yang diperkenalkan
dalam desain kehidupan daerah setempat yang digabungkan dengan sistem dan kebiasaan
yang relevan. Melalui desa wisata, pariwisata membuktikan keberpihakanya kepada semangat
pariwisata sebagai penyerap tenaga kerja pedesaan, sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi
wilayah dan sebagai alat pengentas kemiskinan(Aula Izatul Aini, Muhammad Imam Khaudli,
and Ribut Suprapto 1970). Hal ini dibuktikan dengan telah dibangunnya sebuah wisata didesa
sehingga dapat meningkatkan pendapatan desa sehingga lebih maju. Desa mendak merupakan
salah satunya, desa mendak berada di wilayah Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun.
Lokasinya berada di Kaki Gunung Wilis, di antara Desa Tileng, Desa Segulung, dan Desa
Jawol yang sudah masuk wilayah Kecamatan Ngebel, ponorogo. Pada mulanya desa ini
merupakan desa yang memanfaatkan perkebunan sebagai pencaharian utamanya, perkebunan
yang berhasil di tanam disana sangat banyak diantara yaitu cengkeh, durian, kakau/coklat dan
lain sebagainya, namun karena pada saat itu mereka gagal panen dan pendapatan menurun
drastic, akhirnya pihak desa bermusyawarah dengan penduduk setempat untuk memanfaatkan
lahan kosong bekas tambang untuk dijadikan sebuah destinasi wisata untuk menopang
kehidupan masyarakat desa, tak banyak berpikir akhirnya lahirlah desa wisata watu rumpuk
mendak (Saputri and Meirinawati 2012).
Wisata watu rumpuk merupakan salah satu wisata yang berada di desa Mendak,
kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun. Watu Rumpuk mendapatkan beberapa
penghargaan dari provinsi jawa timur yang salah satunya mendapat peringkat 1 dan 3, yang
artinya memiliki asset yang baik.(Saputri and Meirinawati 2012) Watu rumpuk merupakan
sebuah taman yang memiliki keindahan dengan desain yang sangat bagus dan indah. Dibalik
keindahan wisata watu rumpuk terdapat masyarakat yang ternyata belum bisa memanfaatkan
peluang dari wisata tersebut, diantara pemasaran berupa bisnis usaha karena mereka masih
memprioritaskan hasil alam (kebun). Selain itu karena kondisi seperti saat ini akibat pandemi
covid maka objek wisata watu rumpuk terpaksa ditutup sementara sehingga menyebabkan
asset wisata terbengkalai dan banyak yang kurang terawat, pandemic covid sangat merugikan
banyak penduduk, akibat pandemi sumber pencaharian menjadi tidak berjalan, tempat wisata
yang semula dikunjungi pengunjung yang awal nya bisa sampai ribuan perhari kini menjadi
wisata yang kosong, wisata watu rumpuk sudah hampir dua tahun tutup, banyak tumbuhan
yang layu dan kurang terawat, caffe bumdes yang semula menjadi tambahan penghasilan
mendak juga ditutup karena pengunjung di watu rumpuk sangat minim, hal ini yang
menyebabkan sehingga penghasilan masyarakat menjadi sangat berkurang hal ini yang
menggerakkan tim pengabdian masyarakat untuk memberdayakan wisata watu rumpuk
sehingga memiliki keindahan kembali dan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar
melalui strategi promosi.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu program untuk membantu masyarakat
dalam memberdayakan asset atau potensi yang di miliki sehingga di harapkan dapat
bermanfaat bagi orang banyak.(Bayu Ganar and Apriansyah, n.d.) Salah satu cara yang di
gunakan adalah melalui Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM). Kegiatan yang di lakukan
saat KPM yaitu mahasiswa berinteraksi lansung dengan masyarakat dan lingkungan sekitar.
Namun gerak mahasiswa kuliah pengabdian masyarakat tidak terlalu leluasa dan sangat di
batasi karena dalam masa pandemic covid – 19, untuk mengatasi hal tersebut pihak kampus
IAIN Ponorogo mengadakan kegiatan kuliah pengabdian masyarakat secara daring dari rumah
( KPM – DDR ) yang berlangsung selama 40 (empat puluh) hari di mulai pada 05 juli 2021
sampai 13 agustus 2021, Dalam hal ini di harapkan mahasiswa dapat melakukan perubahan
atau sebagai agen of change. Agent of change yaitu melakukan perubahan inovasi yang
terencana yaitu pemberdayaan masyarakat, pemberdayaan masyarakat sendiri merupakan
proses, cara atau perbuatan dengan kemampuan bertindak yang berupa upaya. Konteks
pemberdayaan ini yang menjadi salah satu pertimbangan dilaksanakan kpm – ddr di desa
mendak, kusus nya di wisata watu rumpuk.
Desa mendak mempunyai kekayaan alam yaitu Sumber Daya Manusia (SDM) dan
juga Sumber Daya Alam (SDA) yang sangat potensial mulai dari pertanian, perkebunan dan
perniagaan yang apabila dikembangkan dan dibudidayakan akan sangat menunjang program
pembangunan desa dan meningkatkan aset desa, utamanya melalui sektor perekonomian
melalui program pemasaran wisata dalam rangka mendukung pemberdayaan potensi
masyarakat yang bermanfaat(Fauzzia et al. 2019). Dengan menggunakan asset yang dimiliki
desa mendak maka pengembangan dan pemberdayaan dapat menunjang kehidupan
masyarakat sekitar.
Masalah yang di hadapi desa mendak terutama di wisata watu rumpuk yaitu asset yang
ada dalam wisata watu rumpuk banyak yang terbengkalai, banyak spot foto yang sudah rapuh,
terutama yang terbuat dari bahan kayu sudah sangat tidak patut untuk di tempati, terdapat
kekhawatiran akan rubuh dan sebagainya, hal lain yang yang menjadi masalah yaitu wisata
watu rumpuk sepi pengunjung karena akibat dari pandemic covid – 19, pengunjung yang
semula bisa sampai ribuan perhari kini hanya tinggal hitungan jari, bahkan sampai tidak ada
pengunjung sama sekali, selama dua tahun terakhir ini wisata watu rumpuk sering tutup
karena pandemi covid, hal itu lah yang menjadi penyebab utama yang harus dimanfaatkan dan
dikembangkan kembali untuk meningkatkan profit desa dan masyarakat sekitar.
Pemasaran adalah kapasitas organisasi dan sekelompok proses untuk membuat,
mengkomunikasikan, dan menyampaikan nilai kepada pelanggan untuk mengelola hubungan
dengan menggunakan cara yang menguntungkan asosiasi dan mitranya. Secara umum
pemasaran adalah bagaimana memuaskan kebutuhan pelanggan, apabila pemasar memahami
kebutuhan dengan baik, mengembangkan produk yang mempunyai nilai dan penetapan
harga, mendistribusikan dan mempromosikan produk dengan efektif maka produk akan
terjual dengan sangat mudah.1 Pada dasarnya, pemasaran adalah salah satu kegiatan mendasar
yang harus dilakukan untuk menjaga kelayakan bisnisnya. Pemasaran juga merupakan
pengaturan umum dari kegiatan bisnis yang ditujukan untuk mengatur, mengevaluasi,
memajukan dan menyebarluaskan tenaga kerja dan produk yang memenuhi kebutuhan
pembeli yang ada dan yang mungkin ada.
Pada dasarnya pemasaran adalah kegiatan memasarkan atau mengenalkan suatu
produk aaset ataupun jasa yang dilakukan untuk tujuan tertentu. Dalam pemasaran memiliki
strategi 4p yang umum yaitu product (produk), place (tempat), price ( harga ) dan promotion
1
Anang firmansyah, Pemasaran: Dasar dan Konsep, (Jakarta, 2019), 13
(promosi).2 a, product (produk) adcalah sesuatu yang harus ada dalam pemasaran, karena
tanpa adanya produk kita tidak akan memiliki harga, tempat ataupun promosi dari suatu
produk tersebut. b, price (harga) merupakan nominal atau jumlah harga yang harus dibayar
oleh pelanggan untuk memiliki suatu produk tertentu. c, place (tempat) merupakan tempat
atau distribusi yang digunakan dalam bertransaksi jual beli. d, promotion (promosi)
merupakan suatu usaha yang dilakukan pelaku usaha untuk memperkenalkan suatu usaha nya
kepada masyarakat luas dengan tujuan untuk memperluas target pemasaran.
Sosial media merupakan sebuah media penghubung antara satu sama lain secara
daring yang memungkinkan untuk saling berinteraksi, berpartisipasi, berbagi cerita,
berkumpul dalam satu forum virtual dan masih banyak lagi tanpa memiliki batas ruang dan
waktu. Dengan menggunakan sosial media maka program kerja yang dilakukan oleh tim
pengabdian menjadi sangat terbantu dan juga mempermudah dalam jalannya suatu kegiatan.
Media sosial dapat memberikan dampak positif dan negative bagi penggunanya. Dampak
positif yang didapat yaitu sangat membantu dan mempermudah dalam berkomunikasi,
menambah ilmu dan wawasan pengetahuan, sedangkan dampak negative yang dapat terjadi
akibat covid yakni menjauhkan yang dekat, artinya terlalu banyak kita focus menggunakan
teknologi sosial media maka kita akan semakin lupa dengan orang yang dekat di sekitar kita.
Bersosial media harus di sesuaikan dengan apa yang kita perlukan dan jangan terlalu
berlebihan dalam menyikapi.
Permasalahan yang ada di Desa mendak adalah Pengetahuan pemasaran sangatlah
minim karena masyarakat cenderung pasrah dengan keadaan yang banyak memiliki waktu
luang dan kondisi fisik yang hidup mengikuti arus dan kebiasaan selama ini, dan masyarakat
sudah terlanjur pesimis demi kemajuan kehidupan yang lebih baik. Melihat potensi yang ada
di Desa mendak dan pentingnya pemasaran dalam pemberdayaan potensi masyarakat
sehingga perlu pemahaman lebih mendalam terkait pemasaran dengan tujuan mengenal dan
memahami potensi desa sedemikian rupa sehingga dapat meningkatkan pendapatan dengan
sendirinya, idealnya pemasaran berfungsi untuk memperkenalkan dan meningkatkan segala
aktivitas untuk kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Pada zaman sekarang ini sosial media sudah sangat familiar baik di kalangan anak –
anak maupun orang dewasa sekalipun. Sosial media digunakan orang untuk menunjang
kebutuhan hidupnya, bahkan segala kegiatan sekarang ini selalu berkaitan dengan sosial
media. Sosial media merupakan alat atau jalan untuk komunikasi jarang jauh, sosial media
memuat banyak hal baik untuk menghubungi kerabat atau teman bahkan juga di gunakan
2
Dr. H. Muhammad Yusuf Saleh, Dr. Miad Said, Konsep dan Streategi Pemasaran,(Makasar,2019), 24
sebagai sumber untuk mencari informasi. Hal ini sangat tepat dengan kondisi pandemic covid
sekarang ini, tidak perlu berinteraksi dengan jarak dekat kita bisa berhubungan tanpa
terkecuali.
Berawal dari pemikiran ini KPM – DDR memilih untuk memasukkan kegiatan
pemasaran sebagai program kerja utama untuk memanfaatkan asset wisata watu rumpuk yang
hampir tidak terkendali menjadi wisata favorit kembali untuk dikunjungi. Pihak mahasiswa
memilih strategi promosi menggunakan media sosial yang dapat dijangkau banyak orang,
dengan adanya pemasaran strategi promosi diharapkan wisata tersebut kembali ramai seperti
awal pertama dan dapat meningkatkan profit masyarakat sekitar. Oleh karena itu, maka
melalui pengabdian masyarakat ini, diharapkan masyarakat Desa mendak dapat memiliki
penghasilan tambahan melalui asset wisata bagi para ibu - ibu yang banyak memiliki waktu
luang, sehingga para ibu - ibu mendapatkan penghasilan tambahan selain dari penghasilan
dari suami yang mayoritas berprofesi sebagai pekebun.

METODE

Kegiatan KPM-DDR yang dilakukan didesa mendak yaitu dilakukan dengan kegiatan
pemasaran menggunakan strategi promosi untuk memperkenalkan wisata watu rumpuk, di
desa mendak, kec. Dagangan yang dimulai sejak 05 juli 2021. Proses pemasaran yang
digunakan dilakukan dengan memberikan pendampingan pengelolaan wisata melalui
pendekatan ABCD (Asset Based Community Development). Pendekatan berbasis aset ini
ditemukan oleh John McKnight dan Jody Kretzmann. Keduanya melakukan penelitian
mengenai karakteristik inisatif komunitas. Pada awalnya, pendekatan ini dijadikan sebagai
pendekatan alternatif atas pembangunan yang berbasis kebutuhan. Kemudian terciptalah
sebuah pendekatan untuk memajukan kesejahteraan komunitas. Pendekatan tersebut disebut
Pendekatan Berbasis Aset (Asset Based Community Development/ABCD). ABCD adalah
teknik penilitian yang mengutamakan pemanfaatan asset dan potensi yang dimiliki
masyarakat.(Masrifah et al. 2021) Melalui pendekatan ABCD, tim melakukan pendampingan
agar komunitas memiliki kemampuan dalam perubahan sosial (social transformation)
Ada beberapa tahapan yang dilakukan oleh Tim dalam melakukan pendampingan ini,
diantaranya, tahap inkulturasi, discovery, design, define, dan refleksi. Inkulturasi merupakan
proses pengenalan terhadap lokasi atau daerah yang memiliki potensi. Pada tahap inkulturasi,
peneliti melakukan pendekatan untuk mengenal lebih dekat dengan desa wisata Mendak,
dimulai dengan survey dan pengenalan, tujuannya agar mahasiswa memiliki kepercayaan
dalam pengabdian dan juga terdapat rasa percaya sehingga mempermudah dalam kegiatan
pengabdian. Discovery merupakan tahap mengungkap informasi sebagai data yang digunakan
dalam penyusunan suatu rancangan atau program kerja. Pada tahapan discovery, tim
melakukan pemetaan asset dan potensi wisata yang tergabung dibawah naungan desa. Setelah
mengetahui potensi yang dimiliki, maka akan dilanjutkan dengan design. Design adalah suatu
tahap untuk mengidentifikasi peluang dan proses menyusun program kerja yang sebelumnya
sudah digali melalui tahap discovery. Tahap selanjutnya yaitu define, define memiliki arti
kerja sama dalam menjalankan rencana program kerja yang telah di susun. Tahap refleksi
merupakan tahap evaluasi dari pelaksanaan kegiatan yang telah di laksanakan. tahap design,
define dan refleksi dilakukan oleh peneliti untuk mengidentifikasi berbagai peluang dari
potensi dan asset, serta penetapan dan implementasi program kerja bagi desa wisata Mendak.
Metode ABCD ini dijalankan dalam rangka pengembangan ekonomi masyarakat dengan
pemanfaatan wisata watu rumpuk.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kegiatan KPM-DDR yang dilakukan di Desa Mendak ini berupa kegiatan untuk
meningkat profit melalui desa wisata dengan pemasaran melalui strategi promosi dengan
waktu pelaksanaan yang dimulai pada 05 juli sampai 13 agustus 2021 di desa mendak.
Berdasarkan metode ABCD yang di gunakan, terdapat lima tahapan dalam pelaksanaan
kegiatan KPM – DDR, pada tahap pertama yaitu inkulturasi dan discovery kegiatan yang
dilakukan yaitu menidentifikasi masalah dan kebutuhan yang diperlukan, selanjutnya
menggali potensi yang dapat menunjang kegiatan. Pada tahap selanjutnya yaitu design, define
dan refleksi dengan menggunakan pembuatan program kerja, pengaplikasian dan di lanjutkan
dengan refleksi dari hasil yang di dapatkan. Adapun kegitan yang di lakukan berdasarkan
metode ABCD adalah sebagai berikut:
1. Inkulturasi
Inkulturasi merupakan tahap awal, yaitu mencari asset yang di miliki oleh
suatu orang desa ataupun hal lain yang berkaitan dengan tahap perkenalan. Diawali
dengan melakukan kunjungan dan observasi di desa mendak, di mulai dengan
menemui pihak kepala desa untuk meminta izin Kuliah Pengabdian Masyarakat (KPM
– DDR), di lakukan komunikasi antara kedua belah pihak antara mahasiswa dan pihak
desa, setelah izin di dapatkan dilakukan penggalian informasi melalui masyarakat
sekitar agar lebih dekat dan mengenal seluk beluk melalui kegiatan kpm ini.
Gambar 1. Kunjungan di desa mendak

Desa mendak terbagi atas dua dusun yaitu dusun mendak dan dusun
morosowo,dan terbagi lagi menjadi beberapa rukun tetangga, yakni dua Rukun
Tetangga di dusun Mendak dan empat Rukun Tetangga di dusun Morosowo. Terdapat
sekitar kurang lebih 200 kepala keluarga diantara dua dusun dengan presentasi sekitar
60% penduduk laki – laki dan sekitar 40% penduduk perempuan Luas wilayah desa
mendak yaitu sekitar 402 hektar yang berkategorikan tanah kering, tanah perkebunan
dan tanah pertanian. Dari data tersebut dapat diketahui bahwa masyarakat desa
mendak sebagian besar berprofesi sebagai petani atau pekebun karena dilihat dari
tanah asset yang ada di desa tersebut. memang banyak masyarakat yang mayoritas
bekerja di kebun namun terdapat banyak resiko yang terjadi akibat hasil kebun yang
gagal panen karena terkena virus, banyak warga gagal panen, padahal berkebun
merupakan sumber mata pencaharian warga di desa mendak. Setelah masalah dapat
diatasi dengan pembangunan desa wisata kini masyarakat memiliki mata pencaharian
lain selain berkebun. Sangat di sayangkan desa wisata watu rumpuk yang sangat
terkenal kini menjadi tempat yang terbengkalai akibat adanya wabah yang menyerang
Negara kita ini, hampir dua tahun wisata watu rumpuk tidak menghasilkan
keuntungan, hingga saat ini wisata watu rumpuk tidak terurus karena pandemic covid
– 19, dan juga pengunjung sangat berkurang bahkan tidak ada sama sekali yang
datang.
2. Discovery
Discovery merupakan tahap pengungkapan informasi sebagai data yang digunakan
dalam proses penyusunan program kerja yaitu dengan merencanakan kegiatan yang
sesuai dan tepat. Sebelum merencanakan maka perlu dilakukan identifikasi potensi
atau asset yang dimiliki desa mendak. Tujuannya adalah untuk menggali informasi
untuk selanjutkan dapat dilakukan pelaksanaan.
.
Gambar 2. Penggalian potensi dengan masyarakat di desa mendak

Hasil dari discovery ditemukan terdapat banyak asset yang dapat dimanfaatkan
sebagai proses pemberdayaan masyarakat pada umumnya.
Pertama, asset berupa sumber daya manusia yang potensial, yaitu organisasi yang ada
dalam desa mendak tergabung dalam karang taruna, Pemberdayaan Kesejahteraan
Keluarga (PKK) dan perkumpulan lain yang masih berkaitan.dalam perkumpulan
tersebut terdapat banyak pemikiran – pemikiran yang sangat bagus dari masyarakat
yang mengharapkan kemajuan kesejahteraan desa.
Kedua, asset Sumber Daya Alam (SDA) berupa wisata watu rumpuk, wisata watu
rumpuk merupakan kekayaan alam yang ada dalam desa mendak, asal mula wisata
tersebut berawal dari lahan milik desa yang semula berupahan pohon cengkeh yang
gagal panen dan kemudian di ubah menjadi suatu wisata yang sangat indah. Di dalam
wisata tersebut terdapat objek pendakian yang bernama Tapak Bimo. Udara yang
sangat sejuk dan pemandangan yang sangat indah membuat wisata twatu rumpuk
wajib untuk dikunjungi.
Ketiga, asset Sumber Daya Alam yang berupa perkebunan, selain dominan dengan
wisatanya, desa mendak juga kaya akan perkebunan seperti cengkeh, kelapa, durian,
kakao dan masih banyak lagi. Perkebunan menjadi pekerjaan utama sebagian besar
desa mendak. Hasil dari alam sangat melimpah, namun karena musim pancaroba
sering kali masyarakat mengalami kerugian dari hasil perkebunan yang tidak sesuai
dengan harapan. Hal ini dapat dilakukan pemberdayaan untuk pengelolaan hasil untuk
meningkatkan penghasilan masyarakat.
Keempat, terdapat asset umkm yang menjadi ciri khas desa mendak, yaitu asset
minuman coklat panas. Minuman yang dihasilkan terbuat dari bahan yang berasal dari
hasil panen desa tersebut, yaitu tumbuhan kakao.
Kelima, potensi yang ada dalam desa mendak yaitu anak – anak. Terdapat banyak
pelajar khususnya anak – anak yang berdomisili di desa mendak, karena
perkembangan teknologi kemungkinan besar mereka membutuhkan pengajar atau
guru yang dapat menjelaskan setiap kegiatan yang perlu dipelajari, karena jika tetap
monoton seperti tahun sebelumnya anak – anak tersebut tidak akan maju.
Pada tahap discovery ini mahasiswa KPM – DDR mengambil kegiatan pemasaran
sebagai bahan pertimbangan untuk mengenalkan kembali desa wisata yang semula
tidak terawat. Sebelum diadakan kegiatan pemasaran melalui promosi, maka terdapat
beberapa tahap yang dilakukan untuk memperbaharui wisata watu rumpuk yang
terbengkalai, diantara nya yaitu dengan pengembangan melalui renovasi asset wisata
yang ada di watu rumpuk dengan pembangunan ulang maupun perawatan tanaman
yang layu agar tumbuh dengan baik.
3. Design
Tahap design di lakukan dengan mengidentifikasi potensi atau asset yang dimiliki
dengan melakukan pemetaan asset. Fungsi dari pemetaan asset yaitu memperbaiki dan
meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam pemetaan dan meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan tentang wilayah masyarakat. Pada tahap ini mahasiswa
pengabdian mengajak pihak desa bermusyawarah untuk merumuskan strategi, proses
atau system, pembuatan keputusan, serta pelaksanaan yang semestinya agar
mendapatkan hasil yang diharapkan.

Gambar 3. Proses musyawarah dengan pihak desa

Dalam hal ini diambil satu asset atau potensi dari desa mendak untuk dijadikan
program kerja utama tim pengabdian. Asset yang diambil adalah wisata watu rumpuk,
rencana yang ada untuk wisata tersebut ditargetkan agar wisata dapat hidup kembali
dan menjadi pemasukan bagi desa dan masyarakat pada umumnya. Strategi yang
digunakan yaitu dengan melakukan kegiatan pemasaran melalui promosi wisata
melalui media sosial. Apabila promosi yang dilakukan berhasil maka secara jangka
panjang wisata watu rumpuk akan didatangi para wisatawan.
4. Define
Pada tahap define, tim pengabdian bekerja sama dalam melaksanakan rencana
program kerja yang di susun sesuai dengan tahap penyusunan yang sesuai kriteria.
Pelaksanaan KPM – DDR di lapangan yang di dasarkan pada program kerja
mahasiswa dapat di jelaskan diantaranya sebagai berikut:
a. Penyusunan kembali konsep yang telah di rencanakan pemerintah desa mendak
yang sebelumnya tertunda, yaitu dengan melakukan pembangunan wisata watu
rumpuk desa mendak. Pembangunan menjadi hal yang sangat penting,
pembangunan merupakan suatu proses mengembangkan suatu tempat menuju hasil
yang lebih baik. Dalam hal ini mahasiswa sudah bekerja sama dengan pemerintah
desa mendak untuk menbangun objek wisata atau spot baru untuk menuju
perubahan yang diinginkan. Beberapa hal yang dilakukan yaitu ikut serta
membantu dalam kegiatan pembangunan seperti perancangan spot baru, dan
dengan senang hati pihak desa mendak mendengar saran yang di berikan
mahasiswa dan saat ini sedamg dalam proses pembangunan

Gambar 4. Contoh asset yang perlu dibangun


b. Pengelolaan tempat wisata. Pengelolaan berarti manajemen yang merupakan
proses atau cara melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakkan tenaga orang
lain, proses ini membantu merumuskan kebijaksanaan dan tujuan organisasi.
Program yang direncanakan untuk pengelolaan yaitu dengan memperbaharui asset
di wisata watu rumpuk yang semula tidak terawat menjadi suatu asset yang bisa di
gunakan kembali dan menjadikannya lebih indah untuk di pandang mata.
Beberapa contoh kegiatan yang telah dilakukan tim pengabdian dalam pengelolaan
yaitu dengan merawat tanaman yang layu dan juga dalam hal kebersihan wisata,
selain itu tim pengabdian juga ikut membantu dalam proses renovasi tempat wisata
dengan pembaharuan café di dalam wisata watu rumpuk agar layak untuk dipakai
kembali. harapan dari pengelolaan ini adalah agar wisatawan yang natinya
berkunjung ke wisata watu rumpuk merasa senang dan nyaman karena kondisi
alam sekitar nya juga mendukung.

Gambar 5. Proses pengelolaan wisata dengan melakukan perawatan

c. Setelah melakukan kegiatan pengembangan melalui pembangunan dan


pengelolaan, maka program kerja yang selanjutnya yaitu kegiatan memasarkan
tempat wisata melalui strategi promosi dengan menggunakan media sosial, yang
pada dasarnya memang program tersebut menjadi program utama dari tim
pengabdian masyarakat ini. Dalam suatu kegiatan pemasaran melalui strategi
promosi, hal yang dilakukan oleh mahasiswa pengabdian antara lain
1) Mencari spot – spot yang menarik untuk di liput atau direkam.
2) Melakukan proses video shoting untuk mengambil gambar atau video yang
diharapkan.
3) Setelah mendapatkan hasil foto atau video yang diinginkan, selanjutnya masuk
pada tahap pengeditan.
4) Video atau foto yang sudah jadi dan diedit kemudian disebarluaskan melalui
media sosial seperti whatsapp, instagram dan tiktok yang kemudian akan
didapatkan feedback dari hasil video tersebut.
Gambar 6. Proses pembuatan video promosi gambar 7. postingan video
promosi
5. Reflection (refleksi)
Refleksi artinya perubahan yang diterima setelah kegiatan pelaksanaan dilakukan.
Berdasarkan kegiatan kuliah pengabdian masyarakat yang telah dilaksanakan, tim
pengabdian memperoleh hasil yang di dapat diataranya:
1) Melalui kegiatan pengembangan yaitu wisata watu rumpuk kini dalam tahap
renovasi dan bangunan yang sedah dalam pembangunan akan segera selesai dan
bisa segera di kunjungi kembali setelah masa ppkm selesai.
2) Dengan kegiatan pengelolaan yang telah dilakukan beberapa asset yang semula
tidak layak pakai dapat dimanfaatkan kembali sebagai asset yang memiliki
keindahan.
3) Dari kegiatan pemasaran promosi yang telah dilakukan melalui sosial media,
banyak orang tertarik dan bertanya tentang wisata watu rumpuk tersebut, di
harapkan nanti setelah wabah covid berakhir banyak pengunjung yang data ke
tempat wisata watu rumpuk untuk berekreasi atau berlibur dan dapat
meningkatkan profit untuk pemerintah desa dan masyarakat pada umumnya.

SIMPULAN
Wisata watu rumpuk yang terletak di desa mendak, kecamatan dagangan kabupaten
madiun merupakan destinasi wisata yang dikunjungi banyak wisatawan. Banyak
penghargaan yang telah di peroleh oleh wisata watu rumpuk sebagai kategori wisata
terbaik dan terbersih. Wisata watu rumpuk memiliki ribuan pengunjung setiap hari
nya, namun karena kondisi wabah pandemi covid – 19 wisata watu rumpuk menjadi
wisata yang sangat sepi, tidak ada pengunjung yang dapat, wisata tersebut tutup dalam
jangka waktu yang lama sehingga menyebabkan semua asset yang ada di dalamnya
menjadi terbengkai, banyak yang rusak dan tanaman menjadi layu dan tidak terawat,
melalui kuliah pengabdian masyarakat dengan pendekatan ABCD, tim pengabdian
melakukan kegiatan pengelolaan dengan pemasaran menggunakan strategi promosi.
Strategi dilakukan menggunakan media sosial baik berupa snap ataupun postingan
melalui tiktok.
Dari hasil kegiatan KPM – DDR dalam pemanfaatan media sosial pemasaran
dengan strategi promosi menunjukan hal yang sangat positif, setelah video promosi di
sebarluaskan kemedia sosial banyak feedback yang menanyakan wisata watu rumpuk
kapan akan kembali di buka. Hal itu sangat membawa kabar gembira, setelah
mendengar hal tersebut pemerintah desa mendak berusaha memperbaharui wisata
watu rumpuk agar bisa segera di buka kembali dengan banyak wisatawan yang akan
datang.

DAFTAR PUSTAKA

Aula Izatul Aini, Muhammad Imam Khaudli, and Ribut Suprapto. 1970. “Pemberdayaan
Ekonomi Masyarakat Melalui Pemasaran Wisata Kuliner Jajanan Tradisoional Di Desa
Cantuk Kabupaten Banyuwangi.” Engagement : Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
2 (2): 168–75. https://doi.org/10.29062/engagement.v2i2.36.
Bayu Ganar, Yulian, and Muger Apriansyah. n.d. “Abdi Laksana Manajemen Strategi
Pengembangan Wisata Goa Gudawang.” Journal Pengapdian Mayarakat 2: 83–87.
Fauzzia, Willma, Rian Andriani, Erangga Bramantyo, Rina Dwi Handayani, and Yuliana
Pinaringsih Kristiutami. 2019. “Strategi Pemasaran Dalam Meningkatkan Kunjungan
Wisatawan Di Villa Kancil Majalaya.” Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 2 (1):
118–24.
Masrifah, Atika, Haris Setyaningrum, Adib Susilo, and Imam Haryadi. 2021. “Perancangan
Sistem Pengelolaan Limbah Durian Layak Kompos Di Agrowisata Kampung Durian
Ponorogo.” Engagement: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat 5 (1): 268–82.
https://doi.org/10.29062/engagement.v5i1.285.
Saputri, Rezavellina Indah, and Meirinawati. 2012. “KECAMAN DAGANGAN
KABUPATEN MADIUN Rezavellina Indah Saputri.” Jurnal Mahasiswa UNESA.
Dr. H. Muhammad Yusuf Saleh, Dr. Miad Said, Konsep dan Streategi Pemasaran,
(Makasar,2019)
Anang firmansyah, Pemasaran: Dasar dan Konsep, (Jakarta, 2019),

Anda mungkin juga menyukai