PENDAHULUAN
wisata yang di miliki Indonesia. Oleh karena itu, di Indonesia saat ini, kegiatan promosi
Kunjungan wisatawan di suatu destinasi/daya tarik wisata secara signifikan akan dapat
memberikan pengaruh yang baik dalam aspek perekonomian daerah tersebut. Semakin
meningkat jumlah wisatawan yang berkunjung, maka semakin meningkat pula kualitas
lapangan pekerjaan bagi masyarakat setempat. Hal ini dilakukan sebagai bagian dari
1
2
beberapa tahun terakhir ini kunjungan wisatawan akan semakin meningkat. Terlebih
Nusa Tenggara Barat merupakan salah satu provinsi dengan luas keseluruhan
mencapai 20.153,20 km2 yang terletak antara 115046’-11905’ Bujur Timur dan 8010’-
905’ Lintang Selatan. Nusa Tenggara Barat terdiri dari dua pulau besar yaitu Pulau
Lombok dan Pulau Sumbawa dan serta juga ratusan pulau-pulau kecil lainnya. Pulau
Lombok sendiri memiliki luas satu per-tiga bagian dari keseluruhan luas Provinsi Nusa
Tenggara Barat (NTB), yaitu sekitar 4.739,30 km2. Pulau Lombok merupakan salah
satu pulau yang terletak disebelah Pulau Bali dan merupakan salah satu pulau yang
berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat yang memiliki daya tarik wisata yang
cukup terkenal mulai dari wisata budaya, wisata bahari, wisata religi, dan wisata alam
serta lainnya. Secara administrasi Pulau Lombok terbagi menjadi empat wilayah
administrasi dan satu kota Madya yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Barat,
Tengah.
Kabupaten Lombok Tengah memiliki kekayaan alam dan tradisi budaya yang
masih sangat terjaga yang kemudian dijadikan sebagai peluang destinasi wisata yang
mendukung dari putusan sebagai Kabupaten pariwisata. Hal ini pula di jadikan sebagai
pengelolaan dan pembagian jenis pengembangan destinisi wisata yang terbagi menjadi
3
tiga zonasi yaitu: zonasi kawasan wialayah utara yang dikembangkan sebagai wilayah
yakni kawasan berbasis ekowisata, zonasi kawasan wilayah tengah yang berbasis
sebagai wilayah industri serta pelayanan umum skala Kabupaten dan tumbuh sebagai
wilayah daya tarik wisata budaya, dan yang terakhir zona selatan bagian pesisir dan
zonasi wilayah ditujukan untuk mempermudah tata kelola dan pembagian klasifikasi
(2022) mencatat peningkatan dan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mulai dari
yang menginap di kabuapten Lombok Tengah dari tahun 2017 sampai dengan tahun
2021 yang mengalami pertumbuhan maupun penurunan yang fluktuatif, pada tahun
2018 dengan tingkat penurunan sebesar 27,01 persen untuk wisatawan domestik dan
penurunan sebesar 18,47 persen untuk wisatawan mancanegara; pada tahun 2019
sebesar 59,9 persen dan untuk wisatawan mancanegara menurun juga sebesar 77,96
4
persen; dan pada tahun 2021 kunjungan wisatawan domestik mengalami pertumbuhan
sebesar 42,85 persen akan tetapi untuk wisatawan nusantara mengalami penurunan
daya manusia yang dampaknya dapat dilihat oleh masyarakat setempat dari segi
ekonomi, sosial, dan budaya. Dari 175 desa yang ada di Kabupaten Lombok Tengah,
diantaranya Desa Wisata Sasak Ende. Desa-desa wisata tersebut telah didaftarkan
Lombok Tengah terdapat 56 pemukiman wisata, dimana salah satunya adalah Desa
Desa Wisata Sasak Ende adalah salah satu desa wisata yang derada di Dusun
sebanyak 35 Kepala Keluarga, 135 Jiwa yang sebagian besar berprofesi sebagai Petani
dan Berternak (Surahman, 2020). Desa Wisata Sasak Ende menjadikan keunikan adat
tradisi budaya sasak sebagai potensi wisata seperti bangunan rumah tradisional,
lumbung padi, bale jajar, serta tarian-tarian tradisional yang masih dijaga. Di samping
itu, dalam melaksanakan keseharian masyarakat Desa Wisata Sasak Ende juga
5
Desa Wisata Sasak Ende memiliki peran yang berbeda dalam pengembangan sektor
pariwisatanya. Mulai dari wanita sebagai pengrajin tenun, kain sasak yang diproduksi
dengan menggunakan alat tenun yang masih sederhana. Setiap kain tenun yang
dihasilkan dari setiap kerajinan tenun di desa Sasak Ende. Kain yang diproduksi dan
dijual dalam satu wadah kooperasi yang di kelola secara kekeluargaan dengan harga
yang ditawarkan bervariatif mulai dari ratusan ribu hingga jutaan rupiah tergantung
dari jenis kain. Sedangkan kaum pria berperan sebagai pemandu wisata lokal yang
memberikan pelayanan kepada setiap wisatawan yang datang di Desa Wisata Sasak
Ende.
Desa Wisata Sasak Ende dijadikan sebagai desa wisata yang sudah di sahkan
Tahun 2019 tentang penetapan 99 lokasi Desa wisata di Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun 2019-2023. Seiring dengan proses perkembangan Desa Wisata Sasak Ende yang
macam perubahan baik perubahan fisik maupun non fisik guna mendukung dan
menunjang sektor pariwisata yang berdampak pada masyarakat. Proses perubahan fisik
dan non fisik yang ditimbulkan dengan pengembangan pariwisata, tentunya berdampak
pula pada jumlah kunjungan wisatawan. Penyebab utama dari hal ini karena belum
adanya pendekatan pemasaran yang sesuai yang dijalankan oleh para pelaku usaha
Berdasarkan data buku Tamu di Desa Wisata Sasak Ende (2022) mencatat
peningkatan dan penurunan jumlah kunjungan wisatawan mulai dari tahun 2017-2021
ke Desa Wisata Sasak Ende dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2021 yang
mengalami pertumbuhan maupun penurunan yang fluktuatif, pada tahun 2018 dengan
tingkat kenaikan sebesar 0,21 persen untuk wisatawan domestik dari 23.506 orang
menjadi 28.675 orang dan kenaikan sebesar 0,80 persen untuk wisatawan mancanegara
dari 13.015 orang menjadi 23.476 orang; pada tahun 2019 mengalami peningkatan
untuk wisatawan domestik sebesar 0,10 persen dari 28.675 orang menjadi 31.771 orang
persen dari 23.467 orang menjadi 27.783 orang; selanjutnya pada tahun 2020
sebesar 100 persen dikarenakan tidak adanya kunjungan; dan pada tahun 2021
kunjungan wisatawan domestik mengalami pertumbuhan sebesar 100 persen dari yang
Desa Wisata Sasak Ende hanya dengan cara-cara konvensional seperti promosi melalui
tari-tarian atau budaya yang disajikan oleh para masyarakat setempat yang ikut
pendekatan promosi ini tidak direncanakan dengan baik karena memakan banyak biaya
dan sudah terlalu sering dilakukan, sehingga perlu adanya upaya mencocokan langkah-
7
langkah yang sinkron untuk meningkatkan kunjungan wisata (Surahman, 2020). Dalam
beberapa tahun terakhir juga telah dilaksanakan beberapa kajian dan penelitian yang
terkait dengan strategi pengembangan dan pemasaran desa wisata di pulau Lombok.
kemiripan dengan penelitian ini terutama dalam konsep penelitian yang berfokus pada
kompetensi tertentu yang sekiranya harus diterapkan di desa wisata dalam strategi
wisatawan. Selain memiliki persamaan dan kemiripan, perbedaan juga dapat dilihat
dari strategi alternatif yang dihasilkan masing-masing penelitian. Akan tetapi sejauh
ini belum ada strategi pemasaran yang tepat untuk diterapkan di Desa Wisata Sasak
Terlepas dari kegiatan pemasaran yang telah secara administratif menjadi tugas
Pemerintah Daerah melalui Dinas Pariwisata, BPPD Nusa Tenggara Barat, Indonesian
ini secara khusus bertujuan untuk mengungkap strategi bauran pemasaran yang
terintegrasi untuk diterapkan khususnya dari aspek lingkungan Internal desa wisata
yang meliputi Kekuatan (Strengths) dan Kelemahan (Weaknesses) dan juga dari aspek
(Threats). Salah satu jenis strategi pemasaran yang bisa diterapkan adalah strategi
bauran pemasaran (marketing mix) 7P yang terdiri dari product, price, place,
8
mix) 7P digunakan untuk menghasilkan respon yang diinginkan dalam pasar sasaran.
Wisatawan merupakan tolak ukur suatu daya tarik wisata untuk menentukan standar
produk yang akan ditawarkan. Dengan strategi pemasaran yang tepat, diharapkan suatu
usaha mampu memiliki konsumen yang loyal dan konsumen mendapatkan produk
yang diinginkan.
Berdasarkan uraian diatas, Desa Wisata Sasak Ende memiliki strategi untuk
memasarkan produknya. Pada penelitian ini bertujuan untuk, mengkaji lebih dalam
Sasak Ende serta tanggapan konsumen mengenai strategi bauran pemasaran (marketing
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat disimpulkan
1. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal Desa Wisata
2. Apa yang menjadi peluang dan ancaman dari faktor-faktor eksternal Desa Wisata
sebagai berikut:
1. Untuk mengkaji kekuatan dan kelemahan dari faktor internal Desa Wisata Sasak
2. Untuk mengkaji peluang dan ancaman dari faktor-faktor eksternal Desa Wisata
Tengah.
Adapun manfaat yang dapat diambil dari hasil penelitian ini adalah:
1. Manfaat Akademis
2. Manfaat Praktis
yang berkaitan dengan strategi pengembangan dan pemasaran Desa Wisata Sasak
ancaman, kekuatan dan kelemahan dari faktor eksternal dan internal yang terkait
penelitian sebelumnya yang terkait dan relevan terhadap penelitian yang akan
dilakukan. Tinjauan pustaka juga memuat teori, proposisi, konsep, atau pendekatan
baru yang ada hubungannya dengan penelitian yang dilakukan. Adapun peneliti telah
merangkum beberapa penelitian relevan yang menjadi acuan dalam penulisan tesis dan
jurnal yang terkait dengan upaya penguatan peranan pemandu wisata dalam pemasaran
ini membahas tentang strategi pengembangan Kuta Lombok sebagai tujuan wisata
yang berkelanjutan. Hal ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis potensi,
hambatan, dan merumuskan strategi dan program. Penelitian ini menerapkan teori
perencanaan dan teori siklus hidup kawasan wisata. Data dikumpulkan dengan
observasi, wawancara mendalam, dan studi dokumentasi. Data tadi dianalisis dengan
11
12
berkelanjutan adalah terdiri dari potensi alam dan potensi social budaya. Faktornya
adalah itu menjadi kendala seperti kurangnya sumber daya manusia yang memadai,
tersebut mengusulkan bahwa dua ribu strategi tersebut meliputi strategi penetrasi dan
Penelitian selanjutnya oleh Aryani (2017) yang berjudul Strategi Promosi dalam
melalui metode studi kasus. Data diperoleh melalui wawancara mendalam, obervasi
dan studi literature, dan dokumentasi. Adapun langkah analisis data meliputi reduksi
data, penyajian data, dan verifikasi. Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah untuk
mengetahui strategi promosi Desa Wisata Hijau Bilebante, Kabupaten Lombok tengah
promotion mix yang meliputi word of mouth, public relation, personal selling, event,
eksebisi, publikasi dan internet. Dari keseluruhan bentuk promosi, prioritas utama
promosi dilakukan melalui media sosial dan public relation. Dalam penelitian ini
disimpulkan bahwa Kompepar Jari Sholah belum merumuskan strategi promosi secara
Jonggat Kabupaten Lombok Tengah. Penelitian ini bertujuan untuk merancang strategi
pengembangan dan pemasaran desa Terpadu yang tepat untuk diterapkan di Wisata
Sukarara sesuai dengan kondisi lingkungan desa dan untuk mengidentifikasi strategi
yang harus diprioritaskan oleh pemerintah dan peserta lokal. Data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer terutama diperoleh
dari studi kepustakaan dan data pemerintah. Hasil penelitian ini menyarankan yang
utama yaitu strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan dan memasarkan
desa wisata Sukarara adalah mengembangkan daya tarik wisata alternatif dengan tetap
mempertahankan tenun songket sebagai daya tarik utama desa dengan mempersiapkan
desain baru yang lebih menarik bagi pengunjung, menyiapkan promosi internet,
mengatur orang-orang lokal sebagai pemandu wisata budaya dan penataan ruang desa.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Virgilenna & Anom (2018) yang
Kabupaten Lombok Timur. Adapun hasil dari penelitian ini adalah bauran pemasaran
wisata Sembalun berdasarkan produk, harga, distribusi, saluran, promosi, orang, bukti
fisik dan proses. Dalam penelitian ini juga membahas tentang analisis SWOT tentang
kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki oleh pariwisata Sembalun
yang terkait dengan bauran bauran pemasaran (marketing mix), dari strategi pemasaran
Agent baik Luar maupun dalam negeri, meningkatkan akses, meningkatkan kualitas
Kemudian penelitian sejenis yang dilakukan oleh Mardiah, Rishan Adha &
Provinsi Nusa Tenggara Barat. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana
Pariwisata Provinsi NTB pasca gempa bumi di Pulau Lombok tahun 2018. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif dengan
narasumber dari pegawai Dinas Pariwisata Provinsi NTB. Pengumpulan data dilakukan
dengan teknik observasi, wawancara, dan dokumentasi. Teknis analisis data yang
pariwisata pada Dinas Pariwisata Provinsi NTB menggunakan strategi melalui bauran
langsung. Faktor penghambat promosi pariwisata pada Dinas Pariwisata Provinsi NTB
Adapun penelitian sejeneis yang dilakukan oleh Ramli (2020) dengan judul
Narmada Lombok Barat. Hasil penelitian ini menemukan Faktor Pendorong Penerapan
Konsep Sustainable Tourism di Desa Wisata Sesaot. yang memperoleh kategori sangat
tinggi adalah penataan desa wisata yang sangat indah dan asri, keindahan budaya
(penduduk muslim dan hindu hidup berdampingan), sumber air melimpah, memiliki
15
keunggulan produk perkebunan (buah-buahan), lokasi yang tidak terlalu jauh dari pusat
memperoleh rata-rata dengan kategori tinggi adalah rendahnya SDM masyarakat dalam
pengembangan desa wisata, promosi dan pemasaran wisata kurang optimal, fasilitas di
lokasi yang kurang memadai, kurangnya tenaga ahli dalam pengelolaan kawasan
Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata Bukit Pal Jepang di Desa Sapit Kabupaten
Lombok Timur. Adapun hasil penelitian ini diketahui Wisata Bukit Pal Jepang di Desa
Sapit memiliki beragam potensi wisata, baik wisata alam, budaya dan buatan yang
sangat beragam serta menarik untuk dikembangkan sebagai daya tarik wisata di Desa
Sapit. Berdasarkan analisis SWOT diketahui bahwa Wisata Bukit Pal Jepang memiliki
atraksi atau daya tarik wisata seperti keindahan landscape dan fenomena alam,
keunikan budaya serta masyarakat lokal, pertanian serta produk kreatif khas Desa
Sapit. Terdapat akomodasi yang mendukung kegiatan wisata serta lokasi kawasan yang
mudah ditemukan dan sejalur dengan kawasan pariwisata khusus Lombok Timur.
Adanya faktor pendukung yakni kelompok sadar wisata Langgar Pusaka Desa Sapit
serta pemerintah Kabupaten Lombok Timur serta provinsi Nusa Tenggara Barat.
Strategi alternatif yang dapat diterapkan dalam pengembangan daya tarik wisata Bukit
Pal Jepang di Desa Sapit adalah semua pihak bersinergi untuk menjadikan wisata Bukit
Pal Jepang sebagai daya tarik unggulan di Kabupaten Lombok Timur dan mengoptimal
segala potensi wisata Bukit Pal Jepang dengan kreativitas serta memperbaiki kualitas
16
daya tarik wisata serta sarana, prasarana dan fasilitas yang terdapat di kawasan Bukit
Pal Jepang.
Penelitian sejenis yang dilakukan oleh Jamroni (2021) yang berjudul Strategi
Pengembangan Pariwisata Desa Karang Sidemen Lombok, Nusa Tenggara Barat. Hasil
penelitian menunjukan Desa Karang Sidemen memiliki potensi wisata dari segi atraksi
yang dimiliki baik atraksi wisata alam, buatan, maupun budaya. Ketersediaan amenitas
dan ancillary masih minim serta aksesbilitas menuju daya tarik wisata masih buruk.
pihak pemerintah dan komunitas sudah berperan aktif sedangkan pihak media,
business, dan akademik (pariwisata) masih belum terlibat langsung dalam aktivitas dan
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Inzana, Mayunita, & Jumaah (2021)
Tengah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif, dengan
dilakukan dibagi menjadi beberapa tahapan, yaitu pertama, tahapan analisis situasi
melalui analisa SWOT dan analisa usaha pemasaran sebelumnya. Kedua, tahap
penetapan tujuan, dimana tujuan pemasaran yang ada di Desa Lantan sudah tepat,
spesifik, dan terukur. Ketiga, tahap perencanaan strategi, melalui identifkasi nilai-nilai
budaya yang ada dan potensial, pemberdayaan potensi untuk dikembangkan, dan
Kelima, tahap implementasi, yakni aksi dengan promosi melalui berbagai macam
media.
Penelitian yang relevan juga dilakukan oleh Mahayana (2019) dengan judul
“Strategi Pemasaran Desa Wisata Adat Sade Lombok Tengah dalam Meningkatkan
Kunjungan Wisatawan”. Berdasarkan hasil analisis strategi IFAS diketahui faktor yang
menjadi kekuatan utama Desa Wisata Sasak EndeLombok Tengah adalah tidak adanya
penarikan retribusi tiket masuk ke Dusun Sade dengan besar bobot (0,105), sedangkan
kelemahan utama yang dimiliki yaitu harga kain tenun/songket dan souvenir dengan
besar bobot (0,038). Selanjutnya hasil analisis EFAS diketahui faktor yang menjadi
bobot (0,163), sedangkan indikator yang merupakan ancaman utama adalah stabilitas
keamanan di Lombok dengan besar bobot (0,093). Berdasarkan hasil analisis matriks
IE posisi Desa Wisata Sasak Endeberada pada sel I (growth and develop) dengan nilai
total skor lingkungan internal 3,787 dan lingkungan eksternal 3,242. Strategi yang
Berdasarkan hasil analisis SWOT strategi yang dapat diterapkan Desa Wisata Sasak
pengembangan fasilitas sarana dan prasarana Dusun Sade (W4 – O1). Mengemas paket
wisata baru dengan memanfaatkan media sosial sebagai media promosi. (W1 – O3).
Kemudian penelitian internasional yang relevan juga dilakukan oleh As’at, dkk
(2015) yang berjudul Tourism Marketing Strategy to Increase Tourist Visit to Bawean
Island, Gresik, East Java. Temuan dari penelitian ini adalah: 1) Perlunya memotivasi
masyarakat setempat untuk meningkatkan kualitas sumber daya yang tersedia sehingga
mampu mengelola dan memanfaatkan potensi yang ada dengan baik; 2) Layanan yang
diperlukan untuk disesuaikan. Bawean merupakan produk wisata yang meliputi wisata
religi dan sejarah, wisata alam, wisata seni budaya dan wisata kerajinan tangan, dimana
secara keseluruhan obyek wisata di Pulau Bawean belum memiliki pelayanan yang
layak sebagai obyek wisata yang layak; 3) Daya tarik wisata perlu didukung oleh sarana
dan prasarana yang layak sehingga kualitas pelayanan yang diberikan kepuasan, bukti
jumlah penginapan dan hotel, restoran, transportasi laut dan udara, keterbatasan listrik
dan telepon, infrastruktur jalan yang sempit dan tidak layak huni, perlu ditingkatkan
untuk mengelola permasalahan yang ada dengan merancang fisika sarana dan
investor.
19
Tabel 2.1
Perbedaan dan Persamaan Penelitian ini dengan Penelitian Sebelumnya
No. Judul Penelitian Perbedaan Persamaan
Penelitian Penelitian
1 Kanom, (2015). Strategi 1. Lokasi Penelitian 1. Faktor Eksternal
Pengembangan Kuta Lombok 2. Analisis Data Lingkungan Wisata
sebagai Destinasi Pariwisata 3. Teknik (PEST)
Berkelanjutan. pengumpulan data. 2. Landasan Teori
4. Teknik penentuan (Teori CBT dan
sampel. Teori Sustainable
Tourism)
2 As’at, dkk. (2015) yang 1. Merumuskan 1. Teknik analisis
berjudul Tourism Marketing strategi promosi data: Analisis
Strategy to Increase Tourist melalui konsep SWOT
Visit to Bawean Island, Gresik, teori 4A. 2. Tujuan Penelitian
East Java 2. Waktu dan lokus yang sama
Penelitian yang
berbeda.
3 Permadi, dkk. (2017). Strategi 1. Teknik 1. Deskriptif kualitatif
Pengembangan dan Pemasaran pengumpulan data. 2. Teknik analisis
Desa Wisata Sukarara yang 2. Teknik penentuan data: Analisis
Terintegrasi di Kecamatan sampel. SWOT, Matriks
Jonggat Kabupaten Lombok 3. Lokasi Penelitian EFAS-IFAS.
Tengah 3. Fokus penelitian
yang sama
4 Aryani, (2017). Strategi 1. Teknik analisis Tujuan Penelitian
Promosi dalam Pengembangan data: Analisis yang sama
Desa Wisata Hijau Bilebante SWOT, Matriks
Kecamatan Peringgarata EFAS-IFAS.
Kabupaten Lombok Tengah 2. Teknik
pengumpulan data.
3. Teknik penentuan
sampel.
4. Lokasi Penelitian
5 Virgilenna & Anom, (2018). 1. Teknik 1. Konsep dan
Strategi Pemasaran Pariwisata pengumpulan data. Landasan Teori
Sembalun Kecamatan 2. Teknik penentuan (Marketing-Mix)
Sembalun Kabupaten Lombok sampel. 2. Deskriptif kualitatif
Timur 3. Lokasi Penelitian 3. Teknik analisis
data: Analisis
SWOT
20
komunitas wisata. Wisatawan dengan minat khusus yang ingin terhubung kembali
dengan lingkungan, terlibat dengan penduduk setempat, dan belajar tentang budaya dan
kekhasan lokal merupakan tren wisata yang berkembang, yang pada akhirnya
keaslian dari pedesaan dalam hal yang berkaitan dengan kehidupan sosial ekonomi,
sosial budaya, adat istiadat, dan rutinitas masyarakat, memiliki arsitektur bangunan
yang unik atau kegiatan ekonomi yang menarik dan khas, dan memiliki potensi untuk
sesuai dengan Wisata Inti Rakyat (PIR) dalam Priasukmana dan Mulyadin (2001).
Tahap Awal (2012), adalah tempat dengan kualitas dan nilai tertentu yang dapat
menarik pengunjung dengan minat tertentu pada kehidupan pedesaan. Hal ini
menunjukkan bahwa cara hidup masyarakat desa yang khas, yang tidak terdapat di
daerah lain, seperti kota, menjadi daya tarik utama desa wisata. Dari beberapa
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa desa wisata adalah sebuah lokasi atau
lokasi yang menampilkan keindahan alam dan kehidupan sosial budaya desa serta
Hadiwijoyo dalam Syafi’i dan Suwandono (2015) suatu desa bisa ditetapkan sebagai
makanan lokal dan yang lainnya untuk dikembangkan sebagai obyek wisata.
3) Masyarakat dan aparat desa dapat menerima dan memberikan dukungan yang
tinggi terhadap desa wisata dan para wisatawan yang datang berkunjung.
7) Berhungan dengan obyek wisata lain yang sudah dikenal masyarakat luas.
5) Menimbulkan rasa bangga bagi penduduk desa untuk tetap tinggal di desanya
1) Akomodasi, sebagian akomodasi yang tersedia berasal dari tempat tinggal para
penduduk setempat atau unit-unit yang berkembang dari konsep tempat tinggal
penduduk.
setempat beserta bentuk fisik desa yang memungkinkan wisatawan ikut terlibat
dalam kegiatan semacam mengikuti kursus tari, bahasa dan kegiatan lainnya
Cirangkong Tahap Awal (2012) adalah sebuah upaya yang dilakukan berdasarkan
informasi melalui berbagai media penyampaian baik secara langsung maupun tidak
1) Brosur dan Selebaran, yaitu media interpretasi dalam bentuk paling umum dan
3) Perjalanan wisata yang dipandu, yaitu merupakan salah satu teknik yang efektif
berbagai informasi umum mengenai desa dalam bentuk peta wisata, buku, dan
lain-lain.
wisata.
a) Konsep Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan terpenting guna untuk memasarkan suatu
produk. Setiap perusahaan akan melakukan pemasaran dengan cara dan konsep yang
pemasaran adalah suatu sistem total dari kegiatan bisnis yang dirancang untuk
dapat memuaskan keinginan dan mencapai pasar sasaran serta tujuan perusahaan.
sesuatu yang meliputi semua langkah yang dipakai atau dibutuhkan untuk
dan memenuhi kebutuhan manusia dan sosial. Salah satu definisi yang baik dan singkat
5) Program pemasaran itu dimulai dengan sebuah ide tentang produk baru, dan tidak
Berdasarkan beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pemasaran adalah suatu langkah untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan cara
Konsep pemasaran pariwisata yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan bauran pemasaran (marketing mix). Bauran pemasaran merupakan salah satu
konsep kunci dalam pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah keputusan yang
dibuat dalam hubungannya dengan 7P, yaitu product, price, promotion, place
pemasaran juga didefinisikan sebagai the set of marketing tools that work together to
affect the marketplace (Kotler dan Amstrong, 1996). Hal yang paling mendasar untuk
menentukan strategi bauran pemasaran yang baik adalah dengan menentukan target
pasar dengan jelas. Walaupun target pasar bukanlah bagian dari bauran pemasaran,
bauran pemasaran yang dipakai. Target pasar merupakan fokus dari seluruh kegiatan
bauran pemasaran.
27
1) Produk (Product)
rupa dari beberapa faktor diantaranya yaitu: Pelayanan, Kualitas dan Jangkauan
2) Harga (Price)
dalam segmen pasar (liburan atau perjalanan bisnis), dan sebagainya. Konsep
Pendekatan ini memiliki 4 metode, yaitu: Discrimination pricing atau disebut juga
flexible pricing, Backward pricing, Market penetration pricing dan Skimming price.
3) Promosi (Promotion)
4) Distribusi (Place)
karakteristiknya yang juga khusus. Dalam hal ini tidak ada transfer kepemilikian, tetapi
produk dan pelanannya secara langsung dikonsumsi atau disewa. Namun sebelum
dikonsumsi, produk harus tersedia dan dapat diakses. Hal ini memerlukan system
distribusi yang merupakan saluran yang dipakai untuk memperoleh akses produk
tersebut.
5) Personal (People)
penyedia layanan dan penerima yang merupakan bagian penting dalam menambah nilai
pada keseluruhan penawaran produk dan pelayanan. Sehingga yang dimaksud people
dalam penelitian ini yaitu orang yang telah memiliki pengalaman untuk memberikan
pelayanan jasa kepada konsumen guna memberikan rasa aman dan kepuasan kepada
Bukti fisik merupakan segala yang ada di sekitar lingkungan fisik dan pengaturan
suasana tempat yang menghubungkan dengan pelayanan yang tak terduga atau
pengalaman. Jadi bukti fisik pada penelitian ini yaitu lingkungan fisik yang bersifat
nyata pada jasa penyeberangan dan suasana yang diciptakan guna menginformasikan
7) Proses (Process)
Proses merupakan refleksi kenyataan dari pelayanan, tidak hanya produk fisik,
tetapi juga pengalaman sebagai proses pada waktu mereka membuatnya. Jadi yang
dimaksud proses pada penelitian ini adalah suatu pelayanan yang dilakukan untuk
membuat konsumen merasa aman, nyaman dan puas dalam memakai jasa.
Variabel internal potensial dari industri pariwisata adalah yang berbentuk atraksi
wisata dan memiliki kekuatan dan kelemahan dalam hal menarik pengunjung ke sana.
wisata. Bauran pemasaran, menurut (Kotler, 2002 dalam Daryanto, 2019), adalah
sekelompok alat pemasaran yang dapat dimanfaatkan bisnis untuk mencapai tujuan
dalam kelompok pasar tertentu yang ingin dijangkau. Cooper (1993) mencatat tujuan
wisata di Suwena dan Widyatmaja (2010:86). Komponen produk wisata terdiri dari
a) Attraction (Atraksi)
sebuah keunikan tersendiri dimana keunikan tersebut akan menarik minat para
wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah yang memiliki daya tarik wisata tersebut.
Suatu tempat bisa dijadikan tujuan pariwisata ketika kondisinya mendukung untuk
b) Amenities (Fasilitas)
Amenitas ini merupakan suatu bentuk dari segala macam sarana dan prasarana
yang diperlukan oleh para wisatawan selama wisatawan tersebuat berada di daerah
tujuan wisatanya. Sarana dan prasana yang dimaksud disini seperti: tempat makan,
c) Accessibillity (Aksesibilitas)
pariwisata. Segala macam jasa transportasi umum menjadi suatu hal penting
dalampariwisata.
Pelayanan tambahan ini merupakan pelayanan yang sudah harus disediakan oleh
Pemerintah setempat dari suatu daerah tujuan wisata baik itu untuk wisatawan maupun
untuk pelaku pariwisata itu sendiri baik itu dijalan raya maupun di daya tarik wisata
dengan baik.
Sedangkan menurut Sujali (1993: 9), ada tiga bentuk daya tarik wisata yaitu
diantaranya:
31
Bentuk dan wujud dari daya tarik wisata ini berupa pemandangan alam. Daya
Bentuk dan wujud dari daya tarik wisata ini lebih banyak dipengaruhi oleh
Bentuk dan wujud daya tarik wisata ini sangat dipengaruhi oleh aktivitas
manusia. Wujudnya berupa museum, tempat ibadah, dan kawasa wisata dibangun
Menurut Oke A. Yoeti (2008: 48), suatu Daya Tarik Wisata harus mempunyai
Bauran Pemasaran (Lingkungan Internal) yang terdiri dari delapan variabel yang
dikenal dengan 7P yang merupakan kombinasi inti dari sistem pemasaran yaitu:
1) Product
Produk adalah segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada pasar untuk
jasa, asuransi, dan lain- lain. Pada dasarnya, hal ini berkaitan dengan
memperkenalkan produk baru yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende atau
meningkatkan produk yang telah ada. Produk yang ditawarkan oleh pihak Desa
Wisata Sasak Ende adalah kain tenun, atraksi dan budaya adat masyarakat
2) Price
Harga adalah sejumlah uang sebagai alat tukar untuk memperoleh produk
atau jasa yang menjadi salah satu faktor penting konsumen dalam mengambil
keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Price yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah nilai daripada produk Desa Wisata Sasak Ende, harga kain
tenun dan beberapa souvenir yang ditetapkan dalam bentuk rupiah. Selain itu
untuk harga tiket masuk ke Desa Wisata Sasak Ende tidak dikenakan biaya
3) Place
Tempat adalah lokasi transaksi pertukaran terjadi antara jasa atau produk
yang dijual dengan mata uang konsumen, dengan berbagai upaya yang dilakukan
oleh perusahaan untuk membuat produknya mudah diperoleh dan tersedia pada
konsumen sasaran. Tempat yang dimaksud dalam penelitian ini adalah lokasi
Desa Wisata Sasak Ende dan saluran distribusi pemasaran yang digunakan Desa
4) Promotion
Promosi adalah cara berkomunikasi pihak Desa Wisata Sasak Ende kepada
adalah Desa Wisata melakukan kegiatan promosi melalui media internet seperti
5) People
Wisata Lokal lokal yang dimiliki oleh Desa Wisata Sasak Ende.
6) Physical evidence
diciptakan dan pengalaman dari tamu setelah menikmati layanan maupun produk
yang diberikan oleh perusahaan pada tamu. Bukti fisik adalah bukti bahwa
layanan telah terjadi. Dalam kasus produk fisik, produk itu sendiri yang menjadi
bukti fisik. Sedangkan untuk layanan jasa seperti asuransi, polisi merupakan
34
oleh Desa Wisata Sasak Ende yaitu terdapatnya tempat peristirahatan atau gazebo
untuk para wisatawan, toilet yang bersih, lahan parkir dan arsitektur bangunan
7) Process
fisik, tetapi juga pengalaman sebagai proses pada waktu mereka membuatnya.
Tahapan dari penyediaan jasa tersebut dalam hal ini Desa Wisata Sasak Ende
Lombok Tengah sebagai penyedia jasa dan wisatawan sebagai penerima jasa.
Faktor eksternal merupakan faktor-faktor berupa daya tarik wisata yang meliputi
berkunjung ke suatu daya Tarik wisata. Analisis eksternal yang meliputi peluang
situasi utama yang tidak menguntungkan dalam lingkungan suatu daya tarik wisata.
Adapun dalam penelitian ini, konsep yang akan digunakan ialah konsep analisa
a) Competition
tetapi mereka tidak bisa mengendalikannya. Jumlah dan ukuran dari pesaing juga
tidak bisa dikendalikan. Persaingan adalah sebuah proses yang dinamis dalam
perlawanan. Tidak ada orang akan bertahan dengan cara yang permanen dalam
industri, yaitu (1) persaingan langsung; (2) pelayanan pengganti; (3) persaingan
mahal lebih baik tinggal di villa dengan harga yang cukup murah dengan fasilitas
yang sama dengan hotel bintang lima. Jenis persaingan yang tidak langsung
pengobatan, rumah sakit, tagihan dokter gigi, biaya asuransi dan biaya-biaya
kontes dan taruhan di atur, siapa yang boleh dan tidak boleh minum, dan banyak
lagi yang lainnya. Pemasaran harus dibuat sesuai dengan undang-undang atau
peraturan yang ada, dimana undang-undang ini berada di luar kontrol organisasi
atau hotel.
Bali, berpengaruh pada penetapan harga kamar sebuah hotel. Demikian juga
bagaimana bisnis harus dilakukan. Hal ini bisa secara langsung berpengaruh
terhadap cara suatu pelayanan atau produk dipasarkan, sehingga seorang pemasar
terbaru.
37
c) Economic Environment
ini. Kondisi perekonomian seperti ini akan sangat membuat industri pariwisata
untuk mendapatkan pelayanan dan produk pengganti yang sesuai dengan daya
beli mereka. Sebagai contoh, rapat digantikan dengan conference call, pertemuan
nasional diganti dengan pertemuan regional, dan tinggal di rumah lebih baik
Kenaikan harga minyak mentah dan energi dewasa ini telah membuat
kebutuhan pokok dan kebutuhan primer lainnya. Mereka akan memilih untuk
liburan yang bersifat lokal atau melakukan perjalanan liburan keluar negeri
d) Technology
dan travel harus melihat dua aspek dari lingkungan teknologi. Pertama,
merupakan nilai kompetitif, misalnya semua kamar tamu dalam hotel dilengkapi
dengan fasilitas audio-video dan internet access. Aspek kedua adalah pengaruh
38
teknologi pada wisatawan. Sistem hiburan rumah yang bisa dibuat dengan sangat
Dalam lingkungan sosial dan budaya ini ada dua sisi yang harus
ekonomi dan perubahan sosial telah mengkombinasikan hal ini sehingga adanya
wanita bekerja di luar rumah bisa diterima. Etika-etika gereja juga berada dalam
f) Natural Environment
Menurut Kotler dan Keller (2009: 121) natural environment terdiri atas
sumber-sumber daya alam yang dibutuhkan oleh para pemasar atau dipengaruhi
daya alami yaitu rusaknya sumber daya air, bumi dan udara.
tersebut. Kegiatan konservasi sumber daya ini dapat dilakukan dengan fokus
energi lainnya seperti air, listrik, serta mengolah kembali barang-barang yang
memperhitungkan dampak ekonomi, sosial dan lingkungan saat ini dan masa depan,
dapat diaplikasikan ke semua bentuk aktifitas wisata di semua jenis destinasi wisata,
termasuk wisata masal dan berbagai jenis kegiatan wisata lainnya. Selain itu, Setiawan
sektor pariwisata seharusnya tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan
lingkungan, jika kita memaksimalkan dampak yang positif dan meminimalkan dampak
negatif.
pariwisata berkelanjutan sebagai “Form of tourism that are consistent with natural,
social, and community values and which allow both hosts and guests to enjoy positive
meninjau lebih dalam, (Eber dalam Adiati dan Basalamah, 2014: 82) menjelaskan
bahwa
tujuan wisata (host areas) dengan habitat dan manusianya, pembuatan paket liburan
(wisata), dan industri pariwisata, dimana tidak ada satupun stakeholder dapat merusak
keseimbangan.
Development is Development that meets the needs of the present without compromising
the ability of the future generation to meet their own needs”. Demikian pula WTO
cultural sustainability; dan (3) economic sustainability, baik untuk generasi yang
sebagai unsur utama dalam pariwisata guna mencapai tujuan pembangunan pariwisata
sejalan dengan pemikiran Timothy dan Boyd dalam (Adikampana, 2017) yang
dengan dua cara yaitu: ikut terlibat dalam proses pengambilan keputusan dan
Selain itu, pariwisata berbasis masyarakat sering dipahami sebagai sesuatu yang
berseberangan dengan pariwisata skala besar (enclave), berbentuk paket (all inclusive),
dibangun oleh masyarakat lokal, serta melibatkan berbagai elemen lokal seperti
kecil dengan skala besar untuk mengetahui dampak pembangunan pariwisata terhadap
banyak terdapat tantangan dan hambatan. Scheyvens (2002) menyebutkan ada dua
masyarakat lokal dalam suatu destinasi pariwisata terbagi ke dalam berbagai faksi atau
dan kesukuan. Antar faksi biasanya saling menyatakan paling memiliki atau
masyarakat. Selain itu juga isu-isu tentang kelas masyarakat, gender, dan kesukuan
umumnya tidak cukup punya informasi, sumber daya, dan kekuatan dalam
44
berdampak pada minimnya kesempatan berpartisipasi dalam pariwisata dan sektor lain
yang terkait, akibat dari kesulitan yang dialami masyarakat dalam mengidentifikasi
manfaat pariwisata.
berupa:
dominasi elite masyarakat, aturan hukum yang belum tepat, sedikitnya jumlah
sumber daya manusia (SDM) yang berkompeten, dan minimnya akses ke modal
ekonomi/finansial.
dan apatis atau rendahnya kesadaran pariwisata masyarakat lokal Semua jenis
menentukan arah dan focus penelitian. Model penelitian dalam penelitian ini terfokus
pada upaya mengkaji strategi bauran dan program pemasaran untuk meningkatkan
Tengah. Namun pada kenyataannya, jumlah kunjungan di Desa Wisata Sasak Ende
dalam lima tahun terakhir belum begitu maksimal dan cenderung mengalami
yang sama, namun jika dibandingkan dengan Desa Wisata Sasak Sade, jumlah
suatu daya tarik wisata yang di inisiasi dan difasilitasi oleh masyarakat setempat
sebagai pengelola dan juga segala instansi terkait yang ikut andil dalam segala kegiatan
kepariwisataan di tempat ini telah menjadi sebuah upaya untuk melayani kebutuhan
wisatawan yang menjadi target promosi. Dalam tulisan ini, telah di deskripsikan
Analisis
Analisis
Faktor
Faktor Konsep: Eksternal
Internal 1. Desa wisata Lingkungan
Lingkungan 2. Pemasaran Pariwisata Desa Wisata
Desa Wisata 3. Bauran Pemasaran (EFAS):
(IFAS): Pariwisata 1. Persaingan
1. Product 4. Analisis Faktor 2. Politik,
2. Price Legislasi dan
Lingkungan Desa
3. Promotion Regulasi
Wisata 3. Lingkungan
4. Place Teori:
5. People Ekonomi
1. Pariwisata 4. Teknologi
6. Physical Berkelanjutan 5. Alam
Evidence 2. Community Based 6. Sosial &
7. Process Tourism Budaya
dilaksanakan. Bab ini menjelaskan tentang metode penelitian yang terdiri dari
pendekatan yang digunakan oleh peneliti, waktu dan lokasi penelitian, jenis dan sumber
data, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data dan teknik
penelitian ini merupakan suatu langkah penelitian dengan menggabungkan dua bentuk
penelitian yang telah ada sebelumnya yaitu penelitian kualitatif dan penelitian
sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan obyektif untuk
47
48
Tengah.
dikeluarkannya ijin penelitian dalam kurun waktu kurang lebih 4 (empat) bulan, yaitu
sejak tanggal 13 Januari 2023 sampai 13 Mei 2023. Dalam 1,5 bulan pengumpulan data
dan 2,5 bulan pengolahan data yang meliputi penyajian dalam bentuk tesis selama
Penelitian ini memilih lokasi di salah satu destinasi wisata yang ada di Kabupaten
Lombok Tengah, tepatnya di Desa Wisata Sasak Ende, Dusun Piang - Tansang-
Ansang, Desa Sengkol, Kecamatan Pujut. Tempat ini digunakan sebagai konteks kajian
penelitian dikarenakan mengingat Desa Wisata Sasak Ende dianggap sebagai salah satu
destinasi wisata adat dan budaya yang masih sangat otentik dimana masyarakat
setempat tetap mempertahankan penerapan adat dan budaya susuk sasak dan juga
sangat potensial untuk dikembangkan serta diharapkan bisa menjadi destinasi wisata
BT, berbatasan sebelah utara Desa Rembitan, Sebelah barat desa Sukadana, sebelah
dipilih berdasarkan keadaan yang sesuai dengan metode penelitian yang digunakan.
n= 𝑁
1 + N(𝑒)2
Keterangan:
b) N = ukuran populasi
Adapun jumlah rata-rata populasi dalam penelitian dalam lima tahun sejak 2018-
digunakan sebanyak 0,1 atau 10 persen dari hasil perhitungan dan hasil perhitungan
n= 34.494
1+ 34.494 x 0,12
n= 34.494
1+ (34.494 x 0,01)
n= 34.494
345,94
n = 99,71;
Berdasarkan perhitungan yang di lakukan maka sampel yang menjadi responden
dalam penelitian di sesuaikan atau di bulatkan menjadi 100 Responden.
suatu variabel dengan cara memberikan arti, atau menspesifikan kegiatan, ataupun
(Nazir, 2005). Variabel dan Indikator dalam penelitian ini yaitu faktor internal dan
faktor eksternal bauran pemasaran Desa Wisata Sasak Ende di Kabupaten Lombok
Physical Evidence and Process) untuk faktor lingkungan internalnya serta indikator
Persaingan, Politik, legislasi dan regulasi, Lingkungan Ekonomi, Teknologi, Alam dan
51
Sosial dan budaya untuk faktor lingkungan eksternalnya yang kemudian diperjelas
Tabel 3.1.
Variabel dan Indikator Lingkungan Internal
Variabel Indikator
(7P)
Product . Atraksi dan arsitektur bangunan yang disuguhkan Desa Wisata Sasak Ende
kepada wisatawan.
. Penjualan kain tenun, souvenir/cendramata dan segala jenis produk ekonomi
kreatif lainnya
Price . Pembebasan retribusi tiket masuk ke Desa Wisata Sasak Ende.
. Harga Kain Tenun/ Songket dan Souvenir.
Promotion . Desa Wisata Sasak Ende melakukan promosi melalui media internet/website
maupun media cetak seperti brosur.
Tabel 3.2.
Variabel dan Indikator Faktor Lingkungan Eksternal
Variabel Indikator
Persaingan . Lokasi berdekatan dengan Kompetitor
. Kompetitor memiliki produk yang sama.
. Produk souvenir kompetitor lebih variatif
Politik, Legislasi, dan . Stabilitas keamanan di Lombok.
Regulasi . Kebijakan pemerintah daerah fleksibel.
Lingkungan . Tingkat tukar rupiah terhadap dollar Amerika stabil.
Ekonomi
Teknologi . Mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi.
Alam . Terjadinya bencana/gangguan alam dan pandemi.
Sosial dan Budaya . Tren Halal Tourism di Lombok.
Sumber: Kotler dan Keller (2009)
52
a) Data Kualitatif
Data Kualitatif adalah data yang berupa pendapat atau pernyataan sehingga tidak
berupa angka, tetapi berupa kata-kata atau kalimat. (Siregar, 2014:38). Data Kualitatif
dokumen, diskusi atau observasi lapangan yang telah dituangkan dalam bentuk
transkrip, seperti struktur organisasi Desa Wisata Sasak Ende, Kecamatan Pujut,
b) Data Kuantitatif
Data Kuantitatif adalah data yang berupa angka. Sesuai dengan bentuknya data
statistik (Siregar, 2013:38). Data kuantitatif yang dipergunakan dalam penelitian ini
jumlah wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Sasak Ende di Lombok Tengah.
a) Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang
diamati. Dalam penelitian ini, data primer diperoleh langsung dari lokasi penelitian
b) Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang sudah tersedia sehingga peneliti hanya mencari
dan mengumpulkan data tersebut. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari
pihak – pihak terkait, seperti BPS serta data yang berisikan daftar nama anggota
Pemandu Wisata Lokal, dan gambaran umum dari Desa Wisata Sasak Ende.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data yang diperoleh
berdasarkan jenis data yang dibutuhkan, dimana dalam penelitian ini meggunakan
diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang digabungkan dari berbagai teknik dan
sumber data yang ada. Teknik-teknik yang digunakan adalah sebagai berikut:
a) Observasi
Observasi sebagai teknik pengumpulan data memiliki ciri yang spesifik bila
dibandingkan dengan teknik yang lain. Observasi tidak terbatas pada orang, tetapi juga
objek-objek alam yang lain. Teknik ini sesuai untuk pengumpulan data primer dengan
b) Dokumentasi
merupakan esensi Strategi Bauran Pemasaran Desa Wisata Sasak Ende di Kabupaten
c) Interview/Wawancara
Wawancara adalah percakapan langsung yang dilakukan oleh dua pihak dengan
satu tujuan yang telah ditetapkan. Metode wawancara identik dengan interview, secara
(key informan) adalah Pemandu Wisata (Anggota HPI Lombok Tengah), Kepala Dusun
Wisata Sasak Ende, Ketua Pengelola Desa Wisata Sasak Ende, Kepala Pemandu
Wisata Lokal Desa Wisata Sasak Ende, Dosen Pariwisata Universitas Mataram dan
atau jawaban sendiri. Penulis menggunakan cara ini karena untuk mendapatkan data
yang relevan dan juga tidak menginginkan adanya kekakuan antara penulis sebagai
penginterview dengan orang yang di interview. Interview ini penulis gunakan sebagai
teknik pengumpulan data apabila penulis ingin melakukan study pendahuluan untuk
d) Kuesioner
dijawab. Tipe pertanyaan dalam angket dibagi menjadi dua, yaitu: terbuka dan tertutup.
responden untuk memilih salah satu alternatif jawaban dari setiap pertanyaan yang
telah tersedia. Setiap pertanyaan angket yang mengharapkan jawaban berbentuk data
nominal, ordinal, interval, dan ratio, adalah bentuk pertanyaan tertutup Sugiyono
(2017:143). Dalam penelitian ini kuesioner diberikan untuk menentukan kekuatan dan
kelemahan factor lingkungan internal yang dirujuk dari konsep 7P yang kemudian
diberikan kepada key informan untuk menentukan faktor lingkungan eksternal Desa
Wisata Sasak Endeyang dirujuk dari indikator Persaingan, Politik, legislasi dan
Factor eksternal berupa peluang dan ancaman sedangkan faktor internal berupa
informan kunci dan pangkal. Perumusan strategi menurut Umar (2002) dilakukan
yang menjadi kekuatan dan kelemahan Desa Wisata Sasak Ende di Kabupaten
Lombok Tengah.
Lombok Tengah yang meliputi bauran pemasaran yaitu: product, price, place,
c) Analisis peluang dan ancaman lingkungan eksternal yang dihadapi Desa Wisata
d) Menentukan bobot dari faktor-faktor sukses kunci, pada tahap ini akan dilakukan
ini diberi bobot dengan angka dari 0,01 (kurang mempengaruhi) sampai dengan
0,99 (sangat mempengaruhi) sehingga jumlah bobot semua variable adalah 1.00
(satu) atau 100 persen. Pemberian bobot merupakan penilaian oleh wisatawan
eksternal.
e) Menentukan nilai (rating) dari setiap faktor sukses kunci. Responden akan
menilai setiap faktor sukses kunci dengan menggunakan skala likert lima
salah satu dari 5 (lima) pilihan yang bersifat berjenjang seperti yang terlihat pada
tabel 3.3.
Tabel 3.3.
Skala Penilaian Model Skala Likert
Skala Internal Eksternal
5 Kekuatan Sangat Besar Peluang Sangat Besar
4 Kekuatan Besar Peluang Besar
3 Kekuatan Sedang Ancaman Sedang
2 Kelemahan Besar Ancaman Besar
1 Kelemahan Sangat Besar Ancaman Sangat Besar
Sumber: Duarta (2008: 79)
f) Menentukan nilai total. Tahap selanjutnya adalah menentukan nilai total dengan
cara menjumlah seluruh nilai sebagai hasil dari perkalian antara nilai bobot dan
rating untuk faktor strategis eksternal dan internal seperti pada Tabel 3.4 dan Tabel
Tabel 3.4.
Internal Factor analysis Summary (IFAS)
Faktor-Faktor Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Strategi Internal
Kekuatan
Kelemahan
Total
Sumber: Rangkuti (2006: 24-25)
58
Tabel 3.5.
Eksternal Faktor Analysis Summary (EFAS)
Faktor-Faktor Bobot Rating Skor (Bobot x Rating)
Strategi
Eksternal
Peluang
Ancaman
Total
Sumber: Rangkuti (2006: 24-25)
h) Rentang nilai, pemberian interval penilaian atas posisi Desa Wisata Sasak Ende,
sebagai berikut:
𝑅𝑎𝑛𝑔𝑒 4
Interval = = = 0,80
𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠 5
Tabel 3.6.
Kriteria Penilaian Hasil Analisis
Nilai Rentang Hasil Internal Hasil Eksternal
1 1,00 – 1,80 Kelemahan Sangat Besar Ancaman Sangat Besar
2 1,81 – 2,60 Kelemahan Besar Ancaman Besar
3 2,61 – 3,40 Kekuatan Sedang Ancaman Sedang
4 3,41 – 4,20 Kekuatan Besar Peluang Besar
5 4,21 – 5,00 Kekuatan Sangat Besar Peluang Sangat Besar
Sumber: Duarta (2008:79)
59
dan ancaman. Apabila nilai yang diperoleh dengan sebutan baik dan sangat baik, maka
akan merupakan suatu peluang sebagai suatu perusahaan, tetapi apabila nilai yang
diperoleh dengan sebutan kurang, maka hal tersebut merupakan suatu ancaman.
pemasaran Desa Wisata Tradisional, Desa Wisata Sasak Ende. Pemasaran wisata Desa
Wisata Sasak Ende memiliki kekuatan dan kelemahan, serta peluang dan ancaman,
yang semuanya dijelaskan dalam analisis SWOT. Menemukan faktor internal berupa
kekuatan dan kelemahan serta faktor eksternal berupa peluang dan ancaman dilakukan
sebagai bagian dari proses analisis SWOT dalam rangka menyusun strategi pemasaran
wisata Desa Wisata Adat Desa Wisata Sasak Ende. Faktor-faktor tersebut kemudian
masyarakat adat Desa Wisata Sasak Ende. Adapun analisis Matriks SWOT dirumuskan
Tabel 3.7.
Matriks SWOT
SW STRENGTHS WEAKNESSES
Faktor-Faktor Faktor-Faktor
Kekuatan Lingkungan Kelemahan Lingkungan
OT Internal Internal
Desa Wisata Sasak Ende merupakan salah satu daya tarik wisata berbasis budaya
yang di tempati oleh masyarakat suku sasak. Suku Sasak adalah masyarakat asli pulau
Lombok yang sekaligus tinggal di Desa Wisata Sasak Ende. Sasak berasal dari dua
suku kata yaitu sak-sak yang artinya adalah satu-satu. Dalam bahasa Sanskerta juga
adalah orang yang pergi meninggalkan daerah asal. Sasak di pulau Lombok juga
mengandung dua makna yaitu sebagai nama suku yang tinggal di pulau Lombok dan
Sasak juga merupakan nama bahasa tradisional yang digunakan sebagai alat
komunikasi.
Desa Wisata Sasak Ende juga terkenal dengan adat tradisi budayanya serta
keterampilan dalam membuat kain tenun. Semua anak gadis pada umumnya
dimasyarakat sasak memiliki keterampilan menenun sebagai tolak ukur seorang gadis
di suku sasak untuk bisa menikah. Bangunan tradisional peninggalan leluhur juga
masih dijaga erat seperti Bale Tani (rumah adat), Berugak (gazebo), Bale Jajar (balai
pertemuan), Bale Alang (lumbung padi). Selain itu berbagai macam tarian dan musik
di lestarikan sebagai daya tarik wisata adalah musik Gendang Beleq, Musik Genggong,
Musik Rantok, Tarian Peresean, Tarian Gandrung yang kemudian dikemas dalam
61
62
Secara geografis, Desa Wisata Sasak Ende terleak di sebuah perbukitan yang
dengan:
Desa Wisata Sasak Ende memiliki luas wilayah 1,5 Hektar dengan topografi
yang datar dan bergelombang di karenakan pemukiman Desa Wisata Sasak Ende
terletak di daerah perbukitan. Kondisi iklim di Desa Wisata Sasak Ende yaitu beriklim
tropis. Desa Wisata Sasak Ende dalam menjaga keberlangsungan kepariwisataan dan
Adat istiadatnya yang memilki Visi “Mewujudkan Desa Wisata Sasak Ende Sengkol
Selain visi dan misi dia atas, masyarakat suku sasak Desa Wisata Sasak Ende
selalu menerapkan tiga nilai sikap sosial terhadap wisatawan ataupun sesama
santun, tertib-tafsila, serta terbuka pada sesama, kedua Reme yaitu sikap bersahaja,
rukun-damai serta kompak dalam menyelesaikan setiap persoalan atau masalah, dan
yang ketiga Lome yaitu sikap tidak ingin mengecewakan orang lain atau siapapun. Jadi
dari tiga nilai sikap sosial ini yang diimplementasikan dalam keseharian masyarakat
Desa Wisata Sasak Ende baik antar sesama masyarakat maupun kepada wisatawan.
Desa Wisata Sasak Ende berada di wilayah desa Sengkol, kecamatan Pujut,
kabupaten Lombok Tengah ini berada di wilayah perbatasan desa, pada mulanya desa
ini di tempati oleh tokoh masyarakat utusan desa Sengkol untuk menjaga wilayah
perbatasan desa pada zaman penjajahan Belanda. Tokoh masyarakat yang mendiami
Desa Wisata Sasak Ende pertama kalinya adalah Baloq Kidul dan Baloq Deo dan
berkembang menjadi pemukiman masyarakat sampai saat ini. Pemberian nama Ende
juga didasari dari lokasi pemukiman Desa Wisata Sasak Ende yang merupakan
perbatasan desa dan dalam bahasa Sasak, Ende diartikan sebagai tempat pengintaian
penjajah yang akan masuk desa. Ende juga merupakan nama sebuah atribut kesenian
tarian peresean yang digunakan sebgai pelindung atau tameng perang yang terbuat dari
kulit sapi. Jika dikaitkan dengan nama Desa Wisata Sasak Ende, maka dapat diartikan
Awal mula pengembangan Desa Wisata Sasak Ende sebagai Desa Wisata
berawal dari tiga tokoh pemuda yang tidak lain adalah cucu dari Balok Deo yaitu Sekar
Jaya, Mane, Tamat riadi sebagai penggagas dan penggerak masyarakat menuju desa
wisata. Timbulnya ide pengelolaan desa wisata karena adanya wisatawan mancanegara
yang mulai singgah masuk Desa Wisata Sasak Ende karna melihat bangunan
pemandu lokal yang berbekal pengalaman bahasa asing seadanya. Mulailah proses
pengadaan jasa pemandu lokal yang menemani wisatawan dan memberikan penjelasan
sektor pertanian masyarakat Desa Wisata Sasak Ende menanam tanaman padi dan
kacang kacangan seperti kedelai, kacang hijau dan kecipir. Sedangkan di sektor
peternakan, rata-rata masyarakat memiliki binatang ternak seperti sapi, kerbau, dan
ayam kampung. Selain di sektor pertanian dan peternakan, masyarakat Desa Wisata
Sasak Ende juga memiliki pekerjaan sampingan seperti kaum perempuan mengerjakan
kerajinan tenun serta kaum laki-laki bekerja di sektor pariwisata menjadi pemandu
mempertahankan tradisi budaya serta gaya hidup baik dari cara berpaikan, pola makan,
dan berkomunikasi.
Meskipun zaman telah modern, akan tetapi masyarakat Desa Wisata Sasak Ende
masih tetap menjaga cara berpakaian, memakai kain dalam kesehariannya adalah suatu
hal yang mutlak baik bagi kaum laki-laki dan perempuan. Hal ini dikarenakan
Wisata Sasak Ende dianggap kurang sopan dan melanggar norma kesopanan, kecuali
untuk bepergian ke luar desa ataupun kota. Pakaian keseharian perempuan lebih di
dominasi dengan warna hitam mulai dari baju sampai kain bawahannya.
dengan Sapuk. Kemudian hal Ini menjadi suatu keharusan bagi masyarakat di Desa
Wisata Sasak Ende dalam aturan tata cara berpakaian sehari hari maupun upacara adat.
ataupun penyelenggaran upacara peringatan hari besar suku Sasak, maka di wajibkan
untuk menggunakan busana adat. Di bagian paling atas, di sebut sebagai Sapuk sebagai
pelindung kepala dan lambang keyakinan terhadap sang pencipta. Baju disebut pegon,
secara umum berwarna hitam, bagian pengikat kain disebut Bebet, sedangkan
2) Pola Makan
Makanan keseharian dari masyarakat Desa Wisata Sasak Ende sama dengan
masyarakat Indonesia pada umumnya yaitu nasi putih sebagai makanan pokoknya.
Masyarakat Desa Wisata Sasak Ende terkadang juga mencampur nasi dengan ubi
ataupun jagung ketika persediaan padi sudah mulai menipis. Hal ini dikarenakan
daerah pertanian di wilayah Desa Wisata Sasak Ende hanya memiliki satu kali
kesempatan untuk menanam padi karena tidak ada sistem irigasi yang bisa mengairi
persawahan warga.
Mengenai jam makan, kebiasaaan masyarakat Desa Wisata Sasak Ende pada
umumnya membagai jam makannya tiga kali sehari. Pagi hari sarapan (Mangan
Nyampah), makan siang (Mangan Kejelo), makan malam (Mangan Kemalem) dan
terkadang masyarakat Desa Wisata Sasak Ende apabila memiliki kegiatan gotong
royong dimalam hari maka akan disediakan makan tengah malam (Mangan Boak).
Untuk lauk pauknya, masyarakat desa menyebutnya Daun atau Kandok Kelak. Pada
umumnya masyarakat Desa Wisata Sasak Ende mengolah sayur-sayuran sebagai lauk
pauknya yang diperoleh dari ladang ataupun persawahannya seperti daun Talas, daun
Turi, daun Kelor dan terkadang mengkonsumsi ikan ataupun menyembelih ayam
ternaknya. Apabila ada pesta adat ataupun perkawinan, maka lauk pauknya,
masyarakat Desa Wisata Sasak Ende mengkonsumsi daging sapi ataupun kerbau.
67
3) Komunikasi
memiliki kegitan yang sifatnya gotong royong biasanya menggunakan pengeras suara
yang sudah disediakan di musshola yang berada di bagian depan dari desa adat.
Apabila informasi yang sifatnya dari perseorangan seperti acara zikiran keluarga
ataupun acara adat, maka umumnya masyarakat Desa Wisata Sasak Ende akan
mengutus salah satu anak muda untuk datang kesetiap rumah untuk menyampaikan
Tata ruang pemukiman masyarakat Desa Wisata Sasak Ende tergolong tidak
terlalu padat. Hal ini dikarenakan jarak antar rumah warga tidak terlalu berdekatan
antara dua sampai tiga meter. Dalam wilayah pemukiman masyarakat, masih memiliki
pohon besar sebagai cagar alam seperti pohon Asam, Kelapa, Mangga sehingga
terlihat hijau di musim hujan ataupun musim kering. Pola pembagunan rumah
penduduk juga mengikuti dari kontur tanah atau arah kemiringan tanah sehingga
terlihat berbaris rapi. Pola dan pembuatan rumah masyarakat Desa Wisata Sasak Ende
masih menggunakan material dari alam seperti dinding terbuat dari anyaman bambu
(Pager atau Bedek), pondasi rumah dari susunan batu dan dilapisi tanah liat serta
kotoran sapi (Ngelulut), serta susunan atap terbuat dari daun ilalang yang sudah
dikeringkan yang biasanya diganti dalam lima sampai tujuh tahun sekali.
68
2) Arsitektur
Arsitektur rumah tradisional masyarakat Desa Wisata Sasak Ende terbagi atas
dua ruangan, ruang tamu dan ruang inti rumah yang dijadikan sebagai tempat tidur dan
menyimpan barang berharga keluarga. Ciri khas dari rumah tradisional Desa Wisata
Sasak Ende adalah bagian depan atap teras rumah yang terbuat rendah atau miring ke
depan dengan maksud ketika tamu dan wisatawan akan masuk rumah akan menunduk
untuk laki-laki. Sedangkan bagian ruangan dalam (betaran dalam) adalah tempat tidur
ruang tidur, meskipun dalam suatu keluaraga diharuskan tidur terpisah yang dimana
sang laki-laki akan tidur di ruang teras untuk menjaga keluarga dan kandang ternak,
sedangkan ibu dan anaknya akan tidur di ruangan ini. Dalam suatu keluarga akan tidur
Adapun konstruksi bangunan dari rumah adat Desa Wisata Sasak Ende sebagai
berikut:
1) Pondasi rumah
Adapun pondasi rumah adat Desa Wisata Sasak Ende tersusun atas batuan dan
tanah yang berfungsi sebagai dudukan tiang dan lantai ruangan. Dalam proses
pembuatan pondasi rumah adat, Desa Wisata Sasak Ende masih menggunakan bahan
dari alam dan cara tradisional yaitu menggunakan campuran tanah dan ampas padi
69
sebagai perekat. Penggunaan tanah sebagai pondasi karna masyarakat Desa Wisata
Sasak Ende percaya bahwa manusia terbuat dari tanah dan akan kembali ke tanah.
Setelah penggunaan tanah pada pondasi rumah, masyarakata Desa Wisata Sasak
Ende akan menggunakan kotoran sapi ataupun kerbau untuk melumuri lantai ruangan
yang dilakukan secara berkala baik dua sampai tiga kali dalam sebulan. Hal ini tetap
dilakukakan karna merupakan peninggalan nenek moyang dengan makna kotoran sapi
atau kerbau sebagai simbul kerja keras dalam bekerja sebagai petani sekaligus obat
2) Tiang
Tiang berfungsi menyalurkan beban dari atap ke pondasi. Tiang ini terbuat dari
kayu gelondongan atau yang biasa masyarakat sebut dengan tekan. Diatasnya ada kayu
berbentuk segi empat yang disebut ampak. Ampak berhubungan langsung dengan dua
bagian kayu lainnya yang disebut lampen dan Langkar, hal ini dikarenakan fungsi dari
3) Atap
Atap adalah salah satu struktur dari bangunan yang berfungsi sebagai penutup
bagian atas pada suatu bangunan. Di Desa Wisata Sasak Ende, atap rumah
tradisionalnya masih menggunakan daun alang-alang yang di dapat dari hutan yang
rumah Desa Wisata Sasak Ende memiliki fungsi sebagai pengatur suhu ruangan dalam
Kelemahan dari penggunaan daun alang-alang sebagai atap dari rumah adat Desa
Wisata Sasak Ende selalu di perbaharui lima sampai tujuh tahun sekali. Pembaharuan
atap ini dikarenakan lambat laun daun alang-alang yang digunakan sebagai atap akan
lapuk dikarenakan terkena terik panas matahari dan embun pada malam hari.
4) Dinding
Dinding yang digunakan pada rumah adat Desa Wisata Sasak Ende terbuat dari
anyaman bilah bambu yang di susun agak renggang. Hal ini disebabkan karena
Berikut ini adalah struktur kepengurusan Desa Wisata Sasak Ende secara adat
KETUA
Sunardi
SEKRETARIS
Yoga Irham
BENDAHARA
Mahrip
SEKSI - SEKSI
Gambar diatas merupakan struktur kepengurusan Desa Wisata Sasak Ende yang
didalam secara adat, Desa Wisata Sasak Ende juga memiliki Struktur kepengurusan
Kelompok Sadar Wisata yang disingkat Pokdarwis. Tanggung jawab dari Pokdarwis
pesona merupakan kondisi yang harus diwujudkan dalam rangka menarik minat
Berikut ini adalah struktur kepengurusan dan data kelembagaan kelompok Sadar
3. Nama Pengurus :
: Tamat
d. Sekretaris : Mahrip
e. Bendahara : Supardi
f. Koordinator Seksi :
: Mane
: Sume Jaye
: Samiun
: Hayudin
Anggota : Mahnim
: Inaq Edrik
Pokdarwis Desa Wisata Sasak Ende memiliki ruang lingkup kerja dan tanggung
Table 4.1
Daya Tarik Desa Wisata Sasak Ende
Daya Tarik Wisata Ada / Tidak Keterangan
Ada
a. Daya tarik Wisata Alam Ada Perbukitan
b. Daya Tarik Wisata Budaya Ada Budaya Suku Sasak
c. Daya Tarik Wisata Khusus Ada Spot untuk foto selfi
Atau lainnya
Sumber: Pokdarwis Desa Wisata Sasak Ende (2023)
Tabel 4.1 menerangkan tentang potensi daya tarik wisata yang dikembangkan
berdasarkan jenis dari daya tarik wisatanya seperti: daya tarik wisata alam, daya tarik
wisata budaya, dan daya tarik wisata khusus atau buatan yang di kelola oleh
Pokdariwis Desa Wisata Sasak Ende. Perbukitan di wilayah Desa Wisata Sasak Ende
74
dijadikan sebagai daya tarik wisata alam. Keunikan budaya suku Sasak dijadikan
sebagai daya tarik wisata budaya. Serta pembuatan tempat berfoto dijadikan sebagai
daya tarik khusus bagi wisatawan dan di bawah kepengurusan pokdarwis Desa Wisata
Sasak Ende.
Jenis Kelamin, Daerah Asal Wisatawan, Usia dan Pekerjaa. Karakteristik wisatawan
yang berkunjung di Desa Wisata Sasak Ende akan dijelaskan sebagai berikut
Sassak Ende di Kabupaten Lombok Tengah ditinjau berdasarkan jenis kelamin, yakni
Tabel 4.2.
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Jenis Kelamin
jenis kelamin menunjukkan bahwa wisatawan dengan jenis kelamin laki-laki lebih
75
jenis kelamin perempuan yaitu dengan presentase sebesar 44 persen. Hal ini
yang memiliki daya tarik wisata budaya, seni dan pertunjukan atraksi budaya. Hasil ini
memperkuat penelitian dari Inzana, Mayunita, & Jumaah (2021) dan Mahayana (2019)
yang menyatakan bahwa wisatawan laki-laki lebih menyukai wisata budaya, kuliner
disimpulkan dari hasil data perolehan kuesioner bahwa jenis kelamin wisatawan yang
yang berkunjung ke Desa Wisata Sassak Ende di Kabupaten Lombok Tengah lebih
Tabel 4.3
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Daerah Asal Wisatawan
Pada Tabel 4.3. menunjukkan bahwa daerah asal wisatawan yang berkunjung ke
Desa Wisata Sassak Ende di Kabupaten Lombok Tengah lebih banyak dikunjungi oleh
dibandingkan dengan wisatawan yang berasal dari nusantara dengan presentase sebesar
perolehan kuesioner bahwa wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Sassak Ende
di Kabupaten Lombok Tengah tidak hanya digemari oleh wisatawan dalam negeri
tetapi juga wisatawan mancanegara dan berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan
bahwa targeting wisatawan atau segmentasi pasar yang dimiliki Desa Wisata Sade
tidak hanya berfokus terhadap wisatawan domestik tetapi juga wisatawan mancanegara
Tabel 4.4
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Usia
Pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa sebanyak 51 persen responden yang mengisi
persen responden yang mengisi kuesioner berada di rentang usia rentang 45 sampai 65
tahun, dan yang terakhir 1 persen responden yang mengisi kuesioner dengan rentang usia
lebih dari 65 Tahun. Hal ini dikarenakan usia 15 sampai 24 tahun cenderung memiliki
dalam kelompok ini memiliki ketertarikan pada pengalaman budaya dan sejarah dan
serta waktu luang yang lebih banyak ketimbang kelompok usia 25 sampai 44 tahun
yang dimana meskipun memiliki kestabilan finansial yang lebih baik ketimbang usia
muda.
dan wisatawan dengan usia lebih dari 65 tahun merupakan wisatawan yang tidak
Tabel 4.5
Karakteristik Wisatawan Berdasarkan Pekerjaan
No. Pekerjaan Jumlah Persentase
(orang) (%)
1 Pelajar/Mahasiswa 30 30
2 Pegawai Swasta 22 22
3 Lainnya 20 20
4 Pegawai Negeri Sipil 13 13
5 Pengusaha 13 13
6 Wiraswasta 2 2
Jumlah 100 100
Sumber: Hasil Olah Data Primer, 2023
masing sebagai Pegawai Negeri Sipil dan sebagai pengusaha. Selanjutnya sebanyak 2
berkunjung ke Desa Wisata Sassak Ende di Kabupaten Lombok Tengah adalah yang
ketertarikan pada pengalaman budaya dan sejarah dan serta waktu luang yang lebih
perjalanan akhir pekan (Weekend) walaupun memiliki waktu yang singkat tetapi
wisatawan yang berdasarkan pekerjaan pegawai swasta akan mencari destinasi yang
menawarkan makanan, festival budaya, acara seni, atau tour bersejarah yang dapat
memperkaya pengetahuan mereka tentang budaya dan sejarah destinasi yang dimiliki
Desa Wisata Sasak Ende sedangkan wisatawan dengan pekerjaan ASN merupakan
kategori wisatawan yang berkunjung paling rendah hal ini dikarenakan meskipun
memiliki pendapatan yang stabil tetapi wisatawan dengan kelompok pekerjaan ASN
tidak memiliki fleksibilitas waktu yang tinggi dan memiliki jadwal kerja yang teratur
melalui perspektif responden yang berjumlah 100 (seratus) orang wisatawan yang
pernah berkunjung ke Desa Wisata Sasak Ende sebagai perwakilan untuk tahap
analisis. Terhadap kuesioner yang telah disebarkan dapat diketahui bahwa masing-
masing responden memberikan nilai yang berbeda dan mendapat rating yang sama
pada masing-masing indikator maka akan dicari rata-rata (mean) dari masing-masing
rating. Hasil analisis menunjukkan bahwa indicator variabel internal yang memiliki
rating paling besar, berarti paling besar mempengaruhi operasional desa. Berikut rata-
rata rating yang diberikan oleh masing-masing responden seperti yang ditunjukkan
Tabel 4.6
Perhitungan Rating Faktor Lingkungan Internal Desa Wisata Sasak Ende di
Kabupaten Lombok Tengah
No. Indikator Rating
1 Atraksi dan arsitektur bangunan yang disuguhkan 4.28
Desa Wisata Sasak Ende kepada wisatawan.
2 Penjualan kain tenun, souvenir/cendramata dan segala 2.62
jenis produk ekonomi kreatif lainnya
3 Pembebasan penarikan retribusi tiket masuk ke Desa 4.21
Wisata Sasak Ende.
4 Harga Kain Tenun/ Songket dan Souvenir. 1.60
5 Desa Wisata Sasak Endemelakukan promosi melalui 4.07
media internet/website maupun media cetak seperti
brosur.
6 Lokasi Desa Wisata Sasak Ende dengan akomodasi. 2.93
7 Penampilan pemandu wisata Desa Wisata Sasak Ende. 3.94
8 Keterampilan pemandu wisata menggunakan bahasa 3.99
asing.
9 Fasilitas wisata yang dimiliki Desa Wisata Sasak 4.10
Ende.
10 Desa Wisata Sasak Endememiliki lingkungan yang 2.13
bersih dan nyaman.
11 Prosedur pelayanan oleh pemandu wisata Desa Wisata 4.05
Sasak Ende.
12 Produksi kain tenun, souvenir/cendramata dan segala 3.94
jenis produk ekonomi kreatif lainnya.
Total 41.86
Sumber: Hasil Analisis Data 2023
Berdasarkan hasil analisis perhitungan rating dan pemratingan pada Tabel 4.6
internal dari Desa Wisata Sasak Ende. Adapun indikator tersebut dapat dilihat pada
Tabel 4.7
Kekuatan dan Kelemahan Lingkungan Internal Desa Wisata Sasak Ende
No Indikator Rating Kategori Komentar
Kekuatan
1 Atraksi dan arsitektur 4.28 Kekuatan Atraksi dan arsitektur
bangunan yang disuguhkan Sangat Besar bangunan yang unik
Desa Wisata Sasak Ende
kepada Wisatawan.
2 Pembebasan penarikan 4.21 Kekuatan Menggunakan sistem
retribusi tiket masuk ke Desa Sangat Besar donasi
Wisata Sasak Ende.
3 Keterampilan pemandu wisata 4.10 Kekuatan Beberapa menguasai
menggunakan bahasa asing. Besar bahasa Inggris, Prancis
dan Italia
4 Desa Wisata Sasak Ende 4.07 Kekuatan Memiliki website resmi
melakukan promosi melalui Besar yang dikelola
media internet/website maupun pemerintah daerah
media cetak seperti brosur.
5 Desa Wisata Sasak Ende 4.05 Kekuatan Terdapat organisasi
memiliki lingkungan yang Besar kepengurusan
bersih dan nyaman. kebersihan Desa
6 Penampilan pemandu wisata 3.99 Kekuatan Memakai pakaian adat
Desa Wisata Sasak Ende. Besar Desa
7 Saluran distribusi yang dimiliki 3.94 Kekuatan Bekerjasama dengan
Desa Wisata Sasak Ende. Besar Travel Agent
8 Prosedur pelayanan oleh 3.94 Kekuatan Memberikan
pemandu wisata Desa Wisata Besar kenyamanan bagi
Sasak Ende. wisatawan
Kelemahan
1 Harga Kain Tenun/ Songket 1.60 Kelemahan Harga Kain Tenun
dan Souvenir terbilang mahal. Sangat Besar terbilang mahal
2 Fasilitas wisata yang dimiliki 2.13 Kelemahan Tidak adanya tourist
Desa Wisata Sasak Ende. Besar information.
3 Program paket wisata yang 2.63 Kelemahan Belum adanya paket
ditawarkan Desa Wisata Sasak Besar wisata yang dimiliki
Ende kepada wisatawan.
4 Lokasi Desa Wisata Sasak 2.93 Kelemahan Minimnya akomodasi
Ende dengan akomodasi. Besar restoran dan penginapan
di kawasan Ende.
Sumber: Hasil Penelitian 2023
82
A. Kekuatan
1) Rating terbesar terdapat pada indikator atraksi dan keunikan arsitektur bangunan
yang disuguhkan oleh Desa Wisata Sasak Ende kepada wisatawan dengan rating
sebesar (4,28). Indicator ini menjadi kekuatan utama dengan perolehan rating
terbesar yang dimiliki oleh Desa Wisata Sasak Ende yang tentunya menjadi salah
satu daya tarik utama dibandingkan desa-desa wisata yang lain di kabupaten
Lombok Tengah.
2) Kekuatan yang lain dengan urutan kedua dengan rating (4,21) yaitu Pembebasan
penarikan retribusi tiket masuk ke Desa Wisata Sasak Ende, sehingga ini
menjadi salah satu kekuatan utama yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende,
dengan adanya sistem donasi ini cukup menarik simpati para wisatawan lokal
khususnya yang berasal dari Lombok itu sendiri karena untuk tiket masuk tidak
besar rating (4,10), pada saat melakukan penelitian setiap Pemandu Wisata
Lokal lokal menggunakan pakaian adat desa dengan rapi dan sopan dan juga
keterampilan Bahasa asing seperti Bahasa Inggris dan Bahasa Prancis. Namun
pelatihan tiap bulannya kepada para pemandu wisata lokal yang, baik yang
83
instansi terkait lainnya sehingga terjadi pemerataan pada setiap pemandu wisata
4) Indikator Desa Wisata Sasak Ende yang melakukan promosi melalui media
Internet/website maupun media cetak seperti brosur dengan besar rating (4,07),
Desa Wisata Sasak Ende telah melakukan promosi melalui media cetak seperti
brosur yang terdapat pada stand donasi di pintu masuk dusun yang nantinya akan
dibagikan kepada wisatawan yang berkunjung, serta Desa Wisata Sasak Ende
sudah memiliki website resmi namun masih dikelola oleh Dinas Kebudayaan dan
sudah dapat dikelola sendiri oleh Desa Wisata Sasak Ende atau melakukan
kerjasama dengan komunitas yang bersedia dan ahli dalam bidang pengelolaan
5) Indikator Desa Wisata Sasak Ende memiliki lingkungan yang bersih dan nyaman
dengan besar rating (4,05), hal ini dapat dikatakan baik karena Desa Wisata
Sasak Ende sudah memiliki tempat sampah di setiap sudut dusun dan memiliki
anggota organisasi yang menangani kebersihan dari Desa Wisata Sasak Ende.
6) Indikator penampilan pemandu wisata Desa Wisata Sasak Ende dengan besar
rating (3,99), pada saat melakukan penelitian setiap pemandu wisata lokal
7) Indikator (1) Saluran distribusi yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende, Desa
Wisata Sasak Ende melakukan kerjasama dengan beberapa relasi atau pihak
84
ketiga untuk mendatangkan wisatawan ke DTW, salah satu Travel Agent yang
bekerjasama dengan Desa Wisata Sasak Ende adalah ASIA WISATA dan (2)
Prosedur pelayanan oleh pemandu wisata Desa Wisata Sasak Ende dengan besar
rating masing-masing (3,94). Hal ini dapat dikatakan sudah cukup baik dengan
melihat para pemandu wisata lokal sudah berjaga di depan pintu masuk untuk
peristirahatan untuk di jelaskan sejarah tentang Desa Wisata Sasak Ende serta
B. Kelemahan
1) Kelemahan utama dari Desa Wisata Sasak Ende yaitu indikator harga kain
tenun/songket dan souvenir dengan besar rating (1,60), hal ini dikarenakan untuk
harga kain tenun asli dari Desa Wisata Sasak Ende terbilang mahal dengan
kisaran harga dari Rp. 500.000 s/d Rp. 1.000.000 dan peneliti mendapatkan
Hal tersebut akan berdampak pada nilai jual produk Desa Wisata Sasak
membeli jenis kain tenun ini di luar Desa Wisata Sasak Ende tersebut dengan
2) Indikator Fasilitas wisata yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende dengan besar
rating (2,13), Hal tersebut dikategorikan sebagai kelemahan bagi Desa Wisata
sudah ada, namun tourist information yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende
3) Indikator Program paket wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata Sasak
Ende dengan besar rating (2,62). Beberapa program paket wisata Desa Wisata
Sasak Ende hanya menawarkan sebuah pelatihan membuat kain tenun kepada
bagi Desa Wisata Sasak Ende dikarenakan untuk pesaing dari Desa Wisata
Sasak Ende yaitu Desa Wisata Sasak Sade juga memiliki produk dan atraksi
dimiliki Desa Wisata Sasak Ende serta memanfaatkan pakaian adat yang
4) Indikator Lokasi Desa Wisata Sasak Ende dengan akomodasi dengan besar
rating (2,93). Lokasi Desa Wisata Sasak Endeini terletak tidak jauh dari
destinasi lain seperti Pantai Kuta Mandalika yang merupakan salah satu
ditempuh kurang lebih 11 km dan jarak dari Desa Wisata Sasak Ende menuju
sehingga wisatawan beranjak dari Desa Wisata Sasak Ende untuk mencari
Hasil analisis dari penelitian ini selaras dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Mahayana (2019), dimana indikator atraksi dan keunikan arsitektur
bangunan yang disuguhkan oleh Desa Wisata Sasak Ende menjadi kekuatan utama
yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende. Sedangkan indikator harga kain tenun/songket
dan souvenir menjadi kelemahan utama dalam faktor internal lingkungan desa wisata.
Penelitian kami menambah bukti pada literatur sebelumnya oleh Permadi, dkk
(2017) dengan menunjukkan bahwa faktor internal di Desa Wisata, yang termasuk
Kondisi keamanan desa. Sementara itu Kelemahan meliputi: Sarana dan prasarana
SDM sebagai pemandu wisata dan Penataan lingkungan desa. Hasil penelitian ini juga
“… . Kekuatan utama Desa Wisata Sasak Ende adalah warisan budaya dan tradisi
yang kaya dari nenek moyang kami. Arsitektur bangunan dan kesenian
tradisional khas suku Sasak yang diwariskan dari generasi ke generasi. Tarian,
musik, dan seni anyaman menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang datang
ke desa wisata kami. Selain itu, lokasi geografis kami yang terletak di antara
gunung dan pantai memberikan keindahan alam yang luar biasa. Ini menciptakan
pengalaman wisata yang unik bagi para pengunjung. Salah satu kelemahan yang
kami hadapi adalah kurangnya fasilitas penginapan dan restoran yang masih
terbatas, yang dapat mempengaruhi kenyamanan wisatawan selama berkunjung
di desa wisata kami. … .”
Berdasarkan uraian di atas, kekuatan-kekuatan yang dimiliki Desa Wisata Sasak
Ende memainkan peran penting dalam meningkatkan daya tarik dan kepuasan
wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Sasak Ende. Disamping itu, kelemahan-
kelemahan yang ada perlu diperhatikan dan ditangani secara pro-aktif guna untuk
strategis eksternal yang dilakukan oleh responden yang berjumlah 6 (enam) orang yang
berasal dari dalam dan luar manajemen Desa Wisata Sasak Ende di Kabupaten Lombok
Tengah diantaranya Pemandu Wisata (Anggota HPI Lombok Tengah), Kepala Desa
88
Wisata Sasak Ende, Ketua Pengelola Desa Wisata Sasak Ende, Kepala Pemandu
Wisata Lokal Desa Wisata Sasak Ende, Dosen Pariwisata Universitas Mataram dan
Admin Media (Go Mandalika). Berdasarkan kuesioner yang telah disebarkan dapat
mendapat rating yang sama pada masing-masing indikator maka akan dicari rata-rata
variabel eksternal yang memiliki rating paling besar, berarti paling besar
mempengaruhi operasional desa. Berikut rata-rata rating yang diberikan oleh masing-
Tabel 4.8
Perhitungan Rating Faktor Lingkungan Eksternal Desa Wisata Sasak Ende di
Kabupaten Lombok Tengah
No. Indikator Rating
1 Berdekatan dengan Kompetitor 2.0
2 Kompetitor memiliki produk yang sama. 2.0
3 Pengelola competitor lebih profesional. 1.8
4 Stabilitas keamanan di Lombok tidak Kondusif. 2.4
5 Kebijakan pemerintah daerah fleksibel 4.0
6 Tingkat tukar rupiah terhadap dollar Amerika Stabil. 4.0
7 Mengikuti perkembangan teknologi informasi. 4.2
8 Terjadinya bencana/gangguan alam. 1.6
9 Tren halal tourism di Lombok 3.8
Total 25.8
Sumber: Hasil Analisis Data (2023)
Berdasarkan hasil analisis perhitungan rating dan pemratingan pada Tabel 4.8
eksternal dari Desa Wisata Sasak Ende. Adapun indikator tersebut dapat dilihat pada
tabel 4.9:
Tabel 4.9.
Peluang dan Ancaman Lingkungan Eksternal Desa Wisata Sasak Ende
No Indikator Rating Kategori Komentar
Peluang
1 Mengikuti 4.21 Peluang Sangat Besar Peluang untuk
perkembangan mempromosikan
teknologi informasi. produk Desa
Wisata Sasak
Ende
2 Kebijakan 4.0 Peluang Besar Membantu
pemerintah daerah pengembangan
fleksibel Desa Wisata
Sasak Ende
3 Tingkat tukar rupiah 4.0 Peluang Besar Mempengaruhi
terhadap dollar daya beli
Amerika Stabil. wisatawan
4 Tren halal tourism di 3.8 Peluang Besar Menambah
Lombok pangsa pasar
yang baru
Ancaman
1 Stabilitas keamanan 2.4 Ancaman Besar Menurunkan
di Lombok. image Lombok
dan Desa Wisata
Sasak Ende
2 Berdekatan dengan 2.0 Ancaman Besar Persaingan yang
Kompetitor ketat
3 Kompetitor memiliki 2.0 Ancaman Besar Persaingan pasar
produk yang sama. yang ketat
4 Pengelola competitor 1.8 Ancaman Sangat Besar Pengelola
lebih profesional. kompetitor
memiliki banyak
relasi
5 Terjadinya bencana/ 1.6 Ancaman Sangat Besar Menurunkan
gangguan alam. tingkat
kunjungan
Sumber: Hasil Penelitian 2023
90
A. Peluang
memiliki rating terbesar yaitu (4,2) hal ini dikategorikan sebuah peluang bagi
informasi akan semakin cepat, Desa Wisata Sasak Ende pun sudah memiliki
website resmi yang diberikan dari pihak Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
2) Ada dua indikator dengan besar rating masing-masing (4,0) yaitu (1) tingkat nilai
tukar dollar Amerika stabil. Walaupun secara umum saat wisatawan melakukan
perjalanan tidak memperdulikan nilai mata uang, hal tersebut akan sangat
berpengaruh terhadap daya beli wisatawan setelah sampai di Negara tujuan, (2)
3) Indikator tren Halal Tourism di Lombok dengan besar rating (3,80). Dengan
ditetapkannya Lombok sebagai salah satu destinasi world halal tourism maka
peluang yang besar bagi Desa Wisata Sasak Endemengingat Ende memiliki
target pasar yaitu Asia dan Nusantara, dengan memanfaatkan Ceruk Pasar (niche
market) yang belum terlalu diperhatikan namun memiliki potensi besar dalam
91
Asia).
B. Ancaman
hal ini akan berpengaruh pada minat wisatawan berkunjung, apabila keamanan
perjalanan wisata. Lombok sendiri memiliki brand image keamanan yang masih
lemah, terdapat banyak daerah yang tekenal dengan wilayah yang rawan
pembegalan baik bagi masyarakat lokal maupun wisatawan asing, untuk itu
di Lombok.
sebesar (2,0). Hal ini merupakan sebuah ancaman bagi Desa Wisata Sasak Ende
dikarenakan lokasi kompetitor terbilang cukup dekat dengan Desa Wisata Sasak
Ende dan produk yang ditawarkan hampir sama, ini akan menjadi perebutan
pasar yang ketat antara Desa Wisata Sasak Ende dengan Desa Ende.
rating (1,8), pengelola dari kompetitor tersebut memiliki relasi yang lebih luas.
dengan besar rating (1,6), baru-baru ini Lombok dilanda bencana gempa bumi
pada bulan Agustus tahun 2018 lalu dan berdampak pada tingkat kunjungan
92
wisatawan ke Lombok khususnya pada Desa Wisata Sasak Ende wisatawan yang
Hasil analisis dari penelitian ini relevan dengan hasil penelitian terdahulu yang
teknologi informasi menjadi peluang utama yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende.
dimiliki Desa Wisata Sasak Ende dalam faktor eksternal lingkungan desa wisata.
Temuan penelitian ini mendukung hasil studi terdahulu oleh Kanom (2015) yang
menunjukkan bahwa berikut adalah beberapa kendala yang bisa menghambat dalam
Hasil penelitian ini juga relevan dengan pendapat dari Sunardi selaku ketua
“Peluang utama yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende adalah meningkatnya
minat wisatawan terhadap wisata budaya dan alam. Dengan memiliki warisan
budaya dan tradisi yang kaya, serta lokasi geografis yang indah, kami memiliki
daya tarik yang unik bagi wisatawan. Selain itu, meningkatnya konektivitas dan
aksesibilitas ke daerah ini, termasuk melalui pembangunan infrastruktur jalan
dan fasilitas transportasi, juga memberikan peluang untuk meningkatkan jumlah
kunjungan wisatawan.
93
invetarisasi daya tarik wisata di Desa Wisata Sasak Ende harus dilakukan dengan detail
Matriks SWOT dalam penelitian ini disusun berdasarkan hasil dari identifikasi
lingkungan internal dan lingkungan eksternal yang berupa kekuatan dan kelemahan
yang dimiliki oleh desa wisata dan serta peluang dan ancaman yang dihadapi oleh desa
wisata. Adapun kemudian analisis matriks SWOT menghasilkan empat tipe alternatif
Opportunities) dan strategi S-T (Strength – Threats). Strategi yang dihasilkan dari
94
Sumber: Hasil Penelitian (2023)
95
Dalam pembuatan strategi atau rencana dalam penelitian ini diawali dengan
menjelaskan faktor internal dan faktor eksternal yang di dalamnya terdapat kekuatan,
sehingga menemukan strategi atau rencana alternative. Strategi yang dihasilkan dari
analisis matrik SWOT (tabel 4.5) untuk alternatif strategi yang dapat dilakukan di Desa
1. Strategi S-O
Strategi yang diterapkan dengan menggunakan kekuatan yang dimiliki dan
di atas dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap
meningkatkan daya tarik dan kualitas produk wisata. Berikut ini adalah contoh
kekuatan produk wisata yang ditawarkan. Data yang diperoleh dapat digunakan
c) Meningkatkan kualitas fasilitas yang tersedia di area wisata, seperti toilet, tempat
parkir, restoran, dan sarana lainnya. Fasilitas yang memadai akan meningkatkan
program yang bisa di ikuti ialah program pelatihan pemandu wisata yang diadakan
dilakukan guna meningkatkan kualitas SDM pemandu wisata lokal Desa Wisata
Sasak Ende untuk menjadi Pemandu Wisata yang baik dalam melayani wisatawan
dan mempelajari bahasa asing baru seperti bahasa arab untuk menangani
wisatawan Timur Tengah yang menjadi segmen pasar baru dari Desa Wisata
Sasak Ende.
kuat dan keterlibatan aktif dari masyarakat lokal. Dengan pendekatan yang terarah
tetap menjaga keberlanjutan alam dan budaya lokal. Berikut ini adalah beberapa
dengan penduduk desa untuk mendapatkan masukan, ide, dan aspirasi mereka
97
diperlukan untuk mendukung pariwisata, seperti akses jalan, sistem sanitasi, dan
sumber daya air. Pastikan bahwa infrastruktur ini memadai untuk menampung
d) Diversifikasi Produk Wisata: Selain daya tarik utama, dorong masyarakat untuk
keberhasilan program perluasan desa wisata. Tinjau kembali strategi yang telah
dilakukan, identifikasi area perbaikan, dan monitor dampak yang telah dicapai.
f) Kerjasama dengan Pihak Terkait: Jalin kerjasama dengan berbagai pihak terkait,
2. Strategi W-O
dimiliki suatu perusahaan supaya dapat memanfaatkan atau mengambil peluang yang
A. Pengembangan fasilitas sarana dan prasarana Desa Wisata Sasak Ende. Program
diadaptasi dan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan setiap desa wisata.
daya tarik dan kualitas Desa Wisata, sehingga dapat menarik wisatawan dan
kerajinan tangan, seni budaya, dan kuliner lokal untuk memperkuat daya tarik
desa wisata.
b) Pembuatan papan informasi, petunjuk arah, dan peta desa wisata untuk
yang dapat menampung wisatawan dengan berbagai macam kelas dan harga.
B. Promosi produk wisata melalui media sosial. Program promosi produk wisata
melalui media sosial di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi
99
setiap objek wisata. Implementasi program yang konsisten dan berkelanjutan akan
minat wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah. Berikut ini adalah contoh
diimplementasikan:
a) Membuat akun media sosial resmi untuk produk wisata, seperti Facebook,
Instagram, atau Twitter. Akun tersebut harus terkelola dengan baik dan terus di
b) Membuat konten visual yang menarik, seperti foto dan video yang menampilkan
keindahan dan keunikan objek wisata yang ditawarkan. Konten visual yang
menarik dapat menarik perhatian audiens dan meningkatkan minat mereka untuk
dan keamanan. Dukung juga sertifikasi atau penilaian kualitas untuk memastikan
dan layanan.
pariwisata.
distribusi brosur, atau paket perjalanan yang melibatkan penginapan desa wisata.
3. Strategi S-T
Strategi Peningkatan promosi dan Branding Desa Wisata Sasak Ende.Hal ini
dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan kebutuhan dan kondisi setiap Desa Wisata.
popularitas dan citra positif Desa Wisata, sehingga dapat menarik minat wisatawan
101
dan meningkatkan pendapatan masyarakat di desa tersebut. Berikut ini adalah contoh
program peningkatan promosi dan re-branding Desa Wisata Sasak Ende yang dapat
di implementasikan:
seperti iklan di media cetak, radio, televisi, dan media online seperti website dan
media sosial.
c) Melakukan kerja sama dengan agen perjalanan dan travel blogger untuk
C. Strategi peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam desa wisata
SDM di desa wisata. Identifikasi keterampilan yang ada, serta pengetahuan yang
perlu ditingkatkan agar masyarakat dapat mengelola wisata dengan baik. Dengan
efektif.
b) Pelatihan dan Pendidikan: Sediakan pelatihan dan pendidikan yang relevan untuk
masyarakat desa wisata. Ini dapat meliputi pelatihan dalam manajemen destinasi
wisata.
lokal, mereka akan merasa memiliki dan berkontribusi secara lebih signifikan
lokakarya di mana masyarakat desa wisata dapat berbagi pengetahuan, ide, dan
pengalaman sukses mereka. Ini akan mendorong pembelajaran lintas desa wisata
4. Strategi W-T
Strategi weakness – treat adalah Strategi yang ditujukan untuk memperbaiki atau
atau mengambil peluang yang ada di industri. Dalam hal ini kemudian menghasilkan
strategi yaitu:
A. Standarisasi harga produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki dengan
pesaing. Program standarisasi harga produk pariwisata dan ekonomi kreatif di atas
meningkatkan kualitas produk serta layanan yang ditawarkan. Hal ini dapat
daya saing produk pariwisata dan ekonomi kreatif di daerah tersebut, serta
diimplementasikan:
104
a) Melakukan riset pasar untuk mengetahui harga yang umum dipatok di pasar dan
b) Penetapan standar harga produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang diakui oleh
dengan kondisi daerah, jenis produk, dan nilai tambah yang diberikan oleh
masing-masing produk.
B. Inovasi produk pariwisata dan ekonomi kreatif yang dimiliki. Program inovasi
daya saing produk pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa Wisata Sasak Ende.
pasar dan meningkatkan jumlah pelanggan. Selain itu, program ini juga dapat
di Desa Wisata Sasak Ende. Berikut adalah contoh program inovasi produk
a) Melakukan riset pasar untuk mengetahui trend dan kebutuhan wisatawan atau
pelanggan terhadap produk pariwisata dan ekonomi kreatif di Desa Wisata Sasak
Ende.
b) Mengadakan event atau festival inovasi produk pariwisata dan ekonomi kreatif
pelanggan.
105
perusahaan atau ahli keamanan adalah langkah yang baik untuk meningkatkan
stabilitas keamanan di desa wisata. Dengan kerjasama yang baik antara desa
wisata, perusahaan atau ahli keamanan, serta pihak terkait lainnya, stabilitas
keamanan desa wisata dapat ditingkatkan, memberikan rasa aman dan nyaman
bagi wisatawan yang berkunjung. Berikut adalah beberapa program yang dapat
penduduk desa wisata dan pelaku pariwisata. Ini termasuk pelatihan tentang
setempat.
Identifikasi area yang perlu diperbaiki dan lakukan perbaikan atau penyesuaian
sesuai kebutuhan.
Hasil analisis dari penelitian ini menambah bukti pada literatur sebelumnya oleh
Kelemahan, Peluang, dan Ancaman yaitu potensi Desa Wisata Sasak Ende sebagai
destinasi pariwisata berkelanjutan adalah terdiri dari potensi alam dan potensi social
budaya. Adapun dalam kajian ini, kami mengonfirmasi hasil temuan penelitian
sebelumnya oleh Permadi, dkk (2017) yang menyatakan dimana faktor yang menjadi
kendala seperti kurangnya sumber daya manusia yang memadai, pengelolaan destinasi
wisata, serta juga keamanan dan kenyamanan. Kanom (2015) menyimpulkan bahwa
strategi yang dapat diterapkan dalam mengembangkan dan memasarkan Desa Wisata
Sasak Ende adalah mengembangkan daya tarik wisata alternatif dengan tetap
kreatif sebagai daya tarik utama desa dengan mempersiapkan desain baru yang lebih
Berdasarkan uraian di atas bahwa Potensi alam dan sosial budaya merupakan
potensi sangat layak dan potensial sebagai faktor pendukung dalam pengembangan dan
Beberapa hal yang perlu dilakukan semua pihak, baik itu oleh pemerintah, legistaif,
terwujud diantaranya adalah kerjasama yang baik dengan semua pihak terutama pihak
terkait, peningkatan sumber daya manusia serta manajemen destinasi yang baik, cermat
dan efektif. Peningkatan sumber daya manusia khususnya di sektor pariwisata harus
ada langkah kongkrit dari pemerintah untuk mengupayakan berdirinya Sekolah Tinggi
Pariwisata (STP) atau lembaga pendidikan terkait baik itu tingakat dasar, menengah
dan tinggi serta yang dapat dijangku oleh masyarakat setempat guna meningkatkan
kualitas pelayanan. Penataan destinasi dan invetarisasi daya tarik wisata di Desa Wisata
Sasak Ende harus dilakukan dengan detail dan sebaik mungkin, termasuk manajemen
5.1. Simpulan
Hasil dari analisis strategi IFAS didapatkan faktor lingkungan internal yang
menjadi kekuatan dan kelemahan Desa Wisata Sasak Ende di kabupaten Lombok
Tengah. Kekuatan ditunjukkan oleh indikator: (1) Atraksi dan arsitektur bangunan
tradisional khas suku sasak yang disuguhkan Desa Wisata Sasak Ende kepada
wisatawan, (2) Pembebasan penarikan retribusi tiket masuk ke Desa Wisata Sasak
Ende, (3) Desa Wisata Sasak Ende melakukan promosi melalui media internet/website
maupun media cetak seperti brosur, reklame dan lain-lain (4) Saluran distribusi yang
dimiliki Desa Wisata Sasak Ende, (5) Penampilan Pemandu wisata lokal Desa Wisata
Sasak Ende, (6) Keterampilan Pemandu wisata lokal menggunakan Bahasa asing, (7)
Desa Wisata Sasak Ende memiliki lingkungan yang bersih, aman dan nyaman, (8)
Prosedur pelayanan oleh Pemandu wisata lokal Desa Wisata Sasak Ende. Sedangkan
kelemahan yang dimiliki Desa Wisata Sasak Endeyaitu diantaranya: (1) Program paket
wisata yang ditawarkan Desa Wisata Sasak Ende, (2) Harga kain tenun/songket dan
souvenir, (3) Lokasi Desa Wisata Sasak Endedengan akomodasi dan (4) Fasilitas
Hasil dari analisis strategi EFAS didapatkan faktor lingkungan eksternal yang
menjadi peluang Desa Wisata Sasak Ende, kabupaten Lombok Tengah ditunjukkan
oleh indikator: (1) Kebijakan pemerintah daerah fleksibel, (2) Tingkat tukar rupiah
108
109
terhadap dollar Amerika stabil, (3) Mengikuti perkembangan teknologi informasi dan
teknologi dan (4) Tren Halal Tourism di Lombok. Sedangkan indikator yang
merupakan ancaman bagi Desa Wisata Sasak Ende adalah: (1) Berdekatan dengan
kompetitor, (2) Kompetitor memiliki produk yang sama, (3) Pengelola competitor lebih
(dua belas) formulasi strategi yang dapat diterapkan di Desa Wisata Sasak Ende.
Strategi dan Program Pemasaran yang dapat diterapkan, diantaranya yaitu: Strategi
SDM Pemandu Wisata yang berkelanjutan, dengan program pelatihan pemandu wisata.
Kemudian strategi pengembangan fasilitas sarana dan prasarana Desa Wisata, melalui
Pembuatan papan informasi, petunjuk arah, dan peta desa wisata, (3) Penyediaan
fasilitas penginapan. Selanjutnya strategi promosi produk wisata melalui media sosial,
dengan contoh program: 1) Membuat akun resmi dan konten di media sosial dan 2)
promosi dan re-branding Desa Wisata Sasak Ende, dengan contoh program: 1)
online untuk promosi, 3) Kerja sama dengan agen perjalanan dan travel blogger dan 4)
pariwisata dan ekonomi kreatif, dengan contoh program: 1) Riset pasar untuk
mengetahui harga pasar dan 2) Standarisai harga produk pariwisata dan ekonomi
kreatif untuk semua pengusaha daerah. Selanjutnya strategi Inovasi produk pariwisata
dan ekonomi kreatif dengan contoh program: 1) Riset pasar untuk mengetahui tren dan
kebutuhan wisatawan atau pelanggan terhadap produk pariwisata dan ekonomi kreatif
di Desa Wisata dan 2) Mengadakan event atau festival inovasi produk pariwisata dan
wisata bertujuan untuk memperluas pilihan akomodasi bagi wisatawan dan mendorong
Pihak dengan pemerintah daerah, asosiasi pariwisata, atau agen perjalanan untuk
peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam desa wisata, dengan program:
1) Identifikasi Kebutuhan dan Potensi SDM di desa wisata 2) Pelatihan dan Pendidikan
5.2 Saran
5.2.1 Saran Praktis
Berdasarkan implikasi strategi yang telah diuraikan sebelumnya maka beberapa
hal perlu disarankan kepada pihak kepala Desa Wisata Sasak Ende agar dapat
melakukan perbaikan sehingga Desa Wisata Sasak Ende Kabupaten Lombok Tengah
dapat lebih meningkatkan kinerjanya, adapun saran peneliti yang dapat diberikan
adalah:
1. Pemerintah
Sasak Ende
Ende pada kegiatan Travel Fair dan Expo di luar daerah, serta membuat
a. Desa Wisata Sasak Ende dapat membuat inovasi produk wisata yang berbeda
Ende.
Desa Wisata.
ini lebih jauh dan komprehensif dengan menambahkan variabel terkini yang mungkin
dapat membantu strategi pemasaran Desa Wisata Sasak Endenamun belum termasuk
kedalam penelitian ini, selain itu peneliti selanjutnya bisa menggunakan Metoda
QSPM untuk perhitungan total skor untuk setiap alternatif strategi dengan
menjumlahkan perkalian antara penilaian dan bobot setiap faktor yang relevan.
113
DARTAR PUSTAKA
Sadq, Z. M., Othman, B. & Khorsheed, R. K. 2019. The Impact of Tourism Marketing
in Enhancing Competitive Capabilities. African Journal of Hospitality, Tourism
and Leisure, Volume 8 (5).
Setiawan, Heri. 2014. Bahan Ajar Budaya dan Kepariwisataan. Palembang: Politeknik
Negeri Sriwijaya.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Sukaatmaja. 2003. Manajemen Pemasaran Wisata Agro. Makalah Disampaikan pada
Matrikulasi Karya Siswa Baru PS. Kajian Pariwisata Unud.
Surahman, T. 2020. Dampak Pengembangan Pariwisata terhadap Sosial dan Ekonomi
Masyarakat Lokal di Desa Wisata Sasak Ende, Lombok. Jimbaran: Universitas
Udayana
Suwena, IK. & Widyatmaja, I G. N. 2017. Pengetahuan Dasar Ilmu Pariwisata.
Denpasar: Pustaka Larasan.
Solomon dan Elnora. 2003. Strategi Pemasaran. Jakarta: Kelompok Gramedia
Stone, P. R., 2006, “A Dark Tourism Spectrum: Towars a Typology of Death and
Macabre Related Tourist Sites, Attraction and Exhibitions”, Tourism, 54(2), pp.
145-160.
Tjiptono, Fandy. 2014. Pemasaran: Jasa –Prinsip, Penerapan, dan Penelitian.
Yogyakarta: Andi Offset
Umar, H. 2003. Strategic Management in Action. Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama.
Umar, Husein. 2002. Metodologi Penelitian Aplikasi dalam pemasaran. edisi II,
Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Undang-undang Republik Indonesia No.10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
Virgilenna, S. & Anom, P. 2018. Strategi Pemasaran Pariwisata Sembalun Kecamatan
Sembalun Kabupaten Lombok Timur Nusa Tenggara Barat. Jurnal Destinasi
Pariwisata Vol. 6 No. 1.
Warokka, M., N. & Djamali, R. 2021. Penguatan Peran Tour Guide dalam
Memasarkan Daya tarik wisata di Kecamatan Silian Raya di Kabupaten
Minahasa Tenggara. Jurnal Hospitaliti dan Pariwisata Edisi 4 Vol. 1.
Wira, S., N., B., S. 2019. Peran Pemandu wisata dalam Promosi Kepariwisataan di
Bali. Jurnal JUMPA Volume 05, No. 02.
116
Weiler, B. & Black, R. 2015. Tour Guiding Research: Insight, Issues, and Implications.
Bristol: Channel View Publications.
Weiler, B., Johnson, T. & Davis, D. 1992. Roles of the Tour Leader in Environmental
Responsible Tourism. Canberra, Bureau of Tourism Research, hal. 228-233.
World Federation of Tourist Guide Association. 2003. Tourist Guiding: What is a
Tourist Guide? Tersedia dari: http://www.wftga.org
Yoeti, O., A. 1997. Perencanaan dan Pengembangan Pariwisata. Jakarta: Pradnya
Paramita.
Online:
http://etd.repository.ugm.ac.id/downloadfile/113861/potongan/D3-2017-
362161-bibliography.pdf (diakses 30 Februari 2023)
https://www.neliti.com/publications/31951/faktor-faktor-keputusan-
wisatawan-di-objek-wisata-riau-fantasi-labersa-waterpark (diakses 30 Februari
2023)
http://teorionline.net/menentukan-ukuran-sampel-menurut-para-ahli/ (diakses
30 Februari 2023)
http://www.radarplanologi.com/2015/10/desa-wisata-dalam-konteks-industri-
pariwisata.html (diakses 30 Februari 2023)
https://www.majalahhutan.com/2018/01/pengertian-desa-wisata-menurut-
para-ahli.html (diakses 30 Februari 2023)
117
LAMPIRAN I
Daftar Informan Kunci (Key Informan)
No. Nama Umur Jenis Jabatan
(Tahun) Kelamin
(L/P)
1 Tantowi Surahman, S.Par 27 L Pemandu Wisata
(Anggota HPI Lombok Tengah)
2 Riyadi 34 L Kepala Desa Wisata Sasak
Ende
3 Sunardi 37 L Ketua Pengelola Desa Wisata
Sasak Ende
4 Sami’un 46 L Kepala Pemandu Wisata Lokal
Desa Wisata Sasak Ende
5 Dr. Nuriadi, Ss., M.Hum 43 L Dosen Pariwisata Universitas
Mataram
6 Lale Aulia Laksmi, S. IP 27 P Admin Media (Go Mandalika)
Daftar Responden
No. Umur Jenis Kelamin Kewarganegaraan Pekerjaan
(Tahun) (L/P)
1 15-24 P Czech Republic Pelajar / Mahasiswa
2 15-24 P Czech Republic Pelajar / Mahasiswa
3 25-44 P Ukraine Karyawan Swasta
4 15-24 L Netherland Pelajar / Mahasiswa
5 25-44 L German Lainnya
6 25-44 L Singapore Wiraswasta
7 25-44 L Singapore Pegawai Negeri Sipil
8 25-44 L Singapore Pegawai Negeri Sipil
9 25-44 L Singapore Wiraswasta
10 25-44 P Singapore Lainnya
11 45-65 P Malaysia Karyawan Swasta
12 45-65 L Malaysia Pengusaha
13 45-65 L Malaysia Karyawan Swasta
14 45-65 L Malaysia Karyawan Swasta
15 45-65 P Malaysia Karyawan Swasta
16 15-24 P French Pelajar / Mahasiswa
118
LAMPIRAN II
Tabulasi Data Lingkungan Internal (7P)
No. Indikator Lingkungan Internal
I1 I2 I3 I4 I5 I6 I7 I8 I9 I10 I11 I12
1 4 2 4 1 5 2 4 3 4 2 4 3
2 3 1 5 1 5 3 5 5 3 2 4 5
3 4 3 5 1 5 2 5 4 5 2 4 4
4 4 2 5 2 3 2 3 3 4 2 4 4
5 5 2 4 1 5 3 3 5 5 3 4 3
6 3 2 5 1 5 3 4 5 4 3 5 4
7 3 2 4 2 5 3 4 5 5 2 5 3
8 4 2 5 2 5 2 3 3 3 3 3 4
9 3 3 4 2 3 2 5 4 3 2 4 3
10 3 2 5 2 5 2 5 5 5 3 4 3
11 4 2 5 2 5 2 3 4 3 2 5 5
12 5 2 4 2 5 2 5 5 4 3 5 3
13 3 3 5 2 4 2 3 3 4 2 4 3
14 4 4 5 2 5 2 4 5 5 2 4 5
15 5 2 5 2 3 3 4 5 4 3 3 5
16 5 3 4 2 3 2 4 5 3 2 5 5
17 5 2 5 1 5 3 4 3 3 3 4 4
18 5 2 5 2 5 3 5 3 5 3 3 5
19 5 2 4 1 3 3 5 5 3 2 5 4
20 4 1 5 1 4 2 5 3 5 3 3 4
21 5 3 4 1 3 2 3 4 4 2 3 5
22 3 1 5 1 5 3 4 3 4 2 3 3
23 5 3 5 2 3 3 3 4 3 3 5 3
24 5 3 4 1 3 2 5 4 5 2 5 3
25 4 2 5 1 4 3 3 4 4 3 4 4
26 5 3 5 1 3 2 4 5 4 1 4 4
27 5 3 5 2 3 3 3 5 4 2 5 4
28 4 3 5 2 3 3 4 3 5 3 4 4
29 5 3 5 2 5 2 3 4 5 1 4 4
30 4 2 4 2 5 3 4 5 3 3 5 4
31 5 2 5 2 3 3 4 3 4 2 3 5
122
32 4 3 3 2 4 3 3 5 3 2 4 5
33 4 3 4 2 3 1 3 3 3 2 5 4
34 5 3 5 1 3 2 5 3 5 1 3 5
35 4 3 3 1 3 3 5 5 5 3 5 4
36 5 2 4 2 5 2 3 5 3 2 5 3
37 5 2 4 1 4 1 4 4 5 3 5 5
38 5 3 4 1 3 2 4 4 5 2 4 3
39 3 2 4 2 3 2 5 4 5 1 5 5
40 3 3 5 2 5 3 3 5 4 2 4 5
41 5 2 5 1 3 3 4 4 4 2 4 5
42 5 3 3 1 3 2 4 5 5 2 5 4
43 5 2 4 2 5 3 4 5 4 2 4 3
44 3 3 3 2 4 2 5 4 4 3 4 4
45 4 2 5 2 5 3 4 5 5 1 4 5
46 5 2 4 2 4 3 5 4 5 3 3 5
47 4 3 3 2 4 2 5 5 5 3 5 3
48 5 3 3 1 5 2 4 4 3 2 4 3
49 4 2 4 1 4 3 5 5 3 1 3 4
50 4 2 5 2 4 2 3 5 4 2 4 3
51 4 2 3 1 5 3 4 3 4 2 3 3
52 5 3 5 1 5 2 5 4 5 3 5 3
53 5 2 5 2 5 2 5 5 5 1 4 5
54 5 2 4 1 3 2 5 4 5 3 5 5
55 4 2 3 2 5 2 3 3 4 1 5 5
56 4 3 5 1 4 2 4 5 4 3 5 4
57 4 2 5 2 4 3 3 3 4 3 3 3
58 4 2 5 2 5 2 4 4 5 2 5 5
59 5 2 3 2 3 3 5 4 3 2 3 5
60 3 2 5 2 5 3 3 3 5 2 5 3
61 4 3 5 1 5 4 3 4 5 3 4 3
62 4 3 5 1 4 4 4 4 5 3 4 3
63 4 3 5 2 4 3 4 4 3 2 4 4
64 5 2 4 2 4 4 3 4 4 2 4 4
65 5 2 4 2 3 3 3 3 5 2 3 5
66 3 3 4 2 4 4 4 3 4 2 3 4
67 5 2 3 2 5 4 4 4 5 3 5 5
123
68 4 3 5 1 4 4 4 4 3 2 3 4
69 4 3 5 1 4 3 4 3 5 2 5 4
70 3 3 4 1 5 4 4 3 3 3 3 4
71 5 3 4 2 5 3 4 3 4 3 4 3
72 5 3 5 1 4 4 4 5 4 2 4 3
73 5 3 3 2 4 3 4 5 5 2 3 3
74 5 4 5 2 3 3 3 3 5 1 3 4
75 4 3 5 1 3 4 5 3 3 1 5 4
76 4 2 5 1 5 5 3 4 4 2 3 4
77 4 4 4 2 5 4 3 3 3 1 4 3
78 4 4 4 2 4 3 3 4 4 2 4 4
79 4 4 4 2 4 5 5 3 4 2 4 3
80 3 4 3 1 4 3 3 4 3 3 3 5
81 3 3 3 2 5 4 5 4 3 2 4 5
82 5 3 5 2 3 3 4 3 3 2 4 4
83 5 4 4 2 4 4 4 3 5 1 3 4
84 5 3 4 2 3 5 4 3 4 1 5 3
85 4 4 4 1 3 4 4 3 3 1 4 4
86 5 3 3 2 3 3 3 4 5 1 3 4
87 4 3 4 2 3 4 4 3 5 2 4 4
88 5 2 4 2 3 3 3 4 4 2 4 5
89 4 2 3 1 4 3 5 4 4 3 3 4
90 5 3 4 1 4 4 4 5 4 2 3 3
91 5 3 3 2 5 3 4 5 3 2 5 4
92 5 2 3 2 5 4 4 4 4 2 4 3
93 5 3 3 1 4 4 4 4 3 3 5 4
94 4 2 4 2 5 3 3 4 5 2 4 4
95 4 2 3 2 4 4 4 3 4 2 3 3
96 5 3 4 2 3 4 4 4 5 2 4 4
97 5 3 4 1 4 4 3 5 3 1 4 3
98 3 4 4 2 4 4 4 4 3 2 4 4
99 3 4 3 1 4 3 4 3 5 2 5 4
100 4 3 3 2 5 4 4 5 5 1 5 4
Total 428 262 421 160 407 293 394 399 410 213 405 394
Rating 4.28 2.62 4.21 1.6 4.07 2.93 3.94 3.99 4.1 2.13 4.05 3.94
124
LAMPIRAN III
Pemberian Rating Lingkungan Internal Desa Wisata Sasak Ende
No Indikator Rating
Kekuatan
1 Atraksi dan arsitektur bangunan yang 4.28 Kekuatan Sangat Besar
disuguhkan Desa Wisata Sasak Ende
kepada wisatawan.
2 Pembebasan retribusi tiket masuk ke 4.21 Kekuatan Sangat Besar
Desa Wisata Sasak Ende.
126
Keterangan:
LAMPIRAN IV
Pemberian Rating Lingkungan Eksternal Desa Wisata Sasak Ende
No Indikator Rating
Peluang
1 Mengikuti perkembangan teknologi 4.2 Peluang Sangat Besar
informasi.
2 Kebijakan pemerintah daerah fleksibel 4.0 Peluang Besar
3 Tingkat tukar rupiah terhadap dollar 4.0 Peluang Besar
Amerika Stabil.
4 Tren halal tourism Lombok 3.8 Peluang Besar
128
Ancaman
1 Stabilitas keamanan di Lombok tidak 2.4 Ancaman Besar
Kondusif.
2 Berdekatan dengan Kompetitor 2.0 Ancaman Besar
3 Kompetitor memiliki produk yang 2.0 Ancaman Besar
sama.
4 Pengelola competitor lebih profesional. 1.8 Ancaman Sangat Besar
5 Terjadinya bencana/ gangguan alam. 1.6 Ancaman Sangat Besar
Keterangan:
Kriteria Penilaian Hasil Analisis
Nilai Rentang Hasil Internal Hasil Eksternal
1 1,00 – 1,80 Kelemahan Sangat Ancaman Sangat
Besar Besar
2 1,81 – 2,60 Kelemahan Besar Ancaman Kecil
3 2,61 – 3,40 Kekuatan sedang Peluang Sedang
4 3,41 – 4,20 Kekuatan Besar Peluang Besar
5 4,21 – 5,00 Kekuatan Sangat Peluang Sangat
Besar Besar
129
LAMPIRAN V
KUESIONER
KUESIONER
STRATEGI PEMASARAN DESA WISATA SASAK ENDE DI KABUPATEN
LOMBOK TENGAH
Dalam rangka menyelesaikan tugas akhir atau Tesis sebagai syarat kelulusan
Udayana, Saya harus mengumpulkan data tentang Strategi Bauran Pemasaran Desa
Wisata Sasak Ende di Kabupaten Lombok Tengah. Sehubungan dengan ini, saya
dengan rendah hati meminta Anda (Tuan / Nyonya / Nona) untuk mengisi kuesioner
ini dengan jujur sehingga data yang telah diperoleh benar-benar valid dan objektif.
Hormat saya,
Peneliti
Akhmad Fendro Edwin
130
A. IDENTITAS RESPONDEN
(Silahkan centang √ dalam kotak di samping opsi)
Nama Responden : .....................................................................................
INTRUKSI
1 = Kelemahan Sangat Besar
2 = Kelemahan Besar
3 = Kekuatan Sedang
4 = Kekuatan Besar
5 = Kekuatan Sangat Besar
Setiap Faktor Strategis dilakukan dengan memberikan tanda (X) pada tingkat
kepentingan (1-5) yang paling sesuai menurut responden.
Kuesioner Pembobotan Faktor Strategik Internal Pemasaran Desa Wisata
Sasak Ende, Lombok Tengah
Faktor Strategi Internal
NO
1 2 3 4 5
Produk (Product)
Atraksi dan arsitektur bangunan yang disuguhkan Desa
1
Wisata Sasak Endekepada wisatawan.
Program paket wisata yang ditawarkan oleh Desa Wisata
2
Sasak Ende.
Harga (Price)
131
Intruksi:
1 = Ancaman Sangat Besar 4 = Peluang Besar
2 = Ancaman Besar 5 = Peluang Sangat Besar
3 = Ancaman Sedang
Setiap Faktor Strategis dilakukan dengan memberikan tanda (X) pada tingkat
kepentingan (1-5) yang paling sesuai menurut responden.
Faktor Strategi Eksternal
NO
1 2 3 4 5
Persaingan
1 Lokasi berdekatan dengan kompetitor.
QUESTIONNAIRE
MARKETING STRATEGY OF SASAK TRADITIONAL VILLAGE OF ENDE
IN CENTRAL LOMBOK REGENCY.
Dear Respondent,
In order to complete the final project or thesis as a graduation requirement for Master
Program of Tourism S2 students, Faculty of Tourism, University of Udayana, I must
collect data on the Marketing Mix Strategy of Sasak Traditional Village of Ende in
Central Lombok Regency. In connection with this, I humbly ask you (Ladies and
Gentlemen) to fill out this questionnaire honestly so that the data obtained is truly valid
and objective. Thank you for your participation and good cooperation.
Best Regards,
Researcher
Akhmad Fendro Edwin
134
A. IDENTITY OF RESPONDENTS
(Please check √ in the box to the option)
Name : .....................................................................................
INTRUCTIONS
1 = Very big weakness 4 = Big Strength
2 = Big weakness 5 = Very big strength
3 = Medium Strength
Each Strategic Factor is carried out by giving a sign (X) at the level of importance (1-
5) that is most appropriate according to the respondent.
Place
6 Location of Ende village with accommodation.
7 Ende village distribution channel.
People
8 Appearance of Ende tourism village guide.
Total
Respondent: 100 Visitors
136
LAMPIRAN VI
Ende?
2. Menurut anda bagaimana amenitas dan fasilitas yang dimiliki oleh Desa Wisata
Sasak Ende?
3. Menurut anda bagaimana atraksi wisata (alam, buatan, budaya) yang dimiliki oleh
Sasak Ende?
6. Bagaimana keterlibatan pihak akademik dalam upaya pemasaran Desa Wisata Sasak
Ende?
7. Bagaimana keterlibatan pihak investor dalam upaya pemasaran Desa Wisata Sasak
Ende?
8. Bagaimana keterlibatan pihak media dalam upaya pemasaran Desa Wisata Sasak
Ende?
Sasak Ende?
137
10. Menurut anda apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi dalam pemasaran
11. Menurut anda apa saja kelebihan yang dimiliki Desa Wisata Sasak Ende
12. Menurut anda apa saja kelemahan yang dimiliki oleh Desa Wisata Sasak Ende?
13. Menurut anda bagaimana peluang yang dimiliki dalam pemasaran Desa Wisata
Sasak Ende?
14. Menurut anda bagaimana ancaman yang perlu diantisipasi dalam pemasaran Desa
15. Saran serta masukan dari masing-masing peserta narasumber dalam upaya