Gambaran Kawasan
Kawasan berada Di Kel.Bendogerit dan Kel. Sentul,
Kecamatan Sananwetan.
4
Kel.sentul
3
1
Kel. bendogerit
Batas Kawasan
RTBL Kawasan Makam
Bung Karno
Luas kawasan perencanaan adalah 58,26 Ha,
dengan batas kawasan RTBL Kawasan Wisata
Makam Bung Karno, Sananwetan, Kota Blitar,
Provinsi Jawa Timur, adalah :
1. Jl. Ir.Soekarno
2. Jl. Moh. Hatta
3. Jl. Cakraningrat Kali Cari
4. Jl. Kompol Duriat
Berdasarkan rapat kordinasi awal maka
disepakaati bahwa batas kawasan
perencanaan adalah seperti diterangkan diatas
dan pada koridor jalan di ambil 2 (dua) lapis
bangunan pada kiri & kanan koridor.
Aspirasi yang di peroleh antara lain :
1. Kawasan harus merepresentasikan arahan
kawasan strategis budaya dalam RTRW
Kota Blitar
2. Kawasan harus memiliki karakter dan ciri
khas yang menyatukan (united)
3. Partisipasi masyarakat harus diutamakan
karena kawasan merupakan urat nadi kota
blitar
MESO KOTA
RTBL
KAWASAN
MAKAM BUNG
KARNO
9
7
6
4
8
5
3
2
1.
2.
3.
4.
Alun-alun kota
5.
6.
7.
8.
9.
STADIA
PERKEMBANGAN
Kawasan &
KOTA BLITAR
1906-2014
STADIA
PERKEMBANGAN
KOTA BLITAR
1906-2014
Kawasan merupakan
bagian dari stadia
perkembangan kota
blitar tahun 1942
1950 hal terlihat
dengan keberadaan
Gedung bekas
Sekolah MULO/OSVIA
(Asrama PETA) dan
Sebagian besar
kawasan berkembang
sejak 1965-1982
STADIA
PERKEMBANGAN
KAWASAN
2005-2014
KAWASAN
DALAM
RTRW
KOTA BLITAR
2012-2032
Arteri Sekunder
Lokal Sekunder
Lokal
Kawasan makam bung karno berada pada koridor
perlintasan strategis dimana koridor ini
menghubungkan kawasan permukiman di BWK-II
& di BWK-III dengan kawasan pusat pelayanan
kota (PPK), perkantoran, & pusat-pusat kegiatan
pelayaan pendidikan di BWK-I.
11
Perumusan
Tujuan & Visi
Visi pembangunan
Dalam FGD-1 :
Kawasan Makam
Bung Karno sebagai
kawasan wisata budaya
dan identitas kota, serta
kawasan berwawasan
Lingkungan.
Visi
Pembangunan
Kawasan &
Program
bangunan lingkungan
Program bangunan & lingkungan Kawasan Makam Bung Karno terdiri dari
tiga misi yaitu :
1. Program bangunan & lingkungan untuk mewujudkan kawasan
wisata budaya
2. Program bangunan & lingkungan untuk mewujudkan identitas
kota yang kuat
3. Program bangunan & lingkungan untuk mewujudkan kawasan
berwawasan lingkungan
Berikut adalah konsep elemen perancangan untuk mewujudkan ketiga
program bangunan & lingkungan diatas.
Program bangunan
& lingkungan untuk
mewujudkan
kawasan wisata
budaya
1.
2.
3.
4.
Program
1.
bangunan &
lingkungan untuk
mewujudkan
2.
identitas kota
yang kuat
Pengembangankoridoryangramahpejalankaki&sepeda,
pengaturansirkulasibecak,pengaturansistemtransitkawasan
berupashelter.
Penataanfungsikoridorperdagangan&fungsiblokpermukiman
yangterdefinisidalamsignifikansilanggamarsitekturkhaspada
koridor,bangunan&streetfrunis.
Penataanfungsikoridorperdagangan,fungsikoridorjasa
pendukungpariwisata&fungsiblokpermukimandengantema
yangsalingmendukungdanterintegrasidalamvisipembangunan
kawasan.
PengembanganruangatraksiwisatabudayabarudiKawasan
BungKarno,terdiridariruangatraksiwisatabudayaalami&
ruangatraksiwisatabudayacagarbudaya/heritage.
Optimalisasilandmarkkawasanmakambungkarno&memperkuat
signifikansibentuk&langgamarsitekturkhaspadakoridor,bangunan
&streetfrunis.
Penataannodesimpulpergerakanberupagerbangkawasan,aplikasi
bangunansudut,arahanGSB&setbackbangunan.
Program bangunan
& lingkungan untuk
mewujudkan
kawasan
berwawasan
lingkungan
1. PenataantatahijaukoridorJl.IrSoekarno,Jl.MohHatta&Jl.
CakraNingrat,PenataantatahijauBlokKawasanMakam
BungKarno
2. PenataantatahijauPusatInformasiPelayananPariwisata
(PIPP)
3. PenataantatahijauBlokpermukiman
4. Penataantatahijausempadansungai
5. Pengembangansistemutilitasdengankonsephijau,zero
waste&3R(reduce,recyle,&reuse)
Konsep elemen
perancangan
Tata Bangunan
Konsep elemen
perancangan
Landmark & nodes
Konsep elemen
perancangan
Koridor jalan
Konsep elemen
perancangan
Ruang Terbuka
Hijau
Konsep elemen
perancangan
Sirkulasi
Pejalan Kaki
Konsep elemen
perancangan
Jalur Sepeda
Rencana Intensitas
Pemanfaatan Lahan
Rencana RTH
PANDUAN PERANCANGAN
SEMUA BLOK KAWASAN
ATURAN ANJURAN
BENTUK DAN TATA
MASA BANGUNAN
Bangunan boleh ditambah/diperluas ke arah horizontal dan vertikal hingga mencapai KDB dan KLB
yang dipersyaratkan
Tata bangunan persimpangan dirancang dengan konsep bangunan sudut (hook) akses dan view
diarahkan lebih dari 1
ORIENTASI BANGUNAN
PENGOLAHAN FASAD
Pengolahan fasad kombinasi elemen transparan dengan elemen masif seperti dinding atau kolom
BANGUNAN
Elemen transparan minimal 60% berupa berupa jendela yang difungsikan sebagai pencahayaan alami
Untuk Perdagangan dan Jasa elemen transparan minimal 75% berupa berupa jendela kaca
Penggunaan susunan material batu alam sebagai pembentuk karakter kawasan ditempatkan pada
fasad
BAHAN ATAP
Penggunaan material atap sesuai dengan daerah tropis, seperti genteng dan tidak diperkenankan
BANGUNAN
Penggunaan material lainnya diupayakan yang ramah lingkungan, tidak rentan terhadap bencana,
serta mudah dalam perawatan dan pembersihan
SIRKULASI KENDARAAN
PANDUAN PERANCANGAN
SEMUA BLOK KAWASAN
ATURAN ANJURAN
SIRKULASI KENDARAAN
Pada area sekolah disediakan zona selamat penyeberangan dengan warna dan tanda tertentu)
Gerbang utama jalan lingkungan ditempatkan pada area persimpangan (entrance jalan), dengan
bentukan yang sudah ditetapkan dan bertemakan candi penataran dan atap MBK (material batu candi).
SIRKULASI PEJALAN
KAKI
Jalur pejalan kaki ditempatkan di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan man hole desain
khusus.
Jalur pejalan kaki memiliki batas yang jelas berupa kanstein atau batas penghalang dengan level
ketinggian maks 17 cm dari permukaan aspal
Penggunaan ramp untuk kontinuitas pergerakan sehingga nyaman bagi siapapun termasuk manula
dan difabel
Perletakan ramp adalah pada jalan masuk menuju bangunan dan pada area penyebrangan (zebra
cross) dengan kemiringan maksimal 17%
PARKIR
Parkir wajib disediakan di dalam persil (off-street parking), pada bagian depan atau belakang
bangunan.
Penggunaan material grass block atau paving block pada area parkir yang disediakan
RTH disediakan berupa titik-titik hijau pada jalur pejalan kaki dengan dimensi 0.6x0,6 m pada sisi yang
berbatasan dengan badan jalan, dan ditutup dengan grill pohon atau pelindung pohon desain khusus
Jenis vegetasi untuk RTH pada koridor jalan berupa pohon peneduh dan pengarah, dipilih vegetasi
yang cukup rindang namun tidak menutupi fasad bangunan, dapat berupa Pohon Tanjung.
PANDUAN PERANCANGAN
SEMUA BLOK KAWASAN
ATURAN ANJURAN
PARKIR
Tanaman penghias atau tanaman sisipan dengan model pot bunga dapat disediakan menyatu
dengan elemen pelengkap jalan lainnya, seperti tempat sampah dan PJU
Penggunaan material grass block atau paving block untuk elemen keras (hard space) ruang terbuka
pada persil
HIJAU
Diperkenankan menggunakan pagar (Hunian), tetapi dengan ketinggian maks 1M, dan tidak masif
Tinggi pembatas pekarangan samping dan belakang untuk bangunan renggang maksimal 3 m di
atas permukaan tanah pekarangan
Jaringan air bersih diletakkan di dalam ducting bersama dengan jaringan utilitas lainnya
LINGKUNGAN
Setiap bangunan harus memiliki septictank dan peresapan untuk pengolahan limbah
Setiap pekarangan harus dilengkapi saluran pembuangan air hujan yang cukup besar dan
mempunyai kemiringan yang cukup
Saluran drainase/selokan ditempatkan di bawah jalur pejalan kaki dengan sistem beton pracetak
yang didesain khusus memiliki bidang resapan air (DR1)
Saluran penangkap air ditempatkan pada kedua sisi badan jalan dan ditutup dengan grill 30 cm
Saluran penghubung antara saluran drainase/selokan dengan saluran penangkap air disediakan
pada setiap jarak 10 meter
Jaringan telepon dan segala macam jaringan kabel seperti fiber optic telepon seluler diletakkan di
dalam ducting (DR1)
PANDUAN PERANCANGAN
SEMUA BLOK KAWASAN
ATURAN ANJURAN
UTILITAS BANGUNAN DAN
Penyediaan tempat sampah umum harus tertutup dan memisahkan sampah organik dan anorganik
LINGKUNGAN
dalam suatu wadah yang didesain dengan baik (sesuai standar Dinas PU) dan ornamen yang
bercirikan dan mencitrakan nuansa khas local (Ikan Koi) (TS)
Penyediaan pipa-pipa hydrant ditempatkan setiap jarak 200 m pada sisi jalur pejalan kaki dan
terhubung dengan jaringan PDAM terkait pengaman kebakaran
Setiap bangunan harus menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)/Hydrant Portable yang
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil, serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
PANDUAN PERANCANGAN
SEMUA BLOK KAWASAN
ATURAN ANJURAN
UTILITAS BANGUNAN DAN
Penyediaan tempat sampah umum harus tertutup dan memisahkan sampah organik dan anorganik
LINGKUNGAN
dalam suatu wadah yang didesain dengan baik (sesuai standar Dinas PU) dan ornamen yang
bercirikan dan mencitrakan nuansa khas local (Ikan Koi) (TS)
Penyediaan pipa-pipa hydrant ditempatkan setiap jarak 200 m pada sisi jalur pejalan kaki dan
terhubung dengan jaringan PDAM terkait pengaman kebakaran
Setiap bangunan harus menyediakan Alat Pemadam Api Ringan (APAR)/Hydrant Portable yang
ditempatkan pada posisi yang mudah dilihat dengan jelas, mudah dicapai dan diambil, serta
dilengkapi dengan pemberian tanda pemasangan
PERLETAKAN TATA
INFORMASI (SIGNAGE)
Setiap desain papan informasi pertandaan (signage) pada kawasan harus mengikuti warna dan
ornamen yang bercirikan dan mencitrakan nuansa khas local (Atap Kuncup MBK) (NJ)
Penempatan papan informasi pertandaan (signage) pada bangunan tidak boleh menghalagi fasad
bangunan, terutama pencahayaan
Papan informasi pertandaan (signage) berupa nama bangunan dan nomor persil ditempatkan pada
dinding depan bangunan untuk memudahkan pencarian alamat
Papan informasi berupa reklame komersial dipasang pada tiang-tiang PJU yang sudah disediakan
dengan desain yang menyatu dengan karakter kawasan (PJU)
Penempatan rambu lalu lintas di sebelah kiri menurut arah lalu lintas dan tidak menghalangi
pergerakan pejalan kaki
PANDUAN PERANCANGAN
SEMUA BLOK KAWASAN
ATURAN ANJURAN
PERLETAKAN STREET
FURNITURE
Setiap desain street furniture pada kawasan harus mengikuti warna dan ornamen yang bercirikan
dan mencitrakan nuansa khas local (Atap Kuncup MBK)
Peletakan tempat sampah umum didesain terlindung pada tiap jarak 30 m sebagai bagian dari
kelengkapan jalan dan tidak boleh menggangu sirkulasi pejalan kaki dengan menciterakan nuansa
local (Ikan Koi) (TS)
Bak bunga berisikan tanaman perdu dapat disediakan sebagai pengganti pagar yang ditempatkan
pada GSP
Lampu Penerangan Jalan Umum ditempatkan pada sisi jalur pejalan kaki dan ditempatkan secara
terpadu dengan lampu penerangan pejalan kaki pada jarak 15 meter
Pada desain street furniture disediakan space untuk sponsor sebagai media promosi
PANDUAN PERANCANGAN
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
PANDUAN PERANCANGAN
TATA BANGUNAN
TANGGA ENTRANCE BANGUNAN
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
PANDUAN PERANCANGAN
TATA BANGUNAN
KORIDOR KOMERSIAL MBK
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
Disarankan
PANDUAN PERANCANGAN
TATA BANGUNAN
FASADE DAN ATAP
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
PRINSIP PERANCANGAN
PANDUAN
PERANCANGAN
TATA BANGUNAN
ELEMEN TRANSPARAN BANGUNAN KOMERSIAL
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
PRINSIP PERANCANGAN
PANDUAN
PERANCANGAN
TATA BANGUNAN
JARAK ANTAR BANGUNAN
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
PRINSIP PERANCANGAN
PANDUAN
PERANCANGAN
TATA BANGUNAN
BENTUKAN FASADE BANGUNAN
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
ATURAN ANJURAN
TATA BANGUNAN
JARAK BEBAS BANGUNAN
AREA KOMERSIAL
1. Pengembangan GSB pada area
komersial, min. 5 Meter ( tipe
Luaskapling/persil tipekecil50
160M2 dan Luaskapling/persil
tipesedang161 200M2)
2. Pengembangan GSB pada area
komersial, min. 10 Meter (Pada
tipeLuaskapling/persil tipebesar
>201M2)
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
ATURAN ANJURAN
TATA BANGUNAN
JARAK BEBAS BANGUNAN
AREA KOMERSIAL BANGUNAN
DERET
Pengembangan Jarak bebas antara
bangunan deret bangunan
komersial, min. 3 Meter setiap 60
meter
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
ATURAN ANJURAN
TATA BANGUNAN
ORIENTASI DAN AKSES BANGUNAN
AREA KOMERSIAL & PERMUKIMAN
Bangunan berorientasi ke jalan
Tidak Disarankan
PRINSIP PERANCANGAN
ATURAN
ANJURAN
TATA BANGUNAN
BENTUK BANGUNANSUDUT
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
ATURAN ANJURAN
TATA PERPETAKAN LAHAN
BANGUNAN KOMERSIAL AREA MBK
AREA KOMERSIAL MBK RING 1
Luas Min Kavling
=32M2
KDB
=80%
KLB
=0.8
Jumlah Lt
=1
Tampak Atas
Perspektif
PERTOKOAN DERET (INNER COURT)
PERTOKOAN (1 TOKO)
Luas Kavling
KDB
KLB
Jumlah Lt
= 161 200M2
=80%
=1.2
=2
Tampak Atas
Perspektif
ATURAN ANJURAN
TATA PERPETAKAN LAHAN
MINIMARKET
MINIMARKET
Luas Kavling
KDB
KLB
Jumlah Lt
= >201M2
=80%
=0.8
=1
Tampak Atas
Perspektif
PERTOKOAN DERET
Tampak Atas
Perspektif
ATURAN ANJURAN
TATA PERPETAKAN LAHAN
=120-300 M2
KDB
KLB
Jumlah Lt
=60%
=1.2
=2
Tampak Atas
Perspektif
PERMUKIMAN PERSIL BESAR
Tampak Atas
Perspektif
ATURAN ANJURAN
TATA PERPETAKAN LAHAN
PELAYANAN UMUM
Tampak Atas
Perspektif
R. PRAKTEK DOKTER
R. PRAKTEK DOKTER
Luas Kavling
=120-300 M2
KDB
KLB
Jumlah Lt
=60%
=1.2
=2
Tampak Atas
Perspektif
ATURAN ANJURAN
TATA PERPETAKAN LAHAN
POSYANDU
POSYANDU
Luas Kavling
=160-300
M2KDB
=60%
KLB
Jumlah Lt
=1.2
=2
Tampak Atas
Perspektif
PERIBADATAN
PERIBADATAN
Luas Kavling
KDB
KLB
Jumlah Lt
=100-300M2
=60%
=1.2
=2
Tampak Atas
Perspektif
ATURAN ANJURAN
TATA PERPETAKAN LAHAN
PENGINAPAN
Luas Kavling
KDB
KLB
Jumlah Lt
PENGINAPAN
=>300M2
=40%
=1.2
=4
Tampak Atas
Perspektif
GUEST HOUSE
GUEST HOUSE
Luas Kavling
=120-300 M2
KDB
KLB
Jumlah Lt
=60%
=1.2
=2
Tampak Atas
Perspektif
PRINSIP PERANCANGAN
ATURAN
ANJURAN
TATA LINGKUNGAN
BANGUNAN
VEGETASI AREA PERSIMPANGAN
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
PRINSIP
ATURANPERANCANGAN
ANJURAN
TATA
TATABANGUNAN
LINGKUNGAN
Eksisting
Tidak Disarankan
Eksisting
Tidak Disarankan
PRINSIP
ATURANPERANCANGAN
ANJURAN
TATA
TATABANGUNAN
LINGKUNGAN
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
PRINSIP
ATURANPERANCANGAN
ANJURAN
TATA
TATABANGUNAN
LINGKUNGAN
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
PRINSIP
ATURANPERANCANGAN
ANJURAN
TATA
TATABANGUNAN
LINGKUNGAN
PAGAR
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
PRINSIP
ATURANPERANCANGAN
ANJURAN
TATA
TATABANGUNAN
LINGKUNGAN
Tidak Disarankan
Tidak Disarankan
ATURAN ANJURAN
TATA LINGKUNGAN
PARKIR MOBIL
ATURAN ANJURAN
TATA LINGKUNGAN
PARKIR MOTOR
PARKIR BUS
PRINSIP PERANCANGAN
PANDUAN
PERANCANGAN
TATA VISUAL
BANGUNAN
Panduan BENTUK FISIK
Berdasarkan bentuk bangunan dan fungsi dari
bangunan di kawasan makam bung karno,
diperoleh 9 bentuk fisik penanda yang dapat di
aplikasikan di kawasan makam bung karno.
Wall Sign
Wall Sign adalah penanda yang
dipasang rata dan menunjukkan jumlah
inci atau kaki, dapat juga dicat di
dinding dalam sebuah bangunan
dengan struktur sejajar dengan wajah
dinding.
Posisi Penempatan 3
Roof Sign
Roof Sign adalah penanda yang
didirikan di atap bangunan atau berada
di titik tertinggi dari garis dinding
bangunan
Posisi Penempatan 2
PRINSIP PERANCANGAN
PANDUAN
PERANCANGAN
TATA VISUAL
BANGUNAN
Awning Sign
Awning sign adalah penanda yang
terletak melekat pada dinding bangunan
milik pribadi, dapat ditempel dan dicat
pada tenda atau kanopi.
Posisi Penempatan 4
Temporary Sign
Temporary sign adalah penanda yang
dipasang untuk waktu terbatas dan tidak
dibangun atau dimaksudkan untuk
penggunaan jangka panjang.
Disarankan Untuk Pedagang Galeri/
Lukisan
PRINSIP PERANCANGAN
PANDUAN
PERANCANGAN
TATA VISUAL
BANGUNAN
Freestanding Sign
Freestanding sign adalah penanda yang
terpasang pada bingkai, tiang, atau
struktur pendukung lainnya tidak terikat
pada bangunan apapun.
Posisi Penempatan 1
Billboard Sign
Billboard terdiri dari kaki tunggal, Ganda
dan rangka, bentuk reklame dapat
dibentuk memiliki 2 model muka
Posisi Penempatan 6
STREET FURNITURE
Gerbang Jalan Lingkungan
GB2
Min. 5M
Min. 4M
Relief Ir.Soekarno
Relief Ir.Soekarno
Relief Ir.Soekarno
GB3
Min. 4M
PJU3
STREET FURNITURE
Bentuk Atap MBK
Nama Jalan dan
Bahasa Jawa
Ukiran bentuk
Bunga
A
A
Bentuk bentuk
bunga
F
Konstruksi & Material
A. Kombinasi Pelat Baja dan
rangka Hollow
B. Besi Tempa
C. Tiang Pipa GIV
D. Konstruksi, kombinasi beton
dan angkur di baut
E. Lampu setara LED 20 watt,
atau hollogen 100 watt
F. Reklame portable, rangka
hollow, Composite carbon
G. Pipa PJU min. diameter 4
H. Konstruksi, kombinasi beton,
angkur dan base plate di baut
G
Min. 3M
Min. 6M
Min. 4M
Jarak Antar
PJU 15 Meter
STREET FURNITURE
PJU & LAMPU PEDESTRIAN
A
B
Bentuk bentuk
bunga
G
C
Min. 6M
Min. 6M
E
Min. 4M
PJU1
PJU2
PJU4
STREET FURNITURE
Shelter (ST1)
Min. 1M
A
Konstruksi & Material
A. Kombinasi Aluminium Composite dan
rangka Hollow
B. Rangga Pipa Giv Min 3
C. Baja WF & Aluminium Composite
D. Grill Besi Hollow
E. Advertising space, Rangka hollow &
Aluminium Composite
B
C
D
E
Min. 2.8M
Min. 0.45M
Min. 4M
Nama Jalan
Tempat Duduk
Jarak Antar
Shelter 300 Meter
STREET FURNITURE
B
Konstruksi & Material
A. Kombinasi Aluminium Composite
dan rangka Hollow
B. Kombinasi Aluminium Composite
dan rangka Hollow
C. Kombinasi Aluminium Composite
dan rangka Hollow
D. Konstruksi, kombinasi beton, dan
base plate di baut
C
1.2M
0.3M
D
0.7M
Jarak Antar
Shelter 15 Meter
(Berdekatan dengan Shelter dan
Tempat Duduk)
STREET FURNITURE
Gerbang Utama Kawasan
Min. 7M
GB1
Gerbang Utama Kawasan
Skala Monumental,
Bentukan dari Candi Penataran /
Candi Angka Tahun
Bentukan umum merupakan tugu
khas Provinsi Jawa Timur
STREET FURNITURE
Man Hole & Grill Pohon
Level pedestrian tidak tinggi
dengan ramp dan dapat dilalui
dengan kursi roda
Jarak Antar
Man Hole 5 Meter
Jarak Antar
Grill pohon 7.5Meter
Vent Hole
Bentuk Atap MBK
MH
0.7M
GP
0.6M
STREET FURNITURE
Tata Lingkungan
MATERIAL
PEDESTRIAN 1(MP-1)
Material Pedestrian
Batu Andesit
Ubin Pengarah
MATERIAL
PEDESTRIAN 2(MP-2)
Material Pedestrian
Tegel
Ubin Pengarah
5M
MATERIAL
PEDESTRIAN 3(MP-3)
Material Pedestrian
Paving Block
Ubin Pengarah
7.5 M
Ubin Pengarah
UTILITAS KAWASAN
DRAINASE
DR-1
Pedestrian
MANHOLE
SALURAN DRAINASE
TERTUTUP
Bio Pori
Saluran Drainase Box
Culvert
PANDUAN PERANCANGAN
Panduan
Perancangan
Panduan Perancangan kawasanmakambungkarno
terdiri dari panduan perancangan bloksebagai
berikut:
1. BlokI(MakamBungKarno&PasarUtara)
2. BlokII(KoridorjalanIr.Soekarno)
3. BlokIII(KoridorHeritageJl.Ir.Soekarnohingga
persimpanganJl.MohHatta)
4. BlokV(KoridorjalanMohHatta&PIPP)
5. BlokVI(KoridorjalanCakraNingrat)
6. BlokVII(RTH&Sungai)
7. BlokVIII(Permukiman)
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK MAKAM BUNG KARNO
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO
ATURAN WAJIB
Maks. 80%
(KDB)
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN
Maks. 1,8
(KLB)
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
20%
KETINGGIAN BANGUNAN
MAKSIMAL
Zona ring-1, tinggi maks. lantai bangunan 3,5 m (1 lantai) Radius 90M.
Zona ring-3, tinggi maks. lantai bangunan 105 m (3 lantai) Radius 210M.
10 M dari as jalan
(GSB)
PERPETAKAN LAHAN
Jarak bebas belakang bangunan minimum 10% dari panjang pekarangan belakang
Setiap blok bangunan deret harus menyediakan jarak bebas bangunan sebesar 3
meter, untuk memberikan jarak bebas dengan blok bangunan berikutnya yang
berfungsi sebagai jalur darurat
:14 Meter
:19 Meter
:19 Meter
PENGATURAN
KETINGGIAN
BANGUNAN
PENGATURAN UNTUK
MENCIPTAKAN
SKYLINE BLOK
1.
Zona inti, merupakan area makam bung karno dengan fungsi Makam Bung Karno, area taman sekitar
makam, & pintu gerbang. Panduan ketinggian : Preservasi ketinggian Cungkup Makam yaitu 15 m.
2.
Zona ring-1, merupakan area sekitar makam bung karno radius 60 meter dari bangunan makam bung karno,
dengan fungsi fasilitas pendukung, perpustakaan bung karno, TPU & bangunan perdagangan pada koridor
Jl. soekarno. Panduan ketinggian : maks. tinggi bangunan 3,5 m ( 1 lantai).
3.
Zona ring-2, merupakan area sekitar makam bung karno radius 120 meter dari bangunan makam bung
karno, dengan fungsi Area pasar & perdagangan. Panduan ketinggian : maks. tinggi bangunan 7 m ( 2
lantai).
4.
Zona ring-3, merupakan area sekitar makam bung karno radius 180 meter dari bangunan makam bung
karno, dengan fungsi Area permukiman sekitar. Panduan ketinggian : maks. tinggi bangunan 10,5m ( 3
lantai).
5.
Pada setiap peralihan zona, akan disediakan penanda dengan sculupture, untuk mempermudah
pengendalian & pengawasan oleh pemerintah kota blitar.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK MAKAM BUNG KARNO
BENTUK DAN TATA
ATURAN ANJURAN
MASA BANGUNAN
PENGOLAHAN FASAD
Fasad terdiri dari elemen transparan minimal 80% berupa berupa jendela yang difungsikan
BANGUNAN
Koridor pedestrian disterilkan dari kegiatan berdagang dan didesain dengan kolom beton
penyangga
BAHAN ATAP
Pada kanopi bangunan di koridor Jl. Ir Soekarno material atap dibentuk masif dikombinasikan
BANGUNAN
KARNO
Bangunan Pasar MBK akan menampung pedagang eksisting pasar, pedagang koridor Jl.
Ir.Soekarno, pedagang gerobak Jl. Kalasan dan pedagang K-5 Area MBK
Bangunan pasar menyediakan parkir Becak, area drop off becak, sclupture / tugu, dan area
utilitas pasar MBK
Jumlah lantai pasar maks. 1.5 lantai, dengan ketinggian level lantai maks 3.5 meter.
Pengaturan elevasi antara MBK dengan pasar dan perpustakaan, dimana MBK akan memiliki
level lebih tinggi
Perancangan pasar MBK diarahkan dengan perpaduan langgam arsitektur Modern &
tradisional.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK MAKAM BUNG KARNO
SIRKULASI KENDARAAN
ATURAN ANJURAN
Jalur perkerasan jalan 7 meter. dengan 2 (dua) lajur, masing-masing lajur memiliki lebar 3.5 meter, dan
jenis perkerasan aspal hotmix
Jalur becak disediakan pada bahu jalan dengan lebar 1,5 meter pada kedua sisi jalan dengan penanda
khusus
Jalan Borobudur dikembangkan untuk mendukung fungsi pasar MBK dan rekayasa jalan
SIRKULASI PEJALAN
Revitaliasi koridor Jl. Ir.Soekarno area MBK dengan mestrerilkan pedestrian dari kegiatan berdagang
KAKI
Fasilitas pejalan kaki berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 2,5 m pada kanan & kiri Jl. Ir. Soekarno
Jalur pejalan kaki memiliki batas yang jelas berupa kanstein atau batas penghalang dengan level
ketinggian maks 17 cm dari permukaan aspal
Perkerasan jalur pejalan kaki menggunakan material batu andesit polos yang tidak licin, tidak kasar
tetapi memiliki nilai estetis dan dikombinasikan dengan ubin tekstur pemandu untuk kebutuhan kaum
difabel
PARKIR
Parkir disediakan di dalam persil (off-street parking), baik pada bagian depan bangunan,
atau
Area parkir khusus di kembangkan dengan konsep parking shared pada persil bangunan yang besar
(persil >150 m2)
UTILITAS BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
Saluran drainase/selokan ditempatkan di bawah jalur pejalan kaki (1 m x 1.2 m) dengan sistem beton
pracetak yang didesain khusus memiliki bidang resapan air
Panduan perancangan
Bangunan fungsi
pedagang pakaian/
souvenir dengan
ketentuan GSB Nol
REVITALISASI PASAR
DATA PERENCANAAN PASAR
Jumlah Pedagang
Koridor Soekarno
Area MBK
Area Pasar
Koridor Kalasan
Luas Kios
=82 Pedagang
=24 Pedagang
=350 Pedagang
=6 Pedagang
Kios Kecil
Total Luas Kios
6508 M2
80%
20%
=5206.4M2
=1041.28M2
Pendekatan :
Pengendalian perkembangan & Revitalisasi
Fungi utama blok :
Perdagangan skala kawasan pada Jl. Ir. Soekaarno.
3.
4.
5.
Menciptakan
tata
bangunan
koridor
yang
memperhatikan human vision, visibility dan skala
manusia
6.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN KOMERSIAL JL. Ir.SOEKARNO
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO
ATURAN WAJIB
Maks. 1,8
20%
3 Lantai
15 Meter dari as jalan (untuk persil tipe kecil) meliputi permukiman dan
perdagangan skala kecil
20 Meter dari as jalan (untuk persil tipe sedang dan besar) meliputi perkantoran,
minimarket dan fasum-fasos
PERPETAKAN LAHAN
:14 Meter
:19 Meter
:29 Meter
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN KOMERSIAL JL. Ir.SOEKARNO
SIRKULASI KENDARAAN
ATURAN ANJURAN
Jalur perkerasan jalan 7 M. dengan 2 (dua) lajur, masing-masing lajur memiliki lebar 3.5 M, dan jenis
perkerasan aspal hotmix
Jalur beca disediakan pada bahu jalan dengan lebar 1,5 m pada kedua sisi jalan dengan penanda
khusus, jenis perkerasan aspal hotmix
Jalur parkir pararel dengan lebar 2 m pada kedua sisi jalan, dengan penanda khusus dan jenis
material aspal hotmix
Rumija 19 M
Rumaja 14 M
Gerbang utama jalan lingkungan ditempatkan pada area persimpangan (entrance jalan), dengan
bentukan yang sudah ditetapkan dan bertemakan candi penataran dan atap MBK (material batu
candi).
Fasilitas pejalan kaki berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 2,5 m
Jalur pejalan kaki ditempatkan di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan man hole desain
khusus.
Perkerasan jalur pejalan kaki menggunakan material tegel 30x30 dan dikombinasikan dengan ubin
tekstur pemandu untuk kebutuhan kaum difabel
PARKIR
Parkir wajib disediakan di dalam persil (off-street parking), pada bagian depan bangunan.
HIJAU
Diperkenankan menggunakan pagar (Hunian), tetapi dengan ketinggian maks 1M, dan tidak masif
UTILITAS BANGUNAN
Saluran drainase/selokan ditempatkan di bawah jalur pejalan kaki (1,2 x 1 m) dengan sistem beton
DAN LINGKUNGAN
Panduan perancangan
Bangunan fungsi
komersial dengan konsep
toko/ mini market
Panduan perancangan
Bangunan fungsi
komersial bercampur
dengan hunian
3.
4.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HERITAGE JL. Ir.SOEKARNO
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO
Perkantoran, pendidikan
ATURAN WAJIB
60%
Maks. 1,8
40%
3 Lantai
22 M dari as jalan
PERPETAKAN LAHAN
belakang
:20 Meter
:25 Meter
:45 Meter
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HERITAGE JL. Ir.SOEKARNO
BENTUK DAN
Penggunaan atap memiliki 2 level dengan kemiringan 50-60, serta level bagian bawah dengan
kemiring 15-20
TATA MASA
BANGUNAN
ATURAN ANJURAN
Bagian atap yang menghadap ke jalan/depan dibentuk pelana (segitiga) dengan ornamen kayu yang
ditojolkan dan diberi warna yang berlawanan dengan dinding
Preservasi bangunan MULO OSVIA. Dengan teknis konservasi klasifikasi bangunan tipe A, antara lain :
Apabila kondisi fisik bangunan buruk, roboh, terbakar atau tidak layak tegak dapat dilakukan
pembongkaran untuk dibangun kembali, sama seperti semula sesuai dengan aslinya;
Pemeliharaan dan perawatan bangunan harus menggunakan bahan yang sama/sejenis atau memilik
karakter yang sama, dengan memperhatikan detail ornament bangunan yang telah ada;
Dalam upaya revitalisasi dimungkinkan adanya penyesuaian / perubahan fungsi sesuai rencana kota
yang berlaku tanpa mengubah bentuk bangunan aslinya;
Dalam persil atau lahan bangunan pelestarian dimungkinkan adanya bangunan tambahan yang
menjadi suatu kesatuan yang utuh dengan bangunan utama.
Restorasi mengembalikan kondisi bangunan bersejarah (MULO OSVIA) sesuai keadaan awal, dengan
cara
Mempertahankan elemen perancangan bangunan MULO OSVIA antara lain : Tatanan, Kesatuan,
Proporsi, Skala, Harmoni, Simetri, keseimbangan, ritme, Ritme, harmoni, kontras
Mempertahankan keaslian objek bangunan MULO OSVIA antara lain : Wujud, Dimensi, Warna, Tekstur,
Posisi, dan orientasi
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HERITAGE JL. Ir.SOEKARNO
ATURAN ANJURAN
Pertahankan keutuhan fitur arsitektur bersejarah bangunan MULO OSVIA, antara lain :
MASA BANGUNAN
Atap, Model atap dianjurkan merupakan perpaduan bentuk pelana dengan limasan, bentukan pelana
diharapkan menghadap ke depan yang ditopang oleh sofi-sofi dengan sudut kemiringan 50-60
Canopy, Terdapat jarak antara atap dengan kanopi, yang dipisahkan oleh jendela roster persegi, material
diharapkan sama dengan atap utama, sudut kemiringan berkisar 10-15
Dinding Sofi-sofi / Ampig, ditempatkan menghadap ke depan, dengan sudut kemiringan 50-60,
dipadukan dengan rangka/ bidang struktur kayu (alternatif baja) yang ditonjolkan (expose), dan
dipadukan dengan jendela krepyak pada bagian tengah.
Roster / Lubang Angin, dianjurkan terbuat dari beton, dengan bentukan persegi
Jendela Krepyak, dibuat dengan konstruksi kayu (alternative alumunium), dengan bentukan persegi,
model krepyak (grill kayu).
Koridor / Teras, pada sekeliling bangunan sebagai loading area bangunan tersebut, letak teras tegak
lurus dengan canopi
keutuhan bangunan bersejarah (MULO OSVIA) dan menjaga keutuhan makna & nilai kawasan bersejarah.
Penataan keserasian koridor dengan banguan heritage MULO OSVIA, antara lain :
Bangunan baru harus dapat secara proporsi pengisi ruang kosong, pada blok bersejarah di sekitar
Bangunan MULO OSVIA
Bangunan baru harus sama tinggi dengan Bangunan MULO OSVIA sebelahnya
Bangunan baru harus memiliki set back yang sama dengan Bangunan MULO OSVIA
HERITAGE
Heritage Design
Upayapreservasi&
konservasibangunan
GedungbekasSekolah
MULO/OSVIA(Asrama
PETA)
Bentuk atap yang dapat Mayoritas bentuk bukaan masif
menjadi icon desain bangunan
dan tertutup
A.
B.
C.
D.
E.
F.
Atap, Model atap dianjurkan merupakan perpaduan bentuk pelana dengan limasan, bentukan pelana diharapkan
menghadap ke depan yang ditopang oleh sofi-sofi dengan sudut kemiringan 50-60
Canopy, Terdapat jarak antara atap dengan kanopi, yang dipisahkan oleh jendela roster persegi, material diharapkan
sama dengan atap utama, sudut kemiringan berkisar 10-15
Dinding Sofi-sofi / Ampig, ditempatkan menghadap ke depan, dengan sudut kemiringan 50-60, dipadukan dengan
rangka/ bidang struktur kayu (alternatif baja) yang ditonjolkan (expose), dan dipadukan dengan jendela krepyak pada
bagian tengah.
Roster / Lubang Angin, dianjurkan terbuat dari beton, dengan bentukan persegi
Jendela Krepyak, dibuat dengan konstruksi kayu (alternative alumunium), dengan bentukan persegi, model krepyak (grill
kayu).
Koridor / Teras, pada sekeliling bangunan sebagai loading area bangunan tersebut, letak teras tegak lurus dengan
canopi
PERANCANGAN KORIDOR
Bertema Heritage Design
Upayaoptimalisasi viewatraksi ke
bangunan heritagedari koridor jalan
dengan penghilangkan pagar.
Sehingga komposisi ini membentuk vistas
yangmemberikan pengalaman ruang di
awal memasuki kawasan makam bung
karno.
PERANCANGAN KORIDOR
Bertema Heritage Design
Upayamemperkuatsignifikansi
karakterkoridor denganlanggam
arsitekturindie/kolonial&
ornamentekposestrukturkayu,
polabukaankotakbesar&masif,
warnatematisindie/kolonial,
matrialpenutupdindingplesteran,
Atap bertingkat
PANDUAN PERANCANGAN
Gerbang Candi Angka Taun Skala Monumental
Upayamemperkuatsignifikansikarakterkawasan
pengembangan gerbang kawasan bungkarno di
muka Jl.Ir Soekarno,
Dengan konsep skala monumental,inspirasi desain
diperoleh dari candi angka taun yangberada di
komplek candi panataran.
PANDUAN PERANCANGAN
Gerbang Candi Angka Taun Skala Monumental
Aplikasi gerbang kawasan bungkarno dimuka Jl.Ir
Soekarno,dengan konsep skala monumental.
Material
Batu candi
Tekstur kasar
Tinggi
mencapai
7 meter
PANDUAN PERANCANGAN
Shelter Sistem Transit
Upayamemperkuatsignifikansikarakterkawasan
juga muncul diaplikasi desain shelterangkutan
masal &pejalan kaki.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HERITAGE JL. Ir.SOEKARNO
BENTUK DAN TATA
MASA BANGUNAN
ATURAN ANJURAN
Bangunan baru harus memiliki material & warna yang harmonis/ selaras dengan Bangunan
MULO OSVIA
Mendorong pengembangan baru yang selaras, harmonis dan memperkuat karakter visual
kawasan bersejarah/ bertema heritage
PENGOLAHAN FASAD
Pengolahan fasad merupakan kombinasi elemen masif dengan elemen semi masif, seperti
BANGUNAN
Jenis bukaan persegi, double dengan jenis krepyak (semi tertutup) dan jendela kaca sebagai
pencahayaan alami
SIRKULASI KENDARAAN
Jalur perkerasan jalan 20 M. dengan 4 (empat) lajur, 2 (dua) Jalur, masing-masing lajur memiliki
lebar 3 M, median jalan lebar 1 M. dan jenis perkerasan aspal hotmix
Rumija 25 M
RUWASJA 45 M
Gerbang utama kawasan ditempatkan pada area persimpangan blok heritage, dengan skala
monumental dan bertemakan kombinasi antara Candi Penataran dan bentuk atap makam bung
karno.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HERITAGE JL. Ir.SOEKARNO
ATURAN ANJURAN
SIRKULASI PEJALAN
Fasilitas pejalan kaki berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 2.5 m
KAKI
Jalur pejalan kaki ditempatkan di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan main hole
desain khusus.
Perkerasan jalur pejalan kaki menggunakan material paving blok 10x10 dan dikombinasikan
dengan tegel tekstur pemandu untuk kebutuhan kaum difabel
PARKIR
Parkir wajib disediakan di dalam persil (off-street parking), pada bagian depan bangunan.
Pada Area Heritage, Jarak tanam vegetasi pada koridor jalan adalah setiap 15 m, sehingga
pengunjung mendapatkan view yang luas.
Pada Perdagangan & Jasa, Jarak tanam vegetasi pada koridor jalan adalah setiap 7.5 M.
Jalur hijau merupakan tanaman penghias yang ditempatkan pada area median jalan
TATA HIJAU
UTILITAS BANGUNAN
Saluran drainase/selokan ditempatkan di bawah jalur pejalan kaki (1 m x 1,2 m) dengan sistem
DAN LINGKUNGAN
PERANCANGAN PERSIMPANGAN
Pendekatan perancangan :
Perancangan pengendalian
pariwisata
perkembangan
fungsi
3.
4.
Menciptakan
tata
bangunan
koridor
yang
memperhatikan human vision, visibility dan skala
manusia
5.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KORIDOR JL. CAKRANINGRAT
ATURAN WAJIB
Maks. 60%
Maks. 1,8
30%
4 Lantai
15 M (dari As Jalan)
PERPETAKAN LAHAN
pekarangan
:9 Meter
:15 Meter
:31 Meter
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KORIDOR JL. CAKRANINGRAT
BENTUK DAN TATA MASA
ATURAN ANJURAN
BANGUNAN
SIRKULASI KENDARAAN
Jalur perkerasan jalan 6 M. dengan 2 (dua) lajur, masing-masing lajur memiliki lebar 3 M, dan
jenis perkerasan aspal hotmix
Jalur sepeda disediakan pada bahu jalan dengan lebar 1,5 m pada kedua sisi jalan dengan
penanda khusus, jenis perkerasan jalur sepeda aspal hotmix
Jalur pedestrian lebar 1 M, jenis perkerasan pasangan ubin 30x30 dikombinasikan dengan
material untuk kaum difabel
Gerbang utama jalan lingkungan ditempatkan pada area persimpangan (entrance jalan),
dengan bentuk dan material yang sudah ditetapkan, khusus Jl. Dewi Sartika menggunakan
uniqueness gate
PARKIR
Parkir wajib disediakan di dalam persil (off-street parking), pada bagian depan atau belakang
bangunan.
HIJAU
Diperkenankan menggunakan pagar (Hunian), tetapi dengan ketinggian maks 1M, dan tidak
masif
UTILITAS BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
Saluran drainase/selokan dibuat terbuka dengan dimensi 1,2 x 1,2 m sisi kiri dan 2,7x2,7 m
dengan pasangan batu kali yang didesain khusus memiliki bidang resapan air
Fungsi homestay
Fungsi homestay
BLOK PERMUKIMAN
Blok Permukiman
Pendekatan perancangan :
Peningkatan kualitas infrastruktur
pembangunan baru
&
Pengendalian
Prinsip PERMUKIMAN
1. Peningkatan kualitas infrastruktur permukiman: jalan
lingkungan, drainase, sampah, air limbah rumah
tangga, air bersih
2.
3.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN PERMUKIMAN
ATURAN WAJIB
Permukiman
Lantai 1 :Permukiman
Lantai 2 :Permukiman
Maks. 60%
(KDB)
KOEFISIEN LANTAI BANGUNAN (KLB) Maks. 1,2
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
40%
3 Lantai
6 M (dari As Jalan)
(GSB)
PERPETAKAN LAHAN
:4 Meter
:6 Meter
:12 Meter
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN PERMUKIMAN
SIRKULASI KENDARAAN
ATURAN ANJURAN
Ruwasja 12 M
Rumija 6 M
Rumaja 4 M
Gerbang jalan lingkungan ditempatkan pada area persimpangan (entrance jalan), dengan
bentukan yang sudah ditetapkan dan bertemakan Setengah lingkaran dan relief Bung
karno
Fasilitas pejalan kaki berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 0,7 m sisi kiri dan kanan,
dengan memanfaatkan saluran drainase yang dibuat sistem tertutup
Jalur pejalan kaki memiliki batas yang jelas berupa kerb atau batas penghalang dengan
level ketinggian 5 cm dari permukaan aspal
Diperkenankan menggunakan pagar, tetapi dengan ketinggian maks 1M, dan tidak masif
HIJAU
RTH disediakan dari masing-masing rumah harus menyediakan 2 pohon peneduh atau
tidak menebang pohon eksisting (yang ada)
Setiap pekarangan harus dilengkapi saluran pembuangan air hujan yang cukup besar dan
LINGKUNGAN
Saluran drainase/selokan dibuat terbuka dengan dimensi 70 x 1 m sisi kiri dan kanan
dengan pasangan batu kali yang didesain khusus memiliki bidang resapan air
PANDUAN PERANCANGAN
Infrastruktur permukiman berupa panduan jalan lingkungan,
panduan drainase, panduan air limbah rumah tangga, panduan air
bersih yang terintegrasi dalam satu sistem lingkungan, untuk
meningkatkan kaulitas permukiman.
Pipa Greywater
Pipa Blackwater
Septiktank Komunal
AreaResapan
Pipa Greywater
Pipa Blackwater
3.
4.
5.
6.
Menciptakan
tata
bangunan
koridor
yang
memperhatikan human vision, visibility dan skala
manusia
7.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HATTA & PIPP
PERUNTUKAN LAHAN MAKRO
ATURAN WAJIB
(KDB)
Maks. 1,8
(KLB)
KOEFISIEN DASAR HIJAU (KDH)
20%
KETINGGIAN BANGUNAN
3 Lantai
MAKSIMAL
GARIS SEMPADAN BANGUNAN
(GSB)
15 Meter dari as jalan (untuk persil tipe kecil) meliputi permukiman dan perdagangan
skala kecil
20 Meter dari as jalan (untuk persil tipe sedang dan besar) meliputi perkantoran,
Penginapan, minimarket dan fasum-fasos
PERPETAKAN LAHAN
Jarak bebas belakang bangunan minimum 10% dari panjang pekarangan belakang
Jarak bebas bangunan deret lebih dari 60 M. minimum 4 M. dengan blok bangunan
berikutnya yang berfungsi sebagai jalur darurat
:14 Meter
:19 Meter
:29 Meter
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN HATTA & PIPP
SIRKULASI KENDARAAN
ATURAN ANJURAN
Jalur perkerasan jalan 7 M. dengan 2 (dua) lajur, masing-masing lajur memiliki lebar 3.5 M, dan
jenis perkerasan aspal hotmix
Jalur beca disediakan pada bahu jalan dengan lebar 1,5 m pada kedua sisi jalan dengan
penanda khusus, jenis perkerasan aspal hotmix
Jalur parkir pararel dengan lebar 2 m pada kedua sisi jalan, dengan penanda khusus dan jenis
material aspal hotmix
SIRKULASI PEJALAN
Fasilitas pejalan kaki berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 2,5 m
KAKI
Jalur pejalan kaki ditempatkan di atas saluran drainase yang telah ditutup dengan man hole
desain khusus.
Jalur pejalan kaki memiliki batas yang jelas berupa kanstein atau batas penghalang dengan level
ketinggian maks 17 cm dari permukaan aspal
Perkerasan jalur pejalan kaki menggunakan material tegel warna 30x30 dan dikombinasikan
dengan ubin tekstur pemandu untuk kebutuhan kaum difabel
PARKIR
Parkir wajib disediakan di dalam persil (off-street parking), pada bagian depan bangunan.
Pengembangan area PIPP sebelah utara untuk menampung parkir yang datang dari arah utara
Perdagangan)
Pembangunan area ruang henti PIPP, Ruang Tunggu, area berteduh dan tiket Pariwisata
Saluran drainase/selokan ditempatkan di bawah jalur pejalan kaki (1,2 x 1 m) dengan sistem
UTILITAS BANGUNAN
DAN LINGKUNGAN
Panduan perancangan
Bangunan fungsi
komersial dengan konsep
toko/ mini market
Panduan perancangan
Bangunan fungsi
komersial bercampur
dengan hunian
Keluar
Sirkulasi Kendaraan
B
E
F
C
A.
G B.
C.
D.
E.
F.
G.
H.
Keluar
B
D
A
Sirkulasi Bus
Sirkulasi Bus menuju parkir
Sirkulasi Becak
A.
2.
3.
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN RTH & SUNGAI
ATURAN WAJIB
Maks. 0.2
80%
1 Lantai
15 M (dari As Jalan)
PERPETAKAN LAHAN
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN RTH & SUNGAI
ATURAN ANJURAN
BANGUNAN
ORIENTASI BANGUNAN
PENGOLAHAN FASAD
BANGUNAN
SIRKULASI KENDARAAN
Fasilitas pejalan kaki berupa jalur pejalan kaki dengan lebar 1 m disediakan di
sekeliling ruang terbuka
Gerbang RTH ditempatkan pada area entrance RTH, dengan bentukan sclupture
Candi Penataran
Penggunaan material batu koral sikat untuk jalur pedestrian yang sekaligus
didesain sebagai jalur refleksi
PANDUAN PERANCANGAN
BLOK KAWASAN RTH & SUNGAI
ATURAN ANJURAN
PARKIR
HIJAU
Penggunaan jenis vegetasi lokal dan beragam namun beradaptasi tinggi, yaitu
berupa pohon tahunan atau musiman, tanaman bunga, semak, perdu, serta
penutup tanah
Penggunaan material grass block dan paving block untuk elemen keras (hard
space), seperti plaza dan area senam
Tidak diperkenankan jenis vegetasi yang beracun, berduri, berdahan mudah patah,
dan perakaran yang tidak kuat
UTILITAS BANGUNAN DAN RTH harus dilengkapi saluran pembuangan air hujan yang cukup besar dan
LINGKUNGAN
Batas Perkembangan Ke
arah sungai di batasi
secara fisik
Desain jalur inspeksi sungai yang
ramah pejalan kaki diaplikasikan
dengan penggunaan material
yang tidak licin & material
perkerasan yang meresapkan air
Batas Perkembangan Ke
arah sungai di batasi secara
fisik
Desain jalur inspeksi sungai yang
ramah pejalan kaki diaplikasikan
dengan penggunaan material yang
tidak licin & material perkerasan yang
meresapkan air
NO PROGRAM RTBL
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Blok 4
Blok Permukiman
Blok 5
Blok 6
Blok 7
LOKASI
TAHUN PELAKSANAAN
2015 2016 2017 2018
1
2
3
4
5
6
Semua Blok
Blok 1,2,4,6
Semua Blok
Semua Blok
Semua Blok
Jl. Ir. Soekarno
Penataan Kelas Jalan Lokal Primer (ruas jalan, jalur Becak, jalur hijau, saluran utilitas
Jl. Borobudur, Jl. Kalasan,
tertutup dan drainase)
Jl. WR. Supratman dan Jl.
7
M.Hatta
Penataan Kelas Jalan Lokal Sekunder (ruas jalan, jalur Becak, jalur hijau, saluran
Jl. Cakraningrat, dan Jl.
utilitas tertutup, saluran irigasi dan drainase)
8
Serayu
Penataan Kelas Jalan Lingkungan (ruas jalan dan saluran drainase)
9
Blok 2,4,5
Pengaturan GSB jalan
10
Semua Blok
2019
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Blok 4
Blok Permukiman
Blok 5
Blok 6
Blok 7
NO PROGRAM RTBL
28
29 Pengaturan ketinggian bangunan zona MBK
30 Revitalisasi Pasar MBK
LOKASI
Semua Blok
Semua Blok
Semua Blok
Semua Blok
Blok 1,2,3,4,5,6
Blok 1,2
Blok 1,2,3,6
Semua Blok
Blok 1,2,3,4,5,6
Blok 1,2,3,4,5,6
Blok 1,2,3,4,5,6
Blok 1,2,3,4,5,6
Blok 1,2,3,4,5,6
Semua Blok
Blok 1,2,4,5
Semua Blok
Semua Blok
Blok 4,5,7
Blok 1
Blok 1
TAHUN PELAKSANAAN
2015
2016
2017
2018
2019
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Blok 4
Blok Permukiman
Blok 5
Blok 6
Blok 7
NO PROGRAM RTBL
LOKASI
Blok 1
Blok 2
Blok 3
Blok 3
Blok 3
Blok 4
Blok 4
Blok 4
Blok 5
Blok 5
Blok 5
Blok 5
Blok 6
Blok 6
Blok 6
Blok 6
Blok 7
Blok 7
Blok 7
TAHUN PELAKSANAAN
2015
2016
2017
2018
2019
PEDOMAN
PENGENDALIANPELAKSANAAN
Prosedur
Pengendalian Rencana
Pengendalian
Pelaksanaan RTBL
Pengendalian pelaksanaan RTBL diselenggarakan melalui kegiatan pengawasan dan
penertiban terhadap pemanfaatan ruang.
Pengawasan diselenggarakan melalui kegiatan sebagai berikut :
Pelaporan yang menyangkut segala hal tentang pemanfaatan ruang, tata bangunan dan
lingkungan
Pemantauan terhadap perubahan rencana tata bangunan dan lingkungan
Evaluasi sebagai upaya menilai kemajuan kegiatan pemanfaatan ruang dalam mencapai
tujuan rencana tata bangunan dan lingkungan
Dalam pelaksanaannya kegiatan pengendalian pemanfaatan ruang tersebut dilaksanakan
secara terintegrasi dan terkoordinisasi. Antara lain:
Pengawasan
Pelaporan
Pemantauan
Penertiban
Evaluasi
Pelaporan
Fungsi pelapiran adalah sebagai salah satu sumber informasi bagi pemerintah atau
instansi yang berwenang dalam pemantauan dan pengevaluasian pemanfaatan ruang.
Subyek Pelaporan
Penguna ruang
(wajib lapor)
Masyarakat
Luas (hak
lapor)
Bentuk Pelaporan
Tertulis
Tidak Tertulis
Waktu Pelaporan
Tahap Pra Konstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Pasca
Konstruksi
Kapanpun selama
dalam pelaksanaan
kegiatan pemanfaatan
ruang dinilai ada halhal yang tidak sesuai
dengan RTBL yang
berlaku
Obyek Pelaporan
Aspek fisik (konstruksi Fisik) bangunan
Aspek non fisik (pengaruh/dampak
negative dan positif dari pemanfaatan
ruang terhadap kehidupan sosial ekonomi
masyarakat
Tanggapan dan penilaian masyarakat
Pengaruh yang ditimbulkan oleh
pemanfaatan ruang terhadap kehidupan
soasial ekonomi masyarakat
Pengawasan
Berdasarkan waktu pelaksanaan, pengawasan dibedakan dalam 2 bagian, yaitu
Pengawasan selama proses pembangunan (konstruksi) yang bertujuan untuk mencegah terjadinya kelambatan
atau masa idle yang berdampak negative
Pengawasan paska pembangunan bertujuan untuk mencegah terjadinya penyimpangan kegiatan yang
dilaksanakan terhadap perijinan yang telah diterbitkan
Pemantauan
Pemantauan adalah aktivitas yang bertujuan mengamati, mengikuti dan mendokumentasikan perubahan
status/ kondisi suatu kegiatan pemanfaatan ruang suatu kawasan tertentu dalam periode waktu tertentu .
-
Subyek Penertiban
Instansi Pemerintah
(DTK, Dinas Perkim dan
Tata Ruang. Dinas PU
dsb)
Bentuk Pemantauan
Rutin/ Periodik
berdasarkan prosedur
yang berlaku
Insidentil untuk
memecahkan masalah
local (melalui sidak,
wawancara, kunjungan
lapangan
Waktu Pemantauan
Tahap Pra Konstruksi
Tahap Konstruksi
Tahap Pasca Konstruksi
Obyek Pemantauan
Wilayah administrasi
Kabupaten
Kondisi lahan terakhir
wilayah terbangun atau
lahan kososng
Evaluasi
Evaluasi merupakan tindak lanjut dari pelaporan dan pemantauan. Evaluasi merupakan bagian dari tindakan
pengawasan yang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi pemanfaatan ruang untuk di tindak lanjuti
-
Subyek Evaluasi
Instansi Pemerintah (DTK, Dinas Perkim dan Tata Ruang. Dinas PU dsb)
-
AlatEvaluasi
RTRW
RUTR
RTBL
Ijin Lokasi / bangunan
Amdal (jika ada)
Kriteria Lokasi dan standart teknis
yang berlaku di bidang pemanfaatan
ruang
Obyek Evaluasi
Hasil
pelaporan
dan
hasil
pemantauan yang dilakukan oleh
aparat dan masyarakat
Penertiban
Penertiban merupakan tindakan yang harus dilakukan sesuai peraturan perundangan yang berlaku dan
berdasarkan hasil rekomendasi dalam tahap evaluasi yang menunjukan bahwa telah terjadi pelanggaran
terhadap RTBL yang berlaku
Subyek Penertiban
Instansi Pemerintah
(DTK, Dinas Perkim
dan Tata Ruang.
Dinas PU dsb)
Bentuk Penertiban
Sanksi Administrasi
Sanksi perdata
Sanksi pidana
Waktu Penrtiban
Tahap Konstruksi
Tahap Pasca
Konstruksi
Obyek Penertiban
On Site (langsung di
tempat pelanggaran
pemanfaatan ruang
Proses pengadilan
FGD-1
AUDIENSI WALIKOTA
FGD-2
KEGIATAN
WAKTU
OUTPUT
FGD-1
25 Juni 2014
AUDIENSI
WALIKOTA
2 Sept. 2014
FGD-2
2 Okt. 2014
Lap Akhir
Audiensi &
Penada Tangan
Perwal Dengan
Walikota
30 Okt. 2014
Noverber 2014