Anda di halaman 1dari 43

ANALISIS PENGARUH KOMPONEN PARIWISATA (5A) TERHADAP MINAT

KUNJUNGAN WISATAWAN KE DESTINASI WISATA TAMAN PANORAMA


BARU,KELURAHAN PUHUN PINTU KABUN KOTA BUKITTINGGI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(S.E) Pada Program Studi Pariwisata Syariah

PROPOSAL

Disusun Oleh :

Aerlangga
Nim : 3520041

UIN SJECH M DJAMIL DJAMBEK BUKITTINGGI

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

PROGRAM STUDI PARIWISATA SYARIAH

TAHUN AJARAN 2023/1445 H


A. Latar Belakang Masalah
Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 2009 Pariwisata adalah berbagai
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan
oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Pariwisata
merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan kepariwisataan, termasuk
pengembangan obyek dan daya tarik wisata, serta usaha-usaha lain yang berkaitan
dengan bidang pariwisata. Segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata yang dimaksud
adalah objek dan daya tarik wisata (Marsono dkk, 2016). Sehingga Penulis dapat
menyimpulkan bahwasanya pariwisata adalah suatu kegiatan wisata dan factor
komponen layanan lainnya yang di sediakan oleh destinasi wisata untuk kenyamanan
wisatawan.
Perkembangan Pariwisata di Indonesia pada saat ini sedang mengalami
kemajuan yang sangat pesat dimana industri-industri pariwisata sudah mulai
mengembangkan sayap mereka sehingga bisa kita rasakan dampak nya pada saat ini
dimana perekonomian masyarakat dan pendapatan asli daerah (PAD) terus maju.
Industri pariwisata tidak jauh dari jasa hospitality adapun maksud dari hospitality
adalah dimana industry tersebut memberikan jasa kepada konsumen yang tidak luput
dari keramah tamahan. Pada saat dewasa ini bicara soal hospitality bukan hanya soal
industri jasa travel atau pun jasa industri akomodasi di dalamnya melainkan
komponen pendukung lainnya yaitu industry money changer,perbankan,kuliner,rumah
sakit,apotik,dan lain sebagainya yang termasuk ke dalam jasa pariwisata.
Sumatera Barat merupakan salah satu provinsi dengan kekayaan alam
pariwisata yang sudah mulai di kelola dengan baik oleh pemerintah maupun
masyarakat local. Pengembangan sektor pariwisata di Sumatera Barat tidak lepasa
juga dari kerjasama stakeholder antara : Pemerintah,Akademisi,wirausaha,Masyarakat
dan Media. Tanpa peranan stakeholder pariwisata di Sumatera Barat tidak akan
berkembang maju pesat seperti saat sekarang ini. Dan pemerintah Sumatera Barat
mengembangkan konsep pariwisata halal (Halal Tourism) pengembangan ini di latar
belakangi oleh masyarakat Sumatera Barat yang berdominan beragama Islam. Dimana
masyarakat Sumatera Barat memegang teguh "Adat Basandi Syarak,Syarak Basandi
Kitabullah". Dengan demikian,Sumatera Barat juga masuk kedalam 3 Provinsi di
Indonesia yang sudah mulai menyelenggarakan pariwisata halal yang sebelumnya
sudah di selenggarakan terlebih dahulu oleh pemerintah Provinsi Nusa Tenggara
Barat dan Provinsi Aceh.
Sumatera Barat mempunyai kekayaan alam yang indah dan sudah sering di
lakukan pengesploran destinasi oleh para wisatawan baik wisatawan local maupun
mancanegara. Sebelum masa wabah pandemi masuk ke Indonesia banyak wisatawan
manacanegara yang berkunjung ke Sumatera Barat pada setiap tahun nya.Namun,saat
masa pandemi di Indonesia seluruh objek wisata di Sumatera Barat tutup total
sehingga seluruh layanan umum di alihkan ke sistematis online. Bukittinggi
merupakan salah satu daerah dengan tujuan destinasi wisata di Sumatera Barat
banyak destinasi yang bias di kunjungi oleh setiap wisatawan baik wisata
alam,buatan,minat khusus,sejarah dan wisata pendidikan ada di kota Bukittinggi.
Adapun 6 fakta menarik tentang Bukittinggi yang pembaca harus ketahui
yaitu :
1) Pusat perdagangan grosir terbesar di Pulau Sumatera
Bukittinggi merupakan pusat perdagangan tekstil terbesar di pulau
Sumatera yaitu,perdagangan tekstil. Tepatnya di Pasar atas,Pasar
Bawah,dan Pasar Aur Kuning. Saat Pandemi covid 19 membuat sepi
nya pengunjung untuk berbelanja. Menurut PDRB (Produk Domestik
Regional Bruto) Bukittinggi berada di sektor nomor 2 setelah Padang
dengan sektor jasa dan perdagangan menjadi sektor dominan yang
menggerakan aktivitas perekonomian masyarakatnya.
2) Jam Gadang Kembaran Big Ben
Jam gadang mirip seperti Big Ben yang berada di London,Inggris.
Menara ini menjadi daya tarik kota Bukittinggi yang sudah sangat
dikenal oleh wisatawan local maupun mancanegara.Walaupun di
anggap kembaran big ben faktanya jam gadang memiliki tinggi 27
Meter,Sedangkan Big ben memiliki tinggi 96 Meter . Puncak menara
Big ben di bangun dan di bentuk runcing di puncak menara,Sedangkan
Jam Gadang memiliki atau berbentuk tanduk kerbau seperti gonjong
rumah adat Minangkabau.
3) Kota Kolonial yang di ciptakan Belanda
Pada awal nya kota Bukittinggi di ciptakan Belanda untuk menyerang
kaum padri pada tahun 1826. Bukittinggi tidak lahir dari kebudayaan
minangkabau. Pada awal nya kota berhawa sejuk ini di nama kan For
de Kock. For de Kock merupakan benteng di puncak Bukit. De kock
Merupakan nama seorang gubernur jendral Belanda yang merupakan
seorang perwira Hindia Belanda yang bernama Hendrik Merkus De
Kock. Semakin menguat nya kekuasaan pemerintahan
Belanda,Benteng ini pun berkembang pesat menjadi sebuah Kota
Administratif.
4) Kota terbesar kedua di Sumatera Barat dan Kota terkecil keempat di
Indonesia
Secara de jure, Bukittinggi memiliki luas wilayah 145,29 kilometer
persegi, tetapi secara de facto hanya 25,24 kilometer persegi.
Bukittinggi menjadi kota terbesar kedua setelah kota Padang. Itu
disebabkan karena masyarakat Kabupaten Agam, Bukittinggi, menolak
perluasan wilayah tersebut. Itu sebab nya , Bukittinggi menjadi kota
terkecil urutan ke empat se-Indonesia setelah kota Padang Panjang
yang memiliki luas 23 km2.
5) Menjadi Kota Wisata Sejak 1984
Sebelum diresmikan sebagai Kota Wisata, sektor pariwisata telah
menjadi sumber ekonomi masyarakat Bukittinggi. Namun, upaya
pengembangan wisata sebagai landmark Bukittinggi saat itu belum
maksimal karena ke khawatiran akan imbasnya, seperti kehadiran
wisatawan memengaruhi tatanan nilai dan agama. Pemerintah lalu
memaksimalkan sosialisasi untuk mengubah pola pikir masyarakat
tentang wisatawan. Upaya tersebut akhirnya menjadikan Bukittinggi
pada 11 Maret 1984 sebagai Kota Wisata.
6) Surga Pecinta Kuliner
Kota Bukittinggi memiliki banyak kuliner halal yang dapat di kunjungi
oleh wisatawan muslim khusus nya. Selain itu ada beberapa titi pusat
yang menjadi wisata kuliner tujuan wisatawan dating ke Bukittinggi
Seperti : Taman panorama,Jam Gadang,los lambuang,Jalan Simpang
Kangkuang,Jalan Sudirman,dan Stasiun Tugu Polwan Kota Bukittinggi
yang setiap hari nya dapat menyediakan 2.500 aneka kuliner halal.
Adapun yang menjadi makanan ciri khas wisatawan kota Bukittinggi
yaitu Nasi Kapau.

Bukittinggi memiliki banyak destinasi tujuan wisata seperti : Wisata Alam (Taman
Panorama,Ngarai Sianok,Taman Maram,Taman Panorama Baru,Desa Wisata Sanjai,Desa
Wisata Alam Parik Natuang),Wisata Minat Khusus (Off-road Ngarai Sianok,Jenjang
Saribu,Rumah Pohon Inyiak),Wisata Sejarah/Pendidikan (Lobang Jepang,Rumah Kelahiran
Bung Hatta,Museum Perjuangan,Museum Rumah adat baanjuang,Museum zoologi) dan
masih banyak tempat tujuan wisata yang dapat di kunjungi oleh wisatawan yang dating ke
kota Bukittinggi hal ini menjadi pendorong minat kunjung wisatawan ke kota Bukittinggi.

Syarat menjadi kota wisata,Bukittinggi harus memenuhi beberapa komponen wisata


yang harus di sediakan oleh Pemerintah kota Bukittinggi yang biasa di kenal dengan 5A
untuk wisatawan berkunjung ke destinasi wisata kota Bukittinggi yaitu : Accessibility,
Accommodation, Attraction, Activities dan Amenities. Tanpa adanya 5A sebagai komponen
pariwisata akan membuat terhambat nya pengembangan pariwisata di daerah tujuan wisata
yang mengakibatkan rendah nya atau bahkan tidak mau nya wisatawan berkunjung ke
destinasi wisata tersebut.

Taman Panorama Baru adalah salah satu destinasi wisata alam yang ada di kota
Bukittinggi,Jikalau wisatawan biasanya menikmati pemandangan alam taman Panorama
Ngarai Sianok kali ini ada syurga tersembunyi di taman Panorama Baru ini. Destinasi wisata
yang sempat buka tutup di karenakan beberapa factor yang kurang di perhatikan oleh
pengelola destinasi wisata ini sehingga objek wisata ini sering sekali atau bahkan jarang di
ketahui oleh wisatawan. Dari Taman Panorama Baru ini kita dapat menikmati pemandangan
alam yang begitu indah ketikan matahari terbenam. Selain itu, di tempat ini kita bias melihat
gunung merapi dan gunung singgalang dengan jelas dan di kelilingi oleh Bukit Barisan. Dari
keatasan taman panorama baru ini juga para wisatawan bias melihat pemandangan Ngarai
Sianok. Bahkan dahulu daerah taman panorama baru menjadi area tracking wisatawan luar
negeri untuk berjalan menuju ke balingka,puncak lawing dan danau maninjau.

Pengertian Minat Berkunjung

Minat berkunjung wisatawan adalah keinginan seseorang atau keterikatan seseorang


terhadap sesuatu yang sedang trend pada saat sekarang ini. Minat disebut juga dorongan,
yaitu suatu rangsangan internal kuat yang memotivasi tindakan,dimana dorongan tersebut di
pengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif terhadap produk. Menurut Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan minat merupakan suatu gairah, keinginan hati, dan
kecenderungan terhadap sesuatu yang kita sukai. Minat kunjungan dalah keinginan konsumen
untuk melakukan kunjungan ke suatu tempat untuk melakukan sesuatu hal. Sedangkan minat
wisata merupakan kegiatan perjalanan seseorang yang bertujuan untuk rekreasi dan hiburan
serta mempunyai persiapan untuk kegiatan tersebut. 1Jadi,minat berkunjung adalah suatu
dorongan seseorang untuk melakukan perjalanan kunjungan dengan tujuan tertentu.
Sedangkan menurut Hernita dalam Nugraha (2021:25) minat berkunjung adalah rasa ingin
seseorang untuk berkunjung ke suatu objek wisata.

Komponen pariwisata adalah komponen kepariwisataan yang harus dimiliki oleh


objek daya tarik wisata. Istilah kepariwisataan merupakan gabungan dari istilah wisata,
pariwisata dan kepariwisataan. Komponen Pariwisata adalah Segala sesuatu penunjang
pelaksanaan dan pengembangan pada suatu destinasi wisata. Komponen 5 A yang harus
ada di destinasi wisata yaitu :

a. Accessibility (Akses)
Tóth & Dávid (2010) mengatakan aksesibilitas segala sesuatu yang berkaitan
erat dengan tingkat kemudahan wisatawan untuk menjangkau destinasi wisata serta
merupakan elemen terpenting karena sangat memengaruhi keputusan wisatawan
untuk mengunjungi suatu destinasi wisata tersebut. Aksesibilitas juga sering dikaitkan
dengan ketersediaan fasilitas transportasi. Selain itu, aksesibilitas juga merefleksikan
jarak, yang berkaitan dengan perpindahan dari satu tempat ke tempat lainnya yang
diukur dengan satuan waktu serta biaya. Jadi dapat penulis simpulkan Akses
merupakan cara para wisatawan untuk mencapai suatu destinasi wisata tersebut yang
termasuk ke dalam akses ini merupakan jalan (darat,laut,udara),Selanjutnya
Transportasi (darat,laut,udara) . Selain itu adanya informasi mengenai destinasi wisata
yang di tuju.
b. Accommodation (Penginapan)
Segala sesuatu yang di sediakan berupa pelayanan jasa yang menawarkan untuk
wisatawan bersantai atau beristirahat selama melakukan kegiatan wisata ke destinasi
wisata yang di tuju biasanya di lakukan oleh wisatawan yang melakukan perjalanan
dari suatu daerah ke daerah lain untuk menetap sementara waktu selambat-lambatnya
selama 24 jam. Adapun yang masuk ke dalam accommodation adalah hotel,guest
house,hostel,villa,cottage dan home stay.
c. Attraction (Aktraksi)

1
Gani Surya Miarsih and Anwani, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat Berkunjung Wisatawan
Ke Obyek Wisata Religi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta,” Journal of Tourism and Economic 1, no. 2
(2018):120, https://doi.org/10.36594/jtec.v1i2.28.
Atraksi adalah segala sesuatu yang dapat di lihat di daerah tujuan wisata yang
mempunyai keunikan tersendiri dari destinasi wisata lainnya sehingga membuat
wisatawan tidak merasa bosan untuk berkunjung. Atraksi wisata adalah salah satu
daya tarik yang memiliki nilai tersendiri dan mampu menarik para wisatawan agar
mau berkunjung ke tempat tujuan daerah wisata Suwena dan Widyatmaja (2017:279).
Atraksi wisata juga akan menjadi daya tarik tersendiri dari sebuah tujuan wisata bagi
para wisatawan yang ingin berlibur dan wisatawan dapat menikmati keindahan
alamnya serta atraksi wisata yang disuguhkan di daerah tujuan wisata tersebut.
d. Activities (Aktivitas)
Objek daya tarik wisata (Attraction) yang mencakup keunikan dan daya tarik berbasis
alam, budaya, maupun buatan/artifisial (Sunaryo, 2013). Menurut Suwena (dalam
Wilopo & Hakim, 2017), objek daya tarik wisata(ODTW) atau atraksi merupakan
komponen yang menjadikan ketertarikan untuk wisatawan datang. sumber
kepariwisataan (tourism resources)merupakan hal yang dapat dikembangkan menjadi
atraksi pariwisata.Sofyan & Noor (2016) menjelaskan bahwa atraksi merupakan
segala hal tentang alam, budaya, event, rekreasi dan hiburan yang merupakan daya
tarik agar orang-orang mau datang berkunjung kesuatu daerah tujuan wisata dan dapat
menghibur ketika orang menyaksikan. Dapat disimpulkan bahwa atraksi merupakan
suatu daya tarik baik alam, budaya,event, atau buatan yang dimana hal itu untuk
mendatangkan para wisatawan.
e. Amenities (Amenitas)
Amenities adalah segala fasilitas yang terdapat pada sebuah tempat destinasi wisata
yang menunjang kegiatan wisatawan menikmati kawasan destinasi wisata (Sofyan &
Noor, 2016). Amenitas dari pemaparan diatas jika disimpulkan adalah suatu fasilitas
tapi bukan merupakan daya tarik untuk wisatawan contoh dari amenitas adalah seperti
akomodasi, tempat hiburan, tempat perbelanjaan, toko makanan dan
minuman,perbankan,rumah sakit,dan lain hal sebagai nya.

Maka adapun hal yang melatar belakangi penulisan judul ini yaitu,dimana penulis
ingin melihat seberapa besar pengaruh komponen pariwisata 5A terhadap minat kunjungan
wisatawan ke destinasi wisata Taman Panorama Baru,Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kota
Bukittinggi agar destinasi ini terus di kembangkan dan di harapkan dapat bersaing dengan
destinasi wisata lain nya yang ada di Kota Bukittinggi.
Saya melakukan penelitian ini menggunakan beberapa teori ahli :

a. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas,
tanpa ada yang menyuruh (Slameto, 2010: 180). Minat merupakan sumber motifasi
yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan jika mereka
bebas memilih. Bila mereka melihat bahwa sesuatu akan menguntungkan kemudian
mereka berminat dan mendatangkan kepuasan. Bila kepuasan berkurang maka minat
pun ikut berkurang.
b. Sugiama (2014:72) mengatakan bahwa komponen penunjang wisata adalah
komponen kepariwisataan yang harus ada didalam destinasi wisata. Komponen
kepariwisataan tersebut adalah 4A yaitu Attraction, Amenities, Ancilliary dan
Accesibility.

Dari pernyataan ahli di atas mengenai pengaruh komponen pariwisata 5 A


terhadap minat kunjungan wisatawan ke Taman Panorama Baru dapat di simpulkan
aksesbility (X1),atraksi (X2),Akomodasi (X3),Aminities (X4),dan Aktivieties (X5)
yang merupakan variable dependen sedangkan minat wisatawan berkunjung (Y)
menjadi variable independen.

Tabel.1.1 Jumlah Data Kunjungan Wisata ke Taman Panorama Baru 2018-2022

No. Wisatawan 2018 2019 2020 2021 2022


1. Lokal 123 153 54 84 159
2. Nasional 94 125 36 47 59
Sumber : Data kunjungan wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun

Dari data di atas dapat di lihat kunjungan wisatawan local dan nasional pada taahun
2018-2022 tingkat wisatawan lokal pada tahun 2022 lebih meningkat dan pada tahun
2020 menurun paling drastis yang kemungkinan besar di akibatkan wabah covid 19.
Sedangkan wisatawan Nasional pada tahun 2019 menunjukan angka yang meningkat
di bandingkan tahun lain nya di perkirakan di karena kana ada nya pembangunan di
destinasi wisata panorama baru yaitu rumah pohon serta penambahan spot-spot foto
oleh pengelola destinasi wisata taman panorama baru sebelum wabah pandemi covid
19 serta peran media untuk mempromosikan tempat ini.

B. Identifikasi Masalah
Jadi dari latar belakang masalah di atas ada beberapa hal yang akan di analisis dari
pengaruh komponen pariwisata (5A) terhadap minat kunjungan wisatawan ke detinasi
wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota Bukittinggi :
1. Accesbility (Akses)
Akses mempengaruhi minat kunjungan wisatawan yang datang ke destinasi
wisata taman panorama baru. Selain akses jalan,dan transportasi di butuhkan
juga informasi untuk menuju destinasi wisata ini. Di detinasi taman panorama
baru ini masih minim nya informasi.
2. Accomodation (Penginapan)
Penginapan yang masih jauh dari lokasi destinasi taman panorama baru.
Penginapan juga menjadi pertimbangan minat kunjungan wisatawan. Di
destinasi wista taman panorama baru masih belum ada nya penginapan yang
dapat di gunakan oleh wisatawan .
3. Attraction (Atraksi)
Atraksi wisata adalah segala sesuatu hal yang dapat di lihat atau di suguh
kan kepada wisatawan yang berkunjung ke destinasi wisata taman panorama
baru. Masih minim nya atraksi yang di suguh kan kepada wisatawan.
4. Aminities (Fasilitas penunjang pariwisata)
Fasilitas penunjang yang harus di sediakan untuk membantu wisatawan yang
berkunjung ke destinasi wisata taman panorama baru.Seperti : Bank,Rumah
sakit,mini market,ATM,klinik,dan Toko Souvenir. Masin minimnya fasilitas
penunjang pariwisata di tempat ini.
5. Activity (Aktivitas)
Adanya kegiatan apa saja yang dapat dilakukan oleh wisatawan yang
berkunjung ke destinasi wisata taman panorama baru,semisal nya biasanya
wisatawan hanya dapat menikmati pemandangan sembari berfoto.
Masih kurang nya kegiatan yang dapat di lakukan atau eksplor oleh para
wisatawan di tempat ini.
C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini saya membahas dan menganalisis Pengaruh Komponen


Pariwisata (5A) yaitu,Accesbilitas,Attraction,Accomodation,Aminities,Activity sesuai
dengan komponen pariwisata.
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah analisis di atas adalah :
1. Seberapa besar Pengaruh Accesbilitas terhadap minat kunjungan wisatawan ke
destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi ?
2. Seberapa besar Pengaruh Attraction terhadap minat kunjungan wisatawan ke
destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi ?
3. Seberapa besar Pengaruh Accomodation terhadap minat kunjungan wisatawan ke
destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi ?
4. Seberapa besar Pengaruh Aminities terhadap minat kunjungan wisatawan ke
destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi ?
5. Seberapa besar Pengaruh Activities terhadap minat kunjungan wisatawan ke
destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi ?
6. Seberapa besar pengaruh Accesbilitas, Attraction, Accomodation, Aminities,
Activieties Secara simultan terhadap minat kunjungan wisatawan?
E. Tujuan dan Kegunaan Penelitian
Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu,untuk menganalisis pengaruh komponen
pariwisata (5A) terhadap minat kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman
Panorama Baru,Kelurahan Puhun Pintu Kabun,Kota Bukittinggi :
1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Accesbilitas terhadap minat
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun
pintu kabun kota Bukittinggi
2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Attraction terhadap minat
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun
pintu kabun kota Bukittinggi
3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Accomodation terhadap minat
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun
pintu kabun kota Bukittinggi
4. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Aminities terhadap minat
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun
pintu kabun kota Bukittinggi
5. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Activities terhadap minat
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun
pintu kabun kota Bukittinggi
6. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh Accesbilitas, Attraction,
Accomodation, Aminities, Activities Secara simultan terhadap minat kunjungan
wisatawan
F. Manfaat Penelitian
1. Untuk Akademisi :
a) Bermanfaat untuk penulis membantu menyelesaikan analisis pengaruh
komponen pariwisata (5A) terhadap minat kunjungan wisatawan ke
destinasi wisata taman panorama baru
b) Bermanfaat untuk menyelesaikan tahapan pengajuan proposal dan skripsi
tugas akhir untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi (S.E)
c) Bermanfaat untuk membuat acuan-acuan proposal selanjutnya
2. Untuk pengelola destinasi wisata :
a) Membantu menganalisis seberapa berpengaruh komponen pariwisata (5A)
yang harus ada di destinasi wisata taman panorama baru agar terus
menarik minat kunjungan wisatawan
b) Membantu seberapa besar pengaruh factor-faktor minat kunjungan wisata
terhadap kedatangan wisatawan ke destinasi wisata Taman Panorama
Baru
c) Melakukan perbaikan atau pun menambah nilai inovasi dan kreatifitas
pengelola agar destinasi wisata taman panorama baru tidak kalah
tertinggal dari destinasi wisata lainnya yang ada di Kota Bukittinggi
G. Penjelasan Judul
Pada kali ini penulis mengangkat judul proposal yang akan di teliti yaitu, "Analisis
Pengaruh Komponen Pariwisata (5A) Terhadap Minat Kunjungan Wisatawan Ke
Destinasi Wisata Taman Panorama Baru,Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kota
Bukittinggi".
1. Analisis
Gorys Keraf (2004:67) menyatakan “Analisis adalah sebuah proses untuk
memecahkan masalah sesuatu ke dalam bagian-bagian yang saling berkaitan satu
dengan yang lainnya”.
Demikian juga menurut Abdul Majid (2013:54) “Analisis adalah kemampuan
menguraikan satuan menjadi unit-unit yang terpisah, membagi satuan menjadi
sub-sub atau bagian, membedakan antara dua yang sama, dan mengenai
perbedaan”.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia “Analisis adalah penguraian suatu
pokok atas berbagai bagian nya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan
antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti
keseluruhan”.
Menurut Nana Sudjana (2016:27) menyatakan “Analisis adalah usaha
memilah suatu integritas menjadi unsur- unsur atau bagian-bagian sehingga jelas
hierarkinya dan susunannya”.
Sehingga penulis dapat simpulkan dari pengertian di atas analisis adalah suatu
proses dalam penguraian suatu masalah menjadi beberapa sub-sub bagian
sehingga jelas hierarkinya.
2. Pengaruh
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengaruh adalah daya yang ada atau
timbul dari sesuatu (orang, benda) yang ikut membentuk watak, kepercayaan, atau
perbuatan seseorang.2 Menurut Surakhmad, pengaruh adalah kekuatan yang dapat
timbul dari sesuatu benda atau orang dan juga gejala dalam yang dapat
memberikan perubahan yang dapat membentuk kepercayaan atau perubahan. 3
Jadi dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan pengertian pengaruh
adalah segala sesuatu yang dapat merubah pemikiran dalam suatu tindakan atau
pun hal-hal yang akan di lakukan.
3. Komponen Pariwisata
Komponen Pariwisata adalah Segala sesuatu yang harus ada di dalam
pariwisata untuk mengembangkan pariwisata baik dari segi
aksesbilitas,atraksi,akomodasi,aktivitas dan aminitas tanpa adanya komponen
pariwisata pengembangan pariwisata akan terhambat atau bahkan tidak akan

2
Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arloka, 2003), hlm. 256.
3
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, (Bandung: Teknik Tarsito, 1982), h. 7
berjalan sebagaimana mestinya. Kita mengenal beberapa komponen pariwisata
pada saat sekarang ini yaitu : 3A,5A dan 6A yang masing-masing mempunyai
peranan penting dalam pariwisata.
4. Minat Kunjungan
Menurut Aulia (2020) minat merupakan dorongan untuk memotivasi
seseorang melakukan tindakan. Sedangkan menurut Hernita dalam Nugraha
(2021:25) minat berkunjung adalah rasa ingin seseorang untuk berkunjung ke
suatu objek wisata. Kotler and Keller (2013:118), menambahkan bahwa minat
berkunjung merupakan tindakan konsumen dalam memilih atau memutuskan
berkunjung pada suatu tempat berdasarkan pada pengalaman dalam berkunjung.
Dari pengertian di atas penulis dapat menyimpulkan pengertian dari minat
kunjungan adalah keputusan seseorang terhadap keinginan berkunjung kembali ke
suatu tempat/daerah tujuan.
5. Wisatawan
Pengertian wisatawan menurut ahli ,Menurut Pendit (2002) Wisatawan adalah
orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk bersenang-senang, untuk
keperluan pribadi, untuk keperluan kesehatan dan sebagainya. Selain itu
wisatawan adalah orang-orang yang sedang mengadakan perjalanan untuk maksud
menghadiri pertemuan, konferensi, musyawarah, atau di dalam hubungan sebagai
utusan berbagai badan/organisasi (ilmu pengetahuan, administrasi, diplomatik,
olahraga, keagamaan, dan sebagainya).
Dapat penulis simpulkan wisatawan adalah seseorang yang melakukan
perjalanan ke suatu tempat yang tempat tersebut bukan merupakan daerah asal
dari wisatawan tersebut.
6. Destinasi Wisata
Destinasi Wisata adalah daya tarik wisata yang dapat di lihat dan di nikmati
oleh wisatawan yang menjadi tujuan wisata. Pengertian destinasi pariwisata
menurut UU no 10 tahun 2009 adalah kawasan geografis yang berada dalam satu
atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata,aksesibilitas, serta masyrakat yang saling
terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan. Sedangkan menurut Ngafean
(1991), objek wisata atau dikenal dengan tourism object merupakan segala objek
yang dapat menimbulkan daya tarik bagi para wisatawan untuk datang melihatnya
(misalnya keadaan alam, bangunan bersejarah, kebudayaan, dan pusat-pusat
rekreasi moderen).
7. Taman
Taman merupakan areal yang berisikan komponen material keras dan lunak
yang saling mendukung satu sama lainnya yang sengaja dibuat oleh manusia
dalam kegunaannya sebagai tempat penyegar dalam dan luar ruangan. Taman
dapat dibagi dalam taman alami dan taman buatan. Sedangkan menurut (Djamal,
2005), taman adalah sebidang tanah terbuka dengan luasan tertentu di dalamnya
terdapat pepohonan, perdu, semak dan rerumputan yang dikombinasikan dengan
kreasi dari bahan lainnya. Dapat disimpulkan dari pengertian di atas taman adalah
sesuatu yang menyajikan keindahan untuk setiap yang dating berkunjung dan ada
beberapa fasilitas penunjang lainnya yang menjadi daya tarik selain tanaman
yang cantik dan indah.
8. Panorama Baru,Kelurahan Puhun Pintu Kabun Kota Bukittinggi
Panorama Baru adalah suatu nama desa yang menjadi tujuan wisata yang
berada di kelurahan puhun pintu kabun dan berada di kota wisata kota Bukittinggi.
H. Tinjauan Literatur/Landasan Teori
Teori Komponen Pariwisata 5 A (aksesbilitas,atraksi,akomodasi,aktivitas dan
amenitas)
1. Pengertian Komponen Pariwisata
Komponen pariwisata adalah komponen kepariwisataan yang harus dimiliki oleh
objek daya tarik wisata. Menurut UU nomor 10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan, daerah tujuan wisata adalah kawasan geografis yang spesifik
berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang didalamnya terdapat
kegiatan kepariwisataan dan dilengkapi dengan ketersediaan daya tarik wisata,
fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta masyarakat yang saling
terkait.
2. Pengertian Aksesbilitas
Akesibilitas merupakan sarana dan infrastruktur yang memberikan kemudahan
kepada wisatawan untuk bergerak dari satu daerah ke daerah lain. Faktor-faktor
yang penting terkait dengan aspek aksesibilitas wisata meliputi petunjuk arah,
bandara, terminal, waktu yang dibutuhkan, biaya perjalanan, dan frekuensi
transportasi menuju lokasi wisata (Sunaryo, 2013). Individual tourist mengatur
perjalanannya sendiri tanpa bantuan travel agent sehingga sangat bergantung
kepada kemudahan akses dan fasilitas publik.Akses jalan yang baik harus diiriingi
dengan ketersediaan sarana transportasi dan kemudahan sarana informasi.
Mediasosial merupakan media online berupa aplikasi atau situs dimana setiap
orangbisa membuat halaman pribadi, serta terhubung dengan individu
ataukelompok untuk berbagi informasi dan berkomunikasi satu sama lain
(Kaplandan Haenlein 2010).
Ditambahkan oleh Umami (2015) yang mengklasifikasi media sosial sebagai
alat pemasaran baru yang dapat menciptakan komunikasi interaktif antara
wisatawan dengan produk-produk pariwisata yang dengan sendirinya dapat
meningkatkan kesadaran (awareness). Beberapa media social yang sangat
digemari dan memiliki jutaan pengguna di Indonesia adalah Youtube, Facebook,
Instagram dan Twitter (Wearesocial.com, 2017).
Soekadijo (2003) persyaratan aksesibilitas terdiri dari akses informasi dimana
fasilitas mudah ditemukan dan mudah dicapai, harus memiliki akses kondisi jalan
yang dapat dilalui dan sampai ke tempatwisata serta harus ada akhir dari tempat
suatu perjalanan. Oleh karena itu harus selalu ada:
1. Akses informasi. Dengan ada nya kemajuan, manusia untuk menyalurkan
segala bentuk keinginannya telah menjadikan dunia ini sebagai suatu tempat
tanpa batas.
2. Akses kondisi jalan menuju objek wisata,dan akses jalan tersebut harus
berhubungan dengan prasarana umum.
3. Akses tempat akhir perjalanan (tempat parkir).
Dapat di simpulkan dimana Aksesbilitas (X1) akan mempengaruhi minat
kunjungan wisatawan (Y) ke taman Panorama Baru. Apabila Aksesbilitas
(X1) tidak terpenuhi maka destinasi wisata panorama baru tidak akan
berkembang
3. Pengertian Atraksi
Atraksi merupakan produk utama sebuah destinasi yang di tawarkan kepada
wisatawan. Menurut Karyono(1997) Atraksi atau daya tarik wisata berkaitan
dengan apa yang bisa dilihat (what to see ) dan dilakukan (what to do) oleh
wisatawan di sebuah destinasi wisata. Diperkuat oleh Suwena (2010), atraksi
wisata atau sumber kepariwisataan (tourism resources) merupakan komponen
yang secara signifikan menarik kedatangan wisatawan dan dapat dikembangkan di
tempat atraksi wisata ditemukan (in situ) atau diluar tempatnya yang asli (ex situ).
Atraksi wisata terbagi menjadi tiga, yaitu; (1) atraksi wisata alam seperti
perbukitan, perkebunan, gunung, danau, sungai dan pantai dan, (2) atraksi wisata
budaya seperti kearifan masyarakat, seni dan kerajinan tangan, masakan khas,
arsitektur rumah tradisional, dan situs arkeologi, (3) atraksi buatan manusia seperti
wisata olahraga, berbelanja, pameran, taman bermain, festival dan konferensi
(Suwena, 2010).
Soekadijo dalam Abdulhaji et al (2016) mengungkapkan bahwa atraksi wisata
yang baik juga dapat mendatangkan wisatawan sebanyak-banyaknya, menahan
mereka di tempat atraksi dalam waktu yang cukup lama dan memberikan
kepuasan kepada wisatawan yang berkunjung. Untuk mencapai hasil tersebut ada
beberapa syarat yang harus dipenuhi yaitu, kegiatan (act) dan objek (artifact) yang
merupakan atraksi itu sendiri harus dalam keadaan yang baik.

Dapat di lihat dari keterkaitan teori Atraksi (X2) Sebagai daya tarik wisata
juga mempengaruhi minat kunjungan (Y) wisatawan ke taman Panorama Baru.
Semakin banyak atraksi (X1) wisata yang di tawarkan kepada wisatawan maka
semakin meningkat minat kunjungan wisatawan (Y).

4. Pengertian Akomodasi
Akomodasi adalah suatu tempat penginapan sementara bagi wisatawan yang
berkunjung ke suatu daerah wisata dengan kurun waktu 24 jam atau lebih. Contoh
nya seperti : Guest House,Villa,Hotel,Home Stay,Hostel dan masih banyak lagi.
Tanpa adanya akomodasi dalam pariwisata,kegiatan kepariwisataan tidak akan
berjalan dengan semestinya orang akan malas berpergian jauh. Menurut seorang
filsuf dan psikolog terkenal asal Amerika Serikat yang bernama James Mark
Baldwin atau J.M Baldwin, akomodasi adalah perubahan yang dilakukan oleh
individu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya. Beda J.M Baldwin,
beda lagi pendapat sosiolog, dan pendidik asal Skotlandia yang bernama Robert
Morrison Maclver.
Menurut Maclver, akomodasi adalah proses yang dilalui oleh manusia untuk
bisa selaras dengan lingkungannya. Proses ini kadang tidak mudah, dan
membutuhkan waktu beberapa saat, tetapi hal ini perlu dilakukan untuk membuat
seseorang bisa bertahan dan diterima di lingkungan barunya.
5. Pengertian Aktivitis
Tersedianya sarana fasilitas untuk melakukan suatu kegiatan yang
menyenangkan yang dapat dilakukan oleh wisatawan dengan aman dan dapat
dipantau keselamatannya. Seperti: mendaki gunung, berenang, menikmati
pemandangan dll. Pariwisata adalah istilah yang diberikan apabila seseorang
wisatawanmelakukan perjalanan itu sendiri, atau dengan kata lain aktivitas dan
kejadianyang terjadi ketika seseorang pengunjung melakukan perjalanan
(Sutrisno,2008). Pariwisata dapat dirumuskan sebagai kegiatan dalam masyarakat
yang berhubungan dengan wisatawan (Soekadijo, 2000).
Sedangkan, menurut Meyers (2009), pariwisata adalah aktivitas perjalanan
yang dilakukan oleh seseorang sementara waktu dari tempat tinggal semula ke
daerah tujuan dengan alasan bukan untuk menetap atau mencari nafkah,
melainkan hanya untuk memenuhi rasa ingin tahu, menghabiskan waktu senggang
atau libur serta tujuan-tujuan lainnya. Pada Bab I Pasal 1 ayat (3) Undang-
UndangNomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan mendefinisikan pariwisata
adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah pusat dan
pemerintah daerah.
6. Pengertian Amenitas
Menurut Rossadi dan Widayati (2018:49) Amenitas merupakan berbagai
rangkaian fasilitas yang disediakan oleh suatu tempat tujuan Wisata yang
digunakan untuk memenuhi kebutuhan pengunjung atau Wisatawan yang datang.
Menurut Cahyani dan Aditya (2014) dalam Rossandi dan Widyawati (2018)
amenitas yaitu berbagai Fasilitas seperti tempat-tempat penginapan, restoran, dan
transportasi lokal yang mungkin wisatawan berpergian di tempat tersebut serta
alat-alat komunikasi yang lainnya.

Indikator Amenitas

Hasil penelitian Rossadi dan Widayati (2018) dalam penelitiannya tentang


Amenitas dimana menggunakan indikator yaitu:
a) Akomodasi merupakan kemudahan pendapat/ ada tempat penginapan
yang layak bersih dan ramah/menyenangkan bagi setiap wisatawan
yang datang
b) Restoran yaitu tempat berbagai macam kuliner yang ada di destinasi
wisata. Dimana ada berbagai macam ciri khas makanan yang dapat
menjadi daya tarik tambahan dalam suatu destinasi wisata
c) Toilet Umun yaitu: sarana atau prasana yang disediakan oleh
masyarakat lokal yang berada di Wisata taman panorama baru
d) Rest Area merupakan panorama yang ada dekat dengan objek wisata.
e) Souvenir shop merupakan cendra mata dari objek wisata yang
merupakan oleh-oleh dari destinasi wisata taman panorama baru.
f) Tempat Parkir merupakan sarana prasarana yang digunakan oleh
wisatawan yang datang berkunjung pada destinasi tersebut.
g) Tempat ibadah merupakan salah satu pendukung fasilitas bagi
wisatawan yang datang dari berbagai suku dan kepercayaan agama
masing-masing sesuai ajaran islam kita di perbolehkan berwisata tapi
dilarang untuk meninggalkan shalat. Seperti terdapat dalam Q.s
Maryam : 9

٩٥ ۙ ‫ف َي ْلقَ ْىنَ َغيًّا‬ َ َ‫ت ف‬


َ ‫س ْى‬ َّ ‫ص ٰلىة َ َوات َّ َب ُعىا ال‬
ِ ‫ش َه ٰى‬ ٌ ‫ف ِم ْۢ ْن َب ْع ِد ِه ْم خ َْل‬
َ َ‫ف ا‬
َّ ‫ض ا ُعىا ال‬ َ َ‫فَ َخل‬

Artinya : "Kemudian, datanglah setelah mereka (generasi) pengganti


yang mengabaikan salat dan mengikuti hawa nafsu. Mereka kelak akan
tersesat." Baca artikel detikhikmah, "Hukum Sengaja Meninggalkan
Salat, Dosanya Lebih dari Zina"
Teori Minat Kunjungan Wisatawan
a. Pengertian Minat Kunjungan Wisatawan
Minat Kunjungan menurut penulis adalah Segala sesuatu yang menjadi
keinginan tahu atau rasa penasaran terhadap suatu objek/destinasi yang akan di
kunjungi oleh seseorang yang ingin berwisata. Minat disebut juga dorongan, yaitu
suatu rangsangan internal kuat yang memotivasi tindakan,dimana dorongan
tersebut di pengaruhi oleh stimulus dan perasaan positif terhadap produk. Kotler
and Keller (2013:118), menambahkan bahwa minat berkunjung merupakan
tindakan konsumen dalam memilih atau memutuskan berkunjung pada suatu
tempat berdasarkan pada pengalaman dalam berkunjung. Dari beberapa definisi di
atas dapat disimpulkan bahwa Minat Berkunjung Kembali wisatawan merupakan
suatu keputusan konsumen/wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat lebih dari
satu kali (loyal). Minat Berkunjung Kembali juga diiringi oleh faktor-faktor yang
mempengaruhinya,terutama tentang informasi mengenai manfaat yang akan
mereka dapatkan ketika berkunjung kembali.
Wisatawan (tourist) adalah pengunjung yang datang dengan lama perjalanan
minimal satu malam, artinya keberangkatan dan kedatangan terjadi pada hari
kalender yang berbeda, dan biasanya menginap (membutuhkan akomodasi).
Wisatawan biasa disebut juga sebagai overnight visitors. Menurut George, R.
dalam buku “Marketing tourism and hospitality: Concepts and Cases“, wisatawan
adalah orang yang melakukan perjalanan ke luar negeri atau ke daerah lain dengan
tujuan utama untuk berlibur, bersantai, atau melakukan kegiatan rekreasi. Menurut
United Nation World Tourism Organization (UNWTO), wisatawan adalah orang
yang melakukan perjalanan ke tempat yang tidak merupakan tempat tinggalnya
dengan tujuan utama untuk liburan, rekreasi, atau kegiatan lain yang tidak
berkaitan dengan kegiatan profesional atau bisnis.
Jadi dapat penulis simpulkan dari pengertian Minat kunjungan wisatawan di
atas adalah tindakan atau keinginan wisatawan dalam menentukan keputusan
tujuan perjalanan wisata sesuai tujuan wisata yang akan mereka lakukan dalam
kurun waktu lebih dari 24 jam dan bukan untuk bekerja.
b. Aspek Minat Berkunjung
Menurut Aulia (2020) mengemukakan minat terbagi menjadi tiga aspek, yaitu:
a) Aspek kognitif.
Berdasarkan atas pengalaman pribadi dan apa yang pernah dipelajari, baik
di rumah, di sekolah, maupun di masyarakat, dan berbagai jenis media
massa.
b) Aspek Efektif
Konsep yang membangun aspek afeksi, minat dinyatakan dalam sikap
terhadap kegiatan yang di timbulkan minat. Berkembang dari pengalaman
pribadi dari sikap orang yang penting yaitu orang tua, guru dan teman
sebaya terhadap kegiatan yang berkaitan dengan minat tersebut dan dari
sikap yang dinyatakan atau tersirat dalam berbagai bentuk media massa
terhadap kegiatan itu.
c) Aspek psikomotor.
Berjalan dengan lancar tanpa perlu pemikiran lagi, urutannya tepat.Namun
kemajuan tetap memungkinkan sehingga keluwesan dankeunggulan
meningkat meskipun ini semua berjalan lambat.
c. Indikator Minat Berkunjung Kembali
Menurut Sari, F., & Pangestuti (2018) minat berkunjung memiliki tahapan–
tahapan psikologi. Dimana tahapan tersebut, kemudian dijadikan sebagai tolak
ukur atau indikator terjadinya proses minat beli pada individu. Adapun indikator
– indikator yang dimaksud, sebagai berikut :
a) Minat transaksional.
Keinginan individu atau organisasi dalam membeli barang atau jasa.
b) Minat preferensial.
Perilaku dimana individu atau organisasi menjadikan suatu produk
sebagaipreferensi utama.
c) Minat eksploratif.
Perilaku seseorang yang selalu mencari informasi terkait barang atau jasa
yang diminati.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Berkunjung

Terdapat beberapa faktor yang membentukminat beli pada konsumen, yaitu :

1) Sikap orang lain


Sikap orang lain memiliki pengaruh yang kuat untuk mengurangi suatu hal yang
disukai seseorang, tetapi hal ini akan bergantung pada intensitas sifat negatif orang
lain terhadap pengaruh yang disukai konsumen dan motivasi dari konsumen dalam
menuruti keinginan orang lain.
2) Faktor situasi yang tidak terantisipasi
Kondisi ini dapat mengubah pendirian konsumen yang bergantung dari pemikiran
konsumen. Apakah konsumen mempunyai kepercayaan diri untuk memutuskan
pembelian atau tidak. 4
I. Penelitian Terdahulu
No. Nama Tahun Judul Hasil Temuan
Pengarang
1. Elinda Anandar 2021 Analisi Pengaruh Penelitian ini menggambarkan

4
Kurniawan Gilang Widagdyo, “Pemasaran, Daya Tarik Ekowisata, Dan Minat Berkunjung Wisatawan,”
Esensi: Jurnal Bisnis Dan Manajemen 7, no. 2 (2017): 262, https://doi.org/10.15408/ess.v7i2.5411.
Ningtiyas, Attraction,Acces tentang pengaruh komponen
Stella Alvianna, bility,Amenity, pariwisata yang terdiri dari
Syarif Ancillery Attraction,Accessibility,Amenity
Hidayatullah, Terhadap Minat ,Ancillary terhadap Minat
Dewi Hermin Berkunjung Berkunjung Wisatawan San
Sutanto, Abdul Wisatawan Terra De Laponte Kabupaten
Waris Melalui Malang melalui Loyalitas
Loyalitas Wisatawan sebagai variabel
Wisatawan mediasi. Populasi penelitian
Sebagai Variabel adalah wisatawan yang pernah
Mediasi5 mengunjungi destinasi San Terra
De Laponte dengan sampel
sejumlah 65 responden. Regresi
linier berganda digunakan untuk
pengujian hipotesis. Melalui
analisis dan pembahasan
diperoleh hasil
Attraction,Accessibility,Amenity,
Ancillary berpengaruh positif
dan signifikan terhadap
Loyalitas Wisatawan.
Selanjutnya Attraction,
Accessibility, Amenity, Ancillary
berdampak positif dan signifikan
terhadap minat kunjungan. Hasil
ini menunjukan apa yang di
dapatkan dan yang dirasa kan
wisatawan berdampak positif
sehingga membuat ketertarikan

5
Jurnal Aplikasi Manajemen & Bisnis , Vol.1 No.2 April 2021 ISSN 2723 - 6056 (Print) ISSN 2723 - 6048
(Online)
wisatawan untuk mengunjungi
kembali di San Terra De
Laponte, Pujon, Kabupaten
Malang.
2. Alfitriani,Welly 2021 Pengaruh Penelitian ini bertujuan untuk
Andrika Putri, Komponen 4A mengetahui pengaruh komponen
Ummasyroh Terhadap Minat 4A Kepariwisataan yakni atraksi
Kunjung Ulang wisata, aksesibilitas, amenitas
Wisatawan Pada dan layanan tambahan pada
Destinasi Wisata destinasi wisata Bayt Al-
Bayt Al-Qur’an Qur’an Al-Akbar Kota
Al-Akbar Kota Palembang. Penelitian ini
Palembang menggunakan pendekatan
kuantitatif dengan analisis
deskriptif. Analisis data
menggunakan analisis data
deskriptif dan regresi linier
berganda. Teknik sampel
dalam penelitian ini
menggunakan non probability
sampling dengan metode
sampling incidental. Sampel
dalam penelitian ini yaitu
pengunjung Bayt Al-Qur’an Al-
Akbar sebanyak 100 responden.
Berdasarkan hasil pengujian
secara parsial (uji t) bahwa
atraksi wisata dan amenitas
berpengaruh secara signifikan
terhadap minat kunjung ulang
wisatawan, sedangkan
aksesibilitas dan layanan
tambahan tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap
minat kunjung ulang
wisatawan. Berdasarkan hasil
penelitian bahwa atraksi wisata
memiliki pengaruh paling
dominan terhadap minat
kunjung ulang wisatawan.
Semakin baik daya tarik
wisata maka semakin besar
minat kunjung ulang wisatawan
ke Bayt Al-Qur’an Al-Akbar.6
3. Fitri Puji 2023 Analisis Penelitian ini bertujuan untuk
Lestari,Deni Akomodasi analisis komprehensif terhadap
Dwi Ananti Terhadap Minat peran fasilitas akomodasi dalam
Berkunjung memengaruhi minat berkunjung
Wisatawan wisatawan di Pantai Widodaren.
Pantai Hasil temuannya tentu akan
Widodaren dijadikan tambahan wawasan
Yogyakarta yang mendalam tentang cara
meningkatkan industri
pariwisata di Pantai
Widodaren. Penelitian ini
merupakan penelitian kuantitatif
dengan variabel X adalah
akomodasi. Sementara itu,
variabel Y adalah minat
berkunjung. Populasi dalam
analisis data ini adalah semua
pengunjung yang mengunjungi
objek wisata ini. Teknik

6
Elinda Anandar Ningtiyas,Stella Alvianna,dkk.,2021, Analisis Pengaruh Attraction, Accessbility, Amenity,
Ancellery Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Melalui Loyalitas Wisatawan Sebagai Variabel
Mediasi,Malang,Media wisata.
pengambilan sampel
menggunakan accidental
sampling atau convenience
sampling yang artinya semua
pengunjung atau siapa saja yang
peneliti temui saat observasi
dijadikan sebagai sampel hingga
kriteria minimal terpenuhi, yaitu
30 responden. Hasil dari
penelitian ini adalah terdapat
hubungan yang positif dan
signifikan antara kualitas
akomodasi dengan Minat
Berkunjung ke Pantai
Widodaren. Apabila kualitas
akomodasi meningkat, akan
meningkatkan pula minat
pengunjung ke Pantai
Widodaren Yogyakarta.
Dengan demikian perlu upaya
dari pengelola dan pemerintah
setempat untuk meningkatkan
fasilitas akomodasi di objek
wisata ini.
4. Sopyan 2015 Analisi Pengaruh Hasil analisis deskriptif
Daya Tarik menunjukkan bahwa daya tarik
Wisata dan wisata, kualitas
Kualitas pelayanan,kepuasan pengunjung,
Pelayanan dan minat berkunjung ulang
Terhadap Minat pengunjung Cagar Budaya
Berkunjung Gedung Lawang Sewu tergolong
Ulang sedang. Hasil pengujian statistik
Pengunjung menunjukkan bahwa variabel
dengan kepuasan pengunjung
Kepuasan berpengaruh positif terhadap
Pengunjung minat berkunjung ulang
Sebagai Variabel (hipotesis 1 diterima), variabel
Intervening daya tarik berpengaruh positif
terhadap kepuasan pengunjung
(hipotesis 2 diterima), variabel
kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap kepuasan
pengunjung (hipotesis 3
diterima), variabel daya tarik
berpengaruh positif terhadap
minat berkunjung ulang
(hipotesis 4 diterima), variabel
kualitas pelayanan berpengaruh
positif terhadap minat
berkunjung ulang pengunjung
(hipotesis 5 diterima).
5. Erliza Nursiva 2019 Analisis Faktor- Hasil dalam penelitian ini
Faktor yang menunjukkan bahwa faktor-
Mempengaruhi faktor yang paling penting atau
Minat dominan yang mempengaruhi
Berkunjung minat berkunjung ulang
Ulang wisatawan datang ke
Wisatawan destinasiTaman Nasional Way
Kambas. Terdapat 6 atribut,
yang menjadi fakor yang
mempengaruhi minat
berkunjung ulang wisatawan
datang ke destinasiTaman
Nasional Way Kambas yaitu
Keindahan alam (P2),
Keberadaan hewan langka (P3),
Melihat atraksi dan event (P6),
Fasilitas yg unik dan menarik
(P7), Pengalaman wisata yang
unik (P8) dan Menambah
pengetahuan/wawasan (P10).
Dari 6 atribut tersebut terdapat
faktor yang paling dominan
yaitu nilai tertinggi dalam
menjawab YA dalam
mempengaruhi minat
berkunjung ulang wisatawan
datang ke destinasiTaman
Nasional Way Kambas adalah
pengalaman wisata yang unik
hal ini dikarenakan di taman
Nasional Way kambas memiliki
potensi pariwisata yang cukup
tinggi dengan keindahan alam
yang cukup menarik dan
bervariasi, mulai dari keindahan
alam, ekosistem, hutan magrove,
dll semuanya ini bisa dinikmati
dengan cara menyelusuri sungai-
sungai besaryang ada di sekitar
Taman Nasional Way Kambas
dengan menggunakan kapal
motor speed Board.
6. Zaqiatun 2023 Pengaruh Hasil penelitian ini
Wafiatur Aksesbilitas, menunjukkan bahwa: 1)
Rohmah Fasilitas dan Aksesibilitas berpengaruh positif
Citra Wisata dan signifikan terhadap minat
Terhadap Minat berkunjung ke wisata Kidung
Berkunjung ke Kampoengku;2) Fasilitas tidak
Wisata Kidung berpengaruh positif dan
Kampoengku signifikan terhadap minat
KarangNangka berkunjung ke wisata Kidung
Kabupaten Kampoengku; 3) Citra Wisata
Banyumas berpengaruh positif dan
signifikan terhadap minat
berkunjung ke wisata Kidung
Kampoengku. 4)
Aksesibilitas,Fasilitas dan Citra
Wisata berpengaruh positif dan
signifikan secara bersamaan
terhadap minat berkunjung ke
wisata Kidung Kampoengku.
Aksesibilitas,Fasilitas dan Citra
Wisata berpengaruh sebesar
55,2% terhadap minat
berkunjung,sedangkan sisanya
44,8% ditentukan oleh faktor
yang tidak diteliti pada
penelitian ini.

Dari penelitian – penelitian diatas tersebut terdapat perbedaan dengan


penelitian yang diangkatkan yaitu penelitian ini dilakukan untuk melihat pengaruh
komponen pariwisata 6 A dan 4 A (aksesbilitas,atraksi,,amenities,aktivitas dan
akselery) terhadap minat kunjungan wisata ke destinasi . Sedangkan persamaan dari
penelitian – penelitian diatas yakni memiliki persamaan dalam variabel yang akan
diteliti yaitu variabel X (Aksesbilitas,atraksi,akomodasi,aminitas,dan aktivitas).
Sedangkan yang menjadi variabel Y adalah minat kunjungan wisatawan ke destinasi
wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota Bukittinggi.

J. Kerangka Pemikiran
Komponen pariwisata adalah komponen kepariwisataan yang harus dimiliki
oleh objek daya tarik wisata. Istilah kepariwisataan merupakan gabungan dari istilah
wisata, pariwisata dan kepariwisataan. Minat wisatawan adalah kecenderungan orang
yang akan melakukan perjalanan wisata untuk tertarik terhadap suatu objek wisata
sehingga terdorong untuk mengunjungi untuk tujuan rekreasi.

Adapun kerangka pemikiran tersebut dapat dilihat dengan bagan sebagai berikut :

Gambar 1. Bagan Kerangka Pemikiran

Variabel Accesbility
(X1)

Variabel Attraction
(X2)

Variabel
Variabel Minat
Accomodation
Kunjungan
(X3)
Wisatawan (Y)

(
Variabel Amenities

(X4)

Variabel Activities

(X5)

K. Hipotesis
Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :
1. Pengaruh signifikan antara Aksesbilitas (X 1) terhadap Minat Kunjungan wisatawan
(Y) ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun Kota
Bukittinggi :
H0 : β1 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara Aksesbilitas
terhadap Minat kunjungan wisatawan
H1 : β1 ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara Aksesbilitas terhadap
Minat kunjungan wisatawan
2. Pengaruh signifikan antara Atraksi (X2) terhadap Minat kunjungan wisatawan (Y) ke
destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota Bukittinggi :
H0 : β2 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara Atraksi terhadap
Minat kunjungan wisatawan
H1 : β2 ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan anara atraksi terhadap Minat
kunjungan wisatawan
3. Pengaruh signifikan antara akomodasi (X3) terhadap Minat Kunjungan wisatawan(Y)
ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi :
H0 : β3 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara akomodasi
terhadap Minat Kunjungan wisatawan
H1 : β3 ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara akomodasi terhadap
Minat kunjungan wisatawan
4. Pengaruh signifikan antara Amenitas (X4) terhadap Minat Kunjungan wisatawan(Y)
ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi :
H0 : β4 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara aminitas terhadap
Minat Kunjungan wisatawan
H1 : β4 ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara aminitas terhadap Minat
kunjungan wisatawan
5. Pengaruh signifikan antara Aktivitas (X 5) terhadap Minat Kunjungan wisatawan(Y)
ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota
Bukittinggi :
H0 : β5 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara aktivitas terhadap
Minat Kunjungan wisatawan
H1 : β5 ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara aktivitas terhadap Minat
kunjungan wisatawan
6. Pengaruh signifikan secara simultan antara Aksesbilitas (X1), Atraksi (X2),
Akomodasi (X3),Amenitas (X4) dan Aktivitas (X5 ) terhadap Minat kunjungan
wisatawan (Y) ke destinasi wisata Taman Panorama Baru,Kelurahan Puhun Pintu
Kabun Kota Bukittinggi:
H0 : β1 : β2 : β3:β4:β5 = 0, artinya tidak ada pengaruh positif dan signifikan antara
Aksesbilitas,Atraksi,Akomodasi,Amenitas,dan Aktivitas terhadap Minat Kunjungan
Wisatawan
H1 : β1 ≠ β2 ≠ β3 ≠β4 ≠β5 ≠ 0, artinya ada pengaruh positif dan signifikan antara
Aksesbilitas,Atraksi,Akomodasi,Amenitas,dan Aktivitas terhadap Minat Kunjungan
Wisatawan
L. Metode Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif. Dalam
metode penelitian kuantitatif, umumnya masalah yang diteliti memiliki cakupan yang
lebih luas serta variasi yang lebih kompleks dibandingkan dengan penelitian
kualitatif. penelitian kuantitatif lebih sistematis, terencana, terstruktur, jelas dari awal
hingga akhir penelitian dan tidak dipengaruhi oleh keadaan yang ada pada lapangan.
Penelitian kuantitatif banyak menuntut penggunaan angka, mulai dari pengumpulan
data, penafsiran terhadap data tersebut serta penyajian hasil. Penyajian hasil dalam
bentuk, gambar, tabel, grafik atau tampilan lain yang representative akan
meningkatkan serapan pembaca serta mempermudah penyampaian informasi7.
1. Jenis Penelitian
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisis pada data
numerik (angka) yang kemudian dianalisis dengan metode statistik yang sesuai.
Tujuan penelitian kuantitatif adalah mengembangkan dan menggunakan model
sistematis, teori dan/atau hipotesis yang berkaitan dengan fenomena alam.
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif biasanya dilakukan dengan jumlah
sampel yang ditentukan berdasarkan populasi yang ada dengan penghitungan
jumlah sampel yang dilakukan menggunakan rumus tertentu. Pemilihan rumus
yang digunakan kemudian disesuaikan dengan jenis penelitian dan homogenitas
populasi.

Dalam penelitian dengan metode kuantitatif ini menitik beratkan pada


Pengaruh Aksesbilitas,Atraksi,Akomodasi,Aminitas,serta Aktivitas dan minat

7
Hardani Ahyar et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020.
kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru,Kelurahan Puhun
Pintu Kabun,Kota Bukittinggi . Dimana pengumpulan data dilakukan secara sekunder
dengan mengambil data melalui kantor lurah puhun pintu kabun,Serta data secara
primer dimana pengumpulan data dilakukan langsung di lokasi penelitian yang
bersifat kuantitatif dengan pendekatan korelasional. Dimana penelitian korelasional
dimaksudkan untuk mendidik seberapa besar variabel – variabel pada suatu faktor
berkaitan dengan variasi – variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada
koefisien korelasi. 8 Hal ini karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh
aksesbilitas (X1) terhadap Mina kunjungan wisatawan (Y) taman panorama baru,
pengaruh atraksi (X2) terhadap Minat kunjungan wisatawan (Y) taman panorama
baru, pengaruh akomodasi (X3) terhadap Minat kunjungan wisatawan (Y) taman
panorama baru, pengaruh amenitas (X4) terhadap Minat kunjungan
wisatawan,pengaruh aktivitas (X5) dan pengaruh aksesbilitas (X1), atraksi (X2),
akomodasi (X3) ,amenitas (X4),aktivitas (X5) terhadap Minat kunjungan wisatawan
(Y) ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun Kota
Bukittinggi.

2. Lokasi dan Waktu Penelitian


a) Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja. Penelitian ini dilakukan di
destinasi wisata taman panorama baru,Kelurahan Puhun Pintu Kabun,Kota
Bukittinggi.

b) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mulai dari bulan Februari – April 2024.

3. Jenis dan Sumber Data


Berdasarkan jenis dan sumbernya, data dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
a) Data Primer
Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumbernya dengan
melakukan pengukuran, menghitung sendiri dalam bentuk angket, observasi,

8
Almasdi Syahza and Universitas Riau, Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun 2021, 2021.
wawancara dan lain – lain. 9Dimana data ini hanya digunakan bagi peneliti saja
(data yang tidak dipublikasikan), dan tidak dapat digunakan oleh peneliti yang lain
karena tujuan penelitiannya berbeda. Walaupun data ini diperoleh dari sebuah
perusahaan/instansi, tetapi hanya peneliti yang bersangkutan yang
memanfaatkannya. 10Dalam penelitian ini penulis memperoleh sumber data primer
langsung melalui responden pengelola destinasi taman panorama baru.
b) Data Sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari sumber yang sifat datanya
sudah didokumentasikan oleh instansi/perusahaan. Data ini berupa data yang
dipublikasikan kepada pihak lain, dalam artian data tersebut dapat digunakan oleh
siapa saja. Data sekunder diperoleh dari sumber kedua secara tidak langsung dari
orang lain seperti kantor Dinas yang berupa laporan, profil, buku pedoman
ataupun pusataka. Dalam penelitian ini data sekunder diperoleh dari kantor
kelurahan puhun pintu kabun,Kota Bukittinggi
4. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, benda –
benda, hewan, tumbuh – tumbuhan, gejala – gejala, nilai tes atau peristiwa – peristiwa
sebagai sumber data yang memiliki karakteristik tertentu di dalam suatu penelitian
yang ingin diteliti. Populasi yang dimaksud dalam penelitian ialah pengelola dan
pedagang sekitar taman panorama baru dengan jumlah 6 unit usaha yang menjadi
populasi sumber informasi atau data.
Sampel adalah wakil atau sebagian dari populasi yang memiliki sifat dan
karakteristik yang sama yang menggambarkan dan dapat mewakili seluruh populasi
yang diteliti. Sampel yang di maksud adalah para wisatawan yang sudah pernaah
berkunjung ke destinasi wisata taman panorama baru,kelurahan puhun pintu
kabun,Kota Bukittinggi.

5. Defenisi Operasional Variabel


Definisi operasioanal variabel digunakan untuk memudahkan dan memperjelas
pemahaman terhadap variabel – variabel yang akan dianalisis dan dapat

9
Ahyar et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

10
Syahza and Riau, Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun 2021.
dioperasionalkan. Dalam penelitian ini terdapat dua jenis variabel yang digunakan
yaitu :
1. Variabel Dependen atau Terikat (Y)
Variabel dependen atau variabel terikat merupakan variabel yang akan
dipengaruhi oleh variabel lain atau variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian
ialah Minat kunjungan wisatawan. Minat kunjungan wisatawan adalah hasil akhir dari
proses atau aktivitas dengan memanfaatkan beberapa masukan atau input. Minat
kunjungan wisatawan disini yaitu banyaknya output yang dihasilkan dari destinasi
taman panorama baru,kelurahan puhun pintu kabun kota Bukittinggi yang
menggunakan ukuran dalam satuan kilogram.
2. Variabel Independen atau Bebas (X)
Variabel Independen atau variabel bebas adalah variabel yang akan
mempengaruhi variabel terikat. Dalam penelitian ini terdapat lima (5) variabel
bebasnya, yaitu :
a. Aksesbilitas (X1)
Aksesibilitas merupakan ukuran kemudahan lokasi untuk dijangkau
dari lokasi lainnya melalui sistem transportasi. Ukuran keterjangkauan atau
aksesibilitas meliputi kemudahan waktu, biaya, dan usaha dalam melakukan
perpindahan antar tempat-tempat atau kawasan. Indikator aksesibilitas antara
lain yaitu infrastruktur, berupa jaringan jalan transportasi dan sarana yang
digunakan untuk menggunakannya dalam hal ini keberadaan sarana
transportasi. Dalam menentukan aksesibilitas, faktor topografi juga dapat
mempengaruhi fungsi rendahnya aksesibilitas.
b. Atraksi (X2)
Atraksi adalah sesuatu yang terdapat di suatu destinasi wisata atau
objek wisata yang akan menarik minat dan kepuasan wisatawan untuk
berkunjung ke suatu tempat.
Pada penelitian ini indikator atraksi wisata yang digunakan adalah:
1. Tingkat keunikan, dalam destinasi wisata diperlukannya tingkat
keunikan yang dijadikan daya tarik untuk mengundang wisatawan agar
besedia berkunjung ke objek wisata. Keunikan ini meliputi
kesamaanjenis, kualitas, kondisi, dan kesanyang ditimbulkan.
2. Tingkat keindahan merupakan daya tarik yang selalu
bertambah,keindahan biasanya dikaitkan dengan tolak ukur lain
seperti fungsi,efisiensi, yang memberi kepuasan dan memiliki ciri khas
tersendiri.Kegiatan rekreasi dalam pariwisata yang memanfaatkan
potensi alam untuk menikmati keindahan alam baik yang masih alami
atau sudah ada usaha budidaya memiliki tingkat keindahan yang
berbeda. Keindahan ini meliputi: geologi, flora, fauna, air.
3. Ketersediaan lahan, yang dimaksud disini adanya tempat yang
disediakan khusus oleh objek wisata untuk wisatawan agar bisa
bersantai dan tempat untuk menikmati atraksi yang disediakan.
Ketersediaan lahan meliputi tempat duduk, bermain,berolahraga, dan
berfoto.
c. Akomodasi (X3)
Akomodasi adalah sarana untuk menyediakan jasa pelayanan
penginapan yang dapat dilengkapi dengan pelayanan makan dan minum serta
jasa lainnya.
Adapun indikator dari akomodasi yaitu,perhotelan,homestay,villa,guest
house dan masih banyak lagi. Dan yang menjadi tolak ukur dari akomodasi
yaitu jumlah ketersediaan akomodasi yang memadai dan dapat di hitung dalam
bentuk unit dan kepuasan.
d. Amenitas (X4)
Amenitas adalah fasilitas di luar akomodasi, seperti rumah makan, restoran,
toko cinderamata, dan fasilitas umum seperti sarana ibadah, kesehatan, taman,
dan lain-lain. Menurut teori Spillane dalam (Putra et al., 2020) amenitas
(fasilitas) pada dasarnya dapat diukur melalui tiga bagian yaitu:
1) Fasilitas utama
2) Fasilitas pendukung dan
3) Fasilitas pelengkap.
Adapun indikator tolak ukur dalam penelitian ini yaitu restoran,tempat
parkir,tempat ibadah dan toilet umum
e. Aktivitas
Aktivitas merupakan suatu kegiatan, kesibukan, dinamis, mampu
bereaksi dan beraksi yang dilakukan oleh individu. Menurut Anton M.
Mulyono aktivitas artinya (kegiatan atau aktivitas) . Jadi segala sesuatu yang
dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik,
merupakan suatu aktivitas. Indikator yang menjadi tolak ukur dalam aktivitas
pariwisata yaitu terjalan nya kegiatan wisata yang positif di taman panorama
baru yang cocok untuk wisatawan seperti : prasarana wisata yang memadai
6. Instrumen Penelitian
Menurut Purwanto, instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian. Instrumen penelitian dibuat sesuai tujuan
pengukuran dan teori yang digunakan. Dalam penelitian ini, alat ukur yang
digunakan ialah skala likert (likert scale). Yang digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau sekolompok terhadap suatu fenomena sosial.
Dimana dalam penelitian fenomena sosial ini, telah peneliti tetapkan secara spesifik
yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitan. Skala likert terdiri dari
serangkaian pernyataan tentang sikap responden terhadap objek yang diteliti, dengan
setiap pernyataan memiliki 5 poin, dari skala Agree dan Disagree. Yang akan
dijadikan indikator sebagai tolak ukur dalam melakukan penelitian.
Tabel 1.Nilai Skala Likert
No Skala Kode Nilai
Sangat Setuju SS 5
1.
Setuju S 4
2.
Netral N 3
3.
Tidak Setuju TS 2
4.
Sangat Tidak STS 1
5.
Setuju

7. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data merupakan langkah yang sangat penting dalam melakukan
penelitian, maka dari itu seorang peneliti harus bijak dan terampil dalam
mengumpulkan data agar memperoleh data yang valid. Dalam penelitian, untuk
memperoleh informasi/data yang diperlukan, maka peneliti menggunakan metode
pengumpulan data sebagai berikut :
a) Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala
yang tampak pada objek penelitian dengan menggunakan pancaindra. Sehingga
penulis secara langsung terjun ke lapangan untuk memastikan bahwa data yang
diperoleh benar – benar valid, yang berhubungan dengan data dan informasi yang
diterima. Observasi dilakukan dengan melihat langsung pengaruh komponen
pariwisata 5A yang telah di terapkan di destinasi wisata taman panorama baru
untuk menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke destinasi wisata ini. Lokasi
penelitian di lakukan di Taman Panorama Baru,Kelurahan Puhun Pintu
Kabun,Kota Bukittinggi.
b) Angket (Kuesioner)
Angket atau kuesioner merupakan teknik pengumpulan data berupa daftar
pertanyaan yang disusun secara sistematis untuk diisi oleh responden. Angket
(kuesioner) yang digunakan dalam penelitian ini bersifat tertutup dimana angket
(kuesioner) berisi daftar pertanyaan dengan sejumlah alternatif (option) jawaban
yang sudah ditentukan oleh peneliti dan tidak memberi kesempatan kepada
responden untuk memberi jawaban lain selain jawaban yang telah disediakan. 11
Angket (kuesioner) diajukan dalam bentuk dokumen berisi pernyataan yang
diberikan kepada para pengelola dan pedagang di sekiat destinasi wisata taman
panorama baru untuk menilai tingkat pengaruh komponen pariwisata 5A terhadap
minat kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman panorama baru.
c) Wawancara
Teknik wawancara adalah teknik pengumpulan data melalui pengajuan sejumlah
pertanyaan secara lisan kepada subjek yang diwawancarai baik secara langsung
(bertatap muka) atau melalui telepon, handphone, atau internet. Dalam penelitian ini,
penulis melakukan wawancara dengan para pengelola destinasi wisata ini memiliki
keterkaitan dengan penelitian ini.

d) Dokumentasi
Teknik dokumentasi atau dokumenter merupakan teknik pengumpulan data
penelitian melalui sejumlah dokumen (informasi yang didokumentasikan) berupa
dokumen tertulis maupun dokumen terekam. Dokumen tertulis berupa arsip, catatan
harian, autobiografi, memorial, kumpulan surat pribadi, dan sebagainya. Sementara
dokumen terekam berupa film, kaset rekaman, foto, dan sebagainya. Yang mana
kegunaan dari dokumentasi tersebut sebagai penunjang kelengkapan teori yang
berhubungan dengan masalah didalam penelitian ini.

11
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, Antasari Press (Banjarmasin: Antasari Press, 2011).
8. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan teknik yang digunakan untuk melakukan
proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan
diinterpretasikan. Yang dimaksud dengan interpretasi data ialah memberi arti yang
signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan
diantara dimensi – dimensi uraian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan
teknik analisis data kuantitatif dalam menganalisis data.
a. Uji Pra Penelitian
1. Uji Validitas
Menurut Arikunto (1998: 160), validitas adalah suatu ukuran yang
menunjukkan tingkat – tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Sebuah
instrumen dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dari
variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen
menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpag dari gambaran
tentang variabel yang dimaksud. 12 Dalam menentukan tinggi rendahnya
validitas suatu pernyataan dari angket (kuesioner) maka perlu dihitung dengan
menggunakan metode Pearson’s Product Moment Correlation, yakni dengan
menghitung korelasi antara skor item pertanyaan dengan skor total.

Nilai r tabel dapat dilihat pada a = 5% dan db = n-2. Jika hasil perhitungan
nilai r hitung lebih besar (>) dari r tabel pada taraf signifikan 5%, maka
dinyatakan valid. Sebaliknya jika r hitung lebih kecil (<) dari r tabel, maka
dinyatakan tidak valid. Bila korelasi tiap faktor tersebut positif dan besarnya 0,3
ke atas maka faktor tersebut merupakan construct yang kuat dan dapat
disimpulkan bahwa instrumen tersebut memiliki validitas konstruksi yang baik.
Jika tidak valid, maka harus diperbaiki atau dibuang.

2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas menunjukkan pada satu pengertian bahwa sesuatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius
mengarahkan responden untuk memilih jawaban – jawaban tertentu. Instrumen
yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang

12
Tukiran Taniredja and Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar), 2011.
dapat dipercaya juga. 13 Untuk mencapai hal tersebut, dilakukan uji reliabilitas
dengan menggunakan metode Alpha Cronbach’s 0 sampai 1.

Dengan menggunakan output yang didapat dari hasil uji validitas dapat
ditafsirkan hasil uji reliabilitas dengan ketentuan jika nilai hitung alpha lebih besar
dari nilai r tabel maka pertanyaan dinyatakan reliabel, begitu sebaliknya. Dengan
nilai r tabel dilihat pada a = 5% dan db = n-2. Setelah didapatkan keputusan soal
itu reliable, maka selanjutnya ukuran kemantapan alpha dapat diinterprestasikan
sebagai berikut :

Nilai Alpha Cronbach 0,00 – 0,20 berarti kurang reliable


Nilai Alpha Cronbach 0,21 – 0,40 berarti agak reliable
Nilai Alpha Cronbach 0,41 – 0,60 berarti cukup reliable
Nilai Alpha Cronbach 0,61 – 0,80 berarti reliable
Nilai Alpha Cronbach 0,81 – 1,00 berarti sangat reliable

b. Uji Asumsi Klasik


1. Uji Normalitas
Uji normalitas adalah uji yang digunakan untuk menentukan data yang telah
dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak. Salah satu cara untuk menentukan
data berdistribusi normal atau tidak dengan menggunakan rasio skewness dan
rasio kurtosis. Rasio skewness dan rasio kurtosis dapat dijadikan petunjuk apakah
suatu data berdistribusi normal atau tidak. Rasio skewness adalah nilai skewnes
dibagi dengan standard error skewness; sedang rasio kurtosis adalah nilai kurtosis
dibagi dengan standard error kurtosis. Sebagai pedoman, bila rasio kurtosis dan
skewness berada di antara –2 hingga +2, maka distribusi data adalah normal. 14

2. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu
pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi. Metode pengujian
autokorelasi yang sering digunakan dengan uji Durbin – Watson (DW) dengan
ketentuan sebagai berikut :

13
Taniredja and Mustafidah.
14
Nur Ade Yani, “Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 24.0” (Bukittinggi, 2021).
Tabel 2. Pengambilan Keputusan Ada Tidaknya Autokorelasi
Durbin Watson (DW) Kesimpulan
< 1,10 Ada Autokorelasi
1,11 – 1,54 Tidak Ada Kesimpulan
1,55 – 2,46 Tidak Ada Autokorelasi
2,47 – 2,90 Tidak Ada Kesimpulan
> 2,91 Ada Autokorelasi

3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolimieritas adalah uji yang dilakukan untuk memastikan apakah
didalam sebuah model regresi ada interkorelasi atau kolinerialitas antar variabel
bebas. Jika hal ini terjadi maka akan sangat sulit untuk menentukan variabel bebas
mana yang mempengaruhi variabel terikat. Diantara variabel independen terhadap
korelasi mendekati +1 atau -1 maka diartikan persamaan regresi tidak akurat
digunakan dalam persamaan. Untuk mendeteksi adanya multikolinieritas,
Nugroho menyatakan jika variance inflation factor (VIF) tidak lebih dari 10 maka
model terbebas dari multikolinieritas. 15
4. Uji Heterokedastisitas
Uji heteroskedastisitas adalah uji untuk menilai adanya ketidaksamaan varian
dari residual untuk semua pengamatan pada model regresi. Untuk mendeteksi ada
tidaknya hetereoskedastisitas menggunakan uji Rank Spearman yaitu dengan
mengkorelasikan nilai unstandarlized residual dengan masing – masing variabel
independen. Apabila nilai sig < 0,05 maka terjadi heteroskedastisitas, begitu
sebaliknya jika nilai sig > 0,05 maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah yang tidak terjadi heteroskedastisitas.
c. Uji Regresi Linear Berganda
Uji regresi linear berganda digunakan oleh peneliti untuk meramalkan
bagaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen bila dihubungan dengan
lebih dari satu variabel independen. Cara untuk mengetahui pengaruh
aksesbilitas,atraksi,akomodasi,amenitas,dan terhadap minat kunjungan wisatawan
ke destinasi wisata taman panorama baru digunakan alat analisis regresi linear
berganda dengan persamaan sebagai berikut :

15
Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung: ALFABETA, CV, 2013).
Y = α + β1X1 + β2X2 + β3X3 +β4X4+β5X5+ e….
Keterangan =
Y = Minat kunjungan wisatawan (variabel dependen)
X1 = Aksesbilitas (variabel independen)
X2 = Atraksi (variabel independen)
X3 = Akomodasi (variabel independen)
X4= Amenitas (variable independen)
X5= Aktivitas (variable independen)
β1, β 2, β3,β4,β5= Koefisien Regresi dari variabel X1, X2¸ X3,X4,X5
α = Konstanta
e = Eror term

d. Uji Hipotesis
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen (Y).
Dimana nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Jika nilai R 2
yang diperoleh dari hasil perhitungan mendekati satu, maka dapat dikatakan
bahwa suatu sumbangan dari variabel independen terhadap variasi variabel
dependen semakin besar. Begitu sebaliknya, jika mendekati nol maka dapat
dikatakan bahwa sumbangan dari variabel bebas terhadap variasi nilai variabel
terikat semakin kecil. Koefisien determinasi biasa diartikan sebagai analisis
untuk mengetahui seberapa besar sumbangan atau kontribusi variabel
independen (Aksesbilitas,Atraksi,Akomodasi,Amenitas,Aktivitas) terhadap
variabel dependen (Minat kunjungan wisatawan).

2. Uij T (Uji Parsial)


Uji T digunakan untuk melihat apakah pengaruh variabel independen
Aksesbilitas (X1), Atraksi (X2), Akomodasi (X3),Amenitas (X4) dan Aktivitas (X5)
secara individu terhadap variabel minat kunjungan wisatawan (Y), signifikan atau
tidak. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu :

a. Apabila t hitung < ttabel maka H0 diterima, artinya masing – masing variabel
aksesbilitas,atraksi,akomodasi,amenitas,dan aktivitas tidak berpengaruh
signifikan terhadap minat kunjungan wisatawan yang datang ke destinasi
wisata taman panorama baru
b. Apabila t hitung > ttabel atau thitung > -ttabel maka H0 ditolak dan H 1 diterima,
artinya masing – masing variabel aksesbilitas,atraksi,akomodasi,amenitas
dan aktivitas berpengaruh signifikan terhadap minat kunjungan wisatawan
yang datang ke destinasi wisata taman panorama baru
3. Uji F (Uji Simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah keseluruhan variabel independen
(aksesbilitas,atraksi,akomodasi,amenitas dan aktivitas) secara simultan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen yaitu minat
kunjungan wisatawan. Dengan kriteria seperti berikut :

a. Apabila Fhitung < Ftabel maka keputusannya menerima H 0, artinya tidak


berpengaruh signifikan aksesbilitas,atraksi,akomodasi,amenitas,dan
aktivitas berpengaruh signifikan minat kunjungan wisatawan ke destinasi
wisata taman panorama baru
b. Apabila Fhitung > Ftabel maka keputusannya menolak H0 dan menerima H 1,
artinya ada pengaruh yang signifikan antara
aksesbilitas,atraksi,akomodasi,amenitas,dan aktivitas berpengaruh
signifikan terhadap minat kunjungan wisatawan ke destinasi wisata taman
panorama baru
DAFTAR PUSTAKA

Ahyar et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif.

Almasdi Syahza and Universitas Riau, Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun 2021,
2021.

Elinda Anandar Ningtiyas,Stella Alvianna,dkk.,2021, Analisis Pengaruh Attraction,


Accessbility, Amenity, Ancellery Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan Melalui Loyalitas
Wisatawan Sebagai Variabel Mediasi,Malang,Media wisata.

Gani Surya Miarsih and Anwani, “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Minat
Berkunjung Wisatawan Ke Obyek Wisata Religi Masjid Gedhe Kauman Yogyakarta,”
Journal of Tourism and Economic 1, no. 2 (2018):120

Hardani Ahyar et al., Buku Metode Penelitian Kualitatif & Kuantitatif, 2020.

Jurnal Aplikasi Manajemen & Bisnis , Vol.1 No.2 April 2021 ISSN 2723 - 6056 (Print)
ISSN 2723 - 6048 (Online)

Jurnal Bisnis Dan Manajemen 7, no. 2 (2017): 262,

Kurniawan Gilang Widagdyo, “Pemasaran, Daya Tarik Ekowisata, Dan Minat Berkunjung
Wisatawan,” Esensi:

Nur Ade Yani, “Uji Asumsi Klasik Dengan SPSS 24.0” (Bukittinggi, 2021).

Pius Abdillah & Danu Prasetya, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, (Surabaya: Arloka,
2003), hlm. 256.

Prof. Dr. Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D (Bandung:
ALFABETA, CV, 2013).

Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, Antasari Press (Banjarmasin: Antasari Press,


2011).

Syahza and Riau, Buku Metodologi Penelitian , Edisi Revisi Tahun 2021.

Taniredja and Mustafidah.

Tukiran Taniredja and Hidayati Mustafidah, Penelitian Kuantitatif (Sebuah Pengantar), 2011.
Winarno Surakhmad, Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar, (Bandung: Teknik Tarsito, 1982), h.
7

Anda mungkin juga menyukai