PENDAHULUAN
Tourism brings economic development and creation of direct and indirect jobs.
Tourism project might be of special relevance for coastal areas and island territories
and to vulnerable rural or mountain regions that might find tourism a rare opportunity
for development facing the decline of their traditional economic activities. (Antonio de
la Morena, 2004).
Saat ini minat wisatawan tidak hanya terhadap wisata bahari dan wisata alam saja. Pola
wisata wisatawan mulai berubah sejak adanya wisata industri di berbagai tempat baik industri
rumahan hingga industri skala besar. Wisata Industri yang tersedia di perkotaan mampu
menjadi daya tarik yang mampu memberikan pengetahuan dan juga bisa menjadi tempat
rekreasi keluarga.
Hal tersebut sesuai dengan keberadaan Kota Deltamas yang merupakan kota industri
dan berada di Kabupaten Bekasi yang terkenal dengan kawasan industrinya. Kawasan industri
di Kabupaten Bekasi diklaim sejumlah pihak sebagai kawasan terbesar se-Asia Tenggara
1
dengan jumlah pabrik mencapai lebih dari 4.500 unit, sehingga memiliki banyak potensi positif
bagi pendidikan, ilmu bisnis, produksi dan segala hal yang berkaitan dengan industri kepada
para wisatawan. Dari hasil produksi yang dihasilkan tentunya dibutuhkan pula display dari
hasil produksi serta merek mereka agar dapat dikenal dan bisa menjadi menarik minat pasar.
Kabupaten Bekasi juga merupakan kabupaten yang memiliki pangsa investasi terbesar bersama
Kabupaten Karawang, hal ini karena minat investasi di bidang industri sangat menarik bagi
investor, sehingga pengembangan investasi di bidang wisata industri mampu menjadi daya
tarik bagi investor.
Oleh sebab itu perlu adanya perencanaan pengembangan wisata industri di Kota
Deltamas yang akan menjadi generator pengembangan wilayah dan mengurangi kepenatan dan
kejenuhan masyarakat, sekaligus memberikan ilmu dan pengalaman baru bagi masyarakat
Kota Deltamas.
Tujuan dari proposal ini adalah untuk merencanakan pengembangan kawasan wisata
industri yang dapat menjadi generator wilayah pengembangan Kota Deltamas, serta
memberikan pasar dan display untuk industri yang ada di Kabupaten Bekasi, khususnya GIIC
yang merupakan kawasan industri di Kota Deltamas. Selain itu, kawasan pariwisata ini akan
didesain sehingga mampu dikunjungi masyarakat sekitar dalam rangka meningkatkan tingkat
kebahagian masyarakat dan mengurangi tingkat kriminalitas, dan tingkat konflik yang ada
masyarakat.
1.2.2 Sasaran
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dibuatlah sasaran yang harus dilakukan, yaitu
dengan:
2
generator pembangunan dan mengurangi tingkat kejenuhan masyarakat. Serta
menjadi display dan sarana pemasaran industri
Tersusunnya alur kegiatan menurut jenis pengunjung dan regulasi yang mampu
mengurangi dampak buruk pariwisata, serta peta konsep pengembangan
kawasan wisata industri Kota Deltamas
3
Sumber: Rencana Tata Ruang Kabupaten Bekasi,2016
4
Ruang lingkup substansi berada di Kota Deltamas yang memiliki luas 3.000 Ha dan
bergerak di bidang properti. Dalam Instansi tersebut ada 2 perusahaan yaitu PT Pembangunan
Deltamas dan PT Puradelta Lestari dan kerjasama (joint venture) antara perusahaan nasional
PT.Sinarmas Land serta perusahaan multinational dari Jepang yaitu Sojitz Corporation. Dari
kedua perusahaan tersebut masing-masing memiliki luas 1.500 Ha untuk dikembangkan.
Berikut gambar wilayah pengembangan oleh perusahaan tersebut.
Batas batas Kota Deltamas :
Sebelah Utara, berbatasan dengan Sungai Kalimalang dan Jalan Tol Jakarta -
Cikampek ;
Sebelah Timur, berbatasan dengan Kabupaten Karawang ;
Sebelah Selatan, berbatasan dengan Kecamatan Cibarusah ;
Sebelah Barat, berbatasan dengan Kawasan Delta Silicon dan Lippo Cikarang.
5
6
1.3 Sistematika Pembahasan
Rancangan Sistematika Penulisan hasil studi ini dibagi ke dalam beberapa bagian,
dengan penguraian sebagai berikut :
BAB 1 PENDAHULUAN
Bab pendahuluan ini merupakan dasar penelitian studi yang menjelaskan mengenai latar
belakang, tujuan dan sasaran, ruang lingkup studi, dan sistematika penulisan.
Bab ini akan menjelaskan konsep pengembangan destinasi pada Kawasan Wisata Industri Kota
Deltamas, baik produk wisata yang diberikan, alur pengunjung berdasarkan jenis pengunjung,
peta konsep destinasi Kawasan Wisata Industri Kota Deltamas, peta zonasi Kawasan Wisata
Industri Kota Deltamas.
7
BAB 2
TINJAUAN LITERATUR
2.1. Pariwisata
2.1.1. Pengertian Pariwisata
Menurut Oka A. Yoeti (2000; 21), pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan
untuk sementara waktu yang diselenggarakan dari suatu tempat ketempat lain dengan tujuan
bukan untuk berusaha (business) atau mencari nafkah ditempat yang dikunjungi, tetapi semata-
mata menikmati perjalanan tersebut. Sedangkan menurut Robert C. Lonati dalam Nyoman.
Pendit (2006:3) pariwisata adalah salah satu jenis industri baru yang mampu mempercepat
pertumbuhan ekonomi dan persediaan lapangan kerja, peningkatan penghasilan, standar hidup
serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya sebagai sektor yang kompleks,
ia juga merealisasi industri-industri klasik, seperti industri kerajinan tangan dan cendramata.
Penginapan dan transportasi secara ekonomis juga dipandang sebagai industri. Menurut
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan Bab I
(Ketentuan Umum) Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan:
a) Wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok
orang dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari keunikan daya tarik wisata yang dikunjungi dalam jangka
waktu sementara.
b) Wisatawan adalah orang yang melakukan wisata.
c) Pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta
layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah
Daerah.
d) Kepariwisataan adalah keseluruhan kegiatan yang terkait dengan pariwisata dan
bersifat multidimensi serta multidisiplin yang muncul sebagai wujud kebutuhan setiap
orang dan negara serta interaksi antara wisatawan dan masyarakat setempat, sesama
wisatawan, Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan pengusaha.
e) Daya Tarik Wisata adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan nilai
yang berupa keanekaragaman kekayaan alam, budaya, dan hasil buatan manusia yang
menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
f) Daerah tujuan pariwisata yang selanjutnya disebut Destinasi Pariwisata adalah kawasan
geografis yang berada dalam satu atau lebih wilayah administratif yang di dalamnya
terdapat daya tarik wisata, fasilitas umum, fasilitas pariwisata, aksesibilitas, serta
masyarakat yang saling terkait dan melengkapi terwujudnya kepariwisataan.
8
g) Usaha Pariwisata adalah usaha yang menyediakan barang dan/atau jasa bagi
pemenuhan kebutuhan wisatawan dan penyelenggaraan pariwisata.
h) Pengusaha Pariwisata adalah orang atau sekelompok orang yang melakukan kegiatan
usaha pariwisata.
i) Industri Pariwisata adalah kumpulan usaha pariwisata yang saling terkait dalam rangka
menghasilkan barang dan/atau jasa bagi pemenuhan kebutuhan wisatawan dalam
penyelenggaraan pariwisata.
j) Kawasan Strategis Pariwisata adalah kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata
atau memiliki potensi untuk pengembangan pariwisata yang mempunyai pengaruh
penting dalam satu atau lebih aspek, seperti pertumbuhan ekonomi, sosial dan budaya,
pemberdayaan sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan
keamanan.
9
4. Scientfic Tour (wisata pengetahuan), yaitu perjalanan wisata yang tujuan pokoknya
adalah untuk memperoleh pengetahuan dan penyelidikan terhadap sesuatu bidang ilmu
pengetahuan.
5. Pileimage Tour (wisata keagamaan), yaitu perjalanan wisata yang dimaksudkan guna
melakukan ibadah keagamaan.
6. Special Mission Tour (wisata kunjungan khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan dengan maksud khusus, misalnya misi dagang, kesenian dan lain-lain.
7. Hunting Tour (wisata perburuan), yaitu suatu kunjungan wisata yang dimaksudkan
untuk menyelenggarakan perburuan binatang yang diijinkan oleh penguasa setempat
sebagai hiburan semata.
10
Sumber : diadaptasi Hill, alexander dan Cross, 1975
Gambar 2.1 Jenis-jenis industri
11
operasional dari pelayanan organisasi, seperti parlemen dan bursa efek. Ada juga
kesempatan untuk mendapatkan pemandangan bagaimana organisasi atau perusahaan
itu mengatur dan bekerja pada saat nyatanya atau in action. Lammers (1990, p . 85)
menyebut kelompok ini sebagai in-depth management tours di mana, daripada
menjelaskan bagaimana barang atau jasa dibuat, pengunjung akan diberitahu
bagaimana perusahaan itu berlatih, memberikan pelayanan, memasarkan, mengatur,
dan mengarahkan. Sebagai contoh, tur dari Lincoln Electric Company di Cleveland
memperbolehkan pengunjung untuk belajar tentang program pengaturan insentif
perusahaan untuk meningkatkan pelayanan pelanggan, pemasaran dan motivasi
pegawai (Lammers, 1990).
1) Wisata industri membutuhkan perjanjian terlebih dahulu, meskipun menurut The Scouttish
Tourist Board (1991) menyarankan agar wisata industri dibuka untuk publik tanpa harus
ada membuat perjanjian terlebih dahulu. Tetapi, demi kenyamanan dan keamanan, serta
untuk tidak mengganggu kegiatan produksi maka hal itu tidak bias dilakukan.
2) Hanya menyediakan jenis produk yang terbatas sesuai produk yang diproduksi industri
tersebut, pada umumnya wisata berada di lokasi produksi. Sehingga, pengalaman yang
diterima sesuai dengan apa yang ada di industri tersebut.
3) Dapat mengganggu proses produksi atau mengurangi produksi, Hal ini terjadi meskipun
sudah melakukan perjanjian terlebih dahulu. Hal ini dikarenakan kedatangan pengunjung
produksi akan diatur dan yang dioperasikan hanya mesin tertentu agar lebih aman dan
nyaman bagi pengunjung, jika hal tersebut dilakukan maka produksi tentu akan menurun.
4) Berisiko kecelakaan, lokasi industri didesain untuk memproduksi sesuatu bukan untuk
tujuan wisata. Hal ini akan membuat kemungkinan tingkat kecelakaan akan lebih tinggi
dan berbahaya baik pengunjung ataupun pekerja dibandingkan lokasi yang telah didesain
khusus wisata.
5) Jenis pengunjung terbatas hanya pada yang memiliki ketertarikan khusus pada suatu
industri
12
2.4. Theme park
2.4.1. Pengertian Taman Hiburan (Theme park)
Taman hiburan atau taman bermain adalah tempat yang mempunyai berbagai jenis
hiburan dan pertunjukan. Biasanya taman hiburan memiliki pilihan sejumlah jenis wahana
permainan yang berbeda, bersama dengan toko, restoran, dan gerai (outlet) hiburan lainnya.
Taman hiburan dapat dinikmati oleh kaum tua maupun muda. Sebuah taman hiburan biasanya
memiliki tema di dalam perancangannya serta memiliki wahana-wahana permainan atraksi
yang di tunjukan kepada pengujung sesuai dengan usia tertentu ataupun untuk semua umur.
Taman hiburan berevolusi dari pekan raya Eropa dan kebun hiburan yang diciptakan untuk
rekreasi masyarakat. Taman hiburan tertua adalah Bakken di Denmark, yang dibuka tahun
1583. Sebuah taman hiburan yang memiliki lanskap , bangunan , dan atraksi yang didasarkan
pada satu tema atau lebih. Taman hiburan pertama kali yang memang dipromosikan sebagai
taman bertema adalah Santa Claus Land, di Santa Claus, Indiana, yang tutup pada tahun 1946.
b. Water Parks
Water Parks adalah sebuah taman hiburan yang dilakukan dengan air seperti air slide,
kolam renang, area air mancur dan sebagainya. Sebagian besar water parks memiliki kolam
renang besar dan slide untuk keluarga. Biasanya terdapat juga pantai dan olahraga air di
dalamnya.
13
c. Zoo & Wild Life Parks
Zoo & Wild Life Parks adalah taman hiburan seperti kebun binatang yang menawarkan
petualangan yang luar biasa di lingkungan liar namun aman untuk anak-anak dan orang
dewasa. Zoo & Wild Life Parks biasanya memiliki suasana alami yang dapat dinikmati
pengunjung dan dapat berhubungan dengan alam, serta atraksi membawa pengunjung kedalam
hutan.
e. Amusement Parks
Amusement Parks adalah jenis taman hiburan yang lebih fokus pada wahana
permainannya. Amusement Parks tidak memiliki tema, bagian atau daerah, dan tidak memiliki
cerita melainkan hanya memiliki wahana karnaval klasik.
f. Futuristic Parks
Futuristic Parks adalah taman yang memiliki atraksi teknologi tinggi penuh efek khusus
yang memungkinkan pengunjung mengalami masa depan
14
2.6. Best Practice: Kidzania
Kidzania adalah destinasi pariwisata yang mengusung konsep theme park, sekaligus
memberikan pengalaman atau bagaimana industri berjalan atau bekerja pada anak-anak.
Seperti Kidzania di Jakarta yang memberikan Industri Penerbangan (Garuda Indonesia)
ataupun industri surat kabar (Kompas).
15
BAB 3
PROFIL KAWASAN DAN TARGET PARIWISATA
16
Gambar 3.1 Zonasi Kota Deltamas
Dalam segi pembangunan dan pengembangan Kota Deltamas tentunya memiliki peran
penting karena menjadi penyangga ibukota karena lokasi yang saling berkesinambungan dan
tentunya menjadi daya tarik untuk melakukan pembangunan dan pengembangan karena Jakarta
saat ini sudah sulit untuk melakukan pengembangan, sehingga dilakukan pengembangan ke
daerah terdekat yang dijadikan sebagai penunjang Kota Jakarta. Kota Deltanas memiliki lokasi
17
sangat strategis di antara Kota Jakarta dan Bandung serta bagian Timur Jawa dengan memiliki
akses tol langsung dari tol Jakarta- Cikampek KM 37.
Aksesibilitas Kota Deltamas sangat baik jika ditinjau dari waktu dan jarak. Hal ini dapat
dilihat dari jarak dan waktu tempuh yang dibutuhkan, sebagai berikut:
18
Fasilitas
Service Apartemen
Kantor Pemasaran
Kota DeltaMas
Industri Perumahan
Greenland
Pemda
Kabupaten Bekasi
Sekolah :
Pangudi luhur
Fajar Hidayah
KITIC Industri GIIC
Tapak yang dipilih berlokasi di dalam area Greenland International Industrial Center
(GIIC) yang terletak di Desa Sukamahi, Kecamatan Cikarang Pusat, Kabupaten Bekasi dan
juga termasuk di dalam lingkup Kota Deltamas.
19
PETA LOKASI TAPAK
Tapak tersebut terletak di Jl. Warung Ampel, Kawasan GIIC, Kota Deltamas,
Kecamatan Cikarang Pusat yang terhubung langsung dengan Pintu Tol Cikarang Timur Tol
Jakarta-Cikampek. Lokasi tapak yang diambil berada di depan industri otomotif Suzuki,
Kawasan Greenland International Industrial Center, Kabupaten Bekasi. Lokasi tapak tersebut
dipilih karena memiliki beberapa alasan sebagai berikut :
1. Lokasi
Pemilihan tapak ini pertama kali dilihat dari keunggulan-keunggulan lokasinya.
Sejumlah keunggulan dari lokasi tapak ini yaitu memiliki akses yang sangat mudah karena
lokasi tapak ini berada di pinggir jalan utama dan sangat dekat dengan kawasan industri yang
sudah terdapat di GIIC. Hal ini tentunya sangat memudahkan para pekerja yang akan menuju
kawasan industri untuk bekerja. Bukan hanya itu, alasan lainnya dalam pemilihan lokasi tapak
yang diambil yaitu karena sudah tersedianya beberapa sarana dan prasarana. Beberapa
sarananya adalah sarana perdagangan, sarana kesehatan dan sarana peribadatan. Sedangkan
prasarananya adalah seperti jaringan jalan, jaringan listrik, dan jaringan air bersih.
2. Aksesibilitas
Salah satu alasan dalam pemilihan lokasi kawasan industri ini adalah kemudahan pada
aksesibilitasnya. Biasanya developer akan memilih lokasi industri yang mempunyai lokasi
strategis dan mempunyai akses yang mudah untuk dijangkau. Artinya, mereka akan memilih
lokasi industri yang mempunyai daya aksesibilitas yang cukup tinggi. Maka dari itu, kami
memilih lokasi untuk industri ini karena memiliki aksesibilitas yang tinggi. Hal ini terbukti
20
dengan adanya pintu tol Cikarang Timur yang memiliki akses langsung dengan Tol Jakarta-
Cikampek dan tidak jauh dari lokasi tapak. Kemudian lokasi tapak ini berada di dekat jalan
utama Jl. Warung Ampel.
3. Karakter Fisik Lahan
Lokasi tapak yang telah dipilih memiliki karakter fisik lahan yang relatif datar.
Sehingga sangat mendukung untuk dibangun gedung-gedung untuk industri dan tidak
memerlukan biaya lebih untuk melakukan cut and fill pada lahan tersebut.
4. Peruntukkan Lahan
Menurut RTRW Kabupaten Bekasi, lokasi tapak kawasan industri ini termasuk dalam
lahan peruntukkan industri. Lihat Gambar 2.4.
21
Tapak ini memiliki bentuk persegi panjang dengan luas 300.000 atau sekitar 30 Ha.
Bentuk tapak tersebut menyesuaikan dengan kondisi eksisting tapak di Kawasan GIIC dan
RTRW Kabupaten Bekasi. Lokasi tapak ini membentang dari barat laut ke tenggara.
Adapun target wisata dari perencanaan Kawasan Wisata Industri Kota Deltamas adalah
sebagai berikut:
Masyarakat Kota Deltamas dan sekitarnya
Masyarakat Kabupaten Bekasi
Masyarakat di luar Kabupaten Bekasi
22
BAB 4
Pada bab ini akan menjelaskan konsep pengembangan destinasi pada Kawasan Wisata
Industri Kota Deltamas, baik produk wisata yang diberikan, paket wisata, peta konsep Kawasan
Wisata Industri Kota Deltamas, peta zonasi Kawasan Wisata Industri Kota Deltamas,
pemberdayaan dan regulasi.
23
4.1.2 Museum dan Pameran
Museum dan Pameran adalah layaknya wisata industri di seluruh dunia akan
memberikan pameran atau display produk, proses pembuatan produk, dan sebagainya dalam
bentuk mini. Namun berbeda dengan Mini Factory yang memberikan pengalaman
mengoperasikan alat-alat pabrik. Museum dan Pameran ini lebih memberikan informasi baik
sejarah kawasan industri hingga sejarah produk yang ada di dalam kawasan, serta informasi
produk-produk terbaru dari industri yang ada di Kabupaten Bekasi baik manufaktur ataupun
tradisional. Selain itu, Museum dan Pameran juga akan memberikan pengalaman membuat
produk yang bukan berasal pabrik atau bukan manufaktur.
24
Sumber: Google Image
Green field adalah memberikan suasana hijau yang sangat jarang ditemukan di kota
industri. Green field ini dibuat sebagai penyediaan sarana bersosialisasi masyarakat dengan
tujuan mengurangi tingkat kejenuhan dan diharapkan dapat mengurangi tingkat kriminalitas
dan konflik antar masyarakat. Pada wahana ini tidak akan dikenakan biaya masuk, hanya biaya
parkir untuk yang menggunakan kendaraan. Adapun komponen Green field adalah taman dan
labirin sebagai bentuk atraksi tambahan.
Gambar 4.4 Sarana yang ada di Green Field: Labirin (Kiri Atas), Taman Bunga
(Kanan Atas) dan Taman Hijau (bawah)
25
4.2 Paket Wisata dan Analisis Alur Kegiatan Pengunjung
Pada poin ini akan dijelaskan bagaimana paket wisata yang akan diberikan pada
Kawasan Wisata Industri Kota Deltamas, sesuai dengan jenis tujuan pengunjung mengunjungi
objek wisata ini. Adapun paket wisata tersebut sebagai berikut:
a. Fun Only
Fun only adalah paket wisata di mana pengunjung hadir hanya untuk bersenang-
senang tanpa ingin menambah pengetahuan tentang industri, adapun produk
yang didapatkan adalah Green field dan Aneka Wahana. Berikut ini diagram
alur jalur pengunjung pada paket ini:
Pengunjung
Masuk
masuk ke Masuk
kedalam
Kawasan kedalam Pengunjung
wilayah
Wisata wilayah Pulang
Aneka
Industri Kota Green field
Wahana
Deltamas
Masuk
Masuk
kedalam
kedalam
Datang wilayah Pulang
wilayah Mini
Museum dan
Factory
Pameran
26
c. All Product
Paket Wisata ini akan memberikan seluruh produk wisata yang ada di Kawasan
Wisata Industri Kota Deltamas. Berikut ini diagram alur jalur pengunjung pada
paket ini:
Masuk
Masuk Masuk Masuk
kedalam
kedalam kedalam kedalam
wilayah
Datang wilayah wilayah wilayah Pulang
Museum
Green Aneka Mini
dan
field Wahana Factory
Pameran
Masuk kedalam
Datang Pulang
wilayah Green field
4.3 Analisis Lokasi dan Peta Konsep Kawasan Wisata Industri Kota Deltamas
Dari kegiatan dan paket yang dijabarkan selanjutnya dilakukan analisis keterkaitan
ruang/zona yang kemudian dibuatlah tabel keterkaitan antar ruang/zona berikut ini,
27
Tabel 4.1 Tabel Keterkaitan Antar Ruang/Zona
Dari tabel tersebut maka dibuatlah diagram bubble untuk mengetahui letak lokasi dari
setiap zona di kawasan berdasarkan tingkat keterkaitannya.
28
Dari diagram tersebut maka dibentuklah peta konsep Kawasan Wisata Industri Kota
Deltamas berikut ini,
Peta konsep dibuat kemudian disesuaikan dengan kondisi lapangan yang ada sehingga
terbentuklah peta zonasi Kawasan Wisata Industri Kota Deltamas berikut ini,
29
Sumber: Hasil analisis
30
4.6 Regulasi
Untuk mengurangi dampak negatif dari destinasi wisata Kawasan Wisata Industri
Kota Deltamas maka dibentuklah beberapa regulasi, yakni:
Daftar Pustaka
Frew, Elspeth Ann. (2000). Industrial tourism: a conceptual and empirical analysis. PhD
thesis, Victoria University.
31
Frew, E. A, and Shaw, R. N. (1996). "Profiling the Industrial Tourism Phenomenon". In G.
Prosser (ed.), Tourism and Hospitality Research: Australian and International
Perspectives. Proceedings of the Australian Tourism and Hospitality Research
Conference, 467-479. Canberra: Bureau of Tourism Research.
Goffman, E. (1959). The Presentation of Self in Everyday Life, Garden City, New York:
Doubleday
Carter, J. (1991). "Watching Work Go By". Environmental Interpretation, 6 (4), 10-11
Lammers, T. (1990). "How to Spend your Summer Vacation: Inc's Guide to Great Company
Tours". Inc, 12, 87
Scottish Tourist Board (1991). Visitor Attractions: A Development Guide. Edinburgh: Scottish
Tourist Board
Daulay, Mahendra Dalamora Athos Putra (2014). Trans Studio Medan, Arsitektur Kreatif.
Laoran Perancangan Studio Tugas Akhir. USU.
Yoeti, Oka A. 2000. Ekowisata Pariwisata Berwawasan Lingkungan Hidup. Jakarta.
Wahab, Salah.1989. Manajemen Kepariwisataan. Jakarta: PT Pradnya Paramita Pendit,
Nyoman S. 1999. Ilmu Pariwisata. PT.Pradya Pratama.Jakarta
http://repository.upi.edu/1331/4/S_MRL_0901538_CHAPTER1.pdf
https://www.academia.edu/6478148/makalah_industri_dan_produk_pariwisata
32