DAERAH
Draft skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana
Universitas Padjadjaran
NPM. 120410160002
2020
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki banyak destinasi wisata yang beragam
dengan mayoritas muslim yang terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk beragama Islam
sebesar 222 juta jiwa (Muslim-pro, 2016). Sebagai penduduk dengan mayoritas muslim
maka segala hal yang berkataitan dengan label halal menajadi daya tarik sendiri bagi para
macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh
masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pasal 1 butir 3). Usaha
pariwisata mencakup banyak sektor, antara lain jasa transportasi wisata, jasa perjalanan
wisata, jasa makanan dan minuman, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;
(Pasal 14). Sedangkan wisata realigi adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam
jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan
bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu demi
mengunjungi tempat-tempat religius. Motif wisata religi adalah untuk mengisi waktu luang,
untuk bersenang-senang, bersantai, studi dan kegiatan Agama untuk beri’tibar
keislaman.selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya
baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama. (Chaliq,
2011: 59).
Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan dibidang ekonomi. Sektor
pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber
pendapatan daerah. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu
obyek wisata, kuliner, dan sebagainya. Jumlah wisatawan salah satu faktornya, dimana jika
tidaknya sektor pariwisata tersebut. Wistawan akan melirik obyek wisata yang memiliki
Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak
pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan adanya kegiatan
konsumtif baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik, maka akan memperbesar
pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah. Oleh karena itu, semakin tingginya arus
kunjungan wisatawan, maka pendapatan sektor pariwisata di suatu daerah juga akan
semakin meningkat.
Pendapatan yang diperoleh dari daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah,
bagian laba dari perusahaan daerah, penerimaan dari dinas dan pendapatan lain-lain yang
merupakan sumber pendapatan murni daerah. Salah satu sumber PAD yakni berasal dari
sektor pariwisata dimana banyaknya jumlah wisawatan mempengaruhi besar atau kecilnya
pendapatan di sektor pariwisata. Semakain banyak wisatawan yang berkunjung maka akan
Pembentukan Provinsi Banten yang ditetapkan pada tanggal 4 Oktober tahun 2000
memberikan peluang baru pada peningkatan fungsi dan peran Kota Serang sebagai Kota
Otonom yang berfungsi sebagai Ibukota Propinsi Banten. Terbentuknya Kota Serang
kegiatan pembangunan dan aktivitas masyarakat. Salah satu kebutuhan yang harus diperlu
dipenuhi adalah pariwisata. Selain itu, pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang
potensial untuk menambah perekonomian suatu daerah. Kota Serang sebagai suatu Kota
baru merupakan pintu gerbang pergerakan manusia, barang, dan jasa antar regional yang
sangat strategis. Obyek wisata di Kota Serang yang menarik dan menjanjikan untuk
dikembangkan di masa depan adalah situs kepurbakalaan Banten Lama yang merupakan
sebuah kawasan kepurbakalaan yang menjadi salah satu obyek wisata budaya unggulan di
Kota Serang. Sesuai yang tertulis di RTRW Kota Serang dalam Pusat Wilayah
Pengembangan (WP) Utara diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar budaya dan
cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum.
Serta terdapat dalam Perda Kab. Serang No.9 Tahun 1990 yaitu kawasan banten lama
memiliki nilai-nilai sejarah dapat dijadikan tempat penalitian dan obyek wisata budaya.
Kota Serang adalah salah satu destinasi obyek wisata yang memiliki potensi yang amat
besar terutama obyek wisata religi. Hal tersebut tidak terlepas dari latar belakang sejarah
berdirinya Kerajaan Islam. Kawasan Banten Lama menjadi saksi pernah berdirinya
Kesultanan Banten pada tahun 1526-1813 Masehi. Sisa-sisa peninggalan bersejarah yang
syarat akan nilai-nilai perjuangan yang begitu kuat dan kentalnya agama Islam masih
tampak terlihat di Kawasan Masjid Agung Banten. Peninggalan berupa masjid, menara,
serta makam-makam petinggi Kesultanan Banten menjadi daya tarik wisata religi.Berikut
obyek wisata religi yang berada di Kawasan Masjid Agung Banten, diantaranya : Makam
Arya Ranamanggala, Makam Sultan Ageng Tirtayasa, Makam Sultan Haji, Makam Sultan
Aliudin,Mesjid Agung Banten, Menara Banten (Sumber : Disporapar Kota Serang, 2015).
Obyek wisata religi menjadi alternatif yang banyak diminati oleh wisatawan. Salah satunya
ribuan, yakni bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, bulan haji, dan sebagainya. Dengan
melihat banyaknya antusias pengunjung, tentu dibutuhkan pengelolaan yang baik guna
mencapai tujuan yang memberi dampak multipier, baik bagi pemerintah, swasta, dan
revitalisasi dalam pengelolaan wisata religi yang melibat pemerintah daerah karena
Dalam rangka mengembangkan potensi wisata religi di kawasan Banten lama dibutuhkan
kerjasama dan sinergitas yang baik antara berbagai pihak, termasuk di dalamnya adalah
pihak pemerintah, swasta serta masyarakat. Dikarenakan terdapat banyak pihak yang
terlibat dalam pengembangan potensi pariwisata di kawasan Banten lama, maka salah
satunya adalah Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang sebagai
pihak pengelola dari lembaga formal harus mampu menjadi fasilitator dan bersinergi
diantara berbagai pihak lainnya dalam usaha pengembangan wisata religi di kawasan
Banten lama.
Kondisi inilah yang menjadikan penulis ingin mencoba melakukan pengaruh jumlah
wisatwan Masjid Agung Banten setelah revitalisasi terhadap pendapatan asli daerah Kota
kawasan Banten Lama serta melakukan kegiatan konservasi dan preservasi di kawasan
tersebut.
Dalam hal ini penulis tertarik melakukan penelitian mengenai kondisi jumlah wisatawan
sebelum dan sesudah revitalisasi wisata realigi Masjid Agung Banten. Penulis mencoba
meneliti perubahan yang terjadi terutama perubahan pendapatan daerah Kota Serang ini
perubahan jumlah wisatawan lokal dan non lokal serta pendapatan daerah serta penerimaan
PAD Kota Serang tidak hanya diperoleh dari sektor pariwisata tetapi juga diperoleh dari
sektor-sektor lain.
1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan Masjid Agung Banten setelah revitalisasi
1. Bagi Penulis
Untuk menerapkan metode atau ilmu yang telah di proleh selama masa perkuliahan dan
2. Bagi Pembaca
Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan sebagai perbandingan serta sumber
Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Banten, Kec.Kasemen, Kota Serang,
Banten.