Anda di halaman 1dari 8

WISATA HALAL DAN PENDAPATAN ASLI

DAERAH

(Studi Kasus : Masjid Agung Banten, Banten Lama,


Kota Serang 2015-2019)

Draft skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat dalam mencapai gelar Sarjana

Ekonomi pada Program Studi Ekonomi Islam

Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Padjadjaran

Hikam Rizalul Achmad

NPM. 120410160002

PROGRAM STUDI EKONOMI ISLAM

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS


UNIVERSITAS PADJADJARAN

2020

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Indonesia adalah sebuah negara yang memiliki banyak destinasi wisata yang beragam

dengan mayoritas muslim yang terbesar di dunia, dengan jumlah penduduk beragama Islam

sebesar 222 juta jiwa (Muslim-pro, 2016). Sebagai penduduk dengan mayoritas muslim

maka segala hal yang berkataitan dengan label halal menajadi daya tarik sendiri bagi para

wisatawan khususnya wisatawan muslim.

Menurut UU No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, pariwisata adalah berbagai

macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh

masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah (Pasal 1 butir 3). Usaha

pariwisata mencakup banyak sektor, antara lain jasa transportasi wisata, jasa perjalanan

wisata, jasa makanan dan minuman, penyelenggaraan kegiatan hiburan dan rekreasi;

penyelenggaraan pertemuan, perjalanan insentif, konferensi, pameran, spa dan lain-lain

(Pasal 14). Sedangkan wisata realigi adalah perpindahan orang untuk sementara dan dalam

jangka waktu pendek ke tujuan-tujuan diluar tempat dimana mereka biasanya hidup dan

bekerja dan kegiatan-kegiatan mereka selama tinggal di tempat-tempat tujuan itu demi

mengunjungi tempat-tempat religius. Motif wisata religi adalah untuk mengisi waktu luang,
untuk bersenang-senang, bersantai, studi dan kegiatan Agama untuk beri’tibar

keislaman.selain itu semua kegiatan tersebut dapat memberi keuntungan bagi pelakunya

baik secara fisik maupun psikis baik sementara maupun dalam jangka waktu lama. (Chaliq,

2011: 59).

Sektor pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan dibidang ekonomi. Sektor

pariwisata merupakan sektor yang potensial untuk dikembangkan sebagai salah satu sumber

pendapatan daerah. Untuk memperbesar pendapatan asli daerah maka pemerintah perlu

mengembangkan dan menfasilitasi tempat pariwisata agar sektor pariwisata dapat

memberikan sumbangan bagi pembangunan ekonomi.

Banyak sekali faktor yang mempengaruhi sektor pariwisata, diantaranya wisatawan,

obyek wisata, kuliner, dan sebagainya. Jumlah wisatawan salah satu faktornya, dimana jika

jumlah wisatawan meningkat maka otomatis akan mempengaruhi berkembang atau

tidaknya sektor pariwisata tersebut. Wistawan akan melirik obyek wisata yang memiliki

daya tarik untuk didatangi.

Semakin lama wisatawan tinggal di suatu daerah tujuan wisata, maka semakin banyak

pula uang yang dibelanjakan di daerah tujuan wisata tersebut. Dengan adanya kegiatan

konsumtif baik dari wisatawan mancanegara maupun domestik, maka akan memperbesar

pendapatan dari sektor pariwisata suatu daerah. Oleh karena itu, semakin tingginya arus

kunjungan wisatawan, maka pendapatan sektor pariwisata di suatu daerah juga akan

semakin meningkat.
Pendapatan yang diperoleh dari daerah yang berasal dari pajak daerah, retribusi daerah,

bagian laba dari perusahaan daerah, penerimaan dari dinas dan pendapatan lain-lain yang

merupakan sumber pendapatan murni daerah. Salah satu sumber PAD yakni berasal dari

sektor pariwisata dimana banyaknya jumlah wisawatan mempengaruhi besar atau kecilnya

pendapatan di sektor pariwisata. Semakain banyak wisatawan yang berkunjung maka akan

semakin besar pula meningkatnya PAD.

Pembentukan Provinsi Banten yang ditetapkan pada tanggal 4 Oktober tahun 2000

dengan Undang-undang Nomor 23 tahun 2000 tentang pembentukan Propinsi Banten,

memberikan peluang baru pada peningkatan fungsi dan peran Kota Serang sebagai Kota

Otonom yang berfungsi sebagai Ibukota Propinsi Banten. Terbentuknya Kota Serang

sebagai ibukota Propinsi Banten mengakibatkan terus meningkatnya kebutuhan akan

kegiatan pembangunan dan aktivitas masyarakat. Salah satu kebutuhan yang harus diperlu

dipenuhi adalah pariwisata. Selain itu, pariwisata merupakan salah satu kegiatan yang

potensial untuk menambah perekonomian suatu daerah. Kota Serang sebagai suatu Kota

baru merupakan pintu gerbang pergerakan manusia, barang, dan jasa antar regional yang

sangat strategis. Obyek wisata di Kota Serang yang menarik dan menjanjikan untuk

dikembangkan di masa depan adalah situs kepurbakalaan Banten Lama yang merupakan

sebuah kawasan kepurbakalaan yang menjadi salah satu obyek wisata budaya unggulan di

Kota Serang. Sesuai yang tertulis di RTRW Kota Serang dalam Pusat Wilayah

Pengembangan (WP) Utara diarahkan dengan fungsi utama pariwisata cagar budaya dan

cagar alam, pelabuhan, perdagangan dan jasa, perumahan dan berbagai fasilitas umum.
Serta terdapat dalam Perda Kab. Serang No.9 Tahun 1990 yaitu kawasan banten lama

memiliki nilai-nilai sejarah dapat dijadikan tempat penalitian dan obyek wisata budaya.

Kota Serang adalah salah satu destinasi obyek wisata yang memiliki potensi yang amat

besar terutama obyek wisata religi. Hal tersebut tidak terlepas dari latar belakang sejarah

berdirinya Kerajaan Islam. Kawasan Banten Lama menjadi saksi pernah berdirinya

Kesultanan Banten pada tahun 1526-1813 Masehi. Sisa-sisa peninggalan bersejarah yang

syarat akan nilai-nilai perjuangan yang begitu kuat dan kentalnya agama Islam masih

tampak terlihat di Kawasan Masjid Agung Banten. Peninggalan berupa masjid, menara,

serta makam-makam petinggi Kesultanan Banten menjadi daya tarik wisata religi.Berikut

obyek wisata religi yang berada di Kawasan Masjid Agung Banten, diantaranya : Makam

Sultan Maulana Hasanudin, Makam Sultan Maulana Muhammad, Makam Mangkubumi

Arya Ranamanggala, Makam Sultan Ageng Tirtayasa, Makam Sultan Haji, Makam Sultan

Aliudin,Mesjid Agung Banten, Menara Banten (Sumber : Disporapar Kota Serang, 2015).

Obyek wisata religi menjadi alternatif yang banyak diminati oleh wisatawan. Salah satunya

adalah di Kawasan Masjid Agung Banten, di bulan-bulan tertentu pengunjung mencapai

ribuan, yakni bulan Maulid Nabi Muhammad SAW, bulan haji, dan sebagainya. Dengan

melihat banyaknya antusias pengunjung, tentu dibutuhkan pengelolaan yang baik guna

mencapai tujuan yang memberi dampak multipier, baik bagi pemerintah, swasta, dan

masyarakat yang tinggal dekat dengan kawasan Masjid Agung Banten.


Potensi wisata religi di Banten lama belum sepenuhnya teroptimalkan, maka diperlukan

revitalisasi dalam pengelolaan wisata religi yang melibat pemerintah daerah karena

pariwisata merupakan sektor yang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian.

Dalam rangka mengembangkan potensi wisata religi di kawasan Banten lama dibutuhkan

kerjasama dan sinergitas yang baik antara berbagai pihak, termasuk di dalamnya adalah

pihak pemerintah, swasta serta masyarakat. Dikarenakan terdapat banyak pihak yang

terlibat dalam pengembangan potensi pariwisata di kawasan Banten lama, maka salah

satunya adalah Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kota Serang sebagai

pihak pengelola dari lembaga formal harus mampu menjadi fasilitator dan bersinergi

diantara berbagai pihak lainnya dalam usaha pengembangan wisata religi di kawasan

Banten lama.

Kondisi inilah yang menjadikan penulis ingin mencoba melakukan pengaruh jumlah

wisatwan Masjid Agung Banten setelah revitalisasi terhadap pendapatan asli daerah Kota

Serang. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi potensi dan permasalahan di

kawasan Banten Lama serta melakukan kegiatan konservasi dan preservasi di kawasan

tersebut.

Dalam hal ini penulis tertarik melakukan penelitian mengenai kondisi jumlah wisatawan

sebelum dan sesudah revitalisasi wisata realigi Masjid Agung Banten. Penulis mencoba

meneliti perubahan yang terjadi terutama perubahan pendapatan daerah Kota Serang ini

setelah revitalisasi wisata realigi Masjid Agung Banten.


Adapun variabel pengukuran kondisi sebelum dan sesudah revitalisasi ialah aspek

perubahan jumlah wisatawan lokal dan non lokal serta pendapatan daerah serta penerimaan

PAD Kota Serang tidak hanya diperoleh dari sektor pariwisata tetapi juga diperoleh dari

sektor-sektor lain.

1.2 Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pengaruh jumlah wisatwan Masjid Agung Banten setelah revitalisasi

terhadap pendapatan asli daerah Kota Serang

1.3 Maksud / Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh jumlah wisatawan Masjid Agung Banten setelah revitalisasi

terhadap pendapatan asli daerah Kota Serang tahun 2015-2019

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai merikut :

1. Bagi Penulis

Untuk menerapkan metode atau ilmu yang telah di proleh selama masa perkuliahan dan

melatih untuk menganalisa permasalahan yang ada serta mencari penyelesaiannya.

2. Bagi Pembaca

Dapat digunakan sebagai bahan pengetahuan dan sebagai perbandingan serta sumber

acuan untuk bidang kajian yang sama.


1.5 Lokasi & Waktu penelitiaan

Lokasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah Desa Banten, Kec.Kasemen, Kota Serang,

Banten.

Anda mungkin juga menyukai