Salman Nasution
Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara
salmannasution@umsu.ac.id
http://dx.doi.org/10.30596%2Fjrab.v21i2.8431
Cara Sitasi : Nasution, s. (2021). Konsep Pariw isata Halal Berbasis Ekonomi Kreatif Dengan Sharia Regulation dalam Meningkatan
Pendapatan dan Kesejahteraan Masy arakat di Sumatera Utara. Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis, vol.21.(2), hal 250- 261 https://
http://dx .doi.org/10.30596%2Fjrab.v 21i2.8431
PENDAHULUAN
Indonesia adalah negara kepulauan terbesar di dunia dengan populasi penduduk
berjumlah 237.641.326 dan 87,18% diantaranya adalah beragama Islam juga populasi
agama Islam terbesar di dunia. Negara yang berdiri pada tanggal 17 Agustus 1945
memiliki lebih dari 17.500 pulau, 300 suku, ratusan bahasa dan dialeknya, maka dari
itu Indonesia disebut sebagai negara multikulturalisme yaitu negara yang mengakui
keragamanan budaya dari suku-suku bangsa dan memiliki dasar dari kehidupan
bersama dan beragam. Pemerintah Indonesia mengakui 6 (enam) agama diantaranya
Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Budha dan Kong Hu Chu, begitu juga kepercayaan
atau keyakinan yang lahir dari suku atau budaya itu sendiri serta memberikan
kebebasan menjalankan ibadahnya masing-masing. Pemeluk Islam juga terbesar di
Sumatera Utara dengan persentase 63,91% dari total penduduk 14.262.147 jiwa, maka
dari itu segala terkait dengan perintah dan larangan ajaran Islam menjadi model
kehidupan masyarakat di Sumatera Utara.
Dalam Islam, ada beberapa perintah yang wajib dilakukan oleh umat Islam
khususnya dalam konsumsi yang halal dan baik, seperti dalam Al Quran surah Al
Maidah ayat 88, yaitu:
250
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
Artinya “Dan makanlah yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah rezekikan
kepada mu, dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman kepadaNya”.
Ayat di atas menjadi rujukan dan anjuran bagi umat Islam untuk berkonsumi
secara materil dan non materil yang halal dan baik. Konsumsi yang halal yaitu sesuatu
yang diperbolehkan oleh syariat Islam dan baik adalah sesuatu yang berkualitas dan
bermanfaat jika dikonsumsi. Maka cukup jelas, ajaran Islam menganjurkan kehalalan
produk dan baik untuk dikonsumsi. Pada dasarnya, ajaran Islam banyak memberikan
masukan-masukan kepada umat Islam untuk lebih berhati-hati terhadap apa yang
dikonsuminya termasuk yang telah diharamkan oleh Allah SWT.. Maka dari itu,
pemerintah pusat dan daerah harus menyadari bahwa mengubah pariwisata umum
kepada pariwisata halal merupakan kepentingan dan keuntungan bagi daerah setempat
terkhusus pendapatan asli daerahnya. Berikut PAD Sumatera Utara dan pendapatan
dari sektor pariwisata.
Grafik 1. PAD Sumatera Utara tahun 2011-2015
(Dalam Miliar Rupiah)
90000
80000
70000
60000
50000
PAD Sumut
40000
PAD Sektor Pariwisata
30000
20000
10000
0
2011 2012 2013 2014 2015
251
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
252
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
253
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
jelas terkait pariwisata halal dan ekonomi kreatif, maka ada penguat untuk benar-benar
menerapkannya tanpa ada kejanggalan hukum. Regulasi syariah yang benar-benar
secara spesifik dan legal dinyatakan dalam bentuk peraturan yang diresmikan secara
nasional oleh pemerintah, sehingga menjadi acuan bagi pengembangan tempat-tempat
wisata di Indonesia. Ketika pariwisata halal dan ekonomi kreatif sudah memiliki
payung hukum yang sah, maka proses pengembangan konsep tersebut akan jauh lebih
mudah. Pasalnya, jika wisata halal dan ekonomi kreatif terus digencarkan dan
dikembang di suatu wilayah maka secara otomatis terlihat dampak peningkatan dari
sisi pendapatan dan kesejahteraan masyarakat tentunya adanya perekrutan tenaga
kerja.
5,9
5,85
5,8
5,75
5,7
5,65
Persentase
5,6
5,55
5,5
5,45
5,4
2016 2017 2018
254
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
METODOLOGI PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian kualitatif ini adalah menganalisis
informasi yang terkumpul yaitu beberapa sumber data primer seperti data dari BPS
Sumatera Utara, Dinas Pariwisata Sumatera Utara dan Dinas Pariwisata negara -negara
yang menggunakan konsep pariwisata halal, selain itu juga konsep wisata halal dalam
perspektif Islam menjadi penentu tempat wisata yang dikunjungi. Hasil data dari
beberapa organisasi dan dinas terkait dengan pariwisata dibahas dan dianalisa secara
komprehensif serta perbandingan kebijakan pemerintah luar negeri dan dalam negeri
dengan penerapan konsep pariwisata halal di Sumatera Utara. Sesuai dengan sumber
data serta maksud dan tujuan penyusunan karya ilmiah ini, maka dalam pengumpulan
data penulis menggunakan beberapa metode sebagai studi kepustakaan, studi regulasi
pemerintah yaitu suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
menggunakan informasi dari buku-buku, jurnal, data terkait dari kepariwisataan serta
media lain yang berhubungan dengan karya tulisan ini.
PEMBAHASAN
Globalisasi revolusi industri 4.0 telah membawa perubahan yang besar bagi
hidup dan kehidupan masyarakat yang ditandai dengan semakin berkembangnya
kreatifitas dan inovasi dalam memanfaatkan teknologi yang menguasai segala sendi
kehidupan termasuk perekonomian. Memanfaatkan teknologi dalam pengembangan
ekonomi kreatif dengan sektor pariwisata (halal) merupakan sebuah model ekonomi
yang sangat potensial untuk dikembangkan di Sumatera Utara.
Pariwisata halal mirip dengan perjalanan yang dianjurkan oleh Allah SWT.
dalam beberapa ayat dalam Al Quran seperti dalam surah Yusuf ayat 109 yaitu:
255
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
256
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
Dana yang
Proyeksi
Dana yang dikeluarkan
Negara Jumlah Wisatawan Jumlah
dikeluarkan Wisatawan
Muslim 2015 Wisatawan
Wisatawan Muslim
Muslim 2020
2020
Thailand 2,6 juta 4.1 juta US$ 8.94 miliar US$11.74
miliar
Jepang Lebih 700 ribu 1 juta Jepang ingin merebut pangsa pasar
wisata Muslim yang diperkirakan
mencapai 320 miliar dolar AS
pada 2024 mendatang.
Korea Tingkat 1.3 juta Keuntungan diperkirakan sebesar
Selatan pertumbuhannya 40 milliar dollar (produksi) dan 20
32.7 persen miliar dolar (nilai tambah).
China No Data No Data No Data
Dari tabel tersebut, sangat jelas bahwa pariwisata menjadi sektor keunggulan
keuntungan bagi negara termasuk negara mayoritas non Muslim. Kepastian
keuntungan tentunya diperoleh dari sektor pariwisata halal dengan menambah
pendapatan dan meningkatkan kesejahteraan. Jika dihubungkan dengan Sumatera
Utara, bahwa konsep pariwsisata halal tidak bertentangan dengan budaya, negara dan
ideologi apapun. Maka dari itu, konsep pariswisata halal yang akan dikembangkan di
Sumatera Utara memerlukan sebuah komitmen bersama pada semua stakeholders
untuk kemudian diterjemahkan kedalam program-program nasional. Artinya, disini
dibutuhkan sebuah kerja keras pemerintah untuk memperhatikan dan membantu
pengembangan perekonomian syariah dalam aspek riil. Gelombang muslim milenial
dalam upaya pengembangan ekonomi syariah saat ini sangat diperlukan karena
memberikan dampak yang signifikan terhadap ekonomi syariah itu sendiri. Pada
prinsipnya, industri wisata halal membutuhkan dua macam hukum, yakni syariah dan
perundangan-undangan nasional. Tentunya peran kedua hukum ini tidak mungkin
dihindari, agar pengembangan industri wisata halal di Indonesia dapat berkembang
sesuai karakter dan aman secara yuridis dalam pelaksanaan program-programnya.
Menetapkan hukum yang terkait dengan industri wisata halal, tujuan utamanya adalah
untuk mendapatkan kepastian hukum bagi masyarakat luas, terutama wisatawan
Muslim yang saat ini semakin banyak populasinya dan semakin tinggi apresiasinya
terhadap wisata yang berbasis syariah. Adanya kepastian hukum, baik secara syar’i
maupun perundangan berkecendrungan akan menjadi pertimbangan krusial bagi para
calon wisatawan Muslim, apakah destinasi wilsata halal menjadi pilihan atau tidak.
Kepastiah hukum inilah sejatinya yang perlu mendapatkan perhatian dari pengelola
(pemangku kepentingan) wisata halal, sehingga masyarakat nantinya benar-benar
mengapresiasi destinasi wisata halal yang dikembangkan. Untuk itu, masyarakat perlu
dibangun mindset-nya, dan yang tidak kalah pentingnya lagi adalah mereka perlu
diberi bukti dalam praktik bahwa apa yang ada di lapangan adalah sesuai dengan
ketentuan syariah sebagai bagian kepatuhan kepada Tuhan.
257
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
258
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
Pendapatan
Kesejahteraan
KESIMPULAN
Wisata halal atau halal tourism merupakan konsep yang sudah mulai
berkembang dan menjadi persaingan bisnis hampir disetiap daerah dan negara tidak
terkecuali negara yang mayoritas beragama non muslim. Walaupun dalam penggunaan
terminologi “halal” atau istilah Arab dalam wisata, sehingga saat ini menjadi
perdebatan dibeberapa kalangan terkhusus di Sumatera Utara. Konsep pariwisata halal
tidak ada bedanya dengan pariwisata pada umumnya, tinggal penyediaan fasilitas bagi
wisatawan asal muslim karena perintah dalam menjalan perintah Allah SWT. dan
menjauhi segala larangannya menjadi ibadah sehari-hari seperti pelaksanaan sholat 5
259
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
waktu yaitu ketersediaan fasilitas Masjid termasuk tempat wudhu, makanan yang
halal, tersedianya Al-Qur’an dan peralatan ibadah (shalat) di kamar, petunjuk kiblat
dan pakaian staf yang sopan merupakan syarat-syarat layanan dalam pariwisata halal.
Konsep ekonomi kreatif menjadi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat
karena mampu meningkatkan hasil kerja dan kinerja yang diproduksi di wilayah
wisata tersebut. Konsep wisata halal merupakan suatu proyek bisnis yang dianggap
mampu memberikan pendapatan masyarakat sebagai satu diantar indikator
kesejahteraan.. Adanya peningkatan wisatawan muslim dari tahun ke tahun merupakan
peluang dan tantangan bagi sektor pariwisata untuk mengembangkan wisata halal.
Banyak negara-negara (baik mayoritas muslim maupun non-muslim) berupaya
mengembangkan wisata halal. Namun, dilihat dari konsep dan prinsip wisata halal
yang ada, negara-negara tersebut umumnya hanya mencoba menciptakan suasana yang
ramah muslim. Pengembangan wisata halal perlu untuk dilakukan, salah satunya
dengan melakukan berbagai penelitian atau kajian. Hingga kini, penelitian terkait
wisata halal masih terbatas, terutama di Indonesia. Salah satu penelitian yang mungkin
dapat dilakukan yakni terkait persepsi wisatawan non-muslim terhadap wisata halal.
REFERENSI
Lasabuda, Ridwan. Pembangunan Wilayah Pesisir Dan Lautan Dalam Perspektif
Negara Kepulauan Republik Indonesia, Jurnal Ilmiah Platax vol. I-2, Januari
2013 atau https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/platax ISSN: 2302-3589
Organisasi Pariwasata Nasional Jepang (Japan National Tourism Organisation/JNTO)
2015.
Amin, Fahadil Al Hasan, Penyelenggaraan Parawisata Halal di Indonesia (Analisis
Fatwa DSN-MUI tentang Pedoman Penyelenggaraan Pariwisata Berdasarkan
Prinsip Syariah), Jurnal Al Aham, Vol 2, No.1, 2017.
Awalia, Hafizah. Komodifikasi Pariwisata Halal NTB dalam Promosi Destinasi
Wisata Islami di Indonesia, JURNAL STUDI KOMUNIKASI Volume 1 Ed 1,
March 2017.
Bank Indonesia 2019.
BPS Sumatera Utara 2017. Statistik Indonesia 2017. Badan Pusat Statistik: Jakarta.
BPS Sumatera Utara 2018. Statistik Indonesia 2018. Badan Pusat Statistik: Jakarta.
Farahani, Zamani dan Henderson, JC. Islamic Tourism and Managing Tourism
Development in Islamic Societies: The Cases of Iran and Saudi Arabia,
International Journal of Tourism Research, 2010.
Fatmawti, Rini. Karakteristik Wisata Syariah dalam Pelaksanaan Produk Layanan
Jasa Paket Wisata Tour Halal di PT.Rabbani Semesta Utama To ur and Travel
Kota Bandung, Jurnal Prosiding Keuangan dan Perbankan Syariah, Vol.4,
No.1,Tahun 2018.
Korean Tourism Organisation 2015.
Kuoni. Far East. A World of Difference. Kuoni Travel & JPM Publications, 1999.
Kusmana, Cecep dan Agus Hikmat. Keanekaragaman Hayati Flora di Indonesia,
Jurnal Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan, Vol. 5 No. 2 Desember
2015 e-ISSN: 2460-5824.
260
Jurnal Riset Akuntansi dan Bisnis
Vol 21 No 2 Tahun 2021 hal 250-261
ISSN 1693-7597 (Print), 2623-2650 (online)
Available online: http://jurnal.umsu.ac.id/index.php/akuntan
261