Abstract : The purpose of this study was to determine the local society’s perceptions and attitudes toward
the plan of developing Islamic Tourism (Halal Tourism) in the Province of West Nusa Tenggara. Method
of proofing the objectives of the research was descriptive research. The results of this study indicated that
the West Nusa Tenggara society has a good perception of the implementation of halal tourism in this
area, a POSITIVE attitude to the implementation of halal tourism in this area and from the Cartesian
diagram it is known that the results of the implementation plan of halal tourism is perceived and
addressed very high by People of West Nusa Tenggara. West Nusa Tenggara Government should create
policies that maintain perceptions and attitudes that remain GOOD and POSITIVE. By making concrete
policy related to the implementation of halal tourism, so it's not just at the level of local laws or
regulations. In addition, socialization needs to be accelerated so that people understand how the halal
tourism will be applied.
mempermudah hubungan antar Negara juga waktu, fenomena wisata tersebut tidak hanya
ikut mendorong kemajuan ekonomi Islam terbatas pada jenis wisata jiarah/religi tertentu,
(Kemenpar, 2015). namun berkembang ke dalam bentuk baru
nilai- nilai yang bersifat universal seperti
Saat ini konsep syariah telah
kearifan lokal, memberi manfaat bagi
memasuki bagian penting dari
masyarakat, dan unsur pembelajaran. Dengan
pertumbuhannya. Hal ini terlihat dengan
demikian bukanlah hal yang mustahil jika
terlihatnya konsep syariah di berbagai sisi
wisatawan muslim menjadi segmen baru yang
kehidupan mulai dari produk makanan dan
sedang berkembang di arena pariwisata dunia
minuman, keuangan, hingga gaya hidup.
(Kemenpar, 2015).
Sebagai tren baru gaya hidup, maka banyak
negara yang mulai memperkenalkan produk Dilihat dari faktor demografi, potensi
wisatanya dengan konsep halal dan Islami. wisatawan muslim dinilai cukup besar karena
Bahkan negara seperti Jepang, Australia, secara global jumlah penduduk muslim dunia
Thailand, Selandia Baru, dan sebagainya yang sangat besar seperti Indonesia, Malaysia,
notabene bukan negara mayoritas Brunei Darussalam, Turki, dan negara- negara
berpenduduk muslim turut membuat produk Timur Tengah dengan tipikal konsumen
wisata syariah (Kemenpar, 2015). berusia muda/usia produktif, berpendidikan,
dan memiliki disposable income yang besar.
Perkembangan konsep wisata syariah
berawal dari adanya jenis wisata jiarah dan Menurut Pew Research Center (kelompok
jajak pendapat di Amerika Serikat), bahwa
religi (pilgrims tourism/spiritual tourism).
jumlah penduduk muslim pada tahun 2010
Dimana pada tahun 1967 telah dilaksanakan
sebesar 1,6 miliar atau 23 persen jumlah
konferensi di Cordoba, Spanyol oleh World
penduduk dunia. Jumlah penduduk muslim
Tourism Organization (UNWTO) dengan
tersebut merupakan urutan kedua setelah umat
judul “Tourism and Religions: Contribution to
Kristiani sebesar 2,2 miliar atau 31 persen
the Dialogue of Cultures, Religions and
penduduk dunia (Worldaffairsjournal, 2015).
Civilizations” (UNWTO, 2011 dalam
Dan diperkirakan hingga tahun 2050,
Kemenpar, 2015). Wisata jiarah meliputi
aktivitas wisata yang didasarkan atas motivasi penduduk muslim mencapai 2,8 miliar atau 30
nilai religi tertentu seperti Hindu, Budha, persen penduduk dunia (Kemenpar, 2015).
Geopark Global Network-UNESCO, karena halal. Kepala Badan Promosi Pariwisata Daerah
kelemahan pada beberapa faktor yang berkaitan (BPPD) NTB Taufan Rahmadi mengatakan,
dengan dukungan masyarakat dan pemerintah pemerintah sudah menegaskan quick wins
daerah. Mandalika di sisi atraksi dengan mendukung
kegiatan tematik berunsur keislaman.
Selain itu, banyak unit bisnis yang telah
Rencananya akan dibuat masjid terbesar dan
berkembang dalam industri pariwisata Nusa
berunsur budaya NTB di sana. Ke dua,
Tenggara Barat (seperti: Trek Management,
penyelesaian persoalan lahan yang sedang
Trek Organizer, Hotel, Restaurant, Guide,
berlangsung proses hukumnya. Akan ada pula
Porter, cinderamata, kelompok kesenian, dan
zona halal di Mandalika sebagai
lain-lain) dan masyarakat masyarakat yang
bagian masterplan PT Indonesia Tourism
umumnya berada dalam keterbatasan ekonomi
Development Corporation (ITDC) yang salah
dan wawasan tersebut tetap diperlakukan
satunya pantai ramah Muslimah.
sebagai penonton. Andaipun mereka terlibat
secara langsung, maka keterlibatan mereka Pantai ramah Muslimah ini rencananya
hanya pada bagian atau bidang yang hanya akan memanfaatkan salah satu area di Pantai
dipandang dengan sebelah mata dan yang masih masuk kawasan milik Pemerintah
memperoleh tetesan nilai ekonomi yang sangat Provinsi NTB. Kawasan ini juga masih masuk
rendah. Idealnya, masyarakat diberikan dalam KEK Mandalika. Pantai ramah Muslim,
kesempatan untuk dapat merasakan lanjut Taufan, adalah layanan tambahan wisata
perkembangan pariwisata Nusa Tenggara Barat pantai khususnya bagi kaum hawa yang ingin
oleh pihak-pihak yang mengambil porsi besar nyaman dan terlindung auratnya saat
tersebut baik langsung maupun tidak langsung berkegiatan di pantai. Taufan menganalogikan
(Rusdan dkk, 2014). pantai ini seperti kolam renang untuk anak-anak
dan kolam untuk orang dewasa atau gerbong
Seperti yang diberitakan oleh
kereta khusus untuk perempuan. ''Ini semata-
http://gayahidup.republika.co.id/ 29 Maret 2016
semata pilihan memberi kenyaman kaum hawa
Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat
bagi yang memang membutuhkan, bukan
(NTB) tengah mempersiapkan pantai ramah
wisatawan perempuan. Ini merupakan bagian paksaan. Dari pembagian porsi kawasan pun
tambahan layanan opsional yang bisa diambil tidak memblokir seluruh pantai, hanya area
kehidupan sosial. Anggapan sebagian orang a. Memahami persepsi dan sikap masyarakat di
inilah yang cenderung menyebabkan NTB terhadap implementasi wisata syariah
masyarakat dalam NTB belum sepenuhnya di Nusa Tenggara Barat;
memberikan dukungan terhadap program b. Memahami faktor-faktor yang menyebabkan
pariwisata tersebut. Namun dengan berjalannya persepsi dan sikap masyarakat di NTB
waktu dan melihat jumlah kunjungan wisatawan cendrung apatis terhadap implementasi
ke Nusa Tenggara Barat yang semakin hari kian wisata syariah di Nusa Tenggara Barat; dan
banyak dengan segala dampaknya (positif c. Menentukan strategi atau pendekatan yang
maupun negatif) tentu saja akan mengubah cocok digunakan oleh pelaku usaha dan
persepsi dan sikap masyarakat di NTB tersebut pemerintah dalam upaya memperoleh
terhadap implementasi wisata syariah di Nusa dukungan dan keterlibatan masyarakat demi
Tenggara Barat. keberhasilan dalam implementasi
implementasi wisata syariah di Nusa
Berdasarkan kenyataan tersebut
Tenggara Barat.
diperlukan adanya kajian menyangkut persepsi
dan sikap masyarakat di NTB terhadap Hasil penelitian akan memberikan
implementasi wisata syariah di Nusa Tenggara manfaat yang sangat besar bagi banyak pihak
Barat guna mempermudah pendekatan kepada antara lain, yakni :
masyarakat dalam menyongsong implementasi a. membantu pihak-pihak yang memiliki
wisata syariah di Nusa Tenggara Barat. kepedulian (pemerintah, pelaksana program,
Berdasarkan latar belakang tersebut pelaku usaha kepariwisataan, LSM, dan
permasalahannya dapat dirumuskan sebagai stakeholders lainnya) dalam pengembangan
berikut : masyarakat, lingkungan, dan kepariwisataan
di Kota Mataram dan sekitarnya dalam
i. Persepsi dan sikap masyarakat di NTB
mendekati, membangun kesiapan, dan
cenderung apatis terhadap implementasi
memperoleh dukungan masyarakat;
wisata syariah di Nusa Tenggara Barat;
b. sebagai ajang penyebaran dan
ii. Strategi dalam mengatasi sikap apatis
pengembangan ilmu pengetahuan dalam
masyarakat NTB terhadap program
masyarakat akademik dan masyarakat
implementasi wisata syariah di Nusa
umum;
Tenggara Barat.
c. sebagai dasar bagi penelitian lanjutan yang untuk mengartikan perbuatan yang lebih dari
lebih komprehensif. sekedar mendengarkan, melihat, atau
merasakan sesuatu. Perspsi yang signifikan itu
ialah jika diperluas di luar jangkauan lima
KAJIAN TEORI
indra dan merupakan suatu unsur penting di
Persepsi dan Sikap
dalam penyesuaian perilaku manusia. Untuk
Persepsi merupakan suatu proses
memahami persepsi adalah terletak pada
dengan mana individu-individu
pengenalan bahwa persepsi itu merupakan
mengorganisasikan dan menafsirkan kesan
suatu penafsiran yang unik terhadap situasi,
indera mereka agar memberi makna kepada
dan bukan suatu pencatatan yang benar
lingkungan mereka (Robbin, 2003 dalam
terhadap situasi.
Rusdan dkk, 2014). Pada hakekatnya persepsi
adalah proses kognitif yang dialami seseorang Rusdan dkk (2014) mendefinisikan
dalam menafsirkan dan memahami informasi beberapa hal yang berhubungan dengan
tentang lingkungannya melalui panca indera Persepsi :
(penglihatan, pendengaran, penciuman,
• Persepsi Sosial merupakan suatu keadaan
perasaan dan penghayatan).
yang berhubungan langsung dengan
Persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang individu melihat dan
kegiatan memilih, menerima dan mengatur memahami orang lain
dan menginterpretasikan informasi yang ada • Atribusi didefinisikan sebagai suatu proses
untuk mendapat gambaran yang berarti bagaimana seseorang mencari kejelasan
terhadap obyek tertentu (Kusmaningrum dan sebab-sebab dari perilaku orang lain
Dian, 2009). Persepsi adalah proses dimana • Stereotype merupakan suatu proses dalam
individu memilih, mengorganisasi, dan menilai seseorang atas dasar keyakinan
mengartikan masukan informasi untuk individu tentang ciri-ciri atau sifat-sifat yang
menciptakan suatu gambarang tentang dimiliki oleh kelompok orang itu.
kehidupan (Saputra dan Samuel, 2013) • Peranan sikap dalam kehidupan manusia
Menurut Duncan dalam Rusdan dkk memungkinkan pemilihan perilaku yang
(2014), persepsi dapat dirumuskan dengan cukup mantap terhadap jenis obyek yang
pelbagai cara tetapi dalam ilmu perilaku dihadapi. Sikap akan memberikan penilaian
khususnya psikologi, istilah ini dipergunakan untuk menerima atau menolak obyek atau
produk yang dihadapi. Sikap adalah keadaan pengetahuan yang nantinya dapat membentuk
jiwa atau mental serta pikiran yang suatu keyakinan dan pendapat; adanya perasaan
dipersiapkan untuk memberikan tanggapan dan emosional yang berpengaruh untuk
terhadap suatu obyek, baik positif maupun bertindak; dan perilaku yang ditunjukkan
negatif. Dalam kegiatan pemasaran, pemasar dengan cara tertentu. Jadi ada tiga unsur utama
berusaha agar produk yang dipasarkannya yang terdapat dalam sikap yakni unsur kognitif,
ditanggapi positif oleh konsumen. afektif dan perilaku. Sikap dapat dihubungkan
• Sikap merupakan keadaan yang berlangsung dengan bentuk perilaku seseorang atas suatu
lama dan bukan bersifat sementara. Sikap peristiwa dapat menunjukkan perilaku positip
yang stabil dan konsisten membantu individu dan atau perilaku negative (Rusdan dkk, 2014).
untuk mengorganisir proses mental dan
Pengaruh Lingkungan Masyarakat
perilaku mereka. Sikap positif terhadap
terhadap Pemasaran
produk yang dipasarkan bukan berarti
Johnson (2002) menyatakan masyarakat
konsumen telah membeli produk tersebut,
adalah salah satu kekuatan lingkungan yang
melainkan sikap positif tersebut telah
memaksa perusahaan pemasaran untuk
membantu pemasar mengetahui penerimaan
mengikuti perubahan budaya dan nilai-nilai
konsumen terhadap produknya.
sosial, perilaku-perilaku, dan tradisi-tradisi yang
Menurut pendapat Robbin (2003) dalam
membentuk peradaban sebuah masyarakat.
Rusdan dkk (2014) bahwa sikap adalah
Faktor-faktor ini mempengaruhi pemasaran
pernyataan atau pertimbangan evaluatif, baik
dengan tiga cara penting. Pertama, trend sosial
yang menguntungkan atau tidak
dan budaya menghasilkan pengenalan produk
menguntungkan, mengenai objek, orang atau
baru dan praktik pemasaran baru. Pada masa ini
peristiwa. Sedangkan Keitner (2001) dalam
di Indonesia dan di seluruh dunia, tekanan
Rusdan dkk (2014) mengatakan bahwa sikap
waktu dan jarak dari orang tercinta menjadi isu
didefinisikan sebagai kecendrungan merespons
penting bagi masyarakat. Untuk itu internet,
sesuatu secara konsisten untuk mendukung atau
laptop dan telepon seluler saat ini disediakan
tidak mendukung dengan memperhatikan suatu
oleh perusahaan pemasaran sehingga orang
objek, orang atau situasi tertentu.
dapat tetap berhubungan dengan orang
Seseorang dapat menunjukkan sikap atas tercintanya dan bahkan rekan kerjanya
suatu peristiwa setelah adanya akumulasi dari dimanapun ia berada.
Kedua, produk baru dan aktivitas- Dari kedua pengertian di atas dapat
aktivitas pemasaran yang lain memiliki disimpulkan bahwa teori budaya konsumen
pengaruh pada tren sosial dan budaya. Produk adalah pemikiran para ahli pemasaran yang
hasil inovasi baru seperti sebuah kamera digital merupakan abstraksi dari kondisi empiris
dan televisi satelit memiliki dampak yang besar konsumen yang dilihat dari kondisi sosial dan
pada hidup kita. Seperti bagaimana pentingnya budaya yang berhubungan dengan perilaku
telepon selular bagi remaja-remaja yang aktif konsumen.
dalam kehidupan sosial. Iklan dan tehnik-tehnik
promosi yang lain juga turut mempengaruhi METODE PENELITIAN
perilaku dan nilai-nilai yang ada dalam Metode yang digunakan dalam
masyarakat kita (Johnson, 2002). penelitian ini adalah metode deskriptif dengan
menggunakan pendekatan sampel survey pada
Teori Budaya Konsumen sebagian populasi. Digunakannya metode
Arnould dan Thompson (2005) penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan
menyatakan bahwa “Consumer Culture Theory gambaran yang komprehensif tentang persepsi
is a marketing school of thought interested in dan sikap masyarakat Nusa Tenggara Barat
studying consumption choices and behaviours terhadap rencana implementasi wisata halal di
from a social and cultural point of view, as Nusa Tenggara Barat.
opposed to an economical or psychological one.
Data utama yang dibutuhkan dalam
It does not offer a grand unifying theory but penelitian ini berupa data primer yang
"refer to a family of theoretical perspectives that bersumber dari masyarakat Nusa Tenggara
address the dynamic relationships between
Barat. Selain itu, digunakan pula data skunder
consumer actions, the marketplace, and cultural yang dalam penelitian ini merupakan data
meanings". penunjang yang bersumber dari pelaku usaha
Selanjutnya Arnould (2006) menambahkan kepariwisataan di Nusa Tenggara Barat, serta
bahwa “Consumer culture is viewed as "social publikasi, laporan, dan dokumen lain yang
arrangement in which the relations between mendukung.
lived culture and social resources, between
Data dikumpulkan melalui wawancara
meaningful ways of life and the symbolic and
dengan responden (masyarakat) dan pihak
material resources on which they depend, are
pelaku bisnis kepariwisataan dengan
mediated through markets".
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
42
Lalu Adi Permana : Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Wisata Syariah
berpedoman pada daftar pertanyaan yang telah Variabel yang akan dianalisis meliputi
disusun. Sedangkan untuk data sekunder yang :
bersumber dari laporan dan publikasi lainnya,
• Persepsi yakni pandangan masyarakat
teknik pengumpulan data yang digunakan
Nusa Tenggara Barat terhadap
adalah dokumentasi.
keberadaan rencana implementasi wisata
Populasi dalam penelitian ini adalah syariah (wisata halal) di Nusa Tenggara
seluruh masyarakat Nusa Tenggara Barat di Barat dan program pengembangan
Pulau Lombok. Berdasarkan pertimbangan kepariwisataan di Nusa Tenggara Barat
luasnya wilayah, kesulitan medan secara yang diutarakan dalam bentuk pandangan
geografis, dan banyaknya jumlah penduduk, negatif hingga positif.
maka teknik sampling yang digunakan adalah • Sikap yakni penilaian masyarakat Nusa
purposive sampling, dan fokus pada Kota Tenggara Barat terhadap keberadaan
Mataram, Senggigi di Lombok Barat, Malaka rencana implementasi wisata syariah
di Lombok Utara, Sukarara dan Kuta di (wisata halal) di Nusa Tenggara Barat dan
Lombok Tengah, dengan pertimbangan program pengembangan kepariwisataan
konsentrasi kegiatan kepariwisataan yang lebih di Nusa Tenggara Barat, yang diutarakan
besar dan lebih banyak . dalam dalam bentuk suka-tidak suka atau
aparat (desa, dusun, RT), tokoh pemuda, tokoh persepsi dan sikap ini (dikutip dari Rusdan dkk
pendidikan, tokoh agama, dan tokoh (2014) yang meneliti tentang geopark Rinjani)
Skor Keseluruhan ∑
Indeks Persepsi dan sikap ∑/n
Selanjutnya, kriteria nilai atas persepsi dan sikap sesuai dengan tabel berikut:
Tabel 2
Kriteria Persepsi dan Sikap Masyarakat
No. Angka Indeks Sikap Persepsi
Diagram Kartesius yang digunakan untuk positif, netral, dan negatif, sebagaimana
menggambarkan hubungan persepsi dan dijelaskan dalam tabel berikut.
sikap dengan memperhatikan nilai-nilai
2
KUADRAN I KUADRAN IV
1
Sikap Masyarakat
-1
KUADRAN II KUADRAN III
-2 -1 0 1 2
Persepsi Masyarakat
Tabel 3
Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
1 20-25 29 29
2 26-30 31 31
3 31-35 21 21
4 36-40 7 7
5 >41 12 12
Total 100 100
Tabel 4
Karakteristik Responden Berdasarkan Tempat Tinggal
No Tempat Tinggal Jumlah Responden Persentase (%)
(orang)
1 Lombok Utara 20 20
2 Lombok Barat 15 15
3 Lombok Tengah 25 25
4 Lombok Timur 20 20
5 Mataram 20 20
Total 100 100
Sumber: data Primer Diolah
Berdasarkan tabel 4. di atas dapat dilihat bahwa Lombok yang memiliki banyak tempat wisata,
seperempat dari total responden adalah berasal sedangkan responden yang paling sedikit adalah
dari Lombok Tengah yaitu sebanyak 25 orang berasal dari Lombok Utara yaitu sebanyak 15
atau sebesar 25 persen. Ini dikarenakan Lombok orang atau 15 persen.
Tengah adalah salah satu kabupaten di Pulau
Tabel 5
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan
No Jumlah Persentase
Jenis Pekerjaan Responden (%)
(orang)
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
47
Amwaluna: Jurnal Ekonomi dan Keuangan Syariah Vol. 2 No. 1 January 2018 Page 34-53
1 Tokoh Pendidikan 15 15
2 Tokoh pemuda 10 10
3 Pelaku bisnis ( Pemilik hotel, restoran, pedagang, 40 40
trek organizer, porter, guider, dan lain-lain )
4 Aparat (desa, dusun, RT) 15 15
5 Tokoh Agama 10 10
6 Tokoh Masyarakat 10 10
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 5 di atas dapat dilihat bahwa sebagian restoran, pedagang, trek organizer, porter,
besar responden adalah masyarakat yang guider, dan lain-lain ) yaitu sejumlah 40 orang
berprofesi sebagai Pelaku bisnis ( Pemilik hotel, atau 40 %.
Tabel 6
Karakteristik Responden Berdasarkan Pendapatan
No Pendapatan Per Bln Jumlah Responden (orang) Persentas
e (%)
1 < Rp. 3.000.000 67 67
2 Rp. 3.000.000 – 5.000.000 23 23
3 Rp. 5.000.000 – 7.500.000 10 10
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 6 di atas dapat disimpulkan bahwa banyak sebesar < Rp. 3.000.000 sebanyak 67
responden yang paling banyak adalah responden orang atau sama dengan 67 %.
yang memiliki pendapatan perbulan paling
Tabel 7
Karakteristik Responden tentang implementasi wisata syariah di NTB
No Dimana Mendapat informasi tentang implementasi wisata Jumlah Persentase
syariah di NTB Responden (%)
(orang)
1 Koran Lokal 57 57
2 Internet 43 43
Total 100 100
Sumber: Data Primer Diolah
Dari tabel 7 di atas dapat Tenggara Barat seperti tercantum dalam tabel
disimpulkan bahwa responden yang berikut ini.
mendapat informasi tentang
Dalam tabel 3 tertera perhitungan indeks
implementasi wisata syariah di NTB
persepsi masyarakat terhadap rencana
yang paling banyak adalah responden
implementasi wisata halal di Nusa Tenggara
yang mendapat informasi tentang
Barat. Dari perhitungan didapatkan nilai indeks
implementasi wisata syariah di NTB di
persepsi sebesar 3.41. Sesuai dengan tabel
Koran Lokal sebanyak 57 orang sama
kriteria persepsi dan sikap masyarakat maka
dengan 57 % . sedangkan yang paling
diketahui hasil ini berada di kisaran 3,40 ≤ 4,20.
sedikit adalah yang mendapat informasi
Ini artinya masyarakat Nusa Tenggara Barat
tentang implementasi wisata syariah di
memiliki persepsi yang BAIK terhadap rencana
NTB di Internet sebanyak 43 orang
penerapan wisata halal di daerah ini.
dengan persentasi 43 %.
Setelah menganalisis persepsi masyarakat
Hasil Penelitian
tentang rencana implementasi wisata halal di
Persepsi Masyarakat Terhadap Rencana
Nusa Tenggara Barat maka selanjutnya perlu
Implementasi Wisata Halal di Nusa
dianalisis tentang sikap masyarakat terhadap hal
Tenggara Barat
yang sama. Dengan demikian diketahui apakah
Setelah dilakukannya survei maka didapat
persepsi yang BAIK tersebut berlanjut pada
sejumlah data mengenai persepsi masyarakat
sikap yang searah atau tidak.
terhadap implementasi wisata halal di Nusa
Tabel 3
Persepsi Masyarakat Terhadap Implementasi Wisata Halal Di Nusa Tenggara Barat
Persepsi Masyarakat
Aspek C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 Total
Rata-rata 3.36 2.19 3.63 3.75 3.89 3.6 3.26 3.13 3.94
Tabel 4
Sikap Masyarakat Terhadap implementasi wisata halal di Nusa Tenggara Barat
Sikap Masyarakat
Aspek D10 D11 D12 D13 D14 D15 D16 D17 D18 Total
Rata-
rata 3.71 3.96 3.9 3.54 3.83 3.66 3.11 3.27 3.83
Skor Keseluruhan ∑ 364.3611
Indeks sikap ∑/n 3.643611
Dari tabel 4 di atas diketahui bahwa nilai indeks Hubungan Persepsi Dan Sikap
sikap masyarakat Nusa Tenggara Barat adalah Masyarakat
3.64. Untuk mengukur positif atau tidaknya nilai Untuk menggambil kebijakan terhadap tim
tersebut maka perlu dimasukkan ke dalam tabel peneliti menggunakan Diagram Kartesius yang
kriteria sikap. Dari tabel kriteria sikap diketahui mampu menggambarkan hubungan persepsi dan
bahwa nilai 3.64 berada di kisaran 3,40 ≤ 4,20. sikap dengan memperhatikan nilai-nilai positif,
Ini artinya nilai indeks sikap masyarakat NTB netral, dan negatif. Dalam tabel berikut adalah
terhadap rencana implementasi wisata halal di bentuk dari Diagram Kartesius yang
daerahnya POSITIF. menunjukkan pertemuan antara rata-rata dari
nilai persepsi dan sikap masyarakat terhadap
Selanjutnya bila dibandingkan dengan indeks
rencana implementasi wisata halal di NTB.
persepsi maka diketahui bahwa persepsi dan
sikap masyarakat NTB terhadap rencana Dalam diagram Kartesius di atas terlihat rata-
implementasi wisata halal di industry pariwisata rata persepsi masyarakat di sumbu X dan rata-
NTB searah. Hal ini mengingat masyarakat rata sikap masyarakat di sumbu Y.
mempersepsikan penerapan wisata halal Persinggungan antara X dan Y dalam kasus
sebagai hal yang BAIK. Persepsi dan sikap Masyarakat terhadap
Rencana Penerapan Wisata Syariah di Nusa
Online ISSN : 2540-8402 | Print ISSN : 2540-8399
50
Lalu Adi Permana : Persepsi dan Sikap Masyarakat Terhadap Wisata Syariah
Tenggara Barat ternyata terdapat di kuadran IV. sejalan, dalam artian bahwa masyarakat NTB
Kuadran ini menunjukkan aspek yang menganggap rencana tersebut BAIK dan
dipersepsikan dan disikapi tinggi, perlu bersikap POSITIF terhadap rencana tersebut.
kebijakan yang mempertahankan sikap dan Dari saran-saran yang dijaring oleh tim peneliti
persepsi. diketahui bahwa masyarakat NTB ingin
mempercepat dilaksanakannya wisata halal di
Pembahasan
daerahnya. Hal ini menunjukkan kesadaran
Dari indeks persepsi dan sikap diketahui bahwa
masyarakat NTB akan dampak positif dari
masyarakat Nusa Tenggara Barat baik
model pariwisata tersebut.
masyarakat umum maupun masyarakat penggiat
pariwisata memiliki visi yang sejalan dengan
apa yang akan dijalankan oleh pemerintah
provinsi NTB. Ini diketahui dari hasil penelitian
yang menunjukkan bahwa persepsi dan sikap
Gambar 2.
Diagram Kartesius Persepsi dan sikap Masyarakat terhadap Rencana Penerapan Wisata Syariah
di Nusa Tenggara Barat
Dari analisis Diagram Kartesius NTB yaitu Islam. Untuk pengambil keputusan
diketahui bahwa hasil rencana penerapan wisata dalam hal ini Pemerintah NTB harus membuat
halal dipersepsikan dan disikapi sangat tinggi ini kebijakan yang searah dengan hasil tersebut
mengingat hubungan antara wisata halal tersebut yaitu membuat kebijakan yang
dengan agama mayoritas yang dianut warga
memiliki persepsi yang BAIK terhadap rencana retrospect and prospect, . European
penerapan wisata halal di daerah ini. Masyarakat Advances in Consumer Research 7 (1):
Nusa Tenggara Barat memiliki sikap yang POSITIF 605–607.
terhadap rencana penerapan wisata halal di daerah Arnould, E. J.; and Thompson, C. J. (2005),
ini. Dari diagram Kartesius diketahui bahwa Consumer culture theory (CCT): Twenty
hasil rencana penerapan wisata halal Years of Research, Journal of Consumer
dipersepsikan dan disikapi sangat tinggi oleh Research 31 (4): 868–882
Masyarakat NTB
Johnson, E. M., (2002) Fundamentals of
Untuk pengambil keputusan dalam hal ini Marketing, Fourth Edition, American
Pemerintah NTB harus membuat kebijakan Management Association
yang mempertahankan persepsi dan sikap itu
Kementerian Pariwisata RI, (2015) Laporan
tetap BAIK dan POSITIF. Dengan membuat
Akhir Kajian pengembangan wisata
kebijakan yang konkrit terkait dengan
Syariah
implementasi pariwisata halal, sehingga tidak
Kotler, P. dan Armstrong, G., (2008), Principles
sekedar pada tataran hukum atau peraturan
of Marketing, Prentice Hall Inc., Upper
daerah. Selain itu sosialisasi perlu dipercepat
Saddle River, New Jersey.
sehingga masyarakat paham bagaimana wisata
halal tersebut akan diterapkan. Kotler, P. (2003), Marketing Management, 11th
ed, New Jersey: Prentice Hall
International Inc.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2015) Kotler, P. dan Armstrong, G. (2001). Principle
Kusmaningrum dan Dian. (2009). Saputra, Rico dan Samuel Hatane. (2013).
PersepsiWisatawan Nusantara terhadap Analisis Pengaruh Motivasi, Persepsi
Daya Tarik di Kota Palembang. Sikap Konsumen Terhadap Keputusan
Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada Pembelian Mobil Daihatsu Xenia di
(Tesis). Sidoarjo. Jurnal Manajemen Pemasaran
Vol. 1 No.1 hal. 1-12.
Rusdan dkk (2014), Persepsi dan Sikap
Masyarakat Lingkar Gunung Rinjani Schiffman, Leon. dan Kanuk, Leslie Lazar.
Terhadap Industri Pariwisata (Suatu (2008) Perilaku Konsumen (edisi
Upaya Menyongsong Rinjani sebagai ketujuh). PT. Indeks, Jakarta.
Geopark Dunia), Laporan Penelitian,
Magister Manajemen, Univ. Mataram
1) e