Anda di halaman 1dari 13

No Komponen

1. Judul
Reviewer I Reviewer II
Judul sudah baik yang ringkas dan jelas Judul perlu disempurnakan industri Wisata Halal di
sehingga mudah dipahami. Sulawesi Tengah Era Society 5.0: Potensi dan Prospek

Hasil revisi

2. Latar Belakang
Latar belakang belum ditulis dengan baik, Kurang tajam pada dasar pemikitan tentang industri
baru sekedar menginggung wisata, tetapi Wisata Halal di Sulawesi Tengah Era Society 5.0:
ada permasalahan apa dengan wisata
halal saat ini sehingga memotivasi peneliti
melakuakn penelitain ini belum dijelaskan.
Jadi perlu ada masalah sehingga perlu
dilakukan penelitian ini. Kalau tidak ada
masalah, maka tidak perlu penelitian.
Hasil revisi

3. Rumusan Masalah
Rumusan masalah sudah memadai, Sesuaikan dengan judul yang akan diteliti
tetapi belum menyinggung aspek halal
nya. jadi bagaimana menjawab masalah
nanti
Hasil revisi

3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian apa hanya memetakan? Sesuaikan rumusan masalahnya
seharusnya tujuan penelitian harus
berkontribusi terhadap pengetahuan dan
juga dunia praktis, sehingga ada
manfaatnya
Hasil revisi

4. Kajian Penelitian Terdahulu


kajian penelitian sebelumnya sudah Perlu ditambahkan hasil penelitian Kajian Penelitian
memadai tetapi belum menjelaskan Terdahulu yang relevan
bagaimana penelitian terdahulu terkait
dengan penelitian ini
Hasil revisi

5. Konsep atau Teori relevan (yang akan digunakan dalam analisis)


konsep dan teori yang relevan sudah Perlu ditambahkan hasil penelitian Kajian Penelitian
memadai dan baik Terdahulu yang relevan
Hasil revisi

6. Metode dan Teknik Pengumpulan Data


Sesuaikan dengan Metode dan Teknik Pengumpulan
Datanya
Hasil revisi

7. Rencana Pembahasan
Rencana pembahasan sudah memadai Tambahkan hsil-hasil penelitian yang relevan Rencana
Pembahasan
Hasil revisi

8 Pustaka Acuan / Bibliografi


Hasil Revisi
JUDUL PROPOSAL PENELITIAN
Pada proposal ini berjudul sebagai berikut:
“Industri Wisata Halal di Sulawesi Tengah Era Sociaety 5.0: Potensi dan Prospek”

LATAR BELAKANG
Revolusi industri 4.0 telah banyak merubah perilaku kehidupan manusia.
Berbagai lini kehidupan bergesar disebabkan pengaruh globalisasi tekhnologi yang
menerobos sekat dimensi manusia yang akhirnya secara massif telat terbentuk revolusi
masyarakat. Sekarang lahir sebuah kolaborasi antara cyberspace (dunia virtual) dan
physical space (dunia nyata) yang dikenal Society 5.0. Konsep ini lahir untuk
menanggapi fenomena akibat RI 4.0 yang mengubah tatanan dunia dan perilaku
manusia yang kehidupan yang lebih baik (positif) maupun cenderung ke kehidupan
yang lebih buruk (negative) (Halifa Haqqi, 2019)
Sektor Pariwisata salah satu sektor terdampak atas kejenuhan kehidupan
masyaralat sehingga masyarakat meluangkan waktu untuk berlibur berbagai belahan
dunia termasuk destinasi Indonesia. Pada tahun 2017 sektor pariwisata yang bernilai US
$121 miliar, 10.2% diserap oleh pengunjung Muslim yaitu sebesar 131 juta.
Diperkirakan pada tahun 2026 jumlah pengunjung mulsim akan meningkat menjadi 230
juta, dengan perkiraan pengeluaran dari US$ 300 miliar. Meskipun sebagai besar
kedatangan dari ke negara-negara anggota Organisasi Kerjasama Islam (OKI), namun
perjalanan oleh Muslim ke nagara non Muslim diahrapkan meningkat selama priode
yang diperkirakan (GMTI 2022.) Global Muslim Travel dalam laporan pada tahun 2022
bahwa kesiapan 138 tujuan mengenai seberapa siap mereka memanfaatkan pasar
perjalanan muslim untuk pemulihan setelah pandemic covid 19 mereda. Versi Global
Muslim Travel Index 2022, Indonesia telah raih peringkat dua sebagai negara teramah
muslim travelers dunia. (Puspaningtyas & Zuraya, 2022)
Penobatan Indonesia sebagai peringkat ke 2 sebagai daerah Daerah Tujuan
Wisata (DTW) menjadi peluang di masa akan datang terkhusus Provinsi Sulawesi
Tengah. Sulawesi Tengah memiliki potensi pengembangan pariwisata yang sangat
signifikan prospek ke depan. Kawasan strategis memperlihatkan aspek budaya, sosial
dan agama yang sangat kental di masyarakat Sulawesi Tengah. Aspek budaya,
masyarakat Sulawasi Tengah masih sangat memelihara budaya, menjaga kearifan lokal
dengan masih terliahtnya pelaksanaan ritual budaya setiap momen aktivitas
kesehariannya. Aspek sosial, penduduk Sulawesi tengah merupakan kolaborasi berbagai
suku merbaur dalam kumpulan masyarakat. Berbagai suku terutama suku bugis
bercampur suku kaili, suku asli Sulawesi Tengah.
Kemudian, keragaman agama di Sulawesi Tengah tidak ada yang mendominasi
karena berbagai agama tumbuh seiring perkembangan masyarakat. Islam, Kristen,
Hindu maupun kepercayaan lainnya hidup berdampingan sehingga Sulawesi Tengah
menjadi contoh kota moderasi beragama. Kemudian ketokohan Tuan Guru Sis Al-Jufri
sebagai tokoh nasional menjadi daya tarik terutama setiap tahun diadakan haul akbar
yang didapat ikut serta dari masyarakat lokal maupun mancanegara.
Halal tourismnya sangat signifikan berpotensi. Pengembangan pariwisata
nasional tidak hanya semata mendapatkan keuntungan, akan tetapi menjaga kearifan
lokal dan pemberdayaan masyarakat lokal yang ramah terhadap wisatawan muslim.
Basis pelayanan berstandar halal Muslim misalnya keterjaminan keamanan penginapan,
minuman dan makan halal thayyib termasuk tidak terkontaminasi yang inggriedent
haram, public swimmingpool yang terpisah antara laki-laki dan perempuan.
Keterjaminan keamanan yang diberikan pengelola memberikan kepuasan dan kesan
tersendiri oleh para wisatawan, karena kepuasan yang dimiliki tentu menjadi faktor
keberlanjutan pariwisata untuk berkunjung lagi ke tempat tersebut.(Soeroso, 2022)
Potensi-potensi yang dimiliki Sulawesi tengah tidak membawanya dalam
penetapan kesepuluh provinsi di Indonesia oleh Kementerian Pariwisata sebagai
destinasi wisata halal. Provinsi tersebut yakni Aceh, kepulauan Riau, Sumatera Barat,
DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat,
dan Sulawsei Selatan (Setiawan, n.d.) Oleh karena itu, perlu penelusuran potensi dan
prospek pariwisata halal di Sulawesi Tengah.

RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana potensi pariwisata halal di Sulawesi Tengah?
2. Bagaimana prospek pariwisata halal di Sulawesi tengah?

TUJUAN PENELITIAN
1. Untuk memetakan potensi-potensi pariwisata halal di Sulawesi tengah.
2. Untuk mendeskripsikan prospek pariwisata Halal di Sulawesi Tengah.

KAJIAN TERDAHULU
Penelitian khusus objek potensi dan prospek pariwisata halal di Sulwesi Tengah
sepanjang penelusuran belum ditemukan. Namun telah berbagai peneliti mendahului
penelitian ini yang memiliki kesamaan variable potensi dan propek pariwisata halal
antara lain:
1. Aan Jaelani, Edy Setyawan dan Nursyamsuddin dengan judul penelitian Religi,
Budaya dan ekonomi Kreatif, al-Mustshfa, vo 2, No. 2 2017, Kajian menegaskan
aktivitas pariwisata termasuk sentral religi, budaya dan ekonomi kreatif. Tulisan
ini memposisikan Cirebon sebagai destinasi bagi pengembangan wisata halal
yang sentra industri pariwisata di masa datang.
2. Devitasari, Muhammad Iqbal Fasa, dan Soeharto. Analisis Pengemabngan
Wisata Halal dalam prodek Membantu Meningkatkan Perekonomian di
Indonesai, Jurnal Bina Bangsa Ekonomika, Vol 15 No 1 Februari 2022.
Penelitian ini membahas mengenai pengembangan wisata halal guna
meningkatkan perekonomian Indoensia. . Bahwa aktiviats periwisata terkoneksi
antara perilaku dan pelaku ekonomi misalnya adanya terdapat pelaku
masyarakat sebagai konsumen, perusahaan sebagai penyedia jasa, dan negara
sebagai regulator. Ekonomi Islam menganggap semua kegiatan ekonomi tidak
dapat dipisahkan dari tiga pilar konsep ekonomi Islam berupa kepemilikan harta,
pengelolaan dan pemanfaatan harta, dan distribusi harta.
3. Aan Jaelani, Ha;a; Tourism Industry In Indonesia: Potential and prospects, 2017.
Hasil penelitian Pariwisata halal di Indonesia memiliki prospek ekonomi yang
baik sebagai bagian dari industri pariwisata nasional. Selain bertujuan aspek
material dan psikologis bagi wisatawan itu sendiri, juga wisatwan memiliki
kontribusi dalam peningkatan pendapatan pemerintah. Wisata yang dibangun
untuk semua masyarakat, umumnya bersifat inklusif bagi semua wisatawan
(Muslim dan Non Muslim). Dengan dasar implementasi prinsip-prinsip syariah
termasukkeseluruh wisatawan maupun lingkungan sekitranya. Karena itu, untuk
mewujudkan Indonesia sebagai kiblat wisata halal dunia, maka strategi
pengembangannya diarahkan pada pemenuhan indeks daya saing pariwisata
sebagai indikator-indikator utamanya, antara lain melakukan pembenahan
infrastruktur, promosi, penyiapan sumber daya manusia, khususnya peningkatan
kapasitas pelaku usaha pariwisata.
4. Fauzatul Layli Nisa, Pengembangan wisata halal di jawa Timur dengan Konsep
Smart Toursm 2022. Hasil penelitian ini mendalami pengembangan wisata halal
di Jawa Timur yang telah memanfaatan konsep smart tourism dengan unsur
informativeness, accessibility interactivity, serta personalization.
5. Nouvanda hamdan Saputra, Lusi Kholisiah, dan erda Nurani, Potensi dan
Prospek Wisata Syariah dalam Meningkatkan Daerah (Studi Kasusu : Kota
Bandung), Jurna Pariwisata, Hasil penelitian menunjukkan diplomasi public
Indonesia dengan menampilkan diri sebagai destinasi wisata syariah yang
dianggap dapat mengarik kunjungan wisatawan mancanegara termasuk menarik
investasi. Salah satunya Kota Bandung menajdikan wisata halal sebagai modal
peningakatan daerah sektor pariwisata.
6. Alwafi Ridhi Subarkhah, Potensi dan Prosepek Wisata Halal dalam
meningkatkan Ekonomi daerah (Stud Kasus Nusa Tenggara Barat). Jurnal
Sospol, Vol 4 No 2 2018. Hasil penelitian menujukkan bahwa potensi pariwisata
halal sangat besr termasuk NTB dengan melakukan introducting, increasing
positive appreciation, engaging, influencing

KONSEP DAN TEORI YANG RELEVAN.


Pariwisata identik dengan kata Travel dalam Bahasa Inggris yang bermakna
perjalanan dari satu tempat ke tempat lain yang dilakukan berulang kali untuk
mendapatkan kepuasan (Supriono, 2010) Berulang kalinya wisatawan tergantung sifat
atau bckground minat dimilikinya bisa jadi wisatawan modern idealis, atau modern
materialis, tradisional idealis maupun tradisional materialis.(Kusumaningrum, 2009)
Penelitian yang dikutip oleh Jaelani dkk yakni Sharpley dan Sundaram bahwa
alasan untuk meningkatkan tren perjalanan ini dari berrbagai negara akibat materialism
berlebihan, sekularisme, stres, pemansasn global, kemiskinan dan pengalaman pribadi,
yang menyebabkan orang mencari “kebenaran” , peningkatan fundamentalisme, fasilitas
transportasi yang baik, akomodasi hotel, dan juga fatwa pariwisata agama menjadi
motivasi sangat penting di bagian dunia, sehingga era modern pertumbuhan travel
termotivasi alasan rohani sangat tepat (Jaelani, 2017)
Daya tarik wisata menjadi destinasi sangat tergantung pada 3 faktor utama
antara lain: Atraksi, aksesibiliti, dan amenitas. Atraksi yakni tempat yang memberikan
nuansa indah, iklim atau tempat bersejarah ataupun tempat tersebut menyelenggaran
sesuatu yang dapat manarik wisatawan datang berkunjung. Mudahnya terjangkau
tempat tersebut baik dari sisi jarak dekat atau ketersediaan transportasi. Tak kalah
pentingnya destinasi wisata itu, tersedianya fasilitas-fasilitas yang menunjang
keberadaan selama pengunjung berada ditempat mislanya tempat penginapan, tempat
makan, jaringan komunikasi, ketersediaan anjungan tunai mandiri (ATM) atau alat
semacamnya (A.J, 2009)
Komponen pengembangan suatu wisata sangat ditentukan beberapa hal antara
lain Atraksi, promosi dan wisata, pasar wisata, transportasi dan masyarakat di lokasi
wisata (A.J, 2009) . Keterkaitan antara objek wisata, wisatawan, penyelenggara wisata
maupun sarana prasarana menjadikan modal pengembangan pariwisata memiliki
prospek yang baik. Wisatawan muslim tentu tidak hanya aksesbilitas dan amanitas, tak
kalah pentingnya wisata yang dituju memiliki syarat kesesuaian syariah atau prinsip-
prinsip ekonomi Islam. Setiap aktivitas manusia selain kepuasan (satisfaction),
kemaslahatan terhadap apa yang dilakukan. Sebagai contoh tepat wisata tidak merusak
sumber daya alam, halal, thayyib, fasilitas layanan dan sarana prasarana yang halal.
Mengingat pariwisata erat kaintannya jasa pelayanan yang lebih mengarah kepada
kemampuan memberikan service yang memuaskan, mampu memberikan “sesuatu”
selain hospitality. (I Putu Anom dan I Gusti Agung Oka Mahagangga, 2019)
Pengembangan pariwisata dikenal skema 5A yakni attractions (atraksi),
accessibility (akses), amenities, (aminat), available packages, activities (aktivitas),
ancillary services (pelayanan). Namun wisatawan muslim perlu terpenuhi unsur halal.
Pengembangan yang aman bagi muslim 5A plus 1H. Mengingat prospek muslim
travelers di masa akan datang semakin meningkat baik di negara muslim maupun negara
non muslim.
Kriteria pengembangan pasar wisata muslim sekaligus tetap mempertimbangkan
tren masyarakat, GMTI menetapkan model ACES dalam mendorong ekosistem
pariwisata berkelanjutan, yakni:
1. Access (akses) bermakna kemudahan akses sebelum dan saat berada di loka
wisata. Wisatawan tentu menginginkan kemudahan termasuk konektivitas
udara, konektivitas darat, persyaratan visa, dan infrastruktur transportasi di
tempat tujuan. Dengan adanya gangguan akibat pandemi, terdapat beberapa
penyesuaian untuk penilaian skor seperti konektivitas udara, infrastruktur
transportasi, dan berbagai penyesuaian lainnya.
2. Communication (Komunikasi). Pengembangan infstruktur dan pengalaman
yang dialami oleh wisatawan muslim tentu akan menbuka kembali
wisatawan ke lokasi tersebut. Misalnya adanya pemasaran yang apik dari
pengelola. Wisatawan menikmati liburan dengan menjangkau pasar Muslim
melalui konten online  digital, panduan pengunjung Muslim, media, dan
aktivasi jangkauan pemasaran lainnya. Kesadaran Pemangku Kepentingan
mengukur kesadaran pasar Muslim dan upaya sebuah destinasi wisata halal
dalam meningkatkan kesadaran.
3. Environment (Lingkungan) . Wisata halal salah satu hal yang harus
diperhatikan mengenai ramah lingkungan dengan selalu melakukan
mengevaluasi kenyamanan, keamanan, dan kemudahan praktik ibadah bagi
wisatawan Muslim saat bepergian. Jadi perlu penanaman kesadaran kepada
pelaku pariwisata termasuk kesadaran pengnjung. Dengan meningkatnya
kesadaran dan minat wisatawan dalam menjaga lingkungan, tahun ini, sub-
kriteria baru “Keberlanjutan” diperkenalkan ke dalam kerangka ACES.
4. Services(Layanan). Pandemi menyebabkan layakan pariwisata terhenti
kurang lebih 2 tahun. Kriteria layanan mengevaluasi ketersediaan layanan
ramah Muslim sebagai inti dari wisata halal. Sebagian besar layanan, seperti
sektor restoran halal, mengalami pemberhentian pada tahun 2020 dan 2021.
Oleh karena itu, data tahun 2019 diambil sebagai acuan untuk beberapa
subkriteria dalam kategori ini. Diperkirakan GMTI 2023 akan dapat
menyediakan keadaan aktual dari pembukaan kembali berbagai layanan ini
setelah pandemi. Sub kriteria dalam kriteria Services yaitu restoran halal,
fasilitas ibadah, hotel, dan pengalaman unik
Selain ACES, dalam layanan wisata halal Indoensia mengacu pada extension of
service dengan mengusung tiga konsep, yaitu Need to have, Good to have, Nice to
Have (Kemenparekraf RI, 2022). Karena faktor terpenting dalam pertimbangan
perjalanan wisata ketersediaan layanan ramah muslim. Menurut Medic dan Middleton
dalam kutipan jaelani dkk’, bahwa pariwisata konsep perjalanan yang mencakup
berbagai pertimbangan sosial, perilkau, ekonomi, poliyik, budaya, dan lingkungan
termasuk agama. (Overview, 2020)
Oleh karena itu, pengembangan sektor pariwisata terkoneksi, berkesinambungan
untuk melakukan matching dan adjustment antara supply dan demand kepariwisataan
demi ketercapain misi visi pengembangannya (Nuryanti, 1994). Sebagaimana UU No.
25 Tahun 2000 tentang program Pembangunan Nasional, maka tujuan pembangunan
pariwisata adalah: (a) mengembangkan dan memperluas diversifikasi produk dan
kualitas pariwisata nasional, (b) berbasis pemberdayaan masyarakat, kesenian dan
sumber daya (pesona) alam lokal dengan memerhatikan kelestarian seni dan budaya
tradisional serta kelestarian lingkungan hidup setempat, dan (c) mengembangkan serta
memperluas pasar pariwisata terutama pasar luar negri. (UU RI No 10 2009 tentang
Kepariwisataan).
Abdul Shahib al-Sharky mengungkapkan bahwa implementasi wisata halal
harus memenuhi poin kebangkinan budaya dan penebarang nilai-nilai Islam, wisata
syariah harus mendatangkan keuntungan ekonomi masyarakat, dan upaya wisata halal
menguatkan kepercayaan diri dan identitas muslim atas anggapam stereoptip negative
disbanding kevudayaan dan gaya hidup budaya lain.(Devitasari et al., 2022)
Pasar halal tourism cukup prospektif dan akan terus berkembang, apalagi
Indonesia sebagai negara berpenduduk Muslim terbesar di dunia memiliki potensi
sangat tinggi untuk menjadi pemain global dengan menjadi tujuan wisata halal terfavorit
kelas dunia. Penelitian Dimyati mengambarkan wisata Muslim dalam suatu perjalanan
wisata memiliki pengeluaran yang sangat tinggi. Dapat dibayangkan uang yang
dihabiskan wisatawan Muslim di dunia pada tahun 2011 mencapai 126 milyar dolar AS
atau setara Rp. 1.222,1 triliun. Angka ini dua kali lebih besar dari seluruh uang yang
dikeluarkan oleh wisatawan Cina yang mencapai 65 dolar AS atau setara Rp 630 triliun.
(Muhajarah & Hakim, 2021) Potensi halal tourism peluang begitu besar terutama
keteguhan kepercayaan dan keberagamaan penduduk masyarakat Indonesia yang
mayoritas muslim, sehingga patut menjamin muslim friendly, menjadi ketersediaan
pelayanan berbasis standar halal muslim. Halal tourism dinilai differentiation produk
dalam industry wisata.
Potensi-potensi tersebut dapat menolong terjadinya pertumbuhan ekonomi
Indonesia walau disisi lain tidak terlepas tantang intenal maupun eksternal. Sudut
pandang eksternal antara lain negara pesaing yang telah memberlakukan halal tourism
seperti korea yang telah mencanangkan food halal atau jepang menarik wisatawan lewat
promosi fashion syariah. Kemudian secara internal, tantangan yang dihadapi masih
rendahnya kesadaran halal walau notabene mayoritas muslim dalam sektor pariwisata.
(Fathoni, 2020). Oleh karena itu, perlu adanya jaminan kehalalan yang ditawarkan
pelaku pariwisata.

METODE PENELITIAN
Penelitian lapangan (field research) ini termasuk penelitian bersifat kualitatif deskripsi
analisis, karena mengambarkan data deskriptif dengan menalaah lebih dalam secara
natural. Dalam pengumpulan datanya menggunakan observasi, wawancara maunpun
dokumentasi. Analsisi data dengan melakukan reduksi data, display data dan verivikasi
data. Selanjutnya penelitian tidak tidak luput pengecekan keabsahan data dengan
metode triangulasi data sebagai kevalidan dan reabilitas data yang dikumpulkan.
RENCANA PEMBAHASAN
Rencana pembahasan pada penelitian ini dipaparkan oleh peneliti, dengan
mengikuti tahapan sebagai berikut:
1. Tahapan awal pada penelitian ini, dimana Peneliti menetapkan lokasi penelitian
di Sulawesi Tengah yang secara fokus pada lokasi-lokasi yang teridentifikasi
masuk pada kategori wisata yang bertujuan untuk dilakukan pada tahapan
berikutnya akan dilakukan upaya pemetaan potensi dan peluang pengembangan
industry wisata halal di Kawasan Sulawesi Tengah.
2. Tahapan kedua dalam penelitian ialah mempersiapkan instrument-nstrumen
penelitian berupa pedoman wawancara, yang Langkah selanjutnya adalah
melakukan Langkah validasi terhadap intrumen penelitian dengan tekhnilk
trianggulasi pada sumber dan data yang akan diteliti.
3. Tahap ketiga pada penelitian ini, melakukan observasi di lokasi penelitian dan
uji instrument penelitian.
4. Tahap keempat ialah peneliti melakukan pemetaan lapangan terkait objek
penelitian.
5. Tahapan kelima adalah melakukan penelitian berdasarkan instrument yang telah
ditetapkan sebelum tahapan ini, pada tahapan ini juga diperlukan pengembangan
instrument penelitian.
6. Tahapan keenam melakukan uji trianggulasi terkait sumber, data, dan proses
untuk proses pengecekan keabsahan data atau hasil penelitian.
7. Tahap akhir pada penelitian ini adalah menyusun laporan hasil penelitian dan
melaporkan hasil penelitian.

WAKTU PELAKSANAAN

Tahun 2023
No Jenis Kegiatan
Jan Feb Mar April Mei Juni
1 Pemetaan objek penelitian ֍
2 Observasi lanjutan ֍
3 Persiapan Instrumen ֍
4 Seminar Proposal/Penilaian Proposal ֍
5 Penyempurnaan Instrumen ֍
6 Inventarisasi hasil berupa data ֍
7 Olah, reduksi, pengecekan Keabsahan ֍
Data yang diperoleh
8 Menyusun Draft Laporan Penelitian ֍
9 Penyusunan Laporan Penelitian ֍
10 Menyetor hasil penelitian ֍
RENCANA PENGGUNAAN ANGGARAN
Rencana penggunaan anggaran pada penelitian ini adalah sebesar Rp.
40.250.000 (empat puluh juta dua ratus lima puluh ribu rupiah) yang secara rinci kami
paparkan pada proposal rencana penggunaan anggran namun pada bagian ini secara
garis besar kami sampaikan sebagai berikut:

No Item Jumlah
.
1. Operasional persiapan sebelum Penelitian Rp. 14.414.500
2. Opersional Pelaksanaan Penelitian Rp. 15.886.500
3. Operasional penggunaan setelah Penelitian Rp. 9.949.000
Total Rp. 40.250.000

ORGANISASI PELAKSANAAN PENELITIAN


Ketua Peneliti
No. Identitas
1. Nama Lengkap : Siti Aisya
2. NIDN : 0912038003
3. Jenis Kelamin : Perempuan
4. Tempat/ tanggal lahir : Palu, 12 Maret 1980
5. Asal perguruan tinggi : UIN Datokarama Palu
6. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
7. Program studi : Ekonomi Syariah
8. Bidang keilmuan : Ekonomi Islam
9. Posisi dalam Penelitian : Ketua Panitia
Anggota Peneliti
No. Identitas
1. Nama Lengkap : Nur Syamsu
2. NIDN : 2007058601
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Tempat/ tanggal lahir : Kalosi, 07 Mei 1986
5. Asal perguruan tinggi : UIN Datokarama Palu
6. Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
7. Program studi : Ekonomi Syariah
8. Bidang keilmuan : Ekonomi dan Bisnis Islam
9. Posisi dalam Penelitian : Anggota

DAFTAR PUSTAKA
A.J, M. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. PT Rajagrfindo Persada.
Devitasari, Fasa, M. I., & Soeharto. (2022). Analisis Pengembangan Wisata Halal
Dalam Prospek Membantu Meningkatkan Perekonomian Di Indonesia. Jurnal
Bina Bangsa …, 15(01), 130–139.
http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/129%0Ahttps://
jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/download/129/96
Fathoni, M. A. (2020). Potret Industri Halal Indonesia: Peluang dan Tantangan. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 428. https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1146
GMTI 2022.pdf. (n.d.).
Halifa Haqqi, H. W. (2019). Revolusi Industri 4.0 ditengah society 5.0 + sebuah
integrasi ruang, terobosan teknologi dan transformasi kehiudpan di era dsirupsi,.
I Putu Anom dan I Gusti Agung Oka Mahagangga. (2019). Handbook Ilmu Pariwisata:
Karakter dan prospek. Kencana.
Jaelani, A. (2017). Munich Personal RePEc Archive Halal tourism industry in
Indonesia: Potential and prospects. MPRA Paper, 76237, 1–20.
Kusumaningrum, D. (2009). Persep Wisatawan Nusantara Terhadap Daya tarik Wisata
di palembang. Universtitas Gajah mada.
Muhajarah, K., & Hakim, L. (2021). Promoting Halal Tourism: Penggunaan Digital
Marketing Communication dalam Pengembangan Destinasi Wisata Masjid. Al-
Muttaqin: Jurnal Studi, Sosial, Dan …, 02(01), 34–42.
http://staisam.ac.id/jurnal/index.php/almuttaqin/article/view/35
Overview, S. (2020). 1 RELIGI, BUDAYA DAN EKONOMI
KREATIF_mustashfa_2017.pdf. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Islam, 2(2), 1–23.
Puspaningtyas, L., & Zuraya, N. (2022). Indonesia Raih Peringkat Dua Global Muslim
Travel Index 2022. Republika.Co.Id, Jakarta.
Setiawan, B. (n.d.). 10 provinsi jadi Destinasi Wisata Halal di Indonesia,.
https://travel.tempo.co/read/1175543/10-provinsi-jadi-destinasi-wisata-halal-di-
indonesia
Soeroso, A. (2022). Manajemen Pariwisata Berkualitas. STARPRAM PRESS.
Supriono, S. (2010). Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Tananuli.
Fathoni, M. A. (2020). Potret Industri Halal Indonesia: Peluang dan Tantangan. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 428. https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1146

A.J, M. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. PT Rajagrfindo Persada.


Devitasari, Fasa, M. I., & Soeharto. (2022). Analisis Pengembangan Wisata Halal
Dalam Prospek Membantu Meningkatkan Perekonomian Di Indonesia. Jurnal
Bina Bangsa …, 15(01), 130–139.
http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/129%0Ahttps://
jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/download/129/96
GMTI 2022.pdf. (n.d.).
Halifa Haqqi, H. W. (2019). Revolusi Industri 4.0 ditengah society 5.0 + sebuah
integrasi ruang, terobosan teknologi dan transformasi kehiudpan di era dsirupsi,.
I Putu Anom dan I Gusti Agung Oka Mahagangga. (2019). Handbook Ilmu Pariwisata:
Karakter dan prospek. Kencana.
Jaelani, A. (2017). Munich Personal RePEc Archive Halal tourism industry in
Indonesia: Potential and prospects. MPRA Paper, 76237, 1–20.
Kusumaningrum, D. (2009). Persep Wisatawan Nusantara Terhadap Daya tarik Wisata
di palembang. Universtitas Gajah mada.
Muhajarah, K., & Hakim, L. (2021). Promoting Halal Tourism: Penggunaan Digital
Marketing Communication dalam Pengembangan Destinasi Wisata Masjid. Al-
Muttaqin: Jurnal Studi, Sosial, Dan …, 02(01), 34–42.
http://staisam.ac.id/jurnal/index.php/almuttaqin/article/view/35
Overview, S. (2020). 1 RELIGI, BUDAYA DAN EKONOMI
KREATIF_mustashfa_2017.pdf. Al-Mustashfa: Jurnal Penelitian Hukum Ekonomi
Islam, 2(2), 1–23.
Puspaningtyas, L., & Zuraya, N. (2022). Indonesia Raih Peringkat Dua Global Muslim
Travel Index 2022. Republika.Co.Id, Jakarta.
Setiawan, B. (n.d.). 10 provinsi jadi Destinasi Wisata Halal di Indonesia,.
https://travel.tempo.co/read/1175543/10-provinsi-jadi-destinasi-wisata-halal-di-
indonesia
Soeroso, A. (2022). Manajemen Pariwisata Berkualitas. STARPRAM PRESS.
Supriono, S. (2010). Potensi dan Pengembangan Objek Wisata di Kabupaten Tananuli.
A.J, M. (2009). Kepariwisataan dan Perjalanan. PT Rajagrfindo Persada.
Devitasari, Fasa, M. I., & Soeharto. (2022). Analisis Pengembangan Wisata Halal
Dalam Prospek Membantu Meningkatkan Perekonomian Di Indonesia. Jurnal
Bina Bangsa …, 15(01), 130–139.
http://jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/view/129%0Ahttps://
jbbe.lppmbinabangsa.id/index.php/jbbe/article/download/129/96
Fathoni, M. A. (2020). Potret Industri Halal Indonesia: Peluang dan Tantangan. Jurnal
Ilmiah Ekonomi Islam, 6(3), 428. https://doi.org/10.29040/jiei.v6i3.1146

Anda mungkin juga menyukai