Anda di halaman 1dari 6

Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen

EVALUASI KONSEP DESIGN BANTEN WATERFRONT CITY


KECAMATAN KASEMEN
M. Wachid Arief Munandar
Program Studi Teknik Planologi – Universitas Esa Unggul Jakarta
Jln. Arjuna Utara No. 9, Tol Tomang Kebon Jeruk Jakarta 11510
chid_44@windowslive.com

Abstrak
Sejarah Banten merupakan satu dari tiga jalur perdagangan Internasional yang berada di Benua Asia
seperti : Tumasik, Melaka, Banten. Banten sendiri memiliki modal heritage yang besar sebagai objek
wisata. Pariwisata memiliki peranan terpenting dalam perkembangan suatu kota. Kebutuhan akan
tempat pariwisata atau rekreasi saat ini menjadi hal yang semakin penting, mengingat pertumbuhan
kota yang semakin pesat dan aktifitas masyarakat yang semakin padat mengakibatkan kebutuhan akan
tempat rekreasi semakin mendesak. Manusia memerlukan kegiatan waktu luang, dalam berbagai skala
waktu, dari hitungan menit, jam, hari, minggu dan seterusnya. Kegiatan waktu luang ini menjadikan
pariwisata semakin berkembang sebagai industri, untuk memenuhi kebutuhan yang sudah menjadi
gaya hidup. Di Provinsi Banten terdapat dua Pusat Kegiatan Nasional (PKN), sebagai kota yang
melayani kegiatan berskala internasional, nasional dan antar provinsi akan tetapi di kota kota tersebut
kurang tersedianya tempat rekreasi sebagai (Suka) untuk itu perlunya dikembangkan kota baru
sebagai penyempurna yaitu Waterfront City. kawasan ini sebagai penyempurna dua pusat kegiatan
nasional tersebut dan dapat memenuhi kebutuhan akan pariwisata sebagai penunjang pembangunan
suatau kota.Studi ini bertujuan untuk mengevaluasi konsep design Banten Waterfront City yang telah
di buat oleh pemerintah agar memiliki komponen dan fasilitas penunjang yang lengkap. Pemanfaatan
ruang di kawasan tepi pantai Kecamatan Kasemen yang akan di kembangkan sebagai Waterfront City
dengan menggunakan konsep Mixed Used Development untuk menunjang potensi kawasan di
Provinsi Banten yang besar.dan perhitungan kelayakan investasi karena Waterfront City merupakan
sebuah investasi yang besar.Hasil dari studi ini yaitu mengevaluasi konsep perencanaan yang dibuat
pemerintah dan melengkapinya dengan menggunakan konsep Mixed Used Development dan
mengembalikan kembali kejayaan Banten yang pernah menjadi jalur perdagangan Internasional
dengan membangun perencanaan Waterfront City.

Kata Kunci: Pariwisata, Waterfront City, design, dan Mixed Used Development.

Pendahuluan Banten memulai perdagangan rempah – rempah di


Sejarah awal kawasan Banten dahulunya Belanda, Pada 27 Juni 1596 (id.wikipedia).
dikenal dengan Banten Girang merupakan bagian Kedatangan Cornelis de Houtman sekaligus
dari Kerajaan Sunda Kedatangan pasukan Kerajaan membuka jalur perdagangan Internasional antara
Demak di bawah pimpinan Maulana Hasanuddin ke Asia dan Eropa. Berdasarkan sejarahnya kawasan
kawasan tersebut selain untuk perluasan wilayah ini yang sempat menjadi pusat perdagangan
juga sekaligus penyebaran dakwah Islam. Pada saat Internasional yang terdiri dari Tumasik, Melaka
itu Banten telah mengadakan kerjasama antara dan Banten dengan jalur lautnya. sehingga kawasan
sunda-portugal. Kemudian dipicu oleh adanya ini merupakan kawasan yang besar dan bersekala
kerjasama Sunda-Portugal dalam bidang ekonomi Internasional.
& politik, hal ini dianggap dapat membahayakan Sesuai dengan UU nomor 26 tahun 2008
kedudukan Kerajaan Demak selepas kekalahan tentang rencana tata ruang wilayah nasional, di
mereka mengusir Portugal dari Melaka tahun 1513. Provinsi Banten terdapat 2 Pusat Kegiatan Nasional
Di Benua Asia sendiri sekitar tahun 1596 (PKN) yaitu kawasan perkotaan yang berfungsi
terdapat 3 titik jalur pusat perdagangan Interna- untuk melayani kegiatan skala internasional,
sional yaitu Tumasik yang sekarang disebut nasional atau beberapa provinsi, Kota-kota yang di
Singapore, Melaka dan Banten yang menjadi jalur maksud adalah Kota Serang dan Cilegon. Kedua
perdagangan Internasional dengan menggunakan kawasan ini memiliki market yang besar dan
jalur laut. tingkat perekonomian yang tinggi. Kedua kota ini
Cornelis de Houtman yang merupakan juga yang berperan sebagai Pusat Kegiatan
penjelajah Belanda yang menemukan jalur pela- Nasional (PKN) perlu adanya lima acuan idealis
yaran dari Eropa ke Indonesia dan mendarat di untuk memenuhi kebutuhan akan beberapa fasilitas
dan sarana pelayanan yang ada di suatu kota, Untuk

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 2 November 2013 63


Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen

dapat memenuhi kebutuhan penduduknya, kawasan menetapkan kawasan strategis dari sudut kepen-
ini dan harus memiliki lima acuan idealis yaitu tingan pertumbuhan ekonomi, antara lain, adalah
pembentukan populasi (wisma), penyedia Infra- kawasan metropolitan, kawasan ekonomi khusus,
struktur, (marga), penyedia fasilitas untuk kehidu- kawasan Strategis Selat Sunda menetapkan Keca-
pan perkotaan yang berkualitas (suka) penyediaan matan Kasemen sebagai kota tepi laut yang dapat di
lapangan pekerjaan (karya), dan sarana penunjang kembangkan menjadi “Waterfront City”. penetapan
kesadaran lingkungan dan sosial (Penyempurna) Kecamatan Kasemen menjadi “Waterfront City”
(Fitria Pramudina Anggraini Arifin dan Harya karena memiliki potensi untuk dikembangkan
Satyaka). dengan beragam faktor pendukungnya, sehingga
Kelima acuan itu kemudian menjadi diharapkan kawasan ini memiliki fungsi primer
indikator untuk standar kebutuhan suatu kota untuk sebagai pariwisata.
memenuhi kebutuhan kota tersebut. Akan tetapi Konsep pengembangan kawasan Water-
kebutuhan akan tempat rekreasi (suka) menjadi front City merupakan alternatif pilihan pengem-
semakin penting. Mengingat kurangnya tempat bangan permukiman di tepian laut sebagai upaya
rekreasi di kedua PKN ini. Untuk itu kota-kota ini penataan dan perbaikan kualitas lingkungan disam-
perlu menyediakan sarana tempat rekreasi (suka) ping sebagai kawasan penyokong kegiatan pere-
untuk itulah perlunya perencanaan kota baru yang konomian dan Waterfront City merupakan suatu
mandiri sebagai penyempurna. Kota baru ini investasi yang besar suatu kawasan. pengembangan
sebagai pemenuh kebutuhan akan kelima acuan kota ini dapat memberikan masukan terencana dan
idea tersebut. terintegrasi dengan penataan kota secara ke-
Karena kawasan ini di latar belakangi seluruhan.
sejarah yang besar dan juga sebagai jalur pusat Pengembangan kota/wilayah dengan kon-
perdagangan Internasional dan memiliki banyak sep kota tepian air (waterfront city) sejak lama
peninggalan situs bersejarah. Dengan modal sejarah dikenal di seluruh dunia, sebagai bagian kota atau
situs yang tersimpan juga potensi kelautan dan distrik yang dicirikan berbatasan dengan air, baik
kebutuhan akan tempat rekreasi. Karena di berupa sungai, laut maupun danau. (Echols, 2003)
sepanjang jalur Jakarta-Merak tidak terdapat sarana mengatakan Pengertian “waterfront” dalam Bahasa
penunjang rekreasi (suka). Dan seiring dengan Indonesia secara harafiah adalah daerah tepi laut,
peningkatan kelas menengah di Indonesia, minat bagian kota yang berbatasan dengan air, daerah
terhadap wisata semakin baik terutama wisata pelabuhan.
bahari. Wisata bahari menjadi tren baru, yang Perkembangan selanjutnya mengarah ke
diminati wisatawan khusus. Untuk mendorong wilayah daratan yang kemudian berkembang lebih
promosi wisata bahari, perlunya kegiatan Sail cepat dibandingkan perkembangannya. Umumnya
(Kompas 1 Maret 2013). Kegiatan pariwisata meru- Waterfront terdapat dermaga atau marina sebagai
pakan bagian yang makin penting. Manusia jantung dengan kesibukan lalu lintas perdagangan
memerlukan kegiatan waktu luang, dalam berbagai yang menggunakan kapal, perahu, motor boat
skala waktu, dari hitungan menit, jam, hari, minggu sebagai fasilitas transportasinya, Waterfront City
dan seterusnya. Kegiatan waktu luang ini juga dapat di jadikan tempat rekreasi yang menarik.
menjadikan pariwisata semakin berkembang seba- Fasilitas rekreasi tepi pantai meliputi: taman
gai industri, untuk memenuhi kebutuhan yang bermain, taman air,taman duduk, taman hiburan,
sudah menjadi gaya hidup (Myra P. Gunawan). area untuk memancing, river walk, dam, diving,
Oleh karena pertumbuhan yang semakin pelabuhan, gardu pandang, fasilitas perkapalan,
meningkat perlu adanya perencanaan kota baru paviliun, fasilitas olah raga, marina, museum, hotel,
sebagai pemenuh kebutuhan. Perencanaan Water- restoran dan aquarium.
front City sebagai penyempurna harus dapat meme- Berbicara tentang pembangunan kota kota
nuhi kebutuhan penduduknya akan wisma, marga, tepi pantai atau Waterfront City merupakan konsep
suka, karya dan Waterfront City ini sebagai pe- perencanaan kota baru yang di fokuskan mengenai
nyempurna. Kebutuhan akan komponen kota kultur dan budaya. Oleh sebab itu dilakukan dengan
tersebut maka dapat diterapkan konsep dan strategi membuat keseimbangan antara kemajuan ekonomi
perencanaan kota yang responsif terhadap peru- dengan preservasi, menjadi kawasan terpadu (mixed
bahan itu menjadi kebutuhan yang mendesak. Salah used).
satu konsep yang berkembang saat ini adalah (Budi Sulistyo, 2012) menyetakan “The city
menciptakan suatu zona atau kawasan terkontrol becomes very populous and land value becomes
(Budi Sulistyo:2013). very high and it is increasingly difficult for the city
Sesuai dengan RTRW 2010 – 2030, to provide settlement and other city facilities. The
peraturan daerah kota serang Nomor 6 tahun 2011 development of Mixed Use using Super Block

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 2 November 2013 64


Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen

concept becomes one of the development options in kebijakan berdasarkan rencana kawasan stra-
big cities in Indonesia.” tegis kota Serang di RTRW 2010 – 2030 yang di
Menurut (Sastrawati, 2003) menyebutkan Pada lakukan untuk menganalisa masalah dengan
prinsipnya perancangan waterfront city adalah merujuk pada kebijakan pemerintah yang dapat
dasar-dasar penataan kota atau kawasan yang me- di terapkan di wilayah tersebut.
masukan berbagai aspek pertimbangan dan kom- 2. Pendekatan lapangan, yaitu pendekatan yang di
ponen penataan untuk mencapai suatu perancangan lakukan secara langsung ke Kecamatan Kase-
kota atau kawasan yang baik. men melaui observasi guna mengetahui, mema-
Kota Serang yang merupakan Ibu Kota hami, dan mengidentifikasi kondisi eksisting
Propinsi Banten, yang memiliki teluk memanjang lingkungan.
di bagian utara kota Serang merupakan wilayah
Kecamatan Kasemen. Kecamatan Kasemen dengan Dalam penelitian ini melakukan tinjauan
pusat di Desa Kasemen diarahkan mempunyai lokasi yang akan di rencanakan sebagai Waterfront
fungsi primer sebagai pariwisata, pertanian lahan City, penelitian di lakukan dengan menggunakan
basah, perikanan, pergudangan dan industri serta metode kuantitatif dan deskriftif kualitatif.
perumahan. Dalam penelitian ini menggunakan proses
Karena kawasan ini terletak pada lalu lintas perencanaan tapak, guna mengetahui investasi kela-
perdagangan internasional dan akan di bangun yakan kawasan sebagai Waterfront City.
Jembatan selat Sunda yang mempunyai potensi
besar untuk menjadikan kawasan Kecamatan Sumber Data
Kasemen ini sebagai “waterfront city”. dan Sumber data diperoleh dari data primer dan
pemerintah Kota Serang sendiri telah merenca- data sekunder, dengan mengkombinasi beberapa
nakan perencanaan Waterfront City, akan tetapi teknik di antaranya; survey lapangan (observasi
perencanaannya dinilai kurang dapat meng- lapangan), studi perpustakaan. Penggabungan
optimalkan potensi yang dimiliki kawasan, oleh tersebut bertujuan untuk lebuh mengetahui kondisi
sebab itu perlu adanya evaluasi perencanaan ter- lapangan dan permasalahan di wilayah studi.
sebut dan melengkapinya dengan konsep Mixed 1. Data Primer
Used Development. Merupakan data yang di peroleh langsung
melalui survey lapangan, maupun wawancara
Ruang Lingkup Materi Studi langsung terhadap pihak-pihak yang bersang-
Berdasarkan tujuan yang sudah di paparkan kutan. Observasi lapangan untuk mengum-
di atas ruang lingkup materi studi meliputi: pulkan data kondisi lingkungan Kecamatan
1. Pengkajian mengenai perencanaan Waterfront Kasemen mulai dari fungsi-fungsi eksisting
City, terkait dengan komponen, dan fasilitas di yang beragam dan aktifitas masyarakatnya,
kawasan Waterfront City dengan Mixed Used potensi yang di miliki sehingga image
Development. kawasan yang ada. Untuk mendukung obser-
2. Gambaran mengenai kondisi eksisting vasi di ambil gambar (foto-foto) eksisting di
kawasan yang akan di lakukan perencanaan Kecamatan Kasemen.
Waterfront City. 2. Data sekunder
3. Menganalisis komponen yang terdapat dalam Merupakan data yang diperoleh dari artikel
perencanaan Waterfront City Pemerintah media cetak, hasil literatur dan peraturang
dengan Usulan perencanaan Waterfront City yang di keluarkan oleh pemerintah terkait
yang dibuat penulis. dengan masalah yang akan di teliti. Data
Perhitungan kelayakan Investasi kawasan peren- sekunder yang di dapat akan di uji validitas
canaan Waterfront City. dengan melakukan cek silang antara fakta-
fakta dari observasi lapangan serta dari sumber
Pendekatan Studi lain.
Pendekatan yang dilakukan untuk me-
ngumpulkan data dan menganalisis data yang di Metode Analisis Data
peroleh dalam mencapai tujuan studi penelitian ini Metode analisis yang digunakan dalam
adalah sebagai berikut : mencapai tujuan studi adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan teori, teori yang di gunakan untuk
menganalisa masalah dengan merujuk pada teori Aksesibilitas
teori yang berlaku dan berhubungan dengan Dalam melakukan analisis regional akses
kriteria atau aspek – aspek perencanaan Water- dilakukan analisis mengenai jalur akses untuk
front City di Kecamatan Kasemen. Serta tijauan menuju ke kawasan Waterfront City dan trans-

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 2 November 2013 65


Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen

portasi umum yang menuju ke sana. Melakukan


perhitungan jarak dan waktu dari kota kota dan
fasilitas utama seperti Bandara, Pelabuhan,
Terminal dan Setasiun. Hal ini guna mengetahui
sejauh apa jarak dan akses yang dapat di lalui untuk
menuju kawasan Waterfront City.

Site Analisis
Dalam melakukan site analisis yang di
perhatikan adalah kondisi fisik lingkungan
eksisting, dataran, kemiringan lahan, kedalaman air
laut, harga lahan, harga konstruksi dan juga status
kepemilikan lahan untuk menghitung kelayakan
ekonominya.
Gambar 1
Planning Concept Rencana Blok BAPEDA Provinsi Banten
Dalam hal ini akan menganalisis kawasan dan
arah potensi pengembangan yang berorintasi kelaut Dari gambar diatas menjelaskan komponen
dan ke wisata heritage. – komponen yang terdapat dalam perencanaan
pemerintah daerah, seperti: perumahan, komersil,
Mixed Used tempat rekreasi, wisata heritage dan lainnya. Akan
Dalam perencanaan kawasan kota baru tetapi perencanaan yang di rencanakan pemerintah
menggunakan Mixed Used dengan menggabung- memiliki fasilitas pendukung yang kurang lengkap
kan beberapa komponen yang saling mendukung sebagai penunjang kegiatan di kawasan ini maupun
dalam satu kawasan agar tercipta suatu kawasan kawasan di sekitarnya. Dan juga perencanaan
yang lengkap dan berkesinambungan. pemerintah juga kurang dapat memanfaatkan po-
tensi yang dimiliki kawasan di Kecamatan Kase-
Blok Plan men.
Setelah melakukan beberapa analisis di atas Dari segi perhitungan kelayakan investasi
dapat membuat rencana blok yaitu dengan meng- perencanaan pemerintah daerah memiliki NPV 1,1
kavling -kavlingkan kawasan sesuai dengan Triliun dan IRR 27,60 % dengan tingkat bunga
peruntukannya. bank 14%. Kawasan perencanaan pemerintah
daerah dari segi perhitungan dinilai layak akan
Perhitungan Kelayakan Investasi tetapi kawasan ini tidak memiliki daya tarik
Dalam tahap ini melakukan perhitungan terhadap market yang besar dan saat ini sedang
kelayakan kawasan dengan menganalisis status berkembang di Indonesia.
lahan, harga konstruksi per meter persegi, koefesien Dari hasil analisis setiap komponen
dasar bangunan (KDB), koefesien lantai bangunan perencanaan pemerintah daerah, ditemui bahwa
(KLB), dan harga pembebasan lahan. Kemudian komponen yang disediakan kurang lengkap.
melakukan perhitungan dengan masing-masing Selanjutnya dari perencanaan pemerintah daerah
komponen yang terdapat di Waterfront City. dibuat konsep perencanaan Waterfront City dengan
menggunakan konsep Mixed Used Developmend
yaitu dengan membangun perencanaan kawasan
Analisis Kawasan yang memiliki komponen yang lengkap. Keleng-
Kecamatan Kasemen memiliki potensi kapan komponen guna memenuhi kebutuhan
yang sangat besar dilatar belakangi dengan sejarah kawasan ini maupun kawasan sekitarnya.
kawasan ini sebagai jalur perdagangan Interna- Perencanaan Waterfront City dengan
sional dan kawasan ini juga sebagai Pusat Kegiatan mengevaluasi perencanaan pemerintah daerah dan
Nasional (PKN). Kawasan ini juga ditetapkan melengkapi komponen, seperti menambahkan
sebagai kawasan strategis Provinsi Banten sesuai sarana rekreasi, sarana pendidikan, kesehatan,
RTRW tahun 2010-2030. pemukiman, dan sarana olahraga seperti lapangan
Oleh sebab itu BAPEDA Provinsi Banten golf yang dapat menjadi daya tarik kawasan
telah merencanakan perencanaan Waterfront City, Waterfront City. Dalam perencanaan Waterfront
sebagai upaya pengembangan kawasan. Perenca- City ini melalui beberapa tahapan seperti:
naan pemerintah dapat dilihat pada gambar 1
rencana blok perencanaan pemerintah.

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 2 November 2013 66


Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen

Aksesibilitas Berdasarkan gambar di atas menggam-


Melihat dari akses menuju kawasan dan barkan tentang komponen yang ada di Waterfront
kemudahan dalam menjangkau kawasan. City yang telah direncanakan dengan menerapkan
konsep Mixed Used Development. Yaitu
Site Analisis melengkapi komponen Waterfront City yang telah
Dalam melakukan site analisis yang di direncanakan pemerintah daerah.
perhatikan adalah kondisi fisik lingkungan
eksisting, dataran, kemiringan lahan, kedalaman air Konsep
laut, harga lahan, harga konstruksi dan juga status Konsep menyediakan komponen yang
kepemilikan lahan untuk menghitung kelayakan lengakap untuk menunjang kebutuhan seperti
ekonominya. menyediakan kaomodasi yang ada di kawasan
komersil, tersedianya pemukiman tidak hanya
Planning Concept perumahan Landed Housing akan tetapi perumahan
Dalam hal ini akan menganalisis kawasan vertika seperti apartemen dan lainnya.
dan arah potensi pengembangan yang berorintasi Merencanakan Waterfront City dengan
kelaut dan ke wisata heritage. menggunakan konsep Mixed Used Development
dengan menyediakan komponen yang lengkap
Blok Plan sebagai pemenuh kebutuhan dan untuk
Setelah melakukan beberapa analisis di atas mengoptimalkan potensi yang dimiliki kawasan
dapat membuat rencana blok yaitu dengan meng- Kecamatan Kasemen.
kavling -kavlingkan kawasan sesuai dengan
peruntukannya. Kesimpulan
Setelah melakukan tahap demi tahap dari
Perhitungan Kelayakan Investasi mulai pengamatan, mengidentifikasi, menganalisis
Dalam tahap ini melakukan perhitungan masalah dan potensi yang ada dan juga melakukan
kelayakan kawasan dengan menganalisis status perhitungan kelayakan investasi sebagai hasil akhir
lahan, harga konstruksi per meter persegi, koefesien apakan perencanaan ini dapat di jalankan atau
dasar bangunan (KDB), koefesien lantai bangunan tidak. Dengan merencanakan kawasan Kecamatan
(KLB), dan harga pembebasan lahan. Kasemen sebagai Waterfront City dengan
Dari segi perhitungan kelayakan investasi kelengkapan komponen yang ada dan juga dapat
perencanaan analisis Waterfront City memiliki memenuhi kebutuhan kawasan maupun kawasan
NPV 1,1 Triliun dan IRR 17,64 % dengan tingkat sekitarnya.
bunga bank 14%. Kawasan perencanaan ini dari Perencanaan Waterfront City ini juga
segi perhitungan dinilai layak dan kawasan ini diharapkan dapat mengembalikan masa kejayaan
memiliki daya tarik terhadap market yang besar dan Provinsi Banten sebagai pusat jalur Internasional
saat ini sedang berkembang di Indonesia. bersama dengan Tumasik dan Melaka. Kawasan
Untuk lebih jelasnya mengenai komponen yang Waterfront City juga merupakan suatu kawasan
terdapat dalam analisis perencanaan Waterfront yang dikembangkan untuk menarik investasi.
City dapat dilihat pada gambar 2 rencana blok
analisis Waterfront City. Daftar Pustaka
______2012, “Mengenal Konsep Pengembangan
Waterfront”
http://propertybusinessacademy.com

______2012,
http://www.raddien.com/2010/09/sejarah-
singkat-kesultanan-banten-fase_21.html

______2012,
http://www.wikipedia/waterfrontcity/frema
ntle

Gambar 2 ______2012,
Rencana Blok Analisis Waterfront City http://www.wikipedia/waterfrontcity/londo
n_docklands

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 2 November 2013 67


Evaluasi Konsep Design Banten Waterfront City Kecamatan Kasemen

______2012. “Visi Pembangunan Waterfront City Pramudina, Fitria dan Setyaka Harya. Pengalaman
Suatu Tinjauan Budaya” membangun Bumi Serpong Damai.
http://bulletin.penataanruang.net
Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Serang Tahun
Ashworth G.J. dan Tunbridge, J.E. The Tourist- 2010-2030
Historic City, John Wiley&Sons, England.
1990 Richard, Greg dan Wilson, Julie 2007, Tourism,
Creativity, and Development, Routledge,
Breen, Ann dan Rigby, Dick, Waterfront Cities Oxon.
Reclaim Their Edges. 1994
Sejarah, Warisan Toleransi Sultan Banten,
Gunawan Myra P. Pendekatan Pariwisata dalam Kompas, Januari 2013
perencanaan kota
Sudrajat, Iwan,1984 Struktur Pemahaman
Kadariah, 1988. Evaluasi Proyek Analisa ekonomis Lingkungan Perkotaan, Tesis S-2 Teknik
Edisi Dua. 1988 Arsitektur ITB, Bandung

Kamus Tata Ruang, 1997, Penerbit Direktorat Sulistyo, Budi, 2012 “Mixed Use Development As
Jendral Cipta Karya Departemen Pekerjaan The Development Alternative In Urban
Umum 1997 Area”, paper on Planocosmo Internasional
Bandung.
Lang, Jon, Creating Architectural Theory, The Role
of The Behavioral Sciences in Tahir, M, 2005. Pemanfaatan Ruang Kawasan Tepi
Environmental Design, Van Nostrand Pantai Untukrekreasi Dalam Mendukung
Reinhold Company Inc., 1987 Kota Anjungpinang Sebagai Waterfront
City Program Studi Magister Pembangunan
Lukman Syamsudin, Management Keuangan. 2002 Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro.
Semarang.
Lynch, Kevin, The Image of The City, MIT Press,
Cambridge. 1960 Undang Undang No. 26 / 2007 Tentang Penataan
Ruang
Pendit, Nyonya S. Pendit, 2003 Ilmu Pariwisata
Sebuah Pengentar. UU No.24/1979 Dalam Marpaung (2002)

Peraturan Daerah Kota Serang Nomor 6 Tahun Wing, Haryono. 1978. Pariwisata Rekreasi dan
2011 Entertainment, Ilmu Publishers: Bandung
Perdana: 2003:14
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor
26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional

Jurnal Planesa Volume 4, Nomer 2 November 2013 68

Anda mungkin juga menyukai