Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.

1, Februari 2018

GEOGRAFI

PERAN WATERFRONT CITY PADA INDUSTRI PARIWISATA TAMAN ALUN


KAPUAS KOTA PONTIANAK

Dony Andrasmoro

Pendidikan Geografi IKIP PGRI Pontianak


( ) donny.andrasmara@gmail.com

ABSTRAK
Peran Industri Pariwisata Indonesia mulai menjadi sorotan dunia akibat dampak dari peran pemerintah
yang gencar mempromosikan branding “wonderfull Indonesia” di kancah dunia, sejalan dengan aspek itu
penguatan potensi, daya tarik dan aspek pengembangan menjadi prioritas unggulan. Alternatif peran
keseriusan industri pariwisata tercermin di setiap daerah, salah satunnya adalah Kota Pontianak. Kota
Pontianak dengan destinasi wisata sungai menjadi prioritas dalam aspek pengembangan waterfront city
taman Alun Kapuas. Tujuan penelitian ini adalah menelaah peran potensi taman Alun Kapuas sebagai
destinasi pariwisata berbasis sungai (waterfront) di Kota Pontianak. Metode penelitian deskriptif
perspektif menggunakan pendekatan kualitatif dengan beberapa pertanyaan terstruktur untuk
mendapatkan informasi secara spesifik. Data penelitian ini diperoleh dari wawancara, observasi dan study
literasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penilaian terhadap Obyek wisata Taman Alun Kapuas
menunjukkan wilayah pengembangan pariwisata Kota Pontianak meliputi obyek Taman Alun Kapuas
dengan lokasi di kawasan pinggiran sungai Kapuas, dan berada berdekatan dengan pelabuhan Kota
Pontianak sehingga memegang peran besar terhadap mobilitas dan daya tarik pariwisata di Kota
Pontianak. Pengaruh potensi eksisting menjadikan daya tarik alami yang tidak semua obyek wisata di kota
maupun daerah Kalimantan Barat memilikinya (unik) dan di upayakan menjadi sebuah ruang publik
dengan pengembangan kajian model blue open public space berbasis pendekatan konsep penghijauan
Sungai Kapuas (waterfront) yang bersifat rekreatif (recreational waterfront). Sejalan dengan konsep hal
tersebut tercermin dari upaya pemerintah sesuai rencana pemerintahan Kota Pontianak pada RTRW 2013-
2033 dan RPJMN 2015-2019 bahwa pengelolaan tata ruang Taman Alun Kapuas mencerminkan 4
strategi disain yaitu continuity, variety, connections dan sequence, sehingga dapat menciptakan destinasi
wisata yang mewadahi kegiatan rekreatif berbasis waterfront city.

Kata kunci: Waterfront, Pariwisata, Sungai, Taman Alun.

PENDAHULUAN sehingga banyak terdapat gunung dan pegunungan


di Indonesia. Di Sisi kelautan, letak kelautan
“Waterfront City” menjadi salah satu solusi
Indonesia sangat baik sebab wilayahnya yang
pengembangan destinasi pariwisata di Indonesia,
berbentuk kepulauan dikelilingi oleh tiga lautan
mengingat bahwa indonesia memiliki kondisi
besar, yakni: bagian timur Indonesia berhadapan
geografis yang sangat kaya akan potensi alamnya.
dengan Samudera Pasifik, bagian selatan
Secara fisiografis negara Indonesia adalah negara
Indonesia berhadapan dengan Samudera Hindia,
yang terletak pada koordinat 6°LU- 11°08'LS dan
dan bagian utara Indonesia berhadapan dengan
dari 95°'BT - 141°45'BT serta terletak di antara
Laut Cina Selatan, dari kondisi fisiografis tersebut
dua benua yaitu benua Asia dan benua
menjelaskan bahwa Indonesia di dominasi oleh
Australia/Oseania. Selain itu, Indonesia juga
perairan baik laut, danau dan sungai yang
terletak pada pertemuan dua rangkaian
berkarakteristik. Maka tidak heran ada kota-kota
pegunungan muda, yakni rangkaian Sirkum
besar dengan pertumbuhan ekonomi, sosial budaya
Pasifik dan rangkaian Sirkum Mediterania,
Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018 37

dan pariwisata di dukung oleh kawasan waterfront fasilitas waterfront diantarannya air mancur di
dengan konsep pengembangan waterfront city dan depan Tugu Ekuator yang berada ditepian sungai,
smart city diantarannya kota-kota besar tersebut memancing ditepian sungai, ataupun aktivitas
adalah Makasar, Samarinda, Jayapura, Palembang, kelompok dengan beragam aktivitas dilakukan,
Surabaya, Semarang dan Pontianak. mulai jalan-jalan santai, rekreasi keluarga, kuliner
bagi wisatawan, serta pemanfaatan taman alun-
Pengertian Waterfront City Development juga
alun ini setiap tahun terdapat festival tahunan yaitu
dapat diartikan suatu proses dari hasil
festival layang-layang, festival meriam karbit, cap
pembangunan, yang memiliki kontak visual dan
go meh, pameran lukisan, hingga terdapat pasar
fisik dengan air dan bagian dari upaya
murah. letak dan lokasinya juga sangat strategis
pengembangan wilayah perkotaan, yang secara
karena berada dipusat kota dan open public space
fisik alamnya berada dekat dengan air. Kota
Kota Pontianak.
Pontianak merupakan kawasan dengan penataan
ruang berbasis eco green and Living merupakan Andrasmoro (2015:151) menyatakan bahwa
syarat mutlak bagi Pembangunan Kota, yang dalam pariwisata seringkali dipersepsikan sebagai
berwawasan Lingkungann sehingga dibangun mesin ekonomi penghasil devisa bagi
dengan memperhatikan konsep Waterfront City pembangunan ekonomi di suatu negara, tidak
bagi Perencanaan Pembangunan, yang terkecuali di Indonesia. Namun demikian, pada
berkelanjutan (Suistanable Project). prinsipnya pariwisata memiliki spektrum
(www.thecolourofindonesia.com). fundamental pembangunan yang lebih luas bagi
suatu negara. Pembangunan kepariwisataan pada
Konsep pengembangan Kota Pontianak sesuai
dasarnya ditujukan untuk persatuan dan kesatuan
dengan master plan yang terintegrasi dengan
bangsa, penghapusan kemiskinan (poverty
konsep Sungai Kapuas dimana Sungai Kapuas
alleviation), pembangunan berkesinambungan
termasuk Sungai terpanjang di Indonesia yaitu
(sustainable development), pelestarian budaya
mencapai 1.143 km dan merupakan kawasan
(cultural preservation), pemenuhan kebutuhan
pengembangan ekonomi dan sosial budaya. Sesuai
hidup dan HAM, peningkatan ekonomi, dan
dengan Peraturan Pemerintah Daerah Kota
industri, sekaligus pengembangan teknologi. Peran
Pontianak Nomor 2 Tahun 2013 Tentang Rencana
waterfront city pada industri pariwisata di Taman
Tata Ruang Wilayah Kota Pontianak Tahun 2013-
Alun Kapuas akan terdorong dengan baik dan
2033 dalam Pasal 4 yang berbunyi:
meningkat apabila pariwisata sebagai ”total
“Mengembangkan kegiatan pariwisata, tourism product” atau sebagai kata lain kombinasi
rekreasi dan perlindungan alam di kawasan dari semua element pelayanan yang di konsumsi
pinggiran dan badan Sungai Kapuas dengan wisatawan dari saat meninggalkan rumah sampai
konsep waterfront city dan menjadi salah satu daya kembali lagi, sehingga agregat aktivitas produktif
tarik kota”. ditunjukkan untuk memenuhi kepuasan dan
Atraksi pariwisata utama yang terdapat pada kebutuhan wisatawan (Richardson dan Fluker,
kawasan Taman Alun Kapuas lebih terfokus pada 2004:50). Dengan mengembangkan pariwista
aktivitas rekreasi di area taman dan waterfront dan sebagai suatu industri, perolehan devisa yang
merupakan ruang terbuka hijau gratis (umum). dibutuhkan untuk pembangunan ekonomi lebih
Keunikan yang dimiliki Taman Alun Kapuas yaitu cepat diperoleh dibandingkan dengan melakukan
sebuah taman langsung menghadap ke (dalam hal pengiriman komoditi keluar negeri (ekspor) yang
ini Sungai Kapuas) yang membentuk koridor memakan waktu relatif lama. Alternatif yeailding
sungai, dimana banyak kapal-kapal berukuran Industry memberikan dampak ke semua lini aset
besar berlabuh di pelabuhan yang melewati Taman negara baik dari sisi invisible export yang berarti
Alun Kapuas. Bagi masyarakat Kota Pontianak ekspor tidak nyata, karena memang tidak ada
Taman Alun Kapuas dimanfaatkan untuk melepas barang atau komoditi yang dikirim ke luar negeri.
waktu senggang sambil menikmati keindahan Devisa diperoleh dengan menarik wisatawan
Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018 38

mancanegara datang berkunjung pada suatu keberadaan Taman Alun Kapuas menjadi bagian
negara. Daya dukung ini sangat tepat sekali di penting, masyarakat Kota Pontianak sering
kembangkan dalam sektor pengembangan industry menghabiskan waktu libur bersama keluarga. Dari
pariwisata berbasis waterfront city taman Alun pagi, taman sudah dibuka dan biasanya
Kapuas Kota Pontianak, karena berdasakan hasil pengunjung banyak melakukan olah raga seperti
World Travel & Tourism Countil jogging, lalu menjelang sore taman sudah mulai
merekomendasikan agar pemerintah Indonesia banyak dikunjungi muda-mudi dan keluarga
secara nasional mempertimbangkan agar hingga larut malam.
menetapkan industri pariwisata kota provinsi di
Taman Alun Kapuas merupakan salah satu
Indonesia sebagai “prioritas strategis” bagi
lokasi wisata di kota Pontianak Provinsi
pengembangan ekonomi jangka panjang Indonesia
Kalimantan Barat. Tata letaknya di tengah kota
di waktu-waktu akan datang.
menjadikan Taman Alun Kapuas bisa dikunjungi
dari arah mana saja, maka wajar saja jika hampir
METODOLOGI PENELITIAN
setiap harinya lokasi ini ramai dikunjungi oleh
Penelitian ini adalah peran waterfront city masyarakat yang datang bersama keluarga dan
pada industri pariwisata Taman Alun Kapuas Kota tampak wisatawan asing datang ke tempat ini.
Pontianak, dengan sistem analisis persepsi dan
Taman yang merupakan salah satu proyek
teoritis. Analisis data dilakukan menggunakan
Waterfront City dari Pemerintah Kota Pontianak,
metode deskriptif kualitatif persepsi. Analisis
dan sering disebut dengan nama Taman Alun
kualitatif adalah sebuah metode yang
Kapuas, terletak di pinggiran Sungai Kapuas,
menggambarkan secara kualitatif fakta, data,
Pontianak, tepatnya berada di depan kantor
obyek, material baik berupa, ungkapan bahasa atau
Walikota Pontianak yakni di sekitaran Jalan
wacana melalui interpretasi yang tepat dan
Rahadi Usman. Dari tempat ini dapat dilihat
sistematis (Wibowo, 2014). Peran waterfront city
pertemuan Sungai Kapuas dan Sungai Landak,
dianalisis secara deskriptif kualitatif perspektif
kapal ferry dan sampan yang merupakan alat
dengan menginterpretasikan fakta yang ditemukan
angkutan yang menjembati pusat kota dengan
secara teoritis dan persepsi.
pinggiran kawasan Siantan dan Kampung Beting.
Data yang dikumpulkan terdiri dari data Secara administrasi dapat dilihat dari gambar 1
primer dan data sekunder. Data primer diperoleh peta administrasi.
langsung melalui studi lapangan, sedangkan data
Perkembangan Industri Pariwisata Berbasis
sekunder melalui studi literatur, kepustakaan dari
waterfront City di Kota Pontianak.
sumber-sumber data atau informasi yang ada.
a. Kondisi Industri Pariwisata Kota Pontianak
Data dikumpulkan dengan menggunakan
teknik pengumpulan data gabungan berupa Industri pariwisata Indonesia untuk
wawancara, diskusi, studi dokumentasi dan meningkatkan kontribusinya pada Produk
literatur. Analisis data secara deskriptif kualitatif Domestik Bruto (PDB) karena hal ini akan
perspektif dengan mentabulasikan data yang memicu lebih banyak pendapatan devisa (karena
diperoleh sesuai dengan tujuan. setiap turis asing menghabiskan rata-rata antara
1.100 dollar AS sampai 1.200 dollar AS per
HASIL dan PEMBAHASAN kunjungan) dan juga menyediakan kesempatan
Peran Waterfront City Taman Alun Kapuas kerja untuk masyarakat Indonesia (berdasarkan
data terakhir dari Badan Pusat Statistik, tingkat
Kota Pontianak merupakan kawasan Kota pengangguran di negara ini mencapai 5,81% di
dengan konsep tataruangnnya berbasis sentralistik Februari 2015). Diperkirakan bahwa hampir 9%
yaitu memiliki ketergantungan dengan Sungai dari total angkatan kerja nasional dipekerjakan di
Kapuas terutama dari kajian pariwisata, oleh sektor pariwisata. Sejalan dengan tingkat
karena itu masyarakatnya mencerminkan dengan perkembangannya sektor industri pariwisata
Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018 39

Khatulistiwa dengan tujuan supaya Kota Pontianak


memang menjanjikan terhadap pendapatan devisa
memiliki branding tersendiri dengan ciri khasnya.
negara.
Untuk menyeimbangkan slogan Kota Pontianak
Tercermin dari peran industri pariwisata di “Menyapa Dunia”, Pontianak sudah semestinya
Indonesia Pemkot Kota Pontianak berbenah dalam memiliki wajah tersendiri dengan mengusung city
meningkatkan tingkat kunjungan wisatawan baik branding," Pariwisata seperti Kota Besar lainnya
domestik maupun internasional. Aspek ini di Indonesia (Kompas 2017). Pemkot sudah mulai
tercermin dengan louncingnnya branding serius dan gencar mempromosikan pariwisata,
pariwisata Kota pontianak yaitu pada bulan aspek ini tercermin dari tingkat kunjungan
Februari Tahun 2017 telah di resmikan city wisatawan yang selalu meningkat dari tahun ke
branding pariwisata yaitu “Pontianak Kota tahun. Grafik jumlah kunjungan wisatawan Kota
Khatulistiwa” dengan ikon resminya adalah Tugu Pontianak dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 1. Peta Administrasi Taman Alun Kapuas.


Nusantara
Mancanegara
Total

Gambar 2. Grafik Jumlah Kunjungan Wisatawan Kota Pontianak Tahun 2011-2015 (Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Kota Pontianak, 2018).
Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018 40

Berdasarkan gambar grafik di atas jumlah tetapi sentuhan nilai kreativitas juga sangat di
kunjungan wisatawan nusantara yang terbanyak butuhkan baik itu datang dari Pemkot sendiri
mengunjungi Kota Pontianak ditemukan pada maupun stakeholders dan komunitas muda kota
Tahun 2014 yaitu 932.070 wisatawan nusantara, pontianak. Berikut aspek kendala potensi dinilai
sedangkan jumlah kunjungan wisatawan dari kondisi geografis:
mancanegara terbanyak yaitu Tahun 2015 dengan
Tabel 2. Potensi Kawasan Wisata Objek Wisata
jumlah 42.460 wisatawan dan jumlah total
Alur Sungai Kapuas
wisatawan nusantara dan mancanegara terbanyak
pada Tahun 2014 yaitu 957.025 wisatawan yang No Kajian Potensi Kendala
berkunjung ke Kota Pontianak. Obyek
Wisata
b. Peran Perkembangan Industri Pariwisata 1. Fisik dan - Terdapat - Ketinggian
Waterfront City Taman Alun Kapuas. Topografi saluran- kota berada
saluran air pada 0,1 –
Indikator konsep dalam peningkatan
yang 1,0 m dpl,
kualitas dan peran perkembangan industri Taman berfungsi yang
Alun Kapuas sebagai daya tarik wisata berbasis sebagai terpengaruh
Waterfront City adalah identifikasi potensi obyek drainase kota pasang surut
wisata taman rekreasi Alun Kapuas Kota sungai
Pontianak dengan penilaian pendekatan kapuas
berdasarkan Yoeti (2012) dengan konsep 3A: (banjir)
(Atraksi, Aksesbilitas, dan Amenitas). Berikut 2. Iklim - -
defenisi hasil kajian potensi terhadap peran 3. Pengguna- Antara Alun Antara Alun
pengembangan industri pariwisata waterfront City an Lahan Kapuas sampai Kapuas s/d
Pelabuhan Seng Pel. Seng hie.
Taman Laun Kapuas.
hie: - Kepadatan
Tabel 1. Identifikasi Potensi Taman Alun Kapuas - Berupa bangunan
lahan relative
No Kajian Potensi
perkotaan tinggi
Obyek
- Terdiri atas - Bercampurn
Wisata
bangunan ya fungsi
1. Atraksi Taman Alun Kapuas, taman
komersial, kegiatan
air mancur
hotel, - Permukima
Ruang Terbuka Hijau (RTH)
perkantoran, n dan
Dermaga Duplikat Tugu
perdagangan kawasan
Khatulistiwa
dan perdaganga
Perahu wisata, Kano permukiman. n kumuh
2. Aksesibilitas Restoran Perahu, hotel, 4. Fasilitas Telah terdapat: - Sering
kuliner perahu. fungsi - Sarana umum terjadi
3. Amanitas Parkir, toilet, tempat kawasan (air bersih, pemadaman
sampah, gazebo, open stage, listrik, telp, listrik
perpustakaan, arena bermain warnet, - Pelayanan
anak terminal, dan rute
Sumber: Hasil Survei Peneliti, 2018 pelabuhan, angkutan
Secara geografis potensi fisik menjadi bagian dermaga, umum
pompa bensin masih
dari sumber strategi pengembangan pariwisata.
(SPBU), terbatas
Keberadaan obyek wisata terbuka perlu adannya
angkutan - Pelabuhan
penilaian dan peninjauan terhadap hasil kajian, umum) kapal tidak
guna memperoleh data terhadap arah potensi dan - Sarana sosial terawat
aspek kajian pengembangan secara berkala. Tidak (RS,
lepas dari aspek penilaian potensi secara fisik Puskesmas,
Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018 41

No Kajian Potensi Kendala pesiar, industri berat, dan fungsi-fungsi


Obyek pelabuhan.
Wisata
PT, Sekolah, Berdasarkan kondisi saat ini, hasil kajian
Tempat potensi yang mencerminkan perkembangan
Ibadah) Waterfront kawasan Taman Alun Kapuas dapat di
- Sarana kembangkan dengan peran terhadap kajian model
ekonomi blue open public space dan membuat konsep
(Pasar, penghijauan, yang sejalan dengan daya dukung
pertokoan, upaya pemerintah dalam penelaahan fungsi
bank koperasi, kawasan sesuai rencana pemerintahan Kota
pasar)
Pontianak pada RTRW 2013-2033 dan RPJMN
- Sarana
2015-2019 bahwa pengelolaan tata ruang Taman
Pemerintahan
(Kantor Alun Kapuas mendorong 4 strategi disain yaitu
Gubernur, continuity, variety, connections dan sequence,
Walikota, sehingga dapat menciptakan destinasi wisata yang
Camat, Lurah, mewadahi kegiatan rekreatif berbasis waterfront
dll). city yang ramah terhadap perkembangan dan
Sumber: Hasil Survei Peneliti, 2018 kesehatan lingkungan.
Aspek di atas mencerminkan ada empat faktor
kendala dalam proses penilaian potensi secara SIMPULAN
Tujuan dari peran perencanaan industri
geografis yaitu Topografis, Penggunaan lahan,
pariwisata berbasis waterfront city adalah untuk
iklim dan fasilitas fungsi kawasan.
Mempertimbangkan kondisi hasil kajian potensi menyelaraskan antara alam area hijau (Taman
yang ada, perencanaan perkembangan Waterfront Alun Kapuas) dengan area biru (Sungai Kapuas),
menarik sedekat mungkin area hijau ke sungai
kawasan Taman Alun Kapuas dapat dinilai dengan
(area biru), membuat peneduhan dan mengurangi
model blue open public space dan membuat
penghijauan (green) karena peran kawasan refleksi panas dari sinar matahari (kenyamanan
thermal alami) dan membuat eye catcher bagi
Waterfront city pada Taman Alun Kapuas dan
kawasan alur sungai Kapuas Kota Pontianak dapat pejalan kaki dalam radius good living.
Perencanaan ini dilakukan karena kecenderungan
dikelola berdasarkan fungsinya:
dan semakin pesatnya perkembangan
1) Mixed-used Waterfront adalah waterfront yang pembangunan di tepian sungai Kapuas. Pada
merupakan kombinasi dari perumahan, tempo dulu sungai dimanfaatkan sebagai muka
perkantoran, restoran, pasar, rumah sakit,atau bangunan dan perkembangan sekarang sungai
tempat-tempat kebudayaan. sebagai muka belakang bangunan, jalan raya
2) Recreational Waterfront adalah kawasan makro menjadi orientasi utama muka bangunan (bukan
area perairan waterfront yang menyediakan sungai). Seharusnya, perkembangan yang
sarana–sarana dan prasarana untuk kegiatan diinginkan adalah sungai sebagai muka bangunan
rekreasi bagi wisatawan domestik maupun (waterfront). Dimana air merupakan bagian
mancanegara, seperti taman, arena bermain, kehidupan (living water) dan terdapat empat
tempat pemancingan, dan fasilitas untuk kapal makna didalamnya yaitu:
pesiar. 1. Makna ekologi: melalui air mampu
3) Residential Waterfront (kawasan hunian) menghidupkan nilai-nilai ekologis, jalur hijau
adalah perumahan, hotel atau apartemen, dan & taman kota tepian sungai, wetland sebagai
resort yang dibangun di pinggir perairan. filter alami, dan biodiversity. Solusi bagi
4) Working Waterfront adalah tempat permasalahan kota tentang abrasi, sedimentasi,
penangkapan ikan komersial, reparasi kapal banjir dan air bersih.
Jurnal Swarnabhumi Vol. 3, No.1, Februari 2018 42

2. Makna sosial: melalui air mampu Pariwisata Internasional. 151: Jurnal Edukasi,
menghidupkan nilai-nilai sosial kota, ruang vol.13 No.2. IKIP PGRI Pontianak.
keluarga tepian sungai, open public space Badan Pusat Statistik. (2016). Berita Resmi
tepian sungai, promenade tepian sungai, No.25/03/Th.XIX, 01 Maret 2016.Jakarta: BPS
menjadi struktur utama jaringan kota. Solusi Pusat.
bagi permasalahan kota tentang ruang komunal Yoeti, Oka. 2012. Dasar-dasar Pengertian Hospitality
open public space. dan Pariwisata. Bandung. PT Alumni.
3. Makna ekonomi: melalui air mampu
Peraturan Pemerintah Daerah No.2 Tahun 2013.
menghidupkan nilai-nilai ekonomi, jalur
Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
perdagangan, jalur transportasi wisata dan Pontianak Tahun 2013-2033. Kota Pontianak:
domestik. Solusi bagi permasalahan kota BAPPEDA.
tentang membangkitkan perekonomian local.
Richardson, John I dan Martin Fluker. 2004.
4. Makna identity: melalui air mampu
Understending and Managing Tourism.
menghidupkan nilai-nilai identitas (sejarah
Australia: Pearson Education Australia, NSW
kebudayaan), jalur sequence kesejarahan dan Australia.
budaya, edukasi hasil kekayaan alam. Solusi
Undang – undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun
bagi permasalahan kota tentang
2009. Tentang Kepariwisataan. Jakarta:
membangkitkan citra kawasan dan kota.
DPR RI.

DAFTAR PUSTAKA Wibowo, W. 2014. Cara Cerdas Menulis Artikel


Ilmiah. Kompas. Jakarta.
Andrasmoro, Dony. 2015. Alternatif Pengurangan Efek
Global Warming Terhadap Aktivitas Industri

Anda mungkin juga menyukai