Anda di halaman 1dari 11

RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi

Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo


VOLUME 1 NO. 2

PERANCANGAN PESISIR SINDULANG SEBAGAI


KAWASAN PARIWISATA TRADISIONAL

Disusun Oleh :

Marlien Maranetha Wuisan


Mahasiswa Program Studi S2 Arsitektur, Pasca Sarjana
Universitas Sam Ratulangi (UNSRAT)
INDONESIA
netha.arch@gmail.com

ABSTRAK

Sindulang merupakan daerah pesisir, dan merupakan daerah yang cepat berkembang karena
berdekatan dengan daerah pusat ekonomi kota Manado. Perkembangan pesisir dan laut ditandai
dengan banyaknya warga penduduk yang bermata pencaharian nelayan di dekat pantai sindulang.
Sehingga untuk mendukung usaha tersebut daerah pantai berkembang menjadi daerah hunian
para pekerja. Sedangkan daerah pesisir tersebut mempunyai panorama indah. Selain itu, warisan
budaya daerah ini secara turun temurun masih terlihat di daerah tersebut. Perkembangan daerah
pesisir di kawasan ini cukup memprihatinkan karena kawasan pesisir tidak diolah secara
maksimal dan di kota Manado sendiri kawasan pesisir banyak dijadikan kawasan bisnis sehingga
keseimbangan pantai dan daratan semakin tidak terlihat.

Kata Kunci : Mutu ekologis, Material penutup atap

PENDAHULUAN pemanfaatan lahan. Di kota Manado sendiri,


` kawasan pesisir lebih di manfaatkan untuk
Salah satu kawasan yang potensial untuk kawasan perdagangan dan pelabuhan. Kota
dikembangkan di Indonesia adalah kawasan Manado sebagai kota model ekowisata
pesisir. Hal itu disebabkan karena kawasan belum terlihat ciri khas budayanya
pesisir merupakan daerah yang sering dipilih khususnya pengembangan di daerah pesisir.
untuk dijadikan pemukiman dan merupakan Selain itu juga yang menjadi permasalahan
daerah yang sering dikunjungi karena begitu di kota Manado sendiri adalah semakin
banyak potensi alam yang bisa di dapatkan banyak kawasan pesisir yang di reklamasi
di daerah tersebut. Sebagai wilayah yang membahayakan ekosistem dan
peralihan darat dan laut yang memiliki lingkungan hidup laut. Daerah sindulang di
keunikan ekosistem, dunia memiliki kecamatan Tuminting merupakan kampung
kepedulian terhadap wilayah ini, khususnya nelayang yang ada di pesisir tuminting.
di bidang lingkungan dalam konteks Kampung ini mempunyai potensi alam dan
pembangunan berkelanjutan (sustainable budaya yang masih terjaga sampai saat ini
development). Selain itu kawasan pesisir akan tetapi, pembangunan fisik di pesisir
pada umumnya di jadikan alternatif kota manado dengan konsep perdagangan
pemukiman bagi masyarakat yang dan jasa semakin mengancam akan
dikategorikan dalam urbanis yang kehidupan kampung sindulang sebagai
perpenghasilan menegah bahkan kampung nelayan. Tujuan penelitian ini
perpenghasilan dibawah rata-rata. Akan adalah untuk menghadirkan suatu kawasan
tetapi, pengembangan kawasan ini sering wisata tradisional di kawasan pesisir
mengabaikan keberadaan masyarakat sindulang sebagai pengembangan dari
setempat sehingga pada akhirnya harus kawasan pesisir kota Manado sendiri serta
menanggung beban akibat perubahan menjadikan wilayah tuminting sebagai

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 126
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

daerah yang bersih dan sehat sebagai yang mengarah ke perbukitan. Menurut
wilayah pemukiman. peralatan yang digunakan oleh Nelayan dan
kapal yang dipakai untuk mencari ikan, 60%
nelayan menggunakan perahu kecil. Dengan
METODOLOGI
penghasilan tangkapan ikan sehari-hari,
nelayan dapat mencukupi kehidupan sehari-
Pada Tahapan penelitian dalam
hari dengan cara menjual hasil tangkapan di
menjalankan proses perancangan ini yang
pasar ikan atau dijualnya sendiri.
pertama adalah objek yang akan hadir dapat
Dengan adanya pembangunan di pusat
menjawab permasalahan yang ada. Dari latar
kota sepanjang pesisiran dan perubahan
belakang dan rumusan masalah yang ada
fungsi lahan hunian menjadi lahan komersil,
maka muncul gagasan yaitu lokasi dan teori
sejumlah nelayan selain menjadi penangkap
perancangan.
ikan juga menjadi buruh bangunan atau
Materi penelitian difokuskan terhadap
sebagai pelayan jasa angkut wisata ke Pulau
pemanfaatan kawasan pesisir daerah
Bunaken. Para investor sudah
sindulang kecamatan Tuminting dimana
mengembangkan modalnya melalui
kebanyakan penduduk pesisir daerah
pembangunan sejumlah shopping entre dan
sindulang bermata pencaharian sebagai
hotel serta jasa perkantoran di sepanjang
nelayan. Bagaimana dapat tercipta
pesisiran. Lahan tempat dimana nelayan
keseimbangan antara kawasan terbangun dan
menambatkan perahu tidak lagi tersedia di
lingkungan sekitar. Pembangunan fasilitas
pesisiran di pusat kota dekat PPI.
pendukung, aksesbilitas dan pemenuhan
Oleh karena itu daerah Tuminting
faktor psikologis masyarakat setempat dan
(berlokasi di sebelah utara) menjadi daerah
pengunjung dalam hal ini wisatawan. Dan
strategis untuk kegiatan kenelayanan,selain
tentunya berdasarkan atas tinjauan pustaka
relatif dekat terhadap pusat kota (kurang
yang ada.
lebih 3-5 km) juga aman terhadap kegiatan
Pendekatan perencanaan objek ini
pengembangan pusat kota. Rata-rata tingkat
digunakan studi-studi pendekatan metode
pendidikan warga adalah lulusan Sekolah
deskriptif yaitu dengan mengumpulkan data
Dasar. Hal ini diakibatkan sarana pendidikan
secara sistimatis, faktual dan akurat
yang ada di pulau hanya Sekolah Dasar,
mengenai sifat dan data-data yang ada.
sedangkan jika akan melanjutkan ke tingkat
Paradigma yang digunakan adalah
selanjutnya harus keluar pulau. Disamping
paradigma rasionalistik dimana
itu, rendahnya tingkat pendidikan
pengembangan kawasan yang akan
diakibatkan motivasi sebagian besar warga
dilakukan tetap mengacu pada peraturan dan
adalah mencari uang, sehingga setelah lulus
arahan bagi kawasan yang menjadi objek
SD sebagian besar langsung terjun di bidang
rancangan.
perikanan, yakni sebagai nelayan.
Penghasilan sehari-hari nelayan dari
hasil tangkapan sekitar Rp. 20.0000 s/d
PEMBAHASAN 30.000,- yang kemudian digunakan selain
untuk makan sehari-hari juga untuk membeli
Tinjauan Ruang Kawasan Pesisir bahan bakar perahu. Lembaga Koperasi
Daerah Sindulang diangap tidak efektif karena ketika nelayan
menjual ikan ke koperasi dikenakan
Luas Daerah 489,20 Ha, dengan 10
pemotongan retribusi, oleh karena itu
kelurahan, jumlah penduduk 111,38
menjual sendiri dianggap lebih
jiwa/Ha, kepadatan permukiman 121,38
menguntungkan. Selebihnya pendapatan
jiwa/Ha. Dengan adanya perkembangan kota
sampingan sekitar Rp.18.000,- berasal dari
disekitar pesisiran maka sejumlah nelayan
pekerjaannya sebagai buruh atau pelayanan
yang tergusur mencoba mencari tempat di
jasa wisata.Perkembangan kota yang
sekitar Tuminting, Malalayang dan daerah

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 127
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

merubah fungsi hunian di sepanjang kota baru dan kegiatan kota lama di sekitar
pesisisran di pusat kota menjadi fungsi muara dan tepi sungai Tondano.
perdagangan dan wisata, menyebabkan nilai Kecenderurngan di masa datang atas dasar
lahan daeran antara batas pesisiran dan jalan pertimbangan konservasi dan
arteri primer menjadi meningkat. penngembangan nilai investasi lahan
Kecenderungan perubahan fungsi hunian perkotaan , lahan yang dihuni nelayan di
menjadi fungsi jasa dan komersil juga terjadi sepanjang sungai yang berhadapan dengan
pada jalan arteri yang menghubungkan pusat Kota Lama akan menjadi meningkat akibat
kota dengan kota Bitung. pembenahan. Hal ini akan memiliki
Prospek pertumbuhan kawasan pusat kecenderungan peningkatan ekonomi
kota yang bersinggungan dengan keluarga nelayan namun juga akan terjadi
permukiman nelayan dipicu oleh dua relokasi sebagian jumlah nelayan.
kegiatan penting yatu kegiatan pertumbuhan
Jl. Lingkungan

Hunian Nelayan

Laut sebagai bagian


belakang hunian
Gudang Retail dan kantor-
kantor kecil

Hunian
Jl. Gang
Dinding Talut sebagai
garis batas pantai-
hunian Garis Pantai
Sekolah

Hunian
Nelayan
Kepadatan bangunan Jl.ke Bitung
tinggi cenderung kumuh Kemiringan
menurun
Masjid

Ruang terbuka
difungsikan rg. cuci
Dinding bangunan TPI di Tumumpa Talut sebagai PAM di lingk.
sekaligus talut tambatan perahu Hunian

Gambar 1. Kondisi Umum kawasan Sindulang

Tinjauan Terhadap Rencana Tata Rawan Banjir, kawasan resapan air selain
Ruang kawasan perdagangan & jasa serta
pergudangan.
Kondisi Eksisting  Kawasan permukiman nelayan diapit oleh
dua pusat kegiatan kenelayanan TPI dan
 Permukiman nelayan menempati daerah PPI
sepanjang pesisir pantai dengan kondisi
topografis yang beragam. Oleh karena itu Yang Perlu diperhatikan dalam
ditemukan permukiman nelayan di penyusunan pedoman :
perbukitan selain di daratan rendah.
 Berdasarkan Rencana Tata Ruang  Bagi kota yang sudah jelas RTRW-nya
ditentukan daerah sempadan pantai namun maka alokasi kawasan permukiman
tidak ditentukan seberapa jarak garis nelayan perlu memperhatikan kondisi
sepadan pantai tersebut. topografis dan potensi kegiatan perikanan.
 Dalam RTRW, berdasar kondisi topografis  Untuk lokasi permukiman nelayan yang
yang dikelilingi pantai, sungai dan berada pada daerah rawan banjir dan
perbukitan maka dialokasikan : Kawasan longsor maka perlu dikembangkan
Permukiman Bersyaraat Rawan Longsor;

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 128
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

permukiman bersyarat rawan banjir. & dengan garis batas hunian nelayan
longsor. terhadap pantai.
 Permukiman nelayan yang berada di
daerah pesisiran, selain permukiman  Tuminting adalah permukiman nelayan
bersyarat tahan terhadap gempa juga disisi yang lain menuju ke arah utara.
antisipatif terhadap bahaya tsunami. Nelayan yang menghuni pada permukiman
 Penentuan jarak daerah sempadan pantai ini adalah para pendatang dari pulau-pulau
mengacu pada pedoman tata ruang lain.
pesisiran dan pulau-pualu kecil.
 Permukiman nelayan tidak dialokasikan
pada daerah resapan air. HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
Signifikansi Historis Kawasan
Kesimpulan Setting Kawasan pesisir
 Kawasan perencanaan meliputi zona
daerah sindulang
perumahan nelayan yang bersentuhan Berdasarkan hasil kajian lokasi maka dapat
dengan pusat kota baru dan pusat kota disimpulkan bahwa:
lama. Pusat kota baru bersisian langsung  Dengan adanya perkembangan kota
dengan kota lama. Kota lama Manado disekitar pesisiran maka sejumlah
bersisian langsung dengan Sungai nelayan yang tergusur mencoba mencari
Tondano dan Pelabuhan Pendaratan Ikan. tempat di sekitar Tuminting (masyarakat
Pelabuhan Pendaratan Ikan berada di bermata pencaharian nelayan berorientasi
mulut muara Sungai Tondano. Pada Mulut di tuminting)
Muara ini secara historis merupakan area  Perkembangan kota yang merubah fungsi
pergudangan yang dibangun Belanda. Pada hunian di sepanjang pesisisran di pusat
area pegudangan garis pantai bergeser kota menjadi fungsi perdagangan dan
mundur ke arah daratan sehingga wisata, menyebabkan nilai lahan daerah
pergudangan yang ada sekarang adalah antara batas pesisiran dan jalan arteri
pergudangan yang dibangun baru. S. primer menjadi meningkat.
Tondano adalah akses utama bagi
 Sindulang mempunyai potensi kawasan
pendatang yang masuk dari arah laut baik
pesisir yang indah untuk diolah.
para nelayan atau orang asing. Oleh karena
 Memiliki nilai historis yang merupakan
itu lahan yang bersisian dengan muara dan
area pergudangan yang dibangun
jalur sungai tondano ke arah darat
Belanda.
memiliki nilai historis. Nilai historis ini
ditandai dengan terdapatnya artefak dalam
bentuk masjid lama dan kelenteng yang Kesimpulan Persepsi kawasan pesisir
menjadi artefak pasar lama, selain gereja daerah sindulang
dan bangunan-bangunan kuno lainnya.
Selama melakukan penelitian di lapangan
 Lahan yang dikembangkan menjadi kota terdapat berbagai persepsi tentang keadaan
baru (sepanjang daerah Bolevard) adalah kawasan pesisir wilayah sindulang saat ini,
merupakan hasil reklamasi pantai, dengan baik dari masyarakat pesisir sendiri maupun
demikian garis pantai yang ada sekarang masyarakat kota Manadopada umumnya.
lebih maju ke arah lautan dan ini Antara lain:
menyebabkan garis pantai dimana  Masyarakat sekitar pesisir kurang merasa
perumahan nelayan berada menjadi nyaman akan keadaan lingkungan sekitar
daratan saat ini. Teluk yang terlihat akibat sampah berserakan yang
sekarang berada diantara PPI dan Pusat seringkali tidak diketahui pihak-pihak
Kota Boulevard adalah pantai yang sejajar yang membuang sampah di daerah
tersebut.

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 129
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

 Kurangnya fasilitas yang ada untuk ada polusi kendaraan bermotor yang
mendukung mata pencaharian menyebabkan polusi udara yang tinggi.
masyarakat kawasan pesisir di daerah Akan tetapi, potensi kawasan tersebut
sindulang sebagai nelayan. tidak dikembangkan secara lebih lanjut.
 Kondisi pemukiman daerah pesisir yang Tuminting (berlokasi di sebelah utara)
terlalu padat sehingga terlihat seperti menjadi daerah strategis untuk kegiatan
bangunan kumuh yang tidak terawat kenelayanan,selain relatif dekat terhadap
 Kawasan pesisir sindulang merupakan pusat kota (kurang lebih 3-5 km) juga aman
kawasan yang masih alami karena tidak terhadap kegiatan pengembangan pusat kota.

TPI baru

Jl. Arteri Antar Kota

Kec. Tuminting

Perluasan
Permukiman
Permukiman Nelayan
Nelayan Tumumpa -
Tuminting Permukiman Nelayan
Muara Sungai Berkepadatan Tinggi
S. Tondano
Tempat
Pendaratan Kepadatan transportasi dalam
Kapal Kota Lama kota meningkat
Ikan (PPI)

Daerah Transisi
Kota Lama-Kota baru

Kecenderungan peningkatan nilai


ekonomi lahan ke arah daratan
Perkembangan
Kota Baru tepi pantai/
Water Front City Kec. Singkil

Pemrukiman terancam relokasi

Perkembangan Lokasi Permukiman Nelayan Terhadap Perkembangan


Kota Manado Kota Manado

Gambar 2. Daerah Pesisir yang Akan Diolah

a. Lebar jalan sampai kearea sehingga terlihat kondisi


pemukiman warga kira-kira 10 m. pemukiman di kawasan pesisir
b. Panjang ruas jalan ± 600 m masih pantai sindulang yang semakin
berada pada skala manusia. padat.
 Jalan sering dijadikan sebagai  Warga masyarakat pesisir
area tempat permainan sering menjadikan pedestrian
sepakbola dan bulu tangkis jalan sebagai tembat santai dan
karena kondisi spasial yang tempat berteduh untuk melihat
lebar dan udara yang asri tidak aktifitas warga yang bermain di
berpolusi. area jalanan
 Perahu-perahu nelayan sering  Sempadan pantai sering
di letakkan di pinggir jalan digunakan warga untuk
bahkan di depan rumah warga,

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 130
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

melelang hasil dari tangkapan


nelayan setempat.

Kawasan penelitian

Gambar 3. Area kawasan Penelitian

KESIMPULAN sindulang tentunya. Kawasan tersebut


akan semakin dikenal dengan demikian
Sesuai dengan hasil penelitian maka ciri khas kebudayaan masyarakat
dapat disimpulkan bahwa ada beberapa sindulang dengan peniggalan tradisional
aspek yang perlu di perhatikan. yaitu : akan semakin dikenal masyarakat
1) Aspek SDA. Pengalihan alternatif maupun wisatawan asing yang ingin
potensi sumber daya alam lain yang kita mengenal budaya manado lebih dekat
miliki yaitu potensi kawasan pesisir lagi.
khususnya daerah sindulang kecamatan 4) pembangunan holistik, yaitu
Tuminting. Yang pada kenyatannya pembangunan yang dilakukan secara
daerah yang berpotensi tersebut kurang menyeluruh dan terintegrasi yang sangat
di maksimalkan dengan baik sebagai memperhatikan aspek spasial, yaitu
daerah wisata pesisir. pembangunan berwawasan lingkungan,
2) Aspek Sosial Ekonomi, akibat pembangunan berbasis komunitas,
kesenjangan penggunaan teknologi pembangunan berpusat pada rakyat
antara pengusaha besar dan nelayan kurang nampak di kawasan pesisir.
tradisional telah menimbulkan 5) Memberdayakan masyarakat pesisir.
kesenjangan dan kemiskinan bagi Memberdayakan masyarakat pesisir
nelayan tradisional. Akibat dari tidaklah seperti memberdayakan
kesenjangan tersebut menyebabkan kelompok-kelompok masyarakat
sebagian besar nelayan tradisional lainnya, karena didalam habitat pesisir
mengubah profesinya menjadi buruh terdapat banyak kelompok kehidupan
nelayan pada pengusaha perikanan masayarakat.
besar dan adapula yang berpindah Berdasarkan temuan dari faktor–faktor
profesi sebagai buruh bangunan seiring diatas dapat dikembangkan guide line /
dengan banyaknya pembangunan arahan penataan kawasan pesisir sindulang
didaerah boulevard kota Manado. Jika sebagai daerah wisata tradisional yang
ada pengembangan daerah pesisir terdiri konsep penataan sebagai berikut :
sindulang tentu saja akan berdampak 1) Pemanfaatan kawasan pesisir
juga bagi warga yang bermata sindulang sebagai daerah wisata
pencaharian sebagai nelayan di daerah tradisional.
tersebut. 2) Pemberdayaan masyarakat yang
3) Aspek Sosio Kultural, dengan adanya bermata pencaharian sebagai
pengembangan di daerah pesisir

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 131
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

nelayan untuk ikut Melaksanakan pekerjaan perbaikan


mengembangkan daerah wisata. komponen yang terdiri dari :
3) Pelestarian kawasan bersejarah  Jalan setapak
sindulang.  Jalan lingkungan
4) Pelaksanaan penyuluhan bagi  Saluran drainase
masyarakat setempat dilaksanakan  Penyediaan air bersih
oleh pengelolaan proyek, unsur  MCK
pemerintah daerah.  Persampahan
5) Pelaksanaan Fisik
 Sarana Pendukung

Gambar 4. Eksisting kawasan Sindulang

Arahan Penataan Kawasan Pesisir


Sindulang Sebagai Daerah Wisata
Tradisional

Konsep Arahan Penataan


1. Pemanfaatan kawasan pesisir sindulang
sebagai daerah wisata tradisional

a. Gambar perencanaan kawasan


pesisir sindulang sebagai kawasan
wisata tradisional.

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 132
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

3
2

Gambar 5.
Alternatif 1. Pemanfaatan Ruang Kawasan Pesisir Sebagai Rumah Makan Terapung Dimana Para Wisatawan
dapat Menikmati Alam Pesisir Sambil Makan Makanan Laut Hasil Tangkapan Para Nelayan Setempat Serta
Memberikan Ruang Terbuka Bagi Wisatawan yang Ingin Melihat Keindahan Alam

Gambar 6.
Alternatif 2. Menyediakan Space berupa Lapangan Tempat Warga Beraktifitas sehingga Warga Tidak Lagi
Menggunakan Jalanan Sebagai Tempat Bermain. Penempatan Lapangan Secara Sengaja Diletakkan di
Pinggiran Jalan Agar Aktifitas Penduduk Setempat Dapat Terlihat Secara Nyata dari Daerah Rumah Makan
Terapung di Pesisir Pantai, sehingga Ada Suatu Kesan Keramaian yang Ditimbulkan di Daerah tersebut

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 133
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

Gambar 7.
Alternatif 3. Perbaikan Infrastruktur Jalan untuk Menunjang Kawasan Wisata tersebut seperti Perbaikan Jalan
Setapak Agar Para Wisatawan dapat Menikmati untuk Berjalan di Dalam Wilayah Pemukiman untuk Melihat
Budaya di Kawasan tersebut.

b. Pemberdayaan masyarakat yang


bermata pencaharian sebagai nelayan
untuk ikut mengembangkan daerah
wisata dapat dilakukan dengan
mengolah hasil tangkapan ikan sebagai
bahan makan untuk rumah makan
terapung di kawasan pesisir dan
memasarkan ikan secara langsung di
sekitar area tersebut. Dengan demikian
para nelayan tidak perlu lagi membawa
hasil tangkapan di luar daerah.

Gambar 8.
Akses Perahu Dapat Langsung Masuk Ke Area Wisata

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 134
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

c. Pelaksanaan penyuluhan bagi 3. Menghindari adanya Ketidak-


masyarakat setempat dilaksanakan oleh Adilan dalam Distribusi Hasil
pengelolaan proyek, unsur pemerintah Pembangunan.
daerah. Membangun Kesadaran 4. Masyarakat merasa menjadi bagian
sebagian warga dalam pemeliharaan dari pemecahan masalah jangka
fasilitas yang terbangun melalui panjang.
penyuluhan didaerah tersebut.Alasan Masyarakat merasa “memiliki”
mengapa harus ada pemanfaatan
masyarakat adalah:
1. Agar pembangunan yang di
rencanakan dapat sesuai dengan
aspirasi dan kebutuhan masyarakat.
2. Membuat masyarakat lebih aktif
dalam pembangunan dan dalam
menolong diri mereka sendiri.

Gambar 9.
Proses Perancangan kawasan Sindulang

a. Jalan lingkungan Alternatif 3 :Merupakan jalan


Alternatif 1 : Memperluas kawasan penghubung antar lingkungan dengan
pedestrian dengan pemikiran nanti lebar maksimal 6 meter dengan
kawasan ini akan di lalui kendaraan konstruksi beton, aspal beton , paving
bermotor. Dengan lebar pedestrian 1.5 maupun campuran.
m.
Alternatif 2 : Pengadaan jalur hijau b. Sanitasi / MCK
berupa pepohonan untuk Berupa penyediaan sarana sanitasi
memperlihatkan kesan alami kawasan lingkungan berupa MCK umum,
tersebut dan untuk memfilter polusi dengan jumlah 1-2 unit setiap
udara yang masuk. kelurahan.

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 135
RADIAL – juRnal perADaban saIns, rekayAsa dan teknoLogi
Sekolah Tinggi Teknik (STITEK) Bina Taruna Gorontalo
VOLUME 1 NO. 2

vegetasi yang berfungsi sebagai


c. Persampahan peneduh pada pedestrian.
Komponen utama persampahan 3) Menghindari konsep bangunan
berupa penyediaan sarana pembuangan modern dalam perancangan agar
sampah yaitu, bak sampah dan nuansa tradisional benar-benar
kontainer sampah sebagai tempat terasa.
pembuangan sampah sementara (TPS),
sara angkuta sampah berupa gerobak
sampah serta penanganan pengelolaan DAFTAR PUSTAKA
persampahan. Daya tampung
mencakup 6 m3 / 2 hektar dengan Budiharjo, Eko., 1998, Kota yang
radius keterjangkauan 50 – 100 meter Berkelanjutan . Ditjen Dikti
dari hunian dan diangkat 2 kali setiap Depdikbud, Jakarta
minggunya.
Efrizal, Syarief. ,2001. Pembangunan
Kelautan dalam konteks pemberdayaan
masyarakat pesisir. Jakarta.
SARAN
Keraf, S.A. 2002. Etika Lingkungan.
a. Bagi pemerintah Daerah Penerbit Buku Kompas.
1) Perlu adanya perhatian pada daerah
pesisir bukan hanya pada sektor Lynch.K., 1981. A Theory of Good City
perdagangan dan bisnis tapi juga Form. Cambridge, Massachusetts.
menjaga keseimbangan antara Muhajir, N., 1992. Metodologi Penelitian
daerah pantai dan daratan di daerah Kualitatif. Rake Sarasin, Yogyakarta.
pesisir.
2) memperhatikan lebih lanjut Rapoport, A., 1984. Environmental Quality
kawasan-kawasan pesisir yang Metropolitan Areas and Traditional
memiliki potensi untuk di Settlement. Pergamon Press, New
York.
kembangkan.
3) pelestarian daerah-daerah yang Shirvani, Hamid, 1985. The Urban Design
memiliki ikon tradisional di Process, Van Nostrand Reinhold
kawasan pesisir untuk lebih Company, New York.
menonjolkan ciri khas akan kota
Manado sebenarnya. Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang
4) pemberdayaan masyarakat pesisir Perumahan dan Permukiman.
untuk pembangunan daerah.
Undang-Undang No. 27 Tahun 2007 tentang
Khususnya daerah sindulang yang Pengelolaan pesisir dan pulau-pulau
kurang aktif dalam pengembangan kecil.
daerah.

b. Bagi Arsitek
1) Dalam perencanaan pengembangan
kawasan pesisir perlu
memperhatikan kebutuhan manusia
sebagai pengunjung maupun
masyarakat setempat.
2) Memperhatikan material-material
yang di akan di gunakan pada
perancangan kawasan wisata
tersebut. Serta mengoptimalkan

[Perancangan Pesisir Sindulang Sebagai Kawasan Pariwisata Tradisional; Marlien Maranetha Wuisan] 136

Anda mungkin juga menyukai