Anda di halaman 1dari 42

TUGAS MATA KULIAH :

PENGEMBANGAN WILAYAH PESISIR DAN PULAU PULAU KECIL

TEMA :
PERENCANAAN TATA RUANG SEBAGAI BASIS
DALAM UPAYA PENGEMBANGAN WILAYAH
PESISIR DAN PULAU KECIL
TOPIK :
PENGEMBANGAN KEGIATAN MINA INDUSTRI DI WILAYAH
PESISIR BENGKOROK KECAMATAN WATULIMO
KABUPATEN TRENGGALEK PROP JAWA TIMUR

R muh.Adamsyach Adikara
Nim.
adam 13.70.251.018
[Type the company name]

Magister
kajian pembangunan
[Pick the date]
wilayah dan perkotaaan
Univ.krisna dwipayana

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

BAGIAN A
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Zona pesisir dan laut di Indonesia menyimpan kekayaan alam yang melimpah dan mempunyai potensi ekonomi
yang cukup besar, dan merupakan modal dalam membangun bangsa Indonesia. Sehingga dalam memanfaatkannya
harus dikelola dengan baik, yaitu terpadu, berkelanjutan, dan berkesinambungan. Pada saat ini, pengelolaan sumber daya
alam cenderung dititik beratkan pada pengolahan tanah, sedangkan potensi pesisir dan lautan masih sangat luas dan
belum optimal pengelolaanya. Pemanfaatan dan pengelolaan wilayah pesisir dan kelautan antara lain untuk kepentingan
pariwisata, perikanan, hankam, pertambangan, dan lain sebagainya.
Berdasarkan Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE), kewenangan Indonesia untuk mengelola wilayah kelautan adalah
sejauh 200 mill, sedangkan berdasarkan Undang-undang No. 20 tahun 1999 menjelaskan bahwa kewenangan
pengelolaan wilayah kelautan bagi propinsi adalah 12 mill, dan bagi Kabupaten/Kota kewenangan pengelolaan wilayah
kelautannya adalah 4 mill. Berdasarkan ZEE tersebut, maka kewenangan Kabupaten Trenggalek dalam pengelolaan
wilayah kelautan adalah 4 mill.
Ditinjau dari sumber dayanya, potensi pembangunan yang terdapat di wilayah pesisir dan lautan secara garis
besar terdiri dari tiga kelompok, yaitu : sumber daya dapat pulih (renewable resoursces), sumber daya tak dapat pulih
(non renewable resoursces) dan jasa-jasa lingkungan (environmental services). Sumber daya dapat pulih yang dimaksud
yaitu : hutan mangrove, terumbu karang, padang lamun dan rumput laut, sumber daya perikanan laut. Sumber daya tak
dapat pulih yang dimaksud antara lain : minyak bumi, gas alam, timah, mineral dan sebagainya. Sedangkan jasa-jasa
lingkungan yang dimaksud adalah fungsi kawasan pesisir dan kelautan yang dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi dan
pariwisata, media transportasi dan komunikasi, sumber energi, saran pendidikan dan penelitian, pertahanan dan
keamanan, penampungan limbah, pengatur iklim, kawasan perlindungan (konservasi dan preservasi).
Pada masa yang akan datang, peranan sumberdaya pesisir dan lautan diperkirakan akan semakin meningkat
dalam menunjang pembangunan ekonomi. Potensi sumber daya pesisir dan kelautan di Kabupaten Trenggalek
Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 1

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

merupakan salah satu potensi alam yang dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin dan akan menjadi sumber pertumbuhan
baru serta tumpuan utama dalam pembangunan daerah pada masa yang akan mendatang, sehingga akan sangat
menguntungkan untuk meningkatkan produk domestik bruto dan kesejahteraan rakyat. Pemanfaatan sumber daya pesisir
dan kelautan tersebut harus dilaksanakan dengan memperhatikan kelestarian fungsi dan keseimbangan lingkungan hidup
sebagai dasar untuk pembangunan berkelanjutan.
Potensi sumber daya pesisir dan kelautan di kabupaten ini dikembangkan dengan menggunakan beberapa
lokasi wilayah dengan potensi tinggi untuk sektor pesisir sebagai titik akumulasi kegiatan pengembangan kegiatan
pesisir. Lokasi yang menjadi bahasan dalam pekerjaan ini adalah pada kawasan Bengkorok dan sekitarnya yang
merupakan modal dalam pembangunan Kabupaten Trenggalek dalam pengembangan kegiatan di kawasan peisisrnya.
Dengan melaksanakan pekerjaan ini diharapkan dalam pemanfaatannya kawasan pesisir di kawasan bengkorok dan
sekitanya dikelola dengan baik dan terpadu. Pengelolaan sumber daya pesisir dan kelautan secara terpadu tersebut
memerlukan informasi tentang potensi pembangunan yang dapat dikembangkan di suatu wilayah pesisir dan kelautan.
Pemanfaatan potensi pesisir dan kelautan di kawasan bengkorok dan sekitarnya di Kabupaten Trenggalek lebih banyak
dititik beratkan untuk kegiatan pariwisata, permukiman nelayan, pertambakan, kawasan hutan dan kawasan lindung.
Sebagian besar kegiatan tersebut masih dikelola secara tradisional dan belum menampakkan hasil yang optimum.
Sehingga dibutuhkan pengembangan dan pengelolaan kawasan pesisir dan kelautan Kabupaten Trenggalek.
1.2. Perumusan Permasalahan
Permasalahan yang terjadi pada kawasan bengkorok secara garis besar dapat di disimpulkan karena belum ada nya
upaya penataan kawasan pesisir yang dapat mengarahkan optimalisasi potensi ke pesisiran kawasan bengkorok.
Permasalahan permasalahan yang terdapat kawasan pesisir Bengkorok dapat di deskripsikan sebagai berikut :
1.
2.
3.
4.

Kurangnya upaya penataan kawasan pesisir bengkorok sesuai dengan potensi yang ada
Ketiadaan sarana dan prasaran yang memadai untuk mengoptimalkan potensi yang ada
Lemahnya sumber daya manusia yang memadai untuk mengola sumber daya pesisir yang ada
Dan rendah nya upaya mendiversifikasi hasil komoditi dari sumber daya pesisir yang berlimpah di kawasan ini

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 2

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

1.3. Maksud dan Tujuan


Maksud dari penyusunan Paper ini adalah adalah
1. Mewujudkan pengelolaan sumberdaya wilayah pesisir yang berwawasan lingkungan dan berkelanjutan baik
pada aspek wisata dan perikanan laut yang didukung oleh peningkatan kualitas sumberdaya manusia, penataan
dan penegakan hukum, serta penataan ruang untuk terwujutnya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
2. Terciptanya masyarakat yang sejahtera dan lingkungan yang lestari melalui Daerah Perlindungan Laut dan
Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir secara terpadu dan berkelanjutan.
Tujuan dari penyusunan papaer ini adalah
1. Implementasi penetapan kawasan prioritas pengembangan kegiatan perikanan laut
2. Memuat rencana tindakan yang menangani pengembangan kegiatan perikanan laut di kawasan bengkorok
3. Penetapan rencana pengembangan proyek yang memuat pengembangan perikanan laut
4. Implementasi rencana tindakan yang mendukung strategi peransangan investasi pada pada kegiatan perikanan
laut

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 3

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

BAGIAN B
Kondisi Kawasan Pesisir Bengkorok
2.1. Kondisi Geografis dan Batas Administratif
Kawasan Bengkorok terletak pada wilayah pesisir Pantai Prigi Desa Tasikmadu Kecamatan Watulimo dengan
luas wilayah 17, 98 Ha, yang terletak diantara 7 - 8 Lintang Selatan dan 111 - 112 Bujur Timur, dengan batas-batas
sebagai berikut:
Sebelah Utara

: Pasar Tasikmadu, Jalan Raya, Desa Prigi

Sebelah Timur

: Pantai Karanggongso, Pantai Pasir Putih, Perkebunan

Sebelah Selatan

: Teluk Prigi, Samudera Indonesia

Sebelah Barat

: Desa Prigi, Desa Karanggandu

Kawasan ini terletak pada wilayah pesisir dari teluk Prigi dan berada dalam wilayah administrasi desa Tasikmadu.
Lokasi kawasan ini dapat dilihat pada gambar dibawah ini
Gambar 3.1. Lokasi kawasan Bengkorok

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 4

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

2.2. Kondisi Fisik Dasar


Topografi
Kecamatan Watulimo terletak pada ketinggian antara 0 300 mdpl dengan kemiringan 0 30%. Sebagian besar wilayah
Kecamatan Watulimo merupakan wilayah perbukitan/pegunungan terutama di daerah utara, sedangkan daerah sebelah
selatan merupakan wilayah pesisir pantai.
Kawasan Bengkorok merupakan kawasan pesisir pantai yang mempunyai ketinggian berkisar antara 0 6 mdpl dengan
tingkat kemiringan yang relatif datar.

Jenis tanah
Kecamatan Watulimo didominasi oleh lapisan mediteran yang tercampur dengan lapisan grumosol dan latosol. Lapisan
tanah ini memiliki tingkat permeabilitas tanah terhadap air yang rendah. Jenis tanah ini juga tergolong kurang subur.
Sedangkan untuk jenis tanah kawasan Bengkorok, sebagian besar merupakan batu kapur dan sirtu, terutama di bagian
selatan kawasan Bengkorok, pesisir pantai. Ada sebagian lapisan mediteran yang dapat ditemukan di bagian utara
kawasan Bengkorok, yang didominasi oleh daerah permukiman dan perkebunan.

Iklim ( Klimatologi )
Kecamatan Watulimo mempunyai tipe iklim agak basah (Tipe C) khususnya tipe C2 dan C3 juga pada tipe D, Tipe iklim
C dengan jumlah bulan kering rata-rata 5 bulan setahun yaitu terjadi pada bulan Juni sampai Oktober, sedangkan bulan
basah rata-rata 7 bulan (Nopember sampai Mei).
Iklim di kawasan Bengkorok merupakan iklim tropis dengan suhu udara berkisar antara 29 - 32 C. Jumlah curah hujan
rata-rata selama 1 tahun antara 2.500 3.000 mm, dengan curah hujan terbesar mencapai 522 mm dan curah hujan
terkecil 10 mm dengan jumlah hari hujan 141 hari.

Hidrologi
Kondisi kawasan Bengkorok dipengaruhi oleh adanya sungai-sungai. Pada catchment area dari beberapa sungai tersebut
banyak dimanfaatkan sebagai sumber air oleh penduduk, karena sumber-sumber tersebut merupakan sumber yang
mengalir sepanjang tahun. Keadaan daerah aliran sungai dipengaruhi oleh unsur hidrologi, aliran sungai,
evapotranspirasi dan unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air DAS. Akan tetapi, pada umumnya sungai-sungai
tersebut hanya berfungsi sebagai saluran pembuangan saja, terutama limbah industri pengolahan ikan dan limbah rumah
tangga.
Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 5

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Gambar 1 : Lokasi Kawasan Pesisir Bengkorok

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 6

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

2.3. Pola Pemanfaatan Lahan


Sebagian besar lahan di Kecamatan Watulimo termasuk kawasan hutan yang berfungsi sebagai kawasan
lindung dan kawasan penyangga, terutama di daerah sebelah utara, sedangkan daerah sebelah selatan didominasi daerah
permukiman penduduk dan daerah pesisir pantai. Disamping areal hutan dan permukiman, juga terdapat areal
persawahan dan ladang seluas 189,6 Ha.
Dilihat dari kondisi eksistingnya, kawasan Bengkorok dapat dibagi menjadi 8 (delapan) fungsi lahan, antara lain:
1. Pemukiman
Guna lahan pemukiman di kawasan Bengkorok terletak di sepanjang jalan masuk menuju pelabuhan dengan luasan
sekitar 900 m2 atau 1,05 % dari luas kawasan Bengkorok.
2. Perdagangan dan jasa
Guna lahan untuk perdagangan dan jasa di kawasan Bengkorok juga terletak di sepanjang jalan masuk menuju
pelabuhan, berdampingan dengan areal pemukiman, dengan luasan sekitar 1.350 m2 atau 1,57 % dari luas kawasan
Bengkorok.
3. Industri
Areal industri (perikanan) di kawasan Bengkorok terletak di utara sepanjang sungai, sebelah timur areal pemukiman dan
perdagangan jasa, dengan luasan sekitar 2.150 m2 atau 2,5 % dari luas kawasan Bengkorok.
4. Pelabuhan
Areal pelabuhan di kawasan Bengkorok terletak di bagian selatan Bengkorok dengan luasan sekitar 5.238 m2 atau 6,1 %
dari luas kawasan Bengkorok.
5. Kawasan wisata (pesisir pantai)
Untuk kawasan wisata di kawasan Bengkorok terletak di sepanjang pesisir pantai (Pantai Karanggongso) dengan
sempadan garis pantai sepanjang 25 m, sehingga luasannya sekitar 10.722 m2 atau 12,5 % dari luas kawasan
Bengkorok.
6. Hutan
Areal hutan berada di bagian utara kawasan Bengkorok dengan luasan sekitar 4.300 m2 atau 5 % dari luas kawasan
Bengkorok.
7. Perkebunan
Areal perkebunan sebagian besar besar terletak di bagian utara dan timur kawasan Bengkorok dengan luasan sekitar 900
m2 atau 1,05 % dari luas kawasan Bengkorok.
8. Lain-lain

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 7

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Areal yang dimaksud adalah areal berupa tanah kosong, jalan, dan sungai. Areal ini sebagian besar berada di sebelah
utara kawasan Bengkorok dengan luasan sekitar 60.440 m2 atau 70,03 % dari luas kawasan Bengkorok.

Bagan 3.2
Persentase Guna Lahan di Kawasan Bengkorok

Pemukiman
Perdagangan Jasa
Industri
Pelabuhan
Kaw. Wisata
Hutan
Perkebunan
Lain-lain

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 8

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 9

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

2.5. Kondisi Sarana dan Prasarana


Sarana Pelayanan umum di Kawasan Bengkorok
Kondisi sarana di kawasan Bengkorok cukup baik, dengan jumlah sarana peribadatan, yaitu Masjid sebanyak 1
(satu) dan sarana ibadah untuk non muslim tidak ada. Sedangkan untuk sarana pendidikan terdapat 2 (dua) SD Negeri
dan 1 (satu) SD Inpres. Kawasan Bengkorok juga memiliki 1 (satu) puskesmas pembantu dan 1 (satu) toko obat sebagai
sarana kesehatannya. Sarana untuk perdagangan juga tersedia, seperti adanya pasar desa, yaitu Pasar Tasikmadu, 10
warung, 2 rumah makan, dan 22 toko. Lebih jelasnya dapat dilihat pada poin pin pada tiap jenis darana dibawah ini

1. Peribadatan
Sarana peribadatan di Desa Tasikmadu terdiri dari 10 (sepuluh) Masjid dan 21 musollah, sedangkan untuk kawasan
Bengkorok terdiri dari 1 (satu) Masjid dan 1 (satu) musollah, sementara untuk sarana ibadah untuk non muslim tidak
ada.

2. Pendidikan
Sarana pendidikan di Desa Tasikmadu terdiri dari 4 (empat) TK (Taman Kanak-kanak) dan 7 (tujuh) SD,
sedangkan untuk kawasan Bengkorok hanya terdapat 1 (satu) SD Negeri dan 1 (satu) SD Inpres.
3. Kesehatan

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 10

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Sarana kesehatan di Desa Tasikmadu terdiri dari 1 (satu) puskesmas pembantu dan 4 (empat) toko obat. Satusatunya puskesmas pembantu Desa Tasikmadu berada di kawasan Bengkorok, ditambah 1 (satu) toko obat.

4. Perdagangan dan jasa


Kawasan perdagangan di wilayah ini banyak banyak digunakan oleh masyarakat yang melakukan kegiatan perikanan
dan wisata. Hal ini bisa dilihat pada titik titik akumulasi fasilitas perdagangan yang terorientasi pada jalan utama
kawasan ini. Sarana perdagangan utama Desa Tasikmadu adalah pasar desa/lokal, yaitu Pasar Tasikmadu, yang terletak
di kawasan Bengkorok dan untuk sarana perdagangan lainnya terdiri dari 10 warung, 2 rumah makan, dan 22 toko.

5. Sarana pendukung Transportasi


Sarana angkutan umum berupa terminal, sub terminal atau halte untuk angkutan umum di kawasan ini belum tersedia.
Lokasi pergantian moda dilakukan pada lokasi didepan pasar Watulimo. Hal ini terkadang menimbulkan permasalahan
kemacetan terutama pada hari wton pasar ini dibukaAngkutan umum adalah satu-satunya sarana transportasi yang
terdapat di Desa Tasikmadu maupun Bengkorok, yaitu berupa minibus dengan skala pelayanan antar kecamatan dengan
rute Kecamatan Watulimo Kecamatan Bendungan Kecamatan Durenan.
6. Sarana Pendukung Kegiatan Perikanan
Sarana pendukung kegiatan perikanan di okasi kawasan ini terorientasi di sepanjang jalan utama kawasan. Hal ini
terkondisi oleh kemudahan tingkat pencapaian lokasi sarana ini dengan core wilayahnya di sepanjang bibir pantai.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 11

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Titik akumulasi
Sarana perikanan

Jenis - jenis sarana perikanan ini antara lain adalah :


1. Kantor Perikanan

2. Kantor pengelolaan TPI


3. Pabrik Pengolahan Tepung Ikan
4. Instalasi pengeringan Ubur-ubur

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 12

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

5. Lokasi pemindangan ikan tradisional

6. Pabrik Es
7. Pelabuhan rakyat ( untuk nelayan lokal )

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 13

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

8. Tempat Pelelalangan Ikan ( TPI ) untuk Pelabuhan rakyat

9. Dermaga kapal nelayan

10. TPI Prigi

Prasarana
Kondisi jaringan jalan di kawasan Bengkorok pada umumnya adalah jalan aspal meskipun terdapat beberapa
yang rusak, ini dikarenakan terdapat Pelabuhan Perikanan Nusantara Prigi, yang membutuhkan akses yang baik untuk
memperlancar arus distribusi komoditi perikanan laut. Ada beberapa jalan makadam dan jalan tanah di kawasan

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 14

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Bengkorok yang rencananya akan dilakukan pengaspalan untuk meningkatkan aksesibilitas kendaraan. Dimensi jalan di
kawasan Bengkorok berkisar antara 3 10 m, dimana dimensi jalan yang lebih besar pada umumnya adalah jalan dari
kecamatan lain menuju ke kawasan Bengkorok atau sebaliknya, dan jalan dengan dimensi yang lebih kecil merupakan
akses antar daerah/desa sekitar.

Prasarana Jalan di Kawasan Bengkorok

Sumber air bersih di kawasan Bengkorok didapatkan dari catchment area di sekitar Sungai Wancir dan juga mata air
sekitar, selain itu beberapa penduduk juga menggunakan sumur bor.
Untuk jaringan listrik dan telepon di Desa Tasikmadu terdapat 1.598 pelanggan PLN dan 335 pelanggan
telepon, dimana sebagian besar pelanggan adalah penduduk di kawasan Bengkorok.
Untuk mendukung kegiatan perikanan terdapat beberapa fasilitas seperti cold storage, TPI, pelabuhan,
dermaga, parkir, IPAL, dan pasar ikan. Begitu juga untuk fasilitas lainnya (fasilitas umum dan pariwisata) tersedia di
sekitar dermaga. Akan tetapi, banyak dari fasilitas tersebut yang tidak termanfaatkan, salah satunya IPAL (Instalasi
Pengolah Air Limbah) yang terdapat di sekitar dermaga. Masyarakat cenderung mengolah ikan di rumah dan membuang
limbah (padat atau cair) di sekitar rumah mereka.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 15

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 16

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

BAGIAN C
Kajian analisis optimalisasi potensi
pesisir bengkorok dalam pengembangan
mina industry
3.1. Peranan Kawasan Bengkorok di wilayah sekitarnya
Kawasan Bengkorok terdapat di bagian selatan Kecamatan Watulimo. Wilayah ini terdapat pada Teluk Prigi yang
menjadi lokasi berlabuhnya perahu nelayan di wilayah ini. Kawasan ini merupakan wilayah pesisir dari Kecamatan
Watulimo yang berada dalam wilayah administratif Desa Tasikmadu.
Luas wilayah Kawasan bengkorok adalah seluas 17,98 Ha. Sesuai dengan pola guna lahan didalamnya yang terbentuk
dari beberapa kawasan pemukiman pesisir dan beberapa fasilitas untuk kegiatan pesisir , kawasan ini memiliki peranan
yang dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Kawasan dengan kegiatan utama untuk kegiatan pengolahan hasil budidaya perikanan yang meliputi Kegiatan
Pemindangan ikan dan kegiatan agroindustri perikanan lainya
2. Kawasan ini memiliki fungsi sebagai kawasan wisata pesisir pada Pantai Prigi dan Karanggongso yang berada
di bagian selatan.
3. Kawasan ini merupakan salah satu bagian kawasan sentra produksi di kawasan Agropolitan Watulimo
khususnya untuk komoditi unggulan ikan

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 17

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Lokasi Kawasan Bengkorok dan sekitarnya


Pada Kecamatan Watulimo

Lokasi Ibukota Kecamatan Watulimo

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 18

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

3.2. Analisa Fisik Dasar Perairan Laut (Kondisi Oseanografi)


Kondisi oseanografi merupakan karakteristik fisik di wilayah perairan. Kondisi oseanografi ini sangat
berpengaruh terhadap kondisi ekosistem perairan, karena tiap jenis ekosistem memerlukan habitat dengan karakteristik
tertentu.
Kedalaman Laut
Lokasi Kawasan bengkorok terbuka ke arah Samudera Hindia. Kedalaman laut rata-rata di di sekitar
kawasan ini yaitu 20 meter. Konfigurasi dasar laut teluk dari arah utara ke selatan lebih landai dibandingkan dengan
sebelah barat dan timur. Hal ini terjadi karena pada daratan pesisir di kedua sisi terdapat penghalang tebing sehingga
dasar perairan langsung terjal.
Angin
Angin merupakan parameter lingkungan penting sebagai gaya pergerakan dari aliran skala besar yang
terdapat atmosfer maupun lautan. Gelombang merupakan produk penting lainnya yang dihasilkan oleh angin. Angin
merupakan gerakan udara dari tempat yang bertekanan udara tinggi ke tempat yang bertekanan rendah. Pada wilayah
pantai, angin lokal yang dikenal sebagai angin darat dan angin laut dimanfaatkan oleh para nelayan untuk melaut
menangkap ikan dan kembali setelah itu. Berhembusnya angin darat (dari darat ke laut) pada malam hari dan angin laut
(dari laut ke darat) pada siang hari disebabkan oleh perbedaan panas antara daratan dan laut.
Pasang Surut
Pasang surut adalah proses naik turunnya muka laut secara hampir periodik karena gaya tarik benda-benda
angkasa, terutama bulan dan matahari. Naik turunnya muka laut dapat terjadi sekali sehari (pasut tunggal) atau dua kali
sehari (pasut ganda), sedangkan pasut yang berperilaku diantara keduanya disebut pasut campuran. Untuk memprediksi
kondisi pasut dengan akurasi baik diperlukan pengetahuan tentang pasut yang cukup, karena itu perlu data pengukuran
paling sedikit 15 kali selama 18,6 tahun jika ingin mendapatkan hasil prediksi dengan akurasi yang tinggi.
Menurut data dari Dishidros TNI-AL, pasang surut Pantai di kawasan ini adalah pasang surut ganda (semi
diurnal) dengan amplitudo pasang surut berkisar antara 1,65 1,95 meter. Amplitudo pasang surut dapat mencapai 2,80
3,00 meter pada saat pasang purnama.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 19

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Gelombang
Lautan Hindia pada umumnya memiliki tinggi gelombang antara 0,50 1,00 meter dalam periode 10 12
detik dan tinggi gelombang tersebut dapat dikatakan moderat. Arah gelombang dominan pada saat pengamatan (musim
timur) berasal dari pantai selatan (laut lepas) dan menuju ke pantai. Dari data angin yang direkam di wilayah kawasan
pesisir selayan jawa Timur ( stasiun Banyuwangi ) dapat dibuat ramalan tinggi gelombang yang akan ditimbulkan oleh
angin tersebut sebagai berikut:
Periode ulang 5 tahunan
Periode ulang 10 tahunan

= 2,20 2,40 m
= 2,40 2,55 m

Periode ulang 15 tahunan

= 2,55 2,70 m

Periode ulang 25 tahunan

= 2,70 2,80 m

Wilayah pesisir Selatan Kabupaten Trenggalek termasuk wilayah dari kawasan Bengkorok merupakan
wilayah yang termasuk beresiko terkena Tsunami. Gejala alam luar biasa berupa hempasan gelombang Tsunami pernah
menghantam seluruh pesisir pantai selatan Pulau Jawa. Pada pesisir pantai selatan umumnya, gelombang tsunami
menghantam pemukiman nelayan dengan ketinggian gelombang lebih dari 10 meter. Pada saat tersebut banyak
perumahan nelayan yang hilang dalam sekejap terseret ke laut, termasuk kapal-kapal nelayan yang habis.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Jawa Timur mengenai penanganan wilayah rawan
bencana Tsunami, ditetapkan sebagai daerah bahaya 1 dengan jarak 3500 m dari garis pasang tertinggi. Permukiman
dikembangkan berada di belakang daerah bahaya 1. Penataan ruang pantai khususnya di kawasan rawan tsunami (daerah
bahaya I) terdiri dari beberapa zona yang berfungsi untuk memecah gelombang tsunami, memperlambat kecepatan
gelombang serta revitalisasi ekosistem pesisir. Zona-zona ini terdiri sebagai berikut:

Zona perikanan tangkap

Zona Mangrove

Zona perikan darat/tambak

Zona perkebunan

Zona permukiman/wisata bahari. Berada minimal 3500 dari garis pasang tertinggi

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 20

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Arus di Pantai
Arus di Pantai di kawasan bengkorok dikenal dengan nama Arus Khatulitiwa Selatan (South Equatorial
Current) yang sepanjang tahun bergerak menuju ke arah Barat. Akan tetapi pada musim Barat terdapat jalur sempit yang
menyusur Pantai Selatan Jawa dengan arus menuju Timur, berlawanan dengan arus khatulistiwa Selatan.
Pada musim Timur, arus dipengaruhi oleh angin Tenggara yang membuat arus khatulistiwa semakin
melebar ke arah Utara. Pada saat ini arus permukaan menunjukkan pola sirkulasi anti siklonik atau berputar ke kiri,
sehingga terjadi kekosongan yang berakibat naiknya air dari bawah (Upwelling).
Air naik ini terjadi kira-kira menghampar dari Selatan Jawa hingga ke sebelah Selatan Sumbawa, terjadi
dalam kurun bulan Mei sampai dengan September. Kecepatan air naik mencapai 0,0005 cm/detik. Jenisnya adalah
jenis berkala (Periodic type) dan terjadi di musim Timur.

Suhu dan Salinitas


Suhu di suatu perairan dipengaruhi oleh radiasi matahari, posisi matahari, letak geografis, musim, kondisi
awan, serta proses interaksi antara air dan udara, seperti alih panas (heat), penguapan dan hembusan angin.
Suhu umumnya di perairan Indonesia berkisar antara 28 38 C. Suhu air permukaan bisa turun sekitar
25 C karena air yang dingin di lapisan bawah terangkat ke atas permukaan. Suhu dekat pantai biasanya sedikit lebih
tinggi dibandingkan suhu di lepas pantai. Suhu permukaan laut di Indonesia secara umum berkisar antara 19 26 C,
karena perairan di Indonesia dipengaruhi oleh angin musim, sehingga sebaran suhu permukaan laut mengikuti
perubahan musim. Secara umum, kondisi suhu dan salinitas ini sangat mempengaruhi kualitas air laut yang sangat
dibutuhkan bagi Terumbu karang.

3.3. Analisa sektor ekonomi pada Kawasan Bengkorok dan sekitarnya


Identifikasi kegiatan ekonomi basis
Untuk menentukan kebutuhan sarana dan prasarana di kawasan Bengkorok dan juga untuk menata pola ruang di
kawasan ini maka terlebih dahulu ditentukan jenis sektor ekonomi yang menjadi dasar kegiatan masyarakat di kawasan

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 21

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

ini. Analisa ini berfungsi untuk memberikan gambaran yang jelas latar belakang jenis jenis sarana dan prasarana yang
akan direncanakan dan ditata di kawasan ini.
Metode analisa yang digunakan adalah analisa location quotient yang merupakan manivestasi dari kemampuan eksport
wilayah kawasan Bengkorok menuju wilayah lainya. Metode ini dapat dilihat dibawah ini
Dalam penentuan ekonomi basis terdapat beberapa poin yang harus dipenuhi oleh sektor yang akan ditetapkan
sebagai unggulan yaitu
Mempunyai karakter yang eksotik agroekologi-tropika
Merupakan sektor ekonomi dominan
Analisa Location Quotient (LQ) merupakan metode statistik yang menggunakan karakteristik ketenagakerjaan
untuk menganalisis dan menentukan perbedaan basis ekonomi masyarakat suatu daerah yang bermanfaat untuk
menentukan Exsport/Import Employment dalam Local Government guna penentuan Policy dan Constraint. Dalam
identifikasi unggulan sebagai basis atau non basis. Analisis situasi internal (Agroklimatologi dan LQ) dan analisis
eksternal (daya saing pemasaran komoditas) dilakukan dengan Scoring dan pembobotan/rating untuk memperoleh nilai
ranking komoditas.
Formula perhitungan LQ dalam proses penentuan sektor ekonomi basis adalah sebagai berikut :

LQ

= Si/ N i = Si/ S
S/ N
N i/ N

Dimana :
Si = sektor ekonomi tertentu ( i ) di Kecamatan ( i )
S = Jumlah sektor ekonomi total komoditas di Kecamatan ( i )
Ni = Jumlah sektor ekonomi tertentu ( i ) di Kabupaten / kota
wilayah rencana
N = Jumlah sektor ekonomi total di Kabupaten / kota wilayah
rencana
Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 22

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Model ini dilakukan dengan kondisi satuan jumlah tiap sektor ekonomi tertentu harus sama
Indikasi sektor ekonomi pada tiap kecamatan untuk nilai LQ ini apabila :
Nilai LQ sektor tertentu ( i ) > 1 maka sektor tertentu ( i ) tersebut merupakan sektor unggulan pada Kecamatan
( i ) tersebut begitu pula sebaliknya
apabila Nilai LQ sektor tertentu ( i ) < atau = 1 maka sektor tertentu ( i ) tersebut BUKAN merupakan sektor
unggulan pada Kecamatan ( i ) tersebut
Konklusi yang didapatkan dari model analisa ini ialah :
Sektor ekonomi perikanan merupakan sektor ekonomi basis dari wilayah Kecamatan Watulimo daripada Kecamatan
lainya di Kabupaten Trenggalek . Hal ini bisa dilihat dari besarnya nilai LQ di kecamatan ini yang lebih besar dari angka
1 pada sektor perikanan. Kawasan Bengkorok sebagai wilayah sektor ekonomi basis perikanan di Kecamatan Watulimo
tentunya juga memiliki kondisi yang sama dengan kondisi global kecamatan Watulimo. Berdasar atas analisa pula ini
pula dapat diketahui bahwa pada sektor pariwisata juga memiliki potensi dan kontribusi ekonom yang besar pada
Kecamatan Watulimo dan Kawasan Bengkorok. Hal ni bisa ditinjau pada nilai LQ yang memiliki nilai lebih dari 1 dan
memiliki kemampuan untuk melayani kebutuhan kegiatan wisata bagi pengunjung di luar kecamatan ini .
Analisa Pengembangan ekonomi basis perikanan
Hampir sebagian besar hasil tangkapan ikan laut di kawasan pesisir Bengkorok dijual langsung dalam bentuk segar
untuk diolah di tempat lain. Hanya sebagian kecil ikan hasil tangkapan yang dilakukan pengolahan seperti: pemindangan
dan pengasinan. Jenis ikan yang diolah ini pun merupakan ikan yang nilai jualnya tidak begitu tinggi atau ikan yang
merupakan hasil sampingan dari target penangkapan seperti: ikan sisik, layang dan sebagainya.
Dengan tersedianya potensi ikan laut di wilayah pantai Selatan Kabupaten Trenggalek yang belum dimanfaatkan secara
optimal, maka di masa mendatang produksi tangkapan ikan laut tentunya dapat ditingkatan semaksimal mungkin.
Meningkatnya hasil tangkapan ikan laut ini harus disertai adanya kegiatan penanganan dan pengolahan ikan yang secara
keseluruhan diharapkan dapat memberikan dampak peningkatan kesejahteraan masyarakat dan perekonomian wilayah
Kabupaten Trenggalek umumnya. Secara lebih rinci perlunya kegiatan pengolahan ikan ini tujuannya adalah:
- Mengawetkan ikan hasil tangkapan, sehingga jangkauan pemasaran dapat diperluas. Hal ini dilakukan karena
karakter hasil tangkapan ikan laut yang harus segera ditangani agar kualitasnya tetap dapat dipertahankan (tidak
rusak), yakni mulai dari penanganan pada waktu masih di laut, pada saat pembongkaran, pada saat di darat, serta

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 23

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

selama pengangkutan dan distribusi. Semakin lama kualitas ikan dapat dipertahankan, maka semakin luas
pemasaran yang dapat dilakukan khususnya untuk ikan segar.
- Memanfaatkan atau mengolah ikan hasil sampingan maupun limbah ikan hasil olahan sebelumnya menjadi produk
yang mempunyai nilai jual,
- Menyerap tenaga kerja dan mengurangi tingkat pengangguran, serta memberdayakan masyarakat di kawasan pesisir
Bengkorok terutama kaum perempuan dan masyarakat di wilayah sekitar Bengkorok dengan adanya kegiatan
pengolahan ikan ini,
- Meningkatkan pendapatan masyarakat sekitar pesisir Bengkorok dengan adanya kegiatan pengolahan ikan ini.
Kemajuan teknologi yang semakin pesat memungkinkan adanya bermacam kegiatan pengolahan ikan
tergantung dari hasil tangkapan ikan yang diperoleh. Dengan adanya pengolahan ikan ini, maka penjualan ikan tidak
hanya dalam bentuk ikan segar akan tetapi juga ikan kemasan siap saji yang lebih tahan lama sampai ke tujuan atau
produk ikan olahan. Dengan demikian, selain pemanfaatan hasil tangkapan menjadi lebih optimal, pendapatan
masyarakat juga semakin meningkat.
Berdasarkan perkiraan hasil tangkapan ikan di masa mendatang hingga mencapai 50 ton per hari, yang dijual
langsung dalam kondisi segar yaitu sekitar

27 %. Penjualan ikan segar ini untuk memenuhi kebutuhan ikan wilayah

sekitar Bengkorok dan Kabupaten Trenggalek (skala lokal dan regional). Selain itu sebagian ikan segar ini dijual ke
tempat-tempat pengolahan ikan yang sudah ada saat ini dan tentunya sampai dengan tahun perencanaan masih
membutuhkan supplai ikan yang berasal dari Bengkorok. Jenis ikan segar untuk kebutuhan masyarakat lokal dan
regional adalah semua jenis ikan hasil tangkap, sedangkan jenis ikan untuk supplai ke tempat-tempat pengolahan ikan
adalah jenis ikan tuna, cakalang, bengkunis dan tuna mata besar. Biasanya ikan yang langsung dijual segar ini dari TPI
(setelah ditimbang dan dilelang) langsung dimasukkan ke mobil pengangkut ikan untuk kemudian diangkut ke tujuan
penjualan. Ikan-ikan tersebut diberi es batu yang dihancurkan dan garam untuk tetap menjaga kualitas ikan tetap baik
dan segar sampai ke tujuan.
Terkait dengan pengembangan kawasan pesisir Bengkorok di masa mendatang, hasil tangkapan ikan laut yang
didaratkan di Bengkorok lebih diorientasikan untuk diolah di kawasan Bengkorok. Hal ini dilakukan dengan
pertimbangan bahwa adanya kegiatan pengolahan ikan di kawasan perencanaan akan memberikan multiplier effect bagi
masyarakat pesisir Bengkorok dan sekitarnya. Dengan adanya multiplier effect ini diharapkan akan menjadi generator
bagi perkembangan wilayah sekitarnya.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 24

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

3.4. Analisa Spasial Kawasan Bengkorok dan sekitarnya


Identifikasi struktur kegiatan di Kawasan Bengkorok dan sekitarnya
Struktur kegiatan kawasan pada hakekatnya menunjukkan bentuk dan sistem kegiatan kawasan. Dari struktur
ini maka dapat diketahui lokasi mana yang menjadi pusat kegiatan dan lokasi mana yang menjadi sub pusat kegiatan
dengan skala kegiatan lokal. Untuk menentukan pusat ini dapat ditentukan dengan adanya jenis dan kelengkapan fasilitas,
jangkauan pelayanan, arah pergerakan serta aksesibilitas, sedangkan untuk sub pusat adalah lokasi yang nilainya di bawah pusat.
Struktur kegiatan kota berfungsi untuk menunjukkan fungsi-fungsi kegiatan dari suatu kota. Dengan
mengetahui fungsi-fungsi tersebut diharapkan dapat diketahui sektor utama apa yang ada di kota tersebut. Sektor-sektor
tersebut dibagi menjadi dua yakni fungsi primer (utama) dan fungsi sekunder (pelengkap). Kegiatan pada kawasan
Bengkorok dan sekitarnya dapat diidentifikasi berdasarkan atas beberapa hal yaitu :
1. Jenis kegiatan di Kawasan Bengkorok
2. Skala kegiatan di Kawasan Bengkorok
3. Potensi wilayah Kawasan Bengkorok
Berdasar atas hal diatas maka struktur kegiatan di Kawasan bengkorok dapat diidentifikasi sebagai berikut :
1. Kegiatan Primer : Kegiatan penangkapan ikan di kawasan Pantai . Kegiatan perikanan ini terdiri dari berbagai
macam hasil laut yang diproduksi dari wilayah ini.
2. Kegiatan Primer : Pengolahan hasil budidaya perikanan yaitu kegiatan pemindangan ikan dan agro industri
pengolahan tepung ikan. Lokasi dari dua jenis kegiatan ini terdapat pada koridor jalan utama kawasan
Bengkorok yang berada di bibir pantai
3. Kegiatan wisata yang terdapat pada pantai Prigi
Sementara untuk kegiatan sekunder dari kawasan ini adalah pada kawasan di bagian utara berupa kegiatan pemukiman
dan perdagangan dan jasa.
Lokasi pusat kegiatan agroindustri perikanan dan lokasi pendaratan nelayan terdapat pada di lahan sekitar
pantai. Sementara sebagai efek lipat ganda (multiplier) dari kegiatan primer kawasan ini maka terbentuk kawasan
perdagangan dan jasa berupa pertokoan, rumah makan , warung bahkan cafe cafe di sepanjang jalan yang lokasinya
terorientasi di sekitar bibir pantai.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 25

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Kegiatan sekunder

Kegiatan primer

Kegiatan primer

Kajian struktur kegiatan


Dalam proses analisa untuk struktur kegiatan maka dibutuhkan sebuah konsep strategis yang memilah bagian bagian
wilayah kawasan sesuai dengan kondisi dan fungsinya.
Pembagian wilayah atas wilayah-wilayah yang lebih kecil bertujuan untuk meratakan perkembangan ke seluruh
wilayah dan mendekonsentrasikan aktivitas-aktivitas ke seluruh wilayah agar beban kawasan tidak menjadi overload.
Pembagian wilayah atas bagian-bagian wilayah dilakukan dengan dasar arahan pengembangan kawasan serta dengan
memperhatikan kemampuan dan kondisi eksisting kawasan yang bersangkutan. Apabila secara teoritis sesuai untuk
dikembangkan sebagai zona tertentu sedangkan kenyataannya tidak ada kemampuan atau potensi awal yang bisa
diharapkan memacu perkembangan kawasan maka tentunya akan lebih baik kalau kawasan tersebut tidak dijadikan satu
zona tertentu yang tersendiri.
Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 26

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Pembagian wilayah atas zona tertentu juga hendaknya memperhatikan kawasan-kawasan fungsional yang ada
untuk menghindari adanya overlapping dalam sistem pelayanan dalam tiap-tiap bagian wilayah. Untuk itu hal yang perlu
dijadikan bahan pertimbangan adalah bahwa umumnya pusat pelayanan yang ada dan memiliki potensi untuk
berkembang terletak di sepanjang jalan-jalan utama atau paling tidak setingkat jalan kolektor. Dengan demikian,
pembagian sistem perwilayahan tersebut hendaknya tidak terlalu berpaku pada kenampakan-kenampakan alam yang ada
seperti jalan misalnya.
Berdasar atas hasil identifikasi dua faktor diatas maka dapat diketahui terdapat beberapa zona yang saling berinteraksi di
Kawasan Bengkorok. Zona zona tersebut adalah sebagai berikut :
1. Zona 1 : Agroindustri perikanan dengan luas sebesar 2,32 Ha
2. Zona 2 : Perikanan hasil laut dengan luas sebesar 1,51 Ha
3. Zona 3 : wisata dan komersial dengan luas sebesar 2,11 Ha
4. Zona 4 : pemukiman dengan luas 1,51 Ha
5. dan Zona pendukung pengembangan dengan luas 10,34 Ha

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 27

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

4
3

2
1

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 28

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

BAGIAN D
PENATAAN LAHAN PADA KAWASAN
PESISIR BENGKOROK MELALUI
OPTIMALISASI POTENSI MINA
INDUSTRI
4.1. Arahan Dasar Penataan Kawasan Bengkorok dan sekitarnya
Berdasarkan atas hasil analisa yang telah dijabarkan pada bab sebelumnya maka dapat diketahui perlu adanya rencana
yang dapat memberikan arahan penataan pada bangunan bangunan yang direncanakan dibangun di kawasan ini.
Perencanaan bangunan bangunan fasilitas ini direncanakan untuk dapat dikembangkan sesuai dengan pemilahan zona
yang telah dijabarkan pada bagian sebelumnya yaitu :
1. Zona Perikanan , yang mencakup
a. Subzona perikanan tangkapan hasil laut
b. Subzona perikanan pengolaha hasil laut
2. Zona wisata dan komersiil , yang mencakup
a. Subzona wisata pesisir
b. Subzona perdagangan pendukung wisata
3. Zona pemukiman dan pendukung kegiatan utama
Konsep dasar dari rencana penataan Kawasan bengkorok berdasar atas analisa yang dilakukan sebelumnya dapat dilihat
melalui bagan dibawah ini

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 29

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Rencana Penataan Kawasan


bengkorok dan sekitarnya

Konsep penataan Kawasan bengkorok dan sekitarnya ini didasarkan pada fungsi dan peranan kawasan baik dalam
lingkup kawasan maupun regional (Kabupaten Trenggalek ). Adapun fungsi dan peranan Kawasan Bengkorok ini
meliputi:
Sebagai pusat pelayanan dengan skala pelayanan kawasan dan sekitarnya,
Sebagai pusat pendaratan ikan dalam wilayah Kabupaten Trenggalek,
Sebagai pusat pengolahan ikan laut,
Kegiatan wisata alam dan kegiatan wisata penunjang kegiatan perikanan tangkap,
Pemukiman nelayan
Selain itu, konsep pengembangan penataan Kawasan bengkorok dan sekitarnya ini juga disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran yang diinginkan, berdasarkan kajian terhadap potensi, masalah dan prospek pengembangan kawasan, serta
kajian terhadap adanya perubahan kebijaksanaan pembangunan saat ini dan isu-isu yang berkembang saat ini.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 30

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

4.2. Rencana Zonasi Kawasan Bengkorok dan sekitarnya


Rencana penetapan zona Kawasan Bengkorok dimaksudkan untuk menetapkan batasan wilayah perencanaan
dan pengelolaan di wilayah pesisir Bengkorok, dimana wilayah perencanaan umumnya lebih luas dibanding wilayah
pengelolaan secara normatif, mengingat pada wilayah pesisir ini terdiri dari beragam ekosistem yang secara keseluruhan
saling mempengaruhi antara wilayah hulu dan wilayah hilir.
Dengan adanya penetapan zona Kawasan Pesisir Bengkorok ini diharapkan pengembangan Kawasan Pesisir
Bengkorok dapat dilakukan secara optimal, menyeluruh (comprehensive), terpadu (integrated) dan berkelanjutan
(suistainable) agar tidak menimbulkan konflik kepentingan antar kegiatan maupun antar pihak pengelola yang
berwenang, serta meminimalkan dampak lingkungan yang mungkin ditimbulkan dari pengembangan kegiatan tersebut.
Sebagai wilayah perencanaan, zona Kawasan Pesisir Bengkorok meliputi:

Batas wilayah darat: batas administrasi desa (Tasikmadu) sebagai daerah hulu (upstream) dan mempunyai
wilayah pesisir dan laut,

Batas wilayah laut: batas wewenang pengelolaan sumberdaya alam di wilayah laut untuk kabupaten yaitu sejauh
1/3 dari wilayah kewenangan propinsi atau 4 mil ke arah laut lepas dihitung dari garis pantai tertinggi
(berdasarkan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah).
Dalam menentukan batas wilayah pesisir dan laut ini, harus mempertimbangkan faktor pengaruh ekosistem,

yakni:

Wilayah pesisir merupakan wilayah pertemuan darat maupun laut yang masih dipengaruhi oleh faktor-faktor
yang terjadi di darat maupun di laut, pada wilayah daratan mencakup daerah yang tergenang atau tidak
tergenang air yang dipengaruhi oleh proses-proses laut (pasang-surut, angin laut dan intrusi garam) dan pada
wilayah laut mencakup perairan yang dipengaruhi oleh prosesproses alami daratan (sedimentasi dan aliran air
tawar ke laut) dan perairan yang dipengaruhi oleh kegiatan manusia di darat.

Wilayah yang termasuk dalam kawasan konservasi pantai, yaitu wilayah di pantai/daratan sejauh 100 meter ke
arah darat dari titik pasang tertinggi.
Sedangkan untuk wilayah pengelolaan lebih detil, penetapan zona Kawasan Pesisir Bengkorok berdasarkan

adanya jenis kegiatan yang dominan pada kawasan tersebut, sehingga memerlukan pengaturan dan pengelolaan secara
lebih rinci. Adapun kegiatan dominan yang dimaksud yakni kegiatan perikanan tangkap beserta kegiatan penunjang

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 31

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

lainnya seperti: kegiatan pengolahan ikan, kegiatan wisata dan pemukiman nelayan. Oleh karena itu, penetapan zonanya
sebatas kawasan yang didalamnya terdapat kegiatan-kegiatan diatas.
Berdasar atas konsep rencana diatas mala pembagan zona di kawasan Bengkorok dan sekitarnya dapat dilihat
dibawah ini
1. Zona 1 : Agroindustri perikanan dengan luas sebesar 2,32 Ha
2. Zona 2 : Perikanan hasil laut dengan luas sebesar 1,51 Ha
3. Zona 3 : wisata dan komersial dengan luas sebesar 2,11 Ha
4. Zona 4 : pemukiman dengan luas 1,51 Ha

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 32

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

4.3. Konsep dasar penataan kawasan pesisir Bengkorok


Zona Budidaya perikanan laut
Pada Kawasan Pesisir Bengkorok terdapat kegiatan perikanan tangkap yang cukup besar potensinya untuk dikembangkan,
terutama dengan adanya peluang pasar nasional dan ekspor yang menuntut adanya suplai ikan. Di masa mendatang
diarahkan adanya peningkatan kegiatan perikanan tangkap dengan mengembangkan pelabuhan perikanan pada Pelabuhan
Prigi.
Pengembangan pelabuhan perikanan ini tentunya akan menimbulkan dampak positif dan negatif bagi kawasan
perencanaan. Dampak positif yang yang diharapkan antara lain adalah meningkatnya perekonomian wilayah Kabupaten
Trenggalek dengan ditingkatkannya kegiatan perikanan tangkap di Bengkorok. Sedangkan dampak negatif yang
ditimbulkan adalah kebocoran bahan bakar, aktifitas bongkar muat dan adanya pembukaan lahan yang selalu memunculkan
potensi erosi tergantung dari keadaan tanahnya. Lahan yang dibuka dimana kawasan tersebut merupakan kawasan
konservasi perlu pengkajian dampak lingkungan.
Dalam pengembangan pelabuhan perikanan di Bengkorok ini, pengelolaan lingkungan yang harus diperhatikan yaitu:
- Perlu adanya kajian mengenai kelayakan teknis, ekonomis, dan lingkungan terhadap pengembangan pelabuhan
perikanan untuk mengetahui dampak-dampak yang mungkin ditimbulkan dengan adanya pengembangan
pelabuhan perikanan. Misalnya: mengenai pembangunan struktur jetty yang menjorok ke arah laut dapat
menghambat gerakan maupun sirkulasi arus pantai dan limpasan (flushing) massa air dari daratan, sehingga
dapat mengakibatkan gangguan terhadap kinerja pelabuhan itu sendiri, serta dapat merusak ekosistem Estuaria
atau perairan pantai,
- Perlu adanya fasilitas pengendalian terhadap kemungkinan terjadinya pencemaran perairan pantai akibat adanya
kegiatan di pelabuhan, seperti: tumpahan/buangan minyak, buangan air cucian ikan, dan sebagainya,
- Pemanfaatan air tanah dalam untuk kebutuhan kegiatan di pelabuhan perikanan ini harus dikendalikan secara
ketat untuk mencegah terjadinya intrusi air laut ke wilayah darat. Untuk itu, harus dipikirkan secara matang
mengenai ketersediaan air bersih dengan mencari alternatif sumber bahan baku air bersih.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 33

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Zona Industri Pengolahan Ikan


Adanya peningkatan kegiatan penangkapan ikan laut di Kawasan Pesisir Bengkorok memungkinkan adanya pengembangan
kegiatan pengolahan ikan di kawasan perencanaan ini. Berdasarkan skala kegiatannya, kegiatan pengolahan ikan ini
dikategorikan sebagai kegiatan industri sedang dan kecil. Lokasi untuk pengembangan kawasan industri pengolahan ikan
ini diarahkan dekat dengan lokasi pelabuhan serta dekat dengan akses regional (Jalur Lintas Selatan), sehingga lebih efisien
dalam hal pengangkutan ikan ke tempat pengolahan maupun pengangkutan dari tempat pengolahan ke tujuan
Dalam pengembangan kawasan pengolahan ikan ini perlu diperhatikan faktor-faktor sebagai berikut:
- Penentuan lokasi kawasan pengolahan ikan harus melalui pengkajian tentang pengaruhnya terhadap
lingkungan. Bila mungkin, lokasi tersebut merupakan daerah yang tidak mempunyai nilai ekologis penting, atau
pada daerah yang telah rusak karena kegiatan sebelumnya,
- Pemanfaatan air tanah dalam untuk keperluan kegiatan pengolahan ikan harus dikendalikan secara ketat untuk
mencegah terjadinya intrusi air laut ke wilayah darat. Untuk itu, harus dipikirkan secara matang mengenai
ketersediaan air bersih untuk kegiatan pengolahan ikan ini dengan mencari alternatif sumber bahan baku air
bersih,
Limbah yang dihasilkan harus dilakukan pengelolaan terlebih dahulu hingga netral dan memenuhi ketentuan baku mutu
lingkungan yang berlaku sebelum dibuang ke saluran pembuangan akhir. Untuk itu diperlukan adanya Instalansi
Pengelolaan Limbah (IPAL) pada kawasan industri pengolahan ikan ini. Dalam penyediaan IPAL ini dapat dilakukan
secara kolektif atau komunal (bersama), sehingga dalam pengelolaannya lebih efisien.
Konsep pengembangan kawasan perikanan di lokasi ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini

Kawasan pemindangan ikan


tradisional di wilayah rencana

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 34

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]


ZONA PERIKANAN
BENGKOROK

UNIT

SARANA
PENDUKUNG

PRASARANA
PENDUKUNG

PENGOLAHAN

TPI

UTILITAS
LAINNYA

PELABUHAN

PACKING

TERMINAL
PROCESSING
COLD
STORAGE
JARINGAN
JALAN

SELLING

LEMBAGA PENGEMBANGAN
KAWASAN :
Puslitbang Perikanan
Paguyuban Nelayan
Koperasi Usaha Nelayan

ZONA PERIKANAN TERPADU


KAWASAN BENGKOROK

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 35

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Zona Wisata
Potensi wisata di Kawasan Pesisir Bengkorok adalah wisata alam dengan daya tarik utamanya adalah keindahan dan
keaslian alamnya. Adapun potensi obyek wisata yang terdapat di kawasan ini dan dapat dikembangkan untuk kegiatan
wisata skala regional (Kabupaten Trenggalek) yaitu Pantai Wisata Prigi dan sekitarnya ( Karanggongso dan pantai
lainya ) . Berdasarkan rencana pengembangan atraksi wisata pada Kawasan Pesisir Bengkorok tersebut, serta berdasarkan
prioritas pengembangan kegiatan di tiap zona perencanaan, maka untuk pengembangan kegiatan wisata di Kawasan Pesisir
Bengkorok lebih diprioritaskan pada Pantai Prigi .
Konsep penataan zona wisata di kawasan Bengkorok ini dapat dilihat pada bagan dibawah ini :

Kawasan Wisata
Bengkorok

OTW Pantai

- Penataan estetika
- Pengembangan jasa
wisata suplemen
(pengembangan
Cottage, Penataan
taman bermain ,dan
kolam renang
- Pengembangan
sirkulasi pengunjung

Sarana & Prasarana


Pendukung
-

Pengembangan
pusat informasi
wisata
Pengembangan
kegiatan jasa
maritim
Pengembangan
akses antar
zona

OTW Non Pantai

Penataan
estetika
Pengembangan
jasa wisata
suplemen
Pengembangan
sirkulasi
pergerakan
pengunjung

Integrasi antar Kegiatan


wisata

Zona terpadu wisata laut


Bengkorok

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 36

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

Zona Penyangga (Buffer Zone)


Secara keseluruhan wilayah pesisir seharusnya memerlukan adanya kawasan penyangga (Buffer zone), yakni
zona yang berada pada daerah peralihan antara wilayah darat dan wilayah perairan yang fungsinya adalah untuk
menetralkan dampak-dampak yang ditimbulkan dari aktifitas yang ada di wilayah darat maupun perairan. Kawasan ini
sebaiknya dimulai dari tepi perairan dan meluas ke arah darat sepanjang garis pantai dan semua anak sungai jika ada.
Dimensi kawasan penyangga ini tergantung pada sifat-sifat tanah, kemiringan, ekspor terhadap angin, curah
hujan, tipe vegetasi, jarak terhadap pantai, serta jenis pemanfaatan ruang atau jenis kegiatan yang terdapat di wilayah darat
maupun perairan. Adapun lebar minimum kawasan penyangga (menurut Trimble dan Sartz) adalah 7,6 meter ditambah 0,6
meter untuk setiap 1 % kemiringan lereng antara muka air dengan daerah penguasaan hutan; atau dengan menggunakan
rumus sebagai berikut (Badan Kehutanan AS): 4 x 1,2 meter x % kemiringan 50 meter; atau dengan rumus berikut (untuk
hutan Mangrove, menurut LIPI): 130 x rata-rata tunggang air pasang (meter).
Berikut ini lebar minimum kawasan penyangga yang diperlukan pada wilayah pesisir:
Tabel 5.1
Lebar Minimum Zona Penyangga Pada Wilayah Pesisir

Lereng (%)

Lebar Zona Penyangga


Erosi Ringan (m)

Erosi Sedang (m)

Erosi Berat (m)

11

12

10

17

20

24

20

24

29

35

30

32

38

46

Sumber: Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir dan Lautan Secara Terpadu


Pada Kawasan Pesisir Bengkorok, kawasan penyangga ini diarahkan pada setiap kawasan budidaya dimana didalamnya
terdapat aktifitas manusia.

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 37

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

4.4. Rencana Penataan Zona Pesisir di Kawasan Bengkorok


Bagian ini akan mendeskripsikan rencana penataan dan rencana kebutuhan pengembangan sarana dan prasarana pada
masing masing zona pesisir di Kawasan Bengkorok dan sekitarnya. Rencana ini merupakan penjabaran yang lebih
merinci jmlah dan jenis sarana dan prasarana yang rencananya akan ditata dan dibangun di Kawasan bengkorok
Konsep Dasar pengembangan sektor perikanan di kawasan Bengkorok
Pengembangan sektor perikanan tangkap sangat bergantung pada daya dukung lingkungan perairan laut Kabupaten
Trenggalek dan wilayah perairan yang lebih luas sebagai daerah pengusahaannya, tekno-ekonomi yang berkembang,
ketersediaan sumberdaya manusia yang dapat mengoperasikan tekno-ekonomi perikanan tangkap dengan efektif dan
efisien, serta ketersediaan modal baik untuk pengadaan unit tangkap maupun dan modal untuk operasi penangkapan.
Sementara, pertumbuhan dan perkembangan pelabuhan perikanan dipengaruhi oleh karakteristik pantai (sifat keteduhan
pantai), potensi sumber daya perikanan di wilayah laut yang dilayaninya, kelengkapan dan keteraturan sistem pelayanan
pelabuhan, jaminan kelancaran sistem pemasaran dan daya serap hasil tangkapan, serta ada tidaknya pelabuhan
perikanan terdekat pada bentang garis pantai yang sama dan tingkat persaingannya. Sedangkan pertumbuhan dan
perkembangan perdagangan dan industri pengolahan ikan dipengaruhi oleh kemelimpahan jenis, kuantitas (jumlah dan
ukuran) dan kualitas ikan yang didaratkan; ketersediaan sistem permodalan; ketersediaan lahan peruntukannya;
ketersediaan sumberdaya manusia; perkembangan tekno-ekonomi; serta sistem, besaran dan jangkauan pasar. Oleh
karena itu, untuk memacu pertumbuhan sektor perikanan tangkap di Kabupaten Trenggalek upaya optimalisasi
pemanfaatan potensi sumber daya perikanan lestari (MSY) secara berkelanjutan dapat dilakukan dengan
mengembangkan skala pelayanan pelabuhan menjadi Pelabuhan Perikanan Nusantara. Peningkatan skala pelayanan
pelabuhan dimana didalamnya juga merupakan upaya untuk meningkatkan skala industri pengolahan ikan lebih
berfungsi untuk meningkatkan daya serap hasil tangkapan dan menjamin kelancaran pemasaran.
Optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya ikan lestari secara berkelanjutan dapat dilakukan melalui
pengelolaan pemanfaatan daerah pengusahaan, pemanfaatan dan pengembangan teknologi penangkapan ikan,
penciptaan ketersediaan tenaga kerja dan membangun sistem permodalan.
Pembangunan kelautan dititikberatkan pada penguatan, pendalaman, peningkatan, perluasan, dan penyebaran
industri dan usaha kelautan ke seluruh wilayah Indonesia.
Dalam rangka mendayagunakan potensi laut dan dasar laut, kebijaksanaan yang ditempuh adalah:

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 38

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

o Mengembangkan industri pengelolaan ikan pada pusat pengumpulan untuk menampung hasil tangkapan dan budi
daya ikan yang disesuaikan dengan kebijaksanaan industri tentang penetapan zona industri dan aglomerasi industri
dalam kawasan pertumbuhan ekonomi;
o Memanfaatkan dan mengembangkan teknologi penangkapan dan budi daya ikan, udang, rumput laut, mutiara serta
teknologi eksploitasi dan eksplorasi potensi dasar laut secara efektif, efisien dan yang ramah lingkungan;
o Meningkatkan jumlah dan kualitas sumber daya manusia untuk merencanakan, mengelola, dan memanfaatkan
sumber daya laut secara lintas sektoral dan multidisiplin di tingkat nasional dan daerah;
o Menggali, mengumpulkan, mengolah data dan informasi mengenai cekungan minyak dengan memperhatikan batasbatas eksploitasi sesuai potensi lestari;
o Mendorong pemanfaatan dan pengembangan IPTEK kelautan untuk meningkatkan kemampuan mengolah potensi
air laut menjadi air bersih dan energi alternatif bagi kesejahteraan masyarakat di daerah terpencil, dan mendorong
penyelenggaraan survai, inventarisasi, dan evaluasi agar sejauh mungkin menggunakan kemampuan nasional dalam
rangka penyediaan data hasil survey dan penelitian kelautan.
Beberapa kebijaksanaan yang ditempuh untuk mengembangkan potensi industri kelautan adalah:
o Mengembangkan industri kelautan secara bertahap dan terpadu melalui keterkaitan antara industri kelautan dan
sektor industri (pembangunan) lainnya, terutama dengan sektor ekonomi yang memasok bahan baku industri;
o Mendorong iklim yang kondusif bagi penanaman modal untuk penyebaran pembangunan industri kelautan di
berbagai daerah terutama KTI, sesuai dengan potensi masing-masing dan pola tata ruang nasional dan mendorong
pengembangannya agar lebih efisien dan mampu bersaing, baik di tingkat regional maupun global;
o Mendorong peningkatan kapasitas produksi galangan kapal kayu dan fiber glass untuk menunjang pemenuhan
kebutuhan armada pelayaran rakyat, perikanan, dan wisata;
o Mewujudkan pola pengembangan industri kelautan melalui kebijaksanaan wilayah terpadu dan kebijaksanaan
pengembangan aglomerasi industri dan zona industri;
o Mengembangkan sistem transportasi laut nasional untuk meningkatkan aksesibilitas dengan pusat-pusat
pengembangan ekonomi regional dan nasional serta mengembangkan jalur lalu lintas antarsamudera, seperti jalur
Singapura-Biak, Laut Cina Selatan-Australia, dan mengupayakan akses jalur lintas tersebut ke pelabuhan samudera
lokal dan mengembangkan jalur pelayaran antar pulau yang berdekatan;
o Meningkatkan kapasitas daya tampung pelabuhan, pergudangan, dan lapangan penumpukan serta meningkatkan
mutu pelayanan jasa kepelabuhan;

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 39

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

o Mengembangkan potensi kawasan yang cepat tumbuh yang dapat mempercepat pembangunan ekonomi, seperti
pembentukan kawasan segitiga pertumbuhan dengan negara tetangga khususnya di KTI;
o Meningkatkan keselamatan pelayaran melalui peningkatan pelayanan navigasi dan kegiatan pemetaan laut di lokasi
yang padat lalu lintas pelayarannya

Rencana Penataan Zona Perikanan di Kawasan Bengkorok dan sekitarnya


Rencana penataan yang direncanakan pada pekerjaan Rencana Penataan Kawasan Bengkorok dan Sekitarnya di
Kabupaten Trenggalek, tidak hanya diperuntukkan bagi kawasan penangkapan ikan saja , tetapi secara keseluruhan pada
seluruh wilayah dari kawasan Bengkorok dan akan membentuk sebuah sistem kawasan dengan kegiatan utama
perikanan dengan komponen komponen spasial didalamnya akan bekerja secara integral dalam satu sinergi.
Komponen komponen spasial yang diwujudkan dalam bentuk sarana dan prasarana yang akan direncanakan ini antara
lain adalah :
A. Rencana Kebutuhan Fasilitas utama di zona perikanan
1. Sarana Penangkapan dan Pengolahan hasil tangkapan laut
a. Sarana pemindangan ikan
b. Sarana Cold Storage
c. Revitalisasi kawasan pemukiman untuk nelayan
2. Prasarana pendukung pengolahan hasil laut
a. Sarana pengolah air bersih
b. Sarana pengelolaan air limbah
B. Rencana Kebutuhan Fasilitas Pendukung di zona perikanan
1. Sarana Pengolahan ubur ubur
2. fasilitas perparkiran umum dan musholl
3. fasilitas pengolah air bersih dan air limbah
4. fasilitas pengolahan ubur-ubur

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 40

Tugas 1 : MK Pengemb Pesisir

[R.MUH. ADAMSYACH ADIKARA/1370251018]

5. fasilitas sentra pemindangan


6. fasilitas kedai makan dan bakar ikan
7. fasilitas pergudangan umum
8. fasilitas penjemuran ikan

Pengembangan Mina Industri di Bengkorok | 41

Anda mungkin juga menyukai