Anda di halaman 1dari 28

Wisata

METODE PERANCANGAN 1
Kampung
Kelambak
DOSEN:
MAHASISWA:
NAMA: UMIYATI, ST
NAMA: DIFAIN MANAO
NIDN: 1006060606
NPM: 20090003
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika
• Ide dan gagasan perancangan Melalui pengamatan yang dilakukan Tujuan perancangan wisata Kampung
reformasi dari segi pembangunan dengan studi kasus pariwisata di Kelambak yaitu bagaimana menjadikan
untuk menunjang kegiatan pariwisata Nongsa khususnya Kampung Kelambak, Wisata Kelambak sebagai ruang publik
di Kampung Kelambak muncul karena maka dapat diidentifikasi yang layak serta dapat menjadi wadah
bisa dikatakan masih minimnya permasalahan tersebut sebagai aktivitas perdagangan dan sosial
fasilitas penunjang kegiatan berikut : masyarakat sekitar terlebih para
pariwisata bagi para wisatawan dan • Tidak tertatanya lapak pedagang wisatawan.
belum banyak yang mengetahui akan makanan di area kampung ini Berdasarkan rumusan masalah diatas,
potensi wisata yang dimiliki Kampung sehingga menciptakan kesemrawutan maka dapat disimpulkan bahwa tujuan
Kelambak ini. • Kondisi jalan yang becek di waktu perancangan wisata Kampung Kelambak
• Adanya misi bagi penulis bagaimana musim hujan sehingga menyebabkan ini adalah :
menciptakan sebuah model perancangan penunjung kurang merasa nyaman • Menghasilkan rancangan pariwisata
dalam tugas MPA yang didasarkan pada • Kurangnya lahan parkir sehingga dari segi spasial yang dapat
problem dan isu sosial terkini, memanfaatkan sebagian badan jalan meningkatkan kualitas ruang publik
sehingga diharapkan dapat raya yang dapat mengganggu arus dengan mengintegrasikan ruang
menciptakan wacana desain yang lalu lintas di sekitarnya. publik terbuka hijau.
kritis bagaimana seharusnya • Jalan tidak bisa dilalui mobil • Menghasilkan infrastruktur yang
arsitektur berkembang saat ini. berlawanan arah dikarenakan kurang baik bagi kegiatan masyarakat dan
lebar. wisatawan
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika
Data Primer
Observasi/Pengamatan
Dari hasil pengamatan di lapangan, target yang dicapai adalah sebagai berikut:
• Kondisi fisik eksisting tapak, meliputi: ukuran tapak, batas-batas tapak, potensi tapak, sarana penunjang
dan aksesbilitas tapak,
• Kondisi fisik lingkungan sekitar tapak, meliputi : fasilitas umum di sekitar Kampung Kelambak, aksesbilitas
menuju tapak, sarana transportasi, kondisi fisik jalan menuju tapak.

Wawancara
Proses wawancara dilakukan dengan wawancara dengan cara informal sebagai upaya mendapatkan data secara
maksimal. Populasi informan terbagai dalam beberapa kategori berdasarkan perannnya di Kampung Kelambak sebagai
daerah wisata yaitu, pedagang, pembeli, stakeholder dalam hal ini pemerintah dan pengelola dagangan, tukang
ojek, dan juga masyarakat di Kampung Kelembak. Dari hasil wawancara yang disesuaikan dengan peran informan
diharapkan dapat memperoleh data yang akurat dan sesuai dengan masyarakat setempat dalam upaya mendapatkan
rancangan yang konteks dengan lingkungan sekitar.

Data Sekunder
Studi Literatur berupa data tentang teori umum
• Pariwisata pada kampung Kelambak masih dalam tahap perkembangan
• Wisata pada kampung ini dibangun oleh masyarakatnya sendiri
• Budaya masih dipegang kukuh oleh masyarakat seperti tarian dan
silat
• Terdapat satu bangunan penunjang yaitu balai pertemuan yang
digunakan untuk kegiatan sosial contohnya musyawarah, kegiatan
tari-tarian dan silat, dsb. Selain itu terdapat bangunan masjid
yg masih dalam tahap renovasi dan puskesmas
• Adanya wisata keliling mangrove menggunakan boat namun pada
saat air sedang pasang saja.
• Air pasang surut selalu berubah setiap hari
• Jumlah masyarakat ada 40 kk
• Pekerjaan masyarakat paling dominan nelayan dan sebagian
bekerja sebagai karyawan swasta (hotel, perusahaan, PT)
• Akses masuk ke kampung kalembak sudah sedikit bagus terbuat
dari semen dan beberapa jalan yang masih terbentuk dari tanah
khususnya jalan menuju restoran kampung kelembak
• terletak pada posisi geografis di pesisir dan memiliki 6. Berada pada wilayah Kelurahan Sambau, Kecamatan
potensi wisata alam yaitu Hutan Mangrove dan hasil laut Nongsa yang secara tata ruang dan alokasi atau
yang dapat dimanfaatkan untuk wisata kuliner Seafood peruntukan merupakan wilayah pantai pesisir dengan
khas Kampong Kelembak potensi hutan mangrove yang sudah terbentuk menjadi
• Menghasilkan produk kreatif yaitu Batik Kelembak dengan suatu potensi destinasi wisata.
motif Khas Kampung Kelembak. 7. Berada pada lingkungan industri perhotelan/resort
• Terdapat modal sosial yang dapat menjadi pendukung dari berstandar bintang 5 antara lain Montigo Resort, Nuvasa
pembentukan dan pengembangan desa wisata, yaitu adanya Bay, Nongsa Point Marina, Batam View, Turi Beach Resort
kelompok masyarakat yang berkeinginan untuk berdaya sehingga potensi pasar wisatawan baik
melalui kegiatan pariwisata. domestik/nusantara maupun asing yang menginap pada
• Masyarakat Kampung Kelembak berkolaborasi dengan hotel/resort dimaksud dapat dijadikan sasaran marketing
stakeholder yakni melalui UPTD BPDAS dan pihak swasta melaluikerjasama penjualan produk wisata / tour package
antara lain Ecogreen Oleochemical, PT Wik Far East 8. Memiliki perangkat desa yang visioner dan masyarakat
Batam mengupayakan pembangunan jettymangrove atau yang aktif berpartisipasi dalam kegiatan pembangunan
jembatan selasar yang dibangun menjorok ke laut kampung atau desa wisata Kelembak dibuktikan dengan
bersisian dengan hamparan hutan. telahterbentuknya POKDARWIS ( Kelompok Sadar Wisata )
• Secara mandiri pula masyarakat Kampung Kelembak membuat dan Koperasi Konsumen Karya Nelayan Prima yang
paket tour yang sudah mulai dijual yakni wisata belakangan terbentuk atas inistiatif komunitas dan
memancing yang diberi nama Kelong Mancing Mania masyarakat.
(Walaupun masih sangat sederhana, namun upaya inovasi
dan kreasi tersebut patut diapresiasi)
Teori wisata 4a
Daya Tarik wisata Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus
dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu: attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.
1. Attraction merupakan komponen yang signifikan dalam menarik wisatawan. Suatu daerah dapat menjadi tujuan
wisata jika kondisinya mendukung untuk dikembangkan menjadi sebuah atraksi wisata. Modal atraksi yang menarik
kedatangan wisata itu ada 3, yaitu 1) Natural Resources (alami), 2) atraksi wisata budaya, dan 3) atraksi
buatan manusia itu sendiri.
2. Accessibility merupakan hal yang paling penting dalam kegiatan pariwisata. Segala macam transportasi ataupun
jasa transportasi menjadi akses penting dalam pariwisata. Disisi lain akses ini diidentifikasikan dengan
transferabilitas, yaitu kemudahan untuk bergerak dari daerah yang satu ke daerah yang lain.
3. Amenity atau amenitas adalah segala macam sarana dan prasarana yang diperlukan oleh wisatawan selama berada
didaerah tujuan wisata. Sarana dan prasarana yang dimaksud seperti: penginapan, rumah makan, transportasi, dan
agen perjalanan. Adapun prasarana yang banyak diperlukan untuk pembangunan sarana-sarana pariwisataialah jalan
raya, persediaan air, tenaga listrik, tempat pembuangan sampah, bandara, Pelabuhan, telepon, dll.
4. Ancilliary (pelayanan tambahan), biasanya disediakan oleh Pemda dari suatu daerah tujuan wisata baik untuk
wisatawan maupun untuk pelaku pariwisata. Pelayanan yang disediakan termasuk pemasaran, pembangunan fisik
(jalan raya, rel kereta, air minum, listrik, telepon dll) serta mengkoordinir segala macam aktivitas dan
segala macam peraturan perundang-undangan baik dijalan raya maupun di objek wisata.
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Bangunan Kuliner Gading Festival Sedayu City


Sumber : Jurnal LINEARS. “Konsep Arsitektur Tropis Modern pada Bangunan Kuliner Gading Festival Sedayu City”. September, 2020 Vol.3, No. 02, hal. 73-78
Lokasi : Jl. Sedayu Jalan Boulevard Raya No.1 Sedayu City Kecamatan Kelapa Gading, RT.8/RW.5, Rw. Terate, Kec.
Cakung, Kota Jakarta Timur, Daerah Khusus Ibukota Jakarta.
Dibuka : pada, April 2019
DINDING
ATAP
Gading festival menggunakan atap kayu yang mampu meredam panas
matahari dengan baik dan memantulkan radiasi matahari. Atap memiliki
kemiringan 30°, Hal ini disebabkan bentuk atap seperti ini mampu
membuat curah hujan yang tinggi di iklim tropis dapat mengalir lancar
langsung ke tanah dantidak tergenang pada bagian atas bangunan

TRITISAN
Tritisan pada Gading Festival
yang lebar dan melebihi Bangunan tanpa dinding juga dapat menghalangi
badan bangunan membuat silau dan panas matahari masuk ke dalam bangunan.
bagian bawah bangunan Penggunaan sun shading di bawah atap Pada
menjadi sejuk dan terhalang bangunan ini menjadi penghalang radiasi matahari,
radiasi matahari. Lebar dari membuat panas matahari berkurang.
tritisan adalah 1 meter.

VEGETASI PLAFON MATERIAL


Vegetasi pada Gading Gading Festival membuat ketinggian plafon sekitar 8 meter. Gading Festival dominasi menggunakan material kayu.
Festival menggunakan Penggunaan plafon yang tinggi dapat mempertahankan Penggunaan kayu seperti pada atap, dinding, dan
pohon tanjung di sekitar udara dingin di area furnitur. Kelebihan
bangunannya. Memiliki bawah sehingga dari material kayu
batang yang tidak terlalu bangunan menjadi adalah isolator
besar dan daunnya tidak lebih sejuk alami pada suhu
mudah rontok. Pohon ini udara panas dan
biasanya digunakan untuk dingin
peneduh karena panas
matahari dan polusi udara
yang tinggi.
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Batam adalah kota terbesar di provinsi Kepulauan Riau,


Indonesia. Wilayah administrasi kota meliputi tiga pulau utama
yaitu Batam, Rempang, dan Galang (secara kolektif disebut
Barelang), serta beberapa pulau kecil. Pulau Batam adalah zona
perkotaan dan industri inti, sedangkan Pulau Rempang dan Pulau
Galang mempertahankan karakter pedesaan mereka dan terhubung ke
Pulau Batam melalui jembatan pendek. Batam adalah kota industri
yang berkembang pesat, pusat transportasi yang sedang
berkembang, dan bagian dari zona perdagangan bebas di Segitiga
Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Singapura, terletak 20 km (12 mi)
di lepas pantai selatan Singapura dan juga bagian dari
Pertumbuhan Indonesia–Malaysia–Thailand Segitiga.[1][2][3]

Menurut Sensus Statistik Indonesia 2020, Batam berpenduduk


1.196.396 jiwa, menjadikannya kota terbesar ketiga di wilayah
Sumatera, setelah Medan dan Palembang.[4] Ini adalah bagian
terdekat dari Indonesia ke Singapura, dengan jarak darat minimal
5,8 km. Selama sensus nasional 2010, Batam adalah kotamadya
dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia satu dekade sebelumnya,
dengan tingkat pertumbuhan penduduk 11% per tahun.
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Desa Wisata Kampung Kelembak terletak berdekatan dengan pantai


Nongsa, di daerah administratif Kelurahan Sambau, Nongsa, Batam.
Desa Wisata Kampung Kelembak berdekatan dengan hotel maupun resort
bintang lima seperti Nongsa Point Marina, Turi Beach, Batam View
Resort, Montigo Resort dan yang terbaru Nuvasa Bay. Sebagaimana
tergambar pada Peta Kecamatan Nongsa, posisi strategis Kampung
Kelembak yang terletak di pesisir dan memiliki hutan bakau
(mangrove) yang masih sangat terjaga baik dari segi kuantitas
maupun kualitas. Kondisi ini sangat menunjang potensi Kampung
Kelembak sebagai cikal bakal destinasi wisata berbasis masyarakat
yang fokus pada pengembangan wisata berbasis alam yakni wisata
mangrove.
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Akses dari Jl. Siliwangi


Row jalan: 6 meter

Akses dari jalan linkungan


Row jalan: 2.85 meter

jalan linkungan

Jalan
Siliwangi
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

1) terletak pada posisi geografis di pesisir dan memiliki


potensi wisata alam yaitu Hutan Mangrove dan hasil laut yang
dapat dimanfaatkan untuk wisata kuliner Seafood khas Kampong
Kelembak. 2) Menghasilkan produk kreatif yaitu Batik
Kelembak dengan motif Khas Kampung Kelembak. 3) Terdapat
modal sosial yang dapat menjadi pendukung dari pembentukan
dan pengembangan desa wisata, yaitu adanya kelompok
masyarakat yang berkeinginan untuk berdaya melalui kegiatan
pariwisata. 4) Masyarakat Kampung Kelembak berkolaborasi
dengan stakeholder yakni melalui UPTD BPDAS dan pihak swasta
antara lain Ecogreen Oleochemical, PT Wik Far East Batam
mengupayakan pembangunan jettymangrove atau jembatan selasar
yang dibangun menjorok ke laut bersisian dengan hamparan
hutan. 5) Secara mandiri pula masyarakat Kampung Kelembak
membuat paket tour yang sudah mulai dijual yakni wisata
memancing yang diberi nama Kelong Mancing Mania (Walaupun
masih sangat sederhana, namun upaya inovasi dan kreasi
tersebut patut diapresiasi)

Area Perhotelan Area Permukiman Laut


U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Utara: Vegetasi dan laut Kampung Wisata Kelembak, Sambau, KDB : 60%
Timur: Rumah Warga Kota Batam, Kepulauan Riau KLB : 1
Selatan: Vegetasi, dan proyek pembangunan GSB : 1.4 m
Barat: View Mega Wisata Ocarina Batam, dan laut KDH : min. 12%

²
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Sirkulasi angin datang lebih banyak dari arah


laut atau dr sisi Barat

Pada Waktu siang


hari, suhu
disekitar site
sangat panas

Pada Waktu Pada Waktu pagi


sore hari, hari, suhu
suhu disekitar disekitar site
site cukup tidak terlalu
panas panas
Memanfaatkan vegetasi yang
telah disediakan.
Rata-rata suhu yang dihasilkan yaitu Kelapa : Tanaman pengarah,
terendah 24-27 derajat celcius dan penahan dan pemecah angin,
tertinggi 30-33 derajat celcius. meneduhkan dan menyejukan
Kelembapan berkisar 60-95% 2%
Daya Tarik wisata Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus
dimiliki oleh sebuah objek wisata, yaitu: attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.

Attraction Pada Kampung


Wisata Kelembak

ANALISA RESPON
Wisata pada kampung ini dibangun Membangun balai pertemuan sebagai
oleh masyarakatnya sendiri. wadah yang memenuhi kegiatan
Budaya masih dipegang kukuh oleh social serta kegiatan tari dan
masyarakat seperti tarian dan silat dengan fasilitas yang cukup
silat. memadai.
PROBLEM
Belum terdapat fasilitas
penunjang yang memadai untuk
wadah kegiatan tari dan silat
tersebut
DAYA
TARIK Wisata Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki
oleh sebuah objek wisata, yaitu: attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.

accessibility Pada
Kampung Wisata Kelembak
RESPON
Melebarkan jalan lingkungan, dan
membuat jalur khusus pejalan kaki
ANALISA
dengan desain yang lebih
Akses untuk sirkulasi kendaraan
tradisional. Contohnya membuat
dan pejalan kaki di sekitar tapak
jalan dengan material paving blok
ini adalah jalan lingkungan
disamping jalan lingkungan.
existing, dengan lebar kisaran
2.85 meter dan material jalan
beton dan tanah.

PROBLEM
Jalan tidak bisa dilalui mobil
jalan linkungan
berlawanan arah dikarenakan
kurang lebar.

Jalan
Siliwangi
DAYA
TARIK Wisata Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki
oleh sebuah objek wisata, yaitu: attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.

amenity Pada Kampung


Wisata Kelembak

ANALISA
RESPON
Tidak terdapat bangunan
Mendesain bangunan homestay di
penginapan, dan terdapat beberapa
Kampung wisata Kelembak
bangunan penunjang yaitu balai
pertemuan, masjid yg masih dalam
tahap renovasi, puskesmas, dan
restoran kelong wan raja kelembak

PROBLEM
Dengan tidak adanya bangunan
penginapan, memungkinkan
wisatawan tidak dapat melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersifat
konservasi wisata di Kampung RESTORAN KELONG
BALAI PERTEMUAN WAN RAJA
Kelembak
KELEMBAK
DAYA
TARIK Wisata Menurut Cooper dkk (1995: 81) mengemukakan bahwa terdapat 4 (empat) komponen yang harus dimiliki
oleh sebuah objek wisata, yaitu: attraction, accessibility, amenity dan ancilliary.

ancilliary Pada Kampung


Wisata Kelembak

ANALISA
Untuk jaringan Utilitas yang
tersedia di sekitar tapak adalah
jaringan listrik dan Air bersih.
Untuk Saluran Air kotor, Pipa Gas
dan jaringan telekomunikasi masih
belum tersedia.

Jaringan Listrik
menggunakan PLN,
dengan
penggunaan tiang
listrik.
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Arsitektur tropis merupakan representasi konsep bentuk yang


dikembangkan berdasarkan respon terhadap iklim yang dialami oleh
Negara Indonesia yaitu tropis lembab. Konsep arsitektur tropis, pada
dasarnya adalah adaptasi bangunan terhadap iklim tropis, dimana
kondisi tropis membutuhkan penanganan khusus dalam desainnya.

Kata Tropis merupakan suatu gambaran keadaan posisi suatu wilayah


yang memiliki 2 musim (Hujan dan Kemarau) yang terletak dekat dengan
garis khatilstiwa. Iklim tropis dikenal cukup ganas untuk merusak
banyak material bangunan seperti baja dan kayu.

Bentuk arsitektur tropis, tidak mengacu pada bentuk yang berdasarkan


estetika, namun pada bentuk yang berdasarkan adaptasi/ penanganan
iklim tropis. Arsitektur tropis mengusahakan bangunan agar menjadi
pasif, yang artinya dapat beradaptasi secara otomatis (secara desain)
tanpa adanya tambahan energi yang diperlukan termasuk mengurangi
penggunaan AC dan lampu di siang hari dan mengurangi penggunaan pompa
saat hujan.
U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

Balai pertemuan pada kampung Kelambak dibangun sebagai wadah untuk


memenuhi kegiatan social serta kegiatan tari dan silat dengan fasilitas
yang cukup memadai.

Konsep perancangan bangunan ini diambil dari


bentuk-bentuk geometri yaitu bentuk persegi dan
segitiga. Namun bentuk segitiga mengalami sedikit
beberapa perubahan pada sisi kiri dan kanannya
sehingga membentuk sebuah bentuk yang baru.
Kedua bentuk ini kemudian digabungkan sehingga
menghasilkan bentuk dasar dari pada Gedung Balai
pertemuan ini.

Tampak Kiri

Material yang digunakan adalah material alami.


Penggunaan material alami ini bertujuan agar
lebih ramah lingkungan seperti penggunaan bambu

Tampak Kanan dan kayu pada dinding dan jendelanya.


U N R I K A H I M P U N A N
Universitas Riau Kepulauan Mahasiswa Arsitektur Unrika

BEFORE AFTER AFTER

Kondisi jalan lingkungan pada sekitar Dari permasalahan yang timbul, maka jalan Selain jalan lingkungan, disediakan juga
tapak Sebagian besar masih menggunakan lingkungan di sekitar tapak sebagian pedestrian disamping jalan lingkungan
jalan dari tanah, jadi Ketika musim didesain menggunakan jalan yang terbuat yang terbuat dari paving blok bagi para
penghujan datang jalan tersebut menjadi dari aspal, karena tekstur nya yang halus, pengguna jalan yang tidak menggunakan
becek, licin, dan tidak aman untuk cukup baik bagi kegiatan masyarakat dan transportasi
dilalui. wisatawan.

Anda mungkin juga menyukai