Anda di halaman 1dari 6

Nama : Febe Suoth

NIM : 19111101007
Kelas : 4A
MK : Kesehatan Masyarakat Wilayah Pesisir Dan Kepulauan
Dosen Pengampu : Prof. Dr. dr. Grace Debbie Kandou M.Kes

“Potensi Sumberdaya Pesisir dan Kepulauan di Kota Jayapura”


PANTAI HAMADI

Wilayah pesisir merupakan wilayah yang unik dari arah lautan ke daratan. Pasang surut,
vegetasi mangrove, terumbu karang, pasang surut, pantai, gelombang badai, muara dan pulau
penghalang hanya dapat ditemukan di wilayah pesisir. Batas wilayah pesisir dapat digambarkan
secara luas dan sempit sesuai dengan tujuan perencanaan (misalnya di Indonesia terdapat batas
administrasi, ekologi dan perencanaan). Dari sudut pandang ekologi, kawasan pantai yang sempit
termasuk zona intertidal dan supratidal, yang ditandai dengan tergenangnya tumbuhan pantai,
bakau, rawa, dataran pasang surut, pantai, bukit pasir dan terumbu karang. Meningkatnya
konsentrasi aktivitas manusia di wilayah pesisir telah membawa perubahan yang tidak terduga,
dan dampak yang ditimbulkannya cenderung meningkat. Karena eksploitasi berlebihan sumber
daya hayati dan non-hayati, jelas mengalami kerusakan ekosistem pesisir yang sangat
berfluktuasi dan peka terhadap perubahan akan merugikan masa depan. Oleh karena itu, agar
dapat mengelola dan melindungi kawasan tersebut dengan baik, maka sangat penting untuk
menyusun regulasi wilayah pesisir.

Kawasan pesisir mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai prioritas pembangunan


sehingga secara langsung maupun tidak langsung pembangunan dan pengembangan di kawasan
ini akan mempengaruhi ekosistem dan
sumberdaya alamnya. Di Indonesia saat ini
terdapat 319 kabupaten / kota yang berada di
wilayah pesisir, selain sebagai pusat suatu
daerah / kota juga memiliki peran yang sangat
strategis, konsentrasi penduduk juga menjadi
pusat pertumbuhan kegiatan ekonomi. Kota Jayapura adalah kota pesisir yang terletak di pesisir
Teluk Yusudasso dan Teluk Utfa. Sumberdaya pesisir, seperti bakau, lamun, terumbu karang,
sumberdaya ikan, kerang dan biota terkait lainnya. Pembangunan terpadu (Integrated Coastal
Management) dengan memasukkan hukum adat ke dalam konsep pengelolaan wilayah pesisir di
Kota Jayapura merupakan solusi terbaik untuk mengurangi tekanan terhadap sumber daya pesisir

dan laut.
Kota Jayapura memiliki daya tarik tersendiri untuk pengembangan berbagai aktivitas.
Kawasan pesisir telah menjadi sasaran aktivitas yang diikuti oleh berbagai kegiatan eksploitasi
sumberdaya, perdagangan dan jasa. Dan yang tak kalah menariknya adalah pemanfaatan
sumberdaya alam pesisir dan laut yang terbuka bagi setiap orang yang memiliki akses dan
kepentingan di dalamnya menjadi masalah tersendiri dalam pengelolaan wilayah. Pembangunan
pesisir dan laut Kota Jayapura secara berkelanjutan harus memberikan manfaat ekonomi yang
optimal bagi masyarakat dan pemerintah dan mempertahankan kualitas lingkungan dan
sumberdaya di dalamnya. Secara ekonomi menguntungkan, dan tetap mempertahankan kondisi
ekosistem yang tidak bertentangan dengan kondisi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
Portnumbay yaitu mempertahankan praktek-praktek kearifan lokal serta hukum adat yang
berlaku. Disamping potensi sumberdayanya, perlu juga disadari bahwa kawasan pesisir
mempunyai potensi masalah diantaranya adalah degradasi lingkungan. Selama dua dekade
terakhir lingkungan pesisir terdegradasi sebagai akibat dari rusaknya ekosistem. Tekanan
terhadap lingkungan pesisir juga bersumber dari kegiatan pengelolaan hutan dan daerah aliran
sungai (DAS) yang tidak berwawasan lingkungan (Dahuri, 2008). Kondisi seperti ini hampir
merata dan terjadi di seluruh wilayah Indonesia, salah satunya di Kota Jayapura, Provinsi Papua.
Papua atau Irian Jaya, lebih terkenal dengan provinsi yang begitu luas dan masih sangat
alami dengan pesona alam dan potensi kekayaan alam yang dimilikinya. Banyak sekali potensi
wisata seperti pantai yang terbentang di seluruh papua. Apalagi Papua sendiri mempunyai latar
belakang sejarah yang kuat saat sekutu menguasai wilayah ini. Salah satu pantai yang
mempunyai sejarah dan sekarang dijadikan sebagai tempat destinasi wisata adalah Pantai
Hamadi. Pantai Hamadi merupakan pesisir pantai dengan nama Hollandia dulunya. Pantai ini
adalah saksi bisu saat terjadi perang antara pasukan sekutu menghadapi pasukan Jepang yang
menguasai sebagian besar wilayah Pasifik di tahun 1944. Menurut sejarahnya, pantai yang
mempunyai nilai sejarah ini cukup menarik dan berbeda dari beberapa pantai lain di kota
Jayapura. Di pantai ini terdapat suatu benteng pertahanan yang terbentang 2 kilometer yang
masih berdiri kokoh. Pantai ini dulu menjadi pertahanan pasukan sekutu terhadap serangan
Jepang. Keberadaan benteng ini adalah salah satu strategi pertahanan pasukan sekutu yang juga
menjadi satu rangkaian dengan pantai Base-G di kota Jayapura. Walaupun kondisinya sudah
tidak utuh lagi, namun sisa tembok benteng menjadikan Pantai Hamadi sebagai obyek bersejarah
yang menarik untuk dikunjungi. Terlepas dari kawasan pantai, terdapat sebuah pasar yang
dinamakan pasar hamadi dengan jarak tempuh kurang lebih sekitar 1 kilometer anda akan dapat
melihat beberapa kerajinan tangan yang sayang jika anda lewatkan begitu saja dan akan sangat
disayangkan lagi jika anda tidak memiliki barang-barang kerajinan tersebut. Selain itu, ada juga
monumen berupa tugu untuk mengenang pendaratan pasukan sekutu, yang terletak didepan Pasar
Sentral Hamadi.

Selain ada nilai sejarah, kawasan pantai yang di kelilingi pepohonan hijau, yang
memberikan suasana kesejukan saat menelusuri jalan menuju pantai. Suasana eksotis dan
harmonis pun terasa saat traveller berada diantara hutan-hutan bakau yang terdapat disekitar
pantai. Keindahan pantai yang dimiliki oleh pantai hamadi juga tidak kalah hebatnya dengan
keindahan pepohonan yang terdapat disekitar pantai. Pasir putih yang terbentang luas dari ujung
pantai, seakan-akan memanjakan para traveller untuk berjemur dipinggiran pantai. Pantai
Hamadi ini, memberikan warna dan citra rasa tersendiri untuk anda nikmati. Pasir putih yang
terbentang luas dari ujung pantai, seakan-akan memanjakan kita untuk sejenak berjemur
dipinggiran pantai. Selain anda dapat memanjakan diri dengan pasir putih pada pantai ini, anda
juga dapat melihat secara dekat dan langsung beberapa makam peninggalan pasukan sekutu yang
terdapat pada bagian selatan Pantai Hamadi. Beberapa fasilitas wisata seperti penginapan juga
terdapat tak jauh dari bibir pantai, terdapat beberapa pondok-pondok penginapan yang bisa di
sewa selama di pantai ini. Pantai Hamadi cukup luas, luasnya sekitar 5 hektar persegi membuat
pantai hamadi cukup leluasa jika di kunjungi oleh beberapa traveller. Untuk masuk ke Pantai
Hamadi, traveller cukup membayar uang parkir sebagai tiket masuk kendaraan.

Anda mungkin juga menyukai