Anda di halaman 1dari 12

Cerita

Tentang Daerahku
Peninggalan Sejarah Kerajaan Aceh

Kerajaan Aceh yaitu suatu Kerajaan Islam yang pernah berdiri di provinsi Aceh,
Indonesia pada akhir abad ke 14 Masehi. Kerajaan Aceh ada di utara pulau Sumatera
dengan ibu kota Bandar Aceh Darussalam.

Dalam sejarahnya, Kerajaan Aceh mengembangkan pola dan sistem pendidikan


militer, memiliki komitmen untuk menentang imperialisme bangsa Eropa, serta
mewujudkan pusat-pusat pengkajian ilmu pengetahuan. Selain itu, Kerajaan Aceh
juga memiliki sistem pemerintahan yang teratur serta sistematik, serta menjalin
hubungan diplomatik dengan negara lain. Berikut ini adalah 9 peninggalan kerajaan
Aceh pada jaman dahulu.
1. Masjid Raya Baiturrahman

Peninggalan Kerajaan Aceh yang pertama serta yang paling terkenal yaitu Masjid Raya
Baiturrahman. Masjid yang dibangun Sultan Iskandar Muda pada sekitar tahun 1612
Masehi ini terletak di pusat Kota Banda Aceh. Ketika agresi militer Belanda II, masjid
ini pernah dibakar. Tetapi pada selang 4 tahun setelahnya, Belanda membangunnya
kembali untuk meredam amarah rakyat Aceh yang akan berperang merebut syahid.
Ketika bencana Tsunami menimpa Aceh pada 2004 lalu, masjid peninggalan sejarah
Islam di Indonesia satu ini jadi pelindung untuk sebagian masyarakat Aceh.
Kekokohan bangunannya tidak dapat digentarkan oleh sapuan ombak laut yang saat
itu meluluhlantahkan kota Banda Aceh.
2. Taman Sari Gunongan

Taman Sari Gunongan yaitu salah satu peninggalan Kerajaan Aceh, setelah keraton
(dalam) tak dapat terselamatkan karena pasukan Belanda yang menyerbu Aceh.
Taman ini dibangun pada saat pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah
tahun 1607-1636. Sultan Iskandar Muda berhasil menaklukkan Kerajaan Pahang
serta Kerajaan Johor di Semenanjung Malaka.

Sultan Iskandar Muda jatuh cinta pada Putri Boyongan dari Pahang karena
akhlakhnya yang sangat mempesona serta cantik parasnya, sampai pada akhirnya
menjadikannya sebagai permaisuri. Karena cintanya yang sangat besar, Sultan
Iskandar Muda bersedia untuk memenuhi keinginan Putri Boyongan untuk
membangun sebuah taman sari yang indah yang dilengkapi dengan Gunongan.
3. Masjid Tua Indrapuri

Masjid Indrapuri adalah bangunan tua berbentuk segi empat sama sisi. Mempunyai
bentuk yang khas seperti candi, karena di masa lalu bangunan ini bekas benteng
sekaligus candi Kerajaan Hindu yang lebih dulu menguasai Aceh.

Pada tahun 1300 Masehi, diperkirakan pengaruh Islam di Aceh mulai menyebar dan
perlahan-lahan penduduknya telah mengenal Islam. Pada akhirnya bangunan yang
awalnya candi ini berubah fungsi menjadi masjid. Bangunan bekas candi ini dirubah
jadi masjid pada masa Sultan Iskandar Muda yang berkuasa dari tahun 1607-1637
Masehi.
4. Benteng Indra Patra

Setelah Kerajaan Hindu, muncul Kerajaan Islam yang pada masa jayanya dipimpin oleh Sultan
Iskandar Muda. Pada masa ini, benteng masih dipakai sebagai tempat pertahanan melawan
penjajah Portugis. Sultan Iskandar Muda memberi tugas pada Laksamana Malahayati, ia
merupakan seorang laksamana perempuan pertama di dunia yang memimpin pasukan di
wilayah pertahanan ini.
Benteng ini merupakan benteng yang dibangun oleh Kerajaan Lamuri, yaitu sebuah Kerajaan
Hindu pertama di Aceh. Walau pada akhirnya Islam mendominasi di Aceh, tetapi sultan serta
ratu yang memimpin Aceh tak pernah berniat sekalipun menghancurkan jejak peninggalan
nenek moyangnya.

5. Pinto Khop

Pinto K

Pinto Khop berada di Kelurahan Sukaramai, Kecamatan Baiturahman, Kota Banda Aceh. Tempat
ini adalah sejarah Aceh jaman dulu yang dibangun pada saat pemerintahan Sultan Iskandar
Muda. Selain itu, tempat ini juga adalah pintu penghubung antara istana serta taman putroe
phang.
Pinto khop ini merupakan pintu gerbang yang berbentuk kubah. Pinto khop ini juga adalah
tempat beristirahat putri pahang jika telah selesai berenang, posisinya tak jauh dari gunongan.
Nah, disanalah dayang-dayang membersihkan rambut permaisuri. Selain itu, di sana juga ada
sebuah kolam yang dipakai permaisuri untuk mandi bunga.

6. Meriam Kesultanan di Kerajaan Aceh

Pada masa Sultan Selim II dari Turki Utsmani, dikirimkan beberapa


pembuat senjata serta teknisi dari Turki ke Aceh. Lalu Aceh menyerap
kemampuan ini serta dapat memproduksi meriam sendiri dari
kuningan. Perlu anda ketahui, meriam ini digunakan untuk
mempertahankan Aceh dari serangan penjajah.

7. Hikayat Prang Sabi (Karya Sastra di Kerajaan Aceh)

Hikayat Prang Sabi merupakan suatu karya sastra dalam sastra Aceh yang
berupa hikayat. Adapun isi dari hikayat ini yaitu membicarakan mengenai
jihad. Karya sastra ini ditulis oleh para ulama yang berisi ajakan, nasehat,
serta seruan untuk terjun ke medan jihad untuk menegakkan agama Allah
dari serangan kaum kafir. Bisa jadi, mungkin saja hikayat inilah yang
menghidupkan semangat juang rakyat Aceh dahulu untuk mengusir
penjajah.
8. Makam Sultan Iskandar Muda
Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya yaitu Makam dari Raja
Kerajaan Aceh yang paling terkenal, Sultan Iskandar Muda. Makam
yang terdapat di Kelurahan Peuniti, Kec. Baiturrahman, Kota Banda
Aceh ini sangat kental dengan nuansa Islami. Ukiran serta pahatan
kaligrafi pada batu nisannya sangat indah serta menjadi salah satu
bukti sejarah masuknya Islam ke Indonesia.
9. Uang Emas Kerajaan Aceh

Aceh ada di jalur perdagangan serta pelayaran yang sangat strategis.


Berbagai komoditas yang datang dari penjuru Asia berkumpul di sana pada
saat itu. Hal semacam ini membuat kerajaan Aceh tertarik untuk membuat
mata uangnya sendiri. Uang logam yang terbuat dari 70% emas murni inilalu
dicetak lengkap dengan nama-nama raja yang memerintah Aceh. Koin ini
masih sering ditemukan serta menjadi harta karun yang sangat diburu oleh
beberapa orang. Koin ini dapat juga dianggap sebagai salah satu peninggalan
Kerajaan Aceh yang pernah berjaya pada masanya.

Anda mungkin juga menyukai