Anda di halaman 1dari 3

TUGAS SEJARAH INDONESIA

KELOMPOK 2 (KESULTANAN ACEH)

Anggota : 1. Anita Nur Faizah (05)

2. Atikah Khansa Labibah (06)

3. Aufa Ika Paramesti (07)

4. Aulia Tarisha Husna (08)

KESULTANAN ACEH

• Lokasi

Kerajaan Aceh atau Kesultanan Aceh Darussalam adalah salah satu kerajaan Islam yang terletak di
ujung Pulau Sumatera.

• Sumber Sejarah

Kesultanan Aceh didirikan oleh Sultan Ali Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awalnya kerajaan ini
berdiri atas wilayah Kerajaan Lamuri, kemudian menundukan dan menyatukan beberapa wilayah
kerajaan sekitarnya mencakup Daya, Pedir, Lidie, Nakur. Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah Pasai
sudah menjadi bagian dari kedaulatan Kesultanan Aceh diikuti dengan Aru.

Pada tahun 1528, Ali Mughayat Syah digantikan oleh putera sulungnya yang bernama Salahuddin,
yang kemudian berkuasa hingga tahun 1537. Kemudian Salahuddin digantikan oleh Sultan Alauddin
Riayat Syah al-Kahar yang berkuasa hingga tahun 1571.

Kesultanan Aceh mengalami masa ekspansi dan pengaruh terluas pada masa kepemimpinan Sultan
Iskandar Muda (1607 - 1636) atau Sultan Meukuta Alam. Pada masa kepemimpinannya, Aceh
menaklukkan Pahang yang merupakan sumber timah utama. Pada tahun 1629, kesultanan Aceh
melakukan penyerangan terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri dari 500 buah kapal
perang dan 60.000 tentara laut. Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas Selat Malaka
dan semenanjung Melayu. Sayangnya ekspedisi ini gagal, meskipun pada tahun yang sama Aceh
menduduki Kedah dan banyak membawa penduduknya ke Aceh
Bangunan sumber sejarah :

1. Masjid Raya Baiturrahman (1612 M)

2. Benteng Indrapatra (Abad ke - 7)

3. Makam Sultan Iskandar Muda

4. Meriam Kesultanan Aceh

5. Gunonangan

6. Uang Emas Kerajaan Aceh

• Kondisi Politik dan Pemerintahan

Kehidupan politik dan pemerintahan Kerajaan Aceh dipimpin oleh seorang sultan. Sultan atau raja
awal mulanya berkedudukan di Gampong Pande, namun kemudian dipindahkan ke dalam Darud Dunia
atau di sekitar Pendopo Gubernur Aceh (sekarang). Ibu kota kesultanan Aceh berada di Bandar Aceh
Darussalam, namun pada tahun 1873 ibukota dipindahkan ke Keumala di pedalaman Pidie.

Dari awal berdiri hingga runtuhnya, terdapat kurang lebih 35 Sultan di Kesultanan Aceh Darussalam.
Berikut ini silsilah sultan Aceh berdasarkan sumber Bustanus Salatin, karangan Nuruddin Ar-Raniri,
meliputi :

1. Sultan Ali Mughayat Syah

2. Sultan Salahuddin

3. Sultan Alaudin Riayat Syah Al Kahar

4. Sultan Iskandar Muda

• Kondisi Sosial Budaya

Selain di bidang perekonomian, pengaruh letak yang strategis membuat kehidupan sosial budaya di
kerajaan Aceh tumbuh pesat. Hal ini disebabkan karena interaksi dengan orang-orang luar seperti
pedagang-pedagang dari Timur Tengah dan Eropa.

Kehidupan sosial budaya dapat dilihat landasan hukum yang berlaku yang didasari dari ajaran Islam.
Hukum adat ini disebut hukum adat Makuta Alam. Berdasarkan hukum ini, pengangkatan seorang sultan
diatur dengan sedemikian rupa dengan melibatkan ulama dan perdana menteri.

Sisa-sisa arsitektur bangunan peninggalan kesultanan Aceh keberadaannya tidak terlalu banyak,
disebabkan karena sudah terbakar pada masa perang Aceh. Beberapa bangunan yang masih tersisa
contohnya seperti Istana Dalam Darud Donya yang sekarang menjadi Pendopo Gubernur Aceh.
Selain istana, beberapa peninggalan yang masih dapat kita lihat sampai sekarang seperti Masjid Tua
Indrapuri, Benteng Indra Patra, Gunongan, Pinto Khop, dan kompleks pemakaman keluarga kesultanan
Aceh.

• Kondisi Ekonomi

Kehidupan masyarakat Aceh mengandalkan perekonomian dalam bidang pelayaran dan perdagangan.
Pada masa kejayaannya, perekonomian berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas daerah-daerah pantai
barat dan timur Sumatra banyak menghasilkan lada. Sementara itu, Semenanjung Malaka banyak
menghasilkan lada dan timah. Aceh juga berkuasa atas Selat Malaka yang merupakan jalan dagang
internasional.Hasil bumi dan alam menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh, sehingga
perekonomian Aceh maju dengan pesat.

• Keruntuhan

Faktor penyebab kemunduran Kesultanan Aceh :

1. Tidak adanya pemimpin yang cakap setelah wafatnya Sultan Iskandar Muda.

2. Timbulnya perpecahan kelompok antara golongan ulama (teungku) dengan golongan bangsawan
(teuku).

3. Banyak negri taklukan yanh memisahkan diri seperti Johor, Pahang, Perlak, dan lainnya.

Akirnya Kesultanan Aceh runtuh setelah dikuasai Belanda pada awal adab ke-20.

Anda mungkin juga menyukai