Anda di halaman 1dari 7

KELOMPOK 2

KERAJAAN ACEH
Disusun Oleh :
1. Agil Gading (6)
2. Adi Apriyanto (2)
3. Ananda Agung (1)
4. Arga Saputra (23)
5. Ayundia jelita (30)

KELAS : X TERNAK 1
SEJARAH BERDIRINYA
KERAJAAN ACEH

Sejarah: Kerajaan Aceh didirikan pada awal abad ke-13 oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Kerajaan ini menjadi pusat Islam dan
perdagangan di wilayah tersebut. Aceh tumbuh menjadi kekuatan maritim yang dominan di Selat Malaka pada abad ke-16 dan 17.
Penguasa Aceh pada masa itu, seperti Sultan Iskandar Muda, berhasil memperluas kekuasaan mereka hingga ke Semenanjung
Malaya, Sumatera Barat, dan Kepulauan Nusantara. Aceh juga dikenal sebagai pusat pembelajaran Islam yang penting. Universitas
Islam pertama di Indonesia, yaitu Universitas Syiah Kuala, didirikan di Banda Aceh pada tahun 1961, yang mewarisi tradisi keilmuan
Islam yang telah ada sejak masa Kerajaan Aceh.

Pada abad ke-17, Kerajaan Aceh mengalami masa penurunan akibat campur tangan kolonial Belanda. Pada tahun 1873, Aceh secara
resmi jatuh ke tangan Belanda setelah Perang Aceh yang panjang dan sengit. Namun, perlawanan rakyat Aceh terhadap penjajah
Belanda terus berlanjut dengan gerakan perjuangan kemerdekaan hingga Indonesia merdeka pada tahun 1945. Hari ini, Aceh
merupakan salah satu provinsi di Indonesia dengan wilayah khusus yang memiliki otonomi lebih besar daripada provinsi lainnya.
Aceh juga terkenal dengan warisan budayanya yang kaya, termasuk tarian, seni, dan arsitektur yang unik, serta keindahan alamnya
seperti pantai-pantai yang menakjubkan dan Taman Nasional Gunung Leuser yang terkenal dengan keanekaragaman hayati .
RAJA-RAJA PALING
YANG BERPENGARUH
 Sultan Salahudin (1528-1537 M) Setelah Sultan Ali Mughayat wafat, pemerintahan beralih kepada putranya yang bergelar
Sultan Salahuddin. Selama menduduki takhta, Sultan Salahudin tidak memedulikan pemerintahaan kerajaannya. Hal ini
membuat keadaan kerajaan goyah dan mengalami kemerosotan tajam.Karenanya, Sultan Salahuddin mundur dan digantikan
saudaranya yang bernama Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar.Karenanya, Sultan Salahuddin mundur dan digantikan
saudaranya yang bernama Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar.

 Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M) Setelah resmi menjabat sebagai raja, Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar
melaksanakan berbagai bentuk perubahan dan perbaikan untuk kerajaannya. Sultan Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar merupakan
Sultan Aceh pertama yang melakukan penyerangan terhadap kerajaan-kerajaan yang ada di Semenanjung Melayu. Kesultanan
Aceh juga melakukan perluasaan ke wilayah pantai timur Sumatera hingga berhasil menduduki daerah Kerajaan Aru kemudian
mengerahkan pasukannya ke daerah pedalaman Batak, yang saat itu didominasi oleh pemeluk Agama Hindu. Meskipun Sultan
Alauddin Ri'ayat Syah al-Kahar sebenarnya tidak berhasil secara militer melawan Portugis di Melaka, pemerintahannya
berhasil membuat nama Aceh menjadi sangat disegani.Namanya bahkan dikenal sebagai Sultan Aceh yang berhasil menjalin
hubungan diplomatik dengan Kesultanan Turki Ottoman.
KELANJUTAN DARI RAJA-RAJA YANG
BERPENGARUH
 Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) Setelah pemerintahan Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar, Kerajaan Aceh mengalami masa
suram dalam waktu yang lama. Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi. Barulah setelah Sultan Iskandar Muda naik
takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan pesat hingga mencapai puncak kejayaannya. Di bawah pemerintahan Sultan
Iskandar Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan Islam, bahkan menjadi bandar transit
yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat. Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang
Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka dan menguasai daerah-
daerah penghasil lada. Di samping itu, Kerajaan Aceh memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah,
Perlak, dan Indragiri.

 Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M) Dalam menjalankan kekuasaan Sultan Iskandar Thani meneruskan tradisi Sultan Iskandar Muda.
Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar bernama Nuruddin ar-Raniri yang menulis buku sejarah Aceh berjudul
Bustanu’ssalatin. Sebagai ulama besar, Nuruddin ar-Raniri sangat dihormati oleh Sultan Iskandar Thani dan keluarganya serta oleh
rakyat Aceh.

 Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M) Sultan Ali Mughayat Syah adalah raja Kerajaan Aceh yang pertama. Di bawah
kekuasaannya, Kesultanan Aceh melakukan perluasan ke beberapa daerah di wilayah Sumatera Utara, seperti Daya dan Pasai. Sultan
Ali Mughayat Syah juga melakukan serangan terhadap kedudukan Bangsa Portugis di Malaka dan menyerang Kerajaan Aru.
LETAK GEOGRAFIS
DAN
WILAYAH DI KERAJAAN ACEH
1. Letak Geografis: Kerajaan Aceh terletak di ujung utara Pulau Sumatera, Indonesia. Wilayahnya mencakup bagian barat laut
Sumatera Utara, dengan pantai yang menghadap ke Samudra Hindia. Aceh terletak di sebelah barat Selat Malaka dan
berbatasan dengan negara Malaysia. Letaknya strategis sebagai pelabuhan penting dalam jalur perdagangan maritim antara
Asia Timur dan Timur Tengah

2. Wilayah: Wilayah Kerajaan Aceh pada puncak kejayaannya meliputi sebagian besar wilayah Aceh modern, serta beberapa
wilayah di Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan bagian barat daya Thailand. Wilayah kerajaan ini luas dan kaya akan
sumber daya alam, terutama hasil bumi dan rempahrempah seperti lada, pala, dan cengkih.
KEHIDUPAN DI MASA
KERJAAN ACEH
1. Kehidupan politikPada kehidupan Politik, Kerajaan Aceh menggunakan garis turun menurun untuk menggantikan kerajaan. Pada
masa kepemimpinan Sultan Iskandar Muda yang menjabat menjadi raja dari tahun 1607 sampai dengan 1636, Aceh mengalami
puncak kejayaan. Dengan cara menaklukan Pahang yang manjadi sumber timah utama.

2. Kehidupan social Kehidupan Sosial Kerajaan AcehGolongan pertama disebut dengan Teuku, yaitu mereka yang merupakan
bangsawan. Golongan kedua adalah Teungku yang merupakan para ulama. Golongan keempat adalah Uleebalang yang adalah
para prajurit dan yang terakhir adalah rakyat.

3. Kehidupan ekonomiKehidupan ekonomi masyarakat Aceh adalah dalam bidang pelayaran dan perdagangan. Pada masa
kejayaannya, perekonomian berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatra banyak
menghasilkan lada. Sementara itu, Semenanjung Malaka banyak menghasilkan lada dan timah.

4. Kehidupan Agama Kerajaan Aceh Mayoritas masyarakat di kesultanan Aceh beragama Islam. Perkembangan agama Islam di
kerajaan ini disebabkan karena terjadi hubungan interaksi dengan pedagang Arab dan India. Peran kesultanan Aceh dalam
menyebarkan agama Islam dapat dibuktikan dari karya-karya ulama Aceh yang di pakai di Asia Tenggara.
TERIMAKASIH SUDAH
MENYAKSIKAN 

Anda mungkin juga menyukai