Anda di halaman 1dari 123

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas Berkat
Rahmat dan Karunia-Nya maka buku Sejarah Kerajaan di Indonesia dapat
tersusun.

Buku ini berisi tentang sejarah kerajaan-kerajaan yang ada di Indonesia.


Kerajaan-kerajaan tersebut antara lain kerajaan islam, kerajaan hindu, dan
kerajaan Buddha. Dalam buku ini, diuraikan sejarah kerajaan, pemerintaan
kerajaan, kondisi kehidupan kerajaan, masa kejayaan kerajaan, kemunduran atau
keruntuhan kerajaan, serta benda-benda peninggalan kerajaan.

Kami menyadari, bahwa buku yang kami sajikan ini mungkin masih banyak
kekurangan, untuk itu kami mohon koreksi dari pihak-pihak terkait.

Demikian buku ini disusun, atas perhatiannya kami ucapkan terimakasih dan
semoga bermanfaat.

Kelompok | Kerajaan-Kerajaan di Indonesia 2


DAFTAR ISI
Kata Pengantar.........................................................................................................2

Daftar Isi...................................................................................................................3

Bab I

Pembahasan..............................................................................................................4

A. Kerajaan Islam di Indonesia..........................................................................4


1. Kerajaan Aceh................................................................................................4
2. Kerajaan Malaka............................................................................................12
3. Kerajaan Samudra Pasai................................................................................18
4. Kerajaan Mataram Islam...............................................................................27
5. Kerajaan Gawo-Tallo.....................................................................................29
6. Kerajaan Ternate Tidore................................................................................34
7. Kerajaan Jambi..............................................................................................37
8. Kerajaan Banjar.............................................................................................37
9. Kerajaan Pajang.............................................................................................40
10. Kerajaan Cirebon...........................................................................................41
11. Kerajaan Banten............................................................................................42
12. Kerajaan Perlak.............................................................................................45
13. Kerajaan Demak............................................................................................51

B. Kerajaan Hindu di Indonesia.......................................................................55


1. Kerajaan Kutai...............................................................................................55
2. Kerajaan Taruma Negara..............................................................................61
3. Kerajaan Kediri..............................................................................................67
4. Kerajaan Majapahit.......................................................................................77
5. Kerajaan Bali..................................................................................................90
6. Kerajaan Mataram Hindu...............................................................................94
7. Kerajaan Singasari........................................................................................100

C. Kerajaan Buddha di Indonesia.................................................................113


1. Kerajaan Sriwijaya......................................................................................113
2. Kerajaan Kalingga......................................................................................117
3. Kerajaan Mataram.....................................................................................119

Daftar Pustaka.................................................................................................123

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 2


BAB I
PEMBAHASAN
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 3
A. Kerajaan Islam di Indonesia
1) Kerajaan Aceh
a. Sejarah Kerajaan
Kerajaan Aceh memiliki letak kerajaan yang strategis, yaitu di Pulau
Sumatera bagian utara dan dekat jalur pelayaran perdagangan internasional pada
masa itu. Ramainya aktivitas pelayaran perdagangan melalui bandar – bandar
perdagangan Kerajaan Aceh, mempengaruhi perkembangan kehidupan Kerajaan
Aceh dalam segala bidang seperti politik, ekonomi, sosial, budaya. Kerajaan Aceh
pada awalnya didirikan oleh tokoh yang bernama Sultan Ali Mughayat
Syah.Berdirinya kerajaan ini berlangsung pada tahun 1530 setelah melepaskan
diri dari kekuasaan Kerajaan Pidie pada tahun 1564.

b. Pemerintahan Kerajaan
Berdasarkan Bustanus Salatin (1637 M) karangan Naruddin Ar-Raniri yang
berisi silsilah sultan – sultan Aceh, dan berita – berita Eropa, Kerjaan Aceh
telah berhasil membebaskan diri dari Kerajaan Pedir. Raja – raja yang
pernah memerintah di Kerajaan Aceh :

1. Sultan Ali Mughayat Syah


adalah raja kerajaan Aceh yang pertama. Ia memerintah tahun 1514
– 1528 M. Di bawah kekuasaannya, Kerjaan Aceh melakukan perluasan ke
beberapa daerah yang berada di daerah Daya dan Pasai. Bahkan
melakukan serangan terhadap kedudukan bangsa Portugis di Malaka dan
juga menyerang Kerajaan Aru.
2. Sultan Salahuddin
Setelah Sultan Ali Mughayat Wafat, pemerintahan beralih kepada
putranya yg bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528 – 1537
M, selama menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan
pemerintahaan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan
mengalami kemerosostan yg tajam.Oleh karena itu, Sultan Salahuddin
digantikan saudaranya yg bernama Alauddin Riayat Syah al-Kahar.
3. Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar
Ia memerintah Aceh dari tahun 1537 – 1568 M. Ia melakukan
berbagai bentuk perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk
pemeintahan Kerajaan Aceh. Pada masa pemeintahannya, Kerajaan Aceh
melakukan perluasaan wilayah kekuasaannya seperti melakukan serangan
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 4
terhadap Kerajaan Malaka (tetapi gagal). Daerah Kerajaan Aru berhasil
diduduki.Pada masa pemerintahannya, kerajaan Aceh mengalami masa
suram.Pemberontakan dan perebutan kekuasaan sering terjadi.
4. Sultan Iskandar Muda
Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607 –
1636 M. Di bawah pemerintahannya, Kerjaan Aceh mengalami
kejayaan.Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerjaan besar dan berkuasa atas
perdagangan Islam, bahkan menjadi bandar transito yang dapat
menghubungkan dengan pedagang Islam di dunia barat.Untuk mencapai
kebesaran Kerajaan Ace, Sultan Iskandar Muda meneruskan perjuangan
Aceh dengan menyerang Portugis dan Kerajaan Johor di Semenanjung
Malaya.Tujuannya adalah menguasai jalur perdagangan di Selat Malaka
dan menguasai daerah – daerah penghasil lada.Sultan Iskandar Muda juga
menolak permintaan Inggris dan Belanda untuk membeli lada di pesisir
Sumatera bagian barat. Selain itu, kerajaan Aceh melakukan pendudukan
terhadap daerah – daerah seperti Aru, pahang, Kedah, Perlak, dan
Indragiri, sehingga di bawah pemerintahannya Kerajaan aceh memiliki
wilayah yang sangat luas. Pada masa kekuasaannya, terdapat 2 orang ahli
tasawwuf yg terkenal di Ace, yaitu Syech Syamsuddin bin Abdullah as-
Samatrani dan Syech Ibrahim as-Syamsi. Setelah Sultan Iskandar Muda
wafat tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya, Sultan Iskandar
Thani.
5. Sultan Iskandar Thani.
Ia memerintah Aceh tahun 1636 – 1641 M. Dalam menjalankan
pemerintahan, ia melanjutkan tradisi kekuasaan Sultan Iskandar Muda.
Pada masa pemerintahannya, muncul seorang ulama besar yg bernama
Nuruddin ar-Raniri.Ia menulis buku sejarah Aceh berjudul Bustanu’ssalatin.
Sebagai ulama besar, Nuruddin ar-Raniri sangat di hormati oleh Sultan
Iskandar Thani dan keluarganya serta oleh rakyat Aceh.Setelah Sultan
Iskandar Thani wafat, tahta kerajaan di pegang oleh permaisurinya (putri
Sultan Iskandar Thani) dengan gelar Putri Sri Alam Permaisuri (1641-1675
M).
6. Sultan Sri Alam (1575-1576)
7. Sultan Zain al-Abidin (1576-1577)
8. Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589)
9. Sultan Buyong (1589-1596)

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 5


10. Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid al-Mukammil (1596-1604)
11. Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607)
12. Sultan Iskandar Muda Johan Pahlawan Meukuta Alam (1607-1636)
13. Iskandar Thani (1636-1641)
14. Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675)
15. Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678)
16. Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688)
17. Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din (1688-1699)
18. Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699-1702)
19. Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui (1702-1703)
20. Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir (1703-1726)
21. Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726)
22. Sultan Syams al-Alam (1726-1727)
23. Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735)
24. Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760)
25. Sultan Mahmud Syah (1760-1781)
26. Sultan Badr al-Din (1781-1785)
27. Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
28. Alauddin Muhammad Daud Syah
29. Sultan Ala‘ al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815) dan (1818-1824)
30. Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818)
31. Sultan Muhammad Syah (1824-1838)
32. Sultan Sulaiman Syah (1838-1857)
33. Sultan Mansur Syah (1857-1870)
34. Sultan Mahmud Syah (1870-1874)
35. Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903)

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Politik
Kerajaan Aceh pada awalnya didirikan oleh tokoh yang bernama
Sultan Ali Mughayat Syah. Kemudian Aceh di bawah pimpinan Sultan
Alauddin (1537-1568) menyerang kerajaan Johor dan berhasil menangkap
Sultan Johor, namun kerajaan Johor tetap berdiri dan menentang Kerajaan
Aceh. Pada saat Aceh dipimpin oleh Alaudin Riayat Syah datang pasukan
Belanda yang dipimpin oleh "Cornelis de Houtman" untuk meminta izin
bergabung di kerajaan ini. Selanjutnya, Sultan Ali Riayat pengganti dari
sultan Alauddin, ia berkuasa dari tahun 1604-1607. Pada masa inilah

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 6


portugis melakukan penyerangan karena ingin melakukan monopoli
perdagangan di Kerajaan Aceh, tetapi usaha ini tidak berhasil.Setelah
Sultan Muda digantikan oleh Sultan Iskandar Muda dari tahun 1607 sampai
1636, kerajaan Aceh mengalami kejayaan dalam perdagangan.Banyak
terjadi penaklukan diwilayah yang berdekatan dengan Aceh seperti Deli
(1612), Bintan (1614), Kampar, Parimanam, Minangkabau, Perak, Pahang
dan Kedah (1615-1619).

 Kehidupan Ekonomi
Dalam kejayaannya, perekonomian Kerajaan Aceh bekembang
pesat.Dearahnya yg subur banyak menghasilkan lada.Kekuasaan Aceh atas
daerah-daerah pantai timur dan barat Sumatera menambah jumlah ekspor
ladanya.Penguasaan Aceh atas beberapa daerah di Semenanjung Malaka
menyebabkan bertambahnya badan ekspor penting timah dan lada.
Aceh dapat berkuasa atas Selat Malaka yang merupakan jalan
dagang internasional. Selain bangsa Belanda dan Inggris, bangsa asing
lainnya seperti Arab, Persia, Turki, India, Siam, Cina, Jepang, juga
berdagang dengan Aceh. Barang – barang yang di ekspor Aceh seperti
beras, lada (dari Minangkabau), rempah – rempah (dari Maluku).Bahan
impornya seperti kain dari Koromendal (India), porselin dan sutera (dari
Jepang dan Cina), minyak wangi (dari Eropa dan Timur Tengah).Kapal-kapal
Aceh aktif dalam perdagangan dan pelayaran sampai Laut Merah.
Letak Kerajaan Aceh sangat strategis, yakni di Pulau Sumatra bagian
Utara dan dekat dengan jalur pelayaran perdagangan internasional pada
masa itu.Kerajaan Aceh berkembang sebagai kerajaan Islam dan
mengalami masa kejayaan pada pemerintahan Sultan Iskandar
Muda.Perkembangan yang sangat pesat ini tidak terlepas dari letak
Kerajaan Aceh yang sangat strategis.Kerajaan Aceh sebagai pusat
perdagangan membuat perkembangan kehidupan di Kerajaan Aceh dalam
segala bidang, hal ini membuat persaingan muncul dengan Kerajaan Johor
di Semenanjung Malaya.

 Kehidupan Sosial
Meningkatnya kekmakuran telah menyebabkan berkembangnya
sisitem feodalisme & ajaran agama Islam di Aceh.Kaum bangsawan yang
memegang kekuasaan dalam pemerintahan sipil disebut golongan Teuku,

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 7


sedang kaum ulama yang memegang peranan penting dalam agama
disebut golongan Teungku.Namun antara kedua golongan masyarakat itu
sering terjadi persaingan yang kemudian melemahkan aceh.Sejak
berkuasanya kerajaan Perlak (abad ke-12 M s/d ke-13 M) telah terjadi
permusuhan antara aliran Syiah dengan Sunnah Wal Jamma’ah.Tetapi pada
masa kekuasaan Sultan Iskandar Muda aliran Syiah memperoleh
perlindungan & berkembang sampai di daerah-daerah kekuasaan Aceh.
Aliran ini di ajarkan oleh Hamzah Fasnsuri yang di teruskan oleh
muridnya yang bernama Syamsudin Pasai. Sesudah Sultan Iskandar Mud
wafat, aliran Sunnah wal Jama’ah mengembangkan islam beraliran Sunnah
wal Jama’ah, ia juga menulis buku sejarah Aceh yg berjudul Bustanussalatin
(taman raja – raja dan berisi adat – istiadat Aceh besrta ajarn agama
Islam).

 Kehidupan Budaya
Kejayaan yang dialami oleh kerajaan Aceh tersebut tidak banyak
diketahui dalam bidang kebudayaan.Walupun ada perkembangan dalam
bidang kebudaaan, tetapi tidak sepesat perkembangan dalam ativitas
perekonomian.Peninggalan kebuadayaan yang terlihat nyata adala Masjid
Baiturrahman.

d. Kejayaan Kerajaan
Kerajaan Aceh mengalami puncak kejayaan pada masa kepemimpinan Raja
Sultan Iskandar Muda tepatnya pada tahun 1607-1636. Saat ia memerintah,
Kerajaan Aceh berhasil mengalami peningkatan di beberapa aspek yaitu meliputi
bidang ekonomi, politik, hubungan internasional, perdagangan, militer, dan
perkembangan agama Islam. Selain itu, Aceh juga berhasil mendesak kedudukan
Portugis di wilayah Selat Malaka akibat perkembangan yang berlangsung saat
dipimpin oleh Iskandar Muda.
Dalam pemerintahan-nya, Sultan Iskandar memperluas wilayah teritorial-
nya dan terus meningkatkan perdagangan rempah-rempah menjadi suatu
komoditas ekspor yang berpotensi bagi kemakmuran masyarakat Kerajaan
Aceh.Ia mampu menguasai Pahang tahun 1618, daerah Kedah tahun 1619, serta
Perak pada tahun 1620, dimana daerah tersebut merupakan penghasil timah.
bBahkan dimasa kepimpinannya, Kerajaan Aceh mampu menyerang kedudukan
kerajaan Johor dan Melayu hingga Singapura tahun 1613 dan 1615.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 8


Pada pemerintahan Sultan Iskandar Muda kejayaan bisa dilihat dari politik
luar negeri Kerajaan Aceh.Ia berhasil melakukan hubungan politik dengan bangsa
Inggris, Turki, Belanda dan Francis. Iskandar Muda pernah mengirim utusan
menuju ke Turki dengan membawa hadiah berupa lada 1 karung, langkah yang
dilakukan tersebut kemudian dibalas dengan dengan diberikannya bantuan
militer berupa tentara dan sebuah meriam.Kemajuan bisa dilihat juga pada
bidang.
Sementara itu, kemajuan yang berhasil pada bidang Agama adalah
Kerajaan Aceh berhasil melahirkan ulama yang cukup ternama.Karangan para
ulama dijadikan rujukan, contohnya ulama Hamzah Fansuri pada
bukunya.Selanjutnya kejayaan dalam bidang ekonomi, kerajaan ini berhasil
melakukan hubungan ekonomi dan perdagangan dengan bangsa lain seperti Arab,
Turki, Mesir, India, Inggris, Francis, Jepang dan Cina. Komoditas yang di import
secara lengkap yang terdapat pada Kitab Adat Aceh meliputi anggur, beras, gula,
sekar lumat, kurma, guci, timah, tekstil, katun, besi, batik, kertas, kipas dan
opium. Sementara komoditas ekspornya yaitu lada, timah, saapan, damar, kayu
cendana, gandaruken, obat-obatan, getah perca dan damar.
Dibawah kendali Sultan Iskandar Muda Kerajaan Aceh berlangsung dengan
lancar tentram dan aman.Kerajaan Aceh memiliki titik-titik sebagai pusat
ekonomi, yaitu daerah pelabuhan yang terdapat di pantai timur, barat sampai
selatan.Pusat perekonomian ini membuat kerajaan Aceh menjadi kaya, rakyatnya
hidup makmur dan sejahtera.

e. Kemunduran Kerajaan
Penyebab Kemunduran Kerajaan Aceh :
 Kematian Sultan Iskandar Muda pada tahun 1630, setelah kematian
tersebut tidak ada lagi raja yang berhasil mengendalikan wilayah kerajaan
Aceh yang sangat luas. Setelah kerajaan ini dipimpin oleh Sultan Iskandar
Thani pada tahun 1637 sampai 1641, Kerajaan Aceh mulai mengalami
kemunduran. Bahkan setelah Iskandar Thani kemunduran sangat terasa
pada kerajaan ini.
 Munculnya pertikaian yang terjadi di Kerajaan Aceh yang berlangsung
terus menerus antara golongan ulama (teungku) dan bangsawan (teuku)
membuat kerajaan ini semakin melemah. Pertikaian yang terjadi
disebabkan oleh perbedaan aliran keagamaan yaitu antara aliran Sunnah
wal Jama'ah dan Syiah.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 9


 Daerah kekuasaan Kerajaan Aceh semakin sedikit, hal ini karena daerah
seperti Pahang, Johor, Siak dan Minangkabau melepaskan diri. Daerah
yang memisahkan diri kemudian menjadi kerajaan yang merdeka dari
kekuasaan aceh. Kemerdekaan tersebut juga ada yang berhasil dilakukan
dengan bantuan asing dengan motif perdagangan.
Aceh yg berkuasa selama kurang lebih 4 abad, akhinya runtuh karena dikuasai
oleh Belanda awal abad ke-20.

f. Benda Peninggalan Kerajaan


Berikut ini merupakan peninggalan-peninggalan dari Kerajaan Aceh :
1. Masjid Raya Baiturrahman
Peninggalan Kerajaan Aceh yang pertama dan yang paling dikenal
adalah Masjid Raya Baiturrahman.Masjid yang dibangun Sultan Iskandar
Muda pada sekitar tahun 1612 Masehi ini berada di pusat Kota Banda
Aceh.Saat agresi militer Belanda II, masjid ini sempat dibakar.Namun pada
selang 4 tahun setelahnya, Belanda membangunnya kembali untuk
meredam amarah rakyat Aceh yang hendak berperang merebut syahid.

2. Benteng Indrapatra
Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya adalah Benteng
Indrapatra.Benteng ini merupakan benteng pertahanan yang sebetulnya
sudah mulai dibangun sejak masa kekuasaan Kerajaan Lamuri, kerajaan
Hindu tertua di Aceh, tepatnya sejak abad ke 7 Masehi.Benteng yang kini
terletak di Desa Ladong, Kec. Masjid Raya, Kab. Aceh Besar ini pada
masanya dulu memiliki peranan penting dalam melindungi rakyat Aceh
dari serangan meriam yang diluncurkan kapal perang Portugis.
Sekarang, kita hanya dapat menemukan 2 benteng yang masih
kokoh berdiri. Benteng tersebut berukuran 70 meter x 70 meter dengan
tinggi 4 meter dan tebal sekitar 2 meter. Selain menjadi peninggalan
bersejarah, benteng Indrapatra kini juga dikenal sebagai objek wisata
unggulan Kab. Aceh Besar. Gaya arsitekrur serta keunikan konstruksinya
yang hanya terbuat dari susunan batu gunung ini membuat banyak orang
penasaran dan tertarik untuk mengunjunginya.
3. Gunongan
Gunongan adalah peninggalan Kerajaan Aceh yang berupa sebuah
taman lengkap dengan bangunan keratonnya. Taman ini berdasarkan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 10


sejarahnya merupakan bukti cinta Sultan Aceh pada permaisurinya yang
sangat cantik.Permaisuri yang tak diketahui namanya ini merupakan putri
raja Kerajaan Pahang yang ditawan karena kerajaannya kalah perang. Sang
Sultan jatuh cinta dan mempersuntingnya, hingga kemudian si permaisuri
tersebut meminta dibuatkan sebuah taman yang sama persis dengan
istana kerajaannya yang terdahulu untuk mengobati rasa rindunya.
Gunongan saat ini terletak tak jauh dari Masjid Raya
Baiturrahman.Tepatnya berada di Desa Sukaramai, Kec. Baiturrahman, Kota
Banda Aceh. Jika berkunjung ke Banda Aceh, jangan lupa sempatkan diri
Anda singgah di tamanasmara ini.
4. Makam Sultan Iskandar Muda
Peninggalan Kerajaan Aceh yang selanjutnya adalah Makam dari
Raja Kerajaan Aceh yang paling ternama, Sultan Iskandar Muda.Makam
yang terletak di Kelurahan Peuniti, Kec.Baiturrahman, Kota Banda Aceh ini
sangat kental dengan nuansa Islami.Ukiran dan pahatan kaligrafi pada batu
nisannya sangat indah dan menjadi salah satu bukti sejarah masuknya
Islam di Indonesia.

5. Meriam Kerajaan Aceh


Kesultanan Aceh telah mampu membuat sarana persenjataannya
sendiri.Hal ini dibuktikan dengan keberadaan meriam-meriam tua yang kini
berjajar di benteng Indraparta dan musium Aceh.Awalnya meriam-meriam
tersebut dianggap berasal dari pembelian ke Kerajaan Turki, namun setelah
diteliti ulang, ternyata bukan.Teknisi-teknisi kerajaan Aceh-lah yang
membuatnya berbekal ilmu yang mereka pelajari dari kerajaan Turki
Ustmani.Peranan meriam-meriam ini sangat penting dalam perlawan dan
perang terhadap para penjajah dan kapal-kapal perang musuh yang
hendak menyandar ke dermaga tanah rencong.

6. Uang Emas Kerajaan Aceh


Aceh berada di jalur perdagangan dan pelayaran yang sangat
strategis. Berbagai komoditas yang berasal dari penjuru Asia berkumpul di
sana pada masa itu. Hal ini membuat kerajaan Aceh tertarik untuk
membuat mata uangnya sendiri.Uang logam yang terbuat dari 70% emas
murni kemudian dicetak lengkap dengan nama-nama raja yang
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 11
memerintah Aceh. Koin ini masih sering ditemukan dan menjadi harta
karun yang sangat diburu oleh sebagian orang. Koin ini juga bisa dianggap
sebagai salah satu peninggalan Kerajaan Aceh yang sempat berjaya pada
masanya

2) Kerajaan Malaka
a. Sejarah Kerajaan
Kesultanan Malaka merupakan kerajaan islam kedua di Asia Tenggara.
Kesultanan ini berdiri pada awal abad ke- 15 M. Kerajaan ini cepat berkembang,
bahkan dapat mengambil alih dominasi pelayaran dan perdagangan dari kerajaan
Samudera Pasai.
Pembentukan negara Malaka ada kaitannya dengan perang saudara di
Majapahit setelah Hayam Wuruk (1360-89 M) meninggal dunia. Sewaktu perang
saudara tersebut, Parameswara, Putra raja Sriwijaya turut terlibat karena ia
menikah dengan salah seorang putri Majapahit. Parameswara kalah dalam perang
tersebut dan melarikan diri ke Tumasik (sekarang Singapura) yang berada di
bawah pemerintahan Siam saat itu. Beliau membunuh penguasa Tumasik, yang
bernama Temagi dan kemudian menobatkan dirinya sebagai penguasa baru.
Persoalan ini diketahui oleh Kerajaan Siam dan memutuskan untuk menuntut
balas atas kematian Temagi. Parameswara dan pengikutnya mengundurkan diri ke
Muar dan akhirnya sampai di Malaka lalu membuka sebuah kerajaan baru di sana
pada tahun 1402 M. Menurut versi ini, kedatangan islam ke Malaka terjadi tahun
1406 M, ketika Parameswara menganut Islam dan mengganti nama menjadi
Muhammad Iskandar Syah. Pengislamannya diikuti oleh pembesar-pembesar
istana dan rakyat jelata. Dengan demikian Islam mulai tersebar di Malaka.
Parameswara (Muhammad Iskandar Syah) memerintah selama 12 tahun. Baginda
mendapati Malaka sebagai sebuah kampung dan meninggalkannya sebagai
sebuah kota serta pusat perdagangan terpenting di Selat Malaka, sehingga orang-
orang Arab menggelarinya sebagai malakat (perhimpunan segala
pedagang). Kitab sejarah melayu (The Malay Annals), turut menceritakan bahwa
raja Malaka, Megat Iskandar Syah, adalah orang pertama di kesultanan itu yang
memeluk agama Islam. Selanjutnya ia memerintahkan segenap warganya baik
yang berkedudukan tinggi maupun rendah untuk menjadi Muslim.

b. Pemerintahan Kerajaan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 12


Raja/Sultan yang memerintah di Malaka adalah sebagai berikut:
1. Parameswara yang bergelar Muhammad Iskandar Syah (1402—1414)
2. Megat Iskandar Syah (1414—1424)
3. Sultan Muhammad Syah (1424-1444)
4. Sri Parameswara Dewa Syah (1444—1445)
5. Sultan Mudzaffar Syah (1445—1459)
6. Sultan Mansur Syah (1459—1477)
7. Sultan Alauddin Riayat Syah (1477—1488)
8. Sultan Mahmud Syah (1488—1551)
Setelah Parameswara masuk Islam, ia mengubah namanya menjadi
Muhammad Iskandar Syah pada tahun 1406, dan menjadi Sultan Malaka I.
Kemudian, ia kawin dengan putri Sultan Zainal Abidin dari Pasai. Pada tahun 1414
Parameswara wafat dan digantikan putranya, Megat Iskandar Syah. Ia
memerintah selama 10 tahun, dan kemudian digantikan oleh Muhammad Syah.
Putra Muhammad Syah yang kemudian menggantikannya adalah Raja Ibrahim (Sri
Parameswara Dewa Syah) yang tidak menganut Islam. Namun masa
pemerintahannya hanya 17 bulan, dan dia mangkat karena terbunuh pada 1445.
Saudara seayahnya, Raja Kasim, kemudian menggantikannya dengan gelar Sultan
Mudzaffar Syah atau Sultan Malaka V.
Di bawah pemerintahan Sultan Mudzaffar Syah, Malaka melakukan
ekspansi di Semenanjung Malaya dan pantai timur Sumatera (Kampar dan
Indragiri). Di kemudian hari secara politik, Kesultanan Malaka membangun
hubungan yang baik namun hati-hati dengan Jawa (Majapahit) maupun Siam.
Pada masa pemerintahan raja berikutnya yang naik tahta pada tahun 1459,
Sultan Mansur Syah (Sultan Malaka VI), Malaka menyerbu Kedah dan Pahang, dan
menjadikannya negara vassal. Di bawah sultan yang sama Johor, Jambi, Siak dan
kepulauan Riau-Lingga juga takluk.
Dengan demikian Malaka mengendalikan sepenuhnya kedua pesisir yang
mengapit Selat Malaka. Jatuhnya Siak dibawah pengaruh Malaka mengakibatkan
Malaka dapat mempengaruhi perdagangan emas di hampir seluruh semenanjung
Melayu.
Mansur Syah berkuasa sampai mangkatnya pada 1477. Dia digantikan oleh
putranya Alauddin Riayat Syah. Sultan memerintah selama 11 tahun, saat dia
meninggal dan digantikan oleh putranya Sultan Mahmud Syah.

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Politik
Dalam menjalankan dan menyelenggarakan politik negara, ternyata
para sultan menganut paham politik hidup berdampingan secara damai
(co-existence policy) yang dijalankan secara efektif. Politik hidup

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 13


berdampingan secara damai dilakukan melalui hubungan diplomatik dan
ikatan perkawinan. Politik ini dilakukan untuk menjaga keamanan internal
dan eksternal Malaka. Dua kerajaan besar pada waktu itu yang harus
diwaspadai adalah Cina dan Majapahit. Maka, Malaka kemudian menjalin
hubungan damai dengan kedua kerajaan besar ini. Sebagai tindak lanjut
dari politik negara tersebut, Parameswara kemudian menikah dengan salah
seorang putri Majapahit.
Sultan-sultan yang memerintah setelah Prameswara (Muhammad
Iskandar Syah) tetap menjalankan politik bertetangga baik tersebut.
Sebagai bukti, Sultan Mansyur Syah (1459—1477) yang memerintah pada
masa awal puncak kejayaan Kerajaan Malaka juga menikahi seorang putri
Majapahit sebagai permaisurinya. Di samping itu, hubungan baik dengan
Cina tetap dijaga dengan saling mengirim utusan. Pada tahun 1405 seorang
duta Cina Ceng Ho datang ke Malaka untuk mempertegas kembali
persahabatan Cina dengan Malaka. Dengan demikian, kerajaan-kerajaan
lain tidak berani menyerang Malaka.
Pada tahun 1411, Raja Malaka balas berkunjung ke Cina beserta
istri, putra, dan menterinya. Seluruh rombongan tersebut berjumlah 540
orang. Sesampainya di Cina, Raja Malaka beserta rombongannya disambut
secara besar-besaran. Ini merupakan pertanda bahwa, hubungan antara
kedua negeri tersebut terjalin dengan baik. Saat akan kembali ke Malaka,
Raja Muhammad Iskandar Syah mendapat hadiah dari Kaisar Cina, antara
lain ikat pinggang bertatahkan mutu manikam, kuda beserta sadel-
sadelnya, seratus ons emas dan perak, 400.000 kwan uang kertas, 2600
untai uang tembaga, 300 helai kain khasa sutra, 1000 helai sutra tulen, dan
2 helai sutra berbunga emas. Dari hadiah-hadiah tersebut dapat ditarik
kesimpulan bahwa, dalam pandangan Cina, Malaka adalah kerajaan besar
dan diperhitungkan.
Di masa Sultan Mansur Syah, juga terjadi perkawinan antara Hang Li
Po, putri Maharaja Yung Lo dari dinasti Ming, dengan Sultan Mansur Shah.
Dalam prosesi perkawinan ini, Sultan Mansur Shah mengirim Tun Perpateh
Puteh dengan serombongan pengiring ke negeri China untuk menjemput
dan membawa Hang Li Po ke Malaka. Rombonga ini tiba di Malaka pada
tahun 1458 dengan 500 orang pengiring.
Dalam pengabdiannya demi kebesaran Malaka, Laksamana Hang
Tuah dikenal memiliki semboyan berikut.
1. Esa hilang dua terbilang
2. Tak Melayu hilang di bumi.
3. Tuah sakti hamba negeri.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 14


Laksamana yang kebesaran namanya dapat disamakan dengan
Gajah Mada atau Adityawarman ini adalah tangan kanan Sultan Malaka,
dan sering dikirim ke luar negeri mengemban tugas kerajaan. Ia menguasai
bahasa Keling, Siam dan Cina. Hingga saat ini, orang Melayu masih
mengagungkan Hang Tuah, dan keberadaanya hampir menjadi mitos.
Namun demikian, Hang Tuah bukanlah seorang tokoh gaib. Dia meninggal
di Malaka dan dimakamkan di tempat asalnya, Sungai Duyung di Singkep.

 Kehidupan Ekonomi
Sejak Kerajaan Malaka berkuasa, jalur perdagangan internasional
yang melalui Selat Malaka semakin ramai. Bersamaan dengan melemahnya
kekuatan Majapahit dan Samudera Pasai, kerajaan Malaka tidak memiliki
persaingan dalam perdagangan. Tidak adanya saingan di wilayah tersebut,
mendorong kerajaan Malaka membuat aturan-aturan bagi kapal yang
sedang melintasi dan berlabuh di Semenanjung Malaka. Aturan tersebut
adalah diberlakukan pajak bea cukai untuk setiap barang yang datang dari
wilayah barat (luar negeri) sebesar 6% dan upeti untuk pedagang yang
berasal dari wilayah Timur (dalam negeri). Tingkat keorganisasian
pelabuhan ditingkatkan dengan membuat peraturan tentang syarat-syarat
kapal yang berlabuh, kewajiban melaporkan nama jabatan dan tanggung
jawab bagi kapal-kapal yang sedang berlabuh, dan sebagainya.
Raja dan pejabat kerajaan turut serta dalam perdagangan dengan
memiliki kapal dan awak-awaknya. Kapal tersebut disewakan kepada
pedagang yang hendak menjual barangnya ke luar negeri. Selain
peraturan-peraturan tentang perdagangan, kerajaan Malaka
memberlakukan bahasa Melayu sebagai bahasa resmi dalam perdagangan
dan diplomatik.

 Kehidupan Sosial
Dalam pemerintahannya, raja menunjuk seorang patih untuk
mengurusi kerajaan, dari patih diteruskan kepada bawahannya yang terdiri
dari bupati, tumenggung, bendahara raja, dan seterusnya.
Masalah perpajakan diurus seorang tumenggung yang menguasai
wilayah tertentu, urusan perdagangan laut diurus oleh syahbandar dan
urusan perkapalan diurus oleh laksamana. Kekayaan para raja dan pejabat
kerajaan semakin bertambah akibat dari penarikan upeti dan usaha
menyewakan kapal. Uang yang didapat dipakai untuk membangun istana
kerajaan, membuat mesjid, memperluas pelabuhan, dan digunakan untuk
kebutuhan sehari-hari yang cenderung mewah. Gejala timbulnya
kecemburuan sosial disebabkan oleh dominasi para bangsawan dan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 15


pedagang dalam kehidupan bermasyarakat. Hal inilah yang menjadi
penyebab lemahnya Kerajaan Malaka.

d. Kejayaan Kerajaan
Sebagai salah satu bandar ramai di kawasan timur, Malaka juga ramai
dikunjungi oleh para pedagang Islam. Lambat laun, agama ini mulai menyebar di
Malaka. Dalam perkembangannya, raja pertama Malaka, yaitu Prameswara
akhirnya masuk Islam pada tahun 1406M. Dengan masuknya raja ke dalam agama
Islam, maka Islam kemudian menjadi agama resmi di Kerajaan Malaka, sehingga
banyak rakyatnya yang ikut masuk Islam.
Lambat laun dengan melalui berbagai keadaan akhirnya malaka
berkembang menjadi pusat perkembangan agama Islam di Asia Tenggara, hingga
mencapai puncak kejayaan di masa pemeritahan Sultan Mansyur Syah (1459—
1477). Kebesaran Malaka ini berjalan seiring dengan perkembangan agama Islam.
Negeri-negeri yang berada di bawah taklukan Malaka banyak yang memeluk
agama Islam.

e. Kemunduran Kerajaan
Mahmud Syah memerintah Malaka sampai tahun 1511, saat ibu kota
kerajaan tersebut diserang pasukan Portugis di bawah pimpinan Alfonso de
Albuquerque. Serangan dimulai pada 10 Agustus 1511 dan berhasil direbut pada
24 Agustus 1511. Sultan Mahmud Syah melarikan diri ke Bintan dan mendirikan
ibukota baru di sana. Pada tahun 1526 Portugis membumihanguskan Bintan, dan
Sultan kemudian melarikan diri ke Kampar, tempat dia wafat dua tahun kemudian.
Usia Malaka ternyata cukup pendek, hanya satu setengah abad. Sebenarnya, pada
tahun 1512, Sultan Mahmud Syah yang dibantu Dipati Unus menyerang Malaka,
namun gagal merebut kembali wilayah ini dari Portugis. Sejarah Melayu tidak
berhenti sampai di sini. Sultan Melayu segera memindahkan pemerintahannya ke
Muara, kemudian ke Pahang, Bintan Riau, Kampar, kemudian kembali ke Johor
dan terakhir kembali ke Bintan. Begitulah, dari dahulu bangsa Melayu ini tidak
dapat dipisahkan. Kolonialisme Baratlah yang memecah belah persatuan dan
kesatuan Melayu.

f. Benda Peninggalan Kerajaan


Perkembangan seni sastra Indonesia pada zaman Islam pada umumnya
berkembang di daerah-daerah Malaka (Melayu) dan Pulau Jawa. Peninggalan
karya sastra Islam ini dapat dibedakan menjadi empat jenis, yaitu:
1. Hikayat

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 16


Hikayat adalah hasil karya sastra yang pada prinsipnya sama seperti
dongeng, namun hikayat bercorak Islam. Contoh hikayat yang terkenal antara lain:
Hikayat Raja-raja Pasai yang menceritakan sejarah berdirinya Kerajaan Samudera
Pasai, Hikayat Kepahlawanan Hang Tuah, dan Hikayat Amir Hamzah yang
menceritakan perlawanan Amir Hamzah melawan raja kafir yang bernama
Nursewan.
2. Suluk
Suluk adalah karya sastra yang berisi tentang tasawuf mengenai keesaan
dan keberadaan Allah SWT. Contoh suluk adalah Suluk Wujil karya Sunan Bonang
yang berisi wejangan Sunan Bonang kepada Wujil abdinya yang mencari
keluhuran budi meski tubuhnya khas.
3. Syair
Syair adalah puisi lama yang tiap-tiap baitnya terdiri dari 4 baris yang
berakhir dengan bunyi yang sama. Contoh syair yang terkenal antara lain: Syair
Perahu, Syair Si Burung Pingai, Syair Abdul Muluk dan lain-lain.
4. Riwayat dan Nasihat
Riwayat dan nasihat adalah jenis sastra Islam yang mengisahkan kehidupan
para Nabi beserta nasihat-nasihatnya. Setiap kisah nabi memiliki pelajaran hidup
yang berharga untuk diteladani oleh manusia saat ini.Contoh riwayat adalah Kitab
Manik Maya yang berisi tentang penciptaan dunia, kitab Bustanussalatin karya Ar-
Raniri. Kitab Bustanussalatin berisi tentang kisah penciptaan bumi, masalah
agama dan hukum dalam Islam, dan riwayat nabi-nabi sejak jaman Nabi Adam as
hingga Nabi Muhammad SAW.

3) Kerajaan Samudera Pasai


a. Sejarah Kerajaan
Kerajaan Samudera Pasai ini biasanya lebih dikenal dengan Kesultanan
Pasai atau Samudera Darussalam. Kerajaan Islam tertua ini merupakan kerajaan
pertama sekaligus yang tertua dalam sejarah Islam. Selain itu kerajaan tersebut
terletak di daerah pesisir pantai sebelah utara Pulau Sumatera yang lebih
tepatnya lagi berada diantara kota Lhokseumawe dengan Aceh Utara (sekarang
bernama Geudong).
Kerajaan ini dibangun setelah terjadi runtuhnya Kerajaan Sriwijaya,
tepatnya dibangun sekitar abad ke 13 M. Selain itu Kerajaan Samudera Pasai juga
didirikan oleh yang bernama Sultan Malik As-Shaleh yang sebelum memeluk
Islam lebih dikenal dengan nama Meurah Silu.
Adanya berita tentang Kerajaan Samudera Pasai ini ditemukan oleh
seorang sejarawan dari maroko yang bernama Ibnu Butatah saat ia berlayar dan
kemudian ia berkunjung ke Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1345 – 1346.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 17
Kemudian Ibnu Butatah menyebutnya dengan “Sumutrah” atau ejaannya untuk
nama Samudera yang sekarang berubah menjadi Sumatera.
Ketika sampai di pelabuhan Pasai, Ibnu Butatah lalu dijemput oleh
laksamana muda dari Pasai yang bernama Bohruz. Kemudian laksamana tersebut
memberitakan kedatangan Butatah kepada raja. Tak lama kemudian Butatah
diundang oleh sang raja untuk bertemu dengan Sultan Muhammad (cucu Malik
As-Shaleh). Kemudian Butatah pun singgah sebentar di Samudra Pasai.
Pernah diberitakan bahwa Sultan Pasai ini melakukan hubungan dengan
Sultan Mahmud di Delhi dan juga Kesultanan Usmani Ottoman. Selain itu juga
diberitakan pula bahwa ada pegawai kerajaan yang berasal dari Isfahan (Kerajaan
Safawi) yang datang ke Istana Pasai untuk mengabdi. Oleh sebab itu, karya sastra
yang berasal dari Persia begitu sangat populer di Kerajaan Samudera Pasai. Tak
heran jika sastra Persia sangat berpengaruh terhadap kesusastraan di Melayu
pada saat itu.
Menurut catatan dari Butatah, Islam telah hadir sejak satu abad yang lalu
tepatnya sekitar abad ke 12 M. Setelah selama setahun berada di Pasai, kemudian
Butatah melanjutkan pelayarannya ke China. Dan akhirnya pada tahun 1347
Butatah kembali lagi ke Samudera Pasai.Tak lama kemudian masa pemerintahan
Sultan Malik As-Shaleh pun digantikan oleh putranya yang bernama Sultan
Muhammad Malik Az-Zahir. Pada masa pemerintahannya, koin emas digunakan
sebagai mata uang di Kerajaan Samudera Pasai. Seiring dengan perkembangan
zaman, Pasai menjadi salah satu tempat untuk berdagang dan sekaligus untuk
pengembangan dakwah Islam.
Kemudian pada tahun 1326 Sultan Muhammad Malik Az-Zahir pun
meninggal dan kemudian pemerintahan Kerajaan Samudera Pasai di pimpin oleh
putranya yang bernama Sultan Mahmud Malik Az-Zahir dan ia hanya memerintah
sampai tahun 1345 saja. Selanjutnya pada masa pemerintahan Sultan Ahmad
Malik Az-Zahir (putra dari Sultan Mahmud Malik Az-Zahri) Kerajaan Samudera
Pasai diserang oleh pasukan dari Kerajaan Majapahit antara tahun 1345 dan 1350.
Dalam serangan itu membuat Sultan Pasai harus melarikan diri dari ibukota
kerajaan.
Pada tahun 1383 Kerajaan Pasai mulai bangkit lagi dibawah pemerintahan
Sultan Zain Al-Abidin dan ia hanya memimpin sampai tahun 1405 saja. Kemudian
dalam catatan sejarah ia pun tewas dibunuh oleh Raja Nakur. Dan akhirnya
Kerajaan Samudera Pasai dilanjutkan oleh istrinya yang bernama Sultanah
Narasiyah.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 18


Kemudian pada tahun 1405, 1408 dan 1412 Kerajaan Samudera Pasai
kedatangan armada Cheng Ho yang memimpin sekitar 208 kapal. Menurut
catatan Cheng Ho, Kerajaan Samudera Pasai ini memiliki batas wilayah
pegunungan tinggi disebelah selatan dan timur. Sementara itu disebelah barat
dan utara memiliki berbatasan dengan dua kerajaan, yaitu Nakur dan Lide. Dalam
kunjungannya tersebut Cheng Ho juga memberikan hadiah dari Kaisar China yang
berupa Lonceng Cakra Donya.
Menjelang akhir pemerintahan Kesultanan Pasai, terjadi beberapa
pertikaian yang berujung dengan perang saudara. Sulalatus Salatin menceritakan
bahwa Sultan Pasai meminta bantuan kepada Sultan Malaka untuk menghentikan
pertikaian tersebut.

Ilustrasi Serangan Portugis Terhadap Kerajaan Samudera Pasai


Kemudian pada abad ke 16, bangsa Portugis berhasil masuk didaerah Selat
Malaka dan berhasil menguasai Kerajaan Samudera Pasai pada tahun 1521
sampai 1541. Selanjutnya wilayah Kerajaan Samudera Pasai direbut kembali oleh
Kerajaan Aceh yang berpusat di Bandar Aceh Darussalam. Dimana waktu itu
Kerajaan Aceh dipimpin oleh Raja Sultan Ali Mughayat.

b. Pemerintahan Kerajaan
Sultan Malik al-Saleh
Berikut daftar nama raja dan berbagai peristiwa penting semasa pemerintahannya:

Nama Sultan Catatan dan peristiwa


No Periode
atau Gelar penting

Sultan Malik al-


1267 –
1 Saleh (Meurah Pendiri Samudra Pasai
1297
Silu)

2 1297 – Sultan Al-Malik Menjadikan koin emas

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 19


azh-Zhahir I /
1326 sebagai mata uang
Muhammad I

Penyerangan ke
1326 –
3 Sultan Ahmad I Kerajaan Karang Baru,
133?
Tamiang

133? – Sultan Al-Malik Dikunjungi Ibnu


4
1349 azh-Zhahir II Batutah

1349 – Sultan Zainal


5 Diserang Majapahit
1406 Abidin I

1406 – Ratu Masa kejayaan


6
1428 Nahrasyiyah Samudra Pasai

1428 – Sultan Zainal


7
1438 Abidin II

1438 – Sultan
8
1462 Shalahuddin

1462 –
9 Sultan Ahmad II
1464

1464 – Sultan Abu Zaid


10
1466 Ahmad III

1466 –
11 Sultan Ahmad IV
1466

1466 –
12 Sultan Mahmud
1468

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 20


1468 – Sultan Zainal Digulingkan oleh
13
1474 Abidin III saudaranya

Sultan
1474 –
14 Muhammad
1495
Syah II

1495 –
15 Sultan Al-Kamil
1495

1495 –
16 Sultan Adlullah
1506

Sultan
1506 –
17 Muhammad Memiliki 2 makam
1507
Syah III

1507 –
18 Sultan Abdullah
1509

1509 – Malaka jatuh ke tangan


19 Sultan Ahmad V
1514 Portugis

1514 – Sultan Zainal


20
1517 Abidin IV

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Politik
Tercatat dalam sejarah bahwa Samudera Pasai berkembang pesat menjadi
pusat perdagangan dan pusat studi silam di daerah Selat Malaka. Banyak
sekali pedagang dari luar daerah yang datang ke Samudera Pasai, diantaranya
ada yang datang dari India, Benggala, Gujarat, Arab, China serta daerah
lainnya.Setelah semakin kuat dengan pertahanannya, Samudera Pasai
kemudian meluaskan wilayah kekuasaannya ke daerah pedalaman, seperti:
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 21
Tamiang, Balek Bimba, Samerlangga, Beruana, Simpag, Buloh Telang, Benua,
Samudera, Perlak, Hambu Aer, Rama Candhi, Tukas, Pekan, dan Pasai. Dengan
perluasan wilayah tersebut bertujuan Islamisasi di daerah pedalaman.
 Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi masyarakat di Kerajaan Samudera Pasai ini bersumber
dari perdagangan dan pelayaran. Hal tersebut disebabkan karena Kerajaan
Samudera Pasai berada di dekat Selat Malaka yang menjadi jalur utama
pelayaran dunia saat ini. Samudera Pasai memanfaatkan Selat Malaka untuk
menghubungkan berbagai pedagang yang berasal dari Arab, India dan China.
Selain itu Samudera Pasai juga menyiapkan beberapa bandar-bandar dagang
yang digunakan untuk menambah perbekalan dalam berlayar selanjutnya,
mengumpulkan berang dagangan untuk dijual ke luar negeri, mengurus
masalah perkapalan dan menyimpan barang-barang perdagangan sebelum
diantar ke beberapa tempat di wilayah nusantara.
 Kehidupan Sosial dan Budaya
Selain hanya berdagang, para pendatang juga ada yang menetap
sementara waktu di daerah Pasai. Sehingga para pedagang dari berbagai
negara pun saling bergaul dan juga menyebarkan berbagai budaya dari daerah
mereka masing-masing. Dengan demikian budaya masyarakat Kerajaan
Samudera Pasai semakin banyak dan banyak lahir karya-karya sastra disana
yang bernuansa Islam
Corak arsitektur yang terdapat di Sumatera sendiri pun kebanyakan juga
bernuansa Islam. Hal tersebut dibuktikan dengan ditemukannya pahatan-
pahatan yang terdapat di batu nisan makam Raja-raja Kerajaan Samudera
Pasai.
selain itu banyak juga karya-karya sastra dan buku-buku Islam yang dikarang
oleh para ilmuan-ilmuan Pasai. Contohnya seperti Hikayat Raja-raja Pasai,
Sulalatus Shalatin dan masih banyak lagi.
d. Kejayaan Kerajaan
Tepatnya pada tahun 1383 sampai tahun 1405 Kerajaan Samudera Pasai
mulai bangkit dibawah pimpinan Sultan Zain Al-Abidin Az-Zahir. Selain itu
menurut catatan dari negeri China dalam bentuk kronik China Sultan Zain Al-
Abidin Malik Az-Zahir dikenal dengan nama cina Tsai-nu-li-a-pi-ting-ki. Kemudian
masa pemerintahan Sultan Zain Al-Abidin Malik Az-Zahir berakhir dan saat itu
kekuasaan Kerajaan Samudera Pasai dipimpin oleh Janda Sultan Zain Al-Abidin

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 22


Malik Az-Zahir yaitu Sultanah Nahrasiyah, ia juga bisa disebut dengan raja
perempuan pertama di Kerajaan Samudera Pasai.
Dibawah kepemimpinan Sultanah Nahrasiyah, Kerajaan Samudera Pasai berada
dimasa kejayaannya. Pada saat itu ia pernah didatangi seorang Laksamana Laut
Cheng Ho. Armada Cheng Ho berkunjung berkali-kali ke Kerajaan Samudera Pasai
antaranya tahun 1405, 1408 dan 1412.
Selain itu juga banyak terdapat kemajuan yang besar dalam berbagai bidang
diantaranya:
 Perdagangan
 Pelayaran
 Perekonomian
 Hubungan Internasional

e. Runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai


Kerajaan Samudera Pasai ini menjadi runtuh karena disebabkan oleh beberapa
faktor Internal dan Eksternal. Runtuhnya kerajaan tersebut berawal dengan adanya
peperangan antar saudara di kerajaan tersebut. Dalam peperangan tersebut terjadi
sebuah perebutan kekuasaan dan jabatan dalam kerajaan, hingga akhirnya peperangan
tersebut tidak bisa dihindari.
Sepuluh tahun kemudian, tepatnya pada tahun 1521 Kerajaan Samudera Pasai diserang
oleh bangsa Portugis. Dan saat itu menjadi sebab runtuhnya Kerajaan Samudera Pasai
dari faktor eksternal. Akan tetapi bibit-bibit kejayaan kerajaan tersebut masih ada tahun
1524 Kerajaan Samudera Pasai kerena menjadi bagian dari Kesultanan Aceh.

f. Benda Peninggalan Kerajaan


Dari beberapa raja yang pernah memerintah di Kerajaan Samudera Pasai tentunya
pasti ada beberapa peninggalan yang paling berharga saat itu. Berikut beberapa
peninggalan sejarah dari Kerajaan Samudera Pasai:
 Lonceng Cakra Donya
lonceng tersebut terbuat dari besi yang berbentuk seperti stupa dan
dibuat oleh China pada tahun 1409 M. Pada bagian lonceng terdapat beberapa
ukiran aksara Arab dan China yang sangat indah. Lonceng tersebut diberikan oleh
kaisar China ke raja Samudera Pasai pada waktu itu.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 23


 Koin Dirham
koin ini digunakan sebagai mata uang Kerajaan Samudera Pasai. Selain itu koin
tersebut juga terbuat dari beberapa campuran antara emas, perak dan tembaga.
Disalah satu dari koin tersebut terdapat aksara Arab yang bertuliskan Muhammad
Malik Az-Zahir dan di sisi lainnya bertuliskan Al-Sultan Al-Adil.

 Naskah Surat Sultan Zainal Abidin


surat ini ditulis oleh Sultan Zainal Abidin dan diberikan kepada Kapten
Moran sebelum ia meninggal. Surat tersebut ditulis pada tahun 1518 M dengan
menggunakan aksara Arab. Naskah surat tersebut berisi tentang keadaan
Samudera Pasai pada abad ke 16 M, tepatnya saat Portugis berhasil menguasai
Malaka pada tahun 1511 M.

 Makam Raja Pasai


para raja-raja Kerajaan Pasai juga termasuk dalam salah satu peninggalan
yang paling bersejarah. Untuk saat ini makam tersebut dijadikan sebagai tempat
wisata religi. Makam tersebut terletak disekitar komplek makam raja Samudera
Pasai, di desa Beuringin, kecamatan Samudera.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 24


4) Kerajaan Mataram Islam
a. Sejarah Kerajaan Mataram Islam
Nama Mataram berasal dari nama bunga, sejenis bunga Dahlia yang
berwarna merah menyala. Ada juga nama Mataram yang dihubungkan dengan
Bahasa Sansekerta, Matr yang berarti Ibu, sehingga nama Mataram diberi arti
sama dengan kata Inggris, Motherland, yang berarti tanah air atau Ibu Pertiwi.
Kerajaan Mataram berdiri pada tahun 1582. Pusat kerajaan ini terletak di
sebelah tenggara kota Yogyakarta, yakni di Kotagede. Awal berdirinya yaitu
setelah kerajaan Demak runtuh, kerajaan Pajang adalah satu-satunya kerajaan di
Jawah Tengah . namun Arya Panangsang keturunan kerajaan Demak adalah
musuh yang kuat bagi kerajaan Pajang . maka dari itu raja membuat sayembara
barang siapa yang mengalahkan Arya Panangsang akan diberi tanah di Pati dan
Mataram .
Ada beberapa orang yang ikut salah satunya Ki Pemanahan dan Ki Penjawi
(abdi prajurit Pajang ), namun yang dapat mengalahkan Arya Panangsang adalah
anak dari Ki Pemanahan yakni Danang Sutawijaya dan juga sebagai anak angkat
Raja pajang .kemudian Kyai Juru Martani mengusulkan kedua abdi pajang
tersebut bahwa yang membunuh Arya panangsang adalah mereke berdua . jadi Ki
Ageng Pemanahan memperoleh tanah di Hutan mentaok dan Ki penjawi
memperoleh tanah di Pati .
Hutan Mentaok itu dapat diubah oleh Ki Ageng Pamenahan menjadi desa
yang makmur, bahkan lama-kelamaan menjadi kerajaan kecil yang siap bersaing
dengan Pajang sebagai atasannya. Setelah Pemanahan meninggal pada tahun
1575 ia digantikan putranya, Danang Sutawijaya, yang juga sering disebut
Pangeran Ngabehi Loring Pasar karena rumahnya yang berada di utara
pasar . Sutawijaya kemudian berhasil memberontak kepada Pajang. Setelah
Sultan Hadiwijaya wafat (1582) Sutawijaya mengangkat diri sebagai raja Mataram
dengan gelar Panembahan Senapati. Pajang kemudian dijadikan salah satu

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 25


wilayah bagian dari Mataram yang beribukota di Kotagede. Senopati bertahta
sampai wafatnya pada tahun 1601. Selama pemerintahannya boleh dikatakan
terus-menerus berperang menundukkan bupati-bupati daerah. Kasultanan
Demak menyerah, Panaraga, Pasuruan, Kediri, Surabaya, berturut-turut direbut.
Cirebon pun berada di bawah pengaruhnya. Panembahan Senopati dalam babad
dipuji sebagai pembangun Mataram.

b.Pemerintahan Kerajaan
Raja-raja yang pernah berkuasa adalah :
1. Panembahan Senopati (1584-1601 M)
2. Mas Jolang atau Seda Ing Krapyak (1601- 1613 M)
3. Mas Rangsang dengan gelar Sultan Agung Hanyakrakusuma dan Sultan
Agung Senopati ing alogo Ngabdurrahman (1613-1646 M)
4. Amangkurat I (1646- 1676 M)
5. Amangkurat II dikenal juga sebagai Sunan Amral (1677- 1703 M)
6. Sunan Mas atau Amangkurat III pada 1703 M
7. Pangeran Puger yang bergelar Paku Buwana I (1703-1719 M)
8. Amangkurat IVdikenal sebagai Sunan Prabu (1719-1727 M)
9. Paku Buwana II (1727-1749 M)
10. Paku Buwana III pada 1749 M pengangkatannya dilakukan oleh VOC.

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Politik
Kemajuan politik yang dicapai Sultan Agung adalah menyatukan kerajaan-
kerajaan Islam di Jawa dan menyerang Belanda di Batavia.
o Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam
Sultan Agung berhasil menyatukan kerajaan-kerajaan Islam di Jawa.
Usaha ini dimulai dengan menguasai Gresik, Jaratan, Pamekasan, Sumenep,
Sampang, Pasuruhan, kemudian Surabaya. Salah satu usahanya
mempersatukan kerajaan Islam di Pulau Jawa ini ada yang dilakukan dengan
ikatan perkawinan. Sultan Agung mengambil menantu Bupati Surabaya
Pangeran Pekik dijodohkan dengan putrinya yaitu Ratu Wandansari.
o Anti penjajah Belanda
Sultan Agung adalah raja yang sangat benci terhadap penjajah Belanda.
Hal ini terbukti dengan dua kali menyerang Belanda ke Batavia, yaitu yang
pertama tahun 1628 dan yang kedua tahun 1629. Kedua penyerangan ini
mengalami kegagalan. Adapun penyebab kegagalannya, antara lain:

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 26


1. Jarak yang terlalu jauh berakibat mengurangi ketahanan prajurit mataram.
Mereka harus menempuh jalan kaki selama satu bulan dengan medan
yang sangat sulit.
2. Kekurangan dukungan logistik menyebabkan pertahanan prajurit Mataram
di Batavia menjadi lemah.
3. Kalah dalam sistem persenjataan dengan senjataa yang dimiliki kompeni
Belanda yang serba modern.
4. Banyak prajurit Mataram yang terjangkit penyakit dan meninggal, sehingga
semakin memperlemah kekuatan.
5. Portugis bersedia membantu Mataram dengan menyerang Batavia lewat
laut, sedangkan Mataram lewat darat. Ternyata Portugis mengingkari.
Akhirnya Mataram dalam menghadapai Belanda tanpa bantuan Portugis.
6. Kesalahan politik Sultan Agung yang tidak menadakan kerja sama dengan
Banten dalam menyerang Belanda. Waktu itu mereka saling bersaing.
7. Sistem koordinasi yang kurang kompak antara angkatan laut dengan
angkatan darat. Ternyata angkatan laut mengadakan penyerangan lebih
awalm sehingga rencana penyerangan Mataram ini diketahui Belanda.
8. Akibat penghianatan oleh salah seorang pribumi, sehingga rencana
penyerangan ini diketahui Belanda sebelumnya.

 Kehidupan Ekonomi
Kemajuan dalam bidang ekonomi meliputi hal-hal berikut ini:
1. Sebagai negara agraris, Mataram mampu meningkatkan produksi beras.
Mataram juga mengadakan pemindahan penduduk (transmigrasi) dari
daerah yang kering ke daerah yang subur dengan irigasi yang baik.
2. Penyatuan kerajaan-kerajaan Islam di pesisir Jawa tidak hanya menambah
kekuatan politik, tetapi juga kekuatan ekonomi. Dengan demikian ekonomi
Mataram tidak semata-mata tergantung ekonomi agraris, tetapi juga
karena pelayaran dan perdagangan.

 Kehidupan Sosial
Kemajuan dalam bidang sosial budaya meliputi hal-hal berikut:
1. Timbulnya kebudayaan kejawen
2. Perhitungan Tarikh Jawa
3. Berkembangnya Kesusastraan Jawa

d. Kejayaan Kerajaan Mataram Islam


Mataram mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan
Agung. Wilayah Mataram bertambah luas meliputi Jawa Tengah, Jawa Timur, dan
sebagian Jawa Barat. Sultan Agung di samping dikenal sebagai raja juga pemimpin
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 27
agama .Pengaruh Mataram sampai ke Palembang, Jambi, Banjarmasin, dan ke
timur sampai Gowa Makasar. Pengaruh ini ditandai adanya hubungan kerja sama
dan saling mengirim utusan antara daerah-daerah tersebut dengan Mataram.

e. Kemunduran Kerajaan Mataram Islam


Amangkurat I memindahkan lokasi keraton ke Pleret (1647), tidak jauh dari
Kerta. Selain itu, ia tidak lagi menggunakan gelar sultan, melainkan "sunan" (dari
"Susuhunan" atau "Yang Dipertuan”) . Ia wafat di Tegalarum (1677) sehingga
dijuluki Sunan Tegalarum. Kekacauan politik dimulai pada Amangkurat II sampai
Pakubuwana II dan baru dapat diselesaikan pada masa Pakubuwana III setelah
pembagian wilayah Mataram menjadi dua yaitu Kesultanan Ngayogyakarta dan
Kasunanan Surakarta tanggal 13 Februari 1755. Berakhirlah era Mataram sebagai
satu kesatuan politik dan wilayah.

f. Benda Peninggalan Kerajaan


Peninggalan – peninggalan Kerajaan Mataram Islam
1. Gerbang Makam Kotagede
2. Masjid Makam Kotagede
3. Bangsal duda
4. Kalang Obong
5. Pasar Kotagede
6.Masjid Agung Negara

4) Kerajaan Gowa-Tallo (Makassar)


a. Sejarah Kerajaan
Kerajaan Makassar sebenarnya terdiri atas 2 kerajaan yakni kerajaan Gowa
dan Tallo yang membentuk persekutuan pada tahun 1528, sehingga
melahirkan suatu kerajaan yang lebih dikenal dengan sebutan kerajaan
Makasar. Nama Makasar sebenarnya adalah ibukota dari kerajaan Gowa dan
sekarang masih digunakan sebagai nama ibukota propinsi Sulawesi Selatan
Pada awalnya di daerah Gowa terdapat sembilan komunitas, yang dikenal
dengan nama Bate Salapang (Sembilan Bendera), yang kemudian menjadi
pusat kerajaan Gowa: Tombolo, Lakiung, Parang-Parang, Data, Agangjene,
Saumata, Bissei, Sero dan Kalili. Melalui berbagai cara, baik damai maupun
paksaan, komunitas lainnya bergabung untuk membentuk Kerajaan Gowa.
Cerita dari pendahulu di Gowa dimulai oleh Tumanurung sebagai pendiri
Istana Gowa, tetapi tradisi Makassar lain menyebutkan empat orang yang

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 28


mendahului datangnya Tumanurung, dua orang pertama adalah Batara Guru
dan saudaranya.
Kesultanan Gowa atau kadang ditulis Goa, adalah salah satu kerajaan besar
dan paling sukses yang terdapat di daerah Sulawesi Selatan. Rakyat dari
kerajaan ini berasal dari Suku Makassar yang berdiam di ujung selatan dan
pesisir barat Sulawesi. Wilayah kerajaan ini sekarang berada di
bawah Kabupaten Gowa dan beberapa bagian daerah sekitarnya. Kerajaan ini
memiliki raja yang paling terkenal bergelar Sultan Hasanuddin, yang saat itu
melakukan peperangan yang dikenal dengan Perang Makassar (1666-1669)
terhadap VOC yang dibantu oleh Kerajaan Bone yang dikuasai oleh
satu wangsa Suku Bugis dengan rajanya Arung Palakka. Perang Makassar
bukanlah perang antarsuku karena pihak Gowa memiliki sekutu dari kalangan
Bugis; demikian pula pihak Belanda-Bone memiliki sekutu orang Makassar.
Perang Makassar adalah perang terbesar VOC yang pernah dilakukannya di
abad ke-17.
b. Pemerintahan Kerajaan
Raja-raja yang pernah memerintah adalah :
1. Tumanurung (±1300)
2. Tumassalangga Baraya
3. Puang Loe Lembang
4. I Tuniatabanri
5. Karampang ri Gowa
6. Tunatangka Lopi (±1400)
7. Batara Gowa Tuminanga ri Paralakkenna
8. Pakere Tau Tunijallo ri Passukki
9. Daeng Matanre Karaeng Tumapa'risi' Kallonna (awal abad ke-16)
10. I Manriwagau Daeng Bonto Karaeng Lakiyung Tunipallangga
Ulaweng (1546-1565)
11. I Tajibarani Daeng Marompa Karaeng Data Tunibatte
12. I Manggorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Tunijallo (1565-
1590)
13. I Tepukaraeng Daeng Parabbung Tuni Pasulu (1593)
14. I Mangari Daeng Manrabbia Sultan Alauddin I Tuminanga ri
Gaukanna; Berkuasa mulai tahun 1593 - wafat tanggal 15 Juni 1639,
merupakan penguasa Gowa pertama yang memeluk agama Islam

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 29


15. I Mannuntungi Daeng Mattola Karaeng Lakiyung Sultan Malikussaid
Tuminanga ri Papang Batuna; Lahir 11 Desember 1605, berkuasa
mulai tahun 1639 hingga wafatnya 6 November 1653
16. I Mallombassi Daeng Mattawang Karaeng Bonto Mangape Sultan
Hasanuddin Tuminanga ri Balla'pangkana; Lahir tanggal 12 Juni
1631, berkuasa mulai tahun 1653 sampai 1669, dan wafat pada 12
Juni 1670
17. I Mappasomba Daeng Nguraga Sultan Amir Hamzah Tuminanga ri
Allu'; Lahir 31 Maret 1656, berkuasa mulai tahun 1669 hingga 1674,
dan wafat 7 Mei 1681
18. Sultan Mohammad Ali (Karaeng Bisei) Tumenanga ri Jakattara; Lahir
29 November 1654, berkuasa mulai 1674 sampai 1677, dan wafat
15 Agustus 1681
19. I Mappadulu Daeng Mattimung Karaeng Sanrobone Sultan Abdul
Jalil Tuminanga ri Lakiyung. (1677-1709)
20. La Pareppa Tosappe Wali Sultan Ismail Tuminanga ri Somba Opu
(1709-1711)
21. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi
22. I Manrabbia Sultan Najamuddin
23. I Mappaurangi Sultan Sirajuddin Tuminang ri Pasi; Menjabat untuk
kedua kalinya pada tahun 1735
24. I Mallawagau Sultan Abdul Chair (1735-1742)
25. I Mappibabasa Sultan Abdul Kudus (1742-1753)
26. Amas Madina Batara Gowa (diasingkan oleh Belanda ke Sri Lanka)
(1747-1795)
27. I Mallisujawa Daeng Riboko Arungmampu Tuminanga ri
Tompobalang (1767-1769)
28. I Temmassongeng Karaeng Katanka Sultan Zainuddin Tuminanga ri
Mattanging (1770-1778)
29. I Manawari Karaeng Bontolangkasa (1778-1810)
30. I Mappatunru / I Mangijarang Karaeng Lembang Parang Tuminang ri
Katangka (1816-1825)
31. La Oddanriu Karaeng Katangka Tuminanga ri Suangga (1825-1826)
32. I Kumala Karaeng Lembang Parang Sultan Abdul Kadir Moh Aidid
Tuminanga ri Kakuasanna (1826 - wafat 30 Januari 1893)
33. I Malingkaan Daeng Nyonri Karaeng Katangka Sultan Idris
Tuminanga ri Kalabbiranna (1893 - wafat 18 Mei 1895)

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 30


34. I Makkulau Daeng Serang Karaeng Lembangparang Sultan Husain
Tuminang ri Bundu'na; Memerintah sejak tanggal 18 Mei 1895,
dimahkotai di Makassar pada tanggal 5 Desember 1895, ia
melakukan perlawanan terhadap Hindia Belanda pada tanggal 19
Oktober 1905 dan diberhentikan dengan paksa oleh Hindia Belanda
pada 13 April 1906, kemudian meninggal akibat jatuh di Bundukma,
dekat Enrekang pada tanggal 25 Desember 1906
35. I Mangimangi Daeng Matutu Karaeng Bonto Nompo Sultan
Muhammad Tahur Muhibuddin Tuminanga ri Sungguminasa (1936-
1946)
36. Andi Ijo Daeng Mattawang Karaeng Lalolang Sultan Muhammad
Abdul Kadir Aidudin (1946-1978)[3]
37. Andi Maddusila Patta Nyonri Karaeng Katangka Sultan Alauddin II
(2011-2014)
38. I Kumala Andi Idjo Sultan Kumala Idjo Batara Gowa III Daeng Sila
Karaeng Lembang Parang (2014-Sekarang)

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Politik
Puncak kegemilangan Kerajaan Makassar terjadi saat Sultan
Hasanuddin memegang tampuk kekuasaan. Di tangannya, Kerajaan
Makassar berkembang menjadi sebuah kerajaan dengan jaringan
perdagangan yang kuat dan pengaruh yang luas. Sultan Hasanuddin adalah
seorang raja yang antimonopoli, sehingga ketika Belanda datang ingin
menguasai jaringan perdagangan yang telah lama terbentuk, ia menentang
dengan keras. Keinginan VOC untuk memonopoli perdagangan diIndonesia
bagian timur jelas tidak bisa diterima oleh sultan. Konflik terjadi dan
Hasanuddin berhasil menghalau pasukan VOC dari kawasan Maluku.
Namun, upaya Belanda untuk menguasai jaringan perdagangan di kawasan
Indonesia bagian timur itu tidak pernah surut. Dengan siasat adu domba,
Belanda berhasil memanfaatkan Aru Palaka (Raja Bone) untuk
memasukkan pengaruhnya.
 Kehidupan Ekonomi
Kerajaan Makasar merupakan kerajaan Maritim dan berkembang
sebagai pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini ditunjang
oleh beberapa faktor :
o letak yang strategis,

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 31


o memiliki pelabuhan yang baik
o jatuhnya Malaka ke tangan Portugis tahun 1511 yang menyebabkan
banyak pedagang-pedagang yang pindah ke Indonesia Timur.
Sebagai pusat perdagangan Makasar berkembang sebagai pelabuhan
internasional dan banyak disinggahi oleh pedagang-pedagang asing seperti
Portugis, Inggris, Denmark dan sebagainya yang datang untuk berdagang di
Makasar.
Pelayaran dan perdagangan di Makasar diatur berdasarkan hukum
niaga yang disebut dengan ADE’ ALOPING LOPING BICARANNA PABBALUE,
sehingga dengan adanya hukum niaga tersebut, maka perdagangan di
Makasar menjadi teratur dan mengalami perkembangan yang pesat.
Selain perdagangan, Makasar juga mengembangkan kegiatan pertanian
karena Makasar juga menguasai daerah-daerah yang subur di bagian Timur
Sulawesi Selatan.

 Kehidupan Sosial
Sebagai negara Maritim, maka sebagian besar masyarakat Makasar
adalah nelayan dan pedagang. Mereka giat berusaha untuk meningkatkan
taraf kehidupannya, bahkan tidak jarang dari mereka yang merantau untuk
menambah kemakmuran hidupnya. Walaupun masyarakat Makasar
memiliki kebebasan untuk berusaha dalam mencapai kesejahteraan
hidupnya, tetapi dalam kehidupannya mereka sangat terikat dengan norma
adat yang mereka anggap sakral. Norma kehidupan masyarakat Makasar
diatur berdasarkan adat dan agama Islam yang disebut PANGADAKKANG.
Dan masyarakat Makasar sangat percaya terhadap norma-norma
tersebut.Di samping norma tersebut, masyarakat Makasar juga mengenal
pelapisan sosial yang terdiri dari lapisan atas yang merupakan golongan
bangsawan dan keluarganya disebut dengan “Anakarung/Karaeng”,
sedangkan rakyat kebanyakan disebut “to Maradeka” dan masyarakat
lapisan bawah yaitu para hamba-sahaya disebut dengan golongan “Ata”.
Dari segi kebudayaan, maka masyarakat Makasar banyak menghasilkan
benda-benda budaya yang berkaitan dengan dunia pelayaran. Mereka
terkenal sebagai pembuat kapal. Jenis kapal yang dibuat oleh orang
Makasar dikenal dengan nama Pinisi dan Lombo.Kapal Pinisi dan Lombo
merupakan kebanggaan rakyat Makasar dan terkenal sampai
mancanegara.

d. Kejayaan Kerajaan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 32


Kerajaan Makasar mencapai puncak kebesarannya pada masa
pemerintahan Sultan Hasannudin (1653 – 1669). Pada masa pemerintahannya
Makasar berhasil memperluas wilayah kekuasaannya yaitu dengan menguasai
daerah-daerah yang subur serta daerah-daerah yang dapat menunjang
keperluan perdagangan Makasar. Ia berhasil menguasai Ruwu, Wajo, Soppeng,
dan Bone.Perluasan daerah Makasar tersebut sampai ke Nusa Tenggara Barat.

e. Kemunduran Kerajaan
Upaya Belanda untuk mengakhiri peperangan dengan Makasar yaitu
dengan melakukan politik adu-domba antara Makasar dengan kerajaan
Bone (daerah kekuasaan Makasar). Raja Bone yaitu Aru Palaka yang
merasa dijajah oleh Makasar mengadakan persetujuan kepada VOC untuk
melepaskan diri dari kekuasaan Makasar. Sebagai akibatnya Aru Palaka
bersekutu dengan VOC untuk menghancurkan Makasar.

f. Kebudayaan Makassar (Gowa-Tallo)


Peninggalan kerajaan Makassar sebagai berikut :
a. Fort Rotterdam atau Benteng Ujung Pandang (Jum Pandang)
adalah sebuah benteng peninggalan Kerajaan Gowa-Tallo.
b. Mesjid Katangka didirikan pada tahun 1605 M
c. Makam raja-raja. Tallo adalah sebuah kompleks makam kuno
yang dipakai sejak abad XVII sampai dengan abad XIX Masehi.

5) Kerajaan Ternate-Tidore
a. Sejarah Kerajaan Ternate & Tidore
Pada abad ke-15, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa
menyebarkan Islam ke sana. Dari sini muncul empat kerajaan Islam di Maluku
yang disebut Maluku Kie Raha (Maluku Empat Raja) yaitu Kesultanan Ternate
yang dipimpin Sultan Zainal Abidin (1486-1500), Kesultanan Tidore yang dipimpin
oleh Sultan Mansur, Kesultanan Jailolo yang dipimpin oleh Sultan Sarajati, dan
Kesultanan Bacan yang dipimpin oleh Sultan Kaicil Buko. Pada masa kesultanan itu
berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu,
Haruku, Makyan, dan Halmahera. Kerajaan Ternate dan Tidore yang terletak di
sebelah Pulau Halmahera (Maluku Utara) adalah dua kerajaan yang memiliki
peran yang menonjol dalammenghadapi kekuatan-kekuatan asing yang mencoba
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 33
menguasai Maluku. Dalam perkembangan selanjutnya, kedua kerajaan ini
bersaing memperebutkan hegemoni politik di kawasan Maluku. Kerajaan Ternate
dan Tidore merupakan daerah penghasil rempah-rempah, seperti pala dan
cengkeh, sehingga daerah ini menjadi pusat perdagangan rempah-rempah.
Wilayah Maluku bagian timur dan pantai-pantai Irian (Papua), dikuasai oleh
Kesultanan Tidore, sedangkan sebagian besar wilayah Maluku, Gorontalo, dan
Banggai di Sulawesi, dan sampai ke Flores dan Mindanao, dikuasai oleh
Kesultanan Ternate. Kerajaan Ternate mencapai puncak kejayaannya pada masa
Sultan Baabullah, sedangkan Kerajaan Tidore mencapai puncak kejayaannya pada
masa Sultan Nuku. Persaingan di antara kerajaan Ternate dan Tidore adalah dalam
perdagangan. Dari persaingan ini menimbulkan dua persekutuan dagang, masing-
masing menjadi pemimpin dalam persekutuan tersebut, yaitu:

 Uli-Lima (persekutuan lima bersaudara) dipimpin oleh Ternate meliputi Bacan,


Seram, Obi, dan Ambon. Pada masa Sultan Baabulah, Kerajaan Ternate mencapai
aman keemasan dan disebutkan daerah kekuasaannya meluas ke Filipina.

 Uli-Siwa (persekutuan sembilan bersaudara) dipimpin oleh Tidore meliputi


Halmahera, Jailalo sampai ke Papua. Kerajaan Tidore mencapai aman keemasan di
bawah pemerintahan Sultan Nuku. Kerajaan-kerajaan Islam lainnya yang
berkembang adalah Kesultanan Palembang yang didirikan oleh Ki Gedeng Suro,
Kerajaan Bima di daerah bagian timur Sumbawa, dengan rajanya La Ka’i, Siak Sri
Indrapura yang didirikan oleh Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, dan masih banyak
lagi Kerajaan Islam kecil lainnya di Indonesia.

b. Pemerintahan Kerajaan
Kerajaan Tidore terletak di sebelah selatan Ternate. Menurut silsilah raja-
raja Ternate dan Tidore, Raja Ternate pertama adalah Syahadati alias Muhammad
Naqal yang naik takhta pada tahun 1081. Baru saat Raja Ternate yang kesembilan,
Cirililiyah bersedia memeluk agama Islam berkat dakwah Syekh Mansur dari Arab.
Setelah masuk Islam bersama para pembesar kerajaan, Cirililiyah mendapat gelar
Sultan Jamalluddin. Putra sulungnya Mansur juga masuk Islam. Agama Islam
masuk pertama kali di Tidore pada tahun 1471 (menurut catatan Portugis).

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 34


c. Kehidupan Kerajaan

5) Kehidupan Politik

Di kepulauan Maluku terdapat kerajaan kecil, diantaranya kerajaan ternate


sebagai pemimpin Uli Lima yaitu persekutuan lima bersaudara. Uli Siwa yang
berarti persekutuan sembilan bersaudara. Ketika bangsa Portugis masuk, Portugis
langsung memihak dan membantu Ternate, Hal ini dikarenakan Portugis mengira
Ternate lebih kuat. Begitu pula bangsa Spanyol memihak Tidore akhirnya
terjadilah peperangan antara dua bangsa kulit, untuk menyelesaikan, Paus turun
tangan dan menciptakan perjanjian Saragosa. Dalam perjanjian tersebut bangsa
Spanyol harus meninggalkan Maluku dan pindah ke Filipina, sedangkan Portugis
tetap berada di Maluku.
Untuk dapat memperkuat kedudukannya, portugis mendirikan sebuah benteng
yang di beri nama Benteng Santo Paulo. Namun tindakan Portugis semakin lama
di benci oleh rakyat dan para penjabat kerajaan Ternate. Oleh karena itu Sultan
Hairun secara terang-terangan menentang politik monopoli dari bangsa Portugis.
Sultan Baabullah (Putra Sultan Hairun) bangkit menentang Portugis. Tahun 1575
M Portugis dapat dikalahkan dan meninggalkan benteng.

6) Kehidupan Ekonomi
Tanah di kepulauan Maluku itu subur dan diliputi hutan rimba yang banyak
memberikan hasil diantaranya cengkeh dan di kepulauan Banda banyak
menghasilkan pala. Pada abad ke 12 M permintaan rempah-rempah meningkat,
sehingga cengkeh merupakan komoditi yang penting. Pesatnya perkembangan
perdagangan keluar Maluku mengakibatkan terbentuknya persekutuan. Selain itu
mata pencaharian perikanan turut mendukung perekonomian masyarakat.

7) Kehidupan Sosial & Budaya Kerajaan Ternate & Tidore


Kedatangan Portugis di Maluku yang semula untuk berdagang dan
mendapatkan rempah-rempah, juga menyebarkan agama Katolik. Pada tahun
1534 missionaris Katolik, Fransiscus Xaverius telah berhasil menyebarkan agama
Katolik di Halmahera, Ternate, dan Ambon.Telah kita ketahui bahwa sebelumnya
di Maluku telah berkembang agama Islam. Dengan demikian kehidupan agama
telah mewarnai kehidupan sosial masyarakat Maluku. Dalam kehidupan budaya,

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 35


rakyat Maluku diliputi aktivitas perekonomian, maka tidak banyak menghasilkan
budaya. Salah satu karya seni bangun yang terkenal ialah Istana Sultan Ternate
dan Masjid kuno di Ternate.

d. Kemunduran Kerajaan
Kemunduran Kerajaan Ternate disebabkan karena diadu domba dengan
Kerajaan Tidore yang dilakukan oleh bangsa asing ( Portugis dan Spanyol ) yang
bertujuan untuk memonopoli daerah penghasil rempah-rempah tersebut. Setelah
Sultan Ternate dan Sultan Tidore sadar bahwa mereka telah diadu domba oleh
Portugis dan Spanyol, mereka kemudian bersatu dan berhasil mengusir Portugis
dan Spanyol ke luar Kepulauan Maluku. Namun kemenangan tersebut tidak
bertahan lama sebab VOC yang dibentuk Belanda untuk menguasai perdagangan
rempah-rempah di Maluku berhasil menaklukkan Ternate dengan strategi dan
tata kerja yang teratur, rapi dan terkontrol dalam bentuk organisasi yang kuat.

e. Benda Peninggalan Kerajaan


Peninggalan kerajaan ternate :
o Istana Sultan Ternate
o Benteng Kerajaan Ternate
o Masjid di Ternate
Peninggalan kerajaan tidore :
o Benteng-benteng peninggalan portugis
o Keraton Tidore

8) Kerajaan Jambi
Bersama dengan berdirinya Kesultanan Aceh,di Jambi berdiri pula Kerajaan
Melayu Jambi. Kerajaan ini berdiri setelah Kerajaan Sriwijaya yang berpusat di
Palembang mengalami kemunduran. Pusat kerajaan ini ada di hulu sungai Batanghari,
Jambi. Nama lain Kerajaan Melayu Jambi adalah Kerajaan Dharmasraya.
Agama Islam yang menyebar di Jambi berasal dari Samudra Pasai.Jambi secara resmi
dinyatakan masuk Islam ketika berada dalam kekuasaan Rangkayo Hitam (1500-1515).
Akan tetapi, pada tahun 1615 Pangeran kedah mulai menggunakan gelar sultan Abdul
Kahar. Pangeran Kedah saat itu baru saja diangkat sebagai Raja Melayu Jambi yang
pertama.Oleh sebab itu, tahu 1615 selalu dianggap sebagai tahun berdirinya Kerajaan
Melayu Jambi.
Sultan Abdul Kahar memerintah sampai tahun 1643.Pada jamannya, kerajaan melayu
Jambi terus mengalami kemajuan.Hal ini disebabkan karena Portugis menguasai malaka
pada tahun 1511.Akhirnya, para pedagang itu memilih Jambi.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 36


Setelah Sultan Abdul Kahar meninggal, ia digantikan oleh Sultan Agung Abdul Jalil
(1643-1665). Pada saat itu sering terjadi peperangan antara Jambi dengan Belanda.

9) Kesultanan Banjar
Kerajaan Islam yang berpusat di Kalimantan bagian Selatan pada tahun 1520 -
1905.Kesultanan Banjar atau Kesultanan Banjarmasin (berdiri pada Tahun 1520,
dihapuskan sepihak oleh Belanda pada 11 Juni 1860. Namun rakyat Banjar tetap
mengakui ada pemerintahan darurat/pelarian yang baru berakhir pada 24 Januari 1905.
Namun sejak 24 Juli 2010, Kesultanan Banjar hidup kembali dengan dilantiknya Sultan
Khairul Saleh .Wilayah terakhir Kesultanan Banjar pada masa Sultan Adam yang telah
menyusut antara tahun 1826-1860 sebelum dibubarkan Hindia Belanda, karena wilayah
sekelilingnya telah diserahkan kepada VOC Belanda oleh Sultan Banjar. Wilayah Banjar
yang lebih kuno terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Kerajaan Banjar
adalah sebuah kesultanan wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan
Selatan, Indonesia. Wilayah Banjar yang lebih luas terbentang dari Tanjung Sambar
sampai Tanjung Aru. Kesultanan ini semula beribukota di Banjarmasin kemudian
dipindahkan ke beberapa tempat dan terkahir diMartapura. Ketika beribukota di
Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi. Wilayah terluas kerajaan ini pada masa
kejayaannya disebut empire/kekaisaran Banjar membawahi beberapa negeri yang
berbentuk kesultanan, kerajaan, kerajamudaan, kepengeranan, keadipatian dan daerah-
daerah kecil yang dipimpin kepala-kepala suku Dayak.

 Sejarah Banjar

Menurut mitologi suku Maanyan (suku tertua


di Kalimantan Selatan), kerajaan pertama di
Kalimantan bagian selatan adalah Kerajaan
Nan Sarunai yang diperkirakan wilayah
kekuasaannya terbentang luas mulai dari
daerah Tabalong hingga ke daerah Pasir.
Keberadaan mitologi Maanyan yang
menceritakan tentang masa-masa keemasan
Kerajaan Nan Sarunai sebuah kerajaan purba yang dulunya mempersatukan etnis
Maanyan di daerah ini dan telah melakukan hubungan dengan pulau Madagaskar.
sehingga sebagian rakyatnya menyingkir ke pedalaman (wilayah suku Lawangan). Salah
satu peninggalan arkeologis yang berasal dari zaman ini adalah Candi Agung yang
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 37
terletak di kota Amuntai. Pada tahun 1996, telah dilakukan pengujian C-14 terhadap
sampel arang Candi Agung yang menghasilkan angka tahun dengan kisaran 242-226 SM
(Kusmartono dan Widianto, 1998:19-20).

Menilik dari angka tahun dimaksud maka Kerajaan Nan Sarunai/Kerajaan


Tabalong/Kerajaan Tanjungpuri usianya lebih tua 600 tahun dibandingkan dengan
Kerajaan Kutai Martapura di Kalimantan Timur.

Menurut Hikayat Sang Bima, wangsa yang menurunkan raja-raja Banjar adalah Sang
Dewa bersaudara dengan wangsa yang menurunkan raja-raja Bima (Sang Bima), raja-raja
Bali (Sang Kuala), raja-raja Dompu(Darmawangsa), raja-raja Gowa (Sang Rajuna) yang
merupakan lima bersaudara putera-putera dari Maharaja Pandu Dewata.

Sesuai Tutur Candi (Hikayat Banjar versi II), di Kalimantan telah berdiri suatu
pemerintahan dari dinasti kerajaan (keraton) yang terus menerus berlanjut hingga
daerah ini digabungkan ke dalam Hindia Belanda pada 11 Juni 1860, yaitu :

o Keraton awal disebut Kerajaan Kuripan


o Keraton I disebut Kerajaan Negara Dipa
o Keraton II disebut Kerajaan Negara Daha
o Keraton III disebut Kesultanan Banjar
o Keraton IV disebut Kerajaan Martapura/Kayu Tangi
o Keraton V disebut Pagustian

Maharaja Sukarama, Raja Negara Daha telah berwasiat agar penggantinya adalah
cucunya Raden Samudera, anak dari putrinya Puteri Galuh Intan Sari. Ayah dari Raden
Samudera adalah Raden Manteri Jaya, putra dari Raden Begawan, saudara Maharaja
Sukarama. Wasiat tersebut menyebabkan Raden Samudera terancam keselamatannya
karena para putra Maharaja Sukarama juga berambisi sebagai raja yaitu Pangeran
Bagalung, Pangeran Mangkubumi dan Pangeran Tumenggung.

Dibantu oleh Arya Taranggana, Pangeran Samudra melarikan diri dengan sampan ke hilir
sungai Barito. Sepeninggal Sukarama, Pangeran Mangkubumi menjadi Raja Negara Daha,
selanjutnya digantikan Pangeran Tumenggung yang juga putra Sukarama. Pangeran
Samudra yang menyamar menjadi nelayan di daerah Balandean dan Kuin, ditampung
oleh Patih Masih di rumahnya. Oleh Patih Masih bersama Patih Muhur, Patih Balitung
diangkat menjadi raja yang berkedudukan di Bandarmasih.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 38
Pangeran Tumenggung melakukan penyerangan ke Bandarmasih. Pangeran Samudra
dibantu Kerajaan Demak dengan kekuatan 40.000 prajurit dengan armada sebanyak
1.000 perahu yang masing-masing memuat 400 prajurit mampu menahan serangan
tersebut.[21]) Akhirnya Pangeran Tumenggung bersedia menyerahkan kekuasaan
Kerajaan Negara Daha kepada Pangeran Samudra. Kerajaan Negara Daha kemudian
dilebur menjadi Kesultanan Banjar yang beristana di Bandarmasih. Sedangkan Pangeran
Tumenggung diberi wilayah di Batang Alai.

 Masa Kejayaan

Kesultanan Banjar mulai mengalami masa kejayaan pada dekade pertama abad ke-17
dengan lada sebagai komoditas dagang, secara praktis barat daya, tenggara dan timur
pulau Kalimantan membayar upeti pada kerajaan Banjarmasin. Sebelumnya Kesultanan
Banjar membayar upeti kepada Kesultanan Demak, tetapi pada masa Kesultanan Pajang
penerus Kesultanan Demak, Kesultanan Banjar tidak lagi mengirim upeti ke Jawa

Supremasi Jawa terhadap Banjarmasin, dilakukan lagi oleh Tuban pada tahun 1615
untuk menaklukkan Banjarmasin dengan bantuan Madura (Arosbaya) dan Surabaya,
tetapi gagal karena mendapat perlawanan yang sengit.

Sultan Agung dari Mataram (1613–1646), mengembangkan kekuasaannya atas pulau


Jawa dengan mengalahkan pelabuhan-pelabuhan pantai utara Jawa seperti Jepara dan
Gresik (1610), Tuban (1619), Madura (1924) dan Surabaya (1625). Pada tahun 1622
Mataram kembali merencanakan program penjajahannya terhadap kerajaan sebelah
selatan, barat daya dan tenggara pulau Kalimantan, dan Sultan Agung menegaskan
kekuasaannya atas Kerajaan Sukadana tahun 1622.

8) Kesultanan Pajang
Kerajaan Pajang adalah satu
kerajaan yang berpusat di Jawa
Tengah sebagai kelanjutan
Kerajaan Demak. Kompleks
keratonnya pada zaman ini
tinggal tersisa berupa batas-
batas fondasinya saja yang

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 39


berada di perbatasan Kelurahan Pajang - Kota
Surakarta dan Desa Makamhaji, Kartasura,
Sukoharjo.

Pada waktu Sultan Hadiwijaya (Jaka Tingkir)


memerintah Kerajaan Pajang, Ki Ageng
Pemanahan diangkat menjadi bupati di Mataram
sebagai balas jasa atas bantuannya mengalahkan Arya Penangsang. Setelah Ki Ageng
Pemanahan wafat, jabatan bupati di Mataram. diberikan kepada Sutawijaya, putra
angkat Ki Ageng Pemanahan (lihat Kerajaan Mataram).

Sepeninggal Sultan Hadiwijaya pada tahun 1582, takhta Pajang menjadi rebutan antara
Pangeran Benawa (putra Hadiwijaya) dan Arya Pangiri (menantu Hadiwijaya). Arya
Pangiri merasa tidak puas dengan hanya menjabat sebagai adipati di Demak. Pangeran
Benawa disingkirkan dan hanya dijadikan adipati di Jipang. Selama berkuasa (1582 –
1586), Arya Pangiri banyak melakukan tindakan yang meresahkan rakyat, sehingga
menimbulkan berbagai perlawanan.Kerajaan Banjar adalah sebuah kesultanan
wilayahnya saat ini termasuk ke dalam provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia. Wilayah
Banjar yang lebih luas terbentang dari Tanjung Sambar sampai Tanjung Aru. Kesultanan
ini semula beribukota di Banjarmasin kemudian dipindahkan ke beberapa tempat dan
terkahir diMartapura. Ketika beribukota di Martapura disebut juga Kerajaan Kayu Tangi.

Wilayah terluas kerajaan ini pada masa kejayaannya disebut empire/kekaisaran Banjar
membawahi beberapa negeri yang berbentuk kesultanan, kerajaan, kerajamudaan,
kepengeranan, keadipatian dan daerah-daerah kecil yang dipimpin kepala-kepala suku
Dayak.

10) Kesultanan Cirebon


Cirebon merupakan sebuah kerajaan bercorak Islam ternama yang berasal dari Jawa
Barat. Kesultanan Cirebon berdiri pada abad ke-15 dan 16 Masehi. Kesultanan Cirebon
juga merupakan pangkalan penting yang
menghubungkan jalur perdagangan antar pulau.

 Sejarah Cirebon

Kesultanan Cirebon berlokasi di pantai utara pulau


Jawa yang menjadi perbatasan antara wilayah Jawa

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 40


Tengah dan Jawa Barat, ini membuat Kesultanan Cirebon menjadi pelabuhan sekaligus
“jembatan” antara 2 kebudayaan, yaitu budaya Jawa dan Sunda.

Sehingga Kesultanan Cirebon memiliki suatu kebudayaan yang khas tersendiri, yaitu
kebudayaan Cirebon yang tidak didominasi oleh kebudayaan Jawa maupun kebudayaan
Sunda.

Menurut Sulendraningrat yang mendasarkan pada naskah Babad Tanah Sunda dan Atja
pada naskah Carita Purwaka Caruban Nagari, Cirebon mulanya adalah sebuah dukuh
kecil yang awalnya didirkan oleh Ki Gedeng Tapa, yang lama-kelamaan berkembang
menjadi sebuah perkampungan ramai dan diberi nama Caruban (Bahasa Sunda:
campuran).

Dinamakan Caruban karena di sana ada percampuran para pendatang dari berbagai
macam suku bangsa, agama, bahasa, adat istiadat, latar belakang dan mata pencaharian
yang berbeda. Mereka datang dengan tujuan ingin menetap atau hanya berdagang.

11) Kerajaan Banten


a. Sejarah Kerajaan Banten

Pada awal abad ke-16, daerah pajajaran yang beragama hindu. pusat kerajaan ini
berlokasi di pakuan ( sekarang bogor ). kerajaan pajajaran memiliki bandar-bandar
penting seperti banten, sunda kelapa ( jakarta ) dan cirebon.

Kerajaan pajajaran telah mengadakan kerja sama dengan portugis. oleh kerena itu,
portugis diizinkan mendirikan kantor dagang dan benteng pertahanan di sunda kelapa.
untuk membendung pengaruh portugis di pajajaran, sultan trenggono dari demak
memrintahkan fatahilah selaku panglima perang demak untuk menaklukan bandar-
bandar pajajaran. pada tahun 1526, armada demak berhasil menguasai banten.

Pasukan fatahillah juga berhasil merebut pelabuhan sunda kelapa pada tanggal 22 juni
1527. sejak saat iru nama “sunda kelapa” diubah menjadi “jayakarta” atau “jakarta” yang
berarti kota kemenanggan. tanggal itu ( 22 juni ), kemudian dijadikan hari jadi kota
jakarta.

Dalam waktu singkat. seluruh pantai utara jawa barat dapat dikuasai fatahillah,agama
islam lambat laun tersebar di jawa barat. fatahillah kemudian menjadi wali ( ulama besar

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 41


) dengan gelar sunan gunung jati dan berkedudukan di cirebon. Pada tahun 1552, putra
fatahillah yang bernama hasanudin diangkat menjadi penguasa banten. putranya yang
lain, pasarean diangkat menjadi penguasa di cirebon. fatahillah sendiri mendirikan pusat
kegiatan keagamaan di gunung jati, cirebon sampai beliau wafat pada tahun pada tahun
1568. jadi, pada awalnya kerajaan banten merupakan wilayah kekuasaan kerajaan
demak.

b. Raja-Raja Kerajaan Banten

1. Sultan hasanuddin

Sultan hasanuddin menjadi raja banten yang pertama. ia memerintah banten selama 18
tahun, yaitu tahun 1552 – 1570 M. di bawah pemerintahannya, banten berhasil
menguasai lampung ( di sumatra ) yang banyak menghasilkan rempah-rempah dan selat
sunda yang merupakan jalur lalu lintas perdagangan.

2. Maulana Yusuf

Maulana yusuf memerintah banten pada tahun 1570-1580 M. pada tahun 1579,
maulana yusuf menaklukan kerajaan pajajaran di pakuan ( bogor ) dan sekligus
menyinggirkan rajanya yang bernama prabu sedah. akibatnya, banyk rakyat pajajaran
yang menyinggir ke pegunungan. mereka inilah yang sekarang dikenal sebagai orang-
orang baduy atau suku baduy di rangkasbitung banten.

3. Maulana muhammad

Setelah sultan maulana yusuf wafat,putranya yang bernama maulana muhammad naik
tahta pada usia 9 tahun. karena maulana muhammad masih sangat muda, pemerintahan
dijalankan mengkubumi jayanegara sampai maulana muhammad dewasa ( 1580-1596 ).
enam belas tahun kemudian, sultan maulana muhammad menyerang kesultanan
palembang yang di dirikan oleh ki gendeng sure, seorang bangsawan demak. kerajaan
banten yang juga keturunan demam merasa berhak atas daerah palembang. akan tetapi,
banten mengalami kekalahan. sultan maulana muhammad tewas dalam pertempuran
itu.

4. Pangeran Ratu ( Abdul Mufakhir )

Pangeran ratu,yang berusia 5 bulan, menjadi sultan banten yang ke empat ( 1596-1651 ).
sampai pangeran ,dewasa, pemerintahan dijalankan oleh mangkubumi ranamanggala.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 42


pada saat itulah untuk pertama kalinya bangsa belanda yang di pimpin oleh cornelis de
houtman, mendarat di banten pada tahun 22 juni 1596. pangeran ratu mendapat gelar
kanjeng ratu banten. ketika wafat, beliau digantikan oleh anaknya yang dikenal dengan
nama sultan ageng tirtaayasa.

5. Sultan Abu al-Ma’ali Ahmad 1647 – 1651

6. Sultan Ageng Tirtayasa [ Sultan Abu al-Fath Abdul Fattah ]

Sultan ageng tirtayasa memerintah banten paada tahun 1651-1682bM, kerajaan banten
pada masa beliau mencapai masa kejayaan. sultan ageng tirtayasa berusaha
memperluas wilayah kerajaannya ini pada tahun 1671 M, sultan ageng tirtayasa
mengangkat putranya menjadi raja pembantu dengan gelar sultan abdul kahar atau
sultan haji. sultan haji menjalin hubungan baik dengan belanda. melihat hal itu, sultan
ageng tirtayasa kecewa dan menarik kembali jabatan raja pembantu bagi sultan haji,
akan tetapi, sultan haji berusaha mempertahankan dengan meminta bantuan kepada
belanda. akibatnya terjadilah perang saudara. sultan ageng tirtayasa tertangkap dan
dipenjarakan di batavia hingg beliau wafat pada tahun 1691 M.

 Syiar Islam ke Banten dan Pendirian Kesultanan Banten

Pada masa awal kedatangannya ke Cirebon, Syekh Syarif Hidayatullah (Sunan Gunung
Jati) bersama dengan Pangeran Walangsungsang sempat melakukan syiar Islam di
wilayah Banten yang pada masa itu disebut sebagai Wahanten, Syarif Hidayatullah dalam
syiarnya menjelaskan bahwa arti jihad (perang) tidak hanya dimaksudkan perang
melawan musuh-musuh saja namun juga perang melawan hawa nafsu, penjelasan inilah
yang kemudian menarik hati masyarakat Wahanten dan pucuk umum (penguasa)
Wahanten Pasisir.Pada masa itu di wilayah Wahanten terdapat dua penguasa yaitu Sang
Surosowan (anak dari prabu Jaya Dewata atau Silih Wangi) yang menjadi pucuk umum
(penguasa) untuk wilayah Wahanten Pasisir dan Arya Suranggana yang menjadi pucuk
umum untuk wilayah Wahanten Girang.

Di wilayah Wahanten Pasisir Syarif Hidayatullah bertemu dengan Nyai Kawung anten
(putri dari Sang Surosowan), keduanya kemudian menikah dan dikaruniai dua orang anak
yaitu Ratu Winaon (lahir pada 1477 m) dan Pangeran Maulana Hasanuddin yang lahir
pada 1478 m. Sang Surosowan walaupun tidak memeluk agama Islam namun sangat
toleran kepada para pemeluk Islam yang datang ke wilayahnya. Syarif Hidayatullah
kemudian kembali ke kesultanan Cirebon untuk menerima tanggung jawab sebagai

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 43


penguasa kesultanan Cirebon pada 1479 setelah menghadiri rapat para wali di Tuban
yang menghasilkan keputusan Sunan Gunung Jati sebagai pemimpin dari para wali.

 Penguasaan Banten

Pada tahun 1522, Maulana Hasanuddin membangun kompleks istana yang diberi nama
keraton Surosowan, pada masa tersebut dia juga membangun alun-alun, pasar, masjid
agung serta masjid di kawasan Pacitan. Sementara yang menjadi pucuk umum
(penguasa) di Wahanten Pasisir adalah Arya Surajaya (putra dari Sang Surosowan dan
paman dari Maulana Hasanuddin) setelah meninggalnya Sang Surosowan pada 1519 m.
Arya Surajaya diperkirakan masih memegang pemerintahan Wahanten Pasisir hingga
tahun 1526 m.

Pada tahun 1524 m, Sunan Gunung Jati bersama pasukan gabungan dari kesultanan
Cirebon dan kesultanan Demak mendarat di pelabuhan Banten. Pada masa ini tidak ada
pernyataan yang menyatakan bahwa Wahanten Pasisir menghalangi kedatangan
pasukan gabungan Sunan Gunung Jati sehingga pasukan difokuskan untuk merebut
Wahanten Girang.

Dalam Carita Sajarah Banten dikatakan ketika pasukan gabungan kesultanan Cirebon dan
kesultanan Demak mencapai Wahanten Girang, Ki Jongjo (seorang kepala prajurit
penting) dengan sukarela memihak kepada Maulana Hasanuddin.

Dalam sumber-sumber lisan dan tradisional di ceritakan bahwa pucuk umum (penguasa)
Banten Girang yang terusik dengan banyaknya aktifitas dakwah Maulana Hasanuddin
yang berhasil menarik simpati masyarakat termasuk masyarakat pedalaman Wahanten
yang merupakan wilayah kekuasaan Wahanten Girang, sehingga pucuk umum Arya
Suranggana meminta Maulana Hasanuddin untuk menghentikan aktifitas dakwahnya
dan menantangnya sabung ayam (adu ayam) dengan syarat jika sabung ayam
dimenangkan Arya Suranggana maka Maulana Hasanuddin harus menghentikan aktifitas
dakwahnya. Sabung Ayam pun dimenangkan oleh Maulana Hasanuddin dan dia berhak
melanjutkan aktifitas dakwahnya Arya Suranggana dan masyarakat yang menolak untuk
masuk Islam kemudian memilih masuk hutan di wilayah Selatan.Sepeninggal Arya
Suranggana, kompleks Banten Girang digunakan sebagai pesanggrahan bagi para
penguasa Islam, paling tidak sampai di penghujung abad ke-17.

 Banten Sebagai Kesultanan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 44


Kesultanan Banten menjadi kesultanan yang mandiri pada tahun 1552 setelah Maulana
Hasanuddin ditasbihkan oleh ayahnya yaitu Sunan Gunung Jati sebagai Sultan di Banten.

Maulana Hasanuddin juga melanjutkan perluasan kekuasaan ke daerah penghasil lada di


Lampung. Ia berperan dalam penyebaran Islam di kawasan tersebut, selain itu ia juga
telah melakukan kontak dagang dengan raja Malangkabu (Minangkabau, Kerajaan
Inderapura), Sultan Munawar Syah dan dianugerahi keris oleh raja tersebut.Maulana
Yusuf anak dari Maulana Hasanuddin, naik tahta pada tahun 1570 melanjutkan ekspansi
Banten ke kawasan pedalaman Sunda dengan menaklukkan Pakuan Pajajaran tahun
1579. Kemudian ia digantikan anaknya Maulana Muhammad, yang mencoba menguasai
Palembang tahun 1596 sebagai bagian dari usaha Banten dalam mempersempit gerakan
Portugal di nusantara, namun gagal karena ia meninggal dalam penaklukkan tersebut.

Pada masa Pangeran Ratu anak dari Maulana Muhammad, ia menjadi raja pertama di
Pulau Jawa yang mengambil gelar “Sultan” pada tahun 1638 dengan nama Arab Abu al-
Mafakhir Mahmud Abdulkadir. Pada masa ini Sultan Banten telah mulai secara intensif
melakukan hubungan diplomasi dengan kekuatan lain yang ada pada waktu itu, salah
satu diketahui surat Sultan Banten kepada Raja Inggris, James I tahun 1605 dan tahun
1629 kepada Charles I.

 Perang Saudara

Sekitar tahun 1680 muncul perselisihan dalam Kesultanan Banten, akibat perebutan
kekuasaan dan pertentangan antara Sultan Ageng dengan putranya Sultan Haji.
Perpecahan ini dimanfaatkan oleh Vereenigde Oostindische Compagnie (VOC) yang
memberikan dukungan kepada Sultan Haji, sehingga perang saudara tidak dapat
dielakkan. Sementara dalam memperkuat posisinya, Sultan Haji atau Sultan Abu Nashar
Abdul Qahar juga sempat mengirimkan 2 orang utusannya, menemui Raja Inggris di
London tahun 1682 untuk

mendapatkan dukungan serta bantuan persenjataan.[1] Dalam perang ini Sultan Ageng
terpaksa mundur dari istananya dan pindah ke kawasan yang disebut dengan Tirtayasa,
namun pada 28 Desember 1682 kawasan ini juga dikuasai oleh Sultan Haji bersama VOC.
Sultan Ageng bersama putranya yang lain Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf dari
Makasar mundur ke arah selatan pedalaman Sunda. Namun pada 14 Maret 1683 Sultan
Ageng tertangkap kemudian ditahan di Batavia.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 45


Sementara VOC terus mengejar dan mematahkan perlawanan pengikut Sultan Ageng
yang masih berada dalam pimpinan Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf. Pada 5 Mei
1683, VOC mengirim Untung Surapati yang berpangkat letnan beserta pasukan Balinya,
bergabung dengan pasukan pimpinan Letnan Johannes Maurits van Happel
menundukkan kawasan Pamotan dan Dayeuh Luhur, di mana pada 14 Desember 1683
mereka berhasil menawan Syekh Yusuf.

Setelah terdesak akhirnya Pangeran Purbaya menyatakan menyerahkan diri. Kemudian


Untung Surapati disuruh oleh Kapten Johan Ruisj untuk menjemput Pangeran Purbaya,
dan dalam perjalanan membawa Pangeran Purbaya ke Batavia, mereka berjumpa
dengan pasukan VOC yang dipimpin oleh Willem Kuffeler, namun terjadi pertikaian di
antara mereka, puncaknya pada 28 Januari 1684, pos pasukan Willem Kuffeler
dihancurkan, dan berikutnya Untung Surapati beserta pengikutnya menjadi buronan
VOC.

c. Kejayaan Kerajaan Banten

Kerajaan Banten mencapai kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa
(1651-1682). Dimana, Banten membangun armada dengan contoh Eropa serta memberi
upah kepada pekerja Eropa. Namun, Sultan Ageng Tirtayasa sangat menentang Belanda
yang terbentuk dalam VOC dan berusaha keluar dari tekanan VOC yang telah
memblokade kapal dagang menuju Banten. Selain itu, Banten juga melakukan monopoli
Lada di Lampung yang menjadi perantara perdagangan dengan negara-negara lain
sehingga Banten menjadi wilayah yang multi etnis dan perdagangannya berkembang
dengan pesat.

d. Runtuhnya Kerajaan Banten

Kerajaan Banten mengalami kemunduruan berawal dari perselisihan antara Sultan Ageng
dengan putranya, Sultan Haji atas dasar perebutan kekuasaan. Situasi ini dimanfaatkan
oleh VOC dengan memihak kepada Sultan Haji. Kemudian Sultan Ageng bersama dua
putranya yang lain bernama Pangeran Purbaya dan Syekh Yusuf terpaksa mundur dan
pergi ke arah pedalaman Sunda. Namun, pada 14 Maret 1683 Sultan Ageng berhasil
ditangkap dan ditahan di Batavia. Dilanjutkan pada 14 Desember 1683, Syekh Yusuf juga
berhasil ditawan oleh VOC dan Pangeran purbaya akhirnya menyerahkan diri.

Atas kemenangannya itu, Sultan Haji memberikan balasan kepada VOC berupa
penyerahan Lampung pada tahun 1682. Kemudian pada 22 Agustus 1682 terdapat surat
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 46
perjanjian bahwa Hak monopoli perdagangan lada Lampung jatuh ketangan VOC. Sultan
Haji meninggal pada tahun 1687. Setelah itu, VOC menguasai Banten sehingga
pengangkatan Sultan Banten harus mendapat persetujuan Gubernur Jendral Hindian
Belanda di Batavia.

e. Warisan Sejarah Kerajaan Banten

Setelah dihapuskannya Kesultanan Banten, wilayah Banten menjadi bagian dari kawasan
kolonialisasi. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, tahun 1817 Banten dijadikan
keresidenan, dan sejak tahun 1926 wilayah tersebut menjadi bagian dari Provinsi Jawa
Barat. Kejayaan masa lalu Kesultanan Banten menginspirasikan masyarakatnya untuk
menjadikan kawasan Banten kembali menjadi satu kawasan otonomi,

reformasi pemerintahan Indonesia berperan mendorong kawasan Banten sebagai


provinsi tersendiri yang kemudian ditetapkan melalui Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2000. Selain itu masyarakat Banten telah menjadi satu kumpulan etnik tersendiri yang
diwarnai oleh perpaduan antar-etnis yang pernah ada pada
masa kejayaan Kesultanan Banten, dan keberagaman ini pernah
menjadikan masyarakat Banten sebagai salah satu kekuatan yang
dominan di Nusantara.

12) Kesultanan Perlak


a. Latar Belakang Berdirinya Kesultanan Perlak

Nama Perlak diambil dari nama Kayu Perlak. Kayu jenis ini merupakan kayu khas daerah
Perlak. Atas dasar ini lah kemudian daerah penghasil kayu Perlak disebut dengan Negeri
Perlak. Setelah perdagangan semakin ramai di Selat Malaka, maka pedagang-pedagang
pun menyebut Negeri Perlak sebagai Bandar Perlak. Kitab Negarakertagama menyebut
negeri itu dengan nama Parlak. Sementara Marcopolo yang berkunjung ke negeri itu
pada tahun 1292 mencatatnya dengan nama Negeri Ferlec.

Sebelum berdirinya Kesultanan Perlak, di wilayah Perlak telah berdiri sebuah kerajaan
bercorak Hindu-Buddha yang sederhana bernama Kerajaan Perlak. Raja yang berkuasa di
kerajaan ini bergelar Meurah yang berarti maharaja.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 47


Perlak semakin berkembang ketika dipimpin oleh Pangeran Salman, seorang pangeran
yang memiliki darah Kisra Persia. Putri dari Pangeran Slaman kemudian menikah dengan
Muhammad Ja’far Shiddiq, seorang pendakwah dari negeri Arab, yang nantinya akan
menurunkan pendiri Kesultanan Islam pertama di Nusantara.

Berdasarkan naskah Idhar al-Haq, sekitar tahun 790 M, sebuah kapal layar berlabuh di
Bandar Perlak. Kapal tersebut membawa seratus juru dakwah yang dipimpin oleh
nakhoda dari kekhalifahan Abbasiyah. Kapal itu datang dari Teluk Kambay, Gujarat dan
berlabuh di Bandar Perlak.

Salah seorang juru dakwah tersebut bernama Ali ibn Muhammad Ja’far Shiddiq. Ia
adalah seorang muslim Syiah yang melakukan pemberontakan kepada khalifah al-
Makmun. Namun, usahanya itu menemui kegagalan, akibatnya ia diperintahkan untuk
berdakwah keluar dari negeri Arab sebagai hukumannya.

Setelah beberapa waktu berdakwah di Bbandar Perlak, Ali ibn Muhammad Ja’far Shiddiq
menikah dengan putri istana Perlak. Putra pertama hasil dari pernikahan itu bernama
Syed Maulana Abdul Azz Syah. Ia berhasil mendirikan Kesultanan Perlak pada tahun 840
M, sebagai Kesultanan Islam (Syiah) pertama di Nusantara. Setelah berhasil mendirikan
Kesultanan Perlak, ia memperoleh gelar Sultan Alaiddin Syed Maulanan Abdul Azis Syah.

b. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Politik

Kerajaan Perlak didirikan oleh Sultan Aladdin Syed Maulana Abdul Aziz Shah pada tahun
840. Ia merupakan sultan yang menganut aliran Syiah. Aliran ini datang di Indonesia
melalui para pedagang Gujarat, Arab, dan Persia. Pada masa pemerintahan Sulatan
Alaiddin Syed Maulana Abbas Shah (888-913), aliran Suni mulai masuk di Kerajaan
Perlak. Setelah ia meninggal pada tahun 913, Kerajaan Perlak mengalami pergolakan
antara kaum Suni dan Syiah. Pergolakan ini dimenangkan oleh kaum Suni sehinga sultan-
sultan berikutnya beraliran Suni.

Pada masa pemerintahan Sultan Makhdum Alaiddin Malik Muhammad Amin Shah II
Johan Berdaulat (1230-1267), Kerajaan Perlak melakukan politik persahabatan dengan
negeri-negeri tetangga. Ia menikahkan putrinya yang bernamam Putri Ganggang Sari
dengan Raja Samudera Pasai, Sultan Malik As-Saleh. Keputusannya tersebut
memperlihatkan sikap cinta damai. Uapay memperluas wilayah tidak harus dilakukan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 48


dengan usaha penaklukan, teapi juga dapat dilakukan dengan cara damai melalui
pernikahan.

Sultan terakhir Kerajaan Perlak adalah Sultan Makhdum Alaiddin Malik Abdul Aziz Johan
Berdaulat (1267-1292). Setelah ia meninggal, Kerajaan Perlak bersatu dengan Kerajaan
Samudera Pasai yang dipimpin oleh Sultan Muhammad Malik Az-Zahir, putera Sultan
Malik As-Saleh.

 Kehidupan Sosial Budaya

Perlak sangat terkenal dengan kekayaan alamnya yang sangat melimpah ditambah lagi
dengan lokasinya yang sangat strategis.

Apalagi, Kerajaan Perlak sangat dikenal sebagai penghasil kayu perlak, yaitu jenis kayu
yang sangat bagus untuk membuat kapal. Kondisi semacam inilah yang membuat para
pedagang dari Gujarat, Arab, dan Persia tertarik untuk datang ke daerah ini.

Masuknya para pedagang juga membawa ajaran Islam di di wilayah Kerajaan Perlak ini.
Kedatangan mereka mulai mempengaruhi terhadap kehidupan social dan budaya
masyarakat Perlak pada saat itu.

Pada saat itu masyarakat Perlak mulai diperkenalkan tentang bagaimana caranya
berdagang. Pada awal abad ke-8, Perlak dikenal sebagai pelabuhan niaga yang sangat
maju.

Model pernikahan percampuran mulai terjadi di daerah ini sebagai konsekuensi dari
membaurnya antara masyarakat asli pribumi dengan masyarakat pendatang.

Kelompok pendatang bermaksud menyebarluaskan ajaran islam dengan cara menikahi


wanita-wanita setempat. Sebenarnya tidak hanya itu saja, pernikahan campuran juga
dimaksudkan untuk mengembangkan sayap perdagangan dari pihak pendatang di
daerah ini.

c. Masa Kejayaan Kerajaan Perlak

Masa kejayaan Kerajaan Perlak terjadi pada masa pemerintahan Sultan Makhdum
Alaiddin Malik Muhammad Amin Syah II Jouhan Berdaulat yakni pada tahun 1225
sampai 1262 Masehi. Pada masa pemerintahan beliau, Kerajaan Perlak mengalami
kemajuan dan perkembangan yang sangat pesat, yakni dalam bidang pendidikan Islam
dan bidang perluasan dakwah Islamiah.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 49
d. Runtuhnya Kerajaan Perlak

Sementara itu, runtuhnya kerajaan Perlak karena banyak terjadi perang saudara antara
dua golongan yang berbeda yaitu aliran Syiah dan aliran Sunni. Seperti yang sudah
dijelaskan di atas, pada masa sultan ke 17 Kerajaan Perlak melakukan strategi politik
persahabatan dengan kerajaan-kerajaan tetangga sehingga penggabungan kerajaan
perlak dengan kerajaan samudra pasai tidak dapat dihindarkan.

e. Sumber dan Bukti Sejarah

Sumber sejarah Kerajaan Perlak yakni naskah berbahasa melayu serta berbagai macam
bukti peninggalan sejarah misalnya Silsilah Raja-Raja Perlak dan Pasai, karangan Sayid
Abdullah Ibn Saiyid Habib Saifuddin.

Berikut ini adalah bukti peninggalan sejarah Kerajaan Perlak terdiri atas :

1.Mata uang

Mata uang perlak terdiri dari emas, perak, dan tembaga. Peninggalan mata uang ini
menunjukkan bahwa kerajaan perlak merupakan kerajaan yang telah maju.

2.Stempel kerajaan

Stempel kerajaan bertuliskan kalimat “ Al Wasiq Billah Kerajaan Negeri Bendahara Sanah
512 ”. Kerajaan Negeri Bendahara adalah menjadi bagian dari Kerajaan perlak.

13) Kerajaan Demak


a. Sejarah kerajaan

Demak didirikan oleh Raden Patah (1500-1518) yang setelah naik takhta bergelar Sultan
Alam Akbar al Fatah. Menurut Babad Tanah Jawa, Raden Patah adalah putra Brawijaya V
(Raja Majapahit terakhir) dengan putri dari Campa Pada masa pemerintahannya, Demak
berkembang pesat. Raden Patah memperkuat armada lautnya sehingga Demak
berkembang menjadi negara maritim yang kuat. Dengan kekuatannya itu, Demak
mencoba menyerang Portugis yang pada saat itu menguasai Malaka. Demak membantu
Malaka karena kepentingannya turut terganggu dengan hadirnya Portugis di Malaka.
Namun, serangan itu gagal. Di bidang keagamaan, Raden Patah dibantu Wali Sanga,

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 50


menampilkan Demak sebagai pusat penyebaran Islam. Raden Patah kemudian
membangun sebuah masjid yang megah, yaitu Masjid Agung Demak.

Raden Patah kemudian digantikan oleh Adipati Unus (1518-1521) Adipati Unus
meninggal tanpa meningalkan putra sehingga seharusnya digantikan oleh adiknya,
Pangeran Sekar Seda Lepen. Namun, Pangeran ini dibunuh oleh utusan kemenakannya
yang lain, yaitu Raden Mukmin (nama kecil Sunan Prawoto) anak Pangeran Trenggana,
Akibatnya yang menggantikan takhta Demak adalah adik Adipati Unus, yakni Pangeran
Trenggana. la setelah naik takhta bergelar Sultan Trenggana. Di bawah pemerintahannya,
Kerajaan Demak mencapai puncak kejayaannya. Wilayah kekuasaannya sangat luas,
meliputi Jawa Barat (Banten, Jayakarta, dan Cirebon), Jawa Tengah, dan sebagian Jawa
Timur.

Sepeninggal Sultan Trenggana, Demak mengalami kemunduran. Terjadi perebutan


kekuasaan Arya Penangsang anak Pangeran Sekar Sedo Lepen dengan Sunan Prawoto,
putra sulung Sultan Trenggana. Sunan Prawoto kemudian dikalahkan oleh Arya
Penangsang. Namun, Arya Penangsang kemudian berhasil juga dibunuh oleh Joko
Tingkir, menantu Sultan Trenggana yang menjadi Adipati Pajang. Joko Tingki yang
kemudian bergelar Sultan Hadiwijaya memindahkan pusat Kerajaan Demak ke Pajang.

b. Raja-Raja Kerajaan Demak

1. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Raden Patah ( 1500 – 1518 )

Raden Patah pada masa sebelum mendirikan Kerajaan Demak terkenal dengan nama
Pangeran Jimbun, dan setelah menjadi pendiri kerajaan Demak raja bergelar Sultan Alam
Akbar al Fatah. kerajaan Demak menjadi kerajaan besar dan menjadi pusat penyebaran
agama Islam yang penting Pada masa pemerintahan Raden Patah, dan Raden Patah juga
membangun Masjid Agung Demak yang letaknya ditengah kota Alun-alun Demak.

Kedudukan Demak semakin penting peranannya sebagai pusat penyebaran agama Islam
setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Namun, walaupun begitu hal itu suatu saat
juga menjadi ancaman bagi kekuasaan Demak. Karena itu pada tahun 1513, Raden Patah
mengutus putranya sendiri yaitu Pati Unus dan para armadanya diutus untuk menyerang
Portugis di Malaka. Walau Serangan ke Malaka sudah dibantu oleh Aceh dan Palembang
tetapi gagal dikarenakan kualitas persenjataan yang kurang memadai dibanding Portugis
di Malaka.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 51


2. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Pati Unus ( 1518 – 1521 )

Pada tahun 1518 ketika Raden Patah sudah wafat kemudian pemerintahan Kerajaan
Demak digantikan putranya sendiri yaitu Pati Unus. Pati Unus sangat terkenal sebagai
panglima perang yang gagah berani dan pernah memimpin perlawanan terhadap
Portugis yang telah menguasai Malaka. dan karena keberaniannya itu Pati Unus
mendapatkan julukan Pangeran Sabrang lor. Ia juga mengirim Katir untuk mengadakan
blokade terhadap Portugis di Malaka, hal itu mengakibatkan Portugis kekurangan bahan
makanan.

3. Kerajaan Islam Demak masa pemerintahan Sultan Trenggono ( 1521 – 1546 )

Ketika Pati Unus wafat, pati unus tidak memiliki putra.jadi tahta kerajaan digantikan oleh
adiknya yang bernama Raden Trenggono. dan di bawah pemerintahan Sultan Trenggono
inilah pemerintahan Demak mencapai masa kejayaannya. Raden Trenggono dikenal
sebagai raja yang sangat bijaksana dan gagah berani. dan berhasil memperlebar wilayah
kekuasaannya yang meliputi dari Jawa Timur dan Jawa Barat.

Pada turun-temurun berdirinya demak sampai masa pemerintahan Raden Trenggono


Musuh utama Demak adalah Portugis yang mulai memperluas pengaruhnya ke jawa
Barat dan alhasil pihak portugis bisa mendirikan benteng Sunda Kelapa di jawa barat.

Pada tahun 1522 Sultan Trenggono mengirim tentaranya ke Sunda kelapa dibawah
pimpinan Fatahillah yang bertujuan untuk mengusir bangsa Portugis dari sunda kelapa.
Tahun 1527 Fatahillah dan para pengikutnya berhasil mengusir Portugis dari Sunda
Kelapa. Dan Sejak saat itulah Sunda Kelapa diganti namanya menjadi Jayakarta yang
artinya kemenangan yang sempurna danampai saat ini dikenal dengan nama Jakarta.

Sultan Trenggono yang berencana menyatukan pulau Jawa di bawah kekuasaan Demak
dan untuk mewujudkan cita-cita itu Sultan Trenggono mengambil langkah cerdas sebagai
berikut :

- menyerang daerah Pasuruan di Jawa Timur ( kerajaan Hindu Supit Urang ) dipimpin
Sultan Trenggono sendiri, serangan ke Pasuruan tidak membawa hasil karena Sultan
Trenggono meninggal

- menyerang Jawa Barat ( Banten, Sunda Kelapa, dan Cirebon ) dipimpin Fatahillah
mengadakan perkawinan politik.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 52


c. Kejayaan Kerajaan Demak

Pada awal abad ke-16, Kerajaan Demak telah menjadi kerajaan yang kuat di Pulau Jawa,
tidak satu pun kerajaan lain di Jawa yang mampu menandingi usaha kerajaan ini dalam
memperluas kekuasaannya dengan menundukan beberapa kawasan pelabuhan dan
pedalaman di nusantara.

Di bawah Pimpinan Pati Unus( Pangeran sabrang Lor ) Demak di bawah Pati Unus adalah
Demak yang berwawasan nusantara. Visi besarnya adalah menjadikan Demak sebagai
kerajaan maritim yang besar. Pada masa kepemimpinannya, Demak merasa terancam
dengan pendudukan Portugis di Malaka. Kemudian beberapa kali ia mengirimkan
armada lautnya untuk menyerang Portugis di Malaka.

Di bawah Pimpinan Sultan Trenggana

Trenggana berjasa atas penyebaran Islam di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Di bawahnya,
Demak mulai menguasai daerah-daerah Jawa lainnya seperti merebut Sunda Kelapa dari
Pajajaran serta menghalau tentara Portugis yang akan mendarat di sana (1527), Tuban
(1527), Madiun (1529), Surabaya dan Pasuruan (1527), Malang (1545), dan Blambangan,
kerajaan Hindu terakhir di ujung timur pulau Jawa (1527, 1546). Trenggana meninggal
pada tahun 1546 dalam sebuah pertempuran menaklukkan Pasuruan, dan kemudian
digantikan oleh Sunan Prawoto. Salah seorang panglima perang Demak waktu itu adalah
Fatahillah, pemuda asal Pasai (Sumatera), yang juga menjadi menantu raja Trenggana.
Sementara Maulana Hasanuddin putera Sunan Gunung Jati diperintah oleh Trenggana
untuk menundukkan Banten Girang. Kemudian hari keturunan Maulana Hasanudin
menjadikan Banten sebagai kerajaan mandiri. Sedangkan Sunan Kudus merupakan imam
di Masjid Demak juga pemimpin utama dalam penaklukan Majapahit sebelum pindah ke
Kudus.

e. Runtuhnya Kerajaan Demak

Setelah sultan trenggono wafat, terjadi konflik perebutan kekuasaan di antara anggota
kerajaan. Penggnti sultan trenggono adalah Pangeran sedo lepen yang adalah saudara
dari sultan trenggono, Ia di bunuh oleh anak dari sultan trenggono yaitu Pangeran
Prawoto. Perebutan tahta terus berlanjut dan berkembang menjadi perang suadara.
Putra dari pangeran sedo lepen yang bernama arya penangsang membunuh pangeran
prawoto, dan mengambil alih tampuk kekuasaan.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 53


Kemudian Joko tingkir (hadiwijaya) yang saat itu menjabat adipati pajang dan ki ageng
pemanahan dan ki penjawi , arya penangsang berhasil dikalahkan dan di bunuh oleh
anak angkat joko tingkir yang bernama sutawijaya. Setelah itu tahta kerajaan demak
jatuh ketangan joko tingkir pada tahun 1568 M , Ia kemudian memindahkan ibukota
demak ke pajang. dengan ini bisa di bilang jika kesultanan demak telah berakhir.

f. Peninggalan Kerajaan Demak

Kerajaan Demak berdiri pada tahun 1475. Bukti sejarah yang mengabarkan tentang
keberadaan kerajaan ini di masa lalu sudah cukup banyak didapatkan. Adapun beberapa
bukti lain yang berupa peninggalan bersejarah seperti bangunan atau benda-benda
tertentu juga masih terpelihara hingga sekarang. Beberapa bangunan atau benda
peninggalan kerajaan Demak yaitu sebagai berikut :

1. Masjid Agung Demak

Bangunan yang didirikan oleh Walisongo pada tahun 1479 ini masih berdiri kokoh
hingga saat ini meski sudah mengalami beberapa renovasi. Bangunan ini juga menjadi
salah satu bukti bahwa kerajaan Demak pada masa silam telah menjadi pusat
pengajaran dan penyebaran Islam di Jawa. Jika Anda tertarik untuk melihat keunikan
arsitektur dan nilai-nilai filosofisnya , datanglah ke masjid ini. Letaknya berada di Desa
Kauman, Demak – Jawa Tengah.

2. Pintu Bledek

Pintu ini dibuat oleh Ki Ageng Selo pada tahun 1466 dan menjadi pintu utama dari
Masjid Agung Demak. Berdasarkan cerita yang beredar, pintu ini dinamai pintu bledek
tak lain karena Ki Ageng Selo memang membuatnya dari petir yang menyambar. Saat ini,
pintu bledek sudah tak lagi digunakan sebagai pintu masjid. Pintu bledek dimuseumkan
karena sudah mulai lapuk dan tua. Ia menjadi koleksi peninggalan Kerajaan Demak dan
kini disimpan di dalam Masjid Agung Demak.

3. Soko Tatal dan Soko Guru

Soko Guru adalah tiang berdiameter mencapai 1 meter yang berfungsi sebagai
penyangga tegak kokohnya bangunan Masjid Demak. Ada 4 buah soko guru yang
digunakan masjid ini, dan berdasarkan cerita semua soko guru tersebut dibuat oleh
Kanjeng Sunan Kalijaga.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 54


4. Bedug dan Kentongan

Bedug dan kentongan yang terdapat di Masjid Agung Demak juga merupakan
peninggalan Kerajaan Demak yang bersejarah dan tak boleh dilupakan. Kedua alat ini
digunakan pada masa silam sebagai alat untuk memanggil masyarakat sekitar mesjid
agar segera datang melaksanakan sholat 5 waktu setelah adzan dikumandangkan.
Kentongan berbentuk menyerupai tapal kuda memiliki filosofi bahwa jika kentongan
tersebut dipukul, maka warga sekitar harus segera datang untuk melaksanakan sholat 5
waktu secepat orang naik kuda.

5. Situs Kolam Wudlu

Situs kolam wudlu dibuat seiring berdirinya bangunan Masjid Demak. Situs ini dahulunya
digunakan sebagai tempat berwudlu para santri atau musyafir yang berkunjung ke
Masjid untuk melaksanakan sholat. Namun, saat ini situs tersebut sudah tidak digunakan
lagi untuk berwudlu dan hanya boleh dilihat sebagai benda peninggalan sejarah.

6. Maksurah Maksurah

adalah dinding berukir kaligrafi tulisan Arab yang menghiasi bangunan Masjid Demak.
Maksurah tersebut dibuat sekitar tahun 1866 Masehi, tepatnya pada saat Aryo
Purbaningrat menjabat sebagai Adipati Demak. Adapun tulisan dalam kaligrafi tersebut
bermakna tentang ke-Esa-an Allah.

B. Kerajaan Hindu di Indonesia


Kelompok | Error! No text of specified style in document. 55
1) Kerajaan Kutai
a. Sejarah Kerajaan Kutai
Kerajaan Kutai (Kutai Martadipura) adalah kerajaan bercorak hindu yang
terletak di muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu Sungai Mahakam.
Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-4. Nama kerajaan ini disesuaikan dengan
nama daerah tempat penemuan prasasti, yaitu daerah Kutai. Hal ini disebabkan,
karena setiap prasasti yang ditemukan tidak ada yang menyebutkan nama dari
kerajaan tersebut. Wilayah Kerajaan Kutai mencakup wilayah yang cukup luas,
yaitu hampir menguasai seluruh wilayah Kalimantan Timur.Bahkan pada masa
kejayaannya Kerajaan Kutai hampir menguasai sebagian wilayah Kalimantan.
Sumber yang mengatakan bahwa di Kalimantan telah berdiri dan
berkembang Kerajaan Kutai yang bercorak Hindu adalah beberapa penemuan
peninggalan berupa tulisan (prasasti).Tulisan itu ada pada tujuh tiang batu yang
disebut yupa. Yupa tersebut adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tiang untuk
menambat hewan yang akan dikorbankan. Dari salah satu yupa tersebut diketahui
Raja Mulawarman yang memerintah Kerajaan Kutai pada saat itu.Nama
Mulawarman dicatat dalam yupa karena kedermawanannya menyedekahkan
20.000 ekor sapi pada Kaum Brahmana.

b. Pemerintahan Kerajaan
Berikut beberapa raja yang pernah memerintah Kerajaan Kutai:
1. Raja Kudungga
adalah raja pertama yang berkuasa di kerajaan kutai. Raja kudungga
masih menggunakan nama lokal sehingga para ahli berpendapat bahwa
pada masa pemerintahan Raja Kudungga pengaruh Hindu baru masuk ke
wilayahnya. Kedudukan Raja Kudungga pada awalnya adalah kepala suku.
Dengan masuknya pengaruh Hindu, ia mengubah struktur
pemerintahannya menjadi kerajaan dan mengangkat dirinya sebagai raja,
sehingga penggantian raja dilakukan secara turun temurun.
2. Raja Aswawarman
Prasasti yupa menceritakan bahwa Raja Aswawarman adalah raja
yang cakap dan kuat.Pada masa pemerintahannya, wilayah kekuasaan
Kutai diperluas lagi.Hal ini dibuktikan dengan dilakukannya Upacara
Asmawedha pada masanya.Upacara-upacara ini pernah dilakukan di India
pada masa pemerintahan Raja Samudragupta ketika ingin memperluas
wilayahnya.Dalam upacara itu dilaksanakan pelepasan kuda dengan
tujuan untuk menentukan batas kekuasaan Kerajaan Kutai (ditentukan
dengan tapak kaki kuda yang nampak pada tanah hingga tapak yang

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 56


terakhir nampak disitulah batas kekuasaan Kerajaan Kutai).Pelepasan
kuda-kuda itu diikuti oleh prajurit Kerajaan Kutai.
3. Raja Mulawarman
Raja Mulawarman merupakan anak dari Raja Aswawarman yang
menjadi penerusnya.Raja Mulawarman adalah raja terbesar dari Kerajaan
Kutai.Di bawah pemerintahannya, Kerajaan Kutai mengalami masa
kejayaannya.Rakyat-rakyatnya hidup tentram dan sejahtera hingga Raja
Mulawarman mengadakan upacara kurban emas yang amat banyak.
4. Maharaja Irwansyah
5. Maharaja Sri Aswawarman
6. Maharaja Marawijaya Warman
7. Maharaja Gajayana Warman
8. Maharaja Tungga Warman
9. Maharaja Jayanaga Warman
10. Maharaja Nalasinga Warman
11. Maharaja Nala Parana Tungga
12. Maharaja Gadingga Warman Dewa
13. Maharaja Indra Warman Dewa
14. Maharaja Sangga Warman Dewa
15. Maharaja Singsingamangaraja XXI
16. Maharaja Candrawarman
17. Maharaja Prabu Nefi Suriagus
18. Maharaja Ahmad Ridho Darmawan
19. Maharaja Riski Subhana
20. Maharaja Sri Langka Dewa
21. Maharaja Guna Parana Dewa
22. Maharaja Wijaya Warman
23. Maharaja Indra Mulya
24. Maharaja Sri Aji Dewa
25. Maharaja Mulia Putera
26. Maharaja Nala Pandita
27. Maharaja Indra Paruta Dewa
28. Maharaja Dharma Setia

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan politik
Sejak muncul dan berkembangnya pengaruh hindu (India) di
Kalimantan Timur, terjadi perubahan dalam kepemerintahan, yaitu dari
pemerintahan suku dengan kepala suku yang memerintah menjadi

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 57


kerajaan dengan seorang raja sebagai kepala pemerintahan. Kehidupan
Sosial Kerajaan kutai
 Kehidupan sosial
Kehidupan sosial di Kerajaan Kutai merupakan terjemahan dari
prasasti-prasasti yang ditemukan oleh para ahli. Diantara terjemahan
tersebut adalah sebagai berikut:
o Masyarakat di Kerajaan Kutai tertata, tertib dan teratur.
o Masyarakat di Kerajaan Kutai memiliki kemampuan beradaptasi
dengan budaya luar (India), mengikuti pola perubahan zaman
dengan tetap memelihara dan melestarikan budayanya sendiri.
 Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi di Kutai, tidak diketahui secara pasti, kecuali
disebutkan dalam salah satu prasasti bahwa Raja Mulawarman telah
mengadakan upacara korban emas dan tidak menghadiahkan sebanyak
20.000 ekor sapi untuk golongan Brahmana. Tidak diketahui secara pasti
asal emas dan sapi tersebut diperoleh. Apabila emas dan sapi tersebut
didatangkan dari tempat lain, bisa disimpulkan bahwa kerajaan Kutai telah
melakukan kegiatan dagang. Jika dilihat dari letak geografis, Kerajaan Kutai
berada pada jalur perdagangan antara Cina dan India.Kerajaan Kutai
menjadi tempat yang menarik untuk disinggahi para pedagang.Hal
tersebut memperlihatkan bahwa kegiatan perdagangan telah menjadi
bagian dari kehidupan masyarakat Kutai, disamping pertanian.

 Kehidupan Budaya
Sementara itu dalam kehidupan budaya dapat dikatakan kerajaan
Kutai sudah maju.Hal ini dibuktikan melalui upacara penghinduan
(pemberkatan memeluk agama Hindu) yang disebut
Vratyastoma.Vratyastoma dilaksanakan sejak pemerintahan Aswawarman
karena Kudungga masih mempertahankan ciri-ciri keIndonesiaannya,
sedangkan yang memimpin upacara tersebut, menurut para ahli,
dipastikan adalah para pendeta (Brahmana) dari India.Tetapi pada masa
Mulawarman kemungkinan sekali upacara penghinduan tersebut dipimpin
oleh kaum Brahmana dari orang Indonesia asli. Adanya kaum Brahmana
asli orang Indonesia membuktikan bahwa kemampuan intelektualnya
tinggi, terutama penguasaan terhadap bahasa Sansekerta yang pada
dasarnya bukanlah bahasa rakyat India sehari-hari, melainkan lebih
merupakan bahasa resmi kaum Brahmana untuk masalah keagamaan.

d. Kejayaan Kerajaan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 58


Masa kejayaan Kerajaaan Kutai berada pada massa pemerintahan Raja
Mulawarman. Hal ini karena beliau begitu bijaksana dan royal bagi hal-hal yang
religius.Para brahmana dihadiahi emas, tanah, dan ternak secara adil, pengadaan
upacara sedekah di tempat yang dianggap suci atau Waprakeswara.Dan
dibuktikan juga dengan pemberian sedekah kepada kaum Brahmana berupa
20.000 ekor sapi. Jumlah 20.000 ekor sapi ini membuktikan bahwa pada masa itu
kerajaan Kutai telah mempunyai kehidupan yang makmur dan telah mencapai
massa kejayaannya.

e. Kemunduran Kerajaan
Kerajaan Kutai runtuh saat raja Kerajaan Kutai terakhir yang bernama
Maharaja Dharma Setia tewas di tangan Raja Kutai Kartanegara ke-13, Aji
Pangeran Anum Panji Mendapa. Kerajaan Kutai Kartanegara selanjutnya menjadi
Kerajaan Islam yang bernama Kesultanan Kutai Kartanegara.

f. Benda Peninggalan Kerajaan


Beberapa peninggalan kerajaan kutai adalah sebagai berikut :
1) Prasasti Yupa
Prasasti Yupa merupakan salah satu bukti sejarah Kerajaan Kutai
yang paling tua.Dari prasasti inilah diketahui tentang adanya Kerajaan Kutai
di Kalimantan.Di dalam prasasti ini terdapat tulisan-tulisan yang
menggunakan bahasa Sansekerta dan juga aksara/huruf Pallawa.
Isi dari Prasasti Yupa mengungkapkan sejarah dari Kerajaan Hindu
yang berada di Muara Kaman, di hulu Sungai Mahakam, Kalimantan
Timur.Secara garis besar prasasti tersebut menceritakan tentang kehidupan
politik, sosial dan budaya Kerajaan Kutai.
2) Ketopong Sultan
Ketopong adalah mahkota yang biasa dipakai oleh Sultan Kerajaan
Kutai yang terbuat dari emas. Ketopong ini memiliki berat 1,98 kg dan saat
ini masih tersimpan di Museum Nasional Jakarta. Benda bersejarah yang
satu ini ditemukan di Mura Kaman, Kutai Kartanegara pada tahun
1890.Sedangkan yang dipajang di Museum Mulawarman merupakan
ketopong tiruan.
3) Kalung Ciwa
Peninggalan sejarah berikutnya adalah Kalung Ciwa yang ditemukan
oleh pemerintahan Sultan Aji Muhammad Sulaiman.Kalung ini ditemukan
oleh seorang penduduk di sekitar Danau Lipan Muara Kaman pada tahun
1890.Saat ini Kalung Ciwa masih digunakan sebagai perhiasan oleh sultan
dan hanya dipakai ketika ada pesta penobatan sultan baru.
4) Kura-kura Emas

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 59


Bukti sejarah Kerajaan Kutai yang satu ini cukup unik, karena
berwujud kura-kura emas.Benda bersejarah ini saat ini berada di Museum
Mulawarman.Benda yang memiliki ukuran sebesar kepalan tangan ini
ditemukan di daerah Long Lalang, daerah yang berada di hulu Sungai
Mahakam.
Dari riwayat yang diketahui benda ini merupakan persembahan dari
seorang pangeran dari
Kerajaan China untuk Putri
Raja Kutai, Aji Bidara Putih.
Kura-kura emas ini
merupakan bukti dari
pangeran tersebut untuk
mempersunting sang putri.
5) Pedang Sultan Kutai
Pedang Sultan Kutai
terbuat dari emat padat.Pada gagang pedang terdapat ukiran gambar
seekor harimau yang siap untuk menerkam mangsanya.Sedang pada
bagian ujung pedang terdapat hiasan seekor buaya.Untuk melihat benda
ini kamu harus berkunjung ke Museum Nasional di Jakarta.
6) Keris Bukit Kang
Kering Bukit Kang merupakan keris yang digunakan oleh Permaisuri
Aji Putri Karang Melenu, permaisuri Raja Kutai Kartanegara yang pertama.
Berdasarkan cerita dari masyarakat menyebutkan bahwa putri ini
merupakan putri yang ditemukan dalam sebuah gong yang hanyut di atas
bambu.Di dalam gong tersebut terdapat bayi perempuan, telur ayam dan
sebuah kering.Kering ini diyakini sebagai Keris Bukit Kang.
7) Singgasana Sultan
Singgasana Sultan adalah salah satu peninggalan sejarah Kerajaan
Kutai yang masih terjaga sampai saat ini.Benda ini diletakan di Museum
Mulawarman.Pada zaman dahulu Singgasana ini digunakan oleh Sultan Aji
Muhammad Sulaiman serta raja-raja Kutai sebelumnya.Singgasana Sultan
ini dilengkapi dengan payung erta umbul-umbul serta peraduan pengantin
Kutai Keraton.

2) Kerajaan Tarumanegara
a. Sejarah kerajaan

Kerajaan Tarumanegara atau Taruma adalah sebuah kerajaan yang pernah berkuasa di
wilayah pulau Jawa bagian barat pada abad ke-4 hingga abad ke-7 m, yang merupakan
salah satu kerajaan tertua di nusantara yang diketahui. Dalam catatan, kerajaan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 60


Tarumanegara adalah kerajaan hindu beraliran wisnu. Kerajaan Tarumanegara didirikan
oleh Rajadirajaguru Jayasingawarman pada tahun 358, yang kemudian digantikan oleh
putranya, Dharmayawarman (382-395). Jayasingawarman dipusarakan di tepi kali
gomati, sedangkan putranya di tepi kali Candrabaga. Maharaja Purnawarman adalah raja
Kerajaan Tarumanegara yang ketiga (395-434 m). Ia membangun ibukota kerajaan baru
pada tahun 397 yang terletak lebih dekat ke pantai. Kota itu diberi nama Sundapura
pertama kalinya nama Sunda digunakan. Pada tahun 417 ia memerintahkan penggalian
Sungai Gomati dan Candrabaga sepanjang 6112 tombak (sekitar 11 km). Selesai
penggalian, sang prabu mengadakan selamatan dengan menyedekahkan 1.000 ekor sapi
kepada kaum Brahmana.

Prasasti Pasir Muara yang menyebutkan peristiwa pengembalian pemerintahan kepada


raja Sunda itu dibuat tahun 536 M. Dalam tahun tersebut yang menjadi penguasa
Kerajaan Tarumanegara adalah Suryawarman (535 - 561 M) raja Kerajaan Tarumanegara
ke-7. Dalam masa pemerintahan Candrawarman (515-535 M), ayah Suryawarman,
banyak penguasa daerah yang menerima kembali kekuasaan pemerintahan atas
daerahnya sebagai hadiah atas kesetiaannya terhadap Kerajaan Tarumanegara. Ditinjau
dari segi ini, maka Suryawarman melakukan hal yang sama sebagai lanjutan politik
ayahnya.

Kehadiran prasasti Purnawarman di pasir muara, yang memberitakan raja Sunda dalam
tahun 536 M, merupakan gejala bahwa ibukota sundapura telah berubah status menjadi
sebuah kerajaan daerah. Hal ini berarti, pusat pemerintahan Kerajaan Tarumanegara
telah bergeser ke tempat lain. Contoh serupa dapat dilihat dari kedudukaan rajatapura
atau salakanagara (kota perak), yang disebut argyre oleh ptolemeus dalam tahun 150 M.
Kota ini sampai tahun 362 menjadi pusat pemerintahan raja-raja Dewawarman (dari
Dewawarman I - VIII). Ketika pusat pemerintahan beralih dari rajatapura ke
Tarumanegara, maka salakanagara berubah status menjadi kerajaan daerah.
Jayasingawarman pendiri Kerajaan Tarumanegara adalah menantu raja Dewawarman
VIII. Ia sendiri seorang maharesi dari salankayana di India yang mengungsi ke nusantara
karena daerahnya ditaklukkan maharaja samudragupta dari kerajaan magada.

Suryawarman tidak hanya melanjutkan kebijakan politik ayahnya yang memberikan


kepercayaan lebih banyak kepada raja daerah untuk mengurus pemerintahan sendiri,
melainkan juga mengalihkan perhatiannya ke daerah bagian timur. Dalam tahun 526 M
Manikmaya, menantu Suryawarman, mendirikan kerajaan baru di Kendan, daerah
Nagreg antara Bandung dan Limbangan, Garut. Putera tokoh manikmaya ini tinggal
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 61
bersama kakeknya di ibukota tarumangara dan kemudian menjadi panglima angkatan
perang Kerajaan Tarumanegara. Perkembangan daerah timur menjadi lebih Berkembang
Ketika Cicit Manikmaya Mendirikan Kerajaan Galuh Dalam Tahun 612 M.

b. RAJA-RAJA DI KERAJAAN TARUMANEGARA

NO RAJA MASA PEMERINTAHAN

1 Jayasingawarman 358-382

2 Dharmayawarman 382-395

3 Purnawarman 395-434

4 Wisnuwarman 434-455

5 Indrawarman 455-515

6 Candrawarman 515-535

7 Suryawarman 535-561

8 Kertawarman 561-628

9 Sudhawarman 628-639

10 Hariwangsawarman 639-640

11 Nagajayawarman 640-666

12 Linggawarman 666-669

c. Kehidupan Kerajaan

1. Kehidupan Politik

Raja Purnawarman adalah raja besar yang telah berhasil meningkatkan kehidupan
rakyatnya. Hal ini dibuktikan dari prasasti Tugu yang menyatakan raja Purnawarman
telah memerintah untuk menggali sebuah kali. Penggalian sebuah kali ini sangat besar
artinya, karena pembuatan kali ini merupakan pembuatan saluran irigasi untuk
memperlancar pengairan sawah-sawah pertanian rakyat.

2. Kehidupan Sosial

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 62


Kehidupan sosial Kerajaan Tarumanegara sudah teratur rapi, hal ini terlihat dari upaya
raja Purnawarman yang terus berusaha untuk meningkatkan kesejahteraan kehidupan
rakyatnya. Raja Purnawarman juga sangat memperhatikan kedudukan kaum brahmana
yang dianggap penting dalam melaksanakan setiap upacara korban yang dilaksanakan di
kerajaan sebagai tanda penghormatan kepada para dewa.

3. Kehidupan Ekonomi

Prasasti tugu menyatakan bahwa raja Purnawarman memerintahkan rakyatnya untuk


membangun saluran air di Sungai Gomati sepanjang 6122 tombak atau sekitar 12 km.
Pembangunan terusan ini mempunyai arti ekonomis yang besar bagi masyarakat, Karena
dapat dipergunakan sebagai sarana untuk mencegah banjir disaat musim penghujan.
Selain itu juga digunakan sebagai irigasi pertanian serta sarana lalu-lintas pelayaran
perdagangan antardaerah di Kerajaan Tarumanegara dengan dunia luar dan daerah-
daerah di sekitarnya.

4. Kehidupan Budaya

Dilihat dari teknik dan cara penulisan huruf-huruf dari prasasti-prasasti yang ditemukan
sebagai bukti kebesaran Kerajaan Tarumanegara, dapat diketahui bahwa tingkat
kebudayaan masyarakat pada saat itu sudah tinggi. Selain sebagai peninggalan budaya,
keberadaan prasasti-prasasti tersebut menunjukkan telah berkembangnya kebudayaan
tulis menulis di kerajaan Tarumanegara.

d. MASA KEJAYAAN KERAJAAN TARUMANEGARA

Kerajaan Tarumanegara mencapai masa kejayaan saat di perintah oleh Raja


Purnawarman (Raja ke-3 Kerajaan Tarumanegara). Di masa pemerintahan Raja
Purnawarman, luas wilayah Kerajaan Tarumanagara hampir setara dengan luas Jawa
Barat saat ini. Raja purnawarman adalah raja besar, hal ini dapat diketahui dari Prasasti
Ciaruteun yang isinya, "Ini (bekas) dua kaki, yang seperti kaki Dewa Wisnu ialah kaki Yang
Mulia Sang Purnawarman, raja di negeri Taruma, raja yang gagah berani di dunia".

Pada masa kejayaannya ini, Tarumanegara mengalami perkembangan pesat. Selain


dengan memperluas wilayah kerajaan melalui ekspansi ke kerajaan-kerajaan kecil di
sekitar kekuasaannya, Raja Purnawarman juga membangun berbagai infrastruktur yang
mendukung perekonomian kerajaan. Adapun salah satunya adalah sungai Gomati dan
Candrabaga. Kedua sungai ini selain untuk mencegah terjadinya banjir saat musim hujan,

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 63


juga berperan penting dalam pengairan lahan pertanian sawah yang dulu menjadi salah
satu penggerak kehidupan ekonomi masyarakat Kerajaan Tarumanegara. Masa
kepemimpinan Raja Purnawarman dianggap sebagai masa kejayaan Kerajaan
Tarumanegara selain itu juga karena kemampuan kerajaan yang mampu berkurban 1000
ekor sapi saat pembangunan ke dua sungai itu.

e. RUNTUHNYA KERAJAAN TARUMANEGARA

Runtuhnya kerajaan Tarumanegara tidak diketahui secara lengkap, karena prasasti yang
ditemukan sebagian hanya menyampaikan berita saat pemerintahan raja Purnawarman
dan sisanya belum dapat ditafsirkan secara lengkap.

Tarumanagara sendiri hanya mengalami masa pemerintahan 12 orang raja. Pada tahun
669 M, Linggawarman, raja Tarumanagara terakhir, digantikan menantunya, Tarusbawa.
Linggawarman sendiri mempunyai dua orang puteri, yang sulung bernama Manasih
menjadi istri Tarusbawa dari Sunda dan yang kedua bernama Sobakancana menjadi isteri
Dapuntahyang Sri Jayanasa pendiri Kerajaan Sriwijaya. Secara otomatis, tahta kekuasaan
Tarumanagara jatuh kepada menantunya dari putri sulungnya, yaitu Tarusbawa.
Kekuasaan Tarumanagara berakhir dengan beralihnya tahta kepada Tarusbawa, karena
Tarusbawa pribadi lebih menginginkan untuk kembali ke kerajaannya sendiri, yaitu
Sunda yang sebelumnya berada dalam kekuasaan Tarumanagara. Atas pengalihan
kekuasaan ke Sunda ini, hanya Galuh yang tidak sepakat dan memutuskan untuk
berpisah dari Sunda yang mewarisi wilayah Tarumanagara.

f. PENINGGALAN KERAJAAN TARUMANEGARA

1. Prasasti Ciaruteun

Prasasti Ciaruteun atau prasasti Ciampea ditemukan ditepi


sungai Ciarunteun, dekat muara sungai Cisadane Bogor prasasti
tersebut menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta
yang terdiri dari 4 baris disusun ke dalam bentuk Sloka dengan
metrum Anustubh. Di samping itu terdapat lukisan semacam laba-laba serta sepasang
telapak kaki Raja Purnawarman. Gambar telapak kaki pada prasasti Ciarunteun
mempunyai 2 arti yaitu:

a. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan raja atas daerah tersebut (tempat
ditemukannya prasasti tersebut).

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 64


b. Cap telapak kaki melambangkan kekuasaan dan eksistensi seseorang (biasanya
penguasa) sekaligus penghormatan sebagai dewa. Hal ini berarti menegaskan
kedudukan Purnawarman yang diibaratkan dewa Wisnu maka dianggap sebagai
penguasa sekaligus pelindung rakyat.

2. Prasasti Jambu

Prasasti Jambu atau prasasti Pasir Koleangkak, ditemukan


di bukit Koleangkak di perkebunan jambu, sekitar 30 km
sebelah barat Bogor, prasasti ini juga menggunakan
bahwa Sansekerta dan huruf Pallawa serta terdapat
gambar telapak kaki yang isinya memuji pemerintahan
raja Purnawarman.

3. Prasasti Kebon Kopi

Prasasti Kebon Kopi ditemukan di kampung Muara Hilir kecamatan Cibungbulang Bogor .
Yang menarik dari prasasti ini adalah adanya lukisan
tapak kaki gajah, yang disamakan dengan tapak kaki
gajah Airawata, yaitu gajah tunggangan dewa Wisnu.

4. Prasasti Muara Cianten

Prasasti Muara Cianten, ditemukan di Bogor, tertulis


dalam aksara ikal yang belum dapat dibaca. Di samping tulisan terdapat lukisan telapak
kaki

5. Prasasti Pasir Awi

Prasasti Pasir Awi berada di daerah 0°10’37,29” BB (dari


Jakarta) dan 6°32’27,57”, tepat berada di puncak perbukitan
Pasir Awi (600 m dpl), Bojong Honje-Sukamakmur Bogor.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 65


6. Prasasti Cidanghiyang

Prasasti Cidanghiyang atau prasasti Lebak, ditemukan di


kampung lebak di tepi sungai Cidanghiang, kecamatan Munjul
kabupaten Pandeglang Banten. Prasasti ini baru ditemukan
tahun 1947 dan berisi 2 baris kalimat berbentuk puisi dengan
huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Isi prasasti tersebut
mengagungkan keberanian raja Purnawarman.

7. Prasasti Tugu

Prasasti Tugu di temukan di daerah Tugu, kecamatan Cilincing


Jakarta Utara. Prasasti ini dipahatkan pada sebuah batu
bulat panjang melingkar dan isinya paling panjang
dibanding dengan prasasti Tarumanegara yang lain.

3) Kerajaan Kediri

a. Sejarah Kerajaan Kediri


Kerajaan Kediri merupakan kelanjutan dari Kerajaan
Wangsa Isyana (Kerajaan Medang Kamulan). Kerajaan Kediri atau Kerajaan Panjalu,
adalah sebuah kerajaan yang bercorak Hindu terdapat di Jawa Timur antara tahun
1042-1222. Kerajaan ini berpusat di kota Daha, yang terletak di sekitar Kota Kediri
sekarang. Sesungguhnya kota Daha sudah ada sebelum Kerajaan Kediri berdiri. Daha

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 66


merupakan singkatan dari Dahanapura, yang berarti kota api. Nama ini terdapat
dalam prasasti Pamwatan yang dikeluarkan Airlangga tahun 1042.

Hal ini sesuai dengan berita dalam Serat Calon Arang bahwa, saat akhir
pemerintahan Airlangga, pusat kerajaan sudah tidak lagi berada di Kahuripan,
melainkan pindah ke Daha. Kerajaan ini merupakan salah satu dari dua kerajaan
pecahan Kahuripan pada tahun 1045 Wilayah Kerajaan Kediri adalah bagian selatan
Kerajaan Kahuripan.

Pada akhir November 1042, Airlangga terpaksa membelah wilayah kerajaannya


karena kedua putranya bersaing memperebutkan tahta. Putra yang bernama Sri
Samarawijayamendapatkan kerajaan barat bernama Panjalu yang berpusat di kota
baru, yaitu Daha. Sedangkan putra yang bernama MapanjiGarasakan mendapatkan
kerajaan timur bernama Jenggala yang berpusat di kota lama, yaitu Kahuripan.

Tidak ada bukti yang jelas bagaimana kerajaan tersebut dipecah dan menjadi
beberapa bagian. Dalam babad disebutkan bahwa kerajaan dibagi empat atau lima
bagian. Tetapi dalam perkembangannya hanya dua kerajaan yang sering disebut,
yaitu Kediri (Panjalu) dan Jenggala. Samarawijaya sebagai pewaris sah kerajaan
mendapat ibukota lama, yaitu Dahanaputra, dan nama kerajaannya diubah menjadi
Panjalu atau dikenal juga sebagai Kerajaan Kediri. Perkembangan Kerajaan Kediri
Dalam perkembangannya Kerajaan Kediri yang beribukotaDaha tumbuh menjadi
besar, sedangkan Kerajaan Jenggala semakin tenggelam. Diduga Kerajaan Jenggala
ditaklukkan oleh Kediri.

Menurut Nagarakretagama, sebelum dibelah menjadi dua, nama kerajaan yang


dipimpin Airlangga sudah bernama Panjalu, yang berpusat di Daha. Jadi, Kerajaan
Janggala lahir sebagai pecahan dari Panjalu. Adapun Kahuripan adalah nama kota
lama yang sudah ditinggalkan Airlangga dan kemudian menjadi ibu kota Janggala.

Pada mulanya, nama Panjalu atau Pangjalu memang lebih sering dipakai dari pada
nama Kediri. Hal ini dapat dijumpai dalam prasasti-prasasti yang diterbitkan oleh raja-
raja Kediri. Bahkan, nama Panjalu juga dikenal sebagai Pu-chia-lung dalam kronik Cina
berjudul Ling wai tai ta (1178).

Wilayah Kerajaan Kediri adalah bagian selatan Kerajaan Kahuripan.Tak banyak yang
diketahui peristiwa di masa-masa awal Kerajaan Kediri. Raja Kameswara (1116-1136)
menikah dengan Dewi Kirana, puteri Kerajaan Janggala. Dengan demikian,
berakhirlah Janggala kembali dipersatukan dengan Kediri. Kediri menjadi kerajaan
yang cukup kuat di Jawa. Pada masa ini, ditulis kitab Kakawin Smaradahana, yang
dikenal dalam kesusastraan Jawa dengan cerita Panji.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 67
Nama Kediri ada yang berpendapat berasal dari kata “Kedi” yang artinya “Mandul”
atau “Wanita yang tidak berdatang bulan”.Menurut kamus Jawa Kuno Wojo Wasito,
‘Kedi” berarti Orang Kebiri Bidan atau Dukun. Di dalam lakon Wayang, Sang Arjuno
pernah menyamar Guru Tari di Negara Wirata, bernama “Kedi Wrakantolo”.Bila kita
hubungkan dengan nama tokoh Dewi Kilisuci yang bertapa di Gua Selomangleng,
“Kedi” berarti Suci atau Wadad. Disamping itu kata Kediri berasal dari kata “Diri” yang
berarti Adeg, Angdhiri, menghadiri atau menjadi Raja (bahasa Jawa Jumenengan).

Untuk itu dapat kita baca pada prasasti “WANUA” tahun 830 saka, yang diantaranya
berbunyi :

” Ing Saka 706 cetranasadanamisaklapakasa wara, angdhirirakepanaraban”, artinya :


pada tahun saka 706 atau 734 Masehi, bertahta Raja Pake Panaraban.
Nama Kediri banyak terdapat pada kesusatraan Kuno yang berbahasa Jawa Kuno
seperti : Kitab Samaradana, Pararaton, Negara Kertagama dan Kitab Calon
Arang.Demikian pula pada beberapa prasasti yang menyebutkan nama Kediri seperti :
Prasasti Ceber, berangka tahun 1109 saka yang terletak di Desa Ceker, sekarang Desa
Sukoanyar Kecamatan Mojo.Dalam prasasti ini menyebutkan, karena penduduk Ceker
berjasa kepada Raja, maka mereka memperoleh hadiah, “Tanah Perdikan”.

Dalam prasasti itu tertulis “Sri Maharaja Masuk RiSiminaninaringBhuwiKadiri” artinya


raja telah kembali kesimanya, atau harapannya di BhumiKadiri.PrasastiKamulan di
Desa Kamulan Kabupaten Trenggalek yang berangkat tahun 1116 saka, tepatnya
menurut Damais tanggal 31 Agustus 1194.Pada prasasti itu juga menyebutkan nama,
Kediri, yang diserang oleh raja dari kerajaan sebelah timur.

“Aka nisatruwadwa kala sangkepurnowo”, sehingga raja meninggalkan istananya di


Katangkatang (“tatkala nin kentar sangkekadetwan ring katang-katang
deninkirmalryatikkaprabon sri maharaja siniwi ring bhumikadiri”).

Tatkala Bagawantabhari memperoleh anugerah tanah perdikan dari Raja Rake Layang
Dyah Tulodong yang tertulis di ketiga prasasti Harinjing.Nama Kediri semula kecil lalu
berkembang menjadi nama Kerajaan Panjalu yang besar dan sejarahnya terkenal
hingga sekarang.

b. Raja-Raja Kerajaan Kediri


Kerajaan Kediri yang termasyhur pernah diperintah 8 raja dari awal berdirinya sampai
masa keruntuhan kerajaan ini. Dari kedelapan raja yang pernah memerintah kerajaan
ini yang sanggup membawa Kerajaan Kediri kepada masa keemasan adalah Prabu
Jayabaya, yang sangat terkenal hingga saat ini.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 68


Adapun 8 raja Kediri tersebut urutannya sebagai berikut :

1. Sri Jayawarsa

Sejarah tentang raja Sri Jayawarsa ini hanya dapat diketahui dari prasasti Sirah Keting
(1104 M). Pada masa pemerintahannya Jayawarsa memberikan hadiah kepada rakyat
desa sebagai tanda penghargaan, karena rakyat telah berjasa kepada raja. Dari
prasasti itu diketahui bahwa Raja Jayawarsa sangat besar perhatiannya terhadap
masyarakat dan berupaya meningkatkan kesejahteraan rakyatnya.

2. Sri Bameswara

Raja Bameswara banyak meninggalkan prasasti seperti yang ditemukan di daerah


Tulung Agung dan Kertosono. Prasasti seperti yang ditemukan itu lebih banyak
memuat masalah-masalah keagamaan, sehingga sangat baik diketahui keadaan
pemerintahannya.

3. Prabu Jayabaya

Kerajaan Kediri mengalami masa keemasan ketika diperintah oleh Prabu Jayabaya.
Strategi kepemimpinan Prabu Jayabaya dalam memakmurkan rakyatnya memang
sangat mengagumkan. Kerajaan yang beribu kota di DahonoPuro, bawah kaki
Gunung Kelud, ini tanahnya amat subur, sehingga segala macam tanaman tumbuh
menghijau.

Hasil pertanian dan perkebunan berlimpah ruah. Di tengah kota membelah aliran
sungai Brantas. Airnya bening dan banyak hidup aneka ragam ikan, sehingga
makanan berprotein dan bergizi selalu tercukupi.

Hasil bumi itu kemudian diangkut ke kota Jenggala, dekat Surabaya, dengan naik
perahu menelusuri sungai. Roda perekonomian berjalan lancar, sehingga Kerajaan
Kediri benar-benar dapat disebut sebagai negara yang “Gemah Ripah Loh Jinawi Tata
Tentrem Karta Raharja”.

Prabu Jayabaya memerintah antara tahun 1130 sampai 1157 Masehi. Dukungan
spiritual dan material dari Prabu Jayabaya dalam hal hukum dan pemerintahan tidak
tanggung-tanggung. Sikap merakyat dan visinya yang jauh ke depan menjadikan
Prabu Jayabaya layak dikenang sepanjang masa.

Jika rakyat kecil hingga saat ini ingat kepada beliau, hal itu menunjukkan bahwa pada
masanya berkuasa tindakan beliau yang selalu bijaksana dan adil terhadap rakyat.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 69


4. Sri Sarwaswera

Sejarah tentang raja ini didasarkan pada prasasti Padelegan II (1159) dan prasasti
Kahyunan (1161). Sebagai raja yang taat beragama dan berbudaya, Sri Sarwaswera
memegang teguh prinsip “tatwam asi”, yang berarti “dikaulah itu, dikaulah (semua)
itu, semua makhluk adalah engkau”.

Menurut Prabu Sri Sarwaswera, tujuan hidup manusia yang terakhir adalah moksa,
yaitu pemanunggalan jiwatma dengan paramatma. Jalan yang benar adalah sesuatu
yang menuju arah kesatuan, sehingga segala sesuatu yang menghalangi kesatuan
adalah tidak benar.

5. Sri Aryeswara

Berdasarkan prasasti Angin (1171), Sri Aryeswara adalah raja Kediri yang memerintah
sekitar tahun 1171. Nama gelar abhisekanya ialah Sri Maharaja RakeHino Sri
AryeswaraMadhusudanawataraArijamuka.

Tidak diketahui dengan pasti kapan Sri Aryeswara naik tahta. peninggalan sejarahnya
berupa prasasti Angin, 23 Maret 1171. Lambang Kerajaan Kediri pada saat itu
Ganesha. Tidak diketahui pula kapan pemerintahannya berakhir. Raja Kediri
selanjutnya berdasarkan prasasti Jaring adalah Sri Gandra.

6. Sri Gandra

Masa pemerintahan Raja Sri Gandra (1181 M) dapat diketahui dari prasasti Jaring,
yaitu tentang penggunaan nama hewan dalam kepangkatan seperti seperti nama
gajah, kebo, dan tikus. Nama-nama tersebut menunjukkan tinggi rendahnya pangkat
seseorang dalam istana.

7. Sri Kameswara

Masa pemerintahan Raja Sri Gandra dapat diketahui dari Prasasti Ceker (1182) dan
Kakawin Smaradhana. Pada masa pemerintahannya dari tahun 1182 sampai 1185
Masehi, seni sastra mengalami perkembangan sangat pesat, diantaranya Empu
Dharmaja mengarang kitab Smaradhana. Bahkan pada masa pemerintahannya juga
dikeal cerita-cerita panji seperti cerita Panji Semirang.

8. Sri Kertajaya

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 70


Berdasarkan prasasti Galunggung (1194), prasasti Kamulan (1194), prasasti Palah
(1197), prasasti Wates Kulon (1205), Nagarakretagama, dan Pararaton, pemerintahan
Sri Kertajaya berlangsung pada tahun 1190 hingga 1222 Masehi.

Raja Kertajaya juga dikenal dengan sebutan “Dandang Gendis”. Selama masa
pemerintahannya, kestabilan kerajaan menurun. Hal ini disebabkan Kertajaya ingin
mengurangi hak-hak kaum Brahmana.

Keadaan ini ditentang oleh kaum Brahmana. Kedudukan kaum Brahmana di Kerajaan
Kediri waktu itu semakin tidak aman. Kaum Brahmana banyak yang lari dan minta
bantuan ke Tumapel yang saat itu diperintah oleh KenArok.

Mengetahui hal ini Raja Kertajaya kemudian mempersiapkan pasukan untuk


menyerang Tumapel. Sementara itu KenArok dengan dukungan kaum Brahmana
melakukan serangan ke Kerajaan Kediri. Kedua pasukan itu bertemu di dekat Ganter
(1222 M).

c. Kehidupan kerajaan
 Sistem Peradilan Kerajaan
Sistem peradilan Kerajaan Kediri bertujuan untuk mencapai kepastian hukum dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan kerajaan (Stutterheim, 1930:254). Dengan
adanya kepastian hukum, maka hak dan kewajiban semua warga kerajaan dapat
dijamin. Keseimbangan antara hak dan kewajiban warga kerajaan telah membuktikan
serta membuahkan ketentraman lahir dan batin. Aparat dan rakyat menghormati
hukum atau darma semata-mata demi terjaganya kepentingan bersama.

Semua keputusan dalam pengadilan diambil atas nama Raja yang disebut Sang
Amawabhumi artinya orang yang mempunyai atau menguasai negara. Dalam
Mukadimah Darmapraja ditegaskan demikian:

Semoga Sang Amawabhumi teguh hatinya dalam menerapkan besar kecilnya denda,
jangan sampai salah trap. Jangan sampai orang yang bertingkah salah, luput dari
tindakan. Itulah kewajiban Sang Amawabhumi, jika beliau mengharapkan
kerahayuan negaranya (Moedjanto, 1994:56).

Dalam soal pengadilan, Raja dibantu oleh dua orang Adidarma Dyaksa. Seorang
Adidarma Dyaksa Kasiwan dan seorang Adidarma Dyaksa Kabudan, yakni kepala
agama Siwa dan kepala agama Buda dengan sebutan Sang Maharsi, karena kedua
agama itu merupakan agama utama dalam Kerajaan Kadiri dan segala Perundang-
undangan didasarkan agama.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 71
Kedudukan Adidarma Dyaksa boleh disamakan dengan kedudukan Hakim Tinggi.
Mereka itu dibantu oleh lima Upapati artinya : pembantu dalam pengadilan adalah
pembantu Adidarma Dyaksa. Mereka itu biasa disebut Pamegat atau Sang Pamegat
artinya : Sang Pemutus alias Hakim. Baik Adidarma Dyaksa maupun Upapati bergelar
Sang Maharsi. Mula-mula jumlahnya hanya lima yakni : Sang PamegatTirwan, Sang
PamegatKandamuhi, Sang PamegatManghuri, Sang Pamegat Jambi, Sang
PamegatPamotan.

Mereka itu semuanya termasuk golongan Kasiwan, karena agama Siwa adalah agama
resmi negara Kadiri dan mempunyai pengikut paling banyak. Pada zaman
pemerintahan Prabu Jayabhaya jumlah Upapati ditambah dua menjadi tujuh.
Keduanya termasuk golongan Kabudan, sehingga ada lima UpapatiKasiwan dan dua
UpapatiKabudan. Perbandingan itu sudah layak mengingat jumlah pemeluk agama
Buda kalah banyak dengan jumlah pemeluk agama Siwa. Dua UpapatiKabudan itu
ialah Sang PamegatKandangan Tuha dan Sang PamegatKandanganRare.

Ketika Prabu Jayabayabertahta di Mamenang, beliau dihadap oleh pelbagai


pembesar, di antaranya Dyaksa, Upapati dan Para Panji yang paham tentang Undang-
undang (Rassers, 1959:243). Dari uraian itu nyata bahwa Para Panji adalah pembantu
para Upapati dalam melakukan pengadilan di daerah-daerah. Pangkat Panji masih
dikenal di kesultanan Yogyakarta sampai tahun 1940. Para Panji di Kesultanan Yogya
diserahi tugas pengadilan. Jadi tidak berbeda dengan Para Panji pada zaman Kadiri.

Lembaga peradilan kerajaan ini bertanggung jawab kepada Raja secara langsung.
Akan tetapi silang sengketa yang menyangkut kepenting¬an Raja dan keluarganya,
menggunakan peradilan khusus, sehingga kontaminasi dan intervensi terhadap hasil
putusan dapat dihindari. Dalam hal ini Raja mempunyai staf hukum yang mumpuni,
profesional dan tidak diragukan lagi integritas serta kredibilitasnya.

 Hukum Positif dan Budaya Simbolik


Dalam masa pemerintahan Prabu Jayabaya, prinsip pelaksanaan kenegaraan terbagi
menjadi dua yakni hukum positif dan budaya simbolik. Hukum positif merupakan
hukum yang berlaku berdasar peraturan tertulis yang disepakati bersama. Biasanya
hukum ini bersifat praktis, teknis dan mikro. Semua transaksi dan lika-liku kehidupan
yang menyangkut jual beli, dagang, ekonomi, politik, karier, birokrasi, organisasi dan
perkawinan diatur secara rinci. Pelanggaran hukum dan dendanya pun diatur secara
detail.

Di samping hukum positif, dalam menata masyarakatnya Prabu Jayabhaya


menggunakan pendekatan budaya simbolik. Untuk menunjang keberhasilan program
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 72
ini, maka diperintahkanlah para pujangga untuk menulis karya cipta. Tujuannya agar
aparat dan rakyat patuh pada norma susila. Hanya saja apabila terjadi pelanggaran
maka hukuman dan sangsinya bersifat ghaib spiritual. Pujangga yang diberi tugas
menulis kitab spiritual itu di antaranya adalah Empu Sedah dan Empu Panuluh.

Empu Sedah adalah penyusun Kakawin Baratayudha pada tahun 1079 Saka atau 1157
Masehi, dengan sengkalan berbunyi Sangha Kuda SuddhaCandrama. Hanya saja,
Empu Sedah keburu meninggal sebelum karyanya selesai. Kakawin Baratayudha
dipersembahkan kepada Prabu Jayabhaya, MapanjiJayabhaya, Jayabhaya Laksana
atau Sri Warmeswara.

Tingkat kecerdasan rakyat memang berbeda-beda. Hukum positif yang disusun oleh
elit negara, kadang kala kurang bisa dipahami oleh rakyat awam. Keadaan ini disadari
oleh para Raja Kadiri. Oleh karena itu demi terciptanya susasana yang harmonis,
lantas diciptakan nasehat-nasehat simbolis berbau mistis. Kenyataannya pesan-pesan
spitirual Prabu Jayabhaya yang dibungkus dengan ramalan ghaib tadi dipercaya oleh
sebagian besar masyarakat. Sebagai pelengkap dan pengiring hukum positif, maka
budaya simbolik tersebut dapat digunakan untuk mencapai ketertiban sosial.

Prabu Jayabaya adalah raja besar laksana Dewa Keadilan yang


angejawantahingmadyapada. Sikap hidupnya benar-benar bijaksana. Kewibawaannya
telah membuat ketentraman dan kemuliaan jagat raya, yang membuat Kerajaan
Kadiri mencapai masa kejayaan dan keemasan.

Selama Prabu Jayabaya memegang kendali pemerintahan dan tata praja, Nusantara
sungguh-sungguh diperhitungkan di kawasan Asia Tenggara, Asia Tengah dan Asia
Selatan. Beliau berhasil mewujudkan negara yang Gedhe Obore, PadhangJagade,
DhuwurKukuse, AdohKuncarane, Ampuh Kawibawane. Masyarakat merasakan negara
yang Gemah Ripah Loh Jinawi, Tata Tentrem Karta Raharja. Konsep Saptawa,
dijadikan sebagai program utama yaitu :

1. Wastra (sandang)

2. Wareg (pangan)

3. Wisma (papan)

4. Wasis (pendidikan)

5. Waras (kesehatan)

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 73


6. Waskita (keruhanian), dan

7. Wicaksana (kebijaksanaan).

Masyarakat Jawa percaya bahwa Prabu Jayabaya selalu bersikap arif dan bijaksana
serta menjunjung hukum yang berlaku. Semua golongan masyarakat bersatu padu
mendukung pemerintahannya. Refleksi kearifan warisan para leluhur raja Jawa
dijadikan referensi untuk membawa kebesaran Nusantara.

Kebesaran dan kejayaan Kerajaan Kediri, di samping faktor kepemimpinan rajanya


yang selalu mengutamakan kepentingan umum, juga didukung oleh kejeliannya
dalam menyusun Undang-undang dasar yang mengikat sekalian warganya.
Kepatuhan pada konstitusi telah membuat ketertiban di seluruh kawasan Kerajaan
Kadiri. Aparat kerajaan yang terdiri dari pejabat sipil dan militer bekerja sesuai
dengan amanat konstitusi, sehingga segala kebijakan kerajaan membuahkan
kemakmuran dan ketentraman rakyat.

d. Peninggalan Kerajaan Kediri


Sumber sejarah kerajaan Kediri dapat di telusuri dari beberapa prasasti dan berita
asing di antaranya :

1. Prasasti Banjaran berangka tahun 1052 M menjelaskan kemenangan Panjalu


atas Jenggala.

2. Prasasti Hantang berangka tahun 1052 M menjelaskan Panjalu pada masa


Jayabaya.

3. Prasasti Sirah Keting (1104 M), memuat pemberian hadiah tanah kepada
rakyat desa oleh Jayawarsa.

4. Prasasti yang ditemukan di Tulungagung dan Kertosono berisi masalah


keagamaan , berasal dari raja Bameswara.

5. Prasasti Ngantang (1135M), menyebutkan raja Jayabaya yang memberikan


hadiah kepada rakyat desa Ngantang sebidang tanah yang bebas dari pajak.

6. Prasasti Jaring (1181M), dari raja Gandra yang memuat sejumlah nama pejabat
dengan menggunakan nama hewan seperi Kebo Waruga dan Tikus Jinada.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 74


7. Prasasti Kamulan (1194M) , memuat masa pemerintahan Kertajaya , dimana
Kediri berhasil mengalahkan musuh yang telah memusuhi istana Katang-
Katang.

8. Candi Penataran : Candi termegah dan terluas di Jawa Timur ini terletak di
lereng barat daya Gunung Kelud, di sebelah utara Blitar, pada ketinggian 450
meter dpl. Dari prasasti yang tersimpan di bagian candi diperkirakan candi ini
dibangun pada masa Raja Srengga dari Kerajaan Kediri sekitar tahun 1200
Masehi dan berlanjut digunakan sampai masa pemerintahan
Wikramawardhana, Raja Kerajaan Majapahit sekitar tahun 1415.

9. Candi Gurah : Candi Gurah terletak di kecamatan di Kediri, Jawa Timur. Pada
tahun 1957 pernah ditemukan sebuah candi yang jaraknya kurang lebih 2 km
dari Situs Tondowongso yang dinamakan Candi Gurah namun karena
kurangnya dana kemudian candi tersebut dikubur kembali.

10.Candi Tondowongso : Situs Tondowongso merupakan situs temuan purbakala


yang ditemukan pada awal tahun 2007 di Dusun Tondowongso, Kediri, Jawa
Timur. Situs seluas lebih dari satu hektare ini dianggap sebagai penemuan
terbesar untuk periode klasik sejarah Indonesia dalam 30 tahun terakhir
(semenjak penemuan Kompleks Percandian Batujaya), meskipun
Prof.Soekmono pernah menemukan satu arca dari lokasi yang sama pada
tahun 1957. Penemuan situs ini diawali dari ditemukannya sejumlah arca oleh
sejumlah perajin batu bata setempat.Berdasarkan bentuk dan gaya tatahan
arca yang ditemukan, situs ini diyakini sebagai peninggalan masa Kerajaan
Kediri awal (abad XI), masa-masa awal perpindahan pusat politik dari kawasan
Jawa Tengah ke Jawa Timur. Selama ini Kerajaan Kediri dikenal dari sejumlah
karya sastra namun tidak banyak diketahui peninggalannya dalam bentuk
bangunan atau hasil pahatan.

11.Arca Buddha Vajrasattva : Arca Buddha Vajrasattva ini berasal dari zaman
Kerajaan Kediri (abad X/XI). Dan sekarang merupakan Koleksi Museum
fürIndischeKunst, Berlin-Dahlem, Jerman.

12.Prasasti Galunggung : Prasasti Galunggung memiliki tinggi sekitar 160 cm,


lebar atas 80 cm, lebar bawah 75 cm. Prasasti ini terletak di Rejotangan,
Tulungagung. Di sekeliling prasasti Galunggung banyak terdapat tulisan
memakai huruf Jawa kuno. Tulisan itu berjajar rapi. Total ada 20 baris yang
masih bisa dilihat mata. Sedangkan di sisi lain prasasti beberapa huruf sudah
hilang lantaran rusak dimakan usia. Di bagian depan, ada sebuah lambang
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 75
berbentuk lingkaran. Di tengah lingkaran tersebut ada gambar persegi panjang
dengan beberapa logo. Tertulis pula angka 1123 C di salah satu sisi prasasti.

13.Candi Tuban : Pada tahun 1967, ketika gelombang tragedi 1965 melanda
Tulungagung. Aksi Ikonoklastik, yaitu aksi menghancurkan ikon – ikon
kebudayaan dan benda yang dianggap berhala terjadi. Candi Mirigambar luput
dari pengrusakan karena adanya petinggi desa yang melarang merusak candi
ini dan kawasan candi yang dianggap angker.Massa pun beralih ke Candi
Tuban, dinamakan demikian karena candi ini terletak di Dukuh Tuban, Desa
Domasan, Kecamatan Kalidawir, Kabupaten Tulungagung. Candi ini terletak
sekitar 500 meter dari Candi Mirigambar. Candi Tuban sendiri hanya tersisa
kaki candinya. Setelah dirusak, candi ini dipendam dan kini diatas candi telah
berdiri kandang kambing, ayam dan bebek.

14.Prasasti Panumbangan : Pada tanggal 2 Agustus 1120 Maharaja Bameswara


mengeluarkan prasasti Panumbangan tentang permohonan penduduk desa
Panumbangan agar piagam mereka yang tertulis di atas daun lontar ditulis
ulang di atas batu. Prasasti tersebut berisi penetapan desa Panumbangan
sebagai sima swatantra oleh raja sebelumnya yang dimakamkan di Gajapada.
Raja sebelumnya yang dimaksud dalam prasasti ini diperkirakan adalah Sri
Jayawarsa.

15.Prasasti Talan : Prasasti Talan/ Munggut terletak di Dusun Gurit, Kabupaten


Blitar. Prasasti ini berangka tahun 1058 Saka (1136 Masehi). Cap prasasti ini
adalah berbentuk Garudhamukalancana pada bagian atas prasasti dalam
bentuk badan manusia dengan kepala burung garuda serta bersayap.Isi
prasasti ini berkenaan dengan anugerah sima kepada Desa Talan yang masuk
wilayah Panumbangan memperlihatkan prasasti diatas daun lontar dengan cap
kerajaan Garudamukha yang telah mereka terima dari Bhatara Guru pada
tahun 961 Saka (27 Januari 1040 Masehi) dan menetapkan Desa Talan
sewilayahnya sebagai sima yang bebas dari kewajiban iuran pajak sehingga
mereka memohon agar prasasti tersebut dipindahkan diatas batu dengan cap
kerajaan Narasingha.

4) Kerajaan Majapahit

a. Sejarah Kerajaan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 76


ahmadsamantho.wordpress.com

Kerajaan Majapahit adalah salah satu kerajaan Agama hindu dan budha yang berada di
daerah Negara Indonesia. Kerajaan ini kurang lebih berdiri sekitar pada tahun 1293
sampai tahun 1500 Masehi dan dimasa awal kejayaan Majapahit, Kerajaan ini dipimpin
oleh seorang raja yang bernama Raden Wijaya.

Raden Wijaya memimpin Majapahit ini kurang lebih sekitar pada tahun 1293 hingga
pada tahun 1309. Selepas itu Kerajaan tersebut dikuasai oleh Jayanegara yang jahat dan
Jayanegara ini sempat menguasai Kerajaan Majapahit pada tahun 1309 hingga tahun
1328 Masehi.

Selepas Jayanegara dibunuh, maka kekuasan Majapahit ini diganti oleh Tribhuwana
Tungga Dewi yang mana beliaulah yang mengakibatkan Kerajaan Majapahit kembali
kepada masa-masa kejayaannya selama berdaulat pada tahun 1328 hingga pada tahun
1305 Masehi.

Kerajaan Majapahit menggapai pada puncak kejayaannya ketika di masa kekuasaan


Hayam Wuruk. Ketika Hayam Wuruk berkuasa di tahun 1350 sampai tahun 1389 M.
Selama Hayam Wuruk berkuasa, Majapahit sukses menguasai atau merajai Borneo,
Sumatra, Bali, Semenanjung Malaya bahkan hingga masuk ke Negara Filipina.

Ketika pada masa itu Majapahit dapat dibilang sebagai negara terbesar yang pernah ada
didalam sejarah Indonesia. Bersama dengan perdana mentri Gajah Mada, Majapahit
memiliki misi-misi besar yaitu misi-misi besar tersebut ialah mempersatukan nusantara.

Saking seriusnya ingin mempersatukan nusantara, Gajah Mada hingga melontarkan


sumpah yan mana sumpah tersebut diberi nama dengan sumpah palapa dan arti dari

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 77


sumpah palapa tersebut ialah “tidak akan mundur dari masa jabatannya sebelum
berhasil dalam mempersatukan nusantara”.

Struktur Pemerintahan dan Wilayah Majapahit

wikimedia.org

Majapahit diadakan berdasarkan kepemerintahan yang berstruktur kerajaan. Adanya


penyelenggaraan kepemerintahan itu dibagikan kepada pejabat-pejabat yang memiliki
tugas untuk menyelenggarakan atau bisa disebut juga dengan mengadakan negara.

Diantaranya pejabat-pejabat tersebut ialah:

 Rkryan Mahamantri Kartini yang biasa dijabat putra-putra raja

 Rakryan Mantri Ri pakira-kiran adalah dewan menteri yang menjalankan


kepemerintahan.

 Dharmmadhyaksa adalah para pejabat hukum keagaamaan di wilayah Kerajaan


Majapahit.

 Dharmma Upapatti adalah para pejabat-pejabat keagamaan di Majapahit.

Para pejabat-pejabat itu memegang beberapa bagian wilayah dari Kerajaan Majapahit
seperti pada wilayah Kembang Jenar, Matahun Pajang, Singhapura, Kelinggapura,
Wengker, Jagaraga, Daha, Kabalan, Keling, dan pada wilayah Kahuripan.

Majunya Ekonomi Kerajaan Majapahit


Ketika dahulu di jaman Kerajaan Majapahit memakai sistem perekonomian yang sangat
maju perkembangannya. Walupun rata-rata masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini
bekerja sebagai petani, akan tetapi ada juga masyarakat dari Kerajaan Majapahit ini yang
tidak bertani, dan dia bekerja sebagai pedagang.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 78


Saking majunya perdaganan di Kerajaan Majapahit ini hingga dijadikan sebagai pusat
pertemuan-pertemuan para saudagar- saudagar kaya yang berasal dari Negara India dan
Negara China. Pada jaman itu Majapahit meng-ekspor hasil bumi keluar negeri yang
berasal dari Jawa yaitu garam, lada, kain-kain dan juga rempah-rempah lainnya.

Pada masa itu Majapahit telah mencetak uang logamnya dari berbagai macam campuran
bahan seperti tembaga dan perak untuk dijadikan sebagai sarana transaksi.

Kebudayaan Majapahit

kompasiana.com

Kebudayaan pada masyarakat Majapahit ialah kebudayaan Hindu yang telah masuk pada
Agama Budha. Sehingga ketika dimasa kepemerintahannya kerap diadakan sebuah acara
kebudayaan seperti acara sebuah pemujaan. Pemujaan-pemujaan yang dilakukan ialah
pemujaan Siwa dan Waisnawa kepada Dewa Wisnu.

Selain dari itu, raja yang memimpin kekuasan kerajaan Majapahit dianggap sebagai
jelmaan Budha. Biasanya perenan-peranan tersebut diadakan di Trowulan dan lokasinya
di candi-candi. Candi-candi tersebut diantaranya ialah Candi Bajangratu trowulan,
Mojokerto dan Candi Tikus.

Candi-candi itu telah menggunakan arsitektur yang bagus dengan dilengkapi bahan-
bahan bangunan seperti bata, perekat gula, dan menggunakan getah pohon.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 79


Runtuhya Kerajaan Majapahit

sejarah10abad.blogspot
.co.id

Majapahit adalah salah satu kerajaan yang bertepatan lokasi didaerah Jawa Timur sejak
dari tahun 1293 sampai tahun 1500 an.

Penguasa-penguasa terbesar di Kerajaan Majapahit yaitu Hayam Wuruk, yang mana


hayam wuruk ini sudah memimpin kerajaan sejak tahun 1350 hingga pada tahun 1389
yang mana tahun itu adalah puncak-puncak kejayaannya Majapahit.

Pada masa itu Majapahit sudah mendirikan kerajaan lain yang berada di wilayah selatan
Semenanjung Melayu, Sumatera, Bali, Kalimantan, Bali, Indonesia bagian tumur, dan di
Negara Filipina. Majapahit ini adalah kerajaan terakhir dari kerajaan-kerajaan hindu
lainnya.

Majapahit ini selain menjadi kerajaan terakhir pada masanya, kerajaan ini telah dianggap
bahwa kerajaan tersebut sebagai salah satu negara terbesar didalam sejarah Indonesia.
Pada masa itu penduduk-penduduk majapahit sudah mengembangkan kecanggihan-
kecanggihan tingkat tinggi baik itu didalam kegiatan artistik ataupun komersial.

Pada saat itu modal yang sudah dimiliki oleh para penduduk-penduduk Majapahit
diantaranya ialah seni dan sastra yang mana sastra dan seni itu memiliki perkembangan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 80


yang sangat pesat sekali. Bahkan Sistem-sistem perekonomian kontan atau tunai telah
mulai berkembang sedikit demi sedikit.

Berlandaskan dari bidudidaya perdagangan. selain dari itu, juga didukung dengan ber-
anekaragam profesi dan industri. Ketika pada tahun 1527 Majapahit ini adalah kerajaan
yang disebut dengan kerajaan paling besar di nusantara ini bertekuk lutuk kepada
Kesultanan Demak.

Sesudah kejadian itu Kerajaan Majapahit merupakan sebuah lambang kebesaran


Indonesia pada masanya, selain menjadi lambag, Majapahit ini sudah menimbulkan
banyak sekali bena polotik termasuk juga dengan kesultanan Ilsam Demak, Lalu panjang,
Lau Mataram, dan berbagai kerajaan-kerajaan lainnya yang terdapat di daerah Jawa
Tengah.

Kemunduran Kerajaan Majapahit


Sesudah kematiannya Hayam Wuruk pada tahun 1389, kedaulatan Majapahit memasuki
masa-masa kemunduran karena adanya masalah. Kemudian Hayam Wuruk digantikan
oleh seorang putri mahkota Kusumawardhani, yang mana pada masa itu putri mahkota
tersebut menikah dengan seorang kerabat dekatnya, yakni Pangeran Wikramawardana.

Hayam Wuruk juga memiliki seorang putra yang mana putra tersebut dihasilkan dari
pernikahan sebelumnya, yakni Pangeran Wirabhumi, yang juga ikut menyatakan tahta.

Adanya perang sipil seperti ini dan yang mana perang itu disebut sebagai Paregreg
diperkirakan telah terjadi kurang lebih sekitar pada tahun 1405 sampai 1406, dan
adanya peperangan itu menimbulkan Wikramawardhana sebagai pemenang yang
memenangkan peperangan tersebut, dan Wirabhumi ditangkan lalu dipenggal hidup-
hidup.

Wikramawardana memimpin Kerajaan Majapahit sampai pada tahun 1426 lalu


digantikan dengan putrinya yang mana putrinya bernama Suhita, Putri Suhita memimpin
kerajaan sejak tahun 1426 sampai pada tahun 1447. Putri Suhita ini adalah anak kedua
dari Wikramawarddhana dari istri yang lainnya yang bernama Putri Wirabhumi.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 81


Faktor Utama yang Mengakibatkan Kemunduran Majapahit

 Kerajaan Majapahit tidak mempunyai penggerak dari pusat kepemerintahan yang


memiliki kemampuan untuk mempertahankan sebuah kesatuan di daerahnya
sesudah dari Gajah Mada dan Hayam Wuruk meninggal.

 Lalu susunan-susunan dari kepemerintahan Majapahit yang memiliki kesaaan


pada sistem negara sekutu pada masa modern dan banyaknya kebebasan-
kebebasan yang memang diberi oleh kepemerintahan pada masa itu untuk
bertujuan memuahkan daerah-daerah yang menggambarkan jajahan untuk
meluputkan diri sendiri begitu saja sesudah mengetahui apabila pusat
pemerintahan itu sedang terjadinya kekosongan terhadap kekuasaan.

 Faktor-faktor utama yang menjadi penyebab kemunduran yang selanjutnya ialah


terjadinya peperangan antar saudara, hal ini menunjukkan bahwa yang menjadi
suatu permasalahan terbesar dari Kerajaan Majapahit ini adlah terjadinya
peperangan antar saudara, yang mana peperangan yang paling populer pada
masa itu adalah Perang Paregreg yang terjadi pada tahun 1401 sampai 1406.

 Yang terakhir ialah masuknya Agama Islam dari zaman Kerajaan yang berada di
daerah Kediri Jawa Timur yang mana kerajaan itu memperlihatkan kekuatan-
kekuatan baru yang berani melawan Majapahit. Hal ini merupakan kondisi
terburuk yang terjadi pada Kerajaan Majapahit. Kerajaan ini memang benar-benar
sedang dalam ancaman kehancuran sesudah seluruh kerajaan-kerajaan Islam
bersatu dan menjadi satu.

Peninggalan Kerajaan Majapahit

kisahasalusul.blogspot.com

Peninggalan yang telah ditinggalkan oleh kerajaan tersebut dibawah ini:

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 82


1. Candi Cetho

yukpiknik.com

Candi Cetho ialah candi yang dialokasi bagi orang yang beraga Hindu peninggalan masa-
masa akhir kepemerintahan Majapahit pada abad ke 15. Terdapat sebuah laporan ilmiah
pertama tentang candi cheto yang dibangun oleh Van de Vlies pada tahun 1842. A.J.
Bernet Kempers juga ikut melakukan penelitian tentangnya,

Penggalian pertama kalinya yang dilakukan untuk kepentingan rekonstruksi pada tahun
1928 yang dipimpin oleh Dinas Purbakala dari Hindia Belana. Berlandaskan kondisinya
ketika terjadinya reruntuhan candi tersebut mulai di analisa, ternyata usia dari candi ini
tidak berbeda jauh dengan usia candi sukuh.

Keberadaan lokasi candi ini adalah bertepatan di Dusun Ceto, Kecamatan Jenawi, Desa
Gumeng, Kabupaten Karanganyar, yang mana lokasi dari candi tersebut berada pada
ketinggian 1400 MDPL (meter diatas permukaan laut).

2. Candi Sukuh

flickr.com

Candi sukuh adalah komplek dari candi-candi yang beragama Hindu yang berada di
daerah Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah. Candi Sukuh ini termasuk didalam kategori

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 83


sebagai candi yang beragama Hindu karena ditempat itu telah dijumpai obyek pujaan
lingga dan yani oleh orang-orang dahulu.

Candi Sukuh ini tergolong sebagai candi yang sangat polemis, karena bentuk dari candi
tersebut tidak biasa saja dan banyak juga obyek-obyek yoni dan lingga yang mewujudkan
seksualitas. Candi Sukuh ini sudah sejak lama untuk diusulkan ke UNESCO untuk
dijadikan salah satu situs warisan dunia dari tahun 1995.

3. Candi Pari

idsejarah.net

Candi Pari merupakan salah satu sebuah monumen peninggalan sejarah masa-masa
klasik negara Indonesia yang letaknya berada didaerah Desa Candi Pari, Kabupaten
Sidoarjo, Kecamatan Porong, Jawa Timur Indonesia. Keberadaan lokasi candi tersebut
berada kurang lebih di sekitar 2 KM kearah barat laut.

Ketika pada jaman dahulu kala, diatas gerbang candi itu terdapat sebuah batu serta
angka yang mewujudkan angka tahun 1293 (1371 M). Dan juga merupakan salah satu
monumen peninggalan dari jaman Kerajaan Majapahit yang mana waktu itu masih pada
kepemerintahan Prabu Hayam Wuruk pada tahun 1350 sampai 1389 Masehi.

4. Gapura Waringin Lawang Majapahit


mblusuk.com

Waringin Lawang ini adalah bahasa Jawa dan apabila Waringin Lawang ini diartikan
kedalam bahasa Indonesia ini artinya adalah ‘Pintu Beringin’. Gapura besar ini dibuat
dari bahan utama batu-bata merah dengan luas lahan 13 x 11 meter dan tinggi dari
gapura tersebut sekitar 15,5 meter.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 84


Gapura ini diperkirakan dibangun kurang lebih pada abad ke-14. Gerbang dari bangunan
ini biasa disebut seperti candi bentar atau dengan jenis gerbang yang terbelah. Gaya
bangunan seperti ini disangka muncul ketika masih pada masa kepemimpinan Majapahit
dan pada saat ini banyaknya dijumpai dalam bangunan-bangunan Bali.

5. Candi Jabung Peninggalan Kuno Majapahit


kartuwayang.wordpress.com

Lokasi candi hindu terletak di daerah Desa Jabung, Kabupaten Probolinggo, Kecamatan
Paiton, Provinsi Jawa Timur. Bentuk bangunan pada candi tersebut dibuat dari bahan
utama batu-bata merah, meskipun candi itu dibuat dari bahan-bahan batu-bata merah
tetapi usia kekokohan pada candi tersebut mampu bertahan sampai ratusan tahun.

Menurut keyakinan, Agama Budaha didalam sebuah kitab yang mana nama dari kitab
tersebut adalah Nagarakertagama menjelaskan bahwa Candi Jabung ini merupakan
sebuah sebutan dengan nama Bajrajinaparamitapura.

Didalam kitab Nagarakertagama menuliskan bahwa Candi Jabung ini sudah kunjungi oleh
Raja Hayam Wuruk pada kunjungan ketika beliau sedang keliling ke daerah Jawa Timur
pada tahun 1359 M.

Namun disebutkan didalam Kitab Pararaton bahwa Sajabung itu ialah merupakan
sebuah tempat pemakaman salah seorang anggota keluarga raja. Bentuk bangunan
candi ini hampir sama dengan bentuknya Candi Bahal yang ada didaerah Bahal, Provinsi
Sumatera Utara.

6. Candi Brahu Mojokerto


idsejarah.net

Letak Candi Brahu itu didaerah Dukuh Jambu Mente, Kecamatan Trowulan, Desa
Bejijong, Kabupaten Mojokerto. Letak lokasi Candi Brahu ini bertepatan dengan kantor
suaka peninggalan purbakala dan sejarah Jawa Timur. Sebagian dari orang memiliki
pendapat masing-masing bahwa umur Candi Brahu ini lebih tua apabila dibandingkan
dengan candi-candi lainnya di Trowulan.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 85


Penanaman Brahu ini dikaitkan dengan kata-kata Warahu atau Wanaru yang mana
bangunan-bangunan suci yang terdapat di prasasti tembaga yang dapat ditemukan
kurang lebih sekitar 45 m dari lokasi Candi Brahu.

Batu tulis ini dibuat kurang lebih pada tahun 939 Masehi atau 861 Saka diatas perintah
dari sang raja Mpu Sindok yang berasal dari Kerajaan Kahuripan. Konon katanya candi
inilah dijadikan sebagai tempat pembakaran raja-raja Brawijaya.

Akan tetapi, menurut analisa seseorang yang dikerjakan oleh para ahli tidak menjumpai
hasil adanya bekas abu-abu pembakaran jenazah atau mayat, lantaran tembok atau
dinding pada candi sekarang ada pada keadaan kosong.

Sastra Majapahit
kliping.co

Apakah kalian mengetahui bahwa ketika di jaman Majapahit aspek sastra memuai
dengan sangat cepat sekali. Berbagai macam karya-karya sastra dibuat dan hasil dari
karya sastra tersbut dapat dibagi menjadi dua bagian, yakni bagian jaman Majapahit
awal dan jaman Majapahit Akhir.

Penasaran dengan karya sastra yang telah dihasilkan di jaman Majapahit, berikut ini akan
ada pembahasan dan penjelasan tentang karya sastra Majapahit awal dan karya sastra
Majapahit akhir. Yuk, langsung saja simak ulasan dibawah ini.

Karya Sastra Majapahit Awal


indrasugiarto.com

Karya sastra majapahit awal yang mana karya sastra tersebut dibuat diawal kerajaan
Majapahit, berikut inilah karya-karya sastra peninggalan Majapahit awal.

Kitab Negara Kertagama


Kitab Negara Kertagama ini adalah sebuah kitab yang dikarang oleh Empu Prapanca. Isi
dari kitab ini adalah menceritakan tentang kondisi kota Majapahit perjalanan-perjalanan
dan wilayah-wilayah jajahan Hayam Wuruk yang memutari daerah kekuasaannya.

Bukan hanya itu saja, didalam sebuah kitab mengatakan bahwa adanya upacara Sradda
untuk Putri Gayatri, menyinggung dengan kehidupan, kegamaan, dan kepemerintahan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 86


ketika di zaman Majapahit. Sebenarnya Kitab Negara Kertagama ini lebih memiliki nilai
yaitu sebagai sumber sejarah budaya daripada menjadi sumber sejarah politik.

Karena, tentang raja-raja yang berkuasa dimasa itu hanya dikatakan dengan cara singkat,
terutama para raja-raja di Singasari dan Majapahit lengak dengan tahun-tahunnya.

Kitab Arjuna Wijaya


Kitab Arjuna Wijaya ini juga masih termasuk didalam kategori kitab yang di karang oleh
Empu Tantular. Isi dari kitab ini adalah menceritakan mengenai seseorang raksasa
Kunjarakarna yang mana seorang raksasa itu ingin sekali menjadi manusia.

Lalu dia pun menghadap kepada Wairocana dan diizinkan untuk melihat neraka. Karena
dia sangat taat atau patuh kepada ajaran-ajaran yang telah diajarkan oleh agama
Buddha, dan pada akhirnya apa yang dia inginkan itu pun terkabul.

Kitab Parthayajna
Kitab Prthayajna ialah sebuah kitab yang mana kitab tersebut sampai saat ini belum ada
yang mengetahui siapa pengarang atau pencipta kitab tersebut. Isi dari kitab ini ialah
mengenai keadaan Pandawa sesudah kalah ketika sedang bermain dadu, dan pada akhir
cerita mereka melakukan kegiatan seperti mengembara di hutan-hutan.

Kitab Sotasoma
Kitab Sotasoma ialah sebuah kitab yang juga dikarang oleh Empu Tantular. Kitab ini
menceritakan mengenai riwayat hidup Sotasoma, dimana seorang anak raja menjadi
pendeta Buddha pada masa itu. Dia siap atau bersedia untuk berkorban atau
mengorbankan dirinya untuk mementingkan kepentingan seluruh umat manusia yang
mana seorang manusia itu sedang berada didalam kesulitan.

Maka dari itu, banyak manusia-manusia yang tertolong karena jasa beliau yang telah
mengorbankan dirinya. Didalam kitab ini selain membahas riwayat terdapat juga sebuah
ungkapan-ungkapan kata yang berbunyi “Bhinneka Tuggal Ika, TanHana Dharma
Mangrawa”, lalu digunakan sebagai motto Negara Indonesia hingga saat ini.

Karya Sastra Majapahit Akhir


tandapagar.com

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 87


Karya Sastra pada saat jaman Majapahit Akhir, Kitab tersebut ditulis didalam buku yang
mana tulisan kitab tersebut ditulis dengan menggunakan aksara bahasa Jawa Tengah.
Diantara dari banyaknya karya-karya yang diciptakan pada zaman ini diantaranya ditulis
dalam sebuah bentuk tembang, dan ada juga karya yang berbentuk seperti gancaran.

Berikut dibawah ini adalah peninggalan-peninggalan sastra karya Majapahit akhir, yuk
langsung saja kita simak pembahasannya.

Kitab Pararaton
Kitab Pararaton alah kitab yang isinya menceritakan kisah-kisah hidunya seorang raja
Majapahit dan seorang raja Singasari. Selain dari itu, didalam kitab Pararaton ini
menceritakan mengenai pemberontakan Sora dan Ranggalawe, Jayanegara dan
menceitakan peristiwa Bubat.

Kitab Sorandakan
Kitab Sorangakan adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung, kitab Sorandakan ini
menceritakan mengenai pemberonkan Sora kepada Raja Jayanegara yang berada
didaerah Lumajang.

Kitab Sudayana
Isi dari kitab sudayana ini adalah menceritakan tentang Peristiwa Bubat, yaitu sebuah
agenda penikahan yang lalu berubah menjadi sebuah pertempuran antara Kerajaan
Majapahit dan Kerajaan Pajajaran dibawah kepemimpinan seorang raja yang bernama
Gajah Mada.

Didalam pertempuran tersebut raja yang berasal dari tanah suda ini dengan para
pembesar-pembesarnya terbunuh, sedangkan Dyah Pitaloka meinggal dengan cara
melakukan bunuh diri.

Kitab Ranggalawe
Mungkin telinga kalian sudah tidak asing lagi ketika mendengar kitab ini. Kitab ini adalah
Kitab Ranggalawe, yang mana Kitab Ranggalawe ditulis dalam bentuk kidung dan
mencerutakan mengenai pemberontakan Tanggalawe dari Tuban kepada Jayanegara.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 88


Tantu Panggelaran
Tantu Panggelaran dalah sebuah kitab yang mengisahkan tentang pemindahan Gunung
Mahameru ke Pulau yang dipindah oleh Dewa Brahma. Dewa Siswa dan Dewa Wisnu.
Runtuhan-runtuhan Gunung Semeru yang berada di sepanjang pulau Jawa sudah
menjadi Gunung-Gunung di Pulau Jawa.

Kitab Calon Arang


Kitab Calon Arang ini kitab yang didalamnya menceritakan tentang seorang tukang tenun
yang mana tukang tenunng itu bernama Calon Arang yang ketika itu beliau hidup di
masa kepemerintahan Airlangga. Beliau mempunyai seorang anak yang sangat cantik
dan menawan, tetapi tidak ada seseorang pun yang berani mendekatinya.

Dengan sendirinya Calon Arang pun terasa terhina dan menyebarluaskan penyakit di
seluruh negeri. Atas perintah dari Airlangga beliau bisa dibunuh oleh Empu Bharada.

Kitab Panji Wijayakrama


Kitab Panji Wijayakrama ini ditulis dalam bentuk kidung sama dengan kitab-kitab lainnya,
isi dari tulisan di kitab ini yaitu menceritakan sebuah kisah riwayat hidup Raden Wijaya
sampai beliau menjadi Raja Majapahit.

Kitab Usana Jawa


Kitab ini adalah kitab yang ditulis dalam bentuk kidung juga, isi dari kitab ini adalah
menceritakan tentang penaklukan Pulai Bali oleh Gajah Mada.

5) Kerajaan Bali
a. Sejarah Kerajaan
Kerajaan Bali merupakan sebuah kerajaan yang terletak di sebuah pulau
kecil yang tak jauh dari Jawa Timur dengan nama yang sama.Kerajaan Bali
umumnya bercorak agama Hindu. Dalam perkembangan sejarahnya, Bali
mempunyai hubungan erat dengan Pulau Jawa karena letak kedua pulau ini
berdekatan.Bahkan ketika Kerajaan Majapahit runtuh, banyak
rakyat Majapahit yang melarikan diri dan menetap disana. Sampai sekarang
ada kepercayaan bahwa sebagian dari masyarakat Bali dianggap sebagai
pewaris tradisi Majapahit.
Bali yang dikenal sebagai “Pulau Dewata” pada zaman duhulu kala,
sebelum kedatangan majapahit terdapat sebuah kerajaan yang muncul

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 89


pertama kali di bali yaitu sekitar 914 M yang diketahui dari sebuah prasasti
yang ditemukan di desa blanjong dekat Sanur yang memiliki pantai matahari
terbit.
Prasasti itu berangka tahun 836 saka yang menyebutkan nama rajanya
“Khesari Warmadewa” memiliki istana yang ada di Singhadwala. Khesari
Warmadewa adalah Ugrasena pada tahun 915 M - 942 M.Setelah meninggal,
Abu dari jenasah dari raja Ugrasena dicandikan di Air Madatu, lalu beliau
digantikan oleh mahkota Jayasingha Warmadewa (960 M - 975 M). Dikatakan
bahwa raja Jayasingha membangun dua pemandian di desa Manukraya, yang
letaknya sekarang.

Pusat Kerajaan Bali pertama di Singhamandawa. Raja pertama Sri


Ugranesa. Beberapa prasasti yang ditemukan tidak begitu jelas
menggambarkan bagaimana pergantian diantara 1 keluarga raja dengan
keluarga raja yang lain. Prasasti yang ditemukan di Jawa Timur hanya
menerangkan bahwa Bali pernah dikuasaiSingasari pada abad ke – 10 &
Majapahit abad ke – 14.

b. PemerintahanKerajaan
1. Khesari Warmadewa yang beristana di Singhadwala menurunkan
Wangsa Warmadewa
2. Ugrasena
3. Raja Haji Tabanendra Warmadewa ia di candikan di Air Mandu
4. Raja Jayasingha Wamadewa ia membangun pemandian di Desa
Manukraya yaitu Pemandian Tirta Empul dekat tampak Siring tahun 960
5. Raja Jayasadhu Warmadewa
6. Sri Maharaja Sri Wijaya Mahdewi
7. Raja Udayana yang memerintah bersama istrinya yakni
Gunapriyadarmapatni yang melahirkan Airlangga, Marakata, Anak
wungsu

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 90


8. Marakata bergelar Marakata Utungga Dewa yang di segani rakyatnya, ia
membangun bangunan suci di Gunung Kawi, Tampak Siring Bali
9. Anak Wungsu, mengaku penjelmaan Wisnu yang masa
pemerintahannya di bantu 10 senopati rakyat hidup dari bertani,
binatang yang berharga adalah Kuda. Untuk golongan pedagang laki-
laki disebut Wanigrama dan untuk perempuan disebut Wanigrami
10. Raja Walaprabuk. Raja Jayasakti, pada masa pemerintahanya ada
dua kitab undang-undang yakni Utara Widdi Balawan dan Raja Wacana
(Rajaniti)
11. Jayapangus yang dikenal penyelamat negara karena mengajak
rakyatnya kembali melakukan upacara agama sehingga mendapat
wahyu (Hari Galungan)

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupanpolitik
Berita tertua mengenai Bali bersumber dari Bali sendiri, yakni
berupa beberapa buah cap kecil dari tanah liat yang berukuran 2,5 cm
yang ditemukan di Pejeng, Bali. Cap-cap itu dibuat pada abad ke-8 M.
Adapun prasasti tertua di Bali berangka tahun 882 M, memberitakan
perintah membuat pertapaan dan pasanggrahan di Bukit Cintamani. Di
dalam prasasti tersebut tidak ditulis nama raja yang memerintah pada
masa itu. Demikian juga prasasti yang berangka tahun 911 M, yang
isinya memberikan izin kepada penduduk Desa Turunan untuk
membangun tempat suci bagi pemujaan Bhattara Da Tonta.

 Kehidupan Ekonomi
Kehidupan ekonomi yang berkembang di Bali adalah sektor
pertanian. Hal itu dapat dibuktikan dengan kata-kata yang terdapat
dalam berbagai prasasti yang menunjukkan usaha dalam sektor
pertanian, seperti suwah, parlak (sawah kering), gaga(ladang), kebwan
(kebun), dan kaswakas (pengairan sawah).

 Kehidupan Sosial

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 91


Struktur masyarakat Bali dibagi ke dalam empat kasta, yaitu
Brahmana, Ksatria, Waisya, dan Sudra. Tetapi pembagian kasta ini tidak
seketat seperti di India. Begitu puladalam pemberian nama awal pada
anak-anak di lingkungan masyarakat Bali memilikicara yang khas, yaitu:
a. Wayan untuk anak pertama;
b. Made untuk anak kedua;
c. Nyoman untuk anak ketiga;
d. Ketut untuk anak keempat.
Tetapi ada juga nama Putu untuk panggilan anak pertama dari kasta
Brahmana dan Ksatria .

 Kehidupan agama
Masyarakat Bali banyak mendapat pengaruh dari kebudayaan India,
terutama Hindu. Sampai sekarang, masyarakat Bali masih banyak yang
menganut agama Hindu. Namun demikian, agama Hindu yang mereka
anut telah bercampur dengan budaya masyarakat asli Bali sebelum
Hindu. Masyarakat Bali sebelum Hindu merupakan kelompok
masyarakat yang terikat oleh hubungan keluarga dan memuja roh-roh
nenek moyang yang mereka anggap dapat menolong dan melindungi
kehidupan keluarga yang masih hidup. Melalui proses sinkretisme ini,
lahirlah agama Hindu Bali yang bernama Hindu Dharma.

d. Kejayaan Kerajaan
Penyebab Kejayaan
1. Naik tahtanya Dharmodayana. Pada masa pemerintahnnya, sistem
pemerintahan Kerajaan Bali semakin jelas.
2. Perkawinan antara Dharma Udayana dengan Mahendradata yang
merupakan putri dari raja Makutawangsawardhana dari Jawa Timur, sehingga
kedudukan Kerajaan Bali semakin kuat.

e. Kemunduran Kerajaan
Raja Bedahulu atau yang dikenal dengan nama Mayadenawa yang memiliki
seorang patih yang sangat sakti yang bernama Ki Kebo Iwa. Kedatangan
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 92
Gadjah Mada dari kerajaan majapahit ke Bali adalah ingin menaklukan Bali di
bawah pimpinan Kerajaan Majapahit, namun karena tidak mampu patih
Majapahit itu mengajak Ki Kebo Iwa ke jawa dan disana disuruh membuat
sumur dan setelah sumur itu selesai Ki Kebo Iwa di kubur hidup-hidup dengan
tanah dan batu namun dalam lontar Bali Ki Kebo Iwa tidak dapat dibunuh
dengan cara yang mudah seperti itu. Tanah dan batu yang dilemparkan ke
sumur balik dilemparkan ke atas. Pada akhirnya dia menyerahkan diri sampai
ia merelakan dirinya untuk dibunuh baru dia dapat dibunuh. Setelah kematian
Ki Kebo Iwa, Bali dapat ditaklukan oleh Gadjah Mada pada tahun 1343.

6) Kerajaan Mataram Hindu


a. Sejarah dan Lokasi
Prabu Harisdarma seorang raja dari Kerajaan Sunda. Ia juga merupakan penerus
Kerajaan Galuh yang sah. Ayahnya bernama Bratasenawa yang merupakan raja ketiga
Kerajaan Galuh. Saat pemerintahan Bratasenawa pada tahun 716 M, Kerajaan Galuh
dikudeta oleh Purbasora. Purbasora dan Bratasena adalah saudara satu ibu, tetapi
lain ayah. Bratasenawa beserta keluarga melarikan diri ke Pakuan, pusat Kerajaan
Sunda, dan meminta bantuan pada Tarusbawa. Tarusbawa sendiri adalah teman
dekat Prabu Harisdarma sendiri adalah suami dari cucu Tarusbawa.
Sanjaya yang merupakan penerus Kerajaan Galuh menyerang Purbasora yang saat itu
menguasai Kerajaan Galuh dengan bantuan dari Tarusbawa dan berhasil
melengserkannya. Prabu Harisdarma pun menjadi raja Kerajaan Sunda Galuh. Prabu
Harisdarma yang juga ahli waris dari Kalingga, kemudian menjadi penguasa Kalingga
Utara yang disebut Bumi Mataram dan dikenal dengan nama Sanjaya pada tahun 732
M. Sanjaya atau Prabu Harisdarma, raja kedua Kerajaan Sunda (723-732 M), menjadi
raja Kerajaan Mataram (Hindu) (732-760 M). ia adalah pendiri Kerajaan Mataram
Kuno sekaligus pendiri Wangsa Sanjaya.

b. Kehidupan Ekonomi, Sosial, Politik dan Budaya


Dari prasasti Metyasih tersebut, didapatkan nama-nama raja dari Wangsa Sanjaya
yang pernah berkuasa, yaitu :
1.Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760 M)
Masa Sanjaya berkuasa adalah masa-masa pendirian candi-candi siwa di Gunung
Dieng. Kesusasteraan tidak menjadi monopoli kelas profesional. Pendidikan puisi
merupakan pendidikan yang wajib diikuti oleh umum, terlebih bagi kalangan pegawai
istana dan pemuka masyarakat.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 93


Sanjaya memberikan wejangan-wejangan luhur untuk anak cucunya. Apabila sang
Raja yang berkuasa memberi perintah, maka dirimu harus berhati-hati dalam tingkah
laku, hati selalu setia dan taat mengabdi pada sang raja. Bila melihat gerak lirik raja,
tenagkanlah dirimu menerima perintah dan tindakan dan harus menangkap isinya.
Bila belum mampu mengadu kemahiran menagkap tindakan, lebih baik duduk
terdiam dengan hati ditenangkan dan jangan gentar dihadapan sang raja.
Sanjaya selalu menganjurkan perbuatan luhur kepada seluruh punggawa dan prajurit
kerajaan. Ada empat macam perbuatan luhur untuk mencapai kehidupan sempurna,
yaitu :
Tresna (Cinta Kasih)
Gumbira (Bahagia)
Upeksa (tidak mencampuri urusan orang lain)
Mitra (Kawan, Sahabat, Saudara atau Teman)
Sri Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya mangkat kira-kira pertengahan abad ke-8 M. Ia
digantikan oleh putranya Rakai Panangkaran.
2.Sri Maharaja Rakai Panangkaran (760-780 M)
Rakai Panangkaran yang berarti raja mulia yang berhasil mengambangkan potensi
wilayahnya. Rakai Pangkaran berhasil mewujudkan cita-cita ayahandanya, Sri Rakai
Mataram Sang Ratu Sanjaya dengan mengambangkan potensi wilayahnya.
Nasehatnya yang terkenal tentang kebahagiaan hidup manusia adalah :
Kasuran (Kesaktian)
Kagunan (Kepandaian)
Kabegjan (Kekayaan)
Kabrayan (Banyak Anak Cucu)
Kasinggihan (Keluhuran)
Kasyuwan (Panjang Umur)
Kawidagdan (Keselamatan)
Menurut Prasati Kalasan, pada masa pemerintahan Rakai Panangkaran dibangun
sebuah candi yang bernama Candi Tara, yang didalamnya tersimpang patung Dewi
Tara. Terletak di Desa Kalasan, dan sekarang dikenal dengan nama Candi Kalasan.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 94
3.Sri Maharaja Rakai Panaggalan (780-800 M)
Rakai Pananggalan yang berarti raja mulia yang peduli terhadap siklus waktu. Beliau
berjasa atas sistem kalender Jawa Kuno. Rakai Panggalan juga memberikan rambu-
rambu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, seperti berikut ini“Keselamatan
dunia supaya diusahakan agar tinggi derajatnya. Agar tercapai tujuannya tapi
jangan lupa akan tata hidup”
Visi dan Misi Rakai Panggalan yaitu selalu menjunjung tinggi arti penting ilmu
pengetahuan. Perwujudan dari visi dan misi tersebut yaitu Catur Guru. Catur berarti
empat Guru berarti berat. Jadi artinya empat guru yang mempunyai tugas berat.
Catur Guru terdiri dari :
Guru Sudarma, orang tua yang melairkan manusia.
Guru Swadaya, Tuhan
Guru Surasa, Bapak dan Ibu Guru di sekolah
Guru Wisesa, Pemerintah pembuat undang-undang untuk kepentingan bersama
Pemberian penghormatan dalam bidang pendidikan, maka kesadaran hukum dan
pemerintahan di Mataram masa Rakai Pananggalan dapat diwujudkan.
4.Sri Maharaja Rakai Warak (800-820 M)
Rakai Warak, yang berarti raja mulia yang peduli pada cita-cita luhur. Pada masa
pemerintahannya, kehidupan dalam dunia militer berkembang dengan pesat.
Berbagai macam senjata diciptakan. Rakai Warak sangat mengutamakan ketertiban
yang berlandaskan pada etika dan moral. Saat Rakai Warak berkuasa, ada tiga pesan
yang diberikan, yaitu :
1.Kewajiban raja adalah jangan sampai terlena dalam menata, meneliti, memeriksa
dan melindungi.
2.Pakaian raja adalah menjalankanlah dengan adil dalam memberi hukuman dan
ganjaran kepada yang bersalah dan berjasa.
3.Kekuatan raja adalah bisa mengasuh, merawat, mengayomi dan memberi anugrah.

5.Sri Maharaja Rakai Garung (820-840 M)


Garung memiliki arti raja mulia yang tahan banting terhadap segala macam
rintangan. Demi memakmurkan rakyatnya, Sri Maharaja Rakai Garung bekerja siang

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 95


hingga malam. Hal ini dilakukan tak lain hanya mengharap keselamatan dunia raya
yang diagungkan dalam ajarannya.
Dalam menjalankan pemerintahannya Rakai Garung memiliki prinsip tri kaya
parasada yang berarti tiga perilaku manusia yang suci. Tri Kaya Parasada yang
dimaksud, yaitu :
Manacika yang berarti berfikir yang baik dan benar.
Wacika yang berarti berkata yang baik dan benar.
Kayika yang berarti berbuat yang baik dan benar.
6.Sri Maharaja Rakai Pikatan (840 – 856 M)
Dinasti Sanjaya mengalami masa gemilang pada masa pemerintahan Rakai Pikatan.
Dalam Prasasti Tulang Air di Candi Perut (850 M) menyebutkan bahwa Rakai Pikatan
yang bergelar Ratu mencapai masa kemakmuran dan kemajuan. Pada masa
pemerintahannya, pasukan Balaputera Dewa menyerang wilayah kekuasaannya.
Namun Rakai Pikatan tetap mempertahankan kedaulatan negerinya dan bahkan
pasukan Balaputera Dewa dapat dipukul mundur dan melarikan diri ke Palembang.
Pada zaman Rakai Pikatan inilah dibangunnya Candi Prambanan dan Candi Roro
Jonggrang. Pembuatan Candi tersebut terdapat dalam prasasti Siwagraha yang
berangka tahun 856 M. Rakai Pikatan terkenal dengan konsepnya Wasesa Tri Dharma
yang berarti tiga sifat yang mempengaruhi kehidupan manusia.
7.Sri Maharaja Rakai Kayuwangi (856 – 882 M)
Prasasti Siwagraha menyebutkan bahwa Sri Maharaja Rakai Kayuwangi memiliki gelar
Sang Prabu Dyah Lokapala. Tugas utamanya yaitu memakmurkan, mencerdaskan,
dan melindungi keselamatan warga negaranya.
Pada masa pemerintahannya, Rakai Kayuwangi menuturkan bahwa ada enam alat
untuk mencari ilmu, yaitu :
1.Bersungguh-sungguh tidak gentar
Semua tutur kata dan budi bahasa dilakukan dengan baik, selaras dan menyatu.
2.Bertenggang rasa
Memperhatikan sikap yang kurang baik dengan kebenaran.
3.Ulah pikiran

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 96


Menimbang-nimbang dengan memperhatikan tujuan kemampuan dan kemauan
yang diterapkan harus atas pemikiran yang tepat.
4.Penerapan ajaran
Dalam setiap melaksanakan kehendak harus dipertimbangkan, jangan sampai
tergesa-gesa. Jangan melupakan ajaran terdahulu, ajaran masa kini perlu untuk
diketahui
5.Kemauan
Sanggup sehidup semati, mematikan keinginan dan membersihkan diri. Dalam kata
lain, tekad dan niat harus dilakukan dantidak segan-segan dalam melakukan
pekerjaan
6.Menguasai berbagai bahasa
Memahami semua bahasa agar mampu mengatasi perhubungan serta mampu
mengakrabi siapa saja.
8.Sri Maharaja Rakai Watuhumalang (882 – 899 M)
Sri Maharaja Rakai Watuhumalang memiliki prinsip dalam menjalankan
pemerintahannya. Prinsip yang dipegangnya adalah Tri Parama Arta yang berarti tiga
perbuatan untuk mengusahakan kesejahteraan dan kebahagiaan orang lain. Tri
Parama Arta terdiri dari :
1.Cinta Kasih, menyayangi dan mengasihi sesama makhluk sebagaimana mengasihi
diri sendiri.
2.Punian, perwujudan cinta kasih dengan saling tolong menolong dengan
memberikan sesuatu yang dimiliki secara ikhlas.
3.Bakti, perwujudan hati nurani berupa cinta kasih dan sujud Tuhan, orang tua, guru
dan pemerintah.
9.Sri Maharaja Watukumara Dyah Balitung (898 – 915 M)
Pada masa pemerintahannya beliau memiliki seorang teknokrat intelektual yang
handal bernama Daksottama. Pemikirannya mempengaruhi gagasan Sang Prabu Dyah
Balitung. Masa pemerintahannya duja menjadi masa keemasan bagi Wangsa Sanjaya.
Sang Prabu aktif mengolah cipta karya untuk mengembangkan kemajuan
masyarakatnya. Dalam mengolah cipta karya, tahun 907 Dyah Balitung membuat
Prasasti Kedu atau Metyasih yang berisikan nama-nama raja Kerajaan Mataram

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 97


Wangsa Sanjaya. Serta menjelaskan bahwa pertunjukan wayang (mengambil lakon
Bima di masa muda) untuk keperluan upacara telah dikenal pada masa itu.
10.Sri Maharaja Rakai Daksottama (915 – 919 M)
Daksottama yang berarti sorang pemimpin yang utama dan istimewa. Pada masa
pemerintahan Dyah Balitung, Daksottama dipersiapkan untuk menggantikannya
sebagai raja Mataram Hindu.
11.Sri Maharaja Dyah Tulodhong (919 – 921 M)
Rakai Dyah Tulodhong mengabdikan dirinya kepada masyarakat menggantikan
kepemimpinan Rakai Daksottama. Keterangan tersebut termuat dalam Prasasti Poh
Galuh yang berangka tahun 809 M. Pada masa pemerintahannya, Dyah Tulodhong
sangat memperhatikan kaum brahmana
12.Sri Maharaja Dyah Wawa ( 921 – 928 M)
Rakai Sumba Dyah Wawa dinobatkan sebagai raja Mataram pada tahun 921 M.
Beliau terkenal sebagai raja yang ahli dalam berdiplomasi, sehingga sangat terkenal
dalam kancah politik internasional.
Roda perekonomian pada masa pemerintahannya berjalan dengan pesat. Dalam
menjalankan pemerintahannya Dyah Wawa memiliki visiTri Rena Tata yang berarti
tiga hutang yang dimiliki manusia. Pertama hutang kepada Tuhan yang
menciptakannya, Kedua hutang jasa kepada leluhur yang telah melahirkannya. Dan
ketiga, hutang ilmu kepada guru yang telah mengajarkannya.
13.Sri Maharaja Rakai Empu Sendok (929 – 930 M)
Empu Sendok, terkenal dengan kecerdasan, ketangkasan , kejujuran dan
kecakapannya. Manajemen dan Akuntansi dikuasai, psikologi diperhatikan.

c. Keruntuhan Wangsa Sanjaya


Pada abad ke-10, Dyah Wawa mempersiapkan stategi suksesi Empu Sendok yang
memiliki integritas dan moralitas sebagai calon pemimpin Mataram. Pada saat itulah
pemerintahan Dyah Wawa mengalami kemunduran. Empu Sendok yang memegang
pemerintahan setelah Dyah Wawa meninggal merasa khawatir terhadap serangan
yang dilancarkan oleh Kerajaan Sriwijaya. Empu Sendok memindahkan pusat
pemerintahannya dari Jawa Tengah ke Jawa Timur Sumber lain menyebutkan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 98


perpindahan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur disebabkan oleh meletusnya gunung
merapi di Jawa Tengah.

d. Sumber Sejarah
Prasasti Canggal
Prasasti yang ditemukan di halaman Candi Gunung Wukir di desa Canggal berangka
Tahun 732 M dalam bentuk Candrasangkala. Menggunakan huruf pallawa dan bahasa
sangsekerta. Isi dari prasasti tersebut menceritakan tentang pendirian Lingga (lambang
Syiwa) yang merupakan agama Hindu beraliran Siwa di desa Kunjarakunja oleh Raja
Sanya serta menceritakan bahwa yang menjadi raja mula-mula adalah sena yang
kemudian digantikan oleh Sanjaya.

Prasasti Metyasih/Balitung
Prasasti ini ditemukan di desa Kedu, berangka tahun 907 M. Prasasti Metyasih yang
diterbitkan oleh Rakai Watukumara Dyah Balitung (Wangsa Sanjaya ke-9) terbuat dari
tembaga.. Prasasti ini dikeluarkan sehubungan dengan pemberian hadiah tanah
kepada lima orang patihnya di Metyasih, karena telah berjasa besar terhadap Kerajaan
serta memuat nama para raja-raja Mataram Kuno.

7) Kerajaan Singasari
A. SEJARAH KERAJAAN

Singasari merupakan salah satu kerajaan yang berhasil menguasai pulau Jawa hingga
luar Jawa di masa kejayaannya. Kerajaan Singasari juga dikenal dengan nama Kerjaan
Tumapel. Kerajaan ini pertama kali berdiri di tahun 1222. Awalnya kerajaan Singasari
merupakan bagian dari Kerajaan Kediri.

Akan tetapi, akuwu dari Tumapel yang saat itu bagian dari Kerajaan Kediri yaitu
Tunggul Ametung mati dibunuh oleh Ken Arok. Ken Arok pun kemudian mengangkat
dirinya sendiri menjadi pengganti Tunggul Ametung menjadi akuwu.

Pendiri Kerajaan Singasari adalah Ken Arok. Asal usul Ken Arok tidak jelas. Menurut
kitab Pararaton, Ken Arok adalah anak seorang wanita tani dari Desa Pangkur
(sebelah timur Gunung Kawi). Para ahli sejarah menduga ayah Ken Arok seorang
pejabat kerajaan, mengingat wawasan berpikir, ambisi, dan strateginya cukup tinggi.
Hal itu jarang dimiliki oleh seorang petani biasa. Pada mulanya Ken Arok hanya
merupakan seorang abdi dari Akuwu Tumapel bernama Tunggul Ametung. Ken Arok
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 99
setelah mengabdi di Tumapel ingin menduduki jabatan akuwu dan sekaligus
memperistri Ken Dedes (istri Tunggul Ametung). Dengan menggunakan tipu muslihat
yang jitu, Ken Arok dapat membunuh Tunggul Ametung. Setelah itu, Ken Arok
mengangkat dirinya menjadi akuwu di Tumapel dan memperistri Ken Dedes yang saat
itu telah mengandung. Ken Arok kemudian mengumumkan bahwa dia adalah
penjelmaan Dewa Brahma, Wisnu, dan Syiwa. Hal itu dimaksudkan agar Ken Arok
dapat diterima secara sah oleh rakyat sebagai seorang pemimpin.

Tumapel pada waktu itu menjadi daerah kekuasaan Kerajaan Kediri yang diperintah
oleh Raja Kertajaya atau Dandang Gendis. Ken Arok ingin memberontak, tetapi
menunggu saat yang tepat. Pada tahun 1222 datanglah beberapa pendeta dari Kediri
untuk meminta perlindungan kepada Ken Arok karena tindakan yang sewenang-
wenang dari Raja Kertajaya. Ken Arok menerima dengan senang hati dan mulailah
menyusun barisan, menggembleng para prajurit, dan melakukan propaganda kepada
rakyatnya untuk memberontak Kerajaan Kediri.

Setelah segala sesuatunya siap, berangkatlah sejumlah besar prajurit Tumapel


menuju Kediri. Di daerah Ganter terjadilah peperangan dahsyat. Semua prajurit
Kediri beserta rajanya dapat dibinasakan. Ken Arok disambut dengan gegap gempita
oleh rakyat Tumapel dan Kediri. Selanjutnya, Ken Arok dinobatkan menjadi raja.
Seluruh wilayah bekas Kerajaan Kediri disatukan dengan Tumapel yang kemudian
disebut Kerajaan Singasari. Pusat kerajaan dipindahkan ke bagian timur, di sebelah
Gunung Arjuna.

Berikut ini beberapa sumber sejarah dari Kerajaan Singasari :

1. Kitab Negarakartagama

Kitab Negarakartagama merupakan peninggalan kerajaan Majapahit karangan dari


Mpu Prapanca. Dalam kitab ini berisi tentang raja Majapahit yang berteman dengan
raja Singasari. Selain itu, terdapat pula penjelasan lengkap mengenai raja-raja yang
pernah berkuasa di Singasari hingga raja Hayam Wuruk.

2. Kitab Pararaton

Sumber sejarah kerajaan Singasari yang kedua adalah Kitab Pararaton. Kitab ini
berisikan dongeng dan mitos. Namun dari kitab ini, kita bisa mengetahui awal mula

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 100


Ken Arok mendirikan kerajaan Singasari. Sebelumnya menjadi raja, ken Arok pernah
menjadi bupati Tumapel menggantikan Tunggul Ametung yang dibunuhnya.

Hal ini dilakukannya karena dia menginginkan istri Tunggul Ametung yaitu Ken Dedes.
Kemudian dia melepaskan Kabupaten Tumapel dari kekuasaan kerajaan Kediri yang
diperintah oleh raja Kertajaya. Pada akhirnya, Ken Arok menyerang Kerajaan Kediri,
membunuh raja Kertajaya dan mendirikan kerajaan Singasari.

3. Bangunan Candi

Keberadaan kerajaan Singasari juga bisa dibuktikan melalui candi-candi yang


ditemukan di sekitar Singasari Malang dan Surabaya. Candi-candi tersebut antara lain
candi Singasari, candi Kidal, candi Jago, dan patung Joko DolokB.

B. PEMERINTAHAN KERAJAAN

Berikut ini adalah raja-raja yang pernah memimpin Kerajaan Singasari.

1. Ken Arok (1222–1227).

Pendiri Kerajaan Singasari ialah Ken Arok yang menjadi Raja Singasari dengan gelar
Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi. Munculnya Ken Arok sebagai raja pertama
Singasari menandai munculnya suatu dinasti baru, yakni Dinasti Rajasa
(Rajasawangsa) atau Girindra (Girindrawangsa). Ken Arok hanya memerintah selama
lima tahun (1222–1227). Pada tahun 1227 Ken Arok dibunuh oleh seorang suruhan
Anusapati (anak tiri Ken Arok). Ken Arok dimakamkan di Kegenengan dalam
bangunan Siwa– Buddha.

2. Anusapati (1227–1248).

Dengan meninggalnya Ken Arok maka takhta Kerajaan Singasari jatuh ke tangan
Anusapati. Dalam jangka waktu pemerintahaannya yang lama, Anusapati tidak
banyak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena larut dengan kesenangannya
menyabung ayam.

Peristiwa kematian Ken Arok akhirnya terbongkar dan sampai juga ke Tohjoyo (putra
Ken Arok dengan Ken Umang). Tohjoyo mengetahui bahwa Anusapati gemar
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 101
menyabung ayam sehingga diundangnya Anusapati ke Gedong Jiwa ( tempat
kediamanan Tohjoyo) untuk mengadakan pesta sabung ayam. Pada saat Anusapati
asyik menyaksikan aduan ayamnya, secara tiba-tiba Tohjoyo menyabut keris buatan
Empu Gandring yang dibawanya dan langsung menusuk Anusapati. Dengan
demikian, meninggallah Anusapati yang didharmakan di Candi Kidal.

3) Tohjoyo (1248)

Dengan meninggalnya Anusapati maka takhta Kerajaan Singasari dipegang oleh


Tohjoyo. Namun, Tohjoyo memerintah Kerajaan Singasari tidak lama sebab anak
Anusapati yang bernama Ranggawuni berusaha membalas kematian ayahnya.
Dengan bantuan Mahesa Cempaka dan para pengikutnya, Ranggawuni berhasil
menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana.

4) Ranggawuni (1248–1268)

Ranggawuni naik takhta Kerajaan Singasari pada tahun 1248 dengan gelar Sri Jaya
Wisnuwardana oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wongateleng) yang diberi
kedudukan sebagai ratu angabhaya dengan gelar Narasinghamurti. Ppemerintahan
Ranggawuni membawa ketenteraman dan kesejahteran rakyat Singasari.

Pada tahun 1254, Wisnuwardana mengangkat putranya yang bernama Kertanegara


sebagai yuwaraja (raja muda) dengan maksud mempersiapkannya menjadi raja besar
di Kerajaan Singasari. Pada tahun 1268 Wisnuwardanameninggal dunia dan
didharmakan di Jajaghu atau Candi Jago sebagai Buddha Amogapasa dan di Candi
Waleri sebagai Siwa.

5) Kertanegara (1268–-1292).

Kertanegara adalah Raja Singasari terakhir dan terbesar karena mempunyai cita-cita
untuk menyatukan seluruh Nusantara. Ia naik takhta pada tahun 1268 dengan gelar
Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara. Dalam pemerintahannya, ia dibantu oleh tiga
orang mahamentri, yaitu mahamentri i hino, mahamentri i halu, dan mahamenteri i
sirikan. Untuk dapat mewujudkan gagasan penyatuan Nusantara, ia mengganti
pejabat-pejabat yang kolot dengan yang baru, seperti Patih Raganata digantikan oleh
Patih Aragani. Banyak Wide dijadikan Bupati di Sumenep (Madura) dengan gelar Aria
Wiaraja.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 102


Setelah Jawa dapat diselesaikan, kemudian perhatian ditujukan ke daerah lain.
Kertanegara mengirimkan utusan ke Melayu yang dikenal dengan nama Ekspedisi
Pamalayu 1275 yang berhasil menguasai Kerajaan Melayu. Hal ini ditandai dengan
mengirimkan patung Amogapasa ke Dharmasraya atas perintah raja Kertanegara.
Tujuannya untuk menguasai Selat Malaka. Selain itu juga menaklukkan Pahang,
Sunda, Bali, Bakulapura (Kalimantan Barat) dan Gurun (Maluku). Kertanegara juga
menjalin hubungan persahabatan dengan raja Champa, dengan tujuan untuk
menahan perluasan kekuasaan Kublai Khan dari Dinasti Mongol. Kublai Khan
menuntut rajaraja di daerah selatan termasuk Indonesia mengakuinya sebagai yang
dipertuan. Kertanegara menolak dengan melukai utusannya yang bernama Mengki.
Tindakan Kertanegara ini membuat Kublai Khan marah besar dan bermaksud
menghukumnya dengan mengirikan pasukannya ke Jawa.

Mengetahui sebagian besar pasukan Singasari dikirim untuk menghadapi serangan


Mongol, maka Jayakatwang menggunakan kesempatan untuk menyerangnya.
Jayakatwang adalah keturunan Kertajaya - Raja terakhir Kerajaan Kediri. Serangan
dilancarakan oleh Jayakatwang dari dua arah, yakni dari arah utara merupakan
pasukan pancingan dan dari arah selatan merupakan pasukan inti. Pasukan Kediri
dari arah selatan dipimpin langsung oleh Jayakatwang dan berhasil masuk istana dan
menemukan Kertanagera berpesta pora dengan para pembesar istana. Kertanagera
beserta pembesarpembesar istana tewas dalam serangan tersebut. Raden Wijaya
(menantu Kertanegara) berhasil menyelamatkan diri dan menuju Madura dengan
maksud minta perlindungan dan bantuan kepada Aria Wiraraja (Buapati Sumenep).
Atas bantuan Aria Wiraraja, Raden Wijaya mendapat pengampunan dan mengabdi
kepada Jayakatwang serta diberikan sebidang tanah yang bernama Tanah Terik yang
nantinya menjadi asal usul Kerajaan Majapahit.

Dengan gugurnya Kertanegara pada tahun 1292, Kerajaan Singasari dikuasai oleh
Jayakatwang. Ini berarti berakhirlah kekuasan Kerajaan Singasari. Sesuai dengan
agama yang dianutnya, Kertanegara kemudian didharmakan sebagai Siwa-Buddha
(Bairawa) di Candi Singasari. Sedangkan arca perwujudannya dikenal dengan nama
Joko Dolog, yang sekarang berada di Taman Simpang, Surabaya.

C. KEHIDUPAN KERAJAAN

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 103


-KEHIDUPAN POLITIK

Adanya perebutan kekuasaan oleh raja-raja berikut :

Ken Arok (1222 – 1227 M)

Merupakan raja pertama Kerajaan Singasari yang bergelar Sri Ranggah Rajasa Bharata
Sang Amurwabhumi.

Menandai munculnya dinasti baru yaitu Dinasti Rajasa (Rajasawangsa) atau Girindra
(Girindrawangsa) yaitu dinasti keturunan Siwa.

Pemerintahan Ken Arok diakhiri secara tragis, ia dibunuh oleh kaki tangan Anusapati
(anak tirinya) yang merupakan anak Ken Dedes dengan Tunggul Ametung.

Dimakamkan di Kagenengan.

Anusapati (1227 – 1248 M)

Tahta kerajaan langsung dipegang Anusapati.

Anusapati tidak melakukan pembaharuan-pembaharuan karena telah larut dengan


kegemarannya menyabung ayam.

Pemerintahan Anusapati cukup lama, namun akhirnya Anusapati dibunuh oleh


Tohjoyo (Putra Ken Arok dengan Ken Umang) dengan cara mengundang sabung ayam
di Gedong Jiwo.

Saat Anusapati sedang asyik dengan aduan ayamnya, tiba-tiba Tohjoyo mencabut
Keris Mpu Gandring yang dibawa Anusapati dan menusukkan ke punggung hingga
meninggal.

Didharmakan di Candi Kidal.

Tohjoyo (1248 M)

Tahta kerajaan Singasari langsung dipegang Tohjoyo.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 104


Pemerintahan Tohjoyo tidak lama sebab anak Anusapati yang bernama Ranggawuni
berusaha membalas kematian ayahnya.

Ranggawuni dibantu oleh Mahesa Cempaka dan para pengikutnya akhirnya berhasil
menggulingkan Tohjoyo dan kemudian menduduki singgasana kerajaan.

Ranggawuni (1248 – 1268 M)

Ranggawuni naik tahta kerajaan dengan gelar Sri Jaya Wisnuwardhana.

Dibantu oleh Mahesa Cempaka (anak dari Mahesa Wong Ateleng) yang diberi gelar
Narasinghamurti.

Pemerintahan Ranggawuni ini membawa keamanan dan kesejahteraan bagi rakyat.

Tahun 1254 M Wisnuwardhana mengangkat putranya sebagai Yuwaraja (raja muda)


yang bernama Kertanegara.

Wisnuwardhana merupakan satu-satunya Raja Singasari yang tidak dibunuh.

Tahun 1268 Ranggawuni meninggal dan didharmakan di Candi Jago sebagai Budha
Amoghaphasa dan di Candi Waleri sebagai Siwa.

Kertanegara (1268 – 1292 M)

Raja terkemuka dan terakhir Kerajaan Singasari.

Di bawah pemerintahannya Kerajaan Singasari mencapai kejayaannya, dan bergelar


Sri Maharajadiraja Sri Kertanegara.

Kertanegara memiliki cita-cita untuk menyatukan seluruh Nusantara di bawah panji


Kerajaan Singasari dengan cara :

Melakukan Pembenahan Dalam Negeri

Pemerintahan Kertanegara di bantu oleh 3 mahamentri, yaitu Mahamentri I Hino,


Mahamentri I Halu dan Mahamentri I Sirikan.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 105


Dipandang kurang mendukung gagasan raja, maka Mahapatih Raganatha diganti oleh
Arayani. Lalu Raganatha diangkat menjadi Adhyaksa (wakil raja) di Tumapel

Angkatan perang diperkuat

Banyak wide yang dianggap masih memiliki hubungan denga Kediri diasingkan dan
diangkat menjadi Bupati Sumenep (Madura) dengan gelar Arya Wiraraja

Raden Wijaya diangkat jadi menantu

Penumpasan pemberontakan seperti pemberontakan Bhayaraja (1270) dan


pemberontakan Mahesa Rangkah (1280)

Mengajak kerja sama lawan politik seperti Jayakatwang, keturunan Raja Kediri yang
diangkat menjadi raja kecil di Kediri

2. Melakukan Ekspansi ke Luar Negeri

Melaksanakan Ekspedisi Pamalaya (1275 dan 1286 M). Untuk menguasai kerajaan
Melayu serta melemahkan posisi Kerajaan Sriwijaya

Ekspedisi ke Bali (1284)

Mengirim sebuah patung Amognapasa beserta 14 orang pengiringnya pada Raja


Melayu (Mauliwaradewa) dengan tujuan memperat dan memperkuat pertahanan
Singasari-Melayu (1286)

Menguasai Jawa Barat (1289)

Menguasai Pahang dan Tanjungpura

Menjalin persahabatan dengan raja-raja di Semenanjung Malaka dan Indocina

Runtuhnya Raja Kertanegara akibat serangan Raja Jayakatwang dari Kerajaan Kediri.

Sepeninggal Kertanegara Kerajaan Singasari dikuasai Jayakatwang dan ini berarti


berakhirnya kekuasaan Kerajaan Singasari

Raja Kertanegara didharmakan sebagai Siwa-Budha di Candi Singasari.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 106


- KEHIDUPAN EKONOMI

Tidak banyak sumber prasasti dan berita dari negeri asing yang dapat memberi
keterangan secara jelas kehidupan perekonomian rakyat Singasari. Akan tetapi,
berdasarkan analisis bahwa pusat Kerajaan Singasari berada di sekitar Lembah Sungai
Brantas dapat diduga bahwa rakyat Singasari banyak menggantungkan kehidupan
pada sektor pertanian. Keadaan itu juga didukung oleh hasil bumi yang melimpah
sehingga menyebabkan Raja Kertanegara memperluas wilayah terutama tempat-
tempat yang strategis untuk lalu lintas perdagangan.

Keberadaan Sungai Brantas dapat juga digunakan sebagai sarana lalu lintas
perdagangan dari wilayah pedalaman dengan dunia luar. Dengan demikian,
perdagangan juga menjadi andalan bagi pengembangan perekonomian Kerajaan
Singasari.

- KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA

Peninggalan kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain berupa prasasti, candi, dan
patung. Candi peninggalan Kerajaan Singasari, antara lain Candi Jago, Candi Kidal,
dan Candi Singasari. Adapun patung-patung yang berhasil ditemukan sebagai hasil
kebudayaan Kerajaan Singasari, antara lain Patung Ken Dedes sebagai Dewi
Prajnaparamita lambang dewi kesuburan dan Patung Kertanegara sebagai
Amoghapasa.

Rakyat Singasari mengalami pasang surut kehidupan sejak zaman Ken Arok sampai
masa pemerintahan Wisnuwardhana. Pada masa-masa pemerintahan Ken Arok,
kehidupan sosial masyarakat sangat terjamin. Kemakmuran dan keteraturan
kehidupan sosial masyarakat Singasari kemungkinan yang menyebabkan para
brahmana meminta perlindungan kepada Ken Arok ataskekejaman rajanya.

Akan tetapi, pada masa pemerintahan Anusapati kehidupan masyarakat mulai


terabaikan. Hal itu disebabkan raja sangat gemar menyabung ayam hingga
melupakan pembangunan kerajaan.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 107


Keadaan rakyat Singasari mulai berangsur-angsur membaik setelah Wisnuwardhana
naik takhta Singasari. Kemakmuran makin dapat dirasakan rakyat Singasari setelah
Kertanegara menjadi raja. Pada masa pemerintahan Kertanegara, kerajaan dibangun
dengan baik. Dengan demikian, rakyat dapat hidup aman dan sejahtera.

Dengan kerja keras dan usaha yang tidak henti-henti, cita-cita Kertanegara ingin
menyatukan seluruh wilayah Nusantara di bawah naungan Singasari tercapai juga
walaupun belum sempurna. Daerah kekuasaannya, meliputi Jawa, Madura, Bali, Nusa
Tenggara.

D. MASA KEJAYAAN KERAJAAN SINGASARI

Puncak kejayaan Kerajaan Singasari terjadi pada masa pemerintahan Sri


Maharajadiraja Sri Kertanegara. Kertanegara berhasil melakukan konsolidasi dengan
jalan menempatkan pejabat yang memiliki kemampuan sesuai dengan bidang
tugasnya. Raja tidak segan-segan untuk mengganti pejabat yang dipandang kurang
berkualitas. Selain itu, raja juga melakukan persahabatan dengan kerajaan-kerajaan
besar, salah satunya dengan Kerajaan Campa. Berkat politik pemerintahan yang
dijalankan Kertanegara, Singasari berkembang menjadi salah satu kerajaan terkuat di
Nusantara, baik dl bidang perdagangan maupun militer.

E. RUNTUHNYA KERAJAAN SINGASARI

Kerajaan Singasari mengalami keruntuhan oleh dua sebab utama, yaitu tekanan luar
negeri dan pemberontakan dalam negeri. Tekanan asing datang dari Khubilai Khan
dan Dinasti Yuan di Cina. Khubilai Khan menghendaki Singasari untuk menjadi
taklukan Cina. Sebagai orang yang mengambil gelar sebagai maharajadiraja, tentu
Kertanegara menolaknya. Penolakan itu disampaikan dengan cara menghina utusan
Khubilai Khan yang bernama Meng-chi. Sejak itu konsentrasi Kertanegara terfokus
pada usaha memperkuat pertahanan lautnya. Di tengah usaha menghadapi serangan
dari Kekaisaran Mongol, tiba-tiba penguasa daerah Kediri yang bernama Jayakatwang
melakukan pemberontakan. Kediri sebagai wilayah kekuasaan terakhir Wangsa Isana,
memang berpotensi untuk melakukan pemberontakan. Sebetulnya Kertanegara telah
memperhitungkannya, sehingga mengambil menantu Ardharaja, anak Jayakatwang.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 108


Akan tetapi langkah Kertanegara ternyata tidak efektif. Pada tahun 1292 Jayakatwang
menyerbu ibukota dan berhasil membunuh Kertanegara serta menguasai istana
sehingga runtuhlan Kerajaan Singasari.

F. PENINGGALAN KERAJAAN SINGASARI

1. Candi Singosari

Candi ini berlokasi di Kecamatan Singosari,Kabupaten Malang dan terletak pada


lembah di antara Pegunungan Tengger dan Gunung Arjuna. Berdasarkan
penyebutannya pada Kitab Negarakertagama serta Prasasti Gajah Mada yang
bertanggal 1351 M di halaman komplek candi, candi ini merupakan tempat
"pendharmaan" bagi raja Singasari terakhir, Sang Kertanegara, yang
mangkat(meninggal) pada tahun 1292 akibat istana diserang tentara Gelang-gelang
yang dipimpin oleh Jayakatwang. Kuat dugaan, candi ini tidak pernah selesai
dibangun.

2. Candi Jago

Arsitektur Candi Jago disusun seperti teras punden berundak. Candi ini cukup
unik, karena bagian atasnya hanya tersisa sebagian dan menurut cerita setempat
karena tersambar petir. Relief-relief Kunjarakarna dan Pancatantra dapat ditemui di
candi ini. Sengan keseluruhan bangunan candi ini tersusun atas bahan batu andesit.

3. Candi Sumberawan

Candi Sumberawan merupakan satu-satunya stupa yang ditemukan di Jawa Timur.


Dengan jarak sekitar 6 km dari Candi Singosari, Candi ini merupakan peninggalan
Kerajaan Singasari dan digunakan oleh umat Buddha pada masa itu. Pemandangan di
sekitar candi ini sangat indah karena terletak di dekat sebuah telaga yang sangat
bening airnya. Keadaan inilah yang memberi nama Candi Rawan.

4. Arca Dwarapala

Arca ini berbentuk Monster dengan ukuran yang sangat besar. Menurut penjaga
situs sejarah ini, arca Dwarapala merupakan pertanda masuk ke wilayah kotaraja,
namun hingga saat ini tidak ditemukan secara pasti dimanan letak kotaraja
Singhasari.
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 109
5. Prasasti Manjusri

Prasasti Manjusri merupakan manuskrip yang dipahatkan pada bagian belakang Arca
Manjusri, bertarikh 1343, pada awalnya ditempatkan di Candi Jago dan sekarang
tersimpan di Museum Nasional Jakarta

6. Prasasti Mula Malurung

Prasasti Mula Malurung adalah piagam pengesahan penganugrahan desa Mula


dan desa Malurung untuk tokoh bernama Pranaraja. Prasasti ini berupa lempengan-
lempengan tembaga yang diterbitkan Kertanagara pada tahun 1255 sebagai raja
muda di Kadiri, atas perintah ayahnya Wisnuwardhana raja Singhasari.

Kumpulan lempengan Prasasti Mula Malurung ditemukan pada dua waktu yang
berbeda. Sebanyak sepuluh lempeng ditemukan pada tahun 1975 di dekat kota
Kediri, Jawa Timur. Sedangkan pada bulan Mei 2001, kembali ditemukan tiga
lempeng di lapak penjual barang loak, tak jauh dari lokasi penemuan sebelumnya.
Keseluruhan lempeng prasasti saat ini disimpan di Museum Nasional Indonesia,
Jakarta.

7. Prasastri Singosari

Prasasti Singosari, yang bertarikh tahun 1351 M, ditemukan di Singosari,


Kabupaten Malang, Jawa Timur dan sekarang disimpan di Museum Gajah dan ditulis
dengan Aksara Jawa.

Prasasti ini ditulis untuk mengenang pembangunan sebuah caitya atau candi
pemakaman yang dilaksanakan oleh Mahapatih Gajah Mada. Paruh pertama prasasti
ini merupakan pentarikhan tanggal yang sangat terperinci, termasuk pemaparan
letak benda-benda angkasa. Paruh kedua mengemukakan maksud prasasti ini, yaitu
sebagai pariwara pembangunan sebuah caitya.

8. Candi Jawi

Candi ini terletak di pertengahan jalan raya antara Kecamatan Pandaan -


Kecamatan Prigen dan Pringebukan. Candi Jawi banyak dikira sebagai tempat
pemujaan atau tempat peribadatan Buddha, namun sebenarnya merupakan tempat
pedharmaan atau penyimpanan abu dari raja terakhir Singhasari, Kertanegara.
Sebagian dari abu tersebut juga disimpan pada Candi Singhasari. Kedua candi ini ada

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 110


hubungannya dengan Candi Jago yang merupakan tempat peribadatan Raja
Kertanegara.

9. Prasasti Wurare

Prasasti Wurare adalah sebuah prasasti yang isinya memperingati penobatan arca
Mahaksobhya di sebuah tempat bernama Wurare (sehingga prasastinya disebut
Prasasti Wurare). Prasasti ditulis dalam bahasa Sansekerta, dan bertarikh 1211 Saka
atau 21 November 1289. Arca tersebut sebagai penghormatan dan perlambang bagi
Raja Kertanegara dari kerajaan Singhasari, yang dianggap oleh keturunannya telah
mencapai derajat Jina (Buddha Agung). Sedangkan tulisan prasastinya ditulis
melingkar pada bagian bawahnya.

10. Candi Kidal

Candi Kidal adalah salah satu candi warisan dari kerajaan Singasari. Candi ini
dibangun sebagai bentuk penghormatan atas jasa besar Anusapati, Raja kedua dari
Singhasari, yang memerintah selama 20 tahun (1227 - 1248). Kematian Anusapati
dibunuh oleh Panji Tohjaya sebagai bagian dari perebutan kekuasaan Singhasari, juga
diyakini sebagai bagian dari kutukan Mpu Gandring.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 111


C. Kerajaan Buddha di Indonesia
1) Kerajaan Sriwijaya
a. Sejarah Kerajaan
Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah membawa
kejayaan kepulauan Nusantara di masa lampau. Bukan saja dikenal di wilayah
Indonesia, tetapi hampir setiap bangsa yang berada jauh di luar Indonesia
mengenal Kerajaan Sriwijaya. Hal ini disebabkan karena letak Sriwijaya yang
sangat strategis dan dekat dengan jalur perdagangan antar bangsa yakni Selat
Malaka. Selat Malaka pada masa itu adalah jalur perdagangan ramai yang
menghubungkan pedagang-pedagang Cina dengan India maupun Romawi.
George Coedes, seorang sejarawan, menulis karangan berjudul Le
Royaume de Crivijaya pada tahun 1918 M. Coedes kemudian menetapkan
bahwa Sriwijaya adalah nama sebuah kerajaan di Sumatera Selatan. Lebih
lanjut, Coedes juga menetapkan bahwa letak ibukota Sriwijaya adalah
Palembang, dengan bersandar pada anggapan Groeneveldt dalam
karangannya, Notes on the Malay Archipelago and Malacca, Compiled from
Chinese Source, yang menyatakan bahwa, San-fo-ts‘I adalah Palembang yang
terletak di Sumatera Selatan, yaitu tepatnya di tepi Sungai Musi atau sekitar
kota Palembang sekarang.

Dari tepian Sungai Musi di Sumatera Selatan, pengaruh Kerajaan Sriwijaya


semakin meluas. Mencakup wilayah Selat Malaka, Selat Sunda, Selat Bangka,
Laut Jawa bagian barat, Bangka, Jambi Hulu, Jawa Barat (Tarumanegara),
Semenanjung Malaya hingga ke Tanah Genting Kra.

Banyak Prasasti-Prasasti yang ditemukan sebagai bukti bahwa kerajaan


Sriwijaya itu ada, antara lain : Prasasti Kota Kapur, Prasasti Kedukan Bukit,
Prasasti Talangtuo, Prasasti Karang Berahi, Prasasti Ligor, Prasasti Nalanda,
Prasasti Telaga Batu.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 112


b. Pemerintahan Kerajaan
1. Dapunta Hyang Sri Yayanaga (Prasasti Kedukan Bukit 683 M, Prasasti
Talangtuo 684 M)
Berita mengenai raja ini diketahui dari Prasasti Kedukan Bukit tahun
683 M dan Prasasti Talangtuo tahun 684 M. Pada masa pemerintahannya,
Raja Dapunta Hyang Sri Yayanaga telah berhasil memperluas wilayah
kekuasaannya sampai ke wilayah Minangatamwan, Jambi. Sejak awal
pemerintahannya, Raja Dapunta Hyang telah mencita-citakan agar
Kerajaan Sriwijaya menjadi kerajaan maritim.

2. Cri Indrawarman (berita Cina, 724 M)

3. Rudrawikrama (berita Cina, 728 M)

4. Wishnu (Prasasti Ligor, 775 M)

5. Maharaja (berita Arab, 851 M)

6. Balaputradewa (Prasasti Nalanda, 860 M)

Pada masa pemerintahan Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya


mengalami masa kejayaannya. Pada awalnya, Raja Balaputradewa adalah
raja dari kerajaan Syailendra (Jawa Tengah). Ketika terjadi perang saudara
di Kerajaan Syailendra, antara Balaputradewa dan Pramodhawarni
(kakaknya) yang dibantu oleh Rakai Pikatan (Dinasti Sanjaya),
Balaputradewa mengalami kekalahan. Akibat kekalahan itu, Raja
Balaputradewa lari ke Sriwijaya. Di Kerajaan Sriwijaya berkuasa Raja
Dharma Setru (kakak dari ibu Balaputradewa) yang tidak memiliki
keturunan, sehingga kedatangan Raja Balaputradewa disambut baik.
Kemudian ia diangkat menjadi raja.

39. Cri Udayadityawarman (berita Cina, 960 M)

40. Cri Udayaditya (Berita Cina, 962 M)

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 113


41. Cri Cudamaniwarmadewa (Berita Cina, 1003. Prasasti Leiden, 1044 M)

42. Maraviyatunggawarman (Prasasti Leiden, 1044 M)

43. Cri Sanggrama Wijayatunggawarman (Prasasti Chola, 1004 M)


Pada masa pemerintahannya, Sriwijaya mengalami ancaman dari
Kerajaan Chola. Di bawah Raja Rajendra Chola, Kerajaan Chola melakukan
serangan dan berhasil merebut Kerajaan Sriwijaya. Sanggrama
Wijayatunggawarman berhasil ditawan. Namun, pada masa pemerintahan
Raja Kulottungga I di Kerajaan Chola, Raja Sanggrama Wijayatunggawarman
dibebaskan kembali.

c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupanpolitik
Salah satu cara untuk memperluas pengaruh kerajaan adalah
melakukan perkawinan dengan kerajaan lain. Hal ini dilakukan oleh
penguasa Sriwijaya, Dapunta Hyang pada tahun 664 M dengan
Sobakancana, putri kedua raja Kerajaan Tarumanegara.

Saat kerajaan Funan di Indo-China runtuh, Sriwijaya memperluas


daerah kekuasaannya hingga bagian barat Nusantara. Di wilayah utara,
melalui kekuatan armada lautnya, Sriwijaya mampu menguasai lalu
lintas perdagangan antara India dan Cina, serta menduduki
Semenanjung Malaya. Kekuatan armada terbesar Sriwijaya juga
melakukan ekspansi wilayah hingga ke Pulau Jawa, Brunei atau Borneo.
Hingga pada abad ke-8, Kerajaan Sriwijaya telah mampu menguasai
seluruh jalur perdagangan di Asia Tenggara.

 Kehidupan Ekonomi
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 114
Penguasaan Kerajaan Sriwijaya di urat nadi perhubungan pelayaran
dan perdagangan Asia Tenggara yaitu di Selat Malaka, mempunyai arti
penting bagi perekonomian kerajaan. Karena banyak kapal-kapal asing
yang singgah untuk menambah air minum, perbekalan makanan,
istirahat, atau melakukan aktivitas perdagangan. Karena bertambah
ramainya kegiatan perdagangan di Selat Malaka, Sriwijaya membangun
ibukota baru di Semenanjung Malaka, yaitu di Ligor yang dibuktikan
dengan Parasasti Ligor (755 M). Pendirian ibukota Ligor tersebut bukan
berarti meninggalkan ibukota di Sumatera Selatan, melainkan hanya
untuk melakukan pengawasan lebih dekat terhadap aktivitas
perdagangan di Selat Malaka atau menghindari penyeberangan yang
dilakukan oleh para pedagang melalui Tanah Genting Kra.

Menurut catatan asing, bumi Sriwijaya menghasilkan cengkeh,


kapulaga, pala, lada, pinang, kayu gaharu, kayu cendana, kapur barus,
gading, timah, emas, perak, kayu hitam, kayu sapan, rempah-rempah
dan penyu. Barang-barang tersebut dijual atau dibarter dengan kain
katu, sutera dan porselen melalui relasi dagang dengan Cina, India,
Arab dan Madagaskar.

 Kehidupan Sosial
Sriwijaya yang merupakan kerajaan besar penganut agama Budha,
serta merupakan pusat agama Budha yang penting di Asia Tenggara dan
Asia Timur. Agama Budha yang berkembang di Kerajaan Sriwijaya
adalah agama Budha Mahayana. Menurut berita dari Tibet, seorang
pendeta bernama Atica datang dan tinggal di Sriwijaya (1011-1023 M)
untuk belajar agama Budha dari seorang guru bernama Dharmapala.
Menurutnya, Sriwijaya merupakan pusat agama Budha di luar India.

d. Kejayaan Kerajaan
Pada paruh pertama abad ke-10 yaitu antara masa jatuhnya Dinasti Tang dan
naiknya dinasti Song, perdagangan dengan luar negeri cukup marak,

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 115


terutama Fujian, Kerajaan Min dan negeri kaya Guangdong, Kerajaan Nan Han.
Tak diragukan lagi Sriwijaya mendapatkan keuntungan dari perdagangan ini.
Pada tahun 903, penulis Muslim Ibn Batutah sangat terkesan dengan
kemakmuran Sriwijaya. Daerah urban kerajaan meliputi Palembang
(khususnya Bukit Seguntang), Muara Jambi dan Kedah.

e. Kemunduran Kerajaan
Tahun 1025, Rajendra Chola, Raja Chola dari Koromandel, India selatan
menaklukkan Kedah dari Sriwijaya dan menguasainya. Kerajaan Chola
meneruskan penyerangan dan penaklukannya selama 20 tahun berikutnya ke
seluruh imperium Sriwijaya. Meskipun invasi Chola tidak berhasil sepenuhnya,
invasi tersebut telah melemahkan hegemoni Sriwijaya yang berakibat
terlepasnya beberapa wilayah dengan membentuk kerajaan sendiri, seperti
Kediri, sebuah kerajaan yang berbasiskan pada pertanian.

f. Benda PeninggalanKerajaan
Peninggalan-peninggalan Kerajaan Sriwijaya banyak ditemukan di
daerah Palembang, Jambi, Riau, Malaysia, dan Thailand. Prasasti dan situs
yang ditemukan di sekitar Palembang, yaitu Prasasti Boom Baru (abad ke7 M),
Prasasti Kedukan Bukit (682 M), Prasasti Talangtuo (684 M), Prasasti Telaga
Batu ( abad ke-7 M), Situs Candi Angsoka, Situs Kolam Pinishi, dan Situs
Tanjung Rawa.
Peninggalan sejarah Kerajaan Sriwijaya lainnya yang ditemukan di
Jambi, Sumatera Selatan dan Bengkulu, yaitu Candi Kotamahligai, Candi
Kedaton, Candi Gedong I, Candi Gedong II, Candi Gumpung, Candi Tinggi,
Candi Kembar batu, Candi Astono dan Kolam Telagorajo, Situs Muarojambi.
Di Lampung, prasasti yang ditemukan adalah Prasasti Palas Pasemah
dan Prasasti Bungkuk (Jabung). Di Riau, ditemukan Candi Muara Takus yang
berbentuk stupa Budha.

2) Kerajaan Kalingga (Holing)


a. Sejarah Kerajaan
Kerajaan Kalingga atau Ho-ling (sebutan dari sumber Tiongkok) adalah
sebuah kerajaan bercorak Hindu yang muncul di Jawa Tengah sekitar abad ke-6
masehi. Kalingga berasal dari kata kalinga,nama sebuah kerajaan di india selatan,
Kelompok | Error! No text of specified style in document. 116
yang didirikan oleh beberapa kelompok orang lain dari india yang berasal dari
orissa, mereka melarikan diri karena daerah orissa dihancurkan oleh Maharaga
Asoka. Kerajaan ini didirikan pada abad ke-6 dan dibubarkan pada abad ke-7.
Kerajaan kalingga diperkirakan terletak di jawa tengah, di kecamatan keling
sebelah utara gunung muria, Sekarang letak nya dekat dengan kabupaten
pekalongan dan kabupaten jepara. Ibu kota dari kerajaan kalingga adalah
keling(jepara), bahasa yang digunakan kerajaan kalingga yaitu, melayu kuna
sanskerta, agama yang dianut kerajaan kalingga yaitu, hindu dan buddha.
Sebenarnya agama yang dianut oleh penduduk kerajaan ini umumnya buddha,
karena agama buddha berkembang pesat pada saat itu,bahkan pendeta cina
datang ke keling dan tinggal selama tiga tahun.
Ratu Sima adalah penguasa di Kerajaan Kalingga. Ia digambarkan sebagai
seorang pemimpin wanita yang tegas dan taat terhadap peraturan yang berlaku
dalam kerajaan itu. Ratu sima memerintah sekitar tahun 674-732 m.

b. Pemerintahan Kerajaan
Kerajaan kalingga dipimpin oleh Ratu Sima.Sepeninggal ratu sima, kalingga
ditaklukkan oleh kerajaan Sriwijaya.
c. Kehidupan Kerajaan
 Kehidupan Ekonomi
Perekonomian kerajaan kalingga bertumpu pada sector
perdagangan dan pertanian. Letaknya yang dekat dengan pesisir pantai
utara jawa tengah menyebabkan kalingga mudah di akses oleh pedagang
luar negeri.kalingga merupakan daerah penghasil kulit penyu, emas, perak,
culabadak,dan gading gajah untuk dijual. Penduduk kalingga dikenal
pandai membuat minuman yang berasal dari bunga kelapa dan bunga
aren.
 Kehidupan sosial
Kerajaan kalingga hidup dengan teratur,berkat kepemimpinan ratu
sima ketentraman dan ketertiban di kerajaan kalingga berlangsung dengan
baik. Dalam menegakkan hukum, ratu sima tidak membeda-bedakan
antara rakyat dengan kerabatnya sendiri.
Berita tentang ketegasan hukum ratu sima, raja yang bernama T-
shih ia adalah kaum muslim arad dan persia, ia menguji kebenaran berita
yang ia dengar.beliau memerintahkan anak buahnya untuk meletakkan
satu kantong emas di jalan wilayah kerajaan kalingga. Selama tiga tahun
kantong tersebut tidak ada yang menyentuh, jika ada yang melihat kantong
itu ia berusaha menyingkir.
Tetapi pada suatu hari, putra mahkota tidak sengaja menginjak
kantong tersebut hingga isinya berceceran.Mendengar kejadian tersebut

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 117


ratu sima marah, dan memerintahkan agar putra mahkota dihukum
mati.Tetapi karena para menteri memohon agar putra mahkota mendapat
pengampunan. Akhirnya ratu sima hanya memerintahkan agar jari putra
mahkota yang menyentuh kantong emas tersebut di potong,hal ini menjadi
bukti ketegasan ratu sima.

 Kehidupan politik
Pada abad ketujuh masehi kerajaan kalingga dipimpin oleh ratu
sima, hukum di kalingga ditegakkan dengan baik sehingga ketertiban dan
ketentraman di kalingga berjalan dengan baik.
Menurut naskah parahhayang, Ratu sima memiliki cucu bernama
sanaha yang menikah dengan Raja Brantasenawa dari kerajaan galuh.
Sanaha memiliki anak bernama sanjaya yang kelas akan menjadi raja
mataram kuno. Sepeninggalan Ratu sima, kerajaan Kalingga ditaklukan
oleh kerajaan Sriwijaya.

d. Kejayaan Kerajaan
Masa kepemimpinan Ratu sima menjadi masa keemasan bagi kerajaan
kalingga sehingga membuat raja-raja dari kerajaan lain segan, hormat, kagum,
sekaligus penasaran.Masa masa itu adalah masa keemasan bagi perkembangan
kebudayaan apapun. Agama buddha juga berkembang secara harmonis, sehingga
wilayah di sekitar kerajaan Ratu Sima juga sering disebut Di Hyang(tempat
bersatunya dua kepercayaan hindu dan buddha).
Dalam bercocok tanam Ratu Sima mengadopsi sistem pertanian dari
kerajaan kakak mertuanya.Ia merancang sistem pengairan yang diberi nama
subak. Kebudayaan baru ini yang kemudian melahikan istilah Tanibhala, atau
masyarakat yang mengolah mata pencahariannya dengan cara bertani atau
bercocok tanam.

e. Kemunduran Kerajaan
Kerajaan kalingga mengalami kemunduran kemungkinan akibat serangan
sriwijaya yang menguasai perdagangan, serangan tersebut mengakibatkan
pemerintahan kijen menyingkir ke jawa bagian timur atau mundur ke pedalaman
jawa bagian tengah antara tahun 742-755 M. Bersama melayu dan tarumanegara
yang sebelumnya telah ditaklukan kerajaan Sriwijaya.Ketiga kerajaan tersebut
menjadi pesaing kuat jaringan perdagangan Sriwijaya-Buddha.

f. Benda Peninggalan Kerajaan


Beberapa peninggalan kerajaan kalingga adalah :
1. Prasasti Tukmas

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 118


Ditemukan di lereng barat Gunung Merapi, tepatnya di Dusun
Dakawu, Desa Lebak, Kecamatan Grabag, Magelang di Jawa
Tengah.Bertuliskan huruf Pallawa yang berbahasa Sanskerta.Isi prasasti
menceritakan tentang mata air yang bersih dan jernih.Sungai yang
mengalir dari sumber air tersebut disamakan dengan Sungai Gangga di
India.Pada prasasti itu ada gambar-gambar seperti trisula, kendi, kapak,
kelasangka, cakra dan bunga teratai yang merupakan lambang keeratan
hubungan manusia dengan dewa-dewa Hindu.
2. Candi Bubrah, Jepara
Candi Bubrah ditemukan di Desa Tempur, Kecamatan Keling,
Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.Candi Bubrah adalah salah satu candi
Buddha yang berada di dalam kompleks Taman Wisata Candi Prambanan,
yaitu di antara Percandian Rara Jonggrang dan Candi Sewu. Secara
administratif, candi ini terletak di Dukuh Bener, Desa Bugisan, Kecamatan
Prambanan, KabupatenKlaten, Provinsi Jawa Tengah.Dinamakan ‘Bubrah’
karena keadaan candi ini rusak (bubrah dalam bahasa Jawa) sejak
ditemukan. Menurut perkiraan, candi ini dibangun pada abad ke-9 pada
zaman Kerajaan Mataram Kuno, satu periode dengan Candi Sewu.
Candi ini mempunyai ukuran 12 m x 12 m terbuat dari jenis batu
andesit, dengan sisa reruntuhan setinggi 2 meter saja.Saat ditemukan
masih terdapat beberapa arca Buddha, walaupun tidak utuh lagi.
3. Candi Angin
Candi Angin terdapat di desa Tempur, Kecamatan Keling, Kabupaten
Jepara.Karena letaknya yang tinggi tapi tidak roboh terkena angin, maka
dinamakan “Candi Angin”.Menurut para penelitian Candi Angin lebih tua
dari pada Candi Borobudur. Bahkan ada yang beranggapan kalau candi ini
buatan manusia purba di karenakan tidak terdapat ornamen-ornamen
Hindu-Budha
4. Prasasti Sojomerto
Ditemukan di Desa Sojomerto, Kecamatan Reban, Kabupaten
Batang, Jawa Tengah.Prasasti ini beraksara Kawi dan berbahasa Melayu
Kuno.Berasal dari sekitar abad ke-7 masehi.Bersifat keagamaan Siwais.Isi
prasasti memuat keluarga dari tokoh utamanya, Dapunta Selendra, yaitu
ayahnya bernama Santanu, ibunya bernama Bhadrawati, sedangkan
istrinya bernama Sampula. Prof. Drs. Boechari berpendapat bahwa tokoh
yang bernama Dapunta Selendra adalah cikal-bakal raja-raja keturunan
Wangsa Sailendra yang berkuasa di Kerajaan Mataram Hindu.Bahan
prasasti ini adalah batu andesit dengan panjang 43 cm, tebal 7 cm, dan
tinggi 78 cm. Tulisannya terdiri dari 11 baris yang sebagian barisnya rusak
terkikis usia.

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 119


3) Kerajaan Mataram Buddha
a. Sejarah dan Lokasi

Syailendra adalah wangsa atau dinasti Kerajaan Mataram Kuno yang beragama
Budha. Wangsa Syailendra di Medang, daerah Jawa Tengah bagian selatan.
Wangsa ini berkuasa sejak tahun 752 M dan hidup berdampingan dengan Wangsa
Sanjaya.

b. Sumber Sejarah

Nama Syailendra pertama kali dijumpai dalam Prasasti Kalasan yang berangka
tahun 778 M. Ada beberapa sumber yang menyebutkan asal-usul keluarga
Syailendra, Yaitu :
Sumber India
Nilakanta Sastri dan Moes yang berasal dari India dan menetap di Palembang
menyatakah bahwa pada tahun 683 M keluarga Syailendra melarikan diri ke Jawa
karena terdesak oleh Dapunta Hyan.
Sumber Funan
Codes beranggapan bahwa Syailendra yang ada di Nusantara berasal dari Funan
(Kamboja). Kerusuhan yang terjadi di Funan mengakibatkan keluarga Kerajaan
Funan menyingkir ke Jawa dan menjadi penguasa di Mataram pada abad ke-8 M
dengan menggunakan nama Syailendra.
Sumber Jawa
Menurut Purbatjaraka, Keluarga Syailendra adalah keturunan dari Wangsa Sanjaya
di era pemerintahan Rakai Panangkaran. Raja-raja dari keluarga Sayilendra adalah
asli dari Nusantara sejak Rakai Panangkaran berpindah agama menjadi penganut
agama Budha Mahayana. Pendapatnya tersebut berdasarkan Carita Parahiyangan
yang menyebutkan bahwa Sanjaya menyerahkan kekuasaanya di Jawa Barat
kepada puteranya dari Tejakencana, yaitu Rakai Tamperan atau Rakeyan
Panambaran dan memintanya untuk berpindah agama.
Selain dari teori tersebut di atas dapat dilihat dari beberapa Prasasti yang
ditemukan, Yaitu :
Prasasti Sojomerto
Prasasti yang berasal dari pertengahan abad ke-7 itu berbahasa Melayu Kuno di
desa Sojomerto, Kabupaten Pekalongan yang menjelaskan bahwa Dapunta
Syailendra adalah penganut agamat Siwa
Prasasti Kalasan

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 120


Prasasti yang berangka tahun 778 M merupakan prasasti peninggala Wangsa
Sanjaya. Prasasti ini menceritakan tentang pendirian Candi Kalasan oleh Rakai
Panagkaran atas permintaan keluarga Syailendra serta sebagai penghadiahan desa
Kalasan untuk umat Budha.
Prasasti Klurak
Prasasti yang berangka tahun 782 M, di daerah Prambanan menyebutkan tentang
pembuatan Arca Manjusri yang merupakan perwujudan Sang Budha, Wisnu dan
Sanggha. Prasasti ini juga menyebutkan nama raja yang berkuasa saat itu yang
bernama Raja Indra.
Prasasti Ratu Boko
Prasasti berangka tahun 865 M menyebutkan tentang kekalahan Raja Balaputra
Dewa dalam perang saudara melawan kakaknya Pradhowardhani dan melarikan diri
ke Palembang.

Nama Syailendra juga muncul dalam Prasasti Klurak (782 M)


“Syailendrawansantilakena”, Prasasti Abhayagiriwihara (792 M)
“Dharmmatunggadewasyasailendra”, Prasasti Kayumwunan (824 M)
“Syailendrawansatilaka”,

c. Kehidupan Ekonomi, Sosial dan Politik

Kehidupan sosial Kerajaan Mataram Dinasti Syailendra ditafsirkan telah teratur. Hal
ini dilihat dari pembuatan Candi yang menggunakan tenaga rakyat secara bergotong
royong. Dari segi budaya Kerajaan Dinasti Syailendra juga banyak meninggalkan
bangunan-bangunan megah dan bernilai.
Adapun Raja-raja yang pernah berkuasa, yaitu :
1.Bhanu (752 – 775 M)
Raja Banu merupakan Raja pertama sekaligus pendiri Wangsa Syailendra
2.Wisnu (775 – 782 M)
Pada masa pemerintahannya, Candi Borobudur mulai dibangun tepatnya 778 M.
3.Indra (782 – 812
Pada masa pemerintahannya, Raja Indra membuat Klurak yang berangka tahun 782
M, di daerah Prambanan
4.Samaratungga ( 812 – 833 M)

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 121


Raja Samaratungga berperan menjadi pengatur segala dimensi kehidupan
rakyatnya. Sebagai raja Mataram Budha, Samaratungga sangat menhayati nilai
agama dan budaya Pada masa pemerintahannya Candi Borobudur selesai
dibangun.
5.Pramodhawardhani (883 – 856 M)
Pramodhawardhani adalah putri Samaratungga yang dikenal cerdas dan cantik.
Beliau bergelar Sri Kaluhunan, yang artinya seorang sekar kedhaton yang menjadi
tumpuan harapan bagi rakyat. Pramodhawardhani kelak menjadi permaisuri raja
Rakai Pikatan, Raja Mataram Kuno dari Wangsa Sanjaya.
6.Balaputera Dewa (883 – 850 M)
Balaputera Dewa adalah putera Raja Samaratungga dari ibu yang bernama Dewi
Tara, puteri raja Sriwijaya. Dari Prasasti Ratu Boko, terjadi perebutan tahta kerajaan
oleh Rakai Pikatan yang menjadi suami Pramodhawardhani. Balaputera Dewa
merasa berhak mendapatkan tahta tersebut karena beliau merupakan anak laki-laki
berdarah Syailendra dan tidak setuju terhadap tahta yang diberikan kepada Rakai
Pikatan yang keturunan Sanjaya. Dalam peperangan saudara tersebut Balaputera
Dewa mengalami kekalahan dan melarikan diri ke Pelembang.

d. Keruntuhan Wangsa Syailendra

Sejak terjadi perebutan kekuasaan dan dipimpin oleh Rakai Pikatan, agama Hindu
mulai dominan menggantikan agama Budha. Sejak saat itulah berakhirnya masa
Wangsa Syailendra di Bumi Mataram.

Daftar Pustaka
1. http://anragogy.blogspot.com/2013/01/silsilah-kepemimpinan-kerajaan-gowa.html,
2. http://gowa-negeri1001cerita.blogspot.com/2013/07/asal-usul-kerajaan-gowa-dan-
silsilah.html
3. http://jejakcelebes.blogspot.com/2012/06/silsilah-raja-raja-tallo.html
4. Hapsari, Ratna, M.Adil. 2012. Sejarah Indonesia untuk SMA/MA Kelas X. Jakarta: Erlangga.
5. id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Gowa
6. suwandi-sejarah.blogspot.com/2010/09/kerajaan-gowa-tallo.html
7. id.shvoong.com › Seni & Humaniora › Sejarah
8. http://www.fahmiblogs.com/2011/09/kerajaan-bali.html
9. http://www.scribd.com/doc/36399255/Kerajaan-Bali
10. http://tutorjunior.blogspot.com/2009/10/penyebab-kejayaan-dan-kemunduran.html
11. http://hard-stnp.blogspot.com/2012/09/h.html
12. https://brainly.co.id/tugas/14258348

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 122


13. https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-sunda-sejarah-raja-dan-peninggalan-beserta-
kehidupan-politiknya-secara-lengkap/
14. https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-kanjuruhan-sejarah-pemerintahan-sosial-budaya-
ekonomi/
15. https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-ternate-tidore-sejarah-raja-dan-peninggalan-beserta-
kehidupan-politiknya-secara-lengkap/
16. https://balubu.com/kerajaan-samudera-pasai/
17. Dr.Purwadi, M.Hum, 2007. Sistem Pemerintahan Kerajaan Jawa Klasik. Medan: Pujakesuma
18. Marwati DjoenedPoesponegoro dan Nugroho Notosusanto, 1993. Sejarah Nasional Indonesia II.
Jakarta: Balai Pustaka
19. Ensiklopedia Online: www.id.wikipedia.org
20. https://www.gurupendidikan.co.id/kerajaan-banten-sejarah-raja-peninggalan-serta-masa-
kejayaannya/

Kelompok | Error! No text of specified style in document. 123

Anda mungkin juga menyukai