DISUSUN OLEH :
1. AHMAD SYIHAB FAJARULLOH (03 / X MIA 5)
2. ANISA SHOFIANA UCHTAFIA (06 / X MIA 5)
3. MUHITUL HIMAM (21 / X MIA 5)
4. NABILA IHZA NUR MUTTAQI (22 / X MIA 5)
5. SHERINA SALMA H (29 / X MIA 5)
Daftar isi .. 2
Latar belakang .... 3
Sejarah berdirinya kerajaan .. 4
Kehidupan politik .... 5
Kehidupan ekonomi .... 8
Kehidupan social budaya 9
Keruntuhan kerajaan 10
Daftar pustaka .... 13
A. Latar belakang
C. Kehidupan Politik
Penguasa
Berdasarkan Bustanus salatin 1637 M karangan Naruddin Ar-raniri yang
berisi silsilah sultan-sultan aceh, dan berita-berita eropa. Kerajan aceh telah
berhasil membebaskan diri dari kaerajaan pedir. Raja-raja yang pernah
memerintah kerajaan aceh :
1. Sultan Ali Mughayat Syah
Adalah raja kerajaan aceh yang pertama. Ia memerintah tahun 1514 1528
M. Dibawah kekuasaannya, kerajaan aceh melakukan perluasan ke
beberapa daerah yang berada di daerah Daya dan Pasai. Bahkan
melakukan serangan terhadap bangsa portugis di malaka dan juga
menyerang Kerajaan Aru.
2. Sultan Salahuddin
Wafatnya Sultan Ali Mughayat Syah pemerintahan beralih kepada
purtanya yang bergelar Sultan Salahuddin. Ia memerintah tahun 1528
1537 M. Selama menduduki tahta kerajaan ia tidak memperdulikan
pemerintahan kerajaannya. Keadaan kerajaan mulai goyah dan mengalami
kemerosotan yang tajam. Oleh karena itu Sultan Salahuddin digantikan
saudaranya yang bernama Alauddin Riayat Syah Al-kahar.
3. Sultan Alauddin Riayat Syah Al-kahar
Ia memerintah aceh dari tahun1537 1568 M. Ia melakukan berbagai
bentuk perubahan dan perbaikan dalam segala bentuk pemerintahan. Pada
pemerintahannya
kerajaan
aceh
melakukan
perluasan
wilayah
kerajaan
aceh
mengalami
masa
suram
banyak
1636
1641
M.
Dalam
menjalankan
D. Kehidupan Ekonomi
Letak Aceh Darussalam yang strategis menyebabkan perdagangan maju
pesat. Bidang perdagangan yang maju tersebut menjadikan Aceh Darussalam
makin makmur. Setelah dapat menaklukan Pedir yang kaya akan lada putih, Aceh
Darussalam makin bertambah makmur. Dengan kekayaan yang melimpah, Aceh
Darussalam mampu membangun angkatan bersenjata yang kuat. Sumber
pemasukan utama Kerajaan Aceh Darussalam adalah lada dan emas. Mata
pencaharian utama penduduk Aceh Darussalam adalah bidang perdagangan,
terutama perdagangan lada dan emas. Selain berdagang, rakyat Aceh Darussalam
juga menggantungkan diri pada sektor kelautan dan pertanian.
Aceh banyak memiliki komoditas yang diperdagangkan diantaranya:
1. Minyak tanah dari Deli,
2. Belerang dari Pulau Weh dan Gunung Seulawah,
3. Kapur dari Singkil,
4. Kapur Barus dan menyan dari Barus.
5. Emas di pantai barat,
6. Sutera di Banda Aceh.
Selain itu di ibukota juga banyak terdapat pandai emas, tembaga, dan suasa yang
mengolah barang mentah menjadi barang jadi. Sedang Pidie merupakan lumbung
Raniri bertentangan dengan ajaran Hamzah Fansyuri dan Syamsudin AsSamatrani. Hal itu menyebabkan perpecahan di kerajaan aceh pada tahun 1641,
Sultan Iskandar Thani wafat. Setelah Sultan Iskandar Thani meninggal aceh
mengalami kemunduran di berbagai bidang.
Kehidupan Budaya
Kejayaan yang dialami oleh Kerajaan Aceh tersebut tidak banyak
diketahui dalam bidang kebudayaan. Walaupun ada perkembangan dalam bidang
kebudayaan, tetapi tidak sepesat perkembangan dalam aktifitas perekonomian.
Peninggalan kebudayaan yang terlihat nyata adalah Masjid Baiturrahman.
Diplomat Aceh di Penang. Duduk: Teuku Kadi Malikul Adil (kiri) dan Teuku
Imeum Lueng Bata (kanan). Sekitar tahun 1870an
Hal ini bisa ditelusuri lebih awal setelah kemangkatan Sultan Iskandar
Tsani hingga serangkaian peristiwa nantinya, dimana para bangsawan ingin
10
11
armada pada tahun 1854 dipimpin oleh Laksamana Tuanku Usen dengan kekuatan
200 perahu. Ekspedisi ini untuk meyakinkan kekuasaan Aceh terhadap Deli,
Langkat dan Serdang. Namun naas, tahun 1865 Aceh angkat kaki dari daerah itu
dengan ditaklukkannya benteng Pulau Kampai.
Sultan juga berusaha membentuk persekutuan dengan pihak luar sebagai
usaha untuk membendung agresi Belanda. Dikirimkannya utusan kembali ke
Istanbul sebagai pemertegas status Aceh sebagai vassal Turki Utsmaniyah serta
mengirimkan sejumlah dana bantuan untuk Perang Krimea. Sebagai balasan,
Sultan Abdul Majid I mengirimkan beberapa alat tempur untuk Aceh. Tak hanya
dengan Turki, sultan juga berusaha membentuk aliansi dengan Perancis dengan
mengirim surat kepada Raja Perancis Louis Philippe I dan Presiden Republik
Perancis ke II (1849). Namun permohonan ini tidak ditanggapi dengan serius.
Kemunduran terus berlangsung dengan naiknya Sultan Mahmudsyah yang
muda nan lemah ke tapuk kekuasaan. Serangkaian upaya diplomasi ke Istanbul
yang dipimpin oleh Teuku Paya Bakong dan Habib Abdurrahman Az-zahier untuk
melawan ekspansi Belanda gagal. Setelah kembali ke ibukota, Habib bersaing
dengan seorang India Teuku Panglima Maharaja Tibang Muhammad untuk
menancapkan pengaruh dalam pemerintahan Aceh. Kaum moderat cenderung
mendukung Habib namun sultan justru melindungi Panglima Tibang yang
dicurigai bersekongkol dengan Belanda ketika berunding di Riau.[5]
Pada akhir November 1871, lahirlah apa yang disebut dengan Traktat
Sumatera, dimana disebutkan dengan jelas "Inggris wajib berlepas diri dari segala
unjuk perasaan terhadap perluasan kekuasaan Belanda di bagian manapun di
Sumatera. Pembatasan-pembatasan Traktat London 1824 mengenai Aceh
dibatalkan." Sejak itu, usaha-usaha untuk menyerbu Aceh makin santer
disuarakan, baik dari negeri Belanda maupun Batavia. Para Ulee Balang Aceh dan
utusan khusus Sultan ditugaskan untuk mencari bantuan ke sekutu lama Turki.
Namun kondisi saat itu tidak memungkinkan karena Turki saat itu baru saja
berperang dengan Rusia di Krimea. Usaha bantuan juga ditujukan ke Italia,
Perancis hingga Amerika namun nihil. Dewan Delapan yang dibentuk di Penang
12
untuk meraih simpati Inggris juga tidak bisa berbuat apa-apa. Dengan alasan ini,
Belanda memantapkan diri menyerah ibukota. Maret 1873, pasukan Belanda
mendarat di Pantai Cermin Meuraksa menandai awal invasi Belanda Aceh.
G. Daftar Pustaka
http://www.artikelsiana.com/2014/11/sejarah-kerajaan-islam-kerajaanaceh.html#_
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh
http://awal-berdiri-kerajaan-aceh.blogspot.com/
http://id.wikipedia.org/wiki/Kesultanan_Aceh
Rincian
1.
2.
3.
4.
5.
13
SOAL
A. Pilihan ganda
1. Sebelum Kerajaan Aceh dibangun, kerajaan ini sudah dirintis oleh
seseorang pada abad ke-15. Perintis tersebut adalah ...
a. Mudzaffar Syah
b. Ali Mughayat Syah
c. Sultan Salahudin
d. Sultan Iskandar Muda
e. Sultan Iskandar Thani
2. Raja yang membangun Kerajaan Aceh, sekaligus raja pertama di
kerajaan Aceh adalah ...
a. Mudzaffar Syah
b. Ali Mughayat Syah
c. Sultan Salahudin
d. Sultan Iskandar Muda
e. Sultan Iskandar Thani
3. Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas
perdagangan islam bahkan menjadi bandar transito yang dapat
menghubungkan dengan pedagang islam di dunia barat. Pada saat itu
14
Kerajaan Aceh mengalami masa kejayaan yang sangat pesat berkat dan
kegigihan dari raja ...
a. Sultan Salahudin
b. Ali Mughayat Syah
c. Sultan Iskandar Muda
d. Sultan Iskandar Thani
e. Sultan Alaudin Riayat Syah Al-Kahar
4. Kerajaan Aceh merupakan kerajaan yang besar dan pemerintahan yang
kuat. Dalam hal ini Aceh menganut pemeerintahan yang bercorak ...
a. Pemerintahan sipil atas dasar agama
b. Pemerintahan presidensiil atas dasar agama
c. Pemerintahan diktator atas dasar kekuasaan raja
d. Pemerintahan yang menganut faham liberal
e. Pemerintahan yang menganut faham komunis
5. Dalam sistem pemerintahan Aceh yang memimpin setiap kampung
adalah ...
a. Teuku
b. Teungku
c. Pang;ima sagi
d. Ulebalang
e. Imam
B. Uraian
1. Apa yang menyebabkan Kerajaan Aceh berkembang dengan pesat baik
dari segi ekonomi, sosial, agama, dll ?
2. Sebutkan dan jelaskan struktur pemerintahan yang ada di Kerajaan
Aceh !
3. Apa saja tindakan Sultan Iskandar Muda yang menjadikan Aceh
sebagai kerajaan besar dan mengalami kejayaan ?
4. Sebutkan raja-raja yang pernah memerintah di kerajaan Aceh !
5. Sebutkan faktor kemunduran dari Kerajaan Aceh !
KUNCI JAWABAN
A. 1. A
2. B
3. C
4. A
5. D
B.
1. Karena letak Kerajaan Aceh yang sangat strategis yaitu terletak di
dekat jalur pelayaran dan perdagangan Internasional yang tepatnya di
pulau sumatra bagian utara.
15
16
17