Sultan Ali Mughayat Syah juga meletakkan dasar-dasar politik luar negeri Kerajaan Aceh, yang isinya
sebagai berikut.
Berikut ini 34 sultan dan sultanah yang berkuasa menjadi raja Kerajaan Aceh.
Sultan Ali Mughayat Syah (1496-1528 M) Sultan Perkasa Alam Syarif Lamtui
(1702-1703 M)
Sultan Salahudin (1528-1537 M) Sultan Jamal al-Alam Badr al-Munir
(1703-1726 M)
Sultan Alaudin Riayat Syah al-Kahar (1537-1568 M Sultan Jauhar al-Alam Amin al-Din (1726 M)
Sultan Husein Ali Riayat Syah (1568-1575 M) Sultan Syams al-Alam (1726-1727 M)
Sultan Muda (1575 M) Sultan Ala‘ al-Din Ahmad Syah (1727-1735 M)
Sultan Sri Alam (1575 - 1576 M) Sultan Ala‘ al-Din Johan Syah (1735-1760 M)
Sultan Zain al-Abidin (1576-1577 M) Sultan Mahmud Syah (1760-1781 M)
Sultan Ala‘ al-Din Mansur Syah (1577-1589 M) Sultan Badr al-Din (1781-1785 M)
Sultan Buyong (1589-1596 M) Sultan Sulaiman Syah (1785-…)
Sultan Ala‘ al-Din Riayat Syah Sayyid Alauddin Muhammad Daud Syah Sultan Ala‘
al-Mukammil (1596-1604 M) al-Din Jauhar al-Alam (1795-1815 M)dan (1818
-1824 M)
Sultan Ali Riayat Syah (1604-1607 M) Sultan Syarif Saif al-Alam (1815-1818 M)
Sultan Iskandar Muda (1607-1636 M) Sultan Muhammad Syah (1824-1838 M)
Sultan Iskandar Thani (1636-1641 M) Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
Sri Ratu Safi al-Din Taj al-Alam (1641-1675 M) Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
Sri Ratu Naqi al-Din Nur al-Alam (1675-1678 M) Sultan Sulaiman Syah (1838-1857 M)
Sri Ratu Zaqi al-Din Inayat Syah (1678-1688 M) Sultan Mansur Syah (1857-1870 M)
Sri Ratu Kamalat Syah Zinat al-Din Sultan Mahmud Syah (1870-1874 M)
(1688-1699 M)
Sultan Badr al-Alam Syarif Hashim Jamal al-Din (1699 Sultan Muhammad Daud Syah (1874-1903 M)
-1702 M)
1. MASJID RAYA 4. BENTENG INDRA PATRA
BAITURRAHMAN
2. TAMAN SARI 5.MERIAM KESULTANAN
GUNONGAN ACEH
3. MAKAM SULTAN 6.UANG EMAS KERAJAAN
ISKANDAR MUDA ACEH
PENINGGALAN SEJARAH
KERAJAAN ACEH
Masjid Raya Baiturrahman merupakan Fungsi tersebut sangat terasa semasa Kerajaan
peninggalan Kerajaan Aceh yang paling Aceh dipimpin oleh Sultan Alaidin Mahmud
terkenal. Beberapa tulisan tentang sejarah Syah (1870-1874 M). Di masjid ini sering pula
pembangunannya menyebut bahwa Masjid diadakan musyawarah besar untuk
Raya Baiturrahman dibangun semasa membicarakan strategi penyerangan dan
Kerajaan Aceh diperintah oleh Sultan kemungkinan serangan Belanda terhadap
Iskandar Muda (1607-1636 M). Pada masa Kerajaan Aceh Darussalam. Karena posisinya
penjajahan, masjid peninggalan Kerajaan yang sangat strategis, Masjid Raya
Aceh ini juga digunakan sebagai markas Baiturrahman bahkan sempat dua kali dibakar
pertahanan terhadap serangan musuh. Belanda.
Makam Sultan Iskandar Muda terletak di Ia dikenal sangat piawai dalam membangun
Kompleks Baperis Museum Aceh, di samping Kesultanan Aceh menjadi kerajaan yang kuat,
pendopo Gubernur Aceh. Sultan Iskandar besar, dan disegani oleh kerajaan-kerajaan
Muda adalah raja besar yang berhasil lainnya. Sultan Iskandar Muda wafat di Aceh
membawa Kerajaan Aceh menuju masa pada 27 Desember 1636 di usia 43 tahun
kejayaan.
Gunongan merupakan salah satu situs Benteng Indra Patra dibangun pada masa
bersejarah dari zaman Kerajaan Aceh yang Kerajaan Lamuri, pendahulu Kesultanan Aceh.
dulunya digunakan sebagai tempat Fungsi benteng ini adalah sebagai tempat
bercengkerama keluarga kerajaan. Taman pertahanan melawan penjajahan bangsa
Sari Gunongan dibangun oleh Sultan Iskandar Portugis.
Muda untuk memenuhi permintaan
permaisuri dari Pahang, Malaysia.
Terdapat tiga meriam yang ditemukan di Desa Pada masanya, Kerajaan Aceh telah
Arongan, Kabupaten Aceh Barat. menggunakan dirham emas sebagai alat
Meriam-meriam tersebut diduga dibuat pada pembayaran. Dirham emas sejumlah 300
masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda. keping dari masa Kesultanan Aceh Darussalam
Meriam buatan Aceh ini digunakan untuk pernah ditemukan di Kecamatan Kutaraja,
mempertahankan wilayah mereka dari Banda Aceh.
serangan para penjajah.
Dari hasil penelitian yang diuraikan mengenai strategi Sultanah Safiatuddin dalam memimpin
Kesultanan Aceh Darussalam tahun 1641-1675 M, dapat disimpulkan bahwa:
1. Kedudukan Sultanah Safiatuddin sebagai pemimpin wanita pertama di Kesultanan Aceh Darussalam
menuai pro dan kontra. Golongan yang menentang pengangkatan pemimpin perempuan adalah
para ulama wujudiyah dan kelompok yang disebut orang kaya. Menurut ulama wujudiyah,
pemimpin perempuan tidak sesuai dengan hukum Islam yang berlaku, sedangkan kelompok orang
kaya merasa kepemimpinan Sultanah yang tegas membuat kedudukan kelompok ini menjadi tidak
diperlukan lagi dalam sistem pemerintahan. Syekh Nuruddin Ar-Raniri menjadi penengah atas
kontra kedua kelompok tersebut sehingga Sultanah tetap berada pada posisinya untuk memimpin
Kesultanan Aceh Darussalam.
2. Bentuk-bentuk strategi yang digunakan oleh Sultanah Safiatuddin, diantaranya:
KLIPING
tentang
KERAJAAN ACEH
Disusun oleh:
1. M. Opu Rizki Rajaza
2. Nurul Safira Atika
3. Ymelda Seftiani
4. Noval Okta Saputra
5. Rizky Hidayatullah