Anda di halaman 1dari 18

Assalamualaikum

Assalamualaikum
Wr.Wb

Kelompok 3 :
▹ Haya Nabilah Ramadhani
▹ Annisa Nurul Rahma
▹ Ririn Nur Sipa
▹ Ana Althofunnisa

2

Materi Pembahasan :
▹ Sejarah
▹ Awal Berdirinya Kerajaan
▹ Raja-Raja yang memerintah
▹ Masa Kejayaan
▹ Masa Keruntuhan
▹ Kehidupan Ekonomi
▹ Kehidupan Politik
▹ Kehidupan Sosial-Budaya

3
KESULTANAN
ACEH DARUSSALAM
Sejarah Kesultanan Aceh
Darussalam
Kesultanan Aceh Darussalam adalah sebuah kerajaan
bercorak agama Islam yang berada di provinsi Aceh,
Republik Indonesia. Kesultanan Aceh berlokasi di utara
5
dari pulau Sumatera dengan ibu kota kerajaan di Bandar
Aceh Darussalam dengan sultan pertamanya yaitu
Sultan Ali Mughayat Syah yang naik takhta pada Ahad,
1 Jumadil awal 913 H atau pada tanggal 8 September
1507.
Dalam sejarah kerajaan yang panjang itu dari tahun 1496 –
1903, Aceh mengembangkan sebuah pola dan sistem
terhadap pendidikan militer negaranya, dengan komitmen
kerajaan dalam menentang imperialisme dari bangsa Eropa,
memiliki sebuah sistem pemerintahan kerajaan yang teratur
dan sistematik, mewujudkan adanya pusat-pusat pengkajian 6
ilmu pengetahuan, dan menjalin hubungan diplomatik
dengan negara lain. Beberapa kerajaan di pulau sumatra
lainnya seperti Sejarah Kerajaan Samudera Pasai.
Awal Berdirinya
Kerajaan
Kesultanan Aceh dibuat oleh Sultan Ali
Mughayat Syah pada tahun 1496. Pada awalnya
kerajaan Aceh ini berdiri diatas wilayah dari
Kerajaan Lamuri, kemudian Kerajaan Aceh
berhasil menundukan dan menyatukan
beberapa wilayah disekitar kerajaannya
mencakup daerah Daya, Pedir, Lidie, Nakur.

Selanjutnya pada tahun 1524 wilayah


Kesultanan Samudra Pasai sudah menjadi
bagian dari Kesultanan Aceh diikuti dengan
wilayah Aru.
Pada tahun 1528, Sultan Ali Mughayat Syah digantikan
oleh anaknya yang bernama Salahuddin, yang kemudian
memerintah hingga tahun 1537. Kemudian Sultan
Salahuddin digantikan oleh saudaranya yang bernama
Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar melalui sebuah
kudeta, sultan ini memerintah hingga tahun 1571.

8
Setelah wafatnya Sultan Alauddin Riayat Syah al-Kahar
terus melanjutkan perjuangan. Beberapa kali melakukan
serangan kejohor dan terus menjalin persahabatan dengan
sejarah kerajaan islam di indonesia lainnya terutama yang
berada di pulau jawa.
Raja – Raja
yang pernah Sultan Ali Mughayat PENDIRI
memerintah Syah (1514-1528 M)

kerajaan Sultan Salahuddin


(1528-1537 M)
9

Sultan Alaudin Riayat


Syah Al-Kahar (1537-
1568 M)

Masa Sultan Iskandar Muda


Kejayaan (1607-1636 M)
Masa Kejayaan
Kesultanan Aceh mengalami masa keemasan pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda (1607 - 1636). Pada
masa kepemimpinannya, Aceh telah berhasil memukul
mundur kekuatan Portugis dari selat Malaka. Kejadian ini
dilukiskan dalam La Grand Encyclopedie bahwa pada 10
tahun 1582, bangsa Aceh sudah meluaskan pengaruhnya
atas pulau-pulau Sunda (Sumatera, Jawa dan Kalimantan)
serta atas sebagian tanah Semenanjung Melayu. Selain itu
Aceh juga melakukan hubungan diplomatik dengan semua
bangsa yang melayari Lautan Hindia.
Sultan Iskandar Muda
Pada tahun 1586, kesultanan Aceh melakukan penyerangan
terhadap Portugis di Melaka dengan armada yang terdiri
dari 500 buah kapal perang dan 60.000 tentara laut.
Serangan ini dalam upaya memperluas dominasi Aceh atas
Selat Malaka dan semenanjung Melayu. Walaupun Aceh
telah berhasil mengepung Melaka dari segala penjuru, 11

namun penyerangan ini gagal dikarenakan adanya


persekongkolan antara Portugis dengan kesultanan Pahang.
Masa Keruntuhan
▹ Menguatnya Negara Penjajah
Makin menguatnya kekuasaan dari negara penjajah yaitu
Belanda di pulau Sumatera dan Selat Malaka, ditandai
dengan jatuhnya wilayah lain disekitarnya yaitu
Minangkabau, Siak, Tiku, Tapanuli, Mandailing, Deli, 12

Barus (tahun 1840) serta Bengkulu kedalam kekuasaan dari


penjajahan Kerajaan Belanda.
▹ Perebutan Kekuasan Pewaris Tahta Aceh
Faktor penting lainnya yaitu terjadinya perebutan
kekuasaan di antara para pewaris tahta dari kesultanan
Aceh.
Hal ini bisa dibuktikan kerana setelah kemangkatan Sultan
Iskandar Tsani hingga berbagai serangkaian peristiwa
lainnya, dimana para bangsawan ingin menghilangkan
kontrol ketat dari kekuasaan Sultan dengan mengangkat
janda dari Sultan Iskandar Tsani menjadi seorang Sultanah.
▹ Perang Saudara
Perang saudara kembali terjadi namun berkat bantuan dari 13
Thomas Raffles dan Koh Lay Huan yaitu seorang pedagang
dari Penang. Tak sampai disitu, terjadi perang saudara lagi
yang kembali merebutan mahkota Kesultanan Aceh antara
Tuanku Sulaiman dengan Tuanku Ibrahim yang kelak akan
bergelar Sultan Mansur Syah (tahun 1857-1870).
▹ Adanya Pembayaran Upeti ke Sultan
Sultan Mansyur Syah berusaha untuk memperkuat kembali
kesultanan Aceh yang sudah melemah. Dia berhasil
mengalahkan para raja lada untuk memberikan upeti
kepada sultan, hal ini sebelumnya tak pernah dilakukan
14
oleh sultan sebelumnya. Untuk memperkuat pertahanan di
wilayah timur, sultan ini mengirimkan sebuah armada pada
tahun 1854 yang dipimpin oleh Laksamana Tuanku Usen
dengan kekuatan armada mencapai 200 perahu.
Kehidupan Ekonomi

Kehidupan ekonomi masyarakat Aceh adalah dalam bidang


pelayaran dan perdagangan. Pada masa kejayaannya,
perekonomian berkembang pesat. Penguasaan Aceh atas
daerah-daerah pantai barat dan timur Sumatra banyak 15
menghasilkan lada. Sementara itu, Semenanjung Malaka
banyak menghasilkan lada dan timah. Hasil bumi dan alam
menjadi bahan ekspor yang penting bagi Aceh, sehingga
perekonomian Aceh maju dengan pesat.
Kehidupan Politik
Setelah malaka berhasil diduduki oleh Portugis pada tahun
1511, Kerajaan Aceh mulai berkembang dikarenakan
sebagian besar pedagang-pedagang besar islam dari Malaka
pindah ke Aceh. Selain itu, penyebab lainnya Aceh menjadi
ramai ialah karena runtuhnya Samudra Pasai ke tangan
Portugis pada tahun 1521.
16
Dan berdasarkan silsilah sultan – sultan Aceh, dan berita –
berita Eropa, kerajaan Aceh berhasil melepaskan diri dari
kerajaan pedir. Dan pada saat itu pula berdirilah kerajaan
Aceh dengan raja pertama dipimpin oleh Sultan Ali
Mughayat pada tahun 1514-1528. Dan pada masa
kepemimpinan Sultan Iskandar Muda pada tahun 1607 –
1636, kerajaan Aceh mengalami Kejayaan.
Kehidupan Sosial-Budaya
Kehidupan sosial di kerajaan Aceh pada saat itu muncul
dua golongan yang saling berebut untuk menjadi golongan
yang berpengaruh di Aceh. Dua golongan itu ialah
golongan Teuku dan golongan Teungku. Yang mana
golongan Teuku ini merupakan golongan dari orang-orang
bangsawan yang memegang kekuasaan sipil.
Sedangkan golongan Teungku merupakan golongan dari 17
para ulama’ yang memiliki peran penting di dalam bidang
agama. Di dalam golongan para ulama’ yang memegang
kekuasaan atas dasar agama, masih ada dua persaingan
yaitu persaingan antara aliran Syiah dengan aliran
Ahlussunnah wal Jama’ah. Pada saat kepemimpinan Sultan
Iskandar Muda, aliran yang berkembang dengan pesat
adalah aliran syi’ah.
Terima
Terima
Kasih
Kasih

Anda mungkin juga menyukai