Anda di halaman 1dari 18

I.

Geografi Selandia Baru

LETAK

Selandia Baru terdiri dari dua pulau utama dan sejumlah pulau yang
lebih kecil, terletak di dekat pusat belahan lautan. Pulau Utara dan
Pulau Selatan dipisahkan oleh Selat Cook, selebar 22 kilometer di
celah tersempitnya. Di samping Pulau Utara dan Pulau Selatan, lima
pulau terbesar yang dihuni adalah Pulau Stewart, Pulau Chatham,
Pulau Great Barrier (di Teluk Hauraki), Pulau d'Urville (di
Marlborough Sounds) dan Pulau Waiheke (kira-kira 22 kilometer
dari Auckland tengah). Pulau-pulau negara ini terletak di antara
34°25’ LS sampai 47°17’ LS, dan 166°27’ BT sampai 178°35’ BT.

Selandia Baru memiliki panjang (lebih dari 1.600 kilometer membujur dari utara ke selatan) dan
memiliki lebar maksimum 400 kilometer melintang dari barat ke timur, dengan garis pantai
sepanjang kira-kira 15.134 kilometer dan total luas daratan seluas 268.021 kilometer persegi
Karena pulau-pulau luarnya yang terpisah jauh dan garis pantainya yang panjang, negara ini
memiliki sumber daya kelautan yang melimpah. Zona Ekonomi Eksklusif-nya, merupakan salah
satu yang terluas di dunia, meliputi lebih dari 15 kali lipat luas daratannya.

Pulau Selatan adalah pulau yang terbesar di Selandia Baru, dan terbagi membujur oleh Alpen
Selatan di tengah-tengahnya. Terdapat 18 puncak gunung yang lebih tinggi dari 3.000 meter di
atas permukaan laut, yang tertinggi adalah Gunung Cook/Aoraki setinggi 3.754 kilometer di atas
permukaan laut. Pegunungan Fiordland yang curam dan fyord yang dalam adalah prasasti bagi
proses glasiasi besar pada zaman es di tepi barat daya Pulau Selatan. Pulau Utara tidak terlalu
bergunung-gunung, tetapi ditandai oleh banyak gunung api. Zona Vulkanik Taupo yang sangat
aktif telah membentuk dataran tinggi vulkanik yang besar, yang diselingi oleh gunung tertinggi di
Pulau Utara, Gunung Ruapehu (2.797 meter di atas permukaan laut). Dataran tinggi ini juga
menjadi tempat bagi danau terbesar di negara ini, Danau Taupo, yang terletak di kaldera salah satu
supervolcano yang paling aktif di dunia.

Negara ini memiliki topografi yang bervariasi, dan bahkan mungkin kedaruratannya di atas
banyak gelombang, hingga perbatasannya yang dinamis, ia mengangkang di antara Lempeng
Pasifik dan Lempeng Indo-Australia. Selandia Baru adalah bagian dari Benua Selandia, sebuah
pecahan benua, hampir separo ukuran Australia, yang secara bertahap tenggelam setelah terpisah
dari adibenua Gondwana. Kira-kira 25 juta tahun lalu, sebuah pergeseran tektonik lempeng mulai
meliukkan dan meremas kawasan ini. Sebagian besar bukti yang kini berada di Alpen Selatan
dibentuk oleh pemampatan kerak di sisi Sesar Alpen. Di tempat lainnya, perbatasan lempeng
melibatkan subduksi satu lempeng di bawah lempeng lainnya, menghasilkan Palung Puysegur di
selatan, Palung Hikurangi di timur Pulau Utara, dan Palung Kermadec dan Palung Tonga di utara
jauh.

 IKLIM

Selandia Baru beriklim lautan yang sedang dengan suhu rata-rata tahunan berkisar antara 10 °C di
selatan sampai 16 °C di utara. Maksimal dan minimal yang pernah dicatat adalah 42,4 °C di

1
Rangiora, Canterbury dan −25,6 °C di Ranfurly, Otago. Kondisi sangatlah bervariasi dari satu
region ke region lainnya, dari yang sangat basah di Pesisir Barat Pulau Selatan sampai yang
hampir semi-gersang di Otago Tengah dan Cekungan Mackenzie di Pedalaman Canterbury dan
subtropis di Semenanjung Auckland Utara. Di antara tujuh kota terbesar, Christchurch adalah
yang paling kering, rata-rata hanya menerima 640 milimeter curah hujan per tahun dan Auckland
adalah yang paling basah, menerima hampir dua kali lipat yang diterima Christchurch. Auckland,
Wellington, dan Christchurch semuanya menerima rata-rata 2.000 jam paparan sinar matahari per
tahun. Bagian selatan dan barat-daya Pulau Selatan beriklim lebih sejuk dan lebih berawan,
dengan kira-kira 1.400–1.600 jam paparan sinar matahari per tahun; bagian utara dan timur-laut
Pulau Selatan adalah wilayah yang paling cerah di negara ini dan menerima kira-kira 2.400–2.500
jam paparan sinar matahari per tahun.

Iklim Selandia Baru terbagi atas 4 musim: musim panas (Januari dan Februari), musim gugur
(Maret-Mei), musim dingin (Juni-Agustus), musim semi (September-November). Iklimnya pada
musim dingin relatif sejuk dan basah serta musim panas yang hangat dan kering. Iklimnya bukan
termasuk subtropis, kecuali jauh di bagian utara. Cuacanya sangat bervariasi antara daerah
geografis yang satu dan yang lain.

KEANEKARAGAMAN HAYATI

Keterpencilan geografis Selandia Baru selama 80 juta tahun dan biogeografi pulau bertanggung
jawab atas uniknya spesies flora dan fauna negara ini. Mereka telah berevolusi dari kehidupan liar
Gondwana atau beberapa organisme mampu memencar secara biologis dengan menerbangkan
dirinya dari pantai ke pantai, berenang, atau terbawa oleh dinamika laut. Kira-kira 82 persen
tumbuhan berpembuluh asli Selandia Baru adalah endemik, meliputi 1.944 spesies dari 65 genus
dan satu familia tunggal. Dua jenis hutan utama adalah hutan-hutan yang didominasi oleh
pepohonan berdaun lebar dengan Podocarpaceae yang mengambang, atau oleh Nothofagus di
wilayah beriklim lebih dingin. Tipe vegetasi lainnya adalah padang rumput.

Sebelum datangnya manusia, kira-kira 80 persen daratan Selandia


Baru ditutupi oleh hutan, dengan hanya alpen tinggi, basah, tak-subur
dan daerah-daerah vulkanik tanpa pepohonan. Penggundulan hutan
besar-besaran di Selandia Baru terjadi setelah manusia tiba, dengan
kira-kira separo hutan lenyap terbakar api setelah pendudukan oleh
bangsa Polinesia. Sebagian besar hutan yang tersisa juga menyusut
setelah datangnya bangsa Eropa, karena terjadi pembalakan kayu atau
pembukaan hutan untuk dijadikan lahan bagi perladangan pastoral,
Kiwi, burung endemik yang menyisakan hutan hanya 23 persen dari keseluruhan daratan.
tidak bisa terbang adalah
sebuah ikon nasional.
Hutan-hutan didominasi oleh aneka burung, dan sedikitnya mamalia pemangsa telah menjadi
penyebab bagi beberapa spesies seperti kiwi, kakapo, dan takahē berevolusi menjadi burung yang
tidak bisa terbang. Kedatangan manusia, perubahan-perubahan yang berhubungan dengan habitat,
dan diperkenalkannya tikus Polinesia, ferret, dan mamalia lainnya mengarah pada kepunahan
banyak spesies burung, termasuk burung-burung besar seperti moa dan elang Haast.

Hewan-hewan asli lainnya diwakili oleh reptil (tuatara, bengkarung, dan cicak), kodok, laba-laba
(katipo), serangga (weta), dan siput. Beberapa, seperti burung wren dan tuatara, adalah begitu
unik, sehingga mereka disebut fosil hidup. Tiga spesies kelelawar (sejak kepunahannya) adalah

2
tiga dan hanya tiga tanda mamalia darat asli di Selandia Baru sampai tahun 2006 ketika
ditemukannya tulang-tulang unik dari mamalia darat seukuran-tikus yang berumur paling muda 16
juta tahun. Bagaimanapun, mamalia laut terdapat cukup banyak, dengan hampir setengah cetacea
dunia (paus, lumba-lumba, dan porpoise) dan banyak pinniped dilaporkan terdapat di perairan
Selandia Baru. Ada banyak ragam burung laut di Selandia Baru, sepertiganya hanya ada di negara
ini. Ada lebih banyak spesies penguin yang ditemukan di Selandia Baru dibandingkan negara lain.

Sejak datangnya manusia hampir setengah spesies vertebrata negara ini punah, termasuk paling
sedikit 51 jenis burung, tiga jenis kodok, tiga jenis kadal, satu jenis ikan air tawar, empat jenis
tumbuhan, dan satu jenis kelelawar. Yang lainnya terancam punah atau jumlahnya menyusut
drastis. Bagaimanapun, para pelestari di Selandia Baru telah memelopori beberapa metode untuk
membantu memulihkan kehidupan liar yang terancam, termasuk suaka pulau, pengendalian hama,
translokasi kehidupan liar, penyelenggaraan panti, dan ecological restorasi pulau ekologis dan
kawasan-kawasan terpilih lainnya. Menurut Indeks Kinerja Lingkungan tahun 2012, Selandia
Baru dipandang sebagai "pewujud yang kuat" dalam hal perlindungan lingkungan, menempati
peringkat ke-14 dari 132 negara yang dinilai.

Pohutukava adalah sebuah tumbuhan


endemik Selandia Baru.

 SUMBER DAYA ALAM

Banyaknya danau dan sungai yang mengalir dari pegunungan merupakan sumber daya alam yang
penting bagi negara ini dan merangsang untuk dibangunnya pusat-pusat tenaga listrik (PLTA),
yang menghabiskan 90% dari tenaga nasional untuk keperluan industry dan rumah tangga. PLTA
terbesar adalah Benmore di sungai Waitakim, Roxburg di sungai Clutha dekat Dunedin; dan yang
lainnya di sungai Waikamakariri. Semuanya terletak di pulau selatan, PLTA di pulau utara
penduduknya lebih banyak sedangkan potensi PLTA yang lebih kecil, maka dipasang kabel dasar
laut selat Cook dari pulau selatan. Pusat tenaga listrik geothermal (PLTG) terdapat di Wairaki
sebelah selatan Rotora, yang menghasilkan listrik untuk pulau utara.

Sumber mineral seperti batu bara di daerah pegunungan Westland di pulau selata. Di Otago
merupakan tempat mencari emas tetapi hanya sedikit tambang emas di sana, di pulau utara
terdapat juga pasir besi dan gas alam yang terkenal di dekat Gunung Egmont.

Hutan merupakan sumber daya alam yang berharga bagi selandia baru, yang pernah mengalami
kerusakan. Mula-mula orang Maori dan orang-orang Eropa membuka hutan untuk lahan
pertanian. Kemudian perusahaan-perusahaan kayu yang berkembang di selandia baru. Hal tersebut
menyebabkan hutan di sini termasuk pohon Kauri (pohon yang sangat langka) rusak. Tetapi
berkat program restorisasi yang dilakukan pemerintah, hutan-hutan baru telah menggantikan hutan

3
lama. Pada abad 20 didatangkan bibit pohon dari luar negeri seperti: pinus California, ceda
Jepang, larch Eropa, ecalypus Australia, yang ditanam bersama-sama dengan pohon domistik
rimu, matai, totara, tawa, dan beech. Hutan meliputi seperempat wilayah selandia baru yang
menghasilkan bubur kertas, kertas, dan meubel, yang kesemuanya merupaka komoditi ekspor
yang penting.

 PENDUDUK

Menurut sensus tahun 2006; 67,6 persen penduduk diketahui sebagai keturunan Eropa dan 14,6
persen sebagai Māori. Kelompok etnik utama lainnya adalah bangsa Asia (9,2 persen) dan bangsa
Pasifik (6,9 persen), sedangkan 11,1 persen mengaku hanya sebagai "Orang Selandia Baru" (atau
serupa dengan itu) dan 1 persen mengaku beretnis lain. Ini bertentangan dengan data tahun 1961,
ketika sensus melaporkan bahwa populasi Selandia Baru pada saat itu 92 persen keturunan Eropa
dan 7 persen Māori, dengan minoritas Asia dan Pasifik sebesar 1 persen. Sedangkan demonim
untuk warga Selandia Baru dalam bahasa Inggris adalah New Zealander, dan istilah kolokial
"Kiwi" biasa digunakan oleh masyarakat internasional dan penduduk setempat. Kata pinjaman
dari bahasa Māori, Pākehā biasanya merujuk pada warga Selandia Baru keturunan Eropa,
meskipun beberapa pihak menolak sebutan ini, dan beberapa orang Māori menggunakannya untuk
merujuk semua warga Selandia Baru yang bukan dari kalangan Polinesia.

Kelompok etnik yang paling bertumbuh-


kembang di Selandia Baru adalah dari Asia. Di
sini, para pemain barongsai menari di Festival
Lampion di Auckland. Suku Māori adalah bangsa pertama yang mencapai Selandia
Baru, diikuti oleh pendatang dini Eropa. Kolonisasi
berikutnya, didominasi oleh pendatang dari Britania, Irlandia,
dan Australia karena kebijakan yang ketat serupa dengan
Kebijakan Australia Putih Terdapat juga imigran yang
signifikan dari Belanda, asal Dalmatia, imigrasi dari Italia dan
Jerman bersama-sama dengan imigrasi tak-langsung dari
Eropa melalui Australia, Amerika Utara, Amerika Selatan,
dan Afrika Selatan. Setelah Depresi Besar kebijakan-
kebijakan diperlonggar dan keanekaragaman migran semakin
bertambah banyak. Pada tahun 2009–2010, sebuah target
tahunan tentang persetujuan 45,000–50,000 penduduk tetap
telah ditentukan oleh Badan Imigrasi Selandia Baru lebih dari
satu migran baru untuk setiap 100 penduduk Selandia Baru.
23 persen populasi Selandia Baru dilahirkan di seberang
lautan, sebagian besarnya menetap di kawasan Auckland. Sementara itu, sebagian besarnya masih
berasal dari Britania Raya dan Irlandia (29 persen), imigrasi dari Asia Timur (sebagian besarnya
Cina Daratan, tetapi dengan jumlah yang substansial juga dari Korea, Taiwan, Jepang, dan Hong
Kong) juga bertambah banyak dengan cepat. Jumlah pelajar internasional yang berbiaya sendiri
menaik tajam pada akhir dasawarsa 1990-an, dengan lebih dari 20.000 orang yang belajar dalam
lembaga-lembaga pendidikan tinggi publik pada tahun 2002.

4
Karena keadaan geografisnya yang bergunung-gunung ditambah dengan banyaknya curah hujan
di pegunungan alpen dan daerah pegunungan di Central pulau utara, menyebabkan penduduk
selandia baru jarang. Daerah yang banyak penduduknya di daerah dataran rendah pinggiran pulau
utara dan sepanjang pantai timur yang telah kering dan pantai selatan pulau selatan. Sebagai besar
penduduk selandia baru (83%) bermukim di kota-kota, sebagai pencerminan pengaruh luasnya
industri peternakan dan sedikitnya pertanian di selandia baru, dan yang dibareni dengan
urbanisasi. Sekitar dua per tiga penduduk hidup di pulau utara, dan masih banyak melakukan
urbanisasi.

Banyak persoalan social selandia baru bersumber pada hubungan yang tidak harmonis antara
orang-orang maori dan orang kulit putih. Ketidakharmonisan antara orang maori dan pakeha di
selandia baru terjadi selama berabad-abad. Ketidakharmonisan ini sebetulnya terjadi karena
masalah kepemilikan tanah. Walaupun merupakan penduduk asli wilayah ini, orang maori kini
tidak lagi menjadi pemilik tanah yang terbesar. Tanah milik orang maori hanya sekitar 4.4% dari
sejumlah wilayah di selandia baru.

DEMOGRAFI

Populasi historis Selandia Baru (hitam) dan bayangan


laju pertumbuhan (merah).

Selandia Baru memiliki populasi sekitar 4 juta. Sekitar 80% dari populasinya adalah turunan
Eropa. Suku Maori adalah grup etnik kedua terbesar (14,7%). Sekitar 1996 dan 2001, jumlah
orang Asia (6,6%) melewati jumlah orang Kepulauan Pasifik (6,5%).

Kristen adalah agama dominan di Selandia Baru, meskipun hampir 40% populasinya tidak
memiliki agama. Denominasi utama Kristen adalah Anglikan, Presbiteranian, Katolik Roma, dan
Methodist. Ada juga sejumlah orang yang menyebut mereka Gereja Pantekosta dan Baptis dan
juga Mormon. Gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru memiliki banyak pengikut di antara
orang Maori. Menurut hasil sensus, agama minoritas lain termasuk Hindu, Buddha, dan Islam.
Terdapat lebih dari 36.000 Muslim di Selandia Baru yang sebagian besar adalah pendatang baru
dan pengungsi.

Populasi Selandia Baru kira-kira sejumlah 4,4 juta jiwa. Selandia Baru adalah negara yang
didominasi oleh kawasan perkotaan, dengan 72 persen populasi tinggal di 16 kawasan perkotaan
utama dan 53 persen tinggal di empat kota terbesar Auckland, Christchurch, Wellington, dan
Hamilton. Kota-kota di Selandia Baru pada umumnya berperingkat tinggi dalam hal ukuran
kelayakan huni internasional. Misalnya, pada tahun 2010 Auckland menempati peringkat ke-4
kota paling layak huni di dunia dan Wellington menempati peringkat ke-12 dalam Survey Kualitas
Hidup versi Mercer.

5
Angka harapan hidup seorang bayi Selandia Baru yang lahir pada tahun 2008 adalah 82,4 tahun
untuk perempuan, dan 78,4 tahun untuk laki-laki. Angka harapan hidup bayi pada saat dilahirkan
diramalkan naik dari 80 tahun menjadi 85 tahun pada tahun 2050 dan angka kematian bayi
diperkirakan mengalami penurunan. Tingkat kesuburan total Selandia Baru adalah sebesar 2,1;
relatif tinggi untuk ukuran negara maju, dan kelahiran alami menempati proporsi signifikan
pertumbuhan populasi. Oleh karenanya, negara ini memiliki populasi muda dibandingkan dengan
negara-negara paling terindustrialisasi, dengan 20 persen penduduk Selandia Baru berumur 14
tahun atau lebih muda. Pada tahun 2050 populasi Selandia Baru ditaksir mencapai 5,3 juta jiwa,
umur median berubah dari 36 tahun menjadi 43 tahun dan persentase orang yang berumur 60
tahun atau lebih tua berubah dari 18 persen menjadi 29 %.

BAHASA

Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling luas digunakan di Selandia Baru, dipertuturkan
oleh 98 persen penduduk. Bahasa Inggris Selandia Baru adalah serupa dengan Bahasa Inggris
Australia dan ada banyak penutur dari belahan utara bumi yang tidak mampu mengucapkan aksen
ini. Perbedaan yang paling mencolok antara Bahasa Inggris dialek Selandia Baru dan Bahasa
Inggris dialek lainnya adalah pergeseran pada vokal depan pendek: suara i yang pendek (seperti
pada kit) menjadi agak diketengahkan mendekati suara schwa (pepet) (contohnya a pada comma
dan about); suara e pendek (seperti pada dress) berpindah ke arah suara i pendek; dan suara a
pendek (seperti pada trap) bergeser ke arah e pendek. Dengan demikian, pengucapan khas
Selandia Baru untuk kata-kata bad, dead, fish, dan chips terdengar seperti bed, did, fush, dan
chups bagi orang yang bukan dari Selandia Baru.

Setelah Perang Dunia II, Suku Māori coba dihalang-halangi menggunakan bahasa mereka sendiri
(te reo Māori) di sekolah dan tempat kerja dan bahasa Maori hanya digunakan sebagai bahasa
komunitas di beberapa daerah terpencil. Bahasa Maori baru-baru ini mulai diberdayakan kembali,
dinyatakan sebagai salah satu bahasa resmi Selandia Baru pada tahun 1987, dan dipertuturkan
oleh 4,1 persen populasi. Sekarang terdapat sekolah pendalaman bahasa Māori dan dua saluran
televisi berbahasa Maori, dua dan hanya dua saluran televisi nasional yang sebagian besar jam siar
utamanya disajikan dalam bahasa Māori. Banyak tempat secara resmi dinamai ganda, nama Maori
dan nama Inggris beberapa tahun belakangan ini. Bahasa Samoa adalah salah satu bahasa lisan
terpopuler di Selandia Baru (2,3 %), diikuti oleh bahasa Perancis, bahasa Hindi, bahasa Yue, dan
bahasa Cina Utara. Bahasa Isyarat Selandia Baru digunakan oleh hampir 28.000 orang dan dibuat
sebagai bahasa resmi kedua di Selandia Baru pada tahun 2006.

BUDAYA

Bangsa Māori kuno mengadaptasi budaya Polinesia timur yang berbasis tropika, sejalan dengan
tantangan-tantangan yang melekat dengan suatu lingkungan yang lebih luas dan lebih beraneka
ragam, yang sebenarnya secara langsung ataupun tidak langsung juga mengembangkan budaya
sendiri yang berbeda. Organisasi sosial sangatlah bersifat komunal
dengan keluarga (whanau), sub-suku (hapu), dan suku (iwi) yang
diatur oleh seorang ketua (rangatira) yang kedudukannya
memerlukan persetujuan komunitas. Imigran Britania dan Irlandia
membawa aspek-aspek kebudayaan mereka ke Selandia Baru dan
juga memengaruhi kebudayaan Māori, khususnya dengan
diperkenalkannya Agama Kristen. Bagaimanapun, Māori masih

Para penari dari Kepulauan 6


Cook Islands di Festival
Pasifika, Auckland.
menganggap kepatuhan mereka terhadap kelompok-kelompok kesukuan sebagai bagian penting
dari identitas mereka, dan kekerabatan Māori mirip dengan apa yang berlaku di masyarakat
Polinesia lainnya. Yang lebih baru, Budaya Amerika Serikat, Australia, Asia, dan budaya-budaya
Eropa lainnya telah memengaruhi budaya Selandia Baru. Budaya-budaya Polinesia yang bukan
Māori juga terlihat, dengan diselenggarakannya Festival Pasifika, festival Polinesia terbesar di
dunia, dan kini menjadi acara tahunan di Auckland.

Kehidupan perdesaan yang luas di Selandia Baru dini telah membentuk citra Orang Selandia Baru
yang kasar, pemecah masalah yang sangat gigih. Kesantunan diharapkan dan diberdayakan
melalui "sindroma opium tinggi", di mana pihak-pihak berpenghasilan tinggi menerima kritikan
pedas. Pada masa itu Selandia Baru tidak dikenal sebagai negara intelek. Sejak permulaan abad
ke-20 sampai penghujung dasawarsa 1960-an budaya Māori ditekan oleh upaya asimilasi Māori
ke dalam Orang Selandia Baru keturunan Britania. Pada dasawarsa 1960-an, ketika pendidikan
tinggi dan kawasan perkotaan meluas budaya perkotaan mulai mendominasi. Meskipun sebagian
besar populasi kini menetap di kota-kota, banyak seni, sastra, film, dan lawakan Selandia Baru
bertemakan perdesaan.

SENI

Sebagai bagian dari kebangkitan budaya Māori, seni tenun dan kerajinan tangan tradisional kini
dipraktikkan lebih luas dan para seniman Māori semakin membanyak dan semakin berpengaruh.
Sebagian besar ukiran Māori menampilkan gambar-gambar manusia, pada umumnya dengan tiga
jari dan tampak alami, detail kepala, atau kepala yang fantastis. Pola-pola permukaan meliputi
pilinan, bubungan, takukan, dan sisik ikan menghiasi sebagian besar ukiran. Arsitektur unggulan
Māori memuat bangunan-bangunan pertemuan yang diukir (wharenui), dihiasi dengan ukiran dan
ilustrasi simbolis. Bangunan-bangunan ini aslinya dirancang untuk dapat dibangun kembali,
diubah, dan disesuaikan untuk keperluan yang berbeda-beda.

Māori menghias kayu-kayu bangunan putih, kano, dan nisan menggunakan cat merah (campuran
ochre merah dan lemak hiu) dan hitam (terbuat dari jelaga) dan membuat lukisan burung, reptil,
dan desain lain pada dinding gua. Rajah-rajah Māori (moko) memuat jelaga berwarna yang
dicampur dengan getah, digoreskan pada daging menggunakan pahat yang terbuat dari tulang.
Sejak ketibaan orang Eropa, lukisan dan foto menjadi didominasi oleh pemandangan alam, aslinya
bukan merupakan karya seni, melainkan gambaran Selandia Baru yang sebenarnya. Foto-foto
Māori juga lazim, di mana pelukis dini sering menggambarkan mereka sebagai "noble savage"
(orang liar yang terhormat), kecantikan yang eksotik, atau pribumi yang bersahabat. Keterpencilan
negara ini telah memperlambat terterimanya pengaruh tren kesenian Eropa, dan memungkinkan
seniman lokal mengembangkan gaya regionalisme sendiri yang berbeda. Pada dasawarsa 1960-an
dan 1970-an ada banyak seniman yang memadukan teknik-teknik Māori dan Barat, untuk
menciptakan bentuk-bentuk seni yang unik. Seni dan kerajinan Selandia Baru secara bertahap
telah menerima perhatian internasional, contohnya melalui pameran di Biennale di Venezia pada
tahun 2001 dan pameran "Paradise Now" di New York pada tahun 2004.

7
Jubah Māori terbuat dari serat lenan murni dan bercorak segitiga, berlian, dan bentuk-bentuk
geometri lainnya dengan warna hitam, merah, dan putih. Batu
hijau dijadikan anting-anting dan kalung, dengan desain yang
paling terkenal adalah hei-tiki, sebuah gambaran manusia yang
diputarbalik, sedang duduk bersila dengan kepalanya miring ke
samping. Orang Eropa membawa etiket busana Inggris ke
Selandia Baru, dan sampai dasawarsa 1950-an sebagian besar
orang berdandan untuk acara-acara sosial. Standar-standar sejak
saat itu menjadi lebih santai dan gaya busana Selandia Baru telah
menerima reputasi atas kesederhanaanya, kepraktisannya, dan
kesahajaannya. Bagaimanapun, industri busana lokal telah tumbuh
Potret Hinepare dari Ngāti secara signifikan sejak tahun 2000, melipatduakan ekspor dan
Kahungunu karya Gottfried
bertambah dari segelintir saja menjadi kira-kira 50 merek yang
Lindauer, menggambarkan chin
moko, pounamu hei-tiki, dan mapan, di mana beberapa merek memperoleh pengakuan
jubah tenun.
internasional.

PENDIDIKAN DAN AGAMA

Pendidikan dasar dan menengah diwajibkan bagi anak-anak berusia 6 sampai 16 tahun, sebagian
besarnya dimulai pada usia 5 tahun. Pendidikan wajib ini memerlukan waktu selama 13 tahun dan
belajar di sekolah negeri adalah gratis. Selandia Baru memiliki angka melek huruf sebesar 99%,
dan lebih dari setengah populasi berumur 15 sampai 29 tahun menjalani pendidikan tinggi.
Terdapat lima jenis lembaga pendidikan tinggi yang dimiliki pemerintah: universitas, kolese
pendidikan, politeknik, kolese spesialis, dan wānanga, selain lembaga pelatihan swasta. Dalam
populasi dewasa; 14,2% bergelar sarjana atau lebih tinggi; 30,4% berkualifikasi sekunder (setara
pendidikan menengah); dan 22,4% tidak berkualifikasi formal. Program Penilaian Pelajar
Internasionalnya OECD menempatkan sistem pendidikan Selandia Baru pada peringkat ke-7
terbaik di dunia, di mana para pelajar berkemampuan membaca, matematika, dan ilmu
pengetahuan yang sangat baik.

Kristen adalah agama mayoritas di Selandia Baru, meskipun masyarakatnya termasuk yang paling
sekular di dunia. Menurut Sensus 2006, 55,6% populasi mengaku sebagai orang Kristen,
sementara 34,7% lainnya mengaku tak-beragama (meningkat dari 29,6% pada tahun 2001) dan
kira-kira 4 persen menganut agama lain. Denominasi Kristen terbesar yang ada di Selandia Baru
adalah Anglikan, Katolik Roma, Presbiterian, dan Metodisme. Terdapat juga jumlah penganut
Kristen yang signifikan yang mengaku sebagai pengikut aliran Pentakosta, Baptis, dan Mormon;
serta gereja Ratana yang berbasis di Selandia Baru yang diikuti oleh banyak orang Māori.
Menurut gambaran sensus, agama minoritas signifikan lainnya adalah Hindu, Buddha, dan Islam.

II. Pemerintahan Selandia Baru

Selandia Baru merupakan negara berbentuk pemerintahan Monarki Konstitusional dengan sistem
parlemen. Setelah kedaulatan Inggris di wilayah ini dijalankan pada tahun 1840, Undang-Undang
tahun 1852 kemudian menciptakan sistem pemerintahan pertama, termasuk sistem legislatif
bikameral (dua kamar) dan dewan provinsi. Legislasi tambahan seperti eliminasi majelis tinggi
kemudian memodifikasi kebanyakan provinsi. Seperti halnya Kerajaan Inggris, Selandia Baru

8
tidak memiliki Undang-Undang Dasar khusus. Legislasi konstitusional merupakan akumulasi dari
undang-undang dan hukum-hukum tambahan. Selama seratus tahun pertama, kebijakan politik
Selandia Baru selalu mengikuti arah kebijakan Inggris. Dalam pernyataan perang dengan Jerman
di tahun 1939, Perdana Menteri Michael Savage menyatakan “Where she goes, we go; where she
stands, we stand”.

Pasca perang, Amerika Serikat mulai meningkatkan pengaruhnya terhadap kebudayaan Selandia
Baru yang kemudian memperkaya kasanah identitas nasional negara ini. Selandia Baru bergabung
dengan Australia dan Amerika Serikat dalam perjanjian keamanan ANZUS pada tahun 1951, dan
kemudian ikut membantu AS dalam Perang Korea dan Perang Vietnam. Hal kontras terjadi dalam
hubungannya dengan Inggris, karena Inggris kemudian meningkatkan fokusnya dalam Kriss Suez,
dan Selandia Baru juga terpaksa harus membangun pola pasar baru karena Inggris bergabung
dalam Masyarakat Ekonomi Eropa (EEC).

a. Eksekutif

Selandia Baru mengakui Kerajaan Inggris sebagai kedaulatannya, atau sebagai kepala negara
formal. Perwakilan kerajaan di Selandia Baru diwakili oleh seorang gurbernur jenderal. Secara
resmi ditunjuk oleh kerajaan atas rekomendasi perdana menteri setiap lima tahun. Setelah
pemilihan nasional, gurbernur jenderal menunjuk pemimpin dari partai terbesar dalam
legislatif sebagai perdana menteri dan mengatur bentuk pemerintahan perdana menteri tersebut
(kabinet). Gurbernur jenderal secara formal menunjuk menteri-menteri dengan rekomendasi
perdana menteri. Gurbernur jenderal juga harus memberikan persetujuan atas pengumuman
parlemen untuk menjadi hukum.

Perdana menteri mengepalai kabinet, yang merupakan tempat pembuatan kebijakan tertinggi
dalam pemerintahan. Kabinet bertanggung jawab atas keseharian administrasi pemerintahan,
dan para menteri bertanggung jawab untuk bidang kebijakan yang lebih spesifik. Para menteri
juga bersidang dalam Dewan Eksekutif, sebuah badan yang bertugas memberikan nasehat
kepada gurbernur jenderal. Konvensi konstitusional mengharuskan gurbernur jenderal untuk
mengikuti rekomendasi dewan ini.

b. Legislatif

Badan legislatif, atau parlemen, terdiri atas sistem satu kamar, yaitu Majelis Perwakilan.
Parlemen diberikan kekuasaan untuk membuat undang-undang. Majelis Perwakilan terdiri atas
120 anggota, yang sejak tahun 1996 dipilih dengan menggunakan sistem yang dikenal dengan
mixed member proportional (MMP). Dalam sistem ini, setengah dari anggota dipilih dari
distrik pemilihan (termasuk enam kursi untuk perwakilan Maori) dan sisanya dipilih dari
daftar partai yang didasarkan pada pembagian pemilihan partai dalam pemilihan nasional.
Pemilihan legislatif harus diadakan setidaknya setiap tiga tahun.

Registrasi calon pemilih bersifat wajib di Selandia Baru, tapi partisipasinya dalam pemilihan
merupakan sukarela. Pemilih yang diperbolehkan adalah yang berusia minimal 18 tahun,
warga negara atau penduduk tetap yang telah tinggal selama satu tahun, dan penduduk dari
distrik pemilihan yang telah tinggal setidaknya satu bulan. Warga keturunan Maori dapat
memilih di distrik pemilihan biasa atau disalah satu dari distrik pemilihan Maori. Setiap

9
pemilih, dalam sistem MMP, memiliki dua suara: satu untuk pemilihan perwakilan distrik, dan
yang lainnya untuk partai politik.

c. Yudikatif

Gurbernur jenderal Selandia Baru menunjuk seluruh hakim di Selandia Baru, tradisi ini
dirancang untuk menggantikan kepentingan politik. Sitem judisial mencakup Mahkamah
Distrik, Mahkamah Tinggi, Mahkamah Banding, dan Mahkamah Agung, yang menggantikan
Dewan Umum yang berbasis di London sebagai badan judisial tertinggi di tahun 2004.
Mahkamah ini berbentuk sebuah hirarki dalam proses banding. Mahkamah Tinggi
menampung ajuan banding dari mahkamah yang lebih rendah dan pengadilan, sementara
Mahkamah Banding menampung ajuan banding dari Mahkamah Tinggi dan dari pengadilan
juri Mahkamah Distrik. Keputusan Mahkamah Banding bersifat final, kecuali kasus-kasus
yang diajukan ke Mahkamah Agung.

d. Partai Politik

Dua partai politik terbesar di Selandia Baru adalah Partai Nasional dan Partai Buruh. Kedua
partai ini secara tradisi mendominasi perpolitikan negeri, masing-masing bersaing untuk
mengendalikan legislatif. Dalam rangka mengurangi pengaruh sistem dua partai ini,
masyarakat Selandia Baru mengadakan referendum untuk penerapan sistem MMP, yang
berhasil di pemilihan tahun 1996. Sistem ini membantu partai-partai kecil memenangkan lebih
banyak kursi legislatif, yang kemudian mengurangi kecenderungan kekuasaan partai tunggal.
Partai-partai yang lebih kecil lebih sering masuk kedalam ajang koalisi dengan Partai Buruh
dan Partai Nasional, yang kemudian berlanjut menjadi partai yang paling berpengaruh. Partai-
partai penting lainnya adalah New Zealand First, ACT New Zealand, United Future, dan
Green Party.

e. Pemerintahan Lokal

Selandia Baru dibagi kedalam 12 kawasan dan 74 teritorial. Dewan Regional mengurus
kawasan-kawasan, dan otoritas teritorial mengurus teritorial. Otoritas teritorial mencakup
dewan distrik dan kota, yang bertanggung jawab pada hampir semua kepengurusan lokal.
Setiap anggota dari badan pemerintahan lokal dipilih secara langsung.

f. Pertahanan

Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan Udara Selandia Baru terkoordinir dibawah
Menteri Pertahanan. Jumlah personil regular Angkatan Darat pada tahun 1999 adalah 4450
tentara. Total personel regular angkatan laut adalah 1.980, dan Angkatan Udara memiliku
2.800 personel regular. Angkatan Darat diutamakan untuk kepentingan operasi penjaga
perdamaian internasional. Layanan militer bersifat sukarela, wajib militer tidak dipakai lagi
sejak tahun 1950-an. Salah satu kebijakan luar negeri Selandia Baru adalah turut serta
menjaga perdamaian dunia, oleh karena itu Selandia Baru selalu menurunkan militernya untuk
tujuan tersebut. Dalam beberapa perang seperti Perang Dunia I, Perang Dunia II, Perang
Korea, dan kasus Darurat Malaysia (konfrontasi Indonesia-Malaysia), Perang Vietnam, Perang
Teluk, dan Perang Afganistan, militer Selandia Baru bergabung dengan pasukan sekutu

10
terutama Inggris. Selandia Baru juga turut menurunkan angkatan daratnya dalam Perang Irak
selama satu tahun guna membantu pembangunan infrastruktur Irak. Pada tahun 2007, militer
Selandia Baru masih aktif disana.

g. Organisasi Internasional

Selandia Baru merupakan anggota pendiri Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan anggota
penuh Negara-Negara Persemakmuran, yang merupakan asosiasi sukarela negara-negara yang
berhubungan dengan Kerajaan Inggris, selain itu negara ini juga aktif dalam beberapa
organisasi geopolitik seperti APEC, East Asia Summit, dan OECD.

III. PEREKONOMIAN SELANDIA BARU

Selandia Baru termasuk dalam negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi menyaingi
Eropa Selatan dalam beberapa hal, Selandia Baru termasuk dalam salah satu negara terbaik
misalnya pada Indeks Pembangunan Manusia yang menempatkan Selandia Baru pada urutan
ketiga. Ekspor merupakan andalan utama perekonomian negara ini sehingga dampak
perekonomian dunia akan berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi negara ini.

Selandia Baru memiliki sebuah ekonomi pasar yang modern, makmur, dan maju dengan taksiran
produk domestik bruto (PDB) berdasarkan keseimbangan kemampuan berbelanja (KKB) per
kapita sebesar US$ 28.250. Satuan mata uang Selandia Baru adalah Dollar Selandia Baru, secara
informal dikenal sebagai "dollar Kiwi"; mata uang ini juga beredar di Kepulauan Cook, Niue,
Tokelau, dan Kepulauan Pitcairn. Selandia Baru menempati peringkat ke-5 Indeks Pembangunan
Manusia tahun 2011, ke-4 dalam Indeks Kebebasan Ekonomi The Heritage Foundation tahun
2012, dan ke-13 dalam Indeks Inovasi Global INSEAD tahun 2012.

Berdasarkan sejarahnya, industri-industri ekstraktif telah sangat berkontribusi bagi ekonomi


Selandia Baru, berfokus pada perburuan anjing laut, penangkapan paus, pemanenan lenan liar,
pendulangan emas, pengumpulan getah kauri, dan damar asli. Dengan dikembangkannya kapal
laut berpembeku pada dasawarsa 1880-an daging dan hasil-hasil peternakan lainnya diekspor ke
Britania, sebuah perdagangan yang menjadi basis bagi pertumbuhan ekonomi yang kuat di
Selandia Baru. Permintaan yang besar akan hasil-hasil pertanian dari Britania Raya dan Amerika
Serikat telah membantu warga Selandia Baru untuk memperoleh standar kehidupan yang lebih
tinggi daripada Australia dan Eropa Barat pada dasawarsa
1950-an dan 1960-an. Pada tahun 1973 pasar ekspor
Selandia Baru mengalami penurunan ketika Britania Raya
menggabungi Komunitas Eropa dan faktor-faktor pemberat
lainnya, seperti krisis minyak 1973 dan krisis energi 1979,
mengarah pada melesunya ekonomi Selandia Baru. Standar
kehidupan di Selandia Baru mengalami kejatuhan menjadi
Auckland, sebuah kota bisnis dengan latar
belakang Pulau Rangitoto. di bawah Australia dan Eropa Barat, dan pada tahun 1982
Selandia Baru memiliki pendapatan per kapita yang paling
rendah di antara negara-negara maju yang disurvey oleh Bank Dunia. Sejak tahun 1984,
pemerintah-pemerintah penerus di Selandia Baru berurusan dengan restrukturisasi ekonomi makro
(yang pada mulanya dikenal sebagai Rogernomics dan kemudian berubah menjadi Ruthanasia),

11
secara cepat mengubah Selandia Baru dari ekonomi yang sangat proteksionistis menjadi ekonomi
pasar bebas yang sangat liberal.

Angka pengangguran mengalami puncaknya di atas 10 persen pada tahun 1991 dan 1992, setelah
malapetaka pasar saham 1987, tetapi sebenarnya jatuh ke angka terendah sebesar 3,4 persen pada
tahun 2007 (peringkat ke-5 dari 27 negara OECD yang dibandingkan). Bagaimanapun, krisis
finansial global yang berdampak besar bagi Selandia Baru, dengan penyusutan PDB selama lima
triwulan berturut-turut, resesi terpanjang dalam 30 tahun terakhir, dan angka pengangguran naik
kembali menjadi 7% pada akhir tahun 2009. Pada bulan Mei 2012, laju pengangguran umum
adalah pada kisaran 6,7%; sedangkan laju pengangguran untuk mereka yang berusia 15 sampai 21
tahun adalah sebesar 13,6%. Selandia Baru mengalami serangkaian "emigrasi sumber daya
kecerdasan" sejak dasawarsa 1970-an yang masih berlanjut hingga kini. Hampir seperempat
pekerja sangat terampil memilih hidup di seberang lautan, terutama di Australia dan Britania,
menempati proporsi tertinggi di antara negara-negara maju. Namun, dalam beberapa tahun
terakhir, terjadi "imigrasi sumber daya kecerdasan" yang membawa para profesional terdidik dari
negara-negara Eropa dan negara-negara berkembang.

Karena iklimnya yang sedang dan tanahnya yang subur, meyebabkan Selandia Baru menjadi
daerah pertanian dan perternakan. Di sana terdapat 75 juta domba dengan daerah peternakan
terbesar terdapat di Canterbury Plaim di pantai selatan (Pulau Selatan). Selain itu terdapat sekitar
8 juta sapi, seperempatnya adalah sapi perah. Karena itu Selandia Baru merupakan Negara
pengekspor mentega, keju, susu, daging beku, dan wool. Kenyakan perusahaan sapi perah terdapat
di pulau utara terutama di Waikato dan Taranski.

PERTANIAN

Pertanian telah menjadi sektor perekonomian penting di Selandia Baru selama berabad-abad.
Sebelum kedatangan bangsa eropa, pertanian hanya terpusat di perkebunan-perkebunan kecil yang
dikerjakan orang-orang maori dengan tanaman-tanaman terbatas. Kini banyak wilayah hutan yang
sudah dibuka dan dijadikan daerah pertanian. Sektor ini telah dikembangkan dengan melakukan
mekanisme modern. Tanah pertanian umumnya kecil (antara 30-40 ha), dan banyak juga
digunakan untuk industri susu dan pertanian campuran, namun hasilnya sangat baik. Sejumlah
tanah pertanian yang besar umunya berada di daerah perbukitan, dan dibarengi dengan usaha
peternakan.

Hasil pertanian yang penting adalah gandum, oat, kacang polong, dan buah-buahan seperti apel,
persik, ceri, jeruk, dan anggur. Lebih dari 50% gandum dihasilkan dari daratan Canterbury;
sedangkan buah-buahan dihasilkan dari wilayah Otago dan Nelson di pulau selatan, serta teluk
Hawke di pulau utara. Anggur yang bermutu baik dihasilkan dari daerah sekitar Auckland,
Napier, dan Teluk Hawke.

PETERNAKAN

Banyak wilayah padang rumput yang subur menyebabkan sektor peternakan menjadi salah satu
kegiatan perekonomian yang utama di Selandia Baru. Dagung, susu, wol, dan telur, merupakan
komoditi ekspor utama Selandia Baru. Selandia Baru merupakan Negara penghasil wol terbesar
ketiga di dunia, dan terbesar kedua sebagai pengekspor wol. Usaha peternakan telah dilakukan
sejak tahun 1834, dengan didatangkannya sejumlah sapi dari eropa.

12
Daerah pengembalaan domba yang penting adalah Cnterbury, Wellington, Auckland Selatan –
Teluk Plenty, Southland, Otago dan Teluk Hawke. Susu dihasilkan dari dataran-dataran rendah
yang subur di pulau utara. Sekitar 90% sapi diternakkan di antara Auckland Selatan – Teluk
Plenty, Taranaki, dan Wellington. Pada tahun 2012 jumlah sapi mencapai 30.237.000 ekor, biri-
biri berjumlah 48.132.000 ekor, babi 1.454.000 ekor dan kambing 1.136.000 ekor.

PERIKANAN

Pada tahun-tahun terakhir ini, perikanan makin meningkat peranannya dalam menunjang
perekonomian Selandia Baru. Sumber-sumber penangkapan ikan Selandia baru terutama adalah
Auckland, Wellington, dan Pert Chalmers. Ikan tuna dan trout dihasilkan dari danau-danau dan
sungai-sungainya. Perairan lautnya menghasilkan ikan sapper, ikan terakibi, serta udang karang.
Sebagian besar hasil tangkapan ikan diperuntukan bagi pasar dalam negeri, dan pada tahun 2006
mencapai 641.000 metrik per ton.

PERTAMBANGAN

Jenis tambang utama yang ada di Selandia Baru adalah emas dan batu bara. Emas telah ditambang
sejak tahun 1853, terutama terdapat di pantai barat pulau selatan, Otago, dan Southland. Batu bara
dihasilkan di Greymouth. Selain itu terdapat juga jenis tambang lain dalam jumlah yang lebih
kecil, antara lain perak, mangan, bentonit, fodfat dan tembaga.

PERDAGANGAN

Selandia Baru sangat bergantung kepada perdagangan internasional, khususnya hasil pertanian.
Bilangan ekspornya adalah 24 persen dari produksinya, membuat Selandia Baru rentan terhadap
harga-harga komoditas internasional dan resesi global. Industri-industri ekspor pentingnya adalah
pertanian, hortikultura, perikanan, kehutanan, dan pertambangan, yang menyumbang setengah
ekspor negara ini. Mitra ekspor utamanya adalah Australia, Amerika Serikat, Jepang, Cina, dan
Britania Raya. Pada tanggal 7 April 2008, Selandia Baru dan Cina menandatangani Perjanjian
Perdagangan Bebas Selandia Baru-Cina, perjanjian pertama yang ditandatangani Cina dengan
negara maju. Sektor jasa adalah sektor terbesar dalam ekonomi negara ini, diikuti oleh manufaktur
dan konstruksi dan kemudian perkebunan dan ekstraksi bahan mentah. Pariwisata memainkan
peran signifikan dalam ekonomi Selandia Baru, menyumbang US$ 15,0 miliar bagi keseluruhan
PDB Selandia Baru dan mendukung 9,6 persen seluruh tenaga kerja pada tahun 2010.
International visitors to New Zealand increased by 3.1 percent in the year to October 2010 dan
diharapkan mengalami kenaikan pada laju 2,5 persen per tahun sampai tahun 2015.

Wol pernah menjadi ekspor pertanian utama Selandia Baru pada akhir abad ke-19. Bahkan
pada dasawarsa 1960-an, ia memasok lebih dari sepertiga
total perolehan ekspor, tetapi sejak saat itu harganya terus
menurun dibandingkan komoditas-komoditas lainnya dan
wol tidak lagi menguntungkan bagi banyak petani.
Sebaliknya, hasil peternakan dan susu meningkat, dengan
banyaknya sapi perah bertambah menjadi dua kali lipat
antara tahun 1990 sampai 2007, menjadi penyumbang
Wol pernah menjadi komoditas utama terbesar ekspor Selandia Baru. Sejak tahun itu sampai bulan
ekspor Selandia Baru.
Juni 2009, hasil susu mencapai 21 persen (US$ 9,1 miliar)

13
dari total ekspor, dan perusahaan terbesar di negara ini, Fonterra, memegang kendali hampir
sepertiga perdagangan susu internasional. Ekspor pertanian lainnya pada tahun 2009 adalah
daging sebesar 13,2 persen, wol sebesar 6,3 persen, buah-buahan sebesar 3,5 persen dan perikanan
sebesar 3,3 persen. Industri anggur Selandia Baru telah mengikuti tren serupa susu, banyaknya
kebun anggur bertambah menjadi dua kali lipat pada periode yang sama, mengambil alih ekspor
wol untuk kali pertama pada tahun 2007.

INFRASTRUKTUR

Pada tahun 2008, minyak, gas, dan batu bara memasok 69 persen energi Selandia Baru dan 31
persen sisanya dihasilkan dari energi terbarukan, khususnya tenaga air dan panas bumi. Jejaring
transportasi di Selandia Baru meliputi 93.805 kilometer jalan, senilai 23 miliar dollar, dan 4.128
kilometer jalur rel kereta api. Mayoritas kota kecil dan kota besar terhubung oleh angkutan bus,
meskipun mobil pribadi adalah modus transportasi terbesar. Kereta api di Selandia Baru
diswastakan pada tahun 1993, kemudian dibeli kembali oleh pemerintah pada tahun 2004 dan kini
masih menjadi badan usaha milik negara. Kereta api beroperasi melintasi negara ini, meskipun
sebagian besarnya mengangkut barang dibanding penumpang. Sebagian besar pengunjung dari
luar negeri tiba melalui jalur udara dan Selandia Baru memiliki tujuh bandar udara internasional,
meskipun sejak bulan Februari 2011 sampai sekarang hanya Bandar Udara Internasional
Auckland dan Christchurch yang berhubungan langsung dengan negara lain selain daripada
Australia maupun Fiji. Kantor Pos Selandia Baru memonopoli telekomunikasi sampai tahun 1989
ketika Telecom New Zealand didirikan, mulanya sebagai badan usaha milik negara dan kemudian
diswastakan pada tahun 1990. Telecom masih memiliki mayoritas infrastruktur telekomunikasi,
tetapi persaingan dari penyedia lainnya bertambah hebat. Uni Telekomunikasi Internasional PBB
menempatkan Selandia Baru pada peringkat ke-12 dalam pembangunan infrastruktur informasi
dan komunikasi, naik empat tingkat antara tahun 2008 sampai 2010.

Daftar kota di Selandia Baru


(Taksiran populasi pada bulan Juni 2010)
Peringka Nama Kota Region Populasi*
t
1 Auckland Region 1,377,200
Auckland
2 Wellington Region 393,400
Wellington
3 Christchurch Region 380,900
Canterbury
4 Region Waikato 206,400
5 Napier- Region Hawke's 124,800
Hastings Bay

6 Tauranga Region Bay of 121,500


Plenty
7 Dunedin Region Otago 117,700

14
8 Palmersto Region 82,400
n North Manawatu-
Wanganui
9 Nelson Nelson 60,800
10 Rotorua Region 56,200
Bay of
Plenty

11 New Region Taranaki 52,500


Plymouth

12 Whangare Region 52,200


i Northland

Keterangan : * Taksiran Juni 2011

KOTA KOTA PENTING DI SELANDIA BARU

 Wellington

Sebagai ibu kota Negara dan kota ketiga terbesar di selandia baru, yang didirikan tahun 1840,
berlokasi di pantai selatan Cook du ujung pantai selatan pulau utara. Kota ini mempunyai
pelabuhan terdalam di dunia yang banyak disinggahi kapal samudera dan kapal ferry yang
menghubungkan pulau utara dan pulau selatan. Selain sebagai ibukota pemerintahan yang
dilengkapi dengan Universitas Victoria, Nastion Art Gallery yang memiliki lokasi lukisan
yang banyak. Juga di sana terdapat perpustakaan Turnbull yang terkenal dengan lokasi bahan
pustaka yang berhubungan dengan selandia baru dan pasifik,

15
 Auckland

Terletak di pantai utara pulau utara adalah kota terbesar di selandia baru dengan
penduduknya lebih dari 1.300.000 orang. Kota ini didirikan di suatu tanah genting antara dua
pelabuhan Waitemata dan Manukan. Karena letak dan fasilitas pelabuhannya yang lengkap
dan modern menyebabkan Auckland menjadi pusat perdagangan dan pengapalan komoditi
berbagai pabrik besi dan baja yang bahan dasarnya menggunakan pasir besi.

Auckland merupakan kota dengan penduduk Polynesia yang terbesar di dunia. Selain orang
maori yang telah bermukim di kota ini, pendatang-pendatang baru dari seluruh kepulauan
pasifik selatan banyak yang berdiam di sana. Dengan dua pelabuhan laut dan lapangan
terbang internasionalnya, Auckland merupakan gerbang bagi separuh pengunjung selandia
baru.

Kota Auckland

 Cristchurch

Terletak di Caterbury Plain pantai timur pulau selatan adalah kota kedua terbesar di Selandia
Baru. Melalui pelabuhan Luttelton, Cristchurch mendukung industri pupuk, pakaian, alat-alat
listrik dan mebel.

 Dunedin

Berlokasi di semenanjung Otago 320 km sebelah selatan Cristchurch merupakan pusat


industry besi dan wool, yang diekspor melalui Port Chalmers, termasuk hasil pertanian dari
Otago. Universitas Otago di Dunedin adalah tertua di Selandia Baru.

IV. HUBUNGAN SELANDIA BARU DENGAN INDONESIA

Selain mempunyai hubungan bilateral dalam bentuk hubungan diplomatic, antara Indonesia dan
Selandia Baru juga ada kerja sama ekonomi, budaya dan teknologi. Karena perbedaan potensi
alamiah maupun perbedaan tingkat teknologi maka terjadi hubunngan dagang (Indonesia
menginpor hasil ternak, dan mengekspor komoditi tropis). Kerjasama dalam bidang teknologi
jelas dari perperannya Selandia baru dalam pusat pengembangan PLTG (Pembangkit Listrik

16
Tenaga Geothermal) di kawah Kamojah Jawa Barat dan Gunung Dieng. Dalam bidang pendidikan
banyak mahasiswa Indonesia yang belajar di Selandia Baru.

Industri pertanian menempati posisi paling vital dalam siklus bilateral Indonesia  dengan Selandia
Baru. Produk pertanian yang dihasilkan melalui hubungan perdagangan kedua negara telah
mencapai sekitar 6.5 triliun rupiah pada 2011. Angka ini merupakan setengahnya dari keseluruhan
nilai perdagangan bilateral tersebut. Dalam hal ini tercipta suatu proses mutualisme, yakni
Indonesia merupakan negara sumber produk pertanian terbesar ketiga untuk Selandia Baru,
sementara Selandia Baru merupakan negara sumber produk pertanian kesebelas untuk Indonesia.

Kerja sama di bidang geotermal atau panas bumi menjadi prioritas dalam hubungan bilateral
Indonesia dan Selandia Baru. Sejauh ini dua buah proyek kerja sama energi itu sudah digelar di
Sumatera dan Sulawesi. Kerjasama geotermal antara Indonesia dan Selandia Baru juga melibatkan
institusi-institusi penting seperti Bank Dunia, Pertamina, Institut Penelitian Nuklir Selandia Baru
dan lainnya. Isu geotermal pun menjadi pokok pembahasan utama dalam kunjungan PM Selandia
Baru ke Indonesia pada awal tahun 2012 lalu.

Selandia Baru merupakan pasar potensial bagi eksportir di wilayah Jawa Tengah. Agar sukses
menembus pasar di negara tersebut, Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jateng menjajaki
kerjasama dengan Duta Besar RI untuk Selandia Baru, Samoa dan Kerajaan Tonga. Selandia
Baru merupakan negara ketiga di dunia yang paling mudah menjadi tempat untuk melakukan
bisnis dan negara termudah di dunia untuk membuka usaha. nilai ekspor Indonesia ke Selandia
Baru selama ini masih didominasi minyak mentah mencapai US$150 juta dengan kontribusi 25
persen dari total ekspor. Komoditas penting lainnya meliputi bungkil (oil cake), batu bara, kertas,
kaca dan karet ban mobil.

DAFTAR PUSTAKA

17
http://id.wikipedia.org/wiki/Selandia_Baru

Sumarmi, 1999. Geografi Regional II. Malang: Jurusan Geografi Universitas Negeri Malang

http://globaloneworld.com/destination-country/new_zealand

http://www.suaramerdeka.com/v1/index.php/read/news/2012/10/05/131942/Selandia-Baru-Pasar-
Potensial-Bagi-Eksportir-Jateng

http://newzeanando.wordpress.com/tentang-selandia-baru/pemerintahan/

18

Anda mungkin juga menyukai