Anda di halaman 1dari 2

KERAJAAN ACEH

KELOMPOK:
● alfia zahra (02)
● hanifah ayu h (14)
● pingkan triastuti (25)
● radya wibangga (27)
● dylon wastu r (38)

Kerajaan Aceh adalah kerajaan Islam di Sumatera yang didirikan oleh Sultan Ali Mughayat
Syah pada 1496 M. Ibu kota Kerajaan Aceh terletak di Kutaraja atau Banda Aceh
(sekarang).Kerajaan ini mencapai puncak kejayaanya pada masa pemerintahan Sultan
Iskandar Muda (1607-1636 M). Di bawah kekuasaannya, Aceh berhasil menaklukkan
Pahang yang merupakan sumber timah utama dan melakukan penyerangan terhadap
Portugis di Melaka. Selain itu, kejayaan Aceh tidak lepas dari letak kerajaannya yang
strategis, yaitu di dekat jalur pelayaran dan perdagangan internasional.

SEJARAH KERAJAAN ACEH:


Berdirinya Kerajaan Aceh bermula ketika kekuatan Barat telah tiba di Malaka. Hal itu
mendorong Sultan Ali Mughayat Syah untuk menyusun kekuatan dengan menyatukan
kerajaan-kerajaan kecil di bawah payung Kerajaan Aceh. Untuk membangun kerajaan yang
besar dan kokoh, Sultan Ali Mughayat Syah membentuk angkatan darat dan laut yang kuat.

RAJA KERAJAAN ACEH


1. Ali Mughayat Syah (1514-1530)

Raja Ali Mughayat Syah merupakan raja pertama sekaligus pendiri dari Kerajaan Aceh.
Pada kekuasaan beliau, Kerajaan Aceh melakukan ekspansi ke beberapa daerah seperti
Pasai, Daya, Lidic, Nakur, dan Pedir.

2. Alauddin Ri’ayat Syah (1589-1604)

Dalam kepemimpinannya, Alauddin Ri’ayat Syah melakukan penyerangan ke Malaka yang


saat itu dikuasai oleh Portugis dan juga menyerang Kerajaan Aru. Di bawah kepemimpinan
Alauddin Ri’ayat Syah, Kerajaan Aceh mulai melakukan hubungan diplomasi politik dengan
Turki.

3. Iskandar Muda (1607-1636)

Sultan Iskandar Muda memerintah Kerajaan Aceh tahun 1607–1636 M. Di bawah


pemerintahannya, Kerajaan Aceh mengalami kejayaan. Iskandar Muda membawa kejayaan
pada bidang perdagangan, diplomasi, bahkan politik.
4. Iskandar Thani (1636-1641)

Setelah Sultan Iskandar Muda wafat, tahta Kerajaan Aceh digantikan oleh menantunya,
Sultan Iskandar Thani. Di bawah kepemimpinannya, beliau melanjutkan tradisi kekuasaan
yang sebelumnya dilakukan oleh Sultan Iskandar Muda karena beliau masih merasa kalau
tradisi tersebut masih baik dan cocok untuk dilakukan.

KEHIDUPAN POLITIK KERAJAAN ACEH


Kehidupan politik Kerajaan Aceh sebelum dan sesudah pemerintahan Sultan Iskandar Muda
sangat berbeda. Pada periode awal, konsentrasi politik lebih tercurah untuk pembentukan
kekuatan militer dalam upaya mempertahankan keberadaannya dari ancaman yang datang
dari dalam ataupun luar.

PUNCAK KEJAYAAN KERAJAAN ACEH


Setelah Sultan Iskandar Muda naik takhta, Kesultanan Aceh mengalami perkembangan
pesat hingga mencapai puncak kejayaannya. Di bawah pemerintahan Sultan Iskandar
Muda, Kerajaan Aceh tumbuh menjadi kerajaan besar dan berkuasa atas perdagangan,
bahkan menjadi bandar transit yang menghubungkan dengan pedagang Islam di Barat.
Sultan Iskandar Muda juga meneruskan perjuangan Aceh dengan menyerang Portugis dan
Kerajaan Johor di Semenanjung Malaya supaya bisa menguasai jalur perdagangan di Selat
Malaka dan menguasai daerah-daerah penghasil lada. Di samping itu, Kerajaan Aceh
memiliki kekuasaan yang sangat luas, meliputi daerah Aru, Pahang, Kedah, Perlak, dan
Indragiri.

MASA KERUNTUHAN KERAJAAN ACEH


Pada 1641, atau sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Kerajaan Aceh mengalami
kemunduran. Faktor kejatuhan Kerajaan Aceh paling utama adalah adanya perebutan
kekuasaan di antara para pewaris takhta. Selain itu, kekuasaan Belanda di Pulau Sumatera
dan Selat Malaka semakin menguat. Pada masa pemerintahan raja terakhir Kerajaan Aceh,
Belanda terus melancarkan perang terhadap Aceh. Setelah melakukan peperangan selama
40 tahun, Kesultanan Aceh akhirnya jatuh ke pangkuan kolonial Belanda.

PENINGGALAN KERAJAAN ACEH


1. Masjid Raya Baiturrahman
2. Taman Sari Gunongan
3. Benteng Indra Patra
4. Meriam Kesultanan Aceh
5. Makam Sultan Iskandar Muda
6. Uang emas Kerajaan Aceh.

Anda mungkin juga menyukai