Anda di halaman 1dari 2

Gedung Teraskita menjadi salah satu bangunan di Jakarta 

yang mendapat
sertifikat green building (gedung hijau) dari International Finance Corporation
(IFC) dan Green Building Council Indonesia (GBCI). Chief Engineering Teraskita
Asep Arifin mengatakan, pihaknya bisa menghemat ongkos operasional
perusahaan sampai 50 persen dalam satu tahun karena menerapkan konsep
bangunan hijau.
Secara nominal, jumlahnya mencapai Rp 2,7 miliar per tahun. Angka itu
setara dengan konsumsi energi dari 405 rumah untuk masyarakat berpenghasilan
rendah (MBR) dan konsumsi air dari 147 rumah dengan tipe yang sama. Ada
beberapa cara yang diaplikasikan dalam pengelolaan gedung tersebut, antara lain
melalui pengaturan sistem kelistrikan dan konsumsi air. Sedangkan pemakaian
listriknya disesuaikan dengan tingkat hunian yang ada sehingga energi listrik tidak
terbuang percuma saat tidak ada orang.
Teraskita berada di daerah Cawang, Jakarta Timur, dan merupakan gedung
yang terdiri dari perkantoran dan hotel berbintang 3 yang memiliki 149 kamar.
Adapun strategi yang ditempuh pengelola Teraskita untuk menghemat
pengeluaran, antara lain memaksimalkan ukuran jendela dan memakai jenis kaca
berkualitas bagus sehingga meringankan beban pendingin ruangan.
Kemudian, mengefisienkan sistem pendingin ruangan dan memakai lampu
hemat energi yang diatur dengan sensor cahaya alami di berbagai area gedung.
Selain itu, untuk konsumsi air menggunakan alat pengatur dengan debit air rendah,
serta memanfaatkan air tadah hujan dan daur ulang untuk keperluan di toilet dan
pengairan di taman. Dari segi material, hampir sama dengan gedung hijau lainnya,
yaitu baja dan beton bangunannya menggunakan bahan mentah yang berasal dan
dibuat di Indonesia, sedangkan kayunya harus yang bersertifikat. 

Anda mungkin juga menyukai