Anda di halaman 1dari 15

SEJARAH

PERKEMBANGAN
ARSITEKTUR

Arsitektur Eklektik
Arsitektur Eklektik

Eclectic atau eklektik berasal dari bahasa Yunani =


“eklegein”, artinya memilih sesuatu (“to pick out”), istilah
ini ditemukan pada filsafat dan juga bidang seni, yaitu
pembentukan atau pemilihan dari beberapa sistem
berpikir kemudian menciptakan satu pola pemikiran baru.
Pemikir eklektik mencoba untuk mengkombinasikan
doktrin-doktrin yang dianggapnya valid untuk disatukan,
walaupun pemikiran-pemikiran tersebut tidak dapat
Plato disatukan pada satu kesatuan yang utuh (integral).
Pola pemikiran yang bersifat “eklektik” sebenarnya sudah
lama berlangsung, yaitu sejak abad ke-2 SM di Yunani.
Pada saat itu mulai tumbuh benih-benih intelektualitas
yang dimotivasi oleh filsuf besar Yunani Plato dan
Arsitoteles, yang berangkat dari pandangan yang bersifat
kosmologis untuk mencari kebenaran. Contoh lain
terdapat pada generasi filsuf Yunani yang tumbuh
kemudian seperti Antiochus, yang mengkombinasikan
pemikiran Stoikisme (Stoicism) dan skeptisme (skepticism)
dan pemikiran Panaetius (sekitar 185-109 SM), dimana
dia berbasiskan pemikiran Platonism dan Stoicism.
Arsitoteles
• Pemikir-pemikir Romawi juga mengembangkan
sistem filsafat yang bebas dan terlihat eklektik
misalnya Cicero, yang berusaha menggabungkan elemen-
elemen Stoikisme, skeptisme dan filsafat Peripatetic.
Charles Jenck dalam tulisannya yang berjudul
Toward Radical Ecleticism yang merupakan sebuah essay
yang termasuk kedalam pada The First International
Exhibition of Arhitecture yang diselenggarakan pada tahun
1980 di Venice Biennale. Pada dasarnya apa yang menjadi
inti yang utama dari Radical Eclecticism adalah
memperlihatkan loncatan waktu dalam pandangan semiotik
tentang bentuk yang monolit/tunggal pada masa lalu yaitu
dalam pandangan Modern dan Neo Gothik. Radical
Ecleticism ini memiliki pendekatan Style dan Meaning yang
bersifat relatif, yang terkait dengan konteks dan kultur yang
akan didisain, dan hal ini memerlukan suatu perubahan
terhadap style dan meaning.
FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB TIMBULNYA
EKLEKTISME

• Masyarakat sedang cenderung mengalami kejayaan, ratio


ekonomi dan imperialisme kaum lapisan tengah, yang disebut
sebagai kaum borjuis.
• Adanya mental penjiplak yang menimbulkan dualisme yang
tragis bila mengingat bahwa manusia barat kreatif. Dualisme
antara statika bahkan kemacetan cipta karya arsitektur dengan
dinamika serta sukses luar biasa dari alam dan teknologi.
• Ketidaktenteraman ini pada pergantian abad XIX -XX mencari
obat dan gerakan gaya yang disebut art noveau .
• Tugas arsitek terlanjur disempitkan menjadi ahli dekorasi,
akhirnya karya-karya arsitektur menjadi tidak berkembang,
tidak dihasilkan karya-karya lain tidak monoton.

CIRI - CIRI ARSITEKTUR EKLEKTIK

• Pengulangan bentuk- bentuk lama


• Memadukan unsur - unsur dalam bentuk sendiri , dan
dikembangkan menjadi bentuk baru.
Eklektik pada Arsitektur Romawi

Gejala-gejala eklektik awal dalam sejarah arsitektur Barat,


diperlihatkan saat imperium Romawi berkuasa. Secara
perlahan, kerajaan Romawi meluaskan jajahannya ke seluruh
Italia dan kawasan laut tengah (Mediterania).

Dengan perluasan wilayah itu orang Roma bertemu dengan


berbagai bentuk artistik dari kultur yang berbeda-
beda, khususnya seni dan budaya Yunani. Seni Roma tidak
lagi berpegang sepenuhnya kepada seni Etruska. Selama
lebih dua abad lamanya sebelum agama Kristen berkembang
orang Romawi mengembangkan cara membangun,
mematung dan melukis cara baru sebagai perpaduan antara
kultur Romawi asli dengan kultur wilayah Jajahannya. Kultur
baru ini dapat dilihat sebagai bentuk budaya eklektik
pertama dan skala besar dalam sejarah seni dan arsitektur
Barat.
Eklektik di Inggris
Salah satu bentuk seni neoklassik di Inggris adalah
bangunan John Soane atau Sir John Soane di London,
sekarang bangunan ini menjadi musium, berisi banyak
karakter unsur eklektik seperti jendela jangkung dan langit—
langit berbentuk dome, yang dibangunnya berdasarkan
bangunan neoklasik yang populer sekitar akhir tahun 1700-
an dan awal tahun 1800-an.

Dalam pandangan para arsitektur Barat moderen, memang


ada sedikit kekecewaan terhadap gaya Barok yang penuh
hiasan linear bercorak “arabeska” itu yang berlangsung di
abad ke-17, atau gaya Rokoko abad ke-18, dan bahkan juga
dengan gaya neo-Palladianisme [8]; yang muncul kembali
pada akhir abad ke-18, para perancang kemudian berpaling
kembali kepada gaya arsitektur Yunani yang asli dan
prototipe arsitektur Roma dan menggubahnya menjadi cocok
dipakai untuk arsitektur moderen.
Kekuatan pengaruh Yunani itu terutama sekali terasa di
negara Amerika Serikat yang masih muda itu sejak sekitar tahun
1850. Malahan beberapa pemukiman kaum emigran diberi
nama Yunani seperti Syracuse, Ithaca, Troya dan sebagainya
sedangkan bentuk-bentuk serta elemen bangunan Yunani yang
dari bangunan batu ditransformasikan ke bangunan kayu.
Banyak elemen bangunan Yunani dipakai untuk bangunan publik
seperti perkantoran, gaya arsitektur itu mereka sebut sebagai
“Greek Revival”.
Sedangkan pengaruh Romawi terlihat di Perancis saat
pemerintahan Napoleon yang mensitir arsitektur ke arah
kebesaran Romawi. Salah satu contoh adalah bangunan gereja
Madeleine (1807-1842), adalah bentuk tiruan gereja Roma di
Paris. Dunia pikiran arsitektur Perancis telah terguncang-
guncang pada pergantian abad oleh adanya proyek yang besar
dan imajinatif yang dipublikasikan oleh Étienne-Louis Boullée
dan Claude Nicholas Ledoux. Karya ini diilhami oleh aspek
bangunan masif orang Mesir yang besar dan hasil karya orang
Romawi, bersifat monumental namun juga sangat tidak praktis,
komposisi bangunan itu inovatif, tetapi dimasa sekarang mereka
disebut sebagai arsitek pengkhayal.
Eklektik di Amerika

Adalah sesuatu yang menarik saat terjadinya era


kebangkitan kembali seni Yunani di Amerika, dimana
para sejarawan dan kritikus sangat sedikit mengenali Art
Deco yang sebenarnya adalah perpaduan berbagai gaya,
dan menjadi sebuah kesatuan sebagian besar arsitektur
dan perancangan tahun 1920--1930-an (Jaman resesi di
Amerika Serikat), sebagian ahli mengganggap gaya itu
akibat penyederhanaan gaya “Art-Noveau” (seni baru)
sebelumnya akibat resesi ekonomi, padahal tidak
demikian adanya.
Jika diteliti lebih cermat, gaya ini sebenarnya berasal dari
sumber yang sangat luas dan sangat eklektik,
seperti pengaruh seni Mesir dan seni Indian suku Aztec,
Seni rakyat Indian Amerika, dan sebagainya, dan yang
penting lagi adalah mulai kuatnya eksistensi berbagai
sub-kultur di samping kultur Barat yang dominan.
Salah satu pertimbangan munculnya Art Deco adalah masa resesi dan
untuk memantapkan dan menyederhanakan berbagai kebudayaan dan
penolakan terhadap gaya internasional yang kaku dan tidak
mengekspresikan budaya itu. Meskipun demikian, art deco adalah
sebuah gaya yang pervasif (dapat dirembesi atau meresap
dalam berbagai waktu); beberapa diantaranya dapat tampil dengan
baik, layak dan tidak perlu dibongkar seperti nasib karya arsitektur yang
dianggap gagal dan yang kemudian dibongkar. Untuk publik, diskursus
tentang arsitektur sering kacau, karena diskusi tentang arsitektur itu
adalah sesuatu yang esoterik (hanya dipahami oleh beberapa orang
saja), sedangkan oleh arsitek justru senang karena menjadi ajang
bereksperimen. Suatu gejala umum di Amerika yang berkembang sejak
tahun 1978 adalah diterimanya prinsip pluralisme dalam arsitektur.

Dalam cacatan dunia arsitektur saat itu adalah diterimanya


pengembangan arsitektur regionalisme. Regionalisme didefinisikan
sebagai respon terhadap 1) iklim, 2) kedaerahan, dan 3) tradisi suatu
area tertentu, seperti halnya elemen medium bahasa daerah lokal
(local vernacular) dalam hal ukuran, bentuk, warna, dan material.
Eklektik dan Posmoderen

Sehubungan dengan arsitektur vernakular sudah


memainkan peran utama dalam
pengembangan arsitektur postmodern, yang
ditandai oleh penyerapan berbagai pengaruh
arsitektur yang berasal dari pribumi (indigenous
architecture) dan unsur historis. Kemunculan
konsep postmodernism ini adalah sebuah
isyarat (tanda) adanya reaksi melawan desain,
seni dan arsitektur modern yang dingin dan
kering yang sudah meluas di berbagai perkotaan
di dunia.
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention
Slide Title
• Make Effective Presentations
• Using Awesome Backgrounds
• Engage your Audience
• Capture Audience Attention

Anda mungkin juga menyukai