Anda di halaman 1dari 10

Sustainable Architecture

LOW RISE
BUILDING
´´MICRO TROPICALITY ´´

Dosen Pengampu
Qurrotul A'yun, S.T.,M.T.,IPM.,ASEAN Eng.

Nama Kelompok
Ajeng Eka Ariyanti (H03218005)
Bagas Pratama Putra (H93218057)
Vira Arita Febrianti (H93218071)

Program Studi Arsitektur


Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya
Kelebihan Kekurangan
KAJIAN TEORI • Konstruksi sistem Rainwater Harvesting
cukup sederhana sehingga penduduk lokal
• Biaya Yang Cukup Tinggi.
• Perawatan intensif. Tuntutan akan
1. Rain Water Harvesting/ Filtration dapat dilatih untuk membuat sendiri.
• Perawatan berkala dan maintenance dapat
pentingnya perawatan berkala kadang kala
sering dilupakan.
Rainwater Harvesting (RWH) menurut Booth (2014) merupakan diawasi oleh pemilik secara langsung. • Kualitas air juga rawan. Tercemar polusi,
penampungan dan penggunaan air kembali yang seharusnya • Kualitas air Kemungkinan lebih baik kotoran burung, serangga, debu, dan
terbuang. Pendapat lain mengatakan Sistem rainwater harvesting daripada sumber air lain seperti sumur. kotoran lain.
merupakan sistem yang berfungsi untuk menyimpan air hujan yang • Minim dampak negative • Suplai air bergantung kepada musim.
• Sumber air dekat, air yang sudah ditampung Musim kemarau berkepanjangan ditakutkan
ditangkap dari catchment area, dialirkan melalui pipa, dan disimpan
dapat langsung dipergunakan karena Jarak menghabiskan suplai air hujan.
dalam suatu tanki penyimpanan (Gould dkk., 1999). penampungan air tidak jauh • Suplai terbatas. Suplai dibatasi oleh jumlah
Di dalam penerapannya, terdapat empat jenis metode dari active air hujan yang turun, luas bidang
rainwater harvesting (Kinkade-Levario, 2007) dalam proses penangkap air hujan, serta kapasitas
perancangan, yaitu : penyimpanan air.

Cathment Area Merupakan permukaan di mana air


hujan jatuh. Contohnya adalah atap
bangunan atau wilayah terbuka dan
mungkin pada bagian lanskap. Skema Penerapan Rain Water Harvesting (RWH)
Saluran atau pipa yang mengangkut
Conveyance air dari catchment area menuju
tempat penyimpanan (storage).

Merupakan sistem yang menyaring


Roof Washing
dan menghilangkan kontaminan dan
puing-puing yang ikut mengalir pada
air hujan.

merupakan tempat penyimpanan


Storage
/penampungan air berupa tangki atau
Storage penampungan di mana air
hujan dialirkan dan ditampung.

Simond (1983), mengemukakan bahwa perancangan lansekap


merupakan suatu proses sintesis kreatif, kontinyu, tanpa akhir dan
dapat bertambah. Di dalam perencanaan lansekap terdapat urutan
kerja yang panjang yang terdiri dari bagian-bagian pekerjaan yang
paling
2. Strategi Landscaping
Pengelolaan lanskap adalah upaya terpadu dalam penataan dan
pemanfaatan, pemeliharaan, pelestarian, pengendalian dan
pengembangan lingkungan hidup sehingga tercipta lanskap yang
bermanfaat bagi manusia dan makhluk hidup lainnya (Arin, 2005).
Pemeliharaan merupakan suatu usaha untuk menjaga dan merawat areal
lanskap dengan segala fasilitas yang ada di dalamnya agar kondisi tetap
baik atau sedapat mungkin mempertahankan pada keadaan yang sesuai
dengan tujuan dan fungsi awal (Arin, 2009).

Upaya untuk mempermudah ataupun mendukung pemeliharaan ideal


adalah sebagai berikut:
1. merencanakan taman dengan pola-pola yang sederhana sehingga
pemeliharaan sik mudah dilakukan;
2. membuat pola lalu lintas atau sirkulasi yang jelas dan rasional sehingga
alur kegiatan di dalamnya akan selalu lancar;
3. memilih sistem struktur yang kuat dan awet serta memilih bahan-bahan
perkerasan yang sesuai
4. melengkapi taman dengan fasilitas yang memadai, misalnya lampu
penerangan dan jaringan utilitas.

Suharto (1994), taman (landscape) adalah wajah dan karakter bahan atau
tapak bagian muka bumi dengan segala kehidupan dan apa saja yang ada
di dalamnya, baik yang bersifat alami maupun buatan manusia yang
merupakan bagian atau total lingkungan hidup manusia beserta mahluk
hidup lainnya,
MICRO TROPICALITY
Architect : RAD + ar (Research Artistic Design +
architecture)
Area : 450 m2
Year : 2020

Desain bangunan “Micro Tropicality” ini berfungsi sebagai kantor utama


RAD + ar (Research Artistic Design + arsitektur), dan digunakan sebagai
kanvas eksplorasi tentang bagaimana kita dapat mengadaptasi semangat
ruang vernakular arsitektur tropis sambil bereksperimen dengan iklim Mikro /
Mikro Tropisnya sendiri. Di masa krisis lingkungan dan energi seperti saat ini,
desain iklim harus kembali berjaya dengan lebih banyak penyesuaian
sehingga dapat diadaptasi dan dimodikasi untuk arsitek masa depan, untuk
memastikan apa yang terbaik untuk kebaikan yang lebih besar.

"Micro Tropicality" adalah desain bangunan yang menjawab tuntutan iklim


dan pengalaman manusia. Ini lebih dari sekadar menambahkan atap untuk
menutupi pintu atau jendela dari hujan dan matahari, untuk membuat lanskap
lebat dalam dedaunan untuk memberikan ventilasi dan menyegarkan
lingkungan. Fasad di bangunan ini dirancang dengan sistem "fasad
multilayer" untuk mengurangi radiasi, untuk mengarahkan angin di dalam,
untuk menaungi jendela, untuk mendinginkan dinding dan untuk
mengarahkan pandangan.

Karena emisi panas yang ekstrim, sebagian besar bangunan tropis


cenderung menggunakan orientasi utara dan selatan untuk memaksimalkan
penerangan sekaligus meminimalkan panas yang disalurkan ke bangunan.
Desainnya adalah bereksperimen dengan permukaan Fasad di timur dan
barat bangunan dengan menggunakan kesempatan itu untuk menciptakan
perbedaan suhu yang lebih besar yang mengontrol iklim mikronya sendiri.
STRATEGI PENJEL ASAN Teknik Pemasangan Green Roof
Bangunan ini dirancang untuk menciptakan “Fasad Multilayer” dengan cara
menggunakan atap green roof jenis ``Exketensive Green Roof´´untuk menutupi
a. Strategi Landscaping sebagian permukaan atap dengan tanaman hias ringan/rumput dan media tanam yang
dangkal sehingga ruang yang ada didalamnya menjadi lebih dingin.
Bangunan kantor ini menerapkan konsep Arsitektur Tropis dengan ruang
Vernakular yang menghubungkan bangunan dengan alam.

Penggunaan Atap Green Roof

Bangunan ini dirancang untuk menciptakan “Fasad Multilayer” dengan


cara menggunakan atap green roof jenis ``Exketensive Green Roof´´untuk
menutupi sebagian permukaan atap dengan tanaman hias ringan/rumput
dan media tanam yang dangkal sehingga ruang yang ada didalamnya Growing
menjadi lebih dingin.
Filter Fabric

Drainage

Insulation

Root Barier

Water

Substrate

Layer Drainase Penanaman Tumbuhan


Pemberian layer atau lapisan drainase untuk
Memakai jenis tanaman rerumputan karena
mengatasi air yang meluap sehingga tidak
tidak membutuhkan perawatan yang rumit.
menimbulkan genangan pada atap.
Media Tanam
Tambahkan penopang akar (Root
Barrier) & Insulation Media tanam yang digunakan adalah tanah
humus yang sudah dicampur gulma/patgen
Pemberian lapisan tambahan agar tanaman karena mengandung nutrisi yang baik untuk
mendapatkan nutrisi serta akarnya dapat tumbuhan & mencegah tanaman liar tumbuh.
tertopang dengan baik.
Pemasangan Filter
Extensive Roof Garden pemasangan lter berbahan polyester yang
Lapisan Anti Air (Waterproof
Membrane) memiliki sistem penyaring yang sangat tipis
Height : 6-20 cm namun kuat dan berdaya serap tinggi,
Weight : 60 - 150 kg/m2 Pemasangan membran tahan air (waterproof sehingga selagi mengalirkan air dari green
Vegetation : mosses, sedums, herbs and grasses membrane) digunakan untuk melindungi roof ke saluran talang.
Cost : Low atap, agar air hujan tidak merembes/ jatuh
Maintenance : Low langsung ke bagian atap.
STRATEGI PENJEL ASAN Penggunaan atap genteng tanah liat & Skylight

Pemberian area komunal outdoor bagi pegawai kantor sebagai ruang transisi.
Penataan Taman dan Ruang Luar Ourdoor Perpaduan elemen softscape & hardscape sangat jelas disana. Tempat duduk disana
dibentuk seperti tangga menggunakan material granit tile dengan memberikan
tanaman hias pisang-pisangan (heliconia) sebagai nilai estetika,elemen hardscape
batu-batuan kecil sebagai pembeda zona ruang disana,Penataan beberapa macam
Pemberian area komunal outdoor bagi vegetasi menghadirkan suasana yang segar.Terlihat tanaman asparaga dan tanaman
pegawai kantor sebagai ruang transisi. rambat sirih menghiasi railing balkon memberi kesan yang alami pada fasad belakang
Pe r p a d u a n e l e m e n s o f t s c a p e & bangunan.
hardscape sangat jelas disana. Tempat
duduk disana dibentuk seperti tangga
menggunakan material granit tile
dengan memberikan tanaman hias
pisang-pisangan (heliconia) sebagai
nilai estetika,elemen hardscape batu-
batuan kecil sebagai pembeda zona
ruang disana,Penataan beberapa
macam vegetasi menghadirkan suasana
yang segar.Terlihat tanaman asparaga
dan tanaman rambat sirih menghiasi
railing balkon memberi kesan yang
alami pada fasad belakang bangunan.
STRATEGI PENJEL ASAN
d. Sirkulasi pada Bukaan
Banyaknya bukaan sebagai ventlasi dan tinggi ceiling membuat
udara yang masuk pada bangunan ini bebas berhembus dan
pencahayaan alami masuk dengan mudah membentuk bayangan
sehingga ruangan sangat hemat listrik saat siang hari. Serta
penambahan cermin untuk menangkap & memantulkan cahaya
ke area landscaping.

Karena emisi panas yang ekstrim, sebagian GAMBAR BAGIAN DEPAN BANGUNAN
besar bangunan tropis cenderung Karena penggunaan Green Roof pada atapnya membuat
menggunakan orientasi utara selatan untuk udara maupun sinar matahari yang akan masuk ke
memaksimalkan penerangan sekaligus bangunan,akan diserap terlebih dahulu oleh Green Roof.
meminimalkan panas yang disalurkan ke Sehingga efeknya “low temperature, high air pressure”
bangunan. Tetapi pada bangunan ini
orientasi dihadapkan ke timur dan barat
untuk mengolah suhu agar bisa maksimal
dalam pemakaiannya. GAMBAR BAGIAN BELAKANG BANGUNAN
Penggunaan atap tanah liat membuat panas pada bagian
Gambar diatas menjelaskan bahwa konsep
tropis dengan orientasi yang menghadap barat diserap dan melepaskan udara panas yang
timur-barat, tidak membuat menumpuk,serta adanya cermin pada fasad belakang
bangunan/ruang semakin panas karena digunakan sebagai memantulkan panas ke arah landscaping.
d e n g a n d i a t u r n y a Sehingga efeknya “high temperature, low air pressure”
bukaan/ventilasi,penggunaan materian
Eco-friendly maka bisa membantu proses
penguapan suhu didalam bangunan.
STRATEGI PENJEL ASAN
RAIN WATER FILTRATION/HARVESTING
Ketika hujan turun, bangunan ini
tidak hanya menyalurkan ai hujan
untuk langsung mengalir ke tanah
tetapi juga menerapkan Rain Water
Filtration/Harvesting pada
bangunan kantor ini. Dengan
adanya inovasi untuk mengolah air
hujan bangunan ini bisa dibilang

GAMBAR BAGIAN DEPAN BANGUNAN GAMBAR BAGIAN DEPAN BANGUNAN TANKI AIR DEPAN TANKI AIR DEPAN

Terlihat 2 tank penampung air hujan dengan pola aliran pipanya, Dari penampungan air hujan tersebut, terjadi proses Untuk mengalirkan air ke Untuk mengalirkan ke bagian
tank tersebutlah yang nantinya menampung air hujan sebelum ltrasi/penyaringan sebelum dialirkan. Setelah melakukan bagian depan sebagai belakang sebagai penyiraman
didistribusikan untuk irigasi total ltration, maka air hujan akan dialirkan 100 % sebagai irigasi penyiraman
total pada site.
LANDSCAPING
Softscape Sitting Outdoor Hardscape
Area
Vegetasi yang ada dalam
Vegetasi bangunan ini yaitu vegetasi Tempat duduk didesain
Chalatea Lutea tropis seperti tangga dengan
menggunakan material
Granit Tile

Batu coral
berwarna terang
Pedu
Schilobium Parahyba
(Pakis Brazil)

Batu coral
berwana hitam
(gelap)

Semak

200 cm
Paku Sarang Burung

200 cm
LANDSCAPING
Parking Area
Softscape Vegetasi
Chalatea Lutea
Rumput Gajah

Semak
Paku Sarang Burung

Pedu
Schilobium Parahyba
(Pakis Brazil)

Batu Coral

Hardscape

Finishing Beton
Finishing Beton

Anda mungkin juga menyukai