Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kalimantan Barat merupakan suatu provinsi yang berbeda di pulau
Kalimantan, Kota Pontianak merupakan teras dari kalimantan barat, karena kota
tersebut adalah salah satu ases masuk utama pengunjung dari luar Kalimantan
Barat, disana terdapat bandara internasional supadio yang merupakan salah satu
akses utama masuknya pendatang dari luar negeri, selain itu di kota Pontianak
terdapat pelabuhan yang melayani rute dari Kalimantan menuju pulau jawa, maka
dari itu kota Pontianak merupakan wajah pertama yang akan dilihat oleh pendatang
dari luar yang memasuki wilayah Kalimantan Barat.
Pendidikan merupakan hal terpenting dari sebuah daerah karena pendidikan
merupakan tolak ukur suatu wilayah itu berhasil atau tidak. Di kota Pontianak telah
berdiri universitas tanjungpura pada tanggal 10 maret 1959. Visi Universitas
Tanjungpura adalah menjadi institusi preservasi dan pusat informasi ilmiah di
Kalimantan Barat, serta menghasilkan luaran yang bermoral Pancasila dan mampu
berkompetisi di tingkat dunia, baik di tingkat daerah, Nasional, regional maupun
Internasional. Tujuan Universitas Tanjungpura dalam tahun 2015-2019 seluruh
kegiatan Universitas Tanjungpura, ditunjukan untuk membangun Universitas
Tanjungpura sebagai perguruan tinggi yang mampu menjadi pembelajaran unggul
menuju peningkatan daya saing UNTAN dalam rangka merealisasikan peruruan
tinggi negeri berbadan hukum, (PTN-BH/BLU).
Berdasarkan keputusan menteri keuangan republik indonesia no
830/KMK.05/2017 tertanggal 13 november 2017, Universitas Tanjungpura telah
resmi menerapkan pola pengelolaan keuangan badan layanan umum (BLU),
mengikuti jejak beberapa Universitas lain yang telah ditetapkan menjadi PTN
badan hukum terlebih dahulu, antara lain Universitas Indonesia, dan Universitas
Gajah Mada. Dengan menyandang status sebagai perguruan tinggi negeri badan
hukum, Universitas Tanjungpura memiliki wewenang untuk mengelola secara
mandiri beberapa kebiijakan, baik di bidang akademik maupun non akademik.
Mengambil contoh institusi lain yang sudah berstatus PTN badan hukum
terlebih dahulu, yaitu Universitas Gajah Mada. Universitas Gajah Mada mendirikan
suatu badan usaha bernama PT. Gama Multi Uasaha Mandiri, yang membawahi 2
unit usaha milik Universitas Gajah Mada sendiri. Badan usaha ini memiliki dua
wisma tamu yaitu university club dan wisma magister manajemen. University Club
merupakan penginapan yang di lengkapi fasilitas convention hall, meeting room,
dan restaurant. University Club terletak di jalan Pancasila, Yogyakarta. Sedangkan
Wisma Magister Manajemen merupakan penginapan yang awalnya ditujukan bagi
mahasiswa pasca sarjana yang membutuhkan tempat menginap selama menempuh
masa studinya maupun selama mengikuti acara tertentu yang di adakan kampus.
Wisma Magestier Manajemen memiliki sistem penyewaan yang unik, yaitu
menawarkan jasa penyewaan kamar dalam jangka pendek maupun panjang. Saat
ini Wisma Magister Manajemen tidak hanya di gunakan oleh akademisi pasca
sarjana Universitas Gajah Mada, namun juga di gunakan oleh masyarakat umum
yang membutuhkan tempat menginap, terutama di masa liburan.
Contoh di atas menunjukan bahwa keberadaan penginapan komersil di
perlukan sebagai penunjang kegiatan akademik, yaitu sebagai tempat menginap
bagi tamu maupun keluarga dari civitas akademik yang memiliki keperluan di
lingkungan kampus terutama ketika Universitas Tanjungpura menyelenggarakan
acara yang di ikuti banyak pihak. Universitas tanjungpura sendiri memiliki
beberapa acara yang melibatkan banyak peserta, dan acara tersebut diselenggarakan
rutin setiap tahunnya, antara lain :
 Wisuda mahasiswa (di selenggarakan 4 kali dalam satu tahun)
 Penerimaan mahasiswa baru
 Seminar nasional dan internasional
 Dan lain-lain
Menurut sulistyono, (1999) hotel merupakan bagian integral dari usaha
pariwisata yang menurut keputusan menparpostel disebutkan sebagai usaha
akomodasi yang dikomersilkan dengan menyediakan fasilitas-fasilitas yaitu kamar
tidur atau kamar tamu, makanan dan minuman, pelayanan-pelayanan penunjang
lain seperti : fasilitas olahraga, fasilitas laundry, dan sebagainya. Maka dari
beberapa pernyataan itu dapat di simpulkan bahwa hotel adalah suatu akomodasi
yang menyediakan jasa penginapan, makan, minum dan bersifat umum serta
fasilitas lainnya yang memenuhi syarat kenyamanan dan di kelola secara komersil.
Menurut BPKHM (Biro Perencanaan, Kerjasama Dan Hubungan masyarakat)
Universitas Tanjungpura memiliki ijin untuk mengelola kawasan untan menjadi
kawasan komersil karena untan telah resmi menerapkan pola pengelolaan keuangan
badan layanan umum (BLU), Universitas Tanjungpura memiliki wewenang untuk
mengelola secara mandiri beberapa kebiijakan, baik di bidang akademik maupun
non akademik. Sehingga di perlukan sarana untuk menunjang kegiatan akademik
maupun non akademik.
BPKHM (Biro Perencanaan, Kerjasma Dan Hubungan Masyarakat) memiliki
wacana untuk menyediakan sarana penginapan hotel karena Universitas
Tanjungpura sangat memerluakan hotel untuk menunjang kegiatan akademik
maupun non akademik seperti tempat pertemuan dan tempat untuk yudisium
mahasiswa setiap fakultas yang ada di Universitas Tanjungpura, selama ini
beberapa fakultas di Universitas Tanjungpura menyelengarakan acara yudisium di
beberapa hotel di kota pontianak, sehingga BPKHM memiliki wacana untuk
menyediakan sarana penginapan hotel dan bisa mendapatkan income dari hotel
tersebut untuk Universitas Tanjungpura dan menunjang kegiatan akademik maupun
non akademik.
Dengan permasalahan yang terjadi saat ini, solusi yang baik adalah untuk
membuat sebuah Hotel Universitas Tanjungpura yang tentunya ini sangat berguna
bagi tamu Universitas Tanjungpura dan menunjang kegiatan akademik maupun non
akademik, ataupun pendatang yang berada di luar kota Pontianak maupun
Kalimantan Barat, untuk singah atau menginap di Hotel Universitas Tanjungpura.
Lokasi perencanaan Hotel Universitas Tanjungpura terletak pada jalan daya
nasional, Kawasan UNTAN kota Pontianak. Pemerintah telah menetapkan kualitas
dan kuantitas hotel yang menjadi kebijaksanaan yang berupa standar jenis
klasifikasi yang ditujukan serta berlaku bagi suatu hotel. Penentuan jenis hotel
berdasarkan letak. Sesuai dengan SK Mentri Perhubungan RI No. 241/4/70 tanggal
15 agustus 1970. Transietal hotel adalah Hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang
mengadakan perjalanan dalam waktu relative singkat. Pada umumnya jenis hotel
ini terletak pada jalan jalan utama antar kota dan berfungsi sebagai terminal point.
Tamu yang menginap umumnya sebentar saja, hanya sebagai persinggahan. Dapat
di simpulkan bahwa klasifikasi Hotel Universitas Tanjungpura adalah Transietal
Hotal.
Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan
keputusan Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan atas:
Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu yang memiliki
kepentingan bisnis. jenis Hotel Universitas Tanjungpura adalah jenis Research
hotel yang merupakan Fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu yang
bertujuan melakukan riset.
Sedangkan penggolongan Hotel Universitas Tanjungpura adalah city hotel
(hotel kota) yang merupakan hotel yang terletak diperkotaan, umumnya
dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis seperti rapat atau pertemuan-
pertemuan perusahaan.

Hotel ditandai dengan bintang yang disusun mulai dari hotel berbintang satu
sampai dengan yang tertinggi adalah hotel dengan bintang lima. Klasifikasi Hotel
Universitas Tanjungpura adalah Hotel bintang tiga dengan standarisai Berdasarkan
keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988, tentang usaha dan pengelolaan
hotel.

 Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk minimal 2 suite room, 48m2).


 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 22m2 untuk kamar single dan
26m2 untuk kamar double.
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur, minimal terdiri dari lobby, ruang
makan (>75m2) dan bar.
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang berharga, penukaran uang
asing, postal service dan antar jemput.
Tujuan dari lahan komersil di kawasan milik Universitas, adalah untuk
mendatangkan income yang berguna untuk mengembangkan dan memperbaiki
fasilitas Universitas. Selain itu pembangunan lahan komersil di kawasan
Universitas Tanjungpura bertujuan untuk mengenalkan nama Universitas
Tanjungpura di mata nasional. Pembukaan kawasan komersil di kawasan
Universitas Tanjungpura bertujuan untuk membantu memenuhi kebutuhan dalam
menunjang proses pembangunan dan perkembangan kota selain, itu juga untuk
menunjang kegiatan akademik maupun non akademik.

1.2 Permasalahan
Universitas Tanjungpura telah resmi menerapkan pola pengelolaan keuangan
badan layanan umum (BLU), Universitas Tanjungpura memiliki wewenang untuk
mengelola secara mandiri beberapa kebiijakan, baik di bidang akademik maupun
non akademik. Sehingga di perlukan sarana untuk menunjang kegiatan akademik
maupun non akademik, seperti Hotel Universitas Tanjungpura.

1.3 Rumusan masalah


Adapun rumusan masalah dalam judul proyek tugas akhir ini adalah
“Bagaimana Merancang Hotel Universitas Tanjungpura ?” sebagai sarana untuk
menunjang kegiatan akademik maupun non akademik Universitas Tanjungpura.

1.4 Tujuan
Adapun tujuan dalam proyek tugas akhir ini adalah merancang Hotel
Universitas Tanjungpura yang dapat menjadi salah satu sarana untuk menunjang
kegiatan akademik maupun non akademik juga sebagai sarana untuk menunjang
proses berkembangnya Universitas Tanjungpura kota Pontianak.

1.5 Sasaran
Adapun sasaran dari proyek tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
 Mengidentifikasi definisi, fungsi, dan peran utama Hotel Universitas
Tanjungpura.
 Mengidentifikasi pelaku, kegiatan, kebutuhan ruang, hubungan ruang,
organisasi ruang, zoning dan besaran ruang, program ruang, eksternal, tata
letak, dan sirkulasi bagi penghuni Hotel Universitas Tajungpura.
 Mengidentifikasi lokasi Hotel Universitas Tanjungpura.
 Menganalisa dan merumuskan Analisis pelaku, kegiatan, kebutuhan ruang,
hubungan ruang, organisasi ruang, zoning dan besaran ruang pada bangunan
Hotel Universitas Tanjungpura.
 Analisis konsep perancangan hotel Universitas Tanjungpura
 Analisis konsep gubahan dan kawasan
 Menganalisa dan merumuskan struktur, bentuk, arsitektur lingkungan, dan
utilitas pada bangunan Hotel Universitas Tanjungpura.

1.6 Manfaat
Adapun manfaat yang diharapkan dari penulisan judul proyek tugas akhir ini,
yaitu pemahaman lebih lanjut dalam membangun sebuah Hotel Universitas
Tanjungpura.
Manfaat yang di berikan bagi lembaga akdemik :
 Secara teoritis, dapat memberikan kontribusi pemikiran dalam perkembangan
ilmu pengetahuan khususnya dalam bidang perancangan Hotel Universitas
Tanjungpura.
 Menambah refrensi terkait proses perancangan Hotel Universitas Tanjungpura.

1.7 Lingkup
Lokasi Perancangan Hotel Universitas Tanjungpura berada di Kawasan Untan
Jalan Daya Nasional dengan luas lahan ± 14.000 m2.

Gambar 1.1 Lokasi Perancangan Hotel Universitas Tanjungpura


Sumber : Google Earth (2019)
Batasan masalah pada proyek tugas akhir ini adalah mengarah pada
konseptual perancangan Hotel Universitas Tanjungpura. Adapun lingkup
perencanaan ini terletak di kota Pontianak jalan Daya Nasional, kawasan
Universitas Tanjungpura.

1.8 Metode
Metode perancangan adalah alat untuk mengetahui sesuatu melalui tahapan-
tahapan yang sistematis. Metode perancangan bertujuan membuat agar
perancangan dapat dikelola terutama pada tingkat sistemnya. Tahapan – tahapan
yang akan dilalui dalam penyusunan tugas akhir ini menggunakan metode
perancangan lima langkah Asimov (Snyder & Catanese, 1991), yaitu :

1.8.1 Tahap Permulaan


Tahap permulaan merupakan tahap pengenalan dan pembatasan masalah yang
akan dipecahkan. Tahap ini dimulai dengan penentuan judul yang akan diangkat,
serta prinsip umum tugas seperti latar belakang, permasalahan, rumusan masalah,
tujuan, sasaran, manfaat, dan lingkup pembahasan.
Tahap permulaan di mulai dari mencari isu tentang judul yang akan di angkat,
yaitu Hotel Universitas Tanjungpura, mencari isu dengan cara melakukan
wawancara pada pihak terkait atau koran untuk mendapatkan informasi lebih lanjut
tentang isu perencanaan hotel Universitas Tanjungpura tersebut.

1.8.2 Tahap Persiapan


Tahap persiapan terdiri atas beberapa tahap yaitu tahap pengumpulan data dan
analisis informasi masalah yang akan dipecahkan, mengumpulkan dan
menyimpulkan kebutuhan – kebutuhan, mengidentifikasi persoalan penting yang
harus dipecahkan serta mengumpulkan dan menganalisis peta – peta dasar, dan
tapak.
Tahap pengumpulan informasi atau data dapat melalui data primer dan data
sekunder. Data primer diperoleh melalui survey dan wawancara. Data sekunder
berupa data dari instansi – instansi seperti data – data dari Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW), peta dan literatur – literatur seperti buku, dan artikel internet.
Untuk membuat gagasan – gagasan, pengajuan usul, dan mengajukan pemecahan
masalah tentu dilakukan dengan metode analisis. Adapun beberapa bagian analisis
antara lain :
 Analisis fungsi Hotel.
 Analisis pelaku, kegiatan, kebutuhan ruang, hubungan ruang, organisasi ruang,
zoning, besaran ruang, program ruang, tata letak, dan sirkulasi pada Hotel
Universitas Tanjungpura.
 Analisis lokasi diarahkan pada lokasi yang menjadi area perancangan serta
keterkaitannya dengan kawasan sekitar.
 Analisis konsep perancangan hotel Universitas Tanjungpura
 Analisis konsep gubahan dan kawasan
 Analisis konsep struktur, bentuk, arsitektur lingkungan, dan utilitas pada
bangunan Hotel Universitas Tanjungpura
Sebelum melakukan analisis, penulis akan memahami definisi fungsi hotel
dan apa itu hotel sebelum melakukan observasi dan pengumpulan data yang akan
di analisis. Dalam tahap analisis tentunya di perlukan observasi terlebih dahulu dan
melakukan pengumpulan data pada lokasi yang di tentukan yaitu di Kawasan
Universitas Tanjungpura jalan Daya Nasional.

1.8.3 Tahap Pengajuan Usul


Tahap ini terdiri atas membuat gagasan – gagasan dan pengajuan usul,
mengajukan pemecahan masalah dan proses sintesis. Sintesis adalah usaha untuk
bergerak maju dan menciptakan sebuah jawaban atas malasah. Pada hakikatnya
sintesis melahirkan pemecahan. Isi dari tahapan ini adalah konsep programatik
ruang, yang mengacu pada gagasan – gagasan yang dituju terutama sebagai
pemecahan fungsional dan operasional. Konsep tersebut adalah gagasan umum
dalam mengacu pada perancangan bangunan. Hasil proses sintesis meliputi tahap
pra-rancangan dan pengembangan rancangan Hotel Universitas Tanjungpura.
Tahap pra-rancangan merupakan tahapan desain atau penerapan sintesis, yaitu
usulan keputusan pemecahan masalah desain walaupun masih bersifat sementara.
Atau dengan kata lain adalah pengaplikasian konsep program ke dalam tapak
melalui pertimbangan arsitektural, yakni program ruang, tata letak, sirkulasi, dan
lain sebagainya. Produk yang dihasilkan pada tahap ini yaitu denah, tampak,
potongan arsitektural, dan bentuk bangunan pada Hotel Universitas Tanjungpura.
Tahap pengembangan merupakan tahap keputusan atau tahap final dari
pemecahan masalah desain Hotel Universitas Tanjungpura yang nantinya menjadi
dasar bagi rancangan detail selanjutnya. Pada tahap ini yang terpenting adalah
memberikan visualisasi rancangan Hotel Universitas Tanjungpura secara jelas,
teratur, sistematis, dan profesional dalam menggunakan teknik – teknik visualisasi
perancangan. Dalam tahapan perancangan dapat dibagi menjadi enam bagian yaitu
pengumpulan data, peneglolaan data atau analisis data, gambar rencana Hotel
Universitas Tanjungpura, gambar detail, maket presentasi dan laporan perancangan
Hotel Universitas Tanjungpura.

1.8.4 Tahap Evaluasi


Tahap evaluasi berupa perancangan pada beberapa tahap dan skala
perancangan serta perbandingan pemecahan masalah dengan tujuan dan kriteria
perancangan Hotel Universitas Tanjungpura. Tujuan evaluasi adalah agar
perancangan Hotel Universitas Tanjungpura yang dihasilkan sesuai dengan tujuan
awal pada tahap permulaan dan hasil yang didapatkan adalah pemecahan masalah
terbaik.

1.8.5 Tahap Tindakan


Tahap tindakan berupa tahap mempersiapkan dan melaksanakan proyek. Pada
proyek tugas akhir ini tidak sampai pada tahap tindakan.
1.9 Diagram Alir Pemikiran

LATAR BELAKANG
 Di Kota Pontianak telah berdiri Universitas Tanjungpura Pada tanggal 10 maret 1959.
 Universitas Tanjungpura telah resmi menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum (BLU).
 Keberadaan penginapan komersil di perlukan sebagai penunjang kegiatan akademik.
 Universitas Tanjungpura memiliki ijin untuk mengelola Kawasan UNTAN menjadi Kawasan
komersil karena UNTAN telah resmi menerapkan pola pengelolaan keuangan Badan Layanan
Umum (BLU).
 BPKHM memiliki wacana untuk menyediakan sarana penginapan hotel dan bisa mendapatkan
income dari hotel tersebut untuk universitas Tanjungpura.

RUMUSAN MASALAH
“Bagaimana Merancang Hotel Universitas Tanjungpura ?” sebagai sarana untuk menunjang
kegiatan akademik maupun nonakademik Universitas Tanjungpura.

Mengidentifikasi Pelaku Dan


Mengidentifikasi Hotel UNTAN.
Kegiatan Hotel UNTAN.

Analisa Pelaku, Kegiatan, Dan


Kebutuhan Ruang

Analisis Zoning, Tata Letak, Dan Merumuskan Program Ruang Pada Analisis Lokasi Yang Menjadi
Sirkulasi Pada Hotel UNTAN Hotel UNTAN Area Perancangan

Analisis Konsep Struktur, Bentuk,


Analisis Konsep Gubahan Dan Arsitektur Lingkungan, Dan
Kawasan Hotel UNTAN Utilitas Pada Bangunan Hotel
UNTAN

Merumuskan Konsep Perancangan


Pada Hotel Untan

“DESAIN PERANCANGAN HOTEL


UNIVERSITAS TANJUNGPURA”

Gambar 1.3 Diagram alir pemikiran


Sumber : Analisis Penulis, 2019
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Umum Hotel


2.1.1 Pengertian Hotel Secara Umum
Pengertian Hotel menurut Hotel Prpictors Act, 1956 (Sulatiyono, 1999:5)
adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan
makanan, minuman, dan fasilitas kamar untuk tidur kepada orang orang yang
sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan jumlah wajar sesuai
dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya perjanjian khusus (perjanjian
membeli barang yang disertai dengan perundingan perundingan sebelumnya).
Berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi
No. KM. 37/PW.304/MPPT-86 : Hotel sebagai jenis akomodasi yang
mempergunakan sebagian besar atau seluruh bangunan untuk menyediakan jasa
penginapan, makan dan minum serta jasa lainnya bagi umum, yang dikelola secara
komersial.
Definisi hotel menurut Webster New World Dictionary “Hotel as a
commercial establishment providing lodging and usually meals and other services
for the public, especially for travels.” (Fred R.Lawson, 1988). Yang artinya hotel
adalah suatu bangunan yang menyediakan jasa penginapan, makanan, minuman,
serta pelayanan lainnya untuk umum yang dikelola secara komersial terutama untuk
para wisatawan.
Sedangkan pengertian yang dimuat oleh Grolier Electronic Publishing
Inc.(1995) yang menyebutkan bahwa : Hotel adalah usaha komersial yang
menyediakan tempat menginap, makanan, dan pelayanan-pelayanan lain untuk
umum.
Maka dari beberapa pernyataan itu dapat disimpulkan bahwa hotel adalah
suatu akomodasi yang menyediakan jasa penginapan, makan, minum, dan bersifat
umum serta fasilitas lainnya yang memenuh syarat kenyamanan dan dikelola secara
komersil.
2.1.2 Penggolongan Hotel
Pemerintah telah menetapkan kualitas dan kuantitas hotel yang menjadi
kebijaksanaan yang berupa standar jenis klasifikasi yang ditujukan serta berlaku
bagi suatu hotel. Penentuan jenis hotel berdasarkan letak, fungsi, susunan
organisasinya dan aktifitas penghuni hotel sesuai dengan SK Menteri Perhubungan
RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970. Hotel digolongkan atas :
Tabel 2.1 Klasifikasi Hotel
NO. KLASIFIKASI HOTEL KETERANGAN
1 Residential Hotel Hotel yang disediakan bagi para pengunjung yang
menginap dalam jangka waktu yang cukup lama.
Tetapi tidak bermaksud menginap. Umumnya terletak
dikota, baik pusat maupun pinggir kota dan berfungsi
sebagai penginapan bagi orang-orang yang belum
mendapatkan perumahan dikota tersebut.
2 Transietal Hotel Hotel yang diperuntukkan bagi tamu yang
mengadakan perjalanan dalam waktu relative singkat.
Pada umumnya jenis hotel ini terletak pada jalan jalan
utama antar kota dan berfungsi sebagai terminal point.
Tamu yang menginap umumnya sebentar saja, hanya
sebagai persinggahan.
Diperuntukkan bagi tamu yang sedang mengadakan
wisata dan liburan. Hotel ini umumnya terletak
3 Resort Hotel didaerah rekreasi/wisata. Hotel jenis ini pada
umumnya mengandalkan potensi alam berupa view
yang indah untuk menarik pengunjung.
Sumber : SK Menteri Perhubungan RI No. 241/4/70 tanggal 15 Agustus 1970

Penentuan jenis hotel yang didasarkan atas tuntutan tamu sesuai dengan
keputusan Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77, dibedakan atas:
Bussiness hotel, yaitu hotel yang bertujuan untuk ,melayani tamu yang memiliki
kepentingan bisnis.
Tabel 2.2 Jenis-jenis Hotel
NO. JENIS HOTEL KETERANGAN
1 Tourist hotel Bertujuan melayani para tamu yang akan mengujungi objek
objek wisata.
2 Sport hotel Hotel khusus bagi para tamu yang bertujuan untuk olahraga atau
sport.
3 Research hotel Fasilitas akomodasi yang disediakan bagi tamu yang bertujuan
melakukan riset.
Sumber : keputusan Mentri Perhubungan RI No.PM10/PW.301/phb-77

Sedangkan penggolongan hotel dilihat dari lokasi hotel menurut Keputusan Dirjen
Pariwisata terbagi menjadi dua, yaitu :
Tabel 2.3 Penggolongan Hotel
NO. PENGGOLONGAN HOTEL KETERANGAN
1 Resort hotel (pantai/gunung) hotel yang terletak didaerah wisata, baik
pegunungan atau pantai. Jenis hotel ini
umumnya dimanfaatkan oleh para wisatawan
yang datang untuk wisata atau rekreasi.
2 City hotel (hotel kota) hotel yang terletak diperkotaan, umumnya
dipergunakan untuk melakukan kegiatan bisnis
seperti rapat atau pertemuan-pertemuan
perusahaan.
Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988

Penggolongan berbagai jenis hotel serta bentuk akomodasi tersebut pada


dasarnya tidak merupakan pembagian secara mutlak bagi pengunjung. Dapat juga
terjadi overlapping yaitu salingmenggunakan satu dengan yang lainnya, misalnya
seorang turis tidak akan ditolak jika ingin menginap pada sebuah city hotel, ataupun
sebaliknya.
2.1.3 Klasifikasi Hotel
Berdasarkan keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988, tentang usaha
dan pengelolaan hotel menjelaskan bahwa klasifikasi hotel menggunakan sistem
bintang. Dari kelas yang terendah diberi bintang satu, sampai kelas tertinggi adalah
hotel bintang lima.
Sedangkan hotel-hotel yang tidak memenuhi standar kelima kelas tersebut
atau yang berada dibawah standar minimum yang ditentukan disebut hotel non
bintang. Pernyataan penentuan kelas hotel ini dinyatakan oleh Dirjen Pariwisata
dengan sertifikat yang dikeluarkan dan dilakukan tiga tahun sekali dengan tata cara
pelaksanaan ditentukan oleh Dirjen Pariwisata.
Dasar penilaian yang digunakan antara lain mencakup:
 Persyaratan fisik, meliputi lokasi hotel dan kondisi bangunan.
 Jumlah kamar yang tersedia.
 Bentuk pelayanan yang diberikan
 Kualifikasi tenaga kerja, meliputi pendidikan dan kesejahteraan karyawan.
 Fasilitas olahraga dan rekreasi lainnya yang tersedia seperti kolam renang
lapangan tenis dan diskotik.
Klasifikasi hotel berbintang tersebut secara garis besar adalah sebagai berikut :
Tabel 2.4 Kasifikasi Hotel Berbintang
KLASIFIKASI HOTEL
NO. KETERANGAN
BERBINTANG
1 Hotel Bintang Satu  Jumlah kamar standar minimal 15 kamar dan semua
kamar dilengkapi kamar mandi didalam
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 20
m2 untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar
single
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur tidur,
minimal terdiri dari lobby, ruang makan (> 30m2)
dan bar.
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga.
2 Hotel Bintang Dua  Jumlah kamar standar minimal 20 kamar (termasuk
minimal 1 suite room, 44 m2).
KLASIFIKASI HOTEL
NO. KETERANGAN
BERBINTANG
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi
20m2 untuk kamar double dan 18 m2 untuk kamar
single.
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur,
minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2)
dan bar.
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berhargam penukaran uang asing, postal service, dan
antar jemput.
3 Hotel Bintang Tiga  Jumlah kamar minimal 30 kamar (termasuk
minimal 2 suite room, 48m2).
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi
22m2 untuk kamar single dan 26m2 untuk kamar
double.
 Ruang publik luas 3m2 x jumlah kamar tidur,
minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>75m2)
dan bar.
Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan antar
jemput.
4 Hotel Bintang Empat  Jumlah kamar minimal 50 kamar (temrasuk
minimal 3 suite room, 48 m2)
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 24
m2 untuk kamar single dan 28 m2 untuk kamar
double
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur,
minimal terdiri dari kamar mandi, ruang makan
(>100 m2) dan bar (>45m2)
KLASIFIKASI HOTEL
NO. KETERANGAN
BERBINTANG
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan
antar jemput.
 Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x
jumlah kamar), ruang laundry (>40m2), dry
cleaning (>20m2), dapur (>60% dari seluruh luas
lantai ruang makan).
Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro perjalanan,
maskapai perjalanan, drugstore, salon, function room,
banquet hall, serta fasilitas olahraaga dan sauna.
5 Hotel Bintang Lima  Jumlah kamar minimal 100 kamar (termasuk
mminimal 4 suite room, 58m2)
 Ukuran kamar minimum termasuk kamar mandi 26
m2 untuk kamar single dan 52m2 untuk kamar
double.
 Ruang public luas 3m2 x jumlah kamar tidur,
minimal terdiri dari lobby, ruang makan (>135m2)
dan bar (>75m2).
 Pelayanan akomodasi yaitu berupa penitipan barang
berharga, penukaran uang asing, postal service dan
antar jemput.
 Fasilitas penunjang berupa ruang linen (>0,5m2 x
jumlah kamar), ruang laundry (>40m2), dry
cleaning (>30m2), dapur (>60% dari seluruh luas
lantai ruang makan).
 Fasilitas tambahan : pertokoan, kantor biro
perjalanan, maskapai perjalanan, drugstore, salon,
function room, banquet hall, serta fasilitas
olahraaga dan sauna.
Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988
Dengan adanya klasifikasi hotel tersebut dapat melindungi konsumen dalam
memperoleh fasilitas yang sesuai dengan keinginan.Memberikan bimbingan pada
pengusaha hotel serta tercapainya mutu pelayanan yang baik.

2.1.4 Aktifitas dan Fasilitas Hotel


Aktifitas dan fasilitas yang tercakup dalam sebuah Hotel:
a. Aktifitas
Tabel 2.5 Aktifitas Hotel
NO. AKTIFITAS KETERANGAN
1 Kelompok Aktifitas utama Kelompok aktifitas yang paling penting dalam sebuah
hotel yang mencakup tamu hotel
2 Kelompok Aktifitas Kelompok aktifitas yang mendukung kelangsungan
Pendukung kegiatan kelompok aktifitas utama, mencakup di
dalamnya: kegiatan administrasi, penyediaan barang,
perawatan dan pemeliharaan gedung. Yang terlibat di
dalamnya adalah karyawan hotel.
3 Kelompok aktifitas Kelompok aktifitas di dalamnya kegiatan servis bagi
pelayanan tamu baik secara langsung maupun tidak langsung. Yang
terlibat dalam kelompok aktifitas ini adalah staf house
keeping. Kelompok penyedia room dan beverage, dan
room boy.
Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988

b. Fasilitas
 Fasilitas Kegiatan Privat
Ruang publik setiap jenis hotel akan berbeda-beda sesuai dengan jenis
hotelnya. Ruang privat adalah ruang yang di sediakan sebagai ruang khusus
atau privasi untuk pengelola maupun pengunjung.
Tabel 2.6 Fasilitas Kegiatan Privat
NO. KEGIATAN FASILITAS
1 Kegiatan Privat Fasilitas yang digunkaan mewadahi kegiatan utama
dalam beristirahat. Fasilitas yang dimaksud yaitu :
1. kamar tidur
2. Dan Perlengkapannya
Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988

 Fasilitas Kegiatan Publik


Ruang publik setiap jenis hotel akan berbeda-beda sesuai dengan jenis
hotelnya. Ruang publik adalah ruang yang disediakan bersama-sama.
Kegiatan yang tercakup di dalamnya yaitu:
Tabel 2.7 Fasilitas Kegiatan Publik
NO. KEGIATAN FASILITAS
1 Kegiatan pertemuan Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan ini adalah
Function room (ruang serba guna) yang dilengkapi :
 Lobby
 Lavatory
 Meeting room
2 Kegiatan Makan dan minum Fasilitas yang diperlukan dibedakan untuk kegiatan
formal dan informal.
Kegiatan formal:
 Banquet Room (Ruang Perjamuan)
Kegiatan informal:
 Coffee Shop
 Bar
 Coctail Lounge
Kreasi dan olahraga Fasilitas yang diperlukan pada
kegiatan ini adalah :
Kegiatan Indoor:
 Fitness Center
NO. KEGIATAN FASILITAS
 Sauna
 Billiard
 Game Room
 Massage
Kegiatan outdoor :
 Lapangan tenis
 Kolam renang
Kegiatan Check in & Check Out
Ruang yang diperlukan dalam kegaiatn ini adalah :
 Ruang Lobby
 Front Office
dan lounge
3 Kegiatan Pelayanan Khusus Kegiatan ini mencakup :
 Pelayanan kesehatan
 Informasi jasa wisata
 Keuangan
 Shopping
 Lavatory
Adapun ruang yang diperlukan adalah :
 Klinik untuk tamu
 Wartel ataupun internet
 Bank
 Money Charger
 Travel Agent
 Butik
 Salon
 Souvenir Shop
NO. KEGIATAN FASILITAS
4 Kegiatan Parkir kendaraan Fasilitas yang dibutuhkan adalah :
 Ruang parkir dalam bangunan maupun di luar
bangunan yang memenuhi standar baik dalam
ukuran maupun daya tampung.
Untuk ruang parkir harus ada pemisah antara :
 Ruang parkir tamu
 Pengelola hotel.
Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988

 Fasilitas Kegiatan Servis


Fasilitas yang digunakan untuk menunjang berlangsungnya kinerja hotel
dan melayani tamu secara tidak langsung. Kegiatan ini terbagi dalam:
Tabel 2.8 Fasilitas Kegiatan Servis
NO. FASILITAS KETERANGAN
1 Kegiatan pelayanan restoran Yang dibutuhkan adalah :
 dapur yang dapat mewadahi kegiatan memasak
sesuai kebutuhan ruang standar

2 Kegiatan pengelola hotel Yang dibutuhkan adalah :


 ruang kerja bagi pengelola
 dan ruang rapat.
3 Kegaitan Houskeeping Yang dibutuhkan adalah :
 Ruang seragam
 Ruang Laundry
 Ruang Room Boy
4 Kegiatan Operasional Hotel Yang dibutuhkan adalah :
 Ruang untuk menyimpan barang dan bahan.
 Gudang makanan dan minuman
 Gudang peralatan dan perlengkapan
 Gudang mekanikal elektrikal
NO. FASILITAS KETERANGAN
 Gudang barang-barang bekas
 Ruang loker karyawan
 Ruang ibadah
 Serta pusat tenaga (power supply).
5 Kegiatan Keamanan Hotel Yang dibutuhkan adalah :
 Ruang untuk kegiatan keamanan minimal pada
setiap pintu masuk dan pintu keluar hotel.

Sumber : Keputusan Dirjen Pariwisata No. 14/U/II/1988

2.1.5 Organisasi Ruang Hotel


Susunan organisasi ruang pada dasarnya, memiliki kesamaan, karena setiap
hotel mempunyai pelayanan yang sama yaitu pelayanan penginapan, makan dan
minum. Menurut Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel Planning and
Design, 1985, hal 257, membedakan organisasi ruang hotel menurut fungsinya,
terdiri dari:
a. Pembagian Organisasi Ruang Menurut Fungsinya
Pembagian organisasi hotel menurut fungsinya dapat dirinci sebagai berikut:
Tabel 2.9 Organisasi Hotel Menurut Fungsinya
NO. ORGANISASI RUANG KETERANGAN
1 Public Space Merupakan kelompok ruang umum seperti :
 Lobby utama
 Front Office
 Function room.
2 Consession and rentable Merupakan kelompok ruang yang disewakan untuk
space melayani keperluan tamu hotel dan juga usaha bisnis
lainnya yang terpisah dari kegiatan hotel.
3 Food Land Beverage Kelompok ruang yang melayani bagian makan dan minum
Store Space bagi tamu yang menginap maupun yang tidak menginap.
Termasuk kelompok ini adalah :
 Restaurant
NO. ORGANISASI RUANG KETERANGAN
 Coffee shop
 Bar
 Kitchen
 Gudang.
4 General service space Kelompok ruang pelayanan secara umum meliputi :
 Bagian penerimaan (receiving) storage empoyee’s
room
 Employee dining room
 Laundry
 Linen room
 House keeping
 Maintenance.
5 Guest Room Service Kelompok yang terdiri dari atas ruang tidur bagi tamu
yang menginap, dilengkapi fasilitas untuk :
 Ruang tidur
 Toilet
 Koridor
 Lift
 Perlengkapan lainnya.
6 Recreation and Sport Kelompok fasilitas rekreasi olahraga yang biasanya
Space diproritaskan untuk para tamu hotel yang memerlukannya
dan ruang ini terbuka untuk masyarakat luar.
Sumber : Walter Rutes and Richard Penner dalam buku Hotel Planning and Design, 1985,
hal 257

b. Pembagian Organisasi Ruang Menurut Sifat


 Pembagian organisasi ruang menurut sifat dari ruangannya adalah sebagai
berikut:
 Public Room, kelompok ruang yang dipakai untuk keperluan umum seperti
lobby utama, front office, restaurant, recreation, and sport centre, function
room, dan rentable room.
 Bed Room, kelompok ruang tidur para tamu dengan fasilitas dan
perlengkapannya.
 Service room, kelompok ruang yang sifatnya melakukan pelayanan, yaitu:
kitchen, laundry, linen, general store, house keeping dan maintenance.

2.1.6 Sistem Pengelolaan Hotel


Usaha pengelolaan hotel perhotelan merupakan sebuah usaha yang mencari
keuntungan dengan menjual tiga produk utama yaitu: penyewaan kamar, penjualan
makanan dan minuman serta penyewaan fasilitas. Oleh karena itu bisni perhotelan
harus ditunjang dengan struktur organisasi yang sangat baik. Kelengkapan struktur
organisasi tergantung pada kelas hotel, tipe hotel dan sebagainya.
Terdapat beberapa bagian dalam pengelolaan hotel. Seluruh bagian ini
terkoodinir serta dikendalikan oleh seorang General Manager yang biasanya
dibantu oleh Executive Assistant Manager. Bagian-bagian tersebut antara lain
(Walter A. Rutes and Richard H Penner, 1985; 229):
Tabel 2.10 Front Office
NO. PENGELOLA HOTEL KETERANGAN
1 Guest Room Terdiri dari kamar kamar tamu
2 Public Space Terdiri dari
 Exterior approach & exterace
 Lobby
 Food & baverages outlet
 Function space serta recreation facilities dan pakir.
3 Administration Office Terdiri dari :
 Front Desk
 Accounting office
 Execurive office sales and catering office.
Sumber: Walter A. Rutes and Richard H Penner, 1985; 229
Tabel 2.11 Back of House
NO. PENGELOLA HOTEL KETERANGAN
1 Food preperation and storage  Tempat penyimpanan
area  Penyimpanan makanan
2 Receiving, trash and general  Area penerima
storage area  Sampah
 Penyimpanan umum
3 Employee area terdiri dari Area karyawan terdiri dari:
personel  Kantor pribadi dan penjaga waktu
 Loker dan Toilet
 Dinning karyawan dan perumahan
4 Laudry and housekeeping  Laundry
 Housekeeping
5 Engineering and mechanical  Enginerring Office
areas  Maintenace Shop
 Mechanical/Electrical Area
Sumber: Walter A. Rutes and Richard H Penner, 1985; 229

Dalam pengelolaan bagian-bagian hotel tersebut diperasikan oleh


departemen- departemen yang dikelompokan sebagai berikut:
Tabel 2.12 Pengelolaan Hotel Oleh Departemen
NO. DEPARTEMEN KETERANGAN
1 Room Departement Departemen yang bertugas menyedikan kebutuhan
kamar bagi para pengunjung
2 Housekeeping Departement Departemen yang bertugas memelihara kebersihan,
kerapian dan kelengkapan
 Kamar-kamar tamu
 Restoran,
 Bar
 Tempat-tempat umum dalam hotel
3 Food and Baverages Departemen yang menyediakan dan menyajikan
Departement makanan dan minuman
4 Engineering Departement Departemen yang bertugas melaksanakan
pelaksanaan, perancangan, pemasangan, dan
pemeliharan gedung serta perlengkapan hotel
lainnya.
5 Personal Departement Departemen yang bertugas melaksanakan pemilihan
dan pengadaan tenaga kerja hotel, termasuk di
dalamnya pemeliharaan moral, dan kesejahteraan
tenaga kerja, serta meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilan tenaga kerja hotel.
6 Marketing Departement Departemen yang mengelola keuangan, baik
penerimaan maupun pengeluaran uang hotel
7 Security Department Departemen yang bertugas memelihara dan menjaga
keamanan dan ketertiban di dalam lingkungan hotel
8 Other Preperation Department Departemen yang Tidak termasuk ke dalam
kelompok-kelompok di atas seperti:
 Bank
 Sport Club
 Diskotik
 Massege
 dan lain-lain.
Sumber: Walter A. Rutes and Richard H Penner, 1985; 229

2.1.7 Pedoman Perencanaan Hotel


Dalam perencanaan sebuah hotel menurut W.S Hatrell and Patners dalam
buku Hotel, Restaurant, Bars (1996 : 23) terdapat dasar-dasar perencanaan hotel
yaitu :
a. Pemilihan Lokasi
Faktor ini akan mempengaruhi sifat dan jenis hotel. Misalnya pemilihan lokasi
di Kawasan Universitas Tanjungpura yang berada di tengah kota akan berbeda
dengan pemilihan lokasi pada tempat wisata. Dalam hal ini pertimbangan harga
lahan, potensi lingkungan, aksesibilitas menjadi salah satu faktor utama.
b. Orientasi Bangunan
Orientasi bangunan menjadi faktor yang memberikan pengaruh dari dalam
bangunan terhadap lingkungan yang ada. Orientasi ini dimaksudkan untuk
menyerap potensi baik dari lingkungan yang ada seperti pemanfaatan view,
pencapaian, sianar matahari, serta menghindari gangguan dari lingkungan
seperti kebisingan, dan sebagainya. Dengan ini menjadikan bangunan lebih
berintegrasi dengan lingkungannya.
c. Struktur
Struktur bangunan akan tergantung dari ukuran, site, kondisi tanah, harga, serta
cuaca (klimatologi). Pemilihan modul struktur mempengaruhi bentuk dan
modul ruang – ruang yang ada khususnya kamar – kamar yang ada.
d. Kebenaran Sirkulasi
Fungsi hotel menjadi efisien dan ekonomis karena pengaturan pola sirkulasi
yang baik.Pemisahan sirkulasi umum dan sirkulasi pelayanan merupakan salah
satu pemecahan yang baik agar tercipta keteraturan dalam bangunan.

2.1.8 Dasar-Dasar Dalam Menentukan Lokasi untuk Hotel


Pada dasarnya penentuan lokasi hotel menurut Oka A. Yoeti dalam buku
Hotel Marketing, (1999:41-42) ada 3 (tiga) factor yaitu :
a) Accessibility, yaitu lokasi hotel harus mudah dikunjungi orang banyak. Dengan
pengertian hotel hendaknya dapat dikunjungi dari arah mana saja untuk tujuan
yang bermacam-macam. Untuk hotel resort lebih banyak dipilih pada daerah
pegunungan yang ramai dikunjungi pada waktu libur.
b) Visibility, yaitu mudah dan dapat dilihat dengan jelas fisik bangunannya,
sehingga tidak sukar dicarinya. Orang-orang yang akan menginap pada suatu
hotel sangat dipengaruhi oleh pandangan pertama.
c) Adaptability, yaitu areal lokasi hendaknya dapat disesuaikan dengan kebutuhan
masa depan. Karena itu area hotel harus luas, sehingga cukup untuk taman
parkir, lapangan tenis, kolam renang, jogging track, dan taman bermain anak-
anak. Disamping juga diperhatikan terhadap rencana pelebaran jalan.
Dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa sebagai wadah untuk
menyediakan jasa penginapan yang terletak di Kawasan Universitas Tanjungpura,
klasifikasi transietal hotel, memerlukan pertimbangan dasar perencanaan sehingga
pemasarannya dapat berjalan dengan baik.
Peraturan bangunan di Kota Pontianak harus memenuhi peraturan –
peraturan bangunan pada lokasi tapak yang akan di bangun sesuai dengan daerah
wilayahnya, antara lain:
a. Garis Sempadan Bangunan (GSB)
Dalam penjelasan di Pasal 13 Undang-undang No. 28 Thn 2002, Garis
Sempadan Bangunan atau GSB tersebut memiliki arti sebuah garis yg
membataskan jarak bebas minimum dari sisi terluar sebuah massa bangunan
terhadap batas lahan yg dikuasai. Pengertian ini dapat disimpulkan bahwa GSB
ialah batas bangunan yg diperbolehkan untuk dibangun rumah atau gedung.
b. Koefisien Dasar Bangunan (KDB)
KDB (Koefisien Dasar Bangunan) adalah angka prosentase perbandingan
jumlah luas lantai dasar bangunan terhadap luas perpetakan atau luas daerah
perencanaan.
c. Koefisien Lantai Bangunan (KLB)
KLB (Koefisien Lantai Bangunan) adalah angka perbandingan jumlah luas
seluruh lantai bangunan terhadap luas perpetakan atau luas daerah perencanaan
d. Ketinggian Bangunan (KB)
Ketinggian Bangunan adalah jumlah lapis bangunan yang dihitung dari dari
permukaan tanah atau dari lantai dasar bangunan.

2.2 Studi Kasus Hotel Universitas


Adapun studi kasus yang digunakan penulis sebagai dasar untuk Perancangan
Hotel Universitas Tanjungpura adalah Griya Brawijaya milik Universitas
Brawijaya dan Universitas Negeri Yogyakarta Hotel (UNY Hotel).

2.2.1 Griya Brawijaya ( Universitas Brawijaya )


Griya Brawijaya adalah sebuah unit usaha milik Universitas Brawijaya yang
menyediakan layanan fasilitas pemondokan/kos bagi mahasiswa UB; fasilitas
layanan penginapan bagi mahasiswa UB dan non-UB, orang tua mahasiswa dan
masyarakat umum; dan layanan ruang pertemuan yang dapat dipergunakan
mahasiswa dan masyarakat umum. Lokasi Griya Brawijaya berada di Universitas
Brawaijaya, Malang. Produk jasa penginapan dan ruang pertemuan yang
ditawarkan oleh Griya Brawijaya adalah sebagai berikut:
a. Penginapan Tipe Superior
Harga yang untuk penginapan tipe standrart adalah Rp.250.000/night (Hostel).
Untuk penginapan tipe superior memiliki fasilitas sebagai berikut :
 Breakfast untuk 2 Orang (Box)
 Water Heater
 TV & AC
 Amenities
 Kamar mandi pribadi

Gambar 2.1 Suasana Penginapan Tipe Superior Griya Brawijaya


Sumber: https://ub.ac.id/id/information-griya-brawijaya-facilities/

b. Penginapan Tipe Standart


Harga yang untuk penginapan tipe standrart adalah sebagai berikut:
 Lt. I Rp.185.000/night (Hostel)
 Lt. II Rp.180.000/night (Hostel)
 Lt. III Rp.175.000/night (Hostel)
Untuk penginapan tipe Standart memiliki fasilitas adalah sebagai berikut:
 Breakfast untuk 2 Orang (Box)
 Water Heater
 TV di Lobby
 Amenities
 Kamar mandi sharing

Gambar 2.2 Suasana Penginapan Tipe Standrart Griya Brawijaya


Sumber: https://ub.ac.id/id/information-griya-brawijaya-facilities

c. R. Meeting Wora – Wari :


Harga yang untuk Ruang Meeting Wora-Wari adalah Rp.850.000/3 Jam dengan
kapasitas 80 orang. Untuk Ruang Meeting Wora – Wari memiliki fasilitas
adalah sebagai berikut :
 Layar LCD
 Proyektor
 Pointer
 AC
 Mic & Sound System
 White Board
 Kamar Mandi
d. Ruang Meeting Gedung C
Harga yang untuk Ruang Meeting Gedung C adalah Rp. 650.000/3 Jam dengan
kapasitas 40 orang. Untuk Ruang Meeting Gedung C memiliki fasilitas adalah
sebagai berikut :
 Layar LCD
 Proyektor
 Pointer
 AC,Mic & Sound System
 White Board
 Kamar Mandi

2.2.2 Universitas Negeri Yogyakarta Hotel (UNY Hotel)


Konsep UNY Hotel yaitu modern minimalis, berpadu dengan sedikit sentuhan
tradisional yang dapat anda lihat di beberapa ornamen batik yang menghiasi di
hampir seluruh ruangan hotel. Hotel ini didominasi warna natural seperti warna
kayu dan tanah bercampur warna krem lembut memperkuat kesan natural yang
hangat pada hotel ini.
Lokasi yang sangat strategis berada di tengah kota Yogyakarta dan Kampus
UNY (Universitas Negeri Yogyakarta) berdekatan dengan fasilitas penunjang
lainnya berupa Masjid, Food Court, Mini Market, Kolam Renang Internasional,
berbagai sarana olahraga bertaraf Internasional milik Kampus Universitas Negeri
Yogyakarta, Rumah Sakit dan Pusat Perbelanjaan menjadi tempat beristirahat
sekaligus berlibur dan berbisnis di lingkungan yang tenang, nyaman dan asri.
Fasilitas UNY Hotel yang juga sebagai Convention Hotel, sangat representatif
untuk mengadakan kegiatan MICE, Wedding, Wisuda dan kegiatan berskala besar
lainnya karena telah didukung dengan 130 Kamar dengan 5 Tipe dengan fasilitas
AC, LCD, Coffee Maker, Bath Up, Hot Water, Magnetic Card Door Lock System,
Telephone, Laundry, Room Service 24 hours. Adapun Tpe Kamar UNY Hotel
yaitu:
Tabel 2.13 Jenis-jenis Kamar UNY Hotel
Corporate Rate
No Type Of Room Total Room Publish Rate
(Single/Twin)
1 Standard 33 Room Rp. 400.000 Rp. 320.000
2 Superior 18 Room Rp. 500.000 Rp. 400.000
3 Deluxe 57 Room Rp. 600.000 Rp. 480.000
4 Executive 20 Room Rp. 750.000 Rp. 600.000
5 Suite 2 Room Rp. 1.500.000 Rp. 1.200.000
6 Extra Bed Rp. 175.000 Rp. 140.000
TOTAL 130 Room
Sumber: https://www.unyhotel.com/

Gambar 2.3 Suasana Penginapan UNY Hotel


Sumber: https://www.unyhotel.com/
Ballroom berkapasitas 400 orang theater, 5 Meeting Room dan 2 Restaurant
yang dapat dimanfaatkan secara bersama-sama, Business Centre, Butik, dan
ketersediaan lahan parkir yang sangat memadai di dalam area hotel serta view kamar
langsung ke Gunung Merapi – Merbabu dan Sindoro-Sumbing memberikan sensasi
tersendiri yang dapat anda nikmati langsung dari tempat tidur anda.
Selain itu, UNY Hotel juga memiliki lokasi yang strategis berdekatan dengan
fasilitas olahraga seperti lapangan sepakbola dengan harga spesial Rp.750.000,-
/hari, kolam renang Rp.5.000,-/orang/hari, fitness center Rp.25.000,-/orang/hari
BAB III
LANDASAN KONSEPTUAL

Di dalam bab ini berisi analisis – analisis yang dilakukan oleh penulis guna
mendapatkan konsep yang nantinya akan diterapkan dalam perancangan tugas akhir
penulis yang berjudul Hotel Universitas Tanjungpura di Kawasan Untan. Analisis
yang dilakukan antara lain yaitu analisis fungsi, analisis internal (pelaku, kegiatan,
kebutuhan ruang, persyaratan ruang, hubungan ruang, organisasi ruang), dan
analisis tapak, serta analisis bentuk, struktur, utilitas dan fisika bangunan.

3.1 Analisis Fungsi


Sesuai dengan arti dari kata Hotel Universitas Tanjungpura, fungsi utamanya
adalah sebagai tempat akomodasi yang menyediakan pelayanan jasa penginapan,
penyedia makanan dan minuman serta fasilitas jasa lainnya. Sehingga Hotel
Universitas Tanjungpura ini harus dilengkapi dengan berbagai fasilitas pendukung
selain sebagai pelayanan penginapan, misalnya seperti musholla, tempat makan,
dan fasilitas lain yang diperlukan oleh pelaku kegiatan pada Hotel Universitas
Tanjungpura.

3.2 Analisis Internal


Analisis Internal berisi dengan analisis program ruang. Setelah menentukan
jenis pelaku, penulis menentukan analisis kebutuhan ruang yang dibutuhkan
berdasarkan jenis pelaku, yang kemudian dilanjutkan dengan analisis hubungan
ruang, persyaratan ruang, dan besaran ruang. Hasil akhirnya berupa susunan
organisasi ruang yang digunakan untuk membuat skematik ruang luar dan dalam
sebelum masuk ke proses desain denah.

3.3 Analisis Pelaku Dan Kebutuhan Ruang


DAFTAR PUSTAKA

Sulistyono, Agus. 1999. Manajemen penyelengaraan hotel. Bandung: ALFABET


Untan di kutip (18 febuari 2019) www.untan.ac.id/sejarah-universitas-tanjungpura/
Untan di kutip (18 febuari 2019) https://www.untan.ac.id/universitas-tanjungpura-
telah-resmi-menerapkan-pola-pengelolaan-keuangan-badan-layanan-umum-blu/

Anda mungkin juga menyukai