Anda di halaman 1dari 16

ARSITEKTUR DUNIA

PENGGUNAAN BENTUK SIMETRIS SEBAGAI PENERAPAN


ARSITEKTUR MODERN ABAD 18 PADA BANGUNAN MUSEUM SENI
RUPA DAN KERAMIK DI JAKARTA

BIDANG KEGIATAN:
PKM – PENELITIAN

Diusulkan Oleh:
Dewa Ngakan Putu Yudistira Prawira 1662122024 Angkatan 2016

UNIVERSITAS WARMADEWA
DENPASAR
2019
PENGESAHAN PROPOSAL PKM – PENELITIAN

1. Judul Kegiatan : Penggunaan Bentuk Simetris Sebagai


Penerapan Arsitektur Modern Abad 18
Pada Bangunan Museum Seni Rupa dan
Keramik di Jakarta
2. Bidang Kegiatan : PKM - P
3. Ketua Pelaksana Kegiatan
a. Nama Lengkap : Dewa Ngakan Putu Yudistira Prawira
b. NIM : 1662122024
c. Jurusan : Teknik Arsitektur
d. Perguruan Tinggi : Universitas Warmadewa
e. Alamat Rumah dan No. HP : Jl. Batuyang, Gang Bangau XV, No. 07,
Batubulan, Sukawati, Gianyar, Bali/
087846049801
f. Email : yudistiraprawira57@gmail.com
4. Anggota Pelaksana Kegiatan : 1 Orang
5. Dosen Pendamping
a. Nama Lengkap dan Gelar : Agus Kurniawan, S.T., M.T.
b. NIDN : 0813037101
c. Alamat Rumah dan No. Telp. : Karangsari Regency Kav. B4, Jl.
Karangsari I Padangsambian, Denpasar /
081353133399

Denpasar, 16 Januari 2019


Menyetujui,
Ketua Program Studi Teknik Arsitektur Ketua Pelaksana

(Ni Wayan Meidayanti Mustika, S.T., M.T.) (Dewa Ngakan Putu Yudistira
NIK. 19810519 2005012002 Prawira)
NIM. 1662122024

Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan Dosen Pendamping

(Dr. Ir. I Wayan Parwata, M.T.) (Agus Kurniawan, S.T., M.T.)


NIK. 230700204 NIDN. 081353133399

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................. ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. iv
BAB 1. PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................. 1
1.2 Tujuan dan Sasaran ...................................................................................... 1
1.3 Manfaat ......................................................................................................... 1
1.4 Metode .......................................................................................................... 1
BAB 2. TINJAUAN ARSITEKTUR MODERN ABAD 18 .................................. 2
2.1 Arsitektur Modern Awal 18 (Gaya Neo-Klasik) ...................................... 2
2.2 Arsitektur Museum Seni Rupa dan Keramik............................................ 4
BAB III METODE PENELITIAN.......................................................................... 6
3.1 Metode ...................................................................................................... 6
3.2 Tahapan Penelitian ................................................................................... 6
3.3 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 7
3.4 Analisis Data ............................................................................................ 7
BAB 4. PENERAPAN ARSITEKTUR MODERN ABAD 18 .............................. 7
4.1 Wujud ........................................................................................................... 7
4.2 Bentuk .......................................................................................................... 8
BAB 5. PENUTUP ............................................................................................... 10
5.1 Kesimpulan ................................................................................................. 10
5.2 Saran ........................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 11
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... 12
Lampiran 1. Biodata Ketua .............................................................................. 12

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Osterley Park House .............................................................................. 3


Gambar 2. Universitas Virginia .............................................................................. 3
Gambar 3. Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta ......................................... 4
Gambar 4. Penataan Ruang-ruang Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta .... 7
Gambar 5. Fasad Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta ............................... 8
Gambar 6. Sisi Sayap Kiri dan Kanan Museum ...................................................... 8
Gambar 7. Denah Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta .............................. 9
Gambar 8. Bentuk Simetris Pada Fasad Museum Seni Rupa dan Keramik di
Jakarta ..................................................................................................... 9

iv
1

BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Arsitektur adalah bagian dari kebudayaan manusia, yang berkaitan dengan
berbagai segi kehidupan antara lain : seni, teknik, ruang/tata ruang, geografis,
sejarah. Salah satu perkembangan di dalam dunia arsitektur adalah arsitektur
modern abad 18 (Gaya Neo-Klasik), yang dimaksud dengan arsitektur gaya neo
– klasik disini yaitu suatu gaya baru yang dimunculkan dengan alasan timbulnya
rasa bosan dan jenuh terhadap gaya yang berkembang pada saat itu. Maka bisa
dikatakan gaya neo – klasik merupakan gaya yang mengulang bentuk-bentuk
masa lalu khususnya gaya klasik romawi dan yunani secara utuh sehingga
unsur-unsur tersebut dominan.
Di Indonesia sendiri arsitektur modern abad 18 (Gaya Neo-klasik) ini
mempengaruhi perkembangan arsitektur pada jaman kolonial. Semangat
modernisasi dan globalisasi (khususnya pada abad ke-18 dan ke-19) yang
memperkenalkan bangunan modern seperti administrasi pemerintah kolonial,
rumah sakit atau fasilitas militer. Dimana memiliki ciri atau karakteristik
arsitektur bergaya neo – klasik pada masa itu seperti order, pintu pelengkung,
maupun sisi kiri dan kana bangunan yang simetris.
Selain bangunan seperti administrasi pemerintah kolonial, rumah sakit, fasilitas
militer, juga terdapat salah satu bangunan yang menyimpan perjalanan sejarah
kebudayaan adalah museum. Dimana wujud dan bentuk dari museum ini juga
tidak terlepas dari ciri atau karakteristik arsitektur modern abad 18 (Gaya Neo-
Klasik). Melalui penelitian ini, diharapkan peneliti nantinya dapat menelusuri
seberapa banyak arsitektur bergaya neo – klasik yang diterapkan pada
bangunan-bangunan bersejarah di Indonesia khusunya pada bangunan museum.

1.2 Tujuan dan Sasaran


Bertujuan untuk mengetahui atau karakteristik Arsitektur Modern Abad 18
yang diterapkan pada salah satu bangunan yang ada di Indonesia.

1.3 Manfaat
Manfaat yang diharapkan dalam laporan ini mampu memahami dan
menjelaskan keunikan yang terdapat pada salah satu bangunan di Indonesia
yang menerapkan beberapa karakteristik Arsitektur Modern Abad 18.

1.4 Metode
Metode penelitian ini dilakukan dengan 3 tahap yaitu : pengumpulan data
secara sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung dari objek,
tahap deskripsi yaitu tahap menganalisis data, dan tahap eksplanasi yaitu tahap
menjelaskan hasil dari data yang telah dianalisis.
2

BAB 2. TINJAUAN ARSITEKTUR MODERN ABAD 18

2.1 Arsitektur Modern Abad 18 (Gaya Neo-Klasik)


Arsitektur modern abad 18-19 dikenal dengan gaya Neo-Klasik. Arsitektur
Neo-klasik merupakan reaksi terhadap gaya arsitektur Rococo dan Baroque.
Banyaknya penemuan dari peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi juga
memicu munculnya gaya arsitektur Neo-klasik.
Arsitektur Neo-Klasik lahir antara lain karena ditemukannya kembali
peninggalan arsitektur Yunani dan Romawi, serta adanya perubahan politik
antara lain revolusi Perancis (1789) dan Amerika (1776) menciptakan republik,
dengan anggapan mengambi lseni yang diasosiasikan dengan seni Yunani
(demokrasi) dan Romawi (republik). Pada abad ke-18 orang (terutama yang
senang benda antik dan arsitek) banyak tertarik untuk mengadakan perjalanan
dan penggalian situs-situs lama, terutama Yunani. Di antaranya:
Orang Inggris: James Stuart dan Nicholas Revett yang menghabiskan masa 3
tahun di Yunani, membuat gambar-gambar akurat dari peninggalan gedung
lama Yunani (antara lain mempresentasikan order Doric di Parthenon dengan
rinci – 1762).
Orang Jerman: Johann Winckelmann yang menemukan kembali kota Pompeii.
Banyaknya penemuan tersebut membuat arsitektur Neo-Klasik dapat
menciptakan karya yang lebih mendekati/mirip arsitektur klasik (Yunani dan
Romawi) daripada arsitektur Renaissans. Kecenderungan pada gaya Yunani
atau gaya Romawi atau bisa disebut juga Battle of the Styles.

Ciri-cir arsitektur Neo-Klasik


1. Garis-garis bersih, elegan, penampilan yang rapi (uncluttered)
2. Simetris
3. Kolom-kolom yang berdiri bebas/tiang menjulang sampai atap
bangunan
4. Pediment segitiga dan atap terkadang berkubah

Prototipe yang umumnya dicontoh adalah arsitektur kuil. Hal ini dikarenakan
arsitektur kuil dianggap sebagai bentuk paling murni dari arsitektur klasik.
Kolom pada kuil benar-benar berfungsi untuk menopang bangunan (bukan
dekorasi).
3

Gambar 1. Osterley Park House

Garis atap umumnya datar dan horisontal, jarang ada menara dengan fasade
yang cenderung panjang dan datar akibat dari efek kolom yang berjajar.
Proporsi klasik pada eksterior sangat penting dimana pintu dan jendela tidak
mengurangi kesempurnaan nilai-nilai arsitektur klasik meskipun diletakkan di
belakang kolom-kolom depan. Pintu dan jendela tidak menjadi elemen
skluptural.

Gambar 2. Universitas Virginia

Terdapat dua gaya bangunan yang terkenal pada periode Arsitektur Neo-Klasik
ini, yaitu Gaya Georgia (Inggris Raya) dan Gaya Federal (Republik Amerika
Serikat). Gaya Georgia berkembang di Inggris, 1715 – 1820 dan dipengaruhi
oleh gaya arsitektur Palladia. Gaya ini banyak terlihat pada penataan
kota/kawasan. Sedangkan Gaya Federal berkembang di Amerika Serikat (1780
– 1820). Dengan fitur tipikal interior yang berbentuk oval, tangga melingkar
yang berdiri bebas, portico yang dibingkai oleh kolom-kolom, profil kayu yang
kecil, dan proposi yang langsing (slender).
4

2.2 Arsitektur Museum Seni Rupa dan Keramik

Gambar 3. Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta

Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di Jalan Pos Kota No 2, Jakarta
Barat (kompleks Kotatua/ Taman Fatahillah) letaknya bersebelahan dengan
Museum Fatahillah dan berhadapan dengan Museum Wayang. Gedung yang
letaknya di Kota tua ini memiliki kekhasan dibanding gedung di kawasan Kota
tua lainnya, yaitu memiliki pilar-pilar doria besar di depan gedungnya yang
berjumlah 14 buah bergaya Romawi Kuno. Gaya bangunan seperti ini lebih
dikenal dengan gaya Neo-Klasik. Gedung ini telah berdiri 140-an tahun, dan
mengalami perkembangan serta beberapa perubahan fungsi gedung. Museum
Seni Rupa dan Keramik adalah salah satu warisan bersejarah yang
keberadaannya harus dilestarikan. Memiliki area yang cukup luas, dan banyak
koleksinya yang dipamerkan. Beberapa koleksi yang dipamerkan antara lain
lukisan, beraneka ragam keramik serta patung kayu atau totem. Sebagai tempat
penyimpanan benda-benda bersejarah museum ini memiliki luas bangunan +/-
2430 m2 dan dibangun diatas tanah seluas +/- 8875 m2.

Arsitektur Museum Seni Rupa dan Keramik jika dilihat dari segi fasad Gaya
Neo-Klasik sangat jelas terlihat, diantaranya :
1. Atap, Pediment merupakan bagian berbentuk segitiga pada muka
bangunan yang menopang atap.
2. Kolom, Kolom yang berasal dari material beton yang diaplikasikan
dengan cat berwarna putih. Jumlah kolom pada bangunan tersebut
sebanyak 14 buah dengan ketinggian masing-masing kolom 6 meter.
Jenis kolom yang digunakan bangunan tersebut yaitu kolom doric yang
merupakan kolom yang tidak memiliki hiasan pada capitalnya. Kolom
doric mempunyai yang paling masif/berat, badan kolom langsung
diletakkan di atas dasar (pediment), architrave ada yang kosong ada
yang berukir barisan segitiga, dan frieze juga didekorasi dengan ukiran-
ukiran.
3. Pintu, Pintu menggunakan material kayu yang diaplikasikan dengan cat
berwarna hijau tua dengan ketinggian pintu 2 x 3 meter.
4. Jendela, menggunakan material kayu yang diaplikasikan dengan cat
berwarna hijau tua sama dengan warna pintu. Ukuran jendela yang besar
5

yaitu 2 x 3,6 meter , sedangkan jendela yang kecil berukuran 2 x 1,2


meter.
5. Ornament, terdapat ornamen pada pembatas kepala dan badan
bangunan yang disebut dengan balustrade. Balustrade merupakan
susunan barisan papan tegak. Pada bagian tengah memiliki ornamen
sebanyak 15 buah, sedangkan pada bagian kanan dan kiri bangunan
memiliki masing-masing ornamen sebanyak 24 buah.

BAB 3. METODE PENELITIAN


6

3.1 Metode
Metode yang dilakukan dalam laporan ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif adalah pencarian fakta dengan interprestasi yang tepat. Penelitian
deskriptif mempelajari masalah-masalah dalam masyarakat, serta tata cara
yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu, termaksud tentang
hubungan, kegiatan-kegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta
proses-proses yang sedang berlangsung dan pengaruh-pengaruh dari suatu
fenomena. Dalam metode Deskriptif, penelitian bisa saja membandingkan
fenomena-fenomena tertentu sehingga merupakan suatu studi komparatif,
(Whitney, 1960).

3.2 Tahapan Penelitian

JUDUL :
Penggunaan bentuk simetris sebagai
penerapan arsitektur modern abad 18
pada bangunan museum seni rupa
dan keramik di jakarta

STUDI LITERATUR :
1. Arsitektur Modern Abad 18 (Gaya
Neo-Klasik) PENGUMPULAN DATA
2. Arsitektur Museum Seni Rupa dan
Keramik di Jakarta

PENERAPAN :
1. Wujud ANALISIS DATA
2. bentuk

KESIMPULAN SINTESA

3.3 Teknik Pengumpulan Data


7

Teknik pengumpulan data ini merupakan studi literatur yaitu dengan mencari
referensi teori yang relefan dengan kasus atau permasalahan yang ditemukan
dengan cara menghimpun data-data atau sumber-sumber yang berhubungan
dengan topik yang diangkat dalam suatu penelitian. Studi literatur bisa didapat
dari berbagai sumber, jurnal, buku dokumentasi, internet dan pustaka.

3.4 Analisis Data


Data yang sudah terkumpul akan di analisis dengan cara mendeskripsikan
wujud dan bentuk bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta.
Dimana analisis laporan ini bertujuan untuk mengetahui salah satu ciri atau
karakteristik dari Arsitektur Modern Abad 18 (Gaya Neo-Klasik) yang
diterapkan pada bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta.

BAB 4. PENERAPAN ARSITEKTUR MODERN ABAD 18

4.1 Wujud
Perwujudan bentuk simetris sebagai penerapan arsitektur modern abad 18 pada
bangunan Museum Seni Rupa dan Keramik diterapkan pada penataan ruang-
ruang dan wujud fasad pada museum ini.

Gambar 4. Penataan Ruang-ruang Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta

Dapat dilihat dari gambar penataan ruang diatas, dimana sisi kiri dan kanan
bangunan pada museum ini penataan ruangannya simetris dengan bangunan
bagian tengah sebagai pembatas (central room) dan area taman disebelah kanan
dan kiri, yang biasanya difungsikan sebagai tempat bersantai dan kegiatan
outdoor lainnya oleh pengunjung.

Perwujudan bentuk simetris juga diterapkan pada fasad, dapat dilihat pada sisi
sayap kiri dan sisi sayap kanan bangunan museum ini yang simetris, dengan
8

bangunan bagian tengah (central room) sebagai pembatas antara sisi sayap kiri
dan sisi sayap kanan.

Gambar 5. Fasad Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta

Gambar 6. Sisi Sayap Kiri dan Kanan Museum

4.2 Bentuk
Penggunaan bentuk simetris pada ruang-ruang Museum Seni Rupa dan
Keramik ini terlihat pada bentuk ruangannya yang menerapkan bentuk-bentuk
seperti persegi maupun persegi panjang, yang dirangkai menjadi fungsi ruang
yang berbeda sehingga menghasilkan bentuk yang simetris antara sisi ruang
yang sebelah kiri dengan sisi ruang yang sebelah kanan pada museum ini.
9

Gambar 7. Denah Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta

Sedangkan penggunaan bentuk simetris pada fasad bangunan Museum Seni


Rupa dan Keramik ini terlihat pada pengulangan bentuk bukaan jendela
besar yang simetris pada bagian sebelah kiri dan sebelah kanan fasad dari
museum ini. Selain itu ada pula penggunaan pediment yang simetris
berbentuk segitiga pada bagian atas bangunan, dimana pediment ini
nantinya akan ditopang langsung oleh kolom-kolom besar yang berada di
bangunan bagian tengah (central room).

Gambar 8. Bentuk Simetris Pada Fasad


Museum Seni Rupa dan Keramik di Jakarta
10

BAB 5. PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Arsitektur modern abad 18-19 dikenal dengan gaya Neo – Klasik. Dimana
Arsitektur Neo – klasik ini merupakan reaksi terhadap gaya arsitektur Rococo
dan Baroque. Ciri dari Arsitektur Neo – Klasik ini antara lain garis-garis bersih,
elegan, penampilan yang rapi (uncluttered), simetris, kolom-kolom yang
berdiri bebas/tiang menjulang sampai atap bangunan, pediment segitiga dan
atap terkadang berkubah. Di Indonesia sendiri pengaruh arsitektur modern
abad 18-19 (Gaya Neo – Klasik) terlihat pada bangunan museum yaitu
Museum Seni Rupa dan Keramik yang terletak di Jakarta. Salah satu ciri dari
arsitektur modern abad 18-19 (Gaya Neo – Klasik) yang paling menonjol
adalah penggunaan bentuk simetris pada penataan ruang-ruangnya dan bentuk
simetris pada fasad bangunannya.

5.2 Saran
Dari adanya peninggalan bangunan museum yang berarsitektur modern abad
18-19an yang memiliki nilai sejarah, oleh sebab itu sebagai salah satu bukti
sejarah perkembangan arsitektur di Indonesia yang masih ada hingga saat ini
diharapkan nantinya kita sebagai generasi muda, dapat membantu dalam upaya
perawatan maupun pelestarian sehingga nantinya dapat menjadi potensi pada
daerah setempat.
11

DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, Hierarki sistem tanda studi kasus museum seni rupa dan keramik, dilihat
pada 30 Oktober 2018,
http://journal.lppmunindra.ac.id/index.php/Jurnal_Desain/article/viewFile/57
7/543

Okky Darmawan, Arsitektur bangunan, dilihat pada 30 Oktober 2018,


https://www.academia.edu/5460578/Arsitektur_bangunan

Anonim, Arsitektur bangunan “layout ruang” Museum Seni Rupa dan Keramik,
dilihat pada 30 Oktober 2018,
https://www.academia.edu/6837942/KONSERVASI_BANGUNAN_TUA-
BERSEJARAH
12

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Biodata Ketua
A. Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan gelar) Dewa Ngakan Putu Yudistira Prawira
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Teknik Arsitektur
4 NIM/NIDN 1662122024
5 Tempat dan Tanggal Lahir Denpasar, 20 Desember 1997
6 Email Yudistiraprawira57@gmail.com
7 No. Telp. / HP 087846049801

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Jambe SMP Negeri SMK Negeri 1
Agung, 1 Sukawati Denpasar
Batubulan
Jurusan - - Teknik Gambar
Bangunan
Tahun Masuk-Lulus 2004-2010 2010-2013 2013-2016

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (oral presentation)


Nama Pertemuan Ilmiah / Waktu dan
No Judul Artikel Ilmiah
Seminar Tempat

D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir


No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Penghargaan Tahun

Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan
dapat dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata
dijumpai ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
Persyaratan dalam pengajuan Hibah PKM-P.

Denpasar, 16 Januari 2019

(Dewa Ngakan Putu Yudistira Prawira)

Anda mungkin juga menyukai