Anda di halaman 1dari 27

PENYELENGGARAAN PARIWISATA

SPEARFISHING DI BALI

OLEH
PUTU DIAH KESUMADEWI

PROGRAM STUDI DIPLOMA IV PARIWISATA


FAKULTAS PARIWISATA
UNIVERSITAS UDAYANA

1
ABSTRAK

Pariwisata sebagai salah satu industri terbesar di dunia saat ini selalu melakukan berbagai
inovasi-inovasi di berbagai bidang pariwisata untuk tetap mempertahankan eksistensi
pariwisata sebagai salah satu industri yang menguntungkan bagi kehidupan dunia secara
umum. Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang belakangan ini mengarahkan tujuan
wisata di daerahnya kepada suatu pariwisata yang berkelanjutan, turut serta dalam
mengembangkan pariwisata dengan mengembangkan berbagai bentuk pariwisata yang
berkelanjutan, dimana Spearfishing menjadi salah satu pilihan yang berpotensi untuk
dikembangkan di Negara Indonesia khususnya Bali. Ini disebabkan oleh karena daerah
perairan yang dimiliki oleh daerah ini cukup banyak. Kebanyakan orang-orang melakukan
aktivitas spearfishing untuk olahraga, untuk perdagangan sebagai subsistensi. Pada pantai
tropis di beberapa wilayah di dunia, beberapa ahli spearfishing melakukan hal ini untuk
kehidupan. Penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali diharapkan menjadi salah satu
daya tarik pariwisata yang menarik di Bali yang bersifat berkelanjutan sehingga
menguntungkan bagi semua pihak yang terlibat di dalamnya.
Setelah diadakan penelitian dengan melakukan metode wawancara ke beberapa pihak
yang berkaitan langsung dengan kegiatan wisata Spearfishing di Bali, baik itu penyelenggara
pariwisata Spearfishing di Bali maupun wisatawan yang melakukan pariwisata Spearfishing
di Bali, maka dapat diperoleh berbagai faktor kendala yang menyebabkan pariwisata
Spearfishing di Bali belum cukup berkembang di Bali. Belum berkembangnya pariwisata ini
diakibatkan karena budaya Spearfishing bukan merupakan budaya asli bangsa Indonesia,
selain itu terbatasnya jumlah penyelenggara pariwisata Spearfishing di Bali yang masih
berjumlah sangat terbatas yaitu hanya ada satu kantor penyelenggara saja menyebabkan
kurangnya promosi mengenai wisata Spearfishing di Bali. Menurut keterangan pihak
penyelenggara pariwisata spearfishing walaupun pariwisata Spearfishing di Bali dianggap
merupakan pariwisata berkelanjutan karena menguntungkan di berbagai aspek kehidupan
masyarakat Bali, baik itu aspek lingkungan, sosial, budaya maupun ekonomi namun hal ini
belum menjadi kunci bagi keberhasilan perkembangan pariwisata Spearfishing di Bali. Oleh
sebab itu dibutuhkan peran serta aktif masyarakat lokal, industri pariwisata serta pemerintah
lokal Bali dalam penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali, sehingga pariwisata ini
dapat berkembang di daerah Bali.
Kata kunci: pariwisata, spearfishing, berkelanjutan

2
ABSTRACT

In this era tourism is one of the biggest industries in the world so this industry always
makes some innovations for maintain tourism existence as one of the advantage industry in
the world generally. Today, Bali as one of the tourism purpose places in the world make
some decision to make their tourism sector become sustainability tourism. It is done by
develop any form of tourism sustainability which is spearfishing activity is one of the tourism
activity. Spearfishing is the potentially tourism that choice as tourism sustainability form
because Indonesia generally or especially Bali has many part of beach which is can support
this activity. Many People doing spearfishing activity for sport, trade as subsistence. In the
tropical beach at some places in the world, many spearfishers do it for living. Hopefully
spearfishing as tourism activity becomes one of interest attraction in Bali and also sustainable
so it will advantage for many people.
After doing research by interviewed to many people who is directly related with
spearfishing as tourism in Bali, whether it is spearfishing guide promoter or tourist who is
doing spearfishing in Bali so it is many weakness factor that make this activity not
developing in Bali. It is because spearfishing culture is not Indonesian origin culture also
there are only one promotor of spearfishing as tourism in Bali especially. The only one
spearfishing organizer makes less promotion about this activity. As identification from
person who is promote spearfishing activity in Bali said that this activity is sustainable for
many aspect of live, such as environment aspect, social aspect, cultural aspect and economic
aspect but it is not key for make it develop in Bali. So it is need active support from Bali
local community, tourism industry and also government of Bali to organize spearfishing
activity as tourism in Bali, so it will be develop in Bali.

Key word: tourism, spearfishing, sustainability.

3
DAFTAR ISI

Abstrak i
Daftar Isi iii
BAB I PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang Masalah 1
1.2 Rumusan Masalah 4
1.3 Tujuan Laporan 4
1.4 Manfaat Laporan 4
BAB II LANDASAN TEORI 6
2.1 Spearfishing 6
2.1.1 Sejarah Spearfishing 6
2.1.2 Spearfishing tradisional 6
2.1.3 Spearfishing Modern 7
2.1.4 Tujuan Spearfishing 7
2.1.5 Peraturan Spearfishing 8
2.1.6 Peralatan 9
2.1.7 Jenis-Jenis Spearfishing 10
BAB III PEMBAHASAN 12
3.1 Penyelenggaraan Pariwisata Spearfishing di Bali 12
3.2 Peranan Pariwisata Spearfishing dalam beberapa aspek kehidupan di Bali 14
3.3 Keunikan Pariwisata Spearfishing dibandingkan pariwisata air lainnya 16
3.4 Penyebab Kurang Berkembangnya Pariwisata Spearfishing di Bali 17
3.5 Pihak-pihak yang berkaitan dengan Perkembangan Pariwisata Spearfishing di Bali 17
BAB IV SIMPULAN DAN SARAN 19
4.1 Simpulan 19
4.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
LAMPIRAN 21
4
BAB I

PENDAHULUAN

1.5 Latar Belakang Masalah


Pariwisata sebagai salah satu industri terbesar di dunia saat ini selalu melakukan berbagai
inovasi-inovasi di bidang pariwisata untuk tetap mempertahankan eksistensi pariwisata
sebagai salah satu industri yang menguntungkan bagi dunia secara umum. Inovasi-inovasi
yang dilakukan tentunya harus dilakukan secara baik untuk memenuhi berbagai kepentingan
segenap pihak yang terlibat dalam sektor industri ini. Salah satu inovasi yang digalakkan saat
ini adalah pemberdayaan sektor pariwisata yang mengarah pada terwujudnya pariwisata yang
berkelanjutan. Hal ini terus digalakkan dewasa ini karena dengan adanya pariwisata yang
berkelanjutan maka diharapkan akan dapat menunjang keberadaan sektor pariwisata dalam
waktu jangka yang panjang.
Ketertarikan wisatawan pada berbagai daya tarik wisata di suatu tempat ditentukan oleh
berbagai hal, salah satunya atraksi-atraksi yang ditawarkan pada daerah tujuan wisata
tersebut. Wisatawan yang berkunjung ke suatu daerah tujuan wisata memiliki tujuan yang
beragam, antara lain menikmati pemandangan lama, menikmati budaya lokal setempat,
berpetualang mencari kesenangan, menyalurkan hobi, mengunjungi teman/kerabat/sanak
keluarga dan sebagainya. Daerah tujuan wisata yang dikunjungi oleh wisatawan juga
beraneka ragam misalnya daerah perairan, pedesaan, pegunungan, perkotaan, perbukitan dan
sebagainya.
Dari berbagai daerah tujuan wisata yang ada di Bali, daerah perairan seperti misalnya
pantai, danau, sungai merupakan daerah tujuan wisata yang paling banyak digemari oleh para
wisatawan baik domestik maupun internasional. Ini dikarenakan daearah ini banyak
menyuguhkan berbagai atraksi untuk menarik wisatawan agar mau berkunjung ke daerah
tersebut. Wisatwan yang berkunjung ke daerah perairan ini memiliki tujuan yang berbeda-
beda seperti untuk menikmati pemandangan yang indah, mencari kesenangan dan
menyalurkan hobi mereka. Untuk itu atraksi wisata yang ditawarkan harus sesuai dengan apa

5
yang menjadi harapan dan keinginan wisatawan. Tentunya harus juga disesuaikan dengan
ketersediaan yang dimiliki di suatu daerah tujuan wisata tersebut. Daerah ini selalu
berinovasi untuk menawarkan berbagai atraksi yang menarik yang tentunya atraksi ini
haruslah juga menunjang keberlangsungan pariwisata di daerah tersebut. Hal ini
dimaksudkan agar sektor pariwisata yang ada di daerah tersebut dapat menjadi berkelanjutan
sehingga pariwisata tersebut dapat terus dinikmati dalam jangka waktu yang sangat panjang
di daerah tersebut.
Banyak atraksi yang ditawarkan pada pariwisata di daerah perairan, salah satu yang
terdengar sangat asing adalah wisata ‘Spearfishing’. Sebenarnya metode Spearfishing ini
telah digunakan oleh masyarakat di dunia khususnya masyarakat Eropa sejak ribuan tahun
yang lalu, namun tidak banyak masyarakat dunia yang mengetahui keberadaan dari metode
Spearfishing ini yang saat ini sangat berpotensi sebagai salah satu atraksi wisata yang
menarik dan menantang bagi orang yang melakukannya. Saat modern ini aktivitas
Spearfishing dipandang sebagai aktivitas rekreasi yang menjadi daya tarik wisata pada
daerah tujuan pariwisata tertentu di dunia. Belakangan ini dengan semakin berkembangnya
komunitas pecinta wisata Spearfishing di dunia maka wisata Spearfishing semakin
digalakkan di beberapa Negara besar di dunia. Terbukti adanya beberapa komunitas pecinta
pariwisata Spearfishing yang melakukan bebrapa kompetisi untuk membangkitkan
keberadaan dari wisata Spearfishing ini. Terciptanya komunitas ini tidak menjanjikan bahwa
aktivitas ini sangat aman untuk dilakukan oleh banyak wisatawan, namun dalam
spearfish.org, The French Ministry of The Sea mempublikasikan laporan statistik kecelakaan
yang berhubungan dengan olahraga bawah air dimana Spearfishing termasuk salah satu
aktivitas di dalamnya:
Spearfishing dan Freediving (Sumber tahun 2006-2007)
- 42 operasi-operasi tertolong pada tahun 2006
- 12 disebabkan oleh sebab umum
- 10 ditemukan setelah melakukan pencarian
- 5 tertolong
- 11 meninggal
- 4 dideklarasikan hilang

6
Total: 15 meninggal dan 4 hilang pada 2007
Dari jumlah yang telah dipublikasikan di atas dapat dilihat bahwa Spearfishing dapat
dianggap sebagai salah satu aktivitas yang membahayakan bagi beberapa wisatawan, namun
semua aktivitas bawah laut memiliki resiko bahaya apabila dilakukan tanpa adanya keahlian
bagi yang melakukannya. Apabila seorang wisatawan ingin melakukan wisata Spearfishing
maka harus memenuhi beberapa syarat serta mematuhi peraturan yang berlaku di daerah
tersebut. Ini membuktikan aktivitas wisata Spearfishing dilakukan tidak semata-mata untuk
memenuhi keinginan wisatawan atau orang yang ingin melakukannya saja, namun ada
beberapa hal yang harus diperhatikan agar aktivitas ini tidak mengganggu keselamtan pihak
yang terlibat di dalamnya baik wisatawan, penyelenggara wisata, ekosistem alam yang
terdapat di daerah wisata tersebut serta hal lainnya yang secara langsung maupun tidak
langsung ikut terlibat di dalam aktivitas Spearfishing ini. Dengan memperhatikan hal ini,
wisata Spearfishing diragukan untuk menjadi salah satu wisata yang termasuk sebagai wisata
berkelanjutan. Ada beberapa pertimbangan yang harus diperhatikan untuk menjadikan suatu
wisata dianggap sebagai pariwisata berkelanjutan. Untuk itu pariwisata Spearfishing harus
dikelola dengan baik jika ingin dikembangkan sebagai pariwisata berkelanjutan yang
berakibat baik untuk masa depan dunia.
Bali sebagai salah satu daerah tujuan wisata yang belakangan ini mengarahkan tujuan
wisata di daerahnya kepada suatu pariwisata yang berkelanjutan, turut serta dalam
mengembangkan pariwisata Spearfishing ini. Walaupun di Indonesia budaya Spearfishing ini
belum dikenal secara umum, namun pariwisata Spearfishing ini mulai ada sejak tahun
1990an di Bali. Ini dibuktikan dengan adanya sebuah kantor penyelenggara pariwisata
Spearfishing yang hanya merupakan satu-satunya penyedia jasa pariwisata Spearfishing di
Indonesia yang terletak di Bali. Walaupun aktivitas pariwisata ini belum begitu terkenal di
kawasan Bali, namun dengan semakin berkembangnya jaman, pariwisata Spearfishing ini
juga turut mengalami sedikit perkembangan sebagai salah satu daya tarik wisata di Pulau
Bali yang mulai diakui secara internasional. Kebanyakan wisatawan yang melakukan
aktivitas wisata Spearfishing di Bali berasal dari beberapa negara-negara besar seperti Rusia,
Amerika Serikat, Australia serta beberapa negara maju lainnya. Dengan adanya pariwisata
Spearfishing di Bali diharapakan penyelenggaraannya dapat menjadi berkelanjutan sehingga

7
dapat membantu perekonomian Negara Indonesia. Untuk itu penyelenggaraan pariwisata
Spearfishing di Bali harus disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku secara Internasional
yang dapat disesuaikan oleh ketentuan yang berlaku di Indonesia. Penyelenggaraan yang
dimaksud adalah bahwa pariwisata Spearfishing di Bali diharapkan menjadi salah satu daya
tarik pariwisata di Bali yang bersifat berkelanjutan sehingga menguntungkan bagi semua
pihak yang terlibat di dalamnya.

1.6 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka rumusan masalah
dari laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali?
2. Apakah Pariwisata Spearfishing di Bali dapat dianggap sebagai pariwisata yang
berkelanjutan?

1.7 Tujuan Laporan


Tujuan laporan ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali dilakukan
di beberapa kawasan di Bali.
2. Untuk mengetahui apakah pariwisata Spearfishing di Bali termasuk sebagai pariwisata
berkelanjutan ditinjau dari beberapa aspek kehidupan.

1.8 Manfaat Laporan


Hasil dari laporan ini diharapkan dapat memberikan manfaat praktis maupun akademik
yang berguna di kemudian hari:
1. Manfaat Praktis
a. Menumbuhkan kesadaran akan pentingnya mewujudkan pariwisata berkelanjutan
bagi penyelenggaraan pariwisata di Bali.
b. Memberikan informasi untuk menyusun program pariwisata yang mengarah pada
pariwisata berkelanjutan kepada pihak yang terlibat secara angsung maupun tidak
langsung agar lebih memahami pentingnya penyelenggaraan pariwisata dalam hal

8
ini pariwisata Spearfishing di Bali demi terwujudnya pariwisata berkelanjutan di
Bali.

2. Manfaat Akademik
a. Bagi mahasiswa dapat menerapkan teori yang telah didapatkan melalui
pembelajaran di ruang kuliah.
b. Bagi lembaga agara dapat mengkaji perlu tidaknya pengetahuan tentang
pariwisata dalam hal ini penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Balidalam
mewujudkan pariwisata berkelankjutan di Bali.

9
BAB II
LANDASAN TEORI

2.2 Spearfishing
2.2.1 Sejarah Spearfishing
Manusia telah melakukan aktivitas spearfishing selama lebih dari seribu
tahun. Terbukti dengan adanya kenyataan bahwa Nelayan Belanda menggunakan
trident pada abad ke 17. Spearfishing dengan menggunakan batang berduri
menyebar pada jaman palaelitikum. Ada pilihan untuk mencari ikan dengan
tombak pada literature nenek moyang, walaupun di kebanyakan kasus tidak
dideskripsikan secara lebih mendetail. Contoh awal dari kitab Job 41:7: Cants
thou mengisi kulitnya dengan besi berduri? atau kepalanya dengan tombak ikan?
(sumber: http://www.wikipedia.com).
Sejarawan Yunani Polybus (ca203 BC-120 BC) dalam sejarahnya
mendeskripsikan pemburuan untuk ikan pedang menggunakan sebuah seruit
dengan duri dan kepala yang dapat dilepaskan. Oppian, penulis Yunani
mendeskripsikan keberagaman dari pencarian ikan termasuk menggunakan
tombak dan tridents (sumber: http://www.wikipedia.com).
2.2.2 Spearfishing tradisional
Pada lingkup Spearfishing tradisional diartikan bahwa Spearfishing adalah
suatu metode mencari ikan pada jaman dahulu yang mungkin dilakukan dengan
menggunakan tombak yang biasa atau jenis yang khusus seperti tombak untuk
menangkap belut atau trident. Jenis tombak trident kecil dengan pegangan yang
panjang digunakan di daerah Amerika Selatan dan Midwest (sumber:
http://www.wikipedia.com).
Pada tradisional spearfishing dibatasi untuk kedangkalan air namun
pengembangan senjata tombak membuat metode tradisional ini lebih efisien.
Dengan latihan penyelam akan dapat menahan nafas selama empat menit bahkan

10
lebih. Dan tentunya penyelam dengan peralatan nafas penyelaman dapat bertahan
pada periode yang panjang di dalam air (sumber: http://www.wikipedia.com).
2.2.3 Spearfishing Modern
Pada tahun 1920 an, olahraga spearfishing tanpa bernafas menjadi terkenal
di pesisir pantai Mediterania Perancis dan Italia. Pada awalnya penyelam tidak
menggunakan bantuan, namun hal ini menyebabkan berkembangnya masker
penyelam modern, sirip renang dan alat-alat snorkeling. Pada tahun 1930an sistem
modern scuba diving digunakan oleh spearfisher Italia. Hal ini menjadi perhatian
oleh pasukan Italia yang mengembangkan unit manusia katak yang terpengaruh
pada Perang Dunia kedua (sumber: http://www.wikipedia.com).

Selama tahun 1960an, usaha-usaha dilakukan untuk membuat spearfishing


diakui sebagai olahraga olimpic. Hal ini tidak dapat terjadi. Walaupun dua
organisasi yakni The International Underwater Spearfishing Association (IUSA)
dan The International Bluewater Spearfishing Records Committee (IBSRC) telah
mempertahankan daftar rekaman dunia oleh spesies dan menawarkan peraturan
rekaman dunia. Spearfishing dianggap illegal pada kebanyakan badan di dalam air
dan beberapa lokasi hanya memperbolehkan aktivitas spearfishing selama cuaca
tertentu saja (sumber: http://www.wikipedia.com).

Pada tahun 2007, The Australian Bluewater Freediving Classic menjadi


turnamen spearfishing pertama di dunia dan mengakreditasi penghargaan 4
bintang dari 5 bintang berdasarkan indikator lingkungan, sosial, keamanan dan
ekonomi (sumber: http://www.wikipedia.com).

2.2.4 Tujuan Spearfishing


Orang-orang melakukan aktivitas spearfishing untuk olahraga, untuk
perdagangan sebagai subsistensi. Pada pantai tropis, beberapa ahli spearfishing
melakukan hal ini untuk kehidupan (sumber: http://www.wikipedia.com).

11
2.2.5 Peraturan Spearfishing
Adapun beberapa peraturan bagi para wisatawan yang ingin melakukan
spearfishing atau bahkan ingin ikut serta dalam kompetisi untuk memperebutkan
penghargaan dalam turnamen spearfishing, yakni:
1. Penyelam harus menyelam menyelam bebas ketika mereka menombak
tangkapannya. Penggunaan alat pernafasan tidak diperbolehkan pada setiap
waktu.
2. Penyelam boleh meninggalkan air untuk memperoleh peralatan tambahan
namun penyelam harus masuk kembali ke air dimana mereka keluar.
3. Jika penyelam kehilangan kontak dengan pengapungnya dan tidak dapat
melihatnya, mereka boleh masuk kembali ke kapal yang tidak bergerak dan
menandai pelampung. Dia harus masuk kembali ke air dimana mereka keluar
dan berenang bebas pada arah dari pelampungnya untuk memperoleh kontak
kembali.
4. Aspek bahaya potensial menggunakan umpan, pemikat atau peralatan pemikat
lainnya, namun itu diperbolehkan di semua bentuk.
5. Ikan harus berenang bebas, tidak dibatasi dengan jaring, perangkap atau alat
lainnya.
6. Ikan tidak boleh di lingkungan buatan seperti selat kurungan atau dekat
dengan jaring ikan.
7. Penangkapan harus mengikuti semua hukum dan peraturan pemerintah
mengenai spesies atau perairan dimana ikan ditangkap.
8. Penyelam lainnya mungkin menyediakan muatan senjata tambahan bagi
spearfiher, mereka tidak diperbolehkan membantu penyelam utama dalam
penangkapannya.
9. Pemotongan ikan oleh peralatan selain peralatan spearfishing tidak
diperbolehkan.
10. Penggunaan sumber cahaya buatan untuk aktivitas spearfishing malam hari
tidak diperbolehkan.
(Sumber:www.iusarecords.com)

12
2.2.6 Peralatan
Adapun peralatan-peralatan yang digunakan dalam mempermudah
aktivitas spearfishing, antara lain:

1. Speargun
2. Polespear atau hand spear
Terdiri atas sebuah tiang panjang dengan poin pada sebuah akhir dan sebuah
ikatan elastis pada titik lain untuk dorongan. Ini juga terdiri dari jenis lebar
yang bervariasi dari aluminium atau metal titanium sampai pada fiberglass
atau fiber karbon.

3. Hawaiian slings
Terdiri dari sebuah band pegangan yang elastis yang diisi dengan sebuah pipa.

4. Wet suit
Didesain secara khusus untuk speasrfishing biasanya terdiri dari dua hal yakni
jaket dan celana panjang dengan gaya ‘long john’ dan memiliki pola-pola
penyamaran, biru untuk laut terbuka, hijau atau coklat untuk perburuan
karang. Biasanya mereka memiliki sebuah papan pada dada.

5. Weight belt atau weight vest


Ini digunakan untuk kompensasi untuk wetsuit dan membantu penyelam
untuk menyelam lebih dalam.

6. Fins
Sirip untuk penyelam agar lebih lama dan lebih cepat.

7. Knife
Sebuah pisau harus selalu dibawa sebagai keamanan bagi seorang penyelam
spearfishing.

8. Iki Jime atau Kill Spike

13
Ini digunakan untuk membunuh ikan secara cepat. Aksi ini mengurangi
keinginan ikan hiu dengan memberhentikan ikan dari penyampahan. Ini biasa
digunakan oleh nelayan Jepang.

9. Snorkel dan diving mask


Biasanya memiliki cermin lensa untuk mencegah ikan dari penglihatan mata
spearfisher untuk penangkapan

10. Floatline
Menghubungkan buoy dengan speargun. Biasanya dibuat dari plastik weapon.

11. Gloves atau sarung tangan


Adalah nilai bagi spearfisher yang memiliki keinginan unutk mempertahankan
keamanan atau memasuki banyak daerah lebih berbahaya yang tidak dapat
dipegang dengan tangan.

12. Buoy atau Float


Sebuah buoy membantu untuk menangkap ikan besar. Ini juga membantu
menyimpan ikan, tapi utamanya untuk peralatan keamanan.
(sumber: http://www.wikipedia.com).
2.2.7 Jenis-Jenis Spearfishing
1. Shore diving
Ini mungkin bentuk paling umum dari spearfishing dan sangat simple
memasuki dan keluar laut dari pantai atau kepala daratan dan berburu
mengelilingi arsitektur lautan biasanya karang, batu karang atau pasir.
Biasanya penyelam ini berburu antara kedalaman 5 dan 25 meter walaupun
berdasarkan lokasi. Pada beberapa lokasi di Pasifik Selatan penyelam
mungkin jauh turun dari 5 sampai 30 atau 40 meter sangat dekat dengan garis
dasar. Biasanya diproduksi sebuah tas berisi campuran ikan-ikan.

14
2. Boat diving
Perahu, kapal ataupun kayak dapat digunakan sebagai akses menuju tempat
tujuan. Jenis ini dilakukan di seluruh dunia. Titik lokasi termasuk Sebelah
selatan pulau New Zealand, Teluk Florida, dan The Great Barrier Reef.

3. Blue water hunting


Merupakan area yang paling disenangi oleh kaum elit spearfisher. Ditemukan
pada seluruh penjuru dunia dengan titik lokasi termasuk Afrika Selatan, dan
Pasifik Selatan. Perintisnya adalah Jack Prodanavich and Hal Lewis of San
Diego.

4. Without diving
Metode ini telah dilakukan selama beribu tahun. Seorang spearfisher
mengarungi air yang segar dan asin dengan sebuah tombak tangan.
Spearfisher harus memperhatikan refraksi dari permukaan air yang
mengakibatkan ikan-ikan menghilang pergi. Bisa juga dilakukan langsung
dari kapal atau perahu.
(sumber: http://www.wikipedia.com).

15
BAB III

PEMBAHASAN

3.6 Penyelenggaraan Pariwisata Spearfishing di Bali


3.6.1 Tempat
Penyelenggaraan Kegiatan pariwisata Spearfishing di Bali saat ini masih sangat
terbatas. Penyelenggaraannya hanya dapat ditemukan pada beberapa tempat saja.
Pelaksanaan pariwisata Spearfishing di Bali yang diselenggarakan secara terbuka
hanya dapat ditemukan di beberapa kawasan di Nusa Dua, Nusa Penida dan
Padangbai. Ini menurut informasi yang didapatkan dari tempat penyelenggara
pariwisata Spearfishing di Bali yang memiliki kantor informasi di Jalan Bypass
Ngurah Rai, Suwung Kauh 80221 Bali. Kantor yang bertempat di kawasan
Denpasar ini melayani penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di seluruh
Indonesia. Kantor ini merupakan satu-satunya tempat informasi penyelenggara
pariwisata Spearfishing di Indonesia untuk saat ini.
Seperti yang disebutkan sebelumnya tempat pelaksanaan pariwisata Spearfishing di
Bali hanya berpusat pada beberapa kawasan perairan di Bali. Pemilihan kawasan
perairan Nusa Dua, Sanur, Nusa Penida serta Padangbai sebagai kawasan yang
paling tepat untuk melakukan pariwisata Spearfishing di Bali karena di kawasan
perairan ini terdapat ikan-ikan yang memiliki jumlah yang cukup banyak. Faktor
masih banyaknya ikan yang terdapat di kawasan perairan di tempat ini dikarenakan
jarangnya dilakukan pengeboman ikan yang dilakukan di kawasan ini.
Rute yang ditempuh pada penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali tidak
terbatas hanya menyusuri perairan di Bali saja namun beberapa wisatwan
melakukan pariwisata Spearfishing di Bali melanjutkan perjalanannya ke beberapa
perairan lainnya di luar kawasan pulau Bali. Tentunya awal perjalanan yang
ditempuh serta diakhiri di kawasan perairan Bali. Biasanya beberapa perairan yang
menjadi tempat pelaksanaan pariwisata Spearfishing di luar pulau Bali adalah
perairan di Maluku, Lombok, Irian Jaya. Namun secara keseluruhan perjalanan ini

16
dimulai dari perairan Bali. Ini dikarenakan kantor penyelenggara pariwisata
Spearfishing yang dikenal di kalangan beberapa wisatawan hanya terdapat di Bali.
3.6.2 Waktu Pelaksanaan
Pelaksanaan pariwisata Spearfishing di Bali tidak dapat direncanakan secara rutin,
ini disebabkan oleh karena wisatawan yang akan melakukan pariwisata ini tidak
datang secara berlaka atau rutin. Namun dari sumber informasi yang diperoleh dari
narasumber (Bapak Adi, salah satu penyelenggara pariwisata Spearfishing) bahwa
dalam sebulan biasanya ada beberapa wisatawan yang melakukan pariwisata
Spearfishing di Bali. Tentunya waktu pelaksanaan pariwisata Spearfishing di Bali
juga dipengaruhi oleh musim yang akan berpengaruh pada cuaca. Misalnya pada
musim hujan pariwisata Spearfishing di Bali tidak dapat dilakukan karena akan
mengganggu pelaksanaan pariwisata ini, dimana air laut akan menjadi keruh
sehingga para penyelam tidak dapat melihat ikan yang menjadi sasaran umpan
mereka. Untuk itu pariwisata Spearfishing di Bali sangat cocok dilakukan pabila
kondisi cuaca panas dengan adanya sumber penerangan yang sangat memadai.
Namun adakalanya pariwisata Spearfishing di Bali dilakukan pada malam hari,
namun faktor keamanaannya sangat diperlukan dengan menggunakan sumber
pencahayaan buatan. Namun lebih baik jika dilakukan pada saat siang hari dimana
penyelam akan mendapatkan sumber pencahayaan yang baik dari sinar matahari.
3.6.3 Program/Kegiatan promosi
Kegiatan promosi yang dilakukan oleh kantor penyelenggara pariwisata
Spearfishing di Bali masih belum dilakukan secara maksimal. Ada beberapa cara
yang dilakukan oleh penyelenggara pariwisata Spearfishing di Bali, yakni:
- Mengadakan promosi di Jakarta pada saat ada pertemuan dan pameran show
olahraga laut.
- Melalui wisatawan yang datang terlebih dahulu dan melakukan pariwisata
Spearfishing di Bali. Mereka mempromosikan pariwisata Spearfishing di Bali
kepada teman-teman mereka
- Melalui website yang dibuat oleh penyelenggara Spearfishing di Bali

17
3.6.4 Biaya
Biaya yang dikenakan dari penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali
bervariasi, penentuan biaya dapat dinegosiasikan dengan penyelenggara dalam hal
ini narasumber (Bapak Andre, pemilik kantor penyelenggara pariwisata
Spearfishing di Bali), kisaran harga yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
- Menggunakan boat besar yang menampung 6 orang wisatawan biasanya
memiliki tarif harga Rp. 2.500.000- ke atas
- Menggunakan perahu sederhana yang menampung 3 orang wisatawan biasanya
memiliki tarif harga Rp. 300.000 an.
Biaya ini dapat berubah setiap waktu menurut tempat, waktu pelaksana serta titik
temu harga antara wisatawan dengan penyelenggara.
3.7 Peranan Pariwisata Spearfishing dalam beberapa aspek kehidupan di Bali
Penyelenggaraan Pariwisata Spearfishing ditinjau dari beberapa aspek kehidupan di Bali
akan dijelaskan sebagai berikut:
3.7.1 Aspek Lingkungan
 Pariwisata Spearfishing di Bali tidak menggunakan bahan-bahan yang
berbahaya bagi kelangsungan ekosisitem laut di Bali. Peralatan yang
dipergunakan juga tidak mengancan kelangsungan hidup ekosistem laut lain
yang tidak menjadi target buru bagi spearfisher. Hal ini menandakan bahwa
aktivitas Spearfishing di Bali sangat bersifat bersahabat dengan lingkungan di
sekitarnya karena hanya memburu ikan-ikan tertentu yang menjadi pusat
sasaran spearfisher.
 Spearfishing yang menggunakan kayak atau perahu nelayan tradisional yang
tidak menggunakan tenaga mesin dapa menjadi contoh bahwa dalam
melakukan pariwisata Spearfishing di Bali dapat mengurangi polusi udara yang
diakibatkan dari hasil pembakaran bahan bakar transportasi yang digunakan
bagi banyak aktivitas pariwisata saat ini. Dengan menggunakan alat seperti ini
maka akan menjaga udara tetap bersih bebas dari polusi.
 Kebanyakan sasaran ikan tertentu yang menjadi target sasaran bagi pemburu
ditetapkan sesuai dengan aturan yang berlaku di suatu tempat di kawasan

18
tempat wisata tersebut. Tentunya hal ini akan melindungi berbagai satwa air
yang belum pantas untuk diburu. Untuk itu kepunahan akan satwa air dalam
hal ini ikan dapat dicegah melalu pelaksanaan pariwisata Spearfishing yang
secara tidak langsung mencegah para spearfisher untuk menangkap ikan yang
tidak sesuai dengan aturan.
3.7.2 Aspek Sosial
 Komunitas pecinta Spearfishing yang tersebar luas di seluruh penjuru dunia
telah terhubung melalui berbagai aktivitas pelaksanaan dalam hal ini
penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali. Hal ini akan menjalin suatu
hubungan yang baik dalam hal hubungan internasional antar negara-negara
yang didalamnya terdapat komunitas pecinta Spearfishing.
 Wisatawan yang gemar melakukan wisata Spearfishing akan menjalin
hubungan yang baik dengan penduduk lokal dimana aktivitas Spearfishing itu
berlangsung karena wisatawan akan membutuhkan berbagai kebutuhan yang
menunjang pelaksanaan pariwisata Spearfishing tersebut.
3.7.3 Aspek Budaya
 Budaya Spearfishing yang dikenal sudah lebih dari seribu tahun yang lalu akan
menjadi tidak punah karena banyaknya orang yang gemar melakukan aktivitas
ini. Walaupun budaya ini tidak berasal dari Negara Indonesa melainkan dari
Negara Eropa, namun dengan banyaknya wisatawan yang melaksanakan
aktivitas ini maka kebudayaan ini akan terus terpelihara selama masih banyak
orang yang bersedia melakukan aktivitas ini sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
 Pertukaran budaya dapat terjadi apabila orang-orang yang memiliki
kebudayaan yang berbeda-beda antar Negara berada dalam satu komunitas
Spearfishing berkumpul untuk melakukan suatu aktivitas Spearfishing ini.
Tentunya pertukaran budaya yang diharapkan harus menuju kepada tujuan
yang positif.

19
3.7.4 Aspek Ekonomi
 Perdagangan jual beli komponen peralatan yang dipergunakan sebagai salah
satu penunjang aktivitas Spearfishing di Bali ini akan dapat menunjang
perekonomian di Bali khususnya dan Indonesia umumnya.
 Pelaksanaan wisata Spearfishing di suatu daerah tujuan wisata akan
meningkatkan perekonomian penduduk local di daerah tersebut karena
wisatawan yang berkunjung akan memerlukan berbagai kebutuhan yang akan
menunjang aktivitas pariwisata Spearfishing ini.
 Perekonomian rakyat akan bertamabah baik apabila wisata ini dikelola secara
baik dan benar menurut peraturan dan hukum yang berlaku secara internasional
maupun disesuaikan dengan hukum nasional.
3.8 Keunikan Pariwisata Spearfishing dibandingkan pariwisata air lainnya
Menurut pengakuan beberapa pihak yang telah melakukan aktivitas Spearfishing di Bali,
maka yang menjadikan pariwisata Spearfishing di Bali sangat menarik untuk dilakukan
adalah disebabkan oleh beberapa hal berikut ini:
- Melakukan aktivitas spearfishing merupakan aktivitas yang termasuk menguji nyali dan
olahraga. Dengan melakukan aktivitas ini sesuai dengan ketentuan yang sebenarnya
yakni tanpa adanya bantuan tabung oksigen, seseorang diuji untuk mampu menahan nafas
selama-lamanya didalam air sambil menunggu ikan yang datang.
- Dengan melakukan Spearfishing, seseorang dapat secara langsung menangkap ikan
sesuai dengan keinginannya. Tentu saja bagi seseorang akan menjadi kepuasan tersendiri
melakukan berjam-jam aktivitas ini sampai akhirnya dapat menemukan ikan yang sesuai
dengan harapan yang dimaksud.
- Perairan di Bali yang hangat sangat menjadi keuntungan terbesar bagi aktivitas
Spearfishing ini karena spearfisher dapat melakukan aktivitas ini dengan nyaman karena
air yang hangat.
- Wisata Spearfishing di Bali sangat cocok dilakukan karena perairan di Indonesia
khususnya di Bali memiliki keanekaragaman ikan yang sangat banyak serta keindahan
alam bawah laut yang sangat indah, sehingga selain memburu maka para spearfisher
dapat menikmatai pemandangan indah bawah laut yang sangat indah.

20
3.9 Penyebab Kurang Berkembangnya Pariwisata Spearfishing di Bali
Pariwisata Spearfishing di Bali belum berkembang dengan baik, dikarenakan oleh beberapa
faktor-faktor sebagai berikut:
- Kurangnya promosi yang dilakukan untuk pariwisata Spearfishing di Bali, ini dibuktikan
dari jumlah penyedia jasa pariwisata Spearfishing di Bali yang hanya berjumlah satu
untuk menjangkau seluruh Negara Indonesia
- Tidak adanya informasi mengenai keberadaan pariwisata Spearfishing di Bali yang dapat
diketahui oleh masyarakat lokal Bali. Karena belum dikenalnya pariwisata Spearfishing
di Bali menyulitkan bagi berkembangnya pariwisata ini.
- Mahalnya biaya alat yang dibutuhkan untuk menunjang pelaksanaan pariwisata
Spearfishing di Bali.
- Keamanan pelaksanaan pariwisata Spearfishing di Bali yang belum diakui secara
internasional sehingga tidak banyak wisatawan yang mau melakukan pariwisata ini di
Bali.
- Budaya Spearfishing yang bukan budaya asli Negara Indonesia sehingga belum dapat
diterima baik oleh kalangan masyarakat di Indonesia dalam hal ini masyarakat Bali.
3.10 Pihak-pihak yang berkaitan dengan Perkembangan Pariwisata Spearfishing di Bali
- Pemerintah
Pihak ini sebagai pembuat kebijakan berpengaruh bagi perkembangan pariwisata
Spearfishing di Bali. Dimana dengan adanya peraturan yang berkaitan dengan
penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali yang akan berakibat baik bagi
perkembangan pariwisata Spearfishing di Bali, maka akan memudahkan pariwisata ini
menjadi terus berkembang di Bali. Penyediaan berbagai tempat pelaksanaan
penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali akan memudahkan bagi pelaku industri
pariwisata untuk mempersiapkan berbagai aktivitas penyelenggaraan pariwisata
Spearfishing di Bali.
- Industri Pariwisata
Pihak ini sebagai salah satu penentu penyelenggaraan pariwisata di Bali menjadi hal
terpenting bagi kemajuan pariwisata spearfishing di Bali. Dengan adanya pihak industri
pariwisata yang mempromosikan serta menyediakan segala hal yang berhubungan

21
dengan pariwisata spearfishing di Bali, baik itu paket pariwisata Spearfishing di Bali,
alat-alat untuk menunjang penyelenggaraan aktivitas spearfishing di Bali beserta segala
kemudahan dan jaminan akan keselamatan wisatawan maka, diharapkan pariwisata
spearfishing di Bali akan menjadi berkembang dengan baik dan akan menjadi salah satu
atraksi pariwisata yang menarik serta berkelanjutan di daerah Bali.
- Masyarakat Lokal
Masyarakat lokal akan sangat berpengaruh bagi penyelenggaraan pariwisata spearfishing
di Bali. Sebagai salah satu factor penentu keberhasilan suatu pariwisata maka keberadaan
masyarakat lokal di suatu kawasan pariwisata dalam hal ini pariwisata Spearfishing di
Bali diharapkan akan menunjang penyelenggaraan pariwisata spearfishing di Bali.
Masyarakat dapat turut serta menjaga keberadaan lingkungan dalam hal ini daerah
perairan sebagai salah satu tempat penyelenggaraan pariwisata spearfishing di Bali
sehingga tempat penyelenggaraan itu dapat menarik bagi wisatawan yang melakukan
pariwisata spearfishing di Bali. Selain itu keberadaan masyarakat lokal yang mendukung
atas penyelenggaraan pariwisata di suatu daerah akan membantu berkembangnya
penyelenggaraan pariwisata di suatu daerah dalam hal ini penyelenggaraan pariwisata
spearfishing di Bali.

22
BAB IV

SIMPULAN DAN SARAN

4.3 Simpulan
Pariwisata spearfishing yang telah ada sejak beribu tahun lamanya namun tetap
menjadi daya tarik wisata bagi orang-orang yang menyukai akan tantangan dari aktivitas
spearfishing ini. Penyelenggaraan Pariwisata spearfishing di Bali masih tergolong bleum
mengalami perkembangan yang baik karena hanya memiliki sebuah kantor operasioanl
penyelenggara wisata spearfishing yang melayani untuk seluruh Indonesia. Ini dikarenakan
budaya ini bukan berasal dari budaya lokal Indonesia. Namun karena Bali memiliki
perairan yang memiliki keanekaragaman biota laut yang sangat banyak maka Bali sebagai
darah destinasi cocok untuk penyelenggaraan pariwisata spearfishing. Pariwisata
spearfishing di Bali dianggap merupakan pariwisata yang berkelanjutan karena dalam
penyelenggaraannya tidak mengganggu lingkungan yang ada di sekitarnya serta
menguntungkan bagi masyarakat lokal Bali sebagai penyelenggara wisata spearfishing ini.

4.4 Saran
Saran-saran yang diperlukan bagi penyelenggaraan pariwisata spearfishing di Bali
adalah:
- Menyediakan informasi yang cukup akurat bagi penyelenggraan pariwisata spearfishing
di Bali.
- Meningkatkan promosi pariwisata spearfishing di Bali.
- Tetap mempertahankan apa yang menjadi tradisi budaya yang telah terpelihara sejak
ribuan tahun lalu namun tetap disesuaikan dengan perkembangan jaman yang ada
sehingga akan tetap bertahan dalam perkembangan jaman.
- Melakukan penyelenggaraan pariwisata spearfishing di Bali sesuai dengan ketentuan
yang berlaku di Indonesia sehingga dapat terus menjaga lingkungan serta menguntungkan
bagi masyarakat lokal Bali.
23
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2005-2008. Spearfishing. www.iusarecords.com.

Anonim. 2009. Spearfishing. http://www.wikipedia.com.

24
LAMPIRAN

DAFTAR PERTANYAAN KEPADA PIHAK PENYELENGGARA DAN PELAKU


PARIWISATA SPEARFISHING DI BALI

1. Menurut Anda bagaimana pariwisata Spearfishing di Bali saat ini? Dan Kapan kira-kira
dimulainya pariwisata Spearfishing di Bali?

Jawab: Bagus. Pariwisata Spearfishing di Bali mulai dilakukan pada tahun sekitar awal
tahun 1990an. Ini dibuktikan dengan adanya toko sekaligus tempat penyediaan pariwisata
spearfishing yang mulai berkembang dari tahun 1990 hingga 1995.

2. Saat ini berapa jumlah rata-rata wisatawan yang melakukan pariwisata Spearfishing di Bali
tiap tahunnya? Dan biasanya berasal dari mana wisatawan tersebut?

Jawab: Tidak dapat diketahui dengan jelas berapa jumlahnya, karena tidak menentu tiap
waktu. Lagipula tidak dicatat secara mendetail berapa wisatwan yang ikut pada setiap kali
melakukan kegiatan Spearfishing di Bali. Kadang-kadang dalam sebulan biasanya diadakan
dua kali penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali yang dilakukan oleh wisatawan
yang biasanya berkelompok. Biasanya satu kelompok berisi dari 3 sampai 6 orang
wisatawan.
Wisatawan yang saat ini melakukan pariwisata Spearfishing di Bali biasanya berasal dari
luar negeri. Kebanyakan berasal dari Rusia, Amerika, Australia dan Perancis. Jarang yang
berasal dari dalam negeri.
3. Dimana biasanya penyelenggaraan pariwisata Spearfishing di Bali dilakukan?

Jawab: Biasanya dilakukan di perairan Sanur, Nusa Dua, Nusa Penida dan daerah pantai
Barat di sekitar Padangbai.

4. Mengapa dilakukan pada daerah-daerah pantai itu? Apa tidak bisa dlakukan di daerah pantai
lain yang ada di Bali?

Jawab: Karena pada daerah pantai ini terdapat jumlah ikan yang banyak serta dengan ukuran
yang besar-besar. Biasanya selain daerah pantai tersebut, jumlah ikan yang ada cukup
sedikit serta memiliki ukuran yang tidak cukup besar. Ini karena beberapa daerah pantai di
Bali menggunakan cara penangkapan ikan yang salah seperti pengeboman sehingga jumlah
ikan semakin sedikit di beberapa tempat.

5. Apakah kegiatan Spearfishing di Bali dapat dikatakan bersahabat dengan lingkungan? Jika
iya kenapa?
25
Jawab: Iya. Kegiatan Spearfishing di Bali sangat bersahabat dengan lingkungan. Karena
pada umumnya cara penangkapan ikan dengan kegiatan Spearfishing biasanya hanya
menangkap jumlah ikan yang tidak banyak dengan ukuran ikan yang besar. Ini jika
mengikuti peraturan internasional. Lagipula alat yang digunakan tidak merusak lingkungan
alam sekitarnya karena hanya menggunakan tombak atau senapan yang terbuat dari kayu
yang tidak akan mengancam keberadaan lingkungan yang ada di sekitarnya jika dilakukan
dengan baik dan tepat.

6. Apakah masyarakat lokal ikut berperan serta dalam kegiatan pariwisata Spearfishing di Bali
saat ini?

Jawab: Tentu saja. Kami sebagai penyelenggara pariwisata Spearfishing di Bali merupakan
orang lokal Bali. Dan hampir semua pihak yang terlibat dari guide pengantar tamu, penyewa
perahu, dan sebagainya merupakan masyarakat lokal Bali.

7. Apa keunikan kegiatan Spearfishing dibandingkan dengan kegiatan lain?

Jawab: Bagi wisatawan atau orang-orang yang melakukan Spearfishing mengaku ada
kenikmatan tersendiri dengan melakukan Spearfishing, dimana ini juga termasuk salah satu
olahraga yang menantang penuh dengan petualang. Biasanya seorang spearfisher akan
melakukan penyelaman selam beberapa waktu tanpa bantuan tabung oksigen hanya untuk
menangkap sasaran buru dalam hal ini ikan yang menjadi sasaran target. Ikan yang diburu
tentunya yang diinginkan adalah ikan yang besar, karena apabila spearfisher telah dapat
menangkap ikan yang sesuai dengan apa yang diharapkan maka ada suatu kenikmatan atau
kepuasan yang timbul dari kegiatan ini. Inilah yang membuat kegiatan ini terasa unik dan
berbeda dari kegiatan pariwisata air lainnnya.

8. Seberapa besar biaya yang dikeluarkan untuk melakukan pariwisata Spearfishing di Bali?

Jawab: Relatif. Ini tergantung dari permintaan wisatawan. Biasanya kelompok wisatwan
yang berjumlah 3 orang dalm satu kelompok yang melakukan kegiatan Spearfishing dengan
menggunakan perahu sederhana akan dikenakan biaya Rp. 300.000,-. Namun jika
wisatawan ingin mempergunakan kapal dalam hal ini boat yang lebih besar dengan jumlah
orang dalam stu kelompok 6 orang biasanya dikenakan Rp. 2.500.000,-

9. Apakah menurut Anda pariwisata ini berpotensi berkembang di Bali?

Jawab: Iya. Karena jumlah wisatawan menunjukkan peningkatan. Biasanya mereka datang
atas saran teman mereka yang terlebih dahulu melakukan pariwisata ini di Bali. Begitu juga
dengan adanya bantuan website jadi kami sebagai penyelenggara pariwisata Spearfishing di
Bali dapat berhubungan dengan komunitas Spearfishing di dunia. Begitu pula dnegan

26
perairan di Bali yang cukup baik membuat wisata ini berpotensi untuk dikembangkan di
Bali.

10. Apa Bentuk promosi yang dilakukan untuk mengembangkan pariwisata Spearfishing di
Bali?

Jawab: Saat ini hanya menggunakan promosi dari mulut ke mulut dibantu dengan peranan
website yang telah dibuat. Sejauh ini promosi yang dilakukan secara langsung hanya pada
saat diadakannya Pameran Show tentang olahraga laut di Jakarta beberapa waktu lalu.
Belum ada jalur promosi lain yang dilakukan selain dengan hal itu.

11. Apakah ada perbedaan antara kegiata Spearfishing yang dilakukan di Bali dengan di luar
negeri dalam hal ini Negara Barat (Eropa, Amerika)?

Jawab: Tentu saja ada.

- Spearfishing di Bali dilakukan semata-mata untuk bersenang-senang sedangkan di


luar negeri dalam hal ini Eropa merupakan suatu kebudayaan.

- Di Bali air lautnya lebih hangat sehingga aktivitas Spearfishing di Bali terasa baik
bagi badan, sedangkan di Eropa air laut sangat dingin apalagi ketika cuaca dingin.

- Di Bali belum ada peraturan kebijakan yang mengatur secara khusus tentang
kegiatan Spearfishing di Bali, sedangkan di Eropa peraturan yang mengatur
tentang kegiatan Spearfishing merupakan hal penting yang harus dipatuhi oleh
para spearfisher.

TERIMAKASIH

Narasumber: Bapak Adi (Salah satu penyelenggara Pariwisata Spearfishing)

Mr. Viscent (Spearfisher dari Perancis)

27

Anda mungkin juga menyukai