Anda di halaman 1dari 34

RE

ENCAN
NA AK
KSI EK
KOWI
ISATA
A
DI
I TAM
MAN NASIO
N ONAL KARIMUNJ
JAWA
A

i
Rencana Aksi Ekowisata
Di Taman Nasional Karimunjawa

Balai Taman Nasional Karimunjawa


Pemerintah Daerah Kabupaten Jepara
Himpunan Pramuwisata Indonesia - Karimunjawa
Wildlife Conservation Society - Indonesia Program
2011

ii
RENC
CANA AK
KSI EKOW
WISATA DI
D TAMAN
N NASION
NAL
KARI
IMUNJAW
WA

Edito
or : Tasrif Ka
artawijayaa, Rian Pra
asetia, Rip
panto
Komp posisi dan
n layout : Rian Praasetia
Kontrributor : Jeddah Isnul, Puji Prihatiningsih, Riz
zki Fitri A.
Pohan
Foto Sampul : Rian Praasetia, Fak
khrizal Settiawan; ©WCS
©

Dicettak oleh:
Wildlife Conserrvation So
ociety-Indonesia Pro
ogram
Jl. Bu
urangrang g No. 18 Bogor
B 161551
Telp : +62 25 51 8316 307
Fax : +62 25 51 8357 347
www.wcsmarin ne-indonesia.org, w
www.wcsipp.org

Diduk
kung oleh:

iii
DAFTAR ISI

Daftar Isi iii


Daftar Gambar iv
Daftar Tabel v

1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2

2. GAMBARAN UMUM WISATA DI TAMAN NASIONAL


KARIMUNJAWA 3
2.1. Atraksi Wisata 3
2.2. Fasilitas Pendukung 6
2.3. Aksesibilitas 7
2.4. Kunjungan Wisatawan 8
2.5. Sumber Informasi Wisatawan 9

3. PENDEKATAN DAN METODE 11


3.1. Pengumpulan Data 11
3.2. Analisis Data 12

4. HASIL 15
4.1. Isu dan Permasalahan 15
4.2. Strategi Pengembangan Ekowisata (Aalisis SWOT) 18
4.3. Program Pengembangan Ekowisata 22

5. PENUTUP 26

6. DAFTAR PUSTAKA 27

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Snorkeling merupakan atraksi wisata yang dominan


di Karimunjawa 4

Gambar 2. Pelabuhan Karimunjawa yang merupakan bagian


penting dari akses transportasi laut 7

Gambar 3. Diagram persentase sumber informasi wisatawan


ke Karimunjawa 9

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kunjungan wisatawan ke TN Karimunjawa tahun 2010


berdasarkan bulan 8

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT 13

Tabel 3. Pemberian bobot dan skor untuk setiap unsur dari


Kekuatan, Kelemahan, Peluang dan Ancaman 20

Tabel 4. Matriks analisis SWOT 21

Tabel 5. Rencana Aksi Ekowisata di Taman Nasional


Karimunjawa 24

v
1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Karimunjawa terdiri dari 27 pulau, 22 pulau diantaranya berada
dalam kawasan Taman Nasional Karimunjawa. Sebagai salah satu
andalan objek wisata di Jawa Tengah, Karimunjawa memiliki
sumberdaya alam yang sangat potensial. Tingginya keanekaragaman
biota dan ekosistem dibandingkan dengan daerah lain dalam kawasan
Laut Jawa menjadikan Karimunjawa sebagai primadona tujuan
wisatawan domestik dan mancanegara.
Mengacu pada peruntukan wilayahnya, Taman Nasional Karimunjawa
sebagai sebuah kawasan pelestarian alam di Kabupaten Jepara, Propinsi
Jawa Tengah, diarahkan pada pengembangan potensi pariwisata. Hal
tersebut sejalan dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten
Jepara dan Propinsi Jawa Tengah. Menggarisbawahi peruntukan
kawasan tersebut, Karimunjawa sebagai tujuan wisata juga harus
memperhatikan aspek kelestarian lingkungan dan budaya setempat.
Jenis wisata yang dinilai cocok diterapkan di Karimunjawa adalah
ekowisata.
Pengembangan ekowisata di Karimunjawa dilihat dari aspek sarana
dan prasarana; kesadaran lingkungan dan budaya; keterlibatan
masyarakat dan keberlanjutan wisata masih belum dikelola secara
optimal. Sumberdaya alam dan budaya yang ada menunjukan potensi
yang besar, namun belum dimanfaatkan secara baik. Kontribusi
berbagai pihak seperti masyarakat, pemerintah daerah, Balai Taman
Nasional Karimunjawa, universitas dan lembaga non-pemerintah yang
disatukan dalam sebuah konsep perencanaan diharapkan dapat
memiliki andil yang besar demi pengembangan ekowisata di
Karimunjawa. Dokumen rencana aksi merupakan salah satu wadah
aspirasi berbagai pihak menuju pengembangan ekowisata yang lebih
terarah.

1
1.2 Tujuan
Dokumen rencana aksi ini berisi tentang program pengembangan
ekowisata berdasarkan isu-isu permasalahan yang ada. Secara garis
besar tujuan dari penyusunan rencana aksi ini yaitu:
1 Sebagai pedoman bagi masyarakat, pemerintah dan pihak terkait
lain dalam merealisasikan arah pengembangan wisata di
Karimunjawa
2 Sebagai bagian dari penerapan pembangunan wisata di
Karimunjawa dengan memperhatikan konsep ramah lingkungan
dan ramah budaya demi kesejahteraan masyarakat setempat

2
2 GAMBARAN UMUM WISATA DI TAMAN NASIONAL
KARIMUNJAWA

Karimunjawa secara administratif merupakan sebuah kecamatan


yang merupakan bagian dari Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa
Tengah. Kecamatan Karimunjawa terdiri dari 3 desa dengan jumlah
penduduk 8.732 jiwa (BPS, 2010). Sumberdaya alam dan budaya
yang ada di Karimunjawa sangat potensial untuk dikembangkan ke
arah wisata alam dan budaya. Potensi tersebut antara lain
keanekaragaman flora dan fauna, 5 ekosistem penting, keindahan
alam, peninggalan sejarah dan atraksi budaya spesifik.
Lima ekosistem penting di Taman Nasional Karimunjawa antara
lain Terumbu Karang, Padang Lamun, Mangrove, Hutan Pantai dan
Hutan Hujan Tropis Dataran Rendah. Potensi ekosistem yang
beragam tersebut diikuti dengan beragamnya flora dan fauna yang
hidup di dalam ekosistem tersebut seperti 353 spesies ikan karang,
69 genera karang keras, 9 spesies lamuan, 2 spesies penyu, 44 jenis
mangrove, 116 spesies burung, 3 spesies kupu-kupu endemik,
tumbuhan khas (dewadaru dan kalimasada). Beragamnya flora dan
fauna tersebut, sebagian besar potensi alam yang dimanfaatkan di
Karimunjawa hanya di sekitar terumbu karang dan pantai.
Sedangkan untuk wisata di beberapa ekosistem lain sifatnya masih
terbatas untuk wisatawan spesifik. Beberapa potensi wisata budaya
yang ada di Karimunjawa antara lain kesenian rakyat (reog
barongan, pencak silat), acara tradisional (perkawinan suku bugis,
upacara peluncuran perahu) dan objek budaya (rumah adat, makam
wali, sumur wali). Namun atraksi wisata budaya sangat jarang
ditampilkan dan hanya pada waktu-waktu tertentu saja.

2.1 Atraksi Wisata


Beberapa kegiatan/aktivitas wisatawan yang datang berkunjung
ke Karimunjawa, saat ini lebih banyak beraktifitas di sekitar pantai
dan laut. Hal ini terkait juga dengan paket wisata yang ditawarkan
oleh pelaku wisata. Namun beberapa waktu belakangan terdapat
beberapa objek wisata yang dapat dinikmati di darat. Beberapa
aktivitas wisatawan yang teridentifikasi antara lain Snorkling, SCUBA

3
Diving, memancing, sunset watching, banana boat, camping,
bersepeda, wisata religi ke makam sunan wali, wisata budaya ke
rumah adat dan tracking mangrove. Beberapa aktivitas wisata
dijelaskan sebagai berikut:
1. Snorkeling
Aktivitas wisata paling besar di Karimunjawa adalah snorkeling.
Hal ini didukung juga dengan banyaknya pelaku wisata yang
menyewakan alat snorkeling tersebut. Lokasi yang biasa
dijadikan tempat snorkeling antara lain di sekitar perairan Pulau
Menjangan Kecil, P. Cemara Besar, P. Cemara Kecil, Gosong
Cemara Kecil, P. Tengah, P. Kecil, Gosong Seloka dan P. Sintok.

Gambar 1. Snorkeling merupakan atraksi wisata yang dominan


di Karimunjawa

2. SCUBA Diving
Salah satu kegiatan wisatawan di Karimunjawa salah satunya
adalah selam SCUBA. Namun aktivitas wisata ini masing
tergolong sedikit. Penyelaman yang sudah dikelola secara
professional hanya ada di Dive Center Kura-Kura Resort. Selain
jumlah peralatan yang terbatas dan cukup mahalnya harga
sewa peralatan, wisatawan juga harus memiliki sertifikat
kemampuan selam. Lokasi favorit yang dijadikan tempat
penyelaman antara lain lokasi kapal tenggelam Indonor,
perairan sekitar P. Cemara Besar, Gosong Cemara, P. Tengah,
P. Kecil dan P. Menjangan Kecil.
4
3. Memancing
Aktivitas wisata memancing umumnya hanya dilakukan oleh
wisatawan khusus yang memiliki hobi tersebut. Wisatawan
biasanya datang berkelompok yang memiliki hobi sejenis
menyewa kapal masyarakat.
4. Sunset Watching
Aktivitas wisata ini cukup banyak dinikmati oleh wisatawan.
Biasanya aktivitas ini berhubungan dengan aktivitas wisata
snorkeling. Lokasi yang biasa digunakan untuk melihat
matahari tenggelam ini dilakukan di Tanjung Gelam.
5. Banana Boat
Aktivitas wisata ini masih tergolong sangat jarang. Peralatan
yang ada saat ini hanya dimiliki oleh satu orang saja.
6. Camping
Aktivitas wisata ini umumnya dilakukan oleh wisatawan berusia
remaja. Biasanya peralatan camping seperti tenda belum ada
penyewaan di Karimunjawa. Wisatawan yang ingin camping
harus membawa peralatannya sendiri. Lokasi yang biasa
digunakan untuk aktivitas wisata ini antara lain di Camping
Ground Legon Lele, P. Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil,
Tanjung Gelam dan P. Cemara Kecil.
7. Bersepeda
Aktivitas wisata ini masih tergolong baru di Karimunjawa.
Teridentifikasi terdapat 2 pengelola penginapan menyediakan
penyewaan sepeda.
8. Tur Darat
Aktivitas wisata ini merupakan kombinasi dari wisata budaya ke
Rumah Adat Suku Bugis dan wisata religi ke Makam Sunan
Nyamplungan dan wisata Pantai Batu Putih dan Pantai
Barakuda. Aktivitas wisata ini masih tergolong jarang.
Wisatawan harus menyewa mobil karena jarak yang ditempuh
cukup jauh.
9. Tracking Mangrove
Lokasi wisata ini terletak di Desa Kemujan yang termasuk
daerah perbatasan dengan Desa Karimunjawa. Objek wisata ini
merupakan inisiatif dari Balai TN Karimunjawa namun hingga
saat ini belum selesai dibangun.

5
2.2 Fasilitas Pendukung
Beberapa sarana dan prasarana sebagai bagian dari pendukung
wisata di Karimunjawa antara lain:
1. Komunikasi
Fasilitas komunikasi yang terdapat di Karimunjawa adalah Base
Transceiver Station dari 3 provider telepon seluler. Selain itu
terdapat komunikasi sistem transmisi analog Stasium Bumi
Kecil (SBK) PT.TELKOM. Pelayanan pos disediakan oleh kantor
pos pembantu yang terdapat di Pulau Karimunjawa. Sarana
komunikasi yang tersedia cukup memadai, namun belum
menjangkau seluruh daerah di Karimunjawa.
2. Listrik
Fasilitas listrik yang ada di Karimunjawa berasal dari
pembangkit listrik diesel milik pemerintah daerah. Fasilitas
listrik yang tersedia melayani dari pukul 17.30-05.30 WIB,
khusus di desa lain selain Karimunjawa hanya melayani dari
pukul 17.30-23.30 WIB. Fasilitas listrik lain yang disediakan
berasal dari PT. Telkom. Namun hanya melayani di sekitar Desa
Karimunjawa saja.
3. Air Bersih
Masyarakat Karimunjawa umumnya masih menggunakan
sumber mata air yang ada. Selain itu untuk tempat-tempat
yang tidak terjangkau mata air, sumber air masyarakat berasal
dari sumur dengan kedalaman 5-8 meter. Sumber mata air
khususnya di Desa Karimunjawa telah di atur pengelolaannya
oleh Tirta Kencana.
4. Penginapan
Fasilitas penginapan antara lain 2 hotel milik pemerintah dan
swasta dan 16 homestay yang terdaftar. Meningkatnya jumlah
pengunjung setiap tahunnya, banyak masyarakat lokal yang
mulai membangun rumahnya untuk dijadikan homestay.
5. Keamanan
Pengamanan di Kepulauan Karimunjawa didukung oleh Polisi
Air, Polsek Karimunjawa, Koramil Karimunjawa dan Polhut TN
Karimunjawa.

6
6. Restoran
Saat ini restoran yang ada di Karimunjawa hanya ada di Kura-
Kura Resort, walaupun ada sejumlah penduduk yang membuka
warung makan skala kecil. Umumnya homestay yang ada di
Pulau Karimunjawa sekaligus menyediakan makan 3 kali sehari
bagi pengunjungnya.
7. Pasar Cinderamata
Pusat penjualan cinderamata terpusat di sekitar Desa
Karimunjawa. Selain itu dapat dibeli juga di sekitar rumah
penduduk yang membuat cinderamata. Cinderamata yang
diperjualbelikan umumnya berupa tongkat, keris, ukiran kayu,
bonsai pohon Setigi, ikan asin, kacang mete, tas dan pakaian.

2.3 Aksesibilitas
Perjalanan menuju Karimunjawa dapat ditempuh melalui
perjalanan laut dan udara. Transportasi laut yang tersedia antara lain
KMP Muria yang melayani rute Jepara-Karimunjawa pp dengan waktu
tempuh 6 jam dan KMC Kartini 1 yang melayani rute Semarang-
Karimunjawa pp dengan waktu tempuh 4 jam. Selain itu terdapat
kapal barang milik masyarakat sebagai alternatif jasa angkutan laut
yang melayani rute Jepara-Karimunjawa. Transportasi udara dapat
ditempuh melalui Bandara Ahmad Yani-Semarang menuju Bandara
Dewadaru di Desa Kemujan yang saat ini dikelola oleh Kura-Kura
Aviation.

Gambar 2. Pelabuhan Karimunjawa yang merupakan bagian penting


dari akses transportasi laut

7
2.4 Kunjungan Wisatawan
Karimunjawa sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah,
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara tergolong
cukup besar. Berdasarkan data Balai Taman Nasional Karimunjawa
mengenai kunjungan ke TN Karimunjawa, sejak tahun 2007
meningkat secara signifikan hingga tahun 2010. Data kunjungan
yang dicatat dibedakan berdasarkan tujuannya antara lain rekreasi,
penelitian, pendidikan dan lain-lain. Tercatat dari tahun ke tahun
untuk kunjungan dengan tujuan rekreasi memiliki porsi yang paling
besar.
Berdasarkan data yang di dapat dari Balai TN Karimunjawa,
kunjungan dengan tujuan rekreasi tiap bulan rata-rata sekitar 990
orang. Jumlah pengunjung domestik (dalam negeri) memiliki
persentase yang paling besar yaitu sebesar 91,14%, sedangkan
pengunjung yang bersal dari luar negeri memiliki persentase sebesar
8,86%. Data kunjungan wisatawan di TN Karimunjawa tahun 2010
disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 . Kunjungan wisatawan ke TN Karimunjawa tahun 2010


berdasarkan bulan
No Bulan Domestik Mancanegara Jumlah
1 Januari 333 10 343
2 Februari 107 23 130
3 Maret 460 37 497
4 April 962 58 1020
5 Mei 1324 70 1394
6 Juni 1409 88 1497
7 Juli 1300 211 1511
8 Agustus 1300 211 1511
9 September 1568 89 1657
10 Oktober 539 123 662
11 November 630 46 676

Jumlah 9932 966 10898


Sumber: Balai TN Karimunjawa Tahun 2010

Rata-rata kunjungan wisatawan yang tergolong tinggi terjadi


pada bulan April hingga September. Tercatat pada bulan-bulan
8
terrsebut kunjungan wisatawan
n melebih
hi angka 1000 ora
ang hingg
ga
yang terting
ggi sebany
yak 1657 orang pa
ada bulan
n Septemb
ber. Hal in
ni
dis
sebabkan karena pada
p bula
an-bulan tersebut merupak
kan musim
m
libu
uran akhir sekolah dan umu
umnya cua
aca berada pada ko
ondisi yan
ng
paling baik.
Berdasa
arkan ha
asil waw
wancara dengan beberapa pemilik
penginapan dan pem
mandu wis
sata, pola
a kunjung
gan wisata
awan rata
a-
ratta tidak le
ebih dari satu ming
ggu. Wisa
atawan ya
ang datang rata-ratta
berkunjung dengan durasi wa
aktu 2-4 hari. Jen
nis wisata
awan yan
ng
dattang paling ban
nyak me
erupakan dalam sebuah kelompo
ok
pertemanan dan kelua
arga.

5
2.5 Sumb masi Wisatawan
ber Inform
Tanggapan wis
satawan ketika diwawancarrai diman
na merek
ka
me
endapatka
an inform
masi perjalanan mereka ke Ka
arimunjaw
wa
me pkan bahwa sebag
engungkap gian besarr informasi mereka
a dapatka
an
dari internet dan tem
man. Pene
elitian lain
n yang diilakukan oleh
o Poha
an
(20
010), bah
hwa sekittar 70% wisatawa
an menga
akui bahw
wa merek
ka
me
endapatka
an informa
asi tentan
ng Karimu
unjawa be
erasal dari interne
et.
Sis
sanya sekitar 23,33
3% merek
ka dapatka
an dari tem
man dan 6,67%
6 da
ari
tra
avel book atau buku
u panduan
n wisata.

7%
23%
%
Internet

70% Teman
Travel Book

Sumber Infformasi

Sumb
ber: Pohan (2010)
(
Ga
ambar 3. Diagram persentas
p e sumber informasi wisatawa
an ke
Karimunjjawa

9
Beberapa pelaku wisata dari masyarakat lokal mengakui
memasukan informasi paket wisata mereka ke internet. Meskipun
website yang mereka kelola belum dalam taraf professional, banyak
keuntungan yang mereka dapatkan. Selain masyarakat lokal, investor
lokal dan asing juga memasukan informasi paket wisata mereka ke
internet. Website yang dikelola cukup profesional meskipun dalam
jumlah sedikit. Beberapa paket wisata yang ditawarkan ada yang
berupa gabungan paket wisata dengan daerah lain di Jawa Tengah,
seperti misalnya Solo, Jogja dan Semarang.

10
3 PENDEKATAN DAN METODE

3.1 Pengumpulan Data


Metode yang dilakukan dalam pengumpulan data dilakukan
dengan serangkaian pendekatan. Rangkaian pendekatan dalam
pengumpulan informasi yang dilakukan antara lain: observasi dan
interview terhadap pelaku wisata, pertemuan-pertemuan dengan
kelompok pelaku wisata dan instansi pemerintah, dan pertemuan
lokakarya.
Metode observasi dan interview yang dilakukan dalam
penggalian informasi tentang wisata terhadap pelaku wisata
dilakukan dengan purposive sampling dimana responden ditentukan
secara sengaja dengan menggunakan kriteria tertentu.
a. Observasi
Teknik ini merupakan pengamatan secara langsung
terhadap fenomena dan perkembangan kejadian di lapangan
dengan mengamati aktivitas masyarakat baik yang dilakukan
secara formal maupun non formal, seperti forum diskusi dan
aktivitas lain yang ada hubungannya dengan permasalahan
yang ingin diteliti.
b. Opened interview
Wawancara yang digunakan dalam penelitian ini adalah
opened interview. Teknik ini merupakan wawancara yang tidak
mempersiapkan daftar pertanyaan terlebih dahulu dengan
tujuan ingin mengetahui/memberikan kesempatan pada
responden menjawab dan mengeluarkan permasalahan sesuai
dengan pendapat pribadinya. Teknik ini dipakai karena sangat
membantu dalam proses penggalian data mengenai tanggapan
secara mendalam dari objek hingga menemukan data yang
valid dan representatif sebagai jawaban atas pertanyaan yang
peneliti ajukan. Objek dari penelitian ini sebagian besar
merupakan pelaku wisata, antara lain:

11
1) Pengelola penginapan (homestay, hotel, resort, dll)
2) Pengelola paket wisata
3) Pemandu wisata
4) Operator kapal wisata
5) Institusi lokal, dan
6) Wisatawan

3.2 Analisis Data


Analisis pengembangan ekowisata di Karimunjawa dilakukan
dengan menggunakan analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor-
faktor yang menjadi kekuatan (strength) dan kelemahan (weakness),
dan faktor-faktor yang merupakan peluang (opportunity) serta
ancaman (threat) bagi pengembangannya. Selain itu, analisis ini juga
digunakan untuk merumuskan alternatif strategi dan rencana aksi
pengembangan ekowisata. Analisis SWOT adalah identifikasi secara
sistematik atas kekuatan dan kelemahan dari faktor-faktor eksternal
yang dihadapi suatu sektor. Analisis ini digunakan untuk
memperoleh hubungan antara faktor internal dan faktor eksternal.
Lingkup kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman adalah
sebagai berikut :
(1). Kekuatan
Kekuatan yang diidentifikasikan meliputi semua aspek yang
berada dalam sistem rencana pengembangan ekowisata yang
memberikan nilai positif.
(2). Kelemahan
Kelemahan yang diidentifikasikan meliputi semua aspek yang
berada dalam sistem rencana pengembangan ekowisata yang
memberikan nilai negatif.
(3). Peluang
Peluang yang diidentifikasi adalah peluang wisata di
karimunjawa dalam sistem rencana pengembangan yang dapat
diambil.

12
(4). Ancaman
Ancaman yang diidentifikasi adalah ancaman dari luar
Karimunjawa dalam sistem rencana pengembangan yang
mungkin dihadapi.
Dari hasil identifikasi unsur-unsur SWOT tersebut, selanjutnya
dilakukan :
a. Pembobotan, yaitu pemberian nilai pada setiap unsur antara 0,0
hingga 1,0 merupakan nilai dari yang tidak penting (0,0) hingga
paling penting (1,0).
b. Skor, yaitu pemberian skala 4 hingga 1 pada setiap unsur yang
merupakan skala dari yang sangat baik hingga kurang baik.
c. Total skor (pemberian skor pada setiap unsur SWOT), yaitu hasil
kali antara nilai Bobot dan skor.
Setelah masing-masing unsur SWOT diberi bobot, skor, dan
total skor, kemudian unsur-unsur tersebut dihubungkan
keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif strategi.
Strategi-strategi rencana pengembangan ekowisata secara umum
didapat dari menganalisis SWOT dengan menggunakan matriks SWOT
berikut. Matriks analisis SWOT disajikan pada Tabel xxx.

Tabel 2. Matriks Analisis SWOT

Eksternal
Peluang (O) Ancaman (T)

Internal

Kekuatan (S) Strategi SO Strategi ST

Kelemahan Strategi WO Strategi WT


(W)

13
Matriks analisis SWOT dapat menghasilkan 4 kemungkinan alternatif
strategi, yaitu:

(1). Strategi SO yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk


mengambil peluang yang ada.
(2). Strategi ST yaitu menggunakan kekuatan yang dimiliki untuk
mengatasi ancaman yang dihadapi.
(3). Strategi WO yaitu berusaha untuk mendapatkan keuntungan
dari peluang yang ada dengan mengatasi kelemahan-kelemahan.
(4). Strategi WT yaitu berusaha meminimumkan kelemahan dengan
menghindari ancaman yang ada.

14
4 HASIL

4.1 Isu dan Permasalahan


Isu sarana dan prasarana
Berdasarkan hasil wawancara dengan wisatawan yang datang
berkunjung ke Karimunjawa, pada umumnya kendala yang mereka
keluhkan terhadap wisata di Karimunjawa antara lain terkait dengan
sarana dan prasarana. Beberapa kendala yang wisatawan keluhkan
antara lain:
1. Tidak adanya money changer atau tempat penukaran mata
uang asing. Beberapa orang di Karimunjawa ada yang
menerima penukaran mata asing tertentu terutama Dolar
Amerika.
2. Akses transportasi laut dengan jadwal yang tidak menentu
terutama bila cuaca dalam kondisi kurang baik. Durasi
perjalanan juga merupakan keluhan bagi wisatawan.
3. Kurangnya informasi yang lengkap dan menyeluruh tentang
tempat-tempat yang menarik bagi wisatawan.
4. Kurang variatifnya pilihan tempat makan dan tempat hiburan.
Namun satu tahun belakangan telah disediakan warung makan
yang cukup variatif di sekitar Alun-alun. Selain itu, setiap Sabtu
malam ditayangkan acara film gratis. Program tersebut inisiatif
dari Pemerintah Kecamatan Karimunjawa.

Isu lingkungan
Wisata umumnya dapat memberikan dampak positif dan negatif
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dampak positif dapat
dirasakan oleh masyarakat lokal khususnya pelaku wisata. Dampak
tersebut berupa peningkatan pendapatan dan mendorong masyarakat
untuk menguasai bahasa asing terutama bahasa inggris. Dampak
negatif justru berdampak pada lingkungan sekitar. Keberadaan
pengunjung/wisatawan memberikan dampak terhadap kebersihan
lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari lokasi tujuan wisata masih
terdapat sampah bekas pengunjung.
Dampak negatif lain bagi lingkungan juga pada ekosistem.
Kerusakan tersebut sebagian besar terdapat pada ekosistem terumbu

15
karang. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh WCS tahun
2010, sekitar rata-rata 10% terumbu karang mengalami kerusakan
berupa patah dan bagian sedikit yang lain menghasilkan
pertumbuhan alga meningkat dan hilangnya jaringan pada karang.

Isu Partisipasi Masyarakat


Berdasarkan data kependudukan di Kecamatan Karimunjawa,
masyarakat Karimunjawa sebagian besar tamat sekolah dasar atau
belum bersekolah (sekitar 70%). Hal ini menunjukkan masih
rendahnya tingkat pendidikan karena penduduk usia sekolah banyak
bekerja membantu orang tua, rendahnya kesadaran dan
keterbatasan biaya. Namun, kesadaran akan potensi wisata di
Karimunjawa sangat besar terutama di Desa Karimunjawa.
Kesadaran tersebut terlihat dari cukup banyaknya homestay yang
dibangun, masyarakat lokal yang bekerja sebagai pemandu wisata
dan pusat-pusat penjualan souvenir. Permasalahan yang lain adalah
pelaku wisata belum merata di semua daerah di Karimunjawa. Pelaku
wisata hanya terpusat di sekitar Desa Karimunjawa dan hal ini
menimbulkan kecemburuan bagi masyarakat di desa lain.
Diperkirakan hanya sekitar kurang dari 5% dari total masyarakat
Karimunjawa yang bisa menikmati dampak ekonomi dari wisata
secara langsung.
Beberapa jenis pelaku wisata yang teridentifikasi selama
penelitian antara lain pengelola penginapan, pengelola paket wisata,
pemandu wisata, operator perahu wisata, dan penjual makanan dan
souvenir. Beberapa jenis pelaku wisata tersebut ada yang diatur
dalam bentuk organisasi masyarakat/paguyuban, antara lain
paguyuban homestay, paguyuban kapal wisata dan paguyuban
pemandu wisata.
Paguyuban homestay di Karimunjawa pertama kali dibentuk
pada tahun 2000 dengan nama Dewadaru. Awal mulanya hanya
beranggotakan 5 homestay, hingga kini sudah berjumlah 14
homestay. Pengurus homestay mengakui, sejak dibentuk sebagai
sebuah paguyuban, belum terdapat aktivitas signifikan antar anggota
homestay. Sehingga dapat dikatakan bahwa paguyuban ini belum
efektif secara pengelolaan.

16
Paguyuban operator kapal wisata di Karimunjawa pertama kali
dibentuk pada tahun 2006 dengan nama Pesona Bahari. Pengurus
paguyuban mengakui bahwa jumlah anggota mereka sekitar 15
orang. Awalnya paguyuban ini dibentuk dengan alasan pemerataan
penggunaan kapal untuk wisata. Namun belakangan karena alasan
sistem giliran penggunaan kapal yang tidak jelas, mengakibatkan
banyak anggota yang lebih memilih untuk tidak dikelola oleh
paguyuban. Selain itu, sistem uang kas yang tidak berjalan,
membuat paguyuban ini tidak terdapat aktivitas pengelolaan apapun.
Namun, terdapat kegiatan khusus yang masih menggunakan
paguyuban kapal sebagai pengelolanya, yaitu pada saat lomba
mancing yang diadakan setiap tahun.
Organisasi masyarakat lain yang terdapat di Karimunjawa
adalah Himpunan Pramuwisata Indonesia-Karimunjawa. Organisasi ini
mengatur pemandu wisata yang tergabung dalam keanggotaan.
Organisasi ini mulai eksis beberapa tahun belakangan, karena jumlah
pengunjung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. HPI
mengatur keanggotaannya cukup baik. Anggotanya yang kini
berjumlah 69 orang, sebagian besar terdiri dari golongan remaja.
Kapasitas pelaku wisata khususnya pemandu wisata cukup
memadai. Tingkat pengelolaan trip wisata di atur dalam kelompok
khusus yang dipimpin oleh trip leader. Beberapa pemandu mengakui
bahwa mereka selalu memberikan pelayanan dan komunikasi yang
baik dengan wisatawan. Selain itu, nilai edukasi seperti kesadaran
lingkungan juga ditekankan pada saat mereka memandu wisatawan.
Namun, jika dilihat dari wawasan mengenai informasi wisata sejarah
dan budaya masih dapat dikatakan minim. Selain itu, penguasaan
bahasa asing hanya dikuasi oleh segelintir orang saja. Kapasitas
kemampuan pemandu juga tergolong hanya sebatas kemampuan
pada wisata bahari saja.

Isu Ekonomi dan Budaya


Wisatawan yang datang ke Karimunjawa dapat dibedakan
berdasarkan paket wisata dan non-paket wisata. Rata-rata wisatawan
yang datang merupakan dari paket-paket wisata yang ditawarkan.
Selain harga yang cukup terjangkau dibandingkan non-paket, jenis-
jenis informasi atraksi wisata yang wisatawan inginkan biasanya

17
sudah tertera dalam paket wisata. Jumlah uang yang berani
wisatawan keluarkan untuk satu orang mencapai Rp. 900.000,- per
trip dengan rata-rata Rp. 700.000,- per trip. Jika total pengunjung
Taman Nasional Karimunjawa sebanyak 10,898 orang pada tahun
2010 maka rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung
sebesar 7,6 Milyar. Banyaknya wisatawan yang datang membuat
pelaku wisata terutama pengelola homestay dan pengelola paket
wisata bersaing harga dan pelayanan fasilitas. Paket wisata termurah
yang tercatat hingga Desember 2010 yaitu sebesar Rp 425.000,- per
orang selama 4 hari 3 malam. Sedangkan untuk paket wisata
termahal yaitu sebesar Rp. 1.750.000,- per orang 2 hari 1 malam.
Variasi harga tersebut tergantung dari fasilitas pelayanan yang
ditawarkan.
Namun, dari paket-paket wisata yang ditawarkan sebagian besar
merupakan atraksi wisata yang ada di sekitar laut dan pantai. Atraksi
budaya potensial yang ada di Karimunjawa belum dapat
dikembangkan secara optimal. Atraksi budaya potensial tersebut
salah satunya adalah Reog Barongan dan Pencak Silat. Kedua atraksi
budaya ini hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu saja
terutama pada acara Lombanan. Atraksi budaya spesifik lain yang
potensial untuk dikembangkan antara lain upacara perkawinan Suku
Bugis, rumah adat Suku Bugis, Makam Sunan Nyamplungan dan
Sumur Wali.

4.2 Strategi Pengembangan Ekowisata (Analisis SWOT)


Lokakarya dan pelatihan pengembangan ekowisata yang
dilakukan pada Bulan November 2011 merupakan salah satu upaya
dalam penjaringan data dan informasi. Pertemuan tersebut dihadiri
oleh berbagai instansi seperti Dinas Kebudayaan dan Pariwisata
Jepara, Balai TN Karimunjawa, WCS, FKMK, SPKP, dan masing-
masing KSM di Karimunjawa.
Data dan informasi yang terkumpul dianalisis dengan
menggunakan analisis SWOT. Analisis ini dilakukan dengan tujuan
memberikan gambaran tentang faktor internal yang muncul yaitu
Kekuatan (strength) dan Kelemahan (weakness) serta faktor
eksternal yaitu Peluang (opportunity) dan Ancaman (threat) yang
berkaitan dengan pengembangan pariwisata di Karimunjawa.

18
Pengembangan pariwisata di Karimunjawa tidak dapat dilepaskan dari
faktor-faktor yang terkait baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan peruntukan wilayah Karimunjawa sebagai tempat
tujuan wisata dan kawasan perlindungan alam.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diperinci faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kekuatan (strength)
• Potensi sumber daya alam yang tinggi
• Ada tenaga kerja (pelaku wisata)
• Etos kerja pelaku wisata tinggi
• Potensi atraksi budaya yang beragam
• Dukungan berbagai pihak
2. Kelemahan (weakness)
• Kurangnya kapasitas sumber daya masyarakat dalam hal
wisata
• Minimnya akses transportasi
• Minimnya sarpras wisata (jalan, fasilitas)
• Lemahnya kapasitas masyarakat dalam berorganisasi
• Minimnya modal usaha untuk wisata
• Kurang baiknya pengelolaan sampah
3. Peluang (opportunity)
• Tingginya jumlah wisatawan yang datang
• Adanya investor yang mau menanamkan modal di
Karimunjawa
• Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dan perguruan
tinggi
• Kepedulian lembaga swadaya masyarakat
• Adanya event wisata dari luar

4. Ancaman (threat)
• Kondisi cuaca yang kurang mendukung terutama musim
barat
• Ada orang yang mengancam keamanan (teroris, peledak)
• Pelaku wisatawan yang kurang sopan (budaya negatif)
• Wisatawan berdampak negatif terhadap sumber daya alam

19
Tabel 3. Pemberian bobot dan skor untuk setiap unsur dari Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman

Bobot (0-
1,0) Skor (1-4)
Tidak Total
No Unsur SWOT
Penting- Kurang Skor
Paling Baik-Paling
Penting Baik
A INTERNAL
S Strength (Kekuatan)
S1 Potensi sumber daya alam yang tinggi 1.0 4 4.0
S2 Ada tenaga kerja (pelaku wisata) 0.5 1 0.5
S3 Etos kerja pelaku wisata tinggi 1.0 1 1.0
S4 Potensi atraksi budaya yang beragam 1.0 1 1.0
S5 Dukungan berbagai pihak 1.0 1 1.0
Total 7.5
W Weakness (Kelemahan)
W1 Kurangnya kapasitas SDM dalam hal wisata 0.6 3 1.8
W2 Minimnya akses transportasi 0.8 2 1.6
W3 Minimnya sarpras wisata (jalan, fasilitas) 0.7 4 2.8
W4 Lemahnya kapasitas masyarakat dalam berorganisasi 0.6 1 0.6
W5 Minimnya modal usaha untuk wisata 0.4 3 1.2
W6 Kurang baiknya pengelolaan sampah 1.0 1 1.0
Total 8.6 9.0
B EKSTERNAL
O Opportunity (Peluang)
O1 Tingginya jumlah wisatawan yang datang 1.0 3 3.0
Adanya investor yang mau menanamkan modal di
O2 Karimunjawa 1.0 1 1.0
Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dan
O3 perguruan tinggi 1.0 4 4.0
O4 Kepedulian lembaga swadaya masyarakat 0.6 2 1.2
O5 Adanya event wisata dari luar 0.7 1 0.7
Total 9.9
T Threat (Ancaman)
Kondisi cuaca yang kurang mendukung terutama
T1 musim barat 0.9 2 1.8
Ada orang yang mengancam keamanan (teroris,
T2 peledak) 1.0 1 1.0
T3 Pelaku wisatawan yang kurang sopan (budaya negatif) 0.8 2 1.6
T4 Wisatawan berdampak negatif terhadap SDA 1.0 1 1.0
Total 6.2 5.4

20
Dari hasil bobot dan skor pada setiap unsur SWOT, kemudian
dilakukan analisis keterkaitan antara faktor internal dan eksternal
dari unsur-unsur tersebut pada Tabel 2. Dengan cara menjumlahkan
nilai keterikatan masing-masing yaitu Kekuatan-Peluang (SO), Kele-
mahan-Peluang (WO), Kekuatan-Ancaman (ST), dan Kelemahan-
Ancaman (WT). Hubungan dari unsur-unsur internal dan eksternal
SWOT merupakan alternatif strategi pengelolaan yang menjadi per-
timbangan dalam menyusun rencana pengelolaan. Hasil penjumlahan
nilai keterkaitan diperoleh urutan ranking seperti pada Tabel 3.

Tabel 4. Matriks analisis SWOT


Eksternal Peluang (O) Ancaman (T)
Internal
Kekuatan (S) Strategi SO Strategi ST
(Ranking Ketiga) (Rangking
Keempat)
Kelemahan (W) Strategi WO Strategi WT
(Rangking Pertama) (Rangking Kedua)

Berdasarkan hasil peringkatan alternatif strategi, maka yang


pertama dipertimbangkan adalah Strategi WO. Strategi ini
merupakan situasi dimana pariwisata di Karimunjawa menghadapi
peluang pasar yang besar, tetapi juga menghadapi beberapa
kendala/kelemahan internal. Fokus pada situasi ini adalah dengan
mengembangkan suatu strategi dalam meminimalkan masalah-
masalah internal dengan memanfaatkan peluang yang ada melalui:

1. Peningkatan kapasitas pelaku wisata mengenai wawasan


lingkungan dan budaya
Pemandu wisata sebagai salah satu pelaku wisata yang
bersentuhan langsung dengan wisatawan memerlukan upaya
peningkatan kapasitas, antara lain terkait dengan penguasaan
bahasa asing, komunikasi dan pelayanan serta nilai
edukasi/pembelajaran tentang kelestarian lingkungan dan budaya
setempat. Hal ini sesuai dengan konsep ekowisata dengan
memperhatikan nilai-nilai edukasi kepada wisatawan.

21
2. Penambahan sarana utama dan fasilitas pendukung wisata
Sarana utama dan fasilitas pendukung wisata di Karimunjawa
merupakan faktor yang sangat vital. Saat ini sarana yang ada
memang cukup memadai, namun terdapat beberapa kekurangan
seperti tidak adanya alat transportasi regular antar pulau, belum
optimalnya akses transportasi melalui udara dan kurang variatifnya
pusat jajanan dan hiburan.
3. Penguatan organisasi lokal masyarakat
Karimunjawa memiliki beberapa organisasi lokal masyarakat yang
terkait dengan wisata, antara lain himpunan pemandu wisata,
paguyuban homestay dan paguyuban kapal. Melalui penguatan
kelembagaan organisasi wisata, diharapkan dapat memajukan
wisata di Karimunjawa.
4. Kerjasama masyarakat lokal dengan investor dari luar
Karimunjawa
Adanya investor dari luar Karimunjawa yang mau menanamkan
modalnya dalam bidang usaha wisata merupakan jawaban atas
minimnya modal yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan, investor dan masyarakat
dapat ikut membangun bisnis wisata di Karimunjawa.
5. Pengembangan atraksi wisata darat dan budaya
Atraksi wisata di Karimunjawa saat ini memiliki porsi yang
beraktifitas di sekitar laut dan pantai. Dengan adanya dukungan
dari pemerintah, merupakan peluang yang baik untuk membangun
lokasi-lokasi wisata tambahan lainnya ke arah darat dan budaya
sehingga wisata Karimunjawa lebih variatif.

4.3 Program Pengembangan Ekowisata


Berdasarkan potensi dan permasalahan yang teridentifikasi,
beberapa strategi program telah disusun sehingga menghasilkan
beberapa aksi-aksi atau kegiatan yang harus dilakukan. Beberapa
strategi program tersebut antara lain:

1. Pengembangan daya tarik dan atraksi wisata, dengan


program berupa:
a) Pembangunan jalur track hutan hujan tropis dan dataran
rendah
b) Revitalisasi desa adat model wisata

22
2. Pembangunan sarana utama dan fasilitas pendukung
wisata, dengan program berupa:
a) Perbaikan jalan aspal Karimunjawa-Kemujan
b) Pembangunan jalan aspal Kemujan (jalan menuju Pantai
Barakuda)
c) Penataan areal PKL di sekitar Kecamatan Karimunjawa
d) Pembangunan pemancar komunikasi di Kemujan
e) Penambahan mesin PLTD di Kemujan
f) Pembuatan embung-embung atau tandon air
g) Pembuatan tempat pembuangan sampah
h) Pengadaan kapal wisata di Desa Kemujan
i) Mooring buoy di lokasi wisata selam
j) Shelter wisata di Makam Sunan Nyamplungan dan Legon
Lele
3. Peningkatan kapasitas masyarakat pelaku wisata, dengan
program berupa:
a) Sadar wisata
b) PNPM Mandiri bidang pariwisata
c) Pelatihan keterampilan memasak/kuliner untuk masyarakat
Karimunjawa dan Kemujan
d) Pelatihan keterampilan tata kelola penginapan/homestay
e) Pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata
f) Pelatihan dan sertifikasi selam untuk masyarakat
g) Pelatihan manajemen keuangan/enterpreunership
h) Pembentukan dan pelatihan SAR
i) Pelatihan pembuatan souvenir hasil pangan dari mangrove

23
Tabel 5. Rencana Aksi Ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa

Total
No Strategi Permasalahan Program Volume Biaya
Anggaran
1 Pengembangan Terbatasnya sarana prasarana yang Pembangunan jalur track hutan - - -
daya tarik dan mendukung pelayanan wisata pada objek- hujan tropis dataran rendah
atraksi wisata objek wisata di TN Karimunjawa maupun di
sekitar kecamatan
Minimnya atraksi wisata darat dan budaya Revitalisasi desa adat model wisata - - -

2 Pembangunan Jalan aspal Karimunjawa-Kemujan berada Perbaikan jalan aspal Karimunjawa- 20 Km - -


sarana utama dalam kondisi kurang baik Kemujan
dan fasilitas Terbatasnya aksesibilitas transportasi Pembangunan jalan aspal Kemujan 2 Km - -
pendukung menuju objek wisata tertentu (jalan menuju Pantai Barakuda)
wisata
Kurang tertatanya konsep pusat jajanan dan Penataan areal PKL di sekitar 1 Kegiatan - -
pusat hiburan Kecamatan Karimunjawa

Terbatasnya akses komunikasi telepon Pembangunan pemancar 1 Unit - -


seluler di Kemujan komunikasi di Kemujan
Fasilitas listrik yang kurang optimal bagi Penambahan mesin PLTD di 1 Unit - -
24

pelayanan wisata di Kemujan Kemujan


Minimnya pasokan air tawar pada saat Pembuatan embung-embung atau 2 Unit - -
musim kemarau tandon air
Terbatasnya tempat pengelolaan sampah Pembuatan tempat pembuangan 4 Unit - -
sampah
Minimnya akses reguler transportasi antar Pengadaan kapal wisata di Desa 1 Unit 200.000.000 200.000.000
pulau Kemujan
Terbatasnya fasilitas tambat kapal wisata dan Mooring buoy di lokasi wisata selam 20 Unit 840.000 16.800.000
informasi tujuan wisata laut yang baku

Terbatasnya sarana pendukung objek wisata Shelter wisata di Makam Sunan 10 Unit - -
di Makam Sunan Nyamplungan dan Legon Nyamplungan dan Legon Lele
Lele
Total
No Strategi Permasalahan Program Volume Biaya
Anggaran
3 Peningkatan Minimnya pengetahuan masyarakat Sadar wisata 1 Kegiatan 50.000.000 50.000.000
kapasitas mengenai kesadaran wisata
masyarakat Terbatasnya sarana prasarana yang PNPM Mandiri bidang pariwisata 1 Kegiatan - -
pelaku wisata mendukung pelayanan wisata pada objek-
objek wisata di TN Karimunjawa maupun di
sekitar kecamatan
Minimnya variasi pusat jajanan dan pusat Pelatihan keterampilan 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
hiburan memasak/kuliner untuk masyarakat
Karimunjawa dan Kemujan

Minimnya pengetahuan masyarakat Pelatihan keterampilan tata kelola 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
mengenai tata kelola penginapan dan kurang penginapan/homestay
aktifnya organisasi paguyuban
penginapan/homwstay
Kurangnya nilai edukasi/pembelajaran Pelatihan dan sertifikasi pemandu 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
tentang alam dan budaya bagi wisatawan wisata

Minimnya pengetahuan masyarakat Pelatihan dan sertifikasi selam 1 Kegiatan 85.000.000 85.000.000
25

mengenai teknik penyelaman yang baik dan untuk masyarakat


aman
Minimnya pelaku wisata yang cakap dalam Pelatihan manajemen 1 Kegiatan 25.000.000 25.000.000
manajemen keuangan/usaha keuangan/enterpreunership
Belum tersedianya tim/regu penyelamat Pembentukan dan pelatihan SAR 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
yang baku dalam mengantisipasi kecelakaan
kegiatan wisata
Kurang beragamnya pilihan souvenir wisata Pelatihan pembuatan souvenir hasil 1 Kegiatan 45.000.000 45.000.000
yang menarik bagi wisatawan pangan dari mangrove

25
5 PENUTUP
Rencana aksi merupakan turunan dari rencana pengelolaan yang
menjadi arahan pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa. Dokumen
rencana aksi pengembangan ekowisata ini diharapkan dapat menjadi
dokumen awal yang menjadi acuan pengembangan secara teknis.
Proses penyusunan rencana aksi pengembangan ekowisata ini
merupakan kontribusi semua pihak yang bertujuan untuk dapat
menyediakan pedoman bagi pengelolaan wisata di Taman Nasional
Karimunjawa, sekaligus sebagai arahan bagi para pihak. Hadirnya
dokumen rencana aksi pengembangan ekowisata ini merupakan sebuah
tahapan awal saja dalam sebuah pengelolaan wisata berbasis
lingkungan. Ke depannya masih dibutuhkan kerjasama dari berbagai
pihak yang berkepentingan, terkait dengan tahapan perencanaan lebih
lanjut.
Segala kritik dan masukan yang membangun sangat diharapkan
guna perbaikan isi dokumen ini.

26
6 DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2004. Identifikasi Potensi dan Daya Tarik Wisata Taman


Nasional Karimunjawa. Ditjen Pesisir dan Pulau-pulau Kecil dan
Balai Taman Nasional Karimunjawa.
Anonim. 2009. Prinsip dan Kriteria Ekowisata Berbasis Masyarakat.
Departemen Kebudayaan dan Pariwisata dan WWF-Indonesia.
Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2008. Statistik Balai Taman
Nasional Karimunjawa Tahun 2008. Balai Taman Nasional
Karimunjawa. Semarang.
Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2009. Statistik Balai Taman
Nasional Karimunjawa Tahun 2009. Balai Taman Nasional
Karimunjawa. Semarang.
Balai Taman Nasional Karimunjawa. 2010. Statistik Balai Taman
Nasional Karimunjawa Tahun 2010. Balai Taman Nasional
Karimunjawa. Semarang.
Bauld, S. 2007. WWF Greater Mekong Cambodia Country Programme-
Ecotourism Feasibility Study. World Wide Fund For Nature.
Phnom Penh.
Drum, A., A. Moore. 2005. Ecotourism Development-A Manual for
Conservation Planners and Managers, Volume 1: An Introduction
to Ecotourism Planning, Second Edition. The Nature
Conservancy. Virginia.
Pemerintah Kabupaten Jepara. 2007. Peraturan Daerah Kaupaten
Jepara No 2 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah Kabupaten Jepara Tahun 2005-2025. Bappeda
Kabupaten Jepara. Jepara.
Serra, G. 2007. Ecotourism in the Palmyra Desert, Syria-A Feasibility
Study. Birdlife International.
Tuffin, W. 2010. Feasibility Asessment for Community Based Ecotourism
in 5 Sites of the WWF Thailand Freshwater Program.
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang
Kepariwisataan.
Wood, M. E., 2002. Ecotourism: Principles, Practices and Policies for
Sustainability. United Nations Environment Programme and The
International Ecotourism Society. Paris.

27

Anda mungkin juga menyukai