ENCAN
NA AK
KSI EK
KOWI
ISATA
A
DI
I TAM
MAN NASIO
N ONAL KARIMUNJ
JAWA
A
i
Rencana Aksi Ekowisata
Di Taman Nasional Karimunjawa
ii
RENC
CANA AK
KSI EKOW
WISATA DI
D TAMAN
N NASION
NAL
KARI
IMUNJAW
WA
Edito
or : Tasrif Ka
artawijayaa, Rian Pra
asetia, Rip
panto
Komp posisi dan
n layout : Rian Praasetia
Kontrributor : Jeddah Isnul, Puji Prihatiningsih, Riz
zki Fitri A.
Pohan
Foto Sampul : Rian Praasetia, Fak
khrizal Settiawan; ©WCS
©
Dicettak oleh:
Wildlife Conserrvation So
ociety-Indonesia Pro
ogram
Jl. Bu
urangrang g No. 18 Bogor
B 161551
Telp : +62 25 51 8316 307
Fax : +62 25 51 8357 347
www.wcsmarin ne-indonesia.org, w
www.wcsipp.org
Diduk
kung oleh:
iii
DAFTAR ISI
1. PENDAHULUAN 1
1.1. Latar Belakang 1
1.2. Tujuan 2
4. HASIL 15
4.1. Isu dan Permasalahan 15
4.2. Strategi Pengembangan Ekowisata (Aalisis SWOT) 18
4.3. Program Pengembangan Ekowisata 22
5. PENUTUP 26
6. DAFTAR PUSTAKA 27
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
DAFTAR TABEL
v
1 PENDAHULUAN
1
1.2 Tujuan
Dokumen rencana aksi ini berisi tentang program pengembangan
ekowisata berdasarkan isu-isu permasalahan yang ada. Secara garis
besar tujuan dari penyusunan rencana aksi ini yaitu:
1 Sebagai pedoman bagi masyarakat, pemerintah dan pihak terkait
lain dalam merealisasikan arah pengembangan wisata di
Karimunjawa
2 Sebagai bagian dari penerapan pembangunan wisata di
Karimunjawa dengan memperhatikan konsep ramah lingkungan
dan ramah budaya demi kesejahteraan masyarakat setempat
2
2 GAMBARAN UMUM WISATA DI TAMAN NASIONAL
KARIMUNJAWA
3
Diving, memancing, sunset watching, banana boat, camping,
bersepeda, wisata religi ke makam sunan wali, wisata budaya ke
rumah adat dan tracking mangrove. Beberapa aktivitas wisata
dijelaskan sebagai berikut:
1. Snorkeling
Aktivitas wisata paling besar di Karimunjawa adalah snorkeling.
Hal ini didukung juga dengan banyaknya pelaku wisata yang
menyewakan alat snorkeling tersebut. Lokasi yang biasa
dijadikan tempat snorkeling antara lain di sekitar perairan Pulau
Menjangan Kecil, P. Cemara Besar, P. Cemara Kecil, Gosong
Cemara Kecil, P. Tengah, P. Kecil, Gosong Seloka dan P. Sintok.
2. SCUBA Diving
Salah satu kegiatan wisatawan di Karimunjawa salah satunya
adalah selam SCUBA. Namun aktivitas wisata ini masing
tergolong sedikit. Penyelaman yang sudah dikelola secara
professional hanya ada di Dive Center Kura-Kura Resort. Selain
jumlah peralatan yang terbatas dan cukup mahalnya harga
sewa peralatan, wisatawan juga harus memiliki sertifikat
kemampuan selam. Lokasi favorit yang dijadikan tempat
penyelaman antara lain lokasi kapal tenggelam Indonor,
perairan sekitar P. Cemara Besar, Gosong Cemara, P. Tengah,
P. Kecil dan P. Menjangan Kecil.
4
3. Memancing
Aktivitas wisata memancing umumnya hanya dilakukan oleh
wisatawan khusus yang memiliki hobi tersebut. Wisatawan
biasanya datang berkelompok yang memiliki hobi sejenis
menyewa kapal masyarakat.
4. Sunset Watching
Aktivitas wisata ini cukup banyak dinikmati oleh wisatawan.
Biasanya aktivitas ini berhubungan dengan aktivitas wisata
snorkeling. Lokasi yang biasa digunakan untuk melihat
matahari tenggelam ini dilakukan di Tanjung Gelam.
5. Banana Boat
Aktivitas wisata ini masih tergolong sangat jarang. Peralatan
yang ada saat ini hanya dimiliki oleh satu orang saja.
6. Camping
Aktivitas wisata ini umumnya dilakukan oleh wisatawan berusia
remaja. Biasanya peralatan camping seperti tenda belum ada
penyewaan di Karimunjawa. Wisatawan yang ingin camping
harus membawa peralatannya sendiri. Lokasi yang biasa
digunakan untuk aktivitas wisata ini antara lain di Camping
Ground Legon Lele, P. Menjangan Besar, P. Menjangan Kecil,
Tanjung Gelam dan P. Cemara Kecil.
7. Bersepeda
Aktivitas wisata ini masih tergolong baru di Karimunjawa.
Teridentifikasi terdapat 2 pengelola penginapan menyediakan
penyewaan sepeda.
8. Tur Darat
Aktivitas wisata ini merupakan kombinasi dari wisata budaya ke
Rumah Adat Suku Bugis dan wisata religi ke Makam Sunan
Nyamplungan dan wisata Pantai Batu Putih dan Pantai
Barakuda. Aktivitas wisata ini masih tergolong jarang.
Wisatawan harus menyewa mobil karena jarak yang ditempuh
cukup jauh.
9. Tracking Mangrove
Lokasi wisata ini terletak di Desa Kemujan yang termasuk
daerah perbatasan dengan Desa Karimunjawa. Objek wisata ini
merupakan inisiatif dari Balai TN Karimunjawa namun hingga
saat ini belum selesai dibangun.
5
2.2 Fasilitas Pendukung
Beberapa sarana dan prasarana sebagai bagian dari pendukung
wisata di Karimunjawa antara lain:
1. Komunikasi
Fasilitas komunikasi yang terdapat di Karimunjawa adalah Base
Transceiver Station dari 3 provider telepon seluler. Selain itu
terdapat komunikasi sistem transmisi analog Stasium Bumi
Kecil (SBK) PT.TELKOM. Pelayanan pos disediakan oleh kantor
pos pembantu yang terdapat di Pulau Karimunjawa. Sarana
komunikasi yang tersedia cukup memadai, namun belum
menjangkau seluruh daerah di Karimunjawa.
2. Listrik
Fasilitas listrik yang ada di Karimunjawa berasal dari
pembangkit listrik diesel milik pemerintah daerah. Fasilitas
listrik yang tersedia melayani dari pukul 17.30-05.30 WIB,
khusus di desa lain selain Karimunjawa hanya melayani dari
pukul 17.30-23.30 WIB. Fasilitas listrik lain yang disediakan
berasal dari PT. Telkom. Namun hanya melayani di sekitar Desa
Karimunjawa saja.
3. Air Bersih
Masyarakat Karimunjawa umumnya masih menggunakan
sumber mata air yang ada. Selain itu untuk tempat-tempat
yang tidak terjangkau mata air, sumber air masyarakat berasal
dari sumur dengan kedalaman 5-8 meter. Sumber mata air
khususnya di Desa Karimunjawa telah di atur pengelolaannya
oleh Tirta Kencana.
4. Penginapan
Fasilitas penginapan antara lain 2 hotel milik pemerintah dan
swasta dan 16 homestay yang terdaftar. Meningkatnya jumlah
pengunjung setiap tahunnya, banyak masyarakat lokal yang
mulai membangun rumahnya untuk dijadikan homestay.
5. Keamanan
Pengamanan di Kepulauan Karimunjawa didukung oleh Polisi
Air, Polsek Karimunjawa, Koramil Karimunjawa dan Polhut TN
Karimunjawa.
6
6. Restoran
Saat ini restoran yang ada di Karimunjawa hanya ada di Kura-
Kura Resort, walaupun ada sejumlah penduduk yang membuka
warung makan skala kecil. Umumnya homestay yang ada di
Pulau Karimunjawa sekaligus menyediakan makan 3 kali sehari
bagi pengunjungnya.
7. Pasar Cinderamata
Pusat penjualan cinderamata terpusat di sekitar Desa
Karimunjawa. Selain itu dapat dibeli juga di sekitar rumah
penduduk yang membuat cinderamata. Cinderamata yang
diperjualbelikan umumnya berupa tongkat, keris, ukiran kayu,
bonsai pohon Setigi, ikan asin, kacang mete, tas dan pakaian.
2.3 Aksesibilitas
Perjalanan menuju Karimunjawa dapat ditempuh melalui
perjalanan laut dan udara. Transportasi laut yang tersedia antara lain
KMP Muria yang melayani rute Jepara-Karimunjawa pp dengan waktu
tempuh 6 jam dan KMC Kartini 1 yang melayani rute Semarang-
Karimunjawa pp dengan waktu tempuh 4 jam. Selain itu terdapat
kapal barang milik masyarakat sebagai alternatif jasa angkutan laut
yang melayani rute Jepara-Karimunjawa. Transportasi udara dapat
ditempuh melalui Bandara Ahmad Yani-Semarang menuju Bandara
Dewadaru di Desa Kemujan yang saat ini dikelola oleh Kura-Kura
Aviation.
7
2.4 Kunjungan Wisatawan
Karimunjawa sebagai salah satu tujuan wisata di Jawa Tengah,
kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara tergolong
cukup besar. Berdasarkan data Balai Taman Nasional Karimunjawa
mengenai kunjungan ke TN Karimunjawa, sejak tahun 2007
meningkat secara signifikan hingga tahun 2010. Data kunjungan
yang dicatat dibedakan berdasarkan tujuannya antara lain rekreasi,
penelitian, pendidikan dan lain-lain. Tercatat dari tahun ke tahun
untuk kunjungan dengan tujuan rekreasi memiliki porsi yang paling
besar.
Berdasarkan data yang di dapat dari Balai TN Karimunjawa,
kunjungan dengan tujuan rekreasi tiap bulan rata-rata sekitar 990
orang. Jumlah pengunjung domestik (dalam negeri) memiliki
persentase yang paling besar yaitu sebesar 91,14%, sedangkan
pengunjung yang bersal dari luar negeri memiliki persentase sebesar
8,86%. Data kunjungan wisatawan di TN Karimunjawa tahun 2010
disajikan pada Tabel 1.
5
2.5 Sumb masi Wisatawan
ber Inform
Tanggapan wis
satawan ketika diwawancarrai diman
na merek
ka
me
endapatka
an inform
masi perjalanan mereka ke Ka
arimunjaw
wa
me pkan bahwa sebag
engungkap gian besarr informasi mereka
a dapatka
an
dari internet dan tem
man. Pene
elitian lain
n yang diilakukan oleh
o Poha
an
(20
010), bah
hwa sekittar 70% wisatawa
an menga
akui bahw
wa merek
ka
me
endapatka
an informa
asi tentan
ng Karimu
unjawa be
erasal dari interne
et.
Sis
sanya sekitar 23,33
3% merek
ka dapatka
an dari tem
man dan 6,67%
6 da
ari
tra
avel book atau buku
u panduan
n wisata.
7%
23%
%
Internet
70% Teman
Travel Book
Sumber Infformasi
Sumb
ber: Pohan (2010)
(
Ga
ambar 3. Diagram persentas
p e sumber informasi wisatawa
an ke
Karimunjjawa
9
Beberapa pelaku wisata dari masyarakat lokal mengakui
memasukan informasi paket wisata mereka ke internet. Meskipun
website yang mereka kelola belum dalam taraf professional, banyak
keuntungan yang mereka dapatkan. Selain masyarakat lokal, investor
lokal dan asing juga memasukan informasi paket wisata mereka ke
internet. Website yang dikelola cukup profesional meskipun dalam
jumlah sedikit. Beberapa paket wisata yang ditawarkan ada yang
berupa gabungan paket wisata dengan daerah lain di Jawa Tengah,
seperti misalnya Solo, Jogja dan Semarang.
10
3 PENDEKATAN DAN METODE
11
1) Pengelola penginapan (homestay, hotel, resort, dll)
2) Pengelola paket wisata
3) Pemandu wisata
4) Operator kapal wisata
5) Institusi lokal, dan
6) Wisatawan
12
(4). Ancaman
Ancaman yang diidentifikasi adalah ancaman dari luar
Karimunjawa dalam sistem rencana pengembangan yang
mungkin dihadapi.
Dari hasil identifikasi unsur-unsur SWOT tersebut, selanjutnya
dilakukan :
a. Pembobotan, yaitu pemberian nilai pada setiap unsur antara 0,0
hingga 1,0 merupakan nilai dari yang tidak penting (0,0) hingga
paling penting (1,0).
b. Skor, yaitu pemberian skala 4 hingga 1 pada setiap unsur yang
merupakan skala dari yang sangat baik hingga kurang baik.
c. Total skor (pemberian skor pada setiap unsur SWOT), yaitu hasil
kali antara nilai Bobot dan skor.
Setelah masing-masing unsur SWOT diberi bobot, skor, dan
total skor, kemudian unsur-unsur tersebut dihubungkan
keterkaitannya untuk memperoleh beberapa alternatif strategi.
Strategi-strategi rencana pengembangan ekowisata secara umum
didapat dari menganalisis SWOT dengan menggunakan matriks SWOT
berikut. Matriks analisis SWOT disajikan pada Tabel xxx.
Eksternal
Peluang (O) Ancaman (T)
Internal
13
Matriks analisis SWOT dapat menghasilkan 4 kemungkinan alternatif
strategi, yaitu:
14
4 HASIL
Isu lingkungan
Wisata umumnya dapat memberikan dampak positif dan negatif
bagi masyarakat dan lingkungan sekitar. Dampak positif dapat
dirasakan oleh masyarakat lokal khususnya pelaku wisata. Dampak
tersebut berupa peningkatan pendapatan dan mendorong masyarakat
untuk menguasai bahasa asing terutama bahasa inggris. Dampak
negatif justru berdampak pada lingkungan sekitar. Keberadaan
pengunjung/wisatawan memberikan dampak terhadap kebersihan
lingkungan. Hal ini dapat dilihat dari lokasi tujuan wisata masih
terdapat sampah bekas pengunjung.
Dampak negatif lain bagi lingkungan juga pada ekosistem.
Kerusakan tersebut sebagian besar terdapat pada ekosistem terumbu
15
karang. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan oleh WCS tahun
2010, sekitar rata-rata 10% terumbu karang mengalami kerusakan
berupa patah dan bagian sedikit yang lain menghasilkan
pertumbuhan alga meningkat dan hilangnya jaringan pada karang.
16
Paguyuban operator kapal wisata di Karimunjawa pertama kali
dibentuk pada tahun 2006 dengan nama Pesona Bahari. Pengurus
paguyuban mengakui bahwa jumlah anggota mereka sekitar 15
orang. Awalnya paguyuban ini dibentuk dengan alasan pemerataan
penggunaan kapal untuk wisata. Namun belakangan karena alasan
sistem giliran penggunaan kapal yang tidak jelas, mengakibatkan
banyak anggota yang lebih memilih untuk tidak dikelola oleh
paguyuban. Selain itu, sistem uang kas yang tidak berjalan,
membuat paguyuban ini tidak terdapat aktivitas pengelolaan apapun.
Namun, terdapat kegiatan khusus yang masih menggunakan
paguyuban kapal sebagai pengelolanya, yaitu pada saat lomba
mancing yang diadakan setiap tahun.
Organisasi masyarakat lain yang terdapat di Karimunjawa
adalah Himpunan Pramuwisata Indonesia-Karimunjawa. Organisasi ini
mengatur pemandu wisata yang tergabung dalam keanggotaan.
Organisasi ini mulai eksis beberapa tahun belakangan, karena jumlah
pengunjung yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. HPI
mengatur keanggotaannya cukup baik. Anggotanya yang kini
berjumlah 69 orang, sebagian besar terdiri dari golongan remaja.
Kapasitas pelaku wisata khususnya pemandu wisata cukup
memadai. Tingkat pengelolaan trip wisata di atur dalam kelompok
khusus yang dipimpin oleh trip leader. Beberapa pemandu mengakui
bahwa mereka selalu memberikan pelayanan dan komunikasi yang
baik dengan wisatawan. Selain itu, nilai edukasi seperti kesadaran
lingkungan juga ditekankan pada saat mereka memandu wisatawan.
Namun, jika dilihat dari wawasan mengenai informasi wisata sejarah
dan budaya masih dapat dikatakan minim. Selain itu, penguasaan
bahasa asing hanya dikuasi oleh segelintir orang saja. Kapasitas
kemampuan pemandu juga tergolong hanya sebatas kemampuan
pada wisata bahari saja.
17
sudah tertera dalam paket wisata. Jumlah uang yang berani
wisatawan keluarkan untuk satu orang mencapai Rp. 900.000,- per
trip dengan rata-rata Rp. 700.000,- per trip. Jika total pengunjung
Taman Nasional Karimunjawa sebanyak 10,898 orang pada tahun
2010 maka rata-rata biaya yang dikeluarkan oleh pengunjung
sebesar 7,6 Milyar. Banyaknya wisatawan yang datang membuat
pelaku wisata terutama pengelola homestay dan pengelola paket
wisata bersaing harga dan pelayanan fasilitas. Paket wisata termurah
yang tercatat hingga Desember 2010 yaitu sebesar Rp 425.000,- per
orang selama 4 hari 3 malam. Sedangkan untuk paket wisata
termahal yaitu sebesar Rp. 1.750.000,- per orang 2 hari 1 malam.
Variasi harga tersebut tergantung dari fasilitas pelayanan yang
ditawarkan.
Namun, dari paket-paket wisata yang ditawarkan sebagian besar
merupakan atraksi wisata yang ada di sekitar laut dan pantai. Atraksi
budaya potensial yang ada di Karimunjawa belum dapat
dikembangkan secara optimal. Atraksi budaya potensial tersebut
salah satunya adalah Reog Barongan dan Pencak Silat. Kedua atraksi
budaya ini hanya ditampilkan pada waktu-waktu tertentu saja
terutama pada acara Lombanan. Atraksi budaya spesifik lain yang
potensial untuk dikembangkan antara lain upacara perkawinan Suku
Bugis, rumah adat Suku Bugis, Makam Sunan Nyamplungan dan
Sumur Wali.
18
Pengembangan pariwisata di Karimunjawa tidak dapat dilepaskan dari
faktor-faktor yang terkait baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan peruntukan wilayah Karimunjawa sebagai tempat
tujuan wisata dan kawasan perlindungan alam.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan, maka dapat
diperinci faktor-faktor tersebut antara lain:
1. Kekuatan (strength)
• Potensi sumber daya alam yang tinggi
• Ada tenaga kerja (pelaku wisata)
• Etos kerja pelaku wisata tinggi
• Potensi atraksi budaya yang beragam
• Dukungan berbagai pihak
2. Kelemahan (weakness)
• Kurangnya kapasitas sumber daya masyarakat dalam hal
wisata
• Minimnya akses transportasi
• Minimnya sarpras wisata (jalan, fasilitas)
• Lemahnya kapasitas masyarakat dalam berorganisasi
• Minimnya modal usaha untuk wisata
• Kurang baiknya pengelolaan sampah
3. Peluang (opportunity)
• Tingginya jumlah wisatawan yang datang
• Adanya investor yang mau menanamkan modal di
Karimunjawa
• Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dan perguruan
tinggi
• Kepedulian lembaga swadaya masyarakat
• Adanya event wisata dari luar
4. Ancaman (threat)
• Kondisi cuaca yang kurang mendukung terutama musim
barat
• Ada orang yang mengancam keamanan (teroris, peledak)
• Pelaku wisatawan yang kurang sopan (budaya negatif)
• Wisatawan berdampak negatif terhadap sumber daya alam
19
Tabel 3. Pemberian bobot dan skor untuk setiap unsur dari Kekuatan,
Kelemahan, Peluang dan Ancaman
Bobot (0-
1,0) Skor (1-4)
Tidak Total
No Unsur SWOT
Penting- Kurang Skor
Paling Baik-Paling
Penting Baik
A INTERNAL
S Strength (Kekuatan)
S1 Potensi sumber daya alam yang tinggi 1.0 4 4.0
S2 Ada tenaga kerja (pelaku wisata) 0.5 1 0.5
S3 Etos kerja pelaku wisata tinggi 1.0 1 1.0
S4 Potensi atraksi budaya yang beragam 1.0 1 1.0
S5 Dukungan berbagai pihak 1.0 1 1.0
Total 7.5
W Weakness (Kelemahan)
W1 Kurangnya kapasitas SDM dalam hal wisata 0.6 3 1.8
W2 Minimnya akses transportasi 0.8 2 1.6
W3 Minimnya sarpras wisata (jalan, fasilitas) 0.7 4 2.8
W4 Lemahnya kapasitas masyarakat dalam berorganisasi 0.6 1 0.6
W5 Minimnya modal usaha untuk wisata 0.4 3 1.2
W6 Kurang baiknya pengelolaan sampah 1.0 1 1.0
Total 8.6 9.0
B EKSTERNAL
O Opportunity (Peluang)
O1 Tingginya jumlah wisatawan yang datang 1.0 3 3.0
Adanya investor yang mau menanamkan modal di
O2 Karimunjawa 1.0 1 1.0
Adanya dukungan kebijakan dari pemerintah dan
O3 perguruan tinggi 1.0 4 4.0
O4 Kepedulian lembaga swadaya masyarakat 0.6 2 1.2
O5 Adanya event wisata dari luar 0.7 1 0.7
Total 9.9
T Threat (Ancaman)
Kondisi cuaca yang kurang mendukung terutama
T1 musim barat 0.9 2 1.8
Ada orang yang mengancam keamanan (teroris,
T2 peledak) 1.0 1 1.0
T3 Pelaku wisatawan yang kurang sopan (budaya negatif) 0.8 2 1.6
T4 Wisatawan berdampak negatif terhadap SDA 1.0 1 1.0
Total 6.2 5.4
20
Dari hasil bobot dan skor pada setiap unsur SWOT, kemudian
dilakukan analisis keterkaitan antara faktor internal dan eksternal
dari unsur-unsur tersebut pada Tabel 2. Dengan cara menjumlahkan
nilai keterikatan masing-masing yaitu Kekuatan-Peluang (SO), Kele-
mahan-Peluang (WO), Kekuatan-Ancaman (ST), dan Kelemahan-
Ancaman (WT). Hubungan dari unsur-unsur internal dan eksternal
SWOT merupakan alternatif strategi pengelolaan yang menjadi per-
timbangan dalam menyusun rencana pengelolaan. Hasil penjumlahan
nilai keterkaitan diperoleh urutan ranking seperti pada Tabel 3.
21
2. Penambahan sarana utama dan fasilitas pendukung wisata
Sarana utama dan fasilitas pendukung wisata di Karimunjawa
merupakan faktor yang sangat vital. Saat ini sarana yang ada
memang cukup memadai, namun terdapat beberapa kekurangan
seperti tidak adanya alat transportasi regular antar pulau, belum
optimalnya akses transportasi melalui udara dan kurang variatifnya
pusat jajanan dan hiburan.
3. Penguatan organisasi lokal masyarakat
Karimunjawa memiliki beberapa organisasi lokal masyarakat yang
terkait dengan wisata, antara lain himpunan pemandu wisata,
paguyuban homestay dan paguyuban kapal. Melalui penguatan
kelembagaan organisasi wisata, diharapkan dapat memajukan
wisata di Karimunjawa.
4. Kerjasama masyarakat lokal dengan investor dari luar
Karimunjawa
Adanya investor dari luar Karimunjawa yang mau menanamkan
modalnya dalam bidang usaha wisata merupakan jawaban atas
minimnya modal yang dimiliki oleh masyarakat. Dengan melakukan
kerjasama yang saling menguntungkan, investor dan masyarakat
dapat ikut membangun bisnis wisata di Karimunjawa.
5. Pengembangan atraksi wisata darat dan budaya
Atraksi wisata di Karimunjawa saat ini memiliki porsi yang
beraktifitas di sekitar laut dan pantai. Dengan adanya dukungan
dari pemerintah, merupakan peluang yang baik untuk membangun
lokasi-lokasi wisata tambahan lainnya ke arah darat dan budaya
sehingga wisata Karimunjawa lebih variatif.
22
2. Pembangunan sarana utama dan fasilitas pendukung
wisata, dengan program berupa:
a) Perbaikan jalan aspal Karimunjawa-Kemujan
b) Pembangunan jalan aspal Kemujan (jalan menuju Pantai
Barakuda)
c) Penataan areal PKL di sekitar Kecamatan Karimunjawa
d) Pembangunan pemancar komunikasi di Kemujan
e) Penambahan mesin PLTD di Kemujan
f) Pembuatan embung-embung atau tandon air
g) Pembuatan tempat pembuangan sampah
h) Pengadaan kapal wisata di Desa Kemujan
i) Mooring buoy di lokasi wisata selam
j) Shelter wisata di Makam Sunan Nyamplungan dan Legon
Lele
3. Peningkatan kapasitas masyarakat pelaku wisata, dengan
program berupa:
a) Sadar wisata
b) PNPM Mandiri bidang pariwisata
c) Pelatihan keterampilan memasak/kuliner untuk masyarakat
Karimunjawa dan Kemujan
d) Pelatihan keterampilan tata kelola penginapan/homestay
e) Pelatihan dan sertifikasi pemandu wisata
f) Pelatihan dan sertifikasi selam untuk masyarakat
g) Pelatihan manajemen keuangan/enterpreunership
h) Pembentukan dan pelatihan SAR
i) Pelatihan pembuatan souvenir hasil pangan dari mangrove
23
Tabel 5. Rencana Aksi Ekowisata di Taman Nasional Karimunjawa
Total
No Strategi Permasalahan Program Volume Biaya
Anggaran
1 Pengembangan Terbatasnya sarana prasarana yang Pembangunan jalur track hutan - - -
daya tarik dan mendukung pelayanan wisata pada objek- hujan tropis dataran rendah
atraksi wisata objek wisata di TN Karimunjawa maupun di
sekitar kecamatan
Minimnya atraksi wisata darat dan budaya Revitalisasi desa adat model wisata - - -
Terbatasnya sarana pendukung objek wisata Shelter wisata di Makam Sunan 10 Unit - -
di Makam Sunan Nyamplungan dan Legon Nyamplungan dan Legon Lele
Lele
Total
No Strategi Permasalahan Program Volume Biaya
Anggaran
3 Peningkatan Minimnya pengetahuan masyarakat Sadar wisata 1 Kegiatan 50.000.000 50.000.000
kapasitas mengenai kesadaran wisata
masyarakat Terbatasnya sarana prasarana yang PNPM Mandiri bidang pariwisata 1 Kegiatan - -
pelaku wisata mendukung pelayanan wisata pada objek-
objek wisata di TN Karimunjawa maupun di
sekitar kecamatan
Minimnya variasi pusat jajanan dan pusat Pelatihan keterampilan 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
hiburan memasak/kuliner untuk masyarakat
Karimunjawa dan Kemujan
Minimnya pengetahuan masyarakat Pelatihan keterampilan tata kelola 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
mengenai tata kelola penginapan dan kurang penginapan/homestay
aktifnya organisasi paguyuban
penginapan/homwstay
Kurangnya nilai edukasi/pembelajaran Pelatihan dan sertifikasi pemandu 1 Kegiatan 75.000.000 75.000.000
tentang alam dan budaya bagi wisatawan wisata
Minimnya pengetahuan masyarakat Pelatihan dan sertifikasi selam 1 Kegiatan 85.000.000 85.000.000
25
25
5 PENUTUP
Rencana aksi merupakan turunan dari rencana pengelolaan yang
menjadi arahan pengelolaan Taman Nasional Karimunjawa. Dokumen
rencana aksi pengembangan ekowisata ini diharapkan dapat menjadi
dokumen awal yang menjadi acuan pengembangan secara teknis.
Proses penyusunan rencana aksi pengembangan ekowisata ini
merupakan kontribusi semua pihak yang bertujuan untuk dapat
menyediakan pedoman bagi pengelolaan wisata di Taman Nasional
Karimunjawa, sekaligus sebagai arahan bagi para pihak. Hadirnya
dokumen rencana aksi pengembangan ekowisata ini merupakan sebuah
tahapan awal saja dalam sebuah pengelolaan wisata berbasis
lingkungan. Ke depannya masih dibutuhkan kerjasama dari berbagai
pihak yang berkepentingan, terkait dengan tahapan perencanaan lebih
lanjut.
Segala kritik dan masukan yang membangun sangat diharapkan
guna perbaikan isi dokumen ini.
26
6 DAFTAR PUSTAKA
27