Anda di halaman 1dari 30

PENGAWASAN OPERASIONAL

PENAMBANGAN
Dibuat sebagai pedoman umum dalam pengawasan kegiatan operasional penambangan

Disusun oleh :

BJ Basuki
Oktober 2006
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala ilmu yang
diberikan, dan juga limpahan rahmatNya penulis dapat menyusun tulisan ini.

Tulisan ini disusun dengan tujuan terutama adalah sebagai catatan penulis sendiri dan juga
untuk berbagi pengalaman kepada siapapun yang tertarik untuk mengetahui dan atau
menggeluti bidang pertambangan. Tulisan ini berisi panduan umum tentang tata cara
pengawasan operasional penambangan khususnya di pertambangan batubara.

Tulisan ini disusun berdasarkan pengalaman penulis selama bekerja di perusahaan


pertambangan batubara PT. Berau Coal dari Agustus 1993 hingga April 2004 berlokasi di
Kabupaten Berau, Provinsi Kalimantan Timur, Indonesia. Banyak pengalaman yang penulis
dapatkan selama bekerja di pertambangan tersebut, dari berbagai masalah teknis yang harus
dihadapi dan dicari jalan keluar pemecahan masalahnya.

Tulisan ini yang hanya berisi beberapa halaman tentunya jauh dari kesempurnaan, yang
semata-mata karena kekurangan dan kelemahan dari penulis. Namun penulis berharap
tulisan ini dapat memberikan manfaat. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan
dari pembaca, khususnya para praktisi tambang.

Wassalam

BJ Basuki

Halaman 2 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR 2
I. PENDAHULUAN 5
II. PANDUAN PELAKSANAAN PENGAWASAN 6
A. DOKUMEN ANNUAL MINE PLAN 6
B. DOKUMEN AMDAL 6
C. KONTRAK KERJA 6
D. PERATURAN & SOP SAFETY , HEALTH & ENVIRONMENT 6
E. STANDARD OPERATING PROCEDURE PENAMBANGAN 6
III. PELAKSANAAN PENGAWASAN DI LAPANGAN 7
A. SAFETY , HEALTH & ENVIRONMENT 7
B. MINE PLAN & TARGET PRODUKSI 7
C. RENCANA PENGAWASAN 7
D. PELAKSANAAN PENGAWASAN 8
1. Land Clearing 8
2. Penanganan tanah humus 8
3. Posisi Alat 9
4. Kerapihan Front 9
5. Geometri Jalan 10
6. Perawatan Jalan Angkut 10
7. Geometri & Kestabilan Lereng 10
8. Drainage & Dewatering 11
9. Penimbunan Disposal 12
10. Peledakkan 13
11. Coal Cleaning & Coal Getting 13
12. Operasional Malam Hari 14
IV. KOORDINASI 16
A. PERTEMUAN ( MEETING ) RUTIN 16
B. INSTRUKSI TERTULIS 16
C. KOMUNIKASI DI LAPANGAN DENGAN KONTRAKTOR 16
D. KOMUNIKASI INTERNAL ANTAR SEKSI 17
V. LAPORAN DAN PENCATATAN 19
A. LAPORAN PERGANTIAN SHIFT 19
B. LAPORAN HARIAN 19
C. LAPORAN MINGGUAN 19
D. LAPORAN BULANAN 19
E. JARAK ANGKUT 20
F. PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN PRODUKSI BATUBARA 21
LAMPIRAN 23

Halaman 3 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN Halaman

A. DETAIL ISI ANNUAL MINE PLAN 23

B. CONTOH FORMAT NOTULEN MEETING BULANAN & MINGGUAN 25

C. CONTOH FORMAT DAILY MEETING / DAILY ACITIVITY PLAN – ACTUAL 26

D. CONTOH RAPID MEMO 27

E. KESEPAKATAN PENGUKURAN JARAK ANGKUT HARIAN 28

F. PERHITUNGAN JARAK ANGKUT RATA – RATA 29

Halaman 4 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

I. PENDAHULUAN

Kebutuhan batubara dunia sebagai sumber energi alternative selain minyak bumi
pada akhir – akhir ini semakin meningkat. Hal menjadi dorongan bagi negara - negara
penghasil batubara untuk meningkatkan produksinya. Di Indonesia khususnya, permintaan
pasar domestic maupun ekspor yang semakin meningkat, telah pula menyemangati para
pelaku bisnis batubara untuk meningkatkan produksi mau pun memulai usaha baru di bidang
pertambangan batubara. Seiring dengan ramainya bisnis tersebut, dalam kegiatan
penambangan, maka seyogyanya tidak dilupakan faktor – faktor yang dapat menghambat
usaha untuk memproduksi batubara yang salah satunya adalah perlunya fungsi Pengawasan
Operasional penambangan itu sendiri sebagai front line sistem.

Dewasa ini kegiatan penambangan , khususnya kegiatan untuk memperoleh batubara


( penggalian ) dikerjakan dengan menggunakan peralatan mekanis yang dilakukan oleh
perusahaan pemilik konsesi mau pun dikontrakkan kepada perusahaan kontraktor tambang.
Namun demikian , siapa pun pelaksana penambangan , pengawasan Operasional yang
terstruktur dan terorganisir dengan baik akan memberikan hasil yang optimum dalam rangka
pengelolaan sumber daya alam ( high recovery ).

Materi ini dibuat dengan maksud memberikan gambaran umum serta pembekalan
pengetahuan dan keterampilan kepada para pengawas tambang , tentang bagaimana suatu
sistem pengawasan operasional penambangan dibuat dan dilaksanakan.

Adapun tujuan pembuatan materi ini adalah agar seluruh rencana penambangan dan
target yang ditetapkan sebagai wujud dari strategi suatu perusahaan diharapkan akan
tercapai. Dilain pihak, sebagai rasa syukur kepada Yang memberi rahmat dan karunia sumber
daya alam serta tanggung jawab moral terhadap manusia , maka Pengawasan Operasional
Penambangan yang baik diharapkan akan memberi manfaat yang seluas – luasnya bagi
generasi saat ini mau pun generasi mendatang.

Halaman 5 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

II. PANDUAN PELAKSANAAN PENGAWASAN

Dalam melaksanakan operasional penambangan , mutlak diperlukan adanya acuan –


acuan pelaksanaan yang menjadi pedoman dalam menjalankan kegiatan penambangan.

Acuan – acuan tersebut antara lain sebagai berikut :

A. Dokumen Annual Mine Plan ( Rencana Tambang Tahunan )


Dokumen ini diterbitkan oleh bagian perencanaan ( Mine Plan Section ) , yakni berupa
dokumen rencana penambangan dalam satu tahun dengan basis bulanan, yang sekaligus
menjadi panduan utama seorang pengawas tambang dalam menjalankan operasional
penambangan.
Detail cakupan Annual Mine Plan dapat dilihat pada Lampiran A.

B. Dokumen AMDAL ( Analisis Mengenai Dampak Lingkungan ) yang terdiri dari :


1. Dokumen ANDAL ( Analisis Dampak Lingkungan )
2. Dokumen RKL ( Rencana Pengelolaan Lingkungan )
3. Dokumen RPL ( Rencana Pemantauan Lingkungan )

Dokumen ini merupakan dokumen yang harus diperhatikan pula , sehingga diharapkan
operasional tambang adalah sebuah kegiatan yang berwawasan lingkungan.

C. Kontrak Kerja
Apabila kita memberi pekerjaan kepada pihak lain, maka Kontrak Kerja merupakan acuan
yang harus diperhatikan. Pelajari kontrak kerja tersebut dengan sebaik – baiknya.

D. Peraturan dan Standard Operating Procedure Safety , Health & Environment


Dokumen in berupa : Company Policy, SOP SHE, Form Standard

E. Standard Operating Procedure Penambangan

Halaman 6 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

III. PELAKSANAAN PENGAWASAN DI LAPANGAN

A. SAFETY , HEALTH & ENVIRONMENT

1. Filosofi : setiap pengawas lapangan adalah “ Safety Officer “, yang bertanggung


jawab terhadap Keselamatan Kerja dan Lingkungan di daerah pengawasannya.
2. Janganlah menyerahkan pekerjaan pengawasan keselamatan sepenuhnya kepada
Departemen Safety & Environment. Tugas dari seorang pengawas adalah
memastikan semua manusia , peralatan dan lingkungan dalam kondisi aman.
3. Kecelakaan terjadi disebabkan oleh :
o 88 % akibat tindakan tidak aman dari manusia
o 10 % akibat kondisi tidak aman tempat kerja
o 2 % diluar kemampuan manusia.
Untuk mencegah kecelakaan , maka amatilah tindakan tidak aman dan kondisi tidak
aman di sekitar anda , kemudian lakukanlah pembenahan .
4. Pahami dan laksanakanlah peraturan – peraturan keselamatan kerja dan Standard
Operating Procedure ( SOP ).

B. MINE PLAN & TARGET PRODUKSI

1. Pahamilah rencana tambang tahunan yang tertuang dalam dokumen Annual Mine
Plan. Jika tidak mengerti atau ada masukan dari anda sebagai pengawas lapangan,
diskusikanlah hal tersebut dengan Mine Plan Engineer.
2. Penting untuk diingat adalah berapa target produksi dalam satu tahun, dalam bulan
berjalan, mingguan dan harian , baik volume pemindahan tanah ( overburden removal)
mau pun tonase batubara , serta Stripping Ratio.

C. RENCANA PENGAWASAN

1. Sebelum anda ke lapangan , perlu direncanakan dan disiapkan :


 hal – hal apa saja yang akan anda amati di lapangan,
 jalur jalan yang akan anda lalui ,
 kesiapan kendaraan ,
 Alat Pelindung Diri ( APD ),
 Alat komunikasi
 makanan & minuman,
 Alat penerangan ( jika bekerja di malam hari ).

2. Siapkan berkas – berkas yang mendukung pekerjaan anda :


 Peta Mine Design,
 laporan dari shift sebelumnya,
 form – form pelaporan,
 Notulen hasil meeting.

3. Tips 5 langkah pengawasan :


 Memutuskan : putuskan lokasi mana yang akan anda tuju
 Berhenti : berhentilah pada lokasi yang anda tuju, parkirlah mobil
pada daerah yang aman.
 Mengamati : amati objek yang anda lihat
 Menganalisa : analisa objek yang anda lihat
 Mengambil tindakan : lakukan tindakan perbaikan

Halaman 7 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

D. PELAKSANAAN PENGAWASAN

Berikut adalah hal – hal yang harus diawasi oleh seorang pengawas tambang.

1. Land Clearing
Telah diketahui bersama bahwa land clearing adalah kegiatan pembersihan lahan
yang akan ditambang terhadap pepohonan dan semak belukar. Namun demikian,
perlu diingat dan diperhatikan adalah : batas batas land clearing terhadap kepemilikan
lahan, jarak aman terhadap peralatan dan atau kegiatan manusia di sekitarnya.
Harus ada jarak aman antara batas pit terluar dengan batas daerah yang diclearing ,
yakni antara 20 - 25 meter. Hal ini untuk menghindari rebahnya pepohonan di pinggir
daerah operasi penambangan.

PIT BOUNDARY BATAS CLEARING

20 – 25 M

GAMBAR SKETSA PENENTUAN BATAS LAND CLEARING

2. Penanganan Tanah Humus ( Soil Handling )


Tanah yang subur adalah merupakan karunia dari yang Maha Kuasa sebagai tempat
tumbuhnya tanaman. Oleh karena itu, kita sebagai manusia wajib untuk
menyelamatkan tanah subur tersebut.
 Pada lapisan teratas suatu penampang tanah terdapat lapisan yang sangat subur .
Istilah yang digunakan untuk tanah subur ini antara lain: humus, top soil.
Ketebalan top soil ini bervariasi pada tiap lokasi , namun pada umumnya sangat
tipis yakni 10 – 30 cm. Ciri – ciri lapisan ini adalah coklat atau merah ke hitam –
hitaman, gembur, banyak mengandung akar – akar pepohonan, rerumputan.
Penanganan top soil ini adalah dengan cara mendorong lapisan tersebut perlahan
– lahan dengan sebuah bulldozer ukuran 60 – 80 ton ( Komatsu D 65, D 85, Cat
D6 ) untuk selanjutnya ditumpuk di suatu tempat. Setelah dirasa cukup, tanah
dapat dimuat dan diangkut ke waste dump pada tempat yang tersendiri , atau
ditebar sebagai lapisan teratas .

Halaman 8 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

 Di bawah top soil ini adalah lapisan sub soil atau tanah merah, yang kurang subur
namun masih layak untuk ditanami dengan perlakukan khusus ( pemupukan ,
netralisasi keasaman ). Ketebalan lapisan sob soil ini bervariasi pula antara 0.5 –
1.5 meter. Ciri – ciri lapisan ini adalah kuning kemerah – merahan, atau kuning
kecoklat – coklatan, relatif lebih liat , sudah jarang ditemui akar – akar pohon,
kecuali akar pohon besar.
Lapisan ini dapat langsung digali dengan excavator ( direct digging ) dan diangkut
ke waste dump area. Namun demikian pada saat penggalian harus dicermati agar
JANGAN SAMPAI TERCAMPUR DENGAN BATUAN DASAR yang akan
menghilangkan kesuburannya .
Dalam pelaksanaan kegiatan soil removal ini harus terjalin kerjasama yang baik
antara berbagai pihak: pengawas front loading, pengawas dumping point, operator
excavator, supir dump truck.
Usahakan penggalian soil hanya dilakukan pada gilir kerja siang saja ( day shift )
dan hindari penggalian pada malam hari ( night shift ).

SURFACE

10 – 30 CM TOP SOIL

0.5 – 1.5 M
SUB SOIL

BATUAN DASAR

GAMBAR SKETSA PENAMPANG UMUM LAPISAN TANAH

Jika top soil dan sub soil ini diletakkan pada areal waste dump tersendiri, maka areal
tersebut harus disurvey untuk mengetahui : koordinat batas – batas penimbunan,
volume timbunan, tanggal penimbunan.

3. Posisi alat
 Perhatikan posisi alat, apakah alat tersebut menggali pada daerah yang sesuai
dengan rencana ( Seam , Blok , Elevasi ) ?
 Apakah alat tersebut bekerja dengan aman ( terhindar dari potensi kelongsoran,
banjir, kegiatan peledakan dan lain – lain ) ?

4. Kerapihan Front
 Perhatikan kerapihan front ; baik front penggalian ( front loading ) di Pit , mau pun
front pembuangan ( front dumping ) di Waste Dump / Disposal area.
Front yang baik adalah : rata ( tidak berundulasi ), cukup padat , bersih dari
tumpukan spoil – spoil, tidak tergenang air.
Front yang tidak rapih akan menurunkan produkstivitas alat.
 Jika anda melihat front tidak rapih , segera instruksikan untuk merapihkannya.

Halaman 9 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

5. Geometri Jalan
Perhatikan dimensi jalan : lebar jalan, grade jalan, permukaan jalan, .
Lebar jalan ideal adalah 3,5 – 4 kali lebar alat angkut terbesar ( tidak termasuk
tanggul jalan dan parit ).
Grade jalan umumnya adalah 8 %.
Perhatikan pula “ super elevasi “ dan radius jalan pada daerah belokan , apakah
cukup aman bagi alat angkut atau tidak ?
Permukaan jalan yang berundulasi akan memperlambat laju kendaraan, yang
akhirnya menurunkan produkstivitas alat.

6. Perawatan Jalan Angkut


Demi kelancaran lalu lintas pengangkutan , maka jalan angkut wajib dipelihara.
Pemeliharaan jalan ini meliputi :
- Penimbunan , perataan permukaan jalan yang berlubang atau cekung.
Untuk kegiatan ini akan diperlukan alat berat antara lain : excavator untuk memuat
material, dump truck untuk mengangkut material, bulldozer untuk meratakan
material, motor grader dan compactor untuk finishing permukaan jalan.

- Penyiraman rutin untuk mencegah debu .


Kegiatan penyiraman jalan untuk mencegah debu beterbangan di udara , akan
bermanfaat selain untuk mencegah penyakit pernafasan , juga untuk mencegah
terjadinya kecelakaan akibat terbatasnya atau tertutupnya pandangan.
Namun perlu diperhatikan pula bahwa penyiraman tidak boleh berlebihan sehingga
menyebabkan jalan menjadi licin. Penyiraman jalan yang baik adalah aliran air
yang keluar dalam bentuk spray ( dalam hal ini diperlukan pompa kecil ) dan
bukan dalam bentuk kucuran air yang mengalir deras..

BENAR SALAH
Water truck dengan Spray Water Truck dengan air mengucur.

- Perbaikan dan perapihan tanggul – tanggul pengaman dan parit .


Tanggul pengaman perlu dirawat agar fungsinya selalu terjaga. Selain itu
biasanya spoil – spoil hasil perapihan jalan akan menumpuk di pinggir tanggul
akan mengakibatkan jalan menjadi sempit. Bila hal ini terjadi , maka material spoil
tersebut harus dipindahkan dengan cara diangkut.
Perawatan parit perlu dilakukan agar aliran air tetap lancar.

7. Geometri & Kestabilan Lereng


Lereng merupakan faktor penting yang mutlak mendapat perhatian sehubungan
dengan tuntutan keselamatan kerja tambang dan optimasi disain pit mau pun waste
dump / disposal.

Pelajari dengan seksama ketentuan – ketentuan geometri lereng yang tertuang dalam
mine design antara lain : tinggi jenjang , lebar bench, kemiringan lereng, baik sebagai

Halaman 10 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

lereng tunggal ( single / individual slope ) mau pun lereng keseluruhan ( overall /
ultimate pit slope ).

Berdasarkan gambar potongan dari aktual progress, periksalah apakah semua


dimensi sudah sesuai dengan design. Jika tidak sesuai , lakukanlah perbaikan dengan
sebelumnya dibicarakan dengan pihak – pihak terkait ( survey, mine plan, kontraktor,
safety officer ).

Pemeriksaan visual juga dilakukan terhadap dinding – dinding lereng yaitu antara lain
adanya keretakan dinding , tanah yang tererosi , batuan menggantung , resapan air
dan potensi kelongsoran lainnya.

H
H = Tinggi lereng Individu
W A W = Lebar jenjang
A = Sudut lereng individu
U = Lereng keseluruhan

U
A

GAMBAR SKETSA PENAMPANG LERENG

Akan lebih baik bila seorang pengawas memahami serta melaksanakan ketentuan
dimensi lereng tambang berdasarkan hasil dari kajian geoteknik yang sudah dibuat
studi sebelumnya. Pada kondisi batuan di Kalimantan yang dijumpai pada umumnya
yaitu terdiri dari batuan lempung dan batu pasir, dimensi lereng sebagaimana gambar
di atas umumnya adalah :

H = 10 meter
W = 3.5 – 4 meter
A = 60 – 65 derajat
U = 40 – 45 derajat

8. Drainage & Dewatering


Drainage adalah mekanisme penanganan air permukaan yang akan masuk ke dalam
pit. Akan lebih baik mencegah air masuk ke dalam pit daripada memompa air keluar
pit. Namun demikian masuknya air ke dalam pit tidak dapat dielakkan100%.

Kegiatan paling penting dari pengaturan drainase ini adalah pembuatan parit pengelak
( PERIMETER DITCH ) di sekeliling batas terluar dari pit . Buatlah perimeter ditch
sesuai disain dan layout yang tercantum pada annual mine plan. Jika hal ini tidak
tercantum dalam mine design, segera tanyakan kepada mine plan engineer.

Halaman 11 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

Selama melakukan pengawasan di lapangan, jangan segan segan untuk berjalan kaki
menelusuri daerah – daerah yang berpotensi masuknya air ke dalam pit boundary.

Dewatering adalah proses pengeringan pit terhadap air yang telah berada di dalam pit,
yakni dengan melakukan pemompaan. Hal penting yang perlu dicermati adalah lokasi
sump atau sumuran tempat seluruh air akan terkumpul untuk kemudian dipompa
keluar pit. Sump harus dibuat pada daerah terrendah dari lantai pit, dan selama
operasional penambangan , upayakan kemiringan lantai pit selalu mengarah ke lokasi
sump, sehingga air tidak tergenang dimana mana.

9. Penimbunan Waste Dump / Disposal


Jangan sekali – kali menyepelekan metoda penimbunan waste dump , karena waste
dump yang tidak terbentuk dengan baik akan menjadi masalah dikemudian hari,
terutama potensi terjadinya longsoran.

JANGANLAH SEKALI – SEKALI menimbun waste dump langsung dari atas dengan
ketinggian lebih dari 3 meter, apalagi daerah yang ditimbun berupa lembah atau
rawa – rawa, serta material yang ditimbun adalah material lunak atau lepas.

Bentuklah waste dump sesuai disain yang tertuang pada mine design SELAPIS DEMI
SELAPIS dengan ketinggian tumpukan maksimum TIGA meter setiap lapisnya dan
langsung dispreading dengan bulldozer. Jangan menunggu tumpukan telah banyak
baru dispreading, karena hanya akan menciptakan masalah baru.
Mintalah bantuan tim survey untuk mengukur batas – batas penimbunan dan tandai
dengan pita – pita survey ( batas terluar mau pun batas ketinggian / elevasi )

INGAT !!! selalulah tinggalkan suatu TANGGUL PENGAMAN di ujung dumping point
untuk mencegah dump truck terperosok atau bahkan terguling. Tinggi tanggul tersebut
adalah ¾ dari tinggi roda dump truck.

Tanpa tanggul BERBAHAYA

Tinggi > 3 mtr, berbahaya

Tanggul ¾ tinggi roda

CARA MENIMBUN YANG SALAH CARA MENIMBUN YANG BENAR

Halaman 12 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

10. Peledakkan
Kegiatan peledakan di tambang batubara umumnya difokuskan untuk pemberaian
( breaking & loosening ) tanah penutup atau overburden.
Secara garis besar, rangkaian kegiatan peledakan adalah sebagai berikut :
- Pemboran lubang ledak,
Pekerjaan ini dapat dilakukan oleh pemilik KP , oleh subkontraktor tambang atau
oleh subkontraktor khusus pemboran lubang ledak.
Pada kegiatan pemboran ini, peran seorang pengawas tambang yaitu :
 Memastikan bahwa areal yang akan dibor telah sesuai dengan rencana .
 Memastikan bahwa areal yang akan dibor telah dilokalisir dengan diberi batas
– batas agar tidak dilalui oleh alat atau orang yang tidak berkepentingan.
 Memastikan lahan yang akan dibor telah dipersiapkan dengan sebaik –
baiknya , sehingga aktivitas pemboran berjalan lancar.

- Pengisian lubang ledak


Hanya Perusahaan tertentu yang diberi ijin untuk membeli, menyimpan ,
mencampur dan melakukan peledakkan.
Pada kegiatan ini, peran seorang pengawas adalah memastikan pengamanan
areal dan bahan peledak dari alat dan orang yang tidak berkepentingan.

- Peledakkan
Pada kegiatan ini , seorang pengawas tambang mutlak berkewajiban mengontrol
terlaksananya kegiatan peledakan yang aman sesuai dengan Standard Operating
Prosedur.

Selanjutnya , tentang kegiatan peledakan dan pekerjaan lain yang berkaitan , harus
dituangkan dalam Standard Operation Procedure tersendiri .

11. Coal Cleaning & Coal Getting


Kebersihan batubara yang akan ditambang mutlak menjadi perhatian seorang
pengawas tambang, karena hasil akhir dari rangkaian penambangan adalah batubara
itu sendiri. Batubara yang bersih adalah batubara yang bebas dari pengotor , antara
lain : bagian – bagian dari pepohonan ( akar, ranting, daun ), sisa – sisa tanah atau
batuan penutup, serta bebas dari kontaminan terutama logam dan plastik .

Sebelum batubara ditambang, batubara yang telah terekspos ( COAL EXPOSED )


harus melalui proses yang dinamakan COAL CLEANING, yakni pembersihan
permukaan batubara dari kotoran – kotoran terutama sisa – sisa tanah atau batuan
penutup. Kegiatan dilakukan menggunakan excavator dengan bucket yang dilengkapi
CUTTING EDGE ( bukan teeth ) pada ujungnya.
Pada kegiatan ini pastikan bahwa :
 Ujung Cutting edge melingkupi seluruh permukaan bucket ( rata dan tidak ada
yang terbelah atau gumpil ).
 Operator excavetor coal cleaning harus mempunyai pandangan yang jelas
terhadap permukaan batubara yang akan dibersihkan.
 Harus dipastikan permukaan batubara yang sudah bersih tidak terkotori lagi .
Gerakan excavator pembersih diatur sedemikian rupa untuk tidak menginjak
batubara bersih ( umumnya bergerak mundur ) .
 Antara batubara yang sudah dibersihkan dengan daerah sekitarnya harus diberi
tanda pembatas.

Halaman 13 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

Pemeriksaan sebelum penambangan batubara ( COAL GETTING ) secara teliti dan


konsisten harus dilaksanakan, baik terhadap lokasi yang akan ditambang ( digali
batubaranya ) , mau pun terhadap peralatan yang akan digunakan.

Terhadap lokasi , hal yang harus diperhatikan antara lain :


 Sisa – sisa tanah atau batuan penutup yang masih tertinggal di permukaan
batubara. Jangan segan – segan untuk mengambil ( secara manual ) bongkah –
bongkah tanah atau batuan walau satu atau dua bongkah. Tunjukkan bongkah
tersebut pada pengawas batubara ( coal foreman / coal checker ), sebagai
peringatan bahwa proses coal cleaning belum bersih benar.
 Perhatikan arah kemiringan lapisan , dalam hal ini kaitannya dengan arah aliran air
harus diupayakan tidak ada aliran air yang masuk areal batubara bersih yang
berpotensi membawa lumpur. Bila perlu buat parit kecil di sekeliling areal batubara
bersih.
 Pada saat penggalian batubara yang miring, usahakan ada sisa ketinggian
lapisan batubara dengan batuan sekitarnya sekitar 30 hingga 50 centimeter.
Jangan menggali batubara hingga ketinggian lantai lapisan batubara sama
tingginya dengan tinggi daerah sekitarnya. Hal ini untuk mencegah lapisan
batubara terkotori oleh material sekitarnya atau terinjak oleh kendaraan atau alat
berat.

Lantai batubara Lantai batubara


lebih tinggi dari sama tinggi dengan
lantai OB lantai OB

OB
OB OB
OB

Benar Salah

12. Operasional Malam Hari


Operasional pada malam hari mempunyai tingkat resiko yang lebih tinggi, mengingat
keterbatasan pandangan pada daerah sekitar kita. Oleh karena itu faktor keselamatan
kerja adalah di atas segala – galanya.
Agar operasional penambangan dapat tetap berjalan, maka sistem penerangan yang
memadai mutlak diperlukan, yakni dengan menyediakan lampu – lampu penerangan
yang mencukupi.

Selain lampu penerangan tambang, perlengkapan keselamatan kerja lainnya akan


sangat diperlukan terutama pemakaian bahan – bahan yang dapat memantulkan

Halaman 14 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

cahaya ( reflektif ), misalnya : rambu lalu lintas , helmet, reflective vest atau rompi
pantul cahaya . Bagi alat berat atau pun kendaraan ringan harus dilengkapi dengan
lampu rotari .

Sebagai seorang pengawas tambang, pastikan bahwa di areal tambang telah tersedia
lampu penerangan ( tower lamp ) yang cukup menerangi front – front penggalian atau
penimbunan, atau dipersimpangan jalan angkut.

Khusus penambangan batubara ( coal getting ) pada malam hari harus dipastikan
tersedianya lampu penerangan khusus di front penggalian batubara. Hal ini berkaitan
dengan kontrol kualitas batubara. Jangan segan – segan untuk menghentikan
kegiatan coal getting saat itu juga jika tidak tersedia lampu penerangan yang cukup.

Halaman 15 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

IV. KOORDINASI

Betapa pun baiknya perencanaan yang dibuat, betapa pun baiknya alat berat yang
digunakan, semuanya menjadi tidak berguna untuk mencapai target yang ditetapkan tanpa
adanya KOORDINASI. Dalam mengelola kegiatan penambangan tidaklah dibutuhkan
seorang SUPERMAN, melainkan sangat diperlukan pembentukan sebuah SUPER TEAM ,
yang hanya akan terwujud dalam sebuah koordinasi yang baik.

A. PERTEMUAN ( MEETING ) RUTIN

Pokok bahasan dalam suatu meeting adalah melakukan EVALUASI terhadap


PELAKSAAN rencana terdahulu dan membuat RENCANA kegiatan selanjutnya. Pihak
yang terkait adalah pihak PEMBERI KERJA dengan pihak PENERIMA KERJA. Setiap
meeting harus dibuatkan NOTULEN MEETING atau MINUTES OF MEETING yang
ditanda tangani oleh kedua belah pihak.

Meeting terbagi atas :


1. Meeting Bulanan
2. Meeting Mingguan
3. Meeting Harian

Meeting Bulanan dan Mingguan dilaksanakan secara berkala , yang waktunya ditentukan
sesuai kesepakatan pihak – pihak yang terkait. Materi yang dibahas adalah merupakan
rincian dari Annual Mine Plan. Sedangkan Meeting harian dapat dilaksanakan di lapangan
atau pun di kantor, difokuskan pada rencana pada hari berjalan untuk dilaksanakan pada
hari tersebut hingga keesokan harinya.
Contoh format notulen meeting Bulanan & Mingguan dapat dilihat pada LAMPIRAN B.
Sedangkan contoh format meeting harian atau disebut juga Daily Activity Plan dapat
dilihat pada LAMPIRAN C.

B. INSTRUKSI TERTULIS

Suatu kegiatan tidak akan terlaksana dengan tepat sasaran, jika informasi tentang
kegiatan tersebut disampaikan secara lisan. Hal ini dapat menimbulkan persepsi atau
pengertian yang berbeda pada setiap orang yang menerima informasi. Disisi lain informasi
yang disampaikan secara lisan tidak dapat dipertanggung jawabkan.

Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka INSTRUKSI atau INFORMASI harus
disampaikan secara TERTULIS. Terlebih lagi jika instruksi ini akan disampaikan kepada
pihak eksternal , misalnya Kontraktor.

Instruksi tertulis dapat dibuat dalam bentuk : SURAT , untuk instruksi yang bersifat
mendasar , dan instruksi model RAPID MEMO untuk instruksi operasional . Contoh
RAPID MEMO dapat dilihat pada LAMPIRAN D

C. KOMUNIKASI DI LAPANGAN DENGAN KONTRAKTOR

Dapat dipastikan seorang pengawas lapangan dalam melaksanakan tugas


pengawasannya akan selalu berkomunikasi dengan pihak lain khususnya konraktor .
Dalam hal ini pengawas produksi akan berhubungan dengan pengawas produksi dari
kontraktor.

Halaman 16 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

Sebagaimana telah disebutkan pada Bab III .C.3 tentang tips 5 langkah pengawasan, jika
seorang pengawas lapangan menemukan adanya hal yang harus diperbaiki , maka ia
akan menghubungi pengawas produksi dari kontraktor.

Beberapa cara untuk menyampaikan atau memberi instruksi kepada kontraktor adalah
melalui radio komunikasi, telepon, tertulis atau lisan.
Namun demikian , untuk menyelesaikan suatu masalah di lapangan, yang paling efektif
adalah BERTEMU LANGSUNG di lokasi yang dimaksud. Radio komunikasi atau telepon
hanya dipakai untuk menyepakati waktu dan tempat pertemuan di lapangan.

Pembicaraan melalui radio komunikasi atau telepon hanya efektif untuk menyampaikan
masalah yang sederhana , pesan singkat, atau hal yang memang sudah disepakati
bersama sebelumnya ( hanya untuk mengingatkan atau menanyakan progres pekerjaan ).

Untuk masalah yang memerlukan diskusi lebih lanjut, pembicaraan melalui radio
komunikasi menjadi tidak efektif, bahkan dapat mengakibatkan hasil yang sama sekali
berbeda dengan yang dimaksud oleh pemberi instruksi akibat ketidaksamaan persepsi,
atau bahkan lebih buruk lagi adalah terjadinya kecelakaan.
Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka jika anda menemukan hal yang harus
ditangani pada suatu lokasi, maka PANGGILAH pengawas kontraktor melalui radio atau
telepon untuk datang ke lokasi yang anda maksud, kemudian bicarakanlah hal – hal yang
harus dilakukan.

Dalam mengawasi penambangan, mungkin saja suatu saat kita menemukan kasus yakni
kita melihat hal yang harus segera ditangani, namun pengawas lapangan dari kontraktor
tidak ada di lokasi dalam waktu singkat, maka kita perlu mengambil tindakan dengan
memberi intrsuksi kepada operator alat berat yang berada di dekat kita ( tentunya dengan
persetujuan pengawas kontraktor atau langsung jika keadaan darurat ).
Agar hasil kerja sesuai kehendak , maka lakukan cara berikut :

1. Parkir kendaraan anda dengan aman.


2. Berdirilah pada lokasi yang aman, yang dapat terlihat oleh operator
3. Lambaikan tangan anda kepada operator untuk berhenti bekerja, biasanya dengan
menyilangkan kedua tangan ( kiri dan kanan ) di atas kepala.
4. Setelah alat berhenti, panggilah operator untuk turun dari alat berat. JANGAN
SEKALI - KALI anda memberi instruksi kepada operator dengan cara anda NAIK KE
ALAT BERAT.
5. Setelah operator turun , berikan instruksi atau arahan kepada operator sesuai rencana
anda.

D. KOMUNIKASI INTERNAL ANTAR SEKSI

Dalam menjalankan operasional penambangan khususnya yang berhubungan dengan


mine design atau pembentukan pit , maka secara internal seorang pengawas produksi
akan selalu berhubungan dengan mitra kerjanya yaitu seksi Mine Planning dan Survey .
Untuk itu kerjasama yang baik diantara ke tiga seksi tersebut sangat diperlukan. Jalinan
koordinasi ini adalah dalam rangka saling mengontrol pekerjaan atau produk dari tiap –
tiap seksi.

Halaman 17 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

MINE PLANNING

MINE PROD. MINE SURVEY

Disisi lain, dalam hal yang berhubungan dengan Kualitas ( Quality ) , Kuantitas
( Quantity ) dan jadual produksi ( Time Delivery ) atau disebut QQT , maka seorang
pengawas produksi akan selalu berhubungan dengan seksi : PDC ( Production Delivery
Control ) dan CPP ( Coal Processing Plant ).

PDC

MINE PROD. CPP

Halaman 18 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

V. PENCATATAN & LAPORAN

Produk dari seorang pengawas tambang selain produk dalam bentuk fisik yaitu jumlah
batubara dan overburden , juga catatan dan laporan kegiatan.

Catatan dan laporan tersebut antara lain terdiri dari :


A. Laporan pergantian gilir kerja ( shift changes )
B. Laporan harian
C. Laporan mingguan
D. Laporan bulanan
E. Catatan jarak angkut
F. Catatan berat batubara
G. Catatan – catatan lainnya.

Penting untuk diperhatikan dalam hal pencatatan dan pelaporan adalah tentang
KEDISIPLINAN dalam TERTIB ADMINISTRASI terutama SISTEM FILING atau
PENGARSIPAN . Sebab catatan catatan tersebut merupakan BUKTI SEJARAH dalam suatu
operasional penambangan.

Siapkanlah terlebih dahulu folder tempat penyimpanan arsip untuk tiap – tiap subjek dan
waktu . Misalnya laporan harian produksi tahun 2005.

A. LAPORAN PERGANTIAN SHIFT

Laporan pergantian shift diperlukan agar terjadi kesinambungan rencana dan realisasi
kerja antar gilir kerja. Laporan ini biasanya bisa sekaligus tertuang dalam Notulen meeting
harian atau Daily Acticity Plan antara pengawas pemilik KP dan pengawas kontraktor,
sebagaimana tertuang pada Bab IV point A.

B. LAPORAN HARIAN

Laporan harian produksi yang dibuat pada pagi hari, merupakan laporan yang berisi hasil
produksi dan data – data lain pada operasional hari sebelumnya.

C. LAPORAN MINGGUAN

Laporan mingguan lebih difokuskan kepada data – data yang berisi evaluasi produksi
yakni plan vs actual. Hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi pencapaian target minggu
lalu dan merencana ulang target produksi minggu depannya.

D. LAPORAN BULANAN

Laporan Bulanan dibuat oleh Manager dibantu dengan stafnya. Laporan ini mencakup hal
– hal antara lain :

- Safety , Health & Environment


- Produksi ( Plan & Actual )
- Prosesing
- Shipment
- Produktivitas
- Tenaga Kerja

Halaman 19 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

- Cost
- Subjek lainnya.

E. JARAK ANGKUT

Jarak angkut merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang pengawas tambang
dalam hal yang berhubungan dengan produkstivitas alat dan juga komitmen terhadap
kontrak kerja.

Jarak angkut yang melebihi rencana akan berakibat produkstivitas alat menurun, dan
konsekuensi berikutnya adalah tambahan biaya angkut ( cost ).
Pelajari dengan seksama skenario pengangkutan baik overburden mau pun batubara
yang tertuang dalam Mine plan dan kontrak kerja.

Kesepakatan jarak angkut pada suatu kontrak kerja dapat berbentuk:


1. Jarak angkut maksimum
2. Jarak angkut rata – rata maksimum

Dalam kasus kesepakatan dinyatakan dalam bentuk jarak angkut maksimum ( misalnya
maksimum 1000 m ) , maka jika terjadi jarak angkut lebih dari 1000 m , akan terkena
penyesuaian ( adjustment ) berupa tambahan biaya pengangkutan.
Namun jika kesepakatan dinyatakan dalam jarak angkut rata – rata maksimum , kita akan
lebih mudah mengatur jarak , dalam arti ada jarak angkut yang melebihi ketentuan dan
ada juga yang kurang dari ketentuan . Biasanya Jarak angkut rata – rata maksimum akan
diakumulasi dalam periode bulanan dan tahunan.

Sedangkan basis pengukuran yang dipakai antara lain :


1. Center to Center
2. Mouth to mouth
3. Front to front ( Actual basis )

CENTER TO CENTER adalah metoda pengukuran yang diterapkan dalam suatu kontrak
kerja jika rencana tambang jangka panjang ( seumur kontrak ) telah dapat ditetapkan, baik
pusat kegiatan baik PIT maupun Waste Dump serta tempat penyetokan batubara .

WASTE PIT CPP

DUMP

MOUTH TO MOUTH adalah jarak dari mulut PIT ke Waste dump dan ke CPP

WASTE PIT CPP

DUMP

Sedangkan FRONT TO FRONT adalah jarak angkut yang diukur dari titik – titik
penggalian ( front loading ) ke titik dumping ( Dumping point ). Jarak ini akan berubah
setiap hari. Oleh karena itu jarak angkut harus diukur secara seksama oleh pihak pemilik

Halaman 20 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

konsesi dan kontraktor. Hasil pengukuran setiap hari harus dituangkan dalam berita acara
atau catatan harian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Nantinya catatan harian
ini akan menjadi dasar perhitungan kumulatif bulanan atau tahunan, atau seumur kontrak
kerja. Contoh catatan dan perhitungan jarak angkut aktual dapat dilihat pada LAMPIRAN
E dan LAMPIRAN F.

DUMPING POINT 1 LOADING POINT 1


Jarak A

Jarak B LOADING POINT 2


DUMPING POINT 2

F. PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN PRODUKSI BATUBARA


Produksi batubara dinyatakan dalam satuan Ton atau Metric Ton ( MT ).

Pengukuran dengan Menggunakan Jembatan Timbang

Tonase ini diukur berdasrakan berat muatan yang ditimbang dengan menggunakan
Jembatan Timbang ( Truck Scale atau Weight Bridge ).
Mekanismenya yaitu pertama menimbang truk beserta muatannya yang disebut Berat
Kotor ( Gross Weight ) . Setelah itu truk pengangkut menumpahkan muatannya di crusher
atau di ROM area, dan kembali ke jembatan timbang untuk ditimbang berat truk kosong
( berat Tara ). Berat muatannya ( Berat Netto ) dihitung dengan cara mengurangi berat
kotor dengan berat taranya.
Untuk validasi hasil penimbangan, maka jembatan timbang harus ditera atau dikalibrasi
oleh Dinas Metrologi ( Depatemen Perdagangan ), secara berkala ( 6 bulan atau satu
tahun tergantung masa berlaku yang ditetapkan Dinas Metrologi tersebut ).

Apabila jembatan timbang mengalami kerusakan, maka berat netto muatan batubara
diambil rata – rata data timbangan selama ini berjalan.
Perlu diperhatikan bahwa demi konsistensi muatan yang sesuai dengan berat yang telah
diambil data rata – ratanya tersebut, maka bentuk muatan di dalam bak truk harus selalu
dikontrol jangan sampai kurang dari biasanya saat jembatan timbang beroperasi.

Pengukuran apabila tidak ada Jembatan Timbang.


Apabila tidak atau belum memiliki Jembatan Timbang, maka berat batubara ditentukan
dengan cara memakai ukuran dari bak truk pengangkut batubara. Ukurlah dimensi dari
bak truk sehingga diperoleh volume bak. Selanjutnya kapasitas bak truk dihitung dengan
mengalikan volume bak tersebut dengan Bulk Density dari batubara.

Halaman 21 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

Cara lain adalah dengan cara melakukan pengukuran ( survey ) terhadap daerah
batubara yang digali di lokasi tambang ( insitu ). Setelah batubara selesai dibersihkan
(cleaning ) , maka sebelum mulai ditambang , permukaan “ Roof “ harus disurvey dahulu.
Selanjutnya batubara bisa ditambang. Setelah selesai panambangan , maka permukaan “
floor “ batubara di survey kembali , dan dihitung volume galiannya. Selanjutnya berat
batubara yang ditambang dapat diketahui dengan mengalikan volume galian dengan
Relative Density dari batubara.

Halaman 22 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

LAMPIRAN A
DETAIL ISI ANNUAL MINE PLAN

ITEMS DETAIL ITEMS DESCRIPTION


Production Scenario 1 Annual Production Plan Target produksi satu tahun berbasis
bulanan.

Design 1 Land Clearing Boundary Batas - batas lahan yang harus


diclearing.
2 Pit Design Layout Pit
3 Waste Dump Design Layout & geometri Disposal
4 In Pit Road Design Jalan- jalan dalam tambang, ramp.
5 Detail Benches ( Geometry ) Detail Geometri lereng
6 Initial Box Cut Adalah lubang galian pertama yang
akan ditimbun kembali ( back fill ).
7 Sump Location & Dimension Adalah kolam tempat dilakukannya
pemompaan air tambang.

Volume 1 Coal Mineable Reserve Tonase cadangan batubara


2 Volume of OB Removal Plan Volume OB yang harus dipindahkan
3 Tonnage of Coal Getting Plan Tonase batubara yang harus diproduksi
4 Plan of Stripping Ratio SR setahun
5 OB Ripping Percentage volume Persen volume OB yang bisa diripping
6 OB Blasting Percentage Volume Persentase OB yang harus diledakkan

Mining Parameters 1 Dip of Coal Seam Kemiringan lapisan batubara


2 Working Floor Lebar lantai pit ( berapa meter )
3 Minimum Coal Mineable Thickness Ketebalan minimum lapisan batu-
bara yang wajib digali kontraktor.
4 Recoverable Seams Nama - nama lapisan yang wajib
digali kontraktor.
5 Overburden Specific Gravity Berat Jenis tanah penutup
6 Coal Specific Gravity Berat Jenis batubara
7 Weathered zone of the coal seams Ketebalan lapisan batubara yang
lapuk ( harus dibuang ).
8 Minimum Coal Getting Thickness Kriteria ketebalan lapisan batubara
yang wajib digali.
9 Mining Loss of Roof seam Ketebalan bagian atas batubara
yang mungkin tidak akan tergali
10 Mining Loss of Floor seam Ketebalan bagian bawah batubara
yang mungkin tidak akan tergali
11 Partings to be removed Ketebalan parting di dalam lapisan
batubara yang harus dibuang.
12 Interburden width Lebar interburden antar lapisan

Mining squence 1 Annual Plan in Monthly Basis Squence penggalian dalam satu
tahun berbasis bulanan.
2 Mine Direction Arah penambangan dari mana ke mana

Drainage System 1 Rainfall Data curah hujan tahunan ( dlm 10 tahun )


2 Hydrology Study Kajian air permukaan ( run off )
3 Hydrogeology Study Kajian air bawah tanah
4 Catchment Area Perhitungan daerah tangkapan hujan.
5 Perimeter Ditch Lay out Layout parit - parit di sekeliling pit

Halaman 23 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

6 Perimeter Ditch Design Disain parit ( dimensi )

Heavy Equipment Plan 1 Type Jenis dan jumlah alat alat berat yang
2 Number dipakai untuk perencanaan tambang.

3 Forecast Capacity Perhitungan kapasitas alat yang di-


pakai untuk perencanaan tambang
( hari & jam kerja efektif, produktivitas
tiap alat, avalilability alat )

Geotechnical 1 Material Test Uji lab. terhadap material di tambang.


2 Recommendation Rekomendasi geometri lereng.

Settling Pond 1 Number Disesuaikan dengan dokumen AMDAL


2 Design
3 Location

Coal Quality Forecast 1 Proximate, TM, TS, CV, AFT,HGI, Perhitungan Quality Forecast

SoftWare Mine Plan 2 Minescape, 12D, etc Software yang dipakai oleh company
untuk membuat perencanaan tambang.

Halaman 24 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

LAMPIRAN B
CONTOH FORMAT NOTULEN MEETING BULANAN & MINGGUAN

MINUTES OF MEETING PT. X – PT. Y


BULAN / MINGGU :

Tanggal : PT. X : peserta


Jam : PT. Y : peserta
Tempat : Topik :

MATERI PIC DUE


DATE

1. Safety Bulan / Minggu lalu


LTI : zero
Property Damage : zero

2. Produksi Tambang Bulan / Minggu lalu

Plan Actual % Achievement


OB ( BCM )
Coal ( MT )
S/R

3. Pengapalan Bulan / Minggu Lalu

4. Kondisi Alat Berat Utama

Excavator
Bulldozer
Motor grader
Dll
5. Rencana Bulan Depan / Minggu depan

O/B = ........................BCM
Coal = ........................MT
Shipment = ........................MT

6. Lain - lain

PT. X PT. Y

Nama & tandatangan Nama & Tanda tangan

Halaman 25 dari 30
LAMPIRAN C
CONTOH FORMAT DAILY MEETING / DAILY ACITIVITY PLAN - ACTUAL

DAILY ACTIVITY PLAN – ACTUAL


Day / Date :.................................. Weather Clear : Jam.......- .......... Contractor : PT. X
Shift : .....I...../.....II.............. Rain : Jam.......-........... Prepared by : .............................

PLAN Distance Approved ACTUAL


No Loading Unit Activities Location ( meter ) Remarks
unit No. OB Coal Others Seam / Elevasi Dumping Yes No PROBLEM
Block Point

1 PC 1250 01 V A / 20 -10 to -15 B2 1100 Soil dipisahkan V

2 PC 1250 02 V B / 25 +20 to+15 B1 750 Expose seam B V

3 PC 200 01 V A / 15 - 10 - Cleaning V

4 PC 400 01 V B / 15 + 20 ROM 1 5250 Hati2 ada parting V

CHECKING EQUIPMENT STATUS


Sketsa : Status
No. UNIT B/D Stb Remarks

PT. X PT. Z

( ..............................) ( ..............................)
LAMPIRAN D
CONTOH RAPID MEMO ( CARBONIZED PAPER 2 – 3 RANGKAP )

PT. XYZ
RAPID MEMO

Tanggal :

KEPADA : nama PERUSAHAAN : JABATAN :


DARI : nama PERUSAHAAN : JABATAN :
PERIHAL :

MEMO :

Nama : Tanda tangan :

TANGGAPAN :

Nama : Tanda tangan :


Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

LAMPIRAN E
KESEPAKATAN PENGUKURAN JARAK ANGKUT HARIAN

PENGUKURAN JARAK ANGKUT HARIAN

KONTRAKTOR :
Hari : Tanggal: Shift ke : 1 / 2
EXCAVATO FRONT DUMPING VOLUME / JARAK ( mtr )
R LOADING POINT TONNAGE

PT. X PT. Z

Nama Nama

Paraf Paraf

Catatan :

Volume overburden atau tonase batubara dapat ditentukan setelah laporan produksi dari tiap – tiap
material diketahui.
Spasi jarak adalah berdasarkan kesepakatan bersama , misalnya kelipatan 50 meter atau 100
meter.

Halaman 28 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

LAMPIRAN F
PERHITUNGAN JARAK ANGKUT RATA – RATA (FRONT TO FRONT ACTUAL BASIS)

Halaman 29 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006

Tabel di atas adalah contoh rekapiltulasi data – data jarak angkut harian . Dokumen tersebut perlu
dibuat sebagai dokumen lampiran pada Berita Acara Penagihan Kemajuan Pekerjaan
Penambangan ( Invoice ).

Halaman 30 dari 30

Anda mungkin juga menyukai