PENAMBANGAN
Dibuat sebagai pedoman umum dalam pengawasan kegiatan operasional penambangan
Disusun oleh :
BJ Basuki
Oktober 2006
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala ilmu yang
diberikan, dan juga limpahan rahmatNya penulis dapat menyusun tulisan ini.
Tulisan ini disusun dengan tujuan terutama adalah sebagai catatan penulis sendiri dan juga
untuk berbagi pengalaman kepada siapapun yang tertarik untuk mengetahui dan atau
menggeluti bidang pertambangan. Tulisan ini berisi panduan umum tentang tata cara
pengawasan operasional penambangan khususnya di pertambangan batubara.
Tulisan ini yang hanya berisi beberapa halaman tentunya jauh dari kesempurnaan, yang
semata-mata karena kekurangan dan kelemahan dari penulis. Namun penulis berharap
tulisan ini dapat memberikan manfaat. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan masukan
dari pembaca, khususnya para praktisi tambang.
Wassalam
BJ Basuki
Halaman 2 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR 2
I. PENDAHULUAN 5
II. PANDUAN PELAKSANAAN PENGAWASAN 6
A. DOKUMEN ANNUAL MINE PLAN 6
B. DOKUMEN AMDAL 6
C. KONTRAK KERJA 6
D. PERATURAN & SOP SAFETY , HEALTH & ENVIRONMENT 6
E. STANDARD OPERATING PROCEDURE PENAMBANGAN 6
III. PELAKSANAAN PENGAWASAN DI LAPANGAN 7
A. SAFETY , HEALTH & ENVIRONMENT 7
B. MINE PLAN & TARGET PRODUKSI 7
C. RENCANA PENGAWASAN 7
D. PELAKSANAAN PENGAWASAN 8
1. Land Clearing 8
2. Penanganan tanah humus 8
3. Posisi Alat 9
4. Kerapihan Front 9
5. Geometri Jalan 10
6. Perawatan Jalan Angkut 10
7. Geometri & Kestabilan Lereng 10
8. Drainage & Dewatering 11
9. Penimbunan Disposal 12
10. Peledakkan 13
11. Coal Cleaning & Coal Getting 13
12. Operasional Malam Hari 14
IV. KOORDINASI 16
A. PERTEMUAN ( MEETING ) RUTIN 16
B. INSTRUKSI TERTULIS 16
C. KOMUNIKASI DI LAPANGAN DENGAN KONTRAKTOR 16
D. KOMUNIKASI INTERNAL ANTAR SEKSI 17
V. LAPORAN DAN PENCATATAN 19
A. LAPORAN PERGANTIAN SHIFT 19
B. LAPORAN HARIAN 19
C. LAPORAN MINGGUAN 19
D. LAPORAN BULANAN 19
E. JARAK ANGKUT 20
F. PENGUKURAN DAN PERHITUNGAN PRODUKSI BATUBARA 21
LAMPIRAN 23
Halaman 3 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN Halaman
Halaman 4 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
I. PENDAHULUAN
Kebutuhan batubara dunia sebagai sumber energi alternative selain minyak bumi
pada akhir – akhir ini semakin meningkat. Hal menjadi dorongan bagi negara - negara
penghasil batubara untuk meningkatkan produksinya. Di Indonesia khususnya, permintaan
pasar domestic maupun ekspor yang semakin meningkat, telah pula menyemangati para
pelaku bisnis batubara untuk meningkatkan produksi mau pun memulai usaha baru di bidang
pertambangan batubara. Seiring dengan ramainya bisnis tersebut, dalam kegiatan
penambangan, maka seyogyanya tidak dilupakan faktor – faktor yang dapat menghambat
usaha untuk memproduksi batubara yang salah satunya adalah perlunya fungsi Pengawasan
Operasional penambangan itu sendiri sebagai front line sistem.
Materi ini dibuat dengan maksud memberikan gambaran umum serta pembekalan
pengetahuan dan keterampilan kepada para pengawas tambang , tentang bagaimana suatu
sistem pengawasan operasional penambangan dibuat dan dilaksanakan.
Adapun tujuan pembuatan materi ini adalah agar seluruh rencana penambangan dan
target yang ditetapkan sebagai wujud dari strategi suatu perusahaan diharapkan akan
tercapai. Dilain pihak, sebagai rasa syukur kepada Yang memberi rahmat dan karunia sumber
daya alam serta tanggung jawab moral terhadap manusia , maka Pengawasan Operasional
Penambangan yang baik diharapkan akan memberi manfaat yang seluas – luasnya bagi
generasi saat ini mau pun generasi mendatang.
Halaman 5 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Dokumen ini merupakan dokumen yang harus diperhatikan pula , sehingga diharapkan
operasional tambang adalah sebuah kegiatan yang berwawasan lingkungan.
C. Kontrak Kerja
Apabila kita memberi pekerjaan kepada pihak lain, maka Kontrak Kerja merupakan acuan
yang harus diperhatikan. Pelajari kontrak kerja tersebut dengan sebaik – baiknya.
Halaman 6 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
1. Pahamilah rencana tambang tahunan yang tertuang dalam dokumen Annual Mine
Plan. Jika tidak mengerti atau ada masukan dari anda sebagai pengawas lapangan,
diskusikanlah hal tersebut dengan Mine Plan Engineer.
2. Penting untuk diingat adalah berapa target produksi dalam satu tahun, dalam bulan
berjalan, mingguan dan harian , baik volume pemindahan tanah ( overburden removal)
mau pun tonase batubara , serta Stripping Ratio.
C. RENCANA PENGAWASAN
Halaman 7 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
D. PELAKSANAAN PENGAWASAN
Berikut adalah hal – hal yang harus diawasi oleh seorang pengawas tambang.
1. Land Clearing
Telah diketahui bersama bahwa land clearing adalah kegiatan pembersihan lahan
yang akan ditambang terhadap pepohonan dan semak belukar. Namun demikian,
perlu diingat dan diperhatikan adalah : batas batas land clearing terhadap kepemilikan
lahan, jarak aman terhadap peralatan dan atau kegiatan manusia di sekitarnya.
Harus ada jarak aman antara batas pit terluar dengan batas daerah yang diclearing ,
yakni antara 20 - 25 meter. Hal ini untuk menghindari rebahnya pepohonan di pinggir
daerah operasi penambangan.
20 – 25 M
Halaman 8 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Di bawah top soil ini adalah lapisan sub soil atau tanah merah, yang kurang subur
namun masih layak untuk ditanami dengan perlakukan khusus ( pemupukan ,
netralisasi keasaman ). Ketebalan lapisan sob soil ini bervariasi pula antara 0.5 –
1.5 meter. Ciri – ciri lapisan ini adalah kuning kemerah – merahan, atau kuning
kecoklat – coklatan, relatif lebih liat , sudah jarang ditemui akar – akar pohon,
kecuali akar pohon besar.
Lapisan ini dapat langsung digali dengan excavator ( direct digging ) dan diangkut
ke waste dump area. Namun demikian pada saat penggalian harus dicermati agar
JANGAN SAMPAI TERCAMPUR DENGAN BATUAN DASAR yang akan
menghilangkan kesuburannya .
Dalam pelaksanaan kegiatan soil removal ini harus terjalin kerjasama yang baik
antara berbagai pihak: pengawas front loading, pengawas dumping point, operator
excavator, supir dump truck.
Usahakan penggalian soil hanya dilakukan pada gilir kerja siang saja ( day shift )
dan hindari penggalian pada malam hari ( night shift ).
SURFACE
10 – 30 CM TOP SOIL
0.5 – 1.5 M
SUB SOIL
BATUAN DASAR
Jika top soil dan sub soil ini diletakkan pada areal waste dump tersendiri, maka areal
tersebut harus disurvey untuk mengetahui : koordinat batas – batas penimbunan,
volume timbunan, tanggal penimbunan.
3. Posisi alat
Perhatikan posisi alat, apakah alat tersebut menggali pada daerah yang sesuai
dengan rencana ( Seam , Blok , Elevasi ) ?
Apakah alat tersebut bekerja dengan aman ( terhindar dari potensi kelongsoran,
banjir, kegiatan peledakan dan lain – lain ) ?
4. Kerapihan Front
Perhatikan kerapihan front ; baik front penggalian ( front loading ) di Pit , mau pun
front pembuangan ( front dumping ) di Waste Dump / Disposal area.
Front yang baik adalah : rata ( tidak berundulasi ), cukup padat , bersih dari
tumpukan spoil – spoil, tidak tergenang air.
Front yang tidak rapih akan menurunkan produkstivitas alat.
Jika anda melihat front tidak rapih , segera instruksikan untuk merapihkannya.
Halaman 9 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
5. Geometri Jalan
Perhatikan dimensi jalan : lebar jalan, grade jalan, permukaan jalan, .
Lebar jalan ideal adalah 3,5 – 4 kali lebar alat angkut terbesar ( tidak termasuk
tanggul jalan dan parit ).
Grade jalan umumnya adalah 8 %.
Perhatikan pula “ super elevasi “ dan radius jalan pada daerah belokan , apakah
cukup aman bagi alat angkut atau tidak ?
Permukaan jalan yang berundulasi akan memperlambat laju kendaraan, yang
akhirnya menurunkan produkstivitas alat.
BENAR SALAH
Water truck dengan Spray Water Truck dengan air mengucur.
Pelajari dengan seksama ketentuan – ketentuan geometri lereng yang tertuang dalam
mine design antara lain : tinggi jenjang , lebar bench, kemiringan lereng, baik sebagai
Halaman 10 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
lereng tunggal ( single / individual slope ) mau pun lereng keseluruhan ( overall /
ultimate pit slope ).
Pemeriksaan visual juga dilakukan terhadap dinding – dinding lereng yaitu antara lain
adanya keretakan dinding , tanah yang tererosi , batuan menggantung , resapan air
dan potensi kelongsoran lainnya.
H
H = Tinggi lereng Individu
W A W = Lebar jenjang
A = Sudut lereng individu
U = Lereng keseluruhan
U
A
Akan lebih baik bila seorang pengawas memahami serta melaksanakan ketentuan
dimensi lereng tambang berdasarkan hasil dari kajian geoteknik yang sudah dibuat
studi sebelumnya. Pada kondisi batuan di Kalimantan yang dijumpai pada umumnya
yaitu terdiri dari batuan lempung dan batu pasir, dimensi lereng sebagaimana gambar
di atas umumnya adalah :
H = 10 meter
W = 3.5 – 4 meter
A = 60 – 65 derajat
U = 40 – 45 derajat
Kegiatan paling penting dari pengaturan drainase ini adalah pembuatan parit pengelak
( PERIMETER DITCH ) di sekeliling batas terluar dari pit . Buatlah perimeter ditch
sesuai disain dan layout yang tercantum pada annual mine plan. Jika hal ini tidak
tercantum dalam mine design, segera tanyakan kepada mine plan engineer.
Halaman 11 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Selama melakukan pengawasan di lapangan, jangan segan segan untuk berjalan kaki
menelusuri daerah – daerah yang berpotensi masuknya air ke dalam pit boundary.
Dewatering adalah proses pengeringan pit terhadap air yang telah berada di dalam pit,
yakni dengan melakukan pemompaan. Hal penting yang perlu dicermati adalah lokasi
sump atau sumuran tempat seluruh air akan terkumpul untuk kemudian dipompa
keluar pit. Sump harus dibuat pada daerah terrendah dari lantai pit, dan selama
operasional penambangan , upayakan kemiringan lantai pit selalu mengarah ke lokasi
sump, sehingga air tidak tergenang dimana mana.
JANGANLAH SEKALI – SEKALI menimbun waste dump langsung dari atas dengan
ketinggian lebih dari 3 meter, apalagi daerah yang ditimbun berupa lembah atau
rawa – rawa, serta material yang ditimbun adalah material lunak atau lepas.
Bentuklah waste dump sesuai disain yang tertuang pada mine design SELAPIS DEMI
SELAPIS dengan ketinggian tumpukan maksimum TIGA meter setiap lapisnya dan
langsung dispreading dengan bulldozer. Jangan menunggu tumpukan telah banyak
baru dispreading, karena hanya akan menciptakan masalah baru.
Mintalah bantuan tim survey untuk mengukur batas – batas penimbunan dan tandai
dengan pita – pita survey ( batas terluar mau pun batas ketinggian / elevasi )
INGAT !!! selalulah tinggalkan suatu TANGGUL PENGAMAN di ujung dumping point
untuk mencegah dump truck terperosok atau bahkan terguling. Tinggi tanggul tersebut
adalah ¾ dari tinggi roda dump truck.
Halaman 12 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
10. Peledakkan
Kegiatan peledakan di tambang batubara umumnya difokuskan untuk pemberaian
( breaking & loosening ) tanah penutup atau overburden.
Secara garis besar, rangkaian kegiatan peledakan adalah sebagai berikut :
- Pemboran lubang ledak,
Pekerjaan ini dapat dilakukan oleh pemilik KP , oleh subkontraktor tambang atau
oleh subkontraktor khusus pemboran lubang ledak.
Pada kegiatan pemboran ini, peran seorang pengawas tambang yaitu :
Memastikan bahwa areal yang akan dibor telah sesuai dengan rencana .
Memastikan bahwa areal yang akan dibor telah dilokalisir dengan diberi batas
– batas agar tidak dilalui oleh alat atau orang yang tidak berkepentingan.
Memastikan lahan yang akan dibor telah dipersiapkan dengan sebaik –
baiknya , sehingga aktivitas pemboran berjalan lancar.
- Peledakkan
Pada kegiatan ini , seorang pengawas tambang mutlak berkewajiban mengontrol
terlaksananya kegiatan peledakan yang aman sesuai dengan Standard Operating
Prosedur.
Selanjutnya , tentang kegiatan peledakan dan pekerjaan lain yang berkaitan , harus
dituangkan dalam Standard Operation Procedure tersendiri .
Halaman 13 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
OB
OB OB
OB
Benar Salah
Halaman 14 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
cahaya ( reflektif ), misalnya : rambu lalu lintas , helmet, reflective vest atau rompi
pantul cahaya . Bagi alat berat atau pun kendaraan ringan harus dilengkapi dengan
lampu rotari .
Sebagai seorang pengawas tambang, pastikan bahwa di areal tambang telah tersedia
lampu penerangan ( tower lamp ) yang cukup menerangi front – front penggalian atau
penimbunan, atau dipersimpangan jalan angkut.
Khusus penambangan batubara ( coal getting ) pada malam hari harus dipastikan
tersedianya lampu penerangan khusus di front penggalian batubara. Hal ini berkaitan
dengan kontrol kualitas batubara. Jangan segan – segan untuk menghentikan
kegiatan coal getting saat itu juga jika tidak tersedia lampu penerangan yang cukup.
Halaman 15 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
IV. KOORDINASI
Betapa pun baiknya perencanaan yang dibuat, betapa pun baiknya alat berat yang
digunakan, semuanya menjadi tidak berguna untuk mencapai target yang ditetapkan tanpa
adanya KOORDINASI. Dalam mengelola kegiatan penambangan tidaklah dibutuhkan
seorang SUPERMAN, melainkan sangat diperlukan pembentukan sebuah SUPER TEAM ,
yang hanya akan terwujud dalam sebuah koordinasi yang baik.
Meeting Bulanan dan Mingguan dilaksanakan secara berkala , yang waktunya ditentukan
sesuai kesepakatan pihak – pihak yang terkait. Materi yang dibahas adalah merupakan
rincian dari Annual Mine Plan. Sedangkan Meeting harian dapat dilaksanakan di lapangan
atau pun di kantor, difokuskan pada rencana pada hari berjalan untuk dilaksanakan pada
hari tersebut hingga keesokan harinya.
Contoh format notulen meeting Bulanan & Mingguan dapat dilihat pada LAMPIRAN B.
Sedangkan contoh format meeting harian atau disebut juga Daily Activity Plan dapat
dilihat pada LAMPIRAN C.
B. INSTRUKSI TERTULIS
Suatu kegiatan tidak akan terlaksana dengan tepat sasaran, jika informasi tentang
kegiatan tersebut disampaikan secara lisan. Hal ini dapat menimbulkan persepsi atau
pengertian yang berbeda pada setiap orang yang menerima informasi. Disisi lain informasi
yang disampaikan secara lisan tidak dapat dipertanggung jawabkan.
Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka INSTRUKSI atau INFORMASI harus
disampaikan secara TERTULIS. Terlebih lagi jika instruksi ini akan disampaikan kepada
pihak eksternal , misalnya Kontraktor.
Instruksi tertulis dapat dibuat dalam bentuk : SURAT , untuk instruksi yang bersifat
mendasar , dan instruksi model RAPID MEMO untuk instruksi operasional . Contoh
RAPID MEMO dapat dilihat pada LAMPIRAN D
Halaman 16 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Sebagaimana telah disebutkan pada Bab III .C.3 tentang tips 5 langkah pengawasan, jika
seorang pengawas lapangan menemukan adanya hal yang harus diperbaiki , maka ia
akan menghubungi pengawas produksi dari kontraktor.
Beberapa cara untuk menyampaikan atau memberi instruksi kepada kontraktor adalah
melalui radio komunikasi, telepon, tertulis atau lisan.
Namun demikian , untuk menyelesaikan suatu masalah di lapangan, yang paling efektif
adalah BERTEMU LANGSUNG di lokasi yang dimaksud. Radio komunikasi atau telepon
hanya dipakai untuk menyepakati waktu dan tempat pertemuan di lapangan.
Pembicaraan melalui radio komunikasi atau telepon hanya efektif untuk menyampaikan
masalah yang sederhana , pesan singkat, atau hal yang memang sudah disepakati
bersama sebelumnya ( hanya untuk mengingatkan atau menanyakan progres pekerjaan ).
Untuk masalah yang memerlukan diskusi lebih lanjut, pembicaraan melalui radio
komunikasi menjadi tidak efektif, bahkan dapat mengakibatkan hasil yang sama sekali
berbeda dengan yang dimaksud oleh pemberi instruksi akibat ketidaksamaan persepsi,
atau bahkan lebih buruk lagi adalah terjadinya kecelakaan.
Untuk mencegah hal tersebut di atas, maka jika anda menemukan hal yang harus
ditangani pada suatu lokasi, maka PANGGILAH pengawas kontraktor melalui radio atau
telepon untuk datang ke lokasi yang anda maksud, kemudian bicarakanlah hal – hal yang
harus dilakukan.
Dalam mengawasi penambangan, mungkin saja suatu saat kita menemukan kasus yakni
kita melihat hal yang harus segera ditangani, namun pengawas lapangan dari kontraktor
tidak ada di lokasi dalam waktu singkat, maka kita perlu mengambil tindakan dengan
memberi intrsuksi kepada operator alat berat yang berada di dekat kita ( tentunya dengan
persetujuan pengawas kontraktor atau langsung jika keadaan darurat ).
Agar hasil kerja sesuai kehendak , maka lakukan cara berikut :
Halaman 17 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
MINE PLANNING
Disisi lain, dalam hal yang berhubungan dengan Kualitas ( Quality ) , Kuantitas
( Quantity ) dan jadual produksi ( Time Delivery ) atau disebut QQT , maka seorang
pengawas produksi akan selalu berhubungan dengan seksi : PDC ( Production Delivery
Control ) dan CPP ( Coal Processing Plant ).
PDC
Halaman 18 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Produk dari seorang pengawas tambang selain produk dalam bentuk fisik yaitu jumlah
batubara dan overburden , juga catatan dan laporan kegiatan.
Penting untuk diperhatikan dalam hal pencatatan dan pelaporan adalah tentang
KEDISIPLINAN dalam TERTIB ADMINISTRASI terutama SISTEM FILING atau
PENGARSIPAN . Sebab catatan catatan tersebut merupakan BUKTI SEJARAH dalam suatu
operasional penambangan.
Siapkanlah terlebih dahulu folder tempat penyimpanan arsip untuk tiap – tiap subjek dan
waktu . Misalnya laporan harian produksi tahun 2005.
Laporan pergantian shift diperlukan agar terjadi kesinambungan rencana dan realisasi
kerja antar gilir kerja. Laporan ini biasanya bisa sekaligus tertuang dalam Notulen meeting
harian atau Daily Acticity Plan antara pengawas pemilik KP dan pengawas kontraktor,
sebagaimana tertuang pada Bab IV point A.
B. LAPORAN HARIAN
Laporan harian produksi yang dibuat pada pagi hari, merupakan laporan yang berisi hasil
produksi dan data – data lain pada operasional hari sebelumnya.
C. LAPORAN MINGGUAN
Laporan mingguan lebih difokuskan kepada data – data yang berisi evaluasi produksi
yakni plan vs actual. Hal ini dimaksudkan untuk mengevaluasi pencapaian target minggu
lalu dan merencana ulang target produksi minggu depannya.
D. LAPORAN BULANAN
Laporan Bulanan dibuat oleh Manager dibantu dengan stafnya. Laporan ini mencakup hal
– hal antara lain :
Halaman 19 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
- Cost
- Subjek lainnya.
E. JARAK ANGKUT
Jarak angkut merupakan hal yang harus diperhatikan oleh seorang pengawas tambang
dalam hal yang berhubungan dengan produkstivitas alat dan juga komitmen terhadap
kontrak kerja.
Jarak angkut yang melebihi rencana akan berakibat produkstivitas alat menurun, dan
konsekuensi berikutnya adalah tambahan biaya angkut ( cost ).
Pelajari dengan seksama skenario pengangkutan baik overburden mau pun batubara
yang tertuang dalam Mine plan dan kontrak kerja.
Dalam kasus kesepakatan dinyatakan dalam bentuk jarak angkut maksimum ( misalnya
maksimum 1000 m ) , maka jika terjadi jarak angkut lebih dari 1000 m , akan terkena
penyesuaian ( adjustment ) berupa tambahan biaya pengangkutan.
Namun jika kesepakatan dinyatakan dalam jarak angkut rata – rata maksimum , kita akan
lebih mudah mengatur jarak , dalam arti ada jarak angkut yang melebihi ketentuan dan
ada juga yang kurang dari ketentuan . Biasanya Jarak angkut rata – rata maksimum akan
diakumulasi dalam periode bulanan dan tahunan.
CENTER TO CENTER adalah metoda pengukuran yang diterapkan dalam suatu kontrak
kerja jika rencana tambang jangka panjang ( seumur kontrak ) telah dapat ditetapkan, baik
pusat kegiatan baik PIT maupun Waste Dump serta tempat penyetokan batubara .
DUMP
MOUTH TO MOUTH adalah jarak dari mulut PIT ke Waste dump dan ke CPP
DUMP
Sedangkan FRONT TO FRONT adalah jarak angkut yang diukur dari titik – titik
penggalian ( front loading ) ke titik dumping ( Dumping point ). Jarak ini akan berubah
setiap hari. Oleh karena itu jarak angkut harus diukur secara seksama oleh pihak pemilik
Halaman 20 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
konsesi dan kontraktor. Hasil pengukuran setiap hari harus dituangkan dalam berita acara
atau catatan harian yang ditandatangani oleh kedua belah pihak. Nantinya catatan harian
ini akan menjadi dasar perhitungan kumulatif bulanan atau tahunan, atau seumur kontrak
kerja. Contoh catatan dan perhitungan jarak angkut aktual dapat dilihat pada LAMPIRAN
E dan LAMPIRAN F.
Tonase ini diukur berdasrakan berat muatan yang ditimbang dengan menggunakan
Jembatan Timbang ( Truck Scale atau Weight Bridge ).
Mekanismenya yaitu pertama menimbang truk beserta muatannya yang disebut Berat
Kotor ( Gross Weight ) . Setelah itu truk pengangkut menumpahkan muatannya di crusher
atau di ROM area, dan kembali ke jembatan timbang untuk ditimbang berat truk kosong
( berat Tara ). Berat muatannya ( Berat Netto ) dihitung dengan cara mengurangi berat
kotor dengan berat taranya.
Untuk validasi hasil penimbangan, maka jembatan timbang harus ditera atau dikalibrasi
oleh Dinas Metrologi ( Depatemen Perdagangan ), secara berkala ( 6 bulan atau satu
tahun tergantung masa berlaku yang ditetapkan Dinas Metrologi tersebut ).
Apabila jembatan timbang mengalami kerusakan, maka berat netto muatan batubara
diambil rata – rata data timbangan selama ini berjalan.
Perlu diperhatikan bahwa demi konsistensi muatan yang sesuai dengan berat yang telah
diambil data rata – ratanya tersebut, maka bentuk muatan di dalam bak truk harus selalu
dikontrol jangan sampai kurang dari biasanya saat jembatan timbang beroperasi.
Halaman 21 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Cara lain adalah dengan cara melakukan pengukuran ( survey ) terhadap daerah
batubara yang digali di lokasi tambang ( insitu ). Setelah batubara selesai dibersihkan
(cleaning ) , maka sebelum mulai ditambang , permukaan “ Roof “ harus disurvey dahulu.
Selanjutnya batubara bisa ditambang. Setelah selesai panambangan , maka permukaan “
floor “ batubara di survey kembali , dan dihitung volume galiannya. Selanjutnya berat
batubara yang ditambang dapat diketahui dengan mengalikan volume galian dengan
Relative Density dari batubara.
Halaman 22 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
LAMPIRAN A
DETAIL ISI ANNUAL MINE PLAN
Mining squence 1 Annual Plan in Monthly Basis Squence penggalian dalam satu
tahun berbasis bulanan.
2 Mine Direction Arah penambangan dari mana ke mana
Halaman 23 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Heavy Equipment Plan 1 Type Jenis dan jumlah alat alat berat yang
2 Number dipakai untuk perencanaan tambang.
Coal Quality Forecast 1 Proximate, TM, TS, CV, AFT,HGI, Perhitungan Quality Forecast
SoftWare Mine Plan 2 Minescape, 12D, etc Software yang dipakai oleh company
untuk membuat perencanaan tambang.
Halaman 24 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
LAMPIRAN B
CONTOH FORMAT NOTULEN MEETING BULANAN & MINGGUAN
Excavator
Bulldozer
Motor grader
Dll
5. Rencana Bulan Depan / Minggu depan
O/B = ........................BCM
Coal = ........................MT
Shipment = ........................MT
6. Lain - lain
PT. X PT. Y
Halaman 25 dari 30
LAMPIRAN C
CONTOH FORMAT DAILY MEETING / DAILY ACITIVITY PLAN - ACTUAL
3 PC 200 01 V A / 15 - 10 - Cleaning V
PT. X PT. Z
( ..............................) ( ..............................)
LAMPIRAN D
CONTOH RAPID MEMO ( CARBONIZED PAPER 2 – 3 RANGKAP )
PT. XYZ
RAPID MEMO
Tanggal :
MEMO :
TANGGAPAN :
LAMPIRAN E
KESEPAKATAN PENGUKURAN JARAK ANGKUT HARIAN
KONTRAKTOR :
Hari : Tanggal: Shift ke : 1 / 2
EXCAVATO FRONT DUMPING VOLUME / JARAK ( mtr )
R LOADING POINT TONNAGE
PT. X PT. Z
Nama Nama
Paraf Paraf
Catatan :
Volume overburden atau tonase batubara dapat ditentukan setelah laporan produksi dari tiap – tiap
material diketahui.
Spasi jarak adalah berdasarkan kesepakatan bersama , misalnya kelipatan 50 meter atau 100
meter.
Halaman 28 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
LAMPIRAN F
PERHITUNGAN JARAK ANGKUT RATA – RATA (FRONT TO FRONT ACTUAL BASIS)
Halaman 29 dari 30
Pengawasan Operasional Penambangan
Revisi ke : 1
Oktober 2006
Tabel di atas adalah contoh rekapiltulasi data – data jarak angkut harian . Dokumen tersebut perlu
dibuat sebagai dokumen lampiran pada Berita Acara Penagihan Kemajuan Pekerjaan
Penambangan ( Invoice ).
Halaman 30 dari 30