Anda di halaman 1dari 9

BAB IX

LINGKUNGAN DAN KESELAMATAN PERTAMBANGAN

9.1 Perlindungan Lingkungan

9.1.1 Dampak Kegiatan

Selain menghasilkan produk utama berupa material pertambangan,


kegiatan pertambangan juga menghasilkan produk berupa limbah yang dapat
berpotensi menurunkan daya dukung lingkungan sekitar area pertambangan.
Dampak yang dapat dilihat sebagai akibat dari aktivitas pertambangan seperti
meningkatnya kekeruhan perairan pesisir dan semakin masifnya sedimentasi
di wilayah pesisir. Karenanya diperlukan suatu kegiatan pengendalian kualitas
air baik untuk limbah cari maupun limbah lainnya. Salah satu kegiatan yang
dapat dilakukan adalah pembuatan kolam-kolam pengendapan untuk
menampung limbah cair hasil kegiatan pertambangan. Hal ini sangat
diperlukan agar limbah tersebut tidak mencemari lingkungan.

9.1.2 Pengelolaan Lingkungan

Rencana pengelolaan lingkungan dibagi menjadi beberapa sektor, yaitu: A.


Bentang alam

i. Sumber dampak
Penambangan, penataan lahan dan fasilitas pendukung
ii. Rencana pengelolaan
1. Membuat rencana penataan lahan berdasarkan prinsip konservasi mineral dan
lingkungan
2. Meminimalkan pembukaan lahan pada luasan lahan yang diperlukan untuk
kegiatan penambangan dan melakukan penataan kembali lahan sesegera
mungkin
3. Menerapkan metode penambangan sistem kompartemen untuk mempercepat
proses rehabilitasi lahan
9.1.2.1 Pengelolaan Limbah
Ada beberapa bentuk limbah yang dihasilkan dari proses
produksi maupun kegiatan domestik lainnya. Untuk limbah yang
berbentuk cair, dilakukan beberapa tindakan seperti tindakan
penampungan serta pengolahan. Penampungan limbah cair dilakukan
pada kolam khusus lalu kemudian dilakukan pengolahan limbah dan
secara berkala tempat penampungan ini dipantau untuk dapat
memastikan kualitas limbah cair tersebut sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.

9.1.2.2 Rencana Reklamasi

Kegiatan reklamasi yang akan dilakukan adalah kegiatan


revegetasi lahan menjadi kawasan hutan dan perkebunan.

9.1.2.3 Studi Geokimia Mengenai Potensi Air Asam Tambang

9.1.2.4 Pengelolaan Lubang Bekas Tambang (Void)

Pada kegiatan penambangan secara terbuka dengan metode


backfill, dapat meninggalkan lahan bekas pertambangan berupa lubang
bekas tambang (void), hal ini dikarenakan penimbunan batuan penutup
tidak seluruhnya dapat dilakukan secara backfilling. Lubang bekas
tambang yang ditinggalkan pada akhir kegiatan penambangan tanpa
adanya perencanaan pemanfaatan dapat berpotensi menimbulkan
dampak yang tidak diinginkan. Untuk itu diperlukan pengelolaan
lubang bekas tambang (void) agar tidak membahayakan masyarakat
sekitar.

Lubang bekas tambang (void) yang ada kemudian dapat ditutup


atau jika dirasa perlu dapat dimanfaatkan menjadi beberapa hal seperti
kolam penampungan sumber air bersih atau dapat juga dijadikan kolam
budidaya ikan.

9.1.3 Pemantauan Lingkungan

A. Bentang alam
 Parameter Dampak Penting yang dipantau: Perubahan bentang alam
 Sumber dampak yang dipantau: Penambangan, penataan lahan dan fasilitas
pendukung
 Rencana pemantauan:
i. Melakukan pemantauan visual, survei pengukuran langsung dan
interpretasi satelit
ii. Melakukan analisis komparasi rona awal dan setelah kegiatan operasi
pada periode minimal 6 bulan sekali
 Lokasi pemantauan: area yang ditambang, ditimbun , dan direklamasi di
seluruh lokasi penambangan

9.1.4 Organisasi Perlindungan Lingkungan

Gambar 9.1 Struktur Organisasi Divisi Lingkungan Perusahaan

Agar kegiatan penanganan lingkungan hidup perusahaan dapat berjalan


dengan maksimal maka perusahaan membentuk komite Lingkungan Hidup
(Komite LH). Komite LH memiliki tugas pokok yaitu:
1. Membina kesadaran Lingkungan Hidup di kalangan pekerja
2. Menjamin ditaatinya semua peraturan K3 oleh seluruh pekerja.
3. Melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap setiap kecelakaan
kerja yang terjadi dan membuat saran-saran perbaikan
4. Menjadi panutan dalam pelaksanaan K3 bagi pekerja.

9.1.5 Kegiatan Pascatambang

Kegiatan Pascatambang adalah kegiatan terencana, sistematis, dan


berlanjut setelah akhir sebagian atau seluruh kegiatan usaha pertambangan
untuk memulihkan fungsi lingkungan alam dan fungsi sosial menurut kondisi
lokal di seluruh wilayah penambangan.

9.1.5.1 Pemanfaatan Lahan Pascatambang


Lahan pasca tambang yang telah selesai dieksploitasi kemudian
akan dilakukan kegiatan reklamasi dan revegetasi lahan menjadi
kawasan hutan dan/atau perkebunan.

9.1.5.2 Jadwal Pelaksanaan Pascatambang

Berikut adalah penjadwalan dalam melaksanakan


kewajiban pasca tambang, seperti melakukan reklamasi
pada lahan bekas fasilitas utama maupun fasilitas
pendukung tambang.

Tabel 9.2 Jadwal Pelaksanaan Pasca Tambang


9.1.5.3 Rencana Biaya Pascatambang

Tabel 9.2 Rencana Biaya Pascatambang

9.2 Keselamatan Pertambangan

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) adalah bidang yang terkait dengan
kesehatan, keselamatan, dan kesejahteraan manusia yang bekerja di sebuah institusi
maupun lokasi proyek. Tujuan K3 adalah untuk memelihara kesehatan dan
keselamatan lingkungan kerja. K3 juga melindungi rekan kerja, keluarga pekerja,
konsumen, dan orang lain yang juga mungkin terpengaruh kondisi lingkungan kerja.
Di Indonesia, terdapat beberapa undang undang yang mengatur masalah K3 dan
Ketenagakerjaan, di antaranya:

9.2.1 Manajemen Risiko Keselamatan Pertambangan

Pengendalian risiko penting dilakukan untuk dapat meningkatkan


keamanan dan keselamatan pekerja dari risiko bahaya yang mungkin terjadi di
lokasi kerja. Manajemen risiko dilakukan dengan tiga tahap pengelolaan
risiko, yaitu

9.2.1.1 Identifikasi Bahaya

Identifikasi bahaya adalah upaya mengenai bahaya dan potensi


bahaya yang mungkin dapat timbul dari kegiatan pertambangan.
9.2.1.2 Penilaian Risiko

9.2.1.3 Penilaian Risiko

Pengendalian risiko adalah upaya menentukan langkah yang


tepat untuk mengurangi dan mengendalikan risiko, kemudian
melakukan manajemen kontrol agar proses pengendalian risiko dapat
terawasi dengan baik.

9.2.2 Pengelolaan Keselamatan dan Ksehatan Kerja Pertambangan

Program Keselamatan dan Kesehatan kerja dilakukan oleh perusahaan


dalam menjalankan semua kegiatan operasinya. Adapun Program K3 dari PT
Alam Raya Indah dirancang dengan tujuan untuk:

1. Menciptakan sumber daya manusia yang berkompeten serta sadar dan


peduli akan keselamatan kerja.
2. Melakukan perencanaan dan evaluasi terhadap setiap sistem dan teknis
pekerjaan untuk mengurangi potensi terjadinya bahaya dan risiko
keselamatan kerja ..
3. Melakukan pencegahan dan penanggulangan terhadap setiap hal yang
berpotensi menyebabkan terjadinya bahaya dan/atau kecelakaan kerja .
4. Melakukan kegiatan pengawasan terhadap keberjalanan kegiatan dengan
penuh integritas.

9.2.2.1 Pengelolaan Keselamatan Kerja

Program Keselamatan Kerja Pertambangan meliputi:

1. Melakukan kegiatan inspeksi secara rutin di lingkungan kerja


2. Melaksanakan pertemuan rutin bulanan dengan seluruh karyawan
3. Melaksanakan Kampanye K3 secara intensif
4. Melaksanakan evaluasi program dan performa K3 secara rutin
5. Melaksanakan tindak lanjut hasil evaluasi K3
6. Menyelenggarakan Basic Safety Training
7. Menyediakan Alat Pelindung Diri (APD) bagi pekerja
8. Melakukan perbaikan rambu lalu lintas dan aspek-aspek keamanan
lainnya
9. Melakukan identifikasi dan sosialisasi bahaya pada tiap-tiap lokasi
kerja
10. Membuat dan menerapkan Peraturan sanksi pelanggaran alat
pelindung diri termasuk jenis-jenis pelanggaran dan sanksi yang
akan diterima

9.2.2.2 Pengelolaan Kesehatan Kerja

Program Kesehatan Kerja Pertambangan meliputi:

1. Melaksanakan Medical check up tahunan dan pre-employment


medical check up
2. Memantau kesehatan kerja
3. Menerapkan sistem rekomendasi fit to work dari rumah sakit atau
klinik
4. Melaksanakan program rehabilitasi bagi karyawan yang tidak dapat
melaksanakan pekerjaan dikarenakan menderita suatu penyakit
5. Melakukan identifikasi bahaya ergonomis dan kontrol yang dapat
dilakukan
6. Menyediakan fasilitas rumah sakit, klinik dan obat-obatan
7. Mengadakan sosialisasi pola hidup sehat kepada karyawan
8. Mengadakan sosialisasi HIV-AIDS kepada karyawan

9.2.2.3 Pengelolaan Lingkungan Kerja

Program Lingkungan Kerja Pertambangan meliputi:

1. Melaksanakan program pemantauan rutin paparan bahaya


kesehatan kerja
2. Melaksanakan program pemetaan paparan lingkungan kerja
3. Melaksanakan program sosialisasi dan pelatihan yang berkaitan
dengan kesehatan kerja
4. Membeli dan melakukan kalibrasi peralatan pemantauan kesehatan
lingkungan

9.2.2.4 Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan


Sistem Manajemen Keselamatan Pertambangan merupakan
Sistem manajemen yang menjadi bagian dari sistem manajemen
perusahaan dalam rangka mengendalikan risiko keselamatan
pertambangan yang terdiri dari K3 pertambangan dan keselamatan
operasi pertambangan (KO Pertambangan).

9.2.3 Pengelolaan Keselamatan Operasi Pertambangan

Keselamatan Operasi Pertambangan (KO Pertambangan) adalah segala


aktivitas yang dilakukan untuk melindungi dan menjamin kegiatan operasional
tambang yang aman, efektif dan produktif, melalui usaha seperti pengelolaan
sistem dan proses pemeliharaan fasilitas, prasarana, instalasi, dan
perlengkapan pertambangan, pengamanan instalasi, kelayakan fasilitas,
prasarana instalasi, dan perlengkapan pertambangan, kompetensi tenaga
teknik, dan pelajari kajian teknis pertambangan.

9.2.3.1 Sistem dan Pelaksanaan Pemeliharaan/Perawatan Sarana,


Prasarana, Instalasi, dan Peralatan Pertambangan

Perusahaan harus memiliki prosedur perihal proses


pemeliharaan fasilitas, prasarana, instalasi, dan perlengkapan
pertambangan. Kemudian harus juga disusun jadwal untuk
pemeliharaan dan perawatannya.

9.2.3.2 Pengamanan Instalasi

Perusahaan perlu untuk membuat suatu prosedur berkaitan


dengan pengamanan dari instalasi-instalasi vital seperti instalasi
kelistrikan, instalasi air, instalasi komunikasi, instalasi hidrolik,
instalasi bahan bakar cair, dan instalasi proteksi kebakaran.

9.2.3.3 Kelayakan Sarana, Prasarana, Instalasi, dan Peralatan


Pertambangan

Perusahaan harus memiliki Prosedur Pengujian kelayakan


Fasilitas, Prasarana, Instalasi, Alat pelindung diri dan Perlengkapan
pertambangan. Lalu selain itu harus dilakukan pengujian secara
berkala dan mendokumentasikan hasil pengujian kelayakan yang sudah
dilakukan.

9.2.3.4 Kompetensi Tenaga Teknik

Perusahaan perlu untuk menunjuk tenaga teknis untuk dapat


membuat dan mengambil keputusan sesuai prosedur, selain itu untuk
membuat program dan jadwal, serta melakukan proses
pemeliharaan/perawatan fasilitas, prasarana, instalasi, dan
perlengkapan pertambangan, dan melakukan mengevaluasi dan
mendokumentasikan hasilnya.

9.2.3.5 Evaluasi laporan Hasil Kajian Teknis pertambangan

Perusahaan harus melakukan suatu kajian teknis untuk setiap


aktivitas awal atau baru sebelum memulai aktivitas pertambangan.
Perusahaan harus juga harus melakukan kajian teknis untuk setiap
perubahan atau modifikasi pada sistem, fasilitas, prasarana, instalasi,
serta peralatan dan perlengkapan pertambangan.

9.2.4 Organisasi dan Personil Keselamatan Pertambangan

Gambar 9.2 Struktur Ogranisasi K3 Perusahaan

Agar kegiatan penanganan K3 Perusahaan dapat maksimal


maka perusahaan membentuk komite keselamatan dan kesehatan kerja
(Komite K3). Komite K3 memiliki tugas pokok yaitu:

1. Membina kesadaran keselamatan dan kesehatan kerja di kalangan


pekerja
2. Menjamin ditaatinya semua peraturan K3 oleh seluruh pekerja.
3. Melakukan pengkajian secara menyeluruh terhadap setiap
kecelakaan kerja yang terjadi dan membuat saran-saran perbaikan
4. Menjadi panutan dalam pelaksanaan K3 bagi pekerja.

Tugas Pengawas Operasional:

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang terhadap


keselamatan semua pekerja tambang yang menjadi bawahannya
2. Bertanggung jawab atas keselamatan, kesehatan dan kesejahteraan
dari setiap pekerja yang ditugaskan kepadanya.
3. Melaksanakan inspeksi, pemeriksaan dan pengujian
4. Membuat dan menandatangan laporan-laporan inspeksi,
pemeriksaan dan pengujian.

Tugas Pengawas Teknis:

1. Bertanggung jawab kepada Kepala Teknik Tambang untuk


keselamatan pemasangan peralatan pekerjaan serta pemeliharaan
dari semua peralatan yang menjadi tugasnya.
2. Mengawasi dan memeriksa semua permesinan dan kelistrikan
peralatan yang menjadi tugasnya
3. Menjamin terlaksanakannya penyelidikan, pemeriksaan dan
pengujian dari permesinan dan kelistrikan peralatan
4. Merencanakan penyelidikan dan pengujian sema permesinan dan
kelistrikan peralatan sebelum digunakan, selesai digunakan atau
diperbaiki
5. Merencanakan dan menekankan dilaksanakannya pemeliharaan
semua peralatan sesuai jadwal yang telah direncanakan
6. Membuat dan menandatangani laporan penyelidikan, pemeriksaan
dan pengujian.

9.2.5 Penyediaan Peralatan Pertambangan

9.2.6 Rencana Penggunaan dan Pengamanan Bahan Peledak dan Bahan


Berbahaya lainnya

Anda mungkin juga menyukai