Anda di halaman 1dari 52

PENYUSUNAN

DOKUMEN RENCANA PASCATAMBANG


DAN PELAKSANAAN PASCATAMBANG

DIREKTORAT TEKNIK DAN LINGKUNGAN


DITJEN MINERAL DAN BATUBARA KESDM
1
Pendahuluan
• Pertambangan adalah sebagian atau seluruh tahapan
kegiatan dalam rangka penelitian, pengelolaan,
pengusahaan mineral dan batubara meliputi:
Penyelidikan umum, Eksplorasi, Studi Kelayakan,
Konstruksi, Penambangan, Pengolahan dan
Pemurnian, Pengangkutan dan Penjualan serta
kegiatan Pascatambang.
• Tujuan pascatambang:
– Mencegah/memininumkan dampak jangka panjang
– Membentuk ekosistem alami yang berkelanjutan
(self-sustaining) atau tata guna lahan pasca
tambang yang telah disepakati
2
Dampak dari kegiatan pertambangan

Dampak negatif penambangan terbuka adalah bentang lahan rusak, kualitas air turun, aliran
debu dan getaran meningkat, terjadi perubahan habitat fauna, serta vegetasi di atas areal
tambang tersebut hilang. Rusaknya vegetasi akan menimbulkan dampak ikutan, seperti
hilangnya kayu hutan, erosi, banjir dan sedimentasi, serta peningkatan air asam tambang dan
pencemaran merkuri. (Suparmoko, 2006 dan Balkau F. & Parsons A. (1999); US EPA (1995).
PASCATAMBANG
Kegiatan terencana,
sistematis, dan berlanjut
setelah akhir sebagian atau
seluruh kegiatan usaha
pertambangan untuk
memulihkan fungsi
lingkungan alam dan fungsi
sosial menurut kondisi lokal
di seluruh Wilayah
Pertambangan

4
DASAR HUKUM
UU No. 4 Tahun 2009
ttg Pertambangan Mineral dan Batubara
PASAL 99

(1) Setiap pemegang IUP dan IUPK wajib menyerahkan


rencana reklamasi dan rencana pascatambang pada saat
mengajukan permohonan IUP Operasi Produksi atau
IUPK Operasi Produksi.
(2) Pelaksanaan reklamasi dan kegiatan pascatambang
dilakukan sesuai dengan peruntukan lahan
pascatambang.
(3) Peruntukan lahan pascatambang sebagaimana dimaksud
pada ayat (2) dicantumkan dalam perjanjian penggunaan
tanah antara pemegang IUP atau IUPK dengan
pemegang atas tanah.
5
DASAR HUKUM
PP No. 78 TH 2010 ttg Reklamasi dan Pascatambang
PASAL 4
Prinsip-prinsip lingkungan hidup yang wajib dipenuhi dalam
melaksanakan reklamasi dan pascatambang:
a. perlindungan terhadap kualitas air permukaan, air tanah, air laut,
dan tanah serta udara berdasarkan standar baku mutu atau kriteria
baku kerusakan lingkungan hidup sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
b. perlindungan dan pemulihan keanekaragaman hayati;
c. penjaminan terhadap stabilitas dan keamanan timbunan batuan
penutup, kolam tailing, lahan bekas tambang, dan struktur buatan
lainnya;
d. pemanfaatan lahan bekas tambang sesuai dengan peruntukannya;
e. memperhatikan nilai-nilai sosial dan budaya setempat; dan
f. perlindungan terhadap kuantitas air tanah sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan 6
PENYUSUNAN RENCANA PASCATAMBANG

(TETAP) KEPMEN1827/2018 (BARU)


1. Pemegang selain Analisis
IUP/IUPK OPERASI Mengenai Dampak Lingkungan
IUP/IUPK EKSPLORASI Hidup atau UKL-UPL dalam
PRODUKSI
menyusun rencana
Rencana pascatambang
memuat (Matriks 3):
Pascatambang dapat
Penyelidikan Eksplorasi FS 1. Profil wilayah berkonsultasi dengan pemangku
Umum
2. Deskripsi kegiatan kepentingan.
pertambangan 2. Untuk IUP Operasi Produksi dan
Pengajuan 3. Rona lingkungan akhir lahan IUPK Operasi Produksi komoditas
Rencana Pascatambang Bersamaan Pascatambang
dgn Pengajuan mineral bukan logam dan batuan
4. Program Pascatambang
IUP OP 5. Organisasi, termasuk jadwal dengan umur tambang kurang
pelaksanaan Pascatambang dari atau sama dengan 5 (lima)
6. Kriteria keberhasilan tahun, rencana Reklamasi tahap
Disusun berdasarkan Pascatambang Operasi Produksi dimasukkan ke
dokumen studi kelayakan 7. Rencana biaya Pascatambang dalam rencana Pascatambang.
dan dokumen lingkungan
hidup YANG TELAH 3. Format penyusunan rencana
DISETUJUI Biaya pengembangan sosial, budaya, Pascatambang IUP Operasi
dan ekonomi diatur dalam rangka Produksi dan IUPK Operasi
meningkatkan kewirausahaan setelah
Produksi komoditas mineral
memasuki Pascatambang.
bukan logam dan batuan dengan
 Memperhitungkan nilai umur tambang kurang dari atau
uang masa depan sama dengan 5 (lima) tahun
 Berdasarkan suku Bunga tercantum dalam Matrik 4.
obligasi
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

Dokumen Rencana Pascatambang berisi:


a. Pendahuluan;
b. Profil Wilayah ;
c. Deskripsi Kegiatan Pertambangan;
d. Rona Lingkungan Akhir Lahan
Pascatambang;
e. Hasil Konsultasi dengan Pemangku
Kepentingan;
f. Program Pascatambang;
g. Pemantauan;
h. Organisasi;
i. Kriteria Keberhasilan Pascatambang
j. Rencana Biaya Pascatambang 8
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

Dokumen Rencana Pascatambang disusun


berdasarkan Pedoman Penyusunan Rencana
Pascatambang sebagaimana tercantum dalam
Lampiran VI Kepmen ESDM
No. 1827k/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang
serta Pascaoperasi untuk kegiatan
Pertambangan Minerba

9
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
Kerangka Penyusunan Dokumen Rencana Pascatambang :
- KATA PENGANTAR
- INTISARI
- DAFTAR ISI
- BATANG TUBUH:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PROFIL WILAYAH;
BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN;
BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN
PASCATAMBANG;
BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN PEMANGKU
KEPENTINGAN (STAKEHOLDERS);
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG;
BAB VII PEMANTAUAN;
BAB VIII ORGANISASI;
BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG;
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG. 10
- LAMPIRAN
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
a. Identitas Pemegang IUP atau IUPK (nama,
alamat lengkap, penanggung jawab rencana
atau kegiatan);
b. uraian singkat mengenai peraturan perundang-
undangan yang berkaitan dengan kegiatan
pascatambang;
c. uraian singkat mengenai status perizinan
(nomor, tanggal diterbitkannya, masa berlaku,
status PMA/PMDN IUP atau IUPK)
1.2 Maksud dan Tujuan
1.3 Pendekatan dan Ruang Lingkup
11
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
Identitas Perusahaan, meliputi:
1. Nama penanggungjawab :
2. Jabatan :
3. Jenis Perizinan : IUP/PKP2B/KK
4. Tahap Kegiatan :
5. Nomor SK :
6. Tanggal :
7. Masa Berlaku Izin : s.d.
8. Kode Wilayah :
9. Luas Wilayah :
10. Lokasi :
Kabupaten/Kota :
Provinsi :
11. Jenis Bahan Galian :
12. Persetujuan AMDAL/UKL-UPL :
13. Persetujuan Studi Kelayakan :
14. Kapasitas Produksi :
15. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan : 12
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB II PROFIL WILAYAH


2.1 Lokasi dan Kesampaian Wilayah
a. Uraian singkat mengenai lokasi kegiatan operasi
produksi (desa, kecamatan, kabupaten/kota,
provinsi, posisi geografi), dilengkapi dengan peta
situasi lokasi tambang, ketelitian peta skala
1 : 25.000; dan
b. Uraian singkat mengenai sarana perhubungan dari
dan ke lokasi kegiatan OP.
2.2 Kepemilikan dan Peruntukan Lahan
Uraian rinci mengenai status kepemilikan dan
peruntukan lahan di dalam WIUP atau WIUPK,
dilengkapi dengan peta peruntukan lahan dengan
ketelitian peta skala 1 : 25.000. 13
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB II PROFIL WILAYAH
2.3 Rona Lingkungan Awal
Uraian rinci mengenai rona lingkungan hidup awal yang
diperkirakan terkena dampak, serta telaahan komponen
lingkungan yang terkena dampak.
a. morfologi (dilengkapi peta dengan ketelitian peta
skala 1 : 25.000)
b. air permukaan (sungai, danau, rawa);
c. air tanah;
d. biologi akuatik dan teresterial;
e. Sosial, budaya, dan ekonomi (demografi, mata
pencaharian, kesehatan, pendidikan, dan lain-lain).
2.4 Kegiatan lain di sekitar tambang
Uraian rinci mengenai kegiatan lain yang berada di
sekitar tambang, dilengkapi peta situasi dengan ketelitian
peta skala minimum 1: 25.000 14
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN


3.1 Keadaan Cadangan
Uraian rinci mengenai cadangan komoditas tambang
pada awal kegiatan dan atau pada saat dokumen ini
disusun, meliputi : penyebaran, jumlah, kadar dan
klasifikasi serta karakteristik geokimia batuan samping
dan atau batuan penutup.
3.2 Sistem dan Metode Penambangan
Uraian rinci mengenai sistem dan metode
penambangan, persiapan penambangan, jadwal
penambangan, tingkat produksi dan umur tambang,
penanganan tanah zona pengakaran, batuan samping
dan atau tanah/batuan penutup, dan air asam tambang,
serta upaya pengendalian erosi dan sedimentasi. 15
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB III DESKRIPSI KEGIATAN PERTAMBANGAN


3.3 Pengolahan dan/atau Pemurnian
Uraian rinci mengenai kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian komoditas tambang yang meliputi proses,
jenis dan jumlah pemakaian reagen, serta jumlah dan
upaya penanganan limbah.
3.4 Fasilitas Penunjang
Uraian rinci mengenai fasilitas penunjang yang telah
dan/atau akan dibangun, antara lain : kantor, mess,
gudang, sekolah, rumah sakit/poliklinik, laboratorium,
transmisi tegangan tinggi, tangki bahan bakar minyak,
tempat ibadah, jembatan, jalan, tangki air,
pelabuhan/dermaga, bandara, rel kereta api, jalur kabel,
jalur pipa, jalur conveyor, dam/bendungan, pembangkit
listrik, beserta informasi lokasi, ukuran, konstruksi, serta
16
dilengkapi peta situasi dengan ketelitian 1:25.000
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB IV RONA LINGKUNGAN AKHIR LAHAN PASCATAMBANG


4.1 Keadaan Cadangan Tersisa
Uraian rinci mengenai cadangan komoditas tambang yang tersisa
setelah umur tambang berakhir sebelum daerah tersebut ditinggalkan.
4.2 Peruntukan Lahan
Uraian rinci mengenai peruntukan lahan pada akhir umur tambang dan
pada akhir pascatambang.
4.3 Morfologi
Uraian rinci mengenai prediksi kondisi morfologi pada akhir umur
tambang dan pada akhir pascatambang.
4.4 Air Permukaan dan Air Tanah
Uraian rinci mengenai prediksi kondisi kualitas air sungai, danau, rawa
dan kondisi air tanah setelah umur tambang berakhir.
4.5 Biologi Akuatik dan Teresterial
a. uraian rinci mengenai prediksi kondisi flora akuatik dan teresterial;
b. uraian rinci mengenai prediksi kondisi fauna akuatik dan teresterial.
4.5 Sosial, Budaya dan Ekonomi
Uraian rinci mengenai prediksi kondisi sosial, budaya, dan ekonomi17
masyarakat setempat setelah umur tambang berakhir.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB V HASIL KONSULTASI DENGAN


PEMANGKU KEPENTINGAN
(STAKEHOLDERS)
Uraian rinci mengenai konsultasi (tanggapan, saran,
pendapat, pandangan) dengan pihak yang
berkepentingan terhadap rencana pascatambang,
termasuk rencana alih pengelolaan fasilitas tambang
kepada Pemangku Kepentingan dan perubahan
rencana peruntukan lahan.

18
Dalam Penyusunan RPT
wajib berkonsultasi dengan
pemangku kepentingan

- Kementerian ESDM dan/atau Dinas


PEMANGKU
ESDM Provinsi
KEPENTINGAN

?
- Instansi terkait lainnya
- Masyarakat yang akan terkena dampak
langsung akibat kegiatan pertambangan
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG


6.1 Reklamasi pada lahan bekas tambang dan di luar bekas
tambang
a. Tapak Bekas Tambang
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan
tapak bekas tambang yang akan ditutup, yang
meliputi kegiatan:
1) pembongkaran fasilitas tambang;
2) reklamasi lahan bekas fasilitas tambang
3) pembongkaran dan reklamasi jalan tambang;
4) reklamasi lahan bekas tambang permukaan
5) reklamasi lahan bekas kolam pengendap
6) pengamanan semua bukaan tambang yang
berpotensi bahaya terhadap manusia (shaft, raise,
stope, adit, decline, pit, tunnel, final void, dan lain-
20
lain).
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 Reklamasi
b. Fasilitas Pengolahan dan/atau Pemurnian
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan
pada fasilitas pengolahan dan /atau pemurnian yang
meliputi kegiatan:
1) pembongkaran fasilitas pengolahan dan/atau
pemurnian;
2) reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan
/ataupemurnian;
3) reklamasi lahan bekas kolam tailing dan upaya
stabilisasinya;
4) reklamasi lahan bekas timbunan komoditas
tambang;
5) pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi
bahan kimia, minyak serta B3 dan limbah B3. 21
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 Reklamasi
c. Fasilitas Penunjang
Uraian rinci mengenai rencana lokasi dan luas lahan serta
kegiatan yang meliputi:
1) reklamasi lahan bekas landfill;
2) pembongkaran sisa-sisa bangunan, transmisi listrik, pipa,
pelabuhan (udara dan air) dan fasilitas lainnya;
3) reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa,
pelabuhan (udara dan air) dan fasilitas lainnya;
4) pembongkaran peralatan, mesin, tangki bahan bakar minyak
dan pelumas;
5) penanganan sisa bahan bakar minyak, pelumas serta bahan
kimia;
6) reklamasi lahan bekas sarana transportasi;
7) reklamasi lahan bekas bangunan dan fondasi beton;
8) pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan kimia,
22
minyak dan B3.
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB VI PROGRAM PASCATAMBANG
6.1 .........
6.2 Pengembangan Sosial, Budaya, dan Ekonomi
a. Uraian mengenai penanganan pengurangan dan pemutusan
hubungan kerja, bimbingan, dan bantuan untuk pengalihan
pekerjaan bagi karyawan; dan
b. Pengembangan usaha alternatif untuk masyarakat lokal
yang disesuaikan dengan program sosial, budaya dan
ekonomi.
6.3 Pemeliharaan
Uraian rinci mengenai pemeliharaan terhadap tapak bekas
tambang, lahan bekas fasilitas pengolahan dan/atau
pemurnian dan lahan bekas fasilitas penunjang.

23
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB VII PEMANTAUAN
Uraian rinci mengenai program dan prosedur pemantauan,
termasuk lokasi, metode dan frekuensi pemantauan,
pencatatan hasil pemantauan serta pelaporannya mengenai :
7.1 Kestabilan Fisik
Uraian mengenai pemantauan kestabilan lereng,
keamanan bangunan pengendali erosi dan sedimentasi,
penimbunan material penutup, serta fasilitas lain.
7.2 Air Permukaan dan Air Tanah.
Uraian mengenai pemantauan terhadap kualitas air
sungai, air sumur di sekitar lokasi bekas tambang, sumur
pantau, air di kolam bekas tambang, dan lain-lain.

24
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB VII PEMANTAUAN


7.3 Biologi Akuatik dan Terestrial
Uraian mengenai pemantauan terhadap flora dan
fauna akuatik dan terestrial.
7.4 Sosial, budaya, dan Ekonomi
Uraian mengenai pemantauan sosial, budaya dan
ekonomi (demografi, mata pencaharian, kesehatan,
pendidikan, dan lain-lain).

25
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB VIII ORGANISASI


Uraian rinci mengenai :
8.1 Organisasi
8.2 Jadwal Pelaksanaan Pascatambang

26
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB IX KRITERIA KEBERHASILAN PASCATAMBANG


Uraian mengenai kriteria keberhasilan yang akan
dicapai pada kegiatan pascatambang yang meliputi
standar keberhasilan pada tapak bekas tambang,
fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian, fasilitas
penunjang dan pemantauan.

27
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
Bab ini memuat rencana biaya yang diperlukan untuk
melaksanakan pekerjaan-pekerjaan pascatambang.
10.1 Biaya Langsung
Uraian mengenai biaya yang perlu dihitung dalam penyusunan
rencana biaya pascatambang yang meliputi:
a. Biaya pada tapak bekas tambang, terdiri atas biaya:
 pembongkaran fasilitas tambang;
 Reklamasi lahan bekas fasilitas tambang;
 Pembongkaran dan Reklamasi jalan tambang;
 Reklamasi tambang permukaan (pit, waste dump);
 Reklamasi lahan bekas kolam pengendap;
 Pengamanan semua lahan bekas tambang dengan sistem
tambang bawah tanah yang berpotensi bahaya terhadap
manusia (shaft, raise, stope, adit, decline, tunnel, dll)
28
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
10.1 Biaya Langsung
b. Biaya pada fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian, terdiri
atas biaya:
 pembongkaran fasilitas pengolahan dan/atau pemurnian;
 Reklamasi lahan bekas fasilitas pengolahan dan/atau
permurnian;
 Reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang;
 Reklamasi lahan bekas timbunan komoditas tambang;
 Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan
kimia, minyak, serta B3 dan limbah B3;

29
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
10.1 Biaya Langsung
c. Biaya pada fasilitas penunjang, terdiri atas biaya:
 Pembongkaran sisa bangunan, transmisi listrik, pipa,
pelabuhan (udara dan air), dan fasilitas lainnya;
 Pembongkaran peralatan, mesin, serta tangki bahan bakar
minyak dan pelumas;
 Reklamasi lahan bekas landfill;
 Reklamasi lahan bekas bangunan, transmisi listrik, pipa,
pelabuhan (udara dan air), dan fasilitas lainnya;
 Reklamasi lahan bekas sarana transportasi;
 Reklamasi lahan bekas bangunan dan pondasi beton;
 Penanganan sisa BBM, pelumas, serta bahan kimia;
 Pemulihan (remediasi) tanah yang terkontaminasi bahan
kimia, minyak, serta B3 dan limbah B3.
30
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
10.1 Biaya Langsung
d. Pengembangan Sosial, Budaya dan Ekonomi;
e. Pemeliharaan; dan
f. Pemantauan.

31
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG
BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG
10.2 Biaya tidak langsung.
Uraian mengenai biaya yang harus dimasukkan dalam
perhitungan pascatambang dan sedapat mungkin
ditetapkan dengan menggunakan standar acuan, yang
ditentukan sebagai berikut:
a. biaya mobilisasi dan demobilisasi alat sebesar 2,5% dari
biaya langsung atau berdasarkan perhitungan.
b. biaya perencanaan penutupan tambang sebesar 2% -
10% dari biaya langsung.
c. biaya administrasi dan keuntungan kontraktor sebesar
3% - 14% dari biaya langsung.
d. biaya supervisi sebesar 2% - 7% dari biaya langsung

32
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

BAB X RENCANA BIAYA PASCATAMBANG


10.3Total Biaya
Uraian mengenai total biaya langsung ditambah dengan
biaya tidak langsung dan biaya-biaya tersebut sudah harus
memperhitungkan pajak-pajak yang berlaku dan dibuat
dalam mata uang rupiah atau dollar Amerika Serikat.

Nilai uang masa depan


FV = PV (1+i)n
Nilai uang Rp5000 (1999) berbeda dengan Rp5000 (2019)
Jika biaya total pascatambang yang dihitung tahun 2019
Rp7.000.000.000 untuk pelaksanaan pascatambang di tahun 2025
(tahun awal pelaksanaan), maka nilai uang tersebut menjadi:
FV= Rp7.000.000.000 (1+0,05)6
= Rp9.380.669.480
33
PENYUSUNAN DOKUMEN PASCATAMBANG

LAMPIRAN:
1. Peta Situasi Rona Awal, ketelitian peta skala
1 : 25.000.
2. Peta Situasi Lokasi Pertambangan, ketelitian peta
skala 1 : 25.000.
3. Peta Situasi Rona Awal Pascatambang (Akhir
Tambang), ketelitian peta skala 1 : 25.000.
4. Peta Situasi Rencana Rona Akhir Pascatambang,
ketelitian peta skala 1 : 25.000
5. Peta Lokasi Pemantauan, ketelitian peta skala
1 : 10.000.
34
FASLITAS PENGOLAHAN/
TAPAK BEKAS TAMBANG:
- Pembongkaran P PEMURNIAN
- Pembongkaran
- Reklamasi
- Pengamanan semua
A - Reklamasi
- Pemulihan tanah
bukaan S terkontaminasi

FASLITAS PENUNJANG
C
PENGEMBANGAN SOSIAL
- Pembongkaran
- Reklamasi
A BUDAYA EKONOMI
- Bantuan pelatihan
- Penanganan sisa BBM, T - Bantuan sarana
pelumas, bahan kimia
prasarana
- Pemulihan tanah A - Bantuan modal, dll
terkontaminasi
M
PEMANTAUAN
PEMELIHARAAN B - Kestabilan fisik
- Tapak bekas tambang
- Air permukaan dan air
- Bekas fasilitas A tanah
pengolahan dan/atau
pemurnian N - Biologi akuatik dan
terestrial
- Bekas fasilitas
penunjang G - Sosial, budaya dan 35
ekonomi
PENEMPATAN JAMINAN PASCTAMBANG
-Jaminan pasctambang ditempatkkan setiap tahun
-Jaminan pasctambang wajib terkumpul seluruhnya 2 tahun sebelum
memasukki pascatambang
-Jaminan pascatambang ditempatkan dalam bentuk deposito berjangka
PERUBAHAN RENCANA
PASCATAMBANG

 apabila terjadi perubahan atas:


- Tata guna lahan
- Dokumen studi kelayakan
- Dokumen lingkungan hidup

 Perubahan RPT paling lambat disampaikan 2


tahun sebelum akhir kegiatan penambangan
Pascaoperasi adalah kegiatan terencana,
PASCAOPERASI
sistematis, dan berlanjut untuk memulihkan
fungsi lingkungan dan sosial setelah berakhirnya
seluruh kegiatan usaha pengolahan dan/atau
pemurnian.

Rencana Pascaoperasi disampaikan paling lambat 1


(satu) tahun setelah mendapatkan IUP Operasi
Produksi khusus pengolahan dan/atau pemurnian
dilengkapi dengan surat pernyataan kesanggupan
melaksanakan pascaoperasi.

Pemegang IUP Operasi Produksi khusus untuk


pengolahan dan/atau pemurnian wajib
menyampaikan rencana pascaoperasi kepada
Menteri atau Gubernur sesuai dengan
Format penyusunan Rencana kewenangannya paling lambat 2 (dua) tahun
Pascaoperasi tercantum dalam terhitung sejak Peraturan Menteri ini diundangkan.
Matrik 5
PELAKSANAAN REKLAMASI

PASCATAMBANG DAN PASCAOPERASI

Pemegang IUP Operasi Produksi dan pemegang IUP Operasi Produksi khusus
IUPK Operasi Produksi melaksanakan pengolahan dan/atau pemurnian
Pascatambang paling lambat 30 (tiga melaksanakan Pascaoperasi paling
puluh) hari kalender setelah kegiatan lambat 30 (tiga puluh) hari kalender
Penambangan, pengolahan, dan/atau setelah kegiatan pengolahan dan/atau
pemurnian berakhir sesuai dengan pemurnian berakhir sesuai dengan
rencana Pascatambang yang telah rencana Pascaoperasi yang telah
disetujui. disetujui.
Pelaporan Pascatambang dan Pencairan Jaminan Pascatambang
a) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK e) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
gubernur sesuai dengan kewenangannya
Operasi Produksi wajib menyampaikan
memberikan persetujuan pencairan Jaminan
laporan pelaksanaan kegiatan Pascatambang berikut bunganya setelah
Pascatambang setiap triwulan kepada dilakukan penilaian pencairan.
Menteri melalui Direktur Jenderal atau f) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
gubernur sesuai dengan kewenangannya. gubernur sesuai dengan kewenangannya dalam
b) Format penyusunan Laporan Triwulan melakukan penilaian pencairan Jaminan
Pelaksanaan Pascatambang tercantum Pascatambang wajib melakukan evaluasi
dalam Matrik 18: terhadap laporan pelaksanaan Pascatambang
dan peninjauan lapangan.
c) Rekapitulasi biaya pelaksanaan
g) Evaluasi terhadap laporan pelaksanaan
pascatambang disusun sesuai Matrik 19: Pascatambang dilaksanakan dengan
d) Format penyusunan Laporan Triwulan berpedoman pada Kriteria Keberhasilan
Pelaksanaan Pascatambang IUP Operasi Pascatambang tercantum dalam Matrik 21.
Produksi dan IUPK Operasi Produksi h) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
pertambangan mineral bukan logam dan gubernur sesuai dengan kewenangannya
batuan dengan umur tambang kurang dari memberikan persetujuan pencairan Jaminan
atau sama dengan 5 (lima) tahun Pascatambang berikut bunganya sesuai dengan
Pedoman Penilaian Pascatambang tercantum
tercantum dalam Matrik 20:
dalam Matrik 22.
Pelaporan Pascatambang dan Pencairan Jaminan Pascatambang
l) Dalam hal pemegang IUP Operasi Produksi dan
i) Evaluasi terhadap laporan pelaksanaan IUPK Operasi Produksi tidak memenuhi kriteria
Pascatambang IUP Operasi Produksi dan IUPK keberhasilan pelaksanaan Pascatambang
Operasi Produksi pertambangan mineral bukan berdasarkan evaluasi laporan dan penilaian
logam dan batuan dengan umur tambang kurang lapangan kurang dari 100% (seratus persen)
dari atau sama dengan 5 (lima) tahun setelah berakhirnya jangka waktu kegiatan
dilaksanakan dengan berpedoman pada Kriteria Pascatambang, pemegang IUP Operasi Produksi
Keberhasilan Pascatambang tercantum Matrik dan IUPK Operasi Produksi dapat mengajukan
23. permohonan perpanjangan waktu untuk
j) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau menyelesaikan kegiatan Pascatambang kepada
gubernur sesuai dengan kewenangannya Menteri melalui Direktur Jenderal atau gubernur
memberikan persetujuan pencairan Jaminan sesuai dengan kewenangannya.
Pascatambang IUP Operasi Produksi dan IUPK m) Direktur Jenderal atas nama Menteri atau
Operasi Produksi pertambangan mineral bukan gubernur sesuai dengan kewenangannya
logam dan batuan dengan umur tambang kurang memberikan persetujuan perpanjangan waktu
dari atau sama dengan 5 (lima) tahun berikut paling lama 3 (tiga) tahun sejak berakhirnya
bunganya sesuai dengan Pedoman Penilaian kegiatan Pascatambang.
Pascatambang tercantum dalam Matrik 24. n) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK
k) Hasil peninjauan lapangan pelaksanaan Operasi Produksi tidak dapat diberikan pencairan
Pascatambang harus dibuat dalam berita acara sisa Jaminan Pascatambang selama jangka waktu
yang memuat penilaian keberhasilan perpanjangan.
pelaksanaan Pascatambang sesuai Format 3. o) Pemegang IUP Operasi Produksi dan IUPK
Berita Acara Penilaian Keberhasilan Pelaksanaan Operasi Produksi hanya dapat diberikan
Pascatambang. pencairan sisa Jaminan Pascatambang apabila
telah mencapai penilaian keberhasilan 100%
PELAPORAN PASCAOPERASI

• Pemegang IUP Operasi Produksi Khusus untuk pengolahan


dan/atau pemurnian menyampaikan laporan pelaksanaan
kegiatan Pascaoperasi setiap triwulan kepada Menteri
melalui Direktur Jenderal atau gubernur sesuai dengan
kewenangannya.
• Format laporan pelaksanaan kegiatan Pascaoperasi
tercantum dalam Matrik 25.
JUMLAH, LUAS, LOKASI VOID SESUAI DOKUMEN
LINGKUNGAN HIDUP

HARUS BERMANFAAT DAN DIKONSULTASIKAN


PENGELOLAAN
LUBANG BEKAS PENGAMANAN SESUAI KETENTUAN
TAMBANG
MONITORING DAN PEMELIHARAAN

MEKANISME SERAH TERIMA SESUAI KETENTUAN


PENGELOLAAN LUBANG BEKAS TAMBANG
Upaya – Upaya yang harus dilakukan Seluruh Perusahaan
Pertambangan di Provinsi Kalimantan Timur untuk meningkatkan
pengawasan terhadap lubang bekas tambang, yaitu:

a. Membuat tanda peringatan yang tidak mudah dirusak

b. Melakukan jadwal patroli rutin

c. Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak

d. Memperkuat tanggul yang tidak mudah dijangkau

e. Membuat sistem pemipaan apabila air void dimanfaatkan oleh


warga sekitar
Membuat tanda peringatan yang tidak mudah
dirusak
Pemagaran dengan bahan yang tidak mudah rusak dan
pembuatan tanggul
Melakukan Patroli Rutin
PASCATAMBANG
PT NEWMONT MINAHASA RAYA (PT NMR)
Program pascatambang berupa hutan reklamasi, terumbu buatan di
Teluk Buyat, kawasan pariwisata hingga beberapa yayasan yang
meneruskan program kemasyarakatan
www.minerba.esdm.go.id

Brown Canyon Semarang (Bekas tambang bahan galian C)


sumber:
https://id.pinterest.com/pin/714172453380403049/

49
CONTOH
PT X mulai operasi produksi tahun 2017 dan akhir tambang
tahun 2025. Total lahan yang dibuka sejak awal tahap OP
adalah seluas 88,87 dan telah melaksanakan reklamasi seluas
28,29 sepanjang tahun 2019-2025.
Lahan Terbuka pada Akhir masa Tambang
No Jenis Bukaan Rincian Luasan (ha) Keterangan
1 Bukaan Pit 9,31 direklamasi
2 Waste Dump (7,97) waste dump 7,5 dibongkar dan direklamasi
top soil 0,47 dibongkar dan direklamasi
3 Main Haul Road Total (16,64) jalan pit ke quarry 0,35 dibongkar dan direklamasi
jalan pit ke waste dump 1,2 dibongkar dan direklamasi
jalan pit ke mess 4,7 dibongkar dan direklamasi
jalan stockpile ke stockyard 10,39 dibongkar dan direklamasi
4 Area Pengolahan (7,82) Area pengolahan 0,7 dibongkar dan direklamasi
Rom stockpile 7,12 dibongkar dan direklamasi
5 Stockyard pabrik pengolahan 11,8 dibongkar dan direklamasi
6 Quarry 1,5 dibongkar dan direklamasi
Others Support (5,16) laboratory, shop dan support 0,72 dibongkar dan direklamasi
7
office and mess 4,44 dibongkar dan direklamasi
8 Sediment Pond 0,38 dibongkar dan direklamasi
Total Luasan 60,58
KOMPONEN BIAYA EVALUASI
Biaya Langsung
Biaya Penatagunaan lahan (60,58)
a. Pengaturan perm ukaan lahan Rp 1.327.332.502
b. Penebaran tanah zona pengakaran Rp 2.401.027.038
c. Pengendalian eros i & pengelolaan air Rp 25.746.500
s ubtotal a Rp 3.754.106.040

Biaya Pem bongkaran Rp 1.847.563.972


Subtotal b Rp 1.847.563.972

Revegetas i
a. Analis is kualitas tanah Rp 272.610.000
b. Pem upukan Rp 140.545.600
c. Pengadaan bibit Rp 401.342.500
d. Penanam an Rp 252.993.619
e. Pem eliharaan Rp 423.090.720
Pencegahan & penanggulangan AAT Rp -
Subtotal c Rp 1.490.582.439

Pengam anan Void Rp


Subtotal d Rp -
Pem antauan
Pem antauan Rp 105.000.000
Subtotal e Rp 105.000.000
Pengem bangan Sos ial Ekonom i
Subtotal f Rp 1.000.000.000
Pem eliharaan dan Perawatan
Subtotal g Rp 253.192.500
Rem edias i tanah terkontam inas i, bahan kim ia, m inyak, s erta bahan
berbahaya dan Lim bah B3
Subtotal h Rp 179.106.667
Subtotal a + b + c + d + e + f + g + h Rp 8.629.551.618
Subtotal a + b + c + d + e + f + g + h Rp 8.629.551.618
Biaya Tidak Langsung
a. Biaya m obilis as i dan dem obilis as i 2,5% 215.738.790
b. Biaya perencanaan reklam as i 4,5% 388.329.823
c. Biaya adm & keuntungan kontraktor 7,1% 612.698.165
d. Biaya Supervis i 4,6% 396.959.374
Subtotal e 1.613.726.153
TOTAL (sebelum ekskalasi) 10.243.277.770
biaya eskalasi 5% 512.163.889
6 th 13.073.306.558

TOTAL (s e te lah e k s k alas i) 13.073.306.558

Anda mungkin juga menyukai