Anda di halaman 1dari 87

INSPEKSI KONSERVASI MINERBA

(Lampiran VII-Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018)


Kep. Dirjen Minerba No. 182.K/30/DJB/2020

Materi Diklat
Pengawas Operasional Madya (POM)
POKOK BAHASAN

LATAR BELAKANG DASAR HUKUM


Hal-hal yang melatar belakangi perlunya Peraturan perundang undangan yang
dilakukan inspeksi konservasi mineral dan mendasari inspeksi konservasi
batubara

RUANG LINGKUP INSPEKSI OBJEK KONSERVASI


Ruang lingkup Inspeksi Konservasi Mineral Penjelasan mengenai point point penting
dan Batubara yang perlu diinspeksi baik secara
administrasi maupun operasional lapangan
1. LATAR BELAKANG

Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki


□ kekayaan sumber daya alam tidak terbarukan (non
renewable resource) yang cukup berlimpah berupa
berbagai jenis mineral dan batubara.

□ Meskipun cukup berlimpah, keterdapatan mineral dan


batubara tersebut terbatas dan perlu dilakukan upaya
optimalisasi agar dapat dikelola secara terukur dan
efisien serta dimanfaatkan secara berkelanjutan untuk
sebesar-besarnya kemakmuran rakyat.
... LATAR BELAKANG
Pelaksanaan kaidah teknik pertambangan yang baik (good
mining practice) juga mengamanatkan adanya upaya
□ konservasi minerba selain aspek teknik dan lingkungan
lainnya (keselamatan pertambangan, perlindungan lingkungan,
pengelolaan teknis pertambangan dan usaha jasa serta
standardisasi)
Untuk setiap IUP/IUP diwajibkan adanya KTT yang
bertanggung jawab dalam penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik (termasuk pelaksanaan
□ konservasi minerba), sedangkan untuk setiap IUP OP Khusus
Pengolahan dan/atau Pemurnian diwajibkan adanya PTL yang
bertanggung jawab dalam penerapan kaidah teknik
pengolahan/pemurnian yang baik (termasuk pelaksanaan
konservasi minerba).
LATAR BELAKANG

Kondisi Lapangan
Tambang Batubara

PT KBB PT KBB PT SP

Batubara yang sudah ekpos tidak segera


Batubara terendam air dan tidak ada sistem Batubara yang sudah di-ekspose dijadikan
diangkut ke stockpile sehingga berpotensi
penyaliran air tambang yang baik sebagai base jalan
terjadinya losses
LATAR BELAKANG

Kondisi Lapangan
Tambang Mineral

waste ore

PT AT PT TTN PT MSM

Tercampurnya waste dengan ore yang Fragmentasi hasil peledakan ore tidak
Terdapat ore yang terendam air yang
berpotensi mempengaruhi recovery seragam sehingga berpengaruh terhadap
berpotensi terjadinya dilusi dan losses
penambangan perhitungan tonase truck count
PENGERTIAN KONSERVASI MINERBA

KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA

upaya dalam rangka optimalisasi pengelolaan, pemanfaatan


dan pendataan sumberdaya mineral dan batubara secara terukur,
efisien, bertanggung jawab dan berkelanjutan.
DASAR HUKUM INSPEKSI KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
DASAR HUKUM INSPEKSI KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
INSPEKSI KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 pasal 3

KAIDAH PERTAMBANGAN IUP & IUPK Eksplorasi IUP &


YANG BAIK IUPK OP

1. Kaidah Teknik Pertambangan Yang 2. Tata Kelola Pengusahaan Pertambangan


Baik
a. teknis pertambangan; a. pemasaran;
b. keuangan;
b. konservasi Mineral dan Batubara;
c. pengelolaan data;
c. keselamatan dan kesehatan kerja pertambangan;
d. pemanfaatan barang, jasa, dan teknologi;
d. keselamatan operasi pertambangan; e. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
e. pengelolaan lingkungan hidup pertambangan, f. pengembangan dan pemberdayaan masyarakat setempat;
Reklamasi, dan Pascatambang, serta Pascaoperasi; g. kegiatan lain di bidang Usaha Pertambangan yang
dan menyangkut kepentingan umum;
h. pelaksanaan kegiatan sesuai dengan IUP atau IUPK; dan
f. pemanfaatan teknologi, kemampuan rekayasa,
i. jumlah, jenis, dan mutu hasil Usaha
rancang bangun, pengembangan, dan penerapan
Pertambangan
teknologi pertambangan
INSPEKSI KONSERVASI MINERAL DAN BATUBARA
Permen ESDM No. 26 Tahun 2018 pasal 4

KAIDAH IUP OPK Pengolahan dan/atau


PENGOLAHAN/PEMURNIAN Pemurnian
YANG BAIK

1. Kaidah Teknik Pengolahan


dan/atau Pemurnian 2. Tata Kelola Pengusahaan
Pengolahan dan/atau Pemurnian

a. teknis Pengolahan dan/atau a. pemasaran;


Pemurnian;
b. keuangan;
b. keselamatan Pengolahan dan/atau
c. pengelolaan data;
Pemurnian;
c. pengelolaan lingkungan hidup dan d. pemanfaatan barang, jasa dan teknologi;
Pascaoperasi; dan e. pengembangan tenaga kerja teknis pertambangan;
d. konservasi Mineral dan f. tanggungjawab sosial dan lingkungan; dan
Batubara g. jumlah, jenis, dan mutu hasil usaha Pengolahan dan/atau
Pemurnian

14
RUANG LINGKUP
RUANG LINGKUP

1. RECOVERY PENAMBANGAN

angka yang menunjukkan perbandingan antara produksi


penambangan dengan jumlah cadangan pada periode
tertentu, dinyatakan dalam persen.
RUANG LINGKUP

2. RECOVERY PENGOLAHAN

angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah


batubara atau kandungan unsur utama yang dihasilkan
dari proses pengolahan dengan jumlah batubara atau
kandungan unsur utama dalam bijih yang dimasukkan ke
dalam proses pengolahan, dinyatakan dalam persen.

LAMPIRAN VII KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman


Pelaksanaan Konservasi Minerba
RUANG LINGKUP

3. BATUBARA KUALITAS RENDAH

Kriteria

Total Moisture Caloric Value


Batubara kualitas rendah adalah ≥ 40% ≤ 4.000 kkal/kg
batubara dengan kualitas tertentu (gar)
yang masih memiliki peluang
untuk diusahakan secara Sulfur > 1%
Ash > 10%
ekonomis.
Memiliki Peluang
Diusahakan
Secara Ekonomis
(Lamp VII. Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018)
RUANG LINGKUP

4. MINERAL
KADAR RENDAH

Kadar Tertentu

Mineral kadar rendah adalah mineral dengan kadar mineral dengan kadar
mineral yang memiliki kadar yang berada di bawah yang berada di batas
cut of grade (CoG)*) CoG*)
tertentu yang masih memiliki
peluang untuk diusahakan
secara ekonomis.
Memiliki Peluang
Diusahakan Secara
Ekonomis
(Lamp VII. Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018)
RUANG LINGKUP
Contoh Mineral Ikutan

TIMAH (SN)
 Ilmenit (FeTiO3),

5. Mineral Ikutan  Zircon (ZrSiO4)


 Monazite Ce,La,Y,Th)PO4
 Xenotime (YPO4)

Mineral lain yang menurut NIKEL (NI)


 Besi (Fe)
genesanya terjadi secara  Silicon Dioxide (SiO2)
 Magnesium Oxide (MgO)
bersama-sama dengan  Cobalt (Co)

mineral utama
EMAS (AU)
Kepmen ESDM No. 1827.K/30/MEM/2018  Perak (Ag)
 Tembaga (Cu)
Lampiran VII
 Stibnium (Antimoni) (Sb)
 Tellurium (Te)
RUANG LINGKUP
6. SISA HASIL PENGOLAHAN/ PEMURNIAN

TAILING TERAK NIKEL

FINE COAL/
TERAK TIMAH REJECT COAL

Pemegang IUP OP/IUPK OP/ IUP OP K Pengolahan dan Pemurnian wajb melakukan
upaya pengelolaan dan pendataan sisa hasil pengolahan
(Kepmen ESDM No. 1827.K/30/mem/2018 Lampiran VII)
RUANG LINGKUP
7. Cadangan Marginal bagian dari cadangan mineral dan batubara yang
berada pada batas keekonomian pada saat penyusunan studi
kelayakan tetapi masih harus mempertimbangkan
perubahan faktor teknis dan ekonomi untuk
dilakukan perencanaan penambangan sehingga status
cadangan dapat kembali menjadi sumberdaya.

Memiliki kadar tinggi, volume kecil

Memiliki kadar rendah, volume


besar
Akan bernilai ekonomis jika
Kriteria
terintegrasi dengan project
Cadangan
tambang sejenis
Marginal
Keterbatasan infrastruktur untuk
pengembangan
Belum terdapat teknologi
pertambangan untuk
pengembangan

U.S. Geological Survey (USGS) – McKelvey Diagram


RUANG LINGKUP

8. Cadangan Tidak Tertambang


cadangan mineral dan batubara yang
direncanakan untuk dilakukan
penambangan pada saat penyusunan studi
kelayakan, tetapi pada saat dilakukan
kegiatan penambangan terjadi perubahan
teknis dan ekonomi, sehingga tidak dapat
ditambang sehingga status cadangan
kembali menjadi sumberdaya.

Cad. Tidak tertambang


2. INSPEKSI
RECOVERY
PENAMBANGAN

4
2. POIN-POIN PENTING

PENGERTIAN angka yang menunjukkan perbandingan antara


Recovery produksi penambangan mineral atau batubara dari
Penambangan pit (run of mine) dengan jumlah cadangan mineral
atau batubara yang diestimasi pada periode dan
lokasi tertentu, dinyatakan dalam persen

Perencanaan Recovery Penambangan Minerba yang Optimal

Pelaksanaan Recovery Penambangan Minerba yang Optimal

22
KETENTUAN RECOVERY PENAMBANGAN OPTIMAL
LAMPIRAN VII KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman
Pelaksanaan Konservasi Minerba

90% TAMBANG TERBUKA

70% TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH

70% TAMBANG BIJIH BAWAH TANAH

90% TAMBANG KAPAL KERUK DAN KAPAL ISAP

80% TAMBANG SEMPROT


INSPEKSI RECOVERY PENAMBANGAN
Perencanaan Recovery Penambangan yang Optimal  Inspeksi Administrasi

IUP, IUPK Eksplorasi

Pada Studi Kelayakan  Estimasi cadangan dan perencanaan penambangan

Tambang Terbuka  90% Tambang Bawah Tanah  70%


• Pemilihan peralatan • Pemilihan peralatan
• Penetapan Cut of Grade (CoG)* • Penetapan Cut of Grade (CoG)*
• Penerapan Cut off Thickness (CoT) 30 cm** • Penerapan Cut off Thickness (CoT) sesuai
• Rencana pengendalian kehilangan (losses) dan spesifikasi dan karakteristik operasional**
dilusi • Rencana pengendalian kehilangan (losses) dan
dilusi

Penerapan CoG tidak dapat mengoptimalkan seluruh bijih kadar rendah atau CoT tidak dapat 30 cm untuk
tambang batubara terbuka  Kajian Teknis

Perencanaan recovery penambangan terbuka tidak dapat mencapai 90% atau penambangan bawah tanah
tidak dapat mencapai 70%  Kajian Teknis
24
POIN-POIN PENTING INSPEKSI (lanjutan…)
Pelaksanaan Recovery Penambangan Minerba yang Optimal  Inspeksi Adm/Lapangan

IUP, IUPK Operasi Produksi

Melaksanakan penambangan sesuai perencanaan pada Studi Kelayakan

Melaksanakan program dan tata cara baku pengendalian losses dan dilusi

Perhitungan :

Apabila recovery penambangan tidak optimal dalam satu triwulan  penjelasan teknis dalam laporan
triwulan konservasi

Apabila recovery penambangan tidak optimal dalam dua triwulan berturut-turut  kajian teknis
aspek konservasi

Apabila recovery penambangan lebih dari 100%  perlu melakukan kaji ulang atau pemutakhiran model
geologi termasuk hasil estimasi cadangan.
25
PERENCANAAN RECOVERY PENAMBANGAN
1 Kajian dalam FS
Pemilihan alat sesuai
Geometri /karakteristik
endapan mineral 2

Paling sedikit 30 cm

Penerpan COG yang dapat


mengoptimalkan mineral kadar
rendah 4

Pengendalian

Pengendalian
KAJIAN TEKNIS RECOVERY PENAMBANGAN
(Laporan Khusus)
Model Geologi Hitung Teknis & Ekonomi Rekomendasi

Rekomen
Model Alat HTE Risiko dasi

Metode dan Alat Analisis Risiko


PELAKSANAAN RECOVERY PENAMBANGAN
PELAKSANAAN RECOVERY PENAMBANGAN
PELAKSANAAN RECOVERY PENAMBANGAN
PEMBERSIHAN (CLEANING) LAPISAN BATUBARA

CLEANING AREA COAL GETTING

COAL CLEANING
2.3 PELAKSANAAN RECOVERY PENAMBANGAN
KOMODITAS MINERAL

CLEANING AREA SELECTING TARGET

ORE GETTING
PELAKSANAAN RECOVERY PENAMBANGAN

Metode Perhitungan Recovery Penambangan:

Laporan Konservasi (triwulan)


Termasuk kendala2 dalam pelaksanaannya
3. RECOVERY
PENGOLAHAN

18
3.1 PENGERTIAN RECOVERY PENGOLAHAN

angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah batubara atau


kandungan unsur utama yang dihasilkan dari proses pengolahan
dengan jumlah batubara atau kandungan unsur utama dalam bijih
yang dimasukkan ke dalam proses pengolahan, dinyatakan dalam
persen.

LAMPIRAN VII KEPMEN ESDM No. 1827 K/30/MEM/2018 tentang Pedoman


Pelaksanaan Konservasi Minerba
3.2 .... PERENCANAAN RECOVERY PENGOLAHAN

Peremukan Batubara 90%

Pencucian Batubara 70%

Emas 85 %

Nikel 90 %

Tembaga 85 %

Bauksit 70 %

Timah 90 %
3.2.... PERENCANAAN RECOVERY PENGOLAHAN

 Uji Metalurgi / Ketercucian

 Sistem, Metode dan Peralatan


Pengolahan

 Pemilihan Teknologi Pengolahan

23
3.3 PELAKSANAAN RECOVERY PENGOLAHAN
IUP OP dan/atau IUPK OP

RENCANA pada
dokumen Studi
Kelayakan

Laporan Konservasi
IUP OP Khusus Pengolahan
(termasuk kendala
Pemurnian
pelaksanaan)

RENCANA pada
dokumen RKAB
4. PENGELOLAAN BATUBARA
KUALITAS RENDAH DAN
MINERAL KADAR RENDAH

5
4.1. PENGERTIAN DAN KRITERIA BATUBARA KUALITAS RENDAH

Kriteria Batubara Kualitas Rendah

Total Moisture Caloric Value


Batubara kualitas rendah adalah ≥ 40% ≤ 4.000 kkal/kg
batubara dengan kualitas tertentu (gar)
yang masih memiliki peluang
untuk diusahakan secara Sulfur > 1%
Ash > 10%
ekonomis.
Memiliki Peluang
Diusahakan
Secara Ekonomis
(Lamp VII. Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018)
4.1 PENGELOLAAN BATUBARA KUALITAS RENDAH
Batubara Wara kualitasnya lebih rendah yaitu :
r
990
 Total Moisture : 40%
 Kadar Abu : 2%,
 Kadar Belerano • 0,15%
 Nilai Kalori : 4.000 Kkal/kg (ar).
Batubara Wara-2 mempunyai kualitas paling rendah dan
akan digunakan untuk PLTU muka tambang.
 Total Moisture : 45%,
 Kadar Abu : 2,6%,
 Kadar Belerana : 0,22%.

CONTOH  Nilai Kalori : 3.575 Kkalfkg (ar).

OH

QUALITY CV_A R
I o5000
I

 491:0 - 4999

di 4700 - 4899
II 4000-4999
 3900 - M ar a
Inc iones M CCM

PARINGIN, Tapigntniur

-P
FOGY in. NNW
,Antrol : RIM lepowaykl.

rd.(

 900■ 1:60;000 5,000


4000 4709 Meters AI&
4900 5000
2Orpo 45K 1
giito 15509
2500
 ditsnminerba hui1143.01i0trba.4.4&040.id
trai dam BatubaraV 11 %Li% 1 V I V 1 1 . 1...11 V I III 111 V 41.1.1 r/ MI 1St I I 4f Lff 11 V 1
1 , 1
4.2. PENGELOLAAN BATUBARA KUALITAS RENDAH
IUP Tahap Operasi Produksi

IUP dan IUPK Operasi Produksi


Tertambang

Laporan
Pengendalian
Pendataan tonase Penempatan khusus Konservasi
terjadinya
dan kualitas ( stockpile ) sesuai
penurunan tonase
batubara serta kualitas
dan kualitas

Kadar Ash 35%


5.1. PENGERTIAN KRITERIA UMUM MINERAL KADAR RENDAH

MINERAL
KADAR RENDAH

Kadar Tertentu

Mineral kadar rendah adalah mineral dengan kadar yang mineral dengan kadar yang
mineral yang memiliki kadar berada di bawah cut of berada di batas CoG*)
grade (CoG)*)
tertentu yang masih memiliki
peluang untuk diusahakan secara
ekonomis.
Memiliki Peluang
Diusahakan Secara
Ekonomis

(Lamp VII. Kepmen ESDM No. 1827K/30/MEM/2018) *)Focus Group Discussion (FGD) Upaya Penerapan Konservasi Mineral Melalui
Pengelolaan Mineral Kadar Rendah, Sisa Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian
serta Cadangan Marginal Bekasi, 11-13 Oktober 2018
5.2. PENGELOLAAN MINERAL KADAR
PENGELOLAAN RENDAH
MINERAL KADAR RENDAH

IUP Tahap Ekplorasi


Pendataan Keterdapatan Mineral Kadar Rendah
Nama Lokasi , Dimensi;
LAPORAN
AKHIR
Pendataan Sebaran Mineral Kadar Rendah EKSPLORASI

Disajikan Dalam Peta Sebaran

Upaya Optimalisai Mineral Kadar Rendah dalam


Estimasi Sumberdaya
DOKUMEN
STUDI
Upaya Optimalisasi Mineral Kadar Rendah Dalam Penetapan KELAYAKAN
Cadangan
5.3.
2.2.. CONTOH KRITERIA MINERAL KADAR RENDAH OLEH PERUSAHAAN TAMBANG

Focus Group Discussion (FGD) Upaya Penerapan Konservasi Mineral Melalui Pengelolaan Mineral Kadar Rendah, Sisa Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian
serta Cadangan Marginal, Bekasi, 11-13 Oktober 2018
5.3. CONTOH KRITERIA MINERAL KADAR RENDAH OLEH PERUSAHAAN TAMBANG (Lanjutan...)

Focus Group Discussion (FGD) Upaya Penerapan Konservasi Mineral Melalui Pengelolaan Mineral Kadar Rendah, Sisa Hasil Pengolahan dan/atau Pemurnian serta Cadangan Marginal, Bekasi, 11-13 Oktober 2018
5.4.
2.2.. PENGELOLAAN MINERAL KADAR
PENGELOLAAN RENDAH
MINERAL KADAR RENDAH

IUP Tahap Operasi Produksi

Pendataan tonase, tipe dan kadar

Tertambang

Penempatan khusus (stockpile) sesuai kadar Laporan


Konservasi/
triwulan
Pengendalian terjadinya penurunan tonase dan kadar
5. PEMANFAATAN BATUBARA
KUALITAS RENDAH DAN
MINERAL KADAR RENDAH

16
5.1. PEMANFAATAN BATUBARA KUALITAS RENDAH

Upaya meningkatkan kualitas


IUP OP dan IUPK Operasi (blending)
Produksi

Upaya peningktan mutu batubara


(coal upgrading, coal briquetting,
Tertambang
coal liquefaction, coal slurry/coal
water mixture)

Batubara upaya pemanfaatan untuk


Kualitas Rendah pembangkit listrik

upaya optimasi cadangan


termasuk penjadwalan
Belum penambangan
Tertambang
upaya pemanfaatan dengan
gasifikasi batubara (termasuk UCG)
5.2. UPAYA PEMANFAATAN MINERAL KADAR RENDAH

IUP OP dan IUPK


Operasi Produksi
Upaya meningkatkan kualitas
(pencampuran mineral kadar rendah
dengan mineral kadar lain)
Tertambang

Upaya pengolahan mineral kadar rendah


Mineral Kadar berdasarkan ketersediaan teknologi
Rendah

Memperhitungkan keberadaan mineral


Belum
kadar rendah dalam optimasi cadangan
Tertambang
termasuk penjadwalan penambangan

19
5.3. CONTOH PEMANFAATAN BATUBARA KUALITAS RENDAH

Sebagai Base Stockpile

---

Tones Quality
Crushed Coal Stockpile ASH TS
Basement Stock Total ty I

RC3IHPS
Opening Stock RC2.HPS 3,429.614 785 710 4.215.324 - 13 90 15.04 9.39 2.17 5,704

TOTAL 785.710 18.90 15.04 9.39 2.17 5,704

Transfer from ROM Stack 170,766.308


Coal Barged 151 729.913
RC3/I-IPS 3,446.865 17.83 13.63 2.37 5,847

Closing Stock IRC4/ASI-1 30 3,429.614 16,395240 23271.719,1 24.00 15.00 0.80 4.800
14.76 17.99 1.07 4,982
TOTAL 19,1342.105 22.93

rnagnirlerbo
Di nektorat Jendera I DIREKTORATJENDERAL MINERAL DAN BATUBARA ditjenminerba 0hurtlainlirVerba.tsdrn.p.id
Mineral don Batubara
6. CADANGAN
MARGINAL

4
6.1. Pengertian Cadangan Marginal
bagian dari cadangan m ine ra l d an ba tub a ra ya ng bera da p ada ba tas ke eko no m ia n p a da saa t penyusunan
studi kelayakan tetapi masih harus mempertimbangkan perubahan faktor teknis dan ekonomi untuk dilakukan
perencanaan penambangan sehingga status cadangan dapat kembali menjadi sumberdaya. U.S. Geological
Survey (USGS) – McKelvey Diagram

Memiliki kadar tinggi , volume kecil

Memiliki kadar rendah, volume besar

Akan bernilai ekonomisjika


Kriteria
terintegrasi dengan project tambang
Cadangan
sejenis
Marginal
Keterbatasan infrastruktur untuk
pengembangan

Belum terdapat teknologi


pertambangan untuk pengembangan

5
6.2. Kriteria Cadangan Marginal
Cadangan Batubara di Bawah Sungai

Dikategorikan sebagai cadangan


marginal karena masih ada salah
satu modifying factor yang belum
terpenuhi, yaitu ijin pemindahan
sungai
6.3
II.b Pengelolaan Cadangan Marginal
PENGELOLAAN CADANGAN MARGINAL

IUP dan IUPK Operasi


Cadangan Pendataan lokasi, tipe
Produksi
Marginal endapan, kedalaman

Pendataan tonase dan


kualitas batubara atau kadar
mineral

Peta
Konservasi Upaya pemanfaatan berdasar
teknologi pertambangan, dan
keekonomian.

* Peta Konservasi merupakan bagian dari Laporan Konservasi

8
6.4 Pemanfaatan Cadangan Marginal

IUP dan IUPK


Operasi Produksi Laporan Konservasi

Penjadwalan penambangan

Pencampuran dengan cadangan lain

Pengolahan dan/atau pemurnian


berdasarkan ketersediaan teknologi
6.5 Contoh Pemanfaatan Cadangan Marginal

IUP 2
IUP 1

Lokasi Penambangan Bersama


(Cadangan Marginal)
5.6 Contoh Pemanfaatan Cadangan Marginal
4T IIVIAH
A Profil Cadangan Tambang Darat B
Cadangan belum ter ambil
fim (Sisa hasil pencucian/pengolahan} D m
6
2

Cadangan belum ter ambil


378/65
(Sisa hasil pencucian/pengolahan) , 5/6/08

3
LIVII

X m
4
2
X
11 4

LAO LPPHA 0.230

A el,' ,411' ••, Cadangan


pr84., 5/6/93
erlir ,- Cadangan
Tergali
0.0110
0 \ 4/0/96
Tergali iv .:atbt;-•
r l•

„i
00
. LPPma L PP LIA 6230
amoo 4
.8

/ • koo.
, 6320
P0APILA 50 23m
BT LP
AO, T T .- -.

Tiall ----__ m
0
2

APPA ALIO 14 210


A HAMA

YOn Cadangan Belum Tergali


"'" " PHA 6.990
L"""'"
A 1/ 201
BT LP
eln
Cadangan Belum tergali i. m
8
1

"Subsurface mining as solution for spotted deposit (marginal reserved) or scavenging mining"
T I r v 1 A -1 c o n t i n u o u s l y d o i n g r e s e a r c h t o f i n d
afternat5ve technology to become more efficient "

Minin-turn impact to
the envirointmentaT

S h or t p r e p a r a t i o n
time & high mobilit y

High safety and -


very low cost ope
ration
Optimal ore excav -
ati an

Have a minimum mining


area
7. CADANGAN TIDAK
TERTAMBANG

12
7.1 Pengertian Cadangan Tidak Tertambang

cadangan mineral dan batubara yang


direncanakan untuk dilakukan
penambangan pada saat penyusunan studi
kelayakan, tetapi pada saat dilakukan
kegiatan penambangan terjadi perubahan
teknis dan ekonomi, sehingga tidak dapat
ditambang sehingga status cadangan
kembali menjadi sumberdaya.

Cad. Tidak tertambang


7.2. Pendataan Cadangan Tidak Tertambang
BUTIR-BUTIR PENGATURAN

IUP dan IUPK


Operasi Produksi
Pit ditinggalkan
paling lama
30 hari
Pendataan volume, kedalaman, Peta
kualitas batubara atau kadar
Konservasi *
mineral

Direncanakan tetapi tidak


Termasuk penjelasan direalisasikan
teknis & ekonomi

* Peta Konservasi merupakan bagian dari Laporan Konservasi14


7.3. Pendataan Cadangan Tidak Tertambang

Batubara Mi n e ra l

Cadangan tidak Tertambang di Void


7.4 Pendataan Cadangan Tidak Tertambang

Pit Tergengang Air yang Menutupi


Batubara yang Terekspose

Kejadian Longsoran yang Menutupi Batubara yang


Terekspose
8. MINERAL IKUTAN

4
8.1 MINERAL IKUTAN DALAM BIJIH TIMAH
 Ilmenit adalah besi hitam-titanium
o ks ida (FeTiO 3 ), pem baw a u n s u r
t it an ium, lo gam yan g dibu t u h kan
u n t u k m em bu at ber bagai padu an
logam performa tinggi.

 Monasit (Ce,La,Y,Th)PO3 merupakan


mineral radioaktif karena
mengandung unsur Uranium (U) dan
Thorium (Th). Merupakan salah satu
sumber energi baru yang mempunyai
nilai ekonomis tinggi.

 Xenotime (YPO4) merupakan


senyawa ittrium phosphat yang
mengandung 54-65% LTJ termasuk
erbium, cerium dan thorium.
8.2 CONTOH PEMISAHAN MINERAL IKUTAN PADA KEGIATAN TAMBANG TIMAH

Bijih Timah
<55 % Sn Konsentrat Sn >
Ore Bin 70% Sn
Tambang Darat Proses Basah
Tambang Laut Primary Jig

Proses Basah
Stock piFin Secondary Jig 4 . 1 1
r i

mineral Middling I .• Nonmagnetic


s isa Am iL
Cassi
pengoIahan
Rotary Dryer yrite
Proses Kering Marcasite
Magnetic Rutile
Separator
High Tension
Ma-n-
Separator Kond
Nonmagnetic I m ite
Non Kond ktor Zircon derite
Magnetic Magnetic Torumaline Cassiterite<
Monazit Separator Topaz
Xenotime Kuarsa
Cassiterite< Cassiterite >
Di rektorat Jendera I
htrnagninerha
Mineral dan Batubafa D1REKTORAT JENDEIRAL MINERAL DAN BATUBARA ditjerminerba humattnirttrba.tsdngo.id
8.3 MINERAL IKUTAN NIKEL
M i n e r a l i k u t a n N i k e l ya n g m e m i l i k i p o t e n s i t i n g g i u n t u k
dimanfaatkan adalah Cobalt dalam jumlah kecil.

Buli
North Konawe

PulauGag

Co Content > 0.12%


Source : PT ANTAM
4.4 PENGELOLAAN MINERAL IKUTAN IUP Tahap Ekplorasi

1. Pendataan Keterdapatan Mineral Ikutan

CORRELATION WITH Au (GOLD)

PROSPECT Positive (>0.5) Negative (<-0.5)

Sulphide Oxide Sulphide Oxide


Purnama Ag, Sb, Cu, As, Pb Ag, Sb, low As, Ca, Al, Y, Mg, Al
Te Mn, La, K.

Ramba Joring Ag, Cu, Pb, As, Ni, Ag, low Sb Mg, Li, La, Al, V, Al, V.
low Sb Y, Zn.

Source : PT Agincourt Resources

LokasiJenis
4.5 PENGELOLAAN MINERAL IKUTAN IUP Tahap Ekplorasi
Upaya Estimasi dalam Neraca Sumberdaya dan Cadangan

Pelaksanaan pengelolaan mineral ikutan


dicantumkan dalam Laporan Lengkap
Eksplorasi oleh pemegang IUP Eksplorasi dan IUPK Eksplorasi.
4.6 PENGELOLAAN MINERAL IKUTAN IUP Tahap Operasi Produksi

1. Pendataan Tonase, Jenis dan Kadar

Sampel ( Ore /bijih) pada lokasi penambangan (Pit/blok)

Sampel pada timbunan ore / bijih (Stockpile)

Sampel pada sisa hasil pengolahan

Pelaksanaan pengelolaan mineral ikutan yang


tertambang oleh Pemegang IUP Operasi Produksi
dan IUPK Operasi Produksi dicantumkan dalam
laporan konservasi minerba.
PEMANFAATAN MINERAL IKUTAN TERTAMBANG & IUP Tahap Operasi Produksi

MINERAL IKUTAN DARI SISA HASIL PENGOLAHAN


Pengolahan Berdasarkan Ketersediaan Teknologi

PEMANFAATAN MINERAL IKUTAN TIMAH (Monasit) Kerjasama


antara PT TIMAH dengan PPGN BATAN

Bangunan Pengolahan Heavy Metal


Mineral Sand (REE)
Kapasitas feed 50 KG MONASIT HG (85%
monasit)/Hari

Pelaksanaan pemanfaaatan
mineral ikutan
disampaikan dalam
LAPORAN KONSERVASI
Flow Proses Pengolahan Monasit menjadi Rare Earth Hydroxide (Re(oh)3)
PEMANFAATAN MINERAL IKUTAN TERTAMBANG & IUP Tahap Operasi
MINERAL IKUTAN DARI SISA HASIL PENGOLAHAN Produksi

Pengolahan Berdasarkan Ketersediaan Teknologi


Studi
Pengolahan

Laporan
Khusus
Lamp.XVIF
Kepmen ESDM
No.1806

Upaya pemanfaaatan
mineral ikutan
disampaikan dalam
LAPORAN KHUSUS
Kajian Teknis Pertambangan
Aspek Konservasi
PEMANFAATAN MINERAL IKUTAN TERTAMBANG & IUP Tahap Operasi
MINERAL IKUTAN DARI SISA HASIL PENGOLAHAN Produksi

Penempatan Khusus sesuai jenis dan karakteristik

Laporan
Triwulan
Konservasi

Lampiran VIIIM
Kepmen
1806.K/30/MEM/
2018
KENDALA DALAM UPAYA PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN
MINERAL IKUTAN
 Diperlukan perijinan khusus untuk pengelolaan dan pemanfaatan
mineral ikutan secara khusus unsur radioaktif

 Teknologi pengolahan mineral ikutan berbeda dengan


mineral utama investasi baru

 Keterdapatan mineral ikutan umumnya sangat terbatas


untuk diusahakan sendiri

 Hanya Laboratorium tertentu yang bisa


mengidentifikasi mineral ikutan
9. Sisa Hasil Pengolahan
dan/atau Pemurnian

17
9.1 JENIS SISA HASIL PENGOLAHAN /PEMURNIAN

TAILING TERAK NIKEL

FINE COAL/
TERAK TIMAH
REJECT COAL

Pemegang IUP OP/IUPK OP/ IUP OP K Pengolahan dan Pemurnian wajb melakukan upaya
pengelolaan dan pendataan sisa hasil pengolahan
(Kepmen ESDM No. 1827.K/30/mem/2018 Lampiran VII)
SISA HASIL PENGOLAHAN/PEMURNIAN IUPOP/

IUPKOP

Penempatan khusus sesuai dengan jenis dan karakteristik

Timbunan Sisa Hasil Pencucian Tailing Storage Facilities Timbunan Heavy Mineral Sand
(Solid Rejected Coal) (TSF)
Upaya pengendalian terjadinya penurunan tonase

Pembuatan Tanggul dan akses Penanganan swabakar Pemantauan dan Pengukuran


SISA HASIL PENGOLAHAN/PEMURNIAN IUP OP/
IUPK OP
Upaya pemanfaatan berdasarkan ketersediaan teknologi pengolahan
dan pemurnian kembali

Hydrocyclone untuk Cyanide Recovery Circuit Pembuatan Batako dari Material


proses pengupasan timbunan tailing Tailing

Upaya Estimasi dalam neraca Sumberdaya dan Cadangan

Estimasi Sumberdaya dan


Drill hole Intercept
Cadangan
(m @ g/t)

10.0 2.9
3o0en0i6l 0ail6 re0rea06en0

Estimated Recovered
vol (m3) SG* Tonnage Au g/t ** Au oz Au Oz

Estimated

2 0 2 , 0 0 0 1 . 6 3 2 3 , 200 2 . 8 6 2 9 , 75 6 2 4 , 56 0

* Density of dry sand (source: Field Geologists' Manual) **) Weighted average of 20 drill hole intercepts

Pendataan Kuantitas dan Kualitas Pemetaan Kadar Sisa Hasil Pengolahan


IUP OP/
SISA HASIL PENGOLAHAN/PEMURNIAN IUPK OP/IUP
OPK
Pengolahan/
Pemurnian
Pendataan Volume dan Kualitas Batubara serta volume,
unsur dan kadar mineral sisa hasil pengolahan

Pendataan sisa hasil pengolahan dan pemurnian yang


dapat dimanfaatkan kembali menjadi bentuk lain

Pendataan sisa hasil pengolahan dan pemurnian yang


dapat diolah kemballi
10. PELAPORAN OBJEK KONSERVASI :
• RECOVERY PENAMBANGAN
• RECOVERY PENGOLAHAN
• BATUBARA KUALITAS RENDAH
• MINERAL KADAR RENDAH
• MINERAL IKUTAN
• SISA HASIL PENGOLAHAN
• CADANGAN TIDAK TERTAMBANG
• CADANGAN MARGINAL

26
10.1. LAPORAN KONSERVASI
Lampiran VIII M
Kepmen ESDM No. 1806 K/30/MEM/2018
Tabel Pelaksanaan Recovery Penambangan dan Recovery Pengolahan dalam Laporan Konservasi

: Batubara
10.2. LAPORAN KONSERVASI

Tabel Pengelolaan Mineral Kadar Rendah dalam Laporan Konservasi

1----
Kuantitas Kadar* (gr/tori Mau
No Bulan Lokasi
(tonase) Au (at) Ag (g t)
Stockpile
Stock Awal Tabun 1,163,571 0.36 11,28 Iii neralisasi Waste

Stockpile
1 Triwulan I 1463,571 0.36 11.2E Mi neralisasi Waste

ckp
2 Triwulan II 1,160,546 ' 0_36 11_28 Ste iie
MI neralisasi Waste

,Triwulari III
4 Triwulam IV
TOTAL 1

DIREKTORATJENDERAL MINERAL DAN BATUBARA 0 ditjenminerba 0 hum aS, rni rVerba.tAd rn.p. id
Di rektorat Jendera I Mineral clan Batubara
hvmagninerba
10.3 Laporan Konservasi
Cadangan Marginal
IUP/IUPK OP IUP/IUPK OP
Mineral Batubara
Format Tabel Pelaporan
10.4 Laporan Konservasi
Cadangan Tidak Tertambang

Format
Tabel
Pelaporan

IUP/IUPK OP Mineral IUP/IUPK OP Batubara


10.5 LAPORAN KONSERVASI

MINERAL IKUTAN

Source : PT Nusa Halmahera Minerals

Source : PT ANTAM
10.6 LAPORAN KHUSUS

Kriteria

Tidak dapat merencanakan cut off thickness


Pemegang IUP paling sedikit 30 cm dan/atau cut off grade yang
Eksplorasi dan IUPK mengoptimalkan seluruh bijih kadar rendah

Eksplorasi

Tidak dapat merencanakan recovery


penambangan optimal
Kajian Teknis Pertambangan Aspek
Konservasi (LAPORAN KHUSUS)

Lampiran XVI F Tidak dapat merencanakan recovery


Kepmen ESDM No. 1806 K/30/MEM/2018 pengolahan optimal
11. PENUTUP

Keterdapatan mineral dan batubara di Indonesia sebagai


□ sumber daya alam tidak terbarukan semakin terbatas dan
perlu dilakukan upaya konservasi untuk menjamin
keberlanjutan usaha pertambangan serta mendukung
pembangunan nasional.
Pelaksanaan konservasi minerba merupakan bagian yang

tidak terpisahkan dalam rangka penerapan kaidah teknik
pertambangan yang baik. Peran serta dan kontribusi nyata
dari seluruh stakeholder pertambangan khususnya KTT/ PTL
dan Inspektur Tambang merupakan salah satu kunci utama
suksesnya penerapan konservasi minerba.
TERIMA KASIH

87

Anda mungkin juga menyukai