Anda di halaman 1dari 76

KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL

DIREKTORAT JENDERAL MINERAL DAN BATUBARA

PENYUSUNAN RKAB ASPEK KEUANGAN


DAN PENERIMAAN NEGARA
MINERAL LOGAM, BUKAN LOGAM, DAN BATUAN

Febry Setiawan, S.T.


Analis Kebijakan Pertama
Direktorat Jenderal Mineral & Batubara

#EnergiBerkeadilan

1
BIODATA
Nama : Febry Setiawan
NIP : 198902262015031003
Pendidikan : S1 Teknik Pertambangan - ITB
Jabatan : Subkoordinator Pengawasan Penyelidikan Umum dan
Eksplorasi Mineral,
Direktorat Pembinaan Pengusahaan Mineral,
Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara,
Kementerian ESDM
Email : febrysets@gmail.com
febry.setiawan@esdm.go.id
Handphone : 085736215899
DAFTAR ISI
I PENDAHULUAN & DASAR HUKUM

II ASPEK-ASPEK DALAM RKAB

III ASPEK BELANJA BARANG

IV ASPEK KEUANGAN DAN PENERIMAAN NEGARA

V ANALISIS RASIO
PENDAHULUAN
1. PENDAHULUAN
PPM KETENAGAKERJAAN
PRO POOR
CSR (PEMERATAAN) PEMANFAATAN
BARANG/JASA DALAM
NEGERI

PRO GROWTH MINERBA UNTUK PRO JOB


(PERTUMBUHAN)
KESEJAHTERAAN (LAPANGAN KERJA)

RAKYAT
PENERIMAAN
NEGARA

INVESTASI GOOD MINING PRACTICE


PRO ENVIRONMENT
(LINGKUNGAN)
NILAI TAMBAH
REKLAMASI DAN PASCA
TAMBANG
NERACA PERDAGANGAN
(PRODUKSI, EKSPOR DAN
DOMESTIK)
1 DASAR HUKUM
1. UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara Pasal
111 ayat (1)
UU No. 4 Tahun 2009 Pemegang IUP dan IUPK wajib memberikan laporan tertulis secara berkala atas rencana
kerja dan pelaksanaan kegiatan usaha pertambangan mineral dan batubara kepada
Menteri, gubernur, atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya.

2. PP No. 96 Tahun 2021 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha Pertambangan


Mineral dan Batubara Pasal 177 ayat (1)
Pemegang IUP dan IUPK wajib menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan sebagai
PP 96 TAHUN 2021 pedoman dalam pelaksanaan kegiatan Usaha pertambangan kepada Menteri.

3. Permen ESDM No. 7 tahun 2020 tentang Tata Cara Pemberian Wilayah,
Perizinan, dan Pelaporan pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan
Batubara Pasal 78
Ayat (1) huruf b
Permen ESDM No. 7/2020 menyusun dan menyampaikan RKAB Tahunan kepada Menteri atau gubernur sesuai
dengan kewenangannya untuk mendapatkan persetujuan.

4. Permen ESDM No. 10 Tahun 2023 tentang Tata Cara Penyusunan, Penyampaian, Dan
Persetujuan Rencana Kerja Dan Anggaran Biaya Serta Tata Cara Pelaporan Pelaksanaan
Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara, Pasal 2 ayat (1):
Pemegang IUP tahap kegiatan Eksplorasi, pemegang IUPK tahap kegiatan Eskplorasi, pemegang
IUP tahap kegiatan Operasi Produksi, dan pemegang IUPK tahap Operasi Produksi, dan pemegang
Permen ESDM No. 10/2023 IUPK sebagai Kelanjutan Operasi Kontrak/Perjanjian wajib:
a. Menyusun dan menyampaikan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau RKAB tahap kegiatan
Operasi Produksi kepada Menteri atau Gubernur sesuai dengan kewenangan untuk
mendapatkan persetujuan; dan
b. Menyampaikan laporan tertulis atas pelaksanaan RKAB tahap kegiatan Eksplorasi atau
pelaksanaan RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi kepada Menteri atau Gubernur sesuai
dengan kewenangannya.

6
1 DASAR HUKUM (lanjutan)
4. Kepmen 1806 K/30/MEM/2018 tentang PEDOMAN PELAKSANAAN
Kepmen ESDM PENYUSUNAN, EVALUASI, PERSETUJUAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN
No. 1806.K/30/MEM/2018 BIAYA, SERTA LAPORAN PADA KEGIATAN USAHA PERTAMBANGAN
MINERAL DAN BATUBARA

Kepmen ESDM 5. Kepmen 373.K/MB.01/MEM.B/2023 tentang Pedoman Pelaksanaan


Penyusunan, Evaluasi, dan Persetujuan Rencana Kerja dan Anggaran Biaya
No. 373.K/MB.01/MEM.B/2023
Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara

7
KEPMEN 373.K/MB.01/MEM.B/2023
1. Menetapkan Kepmen yang terdiri atas:
DIKTUM KESATU a. Format penyusunan RKAB
b. Tata cara penyampaian, evaluasi, dan persetujuan RKAB, dan
c. Format pesetujuan RKAB

2. Direktur Jenderal atas nama Menteri dapat memberikan persetujuan RKAB


setelah terpenuhinya kriteria dasar atau esensial dengan ketentuan:
DIKTUM KETUJUH a. RAKB tahap kegiatan Eksplorasi telah memenuhi aspek evaluasi:
1) Administratif;
2) Eksplorasi, sumber daya, dan cadangan;
3) Keselamatan pertambangan;
4) Keuangan; dan
5) Kewajiban penyelesaian penerimaan negara bukan pajak.

b. RKAB tahap kegiatan Operasi Produksi telah memenuhi aspek evaluasi:


1) Administratif;
2) Eksplorasi, sumber daya, dan cadangan;
3) Produksi penambangan;
4) Pengolahan dan pemurnian atau pengembangan dan/atau pemanfaatan;
5) Pemasaran;
6) Tenaga kerja dan program pemberdayaan masyarakat;
7) Keselamatan pertambangan;
8) Keuangan; dan
9) Kewajiban penyelesaian penerimaan negara bukan pajak.

8
PENYAMPAIAN & EVALUASI RKAB DAN LAPORAN TRIWULAN

Kewajiban Perusahaan

RKAB Tw 1 Tw 2 Tw 3 Tw 4

Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des Jan

Evaluasi RKAB dan Laporan Triwulan

Tindak Lanjut Hasil Evaluasi

Kunjungan Lapangan (Jika diperlukan)


ASPEK-ASPEK
DALAM RKAB
2. Aspek-aspek dalam RKAB
Konstruksi dan Pengolahan Pemasaran dan Perlindungan
Eksplorasi Penambangan
Infrastruktur & Pemurnian Persediaan Lingkungan

Kegiatan Metode Metode Olah Rincian Kegiatan


Kegiatan pengelolaan dan
konstruksi dan penambangan Murni Pemasaran dan
Eksplorasi Inventory pemantauan
infrastruktur
Rencana Biaya pemasaran
Hasil Olah Murni Pemantauan
Biaya Eksplorasi Biaya Konstruksi perubahan FS dan inventory lingkungan
dan Infrastruktur
Pengupasan dan Recovery Olah
Sumber daya & Penimbunan Murni Biaya pengelolaan
dan pemantauan
Cadangan

Produksi Sisa hasil Olah


Murni dan
Rekon Grade
pemanfaatannya
Control
Recovery
Pernyataan Penambangan Daftar peralatan
Competent
Person
Daftar Peralatan
Biaya olah murni

Biaya
Penambangan
Aspek-aspek dalam RKAB (lanjutan)
Tenaga Kerja & Pengembangan & Pemanfaatan Keuangan dan
Keselamatan Standarisasi &
Pengembangan Pemberdayaan Produk Dalam Penerimaan
Pertambangan Usaha Jasa Masyarakat
SDM Negeri Negara

Penggunaan Kegiatan dan Pemanfaatan Rincian


Statistik Standarisasi
Tenaga Kerja Alokasi Biaya produk dalam
Keselamatan negeri keuangan
PPM
Usaha Jasa Program & Biaya
Penggunaan Belanja Barang Penerimaan
Pertambangan Pelatihan Negara
Bahan Peledak

Reekspor, Impor
Penggunaan TKA Sementara, dan
Penggunaan BBC Pemindahtanganan

Angka Pengenal Import


Pembangunan Produsen (API-P)
tempat
penimbunan BBC

Pengujian
kelayakan
peralatan

Pengoperasian
kapal keruk/isap

Penggunaan B3

Program & biaya


k3
ASPEK BELANJA
BARANG
14 DASAR HUKUM
✓ Pasal 106 UU No. 3/2020
”Pemegang IUP dan IUPK harus mengutamakan pemanfaatan tenaga kerja setempat, barang, dan jasa
dalam negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.”
✓ Kontrak Karya, Pasal 24 tentang Promosi Kepentingan Nasional
“Kontraktor harus menggunakan tenaga kerja Indonesia, jasa-jasa dan bahan-bahan mentah yang
dihasilkan dari sumber Indonesia dan produk-produk yang dibuat di Indonesia ...”
✓ PP No.23/2010 sebagaimana telah diganti dengan PP No. 24/2012 tentang Pelaksanaan Kegiatan Usaha
Pertambangan Mineral dan Batubara,
Pasal 87 ayat (1): Pemegang IUP dan IUPK harus mengutamakan barang, peralatan, bahan baku,
dan/atau bahan pendukung dalam negeri serta produk impor yang dijual di Indonesia dalam kegiatan
usaha pertambangan mineral dan batubara dengan ketentuan:
– memenuhi standar kualitas dan layanan purna jual;
– dapat menjamin kontinuitas pasokan dan ketepatan waktu pengiriman;
✓ Permen ESDM No. 25 Tahun 2018, Pasal 30 ayat (1)
“Pemegang IUP Eksplorasi, IUPK Eksplorasi, IUP Operasi Produksi, IUPK Operasi Produksi, IUP OPK
Pengolahan dan/atau Pemurnian, dan IUJP dalam melaksanakan kegiatan usaha pertambangan wajib
mengutamakan barang modal, peralatan, bahan baku, dan bahan pendukung lainnya produk dalam
negeri.”
✓ Kepmen ESDM No. 1953 K/06/MEM/2018 tentang penggunaan barang operasi, barang modal, peralatan,
bahan baku, dan bahan pendukung lainnya yang diproduksi di dalam negeri pada sektor energi dan
sumber daya mineral.
✓ Kepdirjen Minerba No. 225.K/MB.01/DJB/2021 tentang Target Capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri
dan Tata Cara Pelaporqan Serta Perhitungan Tingkat Komponen Dalam Negeri Kegiatan Belanja Barang
Operasi dan Pelaksanaan Proyek Pada Kegiatan Usaha Pertambangan Mineral dan Batubara.

Jujur Professional Melayani Inovatif Berarti


3 ASPEK BELANJA BARANG

Aspek Belanja barang memberikan informasi besarnya biaya yang dikeluarkan


perusahaan untuk membeli barang modal dan barang operasional dalam
1(satu) tahun.
Ada 3 Fokus utama dalam aspek belanja barang:
1. Pemanfaatan Produk Dalam Negeri --- program promosi kepentingan nasional (PNI)
2. Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN) --- Belanja Domestik vs Belanja Impor
3. Belanja TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri)

15
3 ASPEK BELANJA BARANG
Pemanfaatan Produk Dalam Negeri
✓ Data pemanfaatan produk dalam negeri merupakan data realisasi program pengalihan
atau substitusi belanja impor menjadi belanja domestik (Local Content atau Local
Expenditure) yang telah dilakukan oleh perusahaan.
✓ Local content artinya barang/peralatan diproduksi oleh produsen dalam negeri
(memiliki pabrik di Indonesia---TKDN di atas 0 persen)
✓ Local expenditure merupakan barang dan peralatan yang dibeli di dalam negeri dari
agen/supplier --- TKDN 0%, bersifat keagenan

Nominal
NO Nama Barang Spesifikasi Barang Nama Produsen / Supplier Alamat & No. Telp
Local Content Local Expenditure Total (US$/Rp)

TOTAL

16
3 ASPEK BELANJA BARANG
Belanja barang perusahaan tambang terdiri dari:
1. Belanja Domestik yaitu belanja barang dan peralatan yang berasal dari dalam negeri
dan dilakukan di Indonesia (produsen atau supplier/agen)
2. Belanja impor adalah belanja barang dan peralatan yang berasal dari luar negeri dan
transaksi pembelian dilakukan di luar Indonesia.
3. Belanja TKDN adalah nilai pembelian barang dalam negeri yang barang tersebut telah
memiliki nilai TKDN (Tingkat Komponen Dalam Negeri) baik berupa sertifikat TKDN
atau self assessment.

Formula perhitungan P3DN dan belanja TKDN


✓ Belanja Domestik

Persentase Total Belanja Domestik


Belanja= = × 100%
Domestik Total Belanja Barang

17
✓ Belanja Impor
Persentase Total Belanja Impor
Belanja= = × 100%
Impor Total Belanja Barang
✓ Belanja TKDN

Persentase Total Belanja TKDN


Belanja= = × 100%
TKDN Total Belanja Barang
✓ Nilai TKDN
1. Aplikasi Minepedia, dapat diakses melalui website Direktorat Jenderal Mineral dan Barubara
2. Melalui perhitungan yang dilakukan oleh surveyor independent yang ditunjuk oleh Kementerian
Perindustrian (sertifikat TKDN barang dapat dilihat di website P3DN Kemenperin)
3. Produsen/Vendor melakukan perhitungan mandiri (self assessment) TKDN sesuai dengan tata
cara perhitungan TKDN dalam Peraturan Menteri Perindustrian Nomor 16 Tahun 2011.
3 ASPEK BELANJA BARANG

Target P3DN dan Belanja TKDN

TAHUN RENCANA BELANJA TKDN


2022 14%
2023 16%

TAHUN RENCANA BELANJA DOMESTIK


2022 71%
2023 71%

Sumber: Dokumen Rencana Strategis Direktorat Jenderal Mineral dan Batubara Tahun 2020 - 2024

19
3 ASPEK BELANJA BARANG

20
ASPEK KEUANGAN
4 KEUANGAN

ASUMSI KEUANGAN
Asumsi keuangan memberikan informasi mengenai penetapan asumsi yang
sensitif mempengaruhi kinerja keuangan perusahaan

22
4 KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA KEUANGAN)

Ringkasan atas posisi keuangan pada suatu saat (tanggal) tertentu yang
terdiri dari komponen sebagai berikut:
➢ Aset : Kas, Piutang usaha, Persediaan, Tanah, Bangunan,
Kendaraan, Peralatan, dll
➢ Liabilitas : Utang usaha, Utang bank
➢ Ekuitas : Aset neto (bersih) yang menjadi hak pemegang saham
setelah dikurangi semua kewajiban (liabilitas) yang ada

23
Laporan Posisi Keuangan (Neraca)

Laporan Posisi Keuangan akan memberikan informasi:


➢ Apa saja sumber daya finansial yang dimiliki entitas?
➢ Apa saja kewajiban entitas yang belum diselesaikan oleh
entitas?
➢ Apa dan berapa yang menjadi aset neto entitas yang
merupakan hak pemegang saham?

15
Persamaan Akuntansi

Aset = Kewajiban + Ekuitas


Sumber Daya Sumber Pendanaan

Sumber daya
yang digunakan
Hak Kreditor Hak Investor
untuk
= atas sumber daya + atas sumber daya
memperoleh
pendapatan

17
4 ILUSTRASI PENCATATAN DALAM NERACA

Pada awal pendirian PT Tambang, maka Kewajiban

perusahaan yang baru didirikan Aset


mempunyai neraca yang masih kosong
Ekuitas

Modal disetor Aset Ekuitas


Rp1000
Perusahaan memulai aktivitas pendanaan dengan Modal disetor
setoran modal pemegang saham: Kas Rp600 Rp600

• Merah sebesar 60% x Rp1000 = Rp600


• Biru sebesar 40% x Rp1000 = Rp400 Modal disetor
Kas Rp400 Rp400
60% 40% Yang dicatat sebagai kas pada aset
PT Tambang mempunyai neraca dengan asset sebesar Rp1000 dan Aset Ekuitas
ekuitas yang sama besar, sedangkan kewajiban belum ada

Catatan:
Kas Modal disetor
1. Aset berupa kas Rp1000 adalah milik PT Tambang dan dapat Rp1000
Rp1000
digunakan untuk menjalankan bisnisnya.
2. Ekuitas mencatat Modal disetor Rp1000, sehingga PT Tambang
memiliki tanggung jawab kepada pemegang saham

26
4 ILUSTRASI PENCATATAN DALAM NERACA

Aset Ekuitas

Untuk kebutuhan belanja


barang/peralatan operasi, perusahaan Kas Rp700
Modal disetor
harus mengeluarkan Rp300 dari kas untuk Rp1000

pembelian.
Kas Rp300

Aset Ekuitas

Setelah transaksi pembelian barang/peralatan berupa alat


berat dilakukan, neraca menjadi sebagai berikut: Kas Rp700
Modal disetor
1. Kas berkurang menjadi Rp700 Rp1000
2. Belanja alat berat dicatatkan pada asset sebagai asset
tetap Alat berat
Rp300

Aset Kewajiban
Untuk kebutuhan investasi PT Tambang masih memerlukan
dana tambahan melalui Hutang Bank Jangka Panjang Hutang Bank
Kas Rp800
sehingga: Rp800

1. PT Tambang memperoleh transfer dana sebesar Rp800 Ekuitas


dan dicatat sebagai kas Kas Rp700
Modal disetor
2. Kredit bank sebagai pinjaman jangka panjang dicatat Alat berat Rp1000
menjadi kewajiban Rp300

27
4 ILUSTRASI PENCATATAN DALAM NERACA

Aset Kewajiban
Neraca PT Tambang menunjukkan adanya KAS sebesar
Rp1500 dan ALAT BERAT Rp300 pada aset, sedangkan
Hutang Bank
HUTANG BANK JANGKA PANJANG Rp800 dan MODAL Rp800
Kas
DISETOR Rp1000 pada ekuitas Rp1.500
Ekuitas

Dengan demikian total aset = total kewajiban dan ekuitas Modal disetor
Alat berat Rp1000
= Rp1800 Rp300

Aset Kewajiban
PT Tambang melakukan transaksi kredit untuk persediaan Hutang Dagang
Rp200
bahan bakar (fuel) sehingga: Kas
Rp1.500 Hutang Bank
1. Pada lajur aset, pembelian kredit tersebut dicatat Rp800
sebagai PERSEDIAAN Rp200 Persediaan Ekuitas
2. Pada lajur kewajiban, dicatat sebagai HUTANG Rp200
Modal disetor
DAGANG Rp200 Alat berat Rp1000
Rp300

28
4 KONDISI NERACA FINAL

Aset Kewajiban
Hutang Dagang
Rp200

Kas Hutang Bank


Rp1500 Rp800

Ekuitas

Persediaan
Rp200
Modal disetor
Rp1000
Alat berat
Rp300

RP2000 RP2000

29
Aset Liabilitas
Kas $ 40 Hutang usaha $ 50
Piutang usaha 100 Hutang bank 150
Tanah 200 $200
Ekuitas
Total aset $340
Modal disetor $100
Saldo laba 40
$140
Harus Total liabilitas
sama dan ekuitas $340

18
Contoh Neraca
(Bagian Aset)
Neraca PT Tambang Indonesia (dalam jutaan US$) per Desember 31, 2018 a

Kas dan setara kas 90 a. Tanggal posisi keuangan


Piutang usaha b 394 b. Jumlah piutang dari
Persediaan 696 pelanggan
Biaya dibayar dimuka c 5 c. Biaya untuk masa depan
Pajak dibayar dimuka 10 yang sudah dibayar
Aset Lancard 1,195
d. Aset yang akan terealisasi
Aset tetape 1030
dalam 1 tahun ke depan
Dikurangi: Ak. penyusutan.f (329)
Aset tetap bersih 701 e. Jumlah biaya perolehan
Investasi jangka panjang 50 f. Akumulasi penyusutan atas
Aset lainnya 223 penggunaan asset
Total Aset g 2,169 g. Apa yang PT TI punya
Contoh Neraca
(Bagian Liabilitas dan Ekuitas)
Neraca PT Tambang Indonesia (dalam jutaan US$) per Desember 31, 2018

Hutang bank 290 a. Aset = Liabilitas dan Ekuitas


Hutang usahac 94 b. Pajak yang harus dibayar
Hutang pajak b 16 c. Hutang ke supplier untuk
Akrual d 100 barang dan jasa
Liabilitas jangka pendek e 500 d. Gaji dan beban lainnya yang
Liabilitas jangka panjangf 530 belum dibayar dan ditagih
Total Liabilitas 1,030 e. Hutang jatuh tempo < 1 thn
Modal saham g 729 f. Hutang jatuh tempo > 1 thn
Tambahan modal disetor g 200 g. Investasi awal
Saldo laba h 210 h. Akumulasi laba di-retain
Total Ekuitas 1,139
Total L dan E a 2,169
4 KEUANGAN

LABA RUGI

➢ Menunjukkan hasil dari kinerja operasi entitas selama suatu periode


tertentu (misalnya: 1 tahun, 9 bulan, 6 bulan, 3 bulan)
➢ Apa yang entitas jual / hasilkan / lakukan untuk menghasilkan penjualan /
pendapatan?
➢ Apa saja biaya yang timbul di dalam operasi normal entitas untuk
menghasilkan penjualan / pendapatan tersebut?
➢ Apakah entitas menghasilkan laba bersih atau rugi bersih?

36
LABA RUGI

➢ Pendapatan / Penghasilan
Aset (Kas atau Piutang) yang dihasilkan oleh entitas melalui
siklus bisnis

➢ Beban / Biaya
Aset yang dikonsumsi atau kewajiban yang timbul pada
entitas melalui siklus bisnis

➢ Laba atau rugi bersih


“Pendapatan / Penghasilan” dikurangi “Beban / Biaya”
25
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan
Komprehensif
Presentasi Laba Rugi minimum
▪ Pendapatan
▪ Harga pokok penjualan
▪ Beban operasi, beban dan pendapatan lainnya
▪ Beban pajak
▪ Penghasilan komprehensif lain: Perubahan aset atau
liabilitas yang tidak mempengaruhi laba rugi periode
tersebut, contoh: revaluasi aset tetap, dampak translasi
laporan keuangan, pengukuran kembali

26
Contoh Laba Rugi
Laba Rugi PT Tambang Indonesia (dalam jutaan US$) untuk tahun yang berakhir pada
tanggal Desember 31, 2018 a

Pendapatan b 2,211 a. Periode cakupan laporan


Harga pokok penjualan (1,599) b. Penerimaan atau tagihan
Laba bruto 612 kepada pelanggan
Beban Penjualan c (302) c. Komisi penjualan, iklan, gaji
Beban Adm. & umum c (100) karyawan, dsb
EBIT d 210 d. Laba usaha (sebelum pajak
Beban & Pendapatan lainnya (59) dan bunga)
EBT f 151 e. Biaya atas pinjaman
Beban pajak (60) f. Laba sebelum pajak
EAT g 91 g. Laba bersih setelah pajak.
4 KEUANGAN

HARGA POKOK PENJUALAN

➢ Menunjukkan biaya utama yang dikeluarkan entitas untuk


menghasilkan sejumlah produk yang terjual
➢ Apakah entitas sudah secara efisien memanfaatkan
sumber daya untuk menghasilkan produk?

41
4 KEUANGAN
SKEMA PERHITUNGAN HARGA POKOK PENJUALAN

Pembelian Persediaan
Bahan Baku
Bahan Baku Bahan Baku

(Gudang) Proses
Proses Produksi Biaya Produksi
Persediaan Produksi

Penjualan Persediaan
Barang Jadi
Barang Jadi Barang Jadi

42
Hubungan Inventory dan Harga Pokok
Penjualan/COGS:
Beginning Net cost of
inventory + production

= Inventory
available for sale

Cost of goods
Ending inventory + sold

41
Analisis Harga Pokok Penjualan

42
Analisis Harga Pokok Penjualan
Contoh perhitungaan:
2015 2014
Biaya produksi (74,100 (57,200
Persediaan awal (12,923 (10,000
Persediaan akhir (13,475) (12,923)
HPP (73,548 (54,277

43
4 KEUANGAN

ARUS KAS
➢ Melaporkan jumlah kas yang dihasilkan dan dibayar oleh
entitas dari aktivitas operasi, aktivitas investasi dan
aktivitas pendanaan selama periode waktu tertentu
➢ Bagaimana entitas menghasilkan kas?
➢ Bagaimana entitas menggunakan kas?
➢ Sebagai pelengkap terhadap laporan laba rugi
➢ Mengindikasikan kemampuan entitas dalam
menghasilkan pendapatan di masa yang akan datang

47
Laporan Arus Kas
Arus Kas Masuk
▪ Penjualan barang, pemberian jasa
▪ Penjualan aktiva
▪ Penerimaan dari pinjaman (bank atau pemegang saham)
▪ Penerimaan dari penambahan modal
Arus Kas Keluar
▪ Pembayaran biaya operasional
▪ Pembelian aktiva (ekspansi)
▪ Pembayaran pinjaman
▪ Pembayaran dividen

30
Laporan Arus Kas
Aktivitas Operasi → Aktivitas utama
Transaksi atau kejadian terkait dengan aktivitas utama entitas
Penerimaan atau pembayaran bunga
Pembayaran pajak penghasilan

Aktivitas Investasi → Alokasi investasi


Pembelian dan penjualan aset tetap
Penerimaan dan/atau pembayaran pinjaman ke entitas lain

Aktivitas Pendanaan → Sumber dana


Penerimaan dan/atau pembayaran pinjaman dari entitas lain
Penambahan modal dan pembayaran dividen

31
Laporan Arus Kas
Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Kas Operasi Investasi Pendanaan
Masuk

Kas
Keluar
Aktivitas Aktivitas Aktivitas
Operasi Investasi Pendanaan

32
Contoh
Contoh Laporan Arus Kas
PT Tambang Indonesia
untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2018
(dalam jutaan US$)

Arus kas dari aktivitas operasi:


Penerimaan dari pelanggan 48)
Pembayaran ke supplier (43) 5)

Arus kas dari aktivitas investasi:


Penerimaan dari penjualan aset tetap 0)
Pembelian aset tetap (4) (4)

Arus kas dari aktivitas pendanaan:


Penerimaan dari setoran modal 10)
Pembayaran pinjaman bank (6) 4)

Arus kas bersih 5)

33
Asumsi Aksi Entitas dari Laporan Arus
Kas
Operating Investing Financing General Explanation
Building up pile of cash; Possibly looking for
1.
+ + + Acquisition

Operating cash flow being used to buy fixed


2. + ─ ─ assets and pay down debt

3. + + ─ Operating cash flow and sale of fixed assets


being used to pay down debt.

4. + ─ + Operating cash flow and borrowed money


being used to expand

34
Asumsi Aksi Entitas dari Laporan Arus
Kas
Operating Investing Financing General Explanation
Operating cash flow problems covered by sale
5. ─ + + of fixed assets, borrowing and owner
contributions.

6. ─ ─ + Rapid growth, short falls in operating cash


flow; purchase of fixed assets.

Sale of fixed assets is financing operating cash


7. ─ + ─ flow shortages.

8. ─ ─ ─ Company is using reserves to finance cash


flow short falls.

35
Penerimaan Negara

Laporan Keuangan Lainnya

Laporan Investasi

Anggaran Belanja

Sumber Pembiayaan
PAJAK
▪ PPh Pasal 21 adalah pemotongan tas penghasilan yang dibayarkan kepada orang pribadi
sehubungan dengan pekerjaan, jabatan, jasa, dan kegiatan.
▪ PPh pasal 22 adalah pemungutan atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan dengan
pembelian barang.
▪ PPh pasal 23 adalah pemotongan atas pajak penghasilan yang dibayarkan berupa hadiah, bunga,
deviden, sewa, royalty, dan jasa-jasa lainnya selain objek PPh Pasal 21.
▪ PPh pasal 4 aaayat (2) adalah pemotongan atas penghasilan yang dibayarkan sehubungan jasa
tertentu (jasa konstruksi, sewa tanah/bangunan, pengalihan hak atas tanah/bangunan, hadiah
undian, dan lainnya)
▪ PPh pasal 25 adalah angsuran pajak yang dapat dihitung sesuai dengan jumlah pajak penghasilan
yang terutang, menurut SPT Tahunan PPh dikurangi PPh yang dipotong serta PPh terutang di Luar
Negeri tidak dapat dikreditkan wajib pajak.
▪ PPh pasal 26 mengatur pajak yang dikenakan atas peghasilan yang bersumber dari Indonesia dan
diterima Wajib Pajak luar negeri selain bentuk usaha tetap (BUT) di Indonesia.
▪ PPh pasal 29 mengatur atas jumlah pajak terutang suatu perusahaan dalam satu tahun pajak
lebih besar dari jumlah kredit pajak yang telah dipotong oleh pihak lain, seta telah disetorkan.
▪ PPN adalah pemungutan atas pajak konsumsi yang dibayar sendiri sehubungan penyerahan
barang kena pajak dan jasa kena pajak.
5 ANALISIS RASIO

Building Blocks of Analysis


Kemampuan
Kemampuan untuk
memenuhi
menghasilkan di
kewajiban jangka
masa depan dan
pendek dan Likuiditas dan memenuhi kewajiban
efisiensi dalam Solvabilitas
Efisiensi jangka panjang
menghasilkan

Kemampuan untuk
menghasilkan Kemampuan dalam
kinerja keuangan Rasio terhadap memberikan
yang menarik Profitabilitas ekspektasi positif
pasar terhadap pasar

67
Standar Pembanding:
 Intra-company
 Kompetitor
 Industri
 Regulator

53
DEBT RATIO
▪ Mengukur Likuiditas dan Solvabilitas
▪ Bervariasi tergantung jenis industrinya, namun
umumnya di kisaran angka 50%

Total liabilitas
DEBT RATIO =
Total aset

56
Debt-to-Equity Ratio

• Mengukur Likuiditas dan Solvabilitas


• Bervariasi tergantung jenis industrinya, namun
umumnya di kisaran angka 1

Total liabilitas
DER =
Total ekuitas

57
Current Ratio
• Mengukur Likuiditas dan Efisiensi
• Kadang disebut sebagai “Working Capital Ratio”

Total aset lancar


CR =
Total liabilitas jangka pendek

58
Asset Turnover Ratio
• Mengukur Efisiensi
• Semakin tinggi rasio ini, maka semakin efisien
entitas tersebut menggunakan asetnya untuk
menghasilkan penjualan/pendapatan

Pendapatan
=ATR =
Total Aset

59
Return On Sales/Net Profit Margin
• Mengukur profitabilitas yang dihasilkan (laba
bersih) dari penjualan/pendapatan
• Umumnya dievaluasi sesuai jenis industri yang
sejenis

Laba bersih
NPM =
Pendapatan

60
Return On Equity
• Mengukur profitabilitas yang dihasilkan (laba
bersih) dari total investasi pemegang saham
• Kisaran yang wajar berada di 10% - 25%

Laba bersih
ROE =
Ekuitas

61
TERIMA KASIH

7
Materi Keuangan
http://tiny.cc/keuanganrkab

Anda mungkin juga menyukai