Anda di halaman 1dari 107

DAMPAK LINGKUNGAN

KEGIATAN PERTAMBANGAN

MK Pengelolaan Lingkungan Industri Pertambangan


Jurusan Teknik Lingkungan
UPN Veteran Yogyakarta

Oleh: Eni Muryani, S.Si.,M.Sc.

Page 1
Kelengkapan Dokumen
Izin Kegiatan Pertambangan

IUP Eksplorasi
Feasibility Study (Studi Kelayakan: teknis,
ekonomi, lingkungan)
Rencana Reklamasi
Rencana Penutupan Tambang
AMDAL atau UKL-UPL
Izin Lingkungan : Surat Ket Kelayakan
Lingkungan
IUP Operasi dan Produksi

Page 2
Penapisan Rencana Kegiatan
Pertambangan: apakah wajib
AMDAL atau UKL-UPL
Dasar Hukum:
Permen RI Nomor 5 Tahun 2012 Tentang Jenis
Usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki
AMDAL:
Pasal 2 ayat(2) dan ayat (3)
Lampiran I: Daftar Jenis Usaha dan/atau kegiatan
yang wajib AMDAL
Lampiran II: Bagan alir tata cara penapisan
Lampiran II
Contoh Kasus Rencana Kegiatan Penataan Lahan Bekas
Tambang Rowosari oleh CV. Berkahh RSV

Ditinjau dari Rencana usaha dan /atau kegiatan


utama: tidak wajib AMDAL karena tidak ada dalam
Lampiran 1 dan lokasi rencana kegiatan tidak
berada di dalam dan/ atau berbatasan langsung
dengan kawasan lindung
Namun, terdapat usaha dan/ atau kegiatan
pendukung atas usaha dan/atau kegiatan yang
diusulkan, yakni pemotongan sisa-sisa bukit dan
pengurugan lubang-lubang bekas galian yang
diprediksi volumenya > 500.000 meter kubik
sehingga termasuk dalam daftar lampiran 1 bidang
multi sektor: pemotongan bukit dan pengurugan
lahan dengan volume 500.000 meter kubik
Lampiran I Bagian II A. Bidang
Multisektor
Deskripsi Rencana Kegiatan

a. Penataan Cek Lokasi:


Lahan Bekas Tidak ada di
tidak masuk UKL UPL
Tambang Lampiran I
kawasan
Rowosari lindung

b. Kegiatan
pendukung:
Pemotongan Masuk dalam
Lampiran I Wajib AMDAL
bukit dan
pengurugan Bidang
dgn vol. Multisektor
>500rb m3
Kesimpulan:
Luas lahan penataan untuk kasus Rowosari
bukanlah masalah penentuan apakah UKL UPL
atau AMDAL, tetapi di dalam rencana kegiatan
penataan tersebut terdapat kegiatan pendukung
berupa pemotongan sisa-sisa bukit dan
penimbunan lubang-lubang bekas tambang yang
volumenya mencapai 15-17 juta meter kubik
(berdasarkan perhitugan utk kawasan seluas 21-
24 Ha), sehingga masuk kategori pada
daftar wajib AMDAL di Lampiran 1.
METODA IDENTIFIKASI
DAMPAK
Metoda identifikasi dampak proses awal kegiatan
analisis dampak rencana kegiatan terhadap
komponen lingkungan
Metoda identifikasi dampak: metoda check-list,
matrik, overlay, flowchart, permodelan, dan simulasi
Langkah awal identifikasi bisa dimulai dengan
menyimak masalah utama yang diduga akan
muncul dari hasil proses perlingkupan
Proses identifikasi dampak dapat dilakukan melalui
tiga tahapan kegiatan (Canter, 1977):
Membuat uraian rona lingkungan hidup awal,
Menentukan berbagai komponen kegiatan
yang menimbulkan dampak,
Menentukan komponen lingkungan yang
berubah akibat rencana kegiatan.
Metoda identifikasi dampak paling sederhana:
metoda check-list memuat daftar/
informasi tentang:
Rincian tahapan dan jenis rencana kegiatan yang
menimbulkan dampak,
Rincian komponen/sub-komponen/ parameter
lingkungan yang diperkirakan akan terkena
dampak.
Hasil matrik interaksi antara komponen rencana
kegiatan dan komponen lingkungan.
Proses selanjutnya perlingkupan (scoping)
menentukan jenis kegiatan & komponen
lingkungan yang mempunyai hubungan sebab-
akibat sangat kuat yang akan diprediksi dan
dievaluasi dampaknya.
Selain checklist dan matrik interaksi diagram
alir dampak: memperlihatkan alur dampak
gradasi orde dampak primer, sekunder, tersier,
dan seterusnya bermanfaat dalam penentuan
prioritas pengelolaan dan pemantauan dampak.
Contoh
Matrik Identifikasi Dampak

Catatan:
Kolom diisi tanda x
(ada dampak) atau -
(tidak ada dampak)
Kolom bernomor 1
sampai 18: diisi jenis
kegiatan rencana
kegiatan
KRITERIA EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

Kriteria evaluasi dampak potensial dapat terdiri dari 4 (empat) pertanyaan


berdasarkan panduan pelingkupan dalam AMDAL yang diterbitkan oleh
Deputi Bidang Tata Lingkungan Kementrian Negara LH Tahun 2007, yaitu :

1.Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?


2.Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi)
dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis)?
3.Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen
lingkungan tersebut?
4.Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau
dilampaui?

Jika salah satu pertanyaan dijawab ya, maka dampak potensial tersebut
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik

Page 18
Kriteria Sifat Penting Dampak
Kriteria mengenai dampak penting berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2012 :
1.Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2.Luas wilayah persebaran dampak
3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4.Banyaknya komponen lingkungan yang terkena
dampak
5.Sifat kumulatif dampak
6.Berbalik (reversible) dan tidak berbaliknya
(irreversible) dampak
7.Kriteria lain sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi Page 19
*saat ini evaluasi dampak potensial menjadi DPH menggunakan 7 krteria sifat penting
CONTOH CONTOH
PELINGKUPAN DAMPAK
LINGKUNGAN AKIBAT
KEGIATAN PERTAMBANGAN
Contoh 1: Kasus Brown Canyon
Semarang

Page 21
TUJUAN
Bahan pertimbangan dalam pemberian ijin usaha
pertambangan (IUP) Operasi Produksi (OP) khusus
untuk penjualan sisa bahan galian;
Instrumen pengikat dan acuan pemrakarsa dalam
melaksanakan kegiatan pengelolaan dan pemantauan
lingkungan yang berkaitan dengan kegiatan yang
dijalankannya;
Acuan bagi Badan Lingkungan Hidup Kota Semarang
dalam melakukan pengawasan;
Acuan bagi Pemerintah Daerah setempat dan instansi
terkait dalam melakukan pemantauan.

Page 22
LOKASI RENCANA KEGIATAN

Page 23
Page 24
Page 25
IJIN PRINSIP
Berdasarkan Keputusan Walikota Semarang Nomor 510.43/6
Tanggal 17 Februari 2016 Tentang Pemberian Ijin Lokasi
Kepada PT. Berkahh Rowosari Indah untuk Pertanian
(Semarang Brown Canyon Botanical Garden) di atas tanah
seluas 42.214 m2 yang terletak di Kelurahan Rowosari
Kecamatan Tembalang Kota Semarang disetujui.

Page 26
DISKRIPSI
KEGIATAN

Page 27
RENCANA & TAHAPAN KEGIATAN

PASCA
OPERASI
OPERASI j. Rehabilitasi
f. Mobilisasi peralatan dan dan revegetasi
TK k. Penyelamatan
KONSTRUK air
g. Penataan lahan
SI l. Pembongkaran
d. Pembangunan h. Pengangkutan sisa
basecamp dan material bangunan
PRAKONSTRU m. Pelepasan TK
workshop i. Operasional basecamp
KSI
a. Survey rona dan workshop
e. Pembuatan
b. Sosialisasi jalur
c. Penerimaan transportasi
Tenaga Kerja dalam area
penataan

Page 28
PELINGKUPAN

Page 29
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Page 30
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Page 31
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Page 32
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Page 33
IDENTIFIKASI DPH dan DTPH 1
DAMPAK TIDAK PENTING
DAMPAK PENTING
NO KEGIATAN HIPOTETIK NAMUN DIKELOLA
HIPOTETIK
DAN DIPANTAU
1. Tahap Pra Konstruksi
a. Survey pendataan 1. Perubahan persepsi
rona lingkungan masyarakat
2. Timbulnya keresahan
masyarakat
b. Sosialisasi terhadap 1. Perubahan persepsi
penataan lahan bekas masyarakat
tambang 2. Timbulnya keresahan
masyarakat
c. Penerimaaan tenaga 1. Perubahan persepsi 1. Timbulnya keresahan
kerja untuk masyarakat masyarakat
prakonstruksi, 2. Peningkatan kesempatan 2. Gangguan keamanan dan
konstruksi, operasi, kerja dan peluang berusaha ketertiban
hingga pasca operasi 3. Peningkatan pendapatan
untuk kegiatan masyarakat
penataan lahan bekas
tambang
2. Tahap Konstruksi
a. Pembangunan 1. Gangguan keamanan dan
basecamp dan ketertiban
workshop 2. Peningkatan risiko K3
b. Pembuatan jalur 1. Peningkatan kadar debu 1. Perubahan bentuk medan
transportasi kendaraan
2. Peningkatan kebisingan 2. Peningkatan pendapatan
dan material dalam
area/lokasi penataan masyarakat
lahan bekas tambang 3. Meningkatkan potensi 3. Gangguan keamanan dan
gerakan massa batuan ketertiban
4. Peningkatan risiko K3 4. Peningkatan prevelensi
penyakit
Page 34
IDENTIFIKASI DPH dan DTPH 1

Page 35
IDENTIFIKASI DPH dan DTPH 1
Tahap Pasca Operasi
a. Rehabilitasi dan 1. Perbaikan iklim mikro 1. Peningkatan kuantitas airtanah
Revegetasi lahan 2. Penurunan kadar debu 2. Peningkatan kuantitas airt
permukaan
3. Penurunan potensi gerakan 3. Peningkatan pendapatan
massa batuan masyarakat
4. Membaiknya kondisi tanah 4. Perubahan tingkat keamanan dan
sehingga munumbuhkan flora ketertiban
dan mendatangkan fauna

b. Penyelamatan air 1. Peningkatan kualitas airtanah


-
2. Peningkatan kuantitas airtanah
3. Peningkatan kuantitas
airpermukaan
c. Pembongkaran 1. Gangguan keamanan dan
-
bangunan basecamp ketertiban
dan workshop 2. Peningktan risiko K3
d. Pelepasan tenaga kerja 1. Perubahan persepsi
masyarakat
2. Timbulnya keresahan
masyarakat
3. Peningkatan kesempatan kerja
dan peluang berusaha
4. Peningkatan pendapatan
masyarakat
5. Gangguan keamanan dan
ketertiban

Page 36
Contoh 2:
PERTAMBANGAN BATU GRANIT
PT. BINTAN KARISMA PRATAMA
KEPUTUSAN BUPATI BINTAN NO 35/XI/2014 TENTANG PERSETUJUAN IZIN USAHA PERTAMBANGAN
EKSPLORASI KEPADA PT. BINTAN KARISMA PRATAMA

Pulau Telang Kecil, Desa Mantang Besar, Kecamatan Mantang,


Kabupaten Bintan

Provinsi Kepulauan Riau

Page 37
Latar Belakang
Pada tahun 2000 berdasarkan Keputusan Bupati Kepulauan Riau Nomor
294/XI/2000 telah diterbitkan SIPD Batu Granit kepada PT. Telang Granit
Mandiri seluas 40 Ha, namun tidak melaksanakan penambangannya.

Pada tahun 2014, PT. Bintan Karisma Pratama telah melaksanakan kegiatan
eksplorasi bahan galian batu granit di Desa Mantang Besar, Kecamatan
Mantang, Kabupaten Bintan, Provinsi Kepulauan Riau. Kegiatan eksplorasi ini
didasarkan pada Surat Keputusan Bupati Bintan Nomor : 29/X/2014, tentang
Izin Prinsip Eksplorasi Batuan PT. Bintan Karisma Pratama, dan diikuti dengan
Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi No. 35/XI/2014.

PT. Bintan Karisma Pratama merencanakan produksi batu granit sebesar


825.000 1.250.000 m3, Sehingga rencana kegiatan penambangan batu
granit wajib membuat AMDAL (Permen LH No. 5 Tahun 2012 : Produksi
mineral bukan logam atau mineral batuan > 500.000 m3/tahun).

Page 38
KESAMPAIAN
DAERAH

LOKASI RENCANA
KEGIATAN

Page 39
LOKASI RENCANA KEGIATAN

Page 40
Luasan wilayah IUP eksplorasi batu granit PT. Bintan
Karisma Pratama adalah 62,03 ha
Berdasarkan Surat yang di terbitkan BAPPEDA No.
650/BPPD-INFRA/338 tentang Informasi Pemanfaatan
Ruang, menyatakan bahwa dengan mengacu pada
Perda No. 2 tahun 2012 RTRW Kab. Bintan tahun
2011 2031 Lokasi Eksplorasi PT. Bintan Karisma
Pratama berada pada Kawasan Pariwisata seluas
43,91 ha, Kawasan Perlindungan Setempat
18,11 ha dan Kawasan Perlindungan Mangrove seluas
4,92 ha.

Page 41
Page 42
DISKRIPSI
KEGIATAN

Page 43
Peta Sebaran Sumberdaya

Page 44
Sumberdaya dan Cadangan
Lokasi Sumberdaya Cadangan Terukur Cadangan
(m3) (m3) Tertambang
(m3)

Bukit 1 3.001.000 1,800,600 1,115,477.10

Bukit 2 11.325.000 6,795,000 4,209,522.90

Total 14.326.000 8,595,600 5,325,000.00

Cadangan :

Total Cadangan : 5.325.000 m3

Page 45
Rencana Produksi
m3/tahun

m3/tahun

Target Penambangan PT. Bintan Karisma


Pratama adalah 825.000 m3 1.250.000 m3
per tahun

Page 46
TEKNIK PENAMBANGAN
DENGAN METODE QUARRY (side hill type)

Teknik penambangannya bertahap mengikuti arah dari


lereng bukit dari elevasi yang paling tinggi ke elevasi
yang rendah. Penambangan akan berhenti sampai
elevasi kontur yang terendah (0 mdpl). Kemudian di
turunkan hingga elevasi target tercapai.

Peralatan tambang yang digunakan adalah kombinasi


wheel loader dump truck dibantu dengan bulldozer
sebagai alat garu-dorong dan grader untuk perawatan
jalan serta peledakan untuk memberaikan batu granit.

Page 47
TEKNIK PENAMBANGAN
DENGAN METODE QUARRY (side hill type)

Stage 1 Stage 1

Stage 2 Stage 2

Bukit 1 Bukit 2
Penambangan Penambangan
Stage 1 : +35 s/d 0 mdpl Stage 1 : +60 s/d 0 mdpl
Stage 2 : 0 s/d -35 mdpl Stage 2 : 0 s/d -10 mdpl

Page 48
Sifat Fisik Batuan
Hasil Pengujian Point Load

Dari hasil uji Laboratorium


Mekanika Batuan, bahwa
di dapat rekomendasi
untuk semua lokasi,
pemberaian batu granit di
lakukan dengan
Peledakan (>0,9 Mpa)

Page 49
Kebutuhan Bahan Peledak dan Perlengkapan Peledakan

Page 50
Kebutuhan Alat
Tahun Tahun
No Unit Kegiatan Rencana Alat N
1 2 3 4 5 Unit Kegiatan Rencana Alat
o 1 2 3 4 5
1 Top Soil & OB
Land Clearing Bulldozer Cat D6D 1 1 1 1 1 1 Road Maintenance
Penggalian & Pemuatan Motor Grader 1 1 1 1 1
Komatsu PC 200 1 1 1 1 1
Pengangkutan Nissan CW54 1 1 1 1 1 Compactor Bomag 2 2 2 2 2

Water Truck Nissan CWB 1 2 2 2 2


2 Batu Granit
Penggalian 2 Pit Service
Drilling Rig
1 1 1 1 1 Excavator 1 1 1 1 1
Tamrock P110
Pemuatan CAT 966 M 1 1 1 1 1 Breaker 1 1 1 1 1
Pengangkutan Nissan CW54 5 6 6 5 4 Lube Truck Hino FM 260 1 1 1 1 1

3 Stockpile Fuel Truck Hino FM 260 1 1 1 1 1

Pemuatan & Pengangkutan Pompa Multiflo MTF420 1 1 1 1 1


ke Crushing Plant CAT 966 M 2 2 2 2 2
3 Workshop
Compressor Air man 750FM 2 2 2 2 2
4 Crushing Plant
Welder Unit 1 1 1 1 1
Pengolahan Metso 500TPH 2 2 2 2 2
Pemuatan ke Dump Truck CAT 966 M 2 2 2 2 2 4 Office Staff Support
Pengangkutan ke Mitsubishi Strada 4WD 2 3 3 3 3
Pelabuhan Nissan CW54 2 2 2 2 2
Ambulance Mitsubishi L300 1 1 1 1 1

5 Barge Loading Genset 500Kva 2 2 2 2 2

Penataan di atas tongkang CAT 966 M 2 2 2 2 2

Page 51
Rencana Penambangan 2015

Page 52
Rencana Penambangan 2016

Page 53
Rencana Penambangan 2017

Page 54
Rencana Penambangan 2018

Page 55
Rencana Penambangan 2019

Page 56
Sarana dan Prasarana
Pembuatan jalan masuk Pembangunan gudang
ke lokasi tambang handak
Pembangunan Terminal Pembangunan
Khusus (jetty) bengkel dan gudang
Pembangunan kantor, Tempat Penyimpanan
mess, tempat ibadah, Sementara
dan poliklinik (Limbah B3)
Pembangunan unit Sarana Pengelolaan
peremuk (unit crusher) Limbah Cair Domestik
Pos Keamanan
Tangki Bahan Bakar
Page 57
RONA
LINGKUNGAN
HIDUP AWAL

Page 58
Komponen Geo-Fisik-Kimia

CH rata- rata Maksimal: 548,6 mm/bulan;


Iklim CH rata- rata Minimal : 116,4 mm/bulan
aah Klasifikasi iklim menurut Schmidt & Fergusson adalah tipe Iklim A atau
iklim tropis
Rata-rata hari hujan : 29 hari

Kualitas
Udara dan Kualitas udara di sekitar tapak proyek adalah 0,26 g/Nm3 dan masih berada
dibawah baku mutu berdasarkan PP. 41 Tahun 1999, yaitu 230 g/Nm3.
Kebisingan Kebisingan di lokasi rencana tapak proyek berkisar antara 40-42 dB.

Kualitas Air Hasil analisis kualitas air laut di perairan Terminal Khusus
menunjukkan belum terjadinya pencemaran oleh kegiatan
Laut lainnya.

Page 59
RONA AWAL LINGKUNGAN HIDUP

Komponen Geo-Fisik-Kimia

Jenis tanah di lokasi rencana penambangan granit


Kesuburan termasuk ke dalam jenis tanah hasil pelapukan granit
Tanah yang berwarna kuning kecoklatan (podzolik). Sifat tanah
penutup ini bila kering maka butirannya lepas,
mengandung pasir, dan daya menahan airnya kecil
sehingga mudah tererosi.

Berdasarkan analisis data yang dikeluarkan oleh Balai


Kualitas Laboratorium PU Provinsi Riau kualitas air disekitar tapak
AirTanah proyek dikategorikan cukup baik, Meskipun demikian, terdapat
parameter yang telah melebihi baku mutu lingkungan menurut
PP. No. 82 Tahun 2001. Parameter tersebut adalah kandungan
Besi. Kualitas air permukaan di sekitar tapak proyek secara rinci
dapat dilihat pada Tabel.
Page 60
Komponen Biologi
Vegetasi :
Vegetasi Dominan :
Meranti, ketapang, medang, cengal, bintangur, geronggang,
jangkang, kelat, mata kucing.
Semak belukar:
Sekaduduk, Ketapeng, rumput pait, paku resam, sianik, angsana,
kelakok, mahang, pulai, kemunting, lebam, paku resam, sendayan,
tiup-tiup

Satwa Liar :
Kera ekor panjang, tuapi, musang, tikus belukar, tikus rumah,
babi hutan, Cecak, bengkarung, ular air, ular phiton, ular tanah,
biawak, , Katak besar, katak hijau, Elang, punai, merbah, pipit

Sumber : AMDAL PT. Telang Granit Mandiri, 2001)


Page 61
Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya

Demografi

Memiliki 4 wilayah Desa / Kelurahan dengan 9 RW dan 21


RT
Pada tahun 2011 penduduk Mantang tercatat sebanyak
3.896 jiwa dengan kepadatan 35 jiwa per km2

Page 62
Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya
Pendidikan

Sarana penduduk di Kecamatan Mantang terdiri dari TK 2 buah,


SD 4 buah, SLTP 2 buah
Tidak ada sekolah tingkat SLTA di Kecamatan Mantang

Page 63
Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya
Sosial

Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam Page 64


Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya
Ekonomi

Sektor Pertanian :Produksi perkebunan di Kecamatan Mantang


tertinggi didominasi oleh karet 121,70 ton kemudian diikuti kelapa
sebesar 159,52 ton
Sektor Peternakan: Populasi ternak unggas ayam kampung di
Kecamatan Mantang mengalami peningkatan dari 4.525 ekor menjadi
4.644 ekor, itik mengalami penurunan dari 440 ekor menjadi 435 ekor
pembudidayaan ikan di dalam keramba salah satunya terpusat di
Pulau Sirai, Desa Mantang Besar

Page 65
Komponen Sosial-Ekonomi-Budaya
Ekonomi
Sektor Pertanian : Produksi perkebunan di Kecamatan
Mantang tertinggi didominasi oleh karet 121,70 ton
kemudian diikuti kelapa sebesar 159,52 ton
Sektor Peternakan: Populasi ternak unggas ayam
kampung di Kecamatan Mantang mengalami
peningkatan dari 4.525 ekor menjadi 4.644 ekor, itik
mengalami penurunan dari 440 ekor menjadi 435 ekor
pembudidayaan ikan di dalam keramba salah satunya
terpusat di Pulau Sirai, Desa Mantang Besar

Page 66
Komponen Kesehatan Masyarakat

Jumlah gizi buruk di Kec. Mantang besar mengalami peningkatan pada tahun 2013,
sendangkan status Gizi kurang mengalami penurunan dari tahun 2013 ke tahun
2014.

Page 67
Komponen Kesehatan Masyarakat

Ispa merupakan penyakit tertinggi yang di temukan. Jenis Penyakit Infeksi lanya
yang di temukan adalah Penyakit infeksi yang sering terjadi selain ISPA antara
lain, diare, demam, influenza, dan gangren pada pulpa
Page 68
PELIBATAN
MASYARAKAT

Page 69
Pengumuman di
Media

Pengumuman di media
cetak Tanjung Pinang Pos
tanggal 26 Oktober 2014

Page 70
Konsultasi Publik

Waktu : Jumat, 24 Oktober 2014


Lokasi : Ruang SD Telang Kecil

Peserta : + 60 orang,
meliputi tokoh masyarakat formal maupun non formal,
RT/RW Telang Kecil, Pemerintah Desa Mantang Besar,
Pemerintah Kecamatan Mantang, dan instansi terkait
seperti Badan Lingkungan Hidup, Bappeda Kabupaten
Bintan, (Badan Pemberdayaan Masyarakat dan
Pemerintah Desa) BPMPD Kabupaten Bintan, Dinas
Pertambangan dan Energi Kabupaten Bintan.

Page 71
Page 72
Page 73
Hasil Konsultasi Publik

1. Kompensasi dari hasil penambangan batu granit kepada


tiap KK yang ada di Pulau Telang Kecil
2. Penyerapan tenaga lokal yang ada terutama masyarakat
Pulau Telang Kecil
3. Beasiswa bagi murid-murid yang berprestasi
4. Pelaksanaan kegiatan peledakan supaya diperhatikan
pada jam-jam tertentu supaya tidak mengganggu pada
saat waktu beribadah.

Page 74
Kegiatan Sekitar
Seluruh kegiatan
yang ada di
sekitarnya Tapak
Proyek adalah
kegiatan
Pertambangan
Bauksit

Barat Laut : PT. Gunung Sion


Utara : PT. Bintan Dompa Indah Page 75
PELINGKUPAN

Page 76
RENCANA & TAHAPAN PERTAMBANGAN

PASCA
OPERASI
OPERASI k. Reklamasi dan
f. Pengupasan Tanah Penutupan
pucuk (Top Soil) Tambang
KONSTRUK l. Demobilisasi
Lapisan Tanah Penutup
SI Peralatan
d. Mobilisasi g. Penambangan Granit
Peralatan Berat h. Aktivitas Unit m. Pemutusan
PRAKONSTRU Hubungan
dan Material pengolahan dan Jetty
KSI
a. Sosialisasi i. Aktifitas Perbengkelan, Kerja
e. Pembangunan
b. Pengadaan Sarana dan Genset, Mess dan
Lahan Prasarana Office
c. Penerimaan j. Reklamasi dan
Tenaga Kerja Revegetasi

Page 77
IDENTIFIKASI DAMPAK POTENSIAL

Page 78
KRITERIA EVALUASI DAMPAK POTENSIAL

Kriteria evaluasi dampak potensial dapat terdiri dari 4 (empat) pertanyaan


berdasarkan panduan pelingkupan dalam AMDAL yang diterbitkan oleh
Deputi Bidang Tata Lingkungan Kementrian Negara LH Tahun 2007, yaitu :

1.Apakah beban terhadap komponen lingkungan tertentu sudah tinggi?


2.Apakah komponen lingkungan tersebut memegang peranan penting
dalam kehidupan sehari-hari masyarakat sekitar (nilai sosial dan ekonomi)
dan terhadap komponen lingkungan lainnya (nilai ekologis)?
3.Apakah ada kekhawatiran masyarakat yang tinggi tentang komponen
lingkungan tersebut?
4.Apakah ada aturan atau kebijakan yang akan dilanggar dan atau
dilampaui?

Jika salah satu pertanyaan dijawab ya, maka dampak potensial tersebut
dikategorikan sebagai dampak penting hipotetik yang harus dikaji dalam
ANDAL.

Page 79
HASIL PELINGKUPAN - DAMPAK PENTING HIPOTETIK

Page 80
Ringkasan Proses Pelingkupan

Page 81
HASIL PELINGKUPAN BATAS WILAYAH STUDI

Ekologi Udara Tapak Proyek

BWS

Ekologi Air
Sosial & Kesmas

Page 82
PETA RENCANA PENGAMBILAN TITIK
SAMPLE

Page 83
Kriteria Sifat Penting Dampak
Kriteria mengenai dampak penting berdasarkan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 27
Tahun 2012 :
1.Jumlah manusia yang akan terkena dampak
2.Luas wilayah persebaran dampak
3.Intensitas dan lamanya dampak berlangsung
4.Banyaknya komponen lingkungan yang terkena
dampak
5.Sifat kumulatif dampak
6.Berbalik (reversible) dan tidak berbaliknya
(irreversible) dampak

Page 84
Metode Evaluasi Secara Holistik
Metode Bagan Alir

Page 85
Lokasi Wilayah Desa Pembeliangan Kecamatan Sebuku
Kabupaten Nunukan - Provinsi Kalimantan Timur
Berdasarkan Keputusan Bupati Nunukan Nomor 680 Tahun
2009
Tentang Persetujuan Perubahan Kuasa Pertambangan
Eksploitasi Menjadi
Izin Usaha Pertambangan Operasi Produksi Seluas 581 Ha.
Kepada PT. Dewa Ruci Mandiri
Latar Belakang
Pemerintah mengembangkan sumber
energi non minyak, yakni batubara
sebagai sumber energi alternatif untuk
industri dan rumah tangga
PT. Dewa Ruci Mandiri (PT. DRM) salah
satu perusahaan lokal yang melakukan
penambangan batubara.
Dari eksplorasi tambahan ditemukan
sumberdaya baru sebesar 597.300
ton.
Rencana peningkatan kapasitas
produksi batubara PT. DRM dari 8.000
mjdi 16.000 ton/bulan
Kesampaian Daerah
Peta Lokasi
Kesesuaian Lahan dengan
RencanaTata Ruang
Lokasi pertambangan batubara PT. Dewa Ruci Mandiri
seluas 581 Ha secara administrasi termasuk dalam
wilayah Kecamatan Sebuku Kabupaten Nunukan
Berdasarkan Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan
Perairan di Wilayah Propinsi Kalimantan Timur
(KepmenHut No.79/Kpts-II/2001), diketahui bahwa
wilayah IUP berada pada Hutan Produksi (HP) atau
Kawasan Budidaya Kehutanan (KBK)
Peta Tata Ruang
Kegiatan Sekitar
Sebelah Utara : Perbatasan Indonesia dan
Malaysia
Sebelah Selatan : PT. Sentosa Sukses
Makmur,
PT. Duta Tambang Rekayasa,
PT. Pipit Mutiara Jaya,
PT. Nunukan Bara Sentosa dan PT.
Duta Tambang Sumber Alam,
PT. Pohon Emas Lestari dan PT.
Nunukan Jaya Lestari (kegiatan perkebunan
sawit), PT. Adindo Hutani Lestari (Hutan
Tanaman Industri),
PT. Central Cipta Murdaya.
Sebelah Barat : Kecamatan Sebuku
Sebelah Timur : Kecamatan Nunukan
Sebelah Tenggara : Desa Tabur Lestari dan
Peta Kegiatan Sekitar
Tahapan Kegiatan
Tahap Pra Konstruksi
Perijinan
Sosialisasi rencana kegiatan dan konsultasi publik
Pembebasan lahan
Tahap Konstruksi
Penerimaan tenaga kerja
Mobilisasi peralatan berat
Pembersihan lahan
Pembangunan sarana dan prasarana
Tahap Operasi
Pengupasan tanah pucuk dan tanah penutup
Penambangan batubara
Pengangkutan batubara
Pengolahan dan penimbunan batubara
Aktivitas perbengkelan dan genset
Coorperate Social Responsibility (CSR)
Reklamasi dan Revegetasi
Tahap Pasca Operasi
Reklamasi dan revegetasi lanjutan
Demobilisasi peralatan
Pelepasan tenaga kerja
Penutupan tambang
Sumberdaya
Sumberdaya &
& Cadangan
Cadangan
Batubara
Batubara
Rencana Produksi Batubara
Pengupasan Tanah Pucuk
Pembongkaran tanah pucuk dilakukan dengan penggaruan
memakai ripper
Pembongkaran tanah pucuk yang keras dibantu dengan
peledakan
Kriteria operasi peledakan yang paling baik pada kegiatan
penambangan adalah efisien, murah dan aman.
Geometri yang akan diterapkan dihitung berdasarkan teori R.
L. Ash. Bahan peledak utama yang digunakan adalah ANFO
(Amonium Nitrat Fuel Oil). Sedangkan bahan penguat ledak
(primer) adalah Powergel Magnum 3151 dan sebagai penyala
awal akan menggunakan detonator non elektrik (NONEL).
Kebutuhan bahan peledak dihitung berdasarkan atas blasting
ratio (BR).
Gudang handak diperlukan pengurusan perijinannya oleh
instansi Pemerintah dan Polri.
Penambangan

Umur Tambang : 3 (tiga) tahun

Target Produksi : 16.000 ton per bulan

Stripping Ratio : 1 : 20
Pengangkutan
Bagan Alir Pengolahan
Batubara
PENAMBANGAN

BATUBARA BERSIH DARI


TAMBANG

VIBRATING HOPPER

PRIMARY CRUSHER

VIBRATING SCREEN

> 50 90 mm

SECONDARY CRUSHER
< 1 50 mm
< 1 50 mm

STOCKPILE

BATUBARA SIAP JUAL


Struktur Organisasi

Keterangan : Jabatan Struktural


Jabatan Fungsional K3LH
Komponen Geo-Fisik-Kimia
1. Iklim
Rata-rata curah hujan : 338,89 mm/bln ; iklim sangat basah
Rata-rata hari hujan : 170,45 hari/thn

2. Kualitas Udara
Kebisingan mengacu pada KepMen Lingkungan Hidup No.KEP-48/MENLH/11/1996
Debu mengacu pada Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 dan Keputusan Gubernur
Tingkat I Kalimantan Timur No. 339 Tahun 1988

3. Geologi
Susunan atau satuan stratigrafi tersusun atas 2 formasi yaitu Formasi Meliat dan Formasi
Naintupo

4. Tanah
Bagian barat wilayah kajian didominasi oleh jenis Kambisol distrik, Latosol
umbrik, dan Podsolik haplik.
Bagian timurwilayah kajian jenis tanahnya terdiri dari Podsolik kandik, Podsolik
kromik, dan Kambisol distrik.

5. Kualitas Air
Sifat fisik (temperatur, kekeruhan, dll) dan sifat kimia air sungai (BOD, COD, dll)
Dasar baku mutu air yang mengacu ke PP 82/2001

6. Pembentukan Air Asam Tambang


Air asam tambang dengan uji statik
Kriteria Batuan Pembentuk Asam
Komponen Biotis
Lokasi calon tambang batubara PT. Dewa Ruci Mandiri
hutan sekunder tua, hutan sekunder muda dan sebagian
merupakan areal HTI dengan jenis tanaman fast growing
species seperti jenis Acacia mangium. Tipe hutan tropis
dataran rendah, didominasi famili Dipterocarpaceae

Jenis-jenis satwa liar di wilayah studi adalah :


Mamalia : Babi Hutan, Bajing Kelapa, Musang Luwak,
Monyet Beruk, Owa-owa, Kancil, Kijang, Rusa, Tikus
Belukar, Trenggiling, dll
Aves : Ayam Hutan, Burung Hantu, Alang-alang, Elang,
Gagak, Burung Gereja, Kuntul Perak, Kutilang, Murai,
Pipit, Perkutut, dll
Reptil & Amphibi : Biawak, Bunglon, Buaya, Ular, dll

Sumber : Hasil Wawancara saat Sosialisasi


Komponen Sosial Ekonomi
Budaya

Sumber : Kecamatan Sebuku Dalam Angka,


2010
Matrik Identifikasi Dampak
Potensial
Bagan Alir Proses Pelingkupan

Anda mungkin juga menyukai