UKL - UPL
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup
(UPL) adalah upaya yang dilakukan dalam pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup
oleh penanggung jawab dan atau kegiatan yang tidak wajib melakukan AMDAL (Keputusan
Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 86 tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup).
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan.
Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL
dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang tersedia.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan
menggunakan formulir isian yang berisi :
1. Identitas pemrakarsa
2. Rencana Usaha dan/atau kegiatan
3. Dampak Lingkungan yang akan terjadi Program pengelolaan dan pemantauan
lingkungan hidup
4. Tanda tangan dan cap
SUMBER 2
Pengertian UKL dan UPL - ilmuhutan.com
Hayyan Setiawan
Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup, yang
selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap Usaha dan/atau
Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi
proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan. (Peraturan
Pemerintah No. 27 Tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan).
Advertisement
Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap harus melaksanakan upaya pengelolaan
lingkungan dan upaya pemantauan lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi
kegiatan yang tidak diwajibkan menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola
dengan teknologi yang tersedia. UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan
hidup untuk pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan
atau kegiatan.
Dokumen UKL-UPL dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai kelengkapan dalam
memperoleh perizinan. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) diwajibkan pula bagi usaha dan/atau kegiatan yang telah berjalan namun
belum memiliki UKL-UPL. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) dibuat untuk proyek-proyek yang dampak lingkungannya dapat diatasi,
skala pengendaliannya kecil dan tidak kompleks.
Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi dengan menggunakan
formulir isian yang berisi :
SUMBER 3
ryan
Sebelum melakukan kegiatan usaha, setiap industri wajib untuk mambuat AMDAL (Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup) atau UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan
Upaya Pemantauan Lingkungan) berdasarkan Peraturan Pemerintah No.27 tahun 2012
tentang Izin Lingkungan. Bagaimana perbedaannya?
Izin Lingkungan
Izin Lingkungan adalah izin yang diberikan kepada setiap orang yang melakukan usaha
dan/atau kegiatan yang wajib AMDAL atau UKL/UPL dalam rangka perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup sebagai prasyarat memperoleh izin usaha dan/atau kegiatan.
AMDAL
UKL/UPL
UKL-UPL sama halnya seperti AMDAL, berfungsi sebagai panduan pengelolaan lingkungan
bagi seluruh penyelenggara suatu kegiatan. Namun, skala kegiatan yang diwajibkan UKL-
UPL relatif cukup kecil dan dianggap memiliki dampak terhadap lingkungan yang tidak
terlalu besar dan penting. Hal ini menyebabkan kegiatan tersebut tidak tercantum dalam
daftar wajib AMDAL. Namun demikian, dampak lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu
dikelola untuk menjamin terlaksananya pengelolaan lingkungan yang baik.
SPPL
Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang
Perlindungan Dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, diatur bahwa setiap usaha dan/atau
kegiatan yang tidak termasuk dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL dan
wajib SPPL.
Jadi, UKL/UPL, AMDAL, SPPL adalah jenis dokumen yang harus diajukan untuk
mendapatkan Izin Lingkungan. Dokumen AMDAL terdiri dari KA-ANDAL dan RKL/RPL.
Dokumen AMDAL wajib disusun jika kegiatan/usaha termasuk dalam daftar wajib AMDAL
(wajib karena berdampak lingkungan besar), jika tidak termasuk, maka diwajibkan menyusun
UKL/UPL (berdampak lingkungan lebih kecil). Setelah mendapatkan izin lingkungan, suatu
usaha/kegiatan/proyek baru boleh dimulai deh! Kenapa ribet ya prosedurnya? Prosedur ini
(kalau dilaksanakan dengan baik dan bukan sekedar formalitas), merupakan upaya
mencegah/mengurangi dampak buruk dari usaha/kegiatan/proyek ini kepada lingkungan.
Karena jika lingkungan terlanjur rusak, manusia bakal lebih ribet! Seperti kata Conservation
International, Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia
Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa Amdal, UKL-UPL dan SPPL
merupakan Dokumen Lingkungan Hidup. Walaupun SPPL hanya terdiri dari satu sampai
dua lembar (karena hanya berupa surat pernyataan) dalam peraturan tersebut tetap disebut
sebagai dokumen lingkungan.