Anda di halaman 1dari 5

1. Apa bedanya AMDAL, DELH, UKL, UPL, DPLH dan SPPL?

a. AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


Pengertian Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) sebagaimana diatur
dalam Pasal 1 angka (11) Undang Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup adalah kajian mengenai dampak
penting suatu usaha dan / atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup
yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha
dan/atau kegiatan. Hal ini sejalan dengan pengertian Amdal yang tertuang pada Pasal
1 angka (2) Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2012 tentang Analisis Mengenai
Dampak Lingkungan.
Dokumen AMDAL merupakan instrumen pengelola lingkungan yang wajib
disusun oleh penyelenggara kegiatan/usaha yang melakukan kegiatan/usaha yang
termasuk dalam daftar wajib AMDAL, seperti diatur pada Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup No.05 thn 2012 ttg Jenis Rencana Usaha Dan Atau Kegiatan yang
Wajib Dilengkapi AMDAL. AMDAL terdiri dari :

1. Kerangka Acuan Analisis Dampak Lingkungan (KA-ANDAL)


2. Analisis Dampak Lingkungan (ANDAL)
3. Rencana Pengelolaan Lingkungan (RKL)  
4. Rencana Pemantauan Lingkungan (RPL)

Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) berisi tentang kajian


mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang
direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan
keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan di Indonesia. AMDAL
ini dibuat saat perencanaan suatu proyek yang diperkirakan akan memberikan
pengaruh terhadap lingkungan hidup di sekitarnya.
b. UKL/UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan dan Upaya Pemantauan Lingkungan),
UKL-UPL sama halnya seperti AMDAL, berfungsi sebagai panduan pengelolaan
lingkungan bagi seluruh penyelenggara suatu kegiatan. Namun, skala kegiatan yang
diwajibkan UKL-UPL relatif cukup kecil dan dianggap memiliki dampak terhadap
lingkungan yang tidak terlalu besar dan penting. Hal ini menyebabkan kegiatan
tersebut tidak tercantum dalam daftar wajib AMDAL. Namun demikian, dampak
lingkungan yang dapat terjadi tetap perlu dikelola untuk menjamin terlaksananya
pengelolaan lingkungan yang baik. UKL-UPL (Upaya Pengelolaan Lingkungan
Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup) merupakan dokumen pengelolaan
lingkungan hidup bagi rencana usaha dan atau kegiatan yang tidak wajib AMDAL.
UKL-UPL diatur sejak diberlakukannya PP 51/1993 tentang AMDAL. UKL-UPL
tidak sama dengan AMDAL yang harus dilakukan melalui proses penilaian dan
presentasi, tetapi lebih sebagai arahan teknis untuk memenuhi standar-standar
pengelolaan lingkungan hidup. Berdasarkan Kep-MENLH No 86 Tahun 2002 tentang
UKL-UPL, pemrakarsa diwajibkan mengisi formulir isian dan diajukan kepada
instansi yang bertanggung jawab di bidang pengeloaan lingkungan hidup
Kabupaten/Kota atau di Propinsi.
c. DELH
Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DELH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
merupakan bagian dari proses audit lingkungan hidup yang dikenakan bagi usaha
dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi belum
memiliki dokumen AMDAL ( Contoh : usaha / kegiatan tersebut sudah berjalan /
berproduksi  dan masuk dalam kategori wajib AMDAL tetapi tidak mempunyai
dokumen AMDAL )
d. DPLH
Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup, yang selanjutnya disingkat DPLH, adalah
dokumen yang memuat pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup yang
dikenakan bagi usaha dan/atau kegiatan yang sudah memiliki izin usaha dan/atau
kegiatan tetapi belum memiliki UKL-UPL.( Contoh usaha / kegiatan tersebut sudah
berjalan / berproduksi dan masuk dalam kategori wajib UKL/UPLtetapi tidak
mempunyai dokumen UKL / UPL )

e. SPPL (Surat Pernyataan Kesangupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan


Hidup)
SPPL adalah kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan
untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak
lingkungan hidup dari usaha dan/ atau kegiatannya di luar Usaha dan/atau kegiatan
yang wajib amdal atau UKL-UPL. Oleh karena itu, dalam Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup, diatur bahwa setiap usaha dan/atau kegiatan yang tidak termasuk
dalam kriteria wajib AMDAL wajib memiliki UKL-UPL dan wajib SPPL. Jadi,
UKL/UPL, AMDAL, SPPL adalah jenis dokumen yang harus diajukan
untuk mendapatkan Izin Lingkungan. Dokumen AMDAL terdiri dari KA-ANDAL
dan RKL/RPL. Dokumen AMDAL wajib disusun jika kegiatan/usaha termasuk dalam
daftar wajib AMDAL (wajib karena berdampak lingkungan besar), jika tidak
termasuk, maka diwajibkan menyusun UKL/UPL (berdampak lingkungan lebih
kecil). Setelah mendapatkan izin lingkungan, suatu usaha/kegiatan/proyek baru boleh
dimulai. Prosedur ini (kalau dilaksanakan dengan baik dan bukan sekedar formalitas),
merupakan upaya mencegah/mengurangi dampak buruk dari usaha/kegiatan/proyek
ini kepada lingkungan Dalam Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2012 Pasal 2 ayat (2) disebutkan bahwa Amdal, UKL-
UPL dan SPPL merupakan “Dokumen Lingkungan Hidup.” Walaupun SPPL hanya
terdiri dari satu sampai dua lembar (karena hanya berupa surat pernyataan) dalam
peraturan tersebut tetap disebut sebagai dokumen lingkungan.
2. Peraturan terkait
a. Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan Hidup : Peraturan Menteri Negara
Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2012
b. Sertifikasi Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis Mengenai Dampak Lingkungan
Hidup Dan Persyaratan Lembaga Pelatihan Kompetensi Penyusun Dokumen Analisis
Mengenai Dampak Lingkungan Hidup: Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup
Nomor 07 Tahun 2010
c. Penapisan Dokumen Lingkungan : Permenlhk 4 Tahun 2021 Daftar Penapisan dan
Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik Indonesia Nomor 05 Tahun
2012 Tentang Jenis Rencana Usaha Dan/Atau Kegiatan Yang Wajib Memiliki
Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup,
d. Peraturan lain
1) Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaah
Lingkungan Hidup
2) Peraturan Pemerinta No. 27 Tahun 2012 tentang izin Lingkungan
3) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.13 Tahun 2010  tentang UKL-
UPL dan SPPL
4) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.11 Tahun 2006 tentang Jenis
Usaha Kegiatan yang Wajib AMDAL
5) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No.14 Tahun 2010 tentang DELH
dan DPLH yaitu dokumen lingkungan hidup bagi kegiatan/usaha yang sudah
operasional
6) Perwako No.12 Tahun 2001 tentang Tata Cara Penyusunan dan Pengajuan UKL
dan UPL serta SPPL pada sektor Industri di Kota Batam.
7) Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaah
Lingkungan Hidup.
8) Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 1999 tentang AMDAL : PP. No 27 Tahun
1999 AMDAL 
9) Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-
UPL dan SPPL : PERMEN LH 13-2010 tentang UKL-UPL dan SPPL
10) Peraturan Menteri Negara LH No. 11 Tahun 2006 Tentang Jenis Usaha Kegiatan
yang Wajib AMDAL : PermenLH No.11 Tahun
2006_Jenis_Usaha_Wajib_Amdal
11) Peraturan Menteri Negara LH No. 14 Tahun 2010 tentang DELH dan DPLH
yaitu dokumen lingkungan hidup bagi kegiatan/usaha yang sudah
operasional : PERMEN LH 14-2010 tentang DELH-DPLH

Anda mungkin juga menyukai