Anda di halaman 1dari 5

Nama : Besse Salwaa Khofifah

NIM : 07181023
Mata Kuliah : Wawasan Teknik Lingkungan E

RANGKUMAN MATERI

AMDAL (Analisis Mengenai Dampak Lingkungan)


Menurut UU No. 32 Tshun 2009, AMDAL merupakan kajian mengenai
dampak penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan
hidup yang diperlukan pada proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan
usaha dan/ atau kegiatan.
AMDAL pada dasarnya sebuah kajian ilmiah yang dilakukan oleh pemrakarsa
untuk membuktikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan
tersebut aman bagi lingkungan hidup (ramah lingkungan). Kajian tersebut dilakukan
melalui proses pelibatan masyarakat. Sebagai sebuah kajian ilmiah, AMDAL berisi
atau memuat informasi mengenai identifikasi, prediksi (prakiraan), evaluasi serta
mitigasi berbagai dampak lingkungan yang akan terjadi di masa depan (biogeofisik
kimia, social-ekonomi, sosial budaya, dan kesehatan masyarakat) dari rencana usaha
dan/atau kegiatan yang akan dilakukan.
Kegunaan Studi AMDAL
- Membantu pengambilan keputusan baik oleh pihak pemrakarsa ataupun
pemerintah dalam perencanaan wilayah.
- Sebagai bahan informasi untuk semua pihak yang terkait dalam kegiatan
pengelolaan dan pemantauan lingkungan di lokasi kegiatan dan sekitarnya.
- Sebagai pedoman untuk kegiatan pengelolaan dan pemantauan lingkungan.
- Mengintegrasikan pertimbangan lingkungan dalam tahan perencanaan rinci
dari suatu usaha dan/atau kegiatan.
Dasar Hukum AMDAL
- Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup.
- Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun 2012 tentang Izin Lingkungan.
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 05 Tahun 2012 tentang
jenis rencana usaha dan/atau kegiatan yang wajib memiliki AMDAL.
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 16 Tahun 2012 tentang
Pedoman Penyusunan Dokumen Lingkungan.
- Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup No. 17 Tahun 2012 tentang
Keterlibatan Masyarakat dan Keterbukaan Informasi dalam Proses AMDAL.

UKL-UPL
Menurut UU No. 32 Tahun 2009 dan PermenLH No.13 Tahun 2010, UKL-
UPL adalah pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang
tidak berdampak penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan.

Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan


Hidup, yang selanjutnya disebut UKL-UPL, adalah pengelolaan dan pemantauan
terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak berdampak penting terhadap
lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang
penyelenggaraan Usaha dan/atau Kegiatan. (Peraturan Pemerintah No. 27 Tahun
2012 Tentang Izin Lingkungan). Kegiatan yang tidak wajib menyusun AMDAL tetap
harus melaksanakan upaya pengelolaan lingkungan dan upaya pemantauan
lingkungan. Kewajiban UKL-UPL diberlakukan bagi kegiatan yang tidak diwajibkan
menyusun AMDAL dan dampak kegiatan mudah dikelola dengan teknologi yang
tersedia.

UKL-UPL merupakan perangkat pengelolaan lingkungan hidup untuk


pengambilan keputusan dan dasar untuk menerbitkan ijin melakukan usaha dan atau
kegiatan. Dokumen UKL-UPL dibuat pada fase perencanaan proyek sebagai
kelengkapan dalam memperoleh perizinan. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL)
dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) diwajibkan pula bagi usaha dan/atau
kegiatan yang telah berjalan namun belum memiliki UKL-UPL. Upaya Pengelolaan
Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) dibuat untuk proyek-
proyek yang dampak lingkungannya dapat diatasi, skala pengendaliannya kecil dan
tidak kompleks.

Proses dan prosedur UKL-UPL tidak dilakukan seperti AMDAL tetapi


dengan menggunakan formulir isian yang berisi : Identitas pemrakarsa Rencana
Usaha dan/atau kegiatan Dampak Lingkungan yang akan terjadi Program pengelolaan
dan pemantauan lingkungan hidup Tanda tangan dan cap Formulir Isian diajukan
pemrakarsa kegiatan kepada : Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan
lingkungan hidup Kabupaten/Kota untuk kegiatan yang berlokasi pada satu wilayah
kabupaten/kota Instansi yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan
hidup Propinsi untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu Kabupaten/Kota Instansi
yang bertanggungjawab di bidang pengelolaan lingkungan hidup dan pengendalian
dampak lingkungan untuk kegiatan yang berlokasi lebih dari satu propinsi atau lintas
batas negara Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan
Lingkungan (UPL) dinyatakan berlaku sepanjang usaha dan/atau kegiatan tidak
melakukan perubahan lokasi, desain, proses, bahan baku dan/atau bahan penolong.
Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL)
yang telah dinyatakan sesuai dengan isian formulir atau layak, maka UKL-UPL
tersebut dinyatakan kadaluarsa apabila usaha dan/atau kegiatan tidak dilaksanakan
dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sejak rekomendasi atas UKL-UPL.

KLHS (Kajian Lingkungan Hidup Strategis)


Menurut UU No. 32 Tahun 2009, KLHS merupakan rangkaian analisis yang
sistematis, menyeluruh dan partisipatif untuk memastikan bahwa prinsip
pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana dan/atau program.
Kajian KLHS
- Kapasitas daya dukung dan daya tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan.
- Perkiraan dampak dan risiko lingkungan hidup.
- Kinerja layanan/jasa ekosistem.
- Efisiensi pemanfaatan sumber daya alam.
- Tingkat kerentanan dan kapasitas adaptasi terhadap perubahan iklim.
- Tingkat ketahanan dan potensi keanekaragaman hayati.
KLHS di Kota Balikpapan Tahun 2016
- Isu krisis air di Balikpapan
Bahan baku air bersih di Balikpapan bisa dibilang mengkhawatirkan.
Direktur Utama PDAM Balikpapan Haidir Effendi mengaku debet air di
Waduk Manggar dan Teritip tak bisa memenuhi kebutuhan warga Balikpapan.
Padahal hingga saat ini, PDAM hanya bergantung pada kedua waduk tadah
hujan itu. Menurut Haidir, jika musim kemarau melanda, distribusi air
dipastikan terganggu. Bahkan untuk sebagian wilayah terjadi penghentian
distribusi air bersih.

- Pencemaran Udara
Pemerintah kota Balikpapan mulai memberikan peringatan kepada
warganya untuk memberikan dukungan pemberian masker karena kualitas
udara sebagai dampak asap telah masuk dalam level waspada. Walikota
Balikpapan Rizal Effendi mengatakan indeks standar pencemar udara yang
baik setidaknya di bawah 65 mikrogram/m3. Sementara saat ini indeks di kota
minyak telah mencapai 69 mikrogram/m3.

- Pengelolaan Sampah
Pelaksanaan pengelolaan sampah akhir ke pihak swasta di Manggar
Kota Balikpapan telah mendapat lampu hijau dari Kementerian Pekerjaan
Umum Republik Indonesia. Pemerintah pusat mendukung, bahkan akan
menjadi pilot project bagi kami untuk di daerah lainnya di Indonesia.
Sekarang ini, untuk mengelola TPA Sampah Manggar memakan biaya sekitar
Rp12 miliar per tahun diambil dari APBD Kota Balikpapan. Melalui
pengalihan pengelolaan dari Pemkot Balikpapan ke pihak swasta akan
mengurangi beban penggunaan APBD Balikpapan. Presiden Jokowi
menyebutkan ada 10 kota yang diberikan prioritas dalam pengelolaan sampah.
Dalam pengelolan itu, sampah dijadikan energi listrik dengan berbagai cara.

PROPER (Pengertian Program Penilaian Kinerja Perusahaan)


PROPER merupakan instrumen penaatan alternative yang dikembangkan
untuk bersinergi dengan instrumen penaatan lainnya guna mendorong penaatan
perusahan melalui penyebaran informasi kinerja kepada masyarakat (public
disclosure). Proper bertujuan mendorong perusahaan agar menerapkan sistem yang
baik dalam pengelolaan lingkungan. Jika sistem yang dimiliki perusahaan sudah baik,
maka perusahaan dapat meningkatkan efisiensi absolut dalam pengurangan limbah.
Manfaat PROPER
- Perusahaan dapat menaikkan nilai efisiensi pengelolaan lingkungan.
- Perusahaan dapat mengembangkan inovasi untuk mengelola lingkungan yang
sesuai dengan bidang perusahaan tersebut.
- Menurunkan biaya untuk mengelola limbah, dengan menerapkan Eco-
Efficiency, Eco-expense reduction dan Value chain eco-efficiency.
- Mengurangi resiko lingkungan.
- Perusahaan dapat meningkatkan keuntungan atau menciptakan pasar baru
dengan jalan menerapkan Eco design, Eco-sales and marketing, menciptakan
pangsa pasar baru dengan mengusung isu lingkungan.
- Dengan semakin efisiennya pemanfaatan sumber daya, maka PROPER
mendorong perusahaan untuk menyisihkan sebagian sumber daya tersebut
untuk masyarakat sekitarnya dengan program0program pemberdayaan
masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai