TESIS
Oleh:
M. Ainur Ridlo
167003020
TESIS
Oleh:
M. Ainur Ridlo
167003020
PERNYATAAN
Judul Tesis
Dengan ini penulis menyatakan bahwa hasil tesis ini disusun sebagai
syarat untuk memperoleh gelar Master Sain pada Program Studi Perencanaan
Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera
Utara adalah benar merupakan karya penulis sendiri.
Adapun pengutipan- pengutipan yang penulis lakukan pada bagian-bagian
tertentu dari hasil karya orang lain dalam penulisan tesis ini, telah penulis
cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika
penulisan ilmiah.
Apabila di kemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis
ini bukan hasil karya penulis atau adanya plagiat dalam bagian - bagian tertentu,
penulis bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang penulis
sandang dan sanksi-sanksinya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
Medan, 27 April
2018
Penulis,
M. Ainur Ridlo
ABSTRAK
ABSTRACT
KATA PENGANTAR
Puja dan puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT dan shalawat
beriring salam keharibaan Nabi Besar Muhammad SAW, karena atas limpahan
rahmat dan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan tesis ini,
sebagai salah satu syarat akademik untuk menyelesaikan studi di Program
Magister Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas
SumateraUtara. Tesis ini berjudul “PARTISIPASI PEMUDA DALAM
PENGEMBANGAN PARIWISATA DI TAMAN WISATA ALAM
SIBOLANGIT”
Selama melakukan penelitian dan penulisan tesis ini, penulis banyak
memperoleh bantuan moril dan material dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Imam Nahrowi., Sebagai Menteri Pemuda dan Olah Raga Republik
Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani. MS., Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana
4. Bapak Prof. Dr. Lic.rer.reg. Sirojuzilam, SE., Selaku Ketua Program Studi
Sumatera Utara sekaligus selaku komisi pembanding atas saran dan kritik yang
diberikan.
5. Bapak Prof. Dr. Suwardi Lubis, MS., Selaku Anggota Komisi Pembimbing
6. Ibu Prof. Dr. Erika Revida, MS, dan Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut. M.Si.,
7. Bapak/Ibu Dosen yang telah memberikan ilmu yang bermanfaat kepada penulis
9. Secara khusus penulis mengucapkan terima kasih untuk Orang Tua Tercinta
Bapak Musleh dan Ibu Rumsiyah yang telah membesarkan, mendidik dan
10. Kepada Istri Tercinta Fitrotun Khasanah, SA. SH, Atas kesabaran dan
supportnya.
11. Kepada seluruh Keluarga, Guru dan Sahabat yang namanya tidak penulis
cantumkan satu persatu, terima kasih atas bantuan dan suportnya.
Akhirnya atas perhatian dan bantuan dari semua pihak penulis ucapkan terima
kasih.
M. Ainur Ridlo
RIWAYAT HIDUP
1. MI Miftahul Ulum Muncar Banyuwangi, Pada tahun 1999 dan lulus tahun
2004.
2. SMP Negeri 2 Sukowono Jember, Pada tahun 2004 dan lulus tahun 2007.
3. SMK Ibrahimy Sukorejo Situbondo, Pada tahun 2007 dan lulus tahun 2010.
4. S-I Ma’had Aly Tebuireng Jombang, Pada tahun 2010 dan lulus tahun 2014.
5. S-I Jurusan Pendidikan Bahasa Arab, Fakultas Tarbiyah, Universitas Hasyim
Asy’ari Tebuireng Jombang, Pada tahun 2010 dan lulus 2014.
Pada tahun 2016, Penulis masuk di Program Sekolah Pascasarjana Magister
Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan Universitas Sumatera Utara,
Melalui Beasiswa Kementrian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia.
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................ i
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v
DAFTAR ISI ........................................................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………..viii
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………...96
LAMPIRAN……………………………………………………………………..99
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB 1
PENDAHULUAN
mencapai total output yang lebih besar dan kesejahteraan yang lebih tinggi bagi
sosial, hal ini berlaku juga pada pembangunan lintas sektor dan pembangunan
antar wilayah.
dilakukan harus berorientasi pada kelestarian dan keseimbangan alam. Hal ini
2014). Selama periode tahun 1990-an, semakin banyak kalangan yang menyadari
lingkungan.
UNCED) tahun 1992, di Rio de Janeiro, Brasil. Hasil konferensi tersebut telah
sebagai proteksi dan meningkatkan kualitas lingkungan alam dan sosial (Iskandar,
2009).
Lingkungan Hidup. Upaya ini dilakukan agar lingkungan dan Sumber Daya Alam
terwujud pembangunan yang multi sektor. Era Otonomi Daerah sebagai implikasi
daerahnya sendiri, serta tuntutan bagi partisipasi aktif masyarakat dalam proses
pembangunan daerah yang sesuai dengan aspirasi dan tuntutan saat ini, maka
dibutuhkan kebijakan dan manajemen pemerintah daerah yang efektif, efisien dan
Pemuda merupakan aktor utama dalam setiap peristiwa penting yang terjadi
di Indonesia dan setiap hal yang menyangkut perubahan selalu dilekatkan pada
diri pemuda. Peran pemuda sangat penting dalam kemajuan bangsa, tonggak maju
tidaknya suatu bangsa terletak di tangan para pemuda. Pemuda pada masa lampau
mempunyai peran dan tugas yang cukup berat, tidak hanya merintis dan
yang membuktikan bahwa pemuda memiliki jiwa progresif dan semangat juang
yang tinggi, serta selalu dapat memberikan jawaban yang tepat atas tantangan-
tantangan yang harus dihadapi oleh bangsa Indonesia. Dan oleh sebab itu juga,
Tidak bisa di pungkiri kenyataan pemuda saat ini sangat berbeda jauh
dengan pemuda pada jaman dahulu. Pemuda saat ini sudah mengalami pergeseran
serta kemerosotan secara signifikan baik dari segi pergaulan, sosialisasi, cara
pengetahuan dan teknologi. Pada masa sekarang maupun yang akan datang,
segala aspeknya. Untuk itu, generasi muda harus bekerja lebih keras lagi,
penguasaan dan penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi yang benar, generasi
masyarakat dan kader keluarga. Generasi muda tidak bisa dilepaskan dari
namun jika tidak didukung oleh lingkungan sosial yang kondusif, maka
pertumbuhan anak dan remaja itu tidak akan berkembang secara optimal. Karena
itu generasi muda dituntut untuk ikut meningkatkan kesejahteraan sosial, terutama
dikalangan generasi muda sendiri. Namun sekarang sedikit sekali pemuda yang
yang unik, berbagai macam seni lukis dan kerajinan tangan, dan banyaknya
tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi para wisatawan sepanjang tahun.
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas
pariwisata jika terkelola dengan baik dan benar akan meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat.
positif bagi masyarakat, baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Salah satu cara
inisiatif warga, oleh warga dan hasil yang diperoleh untuk warga setempat.
Utara berada di Sibolangit Kabupaten Deli Serdang yaitu Taman Wisata Alam
flora dan fauna yang beraneka ragam jenisnya bukan hanya sekedar koleksi tetapi
juga memberikan kontribusi yang sangat penting bagi ilmu pengetahuan dan
memberikan banyak manfaat selain menyediakan udara yang bersih, segar dan
bebas polusi, di TWA ini mengandung berbagai fauna yang sangat menarik
terdapat berbagai kera, lutung, burung kutilang dan fauna lainnya yang
Taman Wisata Alam tersebut juga terdapat berbagai macam jalur perjalanan
untuk menikmati alam, yang terdiri dari jalur menuju tempat berbagai macam
macam flora yang tinggal di TWA tersebut dan ada beberapa jalur menuju tempat
panorama alam yang sangat indah. Taman Wisata Alam Sibolangit masih
merupakan tempat yang masih asri dan alami maka masih terdapat tempat-tempat
yang dikeramatkan oleh para warga. Hal tersebut juga merupakan salah satu
pengakuan bahwa di TWA ini masih terdapat kearifan lokal. Selain itu karena
tempat ini selalu dijadikan sebagai laboratorium alam bagi mahasiswa dan para
peneliti dalam mempelajari ilmu hayati. TWA ini adalah daerah serapan air,
terutama mata air Lau Kaban. Mata air Lau Kaban adalah salah satu sumber mata
air bagi PDAM Tirtanadi dalam menyediakan persediaan air buat masyarakat
Sibolangit mempunyai banyak potensi wisata, potensi alam, budaya dan ilmu
pemuda dan kurang mendapat perhatian dari pemuda setempat selain itu adanya
sikap acuh tak acuh terhadap keberadaan TWA tersebut, di mana mungkin
Walaupun tempat ini sudah difasilitasi oleh badan Balai Konservasi Sumber
menarik di mana kita dapat melihat binatang yang berkeliaran tetapi TWA ini
juga sangat minim pengunjung yang mengunjungi kawasan ini diperkirakan hanya
ada pada hari-hari tertentu saja, Padahal jarak yang sangat dekat dengan Kota
Medan (50 menit) dan akses jalan yang cukup mulus dan gampang dilalui oleh
menjadi sumber mata pencaharian penduduk tanpa mengurangi nilai dari kawasan
tersebut.
sebagai berikut:
(stakeholder).
4. Dapat digunakan sebagai bahan referensi ilmiah bagi peneliti lain, yang
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
kepedulian masyarakat untuk menjaga dan terlibat dalam usaha jasa pariwisata,
maka hal tersebut sudah bisa dianggap telah berpartisipasi. Sesuai dengan tujuan
dari pariwisata yaitu menciptakan kondisi yang kondusif, atau dengan kata lain
Bedagai memang sangat dilibatkan. Selain itu penelitian ini juga menyimpulkan
bahwa potensi bahari Serdang Bedagai merupakan aset yang luar biasa terhadap
telah memang telah diatur dalam perda No 12 tahun 2006 tentang pengelolaan
pulau Berhala Serdang Bedagai sebagai kawasan Eco Marine Tourism (wisata
besar program pengembangan pariwisata di desa Berjo, pemuda desa Berjo belum
yang dilakukan pemuda di Desa Berjo masih bersifat semu, sebab mereka belum
sepenuhnya ikut serta dalam setiap tahap kegiatan partisipasi. Di samping itu,
pariwisata yaitu dengan merintis sektor agrowisata, salah satunya melalui usaha
tarik wisata.
keaktifan partisipasi tersebut masih belum merata pada seluruh pemuda, hanya
pada sebagian kelompok saja. Meskipun demikian, pemuda yang telah aktif
Gunung Api Purba Nglanggeran dan tergabung sebagai pengelola, telah berhasil
antaranya:
turut serta dalam pembuatan program itu sendiri atau mengeritik tentang
(Lele, 1974).
sejauh hal-hal yang berkaitan dengan mereka (Uphoff dan Conen, 1979).
6. Partisipasi adalah suatu proses aktif, artinya bahwa orang atau kelompok
di dalam situasi sosial tertentu, bagi kelompok atau gerakan mereka yang
Stiefel, 1982).
Menurut Nasikun (2003) terdapat tiga unsur penting dalam partisipasi, yaitu
(1) Partisipasi merupakan suatu keterlibatan mental dan perasaan, lebih dari hanya
bantuan sebagai usaha mencapai tujuan kelompok. (3) Unsur tanggung jawab,
antara individu yang bersangkutan dengan anggota masyarakat yang lain (Budi,
partisipasi yang tumbuh karena pengaruh atau karena tumbuh adanya rangsangan
dari luar, merupakan gejala yang dapat diindikasikan sebagai proses perubahan
sosial.
seorang, kelompok atau badan hukum yang timbul atas kehendak dan keinginan
tenaga, material, ataupun barang dan uang serta ide-ide sebagai salah satu bentuk
pada tahap ini berupa tenaga dan uang untuk mengoperasikan dan memelihara
1. Tahap perencanaan
2. Tahap pelaksanaan
3. Tahap pemanfaatan
4. Tahap evaluasi.
pengembangan pariwisata.
3. Tahap Operasional. Tahap ini berbentuk fisik dan non fisik. Berbentuk
bersifat praktis dan preventif untuk mencegah agar tidak tercemar oleh
faktor dari dalam masyarakat (internal) dan faktor dari luar masyarakat
formal yang ada. Terdapat dua kategori tingkatan partisipasi masyarakat. Pertama,
warga komunitas dilibatkan dalam tindakan yang telah dipikirkan atau dirancang
oleh orang lain dan dikontrol oleh orang lain. Kedua, partisipasi merupakan proses
pembentukan kekuatan untuk keluar dari masalah mereka sendiri. Titik tolak
tahun
Pemuda, bukanlah sebuah gugus gagasan yang hanya dibatasi oleh persoalan
umur semata.
pemuda Indonesia (penduduk berusia 16-30 tahun) sekitar 57,81 juta jiwa atau
25,04 persen dari penduduk Indonesia yang berjumlah 230,87 juta jiwa.
(30,88 persen) serta penduduk di atas 30 tahun (44,08 persen). Jumlah pemuda
mengalami peningkatan dibandingkan tahun 2007 (57,17 juta orang) dan 2008
bendera kejayaannya.
Pemuda adalah unsur kokoh yang mampu belajar keras, menguasai dan
Iman yang diam dan kehilangan dinamika tidak ada harganya, sedangkan
d. Sektor Perubahan
Pemuda adalah pelopor dan sarana perubahan. Allah SWT tidak akan
mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah kondisi jiwa mereka.
Sedangkan pemuda memiliki kekuatan jiwa yang besar, maka perubahan yang
pembangunan bangsa dimasa yang akan datang. Pemuda memiliki dinamisasi dan
semangat yang tinggi dalam berbagai aspek dimasyarakat, pemuda dapat lebih
pada perubahan, perubahan yang diharapan sesuai dengan apa yang diharapkan
oleh masyarakat. Semangat yang tinggi dan ide-ide memberikan peran kepada
untuk meningkatkan peran serta pemuda dalam seluruh aspek kehidupan manusia
pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang
Pemerintah Republik Indonesia nomor 8 tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Daerah.
diarusutamakan.
diarusutamakan.
undang-undang, kebijakan atau program, dalam semua bidang dan pada semua
program dalam segala bidang, seperti politik, ekonomi dan sosial, agar pemuda
dan menguatkan rutinitas, prosedur dan ritual baru dalam organisasi. Dengan
yang signifikan; dan (3) pengarusutamaan dilakukan pada semua sektor terkait
namun diprioritaskan pada sektor penting yang terkait langsung dengan isu-isu
pengarustamaan.
menjadikan isu dan pelibatan pemuda sebagai bagian penting dalam menunjang
program pada segala bidang. Caranya bisa dengan membangun mekanisme yang
maupun program yang berdampak terhadap mereka. Hal lainnya yang tidak kalah
ditujukan untuk mempersempit kesenjangan yang ada selama ini pada bidang-
dari adanya orang asing di mana perjalanannya tidak untuk bertempat tinggal
menetap dan tidak ada hubungannya dengan kegiatan untuk mencari nafkah
(Muljadi, 2014)
berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan
Menurut UN-WTO dalam I Gde Pitana dan Putu GG (2009). Ada tiga
oleh Prof. Priyono pada Munas Pariwisata II di Tretes Jawa Timur pada tanggal
atas dasar tingkat familiarisasi dari daerah yang akan dikunjungi, serta tingkat
1. Drifter, yaitu wisatawan yang ingin mengunjungi daerah yang sama sekali
umum melainkan mencari hal yang tidak umum (off the beaten track).
daerah tujuan wisata yang sudah dikenal, dengan fasilitas seperti yang
oleh pemandu wisata. Wisatawan seperti ini sangat terkungkung oleh apa
2. Motif budaya, yang harus diperhatikan di sini adalah yang bersifat budaya
4. Motif status atau motif prestise, banyak orang yang beranggapan bahwa
wisata.
memajukan sesuatu yang dianggap perlu untuk ditata sedemikian rupa dengan
meremajakan atau memelihara yang sudah berkembang agar menjadi menarik dan
lebih berkembang.
cinta tanah air, memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa, serta mempererat
Menurut Kusudianto dalam Anastasika dkk (2014) bahwa suatu tempat wisata
yang memperbaiki taraf kualitas dan pola hidup komunitas setempat, tetapi juga
pariwisata yang membawa implikasi serta dampak yang berbeda, secara teori
diantaranya adalah:
Pada tahap ini jumlah wisatawan masih relatif kecil. Mereka cenderung
dihadapkan pada keindahan alam dan budaya yang masih alami daerah tujuan
wisata. Fasilitas pariwisata dan kemudahan yang didapat wisatawan juga kurang
baik. Atraksi didestinasi wisata belum berubah oleh pariwisata dan kontak dengan
wisatawan.
Pada tahap ini jumlah wisatawan yang datang meningkat tajam. Pada
rusaknya fasilitas mulai terjadi. Perencanaan dan kontrol secara nasional dan
wisatawan sudah tidak mampu lagi dilayani oleh daerah tujuan wisata. Ini disadari
diketahui semula dan menjadi resort baru. Resort menjadi tergantung pada sebuah
daerah tangkapan secara geografis lebih kecil untuk perjalanan harian dan
perkembangan pasar.
sifat dari kegiatan yang dilakukan. Oleh karena itu, desain penyusunan
pusat maupun pemda. Konsep swasta harus maju di depan serta benar benar diuji
serta langsung dari mereka akan punya andil besar dalam meningkatkan
secara mikro. Keber samaan dan kesatuan pandang anatar pelaku pariwisata,
pamong desa dan masyarajak desa menjadi modal utama untuk benar-benar
memerlukan banyak penanganan agar dapat memberikan nilai daya tarik bagi
akan memberi dampak positif bagi: pendapatan masyarakat sekitar daerah tujuan
dibutuhkan oleh wisatawan. Dampak positif itu dirasakan, antara lain oleh
penyewaan peralatan untuk oleh raga air, mobil, dan souvenir; pendapatan daerah
setempat, dengan adanya perolehan masukan kas daerah dari pungutan pajak dan
mempunyai daya tarik. Faktor daya tarik inilah yang akan mendorong wisatawan
dikelompokkan dalam tiga jenis yaitu sifat khas alam, wisata buatan, dan wisata
budaya. Daya tarik wisata ditentukan oleh beberapa faktor, diantaranya jenis
atraksi wisata. Atraksi wisata adalah suatu tempat atau area yang memiliki suatu
karakteristik/ daya tarik tertentu dan fasilitas wisata yang dapat menarik para
2. Aksesibilitas (Accessibility)
pemahaman Objek Wisata, adalah perwujudan ciptaan manusia, tata hidup, seni
budaya, sejarah bangsa, keadaan alam yang mempunyai daya tarik untuk
No. 9 Tahun 1990, adalah segala sesuatu yang menjadi sasaran wisata.
3. Fasilitas (Amenity)
tujuan wisata, seperti fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ke
merupakan tempat tinggal sementara di tempat atau di daerah tujuan yang akan
berikut ”daya tarik wisata” adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan,
keindahan, dan nilai yang berupa keanekaragaman kekayan alam, budaya dan
hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau tujuan kunjungan wisatawan.
Sementara dalam Bab I, pasal 10, disebutkan kawasan strategis pariwisata adalah
kawasan yang memiliki fungsi utama pariwisata atau memiliki potensi untuk
sumber daya alam, daya dukung lingkungan hidup, serta pertahanan dan kemanan.
kesehatan, terutama bantuan P3K, harus disediakan pada pintu masuk, pusat
wisata dan pada tempat yang dekat dengan monumen alam atau budaya yang
penghasilan, umur, motivasi dan watak. Ciri ini masing – masing akan
permintaan akan pariwisata secara langsung dan sengaja, dan secara tidak
langsung melalui faktor yang penting bagi wisatawan, seperti misalnya sikap
penduduk setempat pada wisatawan dan minat yang dibangkitkan oleh budaya
(Glenn, 1998).
pariwisata dan rekreasi alam. Adapun kriteria untuk penunjukan dan penetapan
dan daya atarik untuk dimanfaatkan bagi pariwisata dan rekreasi alam;
pariwisata alam.
dengan upaya pengawetan keaneka ragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta
ekonomis dan sosial budaya. Rencana pengelolaan Taman Wisata Alam sekurang-
kurangnya memuat tujuan pengelolaan, dan garis besar kegiatan yang menunjang
Gambar 2.1
Kerangka Pemikiran Penelitian
Partisipasi Pemuda
Perencanaan
Pelaksanaan
Pemanfatan
Komponen Pariwisata
Evaluasi
Atraction
Accessibility
Amenity
Ancillary Service
BAB III
METODE PENELITIAN
Jenis studi yang digunakan dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan
menggambarkan secara sistematis dan jelas tentang situasi situasi sosial atau
gejala yang berlaku dilapangan yang menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
J. Moleong, 2014).
penelitian.
mendalam dengan informan kunci (key informan). Adapun informan kunci yang
dipilih di antaranya:
Serdang
4. Camat Sibolangit
6. Tokoh Masyarakat
Untuk memperoleh data yang dibutuhkan dalam penelitian ini, maka teknik
permasalahan penelitian.
2010).
Data yang diperoleh dari lapangan, baik data sekunder maupun primer akan
metode analisis deskriptif yaitu melakukan penyesuaian antara teori dengan realita
lapangan (hasil penelitian), yang telah tersusun rapi sehingga dapat diketahui
keadaan sebenarnya.
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan
demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas
mencarinya bila diperlukan. Secara teknis, pada kegiatan reduksi data yang telah
penelitian.
penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat,
bagan, hubungan antar kategori. Dalam penelitian ini, secara teknis data-data
awal, tetapi mungkin juga tidak karena masalah dan rumusan masalah dalam
penelitian ini akan dilakukan dengan cara mendiskusikan data-data hasil temuan
Data Display
Data
Collection
Conclusions:
Drawing /
verifying
Data
Reduction
Gambar 3.1.
Analisis Data Kualitatif : Model Interaktif .Sumber : Matthew B. Miles dan A.
Michael Huberman (1994).
variabelnya. Adapun definisi operasional dan ukuran variabel dalam penelitian ini
alam.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
keempat dari Besluit dari Sri Paduka Tuan Besar Yang Maha Mulia
b. Zelfbestuur tanggal 2 Oktober 1916 (Besluit dari Sri Paduka Tuan Besar
Tata Batas yang dibentuk melalui Besluit oleh Paduka Tuan Gubernur dari
Anggota Komisi Tata Batas terdiri dari perwakilan Gubernur, pihak Lands
Gourverment;
e. Pentji, anak Beru (laki-laki luar daerah yang mempunyai istri di Kampung
Sibolangit saat itu tercatat, sebelah utara adalah jalan batas dengan tanda
batas nomor 48 sampai 32. Sebelah timur adalah jalan batas dengan tanda
batas nomor 32 sampai 20, Sebelah selatan, satu garis dianggap ditarik dari
tanda batas baru nomor 20 menuju sebelah barat sampai di jalan di pinggir
puncak yang rata dari Sibolangit dan seterusnya menurut jalan tersebut
sampai di tanda batas nomor 7, kemudian menurut jalan batas dengan batas-
sekolah, serta kemudian melalui jalan besar tanda batas nomor 3 jalan curam
sampai kembali pada jalan besar. Sebelah barat, sepanjang jalan besar
sampai di tanda batas nomor 48. Di dalam kawasan yang telah ditata batas
tersebut, terdapat tanah milik Seng Hap seluas 5,5 Ha sesuai dengan Besluit
“Sibolangit”.
seorang warga negara Jerman yang lahir tahun 1872. Karir Loerzing dimulai
pada tahun 1896 sebagai tentara di DEI. Kemudian pada tahun 1903
dimulai ketika dia ditugaskan untuk membuat blue print Kebun Raya
Sibolangit pada tahun 1915. Loerzing pensiun pada tahun 1924 dan
Cagar Alam kaya akan berbagai jenis tumbuhan (flora) yang bukan hanya
a. Letak Kawasan
b. Iklim
TWA. Sibolangit terbentuk dari andesit dan bahan batuan vulkanik. Jenis
tanah podsolik dan tekstur hablur sehingga mudah meresapkan air serta
d. Topografi
a. Flora
Flora yang tumbuh di kawasan ini sebagian jenis asli dan sebagian
berasal dari luar (tanaman eksotik), Tanaman dari luar umumnya terdiri
dari pohon yang besar dengan diameter lebih kurang 1 meter, seperti
species Ficus, 20 jenis Kecing (Quercus sp), palm, pinang, dan nira.
b. Fauna
Jenis fauna yang sering dijumpai adalah kera (Macaca fascularis), lutung
seperti: babi hutan (Sus scrofa), kancil, kus-kus, ular phyton (Pyton
a. Kependudukan
Jumlah penduduk Desa Sibolangit kurang lebih 828 orang, yang terdiri
dari jumlah laki-laki sebanyak 392 orang dan jumlah wanita sebanyak
436 orang dengan jumlah kepala keluarga sebanyak 201 KK dengan luas
wilayah kurang lebih 425 Ha, atau luasan lahan ± 0,5 Ha/orang. Suku
yang ada di Desa Sibolangit didominasi oleh suku Karo dan suku lain
b. Pendidikan
Tingkat pendidikan masyarakat Desa Sibolangit termasuk bagus, hal ini
dapat dilihat dari rendahnya masyarakat Sibolangit yang buta huruf yaitu
c. Kesehatan
itu juga terdapat sarana kesehatan secara medis yang ada di Desa
d. Agama
e. Perekonomian
4.2.1. Visi
4.2.2. Misi
Sumatera Utara.
Sibolangit
Alam dan Taman Buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di
Alam dan Taman Buru, serta konservasi tumbuhan dan satwa liar di
Orang Staf (Non Struktural) dan 5O rang Masyarakat Mitra Polhut (MMP).
Hayati & Ekosistemnya dan Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang
Sibolangit. Berikut ini tabel yang merinci kebijakan pemerintah yang terkait
Tabel 4.1
Kebijakan Pemerintah Terkait Pengelolaan TWA Sibolangit
No Kebijakan Keterkaitan/Isi
1 Undang-Undang Pasal 33
Dasar 1945 Bumi dan air dan kekayaan alam yang
terkandung di dalamnya dikuasai oleh Negara
dan dipergunakan sebesar-besarnya bagi
kemakmuran rakyat.
2 Undang-Undang Pasal 26
Nomor 5 Tahun Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam
1990 tentang hayati dan ekosistemnya dilakukan melalui
Konservasi Sumber kegiatan:
Daya Alam Hayati a. pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan
dan Ekosistemnya pelestarian alam;
b. pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar.
Pasal 27
Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan
pelestarian alam dilakukan dengan tetap
menjaga kelestarian fungsi kawasan.
Pasal 28
Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar
dilakukan dengan memperhatikan kelangsungan
potensi, daya dukung, dan keanekaragaman
jenis tumbuhan dan satwa liar.
Pasal 29
(1) Kawasan pelestarian alam sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 1 angka 13 terdiri dari:
a. taman nasional;
b. taman hutan raya;
c. taman wisata alam.
(2) Ketentuan lebih lanjut mengenai penetapan
suatu wilayah sebagai kawasan pelestarian alam
4 Undang-Undang Pasal 3
Nomor 41 Tahun 1999 Penyelenggaraan kehutanan bertujuan untuk
tentang Kehutanan sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang
berkeadilan dengan :
a. Menjamin keberadaan hutan dengan luasan
yang cukup dan sebaran yang proporsional.
b. Mengoptimalkan aneka fungsi hutan yang
meliputi fungsi konservasi, fungsi lindung, dan
fungsi produksi untuk mencapai manfaat
lingkungan, sosial, budaya, dan ekonomi yang
seimbang dan lestari.
c. Meningkatkan daya dukung daerah aliran
sungai.
Pasal 46
bertujuan untuk :
a. Mendukung koordinasi antar pelaku
pembangunan;
b. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi,
dan sinergi baik antar Daerah, antar ruang, antar
waktu, antar fungsi pemerintah maupun antara
Pusat dan Daerah;
c. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara
perencanaan penganggaran, pelaksanaan dan
pengawasan.
d. Menjamin tercapainya penggunaan sumber
daya secara efisien, efektif, berkeadilan, dan
berkelanjutan.
dan informasi terkini tentang potensi sumber daya alam yang ada baik
sumber daya alam hayati maupun non hayati. Data dan informasi ini
antara lain :
2. Pengukuhan Kawasan
3. Penataan Blok
bertujuan agar fungsi dan pemanfaatan kawasan dapat optimal baik untuk
pengelolaan yang terdiri dari blok perlindungan, blok Pemanfaatan dan blok
Kegiatannya berupa :
Sibolangit adalah :
dan larangan).
7. Pengembangan Kerjasama
Tata Cara Kerjasama di Bidang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan
antara lain :
b Pengayaan Tumbuhan
a Identifikasi ODTWA.
wisata pendidkan
IUPSWA)
d Pelatihan PRA
e Pembentukan SPKP
utama untuk mempertahan kawasan tetap utuh dan berfungsi secara optimal
kegiatannya yaitu :
a Patroli rutin
e Operasi Yustisi
1. Konservasi Kawasan
tahun
e. Evaluasi kawasan.
f. Patroli rutin
l. Sosialisasi kawasan
kepada kegiatan yang berupa pelestarian jenis tumbuhan alam dan satwa liar
dilakukan berupa :
4.5.1. Pembinaan
b. Pengarahan dalam rapat internal pengelola TWA Sibolangit baik itu yang
berjenjang.
4.5.2. Pengendalian
dimulai dari pejabat Kepala Seksi Konservasi Wilayah II, Kepala Bidang
bekerjasama dengan STPI Balai Besar KSDA Sumatera Utara sebagai upaya
pencapaian target baik secara kualitas maupun kuantitas dapat dicapai dalam
dan pelaporan ini dapat menilai sejauh mana keberhasilan pelaksanaan program
4.6.1. Pemantauan
ada dan data/informasi penting lainnya yang akan dijadikan sebagai bahan
evaluasi kegiatan.
TWA Sibolangit baik itu eselon III (Kepala Bidang KSDA Wilayah I)
dengan Kasubag Data, Evlap dan Pelaporan yang dibantu oleh Tim STPI
4.6.2. Evaluasi
dengan tujuan agar proses kegiatan dapat berjalan dengan baik sesuai
dari permasalahan yang ada. Dari hasil penilaian evaluasi ini dapat diduga
apakah kegiatan tersebut sesuai atau tidak, sehingga program kegiatan dapat
atau tidak dilanjutkan sebagai bentuk efisiensi dan efektifitas sumber daya
4.6.3. Pelaporan
kegiatan, dan evaluasi kegiatan. Balai Besar KSDA Sumatera Utara sebagai
Jakarta.
prosedur dan bentuk yang telah ditetapkan oleh Ditjen PHKA, dimana
Bidang Wilayah I dalam bentuk laporan bulanan dan atau laporan kegiatan.
seluruhnya menjadi sumber data bagi Sub Bagian Data, Evaluasi dan
BBKSDA-SU, 2012).
4.7.1. Perkembangan
yang baru dan cukup memadai. Bisa dilihat dari angka pengunjung yang
baik dari segi sarana pra sarana maupun pengunjungnya. Seperti pembuatan
paving untuk jalan stapak, monument dan perbaikan gapura. Selain itu juga
Sibolangit pada Hari Sabtu, Tanggal 9 Februari 2018, Pukul 18:00 Wib,
Hal senada juga dikatakan oleh Bapak Salomo S Pelawi, Kepala Desa
Sibolangit Deli Serdang pada Hari Jum’at, Tanggal 8 Februari Pukul 09:30
Wib mengatakan :
sibolangit untuk berlibur ya di TWA itu lah yang masih terjaga keasrian
dan ke indahannya”.
pariwisata. Dengan begitu daerah sibolangit akan lebih terkenal lagi dan
dan pra sarana yang telah dibangun dan diperbaiki seperti gazebo, gapura
tahun, Dengan ini TWA Sibolangit sudah layak dikunjungi oleh berbagai
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) TWA Sibolangit Tahun 2013 s/d 2017
Tabel 4.2.
Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)
No Tahun Setoran Estimasi Pengunjung (Orang)
pengembangan TWA dipandang sangat penting, hal ini sejalan dengan hasil
ditangan mereka, kalau kita mau melihat bagaimana masa depan negeri ini
lihatlah pemuda saat ini, pemuda adalah cerminan masa depan dan mereka harus
kreatif harus mampu memanfaatkan peluang, kalau nanti objek wisata ini
tangan cendra mata dan sebagainya, selain itu pemuda harus menjaga objek wisata
yang sudah ada dengan tidak merusak objek wisata, ya begitulah pemuda harus
adalah cerminan masa depan. Apalagi dalam wisata di Sibolangit, dengan tidak
merusak hutan, menjaga kebersihan,serta menjaga fasilitas objek wisata itu saja
karena mereka yang setiap hari disitu, sudah mesti mereka yang mengelola dan
menjadi petugas disana, tidak mungkin pemuda daerah lain, bisa jadi ribut maka
itu lebih baik pemuda setempat yang diberdayakan dengan memberikan pelatihan-
Peran pemuda sangat penting dalam semua aspek pembangunan, begitu juga
Wisata terbaik, perlu adanya kerjasama dari semua pihak tidak terkecuali pemuda,
pemuda sangat perlu, dalam semua aspek baik dalam pengelolaan, maupun
sebagai pemandu yang penting masyarakat dan pemuda perlu terlibat, tidak
mungkin rasanya objek wisata dibangun di desa mereka tapi masyarakat tidak
diberdayakan.
Hal ini dikuatkan oleh Bapak Salomo S Pelawi, Kepala Desa Sibolangit
Pemuda tidak tahu, ide ini dari pemerintah dan bisa dikembangkan, setelah
izin kepada masyarakat maupun pemuda untuk ikut terlibat dalam tahap
usulan, saran dan kritikan, karena pada saat ini TWA masih dalam tahap
keberlanjutan pembangunan. Pada saat ini untuk tahap awal, grand design
direncanakan.
lebih baik.
Sibolangit Deli Serdang pada Hari Jum’at, Tanggal 8 Februari Pukul 09:30
Wib mengatakan :
sebagai berikut:
Tabel 4.3.
Partipasi Pemuda Tahap Perencanaan
Partisipasi Pemuda Komponen Pariwisata Kegiatan
Tahap Perencanaan Daya Tarik (Atraction) Musrembang
Aksebilitas (Accessibility)
Fasilitas (Amenity)
Pelayanan Tambahan (Ancillary
Service)
Sumber : Analisis Penulis (2018)
Berdasarkan beberapa pendapat dari hasil wawancara dan Tabel dapat
pemuda hanya ikut menghadiri Musrembang, sedangkan pada tahap yang lain
pemuda pada proses perencanaan yang lebih baik, karena TWA saat ini masih
terus dalam tahap pengembangan untuk menjadikan TWA menjadi lebih baik.
Senada dengan teori yang Jenkins (1993) dalam Bagul (2009) ungkapkan
tetapi, saat ini pemuda hanya terlibat dalam pemandu wisata dan promosi
asing dan baik dalam bersikap agar wisatawan ingin datang kembali ke
ikut serta dalam pelaksanaan menjadi pemandu jika ada tamu dari luar
Suci, salah satu Duta Wista Deli Serdang 2017 ditemui di kantor
Disporabudpar Jl. Karya Usaha No. 1 Lubuk Pakam pada Hari Senin,
“Saya biasanya dikabarin jika ada tamu dari luar daerah yang
berkunjung ke TWA Sibolangit untuk memandu tamu yang berbahasa asing,
itu partisiapasi saya sebagai pemuda dalam mengembangkan TWA
Sibolangit ini, Selain itu saya juga sering mempromosikan TWA Sibolangit
ini di berbagai Sosial Media saya seperti di Facebook, Instagram,
Whatsapp, Selain melalui media saya juga mempromosikan TWA Sibolangit
ke temen-temen kampus saya untuk berkunjung ke Sibolangit, ternyata
banyak temen – temen saya juga yang belum tau ternyata di Sibolangit ada
TWA, dengan begitulah maka saya dan temen temen Duta Wisata Deli
Serdang 2017 terus melakukan promosi TWA Sibolangit jika ada event-
event di Sumatera Utara”.
Pemuda – pemuda juga terlibat dalam mempromosikan TWA
dengan promosi seperti ini dapat meningkat para siswa untuk berkunjung ke
menyatu dengan alam selain itu pemuda juga aktif melakukan promosi
TWA Sibolangit melalui Sosila Media, Agar temen – temen mereka yang
diluar daerah bahwa ada TWA di Sibolangit. Pemuda disini memang terlibat
Tabel 4.4.
Partisipasi Pemuda Tahap Pelaksanaan
Partisipasi Pemuda Komponen Pariwisata Kegiatan
Daya Tarik (Atraction) Pemandu Wisata
Tahap Pelaksanaan
Aksebilitas (Accessibility)
Fasilitas (Amenity)
Pelayanan Tambahan (Ancillary Promosi Wisata
Service)
Sumber : Analisis Penulis (2018)
dan pemandu wisata sedangkan pada tahap yang lain pemuda tidak terlibat,
TWA. Seperti teori dari Ericson dalam slamet (1993), Partisipasi pada tahap
ataupun barang dan uang serta ide-ide sebagai salah satu bentuk partisipasinya
bertujuan agar sarana dan prasarana TWA mampu menjadi media untuk
dan berkelanjutan.
selama ini merupakan sebagai hutan lindung, selama ini pemerintah sangat
satunya yaitu dengan dijadikan TWA agar tetap menjaga kelestarian hutan
pemeliharaan TWA agar tidak rusak dan tetap berkelanjutan namun untuk
pengelolaan TWA tetap ada pada pihak pemerintah, Para memuda sekitar
baik dari Remaja Masjid dan Remaja Gereja dan kelompok lainya, biasanya
kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan adalah positif baik bagi diri sendiri
kegiatan kerohanian dan kegiatan positif yang lain, Pemuda Marga Silima
membersihkan TWA ini agar selalu indah dan menarik perhatian wisatawan
dan saya juga pernah melihat organisasi pemuda yang lain mengadakan
kegiatan disana.
Tabel 4.5.
Partisipasi Pemuda tahap pemanfaatan dan pemeliharaan
Partisipasi Pemuda Komponen Pariwisata Kegiatan
Daya Tarik (Atraction) Keagamaan
Tahap Pemanfatan Outbond
Tanam Pohon
Aksebilitas (Accessibility)
Fasilitas (Amenity)
Pelayanan Tambahan (Ancillary
Service)
Sumber : Analisis Penulis (2018)
selaku kaum yang diangap mampu membawa perubahan, mau berperan aktif
pengembangan TWA.
penilaian kepada pihat TWA, Agar kita tau dari sisi mana yang kita masih
pemuda dalam tahap evaluasi, maka dapat dibuat tabel sebagai berikut:
Tabel 4.6.
Partisipasi Pemuda tahap Evaluasi
Partisipasi Pemuda Komponen Pariwisata Kegiatan
Daya Tarik (Atraction)
Tahap Evaluasi
Aksebilitas (Accessibility)
Fasilitas (Amenity)
pengamatan dan wawancara dengan kepala TWA Sibolangit Bapak Samuel Hari
a. Flora
Tabel 4.7.
Flora di TWA Sibolangit
Tanaman dari luar
(Tanaman Eksotik)
Sonokeling Angsana Kelenjar
(Dalbergia latifolia) (Pterocarpus indicus) (Samanea saman)
Tanaman Asli
Meranti (Shorea sp) Manggis (Garcia sp) Kenangan
Kulit Manis Species Ficus Kecing (Quercus sp)
Tanaman Bawah
(Pembatas jalan)
Bunga bangkai Talas hutan Rumput
(Amorphophallus
titanum)
Jamur Anggrek hutan
Tanaman Obat
Paklu loncat Paklu loncat Paklu loncat
(Pteris enceformis) (Pteris enceformis) (Pteris enceformis)
Paklu loncat Paklu loncat (Pteris Paklu loncat
(Pteris enceformis) enceformis) (Pteris enceformis)
b. Fauna
Pendidikan Lingkungan.
Junggle Tracking.
Camping.
Outbond.
Kabanjahe (Kabupaten Karo), dengan jarak dari Kota Medan adalah 38 Km,
sedangkan jarak dari Kabanjahe adalah 31 Km, dengan jarak tempuh 60 s/d 90
menit. Untuk menuju TWA Sibolangit dari kota Medan maupun Kabanjahe dapat
3. Fasilitas (Amenity)
Jalan setapak
Aula
Kantor resort
Toilet
Tempat ibadah
Area parkir
Gapura masuk
Gardu pandang
Gazebo (8 buah)
Jaringan listrik yang ada adalah melalui jalur listrik dari Perusahaan Listrik
Negara (PLN).
Ketersediaan air bersih melalui instalasi dari Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirtanadi.
Visitor Centre
Peta
Monumen TWA
Villa TWA
Tabel 4.8.
Faktor Internal
Kekuatan Kelemahan
1. Adanya SDM (Pemuda) 1.Kwalitas SDM yang kurang
memadai
2. Sarana dan prasarana TWA 2.Anggaran pengelolaan yang masih
belum mandiri
3. Potensi flora dan fauna 3.Pemanfaatan potensi kawasan belum
maksimal
Sumber : Analisis Penulis (2018)
Tabel 4.9
Faktor External
Peluang Ancaman
1. Aksesbilitas yang mudah 1.Letak yang berdampingan dengan
masyarakat, berpotensi terjadinya
perambahan
2.Tingkat penelitian di TWA Sibolangit 2.Tingkat pendidikan dan
cukup tinggi. kesejahteraan masyarakat yang relatif
masih rendah;
3.Potensi Alam yang menarik 3.Vandalisme pengunjung
Sumber : Analisis Penulis (2018)
sekitar TWA.
Ancaman
dan ekosistemnya.
Memanfaatkan Peluang
TWA
adaptif.
/Ancaman
meningkatkan kesejahteraannya.
pengelolaan kawasan.
TWA Sibolangit.
masyarakat.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
4.9. Kesimpulan
Berdasarkan berbagai kajian dan pembahasan dalam tesis ini, maka dapat
Alam Sibolangit secara umum bersifat aktif dan berbentuk ide-ide dan
mempromosikan wisata.
berikut :
TWA Sibolangit.
masyarakat.
4.10. Saran
2. Para pemuda agar berperan aktif dalam setiap kegiatan dan menjaga
Sibolangit.
3. Kepada peneliti lain, masih perlu kiranya melakukan penelitian, evaluasi yang
lebih mendalam dan baik lagi untuk menganalisis dan merumuskan partisipasi
DAFTAR PUSTAKA
Muljadi, Andri, 2014, Kepariwisataan dan Perjalanan, Raja Wali Pers, Jakarta
Lampiran
Tapak dan Peta TWA
Kantor
Pusat Informasi
Kantor BBKSDA-SU