Anda di halaman 1dari 140

ANALISIS PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

DALAM PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN


PERTANIAN DI KABUPATEN
LABUHANBATU UTARA

TESIS

Oleh

NOPA ADETIYA
177003028/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
DALAM PENGENDALIAN ALIH FUNGSI
LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN
LABUHANBATU UTARA

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains dalam
Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Pedesaan pada Sekolah
Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

NOPA ADETIYA
177003028/PWD

SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Telah Diuji pada

Tanggal : 15 Agustus 2019

PANITIA PENGUJI TESIS


Ketua : Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc., Ph.D.
Anggota : 1. Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si
2. Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, S.E
3. Prof. Dr. Erika Revida, M.S
4. Prof. Dr. H.B. Tarmizi, SU

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PERNYATAAN

Judul Tesis

ANALSISI PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN DALAM


PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN DI KABUPATEN
LABUHANBATU UTARA

Dengan ini penulis menyatakan bahwa tesis ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh

gelar Magister pada Program Studi Perencanaan Pembangunan Wilayah dan Perdesaan Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara adalah benar merupakan hasil karya penulis sendiri.

Adapun pengutipan-pengutipan yang penulis lakukan pada bagian tertentu dari hasil karya

orang lain dalam penulisan tesis ini telah penulis cantumkan sumbernya secara jelas sesuai dengan

norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ternyata ditemukan seluruh atau sebagian tesis ini bukan hasil karya

penulis sendiri atau adanya plagiat dalam bagian-bagian tertentu, penulis bersedia menerima sanksi

pencabutan gelar akademik yang penulis sandang dan sanksi lainnya sesuai dengan perundang-

undangan yang berlaku.

Medan, 15 Agustus 2019


Yang membuat pernyataan

Nopa Adetiya
NIM. 177003028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALISIS PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN
DALAM PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN
PERTANIAN DI KABUPATEN
LABUHANBATU UTARA

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh kondisi dan permasalahan masifnya alih fungsi
lahan pertanian yang akan mengancam ketahanan pangan pada sektor pertanian.
Pemuda secara umum saat ini kurang tertarik bergerak di sektor pertanian
disebabkan oleh sistem pendidikan yang menanamkan ide bahwa bertani itu bukan
profesi yang menarik dan terbatasnya akses pemuda terhadap lahan pertanian.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh peran pemuda sebagai agen
perubahan dan menganalisis peran pemuda sebagai agen perubahan dalam
pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif
korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Hasil dari penelitian ini adalah
pengaruh peran pemuda sebagai agen perubahan (pengembangan sumber daya
ekonomi, peningkatan kepedulian masyarakat, peningkatan kepedulian lingkungan
hidup, kepemimpinan dan kepeloporan pemuda) secara simultan berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di
Kabupaten Labuhanbatu Utara. Secara parsial variabel pengembangan sumber
daya ekonomi, peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan
kepeloporan pemuda berpengaruh positif dan sigifikan terhadap pengendalian alih
fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Sedangkan variabel
peningkatan kepedulian masyarakat tidak berpengaruh signifikan terhadap
pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Peran
pemuda sebagai agen perubahan dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian di
Kabupaten Labuhanbatu Utara berada pada daerah yang positif.

Kata kunci : Alih Fungsi Lahan Pertanian, Peran Pemuda, Agen Perubahan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ANALYSIS OF THE ROLE OF YOUTHS AS THE AGENT OF CHANGE
TO CONTROL LAND USE CONVERSION OF AGRICULTURAL LAND
IN LABUHANBATU UTARA REGENCY

ABSTRACT

This research is motivated by the conditions and massive problems of the conversion
of agricultural land that will threaten food security in the agricultural sector. Youth
in general are currently less interested in moving in the agricultural sector due to the
education system which implements the idea that farming is not an attractive
profession and the youth's limited access to agricultural land. This study aims to
determine the effect of the role of youth as agents of change and analyze the role of
youth as agents of change in controlling the function of agricultural land change in
North Labuhanbatu Regency. The method used in this study is a descriptive
correlational research method with a quantitative approach. The results of this study
are the influence of the role of youth as agents of change (economic resource
development, increased public awareness, increased environmental awareness,
leadership and youth pioneering) simultaneously have a positive and significant
effect on controlling the conversion of agricultural land functions in North
Labuhanbatu Regency. Partially, the variable development of economic resources,
increased environmental awareness, leadership and youth pioneering have a positive
and significant effect on controlling the conversion of agricultural land functions in
North Labuhanbatu Regency. While the variable raising public awareness did not
significantly influence the control of the conversion of agricultural land in North
Labuhanbatu Regency. The role of youth as agents of change in controlling the
function of agricultural land in North Labuhanbatu Regency is in a positive area.

Keywords: Transfer of Agricultural Land Functions, Youth Roles, Change Agents

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

dengan rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan penulisan tesis ini.

Selama penulisan tesis ini penulis banyak memperoleh bantuan baik

moril dan materil dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis

ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Imam Nahrowi sebagai Menteri Pemuda dan Olahraga Republik

Indonesia yang telah memberikan beasiswa kepada penulis

2. Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, SH, M.Hum sebagai Rektor Universitas

Sumatera Utara

3. Bapak Prof. Dr. Robert Sibarani, M.S Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara

4. Bapak Prof. Ir. Zulkifli Nasution, M.Sc, Ph.D selaku ketua komisi

pembimbing dan Bapak Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si selaku anggota

komisi pembimbing, yang telah banyak membantu penulis memberikan

dorongan, ide, saran dan membimbing sehingga tesis ini dapat diselesaikan.

5. Bapak Prof. Dr. lic. rer. reg. Sirojuzilam, S.E., Ibu Prof. Dr. Erika Revida,

MS., dan Bapak Prof. Dr. H.B. Tarmizi, SU., selaku dosen pembanding yang

telah banyak memberikan masukan dalam tesis ini.

6. Seluruh Dosen dan staf Administratif Program Studi Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Perdesaan (PWD) Sekolah Pascasarjana

Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya serta banyak

membantu penulis dari awal hingga akhir perkuliahan

7. Para senioren dan Ketua Umum Badan Koordinasi Himpunan Mahasiswa

Islam (Badko HMI) Sumatera Utara Periode 2016-2018 yang telah


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
memberikan rekomendasi sehingga penulis berkesempatan untuk melanjutkan

pendidikan Pascasarjana di Universitas Sumatera Utara.

8. Secara Khusus penulis ucapkan terimakasih Kepada Ayahanda dan Ibunda

Tercinta yang telah memberikan bantuan do’a, moril dan materil sehingga

penulis dapat menyelesaikan tesis ini.

9. Seluruh rekan-rekan mahasiswa PWD Kelas Kemenpora Angkatan V atas

persahabatannya sampai hari ini.

Penulis menyadari tesis ini masih banyak kekurangan dan jauh dari

sempurna. Namun harapan penulis semoga tesis ini bermanfaat kepada seluruh

pembaca. Semoga kiranya Allah SWT memberikan rahmat dan hidayah-Nya atas

kebaikan dan kemurahan hati bapak/ibu, saudara/I sekalian. Amin

Medan, Agustus 2019


Penulis,

Nopa Adetiya
NIM 177003028

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


RIWAYAT HIDUP

Nopa Adetiya lahir di Aek Pamingke Kecamatan Aek Natas, Kabupaten

Labuhanbatu Utara Provinsi Sumatera Utara pada tanggal 12 November 1992,

anak ketiga dari empat bersaudara dari pasangan Bapak Saimin dengan Ibu

Asrianigsih.

Pendidikan penulis dimulai dari Sekolah Dasar (SD) Negeri 117859

Kampung Bio-Bio, Aek Natas yang lulus pada tahun 2004, Sekolah Menengah

Pertama (SMP) di Madrasah Tsanawiyah Negeri(MTs N) Aek Natas yang lulus

pada tahun 2007, Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri I Aek Natas yang lulus

pada tahun 2010. Tahun 2011 Penulis melanjutkan pendidikan S1 di Universitas

Medan Area (UMA) di Fakultas Pertanian Program Studi Agroteknologi yang

lulus pada tahun 2016. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Perencanaan

Pembangunan Wilayah dan Pedesaan (PWD) kelas Beasiswa Kemenpora-RI yang

lulus pada tahun 2019.

Penulis saat ini bekerja sebagai Pendamping Program Keluarga Harapan

(PKH) di Kecamatan Aek Natas, Kabupaten Labuhanbatu Utara yang mulai

bertugas pada tahun 2018.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK..................................................................................................... i
ABSTRACT..................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR................................................................................... iii
RIWAYAT HIDUP………………............................................................... v
DAFTAR ISI.................................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR..................................................................................... viii
DAFTAR TABEL.......................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN.................................................................................. xii

BAB I PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang......................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah................................................................. 5
1.3. Tujuan Penelitian..................................................................... 6
1.4. Manfaat Penelitian................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................ 8


2.1. Penelitian Terdahulu................................................................ 8
2.2. Alih Fungsi Lahan Pertanian................................................... 11
2.2.1. Pengertian Alih Fungsi lahan pertanian….…................. 11
2.2.2. Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan Pertanian................... 16
2.2.3. Faktor Alih Fungsi Lahan............................................... 18
2.2.4. Dampak Alih Fungsi Lahan Pertanian............................ 21
2.3. Pemuda..................................................................................... 23
2.3.1. Defenisi dan Peran Pemuda............................................ 23
2.3.2. Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan........................ 29
2.4. Kerangka Berfikir.................................................................... 33
2.5. Hipotesis.................................................................................. 34

BAB III METODE PENELITIAN............................................................. 35


3.1. Tempat dan Waktu Penelitian.................................................. 35
3.2. Metode Penelitian.................................................................... 35
3.3. Populasi dan Sampel................................................................ 36
3.4. Teknik Pengumpulan Data....................................................... 39
3.5. Jenis dan Sumber Data............................................................. 40
3.6. Variabel Penelitian................................................................... 40
3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas................................................... 41
3.7.1. Uji Validitas.................................................................... 41
3.7.2. Uji Reliabilitas................................................................ 42
3.8. Metode Analisis Data............................................................... 42
3.9. Pengujian Asumsi Klasik......................................................... 43
3.9.1. Uji Normalitas................................................................. 43
3.9.2. Uji Multikololinieritas.................................................... 43
3.9.3. Uji Heterosketastisitas.................................................... 44
3.10. Uji Hipotesis.......................................................................... 45
3.11. Defenisi Batasan Operasional................................................ 47

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................... 49


4.1. Hasil Penelitian........................................................................ 49

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara......... 49


UNIVERSITAS SUMATERA
4.1.1.1. Kondisi Geografis.............................................. 50 UTARA
4.1.1.2. Kondisi Demografi............................................. 51
4.1.1.3. Kondisi Geografis Kecamatan Kualuh Hilir...... 52
4.1.1.4. Wilayah Administrasi........................................ 53
4.1.1.5. Kondisi Demografi............................................. 55
4.1.2. Analisis Deskriptis.......................................................... 56
4.1.2.1. Analisis Deskriptif Responden.......................... 56
4.1.3. Analisis Deskriptif Variabel........................................... 58
4.1.4. Uji Validitas dan Reliabilitas.......................................... 63
4.1.4.1. Uji Validitas........................................................ 63
4.1.4.2. Uji Realibilitas.................................................... 66
4.1.5. Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan dalam
Pengendalian alih Fungsi Lahan Pertanian..................... 66
4.1.6. Uji Asumsi Klasik........................................................... 68
4.1.6.1. Uji Normalitas..................................................... 68
4.1.6.2. Uji Multikolinearitas........................................... 70
4.1.6.3. Uji Heteroskedastisitas........................................ 71
4.1.7. Analisis Regresi Linier Berganda................................... 72
4.1.8 Uji Hipotesis.................................................................... 74
4.1.8.1. Uji Determinasi................................................... 74
4.1.8.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ....................... 75
4.1.8.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)........................... 75
4.2. Pembahasan.............................................................................. 77

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..................................................... 82


5.1. Kesimpulan.............................................................................. 82
5.2. Saran........................................................................................ 83
DAFTAR PUSTAKA……………............................................................... 84

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman
Gambar. 2.1. Kerangka Berfikir………………………………………... 34
Gambar. 4.1. Peta Wilayah Administrasif Labuhanbatu Utara……...…. 51
Gambar. 4.2. Peta Wilayah Administratif Kualuh Hilir………………... 54
Gambar. 4.3. Uji Normalitas Histogram………………………………... 68
Gambar. 4.5. Uji Normalitas PP Plot…………………………………… 69
Gambar. 4.6. Uji Heterokedastisitas Scatterplot………………………... 70

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No Judul Halaman
Data luas panen dan produksi padi sawah menurut
Tabel. 3.1. 35
Kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu Utara 2017……..
Data jumlah pemuda menurut umur dan jenis kelamin di
Tabel. 3.2. 36
Kecamatan Kualuh Hilir tahun 2018……………………..
Tabel. 3.3 Sampel Penelitian……………………………………….... 39
Tabel.. 4.1. Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut Kecamatan di 52
Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2017....................
Jumlah Desa/kelurahan dan nama serta pendidikan kepala
Tabel.. 4.2. Desa/ lurah yang menjabat di Kecamatan Kualuh hilir 53
tahun 2018………………………………………………...
Luas wilayah menurut Desa/ kelurahan di Kecamatan
Tabel.. 4.3. 55
Kualuh Hilir tahun 2018………………………………….
Luas, jumlah dan kepadatan penduduk menurut Desa/
Tabel. 4.4. 55
kelurahan di Kecamatan Kualuh Hilir 2018……………...
Tabel. 4.5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin……... 56
Tabel. 4.6. karakteristik responden berdasarkan umur……………… 56
Tabel. 4.7. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan…….….. 57
Tabel. 4.8. Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan…………. 58
Distribusi jawaban responden tentang variabel
Tabel. 4.9. 59
pengembangkan sumber daya ekonomi……….…………
Distribusi jawaban responden tentang variabel peningkatan
Tabel. 4.10. 59
kepedulian masyarakat……………………………………
Distribusi jawaban responden tentang variabel
Tabel. 4.11. 60
peningkatkan kepedulian lingkungan hidup……………...
Distribusi jawaban responden tentang variabel
Tabel. 4.12. 61
kepemimpinan dan kepeloporan pemuda……….………...
Distribusi jawaban responden tentang variabel
Tabel. 4.13. 61
pengendalian alih fungsi lahan pertanian……….………...
Hasil uji validitas variabel pengembangkan sumber daya
Tabel. 4.14. 63
ekonomi………………………………….………………..
Hasil uji validitas variabel peningkatkan kepedulian
Tabel. 4.15. 64
masyarakat………………………………………………..
Hasil uji validitas variabel peningkatkan kepedulian
Tabel. 4.16. 64
lingkungan hidup…………………………………………
Hasil uji validitas variabel kepemimpinan dan
Tabel. 4.17. 65
kepelaporan pemuda……………………………………..
Hasil uji validitas variabel pengendalian alih fungsi lahan
Tabel. 4.18. 65
pertanian ………………………………….………………
Tabel. 4.19. Reliability Statistics……………………………………… 66
Skor peran pemuda sebagai agen perubahan dalam
Tabel. 4.20. 66
pengendalian alih fungsi lahan pertanian…….…………...

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dasar interpretasi skor item koesioner pada variabel
Tabel. 4.21. peran pemuda sebagai agen perubahan dalam 67
pengendalian alih fugsi lahan pertanian…...……………
Tabel. 4.22. Uji normalitas kolmogorov-smirnov…….………………… 69
Tabel. 4.23. Uji Multikolinearitas………………………………………. 56
Tabel. 4.24. Karakteristik responden berdasarkan pendidikan………... 71
Tabel. 4.25. Hasil perhitungan regresi linear berganda………….……… 72
2
Tabel. 4.26. Koefisien Determinasi Berganda (R )……………………... 74
Tabel. 4.27. Hasil uji signifikansi simultan (Uji F)……………………... 75
Tabel. 4.28. Hasil uji signifikan parsial (Uji t)……………………….…. 76

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Halaman
Lampiran 1. Kuesioner Penelitian……………………………………... 87
Lampiran 2. Tabulasi Karakteristik Responden ……...………………. 91
Tabulasi Variabel Pengembangan Sumber Daya
Lampiran 3. Ekonomi(X1)……………………………………………... 95
Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Masyarakat
Lampiran 4. (X2)………………………………………………………. 99
Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Lingkungan
Lampiran 5. 103
Hidup (X3)………………………………………………..
Tabulasi Variabel Kepemimpinan dan Kepeloporan
Lampiran 6. 107
Pemuda (X4)……………………………………………....
Tabulasi Variabel Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Lampiran 7. 111
Pertanian (Y)………………………………………….…..
Lampiran 8. Foto Penelitian…………………………………………… 121

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar masyarakat

Indonesia masih menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Sektor

pertanian telah memberikan sumbangan besar dalam pembangunan nasional

seperti peningkatan ketahanan nasional, penyerapan tenaga kerja dan peningkatan

pendapatan masyarakat.

Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang

berada di bagian barat Indonesia, terletak pada garis 10 - 40 Lintang Utara dan

980 - 1000 Bujur Timur. Sebelah Utara berbatasan dengan Provinsi Aceh, sebelah

Timur dengan Negara Malaysia di Selat Malaka, sebelah Selatan berbatasan

dengan Provinsi Riau dan Sumatera Barat, dan di sebelah Barat berbatasan dengan

Samudera Hindia. Luas daratan Provinsi Sumatera Utara adalah 72.981,23 km2

(Profil Pembangunan Provinsi Sumut 2013).

Jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara terus mengalami

peningkatan dari tahun ke tahun. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Utara jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara pada tahun

2015 berjumlah 13.937 juta jiwa, pada tahun 2016 berjumlah 14.102 juta jiwa.

dan tahun 2017 berjumlah mencapai 14.262 juta jiwa (Badan Pusat Statistik

Provinsi Sumatera Utara dalam Angka 2017).

Peningkatan jumlah penduduk di Provinsi Sumatera Utara akan

berdampak pada peningkatan kebutuhan pangan. Kebutuhan pangan menjadi

tantangan bagi dunia pertanian pada saat ini maupun masa mendatang. Guna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


memenuhi kebutuhan pangan yang terus meningkat, Kementerian Pertanian

melalui Rencana Strategis tahun 2015-2019, pemerintah menerbitkan kebijakan

kedaulatan pangan. Kedaulatan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan

rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah

maupun mutunya, aman, merata dan terjangkau.

Dalam menghadapi pembangunan dan untuk mewujudkan ketersediaan

pangan, sektor pertanian masih terdapat banyak persoalan besar yang harus

diselesaikan salah satunya adalah alih fungsi lahan pertanian. Masifnya alih fungsi

lahan pertanian ini akan mengancam ketahanan pangan. Untuk mengantisipasi hal

tersebut pemerintah mengeluarkan Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang

Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). Pada Pasal 1

Nomor 15 menjelaskan bahwa alih fungsi lahan pertanian adalah perubahan

fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan menjadi bukan lahan pertanian

pangan berkelanjutan. Banyak faktor internal maupun eksternal yang

mempengaruhi terjadinya alih fungsi lahan pertanian. Alih fungsi lahan pertanian

saat ini terus mengalami peningkatan yang semua itu dapat mengancam eksistensi

sektor pertanian. Alih fungsi lahan pertanian saat ini sulit dihentikan bahkan

cenderung meningkat dengan luas yang semakin banyak sehingga berpengaruh

pada ketahanan pangan (Santosa 2011).

Fenomena alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi

sruktur ekonomi (pertanian ke industri), dan demografi (pedesaan ke perkotaan)

yang pada akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke

non-pertanian (Supriyadi 2004).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan kabupaten baru hasil pemekaran

dari kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten Labuhanbatu Utara dibentuk

berdasasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2008 tentang

pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara.

Kabupaten Labuhabatu Utara terdiri dari 8 kecamatan, 82 Desa dan 8 Kelurahan.

Dari 8 kecamatan, Kecamatan Kualuh Hilir merupakan salah satu kecamatan yang

memiliki potensi pertanian yang besar terutama tanaman padi sawahnya.

Kualuh Hilir merupakan sebuah kecamatan di Kabupaten Labuhanbatu

Utara, Sumatera Utara yang terdiri dari 7 Desa/Kelurahan yaitu; Kuala Bangka,

Teluk Binjai, Sungai Sentang, Sungai Apung, Kampung Mesjid, Teluk Piai dan

Tanjung Mangedar. Kecamatan ini merupakan penyumbang produksi padi sawah

terbesar di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Pada tahun 2016 total produksi padi

sawah di Kecamatan Kualuh Hilir sebesar 134.026 ton, Kecamatan Kualuh

Ledong sebesar 74.633 ton, Kecamatan Kualuh Selatan sebesar 14.187 ton,

Kecamatan Aek Natas sebesar 7. 970, Kecamatan NA IX-X sebesar 2.087 ton,

Kecamatan Kualuh Hulu sebesar 1.763 ton, Kecamatan Marbau sebesar 243 ton

dan Kecamatan Aek Kuo sebesar 122 ton. (Badan Pusat Statistik Kabupaten

Labuhanbatu Utara, 2017).

Pada tahun 2010 Luas lahan sawah di Kecamatan Kualuh Hilir seluas

15.000 hektare sedangkan pada tahun 2017 luas lahan sawah menjadi 13.471

hektare. Dalam kurun waktu tujuh tahun terakhir, luas lahan sawah di Kecamatan

Kualuh Hilir berkurang sebesar 1.529 hektare. Hal ini di sebabkan telah terjadi

alih fungsi lahan pertanian dari komoditas padi menjadi komoditas tanaman

kelapa sawit (Dinas Pertanian Kabupaten Labuhanbatu Utara, 2017).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pembangunan di sektor pertanian harus terpelihara guna menjaga

ketersediaan pangan bagi masyarakat. Dengan segala kekuatan yang dimiliki

pemuda, bukan hal yang mustahil pemuda dapat menggerakkan roda

perekonomian masyarakat desa dengan berperan dalam peningkatan ekonomi

melalui sektor pertanian itu sendiri.

Peran strategis pemuda memang tidak dapat diabaikan, paradigma pemuda

sebagai kategori sosial (social category) mengindikasikan adanya

pengakuan/penghargaan terhadap potensi pemuda baik secara kuantitatif dan

kualitatif. Begitupun dengan potensi kualitatif pemuda dalam aspek pengembangan

sumber daya manusia (SDM), dapat diakui bahwa pemuda memiliki aneka talenta

yang dalam kaitannya dengan kewirausahaan, teknologi tepat guna, sosial budaya

serta pertanian dengan potensi-potensi sumber daya alam dan bidang strategis di

Indonesia, dapat memberikan kontribusi signifikan dalam pembangunan nasional

melalui sektor pertanian. Melihat kondisi yang dihadapi oleh bangsa ini, maka

pemuda dituntut untuk dapat melakukan terobosan-terobosan yang dapat

memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya mengatasi masalah yang dihadapi

(Artha, 2015).

Namun pemuda secara umum saat ini kurang tertarik bergerak di sektor

pertanian. Menurut White (2012), alasan pemuda kurang tertarik pada sektor

pertanian bisa terjadi karena beberapa faktor, diantaranya (1) sistem pendidikan

yang menanamkan ide bahwa bertani itu bukan profesi yang menarik, (2)

pengabaian kronis dari pemerintah terhadap pertanian skala kecil dan infrastruktur

perdesaan, (3) terbatasnya akses pemuda terhadap lahan yang di sebabkan oleh

pencaplokan lahan pertanian oleh korporasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Maka berdasarkan latar belakang di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian berjudul “Analisis Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan Dalam

Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten Labuhanbatu

Utara”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka

dapat dirumuskan permasalahan yang akan diteliti, yaitu :

1. Apakah pengembangan sumberdaya ekonomi, peningkatkan kepedulian

masyarakat, peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan

kepeloporan pemuda berpengaruh secara simultan terhadap pengendalian

alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara?

2. Apakah pengembangan sumberdaya ekonomi berpengaruh terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu

Utara??

3. Apakah peningkatan kepedulian masyarakat berpengaruh terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu

Utara?

4. Apakah peningkatan kepedulian lingkungan hidup berpengaruh terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu

Utara?

5. Apakah kepemimpinan dan kepeloporan pemuda berpengaruh terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu

Utara?

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


6. Bagaiman peran pemuda sebagai agen perubahan dalam pengendalian alih

fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan

penelitian ini adalah:

1. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan sumberdaya ekonomi,

peningkatkan kepedulian masyarakat, peningkatkan kepedulian

lingkungan hidup, kepemimpinan dan kepeloporan pemuda secara

simultan terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

2. Untuk menganalisis pengaruh pengembangan sumberdaya ekonomi

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

3. Untuk menganalisis pengaruh peningkatan kepedulian masyarakat

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

4. Untuk menganalisis pengaruh peningkatan kepedulian lingkungan hidup

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

5. Untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan dan kepeloporan pemuda

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara.

6. Untuk menganalisis peran pemuda sebagai agen perubahan dalam

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan pertimbangan serta memberikan masukan kepada pemuda

untuk memperhatikan dan menjaga keberlanjutan lahan pertanian di

masyarakat luas.

2. Sebagai bahan referensi bagi mahasiswa Pascasarjana khususnya program

studi perencanaan pembangunan wilayah pedesaan maupun pemerintah

yang terkait.

3. Sebagai bahan masukan dan memberikan kontribusi yang berarti bagi

kemajuan pendidikan dan sebagai tambahan khazanah ilmu pengetahuan

4. Sebagai bahan pertimbangan serta memberikan masukan kepada

pemerintah baik pusat maupun daerah agar mengoptimalkan peran pemuda

sebagai agen perubahan dalam pembangunan baik fisik dan non fisik pada

sektor pertanian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu

Adapun penelitian sebelumnya yang pernah dilakukan berkenaan dengan

penelitian tesis ini adalah penelitian tesis yang dilakukan oleh Yulianto (2014)

dengan judul “Analisis pengaruh sektor unggulan terhadap pengembangan

pembangunan wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara”. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui dan menganalisis sektor-sektor basis/ unggulan yang

mempunyai keungulan kompetitif dan spesialisasi di daerah penelitian serta

mencoba untuk menentukan strategi spesialisasi pembangunan wilayah yang

berbasis pada sektor komoditi unggulan. Analisis yang di gunakan dalam

penelitian ini yaitu analisis Location Quotients (LQ Analysis). Hasil penelitian

dengan menggunakan analisis Location Quotients (LQ Analysis) diperoleh bahwa

sektor basis adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan serta industri

pengolahan.

Penelitian yang dilakukan Muslim (2003) dengan judul tesis “ Analisis

Alih Fungsi Lahan Sawah dan Dampaknya Terhadap Sosial Ekonomi Petani”.

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mendeskripsikan perubahan alih sawah ke non

pertanian dari tahun 1994-2001 dan dampaknya terhadap sosil ekonomi petani. 2)

Mendiskripsikan pekerjaan/usaha baru petani setelah alih fungsi lahan sawah ke

non pertanian. 3) mengetahui dampak alih fungsi lahan sawah terhadap

pendapatan petani. 4) Mendiskripsikan faktor-faktor yang mempengaruhi petani

dalam upaya memasuki lapangan kerja/usaha baru setelah alih fungsi sawah ke

non pertanian. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan bersamaan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengumpulan data dan dilanjutkan setelah pengumpulan data. Analisis data yang

dilakukan adalah analisis kualitatif untuk data kualitatif dan analisis kuantitatif

untuk data kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa selama periode tahun

1994-2001 telah terjadi alih fungsi lahan sawah ke non pertanian sebesar 18

hektare (26,47%) dari luas sawah tahun 1994 68 hektare, dengan perincian

peruntukan lahan tersebut 16 hektare (89%) untuk pemukiman dan 2 hektare

(11%) untuk industri. Terjadi perubahan mata pencaharian utama responden dari

sektor pertanian ke luar sektor pertanian. Kecenderungan beralih mata

pencaharian utama di pengaruhi oleh luas tanah yang dilepas. Makin luas tanah

yang dilepas besar pula kecenderungan pemilik tanah untuk beralih mata

perncaharian setelah alih fungsi lahan sawah. Terjadi perbaikan keadaan

kehidupan responden dilihat dan empat indikator yaitu kondisi rumah, alat

transportasi, alat elektronik dan perabotan. Ada kecenderungan status pemilik

tanah dan luas tanah yang dilepas mempengaruhi perbaikan kondisi rumah, alat

transportasi, alat elektronik dan perabotan.

Penelitian yang dilakukan Asni (2015) dengan judul tesis “ Analsis

Produksi, Pendapatan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara. Hasil penelitian ini memberikan kesimpulan bahwa faktor-

faktor yang signifikan mempengaruhi produksi sawah adalah luas lahan dan

modal, sedangkan faktor-faktor yang signifikan yang mempengaruhi produksi

sawit adalah luas lahan, tenaga kerja dan modal. Faktor-faktor yang signifikan

mempengaruhi pendapatan petani adalah produksi dan harga jual (untuk petani

padi sawah), serta harga jual dan modal (untuk petani kelapa sawit). Faktor-faktor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


yang signifikan mempengaruhi alih fugsi lahan padi sawah menjadi kelapa sawit

rakyat adalah pendidikan, pendapatan petani dan kesempatan menabung.

Penelitian yang dilakukan Sucipto (2014) dengan judul tesis “ Analisis

Peran Pemuda Dalam Penganggulangan Kemiskinan di Medan Bagian Utara

(Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan Deli, Medan Labuhan dan

Medan Belawan). Penelitian ini bertujuan menganalisis peran dan pengaruh peran

pemuda dalam penanggulangan kemiskinan di Kota Medan bagian Utara.

Penelitian ini dilakukan dengan cara pendekatan kuantitatif melalui survei pada

sampel 96 orang responden dari jumlah populasi 167.629 orang. Hasil dari

penelitian ini adalah peran pemuda terhadap penanggulangan kemiskinan di Kota

Medan Bagian Utara berada pada daerah yang positif dan pengaruh peran pemuda

sebagai kepemimpinan, kewirausahaan, dan kepeloporan secara simultan

berpengaruh positif terhadap penanggulangan kemiskinan dalam aspek

kesejahteraan.

Kemudian penelitian yang dilakukan Supandi (2014) melakukan penelitian

yang berjudul “Analisis Peran Pemuda Dalam Pengembangan Koperasi di Kota

Kisaran”. Penelitian ini mengemukakan bahwa peran pemuda sebagai Agen Of

change, Agen Of Develment, dan Agen of Modernization menghasilkan peran

pemuda sebagai Agen of Change dengan indikator pemuda mempunyai kewajiban

melakukan perbaikan koperasi memiliki peran yang paling banyak dilakukan

pemuda yakni 64,75% sebagai Agen of Develment dengan indikator pemuda

berpran aktif dalam pembangunan koperasi memiliki peran paling banyak

dilakkan pemuda yakni 68,75% dan sebagai Agen of Modernization dengan

indikator adanya kegiatan produktif dari pemuda memasarkan koperasi di Kisaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


memiliki peran paling dilakukan pemuda yakni 68,75%. Sehingga peran pemuda

berpengaruh terhadap terhadap pengembangan koperasi di Kota Kisaran.

2.2 Alih Fungsi Lahan

2.2.1 Pengertian Alih Fungsi Lahan Pertanian

Bagi petani lahan sangat penting, dari lahan petani dapat mempertahankan

hidup dan keluarga, melalui kegiatan bercocok tanam dan berternak. Karena lahan

merupakan faktor-faktor produksi dalam berusaha tani, maka status penguasaan

lahan menjadi penting. Berkaitan dengan jenis komoditas apa yang diusahakan

dan berkaitan besar kecilnya bagian yang diperoleh dari usahatani yang

diusahakan oleh petani.

Lahan merupakan sumber daya alam yang memiliki fungsi sangat luas

dalam memenuhi berbagai kebutuhan manusia dari sisi ekonomi lahan merupakan

input tetap yang utama bagi berbagai kegiatan produksi komoditas pertanian dan

non-pertanian. Banyaknya lahan yang digunakan untuk setiap kegiatan produksi

tersebut secara umum merupakan permintaan turunan dari kebutuhan dan

permintaan komoditas yang dihasilkan. Oleh karena itu perkembagan kebutuhan

lahan untuk setiap jenis kegiatan produksi akan ditentukan oleh perkembagan

jumlah permintaan setiap komoditas. Pada umumnya komoditas pangan kurang

elastis terhadap pendapatan dibandingkan permintaan komoditas nonpertanian,

konsekuensinya adalah pembangunan ekonomi yang membawa kepada

peningkatan pendapatan cenderung menyebabkan naiknya permintaan lahan untuk

kegiatan di luar pertanian dengan laju lebih cepat dibandingkan kenaikan

permintaan lahan untuk kegiatan pertanian (Hidyat 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Sihaloho (2004) menjelaskan bahwa konversi lahan adalah alih fungsi alih

fungsi lahan pertanian ke penggunaan non pertanian atau dari lahan non pertanian

ke lahan pertanian.

Alih Fungsi Lahan adalah suatu proses perubahan penggunaan lahan dari

bentuk penggunaan tertentu menjadi penggunaan lain misalnya ke-non pertanian.

Dan biasanya dalam pengalih fungsiannya mengarah ke hal yang bersifat negatif

bagi ekosistem lingkungan alam sawah itu sendiri (Dwipradnyana 2014) .

Menurut Lestari, mendefinisikan alih fungsi lahan atau lazimnya disebut

sebagai konversi lahan adalah perubahan fungsi sebagain atau seluruh kawasan

lahan dari fungsi semula (seperti yang direncanakan) menjadi fungsi lain yang

menjadi dampak negatif (masalah) terhadap lingkungan dan potensi lahan itu

sendiri. Dampak alih fungsi lahan juga mempengaruhi struktur sosial masyarakat,

terutama dalam struktur mata pencaharian (Prasetya, 2015).

Alih fungsi lahan pertanian merupakan dampak dari transformasi sruktur

ekonomi (pertanian ke industri), dan demografi (pedesaan ke perkotaan) yang pada

akhirnya mendorong transformasi sumberdaya lahan dari pertanian ke non-

pertanian (Supriyadi 2004).

UU Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan (PLP2B). Pada Pasal 1 nomor 15 menjelaskan bahwa alih fungsi

lahan pertanian adalah perubahan fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan

menjadi bukan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

Menurut Malthus dalam bukunya yang Berjudul principles of population

menyebutkan bahwa perkembagan manusia lebih cepat di bandingkan dengan

produksi hasil-hasil pertanian untuk memenuhi kebutuhan manusia. Malthus salah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


satu orang yang pesimis terhadap masa depan manusia. Hal itu didasari dari

kenyatanaan bahwa lahan pertaian sebagai salah satu faktor produksi utama

jumlahnya tetap. Kendati pemakaiannya untuk produksi pertanian bisa

ditingkatkan, peningkatannya tidak akan seberapa. Di lain pihak justru lahan

pertanian akan semakin berkurang keberadaanya karena digunakan untuk

membangun perumahan, pabrik-pabrik serta infrastruktur yang lainnya (Mustopa,

2011).

Karena perkembangan yang jauh lebih cepat dari pada pertumbuhan hasil

produksi pertanian, maka Malthus meramal akan terjadi malapetaka terhadap

kehidupan manusia. Malapetaka tersebut timbul karena adanya tekanan penduduk

tersebut. Sementara keberadaan lahan semakin berkurang karena pembangunan

berbagai infrastruktur. Akibatnya akan terjadi bahaya pangan bagi manusia.

Salah satu saran Malthus agar manusia terhindar dari malapetaka karena

adanya kekurangn bahan makanan adalah dengan kontrol atau pengawasan atas

pertumbuha penduduk. Pengawasan tersebut bisa dilakukan oleh pemerintah yang

berwenang dengan berbagai kebijakan misalnya saja dengan program keluarga

berencana. Dengan adanya pengawasan tersebut diharapkan dapat menekan laju

pertumbuhan penduduk, sehingga bahaya kerawanan pangan dapat teratasi.

Kebijakan lain yang dapat diterapkan adalah dengan menunda usia kawin

sehingga dapat mengurangi jumlah anak.

Malthus berpendapat bahwa pada umumnya penduduk suatu negara

mempunya kecenderungan untuk bertambah menurut suatu deret ukur yang akan

berliapat ganda tiap 30-40 tahun. Pada saat yang sama karena adanya ketentuan

pertambahan hasil yang semakin berkurang (deminishing return) dari suatu faktor

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


produksi yang jumlahnya tetap maka persediaan pangan hanya akan meningkat

menurut deret hitung. Hal ini karena setiap anggota masyarakat akan memiliki

lahan pertanian yang semakin sempit

Menurut Ritohardoyo (2013), masalah penggunaan lahan terjadi akibat

peningkatan jumlah penduduk dan proses industrialisasi. Dalam kenyataan

tersebut Indonesia mengalami masalah-masalah lahan sebagai berikut, yakni:

a. Adanya kontradiksi antara kebutuhan untuk pemakaian yang lebih luas dengan

batasan-batasan yang berat demi lingkungan hidup;

b. Peningkatan kebutuhan hidup di desa tidak diikuti dengan perluasan

kesempatan kerja;

c. Kerusakan tanah akibat kurang pemeliharaan (jarak penggarap dengan pemilik

tanah);

d. Kurang informasi potensi lahan, kesesuain penggunaan lahan dan tindakan

pengelolaan yaitu mengenai faktor fisik dari lahan (survei tanah).

Menurut Yudhistira (2013) pola alih fungsi lahan yang terjadi adalah pola

yang diawali dengan adanya alih penguasaan lahan dari petani pemilik lahan

kepada pengembang. Setelah terjadi alih kekuasaan barulah lahan dialih fungsikan

oleh pengembang menjadi sektor non pertanian. Karakteristik alih fungsi lahan

yang terjadi yaitu lahan pertanian mayoritas dialih fungsikan menjadi Pemukiman

dan Industri yang tidak dapat diubah kembali menjadi lahan sawah.

Menurut Iqbal dan Sumaryanto (2007), lahan pertanian yang rentan

terhadap alih fungsi adalah sawah. Hal tersebut disebabkan oleh hal-hal sebagai

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


a. Kepadatan penduduk di pedesaan yang mempunyai agroekosistem dominan

sawah pada umumnya jauh lebih tinggi dibandingkan agroekosistem lahan

kering, sehingga tekanan penduduk atas lahan juga lebih tinggi;

b. Daerah persawahan banyak yang lokasinya berdekatan dengan daerah

perkotaan;

c. Akibat pola pembangunan di masa sebelumnya, infrastruktur wilayah

persawahan pada umumnya lebih baik dari pada wilayah lahan kering; d.

pembangunan prasarana dan sarana pemukiman, kawasan industri, dan

sebagainya berlangsung cepat di wilayah bertopografi datar, dimana pada

wilayah dengan topografi seperti itu ekosistem pertaniannya dominan areal

persawahan.

Pada umumnya bahwa lahan yang paling banyak mengalami perubahan

penggunaan adalah lahan pertanian menjadi lahan non pertanian yang disebabkan

dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga akibat tingginya jumlah

penduduk, pengaruh dari pihak swasta, tingginya investasi pada non sektor

pertanian yang diperoleh, dan juga menyebabkan perubahan produktivitas hasil

pertanian dan hilangnya pendapatan yang diterima petani. (Gilang Putri

Rembulan, 2013). Dan banyaknya alih fungsi lahan lahan sawah dan lahan kering

yang mengalami perubahan peruntukkan lahan menjadi rumah, villa, hotel,

restoran, toko, dan sebagainya.

Selain itu, menurut (Lestari, 2011). adanya fenomena dimana banyak

terjadi perubahan usahatani padi menjadi usahatani non padi yang meliputi

usahatani tembakau, lombok, jagung, kacang panjang, kacang tanah dan

semangka. Ditinjau dari efesien harga, usahatani non padi lebih efesien dari pada

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


usahatani padi. Keuntungan usahatani non padi disebabkan oleh tingginya harga

jual komoditi yang dihasilkan (Hartini, 2003), dan adanya perubahan alih fungsi

lahan padi (sawah) menjadi lahan sawit (perkebunan), hal ini dikarenakan petani

mengganggap kegiatan perkebunan kelapa sawit lebih menjanjikan jika

dibandingkan dengan lahan sawah. (Ramli, 2015 dan Astuti, 2011).

2.2.2 Dasar Hukum Alih Fungsi Lahan

Aturan dalam UU No. 26 Tahun 2007 yang secar jelas berisi tentang

pernyusunan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) seharusnya dilaksanakan

secara baik oleh berbagai pihak yakni mempertimbangkan budidaya tanaman

pangan (sawah irigasi teknis) agar tetap lestari dengan demikian pembangunan

ekonomi juga sudah seharusnya tetap mengikuti/mentaati Undang-undang RTRW

untuk menjaga ketahanan pangan.

Undang-undang No 41 tahun 2009 tentang perlindungan lahan pertanian

berkelanjutan, sebagai sumber pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi

kemanusiaan, efisiesnsi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan

kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan, kemajuan, dan kesatuan

ekonomi nasional. Selain itu negara menjamin hak atas pangan sebagai hak asasi

setiap warga negara sehingga negara berkewajiban menjamin kemandirian,

ketahanan, dan kedaulatan pangan, serta mengantisipasi pertambahan jumlah

penduduk dan perkembagan ekonomi yang mengakibatkan terjadinya degradasi,

alih fungsi, dan fragmentasi lahan pertanian pangan yang telah mengancam daya

dukung wilayah secara nasional dalam menjaga kemandirian, ketahan, dan

kedaulatan pangan. Penetapan kawasan pertanian pangan berkelanjutan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Kabupaten/Kota diatur dalam peraturan Daerah mengenai rencana tata ruang

wilayah Kabupaten/Kota.

PP No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan, peraturan pemerintah ini adalah untuk memberikan

dukungan kepada petani yang tidak mengalih fungsikan lahannya dengan

memberikan insentif berupa peningkatan infrastruktur,bantuan keringanan pajak,

serta penyediaan sarana produksi pertanian dan penghargaan bagi petani

berprestasi tinggi.

PP No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Alih Fungsi Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan adalah bidang lahan pertanian yang ditetapkan untuk

dilindungi dan dikembangkan secara konsisten guna menghasilkan pangan pokok

bagi kemandirian, ketahanan dan kedaulatan pangan nasional, hal ini

dimaksudkan untuk melindungi lahan potensial agar pemanfaatannya, kesesuaian

dan ketersediaannya tetap terkendali untuk dimanfaatkan sebagai lahan pertanian

pangan berkelanjutan pada masa yang akan datang.

UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penata Ruangan bahwa ruang Wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia yang merupakan negara kepulauan berciri

Nusantara, baik sebagai kesatuan wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut,

dan ruang udara termasuk ruang di dalam bumi, maupun sebagai sumber daya,

perlu ditingkatkan upaya pengelolaanmya secara bijaksana, berdaya guna dan

berhasil guna dengan berpedoman pada kaidah penataan ruang sehingga kualitas

ruang wilayah nasional dapat terjaga keberlanjutannya demi terwujudnya

kesejahteraan umum dan keadilan sosial sesuai dengan landasan Konstitusioan.

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1995 .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PP No 25 Tahun 2012 Tentang Sistem Informasi Lahan Pertanian Pangan

Berkelanjutan sistem informasi lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah

kesatuan komponen yang terdiri atas kegiatan yang meliputi penyediaan data,

penyeragaman, penyimpanan dan pengamanan, pengolahn, pembuatan produk

informasi, penyampaian produk informasi dan penggunaan informasi yang terkait

satu sama lain dan penyelenggaraan mekanismenya pada perlindungan lahan

pertanian pangan berkelanjutan.

PP No 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan Lahan Pertanian

Pangan Berkelanjutan adalah merupakan sistem dan proses dalam merencanakan

dan menetapkan, mengambangkan, memanfaatkan, membina, mengendalikan, dan

mengawasi lahan pertanian pangan dan kawasan secara berkelanjutan,

pembiayaan perlindungan lahan pertanian pangan berkelanjutan adalah suatu

pendanaan dalam rangka melindungi lahan pertanian pangan berkelanjutan.

2.2.3. Faktor Alih Fungsi Lahan

Kebutuhan akan lahan sangat besar pengaruhnya sehingga mengakibatkan

banyaknya terjadi alih fungsi lahan lahan baik pertanian ke non pertanin dan

pertanian dalam mengubah lahannya ke usaha lain. Faktor penyebab terjadinya

alih fungsi lahan dapat dirasakan secara langsung dan tidak langsung. Faktor

secara tidak langsung antara lain perubahan struktur ekonomi, pertumbuhan

penduduk, arus urbanisasi dan implementasi tata ruang. Sedangkan faktor secara

langsung dipengaruhi antara lain sarana transportasi, pertumbuhan kebutuhan

lahan, dan pertumbuhan sarana pemukiman. Namun, faktor-faktor yang secara

garis besar yang mempengaruhi alih fungsi lahan adalah keperluan untuk

memenuhi kebutuhan penduduk yang makin bertambah jumlahnya dan 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


meningkatnya akan mutu kehidupan yang lebih baik. Ketika ada pandangan

bahwa kegiatan di bidang non pertanian lebih baik dari bidang pertanian, maka

secara tidak langsung mendorong petani untuk mengalih fungsi lahankan

lahannya.

Menurut Isa (2011) terdapat faktor-faktor yang mendorong terjadinya alih

fungsi lahan pertanian antara lain, yakni:

a. faktor kependudukan, pesatnya peningkatan jumlah penduduk telah

meningkatkan permintaan tanah untuk perumahan, jasa, industri, dan

fasilitas umum lainnya. selain itu, peningkatan taraf hidup masyarakat

juga turut berperan menciptakan tambahan permintaan lahan akibat

peningkatan intensitas kegiatan masyarakat;

b. kebutuhan lahan untuk kegiatan non pertanian antara lain pembangunan

real estate, kawasan industri, kawasan perdagangan, dan jasa-jasa lainnya

yang memerlukan lahan yang luas, sebagian diantaranya berasal dari lahan

pertanian termasuk sawah. lokasi sekitar kota, yang sebelumnya

didominasi oleh penggunaan lahan pertanian, menjadi sasaran

pengembangan kegiatan non pertanian mengingat harganya yang relatif

murah serta telah dilengkapi dengan sarana dan prasarana penunjang;

c. faktor ekonomi, yaitu tingginya land rent yang diperoleh aktivitas sektor

non pertanian dibandingkan sektor pertanian. rendahnya insentif untuk

berusaha tani disebabkan oleh tingginya biaya produksi, sementara harga

hasil pertanian relatif rendah dan berfluktuasi. selain itu, karena faktor

kebutuhan keluarga petani yang terdesak oleh kebutuhan modal usaha

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


atau keperluan keluarga lainnya membuat petani tidak mempunyai pilihan

selain menjual sebagai lahan pertaniannya;

d. degradasi lingkungan, antara lain kemarau panjang yang menimbulkan

kekurangan air untuk pertanian terutama sawah penggunaan pupuk dan

pestisida secara berlebihan yang berdampak pada peningkatan serangan

hama tertentu, serta pencemaran air irigasi;

e. lemahnya sistem perundang-undangan dan penegakan hukum dari

peraturanperaturan yang ada.

Menurut Priyono (2011) faktor yang berpengaruh terhadap alih fungsi

lahan pertanian yang dikelompokkan menjadi enam faktor penting yang sering

terjadi di suatu wilayah antara lain: faktor ekonomi, faktor demografi, faktor

pendidikan dan IPTEKS (ilmu pengetahuan teknologi dan seni), faktor sosial dan

politik, faktor kelembagaan serta faktor instrumen hukum dan penegakannya.

Faktor-faktor penyebab alih fungsi lahan lahan pangan menjadi kebun

kelapa sawit pada penelitian Astuti et al. (2011) dari faktor yang memiliki

pengaruh tertinggi paling tinggi sampai terendah adalah aspek ekonomis, aspek

lingkungan, dan terakhir aspek teknis. Aspek Ekonomis antara lain harga jual

tanaman pangan yang rendah khususnya pada saat panen, panen sawit dilakukan

kontinu setiap dua minggu, keuntungan berkebun sawit lebih tinggi, harga sawit

terjamin, biaya pemeliharaan lebih rendah. Aspek lingkungan antara lain

kecocokan lahan untuk kebun sawit, ancaman hama dan penyakit pada tanaman

pangan, kondisi irigasi tidak mendukung, pisisi tawar petani sawit lebih tinggi,

dan tenaga kerja kebun sawit lebih sedikit. Sedangkan pada aspek teknis adalah

tanaman sawit beumur panjang, proses pasca panen tanaman pangan lebih sulit,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


teknik budidaya sawit lebih mudah, dan kesulitan pengadaan pupuk untuk

tanaman pangan.

Pada umumnya bahwa lahan yang paling banyak mengalami perubahan

penggunaan adalah lahan pertanian menjadi lahan non pertanian. Perubahan

penggunaan lahan yang terjadi di sepanjang jalan lingkar dipengaruhi oleh dua

faktor yaitu faktor aksesibilitas dan faktor harga lahan (Rusdi, 2013). Serta faktor

yang mempengaruhi petani melakukan alih fungsi lahan dari lahan padi menjadi

lahan sawit dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal yang jenis alih fungsi

lahan yang disebabkan masalah sosial.

(Yudhistira, 2013). Dan adanya faktor pendorong yang merupakan faktor-

faktor mempercepat laju alih fungsi lahan, faktor-faktor pendorong alih fungsi

lahan lahan dibagi menjadi dua yaitu:

i) faktor internal diantaranya lokasi lahan, produktivitas lahan, saluran

irigasi, mutu tanah, luas lahan yang dimiliki, biaya produksi, resiko usaha

tani, perubahan perilaku menganggap petani pekerjaan masyarakat miskin,

kemampuan penanganan pasca panen dan himpitan ekonomi untuk

memenuhi kebutuhan,

ii) faktor eksternal diantaranya pertumbuhan penduduk, pengaruh dari warga.

2.2.4. Dampak Alih Fungsi Lahan

Kegiatan alih fungsi lahan pertanian juga berpengaruh terhadap

lingkungan. Perubahan lahan pertanian menjadi lahan non-petanian akan

mempengaruhi keseimbangan ekosistem lahan pertanian. Menurut Ruswandi et al

(2007) secara faktual alih fungsi lahan atau alih fungsi lahan lahan menimbulkan

beberapa konsekuensi, antara lain berkurangnya lahan terbuka hijau sehingga

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


lingkungan tata air akan terganggu, serta lahan untuk budidaya pertanian semakin

sempit.

Menurut Lestari dan Dharmawan (2011), secara umum, alih fungsi lahan

lahan pertanian memberikan dampak negatif pada aspek sosio-ekonomis seperti

perubahan penguasaan lahan, kesempatan kerja, perubahan pola kerja, kondisi

tempat tinggal, dan hubungan antar warga (konflik dan prostitusi), serta

memberikan dampak negatif pada aspek sosial ekologis seperti akses terhadap

sumberdaya air, cara warga membuang limbah rumahtangga yang merupakan

dampak tidak langsung akibat alih fungsi lahan lahan pertanian, dan terjadinya

degradasi lingkungan seperti banjir, longsor, dan kebisingan.

Mustopa (2011) menjelaskan bahwa terdapat beberapa dampak alih fungsi

lahan lahan sebagai berikut:

a. Adanya alih fungsi lahan pada saat sekarang ini belum memberikan

dampak yang serius terhadap kerawanan pangan, akan tetapi ini bisa

menjadi masalah yang serius terhadap ketahan pangan jika semakin

banyak alih fungsi lahan ke sektor non pertanian.

b. Alih fungsi lahan dapat menyebabkan pengangguran-pengangguran baru

di sektor pertanian, hal ini dikarenakan pada waktu terjadi alih fungsi

lahan ke sektor non pertanian maka sebagian orang akan kehilangan mata

pencaharian baru. Sementara sektor lain belum tentu dapat menerimanya

karena kurangnya keahlian yang ada.

c. Jumlah angka kemiskinan penduduk yang bekerja di sektor pertanian

mungkin dapat bertambah karena adanya alih fungsi lahan. Ini terjadi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


karena sebagian dari petani akan kehilangan mata pencahariaanya.

Sehingga pendapatan petani secara otomatis juga akan hilang.

Menurut Irawan (2008), alih fungsi lahan lahan sawah ke penggunaan

non-pertanian akan menimbulkan dampak negatif terhadap berbagai aspek

pembangunan karena lahan sawah memiliki fungsi yang sangat luas secara

ekonomi, sosial, dan lingkungan. Dampak negatif alih fungsi lahan lahan sawah

paling sering menjadi sorotan masyarakat adalah terganggunya ketahanan pangan

akibat berkurangnya kapasitas produksi pangan, berkurangnya lapangan kerja

pertanian, dan terjadinya marjinalisasi sektor pertanian. Alih fungsi lahan lahan

juga menimbulkan masalah lingkungan, misalnya meningkatnya intensitas banjir.

Menurut Purwaningsih dkk (2015), yang menyatakan bahwa sumber

pendapatan utama rumah tangga tidak alih fungsi maupun alih fungsi berasal dari

usahatani, bahwa rumah tangga yang tidak alih fungsi mempunyai peluang lebih

besar untuk akses pangan baik dan bahwa pendapatan usahtani pada rumah tangga

yang tidak alih fungsi lahan berpengaruh positif terhadap peluang untuk

mempunyai akses pangan baik, maka pemerintah hendaknya menghentikan alih

fungsi lahan atau mengendalikan alih fungsi lahan.

2.3. Pemuda

2.3.1. Defenisi dan Peran Pemuda

Peran atau peranan bisa diartikan sebagai tindakan atau kegiatan atau fungsi

yang diberikan atau diharapkan dari seseorang atau kelompok. Peran juga bisa

diartikan sebagai kegiatan yang biasa dilakukan oleh seseorang dalam lingkungan

sosial tertentu (The Free Dictionary 2006).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Ahmadi (1982) peran adalah suatu kompleks pengharapan

manusia terhadap caranya individu harus bersikap dan berbuat dalam situasi

tertentu berdasarkan status dan fungsi sosialnya. Sedangkan pengertian peran

menurut Soerjono (2002) merupakan aspek dinamis kedudukan (status), apabila

seseorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kewajibannya,

maka ia menjalankan suatu peran.

Peran dalam pengertian umum dapat diartikan sebagai perbuatan

seseorang atas suatu pekerjaan. Peran secara arti bahasa dapat diartikan tindakan

yang dilakukan oleh seseorang dalam suatu peristiwa. Peran merupakan suatu

aspek yang dinamis dari suatu kedudukan (status). Peran merupakan sebuah

landasan persepsi yang digunakan setiap orang yang berinteraksi dengan suatu

kelompok atau organisasi untuk melakukan suatu kegiatan mengenai tugas dan

kewajibannya.

Setiap orang memiliki macam-macam peran yang berasal dari pola-pola

pergaulan hidup, hal ini sekaligus berarti bahwa peran menentukan apa yang

diperbuatnya bagi masyarakat serta kesempatan-kesempatan apa yang diberikan

oleh masyarakat dalam menjalankan suatu peran.

Menurut Soerjono (2006) peran mencakup tiga hal, yaitu :

1. Peran meliputi norma-norma yang dihubungkan dengan posisi atau tempat

seseorang dalam masyarakat. Peran dalam hal ini merupakan rangkaian

peraturan yang membimbing seseorang dalam kehidupan di lingkungan

masyarakat dimana dia berinteraksi.

2. Peran adalah merupakan suatu konsep tentang apa yang dapat dilakukan

oleh seseorang atau individu dalam masyarakat sebagai organisasi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3. Peran dapat diartikan sebagai perilaku individu yang penting bagi struktur

sosial masyarakat.

Berdasarkan dari beberapa defenisi dan batasan mengenai peran di atas

maka dapat diambil pengertian bahwa peran adalah aspek dinamis yang berupa

tindakan atau perilaku yang dilaksanakan seseorang yang menempati atau

memangku suatu posisi dan melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan

kedudukannya. Dengan kata lain bahwa peran adalah suatu yang penting dan

diharapkan dari seseorang yang memiliki tugas utama dalam kegiatan. Jika

seseorang menjalankan kegiatan tersebut dengan baik maka dengan sendirinya

akan berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai dengan keinginan dari

lingkungannya.

Timbulnya peran adalah apabila ada harapan, baik dari pemegang peran

maupun dari lingkungan yang memberi peran kepadanya (Pareek dan Udai 1985

diacu dalam Rohmad 1998). Dengan demikian peran adalah perilaku yang

diharapkan sesuai dengan fungsi atau kedudukannya (Rohmad 1998). Pada

awalnya teori peran hanya berfungsi sebagai sistem yang memberikan gambaran-

gambaran alternatif tentang gejala sosial yang dikaji oleh para pakar sosial yang

bersifat teori. Pada dekade terakhir ini, sosiologi dan munculnya teori-teori

tersebut. Seiring dengan munculnya minat pada model-model struktur sosial,

maka teori peran juga turut berkembang.

Strieter dan Blalock (2006) mengungkapkan, supaya seseorang biasa

menjalankan perannya secara lebih baik maka perlu melakukan kolaborasi.

Kolaborasi adalah upaya organisasi atau manusia mencapai tujuan bersama yang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tidak dapat dicapai secara efisien melalui upaya individu. Pemuda harus

diyakinkan bahwa mereka masing-masing memiliki hak untuk berperan, oleh

Karena itu pemuda dalam kelompok yang sama harus memiliki visi yang sama

dan mengembangkan rasa kepemilikan bersama.

Dengan berperan serta, seseorang bisa ikut mengambil keputusan yang

mempengaruhi kehidupan seseorang dan masyarakat di sekitarnya. Ini adalah hak

warga negara yang sangat fundamendal (mendasar) dan biasanya digunakan

sebagai variabel untuk mengukur apakah ada demokrasi dalam suatu kelompok

masyarakat (Howard et al. 2002).

Bentuk peran serta pemuda berbeda menurut lingkungan tempat tinggal

dan antar kelas sosial. Misalnya, pemuda kelas atas dan menengah di Filipina

berperan dalam protes kebijakan pemerintah melalui demonstrasi damai dengan

cara saling tukar informasi melalui telekomunikasi modern. Sementara pemuda

miskin dipedesaan menyampaikan informasi dari mulut ke mulut. Secara umum

sulit untuk meningkatkan peran kelompok berusia 15 – 24 tahun yang tidak

memiliki akses ke pendidikan, informasi, dan teknologi. Juga sulit meningkatkan

peran pemuda jika ada prasangka buruk di kalangan generasi tua. Meningkatkan

peran pemuda juga sulit dalam sistem pemerintahan otokratik dan gaya

manajemen tradisional jika mereka tidak diberikan kebebasan untuk

mengemukakan pendapat (Tayo 2002).

Pemuda sejatinya memiliki peran dan fungsi yang strategis dalam

akselerasi pembangunan termasuk pula dalam proses kehidupan berbangsa dan

bernegara. Pemuda merupakan aktor dalam pembangunan. Baik buruknya suatu

Negara dilihat dari kualitas pemudanya, karena generasi muda adalah penerus dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pewaris bangsa dan Negara. Generasi muda harus mempunyai karakter yang kuat

untuk membangun bangsa dan negaranya, memiliki kepribadian tinggi, semangat

nasionalisme, berjiwa saing, mampu memahami pengetahuan dan teknologi untuk

bersaing secara global.

Undang- Undang Kepemudaan Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009

menetapkan pemuda adalah warga Negara Indonesia yang memasuki periode

penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) tahun

sampai 30 (tiga puluh) tahun. Sanit (1985) diacu dalam Rohmad (1998)

memandang pemuda sebagai masa yang sentral. Ia memandang pemuda dari teori

lingkaran hidup (life cycle theory) yang membagi suatu generasi menjadi lima

masa, yakni (1) anak-anak; (2) remaja; (3) pemuda; (4) dewasa; dan (5) tua.

Pemuda dapat berperan seperti orang dewasa dan mungkin juga dapat berperan

seperti seorang remaja. Pemuda adalah kehidupan pada masa transisi, tetapi

penting untuk memastikan bahwa pemuda mengembangkan kompetensi dan

kapabilitas mereka selama masa transisi ini (McCabe dan Garry 2002). Generasi

tua berpendapat bahwa generasi muda umumnya: (1) kurang komitmen, (2)

memuaskan diri sendiri, (3) tidak disiplin, (4) tidak tertarik dengan perencanaan

jangka panjang, (5) temperamental, (6) tidak berpengalaman, dan (7) hanya ingin

bersenang-senang. Sedangkan pendapat generasi muda terhadap generasi tua

adalah: (1) terlalu banyak meminta, (2) tidak memberikan wilayah pribadinya, (3)

kokoh pada prinsip yang dimilikinya, (4) tidak memahami tentang realita saat ini,

(5) tidak terlalu tertarik akan aspek-aspek emosi atau perasaan, (6) tidak rela

memberi kesempatan kepada yang lain, dan (7) membosankan (Iyer 2002).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Terdapat Banyak definisi tentang pemuda, Baik definisi secara fisik

ataupun psikis tentang siapa figur yang pantas disebut pemuda serta apakah

pemuda selalu diasosiasikan dengan semangat dan usia.

Secara Internasional, World Health Organization (WHO) menyebut

pemuda sebagai young people dengan batas usia 10 sampai 24 tahun sedangkan

usia 10-19 tahun disebut adolescenea atau remaja. Dalam International Youth

Year yang diselenggarakan tahun 1985 mendefinisikan pemuda sebagai penduduk

yang berusia 15 sampai 24 Tahun.

Menurut Siagian (1989) Pemuda adalah mereka yang berada pada

kelompok umur 10-24 tahun. Menurut Taufik Abdullah (1974) Pemuda adalah

individu dengan karakter dinamis, bahkan bergejolak dan optimis namun belum

memiliki pengendalian emosi yang stabil.

Menurut Mukhlis (2007) Pemuda adalah suatu generasi yang dipundaknya

dibebani bermacam-macam harapan, terutama dari generasi lainya. Hal ini dapat

dimengerti karena pemuda diharapkan sebagai generasi penerus, generasi yang

harus mengisi dan melangsungkan estafet pembangunan secara berkelanjutan.

Mengacu pada Undang-Undang Kepemudaan Nomor 40 tahun 2009 pasal

1 ayat 1, Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting

pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 (enam belas) tahun sampai 30

(tiga puluh) tahun (Sumber : UU No. 40 Tahun 2009).

Berdasarkan dari pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

pemuda adalah manusia yang berusia 16-30 tahun yang memiliki peran penting

dalam pembangunan baik secara fisik dan non fisik dikarenakan pemuda punya

knowledge, skill, character serta network.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Abdulah (1974) Ada beberapa hakekat kepemudaan yang ditinjau

dari dua asumsi :

1. Penghayatan mengenai proses perkembangan manusia bukan sebagai

suatu kontinu yang sambung menyambung tetapi fragmentaris, terpecah-

pecah, dan setiap fragmen mempunyai artinya sendiri-sendiri. Pemuda

dibedakan dari anak dan orang tua dan masing-masing fragmen itu

mewakili nilai sendiri.

2. Merupakan tambahan dari asumsi wawasan kehidupan ialah posisi pemuda

dalam arah kehidupan itu sendiri. Pemuda sebagai suatu subjek dalam

hidup, tentulah mempunyai nilai sendiri dalam mendukung dan

menggerakan hidup bersama. Hal ini hanya bisa terjadi apabila tingkah

laku pemuda itu sendiri ditinjau sebagai interaksi dalam lingkungannya

dalam arti luas.

2.3.2. Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan

Usaha-usaha pembangunan su atu masyarakat selalu ditandai oleh adanya

sejumlah orang yang mempelopori, menggerakkan, dan menyebarluaskan proses

perubahan tersebut. Mereka adalah orang-orang yang disebut sebagai agen

perubahan. Nama yang diberikan sesuai dengan misi yang ingin dibawa, yakni

membuat suatu perubahan yang berarti bagi sekelompok orang. Agen Perubahan

(Agent of Change) adalah individu atau seseorang yang bertugas mempengaruhi

target / sasaran perubahan agar mereka mengambil keputusan sesuai dengan arah

yang dikehendakinya. Agen Perubahan menghubungkan antara sumber perubahan

(Inovasi, Kebijakan Publik dll) dengan sistem masyarakat yang menjadi target

perubahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Menurut Soerjono Soekanto menyatakan, pihak-pihak yang menghendaki

perubahan dinamakan agent of change, yaitu seseorang atau sekelompok orang

yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin satu atau lebih lembaga-lembaga

kemasyarakatan. (Soekanto, 1992:273).

Dalam rumusan Havelock (1973), agen perubahan adalah orang yang

membantu terlaksananya perubahan sosial atau suatu inovasi

berencana.(Nasution, 1990:37) Pengenalan dan kemudian penerapan hal-hal,

gagasan-gagasan, dan ide-ide baru tersebut yang dikenal dengan sebagai inovasi,

dilakukan dengan harapan agar kehidupan masyarakat yang bersangkutan akan

mengalami kemajuan. Agen perubahan juga selalu menanamkan sikap optimis

demi terciptanya perubahan yang diharapkan tadi. Segala sesuatu tidak akan

dengan mudahnya dirubah tanpa adanya sikap optimis dan kepercayaan terhadap

diri sendiri bahwa dapat melakukan perubahan tersebut.

Menurut Rogers dan Shoemaker, agen perubahan berfungsi sebagai mata

rantai komunikasi antar dua (atau lebih) sisitem sosial. Yaitu menghubungkan

antara suatu sistem sosial yang mempelopori perubahan tadi dengan sistem sosial

masyarakat yang dibinanya dalam usaha perubahan tersebut.

Pemuda sebagai agen perubahan dalam masyarakat mempunyai peran

penting berupa mempengaruhi orang lain dalam berperilaku atau bersikap. Agen

perubahan akan lebih berhasil melakukan perubahan pada Komunitas Sosial target

melalui para pemuda dan kelompok Komunitas Sosial target perubahan. Pemuda

memiliki semangat yang sulit dipadamkan. Terlebih jika semangat bercampur

dengan pengetahuan dan diimplementasikan melalui tindakan. Maka niscaya akan

tercipta suatu perubahan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Merujuk pada Undang-Undang Republik Indonesia nomor 40 Tahun 2009

tentang kepemudaan pada pasal 17 pada ayat (3) peran aktif pemuda sebagai

agen perubahan diwujudkan dengan mengembangkan :

a. Pendidikan politik dan demokratisasi;

b. Sumberdaya ekonomi;

c. Kepedulian terhadap masyarakat;

d. Ilmu pengetahuan dan teknologi;

e. Olahraga, seni, dan budaya;

f. Kepedulian terhadap lingkungan hidup;

g. Pendidikan kewirausahaan; dan/atau

h. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda

Pada dasarnya peran pemuda sebagai agen perubahan sangat melekat pada

diri pemuda yang jika dikembangkan dan dibangkitkan kesadarannya, maka

pemuda dapat berperan secara alamiah dalam pengembangan sumber daya

ekonomi, kepedulian masyarakat, kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan

dan kepeloporan pemuda untuk menggerakkan potensi-potensi dan sumber daya

yang ada dalam masyarakat.

Peran pemuda dalam pengembangan sumber daya ekonomi yaitu ikut

melakukan pemberdayaan kepada petani dengan mengedukasi dan melatih petani

secara terus menerus agar petani memiliki pengetahuan yang kreatif dan inovatif

serta berwawasan yang luas dalam bidang pertanian, sehingga para petani dapat

meningkatkan hasil produksi pertanian. Pengembangan sumber daya ekonomi

dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Menurut (Arsyad,1992), cara itu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan yang di

hasilkan melalui sektor pertanian.

Peran pemuda dalam kepedulian masyarakat yaitu melakukan

pemberdayaan kepada masyarakat dengan cara memberikan motivasi dan

dorongan kepada masyarakat agar mampu menggali potensi dirinya dan berani

bertindak memperbaiki kualitas hidupnya, melalui cara antara lain dengan

pendidikan untuk penyadaran dan pemampuan diri mereka. Pemberdayaan

masyarakat petani adalah upaya-upaya yang dilakukan dalam rangka

meningkatkan kemampuan masyarakat agribisnis sehingga secara mandiri mampu

mengembangkan diri dan dalam melakukan usaha secara berkelanjutan. Oleh

karena itu sangat dibutuhkan kegiatan pemberdayaan disetiap kegiatan

pendampingan. Suharto (2005,h.93) mengatakan bahwa pendampingan

merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program

pemberdayaan masyarakat.

Peran pemuda dalam kepedulian lingkungan hidup yaitu membuat bank

sampah untuk di manfaatkan sebagai salah satu sumber bahan pupuk organik

untuk meminimalisir penggunakan bahan-bahan kimia. Menurut Aryenti (2011)

konsep Bank Sampah membuat masyarakat sadar bahwa sampah memiliki nilai

jual yang dapat menghasilkan uang, sehingga mereka peduli untuk mengelolanya,

mulai dari pemilahan, pengomposan, hingga menjadikan sampah sebagai pupuk

yang bisa digunakan kembali dan bernilai ekonomis.

Menurut Ginandjar Kartasasmita (1997), peran kepemimpinan dan

kepeloporan pemuda bisa berarti sama yakni berada di muka dan diteladani oleh

yang lain. Tetapi, dapat pula memiliki arti sendiri. Kepeloporan menunjukkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sikap berdiri di muka, merintis, membuka jalan, dan memulai sesuatu, untuk

diikuti, dilanjutkan, dikembangkan, dipikirkan oleh yang lain. Sedangkan

Kepemimpinan bisa berada di muka, bisa di tengah, dan bisa di belakang.

2.4. Kerangka Berfikir

Jumlah penduduk di Sumatera Utara terus mengalami peningkatan dari

tahun ke tahun. Peningkatan jumlah penduduk berdampak pada peningkatan

kebutuhan pangan. Dalam menghadapi pembangunan dan untuk mewujudkan

ketersediaan pangan, sektor pertanian masih terdapat banyak persoalan besar

yang harus diselesaikan salah satunya adalah alih fungsi lahan pertanian.

Masifnya alih fungsi lahan pertanian ini akan mengancam ketahanan pangan.

Untuk mengantisipasi hal tersebut pemerintah mengeluarkan UU Nomor 41 tahun

2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). Pada

pasal 1 nomor 15 menjelaskan bahwa alih fungsi lahan pertanian adalah

perubahan fungsi lahan pertanian pangan berkelanjutan menjadi bukan lahan

pertanian pangan berkelanjutan.

Melihat kondisi tersebut, maka pemuda dituntut untuk dapat melakukan

terobosan-terobosan yang dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi upaya

mengatasi masalah yang dihadapi pada sektor pertanian. Berdasarkan peran

penting yang dimiliki pemuda maka dapat di jabaran kerangka berfikir di atas,

maka dapat di buat sebuah kerangka berfikir sebagai berikut :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Pengembangan sumberdaya ekonomi (X1)

Peningkatan kepedulian masyarakat (X2) Pengendalian alih fungsi


lahan pertanian (Y)
Peningkatan kepedulian lingkungan hidup (X3)

Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4)

Gambar 2.1. Kerangka berpikir

2.5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir diatas, maka penulis dapat merumuskan

hipotesis sebagai berikut :

1. Pengembangan sumberdaya ekonomi, peningkatan kepedulian masyarakat,

peningkatkan kepedulian lingkungan hidup dan kepemimpinan serta

kepeloporan pemuda berpengaruh secara simultan terhadap pengendalian alih

fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

2. Pengembangan sumberdaya ekonomi berpengaruh terhadap pengendalian alih

fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

3. Peningkatan kepedulian masyarakat berpengaruh terhadap pengendalian alih

fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

4. Peningkatan kepedulian lingkungan hidup berpengaruh terhadap pengendalian

alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

5. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda berpengaruh terhadap pengendalian

alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

6. Peran pemuda sebagai agen perubahan berpengaruh positif dalam

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten

Labuhanbatu Utara, waktu penelitian dilaksanakan selama 3 (tiga) bulan yakni

bulan April 2019 sampai dengan Juni 2019. Tempat penelitian ditentukan secara

Purposive, berdasarkan pertimbangan bahwa, Kecamatan Kualu Hilir merupakan

Kecamatan yang ada di Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan Luas Panen dan

Produksi Padi Sawah terbesar. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 3.1 di bawah ini.

Tabel 3.1. Data luas panen dan produksi padi sawah menurut Kecamatan
di Kabupaten Labuhanbatu Utara 2017

Kecamatan Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)


NA IX-X 398 2.087
Marbau 48 243
Aek Kuo 24 122
Aek Natas 1 498 7 970
Kualuh Selatan 2 502 14 187
Kualuh Hilir 25 052 134 026
Kualuh Hulu 323 1 763
Kualuh Leidong 13 945 74 633
43 789 235 031
Sumber Badan Pusat Statistik Kabupaten Labuhanbatu Utara 2018

3.2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

deskriptif korelasional dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah

sebuah penelitian yang menggunakan rumus statistika dalam menghitung hasil

sebuah penelitian. Metode deskriptif korelasional digunakan karena penelitian ini

berusaha untuk menemukan ada tidaknya pengaruh antara dua variabel. Dalam hal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ini menggambarkan pengaruh antara peran pemuda terhadap pengendalian alih

fungsi lahan pertanian.

Penelitian deskriptif korelasional sesuai dengan penelitian ini, karena

penelitian ini bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan dan apabila

ada, berapa eratnya hubungan serta berarti atau tidaknya hubungan itu (Arikunto,

2009).

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian adalah seluruh pemuda yang ada di Kecamatan Kualuh

Hilir (Kampung Mesjid, Kuala Bangka, Sei Sentang, Teluk Piai, Tanjung

Mangedar, Teluk Binjai, Sei Apung). Menurut Undang-Undang Kepemudaan

Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 pemuda adalah warga negara

Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang

berusia 16 (enam belas) tahun sampai 30 (tiga puluh) tahun.

Tabel. 3.2. Data jumlah pemuda menurut umur dan jenis kelamin di
Kecamatan Kualuh Hilir tahun 2018
Usia 16-30 Tahun
Desa Laki-laki Perempuan Jumlah/Total
Kampung Mesjid 767 736 1.503
Kuala Bangka 1009 971 1.980
Sei Sentang 778 757 1.535
Teluk Piai 659 613 1.272
Tanjung Mangedar 886 734 1.620
Teluk Binjai 740 667 1.407
Sei Apung 725 587 1.312
Jumlah Total 5.564 5.065 10.629
Sumber Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Labuhanbatu Utara 2018

Berdasarkan Tabel 3.2. maka di ketahui pemuda yang ada di Kecamatan

Kualuh Hilir adalah sebanyak 10.629 orang

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti dan yang dianggap

dapat menggambarkan populasi. Pengambilan sampel ini dimaksudkan untuk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


mengefisiensikan waktu tenaga dan biaya (Arikunto, 2009) metode pengambilan

sampel digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan sampel acak sederhana,

yaitu metode pengambilan sampel sedemikian rupa sehingga setiap unit penelitian

atau satuan elementer dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk

dipilih sebagai sampel. Untuk mengetahui besarnya jumlah sampel di gunakan

rumus dari Frank Lynk sebagai beikut:

n=
N. Z . P (1 − P)
Nd + P (1 − P)

Keterangan :

n : Jumlah sampel

N : Jumlah populasi

Z : Nilai normal dari variabel (1,96) untuk tingkat kepercayaan 95%

P : Harga patokan tertinggi (0,5)

d : Sampling error (0,1)

bila di hitung dengan menggunakan rumus diatas, maka diketahui jumlah sampel
yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:

(10.629) (3,8416) (0,5 ) (0,5)


n= (10.629) (0,01) + (0,5) (0,5)

(10.629) (3,8416) (0,25 )


n= (10.629) (0,01) + (0,25)

(10.208,09)
n= (106,54)

n = 96 Orang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Dalam penelitian ini jumlah responden yang ditetapkan sebagai sampel sebesar 96

orang.

Berdasarkan hasil penghitungan tersebut, sampel yang didapat berjumlah

96 orang. Jumlah sampel yang telah didapat selanjutnya dibagi menjadi 7

Desa/Kelurahan sesuai dengan data agar penentuan jumlah sampel dalam masing-

masing kecamatan mempunyai proposisi yang sama.

Dalam Prasetyo (2005), Perhitungan jumlah sampel setiap strata dapat

dihitung dengan rumus:

Populasi
Sampel= X total sampel
Total Populasi

Pengambilan sampel dari masing-masing Desa/Kelurahan :

1503
Kampung mesjid = X 96 = 13 Orang
10629

1980
Kuala Bangka = X 96 = 18 Orang
10629

1535
Sei Sentang = X 96 = 14 Orang
10629

1272
Teluk Piai = X 96 = 11 Orang
10629

1620
Tanjung Mangedar = X 96 = 15 Orang
10629

1407
Teluk Bijai = X 96 = 13 Orang
10629

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


1312
Sei Apung = X 96 = 12 Orang
10629

Tabel. 3.3. Sampel Penelitian

Desa/Kelurahan Populasi Sampel Penelitian


Kampung Mesjid 1.503 13
Kuala Bangka 1.980 18
Sei Sentang 1.535 14
Teluk Piai 1.272 11
Tanjung Mangedar 1.620 15
Teluk Binjai 1.407 13
Sei Apung 1.312 12
Jumlah 10.629 96

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah data primer dan

sekunder, yaitu :

1. Data primer

a. Kuisioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada

responden untuk di jawabnya (Sugiyono, 2010).

b. Survei, yaitu peneliti mengajukan pertanyaan kepada subyek dan

mengumpulkan jawabanya melalui cara personal atau nonpersonal, survei

hampir sama dengan kegiatan pengamatan, tetapi diikuti dengan

pengajuan pertanyaan dari peneliti kepada subyek penelitian hal ini dapat

dilakukan melalui daftar pertanyaan yang harus diisi oleh subyek

penelitian dan dikirim kembali ke peneliti (Erlina, 2011).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu, data yang telah dikumpulkan oleh lembaga

pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Erlina,

2011).

3.5. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data

skunder. Data primer diperoleh melalui kegiatan pengisian kuisoner dan

wawancara. Wawancara dilakukan melalui interaksi dan komunikasi langsung

secara mendalam kepada responden di Kecamatan Kualuh Hilir. Sedangkan data

sekunder diperoleh dari instansi atau dinas yang terkait Seperti Dinas Pertanian,

Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, Dinas Pemuda dan Olah Raga, dan

Badan Pusat Statistik Labuhanbatu Utara. Serta studi kepustakaan yang

bersumber dari literatur dan dokumen dokumen atau tulisan-tulisan yang

berkaitan dengan penelitian ini.

3.6. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk

apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga nantinya dapat

diperoleh informasi tentang hal tersebut, hingga nantinya ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2006).

Variabel penelitian sendiri dalam penelitian kuantitatif dibedakan menjadi

dua, yaitu variabel bebas dan variabel terikat. Menurut Sugiyono (2006),

penjelasan dari variabel tersebut adalah :

1) Variabel Bebas atau Independen adalah variabel yang mempengaruhi

atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


dependen (terikat). Variabel bebas pada penelitian ini yaitu peran

pemuda sebagai agen perubahan (variabel X) dengan indikator

penelitian sebagai berikut:

A. Pengembangan sumberdaya ekonomi

B. Peningkatan kepedulian masyarakat

C. Peningkatan kepedulian lingkungan hidup

D. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda

2) Variabel terikat atau Dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau

yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas. Variabel terikat

pada penelitian ini adalah pengendalian alih fungsi lahan pertanian

(variabel Y) dengan indikator penelitian sebagai berikut:

A. Perubahan luas lahan pertanian

B. Perubahan jumlah produksi

C. Perubahan pendapatan petani

3.7. Uji Validitas dan Reliabilitas

3.7.1. Uji Validitas

Validitas data adalah suatu ukuran yang mengacu kepada derajat

kesesuaian antara data yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data.

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau

kesahihan sesuai instrument. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan

sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang

validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.7.2. Uji Reliabilitas

Menurut Arikunto (2006) reabilitas menunjukkan pada satu pengertian

bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk dapat digunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas dilakukan

untuk mendapatkan ketepatan alat pengumpulan data (instrument) yang

digunakan.

3.8. Metode Analisis Data

Adapun metode analisis yang digunakan untuk menjawab permasalahan

dan hipotesis penelitian yang ada dalam penelitan ini adalah sebagai berikut.

Untuk menjawab rumusan masalah, metode analisis yang digunakan

adalah dengan uji regresi berganda dengan model model :

Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e

Keterangan:

Y = Variabel dependen/terikat (nilai yang diprediksikan) dalam hal

ini adalah pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Y = Pengendalian Alih fungsi lahan pertanian

X1 = Pengembangan sumberdaya ekonomi

X2 = Peningkatan kepedulian masyarakat

X3 = Peningkatan kepedulian lingkungan hidup

X4 = kepemimpinan dan kepeloporan pemuda

A = Konstanta (nilai Y apabila X = 0)

B = Koefisien regresi (nilai peningkatan jika bernilai positif

ataupun penurunan jika bernilai negatif)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Untuk menjawab permasalahan yang kedua yaitu bagaimana peran

pemuda sebagai agen perubahan dalam Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Maka dilakukan uji deskriptif, dengan

melakukan uji rata-rata. Jika nilai rata-rata jawaban responden lebih besar atau

sama dengan 4 (empat), maka peran pemuda sebagai agen perubahan dalam

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara adalah

positif.

3.9. Pengujian Asumsi Klasik

Ada beberapa permasalahan yang bisa terjadi dalam model regresi linier,

yang secara statistik permasalahan tersebut dapat mengganggu model yang telah

ditentukan, bahkan dapat menyesatkan kesimpulan yang diambil dari persamaan

yang terbentuk. Untuk itu perlu dilakukan uji penyimpangan asumsi klasik yang

terdiri dari :

3.9.1. Uji Normalitas

Uji normalitas untuk mengetahui normal tidaknya distribusi faktor

gangguan (residual). Ada dua cara untuk mendeteksi apakah residual berdistribusi

normal atau tidak yaitu dengan analisis grafik dan uji statistik. Analisis grafik

adalah dengan grafik histogram dan melihat normal probability plot yaitu dengan

membandingkan distribusi kumulatif dengan distribusi normal. Sedangkan uji

statistik dilakukan dengan melihat nilai kurtosis dan skewness dari residual.

3.9.2. Uji Multikolinieritas

Interpretasi dari persamaan regresi linier secara implisit bergantung pada

asumsi bahwa variabel-variabel bebas dalam persamaan tersebut tidak saling

berkorelasi. Jika dalam sebuah persamaan terdapat multikolinieritas, maka akan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menimbulkan beberapa akibat, untuk itu perlu dideteksi multikolinieritas dengan

besaran-besaran regresi yang didapat, yakni : (1) variasi besar (dari taksiran OLS),

(2) interval kepercayaan lebar (karena variasi besar maka standar error besar,

sehingga interval kepercayaan lebar), (3) uji-t tidak signifikan. Suatu variabel

bebas yang signifikan baik secara subtansi maupun secara statistik jika dibuat

regresi sederhana, bisa tidak signifikan karena variasi besar akibat kolinieritas.

Bila standar error terlalu besar, maka besar pula kemungkinan taksiran koefisien

regresi tidak signifikan, (4) R2 tinggi tetapi tidak banyak variabel yang signifikan

dari uji-t, (5) terkadang nilai taksiran koefisien yang didapat akan mempunyai

nilai yang tidak sesuai dengan substansi, sehingga tidak menyesatkan interpretasi.

3.9.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi

heterokedastisitas. Uji heterokedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya

pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SRESID dan ZPRED. Dasar

analisisnya dapat dilihat :

a) Jika titik-titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang,

melebar kemudian memyempit) maka mengidentifikasikan telah

terjadi heterokedastisitas.

b) Jika tidak ada pola yang jelas serta titik-titik menyebar di atas dan

di bawah angka nol pada sumbu y maka tidak terjadi

heterokedastisitas.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3.10. Uji Hipotesis

Suatu masalah yang erat hubungannya dengan penaksiran koefisien regresi

adalah kesesuaian (goodness of fit) regresi sample secara keseluruhan. Kebaikan

sesuai diukur dengan koefisien determinasi R2, yang mengatakan proporsi variasi

variabel tidak bebas yang dijelaskan oleh variabel yang menjelaskan. R2 ini

mempunyai jangkauan antara 0 dan 1, semakin dekat ke 1 maka semakin baik

kesesuiannya. Koefisien determinasi R2 bertujuan untuk melihat kekuatan variabel

bebas menjelaskan variabel tidak bebas.

Ghozali (2016) menyatakan bahwa koefisien determinasi (R2) pada intinya

mengukur seberap jauh kemampuan model dalam menerangkan variabel

dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil

berarti kemampuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen

amat terbatas. Nilai yang mendekati angka 1 berarti variabel independen

memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi

variabel dependen.

Pengujian satistik dilakukan dengan menggunakan uji-F (F-test) dan uji-t

(t-test) serta perhitungan nilai koefisien determinasi R2. Uji-F dimaksudkan untuk

mengetahui signikasi statistik koefisien regresi secara bersama sedangkan Uji-t

dimaksud untuk mengetahui signifikansi statistik koefisien regresi secara parsial.

Hipotesis Uji Simultan (Uji F)

Pengembangkan sumber daya ekonomi, peningkatan kepedulian

masyarakat, peningkatkan kepedulian terhadap lingkungan hidup,


Ho :
kepemimpinan dan kepeloporan pemuda secara simultan tidak

berpengaruh positif terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(perubahan luas lahan pertanian, perubahan jumlah produksi, perubahan

pendapatan petani).

Pengembangkan sumber daya ekonomi, peningkatan kepedulian

masyarakat, peningkatkan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan

Ha : dan kepeloporan pemuda secara simultan berpengaruh positif terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian (perubahan luas lahan

pertanian, perubahan jumlah produksi, perubahan pendapatan petani).

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji F, adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

Hipotesis Uji Parsial (Uji t) :

Pengembangan sumber daya ekonomi, peningkatan kepedulian

masyarakat, peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan

dan kepeloporan pemuda secara parsial tidak berpengaruh positif


Ho :
terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian (perubahan luas

lahan pertanian, perubahan jumlah produksi, perubahan pendapatan

petani).

Pengembangan sumber daya ekonomi, peningkatan kepedulian

Ha : masyarakat, peningkatkan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan

dan kepeloporan pemuda secara parsial berpengaruh positif terhadap

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


pengendalian alih fungsi lahan pertanian (perubahan luas lahan

pertanian, perubahan jumlah produksi, perubahan pendapatan petani).

Kriteria pengambilan keputusan terhadap uji t, adalah sebagai berikut :

Jika probabilitas < 0,05, Ha diterima, Ho ditolak

Jika probabilitas > 0,05, Ha ditolak, Ho diterima

3.11. Defenisi Batasan Operasional

Untuk memperjelas dan menghindari kesalahpahaman mengenai

pengertian tentang istilah-istilah dalam penelitian, maka dibuat definisi dan

batasan operasional sebagai berikut:

1.11.1. Defenisi

1. Pemuda adalah masyarakat yang berumur 16 sampai dengan 30 tahun

yang ada di Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu Utara.

2. Alih Fungsi Lahan Pertanian adalah perubahan fungsi lahan pertanian

pangan berkelanjutan menjadi bukan lahan pertanian pangan

berkelanjutan.

3. Peran pemuda sebagai agen perubahan adalah pengembangkan sumber

daya ekonomi, peningkatkan kepedulian masyarakat, peningkatkan

kepedulian lingkungan hidup, Kepemimpinan dan Kepeloporan

4. Indikator Pengendalian Alih Fungsi lahan pertanian adalah Suatu cara

yang digunakan untuk mengurangi perubahan fungsi lahan pertanian

pangan berkelanjutan menjadi bukan lahan pertanian pangan

berkelanjutan. (di ukur dari 3 komponen yaitu perubahan luas lahan

pertanian, perubahan jumlah produksi dan perubahan pendapatan petani)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5. Pengendalian Alih fungsi lahan pertanian adalah Suatu cara yang

digunakan untuk mengurangi perubahan fungsi lahan pertanian pangan

berkelanjutan menjadi bukan lahan pertanian pangan berkelanjutan.

3.11.2. Batasan operasional.

1. Daerah penelitian adalah Kecamatan Kualuh Hilir Kabupaten Labuhanbatu

Utara

2. Sampel penelitian adalah pemuda yang ada di Kecamatan Kualuh Hilir

Kabupaten Labuhanbatu Utara

3. Waktu penelitian dilaksanakan pada tahun 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Kabupaten Labuhanbatu Utara

Sebutan Labuhanbatu bermula ketika pada tahun 1862 Angkatan Laut

Belanda datang ke sebuah kampung di hulu Labuhanbilik tepatnya di Desa Sei

Rakyat sekarang. Di kampung ini Belanda membangun tempat pendaratan kapal

dari batu beton. Tempat ini berkembang menjadi tempat persinggahan dan

pendaratan kapal yang kemudian menjadi kampung besar dengan nama

Pelabuhanbatu. Masyarakat mempersingkat sebutannya menjadi Labuhanbatu,

nama ini kemudian melekat dan ditetapkan menjadi nama Wilayah Kabupaten

Labuhanbatu.

Sebelum kemerdekaan di Wilayah Kabupaten Labuhanbatu terdapat 4

kesultanan, yaitu :

1. Kesultanan Kota Pinang berkedudukan di Kota Pinang

2. Kesultanan Kualuh berkedudukan di Tanjung Pasir

3. Kesultanan Bilah berkedudukan di Negeri Lama

4. Kesultanan Panai berkedudukan di Labuhanbilik

Setelah kemerdekaan, keempat kesultanan ini menjadi Wilayah Kabupaten

Labuhanbatu sesuai ketetapan Komite Nasional Daerah Keresidenan Sumatera

Timur tanggal 19 Juni 1946.

Kabupaten Labuhanbatu Utara merupakan kabupaten baru hasil

pemekaran dari kabupaten Labuhanbatu. Kabupaten Labuhanbatu Utara dibentuk

berdasasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2008

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


tanggal 21 Juli 2008 tentang pembentukan Kabupaten Labuhanbatu Utara di

Provinsi Sumatera Utara, dengan ibu kota Aek Kanopan dengan koordinat Bujur

Timur 990 39’ 24” dan Lintang Utara 20 34’ 1” yang berjarak 219 km dari Kota

Medan.

4.1.1.1. Kondisi Geografis

Kabupaten labuhanbatu Utara merupakan salah satu daerah yang berada di

kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara Geografis, Kabupaten

Labuhanbatu Utara berada pada 1058’ - 2050’ Lintang Utara, 99025’ – 100005’

Bujur Timur dengan ketinggian 0-700 m di atas permukaan laut. Kabupaten

Labuhanbatu Utara menempati area seluas 354.580 Ha dengan batas-batas

wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Asahan dan Selat Malaka

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu dan

Kabupaten Padang Lawas Utara

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Tapanuli Utara dan

Kabupaten Toba Samosir

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar 4.1 : Peta wilayah administratif Kabupaten Labuhanbatu Utara

4.1.1.2. Kondisi Demografi

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2010, penduduk Kabupaten

Labuhanbatu Utara berjumlah 330.701 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar

93 jiwa per Km². Jumlah penduduk terbanyak terdapat di kecamatan Kualuh Hulu

yaitu sebanyak 64.600 jiwa dengan kepadatan penduduk 101 jiwa per Km²,

sedangkan penduduk paling sedikit berada di kecamatan Kualuh Leidong

sebanyak 28.457 jiwa dengan kepadatan penduduk 84 jiwa per Km². Jumlah

penduduk Kabupaten Labuhanbatu Utara dengan jenis kelamin laki-laki lebih

banyak dibandingkan penduduk perempuan. Pada tahun 2015 jumlah penduduk

laki-laki sebesar 177.283 jiwa, sedangkan penduduk perempuan sebanyak

173.814 jiwa dengan rasio jenis kelamin sebesar 102,00.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.1 : Luas wilayah dan jumlah penduduk menurut Kecamatan di
Kabupaten Labuhanbatu Utara tahun 2017
Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan
Penduduk

Km2 % Jumlah % (Orang/Km2)

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

NA IX-X 554,00 15,62 55 470 15.80 100.13

Marbau 355,90 19,12 38 985 11.10 109.54

Aek Kuo 250,20 7,06 30 486 8.68 121.85

Aek Natas 678,00 10,04 36 897 10.51 54.42

Kualuh Selatan 344,51 10,87 58 508 16.66 169.83

Kualuh Hilir 385,48 9,72 32 346 9.21 83.91

Kualuh Hulu 637,39 17,98 69 112 19.68 108.43

Kualuh Leidong 340,32 9,60 29 293 8.34 86.07

Labuhanbatu Utara 3545,80 100,00 351 097 100,00 99.02

Sumber : BPS Kabupaten Labuhanbatu Utara 2017

4.1.1.3. Kondisi Geografis Kecamatan Kualuh Hilir

Kecamatan Kualuh Hilir secara geografis merupakan kawasan Pertanian.

Kecamatan Kualuh Hilir memiliki luas wilayah sekitar 385,48 Km2. Jarak Ke

Kantor Bupati yaitu sekitar 575 Km. Dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :

 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu

 Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Aek Kuo

 Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kualuh Hulu

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.1.4. Wilayah Administrasi

Kecamatan Kualuh Hilir secara administrasi terdiri dari 6 Desa dan 1

Kelurahan. Untuk mengetahui banyak desa/kelurahan dapat dilihat pada Tabel

4.2. di bawah ini.

Tabel 4.2. Jumlah Desa/kelurahan dan nama serta pendidikan kepala


Desa/ lurah yang menjabat di Kecamatan Kualuh hilir tahun 2018

No Desa/ Kelurahan Nama Kepala Desa/ Lurah Pendidikan


001 Kuala Bangka HASRAN TANJUNG SMA
002 Teluk Binjai SUPARDI SMA
003 Sungai Sentang WALOYO SMA
004 Sungai Apung MARBEN MANIR SMA
005 Kampung Mesjid SUPRIYATNO, S.Pd S1
006 Teluk Piai KHAIRUDDIN SMA
007 Tanjung Mangedar INDRA SMA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


PETA KECAMATAN KUALUH HILIR

Gambar 4.2 : Gambar Peta wilayah administratif Kualuh Hilir

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel. 4.3 Luas wilayah menurut Desa/ kelurahan di Kecamatan Kualuh
Hilir tahun 2018
No Desa/ Kelurahan Luas ( Km2 ) Rasio Terhadap
Total
(1) (2) (3) (4)
001 Kuala Bangka 111,90 29,03
002 Teluk Binjai 62,40 16,19
003 Sungai Sentang 30,10 7,81
004 Sungai Apung 47,43 12,30
005 Kampung Mesjid 20,22 5,25
006 Teluk Piai 28,44 7,38
007 Tanjung Mangedar 84,99 22,05
2017 385,48 100

4.1.1.5. Kondisi Demografi

Berdasarkan angka hasil Sensus Penduduk 2018, penduduk kecamatan

Kualuh Hilir berjumlah 32573 jiwa. Jumlah penduduk terbanyak terdapat di

kelurahan Kuala Bangka yaitu sebanyak 6523 jiwa, sedangkan penduduk paling

sedikit berada di desa Sungai Apung sebanyak 3663 jiwa.

Tabel 4.4. Luas, jumlah dan kepadatan penduduk menurut Desa/


kelurahan di Kecamatan Kualuh Hilir 2018.
Luas
No. Desa/ Kelurahan Jumlah Kepadatan
( Km2 ) Pendudu Penduduk
k
(1) (2) (3) (4) (5)
001 Kuala Bangka 111,90 6 523 58,29
002 Teluk Binjai 62,40 4 076 65,32
003 Sungai Sentang 30,10 5 219 173,39
004 Sungai Apung 47,43 3 663 77,23
005 Kampung Mesjid 20,22 4 631 229,03
006 Teluk Piai 28,44 3 707 130,34
007 Tanjung Mangedar 84,99 4 754 55,94
2017 385,48 32 573 84,50

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.2. Analisis Deskriptif

4.1.2.1. Analisis Deskriptif Responden

Analisis deskriptif responden dalam penelitian ini merupakan uraian

atau penjelasan dari hasil pengumpulan data primer berupa kuesioner yang telah

diisi oleh responden penelitian yang telah dikelompokkan berdasarkan

karekteristik responden.

a. Analisis Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 4.5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin


Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-Laki 77 80,2
Perempuan 19 19,8
Total 96 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Pada Tabel 4.5 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang diteliti

berjenis kelamin laki-laki yang berjumlah 77 orang (80,2%), sedangkan responden

yang diteliti berjenis kelamin perempuan berjumlah 19 orang (19,8%). Bahwa

peran pemuda sebagai agen perubahan dalam pengendalian alih fungsi lahan

pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara mayoritas laki-laki, hal ini

menunjukkan bahwa laki-laki lebih berperan aktif dalam hal agen perubahan.

b. Analisis Responden Berdasarkan Usia

Tabel 4.6. karakteristik responden berdasarkan usia


Umur Frekuensi Persentase (%)
16 – 20 Tahun 16 16,67
21 – 25 Tahun 44 45,83
26 – 30 Tahun 36 37,50
Total 96 100,0
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan Tabel 4. 6 . karakteristik responden berdasarkan umur yang

paling dominan terdapat pada usia 21 - 25 tahun. Dimana jumlah responden pada

usia 21 - 25 tahun sebanyak 44 orang (45,83%). Sementara jumlah responden pada

umur 26 - 30 tahun sebanyak 36 orang (37,50%), jumlah responden pada umur

16 - 20 tahun sebanyak 16 orang (16,67%). Berdasarkan pengamatan peneliti

menunjukan bahwa usia 16-20 tahun merupakan jumlah sampel yang paling sedikit,

sedangkan usia 21-25 tahun merupakan jumlah sampel yang paling banyak. Dengan

demikian peran pemuda sebagai agen perubahan dalam pengendalian alih fungsi

lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara mayoritas berumur 21-25 tahun.

c. Analisis Responden Berdasarkan Pendidikan

Tabel 4.7 Karakteristik responden berdasarkan pendidikan


No Karakteristik Responden Jumlah
Responden %
1 SD - -
2 SMP - -
3 SMA 61 63,54 %
4 Diploma 11 11,46 %
5 Sarjana 24 25 %
6 Lainnya - -
Jumlah 96 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Berdasarkan data pada tabel 4.7. dari sampel berjumlah 96 orang

menunjukan bahwa tingkat pendidikan responden jenjang SMA berjumlah 61

orang dengan persentase 63,54 %, jenjang Diploma berjumlah 11 orang dengan

persentase 11,46 %, sedangkan jenjang S1 atau Sarjana berjumlah 24 orang

dengan persentase 25 %. Pengamatan peneliti menunjukan bahwa pada jenjang

SMA jumlah respondennya yang paling besar.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


d. Analisis Responden Berdasarkan Pekerjaan

Tabel 4.8 Karakteristik responden berdasarkan pekerjaan


No Karakteristik Responden Jumlah
Responden %
1 Pelajar/mahasiswa 20 20,83 %
2 Pegawai Swasta - -
3 Pegawai Negeri 2 2,08 %
4 Petani 66 68,75 %
5 Wiraswata 8 8,34 %
6 Lainnya - -
Jumlah 96 100
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Berdasarkan data pada Tabel 4.8. dari sampel berjumlah 96 orang

menunjukan bahwa pekerjaan responden sebagai pelajar/mahasiswa berjumlah 20

orang dengan persentase 20,83 %, sebagai pegawai negeri berjumlah 2 orang

dengan persentase 2,08 %, sebagai petani berjumlah 66 orang dengan persentase

68,75 %, dan wiraswasta berjumlah 8 orang dengan persentase 8,34 %.

Berdasarkan pengamatan peneliti menunjukan bahwa petani merupakan jumlah

sampel yang paling banyak, sedangkan sebagai pegawai negeri merupakan jumlah

sampel yang paling sedikit.

4.1.3. Analisis Deskriptif Variabel

Setelah mengetahui karakteristik dari responden penelitian berikut ini akan

ditampilkan hasil olahan primer yang merupakan deskriptif penelitian berdasarkan

penelitian terhadap pendapat responden mengenai pengembangan sumberdaya

ekonomi (X1), peningkatkan kepedulian masyarakat (X2), peningkatkan

kepedulian lingkungan hidup (X3), kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4)

dan pengendalian alih fungsi lahan pertanian (Y).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.9 Distribusi jawaban responden tentang variabel pengembangkan
sumber daya ekonomi
Item Jawaban Frekuensi Persentase (%)
STS 0 0
TS 0 0
X1_01 KS 6 6,3
S 64 66,7
SS 26 27,1
STS 0 0
TS 0 0
X1_02 KS 5 5,2
S 61 63,5
SS 30 31,3
STS 0 0
TS 0 0
X1_03 KS 8 8,3
S 67 69,8
SS 21 21,9
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Berdasarkan distribusi pernyataan kuesioner pengembangkan sumber daya

ekonomi pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini responden

lebih banyak memilih pernyataan setuju dan sangat setuju dari pada pernyataan

kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa

responden memberikan tanggapan yang positif terhadap pengembangkan sumber

daya ekonomi.

Tabel.4.10. Distribusi jawaban responden tentang variabel peningkatkan


kepedulian masyarakat
Item Jawaban Frekuensi Persentase (%)
STS 0 0
TS 0 0
X2_01 KS 6 6,3
S 65 67,7
SS 25 26
STS 0 0
TS 0 0
X1_02 KS 5 5,2
S 61 63,5
SS 30 31,3
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan distribusi pernyataan kuesioner peningkatkan kepedulian

masyarakat pada tabel di atas dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini responden

lebih banyak memilih pernyataan setuju dan sangat setuju dari pada pernyataan

kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa

responden memberikan tanggapan yang positif terhadap peningkatkan kepedulian

masyarakat.

Tabel 4.11. Distribusi jawaban responden tentang variabel peningkatkan


kepedulian lingkungan hidup
Item Jawaban Frekuensi Persentase (%)
STS 0 0
TS 0 0
X3_01 KS 5 5,2
S 69 71,9
SS 22 22,9
STS 0 0
TS 0 0
X3_02 KS 6 6,3
S 58 60,4
SS 32 33,3
STS 0 0
TS 0 0
X3_03 KS 11 11,5
S 61 63,5
SS 24 25
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Berdasarkan distribusi pernyataan kuesioner kepedulian lingkungan hidup

pada Tabel. 4.11. dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini responden lebih banyak

memilih pernyataan setuju dan sangat setuju daripada pernyataan kurang setuju,

tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa responden

memberikan tanggapan yang positif terhadap kepedulian lingkungan hidup.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.12 Distribusi jawaban responden tentang variabel kepemimpinan
dan kepeloporan pemuda
Item Jawaban Frekuensi Persentase (%)
STS 0 0
TS 0 0
X4_01 KS 1 1
S 73 76
SS 22 22,9
STS 0 0
TS 0 0
X4_02 KS 8 8,3
S 65 67,7
SS 23 24
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Berdasarkan distribusi pernyataan kuesioner kepemimpinan dan

kepeloporan pada Tabel. 4.12. dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini responden

lebih banyak memilih pernyataan setuju dan sangat setuju dari pada pernyataan

kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini menggambarkan bahwa

responden memberikan tanggapan yang positif terhadap kepemimpinan dan

kepeloporan pemuda.

Tabel 4.13 Distribusi jawaban responden tentang variabel pengendalian


alih fungsi lahan pertanian
Item Jawaban Frekuensi Persentase (%)
STS 0 0
TS 0 0
Y_01 KS 1 1
S 63 65,6
SS 32 33,3
STS 0 0
TS 0 0
Y_02 KS 1 1
S 73 76
SS 22 22
STS 0 0
TS 0 0
Y_03 KS 8 8,3
S 65 67,7
SS 23 24
STS 0 0
Y_04
TS 0 0

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KS 5 5,2
S 69 71,9
SS 22 22,9
STS 0 0
TS 0 0
Y_05 KS 6 6,3
S 58 60,4
SS 32 33,3
STS 0 0
TS 0 0
Y_06
KS 5 5,2
S 64 66,7
SS 27 28,1
STS 0 0
TS 0 0
Y_07
KS 5 5,2
S 63 65,6
SS 28 29,2
STS 0 0
TS 0 0
Y_08
KS 9 9,4
S 66 68,8
SS 21 21,9
STS 0 0
TS 2 2,1
Y_09 KS 8 8,3
S 64 66,7
SS 22 22.9
STS 0 0
TS 0 0
KS 5 5,2
Y_10
S 68 70,8
SS 23 24
Sumber: Hasil Penelitian, 2019

Berdasarkan distribusi pernyataan kuesioner pengendalian alih fungsi

lahan pertanian pada Tabel. 4.13. dapat dilihat bahwa dalam penelitian ini

responden lebih banyak memilih pernyataan setuju dan sangat setuju dari pada

pernyataan kurang setuju, tidak setuju dan sangat tidak setuju. Hal ini

menggambarkan bahwa responden memberikan tanggapan yang positif terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.4. Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian validitas instrumen dengan menggunakan software statistik,

nilai validitas dapat dilihat pada kolom Corrected Item-Total Correlation. Jika

angka korelasi yang diperoleh lebih besar dari pada angka kritik (r-hitung > r-

tabel) maka instrumen tersebut dikatakan valid.

4.1.4.1. Uji Validitas

Pengujian validitas Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan (variabel

pengembangan sumber daya ekonomi, variabel peningkatan kepedulian

masyarakat, variabel pengingkatan kepedulian lingkungan hidup, variabel

kepemimpinan dan kepeloporan pemuda).

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel pengembangan sumber daya

ekonomi dapat dilihat pada Tabel. 4.14. berikut:

Tabel 4.14. Hasil uji validitas variabel pengembangkan sumber daya


ekonomi
Pernyataan r-hitung r-tabel Status
x1_01 0,586 0,203 Valid
x1_02 0,785 0,203 Valid
x1_03 0,704 0,203 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pengujian validitas pernyataan variabel pengembangkan

sumber daya ekonomi pada Tabel 4.14. dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar

dari r-tabel. sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan variabel

pengembangkan sumber daya ekonomi telah valid.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel peningkatkan kepedulian

masyarakat dapat dilihat pada Tabel 4.15. berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.15 Hasil uji validitas variabel peningkatkan kepedulian
masyarakat
Pernyataan r-hitung r-tabel Status
x2_01 0,774 0,203 Valid
x2_02 0,786 0,203 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pengujian validitas pernyataan variabel peningkatan

kepedulian masyarakat pada Tabel 4.15. dapat dilihat bahwa r-hitung lebih besar

dari r-tabel. sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan variabel

peningkatan kepedulian masyarakat telah valid.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel peningkatkan kepedulian

lingkungan hidup dapat dilihat pada Tabel 4.16. berikut:

Tabel 4.16. Hasil uji validitas variabel peningkatkan kepedulian


lingkungan hidup
Pernyataan r-hitung r-tabel Status
x3_01 0,681 0,203 Valid
x3_02 0,780 0,203 Valid
x3_03 0,702 0,203 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pengujian validitas pernyataan variabel peningkatan

kepedulian lingkungan hidup pada Tabel. 4.16. dapat dilihat bahwa r-hitung lebih

besar dari r-tabel. sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

variabel peningkatan kepedulian lingkungan hidup telah valid.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel kepemimpinan dan

kepeloporan pemuda dapat dilihat pada Tabel 4.17. berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Tabel 4.17. Hasil uji validitas variabel kepemimpinan dan kepelaporan
pemuda
Pernyataan r-hitung r-tabel Status
x_01 0,753 0,203 Valid
x_02 0,850 0,203 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pengujian validitas pernyataan variabel kepemimpinan

dan kepeloporan pemuda pada Tabel. 4.17. dapat dilihat bahwa r-hitung lebih

besar dari r-tabel. sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

variabel kepemimpinan dan kepeloporan pemuda telah valid.

Untuk mengetahui hasil uji validitas variabel pengendalian alih fungsi

lahan pertanian dapat dilihat pada Tabel. 4.18. berikut:

Tabel 4.18. Hasil uji validitas variabel pengendalian alih fungsi lahan
pertanian
Pernyataan r-hitung r-tabel Status
Y_01 0,526 0,203 Valid
Y_02 0,486 0,203 Valid
Y_03 0,488 0,203 Valid
Y_04 0,563 0,203 Valid
Y_05 0,647 0,203 Valid
Y_06 0,430 0,203 Valid
Y_07 0,525 0,203 Valid
Y_08 0,539 0,203 Valid
Y_09 0,504 0,203 Valid
Y_10 0,503 0,203 Valid
Sumber: Data Diolah dengan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pengujian validitas pernyataan variabel pengendalian

alih fungsi lahan pertanian pada Tabel. 4.18. dapat dilihat bahwa r-hitung lebih

besar dari r-tabel. sehingga dapat dinyatakan bahwa seluruh item pernyataan

variabel pengendalian alih fungsi lahan pertanian telah valid.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.4.2. Hasil Uji Reliabilitas

Untuk mengetahui hasil uji reabilitas butir peryataan variabel dalam

penelitian ini dapat dilihat pada Table. 4.19. berikut:

Tabel 4.19. Reliability Statistics


Cronbach's Alpha N of Items
,840 20
Sumber: Data Diolah dengan SPSS, 2019

Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada Tabel. 4.19. nilai cronbach

alpha seluruhnya adalah 0,840 dari 20 pernyataan. Secara umum suatu instrumen

dikatakan bagus jika memiliki koefisien Cronbach’s alpha > 0,6 maka kuesioner

penelitian tersebut dinyatakan reliabel (Sekaran, 2003). Hasil pengujian data

menunjukkan bahwa nilai cronbach’s alpha > 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa

data penelitian dinyatakan reliabel.

4.1.5. Peran Pemuda Sebagai Agen Perubahan Dalam Pengendalian Alih


Fungsi Lahan Pertanian

Untuk mengetahui peran pemuda dalam penanggulangan alih fungsi lahan

pertanian dapat dilihat pada Tabel 4.20. berikut ini.

Tabel. 4.20. Skor peran pemuda sebagai agen perubahan dalam


pengendalian alih fungsi lahan pertanian.
No Peran Pemuda Rata Skor
1 Pengembangan Sumber Daya Ekonomi 3,7
2 Peningkatan Kepedulian Masyarakat 3,5
3 Peningkatan Kepedulian Lingkungan Hidup 3,9
4 Kepemimpinan dan Kepeloporan 4,1
Rataan Skor Semua Aspek 3,8
Sumber : Di olah dari data primer, 2019
.
Interpretasi terhadap skor dari setiap varibel peran pemuda adalah dengan

melihat skor rata-rata dan selanjutnya nilai tersebut di interpretasikan dengan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


beracuan pada Tabel 4.20. untuk menyatakan apakah seluruh variabel berupa

pada daerah yang telah di tentukan pada Tabel. 4.21. di bawah ini.

Tabel. 4.21. Dasar interpretasi skor item koesioner pada variabel peran
pemuda sebagai agen perubahan dalam pengendalian alih fugsi
lahan pertanian.

No Peran Pemuda Rata Skor


1 0< NS ≤ 1 Berada pada daerah sangat negatif
2 1< NS ≤ 2 Berada pada daerah negatif
3 2< NS ≤ 3 Berada pada daerah tengah-tengah
4 3< NS ≤ 4 Berada pada daerah positif
5 4< NS ≤ 5 Berada pada daerah sangat positif
Sumber : Arikunto, 1999.

Dari Tabel. 4.20. skor rata-rata semua variabel peran pemuda sebagai agen

perubahan dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian berada pada daerah

positif. Hasil ini mengidentifikasikan bahwa terdapat kesepahaman bahwa

sebagian besar responden terhadap variabel peran pemuda sebagai agen perubahan

dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian. Dengan demikian dapat dikatakan

bahwa secara umum variabel peran pemuda sebagai agen perubahan

(pengembangan sumber daya ekonomi, peningkatan kepedulian masyarakat,

peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan kepeloporan

pemuda) menjadi faktor penting dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian

di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.6. Uji Asumsi Klasik

4.1.6.1. Uji Normalitas

1. Pendekatan Histogram

Gambar 4.3
Uji Normalitas Histogram

Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini

ditunjukkan oleh distribusi data tersebut yang membentuk lonceng dan tidak

melenceng ke kiri maupun ke kanan. Maka terbukti bahwa data maupun model

regresi yang digunakan memenuhi asumsi normalitas.

2. Pendekatan Grafik

Gambar 4.2

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Gambar. 4.4.

Uji Normalitas PP Plot

Gambar. 4.5.

Uji Normalitas PP Plot

Gambar 4.5 memperlihatkan grafik normal probability plot, yang

menunjukkan bahwa data (titik-titik) menyebar mengikuti arah garis diagonal. Hal

tersebut menunjukkan bahwa data berdistribusi normal Pendekatan Kolmogrov-

Smirnov

Tabel . 4.22. Uji normalitas kolmogorov-smirnov


One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardize
d Residual
N 96
a,b
Normal Parameters Mean .0000000
Std. 1.15607457
Deviation
Most Extreme Differences Absolute .136
Positive .056
Negative -.136
Test Statistic .136
Asymp. Sig. (2-tailed) .128c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.

Berdasarkan hasil pengujian normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov Test

pada Tabel 4.22. dapat dilihat bahwa nilai Asymp-Sig (2-tailed) sebesar 0,128 >

0,005 sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini

normal dan dapat digunakan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.6.2. Uji Multikolinearitas

Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat

dari besarnya nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor), kedua

ukuran ini menunjukkan setiap variabel independen manakah yang dijelaskan

oleh variabel independen lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas

yang terpilih yang tidak dijelaskan variabel bebas lainnya.Nilai umum yang bisa

dipakai adalah nilai Tolerance ≥ 0,1 atau nilai VIF ≤ 10, maka tidak terjadi

multikolinearitas.

Tabel. 4.23. Uji Multikolinearitas


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 4.276 1.901 2.250 .027
Pengembangan 1.322 .119 .533 11.123 .000 .832 1.201
sumberdaya
ekonomi
Peningkatan .207 .155 .063 1.340 .183 .860 1.163
kepedulian
masyarakat
Peningkatan .818 .120 .355 6.804 .000 .703 1.423
kepedulian
lingkungan
hidup
Kepemimpinan 1.079 .178 .311 6.063 .000 .728 1.373
dan
Kepeloporan
Pemuda
a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Pada Tabel 4.23. dapat dilihat bahwa nilai tolerance dari variabel

pengembangan sumberdaya ekonomi, peningkatan kepedulian masyarakat,

peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan kepeloporan

pemuda > 0,1 dan nilai VIF < 10. Hal tersebut menunjukkan bahwa tidak

terdapat masalah multikolinearitas antar variabel bebas dalam model regresi.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.6.3. Uji Heterokedastisitas

Menurut Situmorang (2014) uji heteroskedastisitas ini bertujuan untuk

menguji apakah di dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varians. Jika

varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka

disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model

regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi

heteroskedastisitas.

Gambar scatter plot dapat mengindikasi ada atau tidaknya gejala

heterokedastisitas. Apabila grafik tidak membentuk pola yang jelas maka tidak

mengalami gangguan heteroskedastisitas.

Gambar 4.6
Uji Heterokedastisitas Scatterplot

Pada Gambar 4.6 dapat dilihat bahwa titik-titik menyebar dengan tidak

membentuk sebuah pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah

angka nol pada sumbu Y. Hal ini menunjukkan bahwa data normal atau bebas

gejala heterokedastisitas, sehingga model regresi layak dipakai.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.7. Analisis Regresi Linear Berganda

Dalam penelitian ini analisis regresi linear berganda digunakan untuk

mengetahui hubungan dan pengaruh variabel pengembangkan sumberdaya

ekonomi (X1), peningkatkan kepedulian masyarakat (X2), peningkatkan

kepedulian lingkungan hidup (X3), kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4)

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian (Y).

Hasil perhitungan Regresi Linear Berganda dapat dilihat pada Tabel 4.24

Tabel 4.24. Hasil perhitungan regresi linear berganda

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Std.
Model B Error Beta t Sig.
1 (Constant) 4.276 1.901 2.250 .027
Pengembangan 1.322 .119 .533 11.123 .000
sumberdaya ekonomi
Peningkatan kepedulian .207 .155 .063 1.340 .183
masyarakat
Peningkatan kepedulian .818 .120 .355 6.804 .000
lingkungan hidup
Kepemimpinan dan 1.079 .178 .311 6.063 .000
Kepeloporan Pemuda
a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Hasil pengolahan data seperti ditunjukkan pada Tabel 4.24

menghasilkan persamaan linier berganda sebagai berikut:

Y = 4.276 + 1.322X1 + 0.207X2 + 0.818X3 + 1.079 X4

Keterangan :

1. Konstanta (β0) sebesar 4,276 menunjukkan bahwa jika semua variabel

bebas (pengembangan sumberdaya ekonomi, peningkatan kepedulian

masyarakat, peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


kepeloporan pemuda) bernilai 0, maka nilai pengendalian alih fungsi lahan

pertanian akan sebesar 4,276

2. Koefisien p engembangan sumberdaya ekonomi (X1) sebesar 1,322 ini

menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan variabel pengembangan

sumberdaya ekonomi sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan pengendalian

alih fungsi lahan pertanian sebesar 1,322. Variabel pengembangan sumberdaya

ekonomi merupakan variabel yang paling memiliki pengaruh yang besar

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian

3. Koefisien p e n i n gk a t a n kepedulian masyarakat, (X2) sebesar 0,207. Ini

menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan variabel peningkatan

kepedulian masyarakat sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan

pengendalian alih fungsi lahan pertanian sebesar 0,207.

4. Koefisien peningkatan kepedulian lingkungan hidup (X3) sebesar 0,818 Ini

menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan variabel peningkatkan

kepedulian lingkungan hidup sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan

pengendalian alih fungsi lahan pertanian sebesar 0,818.

5. Koefisien kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4) sebesar 1 ,079 Ini

menunjukkan bahwa setiap terjadi peningkatan variabel peningkatkan

kepedulian lingkungan hidup sebesar 1 satuan maka akan meningkatkan

pengendalian alih fungsi lahan pertanian sebesar 1,079.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.8. Uji Hipotesis

4.1.8.1. Uji Determinasi (R2)

Pengujian koefisien determinasi (R²) digunakan untuk mengukur

presentasi atau proporsi kemampuan model dalam menerangkan variabel

terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai 1 ( 0 ≤ R² ≥ 1).

Tabel 4.25. Koefisien Determinasi Berganda (R2)


Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of


Model R R Square Square the Estimate
1 .909a .826 .818 1.18121
a. Predictors: (Constant), Pengembangan sumberdaya ekonomi, Peningkatan kepedulian
masyarakat, Peningkatan kepedulian lingkungan hidup, Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda
b. b. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

1. Nilai R = 0,909 berarti hubungan antara pengembangan sumberdaya

ekonomi, peningkatan kepedulian masyarakat, peningkatan kepedulian

lingkungan hidup, kepemimpinan dan kepeloporan pemuda terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian sebesar 0,909%, artinya hubungannya

erat.

2. Nilai Adjusted R Square sebesar 0,818 berarti 81,8% pengendalian

alih fungsi lahan pertanian dapat dijelaskan oleh pengembangan

sumberdaya ekonomi, peningkatkan kepedulian masyarakat, peningkatan

kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan kepeloporan pemuda.

Sedangkan sisanya 18,2% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak

diteliti oleh penelitian ini.

3. Standard Error of Estimate artinya mengukur variasi dari nilai yang

diprediksi.Nilai Standard Error of Estimatenya 1,812

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4.1.8.2. Uji Signifikansi Simultan (Uji F)

Uji simultan digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen

secara bersama-sama atau simultan mempengaruhi variabel dependen. Untuk

lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 4.26.

Tabel . 4.26. Hasil uji signifikansi simultan (Uji F)


ANOVAa
S um of
Model Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 601.938 4 150.484 107.854 .000b
Residual 126.968 91 1.395
Total 728.906 95
a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Uji statistik secara simultan ditunjukkan oleh perbandingan nilai F hitung

dengan F tabel. Nilai F tabel dengan derajat kepercayaan sebesar 95 persen, adalah

sebesar 2,47. Pada Tabel 4.26. di atas terlihat bahwa pada persamaan, F hitung

107,854 adalah lebih besar dari pada F tabel. Tingkat probabilitas 0,000. Maka dapat

disimpulkan P = 0,000 < α = 0,05 yang berarti Ha diterima. Ini menjelaskan bahwa

variabel independen (pengembangan sumberdaya ekonomi, peningkatan kepedulian

masyarakat, peningkatan kepedulian lingkungan hidup, kepemimpinan dan

kepeloporan pemuda) secara simultan berpengaruh signifikan dalam pengendalian

alih fungsi lahan pertanian.

4.1.8.3. Uji Signifikansi Parsial (Uji t)

Uji t dilakukan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas

secara parsial terhadap variabel terikat. Nilai thitung akan dibandingkan dengan t-

tabel. Pada tingkat kesalahan (α) = 5% (0,05) maka derajat kebebasan (df) = (n-k).

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


jumlah sampel (n) adalah sebanyak 96 orang, dan jumlah variabel penelitian (k)

adalah sebanyak 5. Jadi df = (96-5) = 91, maka nilai ttabel adalah 1,661.

Tabel 4.27. Hasil uji signifikan parsial (Uji t)


Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4.276 1.901 2.250 .027
Pengembangan sumberdaya 1.322 .119 .533 11.123 .000
ekonomi
Peningkatan kepedulian .207 .155 .063 1.340 .183
masyarakat
Peningkatan kepedulian .818 .120 .355 6.804 .000
lingkungan hidup
Kepemimpinan dan 1.079 .178 .311 6.063 .000
Kepeloporan Pemuda
a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Melalui Tabel 4.27. hasil uji signifikan secara parsial dapat diambil

kesimpulan yaitu:

1. Variabel pengembangan sumberdaya ekonomi (X1) menunjukkan signifikansi

0,000 < 0,05 sedangkan thitung (11,123) > t-tabel (1,661). Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel pengembangan sumberdaya ekonomi

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian alih lahan pertanian.

2. Variabel peningkatkan kepedulian masyarakat (X2) menunjukkan signifikansi

0,183 > 0,05 sedangkan thitung (1,340) < t-tabel (1,661). Maka dapat

disimpulkan bahwa variabel peningkatkan kepedulian masyarakat tidak

berpengaruh signifikan terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian.

3. Variabel peningkatan kepedulian lingkungan hidup (X3) menunjukkan

signifikansi 0,000 < 0,05 sedangkan thitung (6,804) > t-tabel (1,661). Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel peningkatkan kepedulian lingkungan hidup

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian alih fungsi lahan

pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Variabel kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4) menunjukkan

signifikansi 0,000 < 0,05 sedangkan thitung (6,063) > t-tabel (1,661). Maka

dapat disimpulkan bahwa variabel kepemimpinan dan kepeloporan pemuda

berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengendalian alih fungsi lahan

pertanian

4.2. Pembahasan

Pemuda adalah salah satu komponen penting bangsa ini. Pemuda memiliki

peranan penting di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat. Oleh karena itu,

pemuda diharapkan dapat berpartisipasi aktif dalam pembangunan sebagai proses

pengembangan dan pematangan diri. Di era abad 21 yakni era penuh dengan

kompetisi, diperlukan pemuda yang terlatih dan bersemangat untuk meneruskan

cita-cita pembangunan. Harapan dan cita-cita bangsa ini banyak terletak di tangan

pemuda. Dengan usianya yang produktif (berdasarkan Undang-Undang

kepemudaan Nomor 40 Tahun 2009 usia pemuda adalah 16 sampai 30 tahun)

pemuda menjadi salah satu aset ekonomi. Selain itu pemuda juga merupakan aset

dalam bidang ideologi, politik, sosial, dan budaya serta pertanian. Sebagai aset

pertanian pemuda diharapkan memiliki andil yang besar dalam pengembangan

pertanian. Oleh karena itu, pemuda harus didorong agar tertarik terhadap sektor

pertanian. Sektor pertanian bukanlah hal yang bisa dipandang remeh, karena

pertanian merupakan satu-satunya penjamin ketersediaan pangan di Indonesia.

Sektor pertanian menjadi salah satu sektor penting dalam pembangunan ekonomi

nasional. Peran strategis sektor pertanian tersebut digambarkan dalam kontribusi

sektor pertanian dalam penyedia bahan pangan dan bahan baku industri,

penyumbang PDB, penghasil devisa negara, penyerap tenaga kerja dan sumber

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


utama pendapatan rumah tangga perdesaan. Anak muda harus termotivasi pada

sektor pertanian. Sehingga mampu menjalankan perannya sebagai agen perubahan

dalam pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan secara simultan bahwa peran

pemuda sebagai agen perubahan (pengembangan sumber daya ekonomi,

peningkatan kepedulian masyarakat, pengingkatan kepedulian lingkungan hidup,

kepemimpinan dan kepeloporan pemuda) berpengaruh positif terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanin di Kabupaten Labuhanbatu Utara. Hal ini

disimpukan bahwa terdapat peran pemuda sebagai agen perubahan. Pemuda

sebagai agen perubahan memberikan edukasi pertanian kepada para petani dengan

tujuan meningkatkan pengetahuan, membentuk sikap dan keterampilan. Selain itu

pemuda juga memberikan pelatihan kepada para petani cara mengelola limbah

pertanian menjadi pupuk kompos. Pemuda menjadi penggerak dengan

menunjukkan sikap kepeloporan berdiri di depan para petani dalam membangun

semangat bertani yang lebih baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran pemuda sebagai

agen perubahan dimensi pengembangan sumber daya ekonomi berpengaruh

positif terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara. Hal ini di sebabkan pemuda ikut terlibat melakukan

pemberdayaan kepada para petani dengan cara mengedukasi dan melatih petani

secara berkelanjutan sehingga para petani memiliki pengetahuan yang kreatif dan

inovatif serta berwawasan yang luas dalam bidang pertanian. Pengetahuan yang

kreatif dan inovatif yang dimiliki para petani dapat menjadi modal untuk

meningkatkan hasil produksi pertanian. Menurut (Arsyad,1992) pengembangan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


sumber daya ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Cara itu

bisa ditempuh dengan jalan meningkatkan produksi tanaman pangan yang di

hasilkan melalui sektor pertanian.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran pemuda sebagai

agen perubahan dimensi peningkatan kepedulian masyarakat tidak berpengaruh

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu

Utara. Hal tersebut disebabkan karena para petani belum dapat menjalankan

sepenuhnya amanat Undang-Undang Nomor 41 tahun 2009 tentang Perlindungan

Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B). Pada Pasal 1 Nomor 15

menjelaskan bahwa alih fungsi lahan pertanian adalah perubahan fungsi lahan

pertanian pangan berkelanjutan menjadi bukan lahan pertanian pangan

berkelanjutan. Dalam rangka memenuhi kebutuhan rumah tangga, para petani

lebih memilih melakukan alih fungsi lahan padi (sawah) menjadi lahan sawit

(perkebunan). Mereka beranggapan menanam sawit dapat meningkatkan

pendapatan mereka. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian (Ramli, 2015 dan

Astuti, 2011) bahwa kegiatan perkebunan kelapa sawit lebih menjanjikan jika

dibandingkan dengan lahan sawah.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran pemuda sebagai

agen perubahan dimensi peningkatan kepedulian lingkungan hidup berpengaruh

positif terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara. Hal ini disebabkan pemuda berperan aktif mengawasi dan

melakukan kontrol terhadap proses pembangunan yang dilakukan oleh petani,

pemerintah maupun oleh pihak swasta. Di samping itu, peran pemuda dalam

upaya meningkatkan kualitas lingkungan hidup juga dilakukan dengan aktif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


meningkatkan kesadaran dan kepedulian petani agar terus memelihara, mengelola

kelestraian lingkungan hidup. Kepedulian lingkungan hidup adalah kepekaan dan

kepedulian terhadap hal-hal yang berkaitan dengan lingkungan sekitar dan

senantiasa memperbaiki bila terjadi pencemaran atau ketidakseimbangan.

Kepedulian terhadap lingkungan hidup berarti ikut melestarikan lingkungan hidup

dengan sebaik-baiknya, bisa dengan cara memelihara, mengelola, memulihkan

serta menjaga lingkungan hidup. Pedoman yang harus diperhatikan dalam

kepedulian atau pelestarian lingkungan dapat dilakukan dengan cara

menghindarkan dan menyelamatkan sumber bumi dari pencemaran dan

kerusakan, menghindari tindakan-tindakan yang dapat menimbulkan pencemaran,

merusak kesehatan dan lingkungan, memanfaatkan sumberdaya alam yang

renewable (yang tidak dapat diganti) dengan sebaik-baiknya serta memelihara dan

memperbaiki lingkungan untuk generasi mendatang (Supardi, 2003.)

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran pemuda sebagai

agen perubahan dimensi kepemimpinan dan kepeloporan pemuda berpengaruh

positif terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara. Hal ini di sebabkan karena pemuda ikut dalam kegiatan

mengembangkan potensi dalam merintis jalan, melakukan terobosan, menjawab

tantangan, dan memberikan solusi terhadap berbagai masalah. Di samping itu

pemuda juga ikut mengembangkan potensi keteladanan, keberpengaruhan, serta

pergerakan pemuda. Kartasasmita (1997) mengatakan , pada akhirnya yang paling

penting, paling dibutuhkan dan dinanti-nantikan masyarakat adalah kepeloporan

dan kepemimpinan dalam upaya memperbaiki kehidupan dan meningkatkan

kesejahteraan rakyat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan bahwa peran pemuda sebagai

agen perubahan dalam penanggulangan alih fugsi lahan pertanian memperoleh

skor rata-rata 3,8. Dimana menurut Arikunto (2006), berada pada interval 3< NS

≤ 4. Hal ini menunjukkan bahwa peran pemuda dalam pengendalian alih fungsi

lahan pertanian di Kabupaten labuhanbatu Utara berada pada daerah positif. Ini

mengindikasikan peran pemuda sebagai agen (pengembangan sumber daya

ekonomi, peningkatan kepedulian masyarakat, peningkatan kepedulian

lingkungan hidup, kepemimpinan dan kepeloporan ) merupakan faktor penting

yang berperan terhadap penanggulangan alih fugsi lahan pertanian di Kabupaten

Labuhanbatu Utara

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan analisis yang telah telah dilakukan dari penelitian ini, dapat

ditarik kesimpulan adalah sebagai berikut :

1. Hasil pengujian hipotesis secara simultan atau bersama-sama

(Uji F) menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara variabel

pengembangan sumberdaya ekonomi, peningkatan kepedulian

masyarakat, peningkatan kepedulian lingkungan hidup dan

kepemimpinan dan kepeloporam berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengendalian alih lahan pertanian.

2. Pengembangan sumberdaya ekonomi (X1) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengendalian alih lahan pertanian.

3. Peningkatan kepedulian masyarakat (X2) tidak berpengaruh signifikan

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian

4. Peningkatan kepedulian lingkungan (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian

5. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian

6. Peran pemuda sebagai agen perubahan dalam pengendalian alih fungsi

lahan pertanian di Kabupaten Labuhanbatu Utara berada pada daerah yang

positif, artinya pemuda berpendapat bahwa peran pemuda dalam

pengendalian alih fungsi lahan pertanian di Labuhanbatu Utara perlu di

tingkatkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah dilakukan maka

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1. Perlu dipertahankan dalam pengembangan sumberdaya ekonomi sehingga

dapat meningkatkan kesejahteraan para pemuda dalam hal pengendian

alih fungsi lahan pertanian

2. Perlu peningkatan kepedulian masyarakat agar berpengaruh terhadap

pengendalian alih fungsi lahan pertanian, sehingga akan tumbuh rasa

kebersamaan para pemuda.

3. Perlu peningkatkan kepedulian lingkungan supaya dapat meningkatkan

pengendalian alih fungsi lahan pertanian

4. Kepemimpinan dan kepeloporan pemuda berpengaruh positif dan signifikan

terhadap pengendalian alih fungsi lahan pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Buku

Abdullah, T. & Yasin, M. (eds) 1974. Pemuda dan Perubahan Sosial, LP3ES,
Jakarta.

Abu, Ahmadi. 1982. Psikologi Sosial. PT. Bina Ilmu Soerjono. Surabaya

Apridar. 2010. Teori ekonomi : Sejarah dan Perkembangannya, Jakarta : Graha


Ilmu

Arikunto, Suharsimi.2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka


Cipta. Jakarta.

Erlina. 2011. Metodologi Penelitian : Untuk Akuntansi. USU Press. Medan

Ghozali, Imam. 2016. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program IBM SPSS
23. Penerbit Universitas Diponegoro: Jakarta.

Imam Supardi, Lingkungan Hidup dan Kelestariannya, Alumni, Bandung, 2003

Kartasamita, Ginanjar. 2003, Konsep Pemberdayaan Masyarakat. LAN. Jakarta.

Siagian, Sondang P., 1989. Teori dan Praktek Kepemimpinan. Jakarta: Rineka
Cipta.

Soerjono, Soekanto, 2002. Sosioiogi Suatu Pengantar. Jakarta: CV. Rajawali

Sugiyono. 2016. Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan RND. Alfa


Beta. Bandung

Supriyadi, Anton. 2004. Kebijakan Alih Fungsi Lahan dan Proses Konversi
Lahan Pertanian. Fakultas Pertanian. Bogor: Institut Pertanian Bogor.

Su Ritohardoyo, 2013. Penggunaan Dan Tata Guna Lahan. Ombak. Yogyakarta.

Thoha, Miftah. 1997, Pembinaan Organisasi (Proses Diagnosa dan Intervensi),


Jakarta : Raja Grafindo Persada

Jurnal, Publikasi Ilmiah, Skripsi, Tesis dan Disertasi

Artha, M. Dody. 2015. Peran Pemuda Dalam Pengembangaan Usaha Kecil


Menengah (Ukm) Di Kecamatan Sei Rampah Kabupaten Serdang
Bedagai

Astuti, UP; W. Wibawa; dan A. Ishak 2011. Faktor yang Mempengruhi Alih
Fungsi Lahan Pangan Menjadi Kelapa Sawit di Bengkulu: Kasus Petani

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


di Desa Kungkai Baru. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian.
[internet]. [diakses pada tanggal 4 Juli 2019]

Dwi Prasetya. 2015. Dampak Alih funggsi lahan dari Sawah ke Tambak Terhadap
Mata Pencaharian Masyarakat Desa (studi Kasus di Desa Cebolek Kidul
Kecamatan Margoyoso Kab, Pati.

Gilang Putri. 2013. Analisis Dampak Konversi Lahan Pertanian Ke Non-


Pertanian Terhadap Pendapatan Petani Di Kelurahan Mulyaharja, Kota
Bogor. Departemen Ekonomi Sumberdaya Dan Lingkungan Fakultas
Ekonomi Dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Bogor.

Hartini, R. 2003. Tingkat Efesiensi Perubahan Usahatani Padi di Kecamatan


Segayan Kabupaten Sleman. Staf Pengajar Program Studi Geografi
Manusia. Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta. [internet]. [diakses pada
tanggal 26 Juni 2019]

I Made Mahadi Dwipradnyana,2014. Faktor-faktor yang mempengaruhi Konversi


lahan Pertanian Serta Dampak Terhadap Kesejahteraan Petani (study
kasus di subak jadi, kecamatan kediri, tabanan).

Irawan, B. 2008. Meningkatkan Efektifitas Kebijakan Alih fungsi lahan Lahan.


Jurnal Forum Penelitian Agro Ekonomi. 26 (2): 116-131. [internet].
[diakses pada tanggal 1 Juli 2019].

Isa, I. 2011. Faktor-Faktor Alih Fungsi Lahan Pertanian. Badan Pertahanan


Nasional.Jakarta. [internet]. [Diakses pada tanggal 9 Juli 2019]

Junaidi Muslim. 2003. Analisis Alih Fungsi Lahan Sawah Dan Dampaknya
Terhadap Sosial Ekonomi Petani.

Lestari, A; & A.H. Dharmawan. 2011. Dampak Sosio-Ekonomi dan Sosio


Ekologis Alih fungsi lahan Lahan. Jurnal Trans disiplin Sosiologi,
Komunikasi, dan Ekologi Manusia. 3(4): 1-12. [Internet]. [diakses pada
tanggal 1 Juli 2019]. [Online] http://journal.ipb.ac.id.

Purwaningsih, Y; Sutomo; N. Istiqomah. 2015. Analisis Dampak Alih Fungsi


Lahan terhadap Tingkat Ketahanan Panggan Rumah Tangga Petani di
Karanganyar, Jawa Tengah. Jurnal AGRARIS. 1 (2): 99-107. [Internet].
[diakses tanggal 1 Juli 2019]. [Online] http://journal..umy.ac.id.

Ramli. 2015. Analisis Alih Fungsi Lahan Padi Menjadi Lahan Saawit Di Desa
Kemuning Muda Kecamatan Bunga Kabupaten Siak. Program study
Sosiologi FISIP Universitas Riau. 2 (2): 1-12. [internet]. [diakses pada
tanggal 6 Juni 2019]

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Muhammad Rusdi, 2013. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Harga dan
Penggunaan Lahan di Sekitar Jalan Lingkar Salatiga. Undip, Semarang,
Jawa Tengah. Volume 9 (3): 317-329.

Priyono. 2011. Alihfungsi Lahan Pertanian merupakan Suatu Kebutuhan atau


Tantangan. Prosiding Seminar Nasional Budidaya Pertanian: Urgensi
dan Strategi Pengendalian Alihfungsi Lahan Pertanian.

Ruswandi, A; E. Rustiadi; K. Mudikdjo. 2007. Dampak Alih fungsi lahan Lahan


Pertanian terhadap Kesejahteraan Petani dan Perkembangan Wilayah:
Studi Kasus di Daerah Bandung Utara. Jurnal Agro Ekonomi. 25 (2): 207-
219. [internet]. [diakses pada tanggal 1 Junii 2019].
[Online]://pse.litbang.pertanian.go.id

Santosa, I Gusti Ngurah, dkk. 2011. Dampak Alih Fungsi Lahan Sawah Terhadap
Ketahanan Pangan Beras. Prosiding Seminar Nasional Budidaya
Pertanian. Urgensi dan Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian

Sucipto. 2014. Analisis Peran Pemuda Dalam Penganggulangan Kemiskinan di


Medan Bagian Utara (Studi Kasus: Kecamatan Medan Marelan, Medan
Deli, Medan Labuhan dan Medan Belawan).

Sumaryanto dan Iqbal. Tanpa Tahun . Konversi Lahan Sawah ke Penggunaan


Nonpertanian dan Dampak Negatifnya,
dalamhttp://balittanah.litbang.deptan.go.id

Supandi. 2014. Analisis Peran Pemuda Dalam Pengembangan Koperasi di Kota


Kisaran”.

Syarif Imama Hidyat,2008. “Analisis Konversi Lahan Sawah Di Propinsi Jawa


Timur” jurnal: fakultas pertanain UPN “veteran” Jawa Timur

Wahyu Ishardino Satries. 2009.Peran Serta Pemuda Dalam Pembangunan


Masyarakat. Jurnal Madani Edisi I/Mei 2009
White, J. 2012. Evaluating responses to celebrity endorsements using projective
techniques. Qualitative Market Research: An Internal Journal.

Yudhistira, M, D, 2013. Analisis Dampak Ahli Fungsi Lahan Pertanian Terhadap


Ketahanan Pangan Di Kabupaten Bekasi Jawa Barat (Studi Kasus Desa
Sriamur Kecamatan Tambun Utara).

Yulianto. 2014. Analisis Pengaruh Sektor Unggulan Terhadap Pengembangan


Pembangunan Wilayah Kabupaten Labuhanbatu Utara

Zaenil Mustopa.2011. “Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Alih Fungsi


Lahan Pertanian di Kabupaten Demak

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Peraturan Perundang-Undangan :

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1995

Undang-undang Nomor 41 Tahun 2009 Tentang Perlindungan Lahan Pertanian


Pangan Berkelanjutan (PLP2B)

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan


Ruang.

Undang-undang No 41 tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian


Berkelanjutan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2009 Tentang


Kepemudaan

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 tahun 2008 tentang pembentukan


Kabupaten Labuhanbatu Utara di Provinsi Sumatera Utara.

Peraturan Pemerintah No 12 Tahun 2012 tentang Insentif Perlindungan Lahan


Pertanian Pangan Berkelanjutan.

Peraturan Pemerintah No 25 Tahun 2012 Tentang Sistem Informasi Lahan


Pertanian Pangan Berkelanjutan

Peraturan Pemerintah No. 1 Tahun 2012 tentang Penetapan dan Alih Fungsi
Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Peraturan Pemerintah No 30 Tahun 2012 Tentang Pembiayaan Perlindungan


Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan

Website :
( https://www.bps.go.id/ )
( https://pertanian.labura.go.id/ )
(https://labuhanbatuutarakab.bps.go.id/ )
( https://sumut.bps.go.id/ )

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN

Lampiran 1 : Kuesioner

ANALISIS PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN


DALAM PENGENDALIAN ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN
DI KABUPATEN LABUHANBATU UTARA

Nama : NOPA ADETIYA

NIM : 177003028

Program Studi : Sekolah Pasca Sarjana Perencanaan Pembangunan

Wilayah dan Perdesaaan (PWD)

Universitas : Universitas Sumatera Utara

Petunjuk pengisian kuesioner :

1. Mohon diberi tanda silang (x) pada kolom jawaban Bapak/

Ibu yang dianggap paling sesuai. Pendapat Anda dinyatakan

dalam skala 1 s/d 5 yang memiliki makna :

Sangat Setuju (SS) =5

Setuju (S) =4

Kurang Setuju (KS) =3

Tidak Setuju (TS) =2

Sangat Tidak Setuju (STS) =1

2. Setiap pertanyaan hanya membutuhkan satu jawaban saja.

3. Mohon memberikan jawaban yang sebenarnya.

4. Setelah mengisi kuesioner mohon Bapak/Ibu berikan kepada

yang menyerahkan kuesioner.

5. Terima kasih atas partisipasi Anda.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


IDENTITAS RESPONDEN

1. Provinsi : Sumatera Utara


2. Kabupaten : Labuhanbatu Utara
3. Kecamatan : Kualuh Hilir
4. Desa : ……………………………………………………
5. Dusun : ................................................................................
6. Nama : ................................................................................
7. Alamat : ................................................................................
8. Usia saat ini :
1) 16 – 20 Tahun
2) 21 – 25 Tahun
3) 26 – 30 Tahun
9. Jenis kelamin :
1. Laki-laki
2. Perempuan
10. Pendidikan Terakhir
1. SD
2. SMP
3. SMA
4. Diploma
5. Sarjana
6. Lainnya (................................)
11. Pekerjaan Anda saat ini
1. Petani
2. Pelajar/mahasiswa
3. Pegawai Swasta
4. TNI/POLRI
5. Pegawai Negeri Sipil
6. Wiraswasta
7. Lainnya (................................)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


I. PERAN PEMUDA SEBAGAI AGEN PERUBAHAN

A. Jawaban responden tentang peran pemuda sebagai agen perubahan


dalam pengembangan sumber daya ekonomi (X1)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Melakukan pelatihan dalam upaya
meningkatkan sumber daya manusia yang
kreatif dan inovatif
2 Melaksanakan program yang dapat memicu
semangat petani
3 Menciptakan peluang ekonomi melalui sektor
pertanian

B. Jawaban responden tentang peran pemuda sebagai agen perubahan


dalam peningkatan Kepedulian Masyarakat (X2)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Memberikan edukasi kepada masyarakat
tentang pertanian
2 Mengajak masyarakat untuk tetap melaksakan
undang-undang No 41 tahun 2009 tentan
perlindungan pangan berkelanjutan

C. Jawaban responden tentang peran pemuda sebagai agen perubahan


dalam peningkatan kepedulian lingkungan hidup (X3)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Salah satu upaya pemuda menjaga lingkungan
hidup adalah dengan tidak melakukan alih
fugsi lahan pertanain
2 Pemuda memili tanggung jawab memelihara
lingkungan hidup
3 Melakukan edukasi terhadap para petani di
desa

D. Jawaban responden tentang peran pemuda sebagai agen perubahan


dalam kepemimpinan dan kepeloporan pemuda (X4)

No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Pemuda sebagai Pemimpin yang akan datang
harus bekerja dan selalu memberikan solusi
jika terjadi permasalahan
2 Mendorong kepemudaan sebagai wadah
pengembangan potensi pemuda yang handal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


II. Koesioner Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian (Y)

A. Jawaban responden tentang perubahan luas lahan sawah

No Pernyataan SS S KS TS STS
Perubahan luas lahan sawah

1 Perubahan luas lahan sawah yang terus


berkurang di sebabkan oleh alih fungsi lahan
pertanian
2 Pengendalian alih fungsi lahan pertanian dapat
mengurangi penurunan luas lahan pertanian
3 Perubahan Luas lahan sawah yang terus
berkurang menyebabkan petani kehilangan
pekerjaan.
Perubahan jumlah produksi padi SS S KS TS STS
4 Perubahan jumlah produksi padi petani yang
terus berkurang di sebabkan oleh Alih fungsi
lahan pertanian
5 Perubahan jumlah produksi padi petani yang
berkurang menyebabkan minimnya
pendapatan petani
6 Pengendalian Alih fungsi lahan pertanian
dapat meningkatkan produksi padi petani
Perubahan pendapatan petani SS S KS TS STS
7 Rendahnya pendapatan petani menyebabkan
petani melakukan alih fungsi lahan pertanian
8 Pendapatan petani akan berkurang Jika alih
fungsi lahan sawah terus terjadi
9 Usaha untuk meningkatkan pendapatan petani
adalah dengan cara meningkatkan produksi
padi
10 Usaha untuk meningkatkan pendapatan petani
adalah dengan cara pengendalian alih fugsi
lahan pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. :Tabulasi Karakteristik Responden

Responden
No
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan
1 1 2 5 4

2 1 3 5 4

3 1 3 5 4

4 1 3 3 4

5 2 1 3 1

6 1 3 2 5

7 1 1 4 1

8 1 2 5 4

9 2 2 4 4

10 1 2 3 4

11 2 1 5 4

12 2 1 3 1

13 2 1 3 1

14 1 2 3 4

15 2 3 3 2

16 2 2 4 4

17 1 3 3 4

18 1 1 3 1

19 1 2 3 1

20 1 3 5 4

21 2 1 3 1

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Lanjutan
Responden
No
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

22 2 2 4 3

23 2 2 3 3

24 1 3 3 5

25 1 3 3 4

26 1 3 5 4

27 1 2 5 4

28 2 1 3 1

29 1 2 4 4

30 1 3 3 4

31 2 1 3 1

32 1 1 3 1

33 1 3 5 4

34 1 3 5 4

35 2 2 3 4

36 1 3 3 4

37 1 3 5 4

38 1 3 3 4

39 2 1 3 1

40 1 2 3 4

41 2 1 3 1

42 1 2 4 4

43 1 3 3 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Lanjutan
Responden
No
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

44 1 2 5 4

45 1 2 3 4

46 1 3 3 4
47 1 2 3 1

48 1 1 3 1

49 1 2 5 4

50 1 3 5 4

51 1 3 3 5

52 1 2 3 4

53 1 3 3 4

54 1 2 5 4

55 1 3 3 4

56 1 2 3 4

57 1 2 3 1

58 2 1 3 5

59 1 1 3 1

60 1 2 3 1

61 1 3 5 4

62 1 2 3 4

63 1 2 4 4

64 1 2 3 4

65 1 2 3 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Lanjutan
Responden
No
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

66 1 3 3 5

67 1 2 5 4

68 1 2 4 4

69 1 3 3 4

70 1 2 5 4

71 1 3 5 4
72 2 3 3 4

73 2 2 3 4

74 1 2 3 1

75 1 3 3 4

76 1 2 3 4

77 1 2 3 4

78 1 2 4 4

79 1 2 3 1

80 1 2 3 4

81 1 2 5 4

82 1 3 3 4

83 1 3 5 4

84 1 3 3 5

85 1 2 3 4

86 1 2 4 4

87 1 3 3 4

88 1 3 5 4

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 2. Lanjutan
Responden
No
Jenis Kelamin Usia Pendidikan Pekerjaan

89 1 2 3 4

90 1 2 3 4

91 1 3 3 4

92 1 2 3 4

93 2 1 3 1

94 1 3 3 4

95 1 2 5 4

96 1 3 3 5

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. : Tabulasi Variabel Pengembangan Sumber Daya Ekonomi (X1)

No. Resp. P1 P2 P3 Jumlah

1 4 3 4 11

2 4 4 4 12

3 4 4 4 12

4 4 4 4 12

5 5 4 4 13

6 4 4 5 13

7 4 5 5 14

8 5 5 3 13

9 4 4 4 12

10 4 4 4 12

11 5 4 5 14

12 4 4 3 11

13 4 4 4 12

14 5 4 3 12

15 5 4 4 13

16 3 5 5 13

17 4 4 3 11

18 4 4 4 12

19 4 4 4 12

20 5 5 5 15

21 4 5 4 13

22 4 4 4 12
23 4 4 4 12
24 4 4 4 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Lanjutan. : Tabulasi Variabel Pengembangan Sumber Daya
Ekonomi (X1)
25 4 4 4 12
26 4 4 4 12
27 5 5 5 15
28 4 4 4 12
29 4 4 4 12
30 5 5 5 15
31 4 4 4 12
32 4 4 4 12
33 4 4 4 12
34 4 3 4 11
35 4 4 4 12
36 4 4 4 12
37 4 4 4 12
38 4 4 4 12
39 4 4 4 13
40 5 5 5 15
41 5 5 4 14
42 4 5 5 14
43 4 4 4 12
44 5 4 5 14
45 4 5 4 13
46 4 5 4 13
47 4 4 4 12
48 4 5 5 14
49 4 5 4 13
50 5 5 4 14
51 4 4 4 12
52 4 4 4 12
53 4 4 4 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. Lanjutan : Tabulasi Variabel Pengembangan Sumber Daya
Ekonomi (X1)
54 5 5 4 14
55 4 4 4 12
56 4 3 3 10
57 3 5 4 12
58 4 4 4 12
59 4 4 5 12
60 3 3 4 10
61 4 4 5 13
62 3 5 5 13
63 5 5 5 15
64 4 4 4 12
65 4 5 5 14
66 5 5 5 15
67 5 5 5 15
68 4 4 4 12
69 4 5 4 13
70 4 4 4 12
71 4 4 4 12
72 5 4 4 13
73 5 5 5 15
74 4 4 4 12
75 4 4 4 12
76 5 4 5 14
77 4 4 4 12
78 5 5 4 14
79 4 4 4 12
80 4 4 4 12
81 5 4 4 13
82 5 4 4 13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 3. lanjutan : Tabulasi Variabel Pengembangan Sumber Daya
Ekonomi (X1)
83 3 5 5 13
84 4 3 4 11
85 4 4 3 11
86 5 4 3 12
87 4 4 4 12
88 5 5 4 14
89 4 4 4 12
90 4 4 4 12
91 5 4 4 13
92 4 5 4 13
93 5 4 3 12
94 4 5 4 13
95 4 5 4 13
96 4 4 4 12
Uji Validitas
Correlations

X1_1 X1_ 2 X1_ 3 totalX1

X1_1 Pearson 1 ,206* ,047 ,586**


Correlation
Sig. (2-tailed) ,044 ,650 ,000
N 96 96 96 96
Pearson
X1_2 ,206* 1 ,417** ,785**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,044 ,000 ,000
N 96 96 96 96
Pearson
X1_3 ,047 ,417** 1 ,704**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,650 ,000 ,000
N 96 96 96 96
totalX1 Pearson
,586** ,785** ,704** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 96 96 96 96
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. : Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Masyarakat (X2)

No. Resp. P1 P2 Jumlah


1 4 5 9

2 4 4 8

3 4 4 8

4 4 4 8

5 5 4 9

6 4 4 8

7 4 5 9

8 5 5 10

9 4 4 8

10 4 4 8

11 5 4 9

12 4 4 8

13 4 4 8

14 5 4 9

15 5 4 9

16 3 5 8

17 4 4 8

18 4 4 8

19 4 4 8

20 5 5 10

21 4 5 9

22 4 4 8
23 4 4 8
24 4 4 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. Lanjutan : Tabulasi Variabel Peningkatan
Kepedulian Masyarakat (X2)
25 4 4 8
26 4 4 8
27 5 5 10
28 4 4 8
29 4 4 8
30 5 5 10
31 4 4 8
32 4 4 8
33 4 4 8
34 4 3 7
35 4 4 8
36 4 4 8
37 4 4 8
38 4 4 8
39 4 4 8
40 5 5 10
41 5 5 10
42 4 5 9
43 4 4 8
44 5 4 9
45 4 5 9
46 4 4 8
47 4 5 9
48 4 5 9
49 5 5 10
50 4 4 8
51 4 4 8
52 4 4 8
53 5 5 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. Lanjutan : Tabulasi Variabel Peningkatan
Kepedulian Masyarakat (X2)
54 4 4 8
55 4 3 7
56 3 5 8
57 4 4 8
58 4 4 8
59 3 3 6
60 4 4 8
61 3 5 8
62 5 5 10
63 4 4 8
64 4 5 9
65 5 5 10
66 5 5 10
67 4 4 8
68 4 5 9
69 4 4 8
70 4 4 8
71 5 4 9
72 5 5 10
73 4 4 8
74 4 4 8
75 5 4 9
76 4 4 8
77 5 5 10
78 4 4 8
79 4 4 8
80 5 4 9
81 5 4 9

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 4. Lanjutan : Tabulasi Variabel Peningkatan
Kepedulian Masyarakat (X2)
82 3 5 8
83 4 3 7
84 4 4 8
85 5 4 9
86 4 4 8
87 4 5 9
88 4 5 9
89 4 4 8
90 4 4 8
91 5 4 9
92 3 3 6
93 4 5 9
94 4 4 8
95 5 4 9
96 4 5 9

Uji Validitas
Correlations

X2_1 X2_ 2 totalX1

X2_1 Pearson 1 ,217* ,774**


Correlation
Sig. (2-tailed) ,033 ,000
N 96 96 96
Pearson
X2_2 ,217* 1 ,786**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,033 ,000
N 96 96 96
totalX1 Pearson
,774** ,786** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 96 96 96
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. : Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Lingkungan
Hidup (X3)

No. Resp. P1 P2 P3 Jumlah


1 4 4 4 12
2 4 3 4 11
3 4 4 4 12

4 4 4 4 12

5 5 5 4 14

6 5 4 4 13

7 4 5 5 14

8 4 4 3 11

9 4 4 4 12

10 3 3 4 10

11 5 4 3 12

12 4 4 4 12

13 4 5 4 13

14 3 4 3 10

15 4 5 4 11

16 5 5 3 13

17 5 5 5 15

18 4 4 4 12

19 5 5 4 14

20 5 5 5 15

21 4 5 5 14

22 4 4 4 12
23 4 4 4 12
24 4 4 4 12

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. Lanjutan : Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Lingkungan
Hidup (X3)
25 4 4 4 12
26 4 4 5 13
27 5 5 5 15
28 4 4 4 12
29 4 4 4 12
30 4 5 5 14
31 4 4 4 12
32 5 4 5 14
33 4 4 4 12
34 4 4 4 12
35 4 4 5 13
36 4 4 4 12
37 4 5 4 13
38 4 4 4 12
39 4 4 4 12
40 5 5 5 15
41 5 5 5 15
42 4 4 4 12
43 4 4 4 12
44 5 5 5 15
45 4 4 4 12
46 4 4 4 12
47 4 4 5 13
48 5 5 5 15
49 4 4 4 12
50 4 4 4 12
51 4 4 4 12
52 4 4 4 12
53 4 4 5 13

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. Lanjutan : Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Lingkungan
Hidup (X3)
54 5 5 4 14
55 4 4 4 12
56 4 4 4 12
57 4 4 4 12
58 4 4 4 12
59 4 5 5 14
60 5 4 5 14
61 4 5 3 12
62 3 4 4 11
63 4 4 4 12
64 3 5 5 13
65 5 5 3 13
66 4 4 4 12
67 4 4 3 11
68 5 5 4 14
69 4 5 4 13
70 4 4 3 11
71 5 4 4 13
72 4 4 4 12
73 4 5 5 14
74 5 4 4 13
75 4 5 4 13
76 4 4 3 11
77 4 5 4 13
78 4 4 4 12
79 4 4 3 11
80 4 3 5 12
81 5 5 4 14
82 4 3 3 10

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 5. Lanjutan : Tabulasi Variabel Peningkatan Kepedulian Lingkungan
Hidup (X3)
83 4 5 5 14
84 5 4 4 13
85 4 5 4 13
86 4 4 4 12
87 4 5 4 13
88 4 4 4 12
89 4 4 4 12
90 4 3 4 11
91 5 5 5 15
92 4 5 5 14
93 4 4 4 12
94 4 3 4 11
95 4 4 5 13
96 3 4 4 11

Uji Validitas
Correlations
X3_1 X3_ 2 X3_ 3 totalX1

X3_1 Pearson 1 ,381* ,166 ,681**


Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,105 ,000
N 96 96 96 96
Pearson
X3_2 ,381* 1 ,295** ,780**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,000
N 96 96 96 96
Pearson
X3_3 ,166 ,295** 1 ,702**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,105 ,003 ,000
N 96 96 96 96
totalX1 Pearson
,681** ,780** ,702** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000
N 96 96 96 96
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. : Tabulasi Variabel Kepemimpinan dan Kepeloporan
Pemuda (X4)

No. Resp. P1 P2 Jumlah


1 4 4 8

2 4 4 8

3 4 4 8

4 5 4 9

5 5 4 9

6 3 4 7

7 4 5 9

8 4 3 7

9 4 4 8

10 4 4 8

11 4 3 7

12 4 4 8

13 4 4 8

14 5 3 8

15 5 4 9

16 4 3 7

17 4 5 9

18 4 4 8

19 4 4 8

20 5 5 10

21 4 5 9

22 4 4 8
23 4 4 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. lanjutan : Tabulasi Variabel Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda (X4)
24 4 4 8
25 4 4 8
26 4 5 9
27 5 5 10
28 4 4 8
29 4 4 8
30 4 5 9
31 4 4 8
32 4 5 9
33 4 4 8
34 4 4 8
35 4 5 9
36 4 4 8
37 4 4 8
38 4 4 8
39 4 4 8
40 5 5 10
41 5 5 10
42 4 4 8
43 4 4 8
44 5 5 10
45 5 4 9
46 5 4 9
47 4 4 8
48 4 5 9
49 4 5 9
50 4 4 8
51 4 4 8
52 4 4 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. lanjutan : Tabulasi Variabel Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda (X4)
53 4 4 8
54 5 5 10
55 4 4 8
56 4 4 8
57 4 4 8
58 4 4 8
59 4 4 8
60 4 5 9
61 5 5 10
62 5 3 8
63 4 4 8
64 4 4 8
65 4 5 9
66 4 3 7
67 4 4 8
68 4 3 7
69 4 4 8
70 5 5 10
71 4 3 7
72 4 4 8
73 4 4 8
74 5 5 10
75 5 4 9
76 4 4 8
77 4 4 8
78 4 4 8
79 4 4 8
80 4 4 8

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 6. lanjutan : Tabulasi Variabel Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda (X4)
81 5 5 10
82 4 4 8
83 4 4 8
84 5 5 10
85 5 4 9
86 4 4 8
87 4 4 8
88 4 4 8
89 4 4 8
90 4 4 8
91 5 5 10
92 5 4 9
93 4 4 8
94 4 4 8
95 4 4 8
96 4 4 8

Uji Validitas
Correlations
X2 _1 X2_2 totalX1

X2_1 Pearson 1 ,293* ,753**


Correlation
Sig. (2-tailed) ,004 ,000
N 96 96 96
Pearson
X2_2 ,293* 1 ,850**
Correlation
Sig. (2-tailed) ,004 ,000
N 96 96 96
totalX1 Pearson
,753** ,850** 1
Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,000
N 96 96 96
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7. : Tabulasi Variabel Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian (Y)

No R P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 Jumlah
1 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 39

2 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 39

3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 42

5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 46

6 4 3 4 5 4 4 4 5 5 4 42

7 5 4 5 4 5 4 5 5 4 5 46

8 4 4 3 4 4 5 5 3 3 4 39

9 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

10 5 4 4 3 3 4 4 4 3 5 39

11 5 4 3 5 4 5 4 5 5 5 45

12 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 39

13 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

14 5 5 3 3 4 5 4 3 5 5 42

15 5 5 4 4 5 5 4 4 4 5 45

16 5 4 3 5 5 3 5 5 4 4 43

17 4 4 5 5 5 4 4 3 5 4 43

18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

19 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 44

20 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 49

21 5 4 5 4 5 4 5 4 4 5 45

22 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

23 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 41

24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

25 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

26 5 4 5 4 4 4 4 4 4 3 41

27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

28 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7. Lanjutan : Tabulasi Variabel Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian (Y)
29 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39

30 5 4 5 4 5 5 5 5 4 5 47

31 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

32 5 4 5 5 4 4 4 4 4 4 43

33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

34 5 4 4 4 4 4 3 4 4 4 40

35 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 41

36 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 40

37 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

38 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 41

39 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

40 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 50

41 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 48

42 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 44

43 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

44 4 5 5 5 5 5 4 5 4 4 46

45 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 44

46 5 5 4 4 4 4 5 4 5 4 44

47 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

48 4 4 5 5 5 4 5 5 5 5 47

49 5 4 5 4 4 4 5 4 5 4 44

50 4 4 4 4 4 5 5 4 5 4 43

51 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

52 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

53 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

54 4 5 5 5 5 5 5 4 4 3 45

55 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

56 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 38

57 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 41

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7. Lanjutan : Tabulasi Variabel Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian (Y)
58 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

59 5 4 4 4 5 4 4 5 4 4 43

60 4 4 5 5 4 3 3 4 5 4 41

61 4 5 5 4 5 4 4 5 5 4 45

62 5 5 3 3 4 3 5 5 3 5 41

63 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 43

64 4 4 4 3 5 4 4 4 4 4 40

65 5 4 5 5 5 4 5 5 4 4 46

66 4 4 3 4 4 5 5 5 5 5 44

67 4 4 4 4 4 5 5 5 4 5 44

68 5 4 3 5 5 4 4 4 4 4 42

69 5 4 4 4 5 4 5 4 4 4 43

70 3 5 5 4 4 4 4 4 4 4 41

71 4 4 3 5 4 4 4 4 4 4 40

72 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 41

73 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 46

74 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 44

75 4 5 4 4 5 4 4 4 4 4 42

76 4 4 4 4 4 5 4 5 5 5 44

77 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 41

78 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 42

79 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 40

80 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38

81 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46

82 4 4 4 4 3 5 4 4 4 4 40

83 4 4 4 4 5 3 5 5 5 5 44

84 5 5 5 5 4 4 3 4 4 4 43

85 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 41

86 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 42

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 7. Lanjutan : Tabulasi Variabel Pengendalian Alih Fungsi Lahan
Pertanian (Y)
87 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 40

88 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 40

89 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 39

90 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 38

91 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 46

92 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 41

93 4 4 4 4 4 5 4 3 5 5 42

94 4 4 4 4 3 4 4 4 3 4 38

95 4 4 4 4 4 5 5 4 2 4 40

96 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 38

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji Validitas

Correlations

y_1 y_2 y_3 y_4 y_5 y_6 y_7 y_8 y_9 y_10 totalY
y_1 Pearson Correlation 1 ,351** ,162 ,277** ,284** ,076 ,182 ,200 ,095 ,218* ,526**
Sig. (2-tailed) ,000 ,115 ,006 ,005 ,461 ,076 ,050 ,375 ,033 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_2 Pearson Correlation ,351** 1 ,293** ,204* ,348** ,233* ,088 ,027 ,108 ,097 ,486**
Sig. (2-tailed) ,000 ,004 ,046 ,001 ,002 ,396 ,792 ,296 ,348 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_3 Pearson Correlation ,162 ,293** 1 ,395** ,300** ,092 ,050 ,144 ,167 ,068 ,488**
Sig. (2-tailed) ,115 ,004 ,000 ,003 ,372 ,628 ,161 ,104 ,509 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_4 Pearson Correlation ,277** ,204* ,395** 1 ,381** ,161 ,036 ,225* ,276** ,008 ,563**
Sig. (2-tailed) ,006 ,046 ,000 ,000 ,116 ,727 ,028 ,006 ,941 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_5 Pearson Correlation ,285** ,384** ,300** ,381** 1 ,105 ,266** ,277* ,186 ,258* ,647**
Sig. (2-tailed) ,005 ,001 ,003 ,000 ,307 ,009 ,026 ,070 ,011 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_6 Pearson Correlation ,076 ,233* ,092 ,161 ,105 1 ,247* ,045 ,054 ,267** ,430**
Sig. (2-tailed) ,461 ,022 ,372 ,116 ,307 ,015 ,663 ,600 ,009 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_7 Pearson Correlation ,182 ,088 ,050 ,036 ,266** ,247* 1 ,433** ,113 ,295** ,525**
Sig. (2-tailed) ,076 ,393 ,628 ,272 ,009 ,015 ,000 ,273 ,003 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_8 Pearson Correlation ,200 ,027 ,144 ,225* ,227* ,045 ,433** 1 ,208* ,293** ,539**
Sig. (2-tailed) ,050 ,792 ,161 ,028 ,026 ,663 ,000 ,042 ,004 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_9 Pearson Correlation ,095 ,108 ,167 ,276** ,186 ,054 ,113 ,208* 1 ,269** ,504**
Sig. (2-tailed) ,357 ,296 ,104 ,006 ,070 ,600 ,273 ,042 ,008 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
y_10 Pearson Correlation ,218* ,097 ,068 ,008 ,258* ,267** ,295** ,293** ,269** 1 ,503**
Sig. (2-tailed) ,033 ,348 ,509 ,941 ,011 ,009 ,003 ,004 ,008 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
totalY Pearson Correlation ,526** ,486** ,488** ,563** ,647** ,430** ,525** ,539** ,504** ,503** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96 96
*. Correlation is significant at the 0,05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0,01 level (2-tailed).

Uji Reliabilitas
Reliability Statistics

Cronbach's
Alpha N of Items
,840 20

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji Asumsi Klasik

Uji Normalitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji Multikolinieritas

Coefficientsa
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients Collinearity Statistics
Std.
Model B Error Beta T Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 4.276 1.901 2.250 .027
Pengembangan 1.322 .119 .533 11.123 .000 .832 1.201
sumberdaya
ekonomi
Peningkatan .207 .155 .063 1.340 .183 .860 1.163
kepedulian
masyarakat
Peningkatan .818 .120 .355 6.804 .000 .703 1.423
kepedulian
lingkungan
hidup
Kepemimpinan 1.079 .178 .311 6.063 .000 .728 1.373
dan
Kepeloporan
Pemuda
a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

Uji Heterokrdastisitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Uji Hipotesis

Variables Entered/Removed

Mo Variables Entered Variables Method


del Removed
1 Pengembangan Sumberdaya Ekonomi . Enter

Peningkatan Kepedulian Masyarakat

Peningkatan Kepedulian Lingkungan

Hidup

Kepemimpinan dan Kepeloporan Pemuda,

a. All requested variables entered.

Model Summaryb

Mode
l R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate
1 ,909a ,826 ,818 1,18121
a. Predictors: (Constant), Pengembangan sumberdaya ekonomi, Peningkatan kepedulian
masyarakat, Peningkatan kepedulian lingkungan hidup, Kepemimpinan dan
Kepeloporan Pemuda
b. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 601.938 4 150.484 107.854 .000b
Residual 126.968 91 1.395
Total 728.906 95
a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Coefficients
Unstandardized Standardized
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) 4.276 1.901 2.250 .027
Pengembangan sumberdaya 1.322 .119 .533 11.123 .000
ekonomi
Peningkatan kepedulian .207 .155 .063 1.340 .183
masyarakat
Peningkatan kepedulian .818 .120 .355 6.804 .000
lingkungan hidup
Kepemimpinan dan 1.079 .178 .311 6.063 .000
Kepeloporan Pemuda

a. Dependent Variable: Pengendalian alih fungsi lahan pertanian

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Lampiran 8 : Foto Penelitian

A. Bersama Kepala Dinas Pertanian pada saat wawancara sekaligus meminta


data skunder penelitian

B. Menjelaskan Cara Pengisian Kuesioner Kepada Ketua Kelompok Tani di


desa Tanjung Mangedar

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


C. Bersama kepala Desa Sei sentang dalam rangka memasukkan surat
penelitian ke desa Sei sentang

D. Bersama kepala Kuala Bangka dalam rangka memasukkan surat penelitian


ke Desa Kuala bangka

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


E. Bersama Pemuda Di Desa Teluk Piai pada saat pengisian Kuesioner dari
peneliti

F. Bersama pemuda/i di Desa Kampung Masjid pada saat pengisian


kuesioner dari Peneliti.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai