Anda di halaman 1dari 115

SKRIPSI

EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA DALAM


MENUNJANG PEMBANGUNAN PEDESAAN
DI KABUPATEN ASAHAN

OLEH

ENDANG JULIANA

130501128

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2017

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAKAN

Nama : Endang Juliana


NIM : 130501128
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perencanaan
Judul Skripsi : Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam
Menunjang Pembangunan Pedesaan di Kabupaten
Asahan

Tanggal, Ketua Program Studi

Drs. Coki Ahmad Syahwier, MP


NIP.19590912 198703 1003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Endang Juliana


NIM : 130501128
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perencanaan
Judul Skripsi : Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam
Menunjang Pembangunan Pedesaan di Kabupaten
Asahan

Tanggal, Pembimbing,

Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec


NIP. 19730408 199802 1001

Penguji I, Penguji II,

Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si
NIP. 19801110 200812 2003 NIP. 19850605 201504 1002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam

Menunjang Pembangunan Pedesaan di Kabupaten Asahan” adalah benar hasil

karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan

beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,

dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/atau

dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika

penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam

skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Desember 2017


Penulis

Endang Juliana
NIM.130501128

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK
EFEKTIVITAS PEMANFAATAN DANA DESA DALAM
MENUNJANG PEMBANGUNAN PEDESAAN
DI KABUPATEN ASAHAN

Penelitian ini berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam


Menunjang Pembangunan Pedesaan di Kabupaten Asahan”. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui efektivitas pemanfaatan dana desa dalam menunjang
pembangunan pedesaan di kabupaten Asahan.
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif. Data yang
diperoleh dalam kajian ini merupakan data primer melalui wawancara dan
pengisian angket. Pengujian yang dilakukan adalah validitas, reliabilitas, dan
analisis kesenjangan kebijakan. Analisis kesenjangan kebijakan adalah suatu alat
analisis yang digunakan untuk menilai kinerja pemerintah dalam hal
kebijakan/pelayanan publik dengan membandingkan input rencana dan
implementasi faktual.
Hasil penelitian menunjukkan kebijakan dana desa telah berperan
memberikan peningkatan pendapatan riil masyarakat pedesaan dan hal tersebut
diakui oleh 69% masyarakat yang diwawancarai. Kebijakan dana desa juga
memiliki peran dalam penambahan sarana dan prasarana fisik di pedesaan dan
hasil kajian menemukan sebesar 86% menyatakan setuju bahwa ada nya
penambahan sarana dan prasarana pedesaan. Pengelolaan dana desa dilihat dalam
konteks perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan transparansi serta dampaknya
bagi masyarakat sudah dilaksanakan dengan baik namun masih belum sepenuhnya
sesuai dengan harapan masyarakat pedesaan. Dampak yang diharapkan dari dana
desa dalam menunjang pembangunan di pedesaan dalam jangka pendek dapat
dikatakan cukup baik.

Kata Kunci : Dana Desa, Pembangunan Prasarana, Pemberdayaan


Masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRACT
THE EFFECTIVENESS OF VILLAGE FUNDS POLICY
IN SUPPORTING RURAL DEVELOPMENT
IN THE ASAHAN DISTRICT

This research entitled “The Effectiveness of Village Funds Policy in


Supporting Rural Development in the Asahan District”. The objective of this
research is to find out the effectiveness of village funds policy in supporting rural
development in the Asahan district.
This research is used descriptive analysis method. The data obtained in
this research is the primary data through interviews and questionnaires. The tests
used in this research are validity test, reliability test, and regulatory gap analysis.
Regulatory Gap Analysis is one of a tool to assess the performance of the
government in terms of policy / public service by comparing factual input and
implementation plan.
The research results showed that the village fund policy has the role to
increased the real income of rural communities and it is recognized by 69% of the
people interviewe. The village fund policy also has a role in the replenishment of
facilities / physical infrastructure in the rural areas that was recognized by 86%
of the people in the study area. The village fund management in the terms of
planning, implementation, oversight, and transparency as well as its impact to the
society has been executed better but still not fully in line with the expectations of
rural communities. The impact that is expected from the village fund toward the
development in rural areas in short term can be said as quite good.

Keywords: Village Funds, Infrastructure Development, Community


Empowerment.

ii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Assalamu’alaikumWr. Wb.

Puji Syukur Kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan

Hidayah-Nya Kepada Penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini yang

berjudul “Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam Menunjang Pembangunan

Pedesaan di Kab Asahan”. Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Ekonomi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Penulis mengucapkan Terimakasih Kepada Kedua Orang tua tercinta ,

Ayahanda Alm Zulfan Sinurat dan Ibunda Ratnawati Sitorus yang telah

memberikan dukungan berupa Do’a , materil maupun nasihat dan semangat

selama masa perkuliahan dan penulisan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan memberikan

bimbingan dalam penyelesaian skripsi ini, yaitu kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Ramli, SE, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Coki Ahmad Syahwier, MP selaku ketua Program Studi S1 Ekonomi

Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, SE, M.Si selaku sekretaris Program Studi S1

Ekonomi Pembangunan, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara. Serta Dosen Penguji I yang telah memberikan petunjuk, saran dan

kritik dalam penyusunan skripsi ini.


iii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4. Bapak Wahyu Ario Pratomo, S.E., M.Ec. selaku dosen pembimbing saya

yang telah membimbing dan memberikan ilmu serta saran dalam

penyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Wahyu Sugeng Imam Soeparno, SE, M.Si selaku Dosen Penguji II

yang telah memberikan petunjuk, saran dan kritik dalam penyusunan skripsi

ini.

6. Seluruh Dosen Pengajar dan Staf Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Sumatera Utara, khususnya Departemen Ekonomi Pembangunan yang telah

memberikan ilmu dan segala jasa-jasanya selama perkuliahan yang sangat

membantu penulis.

7. Seluruh teman-teman Program Studi S-1 Ekonomi Pembangunan angkatan

2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara yang telah

mendukung dan memberikan kritik dan sarannya selama penulisan skripsi ini.

8. Kepada My Best Supporting Ira Chinta Ramadhani, Hilda Pebrida Panjaitan,

Claudia Refani / Uni Audi, Chyntia Nurjannah, Berkat Zebua, Meryani, Lia

Nurul Azmi Mrp, dan Terspesial ARN.

9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penyelesaian skripsi ini.

Semoga Allah SWT membalas segala kebaikan dan pengorbanan yang

telah diberikan. Dan Penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak

kekurangan dalam penulisan skripsi ini. Oleh karenanya penulis mengharapkan

adanya masukan dan saran yang sifatnya membangun dari semua pihak, guna

iv

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


menyempurnakan penelitian ini agar menjadi lebih baik lagi. Semoga penelitian

ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Medan, Desember 2017


Penulis

Endang Juliana
NIM. 130501128

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR ISI

Halaman
ABSTRAK ..................................................................................................... i
ABSTRACT ................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................ 1
1.2 Perumusan Masalah ................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Desa............................................................................................ 6
2.1.1 Sejarah Desa ..................................................................... 6
2.1.2 Pengertian Desa ................................................................ 8
2.1.3 Karakteristik Desa............................................................. 10
2.1.4 Ciri-Ciri Desa .................................................................... 11
2.1.5 Kewenangan Desa ............................................................ 12
2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) ................. 13
2.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) .................. 15
2.4 Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes) ................... 16
2.5 Dana Desa ................................................................................... 20
2.5.1 Dasar Hukum Dana Desa ................................................... 21
2.5.2 Tujuan Dana Desa .............................................................. 22
2.5.3 Pengalokasian Dana Desa .................................................. 22
2.5.4 Penggunaan Dana Desa ..................................................... 23
2.5.5 Pengawasan Dana Desa ..................................................... 25
2.6 Penelitian Terdahulu ................................................................... 25
2.7 Kerangka Konseptual .................................................................. 30

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian .......................................................................... 31
3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian ..................................................... 31
3.3 Jenis Data................................................................................... 31
3.4 Teknik Pengumpulan Data ........................................................ 32
3.5 Populasi dan Sampel .................................................................. 32
3.6 Metode Analisa .......................................................................... 34
3.6.1 Uji Validitas ..................................................................... 34
3.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 35
3.6.3 Analisis Kesenjangan Kebijakan ..................................... 36
vi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian.......................................... 39
4.1.1 Kabupaten Asahan .......................................................... 39
4.1.2 Kecamatan Bandar Pulau ................................................ 40
4.1.3 Kecamatan Aek Songsongan .......................................... 40
4.1.4 Kecamatan Pulau Rakyat ................................................ 41
4.2 Karakteristik Responden ........................................................... 41
4.3 Pemanfaatan Dana Desa ........................................................... 44
4.4 Efektivitas Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi
Dan Infrastruktur Pedesaan ...................................................... 50
4.5 Dampak Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi
Pedesaan ................................................................................... 63
4.6 Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Kebijakan
Dana Desa ................................................................................. 68
4.6.1 Uji Validitas ..................................................................... 68
4.6.2 Uji Reliabilitas ................................................................. 69
4.6.3 Analisis Kesenjangan ...................................................... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan ................................................................................ 75
5.2 Saran ......................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 79


LAMPIRAN

vii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman


2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................... 28
3.1 Jumlah desa pada penelitian ................................................... 33
3.2 Sampel Penelitian ................................................................... 34
4.1 Rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana yang Dilakukan
Oleh Pemerintah Desa ............................................................ 48
4.2 Rencana Program Pemberdayaan Masyarakat yang
Dilaksanakan oleh Pemerintah Desa ...................................... 49
4.3 Hasil Uji Validitas .................................................................. 68
4.4 Hasil Uji Reliabilitas .............................................................. 69
4.5 Analisis Kesenjangan Efektivitas Dana Desa
Dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur di
Kecamatan Bandar Pulau, Kecamatan Aek Songsongan
dan Kecamatan Pulau Rakyat ................................................. 71

viii

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman


2.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 30
4.1 Usia Responden Kepala Desa dan BPD .................................... 41
4.2 Usia Responden Masyarakat ...................................................... 42
4.3 Jenis Kelamin Responden Kepala Desa dan BPD ..................... 42
4.4 Jenis Kelamin Responden Masyarakat ...................................... 43
4.5 Pendidikan Kepala Desa dan BPD ............................................. 43
4.6 Pendidikan Masyarakat .............................................................. 44
4.7 Persepsi Kepala Desa dan BPD Terhadap Kecukupan
Dana Desa .................................................................................. 45
4.8 Persepsi Masyarakat Terhadap Kecukupsn Dana Desa ............. 46
4.9 Persepsi Kepala Desa dan BPD Terhadap Manfaat
Dana Desa .................................................................................. 46
4.10 Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Dana Desa .................. 47
4.11 Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa ................................. 51
4.12 Pemerintah Desa Menyusun Skala Prioritas Dalam
Perencanaan Pembangunan Desa ............................................... 51
4.13 Pemerintah Desa Memperhatikan Potensi Desa Dalam
Perencanaan Pembangunan Desa ............................................... 52
4.14 Pemerintah Desa Memperhatikan Kebutuhan Desa Dalam
Perencanaan Pembangunan Desa ............................................... 53
4.15 Penyusunan RPJMDes Telah Mengacu Pada RPJM
Kabupaten .................................................................................. 53
4.16 Perencanaan Pembangunan Desa Disusun Melalui Musyawarah
Desa ........................................................................................... 54
4.17 Keterlibatan Masyarakat Dalam Musyawarah Desa .................. 55
4.18 Persepsi Masyarakat Terhadap Kemampuan Pemerintah Desa
Dalam Mengelola Dana Desa .................................................... 56
4.19 Penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) Lokal Dalam
Pembangunan Sarana dan Prasarana Desa .................................. 57

4.20 Penggunaan sumber Daya Alam Lokal Dalam Pembangunan


Sarana dan Prasarana Desa ........................................................ 57
4.21 Pemerintah Desa Menggunakan Tenaga Pendamping
Dalam Pemanfaatan dana Desa .................................................. 58
4.22 Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Dana Desa
Disampaikan Secara Tepat Waktu ............................................. 60
4.23 Efisiensi Penggunaan Dana Desa .............................................. 61
4.24 Pemerintah Desa Telah Menyampaikan Transparansi
ix

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Penggunaan Dana Desa ............................................................. 62
4.25 Dampak Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan
Masyarakat ................................................................................. 63
4.26 Perubahan Pendapatan Masyarakat Desa Setelah Adanya
Dana Desa .................................................................................. 64
4.27 Efektivitas Penggunaan Dana Desa ........................................... 65
4.28 Dana Desa Mengurangi Ketimpangan Pendapatan
Masyarakat ................................................................................. 66
4.29 Penambahan Sarana dan Prasarana Pedesaan Melalui Dana
Desa ........................................................................................... 67

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul

1 Kuesioner Penelitian
2 Dokumentasi Penelitian

xi

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pada sistem pemerintahan yang ada dan berlaku pada saat ini, desa

mempunyai wewenang yang penting dalam membantu pemerintah daerah dalam

pelaksanaan pemerintahan, termasuk pembangunan. Semua ini dilakukan sebagai

langkah nyata pemerintah daerah dalam mendukung pelaksanaan otonomi daerah.

Tujuan dari kebijakan Otonomi Daerah adalah memberi peluang dan kesempatan

bagi terwujudnya pemerintahan yang baik dan bersih di daerah, yang berarti

pelaksanaan tugas pemerintah daerah harus didasarkan pada prinsip : efektif,

efisien, terbuka dan akuntabel. Menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004

Tentang Desa memberikan kesempatan kepada masyarakat desa untuk mengatur

dan mengurus rumah tangganya sendiri, dengan persyaratan yang diamanatkan

dalam undang-undang tersebut, yakni diselenggarakan dengan memperhatikan

prinsip-prinsip demokrasi, peran serta masyarakat, pemerataan, keadilan, serta

memperhatikan potensi dan keaneka-ragaman daerah.

Salah satu program perintah dalam mendukung pembangunan desa yaitu

dengan mengeluarkan Dana desa sebagai salah satu sumber pendapatan desa.

Sebagaimana menurut UU No.6 tahun 2014 tentang desa pasal 72 menyatakan

bahwa dana desa merupakan salah satu sumber pendapatan desa yang bersumber

dari APBN. Dana Desa merupakan bentuk kongkrit pengakuan Negara terhadap

hak asal-usul Desa dan kewenangan lokal berskala Desa. Dana Desa diharapkan

dapat memberi tambahan energi bagi Desa dalam melakukan pembangunan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


2

pemberdayaan Desa, menuju Desa yang kuat, maju dan mandiri. Begitu penting

dan strategisnya Dana Desa, sehingga wajar apabila Dana Desa mendapat

perhatian sangat besar dari publik, karena nilai nominalnya yang relatif besar.

Sementara banyak pihak yang merasa waswas terhadap kompetensi dan

kapabilitas perangkat Desa dalam pengelolaan dana tersebut. Sepanjang tahun

2015, Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi telah mempelajari dan

mengevaluasi berbagai kekurangan dan kelemahan dalam implementasi UU Desa,

khususnya terkait Dana Desa.

Rincian alokasi Dana Desa pada APBN-P 2015 telah dipublikasikan oleh

pemerintah. Dari 33 Provinsi penerima dana desa, 5 diantaranya akan

mengantongi anggaran terbanyak Provinsi itu antara lain, Jawa Tengah (Jateng)

sebesar Rp 2,23 triliun, Jawa Timur (Jatim) Rp 2,21 triliun, Aceh akan menerima

Rp 1,71 triliun, Jawa Barat (Jabar) senilai Rp 1,59 triliun dan Sumatera Utara

sebesar Rp 1,46 triliun. Perbedaan jumlah dana desa tergantung pada jumlah

jumlah penduduk , luas wilayah , jumlah kemiskinan dan geografis .

Dana desa itu sendiri dialirkan untuk pembangunan dan pemeliharaan desa

diantaranya seperti : pembuatan jalan , prasarana kesehatan , sarana prasarana

pendidikan dan kebudayaan , sarana prasarana usaha ekonomi produktif seperti

pasar desa , lumbung desa , pembuatan pupuk , dan pengembangan ternak . Dana

desa juga mempunyai prioritas pemberdayaan masyarakat seperti pelatihan usaha

ekonomi , peningkatan kapasitas masyarakat termasuk kelompok tani , kelompok

nelayan , kelompok pengrajin dll .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


3

Kabupaten Asahan merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Utara

yang mendapat kucuran anggaran Dana Desa sebesar Rp 49 miliar lebih dari

Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) tahun 2015. Kabupaten

Asahan adalah sebuah kabupaten yang terletak di Sumatera Utara, Indonesia.

Kabupaten ini beribukotakan Kisaran dan mempunyai wilayah seluas 3732.97

km² dan terdiri dari 27 kelurahan, 177 desa dan 25 kecamatan dengan Jumlah

penduduk adalah 706.283 jiwa.

Besarnya dana yang diterima mengandung kekhawatiran banyak pihak.

Seperti kita ketahui bahwa dana desa digunakan untuk pembangunan desa dan

mampu menyelesaikan masalah kemiskinan di pedesaan , namun dikhawatirkan

justru akan menjadi lahan aparatur desa melakukan tindak pidana korupsi.

Sekretaris daerah kabupaten Asahan juga meminta kepada Camat untuk terus

melakukan pembinaan dan pengawasan kepada pemerintah Desa diwilayah

masing-masing. Maka dari itu Kepala Desa diminta segera mempelajari pedoman

dan petunjuk pengelolaan keuangan.

Penyaluran dana Desa di Kabupaten Asahan yang bersumber dari APBN

telah memiliki banyak payung hukum. Diantaranya Perbup Asahan nomor 11

Tahun 2015 tentang tata cara pengadaan barang dan jasa di Desa, Perbup Asahan

nomor 13 tahun 2015 tentang tata cara dan penetapan rincian Dana Desa setiap

Desa di Kabupaten Asahan dan sejumlah Perbup Asahan lainya. Menteri desa dan

pembangunan daerah tertinggal dan transmigrasi juga mengeluarkan Permendes

Nomor 21 tahun 2016 tentang prioritas dana desa untuk membiayai pelaksanaan

program dan kegiatan berskala lokal pembangunan desa dan pemberdayaan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


4

masyarakat. Diharapkan agar dana desa tepat sasaran dan tidak disalahgunakan

oleh aparatur desa ataupun pihak lain.

Sehubungan dengan apa yang diuraikan diatas, maka penulis tertarik untuk

mengkaji tentang “Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa Dalam Menunjang

Pembangunan Pedesaan di Kabupaten Asahan”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas , maka masalah penelitian

yaitu :

1. Bagaimana dampak dana desa bagi pembangunan desa di Kabupaten

Asahan ?

2. Bagaimanakah persepsi masyarakat tentang dana desa dengan

pembangunan desa di Kabupaten Asahan ?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menganalisis dampak kebijakan dana desa bagi Pembangunan

pedesaan di Kabupaten Asahan .

2. Untuk menjelaskan persepsi dari masyarakat terhadap pembangunan desa

di Kabupaten Asahan .

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai landasan penelitian selanjutnya dan sebagai pengetahuan yang

sangat berharga bagi peneliti tentang dana desa khususnya pemanfaatan

dana desa di kabupaten asahan .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


5

2. Sebagai sumbangan pemikiran dan masukan bagi pemerintah pusat dan

pemerintah daerah dalam mengambil kebijakan yang berhubungan dengan

Dana Desa (DD) khususnya pemerintah Kabupaten Asahan .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Desa

2.1.1 Sejarah Desa

Desa di Indonesia pertama kali ditemukan oleh Mr. Herman Warner

Muntinghe, seorang Belanda anggota Raad van Indie pada masa penjajahan

kolonial Inggris, yang merupakan pembantu Gubernur Jenderal Inggris yang

berkuasa pada tahun 1811 di Indonesia . Terbentuknya desa sebagai tempat

tinggal kelompok terutama disebabkan karena naluri alamiah untuk

mempertahankan kelompok. Didalam kelompok tersebut terjalin sendi-sendi yang

melandasi hubungan-hubungan antara sesama warga kelompok berdasarkan

hubungan kekerabatan/kekeluargaan, karena tinggal dekat dan karena kesamaan

kepentingan.

Setiap desa memiliki Sejarah berdirinya masing-masing. Setiap desa

memiliki ciri khas tersendiri yang membedakanya dengan yang lain. Ada

beberapa desa yang muncul karena daerah tersebut memiliki sumberdaya alam

yang melimpah dan ada juga yang lahir karena daerah tersebut memiliki sungai

yang besar yang bisa dijadikan sebagai lalu lintas perdagangan yang dapat

menghubungkan daerah yang satu dengan daerah yang lainya. Berdirinya suatu

desa membutuhkan proses yang lama dan berkesinambungan.

Desa telah ada sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk.

Penjelasan Pasal 18 Undang Undang Dasar Indonesia tahun 1995 (sebelum

perubahan ) yang penjelasannya berbunyi : Dalam teritorial Negara Indonesia

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7

terdapat kurang lebih 250 “zelfbesturendelandschappen” dan

volksgemeenschappen seperti desa di jawa dan bali, negeri minangkabau , dusun

dan marga di palembang dan sebagainya . Daerah-daerah ini mempunyai susunan

asli dan oleh karenanya dianggap sebagai daerah yang bersifat istimewa . Negara

Republik Indonesia menghormati kedudukan daerah-daerah yang bersifat

istimewa tersebut dan segala peraturan negara mengenai daerah-daerah itu akan

mengingati hak-hak asal usul daerah tersebut .

Pada perjalanan ketatanegaraan Republik Indonesia, desa telah

berkembang dalam berbagai bentuk, sehingga perlu dilindungi dan diberdayakan

agar menjadi kuat, maju, mandiri, dan demokratis sehingga dapat menciptakan

landasan yang kuat dalam melaksanakan Pemerintahan dan membangun

masyarakat yang adil, makmur, dan sejahtera. Dalam Undang-Undang Nomor 32

Tahun 2004 dijelaskan bahwa pemberian kewenangan otonomi daerah kepada

Kabupaten/Kota didasarkan atas desentralisasi dalam wujud otonomi yang luas,

nyata dan bertanggung jawab. Otonomi daerah merupakan hak, wewenang dan

kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan

pemerintahan dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan

perundang-undangan. Hal ini lebih ditegaskan pada Peraturan Pemerintah Nomor

72 Tahun 2005 yang menjelaskan bahwa desa adalah kesatuan masyarakat hukum

yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan

mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat

istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara

Kesatuan Republik Indonesia. Di era otonomi daerah terutama pasca reformasi,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


8

posisi desa mengalami dinamika terutama dalam posisi dengan Pemerintah di

level atas. Pada konteks ini relasi desa mengarah pada Pemerintah Kabupaten,

Pemerintah Provinsi, maupun Pemerintah Pusat.

2.1.2 Pengertian Desa

Penjelasan resmi pasal 1, UU 1948/22 menyatakan bahwa desa

dimaksudkan daerah yang terdiri dari satu atau lebih dari satu (disumatera: negeri,

marga, dan sebagainya) yang digabungkan hingga merupakan suatu daerah yang

mempunyai syarat-syarat cukup untuk berdiri menjadi daerah otonom yang

berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri, sebab desa atau kota

kecil itu adalah pemerintahan daerah-daerah yang terbawah. Sebenarnya desa juga

adalah suatu hasil perpaduan antara kegiatan sekelompok manusia dengan

lingkungannya. Hasil dari perpaduan itu ialah suatu wujud atau kenampakan

dimuka bumi yang ditimbulkan oleh unsur-unsur fisiografi, sosial, ekonomi,

politik, kultural yang saling berinteraksi antar unsur tersebut dan juga dalam

hubungannya dengan daerah lain. Selain dari itu Menurut Bintarto ada beberapa

unsur desa yang lain :

a. Daerah, dalam arti tanah-tanah yang produktif dan yang tidak, beserta

penggunaannya termasuk juga unsur lokasi, luas dan batas yang

merupakan lingkungan geografi setempat.

b. Penduduk, adalah hal yang meliputi jumlah, pertambahan, kepadatan,

persebaran, dan mata pencaharian penduduk desa setempat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


9

c. Tata kehidupan, dalam hal ini pola tata pergaulandan ikatan ikatan

pergaulan warga desa. Jadi, menyangkut seluk-beluk kehidupan

masyarakat desa.

Ketiga unsur desa ini tidak lepas satu sama lain, artinya tidak berdiri

sendiri melainkan merupakan suatu kesatuan.

Berikut ada beberapa pengertian desa yang diungkapkan para ahli :

a. Menurut R. Bintarto desa adalah perwujudan atau kesatuan geografi,

sosial, ekonomi, politik, serta kultural yang terdapat di suatu daerah

dalam hubungan dan pengaruhnya secara timbal balik dengan daerah

lain.

b. Menurut Sutardjo Kartohadikusumo bahwa desa ialah suatu kesatuan

hukum dimana bertempat tinggal suatu masyarakat yang berkuasa

mengadakan pemerintahan sendiri.

c. Menurut R.H. Unang Soenardjo, desa adalah suatu kesatuan

masyarakat berdasarkan adat dan hukum adat yang menetap dalam

suatu wilayah yang tertentu batas-batasnya; memiliki ikatan lahir dan

batin yang sangat kuat, baik karena seketurunan maupun karena sama-

sama memiliki kepentingan politik, ekonomi, sosial dan keamanan;

memiliki susunan pengurus yang dipilih bersama; memiliki kekayaan

dalam jumlah tertentu dan berhak menyelenggarakan urusan rumah

tangga sendiri.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


10

2.1.3 Karakteristik Desa

Wilayah pedesaan pada umumnya masih di asosiasikan sebagai daerah

yang berlokasi didaerah pedalaman, jauh dari lingkungan perkotaan dan memiliki

keterikatan yang kuat terhadap kehidupan tradisional. Dalam masyarakat desa

berlaku keteraturan kehidupan sosial yang mencakup kegiatan-kegiatan ekonomi,

keagamaan, politik, dan hukum yang sesuai dengan lingkungan hidup setempat.

Karakteristik wilayah kawasan pedesaan masih lebih bersifat alamiah, belum

banyak yang tersentuh oleh teknologi modern dan perkembangan pembangunan.

Selain sebagai lahan pemukiman penduduk, sebagian wilayah desa terdiri atas

lahan pertanian, perkebunan atau tertutup oleh sebagian hutan alami, baik itu

diwilayah desa yang memiliki letak di wilayah pantai, dataran rendah maupun

dataran tinggi. Kehidupan masyarakat pedesaan dicirikan oleh kegiatan yang pada

umumnya bercorak agraris. Aktivitas kesehariannya masih didominasi oleh

pengaruh lingkungan alam. Dengan kata lain, pengaruh lingkungan atau kondisi

alam setempat masih sangat kuat mewarnai tatanan dan pola hidup penduduk

desa. Secara khusus beberapa karakteristik sosial masyarakat desa menurut

Soejono Soekanto antara lain : Warga desa memliki hubungan kekerabatan yang

kuat karena umumnya berasal dari satu keturunan, Corak kehidupan bersifat

gemeinschaft yaitu diikat oleh sistem kekeluargaan yang kuat, Sebagian besar

penduduk bekerja pada sektor agraris(pertanian, perkebunan, peternakan, maupun

perikanan), Cara bertani masih relatif sederhana atau tradisional sehingga

sebagian besar hasilnya masih di peruntukkan bagi kebutuhan hidup sehari-hari,

Sifat gotong royong masih cukup tampak dalam kehidupan sehari-hari penduduk

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


11

desa, golongan tertua dikampung atau ketua adat masih memegang peranan

penting dan memiliki kharisma besar dimasyarakat sehingga dalam musyawarah

atau proses pengambilan keputusan orang-orang tersebut sering kali dimintai

saran atau petuah, Pada umumnya sebagian masyarakat masih memegang norma-

norma agama yang cukup kuat. Seiring dengan berjalannya waktu dan

berkembangnya ilmu pengetahuan serta teknologi tentu saja saat ini banyak desa

yang telah mengalami perubahan. Komunikasi dengan wilayah kota pun mulai

tampak terjalin dan penduduk desa makin menyadari bahwa komunikasi dengan

perkotaan itu sangat penting.

2.1.4 Ciri – Ciri Desa

Adapun ciri-ciri desa secara umum adalah :

a. Pembangunan di desa relatif lambat.

b. Hampir semua masyarakat desa hidup dari usaha pertanian dengan skala

usaha yang kecil. Walaupun sebagian besar masyarakat bermata

pencaharian sebagai petani / agraris, namun sebenarnya mata pencaharian

masyarakat desa sangat dipengaruhi oleh faktor alam yang ada.

Berdasarkan mata pencahariannya, desa dapat dibedakan menjadi : desa

nelayan, desa agraris, desa perkebunan, desa peternakan, desa industri dan

sebagainya.

c. Corak kehidupan didesa berdasarkan pada ikatan kekeluargaan yang erat.

Masyarakat merupakan gemeinschafet yang memiliki unsur gotong royong

yang kuat. Faktor lingkungan geografis memberi pengaruh juga terhadap

gotong royong diantaranya :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


12

1. Faktor topografi setempat yang memberikan suatu ajang hidup dan

suatu bentuk adaptasi kepada penduduk.

2. Faktor iklim yang dapat memberikan pengaruh positif maupun negatif

terhadap penduduk terutama petani.

3. Faktor bencana alam seperti letusan gunung , gempa , banjir ,dsbnya

d. Orientasi pembangunan di desa lebih diwarnai oleh adat, tradisi dan

kekeluargaan.

e. Perekonomian desa sangat dipengaruhi oleh musim, bencana hama,

penyakit, kekeringan dan juga lainnya.

f. Di pedesaan, adat dan tradisi masih terbentuk dan berkembang secara

turun-temurun.

g. Dan lain-lain

2.1.5 Kewenangan Desa

Untuk menunjang kemandirian desa maka desa perlu diberikan

kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya. Adapun

menurut RUU Pemerintah, kewenangan desa meliputi : (1) Kewenangan yang

sudah ada berdasarkan hak asal usul desa dan kewenangan lokal berskala desa

yang diakui kabupaten/kota. (2) Kewenangan Pemerintah Pusat, Pemerintah

Provinsi dan Kabupaten/kota yang dilimpahkan pelaksanaannya kepada desa

sebagai lembaga dan kepada kepala desa sebagai penyelenggara pemerintah desa

juga dibantu oleh BPD dan perangkat desa. Adapun perangkat desa lainnya terdiri

dari :

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


13

1. Sekretaris Desa

2. Pelaksana teknis Lapangan

3. Unsur kewilayahan

Badan Permusyawaratan desa (BPD) merupakan lembaga perwujudan

demokrasi dalam penyelenggaraan pemerintahan desa. Anggota BPD

terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku adat, golongan profesi,

pemuka agama, atau tokoh masyarakat lainnya. Adapun wewenang

BPD antara lain :

a. Membahas rancangan peraturan desa bersama kepala desa

b. Melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan peraturan desa

dan peraturan kepala desa.

c. Mengusulkan pengangkatan dan pemberhentian kepala desa

d. Membentuk panitia pemilihan kepala desa

e. Menggali, menampung, menghimpun, merumuskan dan

menyalurkan aspirasi masyarakat.

2.2 Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)

Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah suatu daftar

yang secara sistematis memuat sumber-sumber penerimaan negara dan alokasi

pengeluaran negara dalam jangka waktu tertentu. APBN juga merupakan

instrumen untuk mengatur pengeluaran dan pendapatan negara dalam rangka

membiayai pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan pembangunan, meningkatkan

pendapatan nasional, mencapai stabilitas perekonomian dan menentukan arah

serta prioritas pembangunan secara umum.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


14

Adapun fungsi APBN yaitu :

1. Fungsi otorisasi, berarti bahwa anggaran negara menjadi dasar untuk

melaksanakan pendapatan dan belanja pada tahun yang bersangkutan.

Dengan demikian pembelanjaan dan pendapatan dapat dipertanggung

jawabkan kepada rakyat.

2. Fungsi perencanaan, berarti bahwa anggaran negara dapat menjadi

pedoman bagi negara untuk merencanakan kegiatan pada tahun tersebut.

3. Fungsi pengawasan, berati bahwa anggaran negara harus menjadi

pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintah

negara sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan. Dengan demikian

akan mudah bagi rakyat untuk menilai apakah tindakan pemerintah

menggunakan uang negara untuk keperluan tertentu itu benar atau tidak.

4. Fungsi alokasi, berarti bahwa anggaran negara harus diarahkan untuk

mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya serta

meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian.

5. Fungsi distribusi, berarti bahwa kebijakan anggaran negara harus

memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

6. Fungsi stabilisasi, berarti bahwa anggaran pemerintah menjadi alat untuk

memelihara dan mengupayakan keseimbangan fundamental

perekonomian.

Pemerintah mengajukan Rancangan APBN dalam bentuk RUU tentang

APBN kepada DPR dan setelah melalui pembahasan, DPR menetapkan Undang-

Undang tentang APBN selambat-lambatnya 2 bulan sebelum tahun anggaran

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


15

dilaksanakan. Pelaksanaan APBN dituangkan lebih lanjut dengan Peraturan

Presiden.

2.3 Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD)

APBD adalah rencana keuangan tahunan Pemerintahan Daerah yang

dibahas dan disetujui bersama antara Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan

Rakyat Daerah (DPRD) , dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah . APBD

disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan dan kemampuan

keuangan daerah . Pengertian APBD menurut M.Suparmoko adalah anggaran

yang memuat daftar pernyataan rinci tentang jenis dan jumlah penerimaan, jenis

dan jumlah pengeluaran negara yang diharapkan dalam jangka waktu satu tahun

tertentu (Murbanto, 2016).

Proses penyusunan APBD sebelum otonomi daerah berbeda dengan

setelah era otonomi daerah . Penyusunan APBD sebelum otonomi daerah tidak

melibatkan masyarakat secara langsung terhadap program atau kegiatan yang akan

dilaksanakan sehingga aspirasi masyarakat kurang mendapat perhatian . Namun

setelah era otonomi daerah , penyusunan APBD lebih mengutamakan program

dan kegiatan yang benar-benar dibutuhkan oleh rakyat di daerah yang

bersangkutan untuk memecahkan masalah yang dihadapi dan mengembangkan

potensi lokal di daerahnya . APBD disusun dengan pendekatan kinerja yaitu suatu

sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output

dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan . Jumlah pendapatan

yang dianggarkan dalam APBD merupakan perkiraan yang terukur secara rasional

yang dapat tercapai untuk setiap sumber pendapatan .

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


16

2.4 Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes)

Anggaran pendapatan dan belanja desa (APBDes) adalah peraturan desa

yang memuat sumber-sumber penerimaan dan alokasi pengeluaran desa dalam

kurun waktu satu tahun. APBDes terdiri atas bagian pendapatan Desa, belanja

Desa dan pembiayaan. Rancangan APBDes dibahas dalam musyawarah

perencanaan pembangunan desa. penyusunan APBDes berdasar pada RKPDesa,

yaitu rencana pembangunan tahunan yang ditetapkan dengan Peraturan Desa

(Perdes). APBDes yang ditetapkan dengan Peraturan Desa atau Perdes,

merupakan dokumen rencana kegiatan dan anggaran yang memiliki kekuatan

hukum. Adapun Ketentuan Penyusunan APBDes :

a. APBDes disusun berdasarkan RKPDesa yang telah ditetapkan dengan

Perdes.

b. APBDes disusun untuk masa 1 (satu) tahun anggaran, terhitung mulai 1

Januari sampai 31 Desember tahun berikutnya.

c. Prioritas Belanja Desa disepakati dalam Musyawarah Desa dan

Musyawarah Perencanaan Pembangunan Desa berdasarkan pada penilai

kebutuhan masyarakat.

d. Rancangan APBDes harus dibahas bersama dengan Badan

Permusyawaratan Desa (BPD).

e. APBDes dapat disusun sejak bulan September dan harus ditetapkan

dengan Perdes, selambat-lambatnya pada 31 Desember pada tahun yang

sedang dijalani.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


17

Dalam Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa, disebutkan

bahwa APBDes memuat tiga hal yakni Pendapatan Desa, Belanja Desa dan

Pembiayaan Desa.

1. Pendapatan Desa

Semua penerimaan uang melalui rekening desa yang merupakan hak desa

dalam satu tahun anggaran yang tidak perlu dibayar kembali oleh desa.

Ada tiga jenis pendapatan desa yakni pendapatan asli desa, dana transfer

dan pendapatan lain-lain:

a. Pendapatan Asli Desa (PAD)

Meliputi hasil usaha, hasil aset, swadaya, partisipasi, gotong royong,

dan lain-lain pendapatan asli desa. Hasil usaha desa dapat merujuk

pada Badan Usaha Milik Desa dan tanah kas desa. Sementara hasil aset

antara lain tambatan perahu, pasar desa, tempat pemandian umum,

jaringan irigasi.

Ada baiknya, sebelum merancang RAPB Desa, pemerintah desa

bersama masyarakat mengidentifikasi aset dan potensi desa. Hal ini

dilakukan untuk mengetahui dan mendapatkan data tentang potensi

penerimaan desa yang diperoleh dari pengelolaan aset dan potensi

desa. Sehingga, dalam penyusunan APBDes bisa didasarkan pada data

yang disusun bersama masyarakat.

b. Dana Transfer

1. Dana Desa bersumber dari belanja pusat dengan mengefektifkan

program berbasis desa secara merata dan berkeadilan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


18

2. Bagi hasil pajak dan retribusi dari Daerah Kabupaten/Kota (paling

sedikit 10 persen dari pajak dan retribusi daerah).

3. Alokasi Dana Desa (paling sedikit 10 persen dari dana

perimbangan yang diterima kabupaten/kota dalam anggaran APBD

setelah dikurangi Dana Alokasi Khusus).

4. Bantuan Keuangan dari APBD Provinsi.

5. Bantuan Keuangan dari APBD Kabupaten/Kota.

c. Pendapatan lain-lain

Hibah dan sumbangan dari pihak ketiga yang tidak mengikat dan

Pendapatan lain-lain yang sah.

2. Belanja Desa

Meliputi semua pengeluaran dari rekening desa yang merupakan

kewajiban desa dalam satu tahun anggaran yang tidak akan diperoleh

pembayarannya kembali oleh desa. Belanja Desa dipergunakan dalam

rangka mendanai penyelenggaraan kewenangan desa. Klasifikasi belanja

desa terdiri atas kelompok:

a. Penyelenggaraan pemerintahan desa.

b. Pelaksanaan pembangunan desa.

c. Pembinaan kemasyarakatan desa.

d. Pemberdayaan masyarakat desa.

e. Belanja tak terduga.

Kelompok belanja di atas dibagi dalam kegiatan sesuai dengan kebutuhan

desa yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintahan Desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


19

(RPKDesa). Di masing-masing kegiatan tersebut kemudian diperinci

berdasarkan jenis belanja, antara lain:

a. Belanja pegawai.

b. Belanja barang dan jasa.

c. Belanja modal.

3. Pembiayaan Desa

Meliputi semua penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau

pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang

bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pembiayaan

desa terdiri atas kelompok:

a. Penerimaan pembiayaan: Sisa lebih perhitungan anggaran (Silpa tahun

sebelumnya), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan desa

yang dipisahkan.

b. Pengeluaran pembiayaan: pembentukan dana cadangan dan penyertaan

modal desa.

Pembentukan dana cadangan ditetapkan melalui peraturan desa. Dalam

penganggaran dana cadangan tidak boleh melebihi tahun akhir masa

jabatan Kepala Desa. Peraturan desa tentang dana cadangan sekurang-

kurangnya memuat:

a. Penetapan tujuan pembentukan dana cadangan;

b. Program dan kegiatan yang akan didanai dari dana cadangan;

c. Besaran dan rincian tahunan dana cadangan yang harus dianggarkan;

d. Sumber dana cadangan; dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


20

e. Tahun anggaran pelaksanaan dana cadangan.

2.5 Dana desa

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2016 tentang desa , desa

diberikan kewenangan untuk mengatur dan mengurus kewenangannya sesuai

dengan kebutuhan . Hal itu berarti dana desa akan digunakan untuk mendanai

keseluruhan kewenangan desa sesuai dengan kebutuhan dan prioritas dana desa

tersebut . Dana desa merupakan dana yang bersumber dari anggaran pendapatan

dan belanja negara yang diperuntukkan bagi desa yang di transfer melalui

anggaran pendapatan dan belanja daerah kabupaten/kota dan digunakan untuk

membiayai penyelenggaraan pemerintahan,pelaksanaan pembangunan,pembinaan

kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat . Pemerintah menganggarkan

dana desa secara nasional dalam APBN setiap tahunnya yang bersumber dari

belanja pemerintah dengan mengefektifkan program yang berbasis desa secara

merata dan berkeadilan .

Dalam peraturan menteri juga telah diatur bahwa Dana Desa diprioritaskan

untuk membiayai pelaksanaan program dan kegiatan berskala lokal Desa bidang

Pembangunan Desa dan Pemberdayaan Masyarakat Desa. Prioritas Penggunaan

Dana Desa didasarkan pada prinsip-prinsip: Keadilan, dengan mengutamakan hak

atau kepentingan seluruh warga desa tanpa membeda-bedakan; Kebutuhan

Prioritas, dengan mendahulukan yang kepentingan Desa yang lebih mendesak,

lebih dibutuhkan dan berhubungan langsung dengan kepentingan sebagian besar

masyarakat Desa; dan Tipologi Desa, dengan mempertimbangkan keadaan dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


21

kenyataan karakteristik geografis, sosiologis, antropologis, ekonomi, dan ekologi

desa yang khas, serta perubahan atau perkembangan kemajuan desa.

Dalam rangka mewujudkan pengelolaan dana desa yang tertib , transparan

, akuntabel dan berkualitas , Pemerintah dan kabupaten/kota diberi kewenangan

untuk dapat memberikan sanksi berupa penundaan penyaluran dana desa dalam

hal laporan penggunaan dana desa yang terlambat/tidak disampaikan . Disamping

itu , pemerintah dan kabupaten/kota juga dapat memberikan sanksi berupa

pengurangan dana desa apabila penggunaan dana tersebut tidak sesuai dengan

prioritas penggunaan dana desa , pedoman umum , pedoman teknis kegiatan atau

terjadi penyimpanan uang dalam bentuk deposito lebih dari 2 (dua) bulan .

Alokasi anggaran untuk dana desa ditetapkan sebesar 10% (sepuluh perseratus).

2.5.1 Dasar Hukum Dana Desa

1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 6 tahun 2014 tentang desa.

2. Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa bersumber

dari APBN.

3. Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang

Pengelolaan Keuangan Desa

4. Peraturan Menteri Desa Nomor 5 tahun 2015 tentang Penetapan prioritas

penggunaan Dana Desa tahun 2015.

5. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 tahun 2016 tentang tata cara

pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan Evaluasi Dana

Desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


22

6. Peraturan Pemerintah Dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang

pedoman pembangunan desa.

2.5.2 Tujuan Dana Desa

Adapun tujuan dari dana desa itu sendiri yaitu :

1. Mempercepat pertumbuhan dan pembangunan Desa dalam rangka

mengatasi berbagai persoalan yang selama ini ada.

2. Mengembangkan kualitas dan kesejahteraan masyarakatnya karena

Masyarakat desa yang berkualitas tentu menjadi input yang bermanfaat

baik bagi desa itu sendiri maupun bagi daerah lainnya.

3. Meningkatkan pemerataan pendapatan dan pemerataan pembangunan .

2.5.3 Pengalokasian Dana Desa

1. Dana desa setiap kabupaten/kota di alokasikan berdasarkan perkalian

antara jumlah desa disetiap kabupaten/kota dan rata-rata dana desa setiap

provinsi.

2. Rata-rata Dana Desa setiap provinsi dialokasikan berdasarkan jumlah desa

dalam provinsi yang bersangkutan serta jumlah penduduk kabupaten/kota,

luas wilayah, angka kemiskinan, dan tingkat kesulitan geografis

kabupaten/kota.

3. Jumlah penduduk, luas wilayah, dan angka kemiskinan dihitung dengan

bobot : 30% untuk jumlah penduduk , 20% untuk luas wilayah, dan 50%

untuk angka kemiskinan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


23

4. Tata cara pembagian dan penetapan besaran Dana Desa setiap desa

ditetapkan dengan peraturan bupati/walikota yang disampaikan kepada

Menteri dengan tembusan gubernur.

2.5.4 Penggunaan Dana Desa

1. Bidang Pembangunan Desa

Penggunaan Dana Desa untuk pembangunan desa bertujuan untuk

meningkatkan kesejahteraan masyarakat, peningkatan kualitas hidup, serta

penanggulangan kemiskinan. Untuk itu, penggunaan Dana Desa untuk

pembangunan desa diarahkan pada program-program seperti:

a. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan infrastruktur atau

sarana dan prasarana fisik untuk penghidupan, termasuk ketahanan

pangan dan permukiman;

b. Pembangunan, pengembangan, dan pemeliharaan sarana dan prasarana

kesehatan masyarakat;

c. Pembangunan, pengembangan dan pemelliharaan sarana dan prasarana

pendidikan, sosial dan kebudayaan;

d. Pengembangan usaha ekonomi masyarakat, meliputi pembangunan

dan pemeliharanaan sarana produksi dan distribusi;

e. Pembangunan dan pengembangan sarana prasarana energi terbarukan

serta kegiatan pelestarian lingkungan hidup.

2. Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa

Penggunaan Dana Desa dibidang pemberdayaan masyarakat desa

bertujuan untuk meningkatkan kapasitas warga dalam pengembangan wirausaha,

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


24

peningkatan pendapatan, serta perluasan skala ekonomi individu warga, kelompok

masyarakat, antara lain:

a. Peningkatan investatsi ekonomi desa melalui pengadaan,

pengembangan atau bantuan alat-alat produksi, permodalan, dan

peningkatan kapasitas melalui pelatihan dan pemagangan;

b. Dukungan kegiatan ekonomi baik yang dikembangkan oleh BUMDesa

atau BUMDesa Bersama, maupun oleh kelompok dan/atau lembaga

ekonomi masyarakat desa lainnya;

c. Bantuan peningkatan kapasitas untuk program dan kegiatan ketahanan

pangan Desa;

d. Pengorganisasian masyarakat, fasilitasi dan pelatihan paralegal dan

bantuan hukum masyarakat desa, termasuk pembentukan kader

pemberdayaan masyarakat desa dan pengembangan kapasitas ruang

belajar masyarakat di desa;

e. Promosi dan edukasi kesehatan masyarakat serta gerakan hidup bersih

dan sehat, termasuk peningkatan kapasitas pengelolaan

Posyandu,Poskesdes, Polindes dan ketersediaan atau keberfungsian

tenaga medis/swamedikasi di desa;

f. Dukungan terhadap kegiatan pengelolaan Hutan/Pantai/Desa dan

Hutan/Pantai Kemasyarakatan;

g. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat untuk energi terbarukan

dan pelestarian lingkungan hidup; dan/atau

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


25

h. Bidang kegiatan pemberdayaan ekonomi lainnya yang sesuai dengan

analisa kebutuhan desa dan telah ditetapkan dalam musyawarah desa.

2.5.5 Pengawasan Dana Desa

Pemerintah Pusat melakukan pemantauan dan evaluasi atas pengalokasian

dan penggunaan dana desa. Pemantauan ini dilakukan terhadap penerbitan

peraturan bupati/walikota mengenai tatacara pembagian dan penetapan besaran

dana desa, penyaluran dana desa dari RKUD (Rekening kas umum daerah) ke

RKD (Rekening kas daerah), laporan realisasi penyaluran dan konsolidasi

penggunaan dana desa dan sisa dana desa. Sedangkan evaluasi dilakukan terhadap

penghitungan pembagian besaran dana desa setiap desa oleh kabupaten/kota, dan

juga realisasi penggunaan dana desa. Pengawasan yang berasal dari desa

dilakukan oleh BPD dan Masyarakat desa.Pihak Kecamatan juga akan melakukan

monitoring semua desa dalam penggunaan dana desa.

2.6 Penelitian Terdahulu

Berikut adalah penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian ini :

Dini (2010) melakukan penelitian tentang “Hubungan Alokasi Dana Desa Dengan

Pembangunan Desa di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat”. Hasil dari

penelitian ini menunjukkan alokasi dana desa memiliki hubungan yang positif

dengan pembangunan desa di kecamatan Stabat dan persepsi masyarakat terhadap

dana alokasi desa memiliki pengaruh yang siginifikan terhadap pembangunan

desa di Kecamatan Stabat.

Kajian lainnya dilakukan oleh Nurliana (2013) yang melakukan penelitian

tentang “Pengelolaan Alokasi Dana Desa dalam Pembangunan Fisik di Desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


26

Sukomulyo Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Pasar Utara”. Hasil Penelitian

menunjukkan bahwa pada proses perencanaan pengelolaan Alokasi Dana Desa

dalam pembangunan fisik di desa Sukomulyo, pemerintah desa telah melibatkan

masyarakat desa dalam penyusunan rencana kegiatan dan penentuan kebijakan

penggunaan Alokasi Dana Desa, Namun karena keterbatasan kemampuan sumber

daya manusia aparatur pemerintah daerah terhadap perencanaan pengelolaan

Alokasi Dana Desa sehingga pelaksanaan pembangunan fisik masih kurang dan

membuat bangunan fisik kurang tepat sasaran.

Hargono (2010) melakukan penelitian dengan judul Efektifitas Penyaluran

Alokasi Dana Desa Pada Empat desa di Kabupaten Karangasem Propinsi Bali.

Hasil penelitian menyatakan analisa yang dilakukan di empat desa pada empat

kecamatan yang berbeda di Kabupaten Karangasem, Bali menunjukkan bahwa

penyaluran Alokasi Dana Desa di empat desa tersebut belum mencapai efektifitas

yang optimal. Hasil yang diperoleh bahwa besarnya Alokasi Dana Desa yang

diberikan ke setiap desa tidak menggunakan formula yang ditentukan dengan

pembobotan tujuh variabel penting desa, tetapi menggunakan pembagian total

jumlah desa di Kabupaten untuk penentuan ADDM (ADD Merata) dan

pembagian total jumlah banjar dinas untuk penentuan ADDP (ADD

Proporsional). Hasil perhitungan ini dianggap tidak adil bagi Desa, sehingga

menimbulkan ketidakefektifan penyaluran ADD. Pemanfaatan ADD tidak

disalurkan pada bidang-bidang yang dapat menggerakkan ekonomi desa.

Penelitian senada juga dilakukan oleh I wayan saputra (2016) dengan

judul Efektivitas pengelolaan Alokasi Dana Desa pada desa Lembean

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


27

Kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli tahun 2009-2014. Hasil dari

penelitian : 1) Efektivitas pengelolaan alokasi dana desa pada desa Lembean,

kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli tahun 2009 sampai dengan 2014

berada pada kategori efektif, karena tingkat efektivitas tiap tahun berada pada

angka 90%-100% (efektif). Tingkat efektivitas masing-masing tahun yaitu

2009 (98,89%), 2010 (100%), tahun 2011(100%), tahun 2012(89,24%), tahun

2013(100%), dan tahun 2014 (99,57%).2) Adapun hambatan yang dialami

oleh pemerintah desa dalam merealisasi alokasi dana desa pada desa

Lembean, kecamatan Kintamani, kabupaten Bangli yaitu a) pemahaman

masyarakat terhadap ADD , b) terjadinya miss komunikasi antar unit kerja

baik dalam internal pemerintah desa, pemerintah dengan maasyarakat, dan

pemerintah dengan stakeholders., dan c) pencairan alokasi dana desa yang

tidak tepat. 3)Untuk menanggulangi hambatan dalam merealisasi alokasi dana

desa dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu a) mengadakan pelatihan

tentang alokasi dana desaa untuk masayarakat dan aparatur pemerintah desa,

b) meningkatkan koordinasi antar unit kerja, c) membuat anggaran untuk dana

cadangan program.

Listiyani (2016) melakukan penelitian tentang “Efektivitas Implementasi

Kebijakan Penggunaan Dana Desa Tahun Anggaran 2015 di Desa Gunungpring

Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang”. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

implementasi kebijakan penggunaan dana desa tahun angaran 2015 cukup efektif.

Efektivitas didasarkan pada 4 ketepatan, yaitu: (1) ketepatan kebijakan dilihat

daripencapaian peeningkatan pembangunan desa, dan kesesuaian perumusan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


28

kebijakan padaaktor yang tepat dan dasar-dasar yang tepat, (2) ketepatan

pelaksana dilihat dari telahdiimplementasikannya kebijakan oleh aktor yang

sesuai dengan sifat kebijakannya, (3) ketepatan target dilihat dari kondisi target

yang diintervensi sangat mendukung, dan (4) ketepatan lingkungan meliputi

lingkungan internal dengan adanya interaksi baik antaraktor perumus kebijakan,

dan lingkungan eksternal dengan adanya persepsi baik danadanya lembaga

strategis yang berperan penting dalam implementasi.

Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Hasil Penelitian


1 Dini Hubungan Hasil dari penelitian ini
(2010) Alokasi Dana menunjukkan alokasi dana desa
Desa Dengan memiliki hubungan yang positif
Pembangunan dengan pembangunan desa di
Desa di Kecamatan Stabat dan persepsi
Kecamatan masyarakat terhadap dana alokasi
Stabat desa memiliki pengaruh yang
Kabupaten signifikan terhadap pembangunan
Langkat desa di Kecamatan Stabat.

2 Nurlian Pengelolaan Hasil penelitian menunjukkan


a Alokasi Dana bahwa pada proses perencanaan
(2013) Desa (ADD) pengelolaan Alokasi Dana Desa
Dalam (ADD) dalam pembangunan fisik
Pembangunan di desa Sukomulyo, pemerintah
Fisik di Desa desa telah melibatkan masyarakat
Sukomulyo desa dalam penyusunan rencana
Kecamatan kegiatan dan penentuan kebijakan
Sepaku pengunaan Alokasi Dana Desa
Kabupaten (ADD), namun karena keterbatasan
Penajam Pasar kemampuan Sumber Daya Manusia
Utara (SDM) aparatur pemerintah daerah
terhadap perencanaan pengelolaan
Alokasi Dana Desa (ADD)
sehingga pelaksanaan
pembangunan fisik masih kurang
dan membuat bangunan fisik

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


29

kurang tepat sasaran.

3 Hargon Efektifitas Hasil yang diperoleh bahwa


o Penyaluran besarnya Alokasi Dana Desa yang
(2010) Alokasi Dana diberikan ke setiap desa tidak
Desa Pada menggunakan formula yang
Empat desa di ditentukan dengan pembobotan
Kabupaten tujuh variabel penting desa, tetapi
Karangasem menggunakan pembagian total
Propinsi Bali jumlah desa di Kabupaten untuk
penentuan ADDM (ADD Merata)
dan pembagian total jumlah banjar
dinas untuk penentuan ADDP
(ADD Proporsional). Hasil
perhitungan ini dianggap tidak adil
bagi Desa, sehingga menimbulkan
ketidakefektifan penyaluran ADD.
Pemanfaatan ADD tidak
disalurkan pada bidang-bidang
yang dapat menggerakkan
ekonomi desa.

4 I wayan Efektivitas Efektivitas pengelolaan alokasi


saputra pengelolaan dana desa pada desa Lembean,
(2016) Alokasi Dana kecamatan Kintamani,
Desa pada desa kabupaten Bangli tahun 2009
Lembean sampai dengan 2014 berada
Kecamatan pada kategori efektif, karena
Kintamani, tingkat efektivitas tiap tahun
kabupaten berada pada angka 90%-100%
Bangli tahun (efektif).
2009-2014
5 Listiyan Efektivitas Hasil penelitian menunjukkan
i (2016) Implementasi bahwa implementasi kebijakan
Kebijakan penggunaan dana desa tahun
Penggunaan angaran 2015 cukup efektif
Dana Desa
Tahun
Anggaran 2015
di Desa
Gunungpring
Kecamatan
Muntilan
Kabupaten
Magelang

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


30

2.7. Kerangka Konseptual

Objek dari penelitian ini adalah dana desa di Kecamatan Bandar Pulau,

Aek Songsongan dan Kecamatan Pulau Rakyat, Kabupaten Asahan. Spesifikasi

dalam penelitian ini adalah menganalisis kebijakan dana desa dalam

pembangunan pedesaan. Berdasarkan beberapa teori, maka dapat diungkapkan

suatu kerangka berfikir yang berfungsi sebagai penuntun, alur berfikir dan sebagai

dasar dalam penelitian :

DANA DESA

PERENCANAAN PELAKSANAAN EVALUASI TRANSPARANSI

PEMBANGUNAN PEMBERDAYAAN

PRASARANA MASYARAKAT

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB III
METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif dengan menggunakan penelitian survei. Dalam penelitian ini , informasi

dikumpulkan dari responden yaitu kepala desa , badan perwakilan desa dan juga

masyarakat.

3.2 Waktu dan Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu (September 2016) untuk

melihat perbedaan kondisi fisik (infrastruktur) dan ekonomi masyarakat pedesaan

setelah program dana desa berjalan selama satu tahun. Lokasi penelitian

dilaksanakan di tiga kecamatan menurut lokasi yaitu daerah yang jauh dari

perkotaan yaitu kecamatan pulau rakyat , kecamatan aek songsongan dan

kecamatan bandar pulau.

3.3 Jenis Data

Data dan informasi mengenai efektivitas dana desa bagi pembangunan

ekonomi di pedesaan di kabupaten Asahan didasarkan pada dua jenis data yaitu

data primer dan data sekunder. Untuk data primer dan dalam penelitian ini

diperoleh langsung dari lokasi riset dengan mengumpulkan dari berbagai sumber

yang terdiri dari kepala desa , badan perwakilan desa dan masyarakat desa.

Sedangkan data sekunder diperoleh melalui hasil studi keputusan maupun

publikasi resmi dari berbagai instansi. Data ini bersumber dari jurnal-jurnal

31

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


32

penelitian serta publikasi dari bappeda, badan pemberdayaan masyarakat desa

provinsi dan kabupaten, badan pusat statistik dan lainnya.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan metode sebagai berikut :

1. Observasi yaitu pengamatan langsung ke desa di Kabupaten yang menjadi

subjek penelitian.

2. Wawancara yaitu tanya jawab secara langsung kepada kepala desa, badan

permusyawaratan desa, dan juga masyarakat desa bersamaan dengan

pengisian kuisioner.

3. Dokumentasi yaitu catatan atau dokumen resmi tertulis serta foto

pengisian kuisioner dengan pihak yang terkait.

4. Studi kepustakaan data dan informasi yang menyangkut masalah yang

diteliti dengan mempelajari dan menelaah buku, majalah atau surat kabar

dan bentuk tulisan lainnya yang ada referensinya dengan masalah yang

diteliti.

5. Kuisioner yaitu pengumpulan data dengan menyebarkan pertanyaan dalam

bentuk angket kepada responden untuk memperoleh data sesuai dengan

permasalahan peneliti yang akan dikembangkan.

3.5 Populasi dan Sampel

Dalam penelitian ini, populasi yang digunakan adalah jumlah penduduk di

Kabupaten Asahan. Adapun jumlah Penduduk pada daerah tersebut sebagai

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


33

Tabel 3.1
Jumlah Penduduk Pada Daerah Penelitian

No Kecamatan Jumlah Penduduk

1 Bandar Pulau 19.934

2 Aek Songsongan 3.853

3 Pulau Rakyat 33.049

Jumlah 56.836

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive

sampling yaitu teknik sampling yang paling sering digunakan dan metode ini

menggunakan kriteria yang telah dipilih oleh peneliti dalam memilih sampel, dan

dalam penelitian ini kriterianya adalah penduduk yang tempat tinggalnya paling

dekat dengan balai desa . Dari 56.836 rumah tangga yang menjadi populasi

penelitian, jumlah sampel ditentukan dengan rumus slovin. Adapun jumlah

sampel penelitian adalah sebagai berikut:

n = jumlah sampel
N = jumlah populasi
e = margin error (10%)

= 99,82

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


34

Dari hasil hitung 99,82 maka jumlah sampel akan digenapkan menjadi 100.

Sampel dalam penelitian sebanyak 100 responden dengan masing-masing desa

yang akan diwawancarai sebanyak 5 orang yang terdiri dari 1 kepala desa, 1

kepala/anggota badan permusyawaratan desa dan 3 orang masyarakat desa.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka penyebaran sampel adalah sebagai berikut:

Tabel 3.2
Sampel Penelitian

No Kecamatan Jumlah Jumlah

desa Responden

1 Bandar pulau 10 50

2 Aek songsongan 7 35

3 Pulau Rakyat 3 15

Jumlah 20 100

3.6 Metode Analisa

Metode Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

deskriftif yaitu metode analisa dengan mengumpulkan data secara sistematis,

menganalisa dan menginterpretasikan data dengan gambaran-gambaran sehingga

mendapat kesimpulan dalam penelitian ini yang terdapat dua permasalahan yang

dianalisis.

Dalam penelitian ini, pada tahap awal yang dilakukan adalah pengujian

validitas dan reliabilitas. Hal ini dilakukan karena data yang diperoleh dalam

penelitian ini merupakan data primer melalui wawancara dan pengisian angket.

3.6.1 Uji Validitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


35

Uji Validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir dalam

suatu daftar pertanyaan dalam mendefenisikan suatu variabel. Uji validitas

merupakan instrumen dalam kuisioner dapat digunakan untuk mengukur apa yang

akan diukur bukan kesalahan sistematik. Sehingga indikator-indikator tersebut

dapat mencerminkan karakteristik dari variabel yang digunakan dalam penelitian.

Validitas item ditunjukkan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item

total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor

item dengan skor total item. Bila kita menggunakan lebih dari satu faktor berarti

pengujian validitas item dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan

skor faktor, kemudian dilanjutkan mengkorelasikan antara skor item dengan skor

total faktor (penjumlahan dari beberapa faktor). Dari hasil perhitungan korelasi

akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat

validitas suatu item dan untuk menentukan apakah suatu item layak digunakan

atau tidak. Dalam penentuan layak atau tidaknya suatu item yang akan digunakan,

biasanya dilakukan uji signifikansi koefisien korelasi pada taraf signifikansi 0,05,

artinya suatu item dianggap valid jika berkorelasi signifikan terhadap skor total.

Atau jika melakukan penilaian langsung terhadap koefisien korelasi, bisa

digunakan batas nilai minimal korelasi 0,30.

3.6.2 Uji Reliabilitas

Uji Reliabilitas adalah tingkat kepercayaan hasil suatu pengukuran.

Pengukuran yang memiliki reliabilitas tinggi, yaitu pengukuran yang mampu

memberikan hasil ukur yang terpercaya. Reliabilitas juga merupakan salah satu

ciri atau karakter utama instrumen pengukuran yang baik.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


36

Tinggi rendahnya reliabiltias, secara empiris ditunjukkan oleh suatu angka

yang disebut koefisien reliabilitas. Walaupun secara teoritis, besarnya koefisien

reliabilitas berkisaran 0.0-1.0; akan tetapi pada kenyataannya koefisien reliabilitas

sebesar 1 tidak pernah dicapai dalam pengukuran karena manusia sebagai subjek

pengukuran psikologis merupakan sumber kekeliruan potensial. Disamping itu

walaupun koefisien korelasi dapat bertanda positif atau negatif, akan tetapi dalam

hal reliabilitas, koefisien reliabilitas yang besar kurang dari nol (0.0) tidak ada

artinya karena intepretasi reliabilitas selalu mengacu kepada koefisien reliabilitas

yang positif.

3.6.3 Analisis Kesenjangan Kebijakan

Dalam penelitian ini terdapat tiga permasalahan yang akan dianalisis.

Permasalahan pertama yang akan dianalisis membandingkan antara kondisi

sebelum dan sesudah adanya dana desa terhadap pembangunan desa. Selanjutnya

untuk permasalahan yang kedua digunakan analisis mengevaluasi kebijakan

publik yaitu analisis kesenjangan kebijakan (regulatory gap analysis). Regulatory

Gap Analysis adalah suatu alat analisis yang digunakan untuk menilai kinerja

pemerintah dalam hal kebijakan/pelayanan publik dengan membandingkan input

rencana dan implementasi faktual. Dalam melakukan Regulatory gap analysis ini,

kriteria evaluasi yang bisa digunakan untuk menilai kinerja suatu kebijakan publik

ini, anatara lain :

1. Efektivitas

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


37

Adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai hasil atau akibat dari

implementasi suatu kebijakan publik berdasarkan indikator-indikator yang

telah ditetapkan dalam dokumen kebijakan tersebut.

2. Efisiensi

Adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai rasio efektivitas biaya

implementasi kebijakan publik tersebut, apakah lebih tinggi dari efisiensi

marjinal atau malah lebih rendah dari efisiensi marjinal.

3. Kecukupan

Adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai seberapa jauh

kebijakan publik tersebut dapat mengatasi permasalahan yang menjadi

latar belakang pembentukan kebijakan publik.

4. Perataan

Adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai apakah implementasi

kebijakan publik tersebut menghasilkan lebih banyak distribusi yang adil

terhadap sumber daya yang ada dalam masyarakat.

5. Responsivitas

Adalah suatu kriteria yang digunakan untuk menilai apakah kebijakan

publik tersebut mampu memuaskan kebutuhan, preferensi, atau nilai-nilai

rakyat. Termasuk Juga untuk menilai tanggapan masyarakat atau penerima

kebijakan terhadap kebijakan publik yang ditetapkan.

Secara umum, metode analisis yang digunakan Regulatory Gap Analysis adalah :

1. Mengidentifikasi kebijakan publik yang akan dievaluasi.

2. Mengidentifikasi indikator program atau kebijakan tersebut.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


38

3. Menyebarkan kuisioner kepada responden yang terkait

4. Melakukan analisis dengan menggunakan formula :

Kesenjangan (G) = Rata-rata skor ideal kebijakan – Rata-rata skor

implementasi kebijakan.

Rata-rata kesenjangan = Jumlah bobot kriteria x Rata-rata skor

Kesenjangan.

Apabila nilai rata-rata kesenjangan lebih dari nol, maka implementasi

kebijakan tersebut telah berhasil sesuai dengan rencana dan mampu mengatasi

permasalahan yang ada di masyarakat. Sedangkan apabila nilai rata-rata

kesenjangan kurang dari nol, maka implementasi kebijakan tersebut masih belum

sesuai dengan rencana dan belum berhasil atau gagal dalam mengatasi

permasalahan di masyarakat. Selanjutnya untuk permasalahan yang ketiga juga

dianalisis secara deskriftif tentang persepsi masyarakat desa tentang

perkembangan pembangunan di desa setelah pemerintah menggelontorkan dana

desa berdasarkan UU No.6 tahun 2014 tentang desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1 Kabupaten Asahan

Kabupaten Asahan adalah suatu Kabupaten yang terletak di Sumatera

Utara, indonesia. Kabupaten ini beribukotakan Kisaran. Ibukota Terdahulu

Kabupaten Asahan Ialah Tanjung Balai. Berdasarkan keputusan DPRD-GR Tk. II

Asahan No. 3/DPR-GR/1963 Tanggal 16 Pebruari 1963 diusulkan ibukota

Kabupaten Asahan dipindahkan dari Kotamadya Tanjung Balai ke kota Kisaran

dengan alasan supaya Kotamadya Tanjung Balai lebih dapat mengembangkan diri

dan juga letak Kota Kisaran lebih strategis untuk wilayah Asahan. Hal ini baru

teralisasi pada tanggal 20 Mei 1968 yang diperkuat dengan peraturan pemerintah

Nomor 19 Tahun 1980, Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 28, Tambahan

Negara Nomor 3166. Kabupaten Asahan Memiliki Penduduk berjumlah 706.283

jiwa (Sensus 2015). Penduduk asli Kabupaten Asahan adalah Suku Melayu.

Namun mereka juga hidup berdampingan dengan berbagai suku lainnya seperti

suku batak , minangkabau, mandailing, dan suku jawa. Kabupaten Asahan

merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di kawasan Pantai Timur wilayah

Propinsi Sumatera Utara, terletak pada koordinat 02° 03’ - 03° 26’ Lintang Utara

dan 99° 1° - 100° 0° Bujur Timur dan berada pada ketinggian 0 – 1000 m dpl.

Kabupaten Asahan menempati area seluas 371.945 Ha yang terdiri dari 13

Kecamatan, 176 Desa/Kelurahan Definitif. Wilayah Kabupaten Asahan di sebelah

Utara berbatasan dengan Kabupaten Batu Bara, di sebelah Selatan dengan

39

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


40

Kabupaten Labuhan Batu dan Toba Samosir, di sebelah Barat berbatasan dengan

Kabupaten Simalungun dan di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Malaka.

4.1.2 Kecamatan Bandar pulau

Bandar Pulau adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Asahan, Sumatera

Utara, Indonesia. Bandar Pulau mekar menjadi 3 kecamatan pada tahun 2008

yaitu Aek Songsongan, Bandar Pulau, dan Rahuning. Kecamatan ini, dialiri

oleh Sungai Asahan yang berhulu di Danau Toba dan berakhir di Tanjung Balai.

Melalui sungai itulah Bandar Pulau menjadi kawasan yang maju pada zaman

penjajahan Belanda, dengan Bandar Pulau sebagai pusat perdagangan antara

orang Toba yang membawa sayur mayur dengan orang Melayu dari Tanjung

Balai yang membawa hasil laut. Kecamatan Bandar Pulau memiliki luas 433,42

km², dengan jumlah penduduk sebanyak 19.934 jiwa. Kecamatan ini memiliki

desa/kelurahan yaitu : Aek Nagali, Bandar Pulau Pekan, Buntu Maraja, Gajah

Sakti, Gonting Malaha, Gunung Berkat, HutaRao, Padang Pulau, Perkebunan Aek

Tarum, Perkebunan Padang Pulau.

4.1.3 Kecamatan Aek Songsongan

Aek Songsongan adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Asahan,

Sumatera Utara, Indonesia. Adapun Jumlah Penduduk sebanyak 3.853 jiwa dan

memiliki desa/kelurahan yaitu : Aek Bamban, Aek Songsongan, Lobu Rappa,

Marjanji Aceh, Mekar Marjanji, Perkebunan Bandar Pulau, Perkebunan Bandar

Selamat, Situnjak dan Tangga.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


41

4.1.4 Kecamatan Pulau Rakyat

Pulau Rakyat adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Asahan, Sumatera

Utara , Indonesia. Kecamatan ini juga dilintasi oleh sungai Asahan yang berair

jernih yang berasal dari air Danau Toba dan bermuara ke Selat Malaka di Tanjung

Balai, Asahan. Kecamatan Pulau Rakyat ini memiliki luas 250, 99 Km2 dan

memiliki 9 desa/kelurahan namun pada penelitian ini hanya dua desa yang

dijadikan lokasi penelitian yaitu desa Mekar sari dan Pulau Rakyat Tua.

4.2 Karakteristik Responden

Penelitian ini dilakukan di 3 (tiga) Kecamatan yaitu Kecamatan Bandar

Pulau, Aek Songsongan dan Kecamatan Pulau Rakyat. Responden penelitian

terdiri dari Kepala Desa, Badan Permusyawaratan Desa, dan Masyarakat Desa.

Kelompok pemerintah desa (Kepala Desa dan BPD) yang menjadi

responden dalam penelitian ini didominasi berusia 51-60 tahun, yaitu sebanyak

40%. Responden berusia 41-50 tahun sebanyak 27,5%. Selebihnya usia 31-40

tahun sebanyak 20%, usia dibawah 30 tahun sekitar 7,5% dan diatas 60 tahun

yaitu sebanyak 5%.

50
40%
40
27.5%
30
20%
20
7.5% 5%
10
0
< 30 31 - 40 41 - 5051 - 60 > 60

Sumber: Data Primer

Gambar 4.1
Usia Responden Kepala Desa dan BPD

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


42

Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini didominasi

berusia 31-40 tahun, yaitu sebanyak 30%. Responden masyarakat berusia

dibawah 30 tahun sebesar 30%, berusia 41-50 tahun sebanyak 23,33%, berusia

51-60 tahun sebanyak 10% dan yang terakhir berusia di atas 60 tahun sebanyak

1,67%.

40 35%
30%
30 23.33%
20
10%
10 1.67%
0
< 30 31 - 40 41 - 50 51 - 60 > 60
Sumber: Data Primer

Gambar 4.2
Usia Responden Masyarakat

Untuk jenis kelamin, responden pemerintah desa (Kepala Desa dan BPD)

didominasi oleh laki-laki, yaitu sebanyak 85% sedangkan perempuan hanya 15%.

Hasil ini menunjukkan bahwa pada umumnya pemerintah desa memiliki jenis

kelamin laki-laki dan hanya sedikit yang berjenis kelamin perempuan.

15% Laki - Laki

Perempua
85%
n

Sumber: Data Primer


Gambar 4.3
Jenis Kelamin Responden Kepala Desa dan BPD

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


43

Untuk jenis kelamin, reponden masyarakat didominasi oleh laki-laki, yaitu

sebanyak 58,33% sedangkan perempuan sebanyak 41,67%.

Laki -Laki
41.67
% 58.33 Perempu
% an

Sumber: Data Primer

Gambar 4.4
Jenis Kelamin Responden Masyarakat

Berdasarkan riwayat pendidikan baik Kepala Desa maupun BPD memilki

riwayat pendidikan lulusan Sekolah Menengah Pertama sebanyak 12,5%. Lulusan

Sekolah Menengah Atas Sebanyak 67,5%. Sedangkan Kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa memiliki riwayat pendidikan lulusan Diploma sebanyak

2,5% dan Lulusan Strata I sebanyak 17,5%.

12.5%
17.5%
2.5%
SMP
SMA
D3
S1

67.5%

Sumber: Data Primer


Gambar 4.5
Pendidikan Kepala Desa dan BPD

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


44

Dari aspek tingkat pendidikan, terdapat 3,33% responden masyarakat yang

merupakan lulusan Sekolah Dasar. Sebanyak 15% lulusan Sekolah Menengah

Pertama/sederajat, lulusan Sekolah Menengah Atas 65%, lulusan D3 sebesar

8,33% dan lulusan sarjana sebanyak 8,33%.

3.33%

8.33%
15%
8.33%
SD
SMP
SMA
D3
S1

65%

Sumber: Data Primer

Gambar 4.6
Pendidikan Masyarakat

4.3. Pemanfaatan Dana Desa

Anggaran Dana Desa yang diberikan oleh pemerintah pusat digunakan

untuk berbagai program pembangunan sehingga masing-masing desa memiliki

standar kecukupannya sendiri. Dalam gambar dibawah dapat dilihat lebih dari

setengah pemerintah desa menyatakan bahwa anggaran yang diberikan cukup

untuk membiayai program pembangunan desa yang telah disusun sebelumnya.

Sebanyak 25% pemerintah desa menyatakan bahwa anggaran yang diberikan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


45

kurang cukup untuk desanya dan 75% menyatakan bahwa anggaran tersebut

cukup untuk pelaksanaan pembangunan di desanya.

25%

Kurang Cukup
Cukup

75%

Sumber: Data Primer

Gambar 4.7
Persepsi Kepala Desa dan BPD Terhadap Kecukupan Dana Desa

Sebanyak 51,67% masyarakat menyatakan bahwa anggaran yang

diberikan masih kurang cukup untuk desanya dan 35% menyatakan bahwa

anggaran tersebut cukup untuk pelaksanaan pembangunan di desanya. 8,33%

masyarakat menyatakan tidak cukup untuk pelaksanaan pembangunan di desanya.

5% masyarakat menyatakan sangat tidak cukup untuk pembangunan di desanya

dan tidak ada masyarakat yang menyatakan sangat cukup untuk pembangunan di

desanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


46

5%
8.33%

35% Sangat Tidak Cukup


Tidak Cukup
Kurang Cukup
Cukup
51.67%

Sumber: Data Primer


Gambar 4.8
Persepsi Masyarakat Terhadap Kecukupan Dana Desa

Manfaat Dana Desa pada akhirnya bertujuan untuk kepentingan

masyarakat desa tersebut, sehingga keberadaan dana desa menjadi anggaran yang

penting untuk terus dialokasikan oleh pemerintah pusat. 85% pemerintah desa

menyatakan sangat bermanfaat/membantu, 15% pemerintah desa menyatakan

bahwa anggaran tersebut cukup bermanfaat/membantu.

15%

Cukup Membantu
Sangat Membantu

85%

Sumber: Data Primer


Gambar 4.9
Persepsi Kepala Desa Dan BPD Terhadap Manfaat Dana Desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


47

Namun disisi lain, masyarakat justru memilki berbagai persepsi yang tidak

selalu sesuai dengan pemerintah desa sebagai wakil mereka. Sebesar 58,33%

masyarakat menyatakan manfaat dana desa cukup membantu, 28,33%

menyatakan sangat membantu dan sebesar 13,33% masyarakat menyatakan

kurang membantu .

13.33%

28.33%
Kurang Membantu
Cukup Membantu
Sangat Membantu

58.33%

Sumber: Data Primer

Gambar 4.10
Persepsi Masyarakat Terhadap Manfaat Dana Desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


48

Tabel 4.1
Rencana Pembangunan Sarana dan Prasarana yang Dilakukan
oleh Pemerintah Desa

No Uraian Jumlah
(%)
1. Pemenuhan kebutuhan dasar untuk pengembangan pos kesehatan desa, polindes 4,6
dan posyandu
2. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD seperti TK, 2,4
Kelompok Bermain)
3. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung kedaulatan pangan 2,4

4. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung kedaulatan energy 1,1

5. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung pembangunan 0


kemaritiman dan kelautan
6. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung pariwisata dan 3,8
industry
7. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa 26,8

8. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani 24,4

9. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan 2,1

10. Pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa 0,5

11. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi 0

12. Pengembangan sarana dan prasarana produksi desa 2,7

13. Pendirian dan pengembangan BUM Des (Badan Usaha Milik Desa) 26

14. Pembangunan dan pengelolaan pasar dan kios desa 2,1

15. Pembangunan dan pengelolaan keramba, jaring apung dan bagan ikan 0

16. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa 0


17. Pembuatan pupuk dan pakan ternak/ikan 0

18 Pengembangan ternak secara kolektif 0

19. Pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu 0


20. Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil pertanian dan 1,1
perikanan

Sumber: Data Primer

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


49

Kebanyakan desa menggunakan anggarannya untuk pembangunan dan

pemeliharaan jalan desa, pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani, dan

juga untuk pembentukan dan pengembangan BUM Des ( Badan Usaha Milik

Desa ).

Selain fasilitas dan infrastruktur yang bersifat fisik, pemerintah desa juga

mengalokasikan anggaran tersebut untuk pemberdayaan masyarakat, dengan

tujuan untuk meningkatkan kualifikasi serta sebagai wadah bagi masyarakat untuk

bersosialisasi dan bekerjasama sesuai dengan kelompoknya masing-masing.

Tabel 4.2
Rencana Program Pemberdayaan Masyarakat yang Dilaksanakan Oleh
Pemerintah Desa

No Uraian Jumlah
(%)
1 Peningkatan kualitas proses perencanaan desa 24,4
2 Mendukung kegiatan ekonomi yang dikembangkan oleh BUMDes atau 24,7
kelompok usaha masyarakat desa
3 Peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat Desa 24,4
4 Penyelenggaraan gerakan hidup bersih dan sehat 5,4
5 Dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat dalam pengelolaan 0,3
hutan
6 Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui kelompok usaha 20,8
ekonomi, kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok nelayan,
kelompok pengrajin, kelompok pemerhati dan perlindungan anak,
kelompok pemuda dan kelompok lain sesuai dengan kondisi desa

Adapun Rencana program pemerintah desa yaitu mendukung kegiatan

ekonomi yang dikembangkan oleh BUMDes atau kelompok usaha masyarakat

desa menunjuk angka terbesar yaitu 24,7%. Selanjutnya pada peningkatan kualitas

proses perencanaan desa dan peningkatan kapasitas kader permbedayaan

masyarakat desa masing-masing sebesar 24,4%. Selebih nya di gunakan untuk dan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


50

peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui kelompok usaha ekonomi,

kelompok perempuan, kelompok tani, kelompok nelayan, kelompok pengrajin,

kelompok pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda dan kelompok

lain sesuai dengan kondisi desa sebesar 20,8%.

4.4 Efektivitas Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi dan

Infrastruktur Pedesaan

Dana Desa telah menjadi strategi yang diambil pemerintah untuk

menjalankan pembangunan ekonomi Pedesaan untuk pembangunan desa lebih

baik. Efektivitas pembangunan dapat berhasil apabila tata kelola pembangunan

didasari pada empat variable yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dan

transparansi.

Faktor pertama yang dapat mewujudkan efektivitas penggunaan anggaran

dana desa adalah perencanaan. bagaimana perencanaan pembangunan dengan

menggunakan dana desa sesuai dengan kebutuhan masyarakat desa. Pemerintah

desa wajib menyusun dokumen perencanaan desa yang terdiri dari Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Desa (RPJMDes) dan Rencana Kerja Pemerintah

Desa (RKPDes). Saat menyusun perencanaan desa, pemerintah desa harus

mengacu kepada perencanaan pembangunan di atasnya yaitu Kabupaten/Kota atau

disebut Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah atau RPJMD. Hal itu

adalah syarat pertama dalam penyusunan perencanaan pembangunan desa,

tentunya dengan tidak keluar pada kewenangan yang di berikan kepada Desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


51

Permendes telah menyusun


APBDes

Permendes telah menyusun Selesai


RKPDes Hampir Selesai

Permendes telah menyusun


RPJMDes

Sumber: Data Primer


Gambar 4.11
Penyusunan Dokumen Perencanaan Desa

Dalam penyusunan dokumen perencanaan desa hampir setiap desa tidak

memiliki nilai yang sama. Rata rata dalam menyusun RPJMDes telah selesai,

RKPDes dan APBDes memiliki nilai yang sama, yaitu telah diselesaikan oleh

12% pemerintah desa, sedangkan 88% menyatakan hampir selesai.

11%

Setuju
Sangat Setuju

89%

Gambar 4.12
Pemerintah Desa Menyusun Skala Prioritas Dalam Perencanaan
Pembangunan Desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


52

Dari data di atas telah menunjukkan bahwa sebanyak 89% menyatakan setuju

dalam penyusunan skala prioritas perencanaan pembangunan dan 11% yang

menyatakan sangat setuju. Hal ini memiliki pendapat bahwa penyusunan skala

priioritas dapat mengetahui prioritas utama dalam melaksanakan pembangunan

desa.

9%

Setuju
Sangat Setuju

91%

Gambar 4.13
Pemerintah Desa Memperhatikan Potensi Desa Dalam Perencanaan
Pembangunan Desa

Sebanyak 91% pemerintah desa setuju dengan adanya penyesuaian potensi

desa. Dan sebanyak 9% menyatakan sangat setuju untuk di lakukan. Dari hal ini

adanya penyesuaian potensi desa menjadi daya dukung yang baik untuk

memanfaatkan potensi desa dalam pembangunan desa. Baik itu sumber daya alam

dan sumber daya masyarakat desa. Penyesuaian potensi desa memberikan manfaat

yang baik untuk pembangunan desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


53

10%

Setuju
Sangat Setuju

90%

Gambar 4.14
Pemerintah Desa Memperhatikan Kebutuhan Desa Dalam Perencanaan
Pembangunan Desa

Dalam perencanaan pembangunan desa pemeritah desa 10% menyatakan

sangat setuju untuk memperhatikan kebutuhan desa dalam perencanaan

pembangunan desa. Dan 90% menyatakan setuju. Hal ini di nyatakan dengan

pernyataan pemerintahan desa bahwa tujuan dari perencanaan pembangunan desa

ini agar memberi peningkatan kualitas desa.

1%

6%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

93%

Gambar 4.15
Penyusunan RPJMDes Telah Mengacu Pada RPJM Kabupaten

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


54

Pemerintah desa telah menyusun RPJMDes yang mengacu pada RPJM

Kabupaten. Hal ini disetujui oleh 93% dari pemerintah desa dan sebanyak 6%

sangat setuju. Namun 1% menyatakan kurang setuju. Dalam penyusunan rencana

pembangunan, meskipun merupakan tugas pemerintah desa, namun sagat lebih

efektif jika seluruh pihak desa termasuk masyarakat turut terlibat di dalamnya.

Keterlibatan antara pemerintah desa dengan masyarakat ini merupakan kerja sama

yang akan terbentuk dalam musyawarah desa. Berikut merupakan persepsi

mengenai perencanaan yang disusun melalui musyawarah desa.

2%

13%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

85%

Gambar 4.16
Perencanaan Pembangunan Desa Disusun Melalui Musyawarah Desa

Sebanyak 85% menyatakan setuju bahwa perencanaan dari pembangunan

desa di susun melalui musyawarah desa. Dan sebanyak 13% responden

menyatakan sangat setuju sedangkan 2% sisanya menyatakan kurang setuju jika

harus melalui musyawarah desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


55

11% 4%
13%
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

72%

Gambar 4.17
Keterlibatan Masyarakat Dalam Musyawarah Desa

Sebanyak 72% setuju bahwa masyarakat lebih baik terlibat dalam

penyusunan rencana pembangunan desa, 11% menyatakan sangat setuju. Namun

sebesar 13% menyatakan kurang setuju dan 4% tidak setuju.

Faktor kedua yang penting dalam mendukung efektivitas anggaran dana

desa adalah pelaksanaan program. Pelaksanaan program pembangunan desa harus

mutlak mendapat dukungan melalui pemberdayaan masyarakat desa. Di samping

itu, kapabilitas aparatur desa juga perlu ditingkatkan melalui advokasi dan

asistensi dari LSM atau tenaga pendamping dan universitas. Untuk itu, sangat

dianjurkan dalam pelaksanaan program pembangunan ekonomi dengan Dana

Desa juga menggunakan tenaga pendamping. Berikut merupakan persepsi

masyarakat terkait dengan kemampuan pemerintah desa dalam pengelolaanya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


56

12%

Setuju
Sangat Setuju

88%

Gambar 4.18
Persepsi Masyarakat Terhadap Kemampuan Pemerintah Desa Dalam
Mengelola Dana Desa

Lebih banyak masyarakat yang pro dalam hal ini, yaitu 88% setuju dan

12% sangat setuju terhadap kemampuan pemerintah desa dalam mengelola dana

desa. Adanya Dana desa tersebut, setiap desa dapat menggunakannya untuk

kegiatan pembangunan dan segala yang dibutuhkan untuk kegiatan pembangunan

tersebut termasuk tenaga ahli dan tenaga kerja. Terkait dengan tenaga kerja,

setaiap desa memiliki potensi masyarakat yang berbeda. Masyarakat dengan

potensi dan kemampuan yang sesuai dengan kegiatan pembangunan dapat

menjadi sumber daya manusia yang efektif jika mereka dilibatkan secara

langsung. Berikut merupakan persepsi mengenai penggunaan masyarakat desa

dalam kegiatan pembangunan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


57

15%

Setuju
Sangat Setuju

85%

Gambar 4.19
Penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM) Lokal Dalam Pembangunan
Sarana dan Prasarana Desa

Sebanyak 85% menyatakan setuju dan 15% sangat setuju jika masyarakat

juga diikutsertakan dalam kegiatan pembangunan. Lebih banyak yang

menyatakan setuju untuk keterlibatan masyarakat dalam hal ini. Karna hal ini

dapat menciptakan kerja sama yang baik dengan masyarakat dan dapat

memberikan banyak inovasi baru dan pendapat yang baik dari masyarakat

sehingga dalam pembangunan dapat berjalan dengan lancar dan memberikan

dampak positif terhadap desa.

2%

9%
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
89%

Gambar 4.20
Penggunaan Sumber Daya Alam Lokal Dalam Pembangunan Sarana dan
Prasarana Desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


58

89% responden menyatakan setuju dengan penggunaan sumber daya alam

lokal dalam pembangunan sarana dan prasarana desa. Sebesar 9% menyatakan

sangat setuju. Namun masih ada juga yang menyatakan kurang setuju sebesar 2%.

Namun persentase menunjukkan lebih banyak yang setuju untuk memanfaatkan

sumber daya alam lokal.

Hal penting selanjutnya dalam pelaksanaan adalah tenaga pendamping.

Tidak semua desa memahami dan dapat melaksanakan program pembangunan

desa sesuai dengan perencanaan dan aturan yang telah di muat. Dan tidak semua

desa mampu mandiri secara menyeluruh. Maka perlu nya tenaga pendamping.

Berikut adalah persepsi terkait dengan penggunaan tenaga pendamping untuk

pembangunan desa.

13%

Setuju
Sangat Setuju

87%

Gambar 4.21
Pemerintah Desa Menggunakan Tenaga Pendamping Dalam Pemanfaatan
Dana Desa

Sebanyak 87% menyatakan setuju dengan menggunakan tenaga

pendamping dalam pemanfaatan dana desa hal ini dinyatakan agar dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


59

pelaksanaan program dana desa mendapatkan perhatian khusus dari tenaga

pendamping dan mengurangi kecurangan dan penyelewengan yang tidak sesuai

dengan perencanaan dan pelaksanaan program dana desa. Selanjutnya sebanyak

13% penyatakan sangat setuju.

Faktor ketiga yang menjadi daya dukung efektivitas dana desa dalam

pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan adalah faktor pengawasan.

Faktor pengawasan ini sangat lah penting dalam memantau pelaksanaan dana

desa. Dari segi pengawasan keuangan dan realisasi program yang akan di

laksanakan. Faktor pengawasan di pegang kepada BPD. Peraturan Pemerintah

Nomor 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN, Pasal 1,

ayat 2 : Dana Desa adalah Dana yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Negara yang diperuntukkan bagi Desa yang ditransfer melalui Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten/Kota dan digunakan untuk membiayai

penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, pembinaan

kemasyarakatan, dan pemberdayaan masyarakat. Selanjutnya dalam pasal 6

disebutkan bahwa Dana Desa tersebut ditransfer melalui APBD kabupaten/kota

untuk selanjutnya ditransfer ke APB Desa. Maka faktor pengawasan menjadi

faktor terpenting dalam efektivitas dana desa dalam pembangunan desa.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


60

1%

14%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

86%

Gambar 4.22
Laporan Pertanggung jawaban Penggunaan Dana Desa Disampaikan Secara
Tepat Waktu

Data hasil penelitian menunjukkan sebesar 86% setuju bahwa laporan

pertanggung jawaban penggunaan dana desa di sampaikan secara tepat waktu. Hal

ini dapat memberikan progres yang baik untuk laporan pertanggung jawaban

selanjutnya dan dapat meminimalisir hal yang dapat memperlambat dalam proses

pelaksanaan pembangunan desa. Selanjutnya sebesar 14% berpendapat sangat

setuju dengan hal ini. Di sisi lain juga ada yang menyatakan kurang setuju

sebesar 1%.

Dana Desa yang diberikan oleh pemerintah terbatas. Dan jumlah

penerimaan setiap desa juga berbeda-beda sesuai dengan kondisi setiap desa.

sehingga pemerintahan desa diharapkan dapat mengguankannya secara efisisen

sehingga pembangunan yang diharapkan dapat diwujudkan dan diselesaikan

sesuai perencanaan dan target dengan dana yang tersedia.

Berikut merupakan persepsi terkait dengan penggunaan dana desa secara efisien.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


61

10% 7%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

83%

Gambar 4.23
Efisiensi Pengunaan Dana Desa
Sebanyak 83% responden setuju dan 10% sangat setuju bahwa dana desa

telah digunakan secara efisien. Namun terdapat responden yang justru

berpendapat sebaliknya, yaitu 8% kurang setuju untuk pembangunan yang telah

efisisen. Hal ini di sebabkan masih banyak yang belum efisien dalam pemanfaatan

dana desa dan juga kurangnya pemerataan pembangunan disetiap desa.

Faktor yang terakhir adalah transparansi. Pemerintahan desa yang

transparan juga harus melibatkan warga desa secara aktif dalam hal musyawarah

dan penyaluran anggaran untuk pembangunan desa tersebut. Dengan

pemerintahan desa yang transparan dan akuntabel, maka anggaran yang diberikan

pemerintah pusat dapat dimanfaatkan dengan benar. berikut merupakan realitas

penyampaian informasi dan sikap transparansi pada penggunaan dana desa yang

dilakukan oleh aparat desa sebagai pengelola dana.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


62

3%

9% 7%

Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

81%

Gambar 4.24
Pemerintah Desa Telah Menyampaikan Transparansi Penggunaan
Dana Desa

Persentase terbesar menunjukkan 81% bahwa masyarakat setuju jika

pemerintah telah menyampaikan transparansi penggunaan dana desa dengan

sesuai. 9% masyarakat menyatakan sangat setuju. Namun masih ada yang

menyatakan kurang setuju yaitu sebesar 8% masyarakat menyatakan bahwa

pemerintah desa belum menyampaikan transparansi penggunaan dana desa. Dan

4% menyatakan tidak setuju.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


63

4.5. Dampak Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi Pedesaan

Dana desa secara ideal diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan dan

menekan angka kemiskinan di desa. Hal tersebut didasarkan pada manfaat dana

desa yang digunakan untuk membangun sejumlah infrastruktur desa seperti jalan

desa, jalan pertanian, membangun usaha desa, dan lainnya. Sehingga berdampak

terhadap pemulihan ekonomi desa.

Hal tersebut tentu saja menjadi harapan seluruh elemen masyarakat desa

meskipun tetap ada yang berpendapat bahwa dana desa belum cukup untuk

meningkatkan ekonomi dan kesejahteraan secara maksimal. Berikut merupakan

persepsi terkait dana desa telah meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

9%
22%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

69%

Gambar 4.25
Dampak Dana Desa Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

Sebanyak 69% menyatakan setuju bahwa dana desa telah memberikan

dampak dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan 9% yang menyatakan

sangat setuju. Selain itu persentase sebesar 22% menyatakan kurang setuju karna

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


64

masih banyak masyarakat yang belum merasakan kesejahteraan dengan ada nya

dana desa. Salah satu faktor yang dapat menjadi tolak ukur untuk tingkat ekonomi

adalah perubahan pendapataan masyarakat. Dimana jika pendapatan masyarakat

mampu mengalami kenaikan maka adanya dana desa dapat memberikan dampak

yang baik untuk peningkatan kesejahteraan masyrakat. Berikut merupakan

perubahan pendapatan yang dialamai oleh masyarakat setelah adanya dana desa.

31%

Tidak Naik
Naik

69%

Gambar 4.26
Perubahan Pendapatan Masyarakat Desa Setelah Adanya Dana Desa

Sebanyak 69% masyarakat memperoleh pendapatan yang meningkat

setelah adanya dana desa. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembangunan yang

dilakukan tepat sasaran dan berhasil untuk memperbaiki kondisi ekonomi

masyarakat. Namun masyarakat yang merasa bahwa pendapatannya tidak berubah

sebanyak 31%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


65

Efektivitas juga menjadi hal yang di perhatikan dalam penggunaan dana

desa. Penyaluran dana desa yang tepat waktu juga menjadi daya dukung

efektivitas penggunaan dana desa sehingga pemerintah desa juga harus sigap

dalam hal ini. Sehingga ada nya kesesuaian penggunaan dana desa dan target yang

akan di capai dengan adanya dana desa. Berikut merupakan persepsi mengenai

efektifitas dana desa dalam pembangunan ekonomi masyarakat desa secara

umum.

1%

10%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

89%

Gambar 4.27
Efektivitas Penggunaan Dana Desa

Sebanyak 1% menyatakan kurang setuju. Namun 89% menyatakan setuju

dan 10% sangat setuju bahwa dana desa telah digunakan secara efektif dalam

meningkatkan ekonomi masyarakat desa. Rendahnya serapan dana desa

disebabkan oleh kurangnya kesiapan desa dalam menerima dan mengelola dana

tersebut. Selain itu, lambannya penyaluran dana desa disebabkan oleh birokrasi

yang berbelit. Akibatnya, efektivitas dana desa dalam menggerakkan

perekonomian desa belum optimal. Dan salah satu target dengan ada nya dana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


66

desa yang langsung dari pemerintah pusat adalah mengatasi ketimpangan yang

ada dalam masyarakat setiap tahunnya. Berikut presepsi dana desa mengurangi

ketimpangan pendapatan masyarakat.

11%
20%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

69%

Gambar 4.28
Dana Desa Mengurangi Ketimpangan Pendapatan Masyarakat

Berdasarkan hasil penelitian sebanyak 69% responden setuju dan 20%

kurang setuju bahwa ketimpangan pendapatan masyarakatnya berkurang setelah

pembangunan dengan dana desa dilakukan. Hanya 11% yang menanggapi sangat

setuju. Hal ini menunjukkan ada nya pengurangan ketimpangan pendapat

masyarakat.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


67

1%

14%

Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju

86%

Gambar 4.29
Penambahan Sarana dan Prasarana Pedesaan Melalui Dana Desa

Berdasarkan gambar di atas menunjukkan sebesar 86% menyatakan setuju

ada nya penambahan sarana dan prasarana pedesaan melalui dana desa, seperti

pembangunan drainase desa. Telah di bangunnya kelompok UKM desa, Perbaikan

posyandu serta beberapa perbaikan infrastruktur jalan desa. Dan 14%

menunjukkan sangat setuju. Disisi lain masih ada yang menyatakan kurang setuju

yaitu sebesar 1%.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


68

4.6. Analisis Kesenjangan (Gap Analysis) Kebijakan Dana Desa

4.6.1 Uji Validitas

Validitas ialah suatu ukuran yang mengacu kepada kesesuaian antara data

yang dikumpulkan dan data sebenarnya dalam sumber data. Tujuan melakukan uji

validitas adalah mengetahui sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

instrumen pengukuran dalam melakukan fungsi ukurnya. Kriteria penentuan

validitas kuesioner adalah:

a. Jika r hitung > r tabel maka instrumen dinyatakan valid.

b. Jika r hitung ≤ r tabel maka instrumen dinyatakan tidak valid.

Tabel 4.3
Hasil Uji Validitas

Indikator Subindikator r xy r tabel Keterangan


Penyusunan Dokumen
0,922 0,361 Valid
Perencanaan
Analisis Potensi dan
Perencanaan Kebutuhan Pembangunan 0,920 0,361 Valid
Desa
Keterlibatan Masyarakat
0,811 0,361 Valid
dalam Perencanaan
Kapasitas Apatur Desa 0,931 0,361 Valid
Pemberdayaan Masyarakat
0,960 0,361 Valid
Desa
Pelaksanaan Pemanfaatan Sumber Daya
0,881 0,361 Valid
Lokal
Pendampingan
0,941 0,361 Valid
Pemerintahan Desa
Laporan
Pertanggungjawaban 0,777 0,361 Valid
Pengawasan Penggunaan Anggaran
Efisiensi Penggunaan
0,755 0,361 Valid
Dana Desa
Transparansi Keterbukaan Informasi 0,565 0,361 Valid
Dana Desa Meningkatkan
Dampak 0,843 0,361 Valid
Kesejahteraan Masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


69

Efektivitas Pemanfaatan
0,628 0,361 Valid
Dana Desa
Pemerataan Pendapatan
0,844 0,361 Valid
Masyarakat Desa
Penambahan Sarana dan
0,612 0,361 Valid
Prasarana Desa
Uji validitas ini menggunakan 30 sampel untuk melihat validitas setiap

subindikator yang akan di uji dan untuk menghitung df = N-2 maka df = 28 dan

memiliki nilai r-tabel sebesar 0.361. Berdasarkan hasil table diatas dapat kita lihat

bahwa hasil r hitung setiap sub indicator dalam kuisioner lenih besar dari r tabel (

0,361). Demikian dapat disimpulkan bahwa seluruh pernyataan dalam indikator

perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, transparansi dan dampak adalah valid.

4.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat

pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pengujian reliabilitas pada

umumnya dikenakan untuk pengujian stabilitas instrumen dan konsistensi internal

instrumen. Kriteria pengujian reliabilitas yaitu :

a. Hipotesis pertama: Jika nilai koefisien realibilitas > t-tabel maka instrumen

dinyatakan reliabel atau dapat dipercaya. Pengujian dengan α = 5 %

b. Hipotesis kedua: Jika nilai koefisien reliabilitas ≤ t-table maka instrumen

dinyatakan tidak reliabel atau tidak dapat dipercaya. Pengujian juga dengan α =

5%

Tabel 4.4
Hasil Uji Reliabilitas

Cronbach's
Indikator Subindikator
Alpha
Perencanaan Penyusunan Dokumen Perencanaan 0,920

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


70

Analisis Potensi dan Kebutuhan Pembangunan Desa 0,919


Keterlibatan Masyarakat dalam Perencanaan 0,941
Kapasitas Aparatur Desa 0,916
Pemberdayaan Masyarakat Desa 0,948
Pelaksanaan
Pemanfaatan sumber daya local 0,933
Pendampingan Pemerintahan Desa 0,914
Laporan Pertanggungjawaban Penggunaan Anggaran 0,894
Pengawasan
Efisiensi penggunaan dana desa 0,898
Transparansi Keterbukaan informasi 0,907
Dana desa meningkatkan kesejahteraan masyarakat 0,893
Efektivitas pemanfaatan dana desa 0,899
Dampak
Pemerataan pendapatan masyarakat desa 0,894
Penambahan Sarana dan Prasarana Desa 0,906

Untuk uji reliabilitas dengan jumlah N = 100 dan jumlah variable

sebanyak 5 maka dapat di hitung df = N-K dan nilai df = 95 maka nilai dari t-tabel

adalah 0.67708. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa nilai cronbach’s alpha

seluruh variabel lebih besar dari 0,67708. Dengan demikian, maka hasil uji

reliabilitas terhadap variabel perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, transparansi

dan dampak dapat dipercaya atau reliabel.

4.6.3. Analisis Kesenjangan

Analisa gap diartikan sebagai perbandingan kinerja aktual dengan kinerja

potensial atau yang diharapkan. Analisis ini juga mengidentifikasi tindakan-

tindakan apa saja yang diperlukan untuk mengurangi kesenjangan atau mencapai

kinerja yang diharapkan pada masa datang. Lebih dari itu analisis ini juga

memperkirakan waktu, biaya, dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk mencapai

keadaan yang diharapkan.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


71

Tabel 4.5.
Analisis Kesenjangan Efektivitas Dana Desa Dalam Pembangunan Ekonomi
dan Infrastruktur di Kecamatan Bandar Pulau, Kecamatan Aek Songsongan
dan Kecamatan Pulau Rakyat

Variabel Indikator Harapan Kinerja Selisih


Penyusunan Dokumen Perencanaan 4.11 4.02 -0.09
Analisis Potensi dan Kebutuhan
Perencanaan Pembangunan Desa 4.13 4.05 -0.08
Keterlibatan Masyarakat dalam
4.00 4.02 0.02
Perencanaan
Kapasitas Aparatur Desa 4.20 4.00 -0.2
Pemberdayaan masyarakat desa 4.12 3.85 -0.27
Pelaksanaan
Pemanfaatan Sumber Daya Lokal 4.17 4.03 -0.14
Pendampingan pemerintahan desa 4.22 4.00 -0.22
Laporan Pertanggungjawaban
4.12 3.93 -0.19
Pengawasan Penggunaan Anggaran
Efisiensi Penggunaan Dana Desa 4.00 4.00 0.00
Transparansi Keterbukaan Informasi 3.95 4.00 0.05
Dana Desa Meningkatkan
3.93 3.70 -0.23
Kesejahteraan Masyarakat
Efektivitas Pemanfaatan Dana Desa 4.13 4.00 -0.13
Dampak Pemerataan Pendapatan Masyarakat
4.00 3.65 -0.35
Desa
Penambahan Sarana dan Prasarana
4.10 4.15 0.05
Desa
Rata-rata 4.08 3.96 -0.13
t-independent sample test t-hit -3,097 Sig (0,003)

Dalam analisis kesenjangan ini akan di muat hipotesis Apabila nilai rata-

rata kesenjangan lebih dari atau sama dengan nol, maka implementasi tersebut

berhasil sesuai dengan rencana dan mampu mengatasi permasalahan yang ada di

masyarakat. Sedangkan apabila nilai rata-rata kesenjangan kurang dari nol, maka

implementasi kebijakan tersebut gagal dalam mengatasi permasalahan di

masyarakat

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


72

Nilai harapan merupakan nilai keseluruhan rata-rata dari persepsi yang

diberikan oleh Pemerintahan Desa yaitu Kepala Desa dan Badan

Permusyawaratan Desa. Sedangkan nilai kinerja merupakan nilai rata-rata

penilaian objektif dari masyarakat. Untuk menguji analisis kesenjangan terhadap

kebijakan dana desa terdapat 5 (lima) indikator yang diukur yaitu, perencanaan,

pelaksanaan, pengawasan, transparansi dan dampak pemanfaatan dana desa.

Indikator pertama yang diukur adalah perencanaan. Indikator ini terdiri atas 3

(tiga) subindikator yaitu penyusunan dokumen perencanaan, analisis potensi dan

kebutuhan desa, dan keterlibatan masyarakat dalam perencanaan.

Hasil kajian menunjukkan bahwa penyusunan dokumen perencanaan,

analisis potensi dan kebutuhan desa masih bernilai negative namun keterlibatan

masyarakat dalam perencanaan bernilai positif. Dimana untuk penyusunan

dokumen perencanaan memiliki selisish -0,09. Untuk analisis potensi dan

kebutuhan pembangunan desa memiliki selisih -0,08 dan keterlibatan masyarakat

dalam perencanaan memiliki selisih 0,02. Nilai kesenjangan masih dalam tahap

yang wajar karena di bawah angka 1 (satu). Namun dari keseluruhan indikator

perencanaan memiliki nilai rata-rata 4 (empat) yaitu baik. Artinya, dalam proses

penyusunan perencanaan program-program yang didanai oleh dana desa hampir

sesuai dengan potensi dan kebutuhan desa serta sudah ada masyarakat yang

dilibatkan dalam proses perencanaan ini.

Indikator kedua yang diukur adalah pelaksanaan penggunaan dana desa.

Indikator ini terdiri dari 4 (empat) subindikator yaitu kapasitas aparatur desa

dalam pengelolaan dana desa, pemberdayaan masyarakat desa dalam

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


73

pembangunan sarana dan prasarana di desa, pemanfaatan sumber daya lokal yang

terdapat di desa dan pendampingan bagi pemerintah desa agar pengelolaan dana

desa lebih efektif dan efisien.

Hasil kajian menunjukkan indikator-indikator yang diukur telah baik

berdasarkan persepsi pemerintah desa. Sementara itu, nilai rata-rata persepsi yang

diberikan oleh masyarakat untuk indikator pelaksanaan cukup baik. Namun

nilainya masih lebih rendah dibandingkan nilai yang diberikan Pemerintah Desa.

Indikator yang memiliki nilai harapan dan nilai kinerja tertinggi adalah

pendampingan pemerintah desa dan yang terendah adalah pemberdayaan

masyarakat desa. Akan tetapi, jika dibandingkan secara keseluruhan masih

menunjukkan tanda negatif. Artinya perlu beberapa perbaikan dalam pelaksanaan

dana desa. Kesenjangan nilai pada variabel pelaksanaan masih tergolong wajar

karna masih di bawah angka 1.

Indikator ketiga yang diukur adalah pengawasan. Indikator ini terdiri dari

2 (dua) subindikator yaitu laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran dan

efisiensi penggunaan dana desa. Untuk indikator pengawasan, nilai rata-rata

harapan sudah baik yaitu diatas 4 (empat). Dari sisi kinerja, masyarakat

menilainya cukup baik.

Indikator keempat yang diukur adalah transparansi. Kajian ini hanya

membentuk sebuah indikator yaitu keterbukaan informasi penggunaan dana desa

secara transparan. Pemerintah desa sebenarnya sudah berupaya untuk

memberikan informasi tentang penggunaan dana desa, namun masih belum

mampu menyampaikan secara maksimal dan belum mampu untuk menyiapkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


74

keseluruhan perangkat pendukung dalam rangka keterbukaan informasi. Di sisi

lain, masyarakat menilai pemerintah desa sudah cukup transparan dalam

memberikan informasi pemanfaatan dana desa.

Indikator terakhir yang diukur adalah dampak. Indikator ini menganalisis

perubahan yang terjadi di pedesaan setelah adanya dana desa. Terdiri dari 4

(empat) subindikator yaitu peningkatan kesejahteraan masyarakat, efektivitas

pemanfaatan dana desa, pemerataan pendapatan masyarakat desa dan penambahan

sarana dan prasarana desa. Hasil kajian menunjukkan indikator efektivitas

pemanfaatan desa, pemerataan pendapatan masyarakat desa dan penambahan sarana

dan prasarana memiliki nilai rata-rata yang cukup baik, tetapi masih belum

memberikan dampak yang nyata terutama dalam meningkatkan kesejahteraan

masyarakat desa. Dalam hal ini pemerintah desa harus bisa lebih baik lagi dalam

pelaksanaan dana desa agar memberikan dampak yang nyata untuk desa dan

masyarakat.

Maka secara keseluruhan, kajian ini melakukan pengujian kesenjangan

persepsi antara pemerintahan desa dengan masyarakat. Pengujian dilakukan

dengan menggunakan uji t-independent sample dan diperoleh hasil t-hitung

sebesar -3,097 dengan angka signifikan sebesar 0,003. Hasil ini menunjukkan

adanya perbedaan yang signifikan pada persepsi yang diberikan oleh pemerintah

desa dengan masyarakat atas efektivitas dana desa dalam pembangunan ekonomi

dan infrastruktur di pedesaan tahun 2015.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Setelah di lakukan nya analisis dari hasil penelitian yang telah di uraikan

pada bab IV, maka dapat di simpulkan mengenai efektivitas dana desa dalam

menunjang pembangunan ekonomi dan infrastruktur pedesaan di Kabupaten

Asahan sebagai berikut:

1. Kebijakan dana desa telah berperan memberikan peningkatan pendapatan

riil masyarakat pedesaan. Hasil kajian menemukan adanya perbedaan

antara harapan masyarakat dengan kinerja pemerintahan desa, dimana nilai

selisihnya -0,35. Pemerintah desa memiliki persepsi bahwa mereka telah

berperan memberikan peningkatan pendapatan masyarakat namun

masyarakat memberi nilai lebih rendah dibanding penilaian pemerintahan

desa. Akan tetapi nilai kesenjangan masih dalam tahap yang wajar karena

di bawah angka 1 (satu).

2. Kebijakan dana desa memiliki peran dalam penambahan sarana dan

prasarana fisik di pedesaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa kinerja

pemerintah desa telah dilaksanakan dengan baik dan masyarakat

menyatakan setuju bahwa adanya penambahan sarana dan prasarana

pedesaan melalui dana desa, seperti pembangunan drainase desa,

perbaikan jalan desa, dll

3. Pengelolaan dana desa dilihat dalam konteks perencanaan, pelaksanaan,

pengawasan dan transparansi serta dampaknya bagi masyarakat sudah

75
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
76

dilaksanakan dengan baik namun masih belum sepenuhnya sesuai dengan

harapan masyarakat pedesaan. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam

penyusunan dokumen perencanaan, pemerintah desa belum

melaksanakannya sesuai harapan masyarakat namun dalam penyusunan

perencanaan pembangunan desa keterlibatan masyarakat cukup baik. Dari

aspek pelaksanaan kapasitas aparatur desa dalam pengelolaan dana desa,

pemberdayaan atau keterlibatan masyarakat desa dalam pembangunan

desa, pemanfaatan sumber daya alam yang terdapat di desa dan

pendampingan bagi pemerintah desa sudah cukup baik namun masih

belum sesuai harapan masyarakat. Selanjutnya dilihat dari aspek

pengawasan, indikator laporan pertanggungjawaban penggunaan anggaran

desa yang tepat waktu dan efisiensi penggunaan dana desa harus lebih

ditingkatkan lagi agar menjadi lebih baik. Indikator yang terakhir adalah

transparansi, dalam aspek keterbukaan informasi menurut masyarakat

sudah cukup baik namun harus ditingkatkan lagi agar seluruh masyarakat

mendapat informasi secara transparan dan keseluruhan mengenai

pemanfaatan dana desa.

4. Dapat dilihat masih banyaknya hambatan yang dijumpai dalam

pengelolaan dana desa, maka dampak yang diharapkan dari dana desa

dalam menunjang pembangunan di pedesaan dalam jangka pendek dapat

dikatakan cukup baik. Hasil kajian menunjukkan indikator peningkatan

kesejahteraan masyarakat desa, efektivitas pemanfaatan desa, pemerataan

pendapatan masyarakat desa dan penambahan sarana dan prasarana

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


77

memiliki nilai rata-rata cukup baik, tetapi masih belum memberikan

dampak yang nyata terutama pemerataan pendapatan masyarakat desa.

5.2. Saran

1. Bagi Pemerintah Desa

Dana Desa merupakan program besar pemerintahan Presiden Jokowi dan

Jusuf Kalla untuk membangun daerah-daerah pinggiran termasuk pedesaan

maka diharapkan kepada Kepala desa maupun BPD ( badan

permusyawaratan desa) untuk mampu memahami apa yang menjadi tujuan

dari pemerintah pusat agar pembangunan tersebut dapat sesuai dengan apa

yang diharapkan dan berjalan secara efektif dan efisien. Kepala desa dan

juga BPD sebagai pemerintah desa diharapkan untuk peka dan tanggap

terhadap apa yang menjadi potensi dan kebutuhan desa demi kemajuan dan

pembangunan desa yang lebih baik serta mampu mengatasi masalah

perekonomian masyarakat desa.

2. Bagi Masyarakat

Masyarakat harus mendukung apa yang menjadi program pemerintah desa

dan juga harus aktif memberi masukan ketika mengikuti musyawarah desa

serta masyarakat dapat melakukan pengawasan terhadap kinerja

pemerintah desa.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Peneliti selanjutnya diharapkan mampu menganalisis lebih detail lagi dan

mengambil sampel kabupaten yang berbeda diluar Kabupaten Asahan. Hal

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


78

ini dimaksudkan agar dapat membandingkan bagaimana kesiapan dan hasil

dari kinerja pemerintah desa di kabupaten yang lainnya.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


DAFTAR PUSTAKA

Bintarto, R. 1983. Interaksi Desa-Kota dan Permasalahannya. Ghalia Indonesia

Chozin, Sumardjo dan Susetiawan, 2010. Pembangunan Pedesaan dalam Rangka


Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat. IPB Press, Bogor.
Dini, Gemala Sari. 2010. Hubungan Alokasi Dana Desa Dengan Pembangunan
Desa di Kecamatan Stabat Kabupaten Langkat. Tesis. Pascasarjana
Universitas Sumatera Utara Medan.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Multivariate dengan Program IBM SPSS 21.
Semarang : Edisi 7. Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hargono, Didiek Setiabudi. 2010. Efektivitas Penyaluran Alikasi Dana Desa Pada
Empat Desa di Kabupaten Karangasem Provinsi Bali. Tesis. Universitas
Indonesia Jakarta.
Kuncoro, Mudrajat. 2003. Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi: Bagaimana
Meneliti & Menulis Tesis. Jakarta: Erlangga.

Listiyani, Rini, 2016. Efektivitas Implementasi Kebijakan Penggunaan Dana


Desa Tahun Anggaran 2015 di Desa Gunungpring Kecamatan Muntilan
Kabupaten Magelang. Jurnal, FIS UNY.

Ndraha, Taliziduhu.Metodologi Penelitian Pembangunan Desa. Bina Aksara.


Nurliana. 2013. Pengelolaan Alokasi Dana Desa (ADD) Dalam Pembangunan
Fisik di Desa Sukomulyo Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser
Utara. Ejournal Administrasi Negara.
Saputra, I Wayan. 2016. Efektivitas Pengelolaan Alokasi Dana Desa Pada Desa
Lembean Kecamatan Kintamani Kabupaten Bangli tahun 2009-2014. Jurnal
Jurusan Pendidikan Ekonomi (JJPE). Volume 6 Nomor 1, 2016.
Sinaga, Murbanto. 2016. Keuangan Daerah. Medan: USU press.
Suwignjo. 1986. Administrasi Pembangunan Desa dan Sumber-Sumber
Pendapatan Desa. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Yogyakarta.

Peraturan Bupati Asahan Nomor 13 tahun 2015 tentang tata cara dan penetapan
rincian dana desa di setiap desa.
Peraturan Bupati Asahan Nomor 11 tahun 2015 tentang tata cara pengadaan
barang dan jasa di desa.

79

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 113 tahun 2014 tentang pengelolaan
Keuangan Desa.
Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 114 tahun 2014 tentang pelaksanaan
pembangunan desa.
Peraturan Menteri Desa Nomor 21 tahun 2016 tentang prioritas dana desa.
Peraturan Menteri Desa Nomor 5 tahun 2015 tentang penetapan prioritas
penggunaan dana desa tahun 2015.
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 49 tahun 2016 tentang tata cara
pengalokasian, penyaluran, penggunaan, pemantauan dan Evaluasi dana
desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 57 tahun 2005 tentang Desa.
Peraturan Pemerintah Nomor 60 tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber
dari APBN.
Republik Indonesia. 1979. Undang Undang Nomor 5 tentang Pemerintahan
Daerah, Jakarta.
Republik Indonesia. 2004. Undang Undang Nomor 32 tentang Pemerintahan
Daerah, Jakarta.
Republik Indonesia. 2014. Undang Undang Nomor 6 tentang Desa, Jakarta
http://www.kemenkeu.go.id/Page2/rincian-dana-transfer-ke-daerah-dan-dana-
desa-apbn-p-tahun-anggaran-2015 , diakses pada Februari 2017.
http://apbnnews.com/kawal-apbn/rincian-dana-desa-apbnp-2015/ , diakses pada
Februari 2017.
http://karakternews.com/dana-desa-disalurkan-ke-sumut-rp-1-461-triliun/ ,
diakses pada Februari 2017.
http://waspada.co.id/sumut/dana-desa-sumut-rp3293-t/ , diakses pada Februari
2017.
http://www.jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2004/32Tahun2004UU.HTM , diakses
pada Februari 2017.
http://www.djpk.depkeu.go.id/wp-content/uploads/2016/03/03.-penggunaan-dana-
desa_kemendes.pdf , diakses pada Februari 2017.
https://asahankab.bps.go.id/ , diakses pada Februari 2017.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LAMPIRAN 1
KUESIONER PENELITIAN

1
KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DANA DESA DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN KEPALA DESA

Kepada Yth.:
Bapak/Ibu/Sdr
Responden Penelitian
Di
Tempat

Dengan hormat,
Saya dan pembimbing skripsi sedang melakukan penulisan skripsi tentang
efekvitias Dana Desa dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Pedesaan.
Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana. Untuk itu, kami bermohon kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk dapat berkenan
mengisi kuesioner ini agar diperoleh informasi yang akurat. Hasil pengisian
kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan semata-mata hanya untuk kepentingan
akademik saja.

Terima kasih atas kerja sama Bapak/Ibu/Sdr.

I. IDENTITAS
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :

II. BELANJA DANA DESA


Petunjuk: Lingkari Jawaban yang Saudara Anggap Benar
1. Dana Desa merupakan dana perimbangan yang diberikan kepada Desa dengan
tujuan untuk pembangunan desa. Bagaimana pendapat Saudara tentang Dana
Desa dalam aspek kecukupan pembiayaan pembangunan di desa
a. Sangat Tidak Cukup
b. Tidak Cukup
c. Kurang Cukup
d. Cukup (sesuai dengan kebutuhan pembangunan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


e. Sangat Cukup (Berlebih dari yang dibutuhkan)

2. Apakah Pembangunan di Desa terbantu oleh Dana Desa?


a. Sangat Tidak Membantu
b. Tidak Membantu
c. Kurang Membantu
d. Cukup Membantu
e. Sangat Membantu

3. Berapa besar belanja dana desa untuk pembangunan sarana dan prasarana di
Desa Saudara per tahun?
Sebelum ada Dana Desa Rp __________________ juta
Setelah ada Dana Desa Rp____________________ juta

4. Apakah seluruh Dana Desa tahun 2015 telah dibelanjakan semuanya sesuai
dengan rencana?
a. Ya b. Tidak.
Jika jawaban Saudara adalah Tidak, apa saja faktor kendala yang dihadapi?
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

5. Apakah pembiayaan Dana Desa telah meliputi belanja untuk pembangunan


sarana dan prasarana di bawah ini? (Berikan tanda checklist atau  untuk
pilihan Jawaban Ya atau Tidak di bawah.

No Uraian Ya Tidak
1. Pemenuhan kebutuhan dasar untuk pengembangan pos
kesehatan desa, polindes dan posyandu
2. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini
(PAUD seperti TK, Kelompok Bermain)
3. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
kedaulatan pangan
4. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
kedaulatan energi
5. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
pembangunan kemaritiman dan kelautan
6. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
pariwisata dan industri
7. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa
8. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani
9. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan
10. Pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa
11. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi
12. Pengembangan sarana dan prasarana produksi desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Uraian Ya Tidak
13. Pendirian dan pengembangan BUM Des (Badan Usaha
Milik Desa)
14. Pembangunan dan pengelolaan pasar dan kios desa
15. Pembangunan dan pengelolaan keramba, jaring apung dan
bagan ikan
16. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa
17. Pembuatan pupuk dan pakan ternak/ikan
18 Pengembangan ternak secara kolektif
19. Pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu
20. Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil
pertanian dan perikanan

6. Dari belanja sarana dan prasarana di atas, belanja mana yang paling besar?
Mohon sebutkan 3 (tiga) belanja terbesar dengan mengisi nomor belanja tabel
di atas:
………….; ………….; dan ……….. (Misal yang terbesar adalah belanja
pembangunan jalan desa maka isi titik-titik dengan angka 7)

7. Apakah pembiayaan Dana Desa telah meliputi belanja untuk pemberdayaan


masyarakat di bawah ini? (Berikan tanda checklist atau  untuk pilihan
Jawaban Ya atau Tidak di bawah.

No Uraian Ya Tidak
1. Peningkatan kualitas proses perencanaan desa
2. Mendukung kegiatan ekonomi yang dikembangkan oleh
BUMDes atau kelompok usaha masyarakat desa
3. Peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa
4. Penyelenggaraan gerakan hidup bersih dan sehat
5. Dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat dalam
pengelolaan hutan
6. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui
kelompok usaha ekonomi, kelompok perempuan, kelompok
tani, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, kelompok
pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda dan
kelompok lain sesuai dengan kondisi desa

8. Dari belanja pemberdayaan masyarakat di atas, belanja mana yang paling


besar?
Mohon sebutkan 3 (tiga) belanja terbesar dengan mengisi nomor belanja tabel
di atas:
………….; ………….; dan ………..

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


III. PERENCANAAN DANA DESA
Petunjuk:Berilah tanda Check List (√) pada jawaban yang sesuai di bawah ini.
Keterangan:STS (Sangat Tidak Setuju); TS (Tidak Setuju); KS (Kurang Setuju); S
(Setuju) dan SS (Sangat Setuju)

Jawaban
NO Parameter Perencanaan
STS TS KS S SS
1. Pemerintah desa telah menyusun rencana
pembangunan jangka menengah desa
(RPJMDes)
2. Pemerintah Desa telah menyusun Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDes)
3. Pemerintah desa telah menyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa(APBDes)
4. Pemerintah desa telah memiliki / sedang
mendirikan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes)
5. Pemerintah desa telah menetapkan skala
prioritas program dan kegiatan dalam
perencanaan pembangunan
6. Pemerintah desa menyusun APB Desa dengan
memperhatikan potensi desa
7. Pemerintah desa menyusun APB Desa dengan
memperhatikan kebutuhan desa
8. RPJM Desa disusun telah mengacu pada
RPJM Kabupaten
9. Perencanaan pembangunan Desa disusun
berdasarkan hasil kesepakatan dalam
musyawarah Desa
10. Pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam
penyusunan rencana kerja pemerintah desa

IV. PELAKSANAAN DANA DESA

Alternatif Jawaban
No Parameter Pelaksanaan
STS TS KS S SS
1. AparaturDesa mampu menyusun APBDesa
yang menjadi acuan penyaluran dana Desa
2. Pemerintah Desa mampu menyusun RPJM
Desa, dan RKP Desa
3. Aparatur Desa mampu menyusun laporan
realisasi dana Desa dan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alternatif Jawaban
No Parameter Pelaksanaan
STS TS KS S SS
4. Pemerintah desa menyiapkan informasi terkait
pelaksanaan pembangunan Desa bagi
masyarakat melalui media informasi yang
dimiliki Desa
5. Pemerintah desa perlu mendapatkan
pendamping dalam pengelolaan Dana Desa
6. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk pemanfaatan sumber daya alam lokal
7. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk pembangunan sarana dan prasarana
dengan menggunakan SDM lokal (Swakelola)
8. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa
9. Pemerintah desa telah memanfaatkan Dana
Desa secara efektif untuk pembangunan desa
10. Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa secara efisien
11. Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa
12. Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa untuk meningkatkan pemerataan
pendapatan masyarakat desa
13. Penggunaan Dana Desa telah menambah
jumlah sarana dan prasarana desa secara nyata

Terima kasih diucapkan kepada Bapak/Ibu Kepala Desa yang telah membantu
kami dalam mengisi kuesioner ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

2
KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DANA DESA DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR PEDESAAN BPD

Kepada Yth.:
Bapak/Ibu/Sdr
Responden Penelitian
Di
Tempat

Dengan hormat,
Saya dan pembimbing skripsi sedang melakukan penulisan skripsi tentang
efekvitias Dana Desa dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Pedesaan.
Skripsi merupakan salah satu syarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana. Untuk itu, kami bermohon kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk dapat berkenan
mengisi kuesioner ini agar diperoleh informasi yang akurat. Hasil pengisian
kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan semata-mata hanya untuk kepentingan
akademik saja.

Terima kasih atas kerja sama Bapak/Ibu/Sdr.

I. IDENTITAS
Alamat :
Usia :
Jenis Kelamin :
Pendidikan :

II. BELANJA DANA DESA


Petunjuk: Lingkari Jawaban yang Saudara Anggap Benar
1. Dana Desa merupakan dana perimbangan yang diberikan kepada Desa dengan
tujuan untuk pembangunan desa. Bagaimana pendapat Saudara tentang Dana
Desa dalam aspek kecukupan pembiayaan pembangunan di desa
a. Sangat Tidak Cukup
b. Tidak Cukup
c. Kurang Cukup
d. Cukup (sesuai dengan kebutuhan pembangunan)
e. Sangat Cukup (Berlebih dari yang dibutuhkan)

86
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2. Apakah Pembangunan di Desa terbantu oleh Dana Desa?
a. Sangat Tidak Membantu
b. Tidak Membantu
c. Kurang Membantu
d. Cukup Membantu
e. Sangat Membantu

3. Apakah seluruh Dana Desa tahun 2015 telah dibelanjakan semuanya sesuai
dengan rencana?
a. Ya b. Tidak.
Jika jawaban Saudara adalah Tidak, berikan alasannya.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________
4. Apakah pembiayaan Dana Desa telah meliputi belanja untuk pembangunan
sarana dan prasarana di bawah ini? (Berikan tanda checklist atau  untuk
pilihan Jawaban Ya atau Tidak di bawah.

No Uraian Ya Tidak
1. Pemenuhan kebutuhan dasar untuk pengembangan pos
kesehatan desa, polindes dan posyandu
2. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini
(PAUD seperti TK, Kelompok Bermain)
3. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
kedaulatan pangan
4. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
kedaulatan energy
5. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
pembangunan kemaritiman dan kelautan
6. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
pariwisata dan industry
7. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa
8. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani
9. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan
10. Pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa
11. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi
12. Pengembangan sarana dan prasarana produksi desa
13. Pendirian dan pengembangan BUMDes (Badan Usaha Milik
Desa)
14. Pembangunan dan pengelolaan pasar dan kios desa
15. Pembangunan dan pengelolaan keramba, jaring apung dan
bagan ikan
16. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa
17. Pembuatan pupuk dan pakan ternak/ikan
18 Pengembangan ternak secara kolektif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


No Uraian Ya Tidak
19. Pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu
20. Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil
pertanian dan perikanan

5. Apakah pembiayaan Dana Desa telah meliputi belanja untuk pemberdayaan


masyarakat di bawah ini? (Berikan tanda checklist atau  untuk pilihan
Jawaban Ya atau Tidak di bawah.

No Uraian Ya Tidak
1. Peningkatan kualitas proses perencanaan desa
2. Mendukung kegiatan ekonomi yang dikembangkan oleh
BUMDes atau kelompok usaha masyarakat desa
3. Peningkatan kapasitas Kader Pemberdayaan Masyarakat
Desa
4. Penyelenggaraan gerakan hidup bersih dan sehat
5. Dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat dalam
pengelolaan hutan
6. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui
kelompok usaha ekonomi, kelompok perempuan, kelompok
tani, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, kelompok
pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda dan
kelompok lain sesuai dengan kondisi desa

III. PERENCANAAN DANA DESA


Petunjuk: Berilah tanda Check List (√) pada jawaban yang sesuai di bawah ini.

Jawaban
NO Parameter Perencanaan
STS TS KS S SS
1 Pemerintah desa telah menyusun rencana
pembangunan jangka menengah desa
(RPJMDes)
2 Pemerintah Desa telah menyusun Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDes)
3 Pemerintah desa telah menyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa(APBDes)
4 Pemerintah desa telah memiliki / sedang
mendirikan Badan Usaha Milik Desa
(BUMDes)
5 Pemerintah desa telah menetapkan skala
prioritas program dan kegiatan dalam
perencanaan pembangunan
6 Pemerintah desa menyusun APB Desa dengan
memperhatikan potensi desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


7 Pemerintah desa menyusun APB Desa dengan
memperhatikan kebutuhan desa
8 RPJM Desa disusun telah mengacu pada
RPJM Kabupaten
9 Perencanaan pembangunan Desa disusun
berdasarkan hasil kesepakatan dalam
musyawarah Desa
10 Pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam
penyusunan rencana kerja pemerintah desa

IV. PELAKSANAAN DANA DESA

Alternatif Jawaban
No Parameter Pelaksanaan
STS TS KS S SS
1. Aparatur Desa mampu menyusun APBDesa
yang menjadi acuan penyaluran dana Desa
2. Pemerintah Desa mampu menyusun RPJM
Desa, dan RKP Desa
3. Pemerintah desa perlu mendapatkan
pendamping dalam pengelolaan Dana Desa
4. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk pemanfaatan sumber daya alam lokal
5. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk pembangunan sarana dan prasarana
dengan menggunakan SDM lokal (Swakelola)
6. Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa

V. EVALUASI DAN TRANSPARANSI DANA DESA

Alternatif Jawaban
No Parameter Evaluasi
STS TS KS S SS
1. Pemerintah desa telah menyusun laporan
realisasi Dana Desa dan sesuai dengan waktu
yang ditetapkan
2. Pemerintah desa menyampaikan laporan
keuangan desa dalam musyawarah
3. Pemerintah desa menyiapkan informasi terkait
pelaksanaan pembangunan Desa bagi
masyarakat melalui media informasi yang
dimiliki Desa
4. Pemerintah desa telah memanfaatkan Dana
Desa secara efektif untuk pembangunan desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


Alternatif Jawaban
No Parameter Evaluasi
STS TS KS S SS
5. Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa secara efisien
6. Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa
7. Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa untuk meningkatkan pemerataan
pendapatan masyarakat desa
8. Secara umum, Pemerintah desa telah
menggunakan Dana Desa sesuai dengan yang
diharapkan
9. Penggunaan Dana Desa telah disampalikan
secara transparan
10. Penggunaan Dana Desa telah menambah
jumlah sarana dan prasarana desa secara nyata

Terima kasih diucapkan kepada Bapak/Ibu yang telah membantu kami dalam
mengisi kuesioner ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


80

KUESIONER PENELITIAN
EFEKTIVITAS KEBIJAKAN DANA DESA DALAM
PEMBANGUNAN EKONOMI DAN INFRASTRUKTUR
3
PEDESAAN MASYARAKAT

KepadaYth.:
Bapak/Ibu/Sdr
Responden Penelitian
Di
Tempat

Denganhormat,
Saya dan pembimbing skripsi sedang melakukan penulisan skripsi tentang
efekvitias Dana Desa dalam Pembangunan Ekonomi dan Infrastruktur Pedesaan.
Skripsi merupakan salah satusyarat kelulusan untuk menyelesaikan pendidikan
Sarjana. Untukitu, kami bermohon kepada Bapak/Ibu/Sdr untuk dapat berkenan
mengisi kuesioner ini agar diperoleh informasi yang akurat. Hasil pengisian
kuesioner ini tidak akan disebarluaskan dan semata-mata hanya untuk
kepentingan akademik saja.

Terimakasih atas kerjasama Bapak/Ibu/Sdr.

I. IDENTITAS
Alamat :
Usia :
JenisKelamin :
Pendidikan :

II. BELANJA DANA DESA


Petunjuk: Lingkari Jawaban yang Saudara Anggap Benar
1. Dana Desa merupakan dana perimbangan yang diberikan kepada Desa dengan
tujuan untuk pembangunan desa. Bagaimana pendapat Saudara tentang Dana
Desa dalam aspek kecukupan pembiayaan pembangunan di desa
a. Sangat Tidak Cukup
b. Tidak Cukup
c. Kurang Cukup
d. Cukup (sesuai dengan kebutuhan pembangunan)
e. Sangat Cukup (Berlebih dari yang dibutuhkan)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


81

2. Apakah Pembangunan di Desa terbantu oleh Dana Desa?


a. Sangat Tidak Membantu
b. Tidak Membantu
c. Kurang Membantu
d. Cukup Membantu
e. Sangat Membantu

3. Apakah seluruh Dana Desa tahun 2015 telah dibelanjakan semuanya sesuai
dengan rencana?
a. Ya b. Tidak.
Jika jawaban Saudara adalah Tidak, berikan alasannya.
_______________________________________________________________
_______________________________________________________________

4. Apakah pembiayaan Dana Desa telah meliputi belanja untuk pembangunan


sarana dan prasarana di bawah ini? (Berikan tanda checklist atau  untuk
pilihan Jawaban Ya atau Tidak di bawah.

No Uraian Ya Tidak
1. Pemenuhan kebutuhan dasar untuk pengembangan pos
kesehatan desa, polindes dan posyandu
2. Pembinaan dan pengelolaan pendidikan anak usia dini (PAUD
seperti TK, Kelompok Bermain)
3. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
kedaulatan pangan
4. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
kedaulatan energy
5. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
pembangunan kemaritiman dan kelautan
6. Pembangunan sarana dan prasarana desa yang mendukung
pariwisata dan industri
7. Pembangunan dan pemeliharaan jalan desa
8. Pembangunan dan pemeliharaan jalan usaha tani
9. Pembangunan dan pemeliharaan sanitasi lingkungan
10. Pembangunan dan pemeliharaan air bersih berskala desa
11. Pembangunan dan pemeliharaan irigasi
12. Pengembangan sarana dan prasarana produksi desa
13. Pendirian dan pengembangan BUMDes (Badan Usaha Milik
Desa)
14. Pembangunan dan pengelolaan pasar dan kios desa
15. Pembangunan dan pengelolaan keramba, jarring apung dan
bagan ikan
16. Pembangunan dan pengelolaan lumbung pangan desa
17. Pembuatan pupuk dan pakan ternak/ikan
18 Pengembangan ternak secara kolektif

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


82

No Uraian Ya Tidak
19. Pembangunan dan pengelolaan tambatan perahu
20. Pengembangan teknologi tepat guna pengolahan hasil
pertanian dan perikanan

5. Apakah pembiayaan Dana Desa telah meliputi belanja untuk pemberdayaan


masyarakat di bawah ini? (Berikan tanda checklist atau  untuk pilihan
Jawaban Ya atau Tidak di bawah.

No Uraian Ya Tidak
1. Peningkatan kualitas proses perencanaan desa
2. Mendukung kegiatan ekonomi yang dikembangkan oleh
BUMDes atau kelompok usaha masyarakat desa
3. Peningkatan kapasitas kader pemberdayaan masyarakat desa
4. Penyelenggaraan gerakan hidup bersih dan sehat
5. Dukungan terhadap kegiatan desa dan masyarakat dalam
pengelolaan hutan
6. Peningkatan kapasitas kelompok masyarakat melalui
kelompok usaha ekonomi, kelompok perempuan, kelompok
tani, kelompok nelayan, kelompok pengrajin, kelompok
pemerhati dan perlindungan anak, kelompok pemuda dan
kelompok lain sesuai dengan kondisi desa

III. PERENCANAAN DANA DESA


Petunjuk: Berilah tanda Check List (√) pada jawaban yang sesuai di bawah ini.

Jawaban
No Parameter Perencanaan
STS TS KS S SS
1 Pemerintah desa telah menyusun rencana
pembangunan jangka menengah desa
(RPJMDes)
2 Pemerintah Desa telah menyusun Rencana
Kerja Pemerintah Desa (RKPDes)
3 Pemerintah desa telah menyusun Anggaran
Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
4 Pemerintah desa telah memiliki/sedang
mendirikan Badan Usaha Milik Desa
5 Pemerintah desa telah menetapkan skala
prioritas program dan kegiatan dalam
perencanaan pembangunan
6 Pemerintah desa menyusun APB Desa dengan
memperhatikan potensi desa
7 Pemerintah desa menyusun APB Desa dengan
memperhatikan kebutuhan desa

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


83

8 RPJM Desa disusun telah mengacu pada RPJM


Kabupaten
9 Perencanaan pembangunan Desa disusun
berdasarkan hasil kesepakatan dalam
musyawarah Desa
10 Pemerintah desa melibatkan masyarakat dalam
penyusunan rencana kerja pemerintah desa

IV. PELAKSANAAN DANA DESA

AlternatifJawaban
No Parameter Pelaksanaan
STS TS KS S SS
1 AparaturDesamampu menyusun APBDesa
yang menjadi acuan penyaluran dana Desa
2 Pemerintah Desa mampu menyusun RPJM
Desa, danRKP Desa
3 Pemerintah desa perlu mendapatkan
pendamping dalam pengelolaan Dana Desa
4 Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk pemanfaatan sumber daya alam lokal
5 Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk pembangunan sarana dan prasarana
dengan menggunakan SDM lokal (Swakelola)
6 Pemerintah desa menggunakan Dana Desa
untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat desa

V. EVALUASI DAN TRANSPARANSI DANA DESA

AlternatifJawaban
No Parameter Evaluasi
STS TS KS S SS
1 Pemerintahdesatelahmenyusun laporan realisasi
Dana Desa dan sesuai dengan waktu yang
ditetapkan
2 Pemerintahdesamenyampaikanlaporankeuanga
ndesadalammusyawarah
3 Pemerintahdesamenyiapkan informasi terkait
pelaksanaan pembangunan Desa bagi
masyarakat melalui media informasi yang
dimiliki Desa
4 Pemerintah desa telah memanfaatkan Dana
Desa secara efektif untuk pembangunan desa
5 Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa secara efisien

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


84

AlternatifJawaban
No Parameter Evaluasi
STS TS KS S SS
6 Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa untuk meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa
7 Pemerintah desa telah menggunakan Dana
Desa untuk meningkatkan pemerataan
pendapata nmasyarakat desa
8 Secara umum, Pemerintah desa telah
menggunakan Dana Desa sesuai dengan yang
diharapkan
9 Penggunaan Dana Desa telah disampaikan
secara transparan
10 Penggunaan Dana Desa telah menambah
jumlah sarana dan prasarana desa secara nyata

11. Sebutkan infrastruktur yang telah bertambah setelah Dana Desa berlangsung
(tahun 2015)?
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

12. Apakah penyediaan sarana dan prasarana desa telah sesuai dengan skala
prioritas keinginan warga?
a. Sudah b. Belum
Berikana lasan:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________

13. Apakah Bapak/Ibu/Saudara pernah mengikuti atau pernah mendengar ada


warga yang mengikuti Musyawarah Rencana Pembangunan Desa?
a. Pernah b. Tidak Pernah

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


85

14. Apakah pendapatan Bapak/Ibu/Saudara saat ini mengalami perubahan jika


dibandingkan dengan pendapatan tahun 2014 dan sebelumnya?

Pendapatan Tahun 2014 (Rp) Pendapatan Saat Ini (Rp)

15. Apakah pembangunan sarana dan prasarana desa sejak tahun 2015 telah
memberikan dampak terhadap perubahan pendapatan masyarakat setempat.
a. Ya b. Tidak

Terimakasih diucapkan kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah membantu kami


dalam mengisi kuesioner ini.

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


86

LAMPIRAN 2
DOKUMENTASI PENELITIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


87

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


88

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


89

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Anda mungkin juga menyukai