Anda di halaman 1dari 89

SKRIPSI

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG


MEMPENGARUHI KESEJAHTERAAN PETANI
PADI SAWAH DI KECAMATAN TIGANDERKET

OLEH

POPY DAYANI BR

SEMBIRING 130501170

PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2018

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIVERSITAS SUAIATERA UTARA
FAKtJLTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAII STUDI EKONOMI
PEMB.ANGUNAN

PERSETUJUAN PENCETAEAN

: Popy Dayani Br Sembiring


m»1 : 130501170
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perencanaan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi
Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan
Tiganderket

Ketua Program Studi

Drs. Coki Ahm d Shirer NIP.19590912 1 87003

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


UNIYERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
PROGRAM STUDI EKONOMI PEMBANGUNAN

PERSETUJUAN

Nama : Popy Dayani Br Sembiring


NFYI : 130501170
Program Studi : Ekonomi Pembangunan
Konsentrasi : Perencanaan
Judul Skripsi : Analisis Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi
Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan
Tiganderket

Tanggal, ?3 J d ft0 ftfi 2p J Pembimbing,

P of r S a Afif d S SE E
NIP. 19551003 198103 1 004

Prof. Dr. Raalli, S.E., M.S. Drs Raina Linda Sari M. Si.
.igs8 198803 1 001 NIP. 19630907 198803 2 002

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertandatangan di bawah ini menyatakan dengan

sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor

Produksi yang Mempengaruhi Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan

Tiganderket” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai

tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi

dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau

lembaga, dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin,

dan/atau dituliskan sumbemya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan

etika penulisañ ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat

dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang

berlaku.

Medan, Januari 2018


Penulis

Po ani Br
Sembirin NIM.
130501170

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


ABSTRAK
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI
KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN
TIGANDERKET

Penelitian ini berjudul “Analisis Faktor-Faktor Produksi yang


Mempengaruhi Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket”.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan petani
padi sawah di Kecamatan Tiganderket dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh
luas lahan, tenaga kerja,modal kerja, dan harga terhadap tingkat kesejahteraan
petani padi di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo. Data yang digunakan
adalah data primer, yaitu data yang diperoleh dari masyarakat petani melalui
observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan
berupa kuesioner.
Dalam menganalisis besarnya perngaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat digunakan model ekonometrika dengan meregresikan variabel-
variabel yang ada dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dari hasil
regresi, variabel luas lahan berpengaruh positif dan signifikan secara statistik
terhadap variabel kesejahteraan petani padi. Variabel tenaga kerja berpengaruh
negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan petani padi. Variabel modal
kerja berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan petani padi .
Variabel harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteaan petani
padi.
Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel tingkat
kesejahteraan petani padi sebagai variabel dependen mampu menjelaskan oleh
variabel – variabel independen yaitu luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan
harga sebesar 87,6%, sedangkan 12,4% dijelaskan oleh factor-faktor lain yang
tidak diteliti oleh penelitian ini. Pengujiam secara keseluruhan menggunakan uji
F, dimana F hitung (167,127 > F table (2,70). Artinya variabel luas lahan, tenaga
kerja, modal kerja, dan harga jual berpengaruh secara signifikan terhadap
kesejahteraan petani padi sawah di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo.

Kata kunci : Kesejahteraan petani, luas lahan , tenaga kerja, modal , harga

i
UNIVERSITAS SUMATERA
ABSTRACT
ANALYSIS OF THE FACTORS OF PRODUCTION AFFECTING
WELFARE OF RICE FARMERS IN TIGANDERKET SUB-DISTRICT

This research entitled "Analysis of the FactorsOf Production Affecting


Welfare of Rice Farmers in Tiganderket Sub-district". The purpose of this
research is to know how welfare of paddy farmer in Tiganderket subdistrict and to
know how influence of land area, labor, working capital, and price to welfare
level of paddy farmer in Tiganderket Sub-district of Karo Regency. The data used
are primary data, that is data obtained from the farmer community through
observation and direct interview using questionnaire in the form of questionnaire.
In analyzing the effect of independent variables on the dependent variable
econometric model used by regressing existing variables using multiple
regression analysis. . From result of regresi, variable of land area have positive
and statistically significant effect to welfare variable of paddy farmer. Labor
variable has negative and insignificant effect to paddy farmer's welfare. Working
capital variable has positive and insignificant effect to paddy farmer's welfare.
Price variables have a positive and significant effect on the welfare of rice
farmers.
The result of determination coefficient test (R2) shows that variable of
welfare level of paddy farmer as dependent variable can explain by independent
variables that is land area, labor, working capital and price equal to 87,6%,
while 12,4% other factors not investigated by this study. Pengujiam as a whole
using F test, where F arithmetic (167,127> F table (2.70) .This means that the
variable of land area, labor, working capital, and selling price significantly
influence the welfare of paddy rice farmers in Tiganderket District Karo Regency.

Keywords: Farmers welfare, land area, labor, capital, price

ii
UNIVERSITAS SUMATERA
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil„alamiin, segala puji dan syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang

Mempengaruhi Kesejahteraan Petani Padi di Tiganderket”. Penulisan skripsi ini

merupakan sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari tidak akan dapat

berjalan dengan lancar tanpa bantuan dan dorongan baik materil maupun spiritual

dari berbagai pihak. Dengan penuh rasa hormat penulis menyampaikan rasa

hormat dan penghargaan sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis:

Ayahanda Sudarman Sembiring dan Ibunda Perhatian Br Sinuraya atas segala

kasih, motivasi, perhatian, doa, dukungan baik moril maupun materil yang

senantiasa diberikan kepada penulis dengan tulus dan penuh kasih sayang.

Di kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebanyak-

banyaknya kepada pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan dalam

menyelesaikan skripsi ini, yaitu kepada:

1. Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Coki Ahmad Syahwier, M.P. selaku Ketua Program Studi

Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera

Utara dan Ibu Inggrita Gusti Sari Nasution, S.E., M.Si selaku Sekretaris

iii
UNIVERSITAS SUMATERA
Program Studi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Syaad Afifuddin, S.E., M.Ec sebagai dosen pembimbing skripsi

yang telah meluangkan waktu dalam memberikan bimbingan, saran, dan

masukan dari awal penulisan hingga skripsi ini selesai dengan sangat baik.

Prof. Dr. Ramli, S.E., M.S. selaku Dosen Penguji I dan Ibu Dra. Raina Linda

Sari, M.Si selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran

yang membangun dalam penulisan skripsi ini.

4. Seluruh Bapak/Ibu Dosen dan Staf Pengajar di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Sumatera Utara, khususnya Program Studi Ekonomi

Pembangunan yang telah mendidik penulis selama masa perkuliahan.

5. Seluruh Staf Administrasi Program Studi Ekonomi Pembangunan yang telah

mendukung penyelesaian proses administrasi penuis yang dibutuhkan selama

ini.

6. Teruntuk Abang Penulis Dafriandi Sembiring dan Rikky Sahputra Sembiring

S.T yang telah banyak memberikan dukungan, motivasi, dan doa kepada

penulis hingga selesai.

7. Kepada Deyar Birano Surbakti yang menjadi orang yang selalu

mendengarkan keluh kesah penulis dan juga memberikan semangat, motivasi,

dukungan dan doa yang tiada henti mulai dari awal masuk perkuliahan

sampai penulisan skripsi ini selesai

8. Kepada teman-teman seangkatan dan seperjuangan di Fakultas Ekonomi dan

Bisnis USU, Meryani, S.E, Azrini Juliyanti Siregar, S.E, Deby Arina Husna

iv
UNIVERSITAS SUMATERA
Rambe, Tiffani Khoirum Tarigan, Ira Chinta Ramadhani, S.E , Hilda Pebrida

Panjaitan, S.E, Endang Juliana , Claudia Refani Chandra, Selamat Berkat

Zebua S.E, Bunga Fitria, S.E, Muhammad Rio Pratama, S.E, serta Ezra

Octavia, S.E yang telah banyak memberi keceriaan dan menyemangati

penulis dalam mengerjakan skripsi ini dan selama berkuliah di Fakultas

Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

9. Kepada seluruh pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun

tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Medan, Januari 2018

Popy Dayani Br Sembiring


NIM: 130501170

v
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR ISI
ABSTRAK......................................................................................................i
ABSTRACK..................................................................................................ii
KATA PENGANTAR.................................................................................iii
DAFTAR ISI..............................................................................................viii
DAFTAR TABEL........................................................................................ix
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................x
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................xi

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang................................................................1
1.2 Rumusan Masalah...........................................................6
1.3 Tujuan Penelitian.............................................................7
1.4 Manfaat Penelitian...........................................................7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teori Pertanian................................................................9
2.2 Pengertian Usahatani.....................................................10
2.3 Gambaran Umum Sektor Pertanian...............................11
2.4 Teori Tingkat Kesejahteraan.........................................14
2.5 Faktor- Faktor Produksi Pertanian................................16
2.5.1 Tanah/Luas Lahan..........................................16
2.5.2 Tenaga Kerja..................................................17
1. Sistem Upah.....................................18
2. Lamanya waktu kerja.......................18
3. Kehidupan sehari-hari......................19
4. Kecakapan........................................19
5. Umur tenaga kerja............................19
2.5.3 Modal Kerja....................................................19
2.5.4 Harga..............................................................21
2.7 Fungsi Produksi...........................................................22
2.8 Penelitian Terdahulu....................................................23
2.9 Kerangka Konseptual...................................................25
2.10 Hipotesis....................................................................26

BAB III METODE PENELITIAN


3.1 Jenis Penelitian...........................................................27
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian....................................27
3.3 Batasan Operasional...................................................27
3.4 Definisi Operasional...................................................27
3.5 Populasi dan Sampel..................................................29
3.5.1 Populasi.........................................................29

vi
UNIVERSITAS SUMATERA
3.5.2 Sampel...........................................................29
3.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data........................30
3.6.1 Jenis Data......................................................30
3.6.2 Metode Pengumpulan Data...........................30
3.7 Teknik Analisis Data..................................................31
3.7.1 Analisis Deskriptif........................................31
3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda.................31
3.8 Pengujian Asumsi Klasik...........................................32
3.8.1 Uji Multikolineritas.......................................32
3.8.2 Heterokedastisitas.........................................32
3.8.3 Uji autokorelasi.............................................33
3.8.4 Uji Normalitas...............................................33
3.9 Test Of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian).................34
3.9.1 Koefisien Determinasi (R-Square)................34
3.9.2 Uji t- Statistik (Uji secara parsial)................34
3.9.3 Uji F- statistic (Uji secara serentak)..............35

BAB IV HASIL PENELITIAN DANPEMBAHASAN


4.1 Hasil Penelitian...........................................................37
4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan
Tiganderket...................................................37
4.1.2 Iklim..............................................................37
4.1.3 Pemerintahan.................................................38
4.1.4 Penduduk.......................................................38
4.1.5 Luas Penggunaan Tanah...............................39
4.1.6 Profil Petani Padi..........................................40
4.1.6.1 Profil Petani Padi Menurut
Umur................................................40
4.1.6.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat
Pendidikan.......................................40
4.1.6.3 Profil Petani Menurut
Luas Lahan........................................41
4.1.6.4 Profil Petani Menurut
Tenaga Kerja...................................42
4.1.6.5 Profil Petani Menurut
Modal Kerja.....................................43
4.1.6.6 Profil Petani Menurut Harga...........44
4.1.6.7 Profil Petani Menurut
Produksi Usahatani padi..................45
4.1.6.8 Profil Petani Menurut Tingkat
Konsumsi.........................................46

vi
UNIVERSITAS SUMATERA
4.1.6.9 Profil Petani Menurut Tingkat
Kesejahteraan..................................48
4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda.................49
4.2.1.1 Uji Asumsi Klasik...........................51
4.2.2.1 Uji Multikolinieritas........................51
4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas....................52
4.2.2.3 Uji Autokorelasi..............................53
4.2.2.4 Uji Normalitas.................................54
4.2.3 Pengujian Hipotesis......................................55
4.2.3.1 Uji Koefisien
Determinasi (R2)..............................55
4.2.3.2 Pengujian Secara
Bersama (uji F)................................56
4.2.3.3 Pengujian Parsial (uji t)...................57

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


5.1 Kesimpulan.................................................................59
5.2 Saran...........................................................................60

DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

vi
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR
Judul Halaman
Tabel 1.1 Luas Panen, Produktivitas Padi Sawah Menurut
Kecamatan di Kecamatan Tiganderket ....................... 4
Tabel 1.2 Data Produksi Padi Sawah di
Kecamatan Tiganderket ............................................... 5
Tabel 4.1 Luas Wilayah Desa di Kecamatan Tiganderket
Tahun 2015................................................................... 38
Tabel 4.2 Responden Menurut Tingkat Umur Pada Usahatani
Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket........................ 40
Tabel 4.3 Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani
Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket ........................ 41
Tabel 4.4 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan
Tiganderket .................................................................. 42
Tabel 4.5 Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi di
Kecamatan Tiganderket ................................................ 43
Tabel 4.6 Modal Kerja yang Digunakan Petani Padi di
Kecamatan Tiganderket ................................................ 44
Tabel 4.7 Tingkat Harga yang Didapatkan Petani Padi di
Kecamatan Tiganderket ................................................ 45
Tabel 4.8 Produksi Usahatani Padi di Kecamatan
Tiganderket................................................................... 46
Tabel 4.9 Tingkat Konsumsi yang Digunakan Petani Padi
Di Kecamatan Tiganderket ........................................... 47
Tabel 4.10 Tingkat Kesejahteraan yang Diperoleh Petani Padi
Di Kecamatan Tiganderket ........................................... 48
Tabel 4.11 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ....................... 49
Tabel 4.12 Tabel Hasil Uji Multikolinieritas.................................. 51
Tabel 4.13 Tabel Hasil Uji Autokorelasi ........................................ 54
Tabel 4.14 Tabel Kriteria Uji Autokorelasi .................................... 54
Tabel 4.15 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R )...........................
2
56
Tabel 4.16 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji
Bersama-sama (Uji F)................................................... 56
Tabel 4.17 Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji
Parsial (Uji t) ................................................................ 57

i
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual ....................................................... 25
Gambar 4.1 Luas Lahan yang Digarap Petani Padi
di Kecamatan Tiganderket .................................................. 42
Gambar 4.2 Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi
di Kecamatan Tiganderket .................................................. 43
Gambar 4.3 Modal yang Digunakan Petani Padi
di Kecamatan Tiganderket .................................................. 44
Gambar 4.4 Harga yang Digunakan Petani Padi
di Kecamatan Tiganderket .................................................. 45
Gambar 4.5 Hasil Produksi Usahatani Padi
di Kecamtan Tiganderket.................................................... 46
Gambar 4.6 Tingkat Konsumsi Usahatani Padi
di Kecamatan Tiganderket .................................................. 47
Gambar 4.7 Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi
di Kecamatan Tiganderket .................................................. 48
Gambar 4.8 Scatter Plot pada Uji Heteroskedastisitas ........................... 52
Gambar 4.9 Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data.............................. 54

x
UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Judul

1 Kuesioner Penelitian

2 Input Data Hasil Responden

3 Hasil Regresi Linier Berganda

x
UNIVERSITAS SUMATERA
BAB I
PENDAHULUA
N

1.1 Latar Belakang

Memperbincangkan pembangunan khususnya di negara berkembang, tidak

bisa terlepas dari sektor pertanian. Sebab sederhana saja, sebagian besar penduduk

di negara berkembang bermukim di daerah pedesaan yang mayoritas mata

pencaharian dalam mencukupi kebutuhan sehari-hari dari sektor pertanian.

Sampai saat ini, Indonesia sebetulnya masih dianggap sebagai negara yang kuat

dalam sektor pertaniannya, dapat dilihat dari kontribusi sektor pertanian dalam

Gross National Produk (GNP). Di luar itu, perkembangan sektor pertanian sendiri

telah lama menjadi stimulus pembangunan ekonomi yang memiliki kemampuan

mengatasi kemiskinan, karena berkaitan dengan harga pangan, permintaan tenaga

kerja, dan pertumbuhan sektor modern. Namun, salah satu persoalan pelik dalam

membangun sektor pertanian adalah keterbatasan modal.

Keterbatasan modal telah menyebabkan sirkulasi kegiatan petani tidak

berjalan dengan lancar, sebaliknya tanpa ada perputaran aktivitas ekonomi, proses

akumulasi kapital juga tidak bisa terjadi. Kebutuhan modal sangat di perlukan

bagi petani dalam mengembangkan usaha pertaniannya, meningkatkan

produktivitasnya, dan menghidupi kebutuhan sehari-harinya. Kebutuhan modal

juga diperlukan untuk menggapai hasil panen yang diharapkan, dengan modal

yang cukup, kebutuhan akan benih,pupuk, dan segala hal yang berhubungan

dengan pertanaman pun dapat teratasi. Petani juga menghadapi banyak masalah

dalam perannya menghasilkan bahan pangan. Dimana saat ini mayoritas petani

berusia 60 tahun atau 70 tahun dan yang berumur 30 tahun kebawah jumlahnya

UNIVERSITAS SUMATERA
1

UNIVERSITAS SUMATERA
2

sangat sedikit, dikarenakan enggan menjadi petani. Karena menurutnya

menjadi petani tidak akan menjamin kehidupan mereka (I Gede Setiawan Adi

Putra dkk,2010:1). Dilain pihak, petani juga mempunyai masalah jika hasil panen

petani gagal, atau harga anjlok. Itu akan membuat para petani menjadi lebih sulit

untuk mendapatkan kesejahteraan petani tersebut. Maka para petani

menginginkan harga yang stabil setiap tahunnya untuk hasil panennya.

Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk melihat tingkat

kesejahteraan petani adalah pendapatan. Pendapatan dapat diartikan sebagai

semua penghasilan yang menyebabkan bertambahnya kemampuan seseorang, baik

digunakan untuk konsumsi maupun untuk tabungan. Ada banyak faktor yang

mempengaruhi tingkat pendapatan petani padi, diantaranya yaitu luas lahan. Luas

lahan sangat mempengaruhi produksi padi, apabila produksi meningkat maka

kehidupan petani lebih tinggi dan kesejahteraan lebih merata (Trimayuri, 2010).

Produksi padi meningkat apabila luas lahan petani semakin luas dan pendapatan

petani padi juga meningkat. Pada tahun 2016 luas lahan petani padi sawah 13.986

Ha.

Faktor yang dapat mempengaruhi tingkat pendapatan adalah jumlah

produksi padi. Faktor produksi pertanian dipengaruhi oleh tanah, modal, tenaga

kerja dan manajemen (science and skill). Faktor produksi tanah mempunyai

kedudukan yang paling penting. Hal ini dikarenakan dari besarnya balas jasa yang

diterima oleh tanah dibandingkan faktor –faktor produksi lainnya (Mubyarto,

1995). Faktor produksi tenaga kerja, merupakan faktor produksi yang penting

danperlu diperhitungkan dalam proses produksi dalam jumlah yang cukup. Faktor

UNIVERSITAS SUMATERA
3

produksi modal, modal dibagi menjadi dua yaitu modal tetap dan modal tidak

tetap. Modal tetap diantaranya tanah, bangunan dan mesin-mesin. Sedangkan

modal tidak tetap meliputi biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi.

Dalam meningkatkan kesejahteraan para petani, maka petani dapat

melakukan perluasan lahan yang dapat dibantu oleh pemerintah atau lembaga-

lembaga yang memberikan kredit produksi kepada petani. Memberikan

penyuluhan-penyuluhan kepada para petani agar mampu memahami segala aspek-

aspek bertani yang lebih baik. Memberi pencerahan kepada pemuda-pemudi yang

enggan menjadi petani,dikarenakan merasa bahwa bertani tidak menjamin

kehidupan mereka.

Usahatani adalah ujung tombak pembangunan nasional yang mempunyai

peran penting. Untuk mewujudkan pembangunan nasional bidang pertanian

(agribisnis) masa mendatang harus mengupayakan sejauh mungkin mengatasi

masalah dan kendala yang sampai sejauh ini belum mampu diselesaikan secara

tuntas sehingga memerlukan perhatian yang lebih serius. Dalam hal ini terlihat

meskipun meningkatnya produktivitas pertanian atau output tetapi belum

mensejahterakan petani secara signifikan dalam usahataninya. Petani sebagai unit

agribisnis terkecil belum mampu meraih nilai tambah yang rasional sesuai skala

usahatani terpadu (integrated farming system). Oleh karena itu persoalan

membangun kelembagaan (institution) di bidang pertanian dalam pengertian yang

luas menjadi semakin penting, agar petani mampu melaksanakan kegiatn yang

tidak hanya menyangkut on farmbussines saja, akan tetapi juga terkait erat dengan

aspek-aspek off farm bussines (Tjiptoherijanto, 2008).

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani diperlukan adanya

himpunan informasi dan data dasar komponen-komponen indikator pembangunan

ekonomi tingkat rumah tangga desa yang cukup memadai dan berkesinambungan,

sehingga perubahan-perubahan yang terjadi sebagai dampak dari berbagai

kegiatan program pembangunan pedesaan. Berikut tentang data luas panen,

produksi dan produktivitas padi sawah di Kabupaten Karo 2015 :

Tabel 1.1
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Padi Sawah Menurut Kecamatan
di Kabupaten Karo Tahun 2015
No Kecamatan Luas Panen Produksi Produktivitas
(Ha) (Ton) (Kw/Ha)
1 Mardingding 4565 27022 59.19
2 Laubaleng 5713 34006 59.52
3 Tigabinanga 283 1672 59.09
4 Juhar 3689 21877 59.3
5 Munte 1979 11753 59.39
6 Kutabuluh 38 223 58.56
7 Payung 577 3462 59.99
8 Tiganderket 35 209 59.74
9 Simpang Empat 0 0 0
10 Naman Teran 0 0 0
11 Merdeka 0 0 0
12 Kabanjahe 0 0 0
13 Berastagi 3 17 57.82
14 Tigapanah 0 0 0
15 Dolat Rakyat 0 0 0
16 Merek 32 194 60.65
17 Barusjahe 1006 6001 59.65
Total 17920 106436 59.4
Sumber: Dinas Pertanian dan Perkebunan Karo 2016

Dari Tabel 1, diketahui bahwa kecamatan Tiganderket merupakan

produksi padi sawah yang terendah diantara kecamatan yang lainnya, dengan luas

paneh yang hanya 35 Ha dan produksi yang hanya 209 ton. Karena padi sawah

bukanlah komoditi utama di daerah tersebut. Daerah yang jumlah produksi yang

tertinggi adalah kecamatan Mardingding dengan produksi 27022 ton dengan luas

UNIVERSITAS SUMATERA
5

panen 4565 Hektar. Padi sawah merupakan salah satu tanaman pangan yang

ditanam di daerah Tiganderket. Meskipun luas paneh dan produksinya yang

rendah, namun produktivitas padi sawah lumayan tinggi yaitu 59.74.

Padi sawah memang bukan tanaman pangan dengan luas panen terluas di

Kecamatan Tiganderket. Seperti pada tahun 2015, untuk padi sawah terdapat 35

Ha luas panen dengan produksi 209 ton. Di Kecamatan Tiganderket tidak hanya

terdapat padi sawah, tetapi ada juga komoditi sayur-sayuran seperti tomat,

kol/kubis, kentang, sawi, bawang merah, cabe rawit, cabe merah, buncis, kacang

panjang dan terung. Berikut data produksi komoditi padi sawah di Kecamatan

Tiganderket:

Tabel 1.2
Data Produksi Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket
No Desa Produksi PadiSawah

1 Tanjung Pulo 5,23


2 Tanjung Mbelang 8,90
3 Nari Gunung Dua 0,00
4 Jandi Meriah 39,43
5 Suka Tendel 61,02
6 Tanjung Merawa 49,06
7 Tiga Nderket 36,72
8 Perbaji 7,18
9 Temburun 0,00
10 Mardingding 0,00
11 Kuta Mbaru 0,00
12 Susuk 0,00
13 Gunung Merlawan 0,00
14 Nari Gunung Satu 0,00
15 Kuta Galuh 0,00
16 Penampen 0,00
17 Kuta Kepar 0,00
Tiganderket 209,00
Sumber: Tiganderket Dalam Angka 2016

UNIVERSITAS SUMATERA
6

Desa yang paling tinggi produksi padi sawah adalah Desa Suka Tendel

dengan jumlah produksi sebesar 61,02 dan masih banyak desa yang tidak

memproduksi padi sawah karena rendahnya modal dan pendidikan di desa-desa

tersebut. Dan juga karena beberapa desa yang pengairan irigasinya tidak ada.

Maka dari itu hanya beberapa desa yang memproduksi padi sawah. Untuk

memperoleh produksi yang maksimal, petani harus mengadakan pemilihan

penggunaan faktor produksi secara tepat.

Kesejahteraan petani memang harus ditingkatkan karena dengan hal

tersebut pilihan untuk menanam produk pangan tetap menjadi fokus mereka.

Tanpa petani yang sejahtera, niscaya kebijakan swasembada pangan akan

terabaikan. Menemukan solusi alternatif untuk memecahkan masalah tersebut

tidak mudah dan membutuhkan kemampuan, keterampilan dan kreativitas pihak-

pihak yang terlibat.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan diatas, alasan mengapa

pentingnya meningkatkan kesejahteraan masyarakat petani adalah untuk

meningkatkan pembangunan ekonomi nasional. Dilihat dari beberapa masalah

yang telah di ungkapkan maka peneliti tertarik untuk membahas mengenai faktor-

faktor atau indikator-indikator kesejahteraan petani melalui penulisan skripsi yang

berjudul “Analisis Faktor – Faktor Produksi yang Mempengaruhi

Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket Kabupaten

Karo”.

UNIVERSITAS SUMATERA
7

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengaruh tanah/luas lahan terhadap kesejahteraan petani

padi?

2. Bagaimanakah pengaruh tenaga kerja terhadap kesejahteraan petani

padi?

3. Bagaimanakah pengaruh modal kerja terhadap kesejahteraan petani

padi?

4. Bagaimanakah pengaruh harga jual terhadap kesejahteraan petani padi?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh tanah/luaslahan terhadap kesejahteraan

petani padi.

2. Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap kesejahteraan petani

padi.

3. Untuk mengetahui pengaruh modal kerja terhadap kesejahteraan petani

padi.

4. Untuk mengetahui pengaruh harga jual terhadap kesejahteraan petani

padi.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
8

1. Sebagai bahan masukan yang bermanfaat bagi pemerintah untuk

mengambil kebijakan-kebijakan sehubungan dengan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat petani.

2. Sebagai sarana informasi kepada masyarakat untuk dapat mengetahui

apakah masyarakat petani tersebut sudah merasakan kesejahteraan.

3. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan penulis khususnya di

bidang ekonomi pertanian dan penelitian ini diharapkan mampu

membangkitkan kemampuan dalam memahami fenomena terkait

dengan faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan petani.Sebagai

tambahan informasi dan bahan masukan bagi mahasiswa Fakultas

Ekonomi Universias Sumatera Utara, khususnya mahasiswa

Departemen Ekonomi Pembangunan yang ingin melakukan penelitian

selanjutnya.

4. Semoga bermanfaat dalam mencapai perjuangan bersama.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Teori Pertanian

Pertanian adalah sejenis proses produksi khusus yang didasarkan atas

proses pertumbuhan tanaman dan hewan (Satari, 1999). Sedangkan Bishop dan

Toussaint (1972 dalam Rodjak, 2004) mendefinisikan pertanian sebagai suatu

perusahaan yang khusus mengombinasikan sumber-sumber alam dan sumberdaya

manusia dalam menghasilkan hasil pertanian. Dari definisi diatas dapat ditarik

pengertian pertanian adalah sesuatu yang dilakukan manusia untuk mengelola

lingkungan hidupnya guna mengembangbiakkan tumbuhan dan atau hewan.

Pertanian Indonesia adalah pertanian tropika, karena sebagian besar

daerahnya berada di daerah tropik yang berlangsung dipengaruhi oleh garis

katulistiwa yang memotong Indonesia hampir menjadi dua. Pertanian juga sebagai

sektor pemimpin, konsep dasar dari pentingnya pertanian sebagai sektor

pemimpin dalam pernyataan dari Simatupang dan Syafa’at (2000) sebagai berikut

: Sektor andalan perekonomian adalah sektor yang memiliki ketangguhan dan

kemampuan tinggi. Sektor andalan merupakan tulang punggung (backone) dan

mesin penggerak perekonomian (engine of growth).

Ekonomi pertanian merupakan gabungan dari ilmu ekonomi dengan ilmu

pertanian yang memberikan arti sebagai berikut. Suatu ilmu yang mempelajari

dan membahas serta menganalisis pertanian secara ekonomi, atau ilmu ekonomi

yang diterapkan pada pertanian. Dalam ilmu ekonomi pertanian dipelajari

mengenai

UNIVERSITAS SUMATERA
9

UNIVERSITAS SUMATERA
1

faktor sumber daya atau faktor produksi dilengkapi dengan permasalahan,

potensi, dan kebijakan serta kemitraan, kelembagaan, dan faktor pendukung

lainnya.

Masalah utama dalam ekonomi pertanian adalah tenggang waktu yang

cukup lebar dalam proses produksi, biaya produksi, tekanan jumlah penduduk,

dan sistem usaha tani. Sektor pertanian sangat tergantung pada komoditas yang

diusahakan. Masalah lainnya dalam ekonomi pertanian yaitu dalam menunggu,

petani atau pengusaha pertanian juga bertarung dengan ketidakpastian, yang

antara lain bisa disebabkan oleh keadaan alam, perkembangan hama dan penyakit

dan ketersediaan modal untuk intensifikasi perawatan.

Biaya untuk proses produksi juga menjadi masalah ekonomi pertanian

karena tidak kalah rumitnya dibandingkan waktu. Dimana biaya dibutuhkan setiap

saat, sementara tidak semua petani yang memiliki tanahnya sendiri ,ada yang

sewa tanah terutama seperti petani kecil. Penerimaan petani yang diperoleh hanya

setiap musim tanah setelah panen, sedangkan pengeluaran dilakukan setiap hari

sesuai kebutuhan untuk mempertahankan kehidupan.

2.2 Pengertian Usaha Tani

Menurut Adiwilaga (1982), ilmu usaha tani adalah ilmu yang menyelidiki

segala sesuatu yang berhubungan dengan kegiatan orang melakukan pertanian dan

permasalahan yang ditinjau secara khusus dari kedudukan pengusahanya sendiri

atau ilmu usaha tani yaitu menyelidiki cara-cara seorang petani sebagai pengusaha

dalam menyusun, mengatur dan menjalankan perusahaan itu.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

Sedangkan menurut Kadarsan (1993), usahatani adalah suatu tempat

dimana seseorang atau sekumpulan orang berusaha mengelola unsur-unsur

produksi seperti alam, tenaga kerja, modal dan keterampilan dengan tujuan

berproduksi untuk menghasilkan sesuatu di lapangan pertanian.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa ilmu usahatani adalah ilmu yang

mempelajari tentang orang yang melakukan pertanian dan orang yang berusaha

mengelola unsur-unsur produksi guna untuk menghasilkan sesuatu di pertanian

tersebut.

Secara garis besar ada dua bentuk usahatani yang telah dikenal yaitu

usahatani keluarga (family farming) dan perusahaan pertanian (plantation, estate,

enterprise). Terdapat perbedaan diantara usahatani keluarga dan perusahaan

pertanian, yaitu seperti pada tujuan akhirnya. Tujuan akhir usahatani keluarga

adalah pendapatan keluarga petani yang terdiri atas laba, upah tenaga keluarga

dan bunga modal sendiri. Sedangkan pada perusahaan pertanian tujuan akhirnya

adalah keuntungan atau laba yang sebesar-besarnya, yaitu selisih antara nilai hasil

produksi dikurangi dengan biaya. Terdapat perbedaan juga di luas usaha, bentuk

hukum, jumlah modal, jumlah tenaga kerja, unsur usahatani, sifat usaha dan

pemanfaatan terhadap hasil-hasil pertanian.

2.3 Gambaran Umum Sektor Pertanian

Sektor pertanian adalah salah satu sektor yang terpenting didalam

pertumbuhan ekonomi nasional di Indonesia. Namun dalam serangkaian kajian

dan pengamatan yang dilakukan para pakar di bidang ilmu-ilmu sosial, ternyata

sektor pertanian merupakan kemiskinan absolut terutama di subsektor tanaman

UNIVERSITAS SUMATERA
1

pangan. Dan kemiskinan itu sendiri merupakan resultan interaksi antara teknologi,

sumber daya alam,kapital, sumber daya manusia, dan

kelembagaan/kebijaksanaan. Mengikuti analisis klasik dari Kuznets (1964),

pertanian di negara-negara sedang berkembang (NSB) merupakan suatu sektor

ekonomi yang sangat potensi dalam empat (4) bentuk kontribusinya terhadap

pertumbuhan dan pembangunan

ekonomi nasional, yaitu sebagai berikut:

1. Kontribusi Produk

Kuznets (1964) mencoba menganalisis kontribusi output dari sektor pertanian

terhadap pertumbuhan PDB dengan melihat bagaimana keterkaitan antara

pangsa output dari sektor tersebut di dalam pertumbuhan PDB dengan hasil

dari pangsa awalnya dan laju pertumbuhann relatif dan produk-produk neto

pertanian dan nonpertanian.

2. Kontribusi Pasar

Kuznets (1964) menyebut kontribusi pasar dikarenakan kuatnya bias agraris

dari ekonomi selama tahap-tahap awal pembangunan, maka populasi di sektor

pertanian membentuk suatu bagian yang sangat besar dari pasar (permintaan)

domestik terhadap produk-produk dari industri dan sektor-sektor lain di

dalam negeri, baik untuk barang-barang produsen maupun barang-barang

konsumen.

3. Kontribusi Faktor-faktor Produksi

Karena relatif pentingnya pertanian, tanpa bisa dihindari menurun dengan

pertumbuhan atau semakin tingginya tingkat pembangunan ekonomi, sektor

ini dilihat sebagai suatu sumber modal untuk investasi di dalam ekonomi.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

Jadi,pembangunan ekonomi melibatkan modal untuk investasi di dalam

ekonomi.

4. Kontribusi Devisa

Adalah lewat pertumbuhan ekspor dan/atau pengurangan impor negara

tersebut atas komoditi-komoditi pertanian. Tetapi, peranan sektor pertanian

sebagai sumber pendapatan devisa bisa berlawanan dengan peranannya

sebagai kontributor terhadap pasar domestik.

Peran penting dari sektor pertanian di dalam perekenomian Indonesia

adalah terutama dalam bentuk penyediaan kesempatan kerja dan kontribusinya

terhadap pembentukan PDB dan ekspor. Secara relatif, pangsa dari pertanian di

dalam total kesempatan kerja menunjukkan suatu tren perubahan jangka panjang

yang negatif; sementara dari industri pengolahan positif.

Sektor pertanian juga penting sebagai motor penggerak pembangunan atau

pertumbuhan ekonomi, hal ini pertama kali diusulkan oleh Irma Adelman (1973),

yang terutama lewat keterkaitan pendapatan dan konsumsi. Pandangan strategis

ini didasarkan pada asumsi bahwa pasar lokal akan berkembang apabila

pendapatan masyarakat setempat meningkat, dan faktor terakhir kali ini bisa

terjadi apabila ada peningkatan produktivitas di sektor pertanian.

Sektor pertanian akan lebih berperan lagi bagi perkembangan sektor

industri kalau sektor pertanian sebagai pemasok (supply) bahan baku di sektor

industri tersebut memenuhi persyaratan seperti tepat waktu, tempat, bentuk,

jumlah dan harga. Jadi bila sektor pertanian dianggap sebagai pemasok yang

UNIVERSITAS SUMATERA
1

handal bagi agroindustri maka lima persyaratan tersebut (waktu, tempat, bentuk,

jumah dan harga) harus dipenuhi.

Pembangunan pertanian dihadapkan pada kondisi lingkungan strategis

yang terus berkembang secara dinamis dan menjurus pada liberalisasi

perdagangan internasional dan investasi. Untuk tercapainya pembangunan

pertanian, Mosher (1984) mengidentifikasikan bahwa terdapat lima syarat mutlak

dan lima syarat pelancar pembangunan pertanian. Syarat-syarat mutlak yang

disebut Mosher tersebut adalah :

1. Adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani.

2. Teknologi yang senantiasa berkembang.

3. Tersedianya bahan-bahan dan alat produksi secara lokal.

4. Adanya perangsang produksi bagi petani

5. Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontiniu.

Sedangkan syarat pelancar yang dimaksud Mosher adalah :

1. Pendidikan pembangunan.

2. Kredit produksi

3. Kegiatan gotong-royong petani

4. Perbaikan dan perluasan tanah pertanian.

5. Perencanaan nasional pembangunan pertanian.

2.4 Teori Tingkat Kesejahteraan

Kesejahteraan menurut Badan Pusat Statistik (2007) adalah suatu kondisi

dimana seluruh kebutuhan jasmani dan rohani dari rumah tangga tersebut dapat

terpenuhisesuai dengan kebutuhan hidup. Kesejahteraan kalau diartikan secara

UNIVERSITAS SUMATERA
1

harfiah mengandung makna yang luas dan mencakup berbagai segi pandangan

atau ukuran-ukuran tertentu tentang suatu hal yang terjadi yang menjadi ciri

utama. Kesejahteraan bermula dari kata sejahtera, berawalan kata ke dan

berakhiran kata an. Sejahtera berarti aman sentosa, makmur, atau selamat, artinya

terlepas dari segala macam gangguan dan kesukaran.

Maka dari itu dapat disimpulkan bahwa kesejahteraan adalah salah satu

aspek yang penting untuk melihat apakah suatu daerah tersebut bahagia dan

makmur atau tidaknya. Jika tidak ada kesejahteraan tersebut maka tidak ada

kebahagiaan dan kemakmuran yang terdapat di daerah tersebut. Bahkan setiap

manusia memiliki keinginan untuk sejahtera.

Menurut Daniel (2002), hal yang paling penting dari kesejahteraan adalah

pendapatan, sebab beberapa aspek dari kesejahteraan rumah tangga tergantung

pada tingkat pendapatan. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul ketika

petani melakukan aktivitas penjualan barang-barang hasil produksi di luar.

Dengan meningkatnya pendapatan tersebut maka akan meningkatkan standar

kehidupan petani karena dengan meningkatnya pendapatan maka akan

meningkatkan konsumsi.

Selain pendapatan, tingkat kesejahteraan juga di ukur oleh tingkat

pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu hal yang membuat masyarakat

bersaing dalam dunia kerja, karena diharapkan dengan semakin tinggi pendidikan

seseorang, maka produktivitas seseorang itu juga akan semakin tinggi (Buranda,

2015). Begitu juga dalam bidang pertanian, pendidikan juga sangat penting untuk

UNIVERSITAS SUMATERA
1

menjadi faktor kesejahteraan, karena akan lebih mengerti untuk mengolah suatu

produksi jika pendidikannya lebih tinggi.

Kesehatan merupakan faktor dari tingkat kesejahteraan juga. Untuk

menganalisis kesehatan, ada empat indikator yang digunakan, yang meliputi status

gizi, status penyakit, ketersediaan pelayanan kemiskinan dan penggunaan

layanan-layanan kesehatan tersebut.

Status kesejahteraan dapat diukur berdasarkan proporsi pengeluaran rumah

tangga tersebut (Bappenas,2000). Rumah tangga dapat dikategorikan sejahtera

apabila proporsi pengeluaran untuk kebutuhan pokok sebanding atau lebih besar

dibandingkan dengan pengeluaran untuk kebutuhan pokok, dapat dikategorikan

sebagai rumah tangga dengan kesejahteraan yang masih rendah.

2.5 Faktor-Faktor Produksi Pertanian

Faktor produksi dikenal dengan istilah input dan korbanan produksi.

Faktor produksi memang sangat menentukan besar-kecilnya produksi yang

diperoleh. Faktor produksi diperoleh melalui suatu proses yang sangat panjang

dan cukup beresiko. Faktor produksi pertanian terdiri dari empat komponen yaitu,

tanah, tenaga kerja, modal dan harga.

2.5.1 Tanah/Luas Lahan

Tanah merupakan faktor produksi yang penting karena tanah merupakan

tempat tumbuhnya tanaman, ternak, dan usahatani keseluruhannya. Tanah

mempunyai sifat istimewa antara lain bukan merupakan barang produksi, tidak

dapat diperbanyak, dan tidak dapat dipindah-pindah. Hubungan tanah dan

UNIVERSITAS SUMATERA
1

manusia dapat dibedakan dalam 3 (tiga) tingkat dari yang terkuat sampai yang

terlemah yaitu, hak milik, hak sewa, dan hak bagi hasil.

Dilihat dari sisi letak tanahnya, maka pada umumnya letak tanah usahatani

tidak mengelompok dalam satu tempat, tetapi terpencar dalam beberapa lokasi.

Dari tingkat kesuburan tanahnya, tanah yang subur baik fisik maupun kimiawi

lebih menguntungkan dalam usahatani. Dipandang dari sudut efisiensi, semakin

luas lahan yang diusahakan maka semakin tinggi produksi dan pendapatan per

kesatuan luasnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa luas lahan dan tanah yang

subur dapat melihat bagaimana kesejahteraan para petani padi. Dan dalam

penelitian ini luas tanah yang ditanami padi sawah pada satu kali musim panen

dengan satuan rante.

2.5.2 Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usahatani memiliki karakteristik yang sangat berbeda

dengan tenaga kerja dalam usaha bidang lain yang bukan pertanian. Karakteristik

tenaga kerja bidang usahatani menurut Tohir (1983) adalah sebagai berikut:

a. Keperluan akan tenaga kerja dalam usahatani tidak kontinyu dan tidak

merata.

b. Penyerapan tenaga kerja dalam usahatani sangat terbatas.

c. Tidak mudah distandarkan, dirasionakan, dan dispesialisasikan.

d. Beraneka ragam coraknya dan kadang kala tidak dapat dipisahkan satu sama

lain.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

Tenaga kerja juga membedakan antara tenaga kerja keluarga dengan

tenaga kerja luar keluarga. Tenaga kerja yang berasal dari keluarga petani

merupakan sumbangan keluarga pada produksi pertanian secara keseluruhan dan

tidak pernah dinilai dalam uang. Sedangkan tenaga kerja luar keluarga sangat

dipengaruhi sistem upah, lamanya waktu kerja, kehidupan sehari-hari, kecakapan,

dan umur tenaga kerja.

1. Sistem Upah

Sistem upah dibedakan menjadi 3 yaitu:

a. Upah borongan adalah upah yang diberikan sesuai dengan perjanjian

antara pemberi kerja dengan pekerja tanpa memperhatikan lamanya waktu

kerja.

b. Upah waktu adalah upah yang diberikan berdasarkan lamanya waktu kerja.

c. Upah premi adalah upah yang diberikan dengan memperhatikan

produktivitas dan prestasi kerja.

2. Lamanya waktu kerja

Lama waktu kerja dipengaruhi oleh seseorang tersebut. Seseorang yang tidak

dalam keadaan cacat atau sakit secara normal mempunyai kemampuan untuk

bekerja.

3. Kehidupan sehari-hari

Dilihat dari kehidupan sehari-harinya, jika kehidupan sehari-harinya tidak

sesuai dengan syarat atau dengan keadaan yang jelek maka kemungkinan

kinerjanya akan juga jelek atau hasil yang tidak memuaskan.

UNIVERSITAS SUMATERA
1

4. Kecakapan

Kecakapan juga menentukan kinerja seseorang. Jika kecakapannya lebih

tinggi maka kinerjanya akan jauh lebih tinggi dibandingkan seseorang yang

tidak cakap.

5. Umur tenaga kerja

Semakin tuanya tenaga kerja tesebut akan semakin rendahnya kualitas kinerja

tenaga kerja tersebut, itu dilihat dari pekerjaan secara fisik. Namun, dalam hal

tanggung jawab, semakin tua umur tenaga kerja maka kualitas tenaga kerja

tersebut cukup bagus, dikarenakan cukupnya pengalaman.

2.5.3 Modal Kerja

Modal adalah syarat mutlak berlangsungnya suatu usahatani. Menurut

Vink, benda-benda yang dapat mendatangkan pendapatan dianggap sebagai

modal. Dalam arti sehari-hari modal sama artinya dengan harta kekayaan

seseorang. Modal juga dapat diartikan segala jenis barang yang dihasilkan dan

dimiliki oleh masyarakat disebut kekayaan masyarakat.

Dalam pengertian ekonomi, modal adalah barang atau uang yang bersama-

sama faktor-faktor produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang

baru yaitu dalam hal ini hasil pertanian. Modal petani yang berupa barang di luar

tanah adalah ternak beserta kandangnya,cangkul, bajak, dan alat-alat pertanian

lain, pupuk, bibit, hasil panen yang belum dijual, tanaman yang masih di sawah

dan lain-lain (Mubyarto,1973:91)

Menurut Bob Sadino (2001) pembentukan modal memang dapat berasal

dari dalam perusahaan sendiri (dana intern) dan dari luarnya (dana ekstern).

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Keuntungannya kalau membentuk modal dari dana intern ialah bahwa dana itu

leluasa penggunaannya, dan tidak berkewajiban mengembalikan dan membayar

bunga. Sedangkan dana dari luar (dana ekstern) dananya bisa diambil dari

berbagai sumber dan jumlahnya juga tidak terbatas. Namun pengguna modal akan

terbebani kewajiban mengembalikan hutang ditambah bunganya.

Modal merupakan salah satu faktor produksi. Modal dikatakan land saving

capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat penggunaan lahan. Modal

dikatakan labour saving capital jika dengan modal tersebut dapat menghemat

penggunaan tenaga kerja.

Dalam kegiatan faktor produksi pertanian, modal dapat di bedakan

menjadi dua macam, yaitu modal tetap dan modal tidak tetap. Modal tetap adalah

modal yang faktor produksinya meliputi bangunan,mesin-mesin dan tanah.Modal

tetap juga dapat didefinisikan sebagai biaya yang dikeluarkan dalam

prosesproduksi yang tidak habis dalam sekali produksi. Sedangkan modal tidak

tetap adalah biaya yang dikeluarkan untuk membeli benih, pupuk, obat-obatan

atau untuk membayar para tenaga kerja.

Bibit dan pupuk juga merupakan faktor produksi penting. Bibit dan pupuk

merupakan modal petani. Dimana bibit menentukan keunggulan dari suatu

komoditas. Bibit unggul biasanya tahan terhadap penyakit, hasil komoditasnya

berkualitas tinggi dibandingkan komoditas lain sehingga harganya dapat bersaing

di pasar.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Sedangkan pupuk adalah salah satu yang sangat dibutuhkan dalam

pertumbuhan dan perkembangan yang optimal bagi tumbuhan. Jenis pupuk yang

sering digukanan adalah pupuk organik dan anorganik.

2.5.4 Harga

Harga merupakan salah satu faktor yang sulit dikendalikan. Berbagai

upaya telah dilakukan oleh pemerintah mengenai harga, tetapi sampai saat ini

tetap saja harga masih merupakan masalah bagi petani. Menurut Kohls dan Uhl

(1985) harga dipertimbangkan berdasarkan tiga tipe pasar yaitu: geographic

markets, product markets, dan seasonal markets. Pada geographic markets harga

akan berbeda karena perbedaan kegunaan tempat (place utility); pada product

markets, harga akan berbeda karena kegunaan bentuk; dan pada seasonal markets,

harga berbeda karena ada perbedaan kegunaan waktu.

Dalam hal komoditi pertanian, khususnya komoditi pertanian yang

menyangkut kepentingan orang banyak, maka kebijaksanaan harga sering diatur

oleh pemerintah. Kebijaksanaan harga yang diatur oleh pemerintah ditetapkan

melalui dua macam harga, yaitu harga dasar (floor price) dan harga atap (ceiling

price). Harga dasar diperlukan untuk menjaga agar harga pasar pada saat panen

tidak turun, supaya produsen bisa menerima hasilnya sesuai dengan harga yang

ditetapkan tersebut. Harga atap merupakan kisaran berdasarkan besarnya masukan

yang diberikan petani dalam proses produksi komoditas tersebut.Dalam keadaan

harga pasar berada di antara harga dasar dan harga atap, maka baik produsen

maupun konsumen masing-masing tidak dirugikan.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Harga barang yang sering berfluktuasi secara tajam, yang bukan saja

berpengaruh terhadap ketidakstabilan pendapatan produsen dan tingkat konsumsi

masyarakat, tetapi juga keadaan seperti ini akan memperbesar risiko pemasaran.

2.6 Fungsi Produksi

Produksi dapat didefinisikan sebagai hasil dari suatu proses atau aktivitas

ekonomi dengan memanfaatkan beberapa masukan (input). Dengan demikian,

kegiatan produksi tersebut adalah mengkombinasikan berbagai input untuk

menghasilkan ouput. (Sugiharso: 1994).

Sesuai dengan pengertian produksi diatas, maka dapat disimpulkan

produksi pertanian adalah sebagai suatu usaha pemeliharaan suatu komoditi yang

mempunyai manfaat tertentu guna memenuhi kebutuhan manusia dimana setiap

input dan outputnya mempunyai nilai yang positif.

Fungsi produksi menjelaskan hubungan antara faktor-faktor produksi

dengan hasil produksi. Faktor produksi dikenal dengan input, sedangkan hasil

produksi dikenal dengan output. Hubungan dengan kedua variabel tersebut dapat

dinyatakan dalam bentuk persamaan, sebagai berikut:

Dimana : Q= f (K,L,N dan T)


Q = Output
K = Modal
L = jumlah tenaga kerja
N = Sumber daya alam
T = Teknologi.

Dalam penerapannya, hubungan input dan output dapat dipisahkan secara

lebih khusus. Misalnya, untuk menghasilkan hasil-hasil pertanian akan digunakan

input tanah, bibit, pupuk , pestisida, tenaga kerja, dan alat-alat pertaniannya.

UNIVERSITAS SUMATERA
2

2.7 Penelitian Terdahulu

Penelitian ini dilakukan oleh Christofel D. Nababan (2009) yang berjudul

“Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani Jagung di

Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten Karo”, variabel yang digunakan dalam

model adalah Biaya Pupuk, Jumlah Tenaga Kerja, dan Luas Lahan. Data yang

digunakan adalah data primer dalam satu kali musim panen di bulan April 2008-

Agustus 2008). Metode yang digunakan adalah OLS, dan hasil penelitian

menunjukkan bahwa, Independen variabel dapat menjelaskan dependen variabel,

sebagian variabel yaitu Jumlah Tenaga Kerja, dan Luas Lahan berpengaruh nyata

terhadap Pendapatan Petani Jagung, sebagian lagi yaitu Biaya Pupuk pengaruhnya

tidak nyata terhadap Pendapatan Petani Jagung.

Berikutnya penelitian yang dilakukan oleh Awalul Rizal pada tahun 2000

dengan judul: Analisis Usaha Tani Kopi Dalam Meningkatkan Pendapatan Petani

di Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh Tengah. Analisis yang digunakan adalah

analisis fungsi produksi Cobb Douglas. Dari hasil penelitian diperoleh nilai R-

squared fungsi produksi yang telah diidentifikasi yaitu luas lahan (X1), bibit (X2),

tenaga kerja (X3), dan modal kerja (X4) secara bersama-sama (serempak)dapat

berpengaruh (variasi) terhadap perubahan produksi sebesar 93.35 persen pada

tingkat kepercayaan 99 persen, sedangkan 6.65 persen dipengaruhi faktor di luar

penduga tersebut. Pengaruh faktor-faktor produksi secara serempak dapat dilihat

dari nilai total koefisien regresi (Ʃ bi) sebesar 1,0138, dengan demikian dapat

dikatakan bahwa bila faktor-faktor produksi secara serempak ditambah sebesar

satu persen maka produksi akan bertambah sebesar 1,0138 persen dan secara

UNIVERSITAS SUMATERA
2

serempak pula petani responden telah rasionil menggunakan faktor-faktor

produksi, berlaku keadaan hasil yang semakin meningkat atas skala produksi atau

disebut juga keadaan “incresing return to scale”.

Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Idayani Damanik (2012) dengan

judul “Analisis Kebutuhan Modal Usaha Tani bagi Peningkatan Kesejahteraan

Petani Padi Sawah di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun”. Tujuan

penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kesejahteraan petani padi di

Kecamatan Panei dan untuk mengetahui bagaimana pengaruh luas lahan, tenaga

kerja, modal dan harga terhadap tingkat kesejahteraan petani padi di Kecamatan

Panei Kabupaten Simalungun. Data yang digunakan adalah data primer, yaitu data

yang diperoleh dari masyarakat petani yang memiliki usaha pertanian padi melalui

observasi dan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pertanyaan

berupa kuisioner. Dalam menganalisis besarnya pengaruh variabel-variabel bebas

terhadap variabel terikat digunakan model ekonometrika dengen meregresikan

variabel-variabel yang ada dengan menggunakan analisis regresi berganda. Dan

hasil regresi, variabel luas lahan berpengaruh positif dan signifikan secara statistik

terhadap variabel kesejahteraan petani padi sawah, variabel tenaga kerja

berpengaruh negatif dan signifikan secara statistik terhadap variabel kesejahteraan

petani padi, variabel modal berpengaruh positif dan tidak signifikan secara

statistik terhadap variabel kesejahteraan petani padi, variabel harga berpengaruh

positif dan signifikan secara statistik terhadap variabel kesejahteraan petani padi.

Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukkan bahwa variabel tingkat

kesejahteraan petani padi sebagai variabel dependen mampu menjelaskan oleh

UNIVERSITAS SUMATERA
2

variabel-variabel independen yaitu luas lahan, tenaga kerja, modal dan harga

sebesar 98,4% sedangkan sisanya sebesar 1,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lain

yang tidak diteliti oleh penelitian ini. Pengujian secara keseluruhan menggunakan

uji F, dimana F hitung (119,062) > F (2,955) , artinya variabel luas lahan, tenaga

kerja, modal dan harga berpengaruh secara signifikan terhadap kesejahteraan

petani padi sawah di Kecamatan Panei Kabupaten Simalungun.

2.8 Kerangka Konseptual

FAKTOR-FAKTOR PRODUKSI YANG MEMPENGARUHI USAHA TANI PADI S

LUAS LAHAN TENAGA KERJA MODAL KERJA HARGA JUAL

KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN TIGANDER

Gambar 2.1
Kerangka Konseptual

2.9 Hipotesis

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian

yang kebenarannya harus diuji secara empiris. Hal ini berarti hipotesa yang ada

bukanlah jawaban akhir, namun menjadi kesimpulan sementara yang harus diuji

kebenarannya dengan data-data yang mempunyai hubungan, ataupun dengan

UNIVERSITAS SUMATERA
2

melihat fakta yang terjadi di lapangan. Adapun yang menjadi hipotesis dalam

penelitian ini adalah:

1. Luas lahan mempunyai pengaruh positif terhadap kesejahteraan petani padi

sawah.

2. Jumlah tenaga kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kesejahteraan

petani padi sawah.

3. Modal kerja mempunyai pengaruh positif terhadap kesejahteraan petani padi

sawah.

4. Harga jual mempunyai pengaruh positif terhadap kesejahteraan petani padi

sawah.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah analisis deskriptif dengan metode

kualititatif. Penelitian deskriptif merupakan metode yang menggambarkan

permasalahan atau kasus yang dikemukakan berdasarkan fakta yang ada dengan

berpijak pada fakta yang bersifat khusus kemudian diteliti untuk dipecahkan

permasalahannya dan ditarik kesimpulan secara umum.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo,

khususnya petani padi. Waktu penelitian adalah pada Juli 2017 sampai dengan

selesai.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional ini dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran

dalam membahas dan menganalisis permasalahan penelitian yang dilakukan.

Penelitian ini hanya melihat faktor-faktor sebagai berikut:

1. Luas lahan

2. Modal Kerja

3. Tenaga kerja

4. Harga Jual

3.4 Definisi Operasional

Definisi operasional mengacu pada makna serta pengukuran dari variabel

(karakteristik yang melekat dari sebuah variabel, bisa formatif atau reflesif).

27

UNIVERSITAS SUMATERA
2

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang menjadi objek penelitian dapat di

definisikan sebagai berikut:

1. Kesejahteraan (Y) adalah suatu kondisi dimana terpenuhinya kebutuhan

jasmani dan rohani dari rumah tangga dapat terpenuhi. Untuk mengukur

tingkat kesejahteraan petani yaitu konsumsi petani (rupiah)

2. Luas Lahan (X1) adalah tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil

produksi kelar. Luas lahan atau tanah juga adalah luas tanah petani padi yang

digunakan untuk menanam padi. Satuannya rante.

3. Modal Kerja (X2) adalah barang atau uang yang bersama-sama faktor-faktor

produksi tanah dan tenaga kerja menghasilkan barang-barang yaitu hasil

pertanian.Modal kerja jugasejumlah uang yang dikeluarkan oleh petani selama

satu musim panen untuk merawat dan memanen usahatani dan diukur dengan

satuan Rupiah (Rp.). Modal kerja digunakan untuk pembiayaan alat kerja, obat

pembasmi hama, bibit unggul jagung manis dan upah buruh dalam satu musim

panen.

4. Tenaga kerja (X3) adalah suatu alat kekuatan fisik dan otak manusia yang

tidak dapat dipisahkan dari manusia dan ditunjukkan pada usaha produksi

dengan usia produktif 15-64 tahun. Upah tenaga kerja satuannya dalam

rupiah. Tenaga kerja satuannya orang. Penggunaan jumlah tenaga kerja

keluarga dan non keluarga petani yang digunakan dalam satu kali masa

tanam/panen (orang)

UNIVERSITAS SUMATERA
2

5. Harga jual (X4) adalah suatu yang ditentukan oleh kedua pelaku ekonomi

sebagai keseimbangan diantara jumlah barang yang diminta dengan jumlah

barang yang ditawarkan. Satuannya dalam rupiah.

3.5 Populasi dan Sampel

3.5.1 Populasi

Populasi memiliki pengertian sebagai seluruh kumpulan elemen (orang,

kejadian, produk) yang dapat digunakan untuk membuat beberapa kesimpulan.

Populasi juga disebut sebagai totalitas subjek penelitian. Pada penelitian ini yang

menjadi populasi adalah petani di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo.

3.5.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil/ditentukan berdasarkan

karakteristik dan teknik tertentu. Munculnya ide sampling disebabkan sampel

yang sifatnya ekonomis dan cepat.

Berdasarkan data yang ada, di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo

pada tahun 2015 terdapat 6543 petani, maka dipilih sejumlah sampel yang

mewakili populasi petani.Banyaknya sampel dihitung dengan menggunakan

rumus Slovin (Husein Umar, 2003), maka jumlah total sampel sebagai berikut:

Keterangan: n=
n = jumlah sampel
N = Jumlah populasi rumah tangga
d = presesi (10%)

UNIVERSITAS SUMATERA
3

Dengan rumus tersebut maka jumlah sampel penelitian adalah :

n=
n=
n = 98,49 atau dibulatkan menjadi 100

3.6 Jenis dan Metode Pengumpulan Data

3.6.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Data primer merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada

pengumpul data yaitu data yang dikumpulkan dari petani padi sawah di

Kecamatan Tiganderket dengan melakukan wawancara langsung dengan

menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) dan melakukan observasi,

meliputi batasan variabel dan data yang diperlukan dalam mendukung

penelitian ini.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh dalam bentuk yang sudah jadi,

sudah dikumpulkan dan diolah oleh pihak lain, biasanya sudah dalam

publikasi (Muhammad, 2008:102) yaitu data dari Badan Pusat Statistik, Dinas

Pertanian Kabupaten Karo, Kantor Camat Kecamatan Tiganderket serta

bahan bacaan lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini.

3.6.2 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan sebagai berikut:

1. Studi kepustakaan, yaitu dengan mengumpulkan data dan informasi melalui

literatur yang berhubungan dengan permasalahan yang diteliti yang dapat

diperoleh dari buku-buku, jurnal, internet, dan lain-lain.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

2. Observasi, merupakan suatu proses yang kompleks, suatu proses yang

tersusun dari berbagai proses biologis dan psikologis. Teknik pengumpulan

data dengan observasi digunakan bila, penelitian berkenaan dengan perilaku

manusia, proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati

tidak terlalu besar. (Sutrisno Hadi,1986).

3. Kuesioner (angket), merupakan teknik pengumpulan data yang efisien bila

peneliti tahu dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa

diharapkan dari responden. Peneliti membuar daftar pertanyaan kepada petani

padi sawah di Kecamatan Tiganderket dimana pertanyaan yang dibuat relevan

dengan penelitian yang dilakukan.

3.7 Teknik Analisis Data

3.7.1 Analisis Deskriptif

Analisis ini digunakan untuk menganalisi data penelitian yang dimana

metode ini dilakukan dengan cara data yang disusun dan

dikelompokkan,kemudian dianalisis sehingga diperoleh gambaran tentang

masalah yang dihadapi dan untuk memperjelas hasil perhitungan. Data diperoleh

dari data primer berupa daftar pernyataan yang berupa kuisioner yang telah diisi

oleh sejumpah responden penelitian yaitu petani jagung di Kecamatan

Tiganderket, Kabupaten Karo.

3.7.2 Analisis Regresi Linier Berganda

Metode analisis regresi linier berganda ini berfungsi untuk mengetahui

pengaruh atau hubungan variabel bebas dengan variabel terkait. Model analisis ini

menguji antara kesejahteraan dengan luas lahan, modal, harga dan tenaga kerja.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

Keterangan:
α Y = α += βKonstanta
1x1 + β2x2 + β3x3 + β4x4 + e

β1,β2,β3,β4 = Koefisien Regresi X1, X2, X3, X4


X1 = Tenaga Kerja (orang)
X2 = Modal (Rupiah)
X3 = Tanah (Rante/Ha)
X4 = Harga (rupiah)
e = Error

3.8 Pengujian Asumsi Klasik

3.8.1 Uji Multikolineritas

Uji Multikolineritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi

ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independet) (Ghozali 2001 :

57). Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program SPSS

20.

3.8.2 Heterokedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model

regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan

yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

laintetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut

heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau

tidak terjadi heteroskedastisitas (Ghozali 2001: 69).

Kebanyakan data cross section mengandung situasi Heteroskedastisitas

karena data ini menghimpun data yang mewakili berbagai ukuran (kecil, sedang,

besar). Sedangkan dasar dari pengambilan keputusan dengan melihat grafik

UNIVERSITAS SUMATERA
3

scatterplot pada tabel SPSS dengan program komputasi SPSS for Windows

release 20,0.dengan dasar analisis:

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu

yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka

mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah

angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.(Ghozali

2001:69).

3.8.3 Uji Autokorelasi

Pada uji ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh variabel

bebas terhadap variabel terikat. Pengukurannya dengan melihat dari Durbin

Watson Test (DW), dimana jika nilai DW terletak antara -2 dan 2 berarti terdapat

autokorelasi

3.8.4 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi,

variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normalataukah

tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau

mendekati normal (Ghozali 2001: 74).

Cara untuk mengetahui normalitas adalah dengan melihat normal

probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.

Distribusi normal akan membentuk suatu garis lurus diagonal dan plotting data

akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal maka

garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis diagonalnya.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

Untuk menguji hipotesis ini digunakan perhitungan dengan program

komputansi SPSS for Windows release 20.0.

3.9 Test Of Goodness of Fit (Uji Kesesuaian)

3.9.1 Koefisien determinasi ( R-Square)

Koefisien determinasi dilakukan untuk menilai seberapa besar variabel-

variabel independen secara bersama mampu memberi penjelasan mengenai

variabel independen.

Besarnya koefisien determinasi adalah antara 0 hingga 1<(0<R<1), dimana

nilai koefisien mendekati 1, maka model tersebut dikatakan baik karena semakin

dekat hubungan antara variabel-variabel independen dengan variabel

dependennya.

3.9.2 Uji t-statistik (Uji secara parsial)

Uji t merupakan suatu pengujian yang bertujuan untuk mengetahui apakah

masing-masing koefisien regresi signifikan atau tidak terhadap dependen variabel.

Dengan mengganggap variabel independen lainnya konstan. Dalam uji ini

digunakan hipotesis berikut:

a. H0 : b1= 0, masing-masing variabel bebas tidak mempengaruhi variabel tidak

bebasnya .

b. H0 : b1≠ 0, masing-masing variabel bebas mempengaruhi variabel tidak

bebasnya.

Hasil pengujian akan menghasilkan dua kesimpulan menurut hipotesis di

atas, yaitu:

UNIVERSITAS SUMATERA
3

a. H0 diterima jika ttabel ≤ thitung ≤ ttabelhal ini berarti variabel bebas tidak

mempengaruhi variabel tidak bebasnya secara signifikan.

b. H0 diterima jika ttabel< thitung> ttabel, hal ini berarti variabel bebas mempengaruhi

variabel tidak bebasnya secara signifikan.

dapat dihitung dengan rumus:

Dimana:
b1 = koefisien variabel independen ke-i
b = nilai hipotesis nol
Sbi = simpangan baku dari variabel independen ke i

3.9.3 Uji F-statistik (Uji secara serentak)

Uji F ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel-variabel

independen secara simultan berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.

Uji F ini juga bertujan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh koefisien

regresi secara bersama-sama terhadap dependen variabel. Untuk pengujian ini

digunakan hipotesa sebagai berikut:

a. H0 : b1= b2= b3 = b4...............................= 0 (tidak ada pengaruh)

b. H0 : b1 ≠ b2 ≠ b3≠b4..............................= 0 (ada pengaruh)

Pengujian ini dilakukan dengan membandingkan Fhitung dengan Ftabel . Jika

Fhitung >Ftabel maka H0 ditolak, yang berarti variabel independen bersama-sama

mempengaruhi variabel dependen.

UNIVERSITAS SUMATERA
3

Nilai Fhitungdapat diperoleh dengan rumus:

Dimana:
R2 = koefisien determinasi
k = jumlah variabel dependen
n = jumlah sampel

Kriteria pengujian pada tingkat kepercayaan 95% sebagai berikut:

a. H0 diterima jika Fhitung < Fα


b. H0 ditolak jika Fhitung > Fα

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Letak dan Geografis Kecamatan Tiganderket

Kecamatan Tiganderket adalah salah satu dari dari 13 Kecamatan yang

berada di Kabupaten Karo. Kecamatan Tiganderket, berada pada ketinggian

724m-1.138 m dan terletak di kaki gunung Sinabung sehingga sebagian besar

wilayahnya merupakan dataran tinggi. Secara Geografis letak kecamatan

Tiganderket berada diantara 3o8’ Lintang Utara dan 98o37’ Bujur Timur dengan

luas 86,76 Km2 atau 4,08 persen dari luas Kabupaten Karo.

Kecamatan Tiganderket berbatasan dengan 4 Kecamatan dan 1 Kabupaten

diantaranya :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Langkat

- Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Munte dan Payung

- Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan namanteran dan Payung

- Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Kutabuluh

4.1.2 Iklim

Kecamatan Tiganderket beriklim tropis dengan suhu udara rata-rata pada

tahun 2013 adalah 19,7oC dengan suhu terendah 17,9o C dan suhu tertinggi

23,9oC. Musim penghujan antara bulan September- April dipengaruhi oleh

angin musim barat sedangkan musim kemarau antara bulan Februari- Agustus

yang dipengaruhi oleh angin timur. Sedangkan jumlah curah hujan 392.2 mm

dan jumlah hari hujan 168 hari.

37

UNIVERSITAS SUMATERA
3

4.1.3 Pemerintahan

Kecamatan Tiganderket terdiri dari 17 desa yang dipimpin oleh seorang

Camat. Pemerintah Desa yang ada di Kecamatan Tiganderket masing-masing

dikepalai oleh seorang Kepala Desa. Jarak kantor Camat ke kantor Bupati 23Km.

Ada 2 swakarya dan 15 swasembada.

4.1.4 Penduduk

Pada tahun 2015, jumlah penduduk Kecamatan Tiganderket sebanyak

14.078 jiwa yang terbagi laki-laki 6.901 jiwa dan perempuan 7.177 jiwa dan

tersebar di 17 desa, dengan perbandingan penduduk laki-laki dan perempuan

sebesar 96,15. Jumlah penduduk terbesar berada di Desa Tiganderket yaitu

sebesar 1.854 penduduk dengan luas desa sebesar 5,90 Km2 dan yang penduduk

terkecil berada di Desa Kuta Kepar yaitu sebesar 190 penduduk dengan luas desa

sebesar 2,70 Km2. Desa yang memiliki luas wilayah terbesar di Desa Susuk

dengan luas 8,50 Km2 dan wilayah terkecil di Desa Tanjung Pulo dengan luas

2,10 Km2.

Tabel 4.1
Luas Wilayah Desa di Kecamatan Tiga Nderket Tahun 2015

No Desa/Kelurahan Luas (Km2) Rasio Terhadap Total


Luas Kecamatan (%)
1 Tanjung Pulo 2,10 2,42
2 Tanjung Mbelang 7,60 8,76
3 Nari Gunung Dua 2,40 2,77
4 Jandi Meriah 7,40 8,53
5 Suka Tendel 6,16 7,10
6 Tanjung Merawa 4,60 5,30

UNIVERSITAS SUMATERA
3

7 Tiga Nderket 5,90 6,80


8 Perbaji 2,60 3,00
9 Temburun 2,20 2,54
10 Mardingding 8,20 9,45
11 Kuta Mbaru 3,90 4,49
12 Susuk 8,50 9,80
13 Gunung Merlawan 2,20 2,54
14 Nari Gunung Satu 6,50 7,49
15 Kuta Galuh 6,90 7,95
16 Penampen 6,90 7,95
17 Kuta Kepar 2,70 3,11
Jumlah 86,76 100,00
Sumber : Badan Pusat Statistik

4.1.5 Luas Penggunaan Tanah

Kecamatan Tiganderket merupakan salah satu daerah pertanian di

Kabupaten Karo, hal tersebut ditunjukkan dengan masih luasnya laha pertanian.

Sebagian besar Wilayah Kecamatan Tiganderket adalah Lahan

pertanian. Luas untuk padi sawah terdapat 35 Ha dengan produksi 209 ton

sedangkan untuk padi ladang terdapat 533 Ha luas panen dengan produksi 1.951

ton. Selain itu terdapat 2.479 Ha luas panen tanaman jagung dengan produksi

17.041 ton. Ada juga yang menanam sayur-sayuran, dengan komoditas yang

dihasilkan di Kecamatan Tiganderket antara lain tomat, kol/kubis, kentang, sawi,

bawang merah, cabe rawit, cabe merah, buncis, kacang panjang dan terung.

Tanaman perkebunan rakyat juga diusahakan di Kecamatan

Tiganderket seperti kemiri, kopi, kelapa, coklat dan tembakau.

UNIVERSITAS SUMATERA
4

4.1.6 Profil Petani Padi

4.1.6.1 Profil Petani Padi Menurut Umur

Profil mengenai petani padi di Kecamatan Tiganderket menurut umur

didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan kepada

petani padi sawah. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Tiganderket

menurut umur secara lebih rinci:

Tabel 4.2
Responden Menurut Umur Pada Usahatani padi
sawah di Kecamatan Tiganderket
No. Rentang Umur (Tahun) Jumlah %
1. 25 – 35 32 32
2. 36 – 45 49 49
3. 46 – 55 12 12
4. = >56 7 7

Jumlah 100 100


Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang

paling banyak di Kecamatan Tiganderket adalah petani padi yang berumur antara

36-45 tahun sebanyak 49 orang (49%) dan petani padi yang berumur antara 25-35

tahun sebanyak 32 orang (32%). Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di

Kecamatan Tiganderket adalah petani padi yang berumur 46-55 tahun sebanyak

12 orang (12%) dan petani padi yang berumur antara =>56 tahun sebanyak 7

orang (7%).

4.1.6.2 Profil Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan

Profil mengenai petani padi di Kecamatan Tiganderket menurut tingkat

pendidikan didapat dari lembar identitas responden pada kuesioner yang diberikan

UNIVERSITAS SUMATERA
4

kepada petani padi. Berikut disajikan profil petani padi di Kecamatan Tiganderket

menurut tingkat pendidikan secara lebih rinci:

Tabel 4.3
Responden Menurut Tingkat Pendidikan Pada Usahatani padi sawah
di Kecamatan Tiganderket
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1. SMA 16 16
2. SMP 57 57
3. SD 23 23
4. Sarjana 4 4
Jumlah 100 100
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.3 di atas dapat diketahui bahwa petani padi yang

paling banyak di Kecamatan Tiganderket adalah petani padi yang menempuh

pendidikan terakhir di tingkat SMP sebanyak 57 orang (57%) dan petani padi

yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SMA sebanyak 16 orang (16%).

Sedangkan petani padi yang jumlahnya sedikit di Kecamatan Tiganderket adalah

petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat Sarjana sebanyak 4

orang (4%) dan petani padi yang menempuh pendidikan terakhir di tingkat SD

sebanyak 23 orang (23%).

4.1.6.3 Profil Petani Menurut Luas Lahan

Secara rata-rata luas lahan yang digunakan untuk menanam padi di

Kecamatan Tiganderket adalah seluas 0.29 Ha dan luas yang paling sempit hanya

0.15 Ha dan yang paling luas mencapai 0.60 Ha. Berikut disajikan gambaran

tentang luas lahan petani di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo terangkum

pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.4
Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Tiganderket
Kecamatan Luas (Rante) Jumlah
No Tiganderket Lahan %
Orang
Bagian
3-6,9 7-10,9 11-14,9 = > 15
1. Utara 11 7 4 3 25 25
2. Barat 11 13 1 0 25 25
3. Timur 11 13 1 0 25 25
4. Selatan 13 9 2 1 25 25
Jumlah 46 42 8 4 100 100
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.4 di atas, sebagain besar petani padi di Kecamatan

Tiganderket mempunyai luas lahan yang paling banyak yaitu 3-6,9 rante dengan

frekuensi yaitu sebanyak 46 orang atau 46%. Sedangkan jumlah petani padi yang

paling sedikit adalah petani padi yang memiliki luas lahan tanaman padi seluas

=>15 rante yaitu sebanyak 4 orang atau 4%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.4

diatas maka dibuat grafik sebagai berikut:

15 13 13 13
111111
9 3-6.9
10 7 7-10.9
4 3
5 2 1
1 0 1 0 11-14.9
0 > 15
UtaraBaratTimurSelatan
Gambar 4.1
Luas Lahan yang Digarap Petani Padi di Kecamatan Tiganderket

4.1.6.4 Profil Petani Menurut Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam penelitian ini terdiri dua indikator yaitu jumlah

tenaga kerja. Gambaran tentang tenaga kerja yang digunakan petani di Kecamatan

Tiganderket Kabupaten Karo terangkum pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.5
Tenaga kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket
No Kecamatan Tenaga Kerja (Jumlah Jumlah %
Tiganderket tenaga kerja)
Bagian 9-13 14-18 19-23 (Orang)
1 Utara 13 9 3 25 25
2 Barat 14 11 0 25 25
3 Timur 15 9 1 25 25
4 Selatan 17 7 1 25 25
Jumlah 59 36 5 100 100
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.5 di atas, terdapat 59 petani padi yang

menggunakan tenaga kerja antara 9-13 orang dengan persentase 59%. Sedangkan

petani padi yang menggunakan tenaga kerja terbanyak yaitu 19-23 orang hanya

terdapat 5 orang petani dengan persentase 5%. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.5

diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

20 17
14 15
15 13
11 9-13 (orang)
9 9
10 7 14-18(orang)

5 3
1 1 19-23 (orang)
0
0
Utara' Barat Timur Selatan

Gambar 4.2
Tenaga Kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket

4.1.6.5 Profil Petani Menurut Modal Kerja

Modal Kerja dalam penelitian ini terdiri dari dua indikator yaitu biaya

untuk bahan baku dan biaya untuk tenaga kerja. Gambaran tentang modal petani

padi di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo terangkum pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.6
Modal Kerja yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket

No Kecamatan Modal Kerja dalam Ribuan Jumlah %


Tiganderket Rupiah
Bagian 500- 1.000- 1.500-
999 1.499 1.999
1 Utara 8 14 3 25 25
2 Barat 8 16 1 25 25
3 Timur 7 16 2 25 25
4 Selatan 12 11 2 25 25
Jumlah 35 57 8 100 100
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.6 diatas, terdapat 57 petani padi yang

menggunakan model antara Rp. 1.000.000 – 1.499.000 dengan persentase 57%.

Sedangkan modal yang paling banyak digunakan antara Rp. 1.500.000 –

1.999.000 dengan persentase 8% atau 8 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.6

diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

20
16 16
15 14
12 11
500-999 (Rp)
10 8 8 7 1.000-1.499(Rp)
3 1.500-1.999 (Rp)
5 2 2
1
0
Utara Barat Timur Selatan

Gambar 4.3
Modal yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket

4.1.6.6 Profil Petani Menurut Harga


Harga yang dimaksud dalam penelitian ini adalah harga dari setiap Kg

gabah kering yang dijual petani kepada kilang padi. Gambaran tentang harga yang

didapatkan petani padi di Kecamatan Tiganderket terangkum pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.7
Tingkat Harga yang Didapatkan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket
No Kecamatan Harga (Rupiah) Jumlah %
Tiganderket 3.000- 4.000- =>5.000
Bagian 3.900 4.900
1 Utara 4 17 4 25 25
2 Barat 3 19 3 25 25
3 Timur 7 16 2 25 25
4 Selatan 7 14 4 25 25
Jumlah 21 66 13 100 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.7 diatas, terdapat 66 petani yang tingkat harga

yang didapatkan antara Rp. 4.000.000 – 4.900.000 dengan persentase 66%.

Sedangkan tingkat harga yang paling banyak bekisar =>5.000.000 dengan

persentase 13% atau sebanyak 13 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.7 diatas

maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

20 17 19 19
15 14
10 3.000.000-3.900.000 (Rp)
5 7 7
4 4 4 4.000.000-4.900.000 (Rp)
0 3 3 2 > 5.000.000 (Rp)

UtaraBaratTimurSelatan
Sumber: Data diolah
Gambar 4.4
Harga yang Didapatkan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket

4.1.6.7 Profil Petani Menurut Produksi Usahatani Padi


Berdasarkan data hasil penelitian, rata-rata produksi usahatani padi

setelah dinominalkan dari ton menjadi rupiah di Kecamatan Tiganderket adalah

Rp. 12.500.000. Secara lebih rinci hasil produksi tanaman padi di Kecamatan

Tiganderket Kabupaten Karo pada musim panen tahun 2017 terangkum pada tabel

berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.8
Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Tiganderket

Kecamatan Hasil Produksi Dalam Ribuan Rupiah %


No Jumlah
Tiganderke 5.000- 10.000- 15.000-
. >20.000 (Orang)
t Bagian 9.900 14.900 19.900
1 Utara 9 8 3 5 25 25
2 Barat 10 14 1 0 25 25
3 Timur 14 8 3 0 25 25
4 Selatan 12 9 4 0 25 25
Jumlah 45 39 11 5 100 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.8 diatas, terdapat 45 petani yang mendapatkan

hasil produksi antara Rp. 5.000.000 – 9.900.000 dengan persentase 45%.

Sedangkan hasil produksi yang paling banyak didapat berkisar > Rp. 20.000.000

dengan persentase 5% atau sebanyak 5 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.7

diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

15 14 14
12
10 5.000.000- 9.900.000 (Rp)
10 9 9
8
8
10.000.000 - 14.900.000
5 (Rp)
5 4
3 3 15.000.000- 19.900.000
1 (Rp)
0 0 0
0
Utara Barat Timur Selatan

Sumber: Data diolah

Gambar 4.5
Hasil Produksi Usahatani Padi di Kecamatan Tiganderket

4.1.6.8 Profil Petani Menurut Tingkat Konsumsi


Tingkat konsumsi dalam penelitian ini terdiri beberapa indikator yaitu,

biaya kebutuhan makan, listrik, pendidikan, kesehatan dan kebutuhan lainnya.

Gambaran tentang tingkat konsumsi yang digunakan petani di Kecamatan

Tiganderket Kabupaten Karo terangkum pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.9
Tingkat Konsumsi yang Digunakan Petani Padi di Kecamatan Tiganderket
Tingkat Konsumsi Dalam Ribuan
Kecamatan Rupiah Per 4 Bulan Jumlah
No Tiganderket %
3.000- 4.000 – 5.000 – = > (orang)
Bagian 3.990 4.990 5.990 6.000
1 Utara 2 4 11 8 25 25
2 Barat 2 5 9 9 25 25
3 Timur 5 11 8 1 25 25
4 Selatan 9 11 4 1 25 25
Jumlah 18 34 32 19 100 100
Sumber: Data diolah
Berdasarkan tabel 4.9 di atas, terdapat 34 petani padi yang tingkat

konsumsinya diantara Rp. 4.000.000 – 4.990.000 dengan persentase 34%.

Sedangkan tingkat konsumsi yang paling banyak didapat berkisar = > Rp.

6.000.000 dengan persentase 19% atau sebanyak 19 orang. Untuk lebih jelasnya,

dari tabel 4.8 diatas maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

15
11 11 11
99 9 3.000.000 - 3.900.000 (Rp)
10 8 8 4.000.000 - 4.990.000 (Rp)
4 5 5 4
5 22 1 1 5.000.000 - 5.990.000 (Rp)
0 = > 6.000.000 (Rp)
UtaraBaratTimurSelatan

Sumber: Data diolah

Gambar 4.6
Tingkat Konsumsi Usahatani Padi di Kecamatan Tiganderket

4.1.6.9 Profil Petani Menurut Tingkat Kesejahteraan

Tingkat kesejahteraan dalam penelitian ini selisih antara hasil produksi-

tingkat konsumsi. Gambaran tentang tingkat kesejahteraan yang diperoleh petani

di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo terangkum pada tabel berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
4

Tabel 4.10
Tingkat kesejahteraan yang diperoleh Petani Padi di Kecamatan
Tiganderket
Tingkat Kesejahteraan Dalam Ribuan
Kecamatan Rupiah Jumlah
No Tiganderket %
1.000 – 4.000 – 7.000 – = > (orang)
Bagian 3.990 6.990 9.900 10.000
1 Utara 10 4 4 7 25 25
2 Barat 10 7 7 1 25 25
3 Timur 9 6 4 6 25 25
4 Selatan 7 9 3 6 25 25
Jumlah 36 26 18 20 100 100
Sumber: Data diolah

Berdasarkan tabel 4.10 diatas, terdapat 36 petani padi yang tingkat

kesejahteraannya diantara Rp. 1.000.000 – 3.990.000 dengan persentase 36%.

Sedangkan tingkat kesejahteraan yang paling tinggi => Rp. 10.000.000 dengan

persentase 20% atau sebanyak 20 orang. Untuk lebih jelasnya, dari tabel 4.9 diatas

maka dapat dibuat grafik sebagai berikut:

15
10 10 1.000.000 - 3.990.000 (Rp)
10 9 9
7 77 7 4.000.000 - 6.990.000 (Rp)
6 6 6
43 4 7.000.000 - 9.990.000 (Rp)
5 3 > 10.000.000 (Rp)
1
0
Utara Barat Timur Selatan
Sumber: Data diolah
Gambar 4.7
Tingkat Kesejahteraan Usahatani Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket

4.2 Pembahasan
4.2.1 Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel
luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan harga (X4) terhadap
perubahan tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Tiganderket (Y). Dalam

UNIVERSITAS SUMATERA
4

penelitian ini analisis regresi linerar berganda menggunakan SPSS for windows
release 20, maka diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.11
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Standardize
Unstandardized Coefficients d
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) -9462.465 1510.846 -6.263 .000

Luas Lahan 1207.636 66.962 .965 18.035 .000


Tenaga Kerja -138.605 81.328 -.104 -1.704 .092

Modal Kerja 1.701 .837 .104 2.033 .045


Harga Jual 1530.987 294.079 .190 5.206 .000

Berdasarkan perhitungan analisis regresi berganda diperoleh sebagai

berikut:

Y = - 9462.465+ 1207.636 X1 – 138.605 X2 + 1.701 X3 + 1530.987 X4

Persamaan regresi tersebut mempunyai makna sebagai

berikut: 1. Konstanta = - 9462.465

Jika nilai intersep sebesar – 9462.465 mengandung arti jika Luas lahan,

tenaga kerja, modal kerja dan harga jual keempat-empatnya 0 (nol),

maka nilai rata-rata kesejahteraan petani padi di Kecamatan Tiganderket

(yang mencerminkan pengaruh semua variabel yang diabaikan) ditaksir

menurutn sebesar 9462.465 satuan (rupiah).

2. Koefisien X1 (Luas Lahan) = 1207.636

Jika luas lahan mengalami peningkatan sebesar satu satuan (hektar),

sementara modal , tenaga kerja dan harga dianggap tetap maka rata-rata

UNIVERSITAS SUMATERA
5

kesejahteraan usahatani padi di Kecamatan Tiganderket meningkat sebesar

1207.636 (rupiah)

3. Koefisien X2 (Tenaga Kerja) = - 138.605

Jika tenaga kerja mengalami peningkatan sebesar satu satuan (orang),

sementara luas lahan ,modal dan harga jual dianggap tetap maka rata-rata

kesejahteraan petani padi di Kecamatan Tiganderket menurun sebesar

138.605 satuan (rupiah).

4. Koefisien X3 (Modal Kerja) = 1.701

Jika modal mengalami peningkatan sebesar satu satuan (rupiah), sementara

luas lahan, tenaga kerja dan harga jual dianggap tetap maka rata- rata

kesejahteraan usahatani padi di Kecamaran Tiganderket meningkat sebesar

1.701 satuan (rupiah)

5. Koefisien X4 (Harga Jual) = 1530.987

Jika harga jual mengalami peningkatan sebesar satu satuan (rupiah),

sementara luas lahan, tenaga kerja, dan modal kerja dianggap tetap maka

rata-rata kesejahteraan usahatani padi di Kecamatan Tiganderket

meningkat sebesar 1530.987 satuan (rupiah).

4.2.2 Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Uji Multikolinieritas

Uji multikolineritas ini dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan

linier yang pasti diantara beberapa atau semua variabel independen yang

menjelaskan model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi

korelasi diantara variabel independen. Untuk mengetahui ada tidaknya

UNIVERSITAS SUMATERA
5

multikolinieritas dapat pula dilihat pada nilai Tolerance dan VIF (Variance

Inflation Factor), yaitu : Jika nilai Tolerance > 0,10 dan VIF <10, maka dapat

diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Jika nilai

tolerance < 0,10 dan VIF > 10, maka dapat diartikan bahwa terjadi ganguang pada

multikolinearitas pada penelitian tersebut.

Adapun hasil pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut :

Tabel 4.12
Tabel Hasil Uji Multikolinieritas
Variabel Tolerance VIF
X1 0,447 2.235
X2 0,343 2.915
X3 0,486 2.058
X4 0,964 1.038

Berdasarkan Tabel 4.12 diatas,dapat diketahui bahwa tidak terjadi

multikolineritas terhadap data yang diuji karena nilai tolerance > 0,10, nilai

tolerance variabel luas lahan sebesar 0,447, nilai tolerance variabel tenaga kerja

sebesar 0,343, nilai tolerance variabel modal kerja sebesar 0,486 dan nilai

tolerance harga jual sebesar 0,964. Jadi nilai tolerance variabel X1, X2, X3 dan

X4> 0,10. Sedangkan VIF variabel independen > 10, yaitu variabel luas lahan

sebesar 2.235 , variabel tenaga kerja sebesar 2.915, variabel modal kerja sebesar

2.058 dan variabel harga jual sebesar 1.038, sehingga dalam penelitian ini

disimpulkan bahwa tidak terjadi multikolinieritas dalam regresinya.

4.2.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas adalah suatu keadaan dimana varians dan

kesalahan pengganggu tidak konstan untuk semua variabel bebas. Model regresi

yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Cara untuk mengetahui ada

UNIVERSITAS SUMATERA
5

tidaknya heterosedastisitas pada suatu model dapat dilihat dari pola scatterplot

model tersebut. Apabila dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar

secara acak serta tersebar baik diatas maupun dibawah angka nol, titik-titik data

tidak mengumpul hanya diatas atau dibawah saja, penyebaran titik-titik data tidak

boleh membentuk pola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar

kembali, dan penyebaran titik-titik data tidak berpola.

Berdasarkan hasil analisis dengan program komputansi SPSS Windows

Relase 20 diperoleh scatterplot yang tidak membentuk pola tertentu, maka modal

regresi tidak memiliki gejala heterokedastisitas. Berikut disajikan gambar

scatterplot tersebut:

Gambar 4.8
Scatter plot pada Uji Heteroskedastisitas

UNIVERSITAS SUMATERA
5

Berdasarkan outpun scatterplot diatas, terlihat bahwa titik-titik menyebar

dan tidak membentik pola tertentu yang jelas. Sehingga dapat disimpulkan bahwa

tidak terjadi masalah heterokedastisitas pada penelitian tersebut.

4.2.2.3 Uji Autokorelasi

Berdasarkan hasil analisis dengan program komputansi SPSS for Windows

relase 20 diperoleh tabel uji autokorelasi seperti berikut:

4.13Tabel Uji Autokorelasib


Mod R R Adju Std. Error Change Statistics Durbin-
el Sq s ted of the R Square F df1 df2 Sig. F Watson

u R Estimate Change Change Chan


are Squa ge
re

1 .937a .878 .873 1352.528 .878 171.331 4 95 .000 1.798

a. Predictors: (Constant), Harga Jual, Modal Kerja, Luas Lahan, Tenaga Kerja

b. Dependent Variable: Kesejahteraan

Dari tabel hasil uji autokorelasi diatas diperoleh angka uji Durbin Watson

sebesar1,798. Lalu dibandingkan dengan nilai tabel signifikansi 5%, jumlah

sampel N = 100 dan jumlah variabel independen 4 (K=4) maka diperoleh nilai dU

= 1,7582 dan nilai dL = 1,5922. Karena tabel Durbin-Watson terletak antara dU

dan (4-dU) = 1,7582 < 1,798 < 2,2418 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

autokorelasi dari model tersebut. Kriteria uji autokorelasi adalah sebagai berikut:

Tabel 4.14
Tabel Kriteria Uji Autokorelasi
Nilai statistic Durbin Watson Hasil keputusan
0 < d < dLatau DW < 1,5922 Terjadi autokorelasi negatif
dL < d < 4 - dLatau 1,5922 < DW < Daerah ragu-ragu, tidak ada
2,4078 keputusan
dU< d < 4 – dUatau 1,7582 < DW < Tidak ada autokorelasi
2,2418

UNIVERSITAS SUMATERA
5

4 - dU< d < 4 - dLatau 2,2418 < DW Daerah ragu-ragu, tidak ada


< 2,4078 Kesimpulan
4 – dU < d < 4 atau 2,2418 < DW Ada autokorelasi positif
Keterangan :
dL (batas bawah) = 1,5922
dU (batas atas) = 1,7582

4.2.2.4 Uji Normalitas

Uji normalitas residual bertujuan untuk meguji apakah dalam model

regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal

ataukah tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi residual normal

atau mendekati normal. Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh hasil sebagai

berikut :

Gambar 4.9
Sebaran Plot pada Uji Normalitas Data

UNIVERSITAS SUMATERA
5

Berdasarkan gambar 4.9 diatas menunjukkan bahwa penyebaran plot

berada di sekitar dan sepanjang garis 45o. Denga demikian menunjukkan bahwa

data-data pada variabel penelitian berdistribusi normal.

4.2.3 Pengujian Hipotesis

4.2.3.1 Uji Koefisien Determinasi (R2)

Uji R2 digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel bebas

terhadap variabel terikat. Dalam penelitian ini besarnya pengaruh luas lahan,

tenaga kerja, modal kerja dan harga jual terhadap kesejahteraan padi di

Kecamatan Tiganderket diketahui dari harga koefisien determinasi simultan (R2)

sebagai berikut :

Tabel 4.15
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)

Model R R2 Adjusted R Std. Error of the


Square Estimate
1 .937a .878 .873 1352.528
a. Predictors : (Constant), harga jual, Modal Kerja, Luas Lahan, Tenaga Kerja
b. Dependent Variable : Kesejahteraan

Berdasarkan tabel di atas diperoleh R2 sebesar 0,878 berarti data tersebut

menunjukkan bahwa pengaruh luas lahan, tenaga kerja, modal kerja dan harga jual

terhadap kesejahteraan petani padi di Kecamatan Tiganderket sebesar 87,8%.

Sedangkan sisanya yaitu sebesar 12,2% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang

tidak dibahas dalam penelitian ini.

4.2.3.2 Pengujian Secara Bersama (Uji F)

Uji hipotesis secara bersama-sama (Uji F) antara variabel bebas dalam hal

ini antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), harga jual (X4) dan

kesejahteraan petani padi (Y). Hasil analisis secara bersama-sama berdasarkan

UNIVERSITAS SUMATERA
5

hasil analisis dengan bantuan program SPSS for windows release 20 diperoleh

hasil berikut ini:

Tabel 4.16
Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Bersama – sama (Uji F)
ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1253684326.70
Regression 4 313421081.677 171.331 .000b
8
1 Residual 173786662.023 95 1829333.284

1427470988.73
Total 99
2

a. Dependent Variable: Kesejahteraan


b. Predictors: (Constant), Harga Jual, Modal Kerja, Luas Lahan, Tenaga Kerja

Hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0 for

Windows dapat diketahui bahwa Fhitung 171,331 dengan nilai probabilitas 0,000,

karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 maka nilai F hitung yang diperoleh

tersebut signifikan. Jadi dapat dikatakan bahwa ada pengaruh positif dan

signifikan antara luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan harga

jual (X4) secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y).

4.2.3.3 Pengujian Parsial (uji t)

Uji parsial ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masih-masing

variabel bebas mempunyai pengaruh terhadap variabel terikat. Dalam penelitian

ini uji parsial digunakan untuk mengetahui seberapa jauh luas lahan (X1), tenaga

kerja (X2), modal kerja (X3), dan harga jual (X4) berpengaruh secara parsial

terhadap kesejahteraan petani padi (Y). Adapun hasil hipotesis secara parsial

dapat dilihat pada tabel sebagai berikut:

UNIVERSITAS SUMATERA
5

Tabel 4.17
Hasil Pengujian Hipotesis dengan Uji Parsial (Uji t)

Standardize
Unstandardized Coefficients d
Model Coefficients T Sig.
B Std. Error Beta

1 (Constant) -9462.465 1510.846 -6.263 .000

Luas Lahan 1207.636 66.962 .965 18.035 .000


Tenaga Kerja -138.605 81.328 -.104 -1.704 .092
Modal Kerja 1.701 .837 .104 2.033 .045
Harga Jual 1530.987 294.079 .190 5.206 .000
a. Dependent Variable: Kesejahteraan Petani

Dari hasil perhitungan dengan menggunakan program SPSS versi 20.0

dapat diketahui bahwa hasil uji t untuk variabel luas lahan (X1) diperoleh

hasilthitung sebesar 18.035 dengan probabilitas sebesar 0,000. Nilai probabilitas

lebih kecil dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan

antara luas lahan (X1) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan

Tiganderket. Hasil uji t untuk variabel tenaga kerja (X2) diperoleh hasil thitung

sebesar -1.704 dengan probabilitas sebesar 0,092. Nilai probabilitas lebih besar

dari 0,05 dengan demikian ada pengaruh yang negatif dan tidak signifikan antara

tenaga kerja (X2) dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Tiganderket.

Hasil uji t untuk variabel modal kerja (X3) diperoleh hasil thitung sebesar 2.033

dengan probabilitas sebesar 0,045. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan

demikian ada pengaruh yang positif dan signifikan antara modal kerja (X 3)

dengan kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Tiganderket. Hasil ujit t untuk

variabel harga jual (X4) diperoleh hasil thitung sebesar 5.206 dengan probabilitas

sebesar 0,000. Nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dengan demikian harga jual

mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan antara harga jual (X4) dengan

UNIVERSITAS SUMATERA
5

kesejahteraan petani padi (Y) di Kecamatan Tiganderket.

UNIVERSITAS SUMATERA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dalam penelitian yang

dilakukan pada petani padi di Kecamatan Dolok Masihul Kabupaten Serdang

Bedagai, maka dapat diambil suatu kesimpulan sebagai berikut :

a. Luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3), dan harga jual (X4)

secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap kesejahteraan petani

padi (Y). Besarnya pengaruh keempat variabel tersebut ditunjukkan

dengan R2 (R square) = 0,878. Hal ini berarti bahwa pengaruh variabel

luas lahan (X1), tenaga kerja (X2), modal kerja (X3) dan harga jual (X4)

secara bersama-sama terhadap kesejahteraan petani padi (Y) adalah

sebesar 87.8%. Sedangkan sisanya sebesar 12,2% dipengaruhi oleh faktor-

faktor lain yang tidak diteliti.

b. Secara parsial variabel Luas lahan (X1),variabel modal kerja (X3) dan harga

jual (X4) yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap kesejahteraan

petani padi di Kecamatan Tiganderket. Dimana secara parsial variabel

pengaruh yang paling dominan mempengaruhi produksi usahatani padi

adalah variabel luas lahan sebesar 18,035 dikuti dengan variabel harga jual

sebesar 5,206 dan variabel modal kerja sebesar 2,033. Sedangkan tenaga

kerja (X2) berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap kesejahteraan

petani padi (Y) di Kecamatan Tiganderket Kabupaten Karo.

UNIVERSITAS SUMATERA
60

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian pada usahatani padi di Kecamatan Dolok

Masihul,maka dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut :

a. Hendaknya petani perlu meningkatkan pengetahuannya tentangpertanian

dengan mengikuti pelatihan-pelatihan pertanian agar dapatmeningkatkan

produktivitasnya.

b. Perlu adanya upaya pemerintah daerah untuk lebih menigkatkan fungsi

lembaga penyuluhan dari dinas dan instansi terkait agar usaha para petani

lebih berkembang dan merata.

60

UNIVERSITAS SUMATERA
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo,2016. Kabupaten Karo Dalam Angka 2016,
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo.
Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo, 2016. Kecamatan Tiganderket Dalam
Angka 2016, Badan Pusat Statistik Kabupaten Karo.
Damanik Idayani, 2012. “Analisis Kebutuhan Modah Usaha Tani bagi
Kesejahteraan Petani Padi Sawah di Kecamatan Petani Kabupaten
Simalungun", Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Daniel,Moehar, 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian, PT Bumi Aksara, Jakarta.
Ginting, Paham, 2006. Pemasaran Produk Pertanian, Usu Press, Medan.
Mubyarto, 1984. Pengantar Ekonomi Pertanian, PT Djaya Pirusa, Jakarta.

Nababan, Christofel, 2009. “Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi


Pendapatan Petani Jagung di Kecamatan Tiga Binanga Kabupaten
Karo”Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Rahmanta, 2014. Ekonomi Pertanian, USU Press, Medan.
Rizal, Awalul, 2000. “Analisis Usaha Tani Kopi Dalam Meningkatkan
Pendapatan Petani di Kecamatan Bebesan Kabupaten Aceh Tengah”.
Skripsi, Universitas Sumatera Utara, Medan.
Sadjad, Sjamsoe’oed.Agribisnis Yang Membumi Kisah Sukses Bob Sadino,
PT Grasindo, Jakarta.
Simbolon, Sahat, 2007. Teori Ekonomi Mikro, Usu Press, Medan.
Soekartawi, 1994. Pembangunan Pertanian, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Soekartawi, 2002. Prinsip Dasar Manajemen Pemasaran Hasil-Hasil Pertanian
Edisi Revisi, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Soekartawi.2002. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Pembahasan Analisis
Faktor Produksi Cobb Douglas, Rajawali Pres, Jakarta.

Suratiyah,Ken, 2011. Ilmu Usaha Tani, Penebar Swadaya, Jakarta.

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 1
KUISIONER PENELITIAN

Analisis Faktor-Faktor Produksi yang Mempengaruhi Kesejahteraan Petani


Padi Sawah di Kecamatan Tiganderket

No. Responden :......

Kepada Yth Bapak/Ibu

Saya Mohon kesediaan Bapak/Ibu, Saudara/Saudari untuk mengisi daftar


kuisioner yang diberikan. Informasi yang Anda berikan merupakan bantuan yang
sangat berarti dalam menyelesaikan penelitian ini. Atas bantuan dan partisipasinya
saya ucapkan terimakasih.

I. IDENTITAS RESPONDEN

Isilah data pribadi Bapak/Ibu/Saudara/Saudari dibawah ini:


1. Nama : ...............................................................
2. Jenis Kelamin : (1) laki-laki; (2) perempuan
3. Umur.............................................................................................Tahun
4. Agama : ............................................................
5. Jumlah Anggota Keluarga.............................................................Orang
6. Pendidikan Terakhir : ...............................................................
7. Lama Menjadi Petani....................................................................Tahun
8. Pendapatan per Panen : Rp. .........................................................

II. Tingkat Konsumsi

No. Indikator Jumlah Pengeluaran /bulan atau


/hari
1. Kebutuhan Makan Rp. ………………………..
2. Pendidikan sekolah anak (uang Rp. ………………………..
sekolah, uang saku, transportasi)
3. Kebutuhan listrik, handphone Rp. ………………………..
4. Kesehatan (BPJS) Rp. ………………………..

UNIVERSITAS SUMATERA
5. Kebutuhan lainnya Rp. ………………………..

DAFTAR PERTANYAAN

A. Luas Lahan (Variabel X1)


1. Berapakah luas lahan pertanian padi Bapak/Ibu/Saudara yang
sedang digarap pada masa panen kali ini? .................................
2. Bagaimana status kepemilikan lahan yang Bapak/Ibu/Saudara
gunakan? (Milik Sendiri/Sewa/Bagi Hasil)
3. Berapa kali Bapak/Ibu/Saudara panen dalam 1 tahun? ................

B. Tenaga Kerja (Variabel X2)

Indikator 1 (Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan dan alokasi waktu yang
digunakan)

Jumlah tenaga
Tahap kerja yang
No
digunakan

4. Pengolahan tanah pada satu ................ Org


kali masa panen
5. Pembenihan pada satu kali ................ Org
masa panen
6. Penanaman pada satu kali ................ Org
masa panen
7. Pemupukan pada satu kali ................ Org
masa panen
8. Penyemprotan pestisida pada ................ Org
satu kali panen
9. Pemanenan pada satu kali ................ Org
masa panen

C. Modal Kerja
Indikator 1 (Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan)

Jumlah Biaya tenaga Biaya


No
Tahap tenaga kerja tenaga
kerja yang yang kerja total

UNIVERSITAS SUMATERA
digunakan dikeluarkan yang
per orang dikeluarkan

11. Pembenihan pada ..............Oran Rp................. Rp


satu kali g ....../ ...............
masa panen Orang
12. Penanaman pada ..............Oran Rp................. Rp
satu kali masa g ..../ ...............
panen Orang
13. Pemupukan pada ..............Oran Rp................. Rp
satu kali g ..../ ...............
masa panen Orang
14. Penyemprotan ..............Oran Rp................. Rp
pestisida pada g ..../ ...............
satu kali panen Orang ...............
15. Pemanenan pada ..........Orang Rp................. Rp
satu kali ..../
masa panen Orang

Indikator 2 (Biaya produksi yang dikeluarkan)

Jumlah
Biaya pembelian
bibit/pupuk/ Biaya total
bibit/pupuk/pestisida
Tahap pestisida yang
No yang dikeluarkan per
yang dikeluarkan
Kg
digunakan

16. Pembelian ................. Rp. Rp.


bibit pada Kg ........................./Kg ......................
satu kali
masa panen
17. Pembelian ................. Rp. Rp.
pupuk pada Kg ........................./Kg ......................
satu
kali masa
panen
18. Pembelian ................. Rp. Rp.
pestisida Kg ........................./Kg ......................
pada satu
kali masa
panen

UNIVERSITAS SUMATERA
D. Harga Jual
Harga jual perKg :…………………………

E. Produksi Usahatani Padi

19. Berapa hasil pertanian Bapak/Ibu/Saudara pada satu kali musim panen?
Indikator Jumlah Produksi
Hasil Produksi ……. Ton Rp. ……………..

Terima kasih kepada Bapak/Ibu/Saudara yang telah meluangkan waktu


untuk mengisi kuisioner sesuai dengan Bapak/Ibu/Saudara sehingga
dapat memudahkan penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 2
INPUT DATA HASIL RESPONDEN

Luas Tenaga Modal


HargaJual Kesejahteraan
NO Lahan Kerja Kerja
(Rupiah) (Y)
(Rante) (Orang) (Rupiah)
1 3.75 18 1260000 4000 2390000
2 6.25 14 980000 4000 3545000
3 12.5 10 700000 4000 11950000
4 5 10 850000 3800 2227000
5 15 15 1000000 4000 12800000
6 4 10 1000000 4800 1187000
7 5 12 1200000 4000 2860000
8 3.75 10 860000 4500 1485000
9 4.5 12 870000 5000 2550000
10 15 23 1855000 4500 14750000
11 7.5 16 1290000 4000 4850000
12 13.75 20 1305000 4000 14000000
13 11.25 16 1690000 4000 8830000
14 3.75 11 1315000 5000 1770000
15 7.5 14 1200000 4000 6600000
16 13.75 14 1030000 4000 12990000
17 15 23 1275000 4000 13750000
18 10 16 1700000 3800 9556500
19 8.75 13 1350000 4000 7950000
20 9.5 13 1125000 5000 12950000
21 8.75 12 1120000 3800 5800000
22 5 13 1200000 4000 2210000
23 6.25 10 990000 3600 1700000
24 7.5 12 845000 4500 6570000
25 13.75 19 1500000 4000 6450000
26 8.75 13 1200000 4000 8950000
27 3.75 12 1150000 4500 1680000
28 5 13 1000000 4500 3070000
29 6.25 12 1075000 4000 4340000
30 7 14 1015000 5000 6950000
31 7.5 15 1060000 4500 4510000
32 9 15 1000000 4700 6870000
33 10 18 1200000 4000 9420000
34 7.5 16 1100000 3800 3795000
35 7.5 14 1200000 4500 5510000
36 9 14 1000000 5000 9290000
37 8.75 13 1195000 4500 7150000
38 5 12 1220000 4800 1820000
39 10 10 1200000 3700 7390000

UNIVERSITAS SUMATERA
40 3.75 10 760000 4500 1200000
41 5 11 865000 4000 2600000
42 7 11 1220000 4000 4700000
43 6.5 9 900000 4500 5280000
44 3.75 11 820000 4800 1030000
45 4.25 10 1025000 4000 2800000
46 7.5 15 1250000 5000 8240000
47 10 15 1000000 4000 10170000
48 3.75 11 900000 4000 1521500
49 8.75 15 1200000 4500 8948000
50 3.75 8 700000 3700 1210000
51 5 12 1200000 4500 3750000
52 5 12 8500000 4800 3450000
53 11.25 16 1200000 4000 10660000
54 8.75 14 1050000 4100 8120000
55 10 14 1200000 3800 10535000
56 5 12 950000 4500 1923000
57 5 11 920000 4000 1468000
58 7.5 13 1000000 3500 4278500
59 3.75 10 770000 3500 1100000
60 5 10 805000 5000 5290000
61 7.5 14 1210000 4500 8815000
62 7.5 14 1210000 4000 6870000
63 6.25 12 1065000 3500 2985000
64 6.25 12 1080000 3500 1748000
65 8.75 15 1285000 4000 9075000
66 7 13 1080000 4000 5350000
67 8 12 1020000 4500 6950000
68 5 13 1025000 4800 2346000
69 12.5 16 1500000 4000 11740000
70 7.5 12 1075000 4000 5578000
71 6 14 1080000 3800 3982000
72 5 13 1000000 5500 5048500
73 12.5 20 1550000 4000 12498000
74 6.25 14 1110000 3800 5511600
75 3.75 12 780000 4500 1000000
76 3.75 12 870000 5000 1193500
77 5 13 1040000 4000 1288000
78 5 14 1135000 3500 3344000
79 11.25 18 1450000 4000 11105000
80 3.75 12 805000 3800 1110000
81 7.5 16 1200000 3500 5380000
82 6 15 1180000 5000 5100000
83 3.75 12 860000 4000 2020000

UNIVERSITAS SUMATERA
84 15 22 1855000 3000 13700000
85 8.75 15 935000 4500 10280000
86 10 15 1345000 4000 10172000
87 3.75 11 855000 4000 2095000
88 3.75 10 790000 4800 3644000
89 6.25 10 880000 3500 4418500
90 8.75 14 1260000 3500 6642500
91 7.5 12 1090000 4500 8606000
92 7 12 1020000 4000 6354000
93 7 11 970000 5500 10768000
94 10 13 1165000 5000 11150000
95 8 11 1040000 4000 6163500
96 5 11 985000 4500 2171000
97 5 9 770000 3800 2933500
98 3.75 10 730000 4500 1995200
99 9 13 1090000 4500 6567500
100 5 10 800000 4000 2030000

UNIVERSITAS SUMATERA
LAMPIRAN 3
HASIL REGRESI LINIER BERGANDA

Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation

Luas Lahan 100 7.31 3.035


Tenaga Kerja 100 13.24 2.854
Modal Kerja 100 1063.35 233.017
Harga Jual 100 4.22 .471
Kesejahteraan 100 5804.68 3797.223
Valid N (listwise) 100

Variables Entered/Removeda

Model Variables Variables Method


Entered Remove
d

Harga Jual,
Modal Kerja,
1 . Enter
Luas Lahan,
Tenaga Kerjab

a. Dependent Variable: Kesejahteraan


b. All requested variables entered.

Model Summaryb

Mo R R Adjust Std. Change Statistics Durbin-


del Squ edR Error R F df1 df2 Sig. F Watson
a re Square of the Square Cha Change
Estima Chang n ge
te e

.937 1352.52 171.3


1 a
.878 .873 .878 4 95 .000 1.798
8 31

a. Predictors: (Constant), Harga Jual, Modal Kerja, Luas Lahan, Tenaga Kerja
b. Dependent Variable: Kesejahteraan

UNIVERSITAS SUMATERA
ANOVAa

Model Sum of df Mean Square F Sig.


Squares

1253684326.7 313421081.67
Regression 4 171.331 .000b
08 7
173786662.02
1 Residual 95 1829333.284
3
1427470988.7
Total 99
32

a. Dependent Variable: Kesejahteraan


b. Predictors: (Constant), Harga Jual, Modal Kerja, Luas Lahan, Tenaga Kerja

Coefficientsa

Model Unstandardized Standardi t Sig. Collinearit


Coefficients z ed y
Coefficien Statistics
t
s

B Std. Error Beta Tolera VIF


n ce

-
(Constant) 1510.846 -6.263 .000
9462.465
Luas
1207.636 66.962 .965 18.035 .000 .447 2.235
Lahan

Tenaga
1 -138.605 81.328 -.104 -1.704 .092 .343 2.915
Kerja

Modal
1.701 .837 .104 2.033 .045 .486 2.058
Kerja

Harga
1530.987 294.079 .190 5.206 .000 .964 1.038
Jual

a. Dependent Variable: Kesejahteraan

Correlations

Luas Tenag Moda Harg Kesejahter


Lahan a l a aan
Kerja Kerja Jual

Luas Pearson
1 .734** .589** -.187 .915**
Lahan Correlation

UNIVERSITAS SUMATERA
Sig. (2-tailed) .000 .000 .063 .000
N 100 100 100 100 100
Pearson
.734** 1 .710** -.161 .648**
Tenaga Correlation
Kerja Sig. (2-tailed) .110 .000
.000 .000
N 100 100
100 100 100
Pearson
-.122 .576**
Modal Correlation .589** .710** 1
Kerja Sig. (2-tailed) .227 .000
N .000 .000 100 100
Pearson 100 100 100
1 .014
Correlation
Harga Jual -.187 -.161 -.122
Sig. (2-tailed) .894
N .063 .110 .227 100 100
Pearson 100 100 100 .014 1
Kesejahter Correlation
aan Sig. (2-tailed) .915** .648** .576** .894
N 100 100
.000 .000 .000
100 100 100

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Collinearity Diagnosticsa

Mod Dimensi Eigenva Condition Variance Proportions


el on lue Index (Consta Luas Tenaga Modal Harga
nt) Lahan Kerja Kerja Jual

1 4.849 1.000 .00 .00 .00 .00 .00


2 .110 6.653 .01 .36 .00 .00 .03
1 3 .025 13.872 .01 .46 .06 .45 .08

4 .011 20.557 .00 .18 .88 .54 .02


5 .005 31.208 .97 .00 .06 .01 .88

a. Dependent Variable: Kesejahteraan

UNIVERSITAS SUMATERA
UNIVERSITAS SUMATERA

Anda mungkin juga menyukai