Anda di halaman 1dari 87

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI

TANDAN BUAH SEGAR DI PTPN IV DISTRIK IV

TESIS

OLEH

ROULI OCTALINA GULTOM


177039028/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRODUKSI
TANDAN BUAH SEGAR DI PTPN IV DISTRIK IV

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister
Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara

OLEH

ROULI OCTALINA GULTOM


177039028/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dinyatakan LULUS di depan Tim Penguji pada hari Kamis, tanggal 28
Januari 2021

Tim Penguji :
Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS
Anggota : Ir. Iskandarini, MM
Dr. Ir. Rahmanta Ginting M.Si
Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA

Universitas Sumatera Utara


ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PRODUKSI TANDAN BUAH SEGAR DI PTPN IV DISTRIK IV

Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas yang memiliki peranan penting
sebagai penghasil devisa negara terbesar memiliki peranan yang penting sehingga
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penentu produksi yang
mempengaruhinya. PTPN IV Distrik IV yang merupakan suatu unit kebun dari
perusahaan perkebunan nasional yang bergerak di bidang perkebunan sawit yang
dalam sejarah perkembangannya, PTPN IV Distrik IV dalam beberapa tahun
terakhir mengalami trend penurunan produktivitas kerja yang dilihat dari capaian
dari hasil kerja dibandingkan dengan rencana produksi kebun tersebut selama
periode 3 tahun terakhir yakni 2016, 2017 dan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh dari luas lahan, jumlah pohon, jumlah pemakaian pupuk,
jumlah penggunaan insektisida dan jumlah tenaga kerja terhadap produksi Tandan
Buah Segar (TBS) PTPN IV Distrik IV. Data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
kuesioner dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ),
Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga
Kerja (X₅ ) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
jumlah produksi Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV ,
dimana 94.6% jumlah produksi Tandan Buah Segar di pengaruhi oleh variabel
Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah
Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) dan sisanya 5,4% di pengaruhi
oleh variabel diluar penelitian. Faktor dari variabel yang paling berpengaruh dalam
peningkatan produksi Tandan Buah Segar di PTPN IV Distrik IV adalah Jumlah
Tenaga Kerja.

Kata Kunci : Faktor – Faktor Produksi, Produksi Tandan Buah Segar (TBS)

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANALYSIS OF FACTORS AFFECTING THE PRODUCTION OF


FRESH FRUIT BUNCHES IN PTPN IV DISTRICT IV

Oil palm as one of the commodities that has an important role as the largest
foreign exchange earner has an important role, so it is necessary to conduct
research to determine the determinants of production that influence it. PTPN IV
District IV, which is a plantation unit of a national plantation company engaged in
oil palm plantations, which in its history of development, PTPN IV District IV in
the last few years has experienced a downward trend in work productivity as seen
from the results of the work compared to the plantation production plan. during the
last 3 years, namely 2016, 2017 and 2018. This study aims to analyze the effect of
land area, number of trees, number of fertilizer use, total use of insecticides and
number of workers on PTPN IV District IV Fresh Fruit Bunches (TBS)
production. The data used are primary data and secondary data. The data collection
technique was done by means of observation and questionnaires using multiple
regression analysis methods. The results of this study indicate that the Variable
Land Area (X₁ ), Number of Plants (X₂ ), Total Fertilizer Consumption (X₃ ),
Total Insecticide (X₄ ), and Total Labor (X₅ ) together have a positive and
significant effect on the number of bunches production. Fresh Fruit in PTPN IV
District IV plant afdeling, where 94.6% of the total production of Fresh Fruit
Bunches is influenced by variables of Land Area (X₁ ), Number of Plants (X₂ ),
Total Fertilizer Consumption (X₃ ), Amount of Insecticide (X₄ ), and Amount of
Energy Work (X₅ ) and the remaining 5.4% are influenced by variables outside
the study. The factor of the most influential variable in increasing the production
of Fresh Fruit Bunches in PTPN IV District IV is the number of workers.

Keywords: Production Factors, Fresh Fruit Bunches (FFB) Production

II

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

Rouli Octalina Gultom, lahir di Medan pada tanggal 3 Oktober 1982.


Penulis merupakan anak pertama dari 5 bersaudara anak dari Bapak Ir. Manogang
Gultom M.Sc dan Ibunda Mangisi Mastha Manurung, BA. Penulis menikah
dengan suami Sihol Saur Parlindungan Silitonga, SP, MM dan dikaruniai tiga
orang anak yaitu Joseph Timothy Lambonar Silitonga, Joshua Febrian Silitonga
dan Joannes Tyrone Lambok Silitonga.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh penulis adalah sebagai berikut :

1. Pendidikan tingkat dasar di SD St. Maria, Pekan Baru tahun 1988


2. Pendidikan lanjutan tingkat pertama di SLTP Putri Cahaya, Medan tahun
1994
3. Pendidikan tingkat menengah atas di SMU St Thomas 1, Medan tahun 1997
4. Pendidikan S1 di Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara Medan,
tahun 2000
5. Tahun 2017 melanjutkan pendidikan tingkat Pasca Sarjana (S2) di Program
Studi Magister Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara.

III

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Tandan Buah Segar (TBS) di PTPN IV Distrik IV”.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada :

1) Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos, M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2) Bapak Dr. Ir. Hasanuddin, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
3) Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister
Agribisnis dan juga Anggota Komisi Penguji yang telah membimbing dan
mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini
4) Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik
5) Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini
6) Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku anggota Komisi Penguji yang telah
membimbing dan mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini
7) Suami Sihol Saur Parlindungan Silitonga, SP, MM dan tiga orang anak yaitu
Joseph Timothy Lambonar Silitonga, Joshua Febrian Silitonga, Joannes
Tyrone Lambok Silitonga
8) Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya
pegawai Program Studi Magister Agribisnis yang telah membantu seluruh
proses administrasi.

IV

Universitas Sumatera Utara


9) Terima kasih kepada seluruh teman – teman se-Angkatan di Program Studi
Magister Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara yang telah
membantu penyelesaian tesis ini.
Akhirnya penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu penyelesaian tesis ini, penulis menyadari materi tesis ini
masih jauh dari sempurna, sehingga diharapkan masukan maupun kritik yang
bersifat membangun untuk perbaikan tesis ini sebagaimana mestinya. Semoga
tesis ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2020

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Abstrak…………………………………………………………………………….i

Abstrack…………………………………………………………………………...ii

Riwayat Hidup …………………………………………………………….…….iii

Kata Pengantar……………………………………………………………....…..iv

Daftar Isi ……………………………………...………………………………….vi

Daftar Tabel ……………………..…………………………………………….. .ix

Daftar Gambar ...…………………………………………………………….......x

Daftar Lampiran …………………………………………….……………….....xi

BAB I ....................................................................................................................... i

1.1 Latar Belakang .............................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................5

1.3 Tujuan Penelitian .........................................................................................5

1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................6

1.5 Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian.....................................................7

BAB II ......................................................................................................................7

2.1 Landasan Teori .............................................................................................7

2.1.1 Pengertian Usaha Tani ..........................................................................7

2.1.2 Teori Fungsi Produksi ...........................................................................8

2.1.3 Teori Faktor Produksi Dalam Usaha Tani........................................12

2.2 Penelitian Terdahulu..................................................................................18

2.3 Kerangka Pemikiran ..................................................................................23

2.4 Hipotesis Penelitian ....................................................................................24

BAB III ..................................................................................................................26

VI

Universitas Sumatera Utara


3.1 Metode Penelitian .......................................................................................26

3.2 Lokasi Penelitian ........................................................................................26

3.3 Populasi dan Sampel ..................................................................................27

3.4 Jenis dan Sumber Data ..............................................................................27

3.5 Metode Pengumpulan Data .......................................................................29

3.6 Metode Analisis Data .................................................................................28

3.6.1 Analisis Regresi Berganda ..................................................................28

3.6.2 Uji Penyimpangan Asumsi Klasik......................................................29

3.6.3 Analisis Uji Statistik ............................................................................34

3.7 Definisi Operasional ...................................................................................36

BAB IV ..................................................................................................................37

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian ......................................................................37

4.2 Karakteristik Responden ...........................................................................40

4.2.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Asisten Afdeling .......40

4.2.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja ......................41

4.2.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ........42

BAB V ...................................................................................................................44

5.1 Uji Asumsi Klasik .......................................................................................44

5.1.1 Uji Normalitas ......................................................................................44

5.1.2 Uji Multikolinearitas ...........................................................................45

5.1.3 Uji Heteroskedasitistas ........................................................................46

5.2 Persamaan dan Model Regresi ..................................................................47

5.2.1 Analisis Regresi Berganda ..................................................................47

5.2.2 Koefisien Determinan (R2) .................................................................48

VII

Universitas Sumatera Utara


5.2.3 Uji Simultan (Uji-F).............................................................................49

5.2.4 Uji Parsial (Uji-t) .................................................................................50

5.3 Pembahasan Hasil Penelitian ...............................................................53

BAB VI ................................................................................................................599

6.1 Kesimpulan ...............................................................................................599

6.2 Saran ..........................................................................................................599

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................61

VIII

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

1.1. Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik IV Tahun
2016 s/d 2018 ………………………………………………………….....3
4.1.Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV
Berdasarkan Usia………………………………………………………..41

4.2.Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV


Berdasarkan Lama Bekerja …...………………………………………...41

4.3.Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV


Berdasarkan Pendidikan Terakhir……………………..………………...42

5.1. Hasil Uji Normalitas Data Responden ……………………..…………...45

5.2. Hasil Uji Multikolinearitas Data Responden ………………..………….46

5.3. Hasil Uji Variabel Entered/Removed …………………..………………48

5.4. Hasil Uji Koefisien Determinasi …………………………….…….……48

5.5. Hasil Uji Simultan (Uji f) ………………………………….….………..50

5.6. Hasil Uji Parsial (Uji t) ……………………………………………..…..51

IX

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

1.1. Grafik Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik IV
Tahun 2016 s/d 2018……………………………………………………4

2.1. Kerangka Pemikiran Penelitian………………………………………...24

5.1. Grafik Scatter Plot ……………………………………………………..47

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Data Kebun ………….…………………………………………60

Lampiran II Karakteristik Responden …………..………………………......61

Lampiran III Hasil Output SPSS ………………………………….………...63

Lampiran IV Format Kuesioner …………………………………………….66

XI

Universitas Sumatera Utara


BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Produksi dalam usaha pertanian diperoleh melalui suatu proses yang

cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidaklah

sama, tergatung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu,

kecukupan faktor produksi pun turut sebagai penentu pencapaian produksi.

Menurut Sasongko (2010) keberhasilan budidaya suatu jenis komoditas tergantung

pada kultivar tanaman yang ditanam, agroekologi/lingkungan tempat tumbuh

tempat melakukan budidaya tanaman dan pengelolaan yang dilakukan oleh

petani/pengusaha tani. Menurut Daniel (2002) proses produksi baru bisa berjalan

bila persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, persyaratan ini lebih dikenal

dengan faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah,

modal, tenaga kerja dan skill atau manajemen. Masing-masing faktor mempunyai

fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lainnya. Kalau salah satu faktor

tidak tersedia, maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor

tersebut diatas (Asnil dkk, 2010). Faktor-faktor produksi tersebut merupakan

sesuatu yang mutlak harus tersedia yang akan lebih sempurna kalau syarat

kecukupan pun dapat terpenuhi.

Kelapa sawit (Elais guineensis Jacq) adalah penghasil minyak nabati

terbesar di dunia Menurut data USDA tahun 2014 dalam Woittiez et al., (2017),

Produksi minyak sawit diseluruh dunia diperkirakan 63 Mt minyak sawit mentah

per tahun atau 36% dari total produksi minyak nabati didunia. Indonesia

merupakan produsen minyak sawit terbesar di dunia. Menurut data Direktorat

Universitas Sumatera Utara


Jenderal Perkebunan (2016), Luas perkebunan kelapa sawit dalam periode 1980-

2016 telah meningkat 39 kali lipat. Peningkatan luas areal ini terjadi pada

Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar

Swasta (PBS). Berdasarkan status pengusahaan tersebut PBN menguasai 11,67%

dari luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, PBS 50,77% dari luas perkebunan

kelapa sawit di Indonesia, dan PR 37,5% dari luas perkebunan kelapa sawit di

Indonesia. Selama 100 tahun terakhir, tanaman kelapa sawit telah berubah dari

tanaman agriforestri dan tanaman hias menjadi tanaman penghasil minyak nabati

yang penting di dunia (Woittiez et al., 2017).

Sebagai negara penghasil minyak sawit nomor satu di dunia, Indonesia

masih kalah produktif dari negara lain. Selama ini Indonesia hanya mengandalkan

luas areal untuk meningkatkan produksi. Berdasarkan data dari rata-rata

produktivitas minyak sawit tandan buah segar (TBS) menginformasikan,

Guatemala ada pada peringkat pertama dengan tingkat produktivitas mencapai

21,17 ton/ha, diikuti oleh Malaysia yang mencapai 21,06 ton/ha, Nikagura

mencapai 20,68 ton/ha, Kolombia 19,89 ton/ha, Kamerun 19,14 ton/ha, Thailand

18,37 ton/ha, dan Indonesia 16,99 ton/ha. Menurut Corley dalam Hafif et al.,

(2014) bahwa produktivitas yang relatif rendah tersebut masih jauh di bawah

produksi optimal yang bisa dicapai, yaitu 30 ton TBS/ha/tahun. Sementara dalam

bentuk CPO, rata-rata produktivitas perkebunan kelapa sawit di Indonesia adalah

3-4 ton / ha, yang juga masih jauh dari potensi hasil yang dapat mencapai 8,6 ton /

ha (Ardana & Kariyasa, 2016).

Indonesia tidak lagi dapat bergantung pada peningkatan luas areal untuk

meningkatkan produksi, sebab Presiden Indonesia Joko Widodo telah

Universitas Sumatera Utara


merencanakan untuk menyampaikan rencana moratorium membatasi pemberian

izin baru untuk perluasan perkebunan kelapa sawit dan tambang untuk

meminimalkan tingkat perusakan hutan dan lahan serta untuk mempromosikan

pelestarian lingkungan (Purnomo et al., 2018). Oleh sebab itu, perusahaan serta

petani kelapa sawit harus dapat mengoptimalkan penggunaan faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi TBS kelapa sawit untuk dapat menjaga serta

meningkatkan produksi TBS kelapa sawit.

PTPN IV sebagai salah satu perusahaan perkebunan dalam mengelola

lahan yang luas tentunya membutuhkan sumber daya manusia untuk menghasilkan

produksi bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah karyawan

karena karyawan merupakan penggerak utama jalannya kegiatan dan sebagai

penentu tercapainya tujuan perusahaan. Usaha peningkatan produksi hasil

perkebunan tentunya tidak terlepas dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki

perusahaan dengan sebaik-baiknya. Perusahaan dituntut untuk dapat

memprioritaskan penanganan terhadap faktor-faktor produksi yang dimilikinya,

pengelolaan faktor-faktor produksi yang optimal sangat dibutuhkan dalam

memperkuat daya saing perusahaan dalam suatu industri yang terus mengalami

pertumbuhan.

Tabel 1.1. Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik IV
Tahun 2016 s/d 2018
2016 2017 2018
RKAP 21,243.00 23,122.00 24,506.64
Aktual 17,656.00 18,706.00 19,693.00
% 83% 81% 80%
Sumber : PTPN IV Tahun 2019

PTPN IV Distrik IV yang merupakan suatu unit kebun dari perusahaan

perkebunan nasional yang bergerak di bidang perkebunan sawit yang dalam

Universitas Sumatera Utara


sejarah perkembangannya, PTPN IV Distrik IV dalam beberapa tahun terakhir

mengalami trend penurunan produktivitas kerja yang dilihat dari capaian dari hasil

kerja dibandingkan dengan rencana produksi kebun tersebut selama periode 3

tahun terakhir ini seperti yang terlihat di Tabel 1.1.

Gambar 1.1. Grafik Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik
IV Tahun 2016 s/d 2018
Sumber : PTPN IV Tahun 2019

Gambar 1.1 menunjukkan bahwa terjadinya kecenderungan menurunnya

persentase capaian hasil produksi kebun yang tidak dapat memenuhi target

perusahaan yang mengindikasikan terjadinya permasalahan pada sistem

pengelolaan faktor-faktor produksi yang berdampak pada produktivitas produksi

pada PTPN IV Distrik IV. Keadaan inilah yang semakin mendorong PTPN IV

Distrik IV untuk terus mengembangkan serta membudidayakan tanaman kelapa

sawit sebagai tanaman produksi.

Dari berbagai faktor produksi pada usaha pertanian perkebunan kelapa

sawit tersebut diperkirakan terdapat faktor produksi yang sangat menentukan

dalam usaha perkebunan yang meliputi luas lahan, jumlah pohon, pupuk,

Universitas Sumatera Utara


insektisida, jumlah tenaga kerja dan umur tanaman. Masalah utama apakah PTPN

IV Distrik IV telah mencapai keadaan optimal atau bagaimana efisiensi dalam

penggunaan sumber daya seperti : luas lahan, jumlah pohon, pupuk, insektisida,

dan jumlah tenaga kerja yang merupakan faktor-faktor produksi penting dalam

meningkatkan produktivitas tanaman.

Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas yang memiliki peranan penting

sebagai penghasil devisa negara terbesar memiliki peranan yang penting sehingga

perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penentu produksi yang

mempengaruhinya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi produksi kelapa sawit rakyat di Distrik IV PTPN IV sehingga

diharapkan dapat dibentuk sebuah sistem perkebunan kelapa sawit rakyat dengan

tingkat produksi yang tinggi.

1.2. Rumusan Masalah

Permasalahan yang dapat dirumuskan adalah merosotnya produksi TBS

PTPN IV Distrik IV yang dilihat dari capaian hasil kerja dibandingkan dengan

rencana produksi kebun tersebut selama periode 3 tahun terakhir. Sehubungan

dengan masalah di atas, maka beberapa permasalahan mendasar yang perlu

dianalisa adalah bagaimana pengaruh luas lahan, jumlah pohon, jumlah pemakaian

pupuk, jumlah penggunaan insektisida dan jumlah tenaga kerja terhadap produksi

Tandan Buah Segar (TBS) di PTPN IV Distrik IV.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini secara umum adalah untuk menganalisa

pengaruh dari luas lahan, jumlah pohon, jumlah pemakaian pupuk, jumlah

Universitas Sumatera Utara


penggunaan insektisida dan jumlah tenaga kerja terhadap produksi Tandan Buah

Segar (TBS) PTPN IV Distrik IV.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat yang bisa diambil dari penelitian ini adalah :

1. Bagi perusahaan, sebagai bahan pertimbangan dalam mengevaluasi strategi

peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS) di PTPN IV Distrik IV.

2. Bagi Program Studi Magister Agribisnis USU, sebagai referensi dalam

pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dalam analisis strategi

peningkatan produksi Tandan Buah Segar (TBS).

3. Bagi peneliti, sebagai sarana dalam mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang

diperoleh selama perkuliahan.

4. Bagi peneliti lain, sebagai referensi ataupun acuan dalam pengembangan

penelitian selanjutnya.

1.5. Batasan dan Ruang Lingkup Penelitian

Batasan dan ruang lingkup penelitian adalah :

1. Data penelitian ini merupakan penilaian dari karyawan di PTPN IV Distrik

IV.

2. Penelitian ini hanya membahas mengenai pengaruh luas lahan, jumlah pohon,

pupuk, insektisida, jumlah tenaga kerja dan umur tanaman yang bertujuan

untuk dapat meningkatkan produktivitas Tandan Buah Segar (TBS) PTPN IV

Distrik IV di masa mendatang.

Universitas Sumatera Utara


BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Landasan Teori

2.1.1. Pengertian Usaha Tani

Usaha tani adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi di mana

kegiatan pertanian diselenggarakan oleh seorang petani tertentu apakah ia seorang

pemilik atau orang yang digaji. Usaha tani merupakan himpunan dari sumber-

sumber alam yang terdapat di tempat tersebut yang diperlukan untuk proses

produksi seperti tanah, air, perbaikan atas tanah tersebut, sinar matahari,

bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut, tenaga kerja, modal, dan

manajemen usaha tani (Suparmi, 1986).

Usaha tani dapat berupa bercocok tanam ataupun berternak. Dalam bahasa

ekonomi, produksi pertanian mengusahakan masukan untuk menghasilkan

keluaran. Masukan adalah segala sesuatu yang diikutsertakan dalam proses

produksi, seperti penggunaan tanah, tenaga kerja petani, beserta keluarganya dan

pekerja upahan, kegiatan petani dalam perencanaan pengelolaan seperti bibit,

pupuk, insektisida, dan sarana produksi lainnya.

Keluaran adalah hasil tanaman dan hasil ternak yang dihasilkan oleh usaha

petani, masukan dan pengeluaran ini mencakup biaya dan hasil. Setelah pertanian

menjadi lebih maju, semakin banyak biaya dan penerimaan yang berupa uang

tunai, semakin petani memperhitungkan biaya dan hasil (Mosher, 1977).

Universitas Sumatera Utara


2.1.2. Teori Fungsi Produksi

Fungsi produksi adalah hubungan antara output fisik dengan input-input

fisik. Konsep tersebut didefinisikan sebagai skedul atau persamaan matematika

yang menunjukkan kuantitas maksimum output yang dapat dihasilkan dari

serangkaian input (Roger Leroy Miller, Roger E Meiners, 2000). Dalam

pengertian umum, fungsi produksi tersebut dapat ditunjukkan dengan rumus

berikut:

Q = f (K,L)……………………………….. (2.1)

Q adalah tingkat output per unit periode, K adalah arus jasa dan cadangan

atau sediaan modal per unit periode, L adalah arus jasa dari pekerja perusahaan per

unit periode. Persamaan ini menunjukkan bahwa kuantitas output secara fisik

ditentukan oleh kuantitas inputnya secara fisik, dalam hal ini adalah modal dan

tenaga kerja.

Tujuan setiap perusahaan adalah mengubah input menjadi output. Petani

mengkombinasikan tenaga mereka dengan bibit, tanah, hujan, pupuk, dan

peralatan serta mesin untuk memperoleh hasil panen, dan lain sebagainya (Walter

Nicholson, 2002).

Menurut Ari Sudarman (2004) pengertian fungsi produksi adalah hubungan

antara output yang dihasilkan dan faktor-faktor produksi yang digunakan sering

dinyatakan dalam suatu fungsi produksi (production function). Fungsi produksi

suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah

output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu dan

pada tingkat produksi tertentu pula, faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi

dua macam (Ari Sudarman, 2004) :

Universitas Sumatera Utara


1. Faktor Produksi Tetap (Fixed Input)

Faktor produksi tetap adalah faktor produksi di mana jumlah yang digunakan

dalam proses produksi tidak dapat diubah secara cepat bila keadaan pasar

menghendaki perubahan jumlah output. Dalam kenyataannya tidak ada satu

faktor produksi pun yang sifatnya tetap secara mutlak. Faktor produksi ini

tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya dalam waktu yang relatif

singkat. Input tetap akan selalu ada walaupun output turun sampai dengan nol.

Contoh faktor produksi tetap dalam industri ini adalah alat atau mesin yang

digunakan dalam proses produksi

2. Faktor Produksi Variabel (Variable Input)

Faktor produksi variabel adalah faktor produksi di mana jumlah dapat berubah

dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan jumlah output yang

dihasilkan. Contoh faktor produksi variabel dalam industri adalah bahan baku

dan tenaga kerja.

Sejalan berkembangnya faktor produksi menjadi faktor produksi yang

bersifat tetap dan variabel, para ahli ekonomi sering membagi kurun waktu

produksi menjadi dua macam, yaitu jengka pendek (short run) dan jangka panjang

(long run).

Kurun waktu jangka pendek adalah menunjukkan kurun waktu di mana

salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap. Jadi, dalam kurun waktu itu

output dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor produksi variabel

yang digunakan dan dengan peralatan mesin yang ada. Bila seorang produsen

ingin menambah produksinya dalam jangka pendek, maka hal ini hanya dapat

dilakukan dengan jalan menambah jam kerja dan dengan tingkat skala perusahaan

Universitas Sumatera Utara


yang ada (dalam jangka pendek peralatan mesin perusahaan ini tidak mungkin

untuk ditambah).

Adapun kurun waktu jangka panjang adalah kurun waktu di mana semua

faktor produksi bersifat variabel. Hal ini berarti dalam jangka panjang, perubahan

output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat

kombinasi yang seoptimal mungkin. Misalnya dalam jangka pendek produsen

dapat memperbesar outputnya dengan jalan menambah jam kerja per hari dan

hanya pada tingkat skala perusahaan yang ada. Dalam jangka panjang, mungkin

akan lebih ekonomis baginya bila ia menambah skala perusahaan (peralatan

mesin) dan tidak perlu menambah jam kerja (Ari Sudarman, 2004).

Pengertian periode produksi jangka pendek dan jangka panjang secara

mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu yang tertentu. Dalam arti mungkin saja

dalam suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun termasuk jangka

pendek, tetapi untuk proses produksi yang lain kurun waktu tersebut termasuk

jangka panjang. Jangka pendek dan jangka panjang dalam hal ini banyak dikaitkan

dengan situasi proses produksi di mana produsen dapat mengubah faktor produksi

yang digunakan atau tidak. Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif

apabila produsen tetap menggunakan mesin yang ada, dalam kurun waktu satu

bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung apabila menyewa tambahan

peralatan produksinya, dan dalam kurun waktu satu tahun akan lebih

menguntungkan lagi apabila produsen tersebut membayar sendiri tambahan

peralatan produksi yang baru lagi, dalam kurun waktu yang lebih panjang

kemungkinan produsen untuk mengadakan penggantian dan penyesuaian faktor-

faktor produksi yang digunakan menjadi lebih besar. Dalam hal ini terlihat bahwa

10

Universitas Sumatera Utara


besarnya biaya produksi untuk menghasilkan sejumlah output tertentu tergantung

kepada lamanya waktu yang tersedia bagi produsen untuk mengadakan

penyesuaian jumlah faktor-faktor produksi yang ia gunakan (Ari sudarman, 2004).

Sedang menurut Gilarso (2003), fungsi produksi menunjukkan hubungan

teknis antara besarnya hasil output (maksimal) yang dapat diperoleh dari

bermacam-macam jumlah dan kombinasi input faktor produksi tertentu dengan

tingkat perkembangan teknologi tertentu.

Fungsi produksi menunjukkan bagaimana permintaan konsumen akan

output atau hasil produksi menjadi permintaan produsen akan input faktor-faktor

produksi. Fungsi produksi dapat ditulis dalam bentuk persamaan :

Q = a + bX₁ + cX₂ + dX₃ + ……………………………….. (2.2)

Di mana Q = hasil produksi (output)

X₁ = jumlah tenaga kerja

X₂ = jumlah bahan baku

X₃ = jumlah/pemakaian peralatan

Faktor-faktor produksi dibedakan atas dua kelompok sebagai berikut

(Soekartawi, 2002) :

1. Faktor biologi, seperti lahan pertanian dengan macam dan tingkat

kesuburannya, bibit, varietas, pupuk, obat-obatan, gulma dan sebagainya.

2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat

pendidikan, tingkat pendapatan, resiko dan ketidakpastian, kelembagaan,

adanya kredit dan sebagainya.

11

Universitas Sumatera Utara


2.1.3. Teori Faktor Produksi Dalam Usaha Tani

1. Luas Lahan Sebagai Faktor Produksi

Dalam pertanian, terutama di Indonesia, faktor produksi tanah mempunyai

kedudukan paling penting. Menurut (Mubyarto, 1989) lahan sebagai salah satu

faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil pertanian yang mempunyai

kontribusi yang cukup besar terhadap usaha tani. Besar kecilnya produksi dari

usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.

Penggunaan luas lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas

penggunaan luas lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan luas lahan

tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya dapat

dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dengan periode

biasanya kurang dari setahun.

Penggunaan luas lahan tanaman tahunan merupakan penggunaan tanaman

jangka panjang yang pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara

ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan luas

lahan permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian,

seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang,

dan pelabuhan.

2. Jumlah Pohon Sebagai Faktor Produksi

Pohon atau bibit yaitu tanaman muda yang sudah tumbuh di persemaian

dan siap dipindahkan dilapangan untuk menghasilkan produksi (Yuniarto, 2008).

Menurut batasan yang umum, pohon adalah tumbuhan yang batangnya berkayu

dan bercabang. Batang pohon utama berdiri dan berukuran lebih besar dibanding

cabang-cabangnya. Salah satu usaha budidaya yang dapat mengurangi faktor

12

Universitas Sumatera Utara


pembatas alam tersebut adalah pengaturan jarak tanam. Usaha ini berusaha

menciptakan kondisi iklim mikro yang mendekati sesuai dengan kebutuhan

tanaman. Selain itu usaha budidaya ini juga memanfaatkan semaksimal mungkin

potensi alam di sekitar kita.

Usaha budidaya kelapa sawit tentulah mengharapkan produktivitas dan

hasil yang tinggi. Memilih dengan tepat dengan model pola tanam, jarak tanam

dan kerapatan tanaman akan memberikan dampak jangka panjang pada

produktivitas kelapa sawit. Pola tanam tidak beraturan (biasanya cara budidaya

tradisional), pola segitiga sama sisi atau pola segi empat dengan jarak tanam

kelapa sawit tertentu akan berpengaruh secara langsung pada kerapatan tanaman

dan produktivitasnya.

Tujuan utama pengaturan pola tanam dengan jarak tanam kelapa sawit

adalah:

- Untuk memaksimalkan pertumbuhan tanaman,

- Agar tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan air, nutrient dan sinar

matahari.

Intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran matahari merupakan salah satu

faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan morfologis tanaman. Tanaman

yang terlindung pertumbuhannya akan meninggi (etiolasi), habitusnya rendah

(kurus) dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang.

Jarak tanam kelapa sawit yang dianjurkan adalah segitiga sama sisi karena

sistem ini lebih efisien sekitar 15 % dari pada sistem bujur sangkar dengan jarak

yang sama.

13

Universitas Sumatera Utara


3. Pupuk Sebagai Faktor Produksi

Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan

pada tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang

diperlukan tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah ada beberapa

macam. Pupuk dapat digolongkan menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk

buatan (Heru Prihmantoro, 2005).

Sejarah penggunaan pupuk pada dasarnya merupakan bagian dari sejarah

pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai pada permulaan

dari manusia mengenal bercocok tanam >5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif

dari pemupukan untuk memperbaiki kesuburan tanah terdapat pada kebudayaan

tua manusia di negeri-negeri yang terletak di daerah aliran sungai-sungai Nil,

Euphrat, Indus, di Cina, Amerika Latin, dan sebagainya (Heru Prihmantoro, 2005).

Lahan-lahan pertanian yang terletak di sekitar aliran-aliran sungai tersebut

sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang

terjadi setiap tahun. Di Indonesia sebenarnya pupuk itu sudah lama dikenal para

petani. Mereka mengenal pupuk sebelum Revolusi Hijau turut melanda pertanian

di Indonesia (Heru Prihmantoro, 2005).

Macam-macam pupuk adalah sebagai berikut :

- Pupuk Alam, merupakan pupuk yang langsung didapat dari alam, misalnya

phosfat alam dan pupuk organik. Pupuk phosfat alam umumnya diperoleh dari

tanah yang banyak mengandung unsur phosfat. Unsur ini ada yang terbentuk

dari gejala alam. Selain itu ada tanah phosfat yang terbentuk dari tumpukan

kotoran binatang selama berpuluh-puluh tahun sehingga menjadi lapisan tanah

yang tebal luas (BAPPENAS, 2000). Pupuk organik berasal dari pelapukan

14

Universitas Sumatera Utara


sisa-sisa makhluk hidup seperti tanaman, hewan dan manusia, serta kotoran

hewan. Pupuk tersebut pada umumnya merupakan pupuk lengkap karena

mengandung semua unsur meskipun dalam jumlah sedikit. Walaupun

demikian pupuk organik lebih unggul karena beberapa hal sebagai berikut :(1)

Memperbaiki struktur tanah. Bahan organik dapat mengikat butir-butir tanah

menjadi butiraan yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi gembur.

(2) Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik dapaat mengikat

air lebih banyak dan lebih lama. (3) Menaikkan kondisi kehidupan di dalam

tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam perubahan bahan organik.

Dengan adanya pupuk organik, jasad renik tersebut aktif menguraikannya

sehingga pupuk organik mudah diserap tanaman.(4) Sumber makanan bagi

tanaman. Walaupun dalam jumlah sedikit, pupuk organik mengandung unsur

yang lengkap.

- Pupuk Buatan (Anorganik), merupakan pupuk yang dibuat didalam pabrik.

Pupuk ini tidak diperoleh di alam tetapi hasil ramuan pabrik. Pupuk buatan

mempunyai keunggulan sebagai berikut :(1) Kandungan zat hara dalam pupuk

buatan dibuat secara tepat karena disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. (2)

Pupuk buatan mudah dijumpai karena tersedia dalam jumlah banyak.

Beberapa jenis pupuk buatan dapat langsung digunakan sehingga menghemat

waktu.

Disamping keuntungan tersebut ada juga kelemahannya, antara lain: (1) Tidak

semua pupuk buatan mengandung unsur yang lengkap. Penggunaan pupuk

buatan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. (2) Apabila melebihi dapat

menyebabkan kematian tanaman. Pemberian pupuk buatan secara terus-

15

Universitas Sumatera Utara


menerus dapat berakibat buruk pada kondisi tanah. Tanah menjadi cepat

mengeras, kurang mampu menyimpan air dan cepat menjadi asam.

4. Insektisida Sebagai Faktor Produksi

Insektisida adalah substansi kimia yang digunakan untuk membunuh

berbagai hama. Bagi petani, hama adalah sangat luas diantaranya tungau,

tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi atau jamur,

bakteria dan virus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan (Subyakto

Sudarmo,1991). Pemakaian insektisida bagi pertanian dimaksudkan untuk

mengoptimalkan hasil produksi.

Insektisida terbuat dari bahan kimia yang dapat digunakan untuk

mengontrol, menolak atau menarik, membunuh pess. Contoh pess adalah

serangga, rumput liar, mikroba yang dianggap mengganggu. Dengan melihat

besarnya kehilangan hasil yang dapat diselamatkan berkat penggunaan insektisida,

maka dapat dikatakan bahwa peran insektisida sangat besar dan merupakan sarana

penting yang sangat diperlukan dalam bidang pertanian.

Usaha intensifikasi pertanian yang ditakutkan dengan menerapkan berbagai

teknologi maju seperti penggunaan pupuk. Varietas unggul perbaikan

pengairan,pola tanam akan menyebabkan perubahan ekosistem yang sering diikuti

oleh meningkatnya problema serangan jasad penganggu. Demikian pula usaha

ekstensifikasi pertanian dengan membuka lahan pertanian baru yang berarti

melakukan perombakan ekosistem, sering kali diikuti dengan timbulnya masalah

serangan jasad pengganggu. Saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad

pengganggu tersebut yang paling manjur adalah insektisida. Tersedia cara lainnya,

namun tidak mudah dilakukan. Kekurangannya memerlukan tenaga yang banyak,

16

Universitas Sumatera Utara


waktu dan biaya yang besar dan hanya dapat dilakukan dalam kondisi tertentu

yang tidak efektif. Insektisida saat ini masih sangat berperan besar menyelamatkan

kehilangan hasil yang disebabkan oleh jasad pengganggu.

5. Tenaga Kerja Sebagai Faktor Produksi

Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peran

penting didalam kegiatan usaha tani. Tenaga kerja dapat juga berupa sebagai

pemilik (pertanian tradisional) maupun sebagai buruh biasa (pertanian komersial).

Menurut (Vink, G.J, 1984) tenaga kerja dapat berarti sebagai hasil jerih payah

yang dilakukan oleh seseorang, pengerah tenaga untuk mencapai suatu tujuan.

Kebutuhan tenaga kerja dalam pertanian sangat tergantung pada jenis tanaman

yang diusahakan.

Kebutuhan akan tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia dibedakan

menjadi dua yaitu kebutuhan akan tenaga kerja dalam usaha tani pertanian rakyat

dan kebutuhan akan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar seperti

perkebunan, kehutanan, perternakan dan sebagainya (Soeratno, 1986). Usaha tani

pertanian rakyat sebagian besar tanaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri

yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anaknya. Mereka biasanya membantu

menebar bibit, mengangkut pupuk ke sawah, mengatur pengairan dan sebagainya.

Kadang kala usaha tani pertanian rakyat membayar tenaga kerja tambahan,

misalnya dalam hal tahap pengolahan tanah, baik dalam bentuk ternak maupun

tenaga kerja langsung.

Pada pertanian besar (perkebunan dan lain-lain) kebutuhan akan tenaga

kerja pada dasarnya mempunyai sifat sama, dengan usaha tani pertanian rakyat.

Perbedaannya disebabkan oleh jenis tanaman. Pertanian besar umumnya

17

Universitas Sumatera Utara


mengusahakan tanaman keras dan berumur panjang. Hal tersebut mempengaruhi

kebutuhan akan tenaga kerja. Petani di dalam usaha taninya tidak hanya sebagai

tenaga kerja tetapi sekaligus merangkap sebagai pengelola (manager) yang

mengatur organisasi produksinya secara keseluruhan.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam faktor produksi tenaga

kerja yaitu (Soekartawi, 2002) :

- Tersedianya tenaga kerja

- Kualitas tenaga kerja

- Jenis kelamin

- Tenaga kerja musiman

- Upah tenaga kerja

Ada beberapa persoalan yang berkaitan dengan tenaga kerja didalam sektor

pertanian dalam peningkatan produksi (Soeratno, 1986) :

- Produktivitas tenaga kerja, ada beberapa cara untuk produktivitas tenaga kerja.

Yaitu dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kesehatan dan gizi mereka,

memberikan pendidikan dan latihan praktis yang bisa diterapkan langsung.

- Mobilitas tenaga kerja, perkembangan perekonomian yang cepat didaerah

perkotaan menarik tenaga kerja dipedesan untuk kekota. Jika ditinjau dari

sudut petani, mobilitas tenaga kerja tersebut merupakan efisiensi pertanian

karena mengurangi jumlah tenaga kerja yang berlebihan menggarap tanah

pertanian.

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian yang dilakukan oleh Amalia (2015) yang menyatakan bahwa

faktor luas lahan dan benih berpengaruh nyata terhadap produksi sedangkan

18

Universitas Sumatera Utara


variabel tenaga kerja, pupuk urea, dan pupuk NPK tidak berpengaruh nyata

terhadap produksi kacang tanah. Nilai R2 sebesar 0.981, ini menunjukkan bahwa

keeratan variabel bebas dan variabel terikat sebesar 98,1% sedangkan sisanya

sebesar 1,90% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Pendapatan riil Rp

8.824.572/Ha dengan nilai R/C=4,28. Untuk pendapatan diperhitungkan mencapai

3.855.980/ha dengan nilai R/C=1,50

Penelitian yang dilakukan oleh Riki Arianto, dkk (2017) pada petani sawit

di Nagari Koto Taratak Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan bahwa (1) Luas

lahan berpengaruh signifikan terhadap produksi, (2) Penggunaan bibit tidak

berpengaruh signifikan terhadap produksi, (3) Penggunaan pupuk berpengaruh

signifikan terhadap produksi, (4) Tenaga kerja berpengaruh signifikan terhadap

produksi. Berdasarkan hasil uji R² untuk melihat kontribusi naik turunnya

sumbangan yang diperoleh dari masing – masing variabel dependen terhadap

variabel independen sebesar 31%, sedangkan 69% ditentukan oleh faktor lain

diluar model penelitian ini.

Penelitian yang dilakukan oleh Tri Handayani Sinambela, dkk (2019) pada

petani sawit di Kabupaten Aceh Tamiang diperoleh variabel luas lahan

berpengaruh relevan terhadap produksi komoditi kelapa sawit, namun variabel

curah hujan dan pemupukan tidak berpengaruh signifikan terhadap produksi

komoditi kelapa sawit di wilayah ini. Luas lahan, curah hujan dan pemupukan

mempunyai hubungan yang kuat dengan nilai 0,999 dimana nilai 0,999 mendekati

1 sehingga hubungannya tergolong sangat kuat terhadap produksi komoditi kelapa

sawit di Kabupaten Aceh Tamiang.

19

Universitas Sumatera Utara


Penelitian yang dilakukan Ismail Soleh Batubara (2016) di Desa Pulau

Tanjung, Kecamatan Teluk Dalam, Kabupaten Asahan menyatakan bahwa

ketersediaan input produksi (luas lahan, herbisida, pupuk, tenaga kerja) tersedia di

daerah penelitian, sedangkan faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit

seperti Luas Lahan, Herbisida, Pupuk, Tenaga Kerja, Umur Tanaman secara

serempak berpengaruh nyata terhadap produksi kelapa sawit sedangkan secara

parsial luas lahan, herbisida, tenaga kerja berpengaruh nyata.

Penelitian yang dilakukan oleh Anto Ariyanto, dkk (2017) menunjukkan

bahwa faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit rakyat dengan pola

swadaya di Kabupaten Kampar-Riau adalah umut tanaman berpengaruh nyata

positif sebesar 31,85% dan juga penggunaan pupuk urea berpengaruh nyata positif

sebesar 33,24%.

Penelitian yang dilakukan oleh Prian Ruri Pratama Manurung,dkk (2019)

di perkebunan kelapa sawit Bangun Bandar PT. Socfindo di kecamatan Dolok

Masihul, kabupaten Serdang Bedagai, provinsi Sumatera Utara. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh faktor produksi (luas areal, basis

janjang, umur tanaman, tenaga kerja, dan pupuk) terhadap produksi Tandan Buah

Segar (TBS) kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier

Berganda untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi produksi TBS

kelapa sawit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel independen yang

terdiri dari luas areal, umur tanaman, tenaga kerja, dan pupuk signifikan

mempengaruhi variabel bebas pada tingkat signifikan 99%. Variabel luas areal,

tenaga kerja, dan pupuk secara positif mempengaruhi variabel terikat atau

20

Universitas Sumatera Utara


memperngaruhi meningkatkan produksi TBS kelapa sawit dan variabel umur

tanaman berpengaruh negatif terhadap produksi TBS kelapa sawit.

Penelitian yang dilakukan oleh Harmoko Sukayat dan Rumna (2017) yang

menyatakan bahwa Faktor yang berpengaruh secara signifikan secara bersama-

sama terhadap terhadap variabel produktivitas (Y) adalah variabel luas lahan

(X₁ ), status lahan (X₂ ), pendidikan (X₃ ), pengalaman (X₄ ), tenaga kerja (X₅ ),

modal kerja (X₆ ) dan biaya tahunan (X₇ ). Dari penelitian diperoleh konstribusi

variable tersebut secara bersama-sama terhadap variable produktivitas (Y) sebesar

76,74 % dan sisanya sebesar 23,26% dipengaruhi oleh variable lain. Dengan kata

lain variabel luas lahan (X₁ ), status lahan (X₂ ), pendidikan (X₃ ), pengalaman

(X₄ ), tenaga kerja (X₅ ), modal kerja (X₆ ) dan biaya tahunan (X₇ ) secara

bersama-sama menentukan hasil variable produktivitas (Y).

Penelitian yang dilakukan oleh Alfayanti (2013) di perkebunan kelapa

sawit Kabupaten Mukomuko. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pengaruh faktor menentukan faktor yang berpengaruh terhadap produksi kelapa

sawit digunakan analisis kuantitatif melalui pendungaan Ordinary Least Square

(OLS). Analisis ini dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi bertipe Cobb-

Douglas. Faktor produksi yang berpengaruh terhadap produksi kelapa sawit di

Kabupaten Mukomuko adalah umur tanaman dan curahan tenaga kerja. Umur

tanaman berpengaruh nyata positif sebesar 37,90 % sedangkan curahan tenaga

kerja juga berpengaruh nyata positif sebesar 66,60%.

Penelitian yang dilakukan oleh Ilham Arsyad, dkk (2017) menunjukkan

bahwa pupuk (X2), tenaga kerja (X3), dan pestisida (X4) berpengaruh signifikan

terhadap hasil produksi kelapa sawit pada kelompok tani Sawit Mandiri di Desa

21

Universitas Sumatera Utara


Suka Maju (Y) sedangkan luas lahan (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap

hasil produksi kelapa sawit pada kelompok tani Sawit Mandiri di Desa Suka Maju

(Y). Hal yang menyebabkan luas lahan tidak berpengaruh dikarenakan

penggunaan lahan petani dalam penanaman kelapa sawit dengan jarak yang cukup

jauh yaitu jarak tanam 9 meter tetapi tidak ada sama sisinya, sehingga populasinya

masih bias ditambah jika sesuai anjuran yaitu 9m x 9m x 9m merupakan jarak

tanam segitiga sama sisi, artinya jarak tanam antar barisan 7,86 m.

Penelitian yang dilakukan oleh Myrna Pratiwi (2019) di PTPN IV Unit

Kebun Adolina, provinsi Sumatera Utara.. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui bagaimana pengaruh faktor produksi dari curah hujan, pupuk,dan

tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit di PTPN IV Unit Kebun Adolina.

Data yang diperoleh adalah data sekunder yang terdiri dari 10 tahun (2008-2017)

dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan

adalah pendekatan fungsi produksi Cobb-Douglas dengan analisis regresi linier

berganda. Berdasarkan hasil regresi dan analisis data menggunakan uji t, nilai

variabel curah hujan sebesar 0,045 dan variabel pupuk sebesar 0,013 berpengaruh

positif dan signifikan terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan nilai variabel

tenaga kerja sebesar 0,874 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap

produksi kelapa sawit. Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa

variabel hasil produksi kelapa sawit sebagai variabel dependent mampu dijelaskan

oleh variabel-variabel independent yaitu curah hujan, pupuk, tenaga kerja sebesar

63,1% dan sisanya 36,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.

Pengujian secara simultan menggunakan uji f dimana nilai signifikansi uji f

sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebesar

22

Universitas Sumatera Utara


α = 0,05. Artinya secara simultan variabel curah hujan, pupuk, tenaga kerja

berpengaruh signifikan terhadap jumlah produksi kelapa sawit pada PT.

Perkebunan Nusantara IV Unit Kebun Adolina Berdasarkan Data Tahun 2008-

2017.

2.3. Kerangka Pemikiran

Permasalahan pokok yang perlu dipikirkan dalam pencapaian target

produksi di Distrik IV PTPN IV adalah menurunnya tingkat produktivitas Tandan

Buah Segar (TBS). Tingkat produktivitas akan menentukan jumlah produksi yang

dihasilkan. Produksi yang rendah akan mengakibatkan rendahnya pendapatan yang

akan diperoleh oleh perusahaan. Untuk mengatasi masalah tersebut perlu

dilakukan analisa faktor – faktor apa saja yang mempengaruhi pencapaian

produksi tandan buah segar (TBS) sehingga perusahaan dapat mengambil

keputusan untuk perbaikan dalam rangka meningkatkan produktivitas TBS.

Variabel yang dimasukkan dalam model ini adalah luas lahan, jumlah pohon

produktif, jumlah pupuk yang digunakan, jumlah insektisida yang digunakan dan

jumlah tenaga kerja yang dipakai. Dengan demikian dapat disusun kerangka

pemikiran untuk menganalisis pengaruh faktor – faktor produksi yang menentukan

jumlah produksi yang dicapai. Secara skematis, kerangka pemikiran penelitian

ditunjukkan pada gambar 2.1.

23

Universitas Sumatera Utara


Luas Lahan (X1)

Jumlah Pohon (X2)

Pupuk (X3) Produksi TBS (Y)

Insektisida (X4)

Tenaga Kerja (X5)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan uraian di atas dan hasil-hasil penelitian sebelumnya, maka

dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. H1: Luas Lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Tandan

Buah Segar di PTPN IV Distrik IV.

2. H2: Jumlah Pohon berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi

Tandan Buah Segar di PTPN IV Distrik IV.

3. H3: Pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Tandan Buah

Segar di PTPN IV Distrik IV.

4. H4: Insektisida berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Tandan

Buah Segar di PTPN IV Distrik IV.

5. H5: Tenaga Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi

Tandan Buah Segar di PTPN IV Distrik IV.

24

Universitas Sumatera Utara


6. H6: Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk, Insektisida, Tenaga Kerja dan Umur

Tanaman secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

produksi Tandan Buah Segar di PTPN IV Distrik IV.

25

Universitas Sumatera Utara


BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Metode Penelitian

Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik korelasional,

yaitu jenis penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana

variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih

faktor lain berdasarkan koefisien korelasi (Sinulingga, 2011). Pemilihan dan

penggunaan desain ini terkait dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menjelaskan

pengaruh dan pengujian hipotesis dengan menganalisis berbagai data di lapangan.

Dalam konteks penelitian ini adalah pengaruh Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk,

Insektisida, dan Tenaga Kerja terhadap produksi Tandan Buah Segar di PTPN IV

Distrik IV.

Dengan ini diharapkan dapat menjawab persoalan-persoalan seberapa besar

pengaruh yang terjadi antara variabel Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk,

Insektisida, dan Tenaga Kerja terhadap produksi Tandan Buah Segar dan

merumuskan strategi perusahaan yang efektif dan dapat dimanfaatkan guna untuk

meningkatkan produksi Tandan Buah Segar di masa yang akan datang.

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di PTPN IV Distrik IV. Hal ini dikarenakan

dalam beberapa tahun terakhir PTPN IV Distrik IV mengalami kecenderungan

menurunnya capaian hasil produksi kebun yang tidak dapat memenuhi target

perusahaan sehingga mengindikasikan terjadinya permasalahan pada sistem

pengelolaan faktor – faktor produksi yang berdampak langsung pada produktivitas.

26

Universitas Sumatera Utara


Penelitian akan dilakukan selama 12 minggu efektif, dimulai dari Bulan Oktober -

Desember 2019.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah Afdeling PTPN IV Distrik IV yang

berjumlah 45 Afdeling.

Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan sampling

jenuh (sensus). Menurut sugiyono (2004) sampling jenuh adalah tehnik

pengambilan sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel

karena jumlah populasi kecil.

3.4. Jenis dan Sumber Data

Data-data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:

1. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung berasal dari

sumber asli atau tidak melalui perantara. Juga dapat diartikan sebagai data

yang biasanya diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan metode

pengumpulan data original melalui observasi, wawancara, pembagian

kuisioner pada responden.

2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung berasal dari

narasumber akan tetapi melalui orang lain atau lewat dokumentasi. Data

primer dalam Thesis ini terdiri dari : data Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk,

Insektisida, dan Tenaga Kerja yang diberikan oleh PTPN IV Distrik IV dalam

kaitannya terhadap peningkatan produksi Tandan Buah Segar.

27

Universitas Sumatera Utara


3.5. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Observasi

Teknik ini digunakan untuk mendeskripsikan tentang keadaan lapangan

dengan pengamatan yang dilakukan terhadap masyarakat yang senantiasa

bersifat objektif faktual. Tujuannya untuk memperoleh gambaran yang

lengkap mengenai keadaan lokasi penelitian

2. Metode Daftar Pertanyaan (kuesioner) dan Data Sekunder (kebun)

Kuisioner ini digunakan untuk merekam data tentang kegiatan masyarakat.

Pengisian kuisioner ini dilakukan secara terstruktur dengan mempergunakan

daftar pertanyaan yang telah disiapkan

3.6. Metode Analisis Data

Metode analisis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.6.1. Analisis Regresi Berganda

Analisis regresi berganda digunakan oleh peneliti, bila peneliti bermaksud

meramalkan begaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau

lebih variabel independen sebagai factor predictor dimanipulasi (dinaik turunkan

nilainya) (Sugiyono, 2010). Dalam mengetahui hubungan dan pengaruh masing-

masing variabel variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Pohon (X₂ ), Pupuk (X₃ ),

Insektisida (X₄ ), dan Tenaga Kerja (X₅ ) terhadap produksi Tandan Buah Segar

di PTPN IV Distrik IV digunakan teknik analisis regresi berganda. Analisis regresi

menggunakan rumus persamaan regresi berganda seperti yang dikutip dalam

Sugiyono (2010), yaitu :

28

Universitas Sumatera Utara


Y= a+b1X1+b2X2+ b3X3+ b4X4+ b5X5+e

Keterangan :
Y = Kinerja
a = Konstanta
b1,..,b2 = Koefisien regresi berganda
X1 = Luas Lahan
X2 = Jumlah Pohon
X3 = Pupuk
X4 = Insektisida
X5 = Tenaga Kerja
e = Variabel Pengganggu
3.6.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik dimaksudkan untuk mendeteksi ada tidaknya

autokorelasi, multikolinieritas, dan heteroskedastisitas dalam hal estimasi karena

bila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji F

yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan

kesimpulan yang diperoleh.

3.6.2.1. Uji Normalitas

Pengujian distribusi data bertujuan untuk pengujian suatu data penelitian

apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi

normal atau berdistribusi tidak normal. Distribusi data normal menggunakan

statistik parametrik sebagai alat pengujian. Sedangkan distribusi tidak normal

digunakan untuk analisis pengujian statistik non parametrik. Uji normalitas dalam

penelitian ini dilakukan untuk menguji normalitas data dari masing-masing

variabel dengan menggunakan one-sample kolmogorov-smirnov.

29

Universitas Sumatera Utara


Untuk menguji normalitas data suatu penelitian, salah satu alat yang

digunakan adalah menggunakan uji Kolmogorov Smirnov. Menurut Imam Ghozali

(2005), bahwa distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z hitung

dengan Z tabel dengan kriteria sebagai berikut:

1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikansi

> taraf signifikansi (α) 0,05; maka distribusi data dikatakan normal.

2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikansi

< taraf signifikansi (α) 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal

3.6.2.2. Heteroskedastisitas

Penyimpangan asumsi model klasik yang berikutnya adalah

Heterokedastisitas. Artinya, varians variabel dalam model tidak sama (konstan).

Heteroskedastisitas sering ditemui dalam data cross section, sementara itu data

time series jarang mengandung unsur heteroskedastisitas. Konsekuensi adanya

heteroskedastisitas dalam model regresi adalah penaksir (estimator) yang diperoleh

tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel biasa, walaupun

penaksir yang diperoleh menggambarkan populasinya tidak bias dan

bertambahnya sampel yang digunakan akan mendekati nilai sebenarnya

(konsisten), ini disebabkan varians yang tidak minimum (tidak efisien).

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dilakukan dengan white

test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap semua

variable penjelas. Pada white test terdapat beberapa langkah, antara lain (Agus

Widarjono, 2007) :

1. Membuat regresi persamaan dan mendapatkan residualnya.

30

Universitas Sumatera Utara


2. Lakukan regresi pada persamaan berikut yang disebut regresi auxiliary :

- Regresi auxiliary tanpa perkalian antar variabel independen (no crossterm)

- Regresi auxiliary dengan perkalian antar variabel independen (cross term)

3. Hipotesis dalam penelitian ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji White

didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan mengikuti

distribusi chi-squares dengan degree of freedom sebanyak variabel independen

tidak termasuk konstanta dalan regresi auxiliary. Nilai hitung statistika chi-

squares (2) dapat dicari dengan formula sbb:

n R2 = 2df

4. Jika nilai chi-squares hitung (n.R2) lebih besar dari nilai 2 kritis dengan

derajat kepercayaan tertentu () maka ada heteroskedastisitas dan sebaliknya

jika chi-squares hitung lebih kecil dari nilai 2 kritis menunjukkan tidak

adanya heteroskedatisitas.

3.6.2.3. Multikolinearitas

Multikolinearitas mula-mula ditemukan oleh Ragnar Frisch yang berarti

adanya hubungan yang linear yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau

semua variabel yang menjelaskan dari model regresi (Gujarati,1995).

Multikolinearitas artinya antar variabel independen yang terdapat dalam

model memiliki hubungan yang sempurna atau mendekati sempurna (koefisien

korelasinya tinggi bahkan mendekati 1). (Algifari, 2000).

Apabila terjadi multikolinieritas maka kita masih bisa menggunakan

metode OLS untuk mengestimasi koefisien dalam persamaan tersebut dalam

mendapatkan estimator yang tidak bias, linier dan mempunyai varian yang

31

Universitas Sumatera Utara


minimum (BLUE). Jika kita tetap menggunakan teknik estimasi dengan metode

kuadrat terkecil (OLS) dampak adanya multikolinieritas di dalam model regresi

tetap masih mempertahankan asumsi lain adalah sbb (Agus Widarjono, 2007):

1. Estimator masih bersifat BLUE dengan adanya multikolinieritas namun

estimator mempunyai varian dan ovarian yang besar sehingga sulit

mendapatkan estimasi yang tepat.

2. Akibat no. 1, maka interval estimasi akan cenderung lebih besar dan nilai

hitung statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel independen secara

statistik tidak signifikan mempengaruhi variabel independen.

3. Walaupun secara individu variabel independen tidak berpengaruh terhadap

variabel dependen melalui uji statistik t, namun nilai koefisien determinasi

(R2) masih bisa relatif tinggi.

Konsekuensi yang sangat penting bagi model regresi yang mengandung

multikolinearitas adalah bahwa kesalahan standar estimasi akan cenderung

meningkat dengan bertambahnya variabel independen, tingkat signifikansi yang

digunakan untuk menolak hipotesis nol akan makin besar, dan probabilitas

menerima hipotesis yang salah (kesalahan β juga akan makin besar). Akibatnya,

model regresi yang diperoleh tidak valid untuk menaksir nilai variable independen.

Diagnosis secara sederhana terhadap adanya multikolinearitas di dalam model

regresi adalah sedagai berikut (Agus Widarjono, 2007) :

1. Melalui nilai thitung, R2, dan F Ratio. Jika R2 tinggi, F Ratio tinggi, sedangkan

sebagian besar atau bahkan seluruh koefisien regresi tidak signifikan (nilai

thitung sangat rendah), maka kemungkinan terdapat multikolinearitas dalam

model tersebut.

32

Universitas Sumatera Utara


2. Menentukan koefisien korelasi antara variabel independen yang satu dengan

variabel independen yang lain. Jika antara dua variabel independen memiliki

korelasi yang spesifik (misalnya, koefisien korelasi yang tinggi antara variabel

independen atau tanda koefisien korelasi variabel independen berbeda dengan

tanda koefisien regresinya), maka di dalam model regresi tersebut terdapat

multokolinearitas.

3. Membuat persamaan regresi antar variabel independen. Jika koefisien

regresinya signifikan, maka dalam model terdapat multikolinearitas.

Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dapat dilakukan

pengujian dengan cara uji koefisien korelasi. Pengujian ini bertujuan untuk

mengukur derajat asosiasi antar variabel penjelas sehingga dapat diketahui ada

tidaknya gejala multikolinearitas diantara variabel penjelas. Untuk menguji ada

tidaknya multikolinearitas digunakan Pairwise Correlation Matrix dengan

pengolahan menggunakan Eviews 6. Keputusan adanya multikolinearitas dengan

melihat nilai R2 pada regresi persamaan model pertama dan R2 pada regresi kedua

(r). Jika r > R2, maka ada gejala multikolearitas sebaliknya jika r <R2 , maka tidak

terdapat gejala multikolearitas.

Ada tidaknya multikolinieritas juga dapat dideteksi dengan metode deteksi

Klien. Klien menyarankan untuk mendeteksi masalah multikolinieritas dengan

membandingkan koefisien determinasi auxiliary dengan koefisien determinasi (R2)

model regresi aslinya yaitu Y dengan variabel independen X. Regresi auxiliary

maksudnya regresi setiap variabel independen X dengan dengan sisa variabel

independen X yang lain. Jika R2 X1X2X3...X6 lebih besar dari R2 maka model

mengandung unsur multikolinieritas antara variabel independennya dan jika

33

Universitas Sumatera Utara


sebaliknya maka tidak ada korelasi antar variabel independen (Agus Widarjono,

2007).

3.6.3. Analisis Uji Statistik

3.6.3.1. Pengujian Hipotesis secara Parsial (Uji t)

Pengujian secara parsial menggunakan uji t yang merupakan uji pengaruh

signifikan variabel independen terhadap variabel dependen secara individual. Uji

signifikansi adalah prosedur di mana hasil sampel digunakan untuk menentukan

keputusan untuk menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai uji statistik yang

diperoleh dari data.

Prosedur dari uji t adalah sebagai berikut (Agus Widarjono, 2007):

1. Membuat hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Hi)

2. Menghitung t dengan rumus:

Dimana : bi = Koefisien bebas ke-i

b = Nilai hipotesis nol

Sb = Simpangan baku (standar deviasi) dari variabel bebas ke-i

3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df = n-k dan α yang tertentu

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan t

hitung dan t tabel (nilai kritis).

Jika: t hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

t hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak

34

Universitas Sumatera Utara


3.6.3.2. Pengujian Hipotesis secara Serempak (Uji F)

Pengujian secara serempak menggunakan uji F. Uji F bertujuan untuk

menguji pengaruh semua variabel independen terhadap variabel dependen secara

bersama-sama.

Prosedur pengujian uji F adalah sebagai berikut:

1. Membuat hipotesa nol (Ho) dan hipotesa alternatif (Hi)

2. Menghitung nilai F.hitung dengan rumus:

Dimana: R² = Koefisien determinasi

k = Jumlah variabel independen

n = Jumlah sampel

3. Mencari nilai kritis (F tabel); df (k-1, n-k). dimana: k = jumlah parameter

termasuk intersep.

4. Keputusan untuk menerima atau menolak Ho didasarkan pada perbandingan F

hitung dan F tabel.

Jika: F hitung > F tabel, maka Ho ditolak dan Hi diterima

F hitung < F tabel, maka Ho diterima dan Hi ditolak.

3.6.3.3. Koefisien Determinasi (R2)

Menurut Gujarati (1995) koefisien determinasi adalah untuk mengetahui

seberapa besar persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat yang

dapat dinyatakan dalam persentase. Besarnya persentase pengaruh semua variabel

independen terhadap nilai variabel dependen dapat diketahui dari besarnya

koefisien determinasi (R2) persamaan regresi. Besarnya koefisien determinasi

berkisar antara nol sampai dengan satu. Semakin mendekati nol besarnya koefisien

35

Universitas Sumatera Utara


determinsi suatu persamaan regresi, maka semakin kecil pengaruh semua variabel

independen terhadap variabel dependen. Sebaliknya, Semakin mendekati satu

besarnya koefisien determinsi suatu persamaan regresi, maka semakin besar

pengaruh semua variabel independen terhadap variable dependen (Algifari,2000).

3.7. Definisi Operasional

Definisi operasional dari variabel-variabel yang digunakan dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Produksi adalah jumlah produksi Tandan Buah Segar yang di hasilkan

dalam masa produksi yaitu jumlah keseluruhan Tandan Buah Segar yang

dihasilkan petani dalam masa produksi (dalam kg).

2. Luas Lahan adalah luas lahan yang dipakai untuk menanam pohon yang

memproduksi Tandan Buah Segar dalam satuan (m2).

3. Jumlah Pohon adalah Pohon Kelapa Sawit yang digunakan untuk budidaya

Kelapa Sawit di tanam pada lahan (satuan batang)

4. Pupuk adalah pupuk yang dibuat dari kotoran hewan maupun kimia yang

diberikan selama masa produksi (dalam kg).

5. Insektisida adalah jumlah insektisida yang digunakan pada lahan yang

dihitung dalam satuan milliliter selama masa produksi (ml).

6. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan pada usaha tani

kelapa sawit dalam satu kali masa produksi.

36

Universitas Sumatera Utara


BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN DAN
KARAKTERISTIK RESPONDEN

4.1 Deskripsi Daerah Penelitian

PT. Perkebunan Nusantara IV adalah Perusahaan yang bergerak pada

bidang usaha agro bisnis dan agro industri. PTPN IV mengusahakan perkebunan

dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal

dan tanaman, kebun bibit dan pemeliaraan tanaman menghasilkan, pengolahan

komoditas menjadi bahan baku berbagai industri, pemasaran komoditas yang

dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 20 unit usaha yang

mengelola budidaya kelapa sawit dan 1 unit usaha yang mengelola budidaya teh

dan 1 unit kebun plasma kelapa sawit, serta 1 unit usaha perbengkelan (PMT

Dolok Ilir) yang menyebar di 9 Kabupaten, yaitu Kabupaten Langkat, Deli

Serdang, Serdang Berdagai, Simalungun, Asahan, Labuhan Batu, Padang Lawas,

Batubara dan Mandailing Natal,

PTPN IV memiliki 16 Unit Pabrik Kelapa Sawit (PKS) dengan kapasitas

total 635 ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, 2 unit Pabrik Teh dengan

kapasitas total 155 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 2 unit Pabrik

Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 405 ton/hari. Selain mengelola kedua

komoditi tersebut PTPN IV juga mengelola balai benih kelapa sawit yang terdapat

di unit usaha Adolina. PTPN IV juga didukung oleh Unit Usaha Engineering

Manufacturing and Construction yaitu Pabrik Mesin Tenera (PMT).

Maka pengelompokkan Unit Usaha dalam Distrik Kebun PTPN IV

ditetapkan sebagai berikut:

37

Universitas Sumatera Utara


a. Distrik I

Terdiri dari 9 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik I berada di

wilayah Kabupaten Simalungun dan Asahan. Adapun Unit Usaha tersebut adalah:

- Bah Jambi

- Balimbingan

- Marihat

- Tonduhan

- Pasir Mandoge

- Dolok Sinumbah

- Sei Kopas

- Masjandi

- Bah Birung Ulu

b. Distrik II

Terdiri dari 6 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik II berada di

wilayah Kabupaten Simalungun dan Asahan. Adapun Unis Usaha tersebut adalah:

- Bukit lima

- Dolok Ilir

- Laras

- Gunung Bayu

- Mayang

- Tanah Itam Ulu

38

Universitas Sumatera Utara


c. Distrik III

Terdiri dari 8 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik III berada di

wilayah Kabupaten Seradang Berdagai, Deli Serdang, Simalungun, Langkat

danMandailing Natal. Adapun Unit Usaha tersebut adalah:

- Adolina

- Aek Nauli

- Pabatu

- Padang Matinggi

- Sawit Langkat

- Tinjowan

- Timur

- Batang Laping

d. Distrik IV

Terdiri dari 7 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik IV berada di

wilayah Kabupaten Labuhan Batu, Asahan dan Tapanuli Selatan. Adapun Unit

Usaha tersebut adalah:

- Ajamu

- Berangir

- Meranti Paham

- Panai Jaya

- Pulu Raja

- Sosa

- Air Batu

39

Universitas Sumatera Utara


PTPN IV Medan memilki pegawai dengan dua status pekerjaan yaitu status

pekerjaan pegawai tetap atau pun Buruh Harian Lepas (BHL) berikut ini adalah

jumlah keseluruhan Pegawai di PTPN IV Medan :

4.2. Karakteristik Responden

Responden dalam penelitian ini terdiri dari 45 Asisten Afdeling tanaman

PTPN IV Distrik IV. Karakteristik responden penelitian dideskripsikan

berdasarkan usia, lama bekerja, dan pendidikan terakhir.

Adapun data karakteristik responden yang terdapat pada penelitian ini

memberikan informasi bahwa responden pada penelitian ini telah mewakili dari

populasi Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV dari segi usia, lama bekerja, dan

pendidikan terakhir dalam hubungannya terhadap kemampuan dari respoden untuk

memberikan jawaban yang sesuai dengan data variabel Luas Lahan, Jumlah

Pohon, Pupuk, Insektisida, dan jumlah Tenaga Kerja terhadap produksi Tandan

Buah Segar. Seluruh data karakteristik pada penelitian ini merupakan data yang

diperoleh dari responden melalui kuisioner yang disebarkan.

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Asisten Afdeling

Usia Asisten Afdeling merupakan salah satu aspek sosial yang dapat

mendukung perusahaan dalam mengelola kebunnya. Asisten yang masih muda

biasanya memiliki semangat kerja yang lebih tinggi terutama dalam mencari

informasi untuk mendukung pengelolaan kebunnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden Afdeling tanaman PTPN

IV Distrik IV berdasarkan usia asisten afdeling > 40 tahun dengan jumlah

persentase 28.9%, usia asisten afdeling 31 – 35 tahun dengan jumlah persentase

40

Universitas Sumatera Utara


28.9%; usia asisten afdeling 26 - 30 tahun dengan jumlah persentase 24.4%; usia

asisten afdeling 35 – 40 tahun dengan jumlah persentase 11.1%; dan usia asisten

afdeling 17 - 25 tahun dengan jumlah persentase 6.7%. Hal ini menggambarkan

bahwa responden pada penelitian ini telah mencakup seluruh kelompok usia

asisten Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV .

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik


IV Berdasarkan Usia

Umur Jumlah Persen


Valid 17 - 25 Tahun 3 6.7
26 - 30 Tahun 11 24.4
31 - 35 Tahun 13 28.9
35 - 40 Tahun 5 11.1
> 40 Tahun 13 28.9
Total 45 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Masa Kerja

Masa kerja adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur tentang

lama waktu atau masa kerja yang ditempuh seseorang untuk melaksanakan

pekerjaan dan dapat memahami tugas yang diberikan.

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik


IV Berdasarkan Lama Bekerja

Lama Bekerja Jumlah Persen


Valid 1 - 5 Tahun 30 66.7
6 - 10 Tahun 8 17.8
11 - 15 Tahun 2 4.4
> 15 Tahun 5 11.1
Total 45 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)

41

Universitas Sumatera Utara


Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan lama bekerja,

diperoleh gambaran responden dengan lama bekerja 1 - 5 Tahun dengan

persentase sebesar 66.7%, responden dengan lama bekerja 6 - 10 Tahun dengan

persentase sebesar 17.8%, responden dengan lama bekerja >15 Tahun dengan

persentase sebesar 11.1%, dan responden dengan lama bekerja 11 - 15 Tahun

sebagai persentase terkecil sebesar 4.4%. Hal ini menggambarkan bahwa

responden pada penelitian ini telah mencakup dari berbagai masa kerja asisten

Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV .

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Tingkat pendidikan adalah salah satu aspek yang sering kali dipakai

perusahaan untuk mengukur kemampuan seseorang dalam menerima tanggung

jawab yang diberikan perusahaan untuk pencapaian target – target kinerja. Seorang

asisten afdeling yang memiliki pendidikan tinggi dipercaya memiliki kemampuan

yang lebih dibandingkan dengan yang lainnya.

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik


IV Berdasarkan Pendidikan Terakhir

Pendidikan Terakhir Jumlah Persen


Valid SMU 3 6.7
D III 1 2.2
S1 41 91.1
Total 45 100
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

Hasil penelitian karakteristik responden berdasarkan pendidikan terakhir,

diperoleh gambaran responden terbanyak dengan tingkat pendidikan terakhir S-1

dengan persentase sebesar 91.1%, selanjutnya reponden dengan tingkat pendidikan

terakhir SMU dengan persentase sebesar 6.7%, dan responden dengan tingkat

42

Universitas Sumatera Utara


pendidikan terakhir D-III sebagai persentase terkecil sebesar 2.2%. Hal ini

menggambarkan bahwa responden pada penelitian ini telah mencakup dari

berbagai jenis kelompok pendidikan asisten Afdeling tanaman PTPN IV Distrik

IV.

43

Universitas Sumatera Utara


BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1. Uji Asumsi Klasik

Sebelum dilakukan pengujian terhadap hipotesis yang diajukan perlu

dilakukan evaluasi ekonometri terhadap model persamaan regresi agar memenuhi

syarat sebagai Best Linier Un beased Estimator (BLUE). Untuk memastikan

model estimasi ini sudah sesuai, maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji-uji

asumsi klasik karena hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang

tidak melanggar asumsi-asumsi klasik. Asumsi-asumsi klasik dalam penelitian ini

meliputi uji normalitas, uji multikolinearitas dan uji heteroskedastisitas.

5.1.1. Uji Normalitas

Pengujian normalitas yang didasarkan pada uji statisktik non parametik

kolmogorov-Smirnov (K-S). uji normalitas dimaksudkan untuk mengetahui

apakah residual regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hipotesisnya

sebagai berikut:

Ho = data residual berdistribusi normal.

Hi = data residual tidak berdistribusi normal.

Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.1 dapat dinilai Asymp.Sig.(2-

tailed) diatas angka 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi

memenuhi asumsi normalitas.

44

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.1 Hasil Uji Normalitas Data Responden

Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)

5.1.2. Uji Multikolinearitas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier

ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi

ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi, cara pengambilan

keputusannya yaitu:

- VIF > 10 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas.

- VIF < 10 maka tidak terdapat multikolinieritas.

- Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas.

- Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.2 dapat dinilai VIF < 10,

dengan demikian dapat disimpulkan tidak terjadi multikonlinearitas.

45

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.2 Hasil Uji Multikolinearitas Data Responden

Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -4998.466 1570.871 -3.182 .003
Luas Lahan 4.082 1.828 .142 2.234 .031 .342 2.924
Jumlah Tanaman .038 .015 .165 2.495 .017 .318 3.147
Jumlah Pupuk .009 .003 .209 2.995 .005 .283 3.53
Jumlah Insektisida 3.06 1.27 .245 2.41 .021 .134 7.476
Jumlah Tenaga Kerja 119.552 31.088 .307 3.846 .000 .217 4.605
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)

5.1.3. Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi

terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang

lain tetap, maka disebut homoskesdatisitas dan jika berbeda akan disebut

Heteroskedastisitas. Metode yang dapat dipakai untuk mendeteksi gejala

Heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah metode grafik. Ada tidaknya gejala

Heteroskedastisitas dapat diketahui dengan dua hal, antara lain :

1. Jika pencaran data yang berupa titik-titik membentuk pola berbaris dan

beraturan, maka terjadi Heteroskedastisitas

2. Jika pencaran data yang berupa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan

menyebar di atas dan di bawah sumbu Y, maka tidak terjadi masalah

heteroskedastisitas.

Adapun grafik hasil pengujian Heteroskedastisitas yang dilakukan dapat dilihat

pada gambar berikut ini :

46

Universitas Sumatera Utara


Gambar 5.1. Grafik Scatter Plot

Dari Gambar 5.1. di atas dapat dilihat bahwa data (titik-titik) menyebar

secara bebas dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak terjadi masalah Heteroskedastisitas.

5.2. Persamaan dan Model Regresi

5.2.1. Analisis Regresi Berganda

Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 5.2 pada kolom kedua

(Unstandardized Coefficients) bagian B pada baris pertama diperoleh model

persamaan regresi berganda sebagai berikut:

Y = -498.466+4.082X1+0,038X2+0,009X3+3,060X4+119.552X5

47

Universitas Sumatera Utara


5.2.2. Koefisien Determinan (R2)

Tabel 5.3 Hasil Uji Variabel Entered/Removed


Variables Variables
Model Entered Removed Method
1 Jumlah Tenaga
Kerja, Luas
Lahan, Jumlah
Pupuk, Jumlah
Enter
Tanaman,
Jumlah
Insektisidaᵇ

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi


b. All requested variables entered.
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)

Koefisien Determinan digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase

kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi

berkisar antara nol sampai dengan satu (0 < R² < 1). Jika R² semakin besar

(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah

besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekati

nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar

terhadap variabel terikat (Y) semakin kecil.

Pada Tabel 5.3 dapat diketahui bahwa variabel-variabel yang dikeluarkan

atau dimasukkan ke dalam persamaan. Ternyata dapat dilihat bahwa semua

variabel (X1, X2, X3, X4, X5) tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan (kolom

removed variabel kosong). Setelah mengetahui seluruh variabel dimasukkan dalam

analisis persamaan maka dilakukan pengujian koefisien determinasi.

Tabel 5.4 Hasil Uji Koefisien Determinasi


Adjusted R Std. Error of
Model R R Square Square the Estimate
1 .973ᵃ .946 .939 1464.505
Sumber : Hasil Penelitian, 2012 (Data Diolah)

48

Universitas Sumatera Utara


Hasil pengujian koefisien determinan dalam penelitian ini menggunakan

bantuan program SPSS versi 22.0 seperti terlihat pada tabel 5.4.

Pada Tabel 5.4 nilai R square adalah 0,946 berarti bila variabel ditambah

maka terdapat pengaruh yang lebih besar terhadap jumlah produksi Tandan Buah

Segar. Hal ini menunjukkan bahwa 94,6% jumlah produksi Tandan Buah Segar.

(Y) di pengaruhi oleh variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah

Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ )

dan sisanya 5,4% di pengaruhi oleh variabel diluar penelitian.

5.2.3. Uji Simultan (Uji-F)

Uji F dilakukan untuk membuktikan hipotesis awal tentang pengaruh

variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk

(X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) sebagai variabel

bebas terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) sebagai variabel terikat.

Ho : b1 = b2= 0, artinya secara bersama-sama tidak terdapat pengaruh positif dan

signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu berupa Luas Lahan (X₁ ),

Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ),

dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) terhadap terhadap jumlah produksi Tandan Buah

Segar (Y). Hi : b1 ≠ b2 ≠ 0, artinya secara bersama-sama terdapat pengaruh positif

dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terkait. Kriteria pengambilan

keputusan : H0 diterima jika t hitung < t table pada α = 5% Ha diterima jika t

hitung > t table pada α = 5% Nilai F hitung diperoleh dengan menggunakan

bantuan program SPSS versi 22 seperti terlihat pada Tabel 5.5

49

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.5 Hasil Uji Simultan (Uji-F)
Sum of Mean
Model Squares df Square F Sig
1 Regression 1468113610 5 293622722 136.901 .000ᵇ
8
Residual 83646175.9 39 2144773.741
Total 1551759786
44
8
a. Dependent Variable: Jumlah Produksi
b. Predictors: (Constant), Jumlah Tenaga Kerja, Luas Lahan, Jumlah Pupuk, Jumlah Tanaman,
Jumlah Insektisida
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)

Pada Tabel 5.5 menunjukkan p value 0,000 < 0,05, artinya signifikan,

sedangkan F hitung 136,901 > F tabel 2.4 artinya signifikan. Signifikan disini

berarti Hi diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah

Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan

Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling

tanaman PTPN IV Distrik IV .

5.2.4. Uji Parsial (Uji-t)

Uji-t dilakukan untuk menunjukkan seberapa besar pengaruh variabel

bebas mempunyai pengaruh signifikan terhadap nilai-nilai variabel terikat dengan

rumusan hipotesis sebagai berikut :

a. Ho : Bı = B2 = 0 artinya Variabel bebas secara bersama-sama tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat.

b. Hi : Bı ≠ B2 ≠ 0 artinya Variabel besar secara bersama-sama berpengaruh

positif dan signifikan terhadap variabel terikat

50

Universitas Sumatera Utara


Tabel 5.6 Hasil Uji Parsial (Uji-t)
Standardized
Model Unstandardized Coefficients Coefficients
B Std. Error Beta T Sig.
1 (Constant) -4998.466 1570.871 -3.182 .003
Luas Lahan 4.082 1.828 .142 2.234 .031
Jumlah Tanaman .038 .015 .165 2.495 .017
Jumlah Pupuk .009 .003 .209 2.995 .005
Jumlah Insektisida 3.060 1.270 .245 2.410 .021
Jumlah Tenaga Kerja 119.552 31.088 .307 3.846 .000
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)
Nilai thitungakan dibandingkan dengan nilai ttable. Kriteria Penerimaan

hipotesis berdasarkan Uji t (2 sisi) sebagai berikut: Ho diterima jika t hitung < t

tabel pada α = 5%. Hi diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%. Nilai t

diperoleh dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 22 seperti terlihat

pada tabel 5.6 Persamaan dapat diartikan sebagai berikut:

a. Pada variabel Luas Lahan (X₁ ) diketahui bahwa nilai t hitung = 6.274 dengan

tingkat signifikan 0,031 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak dan Hi

diterima karena t hitung (2.234) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan bahwa

variabel Luas Lahan (X₁ ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah

produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel Luas Lahan (X₁ )

ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan

meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Luas Lahan pada Afdeling

tanaman PTPN IV Distrik IV sudah cukup baik karena mampu meningkatkan

jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling tanaman PTPN IV

Distrik IV.

b. Pada variabel Jumlah Tanaman (X2) diketahui bahwa nilai t hitung = 5.414

dengan tingkat signifikan 0,017 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak dan Hi

51

Universitas Sumatera Utara


diterima karena t hitung (2.495) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan bahwa

variabel Jumlah Tanaman (X2) berpengaruh positif dan signifikan terhadap

jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel Jumlah

Tanaman (X2) ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi Tandan Buah

Segar akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Konsumsi Pupuk

pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV sudah cukup baik karena mampu

meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling

tanaman PTPN IV Distrik IV.

c. Pada variabel Jumlah Konsumsi Pupuk (X3) diketahui bahwa nilai t hitung = -

2.124 dengan tingkat signifikan 0,005 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak

dan Hi diterima karena t hitung (2.995) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan

bahwa variabel Jumlah Konsumsi Pupuk (X3) berpengaruh positif dan

signifikan terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika

variabel Jumlah Konsumsi Pupuk (X3) ditingkatkan satu satuan maka jumlah

produksi Tandan Buah Segar akan meningkat.

d. Pada variabel Jumlah Insektisida (X4) diketahui bahwa nilai t hitung = 3.349

dengan tingkat signifikan 0,021 lebih besar dari (0,05) maka Ho ditolak dan

Hi diterima karena t hitung (2.410) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan

bahwa variabel Jumlah Insektisida (X4) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel

Jumlah Insektisida (X4) ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi

Tandan Buah Segar akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah

Insektisida pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV sudah cukup baik

52

Universitas Sumatera Utara


karena mampu meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada

Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV.

e. Pada variabel Jumlah Tenaga Kerja (X5) diketahui bahwa nilai t hitung =

2.772 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak

dan Hi diterima karena t hitung (3.846) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan

bahwa variabel Jumlah Tenaga Kerja (X5) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel

Jumlah Tenaga Kerja (X5) ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi

Tandan Buah Segar akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah

Tenaga Kerja pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV sudah cukup baik

karena mampu meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada

Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV.

5.3. Pembahasan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil analisis sebagaimana telah dijelaskan pada Tabel 5.4

dapat dikatakan bahwa variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah

Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ )

berpengaruh terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling

tanaman PTPN IV Distrik IV dengan besarnya pengaruh tersebut sebesar 0,946.

Hal ini menunjukkan bahwa 94,6% jumlah produksi Tandan Buah Segar

dipengaruhi oleh variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah

Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ )

dan sisanya 5,6% di pengaruhi oleh variabel diluar penelitian, dimana faktor dari

variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk

53

Universitas Sumatera Utara


(X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) seluruhnya

berpengaruh secara signifikan.

a. Interpretasi Pengaruh Luas Lahan (X₁ ) terhadap Produksi Tandan

Buah Segar Distrik IV PTPN IV

Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Luas Lahan

adalah sebesar 4.082 dengan arah pengaruh positif, hal ini menyatakan bahwa

jika variabel Luas Lahan (X₁ ) ditingkatkan 1% maka jumlah produksi

Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 4.082 persen dengan asumsi

bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan. Hasil uji analisis regresi

diperoleh nilai t hitung sebesar 2,234 > t table 2,02 dan nilai signifikansi 0,031

< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang

artinya Luas Lahan (X₁ ) berpengaruh signifikan terhadap produksi (Y). Hal

ini memberi gambaran bahwa semakin banyak Luas Lahan yang dikelola

dapat memberikan hasil produksi yang lebih banyak. Berdasarkan hasil

analisis menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu

bahwa lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya

hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usaha

tani. Besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas

sempitnya lahan yang digunakan (Mubyarto, 1989).

b. Interpretasi Pengaruh Jumlah Tanaman (X₂ ) terhadap Produksi

Tandan Buah Segar Distrik IV PTPN IV

Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah

Tanaman adalah sebesar 0,038 dengan arah pengaruh positif, hal ini

menyatakan bahwa jika variabel Jumlah Tanaman (X₂ ) ditingkatkan 1%

54

Universitas Sumatera Utara


maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 0,038

persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.

Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,495 > t table 2,02

dan nilai signifikansi 0,017 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima, yang artinya Jumlah Tanaman (X₂ ) berpengaruh signifikan

terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin banyak

Jumlah Tanaman yang dikelola dapat memberikan hasil produksi yang lebih

banyak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini

sesuai dengan teori yaitu bahwa Jumlah Tanaman sebagai salah satu faktor

produksi yang mempunyai kontribusi yang cukup besar pada usaha tani

(Yuniarto, 2008). Usaha budidaya kelapa sawit tentulah mengharapkan

produktivitas dan hasil yang tinggi. Memilih dengan tepat dengan model pola

tanam, jarak tanam dan kerapatan tanaman akan memberikan dampak jangka

panjang pada produktivitas kelapa sawit. Pola tanam tidak beraturan (biasanya

cara budidaya tradisional), pola segitiga sama sisi atau pola segi empat dengan

jarak tanam kelapa sawit tertentu akan berpengaruh secara langsung pada

kerapatan tanaman dan produktivitasnya. Dalam hal ini PTPN IV Distrik IV

memakai standarisasi pola jarak tanam 7,78 x 8,98 meter dengan populasi 143

pokok/hektar. Apabila populasi yang ada masih dibawah standar maka perlu

dilakukan penyisipan untuk mengembalikan jumlah pokok asal sehingga

menambah produktivitas.

c. Interpretasi Pengaruh Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ) terhadap Produksi

Tandan Buah Segar Distrik IV PTPN IV

55

Universitas Sumatera Utara


Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah

Konsumsi Pupuk adalah sebesar 0,009 dengan arah pengaruh positif, hal ini

menyatakan bahwa jika variabel Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ) ditingkatkan

1% maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 0,009

persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.

Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,995 > t table 2,02

dan nilai signifikansi 0,005 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima, yang artinya Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ) berpengaruh

signifikan terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin

banyak Jumlah Konsumsi Pupuk yang dikelola dapat memberikan hasil

produksi yang lebih banyak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil

yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bahwa pupuk adalah bahan

atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada tanaman dengan

maksud agar tanaman tersebut tumbuh dan berproduksi (Heru Prihmantoro,

2005).

d. Interpretasi Pengaruh Jumlah Insektisida (X₄ ) terhadap Produksi

Tandan Buah Segar Distrik IV PTPN IV

Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah

Insektisida adalah sebesar 3.349 dengan arah pengaruh positif, hal ini

menyatakan bahwa jika variabel Jumlah Insektisida (X₄ ) ditingkatkan 1%

maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 3.349

persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.

Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,410 > t table 2,02

dan nilai signifikansi 0,021 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

56

Universitas Sumatera Utara


dan H1 diterima, yang artinya Jumlah Insektisida (X₄ ) berpengaruh

signifikan terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin

banyak Jumlah Insektisida yang digunakan dapat memberikan hasil produksi

yang lebih banyak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang

signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bahwa Insektisida terbuat dari

bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengontrol, menolak atau menarik,

membunuh pess. Contoh pess adalah serangga, rumput liar, mikroba yang

dianggap mengganggu. Dengan melihat besarnya kehilangan hasil yang dapat

diselamatkan berkat penggunaan insektisida, maka dapat dikatakan bahwa

peran insektisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat

diperlukan dalam bidang pertanian (Subyakto Sudarmo, 1991).

e. Interpretasi Pengaruh Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) terhadap Produksi

Tandan Buah Segar Distrik IV PTPN IV

Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah

Tenaga Kerja adalah sebesar 119.522 dengan arah pengaruh positif, hal ini

menyatakan bahwa jika variabel Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) ditingkatkan 1%

maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 119.522

persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.

Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,410 > t table 2,02

dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak

dan H1 diterima, yang artinya Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) berpengaruh

signifikan terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin

banyak Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan dapat memberikan hasil

produksi yang lebih banyak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil

57

Universitas Sumatera Utara


yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bahwa salah satu hal yang

perlu diperhatikan pada faktor produksi adalah tersedianya tenaga kerja.

(Soekartawi, 2002). Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang penting

dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Tenaga kerja lebih penting

dari faktor produksi lainnya seperti bibit, tanah dan air sebab manusialah yang

menggerakkan faktor – faktor produksi tersebut untuk menjadi menghasilkan.

Berdasarkan hasil penelitian, dari kelima faktor yang mempengaruhi

jumlah produksi Tandan Buah Segar, variabel yang paling dominan dalam

meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN

IV Distrik IV adalah faktor Jumlah Tenaga Kerja, dan hal ini merupakan faktor

penting yang dapat mencapai target produksi Tandan Buah Segar, yang ditetapkan

PTPN IV Distrik IV di masa yang akan datang. Maka dari itu, sangat penting bagi

manejemen Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV untuk secara khusus fokus

dalam meningkatkan kualitas tenaga kerja yang dialokasikan ke setiap afdeling,

karena hal inilah menjadi faktor utama yang dominan meningkatkan jumlah

produksi Tandan Buah Segar.

58

Universitas Sumatera Utara


BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Kesimpulan yang dapat diberikan melalui penelitian ini,yaitu :

1. Variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk

(X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi

Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV , dimana

94.6% jumlah produksi Tandan Buah Segar di pengaruhi oleh variabel Luas

Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah

Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) dan sisanya 5,4% di

pengaruhi oleh variabel diluar penelitian.

2. Variabel variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah

Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja

(X₅ ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi Tandan

Buah Segar.

3. Faktor dari variabel produksi yang paling berpengaruh terhadap jumlah

produksi Tandan Buah Segar adalah jumlah tenaga kerja.

6.2. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian di atas, maka dapat dikemukakan

beberapa saran sebagai berikut :

1. Manajemen Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV diharapkan agar

memperhatikan berbagai kebijakan yang menyangkut faktor produksi

59

Universitas Sumatera Utara


terutama mengenai faktor Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah

Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja

(X₅ ) untuk dapat meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar dan hal

ini dapat membantu Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV untuk mencapai

target yang ditetapkan perusahaan di masa yang akan datang.

2. Dapat disimpulkan bahwa variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ),

Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga

Kerja (X₅ ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah produksi

Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV. Maka

diharapkan kepada PTPN IV Distrik IV agar tetap mempertahankan faktor

produksi tersebut.

3. Strategi yang harus segera dilakukan oleh PTPN IV Distrik IV untuk

mencapai target jumlah produksi Tandan Buah Segar adalah perusahaan

secara fokus harus lebih meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja

yang sudah ada menjadi lebih produktif, karena hal inilah menjadi faktor

utama yang dominan meningkatkan produksi Tandan Buah Segar dalam

tujuan mencapai target produksi pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV

untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan di masa yang akan datang.

60

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Alfayanty, Zul, (2013). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi


Kelapa Sawit Rakyat Di Kabupaten Mukomuko. Balai Pengkajian
Teknologi Pertanian Bengkulu.

Anto, Rini, Enny (2017). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kelapa Sawit Rakyat Pola Swadaya Di Kabupaten Kampar – Riau.
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.

Anoraga, Pandji, (2004). Manajemen Bisnis, Cetakan Ketiga, Rineka Cipta.


Jakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Anthony, R ., Govidarajan Vijay, (2005). Management Control System Jilid I & II


Terjemahan Tjakrawala, K dan Krista penerbit Salemba Empat

Arikunto, (2005). Manajemen Penelitian, Jakarta: Rineka Cipta

As’ad, M, (2004). Psikologi Industri, Yokyakarta: Liberty. Edisi Revisi.

Bilson Simamora, 2002, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Surabaya: Pustaka.


Utama.

Davis, D., & Cozenza, R.M. (1993). Business Research for Decision Making.
Boston: PWS-Kent Publishing.

Ferdinand, Augusty, (2006), Structural Equation Modeling Dalam Penelitian


Manajemen, Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Ghozali, Imam, (2005). Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.


Edisi ke 3 Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.

Hair, J.F., Anderson R.e., Tatham R.I., and Black, W.C, (1998). Multivariate Data
Analysis. New York: Prentice Hall

Handoko, T. Hani, (2001). Manajemen. Edisi Kedua, Penerbit : Penerbit Liberty,


Yogyakarta.

61

Universitas Sumatera Utara


Ilham Arsyad., Syarifah Maryam. (2017). Analisis Faktor – Faktor yang
Mempengaruhi Produksi Kelapa Sawit Pada Kelompok Tani Sawit
Mandiri Di Desa Suka Maju Kecamatan Kongbeng Kabupaten Kutai
Timur. Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman.

Ismail, S.B, (2016). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi


Kelapa Sawit di Kabupaten Asahan. Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.

Myrna, Sulistyaningsih. (2018). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi


Produksi Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq) Di PT Perkebunan
Nusantara IV Kebun Adolina Berdasarkan Data Tahun 2008 – 2017.
Fakultas Agroteknologi Universitas Prima Indonesia. Medan.

Nugroho, A.B. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Dengan SPSS.
Andi Offset. Yogyakarta

Prian, Lestari, Slamet, (2017). Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi


Produksi Tandan Buah Segar (TBS) Kelapa Sawit di Kebun Bangun
Bandar PT. Socfin Indonesia. Fakultas Pertanian UGM.

Riduwan. (2005). Skala Pengukuran Variabel-Variabel Penelitian, Cetakan


Ketiga, Alfabeta, Bandung.

Riki Arianto., Firdaus., Nurul Huda. (2017). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kelapa Sawit di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera
Kabupaten Pesisir Selatan.Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta.

Rozikin, Khairun. 2015. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Kinerja


Karyawan Pada PT. Perkebunan Nusantara IV (persero) Medan Unit
Kebun Pabatu. Universitas Sumatera Utara.

Soekartawi. 2002. Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta

Soekartawi. 2003. Teori Ekonomi Produksi dengan Pokok Bahasan Analisis


Fungsi Cobb Douglas. CV Rajawali. Jakarta.

Subyakto, Sudarmo. 1991. Insektisida. Kanisius. Yogyakarta.

Suratno, 1986. Ekonomi Pertanian. Karunika Jakarta Universitas Terbuka. Jakarta

Suparmi. 1986. Ekonomi Pertanian. Karunika Jakarta Universitas Terbuka. Jakarta

62

Universitas Sumatera Utara


Santoso, Singgih, (2002). SPSS Ver 10, Mengolah Data Statistik Secara
Profesional, Cetakan Ketiga, Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sekaran, Uma. (2002). Research Methods for Business: A Skill Building Approach.
2nd Edition, John Willey and Sons, New York.

Siagian, Sondang P. (2002). Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja. Cetakan


Pertama. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Sugiyono, (2003). Metode Penelitian Bisnis, Cetakan Keempat, Alfabeta,


Bandung.

Setiadi, 2004. Manajemen Kinerja. Rosdakarya. Semarang.

Sule, Ernie Tisnawati dan Kurniawan Saefullah, (2004). Pengantar Manajemen.


Edisi Pertama, Cetakan Pertama, Prenada Media, Jakarta.

Tri Handayani., Nurviana. (2019). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi


Produksi Komoditi Kelapa Sawit di Kabupaten Aceh Tamiang.
Universitas Samudra.

T, Gilarso. 2003. Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro. edisi revisi. Kanisius.


Yogyakarta.

Triton, P B. 2006. SPSS 13.0 Terapan : Riset statistic Parametrik. CV Andi Offset.
Yogyakarta.

Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Cetakan
Keenam, PT SUN, Jakarta.

Usmara, A., Dwiantara, Lukas. (2004). Strategi Organisasi. Cetakan Pertama.


Amara Books. Yogyakarta.

Vink, G J. 1984. Dasar-Dasar Usaha Tani di Indonesia. Yayasan Obor Indonesia.


Jakarta

63

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN I - DATA PENELITIAN

Lama Bekerja Pendidikan Luas Lahan Jumlah Tanaman Jumlah Konsumsi Jumlah Insektisida Jumlah Tenaga Jumlah Produksi
No Nama Kebun No Afdeling Usia
(Tahun) Terakhir (Ha) (pohon) Pupuk (Kg) (Liter) Kerja TBS (Ton)
1 Kebun Ajamu I 5 1 3 202 27.053 120.000 65 35 249,00
2 Kebun Ajamu II 5 1 3 353 64.949 225.000 17 41 3.876,00
3 Kebun Ajamu III 5 1 3 472 63.202 212.414 85 48 6.215,00
4 Kebun Ajamu IV 4 1 1 259 36.182 190.810 35 37 858,00
5 Kebun Ajamu V 4 1 3 573 67.221 231.650 200 52 9.625,00
6 Meranti Paham I 2 1 3 792 98.730 393.457 994 69 16.705,00
7 Meranti Paham II 5 1 3 483 63.464 225.000 106 48 8.655,00
8 Meranti Paham III 3 1 3 545 36.182 231.650 177 52 9.582,00
9 Meranti Paham IV 1 1 3 446 57.169 190.810 83 46 4.543,00
10 Meranti Paham V 5 4 3 767 96.902 377.702 923 66 14.745,00
11 Meranti Paham VI 2 4 3 545 84.370 320.863 350 57 12.012,00
12 AIR BATU I 5 2 3 791 98.487 350.993 993 68 16.560,00
13 AIR BATU II 5 4 3 579 75.627 231.650 220 55 9.694,00
14 AIR BATU III 2 1 3 840 103.854 437.849 1.102 72 17.518,00
15 AIR BATU IV 2 1 3 332 98.996 423.383 1.017 71 17.070,00
16 AIR BATU V 2 1 2 693 85.964 334.956 563 42 12.702,00
17 AIR BATU VI 2 1 3 412 50.960 190.810 76 42 3.885,00
18 AIR BATU VII 2 1 3 712 86.260 341.000 564 62 13.068,00
19 AIR BATU VIII 3 4 3 671 36.182 323.875 442 58 12.090,00
20 AIR BATU IX 5 1 3 626 81.975 307.208 293 56 10.929,00
21 SOSA I 3 1 3 778 36.182 392.353 984 68 16.403,00
22 SOSA II 3 2 3 613 80.438 277.213 293 42 10.151,00
23 SOSA III 3 2 3 326 83.289 310.000 365 57 11.719,00
24 SOSA IV 2 2 3 226 64.949 225.000 166 49 9.431,00
25 SOSA V 3 2 3 871 111.659 501.788 1.162 76 18.932,00
26 SOSA VI 4 1 3 453 86.797 350.933 672 62 13.412,00
27 SOSA VII 3 2 3 872 114.189 505.589 1.229 77 19.227,00
28 SOSA VIII 5 1 3 681 85.504 325.300 562 60 12.534,00
29 SOSA IX 3 2 3 903 120.044 635.620 1.334 54 22.448,00
30 Unit Usaha Pulu Raja I 5 3 3 862 109.959 273.322 1.102 73 17.645,00
31 Unit Usaha Pulu Raja II 3 3 3 658 83.431 245.311 384 57 11.784,00
32 Unit Usaha Pulu Raja III 5 4 3 453 110.942 492.693 653 74 17.747,00
33 Unit Usaha Pulu Raja IV 4 1 3 661 83.945 320.863 423 57 11.869,00
34 Unit Usaha Pulu Raja V 3 1 3 877 117.573 582.858 1.267 88 22.358,00
35 Panai Jaya I 2 1 3 745 88.456 235.992 823 63 13.627,00
36 Panai Jaya II 2 1 3 777 97.313 391.911 969 67 14.971,00
37 Panai Jaya III 3 1 3 899 119.023 234.009 1.290 92 22.438,00
38 Panai Jaya IV 3 1 3 717 86.378 347.911 166 62 13.250,00
39 Panai Jaya V 2 1 3 811 101.471 428.112 1.092 71 17.226,00
40 Berangir I 1 1 3 748 89.452 374.961 874 63 14.586,00
41 Berangir II 4 2 3 917 120.136 653.548 1663 94 24.435,00
42 Berangir III 1 1 3 588 79.292 256.033 166 55 9.768,00
43 Berangir IV 5 1 1 876 116.900 520.000 1235 77 19.484,00
44 Berangir V 5 1 1 750 96.362 377.302 720 66 14.674,00
45 Berangir VI 3 1 3 1029 130.864 713.540 1679 106 27.575,00
29.184 3.828.277 15.633.242 29.578,00 2.787 608.275,00

64

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN II – KARAKTERISTIK RESPONDEN

Descriptives
Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Usia 45 1 5 3.31 1.311


Lama Bekerja 45 1 4 1.60 1.009
Pendidikan Terakhir 45 1 3 2.84 .520
Valid N (listwise) 45

Frequencies
Statistics

Pendidikan
Usia Lama Bekerja Terakhir

N Valid 45 45 45

Missing 0 0 0

Frequency Table
Usia

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 17 - 25 Tahun 3 6.7 6.7 6.7

26 - 30 Tahun 11 24.4 24.4 31.1

31 - 35 Tahun 13 28.9 28.9 60.0


35 - 40 Tahun 5 11.1 11.1 71.1

> 40 Tahun 13 28.9 28.9 100.0

Total 45 100.0 100.0

Lama Bekerja

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid 1 - 5 Tahun 30 66.7 66.7 66.7

6 - 10 Tahun 8 17.8 17.8 84.4

11 - 15 Tahun 2 4.4 4.4 88.9

> 15 Tahun 5 11.1 11.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

65

Universitas Sumatera Utara


Pendidikan Terakhir

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent

Valid SMU 3 6.7 6.7 6.7

D III 1 2.2 2.2 8.9

S1 41 91.1 91.1 100.0

Total 45 100.0 100.0

66

Universitas Sumatera Utara


LAMPIRAN III – HASIL OUTPUT SPSS

Regression
a
Variables Entered/Removed

Variables
Model Variables Entered Removed Method

1 Jumlah Tenaga
Kerja, Luas
Lahan, Jumlah
. Enter
Pupuk, Jumlah
Tanaman, Jumlah
b
Insektisida

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi


b. All requested variables entered.

b
Model Summary

Std. Error Change Statistics

Mod R Adjusted R of the R Square F Sig. F


el R Square Square Estimate Change Change df1 df2 Change
a
1 .973 .946 .939 1464.505 .946 136.901 5 39 .000

a. Predictors: (Constant), Jumlah Tenaga Kerja, Luas Lahan, Jumlah Pupuk, Jumlah Tanaman, Jumlah
Insektisida
b. Dependent Variable: Jumlah Produksi

a
ANOVA

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.


b
1 Regression 1468113609.878 5 293622721.976 136.901 .000

Residual 83646175.899 39 2144773.741

Total 1551759785.778 44

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi


b. Predictors: (Constant), Jumlah Tenaga Kerja, Luas Lahan, Jumlah Pupuk, Jumlah Tanaman, Jumlah
Insektisida

67

Universitas Sumatera Utara


a
Coefficients

Standardi
zed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s t Sig. Correlations Collinearity Statistics

Zero- Parti Tolera


Model B Std. Error Beta order al Part nce VIF

1 (Constant) -4998.466 1570.871 -3.182 .003

Luas
4.082 1.828 .142 2.234 .031 .822 .337 .083 .342 2.924
Lahan

Jumlah
.038 .015 .165 2.495 .017 .852 .371 .093 .318 3.147
Tanaman

Jumlah
.009 .003 .209 2.995 .005 .865 .432 .111 .283 3.530
Pupuk

Jumlah
3.060 1.270 .245 2.410 .021 .933 .360 .090 .134 7.476
Insektisida

Jumlah
.14
Tenaga 119.552 31.088 .307 3.846 .000 .912 .524 .217 4.605
3
Kerja

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

a
Collinearity Diagnostics

Variance Proportions

Jumlah
Mod Dimensi Eigenval Condition (Consta Luas Jumlah Jumlah Jumlah Tenaga
el on ue Index nt) Lahan Tanaman Pupuk Insektisida Kerja

1 1 5.718 1.000 .00 .00 .00 .00 .00 .00

2 .197 5.392 .03 .00 .00 .00 .14 .00

3 .035 12.825 .00 .35 .01 .58 .03 .00

4 .023 15.672 .00 .30 .58 .33 .02 .01

5 .019 17.249 .15 .31 .40 .06 .24 .14

6 .008 26.808 .81 .03 .01 .02 .57 .84


a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

68

Universitas Sumatera Utara


a
Residuals Statistics

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 2350.00 28605.74 13517.22 5776.350 45


Std. Predicted Value -1.933 2.612 .000 1.000 45
Standard Error of Predicted
256.664 1034.549 493.394 208.563 45
Value
Adjusted Predicted Value 3015.25 29034.16 13359.36 5701.038 45
Residual -2876.563 2763.699 .000 1378.785 45
Std. Residual -1.964 1.887 .000 .941 45
Stud. Residual -2.126 2.666 .046 1.077 45
Deleted Residual -3370.631 5516.621 157.861 1852.352 45
Stud. Deleted Residual -2.232 2.910 .053 1.109 45
Mahal. Distance .374 20.979 4.889 5.230 45
Cook's Distance .000 1.180 .073 .201 45
Centered Leverage Value .008 .477 .111 .119 45

a. Dependent Variable: Jumlah Produksi

Charts

69

Universitas Sumatera Utara


70

Universitas Sumatera Utara


I

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai