TESIS
OLEH
TESIS
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister
Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian
Universitas Sumatera Utara
OLEH
Tim Penguji :
Ketua : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS
Anggota : Ir. Iskandarini, MM
Dr. Ir. Rahmanta Ginting M.Si
Sri Fajar Ayu SP, MM, DBA
Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas yang memiliki peranan penting
sebagai penghasil devisa negara terbesar memiliki peranan yang penting sehingga
perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui faktor-faktor penentu produksi yang
mempengaruhinya. PTPN IV Distrik IV yang merupakan suatu unit kebun dari
perusahaan perkebunan nasional yang bergerak di bidang perkebunan sawit yang
dalam sejarah perkembangannya, PTPN IV Distrik IV dalam beberapa tahun
terakhir mengalami trend penurunan produktivitas kerja yang dilihat dari capaian
dari hasil kerja dibandingkan dengan rencana produksi kebun tersebut selama
periode 3 tahun terakhir yakni 2016, 2017 dan 2018. Penelitian ini bertujuan untuk
menganalisa pengaruh dari luas lahan, jumlah pohon, jumlah pemakaian pupuk,
jumlah penggunaan insektisida dan jumlah tenaga kerja terhadap produksi Tandan
Buah Segar (TBS) PTPN IV Distrik IV. Data yang digunakan adalah data primer
dan data sekunder. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan
kuesioner dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Hasil penelitian
ini menunjukkan bahwa Variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ),
Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga
Kerja (X₅ ) secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap
jumlah produksi Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV ,
dimana 94.6% jumlah produksi Tandan Buah Segar di pengaruhi oleh variabel
Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah
Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) dan sisanya 5,4% di pengaruhi
oleh variabel diluar penelitian. Faktor dari variabel yang paling berpengaruh dalam
peningkatan produksi Tandan Buah Segar di PTPN IV Distrik IV adalah Jumlah
Tenaga Kerja.
Kata Kunci : Faktor – Faktor Produksi, Produksi Tandan Buah Segar (TBS)
Oil palm as one of the commodities that has an important role as the largest
foreign exchange earner has an important role, so it is necessary to conduct
research to determine the determinants of production that influence it. PTPN IV
District IV, which is a plantation unit of a national plantation company engaged in
oil palm plantations, which in its history of development, PTPN IV District IV in
the last few years has experienced a downward trend in work productivity as seen
from the results of the work compared to the plantation production plan. during the
last 3 years, namely 2016, 2017 and 2018. This study aims to analyze the effect of
land area, number of trees, number of fertilizer use, total use of insecticides and
number of workers on PTPN IV District IV Fresh Fruit Bunches (TBS)
production. The data used are primary data and secondary data. The data collection
technique was done by means of observation and questionnaires using multiple
regression analysis methods. The results of this study indicate that the Variable
Land Area (X₁ ), Number of Plants (X₂ ), Total Fertilizer Consumption (X₃ ),
Total Insecticide (X₄ ), and Total Labor (X₅ ) together have a positive and
significant effect on the number of bunches production. Fresh Fruit in PTPN IV
District IV plant afdeling, where 94.6% of the total production of Fresh Fruit
Bunches is influenced by variables of Land Area (X₁ ), Number of Plants (X₂ ),
Total Fertilizer Consumption (X₃ ), Amount of Insecticide (X₄ ), and Amount of
Energy Work (X₅ ) and the remaining 5.4% are influenced by variables outside
the study. The factor of the most influential variable in increasing the production
of Fresh Fruit Bunches in PTPN IV District IV is the number of workers.
II
III
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
segala limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
tesis dengan judul “Analisis Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Produksi
Tandan Buah Segar (TBS) di PTPN IV Distrik IV”.
1) Bapak Dr. Muryanto Amin S.Sos, M.Si selaku Rektor Universitas Sumatera
Utara
2) Bapak Dr. Ir. Hasanuddin, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara
3) Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister
Agribisnis dan juga Anggota Komisi Penguji yang telah membimbing dan
mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya kepada penulis
dalam menyelesaikan tesis ini
4) Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, MS selaku Ketua Komisi Pembimbing yang telah
membimbing dan memberikan masukan sehingga penulis dapat
menyelesaikan tesis ini dengan baik
5) Ibu Ir. Iskandarini, MM selaku anggota Komisi Pembimbing yang telah
membimbing dan mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini
6) Ibu Sri Fajar Ayu, SP, MM, DBA selaku anggota Komisi Penguji yang telah
membimbing dan mengarahkan serta memberikan sumbangan pemikirannya
kepada penulis dalam menyelesaikan tesis ini
7) Suami Sihol Saur Parlindungan Silitonga, SP, MM dan tiga orang anak yaitu
Joseph Timothy Lambonar Silitonga, Joshua Febrian Silitonga, Joannes
Tyrone Lambok Silitonga
8) Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya
pegawai Program Studi Magister Agribisnis yang telah membantu seluruh
proses administrasi.
IV
Penulis
Abstrak…………………………………………………………………………….i
Abstrack…………………………………………………………………………...ii
Kata Pengantar……………………………………………………………....…..iv
BAB I ....................................................................................................................... i
BAB II ......................................................................................................................7
VI
BAB IV ..................................................................................................................37
BAB V ...................................................................................................................44
VII
BAB VI ................................................................................................................599
VIII
1.1. Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik IV Tahun
2016 s/d 2018 ………………………………………………………….....3
4.1.Karakteristik Responden Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV
Berdasarkan Usia………………………………………………………..41
IX
1.1. Grafik Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik IV
Tahun 2016 s/d 2018……………………………………………………4
XI
cukup panjang dan penuh resiko. Panjangnya waktu yang dibutuhkan tidaklah
sama, tergatung pada jenis komoditas yang diusahakan. Tidak hanya waktu,
petani/pengusaha tani. Menurut Daniel (2002) proses produksi baru bisa berjalan
bila persyaratan yang dibutuhkan dapat dipenuhi, persyaratan ini lebih dikenal
dengan faktor produksi. Faktor produksi terdiri dari empat komponen yaitu tanah,
modal, tenaga kerja dan skill atau manajemen. Masing-masing faktor mempunyai
fungsi yang berbeda dan saling terkait satu sama lainnya. Kalau salah satu faktor
tidak tersedia, maka proses produksi tidak akan berjalan, terutama tiga faktor
sesuatu yang mutlak harus tersedia yang akan lebih sempurna kalau syarat
terbesar di dunia Menurut data USDA tahun 2014 dalam Woittiez et al., (2017),
per tahun atau 36% dari total produksi minyak nabati didunia. Indonesia
2016 telah meningkat 39 kali lipat. Peningkatan luas areal ini terjadi pada
Perkebunan Rakyat (PR), Perkebunan Besar Negara (PBN), dan Perkebunan Besar
dari luas perkebunan kelapa sawit di Indonesia, PBS 50,77% dari luas perkebunan
kelapa sawit di Indonesia, dan PR 37,5% dari luas perkebunan kelapa sawit di
Indonesia. Selama 100 tahun terakhir, tanaman kelapa sawit telah berubah dari
tanaman agriforestri dan tanaman hias menjadi tanaman penghasil minyak nabati
masih kalah produktif dari negara lain. Selama ini Indonesia hanya mengandalkan
21,17 ton/ha, diikuti oleh Malaysia yang mencapai 21,06 ton/ha, Nikagura
mencapai 20,68 ton/ha, Kolombia 19,89 ton/ha, Kamerun 19,14 ton/ha, Thailand
18,37 ton/ha, dan Indonesia 16,99 ton/ha. Menurut Corley dalam Hafif et al.,
(2014) bahwa produktivitas yang relatif rendah tersebut masih jauh di bawah
produksi optimal yang bisa dicapai, yaitu 30 ton TBS/ha/tahun. Sementara dalam
3-4 ton / ha, yang juga masih jauh dari potensi hasil yang dapat mencapai 8,6 ton /
Indonesia tidak lagi dapat bergantung pada peningkatan luas areal untuk
izin baru untuk perluasan perkebunan kelapa sawit dan tambang untuk
pelestarian lingkungan (Purnomo et al., 2018). Oleh sebab itu, perusahaan serta
lahan yang luas tentunya membutuhkan sumber daya manusia untuk menghasilkan
produksi bagi perusahaan. Sumber daya manusia yang dimaksud adalah karyawan
perkebunan tentunya tidak terlepas dari pemanfaatan sumber daya yang dimiliki
memperkuat daya saing perusahaan dalam suatu industri yang terus mengalami
pertumbuhan.
Tabel 1.1. Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik IV
Tahun 2016 s/d 2018
2016 2017 2018
RKAP 21,243.00 23,122.00 24,506.64
Aktual 17,656.00 18,706.00 19,693.00
% 83% 81% 80%
Sumber : PTPN IV Tahun 2019
mengalami trend penurunan produktivitas kerja yang dilihat dari capaian dari hasil
Gambar 1.1. Grafik Rencana Kerja dan Realisasi Hasil Produksi PTPN IV Distrik
IV Tahun 2016 s/d 2018
Sumber : PTPN IV Tahun 2019
persentase capaian hasil produksi kebun yang tidak dapat memenuhi target
pada PTPN IV Distrik IV. Keadaan inilah yang semakin mendorong PTPN IV
dalam usaha perkebunan yang meliputi luas lahan, jumlah pohon, pupuk,
penggunaan sumber daya seperti : luas lahan, jumlah pohon, pupuk, insektisida,
dan jumlah tenaga kerja yang merupakan faktor-faktor produksi penting dalam
Kelapa sawit sebagai salah satu komoditas yang memiliki peranan penting
sebagai penghasil devisa negara terbesar memiliki peranan yang penting sehingga
diharapkan dapat dibentuk sebuah sistem perkebunan kelapa sawit rakyat dengan
PTPN IV Distrik IV yang dilihat dari capaian hasil kerja dibandingkan dengan
dianalisa adalah bagaimana pengaruh luas lahan, jumlah pohon, jumlah pemakaian
pupuk, jumlah penggunaan insektisida dan jumlah tenaga kerja terhadap produksi
pengaruh dari luas lahan, jumlah pohon, jumlah pemakaian pupuk, jumlah
penelitian selanjutnya.
IV.
2. Penelitian ini hanya membahas mengenai pengaruh luas lahan, jumlah pohon,
pupuk, insektisida, jumlah tenaga kerja dan umur tanaman yang bertujuan
Usaha tani adalah suatu tempat atau bagian dari permukaan bumi di mana
pemilik atau orang yang digaji. Usaha tani merupakan himpunan dari sumber-
sumber alam yang terdapat di tempat tersebut yang diperlukan untuk proses
produksi seperti tanah, air, perbaikan atas tanah tersebut, sinar matahari,
bangunan-bangunan yang didirikan di atas tanah tersebut, tenaga kerja, modal, dan
Usaha tani dapat berupa bercocok tanam ataupun berternak. Dalam bahasa
produksi, seperti penggunaan tanah, tenaga kerja petani, beserta keluarganya dan
Keluaran adalah hasil tanaman dan hasil ternak yang dihasilkan oleh usaha
petani, masukan dan pengeluaran ini mencakup biaya dan hasil. Setelah pertanian
menjadi lebih maju, semakin banyak biaya dan penerimaan yang berupa uang
berikut:
Q = f (K,L)……………………………….. (2.1)
Q adalah tingkat output per unit periode, K adalah arus jasa dan cadangan
atau sediaan modal per unit periode, L adalah arus jasa dari pekerja perusahaan per
unit periode. Persamaan ini menunjukkan bahwa kuantitas output secara fisik
ditentukan oleh kuantitas inputnya secara fisik, dalam hal ini adalah modal dan
tenaga kerja.
peralatan serta mesin untuk memperoleh hasil panen, dan lain sebagainya (Walter
Nicholson, 2002).
antara output yang dihasilkan dan faktor-faktor produksi yang digunakan sering
suatu skedul (atau tabel atau persamaan matematis) yang menggambarkan jumlah
output maksimum yang dapat dihasilkan dari satu set faktor produksi tertentu dan
pada tingkat produksi tertentu pula, faktor produksi dapat diklasifikasikan menjadi
Faktor produksi tetap adalah faktor produksi di mana jumlah yang digunakan
dalam proses produksi tidak dapat diubah secara cepat bila keadaan pasar
faktor produksi pun yang sifatnya tetap secara mutlak. Faktor produksi ini
tidak dapat ditambah atau dikurangi jumlahnya dalam waktu yang relatif
singkat. Input tetap akan selalu ada walaupun output turun sampai dengan nol.
Contoh faktor produksi tetap dalam industri ini adalah alat atau mesin yang
Faktor produksi variabel adalah faktor produksi di mana jumlah dapat berubah
dalam waktu yang relatif singkat sesuai dengan jumlah output yang
dihasilkan. Contoh faktor produksi variabel dalam industri adalah bahan baku
bersifat tetap dan variabel, para ahli ekonomi sering membagi kurun waktu
produksi menjadi dua macam, yaitu jengka pendek (short run) dan jangka panjang
(long run).
salah satu faktor produksi atau lebih bersifat tetap. Jadi, dalam kurun waktu itu
output dapat diubah jumlahnya dengan jalan mengubah faktor produksi variabel
yang digunakan dan dengan peralatan mesin yang ada. Bila seorang produsen
ingin menambah produksinya dalam jangka pendek, maka hal ini hanya dapat
dilakukan dengan jalan menambah jam kerja dan dengan tingkat skala perusahaan
untuk ditambah).
Adapun kurun waktu jangka panjang adalah kurun waktu di mana semua
faktor produksi bersifat variabel. Hal ini berarti dalam jangka panjang, perubahan
output dapat dilakukan dengan cara mengubah faktor produksi dalam tingkat
dapat memperbesar outputnya dengan jalan menambah jam kerja per hari dan
hanya pada tingkat skala perusahaan yang ada. Dalam jangka panjang, mungkin
mesin) dan tidak perlu menambah jam kerja (Ari Sudarman, 2004).
mutlak tidak dikaitkan dengan kurun waktu yang tertentu. Dalam arti mungkin saja
dalam suatu proses produksi tertentu, kurun waktu 1 tahun termasuk jangka
pendek, tetapi untuk proses produksi yang lain kurun waktu tersebut termasuk
jangka panjang. Jangka pendek dan jangka panjang dalam hal ini banyak dikaitkan
dengan situasi proses produksi di mana produsen dapat mengubah faktor produksi
yang digunakan atau tidak. Dalam kurun waktu satu hari mungkin lebih intensif
apabila produsen tetap menggunakan mesin yang ada, dalam kurun waktu satu
bulan produsen tersebut akan merasa lebih untung apabila menyewa tambahan
peralatan produksinya, dan dalam kurun waktu satu tahun akan lebih
peralatan produksi yang baru lagi, dalam kurun waktu yang lebih panjang
faktor produksi yang digunakan menjadi lebih besar. Dalam hal ini terlihat bahwa
10
teknis antara besarnya hasil output (maksimal) yang dapat diperoleh dari
output atau hasil produksi menjadi permintaan produsen akan input faktor-faktor
X₃ = jumlah/pemakaian peralatan
(Soekartawi, 2002) :
2. Faktor sosial ekonomi, seperti biaya produksi, harga, tenaga kerja, tingkat
11
kedudukan paling penting. Menurut (Mubyarto, 1989) lahan sebagai salah satu
kontribusi yang cukup besar terhadap usaha tani. Besar kecilnya produksi dari
usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas sempitnya lahan yang digunakan.
Penggunaan luas lahan untuk pertanian secara umum dapat dibedakan atas
penggunaan luas lahan semusim, tahunan, dan permanen. Penggunaan luas lahan
tanaman semusim diutamakan untuk tanaman musiman yang dalam polanya dapat
dengan rotasi atau tumpang sari dan panen dilakukan setiap musim dengan periode
jangka panjang yang pergilirannya dilakukan setelah hasil tanaman tersebut secara
ekonomi tidak produktif lagi, seperti pada tanaman perkebunan. Penggunaan luas
lahan permanen diarahkan pada lahan yang tidak diusahakan untuk pertanian,
seperti hutan, daerah konservasi, perkotaan, desa dan sarananya, lapangan terbang,
dan pelabuhan.
Pohon atau bibit yaitu tanaman muda yang sudah tumbuh di persemaian
Menurut batasan yang umum, pohon adalah tumbuhan yang batangnya berkayu
dan bercabang. Batang pohon utama berdiri dan berukuran lebih besar dibanding
12
tanaman. Selain itu usaha budidaya ini juga memanfaatkan semaksimal mungkin
hasil yang tinggi. Memilih dengan tepat dengan model pola tanam, jarak tanam
produktivitas kelapa sawit. Pola tanam tidak beraturan (biasanya cara budidaya
tradisional), pola segitiga sama sisi atau pola segi empat dengan jarak tanam
kelapa sawit tertentu akan berpengaruh secara langsung pada kerapatan tanaman
dan produktivitasnya.
Tujuan utama pengaturan pola tanam dengan jarak tanam kelapa sawit
adalah:
- Agar tidak terjadi persaingan dalam mendapatkan air, nutrient dan sinar
matahari.
(kurus) dan lemah. Jumlah daun sedikit dan bunga betina berkurang.
Jarak tanam kelapa sawit yang dianjurkan adalah segitiga sama sisi karena
sistem ini lebih efisien sekitar 15 % dari pada sistem bujur sangkar dengan jarak
yang sama.
13
Pupuk adalah bahan atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan
pada tanaman dengan maksud agar tanaman tersebut tumbuh. Pupuk yang
diperlukan tanaman untuk menambah unsur hara dalam tanah ada beberapa
macam. Pupuk dapat digolongkan menjadi dua yaitu pupuk alam dan pupuk
pertanian itu sendiri. Penggunaan pupuk diperkirakan sudah mulai pada permulaan
dari manusia mengenal bercocok tanam >5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif
Euphrat, Indus, di Cina, Amerika Latin, dan sebagainya (Heru Prihmantoro, 2005).
sangat subur karena menerima endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang
terjadi setiap tahun. Di Indonesia sebenarnya pupuk itu sudah lama dikenal para
petani. Mereka mengenal pupuk sebelum Revolusi Hijau turut melanda pertanian
- Pupuk Alam, merupakan pupuk yang langsung didapat dari alam, misalnya
phosfat alam dan pupuk organik. Pupuk phosfat alam umumnya diperoleh dari
tanah yang banyak mengandung unsur phosfat. Unsur ini ada yang terbentuk
dari gejala alam. Selain itu ada tanah phosfat yang terbentuk dari tumpukan
yang tebal luas (BAPPENAS, 2000). Pupuk organik berasal dari pelapukan
14
demikian pupuk organik lebih unggul karena beberapa hal sebagai berikut :(1)
menjadi butiraan yang lebih besar dan remah sehingga tanah menjadi gembur.
(2) Menaikkan daya serap tanah terhadap air. Bahan organik dapaat mengikat
air lebih banyak dan lebih lama. (3) Menaikkan kondisi kehidupan di dalam
tanah. Jasad renik dalam tanah amat berperan dalam perubahan bahan organik.
yang lengkap.
Pupuk ini tidak diperoleh di alam tetapi hasil ramuan pabrik. Pupuk buatan
mempunyai keunggulan sebagai berikut :(1) Kandungan zat hara dalam pupuk
buatan dibuat secara tepat karena disesuaikan dengan kebutuhan tanaman. (2)
waktu.
Disamping keuntungan tersebut ada juga kelemahannya, antara lain: (1) Tidak
buatan harus sesuai dengan dosis yang dianjurkan. (2) Apabila melebihi dapat
15
berbagai hama. Bagi petani, hama adalah sangat luas diantaranya tungau,
tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi atau jamur,
bakteria dan virus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan (Subyakto
maka dapat dikatakan bahwa peran insektisida sangat besar dan merupakan sarana
serangan jasad pengganggu. Saat ini yang dapat diandalkan untuk melawan jasad
pengganggu tersebut yang paling manjur adalah insektisida. Tersedia cara lainnya,
16
yang tidak efektif. Insektisida saat ini masih sangat berperan besar menyelamatkan
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang memegang peran
penting didalam kegiatan usaha tani. Tenaga kerja dapat juga berupa sebagai
Menurut (Vink, G.J, 1984) tenaga kerja dapat berarti sebagai hasil jerih payah
yang dilakukan oleh seseorang, pengerah tenaga untuk mencapai suatu tujuan.
Kebutuhan tenaga kerja dalam pertanian sangat tergantung pada jenis tanaman
yang diusahakan.
menjadi dua yaitu kebutuhan akan tenaga kerja dalam usaha tani pertanian rakyat
dan kebutuhan akan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar seperti
pertanian rakyat sebagian besar tanaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri
yang terdiri atas suami, istri, dan anak-anaknya. Mereka biasanya membantu
Kadang kala usaha tani pertanian rakyat membayar tenaga kerja tambahan,
misalnya dalam hal tahap pengolahan tanah, baik dalam bentuk ternak maupun
kerja pada dasarnya mempunyai sifat sama, dengan usaha tani pertanian rakyat.
17
kebutuhan akan tenaga kerja. Petani di dalam usaha taninya tidak hanya sebagai
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam faktor produksi tenaga
- Jenis kelamin
Ada beberapa persoalan yang berkaitan dengan tenaga kerja didalam sektor
- Produktivitas tenaga kerja, ada beberapa cara untuk produktivitas tenaga kerja.
Yaitu dengan cara memperbaiki dan meningkatkan kesehatan dan gizi mereka,
perkotaan menarik tenaga kerja dipedesan untuk kekota. Jika ditinjau dari
pertanian.
faktor luas lahan dan benih berpengaruh nyata terhadap produksi sedangkan
18
terhadap produksi kacang tanah. Nilai R2 sebesar 0.981, ini menunjukkan bahwa
keeratan variabel bebas dan variabel terikat sebesar 98,1% sedangkan sisanya
sebesar 1,90% dijelaskan oleh faktor-faktor lain diluar model. Pendapatan riil Rp
Penelitian yang dilakukan oleh Riki Arianto, dkk (2017) pada petani sawit
di Nagari Koto Taratak Kabupaten Pesisir Selatan menunjukkan bahwa (1) Luas
variabel independen sebesar 31%, sedangkan 69% ditentukan oleh faktor lain
Penelitian yang dilakukan oleh Tri Handayani Sinambela, dkk (2019) pada
komoditi kelapa sawit di wilayah ini. Luas lahan, curah hujan dan pemupukan
mempunyai hubungan yang kuat dengan nilai 0,999 dimana nilai 0,999 mendekati
19
ketersediaan input produksi (luas lahan, herbisida, pupuk, tenaga kerja) tersedia di
seperti Luas Lahan, Herbisida, Pupuk, Tenaga Kerja, Umur Tanaman secara
bahwa faktor yang mempengaruhi produksi kelapa sawit rakyat dengan pola
positif sebesar 31,85% dan juga penggunaan pupuk urea berpengaruh nyata positif
sebesar 33,24%.
bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengaruh faktor produksi (luas areal, basis
janjang, umur tanaman, tenaga kerja, dan pupuk) terhadap produksi Tandan Buah
Segar (TBS) kelapa sawit. Penelitian ini menggunakan analisis Regresi Linier
terdiri dari luas areal, umur tanaman, tenaga kerja, dan pupuk signifikan
mempengaruhi variabel bebas pada tingkat signifikan 99%. Variabel luas areal,
tenaga kerja, dan pupuk secara positif mempengaruhi variabel terikat atau
20
Penelitian yang dilakukan oleh Harmoko Sukayat dan Rumna (2017) yang
sama terhadap terhadap variabel produktivitas (Y) adalah variabel luas lahan
(X₁ ), status lahan (X₂ ), pendidikan (X₃ ), pengalaman (X₄ ), tenaga kerja (X₅ ),
modal kerja (X₆ ) dan biaya tahunan (X₇ ). Dari penelitian diperoleh konstribusi
76,74 % dan sisanya sebesar 23,26% dipengaruhi oleh variable lain. Dengan kata
lain variabel luas lahan (X₁ ), status lahan (X₂ ), pendidikan (X₃ ), pengalaman
(X₄ ), tenaga kerja (X₅ ), modal kerja (X₆ ) dan biaya tahunan (X₇ ) secara
(OLS). Analisis ini dilakukan melalui pendekatan fungsi produksi bertipe Cobb-
Kabupaten Mukomuko adalah umur tanaman dan curahan tenaga kerja. Umur
bahwa pupuk (X2), tenaga kerja (X3), dan pestisida (X4) berpengaruh signifikan
terhadap hasil produksi kelapa sawit pada kelompok tani Sawit Mandiri di Desa
21
hasil produksi kelapa sawit pada kelompok tani Sawit Mandiri di Desa Suka Maju
penggunaan lahan petani dalam penanaman kelapa sawit dengan jarak yang cukup
jauh yaitu jarak tanam 9 meter tetapi tidak ada sama sisinya, sehingga populasinya
tanam segitiga sama sisi, artinya jarak tanam antar barisan 7,86 m.
tenaga kerja terhadap produksi kelapa sawit di PTPN IV Unit Kebun Adolina.
Data yang diperoleh adalah data sekunder yang terdiri dari 10 tahun (2008-2017)
dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang digunakan
berganda. Berdasarkan hasil regresi dan analisis data menggunakan uji t, nilai
variabel curah hujan sebesar 0,045 dan variabel pupuk sebesar 0,013 berpengaruh
positif dan signifikan terhadap produksi kelapa sawit, sedangkan nilai variabel
tenaga kerja sebesar 0,874 berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap
produksi kelapa sawit. Hasil uji koefisien determinasi (R2) menunjukan bahwa
variabel hasil produksi kelapa sawit sebagai variabel dependent mampu dijelaskan
oleh variabel-variabel independent yaitu curah hujan, pupuk, tenaga kerja sebesar
63,1% dan sisanya 36,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain di luar model.
sebesar 0,001 lebih kecil dari nilai signifikansi yang telah ditetapkan yaitu sebesar
22
2017.
Buah Segar (TBS). Tingkat produktivitas akan menentukan jumlah produksi yang
Variabel yang dimasukkan dalam model ini adalah luas lahan, jumlah pohon
produktif, jumlah pupuk yang digunakan, jumlah insektisida yang digunakan dan
jumlah tenaga kerja yang dipakai. Dengan demikian dapat disusun kerangka
23
Insektisida (X4)
1. H1: Luas Lahan berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Tandan
3. H3: Pupuk berpengaruh positif dan signifikan terhadap produksi Tandan Buah
24
25
yaitu jenis penelitian yang dilaksanakan dengan tujuan mendeteksi sejauh mana
variasi-variasi pada suatu faktor berkaitan (berkorelasi) dengan satu atau lebih
penggunaan desain ini terkait dengan tujuan penelitian, yaitu untuk menjelaskan
Dalam konteks penelitian ini adalah pengaruh Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk,
Insektisida, dan Tenaga Kerja terhadap produksi Tandan Buah Segar di PTPN IV
Distrik IV.
pengaruh yang terjadi antara variabel Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk,
Insektisida, dan Tenaga Kerja terhadap produksi Tandan Buah Segar dan
merumuskan strategi perusahaan yang efektif dan dapat dimanfaatkan guna untuk
menurunnya capaian hasil produksi kebun yang tidak dapat memenuhi target
26
Desember 2019.
berjumlah 45 Afdeling.
1. Data Primer merupakan data yang diperoleh secara langsung berasal dari
sumber asli atau tidak melalui perantara. Juga dapat diartikan sebagai data
2. Data sekunder merupakan data yang diperoleh tidak langsung berasal dari
narasumber akan tetapi melalui orang lain atau lewat dokumentasi. Data
primer dalam Thesis ini terdiri dari : data Luas Lahan, Jumlah Pohon, Pupuk,
Insektisida, dan Tenaga Kerja yang diberikan oleh PTPN IV Distrik IV dalam
27
1. Observasi
meramalkan begaimana keadaan (naik turunnya) variabel dependen, bila dua atau
masing variabel variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Pohon (X₂ ), Pupuk (X₃ ),
Insektisida (X₄ ), dan Tenaga Kerja (X₅ ) terhadap produksi Tandan Buah Segar
28
Keterangan :
Y = Kinerja
a = Konstanta
b1,..,b2 = Koefisien regresi berganda
X1 = Luas Lahan
X2 = Jumlah Pohon
X3 = Pupuk
X4 = Insektisida
X5 = Tenaga Kerja
e = Variabel Pengganggu
3.6.2. Uji Penyimpangan Asumsi Klasik
bila terjadi penyimpangan terhadap asumsi klasik tersebut maka uji t dan uji F
yang dilakukan sebelumnya tidak valid dan secara statistik dapat mengacaukan
apakah dalam model statistik, variabel terikat dan variabel bebas berdistribusi
digunakan untuk analisis pengujian statistik non parametrik. Uji normalitas dalam
29
1. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) < Z tabel (1,96), atau angka signifikansi
> taraf signifikansi (α) 0,05; maka distribusi data dikatakan normal.
2. Jika Z hitung (Kolmogorov Smirnov) > Z tabel (1,96), atau angka signifikansi
< taraf signifikansi (α) 0,05 distribusi data dikatakan tidak normal
3.6.2.2. Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas sering ditemui dalam data cross section, sementara itu data
tidak efisien, baik dalam sampel kecil maupun dalam sampel biasa, walaupun
test yaitu dengan cara meregres logaritma residual kuadrat terhadap semua
variable penjelas. Pada white test terdapat beberapa langkah, antara lain (Agus
Widarjono, 2007) :
30
3. Hipotesis dalam penelitian ini adalah tidak ada heteroskedastisitas. Uji White
didasarkan pada jumlah sampel (n) dikalikan dengan R2 yang akan mengikuti
tidak termasuk konstanta dalan regresi auxiliary. Nilai hitung statistika chi-
n R2 = 2df
4. Jika nilai chi-squares hitung (n.R2) lebih besar dari nilai 2 kritis dengan
jika chi-squares hitung lebih kecil dari nilai 2 kritis menunjukkan tidak
adanya heteroskedatisitas.
3.6.2.3. Multikolinearitas
adanya hubungan yang linear yang sempurna atau pasti, diantara beberapa atau
mendapatkan estimator yang tidak bias, linier dan mempunyai varian yang
31
tetap masih mempertahankan asumsi lain adalah sbb (Agus Widarjono, 2007):
2. Akibat no. 1, maka interval estimasi akan cenderung lebih besar dan nilai
hitung statistik uji t akan kecil sehingga membuat variabel independen secara
digunakan untuk menolak hipotesis nol akan makin besar, dan probabilitas
menerima hipotesis yang salah (kesalahan β juga akan makin besar). Akibatnya,
model regresi yang diperoleh tidak valid untuk menaksir nilai variable independen.
1. Melalui nilai thitung, R2, dan F Ratio. Jika R2 tinggi, F Ratio tinggi, sedangkan
sebagian besar atau bahkan seluruh koefisien regresi tidak signifikan (nilai
model tersebut.
32
variabel independen yang lain. Jika antara dua variabel independen memiliki
korelasi yang spesifik (misalnya, koefisien korelasi yang tinggi antara variabel
multokolinearitas.
pengujian dengan cara uji koefisien korelasi. Pengujian ini bertujuan untuk
mengukur derajat asosiasi antar variabel penjelas sehingga dapat diketahui ada
melihat nilai R2 pada regresi persamaan model pertama dan R2 pada regresi kedua
(r). Jika r > R2, maka ada gejala multikolearitas sebaliknya jika r <R2 , maka tidak
independen X yang lain. Jika R2 X1X2X3...X6 lebih besar dari R2 maka model
33
2007).
keputusan untuk menerima atau menolak Ho berdasarkan nilai uji statistik yang
3. Mencari nilai kritis t dari tabel t dengan df = n-k dan α yang tertentu
34
bersama-sama.
n = Jumlah sampel
termasuk intersep.
seberapa besar persentase sumbangan variabel bebas terhadap variabel terikat yang
berkisar antara nol sampai dengan satu. Semakin mendekati nol besarnya koefisien
35
1. Jumlah Produksi adalah jumlah produksi Tandan Buah Segar yang di hasilkan
dalam masa produksi yaitu jumlah keseluruhan Tandan Buah Segar yang
2. Luas Lahan adalah luas lahan yang dipakai untuk menanam pohon yang
3. Jumlah Pohon adalah Pohon Kelapa Sawit yang digunakan untuk budidaya
4. Pupuk adalah pupuk yang dibuat dari kotoran hewan maupun kimia yang
6. Tenaga Kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan pada usaha tani
36
bidang usaha agro bisnis dan agro industri. PTPN IV mengusahakan perkebunan
dan pengolahan komoditas kelapa sawit dan teh yang mencakup pengolahan areal
dihasilkan dan kegiatan pendukung lainnya. PTPN IV memiliki 20 unit usaha yang
mengelola budidaya kelapa sawit dan 1 unit usaha yang mengelola budidaya teh
dan 1 unit kebun plasma kelapa sawit, serta 1 unit usaha perbengkelan (PMT
total 635 ton Tandan Buah Segar (TBS) perjam, 2 unit Pabrik Teh dengan
kapasitas total 155 ton Daun Teh Basah (DTB) perhari, dan 2 unit Pabrik
Pengolahan Inti Sawit dengan kapasitas 405 ton/hari. Selain mengelola kedua
komoditi tersebut PTPN IV juga mengelola balai benih kelapa sawit yang terdapat
di unit usaha Adolina. PTPN IV juga didukung oleh Unit Usaha Engineering
37
Terdiri dari 9 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik I berada di
wilayah Kabupaten Simalungun dan Asahan. Adapun Unit Usaha tersebut adalah:
- Bah Jambi
- Balimbingan
- Marihat
- Tonduhan
- Pasir Mandoge
- Dolok Sinumbah
- Sei Kopas
- Masjandi
b. Distrik II
Terdiri dari 6 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik II berada di
wilayah Kabupaten Simalungun dan Asahan. Adapun Unis Usaha tersebut adalah:
- Bukit lima
- Dolok Ilir
- Laras
- Gunung Bayu
- Mayang
38
Terdiri dari 8 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik III berada di
- Adolina
- Aek Nauli
- Pabatu
- Padang Matinggi
- Sawit Langkat
- Tinjowan
- Timur
- Batang Laping
d. Distrik IV
Terdiri dari 7 Unit Usaha, Unit Usaha yang tergabung dalam Distrik IV berada di
wilayah Kabupaten Labuhan Batu, Asahan dan Tapanuli Selatan. Adapun Unit
- Ajamu
- Berangir
- Meranti Paham
- Panai Jaya
- Pulu Raja
- Sosa
- Air Batu
39
pekerjaan pegawai tetap atau pun Buruh Harian Lepas (BHL) berikut ini adalah
memberikan informasi bahwa responden pada penelitian ini telah mewakili dari
populasi Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV dari segi usia, lama bekerja, dan
memberikan jawaban yang sesuai dengan data variabel Luas Lahan, Jumlah
Pohon, Pupuk, Insektisida, dan jumlah Tenaga Kerja terhadap produksi Tandan
Buah Segar. Seluruh data karakteristik pada penelitian ini merupakan data yang
Usia Asisten Afdeling merupakan salah satu aspek sosial yang dapat
biasanya memiliki semangat kerja yang lebih tinggi terutama dalam mencari
40
asisten afdeling 35 – 40 tahun dengan jumlah persentase 11.1%; dan usia asisten
bahwa responden pada penelitian ini telah mencakup seluruh kelompok usia
Masa kerja adalah suatu ukuran yang digunakan untuk mengukur tentang
lama waktu atau masa kerja yang ditempuh seseorang untuk melaksanakan
41
persentase sebesar 17.8%, responden dengan lama bekerja >15 Tahun dengan
responden pada penelitian ini telah mencakup dari berbagai masa kerja asisten
Tingkat pendidikan adalah salah satu aspek yang sering kali dipakai
jawab yang diberikan perusahaan untuk pencapaian target – target kinerja. Seorang
terakhir SMU dengan persentase sebesar 6.7%, dan responden dengan tingkat
42
IV.
43
model estimasi ini sudah sesuai, maka terlebih dahulu perlu dilakukan uji-uji
asumsi klasik karena hasil pengujian hipotesis yang baik adalah pengujian yang
apakah residual regresi yang diteliti berdistribusi normal atau tidak. Hipotesisnya
sebagai berikut:
tailed) diatas angka 0,05 dengan demikian dapat disimpulkan model regresi
44
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah di dalam model regresi linier
ditemukan adanya korelasi yang tinggi di antara variabel bebas. Untuk mendeteksi
keputusannya yaitu:
Berdasarkan pengolahan data pada Tabel 5.2 dapat dinilai VIF < 10,
45
Unstandardized Standardized
Collinearity Statistics
Coefficients Coefficients
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) -4998.466 1570.871 -3.182 .003
Luas Lahan 4.082 1.828 .142 2.234 .031 .342 2.924
Jumlah Tanaman .038 .015 .165 2.495 .017 .318 3.147
Jumlah Pupuk .009 .003 .209 2.995 .005 .283 3.53
Jumlah Insektisida 3.06 1.27 .245 2.41 .021 .134 7.476
Jumlah Tenaga Kerja 119.552 31.088 .307 3.846 .000 .217 4.605
Sumber : Hasil Penelitian, 2020 (Data Diolah)
lain tetap, maka disebut homoskesdatisitas dan jika berbeda akan disebut
Heteroskedastisitas dalam penelitian ini adalah metode grafik. Ada tidaknya gejala
1. Jika pencaran data yang berupa titik-titik membentuk pola berbaris dan
2. Jika pencaran data yang berupa titik-titik tidak membentuk pola tertentu dan
heteroskedastisitas.
46
Dari Gambar 5.1. di atas dapat dilihat bahwa data (titik-titik) menyebar
secara bebas dan tidak membentuk pola tertentu sehingga dapat disimpulkan
Berdasarkan hasil pengolahan data pada Tabel 5.2 pada kolom kedua
Y = -498.466+4.082X1+0,038X2+0,009X3+3,060X4+119.552X5
47
berkisar antara nol sampai dengan satu (0 < R² < 1). Jika R² semakin besar
(mendekati satu), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah
besar terhadap variabel terikat (Y). Sebaliknya, jika R² semakin kecil (mendekati
nol), maka dapat dikatakan bahwa pengaruh variabel bebas (X) adalah besar
variabel (X1, X2, X3, X4, X5) tidak ada yang dikeluarkan dari persamaan (kolom
48
bantuan program SPSS versi 22.0 seperti terlihat pada tabel 5.4.
Pada Tabel 5.4 nilai R square adalah 0,946 berarti bila variabel ditambah
maka terdapat pengaruh yang lebih besar terhadap jumlah produksi Tandan Buah
Segar. Hal ini menunjukkan bahwa 94,6% jumlah produksi Tandan Buah Segar.
(Y) di pengaruhi oleh variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah
Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ )
variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk
(X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) sebagai variabel
bebas terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) sebagai variabel terikat.
signifikan dari variabel bebas (X1,X2,X3,X4,X5) yaitu berupa Luas Lahan (X₁ ),
Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ),
dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) terhadap terhadap jumlah produksi Tandan Buah
dan signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terkait. Kriteria pengambilan
49
Pada Tabel 5.5 menunjukkan p value 0,000 < 0,05, artinya signifikan,
sedangkan F hitung 136,901 > F tabel 2.4 artinya signifikan. Signifikan disini
berarti Hi diterima dan Ho ditolak, artinya variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah
Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan
signifikan terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling
50
hipotesis berdasarkan Uji t (2 sisi) sebagai berikut: Ho diterima jika t hitung < t
tabel pada α = 5%. Hi diterima jika t hitung > t tabel pada α = 5%. Nilai t
a. Pada variabel Luas Lahan (X₁ ) diketahui bahwa nilai t hitung = 6.274 dengan
tingkat signifikan 0,031 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak dan Hi
diterima karena t hitung (2.234) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan bahwa
variabel Luas Lahan (X₁ ) berpengaruh positif dan signifikan terhadap jumlah
produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel Luas Lahan (X₁ )
ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan
meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Luas Lahan pada Afdeling
jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling tanaman PTPN IV
Distrik IV.
b. Pada variabel Jumlah Tanaman (X2) diketahui bahwa nilai t hitung = 5.414
dengan tingkat signifikan 0,017 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak dan Hi
51
jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel Jumlah
Tanaman (X2) ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi Tandan Buah
Segar akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah Konsumsi Pupuk
pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV sudah cukup baik karena mampu
c. Pada variabel Jumlah Konsumsi Pupuk (X3) diketahui bahwa nilai t hitung = -
2.124 dengan tingkat signifikan 0,005 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak
dan Hi diterima karena t hitung (2.995) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan
signifikan terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika
variabel Jumlah Konsumsi Pupuk (X3) ditingkatkan satu satuan maka jumlah
d. Pada variabel Jumlah Insektisida (X4) diketahui bahwa nilai t hitung = 3.349
dengan tingkat signifikan 0,021 lebih besar dari (0,05) maka Ho ditolak dan
Hi diterima karena t hitung (2.410) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan
terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel
Tandan Buah Segar akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah
52
e. Pada variabel Jumlah Tenaga Kerja (X5) diketahui bahwa nilai t hitung =
2.772 dengan tingkat signifikan 0,000 lebih kecil dari (0,05) maka Ho ditolak
dan Hi diterima karena t hitung (3.846) > t tabel (2.02) hal ini menunjukkan
bahwa variabel Jumlah Tenaga Kerja (X5) berpengaruh positif dan signifikan
terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y). Artinya jika variabel
Jumlah Tenaga Kerja (X5) ditingkatkan satu satuan maka jumlah produksi
Tandan Buah Segar akan meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa Jumlah
Tenaga Kerja pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV sudah cukup baik
karena mampu meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada
dapat dikatakan bahwa variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah
Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ )
berpengaruh terhadap jumlah produksi Tandan Buah Segar (Y) pada Afdeling
Hal ini menunjukkan bahwa 94,6% jumlah produksi Tandan Buah Segar
dipengaruhi oleh variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah
Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ )
dan sisanya 5,6% di pengaruhi oleh variabel diluar penelitian, dimana faktor dari
variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk
53
Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Luas Lahan
adalah sebesar 4.082 dengan arah pengaruh positif, hal ini menyatakan bahwa
Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 4.082 persen dengan asumsi
bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan. Hasil uji analisis regresi
diperoleh nilai t hitung sebesar 2,234 > t table 2,02 dan nilai signifikansi 0,031
< 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak dan H1 diterima, yang
artinya Luas Lahan (X₁ ) berpengaruh signifikan terhadap produksi (Y). Hal
ini memberi gambaran bahwa semakin banyak Luas Lahan yang dikelola
analisis menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu
bahwa lahan sebagai salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya
hasil pertanian yang mempunyai kontribusi yang cukup besar terhadap usaha
tani. Besar kecilnya produksi dari usaha tani antara lain dipengaruhi oleh luas
Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah
Tanaman adalah sebesar 0,038 dengan arah pengaruh positif, hal ini
54
persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,495 > t table 2,02
dan nilai signifikansi 0,017 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin banyak
Jumlah Tanaman yang dikelola dapat memberikan hasil produksi yang lebih
banyak. Berdasarkan hasil analisis menunjukkan hasil yang signifikan. Hal ini
sesuai dengan teori yaitu bahwa Jumlah Tanaman sebagai salah satu faktor
produksi yang mempunyai kontribusi yang cukup besar pada usaha tani
produktivitas dan hasil yang tinggi. Memilih dengan tepat dengan model pola
tanam, jarak tanam dan kerapatan tanaman akan memberikan dampak jangka
panjang pada produktivitas kelapa sawit. Pola tanam tidak beraturan (biasanya
cara budidaya tradisional), pola segitiga sama sisi atau pola segi empat dengan
jarak tanam kelapa sawit tertentu akan berpengaruh secara langsung pada
memakai standarisasi pola jarak tanam 7,78 x 8,98 meter dengan populasi 143
pokok/hektar. Apabila populasi yang ada masih dibawah standar maka perlu
menambah produktivitas.
55
Konsumsi Pupuk adalah sebesar 0,009 dengan arah pengaruh positif, hal ini
1% maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 0,009
persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,995 > t table 2,02
dan nilai signifikansi 0,005 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
signifikan terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin
yang signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bahwa pupuk adalah bahan
atau zat makanan yang diberikan atau ditambahkan pada tanaman dengan
2005).
Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah
Insektisida adalah sebesar 3.349 dengan arah pengaruh positif, hal ini
maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 3.349
persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,410 > t table 2,02
dan nilai signifikansi 0,021 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
56
signifikan terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin
signifikan. Hal ini sesuai dengan teori yaitu bahwa Insektisida terbuat dari
bahan kimia yang dapat digunakan untuk mengontrol, menolak atau menarik,
membunuh pess. Contoh pess adalah serangga, rumput liar, mikroba yang
peran insektisida sangat besar dan merupakan sarana penting yang sangat
Dari persamaan diatas dapat dilihat nilai koefisien dari variabel Jumlah
Tenaga Kerja adalah sebesar 119.522 dengan arah pengaruh positif, hal ini
maka jumlah produksi Tandan Buah Segar akan meningkat sebesar 119.522
persen dengan asumsi bahwa variabel lainnya dianggap nol atau konstan.
Hasil uji analisis regresi diperoleh nilai t hitung sebesar 2,410 > t table 2,02
dan nilai signifikansi 0,000 < 0,05. Maka dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak
signifikan terhadap produksi (Y). Hal ini memberi gambaran bahwa semakin
57
dan perlu diperhitungkan dalam proses produksi. Tenaga kerja lebih penting
dari faktor produksi lainnya seperti bibit, tanah dan air sebab manusialah yang
jumlah produksi Tandan Buah Segar, variabel yang paling dominan dalam
meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN
IV Distrik IV adalah faktor Jumlah Tenaga Kerja, dan hal ini merupakan faktor
penting yang dapat mencapai target produksi Tandan Buah Segar, yang ditetapkan
PTPN IV Distrik IV di masa yang akan datang. Maka dari itu, sangat penting bagi
karena hal inilah menjadi faktor utama yang dominan meningkatkan jumlah
58
6.1. Kesimpulan
1. Variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk
(X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) secara
94.6% jumlah produksi Tandan Buah Segar di pengaruhi oleh variabel Luas
Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ), Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah
Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja (X₅ ) dan sisanya 5,4% di
Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja
Buah Segar.
6.2. Saran
59
Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga Kerja
(X₅ ) untuk dapat meningkatkan jumlah produksi Tandan Buah Segar dan hal
2. Dapat disimpulkan bahwa variabel Luas Lahan (X₁ ), Jumlah Tanaman (X₂ ),
Jumlah Konsumsi Pupuk (X₃ ), Jumlah Insektisida (X₄ ), dan Jumlah Tenaga
Tandan Buah Segar pada Afdeling tanaman PTPN IV Distrik IV. Maka
produksi tersebut.
secara fokus harus lebih meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja
yang sudah ada menjadi lebih produktif, karena hal inilah menjadi faktor
untuk mencapai target yang ditetapkan perusahaan di masa yang akan datang.
60
Anto, Rini, Enny (2017). Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Produksi
Kelapa Sawit Rakyat Pola Swadaya Di Kabupaten Kampar – Riau.
Universitas Lancang Kuning Pekanbaru.
Davis, D., & Cozenza, R.M. (1993). Business Research for Decision Making.
Boston: PWS-Kent Publishing.
Hair, J.F., Anderson R.e., Tatham R.I., and Black, W.C, (1998). Multivariate Data
Analysis. New York: Prentice Hall
61
Nugroho, A.B. (2005). Strategi Jitu Memilih Metode Statistika Dengan SPSS.
Andi Offset. Yogyakarta
Riki Arianto., Firdaus., Nurul Huda. (2017). Faktor – Faktor yang Mempengaruhi
Produksi Kelapa Sawit di Nagari Koto Taratak Kecamatan Sutera
Kabupaten Pesisir Selatan.Fakultas Ekonomi Universitas Bung Hatta.
62
Sekaran, Uma. (2002). Research Methods for Business: A Skill Building Approach.
2nd Edition, John Willey and Sons, New York.
Triton, P B. 2006. SPSS 13.0 Terapan : Riset statistic Parametrik. CV Andi Offset.
Yogyakarta.
Umar, Husein. (2004). Riset Sumber Daya Manusia Dalam Organisasi. Cetakan
Keenam, PT SUN, Jakarta.
63
Lama Bekerja Pendidikan Luas Lahan Jumlah Tanaman Jumlah Konsumsi Jumlah Insektisida Jumlah Tenaga Jumlah Produksi
No Nama Kebun No Afdeling Usia
(Tahun) Terakhir (Ha) (pohon) Pupuk (Kg) (Liter) Kerja TBS (Ton)
1 Kebun Ajamu I 5 1 3 202 27.053 120.000 65 35 249,00
2 Kebun Ajamu II 5 1 3 353 64.949 225.000 17 41 3.876,00
3 Kebun Ajamu III 5 1 3 472 63.202 212.414 85 48 6.215,00
4 Kebun Ajamu IV 4 1 1 259 36.182 190.810 35 37 858,00
5 Kebun Ajamu V 4 1 3 573 67.221 231.650 200 52 9.625,00
6 Meranti Paham I 2 1 3 792 98.730 393.457 994 69 16.705,00
7 Meranti Paham II 5 1 3 483 63.464 225.000 106 48 8.655,00
8 Meranti Paham III 3 1 3 545 36.182 231.650 177 52 9.582,00
9 Meranti Paham IV 1 1 3 446 57.169 190.810 83 46 4.543,00
10 Meranti Paham V 5 4 3 767 96.902 377.702 923 66 14.745,00
11 Meranti Paham VI 2 4 3 545 84.370 320.863 350 57 12.012,00
12 AIR BATU I 5 2 3 791 98.487 350.993 993 68 16.560,00
13 AIR BATU II 5 4 3 579 75.627 231.650 220 55 9.694,00
14 AIR BATU III 2 1 3 840 103.854 437.849 1.102 72 17.518,00
15 AIR BATU IV 2 1 3 332 98.996 423.383 1.017 71 17.070,00
16 AIR BATU V 2 1 2 693 85.964 334.956 563 42 12.702,00
17 AIR BATU VI 2 1 3 412 50.960 190.810 76 42 3.885,00
18 AIR BATU VII 2 1 3 712 86.260 341.000 564 62 13.068,00
19 AIR BATU VIII 3 4 3 671 36.182 323.875 442 58 12.090,00
20 AIR BATU IX 5 1 3 626 81.975 307.208 293 56 10.929,00
21 SOSA I 3 1 3 778 36.182 392.353 984 68 16.403,00
22 SOSA II 3 2 3 613 80.438 277.213 293 42 10.151,00
23 SOSA III 3 2 3 326 83.289 310.000 365 57 11.719,00
24 SOSA IV 2 2 3 226 64.949 225.000 166 49 9.431,00
25 SOSA V 3 2 3 871 111.659 501.788 1.162 76 18.932,00
26 SOSA VI 4 1 3 453 86.797 350.933 672 62 13.412,00
27 SOSA VII 3 2 3 872 114.189 505.589 1.229 77 19.227,00
28 SOSA VIII 5 1 3 681 85.504 325.300 562 60 12.534,00
29 SOSA IX 3 2 3 903 120.044 635.620 1.334 54 22.448,00
30 Unit Usaha Pulu Raja I 5 3 3 862 109.959 273.322 1.102 73 17.645,00
31 Unit Usaha Pulu Raja II 3 3 3 658 83.431 245.311 384 57 11.784,00
32 Unit Usaha Pulu Raja III 5 4 3 453 110.942 492.693 653 74 17.747,00
33 Unit Usaha Pulu Raja IV 4 1 3 661 83.945 320.863 423 57 11.869,00
34 Unit Usaha Pulu Raja V 3 1 3 877 117.573 582.858 1.267 88 22.358,00
35 Panai Jaya I 2 1 3 745 88.456 235.992 823 63 13.627,00
36 Panai Jaya II 2 1 3 777 97.313 391.911 969 67 14.971,00
37 Panai Jaya III 3 1 3 899 119.023 234.009 1.290 92 22.438,00
38 Panai Jaya IV 3 1 3 717 86.378 347.911 166 62 13.250,00
39 Panai Jaya V 2 1 3 811 101.471 428.112 1.092 71 17.226,00
40 Berangir I 1 1 3 748 89.452 374.961 874 63 14.586,00
41 Berangir II 4 2 3 917 120.136 653.548 1663 94 24.435,00
42 Berangir III 1 1 3 588 79.292 256.033 166 55 9.768,00
43 Berangir IV 5 1 1 876 116.900 520.000 1235 77 19.484,00
44 Berangir V 5 1 1 750 96.362 377.302 720 66 14.674,00
45 Berangir VI 3 1 3 1029 130.864 713.540 1679 106 27.575,00
29.184 3.828.277 15.633.242 29.578,00 2.787 608.275,00
64
Descriptives
Descriptive Statistics
Frequencies
Statistics
Pendidikan
Usia Lama Bekerja Terakhir
N Valid 45 45 45
Missing 0 0 0
Frequency Table
Usia
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lama Bekerja
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
65
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
66
Regression
a
Variables Entered/Removed
Variables
Model Variables Entered Removed Method
1 Jumlah Tenaga
Kerja, Luas
Lahan, Jumlah
. Enter
Pupuk, Jumlah
Tanaman, Jumlah
b
Insektisida
b
Model Summary
a. Predictors: (Constant), Jumlah Tenaga Kerja, Luas Lahan, Jumlah Pupuk, Jumlah Tanaman, Jumlah
Insektisida
b. Dependent Variable: Jumlah Produksi
a
ANOVA
Total 1551759785.778 44
67
Standardi
zed
Unstandardized Coefficient
Coefficients s t Sig. Correlations Collinearity Statistics
Luas
4.082 1.828 .142 2.234 .031 .822 .337 .083 .342 2.924
Lahan
Jumlah
.038 .015 .165 2.495 .017 .852 .371 .093 .318 3.147
Tanaman
Jumlah
.009 .003 .209 2.995 .005 .865 .432 .111 .283 3.530
Pupuk
Jumlah
3.060 1.270 .245 2.410 .021 .933 .360 .090 .134 7.476
Insektisida
Jumlah
.14
Tenaga 119.552 31.088 .307 3.846 .000 .912 .524 .217 4.605
3
Kerja
a
Collinearity Diagnostics
Variance Proportions
Jumlah
Mod Dimensi Eigenval Condition (Consta Luas Jumlah Jumlah Jumlah Tenaga
el on ue Index nt) Lahan Tanaman Pupuk Insektisida Kerja
68
Charts
69