TESIS
Oleh
TESIS
Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister
Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara
Oleh
Tim Penguji
ii
Agustus 1993 anak dari Bapak Ismet, S.H, S.Pd dan Ibu Nisra Wati. Penulis
1) Tahun 1999 masuk SD Negeri 142636 Maga Lombang dan tamat tahun 2005.
2) Tahun 2005 masuk SMP Negeri 1 Lembah Sorik Marapi dan tamat tahun
2008.
3) Tahun 2008 masuk SMA Negeri 2 Plus Panyabungan dan tamat tahun 2011.
iii
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan tesis ini tentunya terdapat banyak
saran, serta doa yang diberikan berbagai pihak kepada penulis, tantangan dan
1) Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M. Hum selaku Rektor Universitas
Sumatera Utara.
2) Bapak Dr. Ir. Hasanuddin, M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas
Sumatera Utara.
3) Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister
4) Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, M.S selaku anggota komisi pembimbing yang telah
5) Ibu Dr. Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si
Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
iv
9) Ayahanda tercinta Ismet, S.H, S.Pd dan Ibunda tercinta Nisra Wati atas segala
pengorbanan, perhatian, kesabaran hati, dan doa yang telah diberikan. Kakak
Drg. Yua Chantiora, Dita Tiara (almh) serta adik Dirza Medi Amara yang
10) Teman - teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang
menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempuran. Oleh karena itu, penulis
Penulis
Hal
ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah ........................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6
2.1. Tinjauan Pustaka................................................................................ 6
2.1.1. Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Padi ....................................... 6
2.1.2. Klasifikasi Benih Padi ................................................................ 7
2.1.3. Benih Bersertifikat ..................................................................... 9
2.1.4. Teori Keputusan ......................................................................... 11
2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani ............... 14
2.1.6. Biaya Produksi............................................................................ 19
2.1.7. Penerimaan ................................................................................. 20
2.1.8. Pendapatan .................................................................................. 21
2.2. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 22
2.3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 29
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 32
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
3.2. Metode Penentuan Sampel ................................................................ 32
3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 34
3.4. Metode Analisis Data ........................................................................ 35
3.4.1. Uji Kesesuaian Model ................................................................ 36
3.4.2. Pengujian Signifikasi Model dan Parameter .............................. 38
3.4.3. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Bisa dengan Petani Padi
Produsen Benih ........................................................................... 41
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ..................................................... 43
3.5.1. Defenisi Operasional .................................................................. 43
3.5.2. Batasan Operasional ................................................................... 44
vi
vii
No Judul Hal
1.2. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Tahun 2016....... 3
4.5. Karakteristik Petani Padi Menurut Luas Lahan, Tahun 2018 .............. 49
4.15. Pendapatan Rata – Rata Petani Padi Biasa dan Petani Padi Produsen
Benih Di Kabupaten Deli Serdang .................................................... 73
viii
No Judul Hal
ix
No Judul Hal
13. Hasil Uji Compare Means Independent Sample T Test ....................... 115
dengan total luas tanam tanaman padi tahun 2016 mencapai 922.668 ha. Perluasan
areal tanam padi di Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu langkah untuk
mencapai swasembada beras nasional. Perluasan areal tanam ini tentunya harus
hasil produksi. Jika diasumsikan bahwa kebutuhan benih padi sebsar 25kg/ha
maka dapat diketahui kebutuhan benih padi untuk Provinsi Sumatera Utara.
Sumatera Utara tahun 2016 mencapai 23.066,7 ton benih per musim tanam atau
46.133.4 ton benih per tahun. Data yang diperoleh dari Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sumatera Utara tercatat bahwa produksi benih
tahun 2016 mencapai 8.062,825 ton benih padi bersertifikat. Jika penggunaan
benih bersertifikat sebanyak 18.453.36 ton/ tahun. Dengan produksi benih pada
tahun 2016 sebesar 8.062,825 ton dan kebutuhan benih padi bersertifikat sebanyak
peningkatan luas tanam tanaman padi dan peningkatan penggunaan benih padi
menanam padi untuk produksi benih. Berdasarkan data dari Balai Pengawasan
dan Sertifikasi Benih (BPSB) tahun 2016 hanya tercatat 100 penangkar benih padi
di Provinsi Sumatera Utara. Sementara jika dilihat dari prospek usaha, produksi
benih padi merupakan usahatani dengan peluang besar untuk dijalankan karena
terdapat perbedaan harga jual antara gabah kering padi biasa dengan benih padi.
Harga gabah kering padi biasa adalah sebesar Rp. 6.000/kg sedangkan harga
desa di Kabupaten Deli Serdang juga telah ditetapkan sebagai desa mandiri benih.
Menurut data Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sumatera
Utara tahun 2017 produksi benih padi bersetifikat di Kabupaten Deli Serdang
mencapai 1.913,686 ton. Selain itu Kabupaten Deli Serdang juga merupakan
Tabel 1.2. Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Padi Tahun 2016
Luas Panen Produksi Rata-rata Produksi
No. Kabupaten/Kota
(ha) (ton) (kw/ha)
1. Deli Serdang 82.343,5 490.723,4 59,59
2. Simalungun 112.658,8 669.584,9 59,43
3. Serdang Bedagai 75.618,5 425.946,2 56,33
4. Langkat 79.696,9 411.455,8 51,63
5. Mandailing Natal 52.806,3 262.072,3 49,63
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, 2016.
Serdang tahun 2016 mencapai 59,59 kw/ha dengan luas panen sebesar 82.343,5 ha
dan dengan produksi padi sebesar 490.723,4 ton. Hal ini menunjukkan bahwa
Utara yang unggul dalam komoditi tanaman padi baik untuk produksi padi biasa/
padi konsumsi maupun untuk produksi benih, sehingga Kabupaten Deli Serdang
dapat dijadikan acuan karena terdapat banyak petani padi yang mengusahakan
akibat dari sedikitnya petani yang memutuskan untuk memproduksi benih padi
menjadi masalah yang harus diselesaikan, karena pada dasarnya keputusan petani
untuk memproduksi benih padi atau tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik
Kabupaten Deli Serdang serta melihat perbedaan besar pendapatan yang diperoleh
petani padi biasa dan petani padi produsen benih. Sehingga hasil penelitian
diharapkan menjadi bahan masukan bagi petani dan pemerintah terkait dengan
sebagai berikut:
biasa/ petani padi untuk konsumsi dengan petani padi produsen benih
2. Sebagai bahan masukan bagi petani dalam hal produksi benih padi di provinsi
Sumatera Utara .
3. Bagi pembaca dan pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan
penelitian ini.
pertanian kuno ini berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan
sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di
Hastinapur Uttar Pradesh India Sekitar 100-800 SM (Purnomo dan Heni, 2007).
rendah sampai dataran tinggi (200 m dpl), dari daerah tropis sampai substropis
kecuali benua antartika (kutub), dari daerah basah (rawa-rawa) sampai kering, dari
organik, kekeringan, dan lain-lain). Tanaman padi termasuk jenis rumput yang
mempunyai rumpun yang kuat, dan dari ruasnya keluar banyak anakan yang
berakar.
dikelompokkan menjadi padi sawah, padi ladang (gogo), dan padi rawa (dapat
tumbuh dalam air yang dalam). Sistem budidaya padi sawah lebih dahulu dikenal
dibandingkan dengan budidaya padi ladang. Budidaya padi dengan sistem sawah
sudah dikenal sejak 6.280 tahun SM, sedangkan sistem ladang baru dikenal
sekitar 2.000 tahun SM. Sistem budidaya sawah prtama kali dikembangkan di
dibandingkan dengan sistem padi sawah. Hal ini berhubungan dengan pola
sehingga ketika suatu lahan pertanian sudah menurun kesuburannya, mereka akan
membuka lahan baru untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman, termasuk
tanaman padi ladang. Adapun sistematika tanaman padi adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Kelas : Monokotiledon
Ordo : Graminae
Famili : Graminales
Genus : Oryza
Di alam ditemukan ribuan varietas tanaman padi yang dikenal oleh umat
2015).
besarnya produksi. Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan
tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri
akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan
Benih penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah
Benih Dasar (BD) adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis. Benih
Dasar diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat
Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari Benih Dasar yang diproduksi dan
yang ditetapkan dapat dipelihara dan memenuhi standart mutu yang di tetapkan
dan harus disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi Benih.
Benih Sebar (BR) merupakan keturunan dari Benih Pokok yang diproduksi
dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas
dapat dipelihara, memenuhi standart mutu benih yang ditetapkan serta harus
disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih
karena benih bermutu akan mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang
menguntungkan, bahkan dapat bebas dari serangan hama dan penyakit, serta
dapat diperoleh pada penyalur benih dan toko/kios saprotan. Adapun tanda-tanda
benih bersertifikat adalah kemasan berlebel, lebel berwarna biru, lebel bertuliskan
benih bersertifikat dan lebel berisi nomor seri lebel, nomor dan alamat produsen,
keterangan mutu benih, tanggal akhir berlakunya lebel. Harga benih bersertifikat
cukup mahal jika dibandingkan dengan gabah yang akan digunakan untuk
konsumsi. Hal ini karena untuk proses produksi benih melalui perlakuan khusus,
mulai dari calon benih sampai benih siap dikemas/diberi lebel. Berdasarkan data
buah sehingga dapat dipanen sekaligus, (3) rendemen beras tinggi dan mutunya
seragam, dan (4) meningkatkan mutu produksi beras yang dihasilkan. Namun
bersertifikat ditingkat petani diduga disebabkan beberapa hal, antara lain : (1)
petani belum mengenal benih bersertifikat, (2) petani belum mengenal VUB, (3)
kurangnya informasi dan penyuluhan, dan (4) belum ada kelembagaan atau
kurang berfungsinya kelembagaan benih formal dan non formal yang telah ada.
(Shri H, 2008).
mutu dalam skala komersial dapat terwujud melalui suatu industri benih dengan
menyediakan benih baru yang berasal dari penangkar atau petani sendiri juga
sebaiknya tidak diabaikan, karena sektor ini merupakan sumber benih yang
mensuplai sekitar 60% benih padi bagi petani. Agar benih varietas unggul baru
sampai kepada para petani melalui sektor informal, maka perlu mendapat
perhatian semua pihak yang terkait dengan upaya peningkatan produksi padi
benih bina yang harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah
ditetapkan oleh pemerintah serta wajib diberi label (Pasal 13 Undang Undang No.
12 Tahun 1992). Benih bina adalah benih varietas unggul yang telah dilepas oleh
Pemerintah (UU No. 12 Tahun 1992, Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1995).
dan Sertifikasi Benih, (ii) penerapan sistem manajemen mutu, dimana produsen
benih disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu, dan (iii) sertifikasi
benih oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) dengan ruang lingkup sertifikasi
Beberapa persyaratan dalam produksi benih antara lain benih sumber yang
digunakan harus jelas identitasnya (varietas, kelas benih dan disertai dengan label
benih), lahan harus bekas tanaman lain atau lahan bera atau bebas tanaman
voluntir, isolasi jarak antara dua varietas pada produksi padi inbrida 2 m,
berbunga dan menjelang panen), lulus dalam pemeriksaan pertanaman dan lulus
pilihan-pilihan yang terssedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak
keputusan yang rasional. Pendekatan deskriptif menekankan pada apa saja yang
telah dilakukan orang yang membuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan
yang dihasilkan itu rasional atau tidak rasional (Suharnan, 2005). Pengambilan
mencakup:
berfungsi.
2. Tahap Persuasi (Persusion) yaitu ketika individu membentuk sikap baik atau
inovasi.
sebelumnya.
(petani). Tingkat adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu
diterima dan dipandang jauh lebih baik daripada teknologi sebelumnya yang
biasanya dilihat dari segi keuntungan ekonomi dan keuntungan ekonomi dan
sesuai/konsisten dengan nilai- nilai sosial budaya yang ada, pengalaman masa
Tipe atau jenis keputusan inovasi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:
a) Keputusan Opsional
tanpa bergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain.
b) Keputusan Kolektif
antar anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus menaati keputusan
c) Keputusan Otoritas
inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang
tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Anggota sama sekali
(1993) kecepatan adopsi inovasi dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: (a) Sifat
inovasinya sendiri, baik sifat intrinsik (yang melekat pada inovasinya sendiri)
maupun sifat ekstrinsik (menurut atau dipengaruhi oleh keadaan lingkungan), (b)
Sifat sasarannya, (c) Cara pengambilan keputusan, (d) Saluran komunikasi yang
untuk merasakan keadaan yang sedang dialami atau perasaan orang lain, (f)
inovasi.
c) Keberanian mengambil resiko, sebab, pada tahap awal bisaanya tidak selalu
aktif mencari informasi dan ide-ide baru, bisanya lebih inovatif dibanding
orang-orang yang pasif apalagi yang selalu skeptis (tidak percaya) terhadap
kelompok tani biasanya memiliki pendidikan serta pengalaman yang lebih dari
sistem lainnya, lebih sering mengadakan hubungan dengan orang asing, lebih
menjalankan jenis komoditi tertentu karena petani yang tergabung dalam suatu
kelompok tani lebih banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih
baik terkait dengan budidaya dan pemasaran hasil komoditi dibandingkan dengan
pengetahuan dan pengalaman lebih yang dimiliki petani yang tergabung dalam
pengambilan keputusan
2. Pendidikan
(Kartasapoetra, 1994).
Konsep pendidikan terbagi menjadi dua jenis yaitu pendidikan formal, non
Manzoor,1985). Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan luar sekolah yang
ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik dari lingkungan formal ke
dapat berupa pelatihan, kursus, penataran, magang, dan penyuluh. Slamet (2003)
sekolah (pendidikan non formal) untuk petani dan keluarganya dengan tujuan agar
mereka mampu dan sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik
Petani yang memiliki pendidikan yang tinggi relatif lebih cepat dalam
rendah akan sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat. Pendidikan
merupakan salah satu indikasi yang menentukan keberhasilan dalam suatu usaha
mengadopsi ilmu dan teknologi yang lebih baik. Dengan kemampuannya ini
mereka dapat menerapkan segala sesuatu yang telah diperoleh dalam usahanya
3. Pendapatan Petani
motivasi bagi petani dan merupakan faktor kuat yang mendorong timbulnya
produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurangi dengan biaya yang
4. Pengalaman Bertani
pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari
pada pemula.
pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang
memilih sesuatu yang baru, bila memiliki kaitan dengan pengalaman masa
petani lain. Bila pengalaman usahatani banyak mengalami kegagalan, maka petani
akan sangat berhati – hati dalam memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi
dibandingkan dengan petani yang belum atau kurang berpengalaman. Petani yang
sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi atau menerapkan
anjuran penyuluhan dan penerapan teknologi daripada petani pemula atau petani
tertentu dibutuhkan biaya tetap (Fixed Cost = FC) dan biaya keseluruhan (Total
maka akan ditemukan total penerimaan dari hasil penjualan produk atau disebut
Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya-biaya yang berupa
uang tunai (misalnya, untuk upah kerja, persiapan atau penggarapan lahan, serta
biaya-biaya untuk membeli pupuk dan obat-obatan), serta biaya yang dibayarkan
dalam bentuk in-natura (misalnya, biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan
pajak). Besar kecilnya biaya berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi
pengembangan usaha tani. Terbatasnya jumlah uang tunai yang dimiliki petani,
apalgi ketika faslitas perkreditan belum ada, sangat menentukan berhasil tidaknya
produksi tetap (fixed cost/FC) adalah kewajiban yang harus dibayar oleh
perusahaan per satuan waktu tertentu, untuk keperluan pembayaran semua input
tetap, dan besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. Biaya
tetap sering disebut sebagai biaya tidak langsung, misalnya sewa pabrik atau
kantor, pembayaran untuk peralatan, gaji karyawan, utang bunga, dan lain-lain.
Biaya produksi variabel (Variable cost/VC) adalah kewajiban yang harus dibayar
oleh suatu perusahaan pada waktu tertentu, untuk pembayaran semua input
variabel yang digunakan dalam proses produksi. Biaya produksi total (Total
2.1.6. Penerimaan
diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan
atau hasil penaksiran kembali. Pendapatan kotor = jumlah produksi (y) x harga
output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh
perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat
diperoleh dengan pengalihkan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga
(Soekartawi, 2002). Sementara harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas
suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas
(Kotler, 2001).
besar. Harganya bisa mencapai tingkat yang tinggi sekali pada suatu masa dan
pertanian seperti juga permintaan adalah tidak elastis, yang artinya persentase
perubahan harga jauh lebih besar daripada perubahan jumlah barang yang diminta
2.1.7. Pendapatan
pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani
selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran
hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada
saat pemungutan hasil, (2) pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang
diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses
produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana
diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik
harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan
memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk
pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor
produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun
dana tersedia. bila salah satu produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi
penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi
misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi
pendapatan usahatani, luas lahan, frekuensi kontak dengan petani lain, tingkat
mempengaruhi keputusan petani untuk tetap berusahatani cabe jamu. Nilai overall
percentage sebesar 94,2 yang menunjukkan bahwa model regresi binary logistic
yang digunakan sudah baik karena mampu menduga dengan benar sebesar 94,2%.
lokal adalah luas lahan, harga benih, pendapatan, dan akses pasar. Luas lahan dan
menggunakan benih bawang merah lokal pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai
atau 85,1 persen sedangkan sisanya sebesar 14,9 persen dijelaskan oleh variabel
pembiayaan usahatani. Nilai efek marginal dari variabel umur adalah sebesar -
usaha tani sebesar 5%. Sementara nilai efek marginal dari variabel pendapatan
0,065%.
harga dan pendapatan petani. Sedangkan faktor seperti umur, tingkat pendidikan,
kedelai. Adapun nilai efek marjinal dari variabel harga adalah sebesar 0,00025
tani kedelai sebesar 0,25% dan efek marjinal dari variabel pendapatan petani
adalah 0,00000025 artinya setiap peningkatan seratus ribu rupiah per musim
pestisida Syngenta atau Non Syngenta, dimana nilai t hitung (3,1248) lebih besar
dari nilai t tabel (1,960) sementara tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan
Penelitian Pranoto (2015) diperoleh hasil bahwa sikap petani lada putih
hasil panennya dan 43,3 persen petani responden yang melakukan tunda jual hasil
panennya, faktor yang mempengaruhi keputusan petani lada putih terhadap hasil
panen yaitu variabel jumlah produksi, persepsi, harga, dan kebutuhan konsumsi.
benih padi varietas ciherang. Variabel selera petani, produksi, luas lahan dan
menjual lahan terkait dengan tingkat pendidikan dan peranan pertanian dalam
semakin tinggi tingkat pendidikan anggota rumah tangga usia kerja maka semakin
besar peluang rumah tangga petani yang bersangkutan untuk menjual lahan. Di
sisi lain, peluangnya menjadi semakin kecil jika pertanian dapat diandalkan
Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat berbagai variabel yang digunakan
didasarkan dengan teori yang ada dan penelitian terdahulu karena penelitian
terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar acuan dan sumbangan pemikiran dalam
juga lebih ditekankan pada faktor internal yang mempengaruhi keputusan petani.
internal yang berasal dari dalam diri petani yang dapat mempengaruhi keputusan
penelitian ini juga digunakan metode analisis yang sama dengan penelitian
terdahulu yaitu menggunakan metode analisis dengan model regresi logistik untuk
tanaman padi untuk produksi benih padi. Keputusan petani untuk memproduksi
atau tidak memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang disebabkan oleh
Keputusan Petani
akan memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari hasil usaha tani yang
diusahakannya, untuk itu dalam penelitian ini juga dilihat perbedaan besar
pendapatan yang diperoleh petani padi biasa/ petani padi untuk konsumsi dengan
padi untuk produksi benih padi dengan petani padi biasa/ petani padi untuk
konsumsi.
Utara dengan luas panen sebesar 82.343,5 Ha dengan produksi padi sebesar
490.723,4 ton. Kabupaten Deli Serdang juga merupakan produsen benih padi
terbesar di Provinsi Sumatera Utara dan sebagian desa di Kabupaten Deli Serdang
telah ditetapkan sebagai desan mandiri benih. Kabupaten Deli Serdang dipilih
sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu
sentra produksi padi dan benih padi di Provinsi Sumatera Utara. Adapun
yang sedang dikaji. Jadi pengertian popuasi dalam statistik tidak terbatas pada
hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian (Harinaldi,
2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang mengusahakan
padi baik petani padi untuk produksi benih maupun petani yang mengusahakan
Sementara sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diambil untuk
diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara
populasi yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk diteliti dan
Besar sampel dalam penelitain ini adalah sebanyak 60 sampel yang terdiri
dari 30 sampel petani yang mengusahakan padi untuk produksi benih dan 30
petani padi biasa. Menurut Walpole (1993) bahwa pengambilan sampel yang
berasal dari sembarang populasi (jumlah populasi yang tidak diketahui) dapat
diambil atas pertimbangan jumlah populasi petani padi biasa dan petani padi
produsen benih yang tidak diketahui, karena untuk data petani padi produsen
benih yang tercatat di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih merupakan unit
penangkar yang berbentuk CV, KT, PT, GAPOKTAN, UD, Kp dan yang lainnya,
bukan jumlah petani. Sehingga jumlah sampel diambil seimbang agar kedua jenis
acuan umum untuk menentukan ukuran sampel dimana ukuran sampel lebih dari
dengan satu kelompok kecil atau satu orang yang diminta untuk menunjuk
dalam penelitian. Cara pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan secara
berantai yang dimulai dari sampel yang kecil dan semakin lama menjadi semakin
Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data
pertama yaitu petani padi di Kabupaten Deli Serdang dengan cara menggunakan
data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga, instansi, dan literatur yang
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya
dari individu atau perorangan. Data ini bisa berwujud hasil wawancara, pengisian
kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis
parkir. Semua data ini merupakan data mentah yang kelak akan diperoses untuk
merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk
seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif
Sementara data sekunder, sesuai dengan arti kata sekunder (bahasa Inggris
“Secondary”) yang berarti kedua, bukan secara langsung dari sumbernya, data
sekunder dapat didefenisikan sebagai data yang telah dikumpulkan pihak lain,
bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan lain. Artinya periset adalah tanagan kedua
yang sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (yang kadang
Keberadaan data sekunder tidak dipengaruhi riset yang akan dijalankan peneliti,
sebab data tersebut sudah disediakan pihak lain secara berkala atau pada waktu
tertentu (Istijanto, 2010). Adapun data yang digunakan dalam penelitian yang
termasuk dalam data primer dan sekunder dapat dilihat pada tabel berikut:
Data yang diperoleh dari responden diolah terlebih dahulu kemudaian diuji
permodelan yang diterapkan untuk memodelkan variabel respon (Y) yang bersifat
kategori berdasarkan satu atau lebih variabel prediktator (X), hal itu yang bersifat
kategori maupun kontiniu. Adapun rumus dari metode logit ini adalah: ln
Dimana :
➢ p (i) adalah peluang petani menanam padi untuk memproduksi benih (Y=1)
➢ 1- p(i) adalah peluang petani untuk tidak memproduksi benih padi (menanam
Keterangan :
X3 = Pendapatan (Rupiah)
diskriminan; perbedaan ada pada jenis data dari variabel dependen. Jika pada
analisis deskriminan veriabel dependen adalah data rasio, maka pada regresi
logistik variabel dependen adalah data nominal. Data nominal disini lebih khusus
adalah binary. Dengan demikian tujuan regresi logistik adalah pembuatan sebuah
model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah
Uji kesesuaian model yakni analisis kesesuaian model logit dengan data
yang akan diestimasi dilakukan dengan dua cara yaitu (1) dengan membandingkan
percentage correc predicted value untuk masing-masing nilai observasi dan (2)
regresi. Dalam logit, parameter yang dipilih adalah adalah parameter dapat
yang paling baik. Untuk model logit biner nilai sampel ada 2 yaitu 0 dan 1,
sehingga yang diinginkan adalah percentage correct bagi kedua observasi tersebut
distribusi data teori (uji kesesuaian model). Hipotesis pengujian ini adalah:
Hipotesis :
data teori (Model telah cukup mampu menjelaskan data / model sesuai
dengan data).
teori (Model tidak cukup mampu menjelaskan data/ model tidak sesuai
dengan data).
merupakan alternatif dari uji chi–square, yang hasilnya lebih baik terutama jika
continuous covariates ada di model atau ukuran sampel kecil. Nilai yang tidak
tersebut disebut juga dengan Pseudo R-Square atau jika pada regresi linear (OLS)
berikut:
variabel y.
mempengaruhi variabel y.
banyaknya variabel statistik dalam model atau p- value < α dan α merupakan
tingkat signifikasi.
W (Wald)
Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang (odd ratio) terkait dengan
nilai setiap variabel prediktor. Odd ratio merupakan peluang suatu kondisi yang
➢ Variabel Kategorikal
Odd Ratio =
Yi = β0 + βi Xi
βi =
Zi = ln( ) = β0 + βi Xi
Besarnya odd ratio untuk suatu variabel prediktor ke-k merupakan nilai dari
( ) pada variabel prediktor kategori 1 lebih besar sebesar exp (β) dibandingakan
dengan variabel prediktor 0. Karena untuk variabel prediktor kategori 1 nilai odd
prediktor kategori 0 untuk terjadinya variabel respon p = 0,5. Jika nilai exp (β) =
0,5, maka ( ) variabel prediktor kategori 1menjadi 1 + 0,5 = 1,5 atau nilai P
menjadi 0,6. Artinya peluang variabel prediktor kategori 1 lebih besar 10%
➢ Variabel Kovariat
Marginal effect atau efek marginal menyatakan besarnya pengaruh tiap variabel
(variabel dependen). Marginal effect atau efek marginal dihitung dengan rumus
sebagai berikut:
= βiPi(1- Pi)
meningkat sebesar nilai marginal effectnya dalam satuan persen. Nilai tersebut
petani di Kabupaten Deli Serdang yaitu petani padi produsen benih dengan petani
padi biasa/ padi untuk konsumsi dapat diketahui dengan rumus keuntungan
sebagai berikut:
TR = P x Q
Keterangan :
Π = TR – TC
Keterangan :
π = Pendapatan (Rp)
uji beda rata-rata (independent sample t-test) dengan uji satu arah yang digunakan
test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua
grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling
berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel
Keterangan :
➢ Jika t-hitung ≤ t-tabel (sig > 0,05), maka H0 diterima dan H1 tidak diterima.
➢ Jika t-hitung > t-tabel (sig < 0,05), maka H0 tidak diterima dan H1 diterima.
1. Usahatani padi adalah kegiatan budidaya tanaman padi yang dilakukan oleh
petani untuk menghasilkan padi atau benih tanaman padi di Kabupaten Deli
Serdang.
2. Petani padi adalah orang yang mengusahakan tanaman tanaman padi mulai
3. Umur petani adalah usia petani padi mulai dari awal kelahiran sampai pada
suatu kelompok tani, apakah petani padi tergabung dalam suatu kelompok
7. Harga jual padi atau benih padi adalah harga yang diterima oleh petani atas
penjualan hasil produksi padi atau benih padi, harga jual padi atau benih padi
8. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan petani padi selama
proses produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang
10. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada besar
kecilnya kuantitas produksi padi yang dihasilkan diukur dalam satuan rupiah
(Rp).
11. Penerimaan adalah hasil kali total produksi padi atau benih padi yang
dihasilkan dengan harga jual padi atau benih padi dalam satu kali musim
12. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan petani dengan total biaya yang
dikeluarkan petani dalam usaha tani padi dalam satu kali musim tanam
Utara.
2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman padi
biasa dan petani yang mengusahakan tanaman padi padi untuk produksi benih
Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang
Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah
pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan batas wilayah sebagai
berikut :
Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah 2.497,72 Km2 yang terdiri dari 22
kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan. Dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten
Deli Serdang dibedakan atas: Dataran Pantai ± 63.002 Ha (26,30 %) terdiri dari 4
kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu).
Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak,
Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang) dengan jumlah desa
Perikanan Darat.
Bangun Purba) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa. Potensi Utama adalah :
jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 847 jiwa/km2. Berikut adalah jumlah
terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.064.206 jiwa atau 50,3%
4.2.1. Umur
memiliki usia lebih tua. Umur petani padi yang menjadi objek penelitian di
Kabupaten Deli Serdang dikelompokkan atas empat kelompok umur seperti pada
Tabel 4.2.
Tabel 4.2 menunjukkan bahwa umur petani padi yang paling banyak
berada pada rentang usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau sebanyak
33,3% dari keseluruhan responden, sedangkan yang paling sedikit berada pada
rentang usia diatas 60 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 5% dari keseluruhan
responden. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa rata-rata umur dari
4.2.2. Pendidikan
semakin luas serta cara berfikirnya semakin rasional, dengan demikian akan
tani yang dijalankan. Pendidikan petani padi yang menjadi objek penelitian di
kelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yang terdiri dari SD, SMP, SMA dan
Tabel 4.3 menunjukkan tingkat pendidikan petani padi yang paling banyak
adalah pada tingkat SMA yaitu sebanyak 26 orang atau 43,4% dari keseluruhan
responden dan tingkat pendidikan petani padi paling sedikit adalah Sarjana Strata
Satu (S1) yaitu sebanyak 5 orang atau 8,3% dari keseluruhan responden.
Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak adalah 11-20 tahun yaitu sebanyak
petan padi diatas 50 Tahun hanya sebanyak 1 orang atau 1,7% dari keseluruhan
responden.
Luas lahan merupakan luas areal persawahan yang diusahakan petani padi
di Kabupaten Deli Serdang. Luas lahan dikolompokkan atas tiga kelompok seperti
Tabel 4.5. Karakteristik Petani Padi Menurut Luas Lahan, Tahun 2018
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 ≤ 0,5 3 5,0
2 0,6-1 23 38,4
3 >1 16 26,6
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018
Tabel 4.5 menunjukkan bahwa luas lahan petani padi yang menjadi objek
penelitian Di Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak adalah dengan luas
lahan 0,6 - 1 ha yaitu sebanyak 23 orang atau 38,4% dari keseluruhan responden.
Sementara petani dengan luas lahan ≤ 0,5 ha hanya sebanyak 3 orang atau 5% dari
petani padi di Kabupaten Deli Serdang. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung
oleh petani padi adalah semua anggota keluarga dan berada dalam anggaran
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani padi yang paling
jumlah petani dengan jumlah tanggungan paling sedikit adalah 4 orang dengan
tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dengan rata-rata produksi pada tahun 2016
mencapai 59,59 kw/ha dengan produksi padi sebesar 490,723,4 ton dari luas
panen sebesar 82.343,5 ha. Kabupaten Deli Serdang juga merupakan penghasil
benih padi terbesar di Provinsi Sumatera Utara dengan produksi benih pada tahun
2017 mencapai 1.913,686 ton yang terdiri dari kelas benih dasar, benih pokok,
dan benih sebar. Hal ini menjadikan beberapa desa di Kabupaten Deli Serdang
ditetapkan menjadi desa mandiri benih, salah satunya adalah Desa Kramat Gajah,
tanaman padi baik untuk produksi padi bisa maupun produksi benih padi dawali
sepenuhnya menggunakan mesin traktor dan sudah tidak lagi dilakukan secara
penyemaian benih, untuk benih padi yang digunakan terdapat perbedaan antara
petani padi biasa dengan petani padi produsen benih, petani padi biasa
menggunakan kelas benih sebar sementara petani padi untuk produksi benih
menggunakan kelas benih dasar dan kelas benih pokok. Setelah proses penyemain
benih dan benih siap pindah, selanjutnya dilakukan kegiatan penanaman, petani
menanam bibit padi walaupun masih ada juga beberapa petani yang menanam
Kabupaten Deli Serdang melakukan pemupukan sebanyak dua kali selama proses
produksi, pemupukan pertama dilakukan pada saat padi berumur 1 minggu setelah
tanam, dan pemupukan yang kedua dilakukan setelah tanaman padi berumur 15 -
20 hari setelah tanam, dosis pemupukan juga telah disesuaikan petani di lokasi
menjaga kualitas dan kuantitas produksi padi yang akan dihasilkan. Petani di
tanaman padi biasa dengan budidaya tanaman padi untuk produksi benih adalah
proses produksinya, proses produksi dalam produksi benih padi lebih panjang
dibandingkan dengan produksi padi biasa/padi konsumsi, hal ini dikarenakan pada
produksi benih padi terdapat proses lain yang dilakukan setelah pemanenan,
berbeda dengan produksi padi biasa dimana padi hasil produksi sudah bisa
langsung dijual petani dalam bentuk gabah basah. Perbedaan tahapan produksi
yang dilalui antara petani padi biasa/ padi untuk konsumsi dengan petani padi
biasa dengan produksi benih padi dimana dalam produksi benih padi setelah
Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik suatu
berpengaruh terhadap karakter tersebut. Selain itu, dalam produksi benih padi
setelah pemanenan dilakukan perlu ada proses lain sebelum benih padi siap untuk
benih padi di Kabupaten Deli Serdang dalam penelitian ini adalah keanggotaan
Keanggotaan dalam kelompok tani merupakan salah satu faktor yang dapat
petani padi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1.
Gambar 4.1 menunjukkan keanggotaan petani padi biasa dan petani padi
produsen benih dalam kelompok tani. Grafik di atas menunjukkan bahwa seluruh
petani produsen benih tergabung dalam kelompok tani. Berbeda dengan petani
padi biasa, sebanyak 27 orang petani petani padi biasa tergabung dalam kelompok
tani dengan persentase 90% dan 3 orang petani petani padi tidak tergabung dalam
2) Pendidikan
2016) ciri spesifik dari seseorang seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman
masing - masing kelompok petani padi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat
10
10 13,3
30
16,7
60
60
kelompok petani padi di Kabupaten Deli Serdang. Petani padi produsen benih
memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani padi
biasa, dimana pendidikan petani padi produsen benih terbanyak adalah lulusan
SMA yaitu sebanyak 18 orang dengan persentase 60%. Selain itu tedapat 3 orang
petani dari seluruh sampel petani produsen benih yang merupakan lulusan sarjana
Tingkat pendidikan petani padi biasa/ petani padi untuk konsumsi yang
paling banyak adalah lulusan SD dimana 18 petani dari seluruh sampel petani padi
biasa merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dengan persentase 60%, dan tidak
ada satu orang dari petani padi biasa yang merupakan lulusan sarjana strata satu
(S1). Berdasarkan hasil penelitan, diketahui bahwa kebanyakan petani padi yang
merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan petani untuk
3) Pendapatan
dan penjualan hasil produksi yang diusahakannya. Petani sebelum memilih dan
Kelompok petani di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar 4.3.
16,7 13,3
20
33,4
30 60
Kabupaten Deli Serdang berdasarkan luas lahan yang diusahakan oleh masing –
masing petani. Pendapatan petani padi produsen benih yang paling banyak berada
pada tingkat pendapatan Rp. 16.000.000 – Rp. 25.000.000 per musim tanam
dengan rata – rata luas lahan sebesar 0,63 ha yaitu sebanyak 10 petani dari seluruh
petani padi produsen benih dengan persentase 33,4 %. Pendapatan petani padi
biasa yang paling banyak berada pada tingakat pendapatan Rp. 6.000.000 – Rp.
15.000.000 per musim tanam dengan rata – rata luas lahan sebesar 0,57 ha yaitu
Pendapatan petani padi produsen benih yang terbesar adalah diatas 45.000.000 per
musim tanam dengan luas lahan rata – rata 0,63 ha, sementara pendapatan petani
padi biasa terbesar pada rentang antara Rp. 35.000.000 – Rp. 45.000.000 per
musim tanam dengan rata – rata luas lahan 0,57 ha. Besar pendapatan dari
kelompok petani padi dengan luasan lahan 1 ha dapat dilihat pada Gambar 4.4.
18,8 43,3
56,7
76,7
yang paling besar adalah diatas Rp. 50.000.000 / ha per musim tanam, sementara
pendapatan petani padi biasa yang paling besar berada pada rentang pendapatan
Rp. 21.000.000 – Rp. 30.000.000 / ha per musim tanam. Pendapatan petani padi
produsen benih padi yang paling banyak berada pada tingkat pendapatan Rp.
31.000.000 – Rp. 40.000.000 / ha per musim tanam yaitu sebanyak 23 petani padi
produsen benih dengan persentase 76,7 %. Pendapatan petani padi biasa yang
paling banyak berada pada tingkat pendapatan Rp. 21.000.000 – Rp. 30.000.000 /
4) Pengalaman Bertani
Sesuai dengan pendapat Lubis (2002) yang menyebutkan bahwa orang yang
memutuskan usaha tani yang akan dijalankan. Pengalaman bertani dari masing –
masing kelompok petani petani di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada
Gambar 4.5.
23,3 23,3
60,2
26,7
kelompok petani padi di Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 18 petani atau 60,2%
petani padi produsen benih memiliki pengalaman ≤ 20 tahun dan terdapat 1 petani
dari seluruh patani produsen padi memiliki pengalaman diatas 50 tahun atau
3,3%. Untuk petani padi biasa paling banyak memiliki pengalaman bertani 41 –
50 tahun dengan jumlah petani sebanyak 9 orang dari seluruh petani padi biasa
dengan persentase 30%. Untuk itu jelas terlihat bahwa petani padi biasa memiliki
pengalaman bertani yang lebih lama dibanding dengan petani padi produsen
benih.
Deli Serdang ini adalah model regresi logistik biner. Model regresi logistik biner
keputusan petani untuk memproduksi benih padi, antara lain keanggotaan dalam
kelompok tani (1= tergabung dalam kelompok tani, 0 = tidak tergabung sebagai
sebagai berikut:
Keterangan:
X2 = Pendidikan (Tahun)
Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.9
ini sebanyak 60 sampel yang terdiri dari 30 sampel yang tidak memproduksi benih
padi (produksi padi biasa) dan 30 sampel yang memproduksi benih padi. Hasil
tidak memproduksi benih padi (produksi padi biasa) dan petani yang
Dari 30 sampel petani yang tidak memproduksi benih padi (produksi padi
biasa) sebanyak 5 sampel petani masih dapat diprediksi untuk memproduksi benih
padi sedangkan 25 sampel memang tidak memproduksi benih padi. Dari tabel
diatas juga dapat dilihat bahwa dari 30 sampel petani yang memproduksi benih
padi dapat diprediksi sebanyak 3 sampel masih dapat diprediksi untuk tidak
memproduksi benih padi dan 27 sampel petani memang memproduksi benih padi.
Dari Tabel 4.9 diatas dapat dilihat nilai dari overall percentage sebesar 86,7
hal ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan telah cukup
baik, karena mampu menebak dengan benar 86,7% kondisi yang terjadi.
kelayakan dari model regresi logistik yang digunakan. Hasil uji Hosmer
Dari tabel 4.10 diatas diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikasi
sebesar 0,345 (0,345 > 0,05), maka terima H0 tolak H1 artinya dengan tingkat
kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa model regresi logistik yang digunakan
telah mampu menjelaskan data dan model yang digunakan telah sesuai karena
estimasi.
dengan Pseudo R-Square atau jika pada regresi linear (OLS) lebih dikenal dengan
istilah R-Square. Dari hasil penelitian diperoleh nilai Negalkerke R Square seperti
Tabel 4.11 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,596, hal ini
variabel dependen adalah sebesar 59,6 % dan 40,4 % lainnya dijelaskan oleh
0,000 < 0,05 maka tolak H0 dan terima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan
benih padi).
variabel dependen (keputusan petani untuk memproduksi benih padi). Dari hasil
dalam kelompok tani sebesar 0,999 dimana nilai signifikasi lebih besar dari α
(0,999 > 0,05), maka terima H0 tolak H1, artinya bahwa variabel kanggotaan
dalam kelompok tani (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani
dimana nilai signifikasi lebih kecil dari α (0,036 < 0,05), maka terima H1 tolak H0,
sebesar 0,008 dimana nilai signifikasi lebih kecil dari α (0,008 < 0,05), maka
terima H1 tolak H0, artinya bahwa variabel pendapatan (X3) berpengaruh positif
dan signifikan terhadap keputusan petani untuk memproduksi benih padi (Y).
Dari hasil diatas diperoleh juga nilai signifikasi untuk variabel pengalaman
bertani sebesar 0,629 dimana nilai signifikasi lebih besar dari α (0,629 > 0,05),
maka terima H0 tolak H1, artinya bahwa variabel pengalaman bertani (X4) tidak
dari variabel kategorik adalah dengan odd ratio. Adapun variabel kategorik pada
penelitian adalah variabel keanggotaan dalam kelompok tani (X1). Besarnya odd
ratio untuk suatu variabel prediktor ke – k merupakan nilai dari Anti ln dari (βi)
Marginal Effect. Variabel kovariat pada penelitian ini adalah rasio harga (X1) dan
pendapatan konsumen (X3). Berikut adalah nilai odd ratio dari masing masing
variabel.
= 0,000 = 1,515
Pi =0 Pi = 0,602
= 1,000 = 0,980
Pi = 0,5 Pi = 0,494
effect dari masing – masing variabel. Marjinal effect dari variabel kovariat
pendidikan (X2) dan pendapatan (X3) dapat dihitung dengan rumus sebagai
berikut:
= βipi (1 – pi)
maka diperoleh:
Ci = 0,415(0,398) Ci = 0,001(0,5)
Ci = 0,16 Ci = 0,005
Berikut adalah tabel nilai odd rasio dan marginal effect dari masing-
adalah sebesar 0,16 artinya setiap peningkatan tingkat pendidikan petani sebesar 1
tahun akan meningkatkan peluang petani untuk bersedia memproduksi benih padi
Deli Serdang. Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan teori yang
sebagainya. Tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat
implikasi yang dapat mengurangi tingkat respon petani terhadap usaha untuk
dibandingkan dengan petani padi biasa. Rata - rata petani yang memutuskan untuk
memproduksi benih merupakan lulusan SMA dan rata - rata petani padi biasa
merupakan lulusan SD. Sebanyak 18 orang dari 30 petani padi yang memutuskan
merupakan lulusan sarjana Strata Satu (S1) dan sebanyak 18 orang dari 30 petani
biasa merupakan lulusan SD dan tidak ada diantara petani padi biasa yang
Deli Serdang.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh
penelitian yang diperoleh sejalan dengan teori yang dikemukaakn oleh Hanafie
Serdang. Dari hasil penelitain dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pendapatan
yang diterima oleh petani padi produsen benih dengan petani padi biasa, dimana
pendapatan yang diperoleh petani padi produsen benih lebih besar dibandingkan
dengan petani padi biasa. Pendapatan rata - rata yang diperoleh petani padi
produsen benih adalah sebesar Rp. 25.228.958 per musim tanam dengan rata –
rata luas lahan sebesar 0,63 ha, dan pendapatan rata - rata per hektar sebesar Rp.
diterima oleh petani padi biasa yaitu sebesar Rp. 13.435.713 per musim tanam
dengan luas lahan rata – rata sebesar 0,67 ha, dan pendapatan rata - rata per hektar
tingginya harga jual benih padi dibandingkan dengan gabah padi untuk konsumsi
menjadi salah satu alasan petani untuk lebih memilih memproduksi benih padi.
Tingginya harga jual benih padi dibanding padi biasa tentunya akan
mempengaruhi besar keuntungan yang akan diterima oleh petani padi produsen
sumber motivasi bagi petani dan merupakan faktor kuat yang mendorong
keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang. Hal
ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa keanggotaan dalam
komoditi tertentu.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi biasa atau
petani padi yang bukan produsen benih yang tergabung dalam kelompok tani
bergabung tergolong pasif karena tidak ada kegiatan yang dapat menambah
sebagian dari petani tidak mengetahui nama kelompok tani dimana mereka
terdaftar. Lain halnya dengan kelompok tani petani padi yang memproduksi
benih, kelompok tani tempat mereka tergabung sangat aktif dilihat dari banyaknya
pelatihan dan pembinaan petani penangkar benih. Hal ini menjadi salah satu
besar petani sampel tergabung dalam kelompok tani akantetapi terdapat perbedaan
atau tergabung dalam suatu kelompok tani, intensitas kegiatan dalam kelompok
tani seperti pelatihan dan pembinaanlah yang dapat meningkatkan wawasan dan
yang diperoleh dari berbagai kegiatan dalam kelompok tani dapat digunakan
dijalankannya.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati
(2017) tentang pengambilan keputusan petani untuk tetap berusahatani cabe jamu
nyata terhadap pengambilan keputusan petani untuk tetap berusahatani cabe jamu.
dalam kelompok tani juga tidak berpengaruh terhadap keputusan petani untuk
memproduksi benih padi di lokasi penelitian. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Fasilia. S (2015) tentang faktor - faktor yang mempengaruhi
dengan pengalaman rendah memiliki umur yang masih sangat produktif dan
pengalaman bertani yang lebih tinggi. Sebanyak 24 petani atau 40% dari
keseluruhan petani sampel dalam penelitain ini yang memiliki pengalaman bertani
sarjana strata satu (S1). Sesuai dengan pendapat Soekartawi (2010) semakin muda
petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka
ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan
adopsi inovasi. Untuk itu pengalaman yang tinggi dalam melakukan budidaya
tanaman padi tidak menjadi faktor penentu bagi petani untuk memutuskan
yang diterima petani dengan total biaya yang dikeluarkan petani selama proses
produksi. Perbedaan pendapatan petani padi biasa dengan petani padi produsen
Tabel 4.15. Pendapatan Rata-Rata Petani Padi Biasa dan Petani Padi
Produsen Benih di Kabupaten Deli Serdang
No. Jenis Pendapatan Kategori Pendapatan Pendapatan Rata-
Petani Rata
1. Petani Padi Produsen Per Luas Lahan Rp. 25.228.953
Benih Per Ha Rp. 40.405.105
2. Petani Padi Biasa Per Luas Lahan Rp. 13.435.713
Per Ha Rp. 21.261.656
Sumber : Data Primer Diolah, 2018.
yang diterima oleh petani padi biasa dengan petani padi produsen benih dimana
besar pendapatan rata-rata yang diterima oleh petani padi produsen benih yaitu
sebesar Rp 25.228.953 dengan luas lahan rata – rata 0,63 ha, atau Rp.
40.405.105/ha per musim tanam lebih besar dengan pendapatan rata-rata petani
padi biasa yaitu sebesar Rp. 13.435.713 dengan luas lahan rata – rata 0,57 ha atau
perbedaan pendapatan yang diterima oleh petani padi biasa dengan petani padi
taled difference
P Equal
2,431 0,124 4,502 58 0,000 11793240,00000 2619363,35184
variances
assumed
Equal
4,502 57,051 0,000 11793240,00000 2619363,35184
Penda ariances not
patan assumed
signikikasi lebih kecil dari α (0,00 < 0,05), maka terima H1 dan tolak H0. Tabel
4.16 juga menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,502 dimana nilai t hitung lebih
besar daripada t tabel 2,000 (4,502 > 2,000) yang berrarti bahwa H1 diterima dan
H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan petani padi
biasa dengan pendapatan petani padi produsen benih di Kabupaten Deli Serdang.
petani padi biasa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah harga jual
padi bisa berupa gabah kering panen lebih rendah dibandingkan dengan dengan
harga benih padi, dimana harga rata-rata untuk gabah kering panen adalah sebesar
Rp. 5.000/ kg lebih rendah dibandingkan dengan harga benih padi yaitu sebesar
Rp. 10.000/ kg. Adanya perbedaan harga ini disebabkan karena dalam produksi
benih terdapat pengolahan, sementara dalam produksi padi biasa tidak ada proses
dalam bentuk gabah kering giling dengan harga Rp. 6.500 /kg tetap saja tingkat
pendapatan yang diterima petani padi produsen benih lebih besar dibandingkan
dengan petani padi biasa. Jika diasumsikan petani melakukan pengolahan berupa
penjemuran seperti dalam produksi benih dan menjual padi dalam bentuk gabah
kering giling maka petani akan memperoleh keuntungan rata-rata sebesar Rp.
19.963.580 dengan luas lahan rata – rata 0,57 ha atau Rp. 34.285.822,51/ha per
musim tanam, pendapatan yang diterima petani padi biasa masih lebih kecil jika
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima oleh produsen beih yaitu sebesar
Rp 25.228.953 dengan luas lahan rata – rata 0,63 ha, atau Rp. 40.405.105/ha per
musim tanam.
Harga jual benih padi yang lebih tinggi dibanding dengan padi biasa tidak
biaya produksi untuk produksi benih padi dibandingkan dengan produksi padi
biasa juga menjadi alasan petani lebih memilih untuk produksi padi biasa, selain
itu waktu juga menjadi pertimbangan petani, dimana proses produksi benih mulai
dari penanaman sampai pengolahan padi menjadi benih yang lebih lama juga
menjadi pertimbangan petani karena dalam produksi padi biasa proses produksi
hanya sampai pemanenan saja dan petani bisa langsung menjual gabah basah
petani tidak bisa langsung menjual hasil produksi setelah proses pemanenan
melainkan harus melakukan proses lagi hingga benih padi siap jual seperti proses
tertentu tidak hanya tergantung pada besar keuntungan yang akan diperoleh,
pengambilan keputusan yang dilakukan oleh petani baik faktor internal maupun
faktor eksternal karena masing - masing petani sebagai pengambil keputusan yang
yang berkaitan dengan usahatani yang akan dijalankannya. Hal ini terbukti dari
hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana diperoleh nilai Negalkerke R Square
sebesar 59,6 % yang berarti bahwa terdapat banyak faktor lain yang dapat
Deli Serdang selain dari keanggotaan dalam kelompok tani, tingkat pendidikan,
benih padi juga menjadi alasan petani untuk tetap memproduksi padi biasa dan
penolakan maupun penerimaan inovasi dalam hal ini inovasi berupa produksi
benih dipengaruhi berbagai faktor seperti sifat inovasinya sendiri, baik sifat
intrinsik (yang melekat pada inovasinya sendiri) maupun sifat ekstrinsik (menurut
5.1. Kesimpulan
bahwa:
Deli Serdang.
2) Terdapat Perbedaan yang nyata antara pendapatan petani padi biasa dengan
5.2. Saran
tertentu dipengaruhi banyak factor, baik faktor internal dari dalam diri
pemerintah.
Arianti, Nyayu Neti, Basuki Sigit Priyono, Elsi Women. 2005. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Memilih Produk
Syngenta Atau Non Syngenta (Kasus Pada Petani Sayur Di Kecamatan
Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong). Diakses tanggal 21
Desember 2018 dari <https://media.neliti.com/media/publications
/37280-ID-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-keputusan-konsu
men-memilih-produk-synge.pdf>
Haraja, Zulman. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal Kiat Meningkatkan
Produksi Padi. CV Andi Offset. Yogyakarta.
Hayati Mardiyah dan Anisah. 2017. Pengambilan Keputusan Petani untuk Tetap
Berusahatani Cabe Jamu di Kecamatan Bluto, Sumenep. Jurnal
AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research
Volume 3 issue 2, hal 112-118
Istijanto, 2010. Riset Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Joesron dan Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Purwono dan Heni, 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar
Swadaya. Jakarta.
Prasetio, YT. 2002. Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Kanisius.
Yogyakarta.
Pranoto, Yudi Sapta. 2015. Keputusan Petani Terhadap Hasil Panen Lada Putih
di Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Jurnal of
Agribusiness and Rural Development Research Vol 2, No 1.
Rahman, A. 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small Business. Trans
Media Pustaka. Jakarta.
Santoso, Singgih. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT.
Alex Media Komputindo. Jakarta.
Shri Hari Mulya, et al. 2008. Studi Peran Lembaga Produsen Benih Terhadap
Upaya Pengembangan Penangkaran Benih Bermutu. Prosiding
Seminar Nasional Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.
Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Penerbit 1.PT Raja
Grafindo, Jakarta
Sumaryanto. 2010. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Menjual Lahan. Jurnal Informatika Pertanian
Volume 19 No. 2, 2010
Supriana, Tavi. 2016. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. USU Press. Medan.
Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif; Teori dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidag Manajemen dan Ekonomi Islam.
Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil
Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Undang Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi
Daya Tanaman. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478.
Utari S, Dwi. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keputusan Petani
Dalam Melakukan Usahatani Sayuran Hidroponik Di Kota Medan.
Usu Medan.
Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Lampiran 1. Lanjutan
Keanggotaan Dalam Pendapatan Pengalaman
Keputusan Petani Pendidikan
No. Kelompok Tani (Rp/ Musim Bertani
(Kategorikal) (Tahun)
(Kategorikal) tanam) (Tahun)
36 0 1 9 5.385.000 18
37 0 1 9 6.623.000 30
38 0 1 9 6.809.500 28
39 0 1 6 13.232.900 50
40 0 1 9 31.808.400 27
41 0 1 6 12.855.000 18
42 0 1 6 6.272.900 40
43 0 1 12 12.933.300 20
44 0 1 6 11.195.000 12
45 0 1 6 2.868.000 38
46 0 1 6 7.646.000 42
47 0 0 6 17.490.100 40
48 0 0 6 23.488.500 38
49 0 1 6 8.220.000 30
50 0 1 9 16.630.000 48
51 0 1 6 6.940.000 46
52 0 1 9 19.982.000 42
53 0 1 6 22.717.500 44
54 0 1 6 19.174.100 36
55 0 1 6 11.363.000 42
56 0 1 9 25.027.500 30
57 0 1 9 13.122.100 42
58 0 1 6 12.075.200 38
59 0 1 6 8.926.000 28
60 0 1 6 7.540.000 38
Keterangan: Keputusan Petani (1 = produksi benih, 0 = tidak produksi benih/ produksi padi biasa),
Keanggotaan dalam kelompok tani (1 = tergabung dalam kelompok tani, 0 = tidak
tergabung dalam kelompok tani).
Lampiran 2. Lanjutan
Jenis Alamat Umur Pengalaman Bertani Pendidikan Jumlah Tanggungan
No. Agama Suku
Kelamin (Kecamatan) (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Orang)
27 Laki-laki Kristen Batak Namorambe 39 12 12 3
28 Laki-laki Islam Jawa Namorambe 42 15 12 2
29 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 45 25 12 3
30 Laki-laki Islam Jawa Namorambe 41 20 12 2
31 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 45 24 12 2
32 Laki-laki Islam Jawa Galang 60 45 6 0
33 Laki-laki Nasrani Batak Pagar Merbau 38 10 12 3
34 Laki-laki Kristen Batak Pagar Merbau 31 12 12 1
35 Laki-laki Nasrani Batak Pagar Merbau 53 35 16 3
36 Laki-laki Islam Jawa Galang 48 18 9 2
37 Laki-laki Islam Jawa Beringin 50 30 12 3
38 Laki-laki Islam Batak Beringin 49 28 9 3
39 Laki-laki Islam Jawa Beringin 62 50 6 2
40 Laki-laki Kristen Batak Galang 52 27 12 3
41 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 45 18 6 3
42 Laki-laki Kristen Batak Pagar Merbau 57 40 16 2
43 Laki-laki Kristen Batak Beringin 46 20 12 3
44 Laki-laki Kristen Batak Galang 35 12 6 2
45 Laki-laki Kristen Batak Batang Kuis 52 38 12 2
46 Laki-laki Islam Jawa Beringin 58 42 6 1
47 Laki-laki Islam Jawa Beringin 57 40 6 2
48 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 55 38 6 2
49 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 48 30 6 3
50 Laki-laki Kristen Batak Batang Kuis 65 48 9 0
51 Laki-laki Nasrani Batak Batang Kuis 59 46 6 0
52 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 60 42 9 0
Lampiran 2. Lanjutan
Jenis Alamat Umur Pengalaman Bertani Pendidikan Jumlah Tanggungan
No. Agama Suku
Kelamin (Kecamatan) (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Orang)
53 Laki-laki Nasrani Batak Percut Sei Tuan 58 44 6 1
54 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 49 36 6 2
55 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 58 42 6 1
56 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 50 30 9 2
57 Laki-laki Nasrani Batak Namorambe 58 42 9 1
58 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 50 38 6 1
59 Laki-laki Kristen Batak Batang Kuis 49 28 6 1
60 Laki-laki Nasrani Batak Percut Sei Tuan 52 38 6 1
Total 2876 1662 599 110
Rata – rata 47,93 27,70 9,98 1,83
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 3. Biaya Lahan, Biaya Pengolahan Lahan, dan Biaya Penggunaan Benih
Luas Biaya Lahan Biaya Pengolahan Lahan Biaya Penggunaan Benih
No. Lahan Sewa PBB Total Biaya Biaya Total Biaya Jumlah Harga Total Biaya
(Ha) (Rp/Musim) (Rp/Tahun) (Rp/Musim) (Rp/Rante) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 1 0 500.000 250.000 50.000 1.250.000 25 14.000 350.000
2 0,36 0 250.000 125.000 50.000 450.000 12 15.000 180.000
3 0,2 0 60.000 30.000 50.000 250.000 5 15.000 75.000
4 0,8 0 240.000 120.000 50.000 1.000.000 20 15.000 300.000
5 0,8 0 240.000 120.000 50.000 800.000 20 15.000 300.000
6 0,8 0 300.000 150.000 50.000 1.000.000 20 15.000 300.000
7 0,6 0 180.000 90.000 50.000 750.000 15 14.000 210.000
8 0,8 0 260.000 130.000 50.000 800.000 20 14.000 280.000
9 0,5 0 150.000 75.000 50.000 625.000 13 14.000 182.000
10 0,8 0 300.000 150.000 50.000 1.000.000 20 14.000 280.000
11 0,08 0 200.000 100.000 50.000 100.000 10 11.000 110.000
12 0,5 0 150.000 75.000 50.000 625.000 13 14.000 182.000
13 1 0 250.000 125.000 50.000 1.250.000 25 14.000 350.000
14 0,4 0 100.000 50.000 50.000 500.000 10 14.000 140.000
15 0,5 0 125.000 63.000 50.000 625.000 10 14.000 140.000
16 0,32 0 50.000 25.000 50.000 400.000 8 14.000 112.000
17 0,36 0 80.000 40.000 50.000 450.000 9 11.000 99.000
18 0,5 0 150.000 75.000 50.000 625.000 13 12.000 156.000
19 0,8 0 260.000 130.000 50.000 1.000.000 20 12.000 240.000
20 0,72 0 375.000 187.500 50.000 900.000 18 15.000 270.000
21 0,8 0 360.000 180.000 50.000 1.000.000 20 14.000 280.000
22 1 0 450.000 225.000 50.000 1.250.000 25 15.000 375.000
23 0,48 0 264.000 132.000 50.000 600.000 12 15.000 180.000
24 1 0 550.000 275.000 50.000 1.250.000 21 14.000 294.000
25 0,4 0 220.000 110.000 50.000 500.000 10 14.000 140.000
Lampiran 3. Lanjutan
Luas Biaya Lahan Biaya Pengolahan Lahan Biaya Penggunaan Benih
No. Lahan Sewa PBB Total Biaya Biaya Total Biaya Jumlah Harga Total Biaya
(Ha) (Rp/Musim) (Rp/Tahun) (Rp/Musim) (Rp/Rante) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
26 0,56 0 280.000 140.000 50.000 700.000 14 14.000 196.000
27 1 0 550.000 275.000 50.000 1.250.000 25 15.000 375.000
28 0,48 0 240.000 120.000 50.000 600.000 12 14.000 168.000
29 1 0 450.000 225.000 50.000 1.250.000 25 15.000 375.000
30 0,4 0 200.000 100.000 50.000 500.000 10 14.000 140.000
31 0,2 0 60.000 30.000 50.000 250.000 5 11.000 55.000
32 0,4 0 120.000 60.000 50.000 500.000 15 11.000 165.000
33 0,4 0 100.000 50.000 50.000 500.000 10 11.000 110.000
34 0,12 450.000 0 450.000 50.000 150.000 7 14.000 98.000
35 1,6 0 480.000 240.000 50.000 2.000.000 60 14.000 840.000
36 0,24 0 72.000 36.000 50.000 300.000 6 13.000 78.000
37 0,32 0 100.000 50.000 50.000 400.000 18 11.000 198.000
38 0,4 0 120.000 60.000 50.000 500.000 15 11.000 165.000
39 0,6 0 575.000 288.000 50.000 600.000 15 15.000 225.000
40 1,16 0 364.000 182.000 50.000 1.450.000 45 14.000 630.000
41 0,5 0 125.000 63.000 50.000 625.000 13 14.000 182.000
42 0,24 0 60.000 30.000 50.000 300.000 8 12.000 96.000
43 0,48 0 360.000 180.000 50.000 60.000 10 13.000 130.000
44 0,4 0 350.000 175.000 50.000 50.000 10 13.000 130.000
45 0,16 750.000 0 750.000 50.000 200.000 4 12.000 48.000
46 0,4 0 220.000 110.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
47 0,72 0 396.000 198.000 50.000 900.000 18 12.000 216.000
48 1 0 500.000 250.000 50.000 1.250.000 25 12.000 300.000
49 0,4 0 200.000 100.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
50 0,72 0 375.000 187.500 50.000 900.000 18 12.000 216.000
Lampiran 3. Lanjutan
Luas Biaya Lahan Biaya Pengolahan Lahan Biaya Penggunaan Benih
No. Lahan Sewa PBB Total Biaya Biaya Total Biaya Jumlah Harga Total Biaya
(Ha) (Rp/Musim) (Rp/Tahun) (Rp/Musim) (Rp/Rante) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
51 0,4 1.500.000 0 1.500.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
52 0,8 0 400.000 200.000 50.000 1.000.000 20 12.000 240.000
53 1 0 450.000 225.000 50.000 1.250.000 25 12.000 300.000
54 0,72 0 360.000 180.000 50.000 900.000 18 12.000 216.000
55 0,56 0 280.000 140.000 50.000 700.000 14 12.000 168.000
56 1 0 500.000 250.000 50.000 1.250.000 25 12.000 300.000
57 0,72 0 360.000 180.000 50.000 900.000 18 12.000 216.000
58 0,64 0 320.000 160.000 50.000 800.000 16 12.000 192.000
59 0,4 0 220.000 110.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
60 0,4 0 200.000 100.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
Total 2.700.000 15.451.000 10.427.000 3.000.000 43.535.000 968 789.000 12.893.000
Rata- Rata 45.000 257.516,67 173.783,33 50.000 725.583,33 16,13 13.150 214.883,33
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 4. Lanjutan
Jenis Pupuk
Total Biaya
Biaya Biaya Biaya SP-
No Urea Harga Phonska Harga Za Harga Biaya KCL Harga Harga Biaya SP- Penggunaan
Urea Phonska KCL 36
(kg) (Rp/kg) (kg) (Rp/kg) (Kg) (Rp/kg) Za (Rp) (kg) (Rp/kg) (Rp/Kg) 36 (Rp) Pupuk
(Rp) (Rp) (Rp) (Kg)
23 96 2.500 240.000 0 0 0 48 2.000 96.000 48 6.500 312.000 72 2.500 180.000 828.000
24 200 2.500 500.000 0 0 0 0 0 0 100 7.600 760.000 100 3.000 300.000 1.560.000
25 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
26 112 2.000 224.000 0 0 0 56 2.000 112.000 56 6.500 364.000 84 2.500 702.500
27 200 2.500 500.000 0 0 0 100 2.000 200.000 100 6.000 600.000 150 2.800 420.000 1.720.000
28 96 2.000 192.000 0 0 0 48 2.000 96.000 48 6.500 312.000 72 2.500 180.000 780.000
29 200 2.000 400.000 0 0 0 0 0 0 100 7.500 750.000 150 2.500 375.000 1.525.000
30 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
31 40 2.500 100.000 0 0 0 20 2.000 40.000 20 6.000 120.000 30 2.800 84.000 344.000
32 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
33 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
34 25 2.500 62.500 0 0 0 25 2.000 50.000 0 0 0 25 3.000 75.000 187.500
35 300 2.200 660.000 300 2.800 840.000 300 2.000 600.000 0 0 0 0 0 0 2.100.000
36 40 2.500 100.000 42 2.800 117.600 60 2.000 120.000 0 0 0 0 0 0 337.600
37 72 2.500 180.000 0 0 0 64 2.000 128.000 0 0 0 80 3.000 240.000 548.000
38 100 2.500 250.000 0 0 0 0 0 0 50 4.000 200.000 50 3.000 150.000 600.000
39 130 2.000 260.000 100 2.700 270.000 100 2.500 250.000 0 0 0 50 2.800 140.000 920.000
40 350 2.000 700.000 150 2.600 390.000 200 1.800 360.000 0 0 0 200 2.500 500.000 1.950.000
41 150 2.000 300.000 150 2.500 375.000 100 2.000 200.000 0 0 0 0 0 0 875.000
42 50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 370.000
43 100 2.500 250.000 0 0 0 50 2.000 100.000 0 0 0 75 2.800 210.000 560.000
44 100 2.000 200.000 0 0 0 100 2.000 200.000 50 4.000 200.000 50 2.000 100.000 700.000
Lampiran 4. Lanjutan
Jenis Pupuk
Total Biaya
Biaya Biaya SP-
No Urea Harga Biaya Phonsk Harga Za Harga Biaya KCL Harga Harga Biaya SP- Penggunaan
Phonska KCL 36
(kg) (Rp/kg) Urea (Rp) a (kg) (Rp/kg) (Kg) (Rp/kg) Za (Rp) (kg) (Rp/kg) (Rp/Kg) 36 (Rp) Pupuk
(Rp) (Rp) (Kg)
45 25 2.000 50.000 25 2.500 62.500 50 2.000 100.000 25 4.000 100.000 25 2.500 62.500 375.000
46 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
47 180 2.500 450.000 180 2.500 450.000 0 0 0 0 0 0 108 2.300 248.400 1.148.400
48 250 2.500 625.000 250 2.500 625.000 0 0 0 0 0 0 150 2.300 345.000 1.595.000
49 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
50 180 2.500 450.000 180 2.700 486.000 0 0 0 0 0 0 100 2.500 250.000 1.186.000
51 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
52 200 2.500 500.000 200 2.700 540.000 0 0 0 0 0 0 120 2.800 336.000 1.376.000
53 200 2.500 500.000 0 0 0 100 2.000 200.000 100 6.000 600.000 150 2.800 420.000 1.720.000
54 180 2.500 450.000 180 2.500 450.000 0 0 0 0 0 0 108 2.300 248.400 1.148.400
55 112 2.500 280.000 0 0 0 56 2.000 112.000 56 6.000 336.000 84 2.500 730.500
56 200 2.500 500.000 0 0 0 0 0 0 125 7.000 875.000 100 2.300 230.000 1.605.000
57 180 2.500 450.000 180 2.500 450.000 0 0 0 0 0 0 108 2.300 248.400 1.148.400
58 128 2.000 256.000 0 0 0 64 2.000 128.000 64 6.000 384.000 96 2.800 268.800 1.036.800
59 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
60 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
Total 140.200 18.594.500 3928 82.800 10.351.100 3.437 80.400 6.741.200 1.614 151.100 9.555.000 4.297 120.068 11.413.500 57.195.300
Rata- Rata 2.336,67 309.908,33 65,47 1.380 172.518,33 57,28 1.340 112.353,3 26,9 2.518,33 159.250 71,62 2.001,13 190.225 953.255
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 5. Lanjutan
Penggunaan Tenaga Kerja
Total Biaya
Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengemasan Roguing
Penggunaan
No Total Total Total Total Total
Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlh Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Tenaga
Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
(HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) Kerja (RP)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
26 2 100.000 200.000 2 90.000 180.000 2 100.000 200.000 2 90.000 180.000 2 100.000 200.000 960.000
27 4 100.000 400.000 3 100.000 300.000 4 100.000 400.000 3 95.000 285.000 4 90.000 360.000 1.745.000
28 2 95.000 190.000 3 90.000 270.000 2 95.000 190.000 2 90.000 180.000 2 90.000 180.000 1.010.000
29 4 90.000 360.000 3 95.000 285.000 5 90.000 450.000 3 95.000 285.000 4 90.000 360.000 1.740.000
30 2 90.000 180.000 2 100.000 200.000 2 90.000 180.000 1 100.000 100.000 2 90.000 180.000 840.000
31 2 50.000 100.000 2 55.000 110.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 260.000
32 4 55.000 220.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 510.000
33 4 55.000 220.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 510.000
34 1 50.000 50.000 2 55.000 110.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 260.000
35 8 100.000 800.000 8 90.000 720.000 8 50.000 400.000 0 0 0 0 0 0 1.920.000
36 3 50.000 150.000 3 50.000 150.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 350.000
37 3 55.000 165.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 455.000
38 4 50.000 200.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 490.000
39 6 50.000 300.000 4 90.000 360.000 4 50.000 200.000 0 0 0 0 0 0 860.000
40 6 100.000 600.000 8 90.000 720.000 7 50.000 350.000 0 0 0 0 0 0 1.670.000
41 5 55.000 275.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 0 0 0 0 0 0 695.000
42 2 50.000 100.000 1 100.000 100.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 250.000
43 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 0 0 0 0 0 0 670.000
44 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 500.000
45 2 50.000 100.000 1 55.000 55.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 205.000
46 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 2 55.000 110.000 0 0 0 0 0 0 510.000
47 6 55.000 330.000 4 1.000 4.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 554.000
48 9 55.000 495.000 6 90.000 540.000 6 50.000 300.000 0 0 0 0 0 0 1.335.000
49 5 55.000 275.000 2 100.000 200.000 2 55.000 110.000 0 0 0 0 0 0 585.000
50 7 55.000 385.000 5 100.000 500.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 1.105.000
Lampiran 5. Lanjutan
Penggunaan Tenaga Kerja
Total Biaya
Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengemasan Roguing
Penggunaan
No Total Total Total Total Total
Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlh Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Tenaga
Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
(HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) Kerja (RP)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
51 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 3 55.000 165.000 0 0 0 0 0 0 565.000
52 8 50.000 400.000 4 100.000 400.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 1.020.000
53 5 100.000 500.000 5 90.000 450.000 6 55.000 330.000 0 0 0 0 0 0 1.280.000
54 7 55.000 385.000 5 100.000 500.000 5 50.000 250.000 0 0 0 0 0 0 1.135.000
55 3 90.000 270.000 3 100.000 300.000 3 55.000 165.000 0 0 0 0 0 0 735.000
56 5 100.000 500.000 6 90.000 540.000 6 50.000 300.000 0 0 0 0 0 0 1.340.000
57 4 90.000 360.000 4 100.000 400.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 980.000
58 3 100.000 300.000 4 90.000 360.000 4 50.000 200.000 0 0 0 0 0 0 860.000
59 5 55.000 275.000 2 100.000 200.000 3 50.000 150.000 0 0 0 0 0 0 625.000
60 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 2 55.000 110.000 0 0 0 0 0 0 510.000
Total 3.990.000 17.330.000 195 5.331.000 17.384.000 211 3.295.000 11.480.000 57 2.725.000 5.220.000 74 2.680.000 6.735.000 58.149.000
Rata – Rata 66.500 288.833,33 3,25 88.850 289733,33 3,52 54.916,67 191.333,33 0,95 45.416,67 87.000 1,233333 44666,67 112250 96.9150
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 6. Lanjutan
Jenis Pestisida
Luas Total Biaya
Biaya Biaya Biaya Biaya
No. Lahan Penggunaan
Herbisida Insektisida Fungisida Moluskisida
(Ha) Pestisida (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
38 0,4 30.000 136.000 75.000 52.000 293.000
39 0,6 60.000 126.600 165.000 82.500 434.100
40 1,16 87.000 351.800 319.000 150.800 908.600
41 0,5 50.000 105.000 137.500 68.750 361.250
42 0,24 120.000 29.600 30.000 16.500 196.100
43 0,48 36.000 138.200 137.500 65.000 376.700
44 0,4 40.000 70.000 110.000 55.000 275.000
45 0,16 90.000 28.000 25.000 10.000 153.000
46 0,4 40.000 136.000 110.000 78.000 364.000
47 0,72 60.000 235.500 200.000 130.000 625.500
48 1 75.000 299.000 275.000 195.000 844.000
49 0,4 40.000 100.000 110.000 75.000 325.000
50 0,72 70.000 175.000 192.500 110.000 547.500
51 0,4 40.000 100.000 110.000 75.000 325.000
52 0,8 80.000 170.000 22.000 110.000 382.000
53 1 10.000 340.000 275.000 195.000 820.000
54 0,72 70.000 175.000 192.500 110.000 547.500
55 0,56 50.000 170.000 154.000 97.500 471.500
56 1 100.000 250.000 275.000 165.000 790.000
57 0,72 60.000 235.500 200.000 130.000 625.500
58 0,64 60.000 150.000 150.000 100.000 460.000
59 0,4 40.000 136.000 110.000 78.000 364.000
60 0,4 40.000 100.000 165.000 75.000 380.000
Total 36,06 3.175.500 9.359.000 9.156.900 5.066.050
Rata – rata 0,601 52.925 155.983,33 152.615 84.434,17
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani
padi biasa.
Lampiran 7. Lanjutan
Biaya Panen Biaya Karung Goni Biaya Angkut
Luas Lahan Produksi
No. Sewa Mesin Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Ha) (Kg)
(Rp/Rante) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp) (goni) (Rp/goni) (Rp)
26 0,56 2.800 100.000 1.400.000 35 2.000 70.000 35 2.000 70.000
27 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.500 156.250 63 2.000 125.000
28 0,48 2.400 90.000 1.080.000 30 2.000 60.000 30 1.800 54.000
29 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.000 125.000 63 2.000 125.000
30 0,4 2.000 90.000 900.000 25 2.500 62.500 25 1.500 37.500
31 0,2 1.450 90.000 450.000 18 2.000 36.250 0 0 0
32 0,4 2.800 90.000 900.000 35 2.000 70.000 0 0 0
33 0,4 2.500 90.000 900.000 31 2.000 62.500 0 0 0
34 0,12 870 90.000 270.000 11 2.000 21.750 0 0 0
35 1,6 12.000 110.000 4.400.000 145 2.000 290.000 0 0 0
36 0,24 1.600 90.000 540.000 20 2.000 40.000 0 0 0
37 0,32 2.160 90.000 720.000 27 2.000 54.000 0 0 0
38 0,4 2.100 90.000 900.000 26 2.000 52.500 0 0 0
39 0,6 3.600 90.000 1.350.000 45 2.000 90.000 0 0 0
40 1,16 8.120 90.000 2.610.000 102 2.000 203.000 0 0 0
41 0,5 3.750 90.000 1.125.000 47 2.000 93.750 0 0 0
42 0,24 1.800 90.000 540.000 23 2.000 45.000 0 0 0
43 0,48 3.600 100.000 1.200.000 45 2.000 90.000 0 0 0
44 0,4 3.000 100.000 1.000.000 38 2.000 75.000 0 0 0
45 0,16 1.160 90.000 360.000 15 2.000 29.000 0 0 0
46 0,4 2.400 90.000 900.000 30 2.000 60.000 0 0 0
47 0,72 5.400 110.000 1.980.000 54 2.000 108.000 0 0 0
48 1 7.500 120.000 3.000.000 75 2.500 187.500 0 0 0
49 0,4 2.400 100.000 1.000.000 30 2.000 60.000 0 0 0
50 0,72 5.040 100.000 1.800.000 54 2.000 108.000 0 0 0
Lampiran 7. Lanjutan
Biaya Panen Biaya Karung Goni Biaya Angkut
Luas Lahan Produksi
No. Sewa Mesin Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Ha) (Kg)
(Rp/Rante) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp) (goni) (Rp/goni) (Rp)
51 0,4 2.400 90.000 900.000 30 2.000 60.000 0 0 0
52 0,8 5.600 100.000 2.000.000 60 2.000 120.000 0 0 0
53 1 7.000 120.000 3.000.000 75 2.500 187.500 0 0 0
54 0,72 5.400 110.000 1.980.000 50 2.000 99.000 0 0 0
55 0,56 3.360 100.000 1.400.000 42 2.000 84.000 0 0 0
56 1 7.500 120.000 3.000.000 75 2.500 187.500 0 0 0
57 0,72 4.320 120.000 2.160.000 54 2.000 108.000 0 0 0
58 0,64 3.840 100.000 1.600.000 48 2.000 96.000 0 0 0
59 0,4 2.600 90.000 900.000 33 2.000 65.000 0 0 0
60 0,4 2.400 100.000 1.000.000 30 2.000 60.000 0 0 0
Total 212.570 5.849.000 92.620.000 2.559 124.000 5.353.250 1.191 52.600 2.174.500
Rata - rata 3.542,83 97.483,33 1.543.666,67 42,65 2.066,67 89.220,83 19,85 876,67 36.241,67
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 8. Biaya Penjemuran, Biaya Pembersihan Gabah, Biaya Sertifikasi, dan Biaya Plastik Kemas
Luas Biaya Penjemuran Biaya Pembersihan Gabah Biaya Sertifikasi Biaya Plastik Kemas
Produksi
No Lahan Biaya Total Biaya Biaya Tatal Biaya Jumlah Biaya Lebel Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) Lebel (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp)
1 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 150.000 1.000 1.300 1.300.000
2 0,36 1.800 200 360.000 40 72.000 360 150 54.000 360 1.300 468.000
3 0,2 1.000 200 200.000 40 40.000 200 150 30.000 200 1.300 260.000
4 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
5 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
6 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
7 0,6 3.000 200 600.000 40 120.000 600 150 90.000 600 1.300 780.000
8 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
9 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
10 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
11 0,08 600 200 120.000 40 24.000 120 150 18.000 120 1.300 156.000
12 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
13 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 150.000 1.000 1.300 1.300.000
14 0,4 2.000 200 400.000 40 80.000 400 150 60.000 400 1.300 520.000
15 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
16 0,32 1.500 200 300.000 40 60.000 300 150 45.000 300 1.300 390.000
17 0,36 1.800 200 360.000 40 72.000 360 150 54.000 360 1.300 468.000
18 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
19 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1040000
20 0,72 3.600 200 720.000 40 144.000 720 150 108.000 720 1.300 936.000
21 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
Lampiran 8. Lanjutan
Luas Biaya Penjemuran Biaya Pembersihan Gabah Biaya Sertifikasi Biaya Plastik Kemas
Produksi
No Lahan Biaya Total Biaya Biaya Tatal Biaya Jumlah Biaya Lebel Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) Lebel (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp)
22 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 157.000 1.000 1.300 1.300.000
23 0,48 2.400 200 480.000 40 96.000 480 150 72.000 480 1.300 62.4000
24 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1000 160 160.000 1.000 1.300 1.300.000
25 0,4 2.000 200 400.000 40 80.000 400 150 60.000 400 1.300 520.000
26 0,56 2.800 200 560.000 40 112.000 560 150 84.000 560 1.300 728.000
27 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 157.000 1.000 1.300 1.300.000
28 0,48 2.400 200 480.000 40 96.000 480 150 72.000 480 1.300 624.000
29 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 150 150.000 1.000 1.300 1.300.000
30 0,4 2.000 200 400.000 40 80.000 400 150 60.000 400 1.300 520.000
31 0,2 1.450 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0,4 2.800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0,4 2.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0,12 870 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 1,6 12.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0,24 1.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0,32 2.160 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0,4 2.100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 0,6 3.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1,16 8.120 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 0,5 3.750 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 0,24 1.800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Lampiran 8. Lanjutan
Luas Biaya Penjemuran Biaya Pembersihan Gabah Biaya Sertifikasi Biaya Plastik Kemas
Produksi
No Lahan Biaya Total Biaya Biaya Tatal Biaya Jumlah Biaya Lebel Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) Lebel (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp)
43 0,48 3.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
44 0,4 3.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 0,16 1.160 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 0,72 5.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 1 7.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 0,72 5.040 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
51 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
52 0,8 5.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
53 1 7.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
54 0,72 5.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
55 0,56 3.360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
56 1 7.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
57 0,72 4.320 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
58 0,64 3.840 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
59 0,4 2.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 212.570 6.000 18.980.000 1.330 4.376.000 18.980 4.538 2.871.000 18.980 39.000 24.674.000
Rata - rata 3542,83 100 316333,33 22,17 72933,33 316,33 75,63 47850 316,33 650 411233,3
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih padi, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 9. Lanjutan
Biaya Biaya Biaya Biaya
Luas Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Total
Pengolaha Biaya Tenaga Plastik Pembersih
No. Lahan Lahan Pupuk Pestisida Panen Karung Angkut Penjemuran Sertifikasi Biaya
n Lahan Benih (Kg) Kerja Kemas an Gabah
(Ha) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Kg) (Rp) (Rp)
28 0,48 120.000 600.000 168.000 780.000 341.250 1.010.000 1.080.000 60.000 54.000 624.000 480.000 96.000 72.000 5.485.250
29 1 225.000 1.250.000 375.000 1.525.000 688.500 1.740.000 3.000.000 125.000 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 150.000 11.753.500
30 0,4 100.000 500.000 140.000 590.000 272.500 840.000 900.000 62.500 37.500 520.000 400.000 80.000 60.000 4.502.500
31 0,2 30.000 250.000 55.000 344.000 130.000 260.000 450.000 36.250 0 0 0 0 0 1.555.250
32 0,4 60.000 500.000 165.000 590.000 275.000 510.000 900.000 70.000 0 0 0 0 0 3.070.000
33 0,4 50.000 500.000 110.000 610.000 293.000 510.000 900.000 62.500 0 0 0 0 0 3.035.500
34 0,12 450.000 150.000 98.000 187.500 78.600 260.000 270.000 21.750 0 0 0 0 0 1.515.850
35 1,6 240.000 2.000.000 840.000 2.100.000 1.267.000 1.920.000 4.400.000 290.000 0 0 0 0 0 13.057.000
36 0,24 36.000 300.000 78.000 337.600 133.400 350.000 540.000 40.000 0 0 0 0 0 1.815.000
37 0,32 50.000 400.000 198.000 548.000 240.000 455.000 720.000 54.000 0 0 0 0 0 2.665.000
38 0,4 60.000 500.000 165.000 600.000 293.000 490.000 900.000 52.500 0 0 0 0 0 3.060.500
39 0,6 288.000 600.000 225.000 920.000 434.100 860.000 1.350.000 90.000 0 0 0 0 0 4.767.100
40 1,16 182.000 1.450.000 630.000 1.950.000 908.600 1.670.000 2.610.000 203.000 0 0 0 0 0 9.603.600
41 0,5 63.000 625.000 182.000 875.000 361.250 695.000 1.125.000 93.750 0 0 0 0 0 4.020.000
42 0,24 30.000 300.000 96.000 370.000 196.100 250.000 540.000 45.000 0 0 0 0 0 1.827.100
43 0,48 180.000 60.000 130.000 560.000 376.700 670.000 1.200.000 90.000 0 0 0 0 0 3.266.700
44 0,4 175.000 50.000 130.000 700.000 275.000 500.000 1.000.000 75.000 0 0 0 0 0 2.905.000
45 0,16 750.000 200.000 48.000 375.000 153.000 205.000 360.000 29.000 0 0 0 0 0 2.120.000
46 0,4 110.000 500.000 120.000 590.000 364.000 510.000 900.000 60.000 0 0 0 0 0 3.154.000
47 0,72 198.000 900.000 216.000 1.148.400 625.500 554.000 1.980.000 108.000 0 0 0 0 0 5.729.900
48 1 250.000 1.250.000 300.000 1.595.000 844.000 1.335.000 3.000.000 187.500 0 0 0 0 0 8.761.500
49 0,4 100.000 500.000 120.000 610.000 325.000 585.000 1.000.000 60.000 0 0 0 0 0 3.300.000
50 0,72 187.500 900.000 216.000 1.186.000 547.500 1.105.000 1.800.000 108.000 0 0 0 0 0 6.050.000
51 0,4 1.500.000 500.000 120.000 610.000 325.000 565.000 900.000 60.000 0 0 0 0 0 4.580.000
52 0,8 200.000 1.000.000 240.000 1.376.000 382.000 1.020.000 2.000.000 120.000 0 0 0 0 0 6.338.000
53 1 225.000 1.250.000 300.000 1.720.000 820.000 1.280.000 3.000.000 187.500 0 0 0 0 0 8.782.500
54 0,72 180.000 900.000 216.000 1.148.400 547.500 1.135.000 1.980.000 99.000 0 0 0 0 0 6.205.900
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih padi, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih padi, nomor sampel
31 - 60 petani padi biasa.
Lampiran 11. Perbedaan Pendapatan Petani Padi Biasa dengan Petani Padi Produsen Benih.
Produsen Benih Padi Petani Padi Biasa
No. Luas Pendapatan Pendapatan Luas Pendapatan Pendapatan Pendapatan dengan Pendapatan dengan
Lahan (ha) (Rp) Per Ha (Rp) Lahan (ha) (Rp) Per Ha (Rp) Pengolahan (Rp) Pengolahan Per Ha (Rp)
1 1 37.899.750 37.899.750 0,2 4.534.750 22.673.750 7.579.750 37.898.750
2 0,36 14.104.500 39.179.167 0,4 8.970.000 22.425.000 14.570.000 36.425.000
3 0,2 7.830.500 39.152.500 0,4 9.464.500 23.661.250 12.714.500 31.786.250
4 0,8 30.595.800 38.244.750 0,12 2.834.150 23.617.917 3.965.150 33.042.917
5 0,8 31.471.200 39.339.000 1,6 46.943.000 28.089.375 62.543.000 39.089.375
6 0,8 30.609.600 38.262.000 0,24 5.385.000 22.437.500 8.265.000 34.437.500
7 0,6 23.068.600 38.447.667 0,32 6.623.000 20.696.875 10.943.000 34.196.875
8 0,8 31.089.000 38.861.250 0,4 6.809.500 17.023.750 10.169.500 25.423.750
9 0,5 19.428.700 38.857.400 0,6 13.232.900 22.054.833 17.912.900 29.854.833
10 0,8 30.865.200 38.581.500 1,16 31.808.400 27.421.034 41.552.400 35.821.034
11 0,08 4.733.500 59.168.750 0,5 12.855.000 25.710.000 19.605.000 39.210.000
12 0,5 19.421.200 38.842.400 0,24 6.272.900 26.137.083 9.512.900 39.637.083
13 1 38.291.500 38.291.500 0,48 12.933.300 26.944.375 19.413.300 40.444.375
14 0,4 15.689.500 39.223.750 0,4 11.195.000 27.987.500 15.995.000 39.987.500
15 0,5 19.322.700 38.645.400 0,16 2.868.000 17.925.000 5.188.000 32.425.000
16 0,32 11.550.900 36.096.563 0,4 7.646.000 19.115.000 11.966.000 29.915.000
17 0,36 14.021.500 38.948.611 0,72 17.490.100 17.841.806 28.290.100 39.291.806
18 0,5 19.305.700 38.611.400 1 23.488.500 17.038.500 38.488.500 38.488.500
19 0,8 30.490.000 38.112.500 0,4 8.220.000 20.550.000 11.820.000 29.550.000
20 0,72 31.313.400 43.490.833 0,72 16.630.000 18.597.222 25.702.000 35.697.222
21 0,8 30.741.000 38.426.250 0,4 6.940.000 17.350.000 10.540.000 26.350.000
22 1 38.428.750 38.428.750 0,8 19.982.000 20.277.500 28.942.000 36.177.500
23 0,48 20.961.750 43.670.313 1 22.717.500 18.217.500 35.317.500 35.317.500
24 1 48.285.750 48.285.750 0,72 19.174.100 17.230.694 27.814.100 38.630.694
25 0,4 17.652.500 44.131.250 0,56 11.363.000 20.291.071 16.739.000 29.891.071
Lampiran 12. Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Petani Padi untuk Memproduksi Benih Padi
Total 60 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 60 100,0
(1)
Iteration Historya,b,c
Constant
Classification Tablea,b
Observed Predicted
Score df Sig.
X2 22,066 1 ,000
Step 0 Variables
X3 15,539 1 ,000
X4 10,986 1 ,001
Chi-square df Sig.
Model Summary
1 10,498 8 ,232
Classification Tablea
Observed Predicted
Lower Upper
Group Statistics
Equal
variance
2,43 ,12 4,50 11793240,000 2619363,351 6550014,581 17036465,418
s 58 ,000
1 4 2 00 84 29 71
assume
Pendapata d
n Equal
variance
4,50 57,05 11793240,000 2619363,351 6548157,247 17038322,752
s not ,000
2 1 00 84 63 37
assume
d
KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI UNTUK
MEMPRODUKSI BENIH PADI DI KABUPATEN DELI SERDANG
Sehubungan dengan kegiatan penelitian tesis saya yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Memproduksi Benih Padi Di Kabupaten Deli
Serdang”, disini saya:
Nama : Anas Maulia Abdi
Nim : 167039002
Program Studi : Magister Agribisnis
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner penelitian saya agar saya
dapat memperoleh informasi terkait dengan penelitian yang saya lakukan. Seluruh informasi
yang diperoleh dari kuesioner ini hanya akan saya gunakan untuk keperluan penelitian saja
dan saya akan menjaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian. Atas kesedian
Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima
kasih.
A. Karakteristik Responen
Umur : ................................................................................................................
Agama : ................................................................................................................
Suku : ................................................................................................................
Alamat : ................................................................................................................
SD D1 S1
SMP D2 S2
1. Apakah Bapak/Ibu tergabung dengan keanggotaan kelompok tani, jika “Ya” sebutkan
nama Kelompok
Tananinya............................................................................................................
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tergabung dalam Kelompok Tani: .............................Tahun
3. Sebutkan kagiatan apa saja yang Bapak/Ibu ikuti dalam kelompok tani:
a) ...........................................................................................................................................
b) ...........................................................................................................................................
c) ...........................................................................................................................................
d) ...........................................................................................................................................
4. Sebutkan biaya produksi yang Bapak/Ibu gunakan Dalam menjalankan Usaha Tani Padi,
sesuai dengan tabel berikut:
• Penggunaan Benih
No. Jeins Benih Jumlah Benih Harga Satuan
1. Kg /Kg
2. Kg /Kg
• Penggunaan Pupuk
No. Jenis Pupuk Jumlah Pupuk Harga Satuan
1 Urea Kg /Kg
2 TSP Kg /Kg
3 KCL Kg /Kg
4. Za Kg /Kg
5. Kandang Kg /Kg
6.
7.
Keterangan: Tambahkan jenis pupuk lain yang digunakan.
• Penggunaan Tenaga Kerja
No. Kegiatan Jumlah HKO Upah
L P L P
1. Pengolahan Lahan
2. Penanaman
3. Pemupukan
4. Penyiangan
5. Pemanenan
6.
7.
8.
L : Laki-Laki, P: Perempuan HKO: Harian Kerja Orang
• Penggunaan Pestisida
No. Jenis Pestisida Jumlah Harga Satuan
1. Liter/ Kg /liter /Kg
2. Liter/ Kg /liter /Kg
3. Liter/ Kg /liter /Kg
Biaya Lainnya
No. Jenis Biaya Jumlah Biaya Biaya Satuan
1. Panen
-
-
-
2. Pasca Panen
-
-
3. Alat dan mesin
-
-
-
-
-