Anda di halaman 1dari 137

FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN

PETANI UNTUK MEMPRODUKSI BENIH PADI DI


KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Oleh

Anas Maulia Abdi


167039002/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


FAKTOR - FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN
PETANI UNTUK MEMPRODUKSI BENIH PADI DI
KABUPATEN DELI SERDANG

TESIS

Tesis Sebagai Salah Satu Syarat untuk Dapat Memperoleh Gelar Magister
Pertanian pada Program Studi Magister Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Oleh

Anas Maulia Abdi


167039002/MAG

PROGRAM STUDI MAGISTER AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2019

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
Telah diuji dan dinyatakan LULUS didepan Tim Penguji pada, 06 Februari 2019

Tim Penguji

Ketua : Dr. Ir. Rahmanta, M.Si

Anggota : Dr. Ir. Tavi Supriana, MS

Dr. Ir. Iskandarini, MM, Ph.D

Ir. Yusak Maryunianta, M.Si

Universitas Sumatera Utara


Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK

ANAS MAULIA ABDI (167039002) dengan judul “Faktor - Faktor yang


Mempengaruhi Keputusan Petani untuk Memproduksi Benih Padi Di Kabupaten
Deli Serdang” di bawah bimbingan Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si dan Ibu Dr. Ir.
Tavi Supriana, MS sebagai Anggota Komisi Pembimbing. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis faktor - faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk
memproduksi benih di Kabupaten Deli Serdang. Data yang digunakan adalah data
primer dengan 60 responden. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara
wawancara, observasi dan kuisioner. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel pendidikan dan pendapatan berpengaruh positif dan signifikan terhadap
keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang.
Variabel keanggotaan dalam kelompok tani dan pengalaman bertani tidak
berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani untuk memproduksi benih padi
di Kabupaten Deli Serdang.

Kata Kunci : Keanggotaan dalam kelompok tani, pendidikan, pendapatan dan


pengalaman bertani

Universitas Sumatera Utara


ABSTRACT

ANAS MAULIA ABDI (167039002) entitled “Factors Affecting the


Decision of Farmers to Produce Rice Seeds in Deli Serdang Regency” under the
guidance of Mr. Dr. Ir. Rahmanta, M.Si as Chairman of the Advisory Commission
and Mrs. Dr. Ir. Tavi Supriana, MS as Member of the Advisory Commission. This
study aims to analyze the factors that influence farmers decisions to produce seeds
in Deli Serdang Regency.The data used is primary data with 60 respondens. The
technique of data collection is done by interview, observation and questionaire.
The results showed that the education and income variables had a positive and
significant effect on farmers decision to produce rice seeds in Deli Serdang
Regency. Membership variables in farmer group and farming experience have no
significant effect on farmers decisions to produce rice seeds in Deli Serdang
Regency.

Keywords: education, income, membership, experience, farmers decisions

ii

Universitas Sumatera Utara


RIWAYAT HIDUP

ANAS MAULIA ABDI, lahir di Kelurahan Pasar Maga pada tanggal 8

Agustus 1993 anak dari Bapak Ismet, S.H, S.Pd dan Ibu Nisra Wati. Penulis

merupakan anak ketiga dari empat bersaudara.

Pendidikan formal yang pernah ditempuh adalah sebagai berikut:

1) Tahun 1999 masuk SD Negeri 142636 Maga Lombang dan tamat tahun 2005.

2) Tahun 2005 masuk SMP Negeri 1 Lembah Sorik Marapi dan tamat tahun

2008.

3) Tahun 2008 masuk SMA Negeri 2 Plus Panyabungan dan tamat tahun 2011.

4) Tahun 2011 masuk Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas

Islam Sumatera Utara dan tamat tahun 2015.

5) Tahun 2016 melanjutkan program pendidikan Magister Agribisnis di

Universitas Sumatera Utara.

iii

Universitas Sumatera Utara


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulisan tesis ini dapat

terselesaikan dengan baik. Dalam penulisan tesis ini tentunya terdapat banyak

tantangan dan hambatan, akan tetapi dengan bantuan, bimbingan, dukungan,

saran, serta doa yang diberikan berbagai pihak kepada penulis, tantangan dan

hambatan tersebut dapat teratasi.

Pada kesempatan ini penulis dengan segala kerendahan hati menyampaikan

terima kasih kepada :

1) Bapak Prof. Dr. Runtung Sitepu, S.H, M. Hum selaku Rektor Universitas

Sumatera Utara.

2) Bapak Dr. Ir. Hasanuddin, M.S selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

3) Bapak Dr. Ir. Rahmanta, M.Si selaku Ketua Program Studi Magister

Agribisnis dan ketua komisi pembimbing yang telah memberikan perhatian,

masukan, bimbingan, dan pengarahan.

4) Ibu Dr. Ir. Tavi Supriana, M.S selaku anggota komisi pembimbing yang telah

memberikan perhatian, masukan, bimbingan, dan pengarahan.

5) Ibu Dr. Ir. Iskandarini, MM, Ph.D dan Bapak Ir. Yusak Maryunianta, M.Si

selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan, bimbingan, dan

pengarahan untuk menyempurnakan tesis ini.

6) Seluruh staf pengajar Program Studi Magister Agribisnis Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang

iv

Universitas Sumatera Utara


telah banyak membantu dan membekali penulis dengan ilmu pengetahuan

yang diajarkan selama masa perkuliahan.

7) Seluruh pegawai di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara khususnya

pegawai Program Studi Magister Agribisnis yang telah membantu dan

memberikan kemudahan dalam setiap urusan administrasi.

8) Seluruh instansi khususnya Balai Pengawai Balai Pengawasan dan Sertifikasi

Benih Provinsi Sumatera Utara, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura

Provinsi Sumatera Utara yang turut serta membantu penulis dalam

memperoleh data yang diperlukan.

9) Ayahanda tercinta Ismet, S.H, S.Pd dan Ibunda tercinta Nisra Wati atas segala

pengorbanan, perhatian, kesabaran hati, dan doa yang telah diberikan. Kakak

Drg. Yua Chantiora, Dita Tiara (almh) serta adik Dirza Medi Amara yang

memberikan semangat tiada henti .

10) Teman - teman seperjuangan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

telah memberikan bantuan dan dukungan selama menempuh pendidikan,

penelitian, dan penulisan tesis ini.

Penulis mengharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi banyak pihak

dan manjadi acuan untuk melaksanakan penelitian selanjutnya. Penulis juga

menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempuran. Oleh karena itu, penulis

mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan

tesis ini. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, Desember 2019

Penulis

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR ISI

Hal

ABSTRAK ................................................................................................. i
ABSTRACT ................................................................................................ ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR ............................................................................... iv
DAFTAR ISI .............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ..................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ................................................................................... 1
1.2. Perumusan masalah ........................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .............................................................................. 5
1.4. Manfaat Penelitian ............................................................................. 5
BAB II LANDASAN TEORI ................................................................... 6
2.1. Tinjauan Pustaka................................................................................ 6
2.1.1. Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Padi ....................................... 6
2.1.2. Klasifikasi Benih Padi ................................................................ 7
2.1.3. Benih Bersertifikat ..................................................................... 9
2.1.4. Teori Keputusan ......................................................................... 11
2.1.5. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani ............... 14
2.1.6. Biaya Produksi............................................................................ 19
2.1.7. Penerimaan ................................................................................. 20
2.1.8. Pendapatan .................................................................................. 21
2.2. Penelitian Terdahulu .......................................................................... 22
2.3. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 29
2.4. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 31
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 32
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 32
3.2. Metode Penentuan Sampel ................................................................ 32
3.3. Metode Pengumpulan Data ............................................................... 34
3.4. Metode Analisis Data ........................................................................ 35
3.4.1. Uji Kesesuaian Model ................................................................ 36
3.4.2. Pengujian Signifikasi Model dan Parameter .............................. 38
3.4.3. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Bisa dengan Petani Padi
Produsen Benih ........................................................................... 41
3.5. Defenisi dan Batasan Operasional ..................................................... 43
3.5.1. Defenisi Operasional .................................................................. 43
3.5.2. Batasan Operasional ................................................................... 44

vi

Universitas Sumatera Utara


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................. 45
4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ............................................................... 45
4.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian ......................................... 45
4.1.2. Keadaan Penduduk ..................................................................... 46
4.2. Karakteristik responden ..................................................................... 46
4.2.1. Umur .......................................................................................... 46
4.2.2. Pendidikan.................................................................................. 47
4.2.3. Pengalaman Bertani ................................................................... 48
4.2.4. Luas Lahan ................................................................................. 49
4.2.5. Jumlah Tanggungan .................................................................... 49
4.3. Kaadaan Usahatani Padi Di Lokasi Penelitian .................................. 50
4.4. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk
Memproduksi Benih Padi .................................................................. 53
4.4.1. Hasil Uji Kesesuaian Model ...................................................... 61
4.4.2. Hasil Uji Signifikansi ................................................................ 63
4.5. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Biasa
dengan Usahatani Padi untuk Produksi Benih Di Kabupaten
Deli Serdang ...................................................................................... 73
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 77
5.1. Kesimpulan ........................................................................................ 77
5.2. Saran .................................................................................................. 77
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 79
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. 83

vii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR TABEL

No Judul Hal

1.1. Perkembangan Luas Tanam Tanaman Padi Provinsi Sumatera Utara . 2

1.2. Luas Panen, Produksi, dan Rata-Rata Produksi Padi Tahun 2016....... 3

2.1. Penelitian Terdahulu ........................................................................... 26

3.2. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder .................................... 35

4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Menurut Jenis Kelamin


Tahun 2017 ......................................................................................... 46

4.2. Karakteristik Petani Padi Menurut Umur, Tahun 2018 ...................... 47

4.3. Karakteristik Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun 2018 . 48

4.4. Karakteristik Petani Padi Menurut Pengalaman Bertani, Tahun 2018 48

4.5. Karakteristik Petani Padi Menurut Luas Lahan, Tahun 2018 .............. 49

4.6. Karakteristik Petani Padi Menurut Jumlah Tanggungan, Tahun 2018 50

4.7. Perbedaan Tahapan Produksi Tanaman Padi Biasa Dengan


Produksi Benih Padi ............................................................................. 52

4.8. Hasil Analisis Regresi Logistik ........................................................... 60

4.9. Hasil Uji Ketepatan Klasifikasi ............................................................ 61

4.10. Hasil Uji Hosmer dan Lameshow ...................................................... 62

4.11. Hasil Uji Negalkerke R Square .......................................................... 63

4.12. Hasil Uji Serempak ........................................................................... 63

4.13. Hasil Uji Parsial ................................................................................. 64

4.14. Nilai Exp B, B, Pi, 1-Pi, dan Ci ......................................................... 67

4.15. Pendapatan Rata – Rata Petani Padi Biasa dan Petani Padi Produsen
Benih Di Kabupaten Deli Serdang .................................................... 73

4.16. Hasil Uji Independent Sampel T Test ................................................ 74

viii

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR GAMBAR

No Judul Hal

2.1. Kerangka Pemikiran ............................................................................ 30

4.1. Grafik Keanggotaan Petani Padi Dalam Kelompok Tani ................... 54

4.2. Grafik Tingkat Pendidikan Petani Padi ............................................... 55

4.3. Grafik Pendapatan Petani Padi Berdasarkan Luas Lahan .................... 56

4.4. Grafik Pendapatan Petani Padi Per Hektar ......................................... 57

4.5. Grafik Pengalaman Bertani Petani Padi .............................................. 59

ix

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR LAMPIRAN

No Judul Hal

1. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk


Memproduksi Benih Padi di Kabupaten Deli Serdang ....................... 83

2. Karakteristik Responden Di Kabupaten Deli Serdang ........................ 85

3. Biaya Lahan, Biaya Pengolahan Lahan, dan Biaya Benih ................... 88

4. Total Biaya Penggunaan Pupuk ........................................................... 91

5. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja ......................................................... 94

6. Biaya Penggunaan Pestisida................................................................. 97

7. Biaya Panen, Biaya Karung Goni, dan Biaya Pengangkutan ............ 99

8. Biaya Penjemuran,Biaya Pembersihan Gabah, Biaya Sertifikasi, dan


Biaya Plastik Kemas ............................................................................ 102

9. Total Biaya Tanaman Padi ................................................................... 105

10. Produksi, Penerimaan, Total Biaya, dan Pendapatan ........................... 108

11. Perbedaan Pendapatan Petani Padi Biasa dengan Petani Padi


Produsen Benih .................................................................................... 110

12. Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik.............................................. 112

13. Hasil Uji Compare Means Independent Sample T Test ....................... 115

14. Kuisioner Penelitian ............................................................................. 116

15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian ........................................................ 120

Universitas Sumatera Utara


I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kebijakan pembangunan pertanian saat ini khususnya untuk swasembada

pangan telah dituangkan dalam Program dan Kegiatan Pembangunan Pertanian

Tanaman Pangan Tahun 2015-2019. Strategi yang digunakan dalam upaya

peningkatan produksi pangan diwujudkan dalam Tujuh Gema Revitalisasi

Pertanian yaitu: 1) Revitalisasi Lahan; 2) Revitalisasi Perbenihan dan Perbibitan;

3) Revitalisasi Infrastruktur dan Sarana; 4) Revitalisasi Sumber Daya Manusia; 5)

Revitalisasi Pembiayaan Petani; 6) Revitalisasi Kelembagaan Petani; serta 7)

Revitalisasi Teknologi dan Industri Hilir (Kementan, 2015).

Pencapaian swasembada beras berkelanjutan dapat terwujud melalui

peningkatan produksi padi nasional. Secara teknis upaya peningkatan produksi

padi dapat dilakukan melalui dua pendekatan, yaitu dengan melakukan

ekstensifikasi (perluasan areal), dan yang kedua melalui intensifikasi (peningkatan

produktivitas usahatani). Peningkatan produktivitas usahatani dapat dilakukan

melalui peningkatan mutu intensifikasi dengan perbaikan pada teknologi yang

digunakan, dimana salah satunya pada penggunaan benih bermutu. Kontribusi

kenaikan produksi melalui penggunaan benih varietas unggul, pengairan dan

perbaikan teknik budidaya sekitar 75%.

Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi lumbung padi nasional

dengan total luas tanam tanaman padi tahun 2016 mencapai 922.668 ha. Perluasan

areal tanam padi di Provinsi Sumatera Utara merupakan salah satu langkah untuk

mencapai swasembada beras nasional. Perluasan areal tanam ini tentunya harus

didukung dengan peningkatan ketersediaan benih bersrtifikat mengingat bahwa

Universitas Sumatera Utara


2

kontribusi penggunaan benih bersertifikat yang cukup besar terhadap peningkatan

hasil produksi. Jika diasumsikan bahwa kebutuhan benih padi sebsar 25kg/ha

maka dapat diketahui kebutuhan benih padi untuk Provinsi Sumatera Utara.

Perkembangan luas tanam tanaman dan kebutuhan benih padi di Provinsi

Sumatera Utara dapat dilihat pada Tabel 1.1.

Tabel 1.1. Perkembangan Luas Tanam Tanaman Padi Provinsi Sumatera


Utara
Luas Tanam Kebutuhan Benih Kebutuhan
No. Tahun
(ha) Per Hektar (Kg) Benih (kg)
1. 2012 769.174 25 19.229.350
2. 2013 739.040 25 18.476.000
3. 2014 729.451 25 18.236.275
4. 2015 760.709 25 19.017.725
5. 2016 922.668 25 23.066.700
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Sumatera Utara, 2016.
Tabel 1.1 menunjukkan bahwa kebutuhan benih padi bersertifikat Provinsi

Sumatera Utara tahun 2016 mencapai 23.066,7 ton benih per musim tanam atau

46.133.4 ton benih per tahun. Data yang diperoleh dari Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sumatera Utara tercatat bahwa produksi benih

tahun 2016 mencapai 8.062,825 ton benih padi bersertifikat. Jika penggunaan

benih bersertifikat di Provinsi Sumatera Utara mencapai 40% maka dibutuhkan

benih bersertifikat sebanyak 18.453.36 ton/ tahun. Dengan produksi benih pada

tahun 2016 sebesar 8.062,825 ton dan kebutuhan benih padi bersertifikat sebanyak

18.453,36 ton/ tahun, maka terdapat kekurangan benih padi bersertifikat ±

10.390,535 ton per tahun.

Permasalahan ketersediaan benih padi akan terus terjadi seiring dengan

peningkatan luas tanam tanaman padi dan peningkatan penggunaan benih padi

bersrtifikat. Kurangnya ketersediaan benih padi bersertifikat di Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara


3

disebabkan berbagai faktor, satu diantaranya adalah kurangnya petani yang

menanam padi untuk produksi benih. Berdasarkan data dari Balai Pengawasan

dan Sertifikasi Benih (BPSB) tahun 2016 hanya tercatat 100 penangkar benih padi

di Provinsi Sumatera Utara. Sementara jika dilihat dari prospek usaha, produksi

benih padi merupakan usahatani dengan peluang besar untuk dijalankan karena

terdapat perbedaan harga jual antara gabah kering padi biasa dengan benih padi.

Harga gabah kering padi biasa adalah sebesar Rp. 6.000/kg sedangkan harga

benih padi mencapai Rp. 11.000/kg.

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu Kabupaten dengan hasil

produksi benih padi bersertifikat terbesar di Provinsi Sumatera Utara, beberapa

desa di Kabupaten Deli Serdang juga telah ditetapkan sebagai desa mandiri benih.

Menurut data Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB) Provinsi Sumatera

Utara tahun 2017 produksi benih padi bersetifikat di Kabupaten Deli Serdang

mencapai 1.913,686 ton. Selain itu Kabupaten Deli Serdang juga merupakan

kabupaten dengan produktivitas padi tertinggi di Provinsi Sumatera Utara seperti

terlihat pada tabel 1.2.

Tabel 1.2. Luas Panen, dan Rata-Rata Produksi Padi Tahun 2016
Luas Panen Produksi Rata-rata Produksi
No. Kabupaten/Kota
(ha) (ton) (kw/ha)
1. Deli Serdang 82.343,5 490.723,4 59,59
2. Simalungun 112.658,8 669.584,9 59,43
3. Serdang Bedagai 75.618,5 425.946,2 56,33
4. Langkat 79.696,9 411.455,8 51,63
5. Mandailing Natal 52.806,3 262.072,3 49,63
Sumber : Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Utara, 2016.

Tabel 1.2 menunjukkan bahwa Kabupaten Deli Serdang merupakan

kabupaten dengan produktivititas tanaman padi tertinggi dari lima kabupaten

penghasil padi terbesar di Provinsi Sumatera. Produktivitas padi Kabupaten Deli

Universitas Sumatera Utara


4

Serdang tahun 2016 mencapai 59,59 kw/ha dengan luas panen sebesar 82.343,5 ha

dan dengan produksi padi sebesar 490.723,4 ton. Hal ini menunjukkan bahwa

Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Sumatera

Utara yang unggul dalam komoditi tanaman padi baik untuk produksi padi biasa/

padi konsumsi maupun untuk produksi benih, sehingga Kabupaten Deli Serdang

dapat dijadikan acuan karena terdapat banyak petani padi yang mengusahakan

padi biasa dan yang memproduksi benih.

Kurangnya ketersediaan benih padi bersertifikat di Provinsi Sumatera Utara

akibat dari sedikitnya petani yang memutuskan untuk memproduksi benih padi

menjadi masalah yang harus diselesaikan, karena pada dasarnya keputusan petani

untuk memproduksi benih padi atau tidak dipengaruhi oleh berbagai faktor baik

faktor internal seperti tingkat pendidikan, pengalaman bertani, keanggotaan dalam

kelompok tani, dan pendapatan, maupun faktor eksternal seperti bantuan

pemerintah. Sehingga perlu dilakukan penelitian untuk melihat faktor - faktor

yang mempengaruhi keputusan petani untuk memproduksi benih padi di

Kabupaten Deli Serdang serta melihat perbedaan besar pendapatan yang diperoleh

petani padi biasa dan petani padi produsen benih. Sehingga hasil penelitian

diharapkan menjadi bahan masukan bagi petani dan pemerintah terkait dengan

produksi benih padi.

Universitas Sumatera Utara


5

1.2. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian

sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh keanggotaan dalam kelompok tani, pendapatan, tingkat

pendidikan, dan pengalaman bertani terhadap keputusan petani untuk

memproduksi benih padi ?

2. Bagaimana perbedaan besar pendapatanan yang diperoleh petani padi biasa/

petani padi untuk konsumsi dengan petani padi produsen benih?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk menganalisis pengaruh keanggotaan dalam kelompok tani, pendapatan,

tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani terhadap keputusan petani untuk

memproduksi benih padi

2. Untuk menganalisis perbedaan besar pendapatan yang diperoleh petani padi

biasa/ petani padi untuk konsumsi dengan petani padi produsen benih

1.4. Manfaat Penelitian

1. Sebagai bahan masukan bagi pemerintah dalam peningkatan ketersediaan benih

di Provinsi Sumatera Utara.

2. Sebagai bahan masukan bagi petani dalam hal produksi benih padi di provinsi

Sumatera Utara .

3. Bagi pembaca dan pihak lain, penelitian ini diharapkan dapat digunakan

sebagai referensi dan pembanding studi/penelitian yang terkait dengan

penelitian ini.

Universitas Sumatera Utara


II. LANDASAN TEORI

2.1. Tinjauan Pustaka

2.1.1. Sejarah dan Klasifikasi Tanaman Padi

Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman

pertanian kuno ini berasal dari dua benua, yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan

subtopis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)

sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di

Hastinapur Uttar Pradesh India Sekitar 100-800 SM (Purnomo dan Heni, 2007).

Tanaman padi merupakan tanaman yang istimewa karena tanaman padi

mempunyai kemampuan beradaptasi hampir pada semua lingkungan dari dataran

rendah sampai dataran tinggi (200 m dpl), dari daerah tropis sampai substropis

kecuali benua antartika (kutub), dari daerah basah (rawa-rawa) sampai kering, dari

daerah subur sampai marjinal (cekaman, salinitas, aluminium, fero, asam-asam

organik, kekeringan, dan lain-lain). Tanaman padi termasuk jenis rumput yang

mempunyai rumpun yang kuat, dan dari ruasnya keluar banyak anakan yang

berakar.

Berdasarkan tempat membudidayakannya, tanaman padi dapat

dikelompokkan menjadi padi sawah, padi ladang (gogo), dan padi rawa (dapat

tumbuh dalam air yang dalam). Sistem budidaya padi sawah lebih dahulu dikenal

dibandingkan dengan budidaya padi ladang. Budidaya padi dengan sistem sawah

sudah dikenal sejak 6.280 tahun SM, sedangkan sistem ladang baru dikenal

sekitar 2.000 tahun SM. Sistem budidaya sawah prtama kali dikembangkan di

Tiongkok, sedangkan sistem ladang dikenal pertama kali di Semenanjung Korea.

Di Indonesia, sistem budidaya padi ladang lebih dahulu berkembang

Universitas Sumatera Utara


7

dibandingkan dengan sistem padi sawah. Hal ini berhubungan dengan pola

budaya nenek moyang kita yang hidup secara nomaden (berpindah-pindah)

sehingga ketika suatu lahan pertanian sudah menurun kesuburannya, mereka akan

membuka lahan baru untuk ditanami dengan berbagai jenis tanaman, termasuk

tanaman padi ladang. Adapun sistematika tanaman padi adalah sebagai berikut:

Kingdom : Plantae

Divisio : Spermatophyta

Sub Divisio : Angiospermae

Kelas : Monokotiledon

Ordo : Graminae

Famili : Graminales

Genus : Oryza

Species : Oryza sativa L

Di alam ditemukan ribuan varietas tanaman padi yang dikenal oleh umat

manusia, namun tidak semuanya mempunyai nilai ekonomis. Spesies yang

dibudidayakan oleh petani umumnya adalah spesies Oryza sativa L (Haraja,

2015).

2.1.2. Klasifikasi Benih Padi

Dalam budidaya tanaman padi, pembenihan merupakan salah satu faktor

pokok yang harus diperhatikan, karena faktor tersebut sangat menentukan

besarnya produksi. Benih padi adalah gabah yang dihasilkan dengan cara dan

tujuan khusus untuk disemaikan menjadi pertanaman. Kualitas benih itu sendiri

akan ditentukan dalam proses perkembangan dan kemasakan benih, panen dan

Universitas Sumatera Utara


8

perontokan, pembersihan, pengeringan, penyimpanan benih sampai fase

pertumbuhan di persemaian (Aak, 2006).

Klasifikasi benih padi yang dikeluarkan Kementerian Pertanian dengan sub

bagiannya yaitu Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih (BPSB)

menempatkannya dalam 4 kelas, yaitu :

1. Benih Penjenis (BS / Breeder Seed / Label Kuning)

Benih penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah

pengawasan Pemulia Tanaman yang bersangkutan atau Instansinya. Benih ini

merupakan Sumber perbanyakan Benih Dasar.

2. Benih Dasar (FS / Foundation Seed / Label putih)

Benih Dasar (BD) adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis. Benih

Dasar diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang ketat

sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara. Benih dasar diproduksi oleh

Instansi/Badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal Tanaman Pangan dan

produksinya disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi benih.

3. Benih Pokok (SS / Stock Seed / Label ungu)

Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari Benih Dasar yang diproduksi dan

dipelihara sedemikian rupa sehingga indetitas dan tingkat kemurnian varietas

yang ditetapkan dapat dipelihara dan memenuhi standart mutu yang di tetapkan

dan harus disertifikasi sebagai Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan

Sertifikasi Benih.

4. Benih Sebar (ES / Extension Seed / Label Biru)

Benih Sebar (BR) merupakan keturunan dari Benih Pokok yang diproduksi

dan dipelihara sedemikian rupa sehingga identitas dan tingkat kemurnian varietas

Universitas Sumatera Utara


9

dapat dipelihara, memenuhi standart mutu benih yang ditetapkan serta harus

disertifikasi sebagai Benih Sebar oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih

(Balai Besar Penelitian Tanaman Padi, 2015).

2.1.3. Benih Bersertifikat

Penggunaan benih bermutu akan mengurangi risiko kegagalan budidaya,

karena benih bermutu akan mampu tumbuh baik pada kondisi lahan yang kurang

menguntungkan, bahkan dapat bebas dari serangan hama dan penyakit, serta

mampu meningkatkan produktivitasnya (Kartasapoetra 1988). Benih bersertifikat

dapat diperoleh pada penyalur benih dan toko/kios saprotan. Adapun tanda-tanda

benih bersertifikat adalah kemasan berlebel, lebel berwarna biru, lebel bertuliskan

benih bersertifikat dan lebel berisi nomor seri lebel, nomor dan alamat produsen,

keterangan mutu benih, tanggal akhir berlakunya lebel. Harga benih bersertifikat

cukup mahal jika dibandingkan dengan gabah yang akan digunakan untuk

konsumsi. Hal ini karena untuk proses produksi benih melalui perlakuan khusus,

mulai dari calon benih sampai benih siap dikemas/diberi lebel. Berdasarkan data

penelitian, penggunaan benih bersertifikat meningkatkan produksi 500 kg/ha

dibandingkan dengan benih yang tidak bersertifikat (Prasetiyo, 2002).

Benih berkualitas (sertifikat/label) memiliki keunggulan 1) penghematan

penggunaan benih, (2) keragaman pertumbuhan, pembungaan dan pemasakan

buah sehingga dapat dipanen sekaligus, (3) rendemen beras tinggi dan mutunya

seragam, dan (4) meningkatkan mutu produksi beras yang dihasilkan. Namun

minat petani untuk menggunakan benih bermutu (bersertifikat) dan varietas

unggul masih rendah. Rendahnya pemanfaatan benih padi varietas unggul

bersertifikat ditingkat petani diduga disebabkan beberapa hal, antara lain : (1)

Universitas Sumatera Utara


10

petani belum mengenal benih bersertifikat, (2) petani belum mengenal VUB, (3)

kurangnya informasi dan penyuluhan, dan (4) belum ada kelembagaan atau

kurang berfungsinya kelembagaan benih formal dan non formal yang telah ada.

(Shri H, 2008).

Produksi benih yang efektif dan efisien dengan memperhatikan jaminan

mutu dalam skala komersial dapat terwujud melalui suatu industri benih dengan

sistem manajemen mutu yang memadai. Sektor perbenihan informal yang

menyediakan benih baru yang berasal dari penangkar atau petani sendiri juga

sebaiknya tidak diabaikan, karena sektor ini merupakan sumber benih yang

mensuplai sekitar 60% benih padi bagi petani. Agar benih varietas unggul baru

sampai kepada para petani melalui sektor informal, maka perlu mendapat

perhatian semua pihak yang terkait dengan upaya peningkatan produksi padi

melalui adopsi varietas unggul (Nugraha, 2013).

Dalam sistem perbenihan di Indonesia, benih yang diedarkan merupakan

benih bina yang harus melalui sertifikasi dan memenuhi standar mutu yang telah

ditetapkan oleh pemerintah serta wajib diberi label (Pasal 13 Undang Undang No.

12 Tahun 1992). Benih bina adalah benih varietas unggul yang telah dilepas oleh

Menteri Pertanian yang proses produksi dan peredarannya diawasi oleh

Pemerintah (UU No. 12 Tahun 1992, Peraturan Pemerintah No.44 Tahun 1995).

Sedangkan sertifikasi adalah rangkaian proses/kegiatan pemberian sertifikat benih

tanaman melalui pemeriksaan, pengujian dan pengawasan, serta memenuhi semua

persyaratan untuk diedarkan (Pasal 1 Undang Undang No. 12 Tahun 1992).

Proses sertifikasi benih dapat dilakukan melalui: (i) pengawasan pertanaman

dan atau pengujian di laboratorium yang diselenggarakan oleh Balai Pengawasan

Universitas Sumatera Utara


11

dan Sertifikasi Benih, (ii) penerapan sistem manajemen mutu, dimana produsen

benih disertifikasi oleh Lembaga Sertifikasi Sistem Mutu, dan (iii) sertifikasi

benih oleh Lembaga Sertifikasi Produk (LS Pro) dengan ruang lingkup sertifikasi

benih terakreditasi (Permentan No. 39 Tahun 2006, Direktorat Perbenihan 2009).

Beberapa persyaratan dalam produksi benih antara lain benih sumber yang

digunakan harus jelas identitasnya (varietas, kelas benih dan disertai dengan label

benih), lahan harus bekas tanaman lain atau lahan bera atau bebas tanaman

voluntir, isolasi jarak antara dua varietas pada produksi padi inbrida 2 m,

roguing/seleksi pertanaman minimal tiga kali (fase vegetatif, generatif awal/

berbunga dan menjelang panen), lulus dalam pemeriksaan pertanaman dan lulus

dalam uji mutu benih di laboratorium (Direktorat Perbenihan, 2009).

2.1.3. Teori Keputusan

Teori keputusan adalah teori mengenai cara memilih pilihan diantara

pilihan-pilihan yang terssedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak

diraih (Hansson,2005). Keputusan-keputusan yang diambil oleh seseorang dapat

dipahami melalui dua pendekatan pokok, yaitu pendekatan normatif dan

pendekatan deskriptif. Pendekatan normatif menekankan pada apa yang

seharusnya dilakukan oleh pembuat keputusan sehingga diperoleh suatu

keputusan yang rasional. Pendekatan deskriptif menekankan pada apa saja yang

telah dilakukan orang yang membuat keputusan tanpa melihat apakah keputusan

yang dihasilkan itu rasional atau tidak rasional (Suharnan, 2005). Pengambilan

keputusan adalah memilih alternatif yang ada (Terry, 2000).

Universitas Sumatera Utara


12

Beberapa tahapan adopsi dari proses pengambilan keputusan inovasi

mencakup:

1. Tahap munculnya Pengetahuan (knowledge) ketika individu diarahakan

untuk memahami keuntungan ataupun manfaat dan bagaimana suatu inovasi

berfungsi.

2. Tahap Persuasi (Persusion) yaitu ketika individu membentuk sikap baik atau

tidak baik (menerima atau tidak meneima).

3. Tahap Keputusan (Desicion) yaitu ketika serang individu terlibat dalam

aktivitas yang mengarah pada pemilihan adopsi ataupun penolakan sebuah

inovasi.

4. Tahap Implementasi (Implementation) ketika individu sudah menetapkan

penggunaan suatu inovasi.

5. Tahap Konfirmasi (Confirmation) ketika individu mencari penguatan

terhadap keputusan penerimaan atau penolakan inovasi yang telah dibuat

sebelumnya.

Pengambilan keputusan oleh petani baik berupa penolakan maupun

penerimaan suatu inovasi tidak terlepas dari berbagai pertimbangan

menguntungkan atau tidak menguntungkan suatu teknologi bagi pengusahanya

(petani). Tingkat adopsi suatu inovasi dipengaruhi oleh karakteristik inovasi itu

sendiri, karakteristik penerima inovasi dan saluran komunikasi.

Karakteristik suatu inovasi terbagi atas lima, yaitu :

1. Keuntungan relatif (relative advantage) merupakan derajat dimana inovasi

diterima dan dipandang jauh lebih baik daripada teknologi sebelumnya yang

Universitas Sumatera Utara


13

biasanya dilihat dari segi keuntungan ekonomi dan keuntungan ekonomi dan

keuntungan sosial (prestise dan persetujuan sosial).

2. Kesesuain (compability), merupakan derajat dimana inovasi dipandang

sesuai/konsisten dengan nilai- nilai sosial budaya yang ada, pengalaman masa

lalu dan kebutuhan- kebutuhan adopter.

3. Kerumitan (complexity), merupakan derajat dimana inovasi dianggap sulit

untuk dimengerti dan digunakan.

4. Kemungkinan dicoba (triability) merupakan derajat dimana inovasi dianggap

mungkin untuk diujicobakan secara teknis dalam skala kecil.

5. Kemungkinan untuk diamati (observability) merupakan dimana hasil dari

inovasi dapat dilihat atau dirasakan oleh adopter (Rogers, 2003).

Tipe atau jenis keputusan inovasi dapat dibedakan atas tiga kelompok, yaitu:

a) Keputusan Opsional

Keputusan opsional yaitu pemilihan menerima atau menolak inovasi

berdasarkan keputusan yang ditentukan oleh individu (seseorang) secara mandiri

tanpa bergantung atau terpengaruh dorongan anggota sistem sosial yang lain.

b) Keputusan Kolektif

Keputusan kolektif adalah pemilihan untuk menerima atau menolak inovasi

berdasarkan keputusan yang dibuat secara bersama-sama berdasarkan kesepakatan

antar anggota sistem sosial. Semua anggota sistem sosial harus menaati keputusan

bersama yang telah diputuskan.

c) Keputusan Otoritas

Keputusan otoritas merupakan pemilihan untuk menerima atau menolak

inovasi berdasarkan keputusan yang dibuat oleh seseorang atau sekelompok orang

Universitas Sumatera Utara


14

yang mempunyai kedudukan, status, wewenang, atau kemampuan yang lebih

tinggi daripada anggota yang lain dalam suatu sistem sosial. Anggota sama sekali

tidak mempunyai pengaruh atau peranan dalam membuat keputusan inovasi.

2.1.4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani

Pada dasarnya pengambilan keputusan oleh petani berupa penolakan

maupun penerimaan inovasi dipengaruhi berbagai faktor. Menurut Mardikanto

(1993) kecepatan adopsi inovasi dipengaruhi oleh banyak faktor, yaitu: (a) Sifat

inovasinya sendiri, baik sifat intrinsik (yang melekat pada inovasinya sendiri)

maupun sifat ekstrinsik (menurut atau dipengaruhi oleh keadaan lingkungan), (b)

Sifat sasarannya, (c) Cara pengambilan keputusan, (d) Saluran komunikasi yang

digunakan, (e) Keadaan penyuluh. Berkaitan dengan kemampuan penyuluh untuk

berkomunikasi, perlu juga diperhatikan kemampuan beremphati atau kemampuan

untuk merasakan keadaan yang sedang dialami atau perasaan orang lain, (f)

Ragam sumber informasi.

Sehubungan dengan ragam golongan masyarakat ditinjau dari kecepatan

mengadopsi inovasi, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan

seseorang untuk mengadopsi inovasi yang meliputi:

a) Luas usahatani, semakin luas bisaanya semakin cepat mengadopsi, karena

memuliki kemampuan ekonomi yang lebih baik.

b) Tingkat pendapatan, seperti halnya tingkat luas usahatani, petani dengan

tingkat pendapatan semakin tinggi bisaanya akan semakin cepat mengadopsi

inovasi.

Universitas Sumatera Utara


15

c) Keberanian mengambil resiko, sebab, pada tahap awal bisaanya tidak selalu

berhasil seperti yang diharapkan. Karena itu individu yang memiliki

keberanian menghadapi resiko bisaanya lebih inovatif.

d) Tingkat partisipasinya dalam kelompok/organisasi di luar lingkungannya

sendiri. Warga masyarakat yang suka bergabung dengan orang-orang di luar

sistem sosialnya sendiri, umumnya lebih inovatif dibandingkan mereka yang

hanya melakukan kontak pribadi dengan warga masyarakat setempat.

e) Aktifitas mencari informasi dan ide-ide baru. Golongan masyarakat yang

aktif mencari informasi dan ide-ide baru, bisanya lebih inovatif dibanding

orang-orang yang pasif apalagi yang selalu skeptis (tidak percaya) terhadap

sesuatu yang baru (Mardikanto, 2002).

Petani sebagai pengelola usahatani dapat memilih dan mengambil keputusan

terhadap usahataninya, terutama dalam memutuskan komoditi yang akan

diusahakan. Berikut adalah faktor – faktor yang dapat mempengaruhi petani

dalam pengambilan keputusan:

1. Keanggotaan dalam Kelompok Tani

Status keanggotaan dalam kelompok tani akan menentukan terhadap

keaktifan anggota dalam berpartisipasi. Anggota yang berperan aktif dalam

kelompok tani biasanya memiliki pendidikan serta pengalaman yang lebih dari

pada anggota pasif ( Kuswardani, 1998).

Anggota masyarakat yang lebih inovatif adalah yang mempunyai partisipasi

sosial tinggi, lebih sering mengadakan komunikasi interpersonal dengan anggota

sistem lainnya, lebih sering mengadakan hubungan dengan orang asing, lebih

sering mengadakan hubungan dengan agen pembaharu, lebih sering bertatap

Universitas Sumatera Utara


16

dengan media massa, mencari lebih banyak informasi sehingga pengetahuan

tentang komunikasi lebih sempurna (Hanafi, 1981).

Keanggotaan dalam kelompok dapat mempengaruhi keputusan petani untuk

menjalankan jenis komoditi tertentu karena petani yang tergabung dalam suatu

kelompok tani lebih banyak memiliki pengetahuan dan pengalaman yang lebih

baik terkait dengan budidaya dan pemasaran hasil komoditi dibandingkan dengan

petani yang tidak tergabung dalam suatu kelompok tani. Kemampuan,

pengetahuan dan pengalaman lebih yang dimiliki petani yang tergabung dalam

kelompok tani dapat dijadikan petani sebagai bahan pertimbangan dalam

pengambilan keputusan

2. Pendidikan

Tingkat pendidikan manusia pada umumnya menunjukkan daya kreativitas

manusia dalam berpikir dan bertindak. Pendidikan rendah mengakibatkan

kurangnya pengetahuan dalam memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia.

Usaha-usaha penduduk berakibat hanya mampu menghasilkan pendapatan rendah

(Kartasapoetra, 1994).

Konsep pendidikan terbagi menjadi dua jenis yaitu pendidikan formal, non

formal. Pendidikan formal yaitu pendidikan di sekolah yang teratur, sistematis,

mempunyai jenjang dan dibagi dalam waktu-waktu tertentu (Combs dan

Manzoor,1985). Pendidikan non formal adalah jalur pendidikan luar sekolah yang

diselenggarakan oleh masyarakat guna meningkatkan kemampuan menerapkan

ilmu pengetahuan yang telah diperoleh peserta didik dari lingkungan formal ke

dalam lingkungan pekerjaan praktis di masyrakat. Bentuk pendidikan non formal

dapat berupa pelatihan, kursus, penataran, magang, dan penyuluh. Slamet (2003)

Universitas Sumatera Utara


17

menyatakan bahwa penyuluhan pertanian adalah suatu sistem pendidikan luar

sekolah (pendidikan non formal) untuk petani dan keluarganya dengan tujuan agar

mereka mampu dan sanggup memerankan dirinya sebagai warga negara yang baik

sesuai dengan bidang profesinya, serta mampu, sanggup dan berswadaya

memperbaiki atau meningkatkan kesejahteraan sendiri dan masyarakatnya.

Petani yang memiliki pendidikan yang tinggi relatif lebih cepat dalam

melaksanakan adopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya, mereka yang berpendidikan

rendah akan sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat. Pendidikan

merupakan salah satu indikasi yang menentukan keberhasilan dalam suatu usaha

mengadopsi ilmu dan teknologi yang lebih baik. Dengan kemampuannya ini

mereka dapat menerapkan segala sesuatu yang telah diperoleh dalam usahanya

dengan lebih baik (Soekartawi, 1988).

Rendahnya rata-rata tingkat pendidikan juga merupakan faktor sosial

budaya yang menghambat pembangunan desa. Dengan rendahnya tingkat

pendidikan maka masyarakat desa sering cenderung kurang adaptif terhadap

modernisasi. Mereka cenderung mempertahankan pola-pola yang sudah ada, yang

sudah pasti dan mereka kenal dengan baik (Khairuddin, 1992).

Kecenderungan bahwa petani yang mempunyai tingkat pendidikan lebih

tinggi akan lebih mudah mengetahui kegunaan teknologi yang diperkenalkan

dibanding petani dengan pendidikan yang rendah. Mereka yang berpendidikan

lebih tinggi lebih mudah 10 terdorong untuk menguasai dan menerapkan

teknologi yang diperkenalkan yang pada gilirannya akan meningkatkan efisiensi

produksi (Syafaat, 1999).

Universitas Sumatera Utara


18

3. Pendapatan Petani

Menurut pendapat Sahidu (1998) pendapatan usahatani merupakan sumber

motivasi bagi petani dan merupakan faktor kuat yang mendorong timbulnya

kemauan, kemampuan serta terwujudnya kinerja partisipasi petani. Kartasapoetra

(1991) menyatakan bahwa setiap petani dan keluarganya ingin meningkatkan

produksi dalam usahataninya untuk memperoleh pendapatan yang sebesar-

besarnya agar hidup lebih sejahtera.

Menurut Mosher (2002), pada bidang pertanian pendapatan merupakan

produksi yang dinyatakan dalam bentuk uang setelah dikurangi dengan biaya yang

dikeluarkan selama kegiatan usahatani. Keuntungan yang besar merupakan

harapan dari setiap petani ketika memutuskan mengusahakan jenis komoditi

tertentu sehingga tingkat pendapatan dapat mempengruhi keputusan petani dalam

memutuskan menjalankan jenis komoditi tertentu.

4. Pengalaman Bertani

Menurut Soekartawi (1999), pengalaman seseorang dalam berusaha

berpengaruh dalam menerima inovasi dari luar. Bagi yang mempunyai

pengalaman yang sudah cukup lama akan lebih mudah menerapkan inovasi dari

pada pemula.

Menurut pendapat Lubis (2000) orang yang mempunyai pengalaman yang

relatif berhasil dalam mengusahakan usahanya, biasanya mempunyai

pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik dibandingkan dengan orang

yang kurang berpengalaman.

Dalam prinsip belajar seseorang cenderung lebih mudah menerima atau

memilih sesuatu yang baru, bila memiliki kaitan dengan pengalaman masa

Universitas Sumatera Utara


19

lalunya. Keputusan petani dalam menjalankan kegiatan usahatani lebih banyak

mempergunakan pengalaman, baik yang berasal dari dirinya maupun pengalaman

petani lain. Bila pengalaman usahatani banyak mengalami kegagalan, maka petani

akan sangat berhati – hati dalam memutuskan untuk menerapkan suatu inovasi

yang diperolehnya (Slamet,1995).

Faktor pengalaman mempunyai hubungan positif dengan kecepatan adopsi

inovasi. Petani yang berpengalaman lebih cepat mengadopsi teknologi

dibandingkan dengan petani yang belum atau kurang berpengalaman. Petani yang

sudah lama bertani akan lebih mudah menerapkan inovasi atau menerapkan

anjuran penyuluhan dan penerapan teknologi daripada petani pemula atau petani

baru (Soekartawi, 1994).

2.1.5. Biaya Produksi

Menurut Muhammad (2003) menyatakan bahwa memproduksi suatu produk

tertentu dibutuhkan biaya tetap (Fixed Cost = FC) dan biaya keseluruhan (Total

Cost = TC). Produksi yang dihasilkan dijual untuk mendapatkan penerimaan,

maka akan ditemukan total penerimaan dari hasil penjualan produk atau disebut

total revenue (TR).

Biaya produksi dapat dibagi menjadi dua, yaitu biaya-biaya yang berupa

uang tunai (misalnya, untuk upah kerja, persiapan atau penggarapan lahan, serta

biaya-biaya untuk membeli pupuk dan obat-obatan), serta biaya yang dibayarkan

dalam bentuk in-natura (misalnya, biaya panen, bagi hasil, sumbangan, dan

pajak). Besar kecilnya biaya berupa uang tunai ini sangat mempengaruhi

pengembangan usaha tani. Terbatasnya jumlah uang tunai yang dimiliki petani,

Universitas Sumatera Utara


20

apalgi ketika faslitas perkreditan belum ada, sangat menentukan berhasil tidaknya

pembangunan pertanian (Hanafie, 2010).

Biaya produksi dibedakan menjadi tiga berdasarkan sifatnya. Biaya

produksi tetap (fixed cost/FC) adalah kewajiban yang harus dibayar oleh

perusahaan per satuan waktu tertentu, untuk keperluan pembayaran semua input

tetap, dan besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang dihasilkan. Biaya

tetap sering disebut sebagai biaya tidak langsung, misalnya sewa pabrik atau

kantor, pembayaran untuk peralatan, gaji karyawan, utang bunga, dan lain-lain.

Biaya produksi variabel (Variable cost/VC) adalah kewajiban yang harus dibayar

oleh suatu perusahaan pada waktu tertentu, untuk pembayaran semua input

variabel yang digunakan dalam proses produksi. Biaya produksi total (Total

cost/TC) adalah penjumlahan dari biaya variabel dalam proses produksi.

Pengklasifikasian biaya berdasarkan sifatnya dirumuskan sebagai berikut: TC =

FC + VC (Joesron dan Fathorrazi, 2012).

2.1.6. Penerimaan

Penerimaan atau pendapatan kotor adalah seluruh pendapatan yang

diperoleh dari usahatani selama satu periode diperhitungkan dari hasil penjualan

atau hasil penaksiran kembali. Pendapatan kotor = jumlah produksi (y) x harga

persatuan (Py) (Suratiyah, 2015).

Penerimaan adalah jumlah uang yang diperoleh dari penjualan sejumlah

output atau dengan kata lain merupakan segala pendapatan yang diperoleh oleh

perusahaan hasil dari penjualan hasil produksinya. Hasil total penerimaan dapat

diperoleh dengan pengalihkan jumlah satuan barang yang dijual dengan harga

barang yang bersangkutan atau TR = Q x P (Rahman, 2010).

Universitas Sumatera Utara


21

Produksi adalah proses yang dapat mengubah beberapa input menjadi

output. Produksi tersebut merupakan hasil bekerjanya beberapa faktor produksi

(Soekartawi, 2002). Sementara harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas

suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas

manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut

(Kotler, 2001).

Harga hasil-hasil pertanian cenderung mengalami naik turun yang relatif

besar. Harganya bisa mencapai tingkat yang tinggi sekali pada suatu masa dan

mengalami kemerosotan yang sangat buruk pada masa berikutnya. Sifat

perubahan harga seperti itu disebabkan karena penawaran atas barang-barang

pertanian seperti juga permintaan adalah tidak elastis, yang artinya persentase

perubahan harga jauh lebih besar daripada perubahan jumlah barang yang diminta

ataupun ditawarkan (Sukirno, 2002).

2.1.7. Pendapatan

Pendapatan usahatani dapat dibagi menjadi dua pengertian, yaitu (1)

pendapatan kotor, yaitu seluruh pendapatan yang diperoleh petani dalam usahatani

selama satu tahun yang dapat diperhitungkan dari hasil penjualan atau pertukaran

hasil produksi yang dinilai dalam rupiah berdasarkan harga per satuan berat pada

saat pemungutan hasil, (2) pendapatan bersih, yaitu seluruh pendapatan yang

diperoleh petani dalam satu tahun dikurangi dengan biaya produksi selama proses

produksi. Biaya produksi meliputi biaya riil tenaga kerja dan biaya riil sarana

produksi (Gustiyana, 2004).

Menurut Sukirno (2002) pendapatan adalah jumlah penghasilan yang

diterima oleh penduduk atas prestasi kerjanya selama satu periode tertentu, baik

Universitas Sumatera Utara


22

harian, mingguan, bulanan maupun tahunan. Kegiatan usaha pada akhirnya akan

memperoleh pendapatan berupa nilai uang yang diterima dari penjualan produk

yang dikurangi biaya yang telah dikeluarkan.

Pendapatan dan biaya usahatani dipengaruhi oleh faktor internal dan

eksternal. Faktor internal terdiri dari umur petani, pendidikan, pengetahuan,

pengalaman, keterampilan, jumlah tenaga kerja, luas lahan dan modal. Faktor

eksternal berupa harga dan ketersediaan sarana produksi. Ketersediaan sarana

produksi dan harga tidak dapat dikuasai oleh petani sebagai individu meskipun

dana tersedia. bila salah satu produksi tidak tersedia maka petani akan mengurangi

penggunaan faktor produksi tersebut, demikian juga dengan harga sarana produksi

misalnya harga pupuk sangat tinggi bahkan tidak terjangkau akan mempengaruhi

biaya dan pendapatan (Suratiyah, 2015).

2.2. Penelitian Terdahulu

Penelitian Mardiyah (2017) di peroleh hasil bahwa faktor yang berpengaruh

terhadap pengambilan keputusan petani tetap berusahatani cabe jamu di

Kecamatan Bluto adalah pengalaman berusahatani petani sementara umur,

pendapatan usahatani, luas lahan, frekuensi kontak dengan petani lain, tingkat

kesulitan dalam budidaya, dan keikutsertaan dalam kelompok tani tidak

mempengaruhi keputusan petani untuk tetap berusahatani cabe jamu. Nilai overall

percentage sebesar 94,2 yang menunjukkan bahwa model regresi binary logistic

yang digunakan sudah baik karena mampu menduga dengan benar sebesar 94,2%.

Theresia (2015) menunjukkan hasil bahwa faktor yang berpengaruh secara

signifikan terhadap keputusan petani untuk menggunakan benih bawang merah

lokal adalah luas lahan, harga benih, pendapatan, dan akses pasar. Luas lahan dan

Universitas Sumatera Utara


23

harga benih berpengaruh negatif dan signifikan, sedangkan pendapatan dan

pemasaran berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan petani untuk

menggunakan benih bawang merah lokal pada tingkat kepercayaan 95%. Nilai

Nagelkerke R square sebesar 0,851. Nilai ini menunjukkan bahwa kemampuan

variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen adalah sebesar 0,851

atau 85,1 persen sedangkan sisanya sebesar 14,9 persen dijelaskan oleh variabel

lain di luar model.

Penelitian Manuela (2005) menunjukkan bahwa Pendidikan, pengeluaran

keluarga, jumlah tanggungan, dan pelayanan tidak mempengaruhi peluang

keputusan petani dalam menggunakan CU Sondang Nauli sebagai sumber

pembiayaan usahatani sementara umur dan pendapatan mempengaruhi peluang

keputusan petani dalam menggunakan CU Sondang Nauli sebagai sumber

pembiayaan usahatani. Nilai efek marginal dari variabel umur adalah sebesar -

0,05 artinya semakin muda usia seseorang maka probabilitas pengambilan

keputusan petani dalam menggunakan CU sebagai lembaga pembiayaan dalam

usaha tani sebesar 5%. Sementara nilai efek marginal dari variabel pendapatan

petani adalah 0,00000065 artinya setiap peningkatan seratus ribu rupiah

pendapatan usahatani, maka akan meningkatkan probabilitas pengambilan

keputusan dalam menggunakan CU sebagai sumber pembiayaan usahatani sebesar

0,065%.

Penelitian Evayanti (2003) diperoleh hasil bahwa pendapatan dan harga

berpengaruh nyata terhadap keputusan petani mengusahakan usahatani nenas.

Sementara luas lahan dan tingkat pendidikan tidak berpengaruh terhadap

keputusan petani mengusahakan usahatani nenas dengan nilai koefisien

Universitas Sumatera Utara


24

determinasi (R2) sebesar 0,77. Hasil penelitian Apriana (2016) menunjukkan

bahwa keputusan petani untuk menggunakan benih jagung hibrida dipengaruhi

oleh faktor pendapatan usahatani dan kebutuhan pupuk sedangkan keikutsertaan

kelompok tani berpengaruh negatif terhadap keputusan petani untuk

menggunakan benih hibrida.

Penelitian Fasilia (2015) diperoleh hasil bahwa faktor yang mempengaruhi

keputusan petani dalam melakukan usahatani kedelai di daerah penelitian adalah

harga dan pendapatan petani. Sedangkan faktor seperti umur, tingkat pendidikan,

pengalaman berusaha tani, jumlah tanggungan, luas lahan, dan tingkat,

kosmopolitan tidak mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan usaha tani

kedelai. Adapun nilai efek marjinal dari variabel harga adalah sebesar 0,00025

artinya setiap peningkatan seribu rupiah/kg harga komoditi, maka akan

meningkatkan probabilitas pengambilan keputusan petani untuk melakukan usaha

tani kedelai sebesar 0,25% dan efek marjinal dari variabel pendapatan petani

adalah 0,00000025 artinya setiap peningkatan seratus ribu rupiah per musim

tanam pendapatan usaha tani, maka akan meningkatkan probabilitas pengambilan

keputusan petani untuk melakukan usaha tani kedelai sebesar 0,025%.

Penelitian Arianti (2005) menunjukkan bahwa persepsi petani terhadap

produk syngenta berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam memilih

pestisida Syngenta atau Non Syngenta, dimana nilai t hitung (3,1248) lebih besar

dari nilai t tabel (1,960) sementara tingkat pendidikan formal, tingkat pendidikan

non formal, jumlah penerimaan keluarga, pengalaman berusahatani, dan luas

lahan tidak berpengaruh nyata terhadap keputusan konsumen dalam memilih

pestisida Syngenta atau Non Syngenta.

Universitas Sumatera Utara


25

Penelitian Pranoto (2015) diperoleh hasil bahwa sikap petani lada putih

terhadap hasil panen yang termasuk pada kelompok petani kaya

kecenderungannya melakukan tunda jual. Sedangkan pada kelompok petani kecil

kecenderungannya sebanyak 56,7 persen petani responden yang langsung jual

hasil panennya dan 43,3 persen petani responden yang melakukan tunda jual hasil

panennya, faktor yang mempengaruhi keputusan petani lada putih terhadap hasil

panen yaitu variabel jumlah produksi, persepsi, harga, dan kebutuhan konsumsi.

Penelitian Siata (2016) menunjukkan faktor selera petani, produksi, luas

lahan dan kesesuaian lahan memiliki kecenderungan berpengaruh terhadap

penerapan benih padi varietas ciherang. Variabel independen yang dimasukkan

kedalam model memberikan dugaan yang sangat signifikan terhadap penerapan

benih padi varietas ciherang. Variabel selera petani, produksi, luas lahan dan

kesesuaian lahan berpengaruh nyata terhadap tinggi rendahnya peluang petani

dalam melakukan penerapan benih padi varietas ciherang.

Penelitian Sumaryanto (2010) diperoleh hasil bahwa sebagian besar dari

faktor-faktor sosial ekonomi yang diamati mempengaruhi keputusan petani

menjual lahan terkait dengan tingkat pendidikan dan peranan pertanian dalam

kehidupan rumah tangga petani. Terdapat kecenderungan yang nyata bahwa

semakin tinggi tingkat pendidikan anggota rumah tangga usia kerja maka semakin

besar peluang rumah tangga petani yang bersangkutan untuk menjual lahan. Di

sisi lain, peluangnya menjadi semakin kecil jika pertanian dapat diandalkan

sebagai sumber lapangan kerja dan sumber pendapatan rumah tangganya.

Universitas Sumatera Utara


26

Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu


Nama dan Metode dan Variabel
No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun yang Digunakan
1. Theresia Pengambilan Model regresi logistik Faktor yang berpengaruh
(2015) Keputusan Petani dengan variabel Y = secara signifikan terhadap
Terhadap Peluang petani keputusan petani untuk
Penggunaan menggunakan benih menggunakan benih bawang
Benih Bawang bawang merah merah lokal adalah luas lahan,
Merah Lokal dan lokal/impor, X1 = harga benih, pendapatan, dan
Impor di Cirebon, Pengalaman akses pasar. Luas lahan dan
Jawa Barat berusahatani bawang harga benih berpengaruh
merah, X2 = Luas negatif dan signifikan,
lahan usahatani, X3 = sedangkan pendapatan dan
Status kepemilikan pemasaran berpengaruh positif
lahan, X4 = Harga dan signifikan terhadap
benih, X5 = Harga jual keputusan petani untuk
produk, X6 = menggunakan benih bawang
Produktivitas, dan X7 merah lokal
= Pendapatan, X8 =
Pemasaran
2. Manuela Faktor-Faktor Model regresi logit Pendidikan, pengeluaran
(2005) Yang dengan variabel X1= keluarga, jumlah tanggungan,
Mempengaruhi pendidikan, X2 = dan pelayanan tidak
Keputusan Petani umur, X3 = mempengaruhi peluang
Dalam pendapatan, X4 = keputusan petani dalam
Menggunakan pengeluaran keluarga, menggunakan CU Sondang
Credit Union (Cu) X5 = jumlah Nauli sebagai sumber
Sebagai Lembaga tanggungan, X6= pembiayaan usahatani
Pembiayaan sumber informasi, X7= sementara umur dan
Dalam Usahatani pengalaman keluarga, pendapatan mempengaruhi
X8 = pelayanan peluang keputusan petani
dalam menggunakan CU
Sondang Nauli sebagai
sumber pembiayaan usahatani.
3. Evayanti Faktor-Faktor Menggunakan Model pendapatan dan harga
(2003) Sosial Ekonomi Logit dengan variabel berpengaruh nyata terhadap
Yang Yi = variabel keputusan petani
Mempengaruhi keputusan petani mengusahakan usahatani
Keputusan Petani mengusahakan nenas. Sementara luas lahan
Mengusahakan nenas, X1 = dan tingkat pendidikan tidak
Usahatani Nenas pendapatan usahatani, berpengaruh terhadap
Di Desa Sungai X2 = luas lahan, X3 = keputusan petani
Merdeka tingkat pendidikan, X4 mengusahakan usahatani
= harga di tingkat nenas
petani.
4 Apriliana Analisis Faktor- Menggunakan model Keputusan petani untuk
(2016) Faktor yang logit dengan variabel menggunakan benih jagung
Mempengaruhi X1 = umur petani hibrida dipengaruhi oleh
Pengambilan (tahun) X2 = tingkat faktor pendapatan usahatani
Keputusan Petani pendidikan (tahun) X3 dan kebutuhan pupuk
Dalam = pengalaman sedangkan keikutsertaan
Menggunakan usahatani (tahun) X4 = kelompok tani berpengaruh
Benih Hibrida luas kepemilikan lahan negatif terhadap keputusan
Pada Usahatani (ha) X5 = pendapatan petani untuk menggunakan
Jagung usahatani (Rp/ha) X6 = benih hibrida.
kebutuhan pupuk
(kg/ha) D1 = dummy

Universitas Sumatera Utara


27

Nama dan Metode dan Variabel


No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun yang Digunakan
keikutsertaan
kelompok tani
5. Hayati Pengambilan Regresi logit dengan Faktor yang berpengaruh
(2017) Keputusan Petani variabel Y adalah terhadap pengambilan
untuk Tetap keputusan petani, X1 keputusan petani tetap
Berusahatani adalah umur, X2 berusahatani cabe jamu di
Cabe Jamu di adalah tingkat Kecamatan Bluto adalah
Kecamatan Bluto, pendidikan, X3 adalah pengalaman berusahatani
Kabupaten pendapatan usahatan, petani sementara umur,
Sumenep X4 adalah pengalaman pendapatan usahatani, luas
usahatani, X5 adalah lahan, frekuensi kontak
luas lahan, X6 adalah dengan petani lain, tingkat
frekuensi kontak kesulitan dalam budidaya, dan
dengan petani lain, X7 keikut sertaan dalam
adalah tingkat kesulitan kelompok tani tidak
budidaya, X8 adalah mempengaruhi keputusan
keikutsertaan petani untuk tetap
kelompok tani berusahatani cabe jamu.
6. Fasilia Faktor-Faktor Menggunakan metode Keputusan petani dalam
(2015) Yang regresi logistik dengan melakukan usahatani kedelai
Mempengaruhi variabel Y= Keputusan di daerah penelitian adalah
Keputusan Petani petani, X1= umur harga dan pendapatan petani.
Untuk Melakukan petani, X2 = ingkat, X3 Sedangkan faktor seperti
Usaha Tani = pendidikan, X4 = umur, tingkat pendidikan,
Kedelai pengalaman berusaha pengalaman berusaha tani,
tani, X5 = jumlah jumlah tanggungan, luas
tanggungan, X6 = luas lahan, dan tingkat,
lahan, X7 tingkat kosmopolitan tidak
kosmopolitan, X8 = mempengaruhi keputusan
pendapatan petani, X9 petani untuk melakukan usaha
= harga ditingkat petani tani kedelai.
7. Arianti Analisis Faktor- Model regresi logit Persepsi petani terhadap
(2005) Faktor Yang dengan variabel Y= produk syngenta berpengaruh
Mempengaruhi keputusan konsumen, nyata terhadap keputusan
Keputusan X1 = tingkat konsumen dalam memilih
Konsumen pendidikan formal, X2 pestisida Syngenta atau Non
Memilih Produk = Tingkat pendidikan Syngenta, dimana nilai t
Syngenta Atau non formal, X3 = hitung (3,1248) lebih besar
Non Syngenta Jumlah penerimaan dari nilai t tabel (1,960)
keluarga, X4 = sementara tingkat pendidikan
pengalaman formal, tingkat pendidikan
berusahatani, X5 = non formal, jumlah
Luas lahan, X6 = penerimaan keluarga,
persepsi petani pengalaman berusahatani, dan
luas lahan tidak berpengaruh
nyata terhadap keputusan
konsumen dalam memilih
pestisida Syngenta atau Non
Syngenta.
8. Pranoto Faktor yang Menggunakan regresi Sikap petani lada putih
(2015) Mempengaruhi logistik dengan terhadap hasil panen yang
Keputusan Petani variabel Y = Keputusan termasuk pada kelompok
Terhadap Hasil petani terhadap hasil, petani kaya kecenderungannya
Panen Lada Putih X1 = umur petan, X2 = melakukan tunda jual.
di Kecamatan tingkat pendidikan, X3 Sedangkan pada kelompok
Simpang Teritip = jumlah anggota petani kecil kecenderungannya

Universitas Sumatera Utara


28

Nama dan Metode dan Variabel


No. Judul Penelitian Hasil Penelitian
Tahun yang Digunakan
Kabupaten keluarga, X4 = sebanyak 56,7 persen petani
Bangka Barat pengalaman usahatani, responden yang langsung jual
X5 = jumlah produksi, hasil panennya dan 43,3
X6 = luas lahan, D1 = persen petani responden yang
ketersediaan tempat melakukan tunda jual hasil
penyimpanan, D2 = panennya, faktor yang
sumber pendapatan mempengaruhi keputusan
lain, D3 = persepsi petani lada putih terhadap
harga, X7 = kebutuhan hasil panen yaitu variabel
konsumsi, X8 = jumlah produksi, persepsi,
kebutuhan investasi harga, dan kebutuhan
konsumsi.

9. Siata Faktor-Faktor Menggunakan regresi Faktor selera petani, produksi,


(2016) Yang logistik dengan luas lahan dan kesesuaian
Mempengaruhi variabel Y = lahan memiliki kecenderungan
Petani Dalam Penerapan benih padi berpengaruh terhadap
Penerapan Benih varietas ciherang, X1 = penerapan benih padi varietas
Padi Varietas selera, X2 = produksi, ciherang. Variabel independen
Ciherang Di Desa X3 = luas lahan, X4 = yang dimasukkan kedalam
Pudak Kecamatan kesesuaian lahan model memberikan dugaan
Kumpeh Ulu yang sangat signifikan
terhadap penerapan benih padi
varietas ciherang. Variabel
selera petani, produksi, luas
lahan dan kesesuaian lahan
berpengaruh nyata terhadap
tinggi rendahnya peluang
petani dalam melakukan
penerapan benih padi varietas
ciherang.
10. Sumaryant Faktor-Faktor Menggunakan regresi Sebagian besar dari faktor-
o (2010) Sosial Ekonomi logit dengan variabel faktor sosial ekonomi yang
Yang Y= keputusan petani diamati mempengaruhi
Mempengaruhi menjual lahan, X1 = keputusan petani menjual
Keputusan Petani umur kepala keluarga, lahan terkait dengan tingkat
Menjual Lahan X2 = tingkat pendidikan dan peranan
pendidikan kepala pertanian dalam kehidupan
keluarga, X3 = jumlah rumah tangga petani. Terdapat
anggota rumah tangga, kecenderungan yang nyata
X5 = peranan pertanian bahwa semakin tinggi tingkat
sebagai sumber pendidikan anggota rumah
lapangan kerja, X6 = tangga usia kerja maka
"peranan pertanian semakin besar peluang rumah
dalam ekonomi rumah tangga petani yang
tangga, X7 = bersangkutan untuk menjual
pendapatan per kapita, lahan. Di sisi lain, peluangnya
X8 = rata-rata luas menjadi semakin kecil jika
lahan milik per persil, pertanian dapat diandalkan
X9 = kepadatan agraris sebagai sumber lapangan kerja
dan sumber pendapatan rumah
tangganya.

Universitas Sumatera Utara


29

Dari hasil penelitian diatas dapat dilihat berbagai variabel yang digunakan

peneliti untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani dalam

menjalankan usaha taninya, sehingga dalam penelitian ini juga digunakan

beberapa variabel untuk melihat faktor - faktor yang mempengaruhi keputusan

petani untuk memproduksi benih, diantaranya keanggotaan dalam kelompok tani,

pendapatan, tingkat pendidikan dan pengalaman bertani. Penentuan variabel

didasarkan dengan teori yang ada dan penelitian terdahulu karena penelitian

terdahulu dapat dijadikan sebagai dasar acuan dan sumbangan pemikiran dalam

menentukan variabel dalam penelitian ini. Penentuan variabel yang digunakan

juga lebih ditekankan pada faktor internal yang mempengaruhi keputusan petani.

Selain itu tipologi pengambilan keputusan dalam penelitian ini merupakan

tipologi optional sehingga seluruh variabel yang digunakan merupakan faktor

internal yang berasal dari dalam diri petani yang dapat mempengaruhi keputusan

petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang. Dalam

penelitian ini juga digunakan metode analisis yang sama dengan penelitian

terdahulu yaitu menggunakan metode analisis dengan model regresi logistik untuk

menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk

mempoduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang.

2.3. Kerangka Pemikiran

Kurangnya ketersedian benih padi bersertifikat disebabkan berbagai hal,

salah satu diantaranya adalah kurangnya petani yang melakukan budidaya

tanaman padi untuk produksi benih padi. Keputusan petani untuk memproduksi

atau tidak memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang disebabkan oleh

berbagai faktor, seperti pendapatan yang diterima petani, tingkat pendidikan,

Universitas Sumatera Utara


30

pengalaman bertani dan keanggotaan dalam kelompok tani. Skema kerangka

pemikiran dapat dilihat pada Gambar 2.1.

Berikut adalah skema kerangka pemikiran dalam penelitian ini:

Keanggotaan dalam Pendapatan Tingkat Pengalaman


Kelompomk Tani Pendidikan Bertani

Keputusan Petani

Tidak Menanam Padi untuk Produksi Menanam Padi untuk


Benih (Produksi Padi untuk Konsumsi) Produksi Benih

Pendapatan Petani Padi Pendapatan Petani Padi


untuk Konsumsi Produsen Benih

Perbedaan pendapatan petani produsen benih


padi dengan petani padi untuk konsumsi
Gambar 2.1. Skema Kerangka Pemikiran

Dari kerangka pemikiran diatas dapat dilihat bahwa keputusan petani

untuk memproduksi atau tidak memproduksi benih padi dipengaruhi oleh

beberapa faktor diantaranya adalah keanggotaan dalam kelompok tani,

pendapatan, tingkat pendidikan, dan pengalaman bertani. Saat petani memutuskan

untuk mengusahakan satu jenis komoditi tertentu, tentunya petani mengharapkan

akan memperoleh keuntungan semaksimal mungkin dari hasil usaha tani yang

diusahakannya, untuk itu dalam penelitian ini juga dilihat perbedaan besar

pendapatan yang diperoleh petani padi biasa/ petani padi untuk konsumsi dengan

petani padi produsen benih di Kabupaten Deli Serdang.

Universitas Sumatera Utara


31

2.4. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan studi terdahulu dan identifikasi masalah yang telah dilakukan

maka dapat dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:

1. Keanggotaan dalam kelompok tani, pendapatan, tingkat pendidikan, dan

pengalaman bertani berpengaruh terhadap keputusan petani untuk menanam

padi untuk produksi benih.

2. Terdapat perbedaan pendapatan antara petani yang mengusahakan tanaman

padi untuk produksi benih padi dengan petani padi biasa/ petani padi untuk

konsumsi.

Universitas Sumatera Utara


III. METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Utara. Penentuan lokasi penelitian ditetapkan secara purposive yaitu ditetapkan

secara sengaja dengan pertimbangan bahwa daerah ini memiliki produktivitas

padi tertinggi diantara 5 kabupaten penghasil padi terbesar di Provinsi Sumatera

Utara dengan luas panen sebesar 82.343,5 Ha dengan produksi padi sebesar

490.723,4 ton. Kabupaten Deli Serdang juga merupakan produsen benih padi

terbesar di Provinsi Sumatera Utara dan sebagian desa di Kabupaten Deli Serdang

telah ditetapkan sebagai desan mandiri benih. Kabupaten Deli Serdang dipilih

sebagai lokasi penelitian karena Kabupaten Deli Serdang merupakan salah satu

sentra produksi padi dan benih padi di Provinsi Sumatera Utara. Adapun

penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei 2018.

3.2. Metode Penentuan Sampel

Populasi adalah kumpulan dari seluruh pengukuran, objek, atau individu

yang sedang dikaji. Jadi pengertian popuasi dalam statistik tidak terbatas pada

sekelompok/kumpulan orang-orang, namun mengacu pada seluruh ukuran,

hitungan, atau kualitas yang menjadi fokus perhatian suatu kajian (Harinaldi,

2005). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani yang mengusahakan

padi baik petani padi untuk produksi benih maupun petani yang mengusahakan

padi sawah untuk konsumsi/ petani padi biasa.

Sementara sampel adalah sebagian dari populasi yang akan diambil untuk

diteliti dan hasil penelitiannya digunakan sebagai representasi dari populasi secara

keseluruhan. Dengan demikian, sampel dapat dinyatakan sebagai bagian dari

Universitas Sumatera Utara


33

populasi yang diambil dengan teknik atau metode tertentu untuk diteliti dan

digeneralisasikan terhadap populasi (Suryani dan Hendryadi, 2015).

Besar sampel dalam penelitain ini adalah sebanyak 60 sampel yang terdiri

dari 30 sampel petani yang mengusahakan padi untuk produksi benih dan 30

petani padi biasa. Menurut Walpole (1993) bahwa pengambilan sampel yang

berasal dari sembarang populasi (jumlah populasi yang tidak diketahui) dapat

menggunakan sampel penelitian sebesar 30 responden. Penetapan besar sampel

diambil atas pertimbangan jumlah populasi petani padi biasa dan petani padi

produsen benih yang tidak diketahui, karena untuk data petani padi produsen

benih yang tercatat di Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih merupakan unit

penangkar yang berbentuk CV, KT, PT, GAPOKTAN, UD, Kp dan yang lainnya,

bukan jumlah petani. Sehingga jumlah sampel diambil seimbang agar kedua jenis

sampel yang diambil proporsional. Roscoe dalam Sekaran (2006) memberikan

acuan umum untuk menentukan ukuran sampel dimana ukuran sampel lebih dari

30 dan kurang dari 500 adalah tepat untuk kebanyakan penelitian.

Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode pengambilan sampel

bola salju/snowball sampling. Metode pengambilan sampel bola salju dimulai

dengan satu kelompok kecil atau satu orang yang diminta untuk menunjuk

responden/sampel berikutnya yang sesuai dengan karakteristik yang dibutuhkan di

dalam penelitian. Cara pengambilan sampel dengan metode ini dilakukan secara

berantai yang dimulai dari sampel yang kecil dan semakin lama menjadi semakin

besar. Ibarat bola saljuyang menggelinding shingga semakin lama menjadi

semakin besar (Supriana, 2016).

Universitas Sumatera Utara


34

3.3. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang langsung diperoleh dari sumber data

pertama yaitu petani padi di Kabupaten Deli Serdang dengan cara menggunakan

daftar pertanyaan (quisioner) yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan

data sekunder adalah data yang diperoleh dari lembaga, instansi, dan literatur yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan.

Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama, misalnya

dari individu atau perorangan. Data ini bisa berwujud hasil wawancara, pengisian

kuesioner, atau bukti transaksi seperti tanda bukti pembelian barang dan karcis

parkir. Semua data ini merupakan data mentah yang kelak akan diperoses untuk

tujuan-tujuan tertentu sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, data sekunder

merupakan data primer yang telah diolah lebih lanjut menjadi bentuk-bentuk

seperti tabel, grafik, diagram, gambar dan sebagainya sehingga lebih informatif

oleh pihak lain (Umar, 2003).

Sementara data sekunder, sesuai dengan arti kata sekunder (bahasa Inggris

“Secondary”) yang berarti kedua, bukan secara langsung dari sumbernya, data

sekunder dapat didefenisikan sebagai data yang telah dikumpulkan pihak lain,

bukan oleh periset sendiri, untuk tujuan lain. Artinya periset adalah tanagan kedua

yang sekedar mencatat, mengakses, atau meminta data tersebut (yang kadang

sudah berwujud informasi) ke pihak lain yang telah mengumpulkannya di

lapangan. Periset hanya memanfaatkan data yang ada untuk penelitiannya.

Keberadaan data sekunder tidak dipengaruhi riset yang akan dijalankan peneliti,

sebab data tersebut sudah disediakan pihak lain secara berkala atau pada waktu

Universitas Sumatera Utara


35

tertentu (Istijanto, 2010). Adapun data yang digunakan dalam penelitian yang

termasuk dalam data primer dan sekunder dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3.3. Pengumpulan Data Primer dan Data Sekunder


No Data Primer Data Sekunder
1 Pendapatan (Rp) Data Luas Tanam Padi Provinsi
Sumatera Utara dan Kabupaten Deli
Serdang
2 Pendidikan (Tahun) Data Luas Panen, Produksi,
Produktivitas Padi Kabupaten Deli
Serdang
3 Pengalaman Bertani (Tahun) Daftar Perkembangan Harga Gabah
untuk konsumsi dan untuk benih
4 Harga gabah di tingkat petani (Rp) Jumlah Petani Padi Kabupaten Deli
Serdang
5 Biaya Produksi (Rp) Data jumlah petani padi

3.4. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari responden diolah terlebih dahulu kemudaian diuji

dengan menggunakan alat statistik yang sesuai. Untuk menjawab hipotesis

pertama digunakan model regresi logistik. Model logistik adalah prosedur

permodelan yang diterapkan untuk memodelkan variabel respon (Y) yang bersifat

kategori berdasarkan satu atau lebih variabel prediktator (X), hal itu yang bersifat

kategori maupun kontiniu. Adapun rumus dari metode logit ini adalah: ln

{𝑝(𝑖)1−𝑝(𝑖)} = β0 + β1X1 (Gujarati, 2006).

Y= ln = β0 + β1X1+ β2X2+ β3X3+ β4X4+Ui

Dimana :

➢ p (i) adalah peluang petani menanam padi untuk memproduksi benih (Y=1)

➢ 1- p(i) adalah peluang petani untuk tidak memproduksi benih padi (menanam

padi biasa) (Y=0)

Universitas Sumatera Utara


36

Keterangan :

Y = Keputusan petani (1= produksi benih, 0 = tidak memproduksi benih )

X1 = Keanggotaan dalam Kelompok Tani (1= anggota kelompok tani, 0 = bukan

anggota kelompok tani)

X2 = Tingkat Pendidikan (Tahun)

X3 = Pendapatan (Rupiah)

X4 = Pengalaman Bertani (Tahun)

β0, β1 , β2 , β3 , β4, adalah Parameter

Pada dasarnya logistic regression (regresi logistik) sama dengan analisis

diskriminan; perbedaan ada pada jenis data dari variabel dependen. Jika pada

analisis deskriminan veriabel dependen adalah data rasio, maka pada regresi

logistik variabel dependen adalah data nominal. Data nominal disini lebih khusus

adalah binary. Dengan demikian tujuan regresi logistik adalah pembuatan sebuah

model regresi untuk memprediksi besar variabel dependen yang berupa sebuah

variabel binary menggunakan data variabel independen yang sudah diketahui

besarnya (Santoso, 2010).

Sebelum dilakukan analisis regresi logit terlebih dahulu dilakukan uji

kesesuaina model dengan penjelasan sebagai berikut:

3.4.1 Uji Kesesuaian Model

Uji kesesuaian model yakni analisis kesesuaian model logit dengan data

yang akan diestimasi dilakukan dengan dua cara yaitu (1) dengan membandingkan

percentage correc predicted value untuk masing-masing nilai observasi dan (2)

dengan membandingkan distribusi data dan distribusi logit.

Universitas Sumatera Utara


37

➢ Uji Ketetapan Klasifikasi

Uji ketetapan klasifikasi menunjukkan ketepatan prediksi dari model

regresi. Dalam logit, parameter yang dipilih adalah adalah parameter dapat

memaksimalkan prediksi-prediksi nilai-nilai observasi. Artinya parameter yang

dapat memberikan percentage correct yang paling tinggi merupakan parameter

yang paling baik. Untuk model logit biner nilai sampel ada 2 yaitu 0 dan 1,

sehingga yang diinginkan adalah percentage correct bagi kedua observasi tersebut

➢ Uji Hosmer dan Lemeshow

Uji ini bertujuan untuk membandingakan distribusi data observasi dengan

distribusi data teori (uji kesesuaian model). Hipotesis pengujian ini adalah:

Hipotesis :

H0 : K = (1-B) = 1, tidak ada perbedaan distribusi data observasi dengan distribusi

data teori (Model telah cukup mampu menjelaskan data / model sesuai

dengan data).

H1 : K = (1-B) ≠ 0, ada perbedaan distribusi data observasi dengan distribusi data

teori (Model tidak cukup mampu menjelaskan data/ model tidak sesuai

dengan data).

Kriteria pengujian dadalah sebagai berikut:

• Apabila nilai sig > p-value, maka terima H0 tolak H1

• Apabila nilai sig < p-value, maka terima H1 tolak H0

B merupakan nilai rasio yakni 1, adapun Uji Hosmer dan Lameshow

merupakan alternatif dari uji chi–square, yang hasilnya lebih baik terutama jika

continuous covariates ada di model atau ukuran sampel kecil. Nilai yang tidak

signifikan menunjukkan bahwa model sesuai (adequately fits).

Universitas Sumatera Utara


38

➢ Uji Nagelkerke R Square

Uji digunakan untuk melihat kemampuan variabel independen dalam

menjelaskan variabel dependen, digunakan nilai Nagelkerke R Square. Nilai-nilai

tersebut disebut juga dengan Pseudo R-Square atau jika pada regresi linear (OLS)

lebih dikenal dengan istilah R-Square.

3.4.2. Pengujian Signifikasi Model dan Parameter

Pengujian siknifikasi model dan parameter dilakukan dengan uji sebagai

berikut:

➢ Uji omnibus atau uji serempak

Uji omnibus dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang

signifikan dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependendengan

membandingkan model variabel independen dengan variabel dependen. Hipotesis

dalam pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0 : β0 = β1 = ... = βp = 0, tidak ada variabel x yang signifikan mempengaruhi

variabel y.

H1 : βj ≠ 0, j = 1,2,...,p, minimal ada satu variabel x yang signifikan

mempengaruhi variabel y.

Dengan uji statistik :

• Model A = model yang hanya terdiri dari konstanta saja

• Model B = model yang terdiri dari seluruh variabel

Universitas Sumatera Utara


39

Dengan penolakan : tolak H0 apabila nilai G > dimana p merupakan

banyaknya variabel statistik dalam model atau p- value < α dan α merupakan

tingkat signifikasi.

➢ Uji wald atau uji parsial

Uji variabel secara parsial dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya

pengaruh yang signifikan pada tiap variabel independen terhadap variabel

dependen. Hipotesis pengujian ini adalah sebagai berikut:

H0 : = 0 (variabel X tidak signifikan mempengruhi variabel Y)

H1 : ≠ 0, j= 1,2,...,p (variabel X signifikan mempengaruhi variabel Y)

Dengan uji statistik :

W (Wald)

Daerah penolakan : tolak H0 apabila atau p-value < α. Dengan

α tingkat signifikasi 5%. Jika H0 ditolak , artinya parameter tersebut signifikan

secara statistik pada tingkat signifikasi α.

Regresi logistik juga menghasilkan rasio peluang (odd ratio) terkait dengan

nilai setiap variabel prediktor. Odd ratio merupakan peluang suatu kondisi yang

terjadi dibagi dengan peluang suatu kondisi yang tidak terjadi.

➢ Variabel Kategorikal

Cara yang digunakan untuk menginterpretasi parameter regresi logistik dari

variabel kategorik adalah dengan odd ratio.

Odd Ratio =

P = Peluang terjadinya suatu kondisi

P-1 = Peluang tidak terjadinya suatu kondisi

Universitas Sumatera Utara


40

Koefisien regresi ditunjukan sebagai berikut:

Yi = β0 + βi Xi

βi =

Zi = ln( ) = β0 + βi Xi

βi = yakni perubahan ln( ) akibat perubahan X1, exp (βi) merupakan

perubahan exp [ln( )] = ( ) akibat perubahan X1.

Besarnya odd ratio untuk suatu variabel prediktor ke-k merupakan nilai dari

anti ln dari (βi) atau exp (βi) untuk i=1,....,k

Odd ratio = exp (βi)

Misalnya X = 1 menunjukkan variabel prediktor kategori 1 dan X = 0

menunjukkan variabel prediktor kategori 0, P adalah peluang terjadinya variabel

respon. Diketahui ln ( ) = βX, jika X = 1 maka ln ( ) = β, sedangkan jika X =

0 maka ln ( ) = 0, artinya nilai ln ( ) pada variabel prediktor kategori 1 lebih

besar sebesar β dibandingakan dengan variabel prediktor kategori 0. Atau nilai

( ) pada variabel prediktor kategori 1 lebih besar sebesar exp (β) dibandingakan

dengan variabel prediktor 0. Karena untuk variabel prediktor kategori 1 nilai odd

rationya adalah ln ( ) = 0, maka ( ) = exp (0) = 1 atau peluang variabel

prediktor kategori 0 untuk terjadinya variabel respon p = 0,5. Jika nilai exp (β) =

0,5, maka ( ) variabel prediktor kategori 1menjadi 1 + 0,5 = 1,5 atau nilai P

menjadi 0,6. Artinya peluang variabel prediktor kategori 1 lebih besar 10%

dibandingakan dengan variabel prediktor kategori 0.

Universitas Sumatera Utara


41

➢ Variabel Kovariat

Variabel kovariat diinterpretasikan berdasarkan nilai marginal effect.

Marginal effect atau efek marginal menyatakan besarnya pengaruh tiap variabel

prediktor (variabel independen) terhadap probabilitas pada variabel respon

(variabel dependen). Marginal effect atau efek marginal dihitung dengan rumus

sebagai berikut:

= βiPi(1- Pi)

Interpretasi variabel kovariat menunjukkan bahwa ketika variabel kovariat

bertambah sebesar 1 satuan maka peluang untuk terjadinya variabel respon

meningkat sebesar nilai marginal effectnya dalam satuan persen. Nilai tersebut

dikenal dengan Multiplier Effect.

3.4.3. Perbandingan Pendapatan Petani Padi Produsen Benih dengan Petani


Padi Biasa
Besar pendapatan yang diterima oleh masing-masing kelompok petani padi

petani di Kabupaten Deli Serdang yaitu petani padi produsen benih dengan petani

padi biasa/ padi untuk konsumsi dapat diketahui dengan rumus keuntungan

sebagai berikut:

TR = P x Q

Keterangan :

TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp)

P = Price/Harga Jual Perunit Produk (Rp)

Q = Quantity/Jumlah Produk yang Dijual (kg) (Rasyaf, 2003).

Universitas Sumatera Utara


42

Pendapatan petani adalah sebagai berikut

Π = TR – TC

Keterangan :

π = Pendapatan (Rp)

TR = Total Revenue/Total Penerimaan (Rp)

TC = Total Cost/Total Biaya (Rp) (Soekartawi,2002)

Pengujian hipotesis kedua dilakukan dengan menggunakan analisis statistik

uji beda rata-rata (independent sample t-test) dengan uji satu arah yang digunakan

untuk penelitian yang membandingkan dua variabel. Independent sample t-

test adalah jenis uji statistika yang bertujuan untuk membandingkan rata-rata dua

grup yang tidak saling berpasangan atau tidak saling berkaitan. Tidak saling

berpasangan dapat diartikan bahwa penelitian dilakukan untuk dua subjek sampel

yang berbeda. Secara matematis rumus t hitung adalah sebagai berikut:

Keterangan :

x ̅1 dan x ̅2 = Rata-rata data pertama dan data kedua

S12 dan S22 = Estimasi perbedaan kelompok

n1 = Banyaknya sampel pengukuran kelompok pertama

n2 = Banyaknya sampel pengukuran kelompok kedua

Berikut adalah hipotesis dalam penelitian ini:

➢ H0 : Tidak terdapat perbedaan pendapatan rata-rata yang diterima petani padi

biasa dengan petani padi produsen benih

Universitas Sumatera Utara


43

➢ H1 : Terdapat perbedaan pendapatan rata-rata yang diterima petani padi biasa

dengan petani padi produsen benih

Dengan kriteria uji :

➢ Jika t-hitung ≤ t-tabel (sig > 0,05), maka H0 diterima dan H1 tidak diterima.

➢ Jika t-hitung > t-tabel (sig < 0,05), maka H0 tidak diterima dan H1 diterima.

3.5. Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penelitian ini

maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut:

3.5.1. Defenisi Operasional

1. Usahatani padi adalah kegiatan budidaya tanaman padi yang dilakukan oleh

petani untuk menghasilkan padi atau benih tanaman padi di Kabupaten Deli

Serdang.

2. Petani padi adalah orang yang mengusahakan tanaman tanaman padi mulai

dari penanaman, pemeliharaan, pengambilan hasil, sampai penjualan hasil

berupa padi atau benih padi.

3. Umur petani adalah usia petani padi mulai dari awal kelahiran sampai pada

saat penelitian ini dilakukan diukur dalam satuan tahun.

4. Tingkat pendidikan petani adalah lamanya bangku sekolah yang pernah

dilalui petani diukur dalam satuan tahun.

5. Pengalaman bertani adalah lamanya petani dalam berusahatani tanaman padi,

diukur dalam satuan tahun.

6. Keanggotaan dalam kelompok tani adalah keanggotaan petani padi dalam

suatu kelompok tani, apakah petani padi tergabung dalam suatu kelompok

tani atau tidak.

Universitas Sumatera Utara


44

7. Harga jual padi atau benih padi adalah harga yang diterima oleh petani atas

penjualan hasil produksi padi atau benih padi, harga jual padi atau benih padi

diukur dalam satuan rupiah per kilogram (Rp/kg).

8. Biaya produksi adalah semua biaya yang dikeluarkan petani padi selama

proses produksi yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel yang

dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

9. Biaya variabel adalah biaya yang jumlahnya berubah-ubah sesuai dengan

perubahan produksi diukur dalam satuan rupiah (Rp).

10. Biaya tetap adalah biaya yang jumlahnya tidak tergantung pada besar

kecilnya kuantitas produksi padi yang dihasilkan diukur dalam satuan rupiah

(Rp).

11. Penerimaan adalah hasil kali total produksi padi atau benih padi yang

dihasilkan dengan harga jual padi atau benih padi dalam satu kali musim

tanam, diukur dalam satuan rupiah (Rp).

12. Pendapatan adalah selisih antara penerimaan petani dengan total biaya yang

dikeluarkan petani dalam usaha tani padi dalam satu kali musim tanam

dengan satuan rupiah (Rp).

3.5.2. Batasan Operasioal

1. Lokasi penelitian dilakukan di Kabupaten Deli Serdang Provinsi Sumatera

Utara.

2. Sampel dalam penelitian ini adalah petani yang mengusahakan tanaman padi

biasa dan petani yang mengusahakan tanaman padi padi untuk produksi benih

di Kabupaten Deli Serdang.

3. Waktu penelitian adalah bulan Mei 2018.

Universitas Sumatera Utara


IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

4.1.1. Gambaran Umum Daerah Penelitian

Kabupaten Deli Serdang secara geografis terletak diantara 2°57’ - 3°16’ Lintang

Utara dan antara 98°33’ - 99°27’ Bujur Timur, merupakan bagian dari wilayah

pada posisi silang di kawasan Palung Pasifik Barat dengan batas wilayah sebagai

berikut :

− Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Serdang Bedagai

− Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Karo dan Kabupaten Langkat

− Sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sumatera

− Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Karo.

Kabupaten Deli Serdang memiliki luas wilayah 2.497,72 Km2 yang terdiri dari 22

kecamatan, 380 desa dan 14 kelurahan. Dilihat dari kemiringan lahan, Kabupaten

Deli Serdang dibedakan atas: Dataran Pantai ± 63.002 Ha (26,30 %) terdiri dari 4

kecamatan (Hamparan Perak, Labuhan Deli, Percut Sei Tuan, dan Pantai Labu).

Jumlah Desa sebanyak 64 Desa/Kelurahan dengan panjang pantai 65 km.Potensi

Utama adalah ; Pertanian Pangan, Perkebunan Rakyat, Perkebunan Besar,

Perikanan Laut, Pertambakan, Peternakan Unggas, dan Pariwisata.

Dataran Rendah ± 68,965 Ha (28.80 %) terdiri dari 11 kecamatan (Sunggal,

Pancur Batu, Namorambe, Deli Tua, Batang Kuis, Tanjung Morawa, Patumbak,

Lubuk Pakam, Beringin, Pagar Merbau, dan Galang) dengan jumlah desa

sebanyak 197 desa/kelurahan.Potensi Utama adalah : Pertanian Pangan,

Perkebunan Besar, Perkebunan Rakyat, Peternakan, Industri, Perdagangan, dan

Perikanan Darat.

Universitas Sumatera Utara


46

Dataran Pegunungan ± 111.970 Ha ( 44.90 %) terdiri dari 7 kecamatan

(Kutalimbaru, Sibolangit, Birubiru, STMHilir, STM Hulu, Gunung Meriah,

Bangun Purba) dengan jumlah desa sebanyak 133 desa. Potensi Utama adalah :

Pertanian Rakyat, Perkebunan, dan Peternakan.

4.1.2. Keadaan Penduduk

Kabupaten Deli Serdang memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.114.627

jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar 847 jiwa/km2. Berikut adalah jumlah

penduduk Kabupaten deli Serdang berdasarkan jenis kelamin:

Tabel 4.1. Jumlah Penduduk Kabupaten Deli Serdang Menurut Jenis


Kelamin, Tahun 2017
No Jenis Kelamin Jumlah (jiwa) Persentase (%)
1 Laki-Laki 1.064.206 50,3
2 Perempuan 1.050.421 49,7
Jumlah 2.114.627 100
Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Deli Serdang. 2017

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa jumlah penduduk Kabupaten Deli Serdang

terbanyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 1.064.206 jiwa atau 50,3%

dari keseluruhan penduduk, sementara jumlah penduduk berjenis kelamin

perempuan adalah sebanyak 1.050.421 jiwa atau 49,7 % dari keseluruhan

penduduk di Kabupaten Deli Serdang.

4.2. Karakteristik Responden

4.2.1. Umur

Umur petani menggambarkan pengalaman dalam diri petani itu sendiri

yang menyebabkan adanya perbedaan perilaku berdasarkan usia yang dimiliki.

Semakin muda umur petani biasanya mempunyai semagat untuk menambah

wawasan dan menjalankan usahataninya dibandingkan dengan petani yang

memiliki usia lebih tua. Umur petani padi yang menjadi objek penelitian di

Universitas Sumatera Utara


47

Kabupaten Deli Serdang dikelompokkan atas empat kelompok umur seperti pada

Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Karakteristik Petani Padi Menurut Umur, Tahun 2018


No Umur (Tahun) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 ≤ 40 18 30,0
2 41-50 20 33,3
3 51-60 19 31,7
4 >60 3 5,0
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa umur petani padi yang paling banyak

berada pada rentang usia 41-50 tahun yaitu sebanyak 20 orang atau sebanyak

33,3% dari keseluruhan responden, sedangkan yang paling sedikit berada pada

rentang usia diatas 60 tahun yaitu sebanyak 3 orang atau 5% dari keseluruhan

responden. Dari tabel diatas juga dapat dilihat bahwa rata-rata umur dari

keseluruhan responden tergolong pada usia produktif.

4.2.2. Pendidikan

Semakin tinggi pendidikan responden, maka pengetahuan dan wawasannya

semakin luas serta cara berfikirnya semakin rasional, dengan demikian akan

mempercepat proses adopsi inovasi informasi dalam upaya pengembangan usaha

tani yang dijalankan. Pendidikan petani padi yang menjadi objek penelitian di

kelompokkan menjadi 4 (empat) kelompok, yang terdiri dari SD, SMP, SMA dan

Sarjana. Untuk lebih jelasnya karakteristik pendidikan petani padi di Kabupaten

Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Universitas Sumatera Utara


48

Tabel 4.3. Karakteristik Petani Padi Menurut Tingkat Pendidikan, Tahun


2018
No Tingkat Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%)
1 SD 18 30,0
2 SMP 11 18,3
3 SMA 26 43,4
4 S1 5 8,3
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018.

Tabel 4.3 menunjukkan tingkat pendidikan petani padi yang paling banyak

adalah pada tingkat SMA yaitu sebanyak 26 orang atau 43,4% dari keseluruhan

responden dan tingkat pendidikan petani padi paling sedikit adalah Sarjana Strata

Satu (S1) yaitu sebanyak 5 orang atau 8,3% dari keseluruhan responden.

4.2.3. Pengalaman Bertani

Pengalaman bertani menggambarkan berapa lama petani padi telah

menjalankan usahataninya. Pengalaman bertani petani padi yang menjadi objek

penelitian di kelompokan atas 6 (enam) kelompok, untuk lebih jelasnya dapat

dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Karakteristik Petani Padi Menurut Pengalaman Bertani, Tahun


2018
No Pengalaman Bertani Jumlah (Orang) Persentase (%)
(Tahun)
1 ≤ 10 3 5,0
2 11-20 21 35,0
3 21-30 14 23,3
4 31-40 9 15,0
5 41-50 12 20,0
6 >50 1 1,7
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pengalaman bertani petani padi di

Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak adalah 11-20 tahun yaitu sebanyak

21 orang atau 35% dari keseluruhan responden. Sementara pengalaman bertani

Universitas Sumatera Utara


49

petan padi diatas 50 Tahun hanya sebanyak 1 orang atau 1,7% dari keseluruhan

responden.

4.2.4. Luas Lahan

Luas lahan merupakan luas areal persawahan yang diusahakan petani padi

di Kabupaten Deli Serdang. Luas lahan dikolompokkan atas tiga kelompok seperti

pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Karakteristik Petani Padi Menurut Luas Lahan, Tahun 2018
No Luas Lahan (Ha) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 ≤ 0,5 3 5,0
2 0,6-1 23 38,4
3 >1 16 26,6
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.5 menunjukkan bahwa luas lahan petani padi yang menjadi objek

penelitian Di Kabupaten Deli Serdang yang paling banyak adalah dengan luas

lahan 0,6 - 1 ha yaitu sebanyak 23 orang atau 38,4% dari keseluruhan responden.

Sementara petani dengan luas lahan ≤ 0,5 ha hanya sebanyak 3 orang atau 5% dari

total responden yang menjadi objek penelitian.

4.2.5. Jumlah Tanggungan

Jumlah tanggungan adalah jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh

petani padi di Kabupaten Deli Serdang. Jumlah anggota keluarga yang ditanggung

oleh petani padi adalah semua anggota keluarga dan berada dalam anggaran

belanja keluarga. Jumlah tanggungan responden penelitian dikelompokkan atas

lima kelompok seperti pada Tabel 4.6.

Universitas Sumatera Utara


50

Tabel 4.6. Karakteristik Petani Padi Menurut Jumlah Tanggungan, Tahun


2018
No Jumlah Tanggungan (Orang) Jumlah (Orang) Persentase (%)
1 0 10 16,7
2 1 10 16,7
3 2 22 36,7
4 3 16 26,6
5 4 2 3,3
Jumlah 60 100
Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.6 menunjukkan bahwa jumlah tanggungan petani padi yang paling

banyak adalah 2 orang dengan jumlah petani sebanyak 22 orang, sementara

jumlah petani dengan jumlah tanggungan paling sedikit adalah 4 orang dengan

jumlah petani sebanyak 2 orang.

4.3. Keadaan Usahatani Padi di Lokasi Penelitian

Kabupaten Deli Serdang merupakan kabupaten dengan produktivitas padi

tertinggi di Provinsi Sumatera Utara dengan rata-rata produksi pada tahun 2016

mencapai 59,59 kw/ha dengan produksi padi sebesar 490,723,4 ton dari luas

panen sebesar 82.343,5 ha. Kabupaten Deli Serdang juga merupakan penghasil

benih padi terbesar di Provinsi Sumatera Utara dengan produksi benih pada tahun

2017 mencapai 1.913,686 ton yang terdiri dari kelas benih dasar, benih pokok,

dan benih sebar. Hal ini menjadikan beberapa desa di Kabupaten Deli Serdang

ditetapkan menjadi desa mandiri benih, salah satunya adalah Desa Kramat Gajah,

Kec. Galang, Kab. Deli Serdang.

Proses bididaya tanaman padi di Kabupaten Deli Serdang sama halnya

dengan budidaya tanaman padi pada umumnya, yang membedakan adalah di

lokasi penelitian sebagian besar petani telah menerapkan mekanisasi pertanian

pada beberapa kegiatan dalam budidaya tanaman padi. Kegiatan budidaya

Universitas Sumatera Utara


51

tanaman padi baik untuk produksi padi bisa maupun produksi benih padi dawali

dengan proses pengolahan lahan. Pengolahan lahan di lokasi penelitain sudah

sepenuhnya menggunakan mesin traktor dan sudah tidak lagi dilakukan secara

manual. Setelah proses pengolahan lahan, kegiatan selanjutnya adalah proses

penyemaian benih, untuk benih padi yang digunakan terdapat perbedaan antara

petani padi biasa dengan petani padi produsen benih, petani padi biasa

menggunakan kelas benih sebar sementara petani padi untuk produksi benih

menggunakan kelas benih dasar dan kelas benih pokok. Setelah proses penyemain

benih dan benih siap pindah, selanjutnya dilakukan kegiatan penanaman, petani

dilokasi penelitian umumnya juga telah menggunakan mesin tanam dalam

menanam bibit padi walaupun masih ada juga beberapa petani yang menanam

bibit padi secara manual dengan menggunakan tenaga kerja manusia.

Setelah dilakukan penanaman kegitan berlanjut pada kegiatan pemeliharaan

yang meliputi pemupukan, penyiangan, dan penyemprotan pestisida untuk

pengendalian hama dan penyakit tanaman padi. Kegiatan pemeliharaan dilakukan

secara berkala setelah proses penanaman sampai proses pemanenan. Petani di

Kabupaten Deli Serdang melakukan pemupukan sebanyak dua kali selama proses

produksi, pemupukan pertama dilakukan pada saat padi berumur 1 minggu setelah

tanam, dan pemupukan yang kedua dilakukan setelah tanaman padi berumur 15 -

20 hari setelah tanam, dosis pemupukan juga telah disesuaikan petani di lokasi

penelitian dengan anjuran dari dinas tanaman pangan dan hortikultura.

Pengendalian hama dan penyakit tanaman padi juga dilakukan untuk

menjaga kualitas dan kuantitas produksi padi yang akan dihasilkan. Petani di

lokasi penelitian memakai bernagai jenis pestisida dalam mengendalikan hama

Universitas Sumatera Utara


52

dan penyakit tanaman padi seperti herbisida, insektisitda, fungisida dan

moluskisida. Proses pemanenan hasil produksi padi di lokasi penelitian juga

umumnya telah menerapkan mekanisasi pertanian dimana proses pemanenan

dilakukan dengan menggunakan mesin panen.

Selain jenis benih yang digunakan berbeda, yang membedakan budidaya

tanaman padi biasa dengan budidaya tanaman padi untuk produksi benih adalah

proses produksinya, proses produksi dalam produksi benih padi lebih panjang

dibandingkan dengan produksi padi biasa/padi konsumsi, hal ini dikarenakan pada

produksi benih padi terdapat proses lain yang dilakukan setelah pemanenan,

berbeda dengan produksi padi biasa dimana padi hasil produksi sudah bisa

langsung dijual petani dalam bentuk gabah basah. Perbedaan tahapan produksi

yang dilalui antara petani padi biasa/ padi untuk konsumsi dengan petani padi

produsen benih dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7. Perbedaan Tahapan Produksi Tanaman Padi Biasa dengan


Produksi Benih Padi
No Produksi Padi Biasa Produksi Benih
1 Pengolahan Lahan Pengolahan Lahan
2 Pembibitan Pembibitan
3 Penanaman Penanaman
Penyulaman/Penyisipan Penyulaman atau penyisipan
4 Pemeliharaan Pemeliharaan
Pemupukan Pemupukan
Penegndalian Gulma (penyiangan) Pengemdalian gulma (Penyiangan)
Pengendalian Hama Pengendalian Hama
5 - Roguing
Pemanenan Pemanenan
6. - Penjemuran
7. - Sortasi
8. - Uji lab dan sertifikasi
9. - Pengemasan

Tabel 4.7 menunjukkan perbedaan proses produksi antara tanaman padi

biasa dengan produksi benih padi dimana dalam produksi benih padi setelah

Universitas Sumatera Utara


53

dilakukan penanaman dan pemeliharaan perlu dilakukan kegiatan roguing,

menurut BPTP BALITBANGTAN (2018) Roguing adalah kegiatan pemeriksaan

lapang untuk mengidentifikasi dan menghilangkan tanaman yang menyimpang.

Tujuan roguing adalah untuk mempertahankan kemurnian dan mutu genetik suatu

varietas. Karakteristik varietas dapat digunakan untuk mengenali dan

mengidentifikasi tipe simpang. Produsen benih atau pelaksana roguing harus

mengenali karakteristik varietas dengan baik, termasuk faktor-faktor yang dapat

berpengaruh terhadap karakter tersebut. Selain itu, dalam produksi benih padi

setelah pemanenan dilakukan perlu ada proses lain sebelum benih padi siap untuk

dijual kepada konsumen seperti proses penjemuran padi, proses pembersihan

benih padi, proses sertifikasi dan pelebelan serta pengemasan.

4.4. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk


Mempoduksi Benih Padi
Faktor – faktor yang mempengaruhi keputusan petani untuk memproduksi

benih padi di Kabupaten Deli Serdang dalam penelitian ini adalah keanggotaan

dalam kelompom tani, pendidikan, pendapatan dan pengalaman bertani. Berikut

penjelasan deskriptif dari masing-masing variabel yang mempengaruhi keputusan

petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang.

1) Keanggotaan dalam Kelompok tani

Keanggotaan dalam kelompok tani merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi petani dalam memutuskan budidaya tanaman yang akan

diusahakan. Keanggotaan dalam kelompok tani dari masing - masing kelompok

petani padi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat seperti pada Gambar 4.1.

Universitas Sumatera Utara


54

Sumber: Dta Primer Diolah, 2018

Gambar 4.1. Grafik Keanggotaan Petani dalam Kelompok Tani

Gambar 4.1 menunjukkan keanggotaan petani padi biasa dan petani padi

produsen benih dalam kelompok tani. Grafik di atas menunjukkan bahwa seluruh

petani produsen benih tergabung dalam kelompok tani. Berbeda dengan petani

padi biasa, sebanyak 27 orang petani petani padi biasa tergabung dalam kelompok

tani dengan persentase 90% dan 3 orang petani petani padi tidak tergabung dalam

kelompok tani dengan persentase 10%.

2) Pendidikan

Pendidikan juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

keputusan petani untuk memproduksi jenis komoditi tertentu. Menurut (Theresia,

2016) ciri spesifik dari seseorang seperti umur, tingkat pendidikan, pengalaman

usahatani, dan luas lahan berpengaruh terhadap keterampilan petani dalam

mengelola usahatani. Pendidikan petani yang lebih tinggi pastinya akan

mempengaruhi keputusan petani untuk menanam suatu komoditi tertentu dimana

keputusan diambil berdasarkan bergbagai pertimbangan. Tingkat pendidikan dari

Universitas Sumatera Utara


55

masing - masing kelompok petani padi di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat

pada Gambar 4.2.

Petani Padi Produsen Petani Padi Biasa


Benih 0

10
10 13,3

30
16,7
60
60

SD SMP SMA S1 SD SMP SMA S1

Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Gambar 4.2. Grafik Tingkat Pendidikan Petani

Gambar 4.2 menunjukkan tingkat pendidikan dari masing - masing

kelompok petani padi di Kabupaten Deli Serdang. Petani padi produsen benih

memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan dengan petani padi

biasa, dimana pendidikan petani padi produsen benih terbanyak adalah lulusan

SMA yaitu sebanyak 18 orang dengan persentase 60%. Selain itu tedapat 3 orang

petani dari seluruh sampel petani produsen benih yang merupakan lulusan sarjana

strata satu (S1) dengan persentase 10%.

Tingkat pendidikan petani padi biasa/ petani padi untuk konsumsi yang

paling banyak adalah lulusan SD dimana 18 petani dari seluruh sampel petani padi

biasa merupakan lulusan Sekolah Dasar (SD) dengan persentase 60%, dan tidak

ada satu orang dari petani padi biasa yang merupakan lulusan sarjana strata satu

(S1). Berdasarkan hasil penelitan, diketahui bahwa kebanyakan petani padi yang

memutuskan untuk memproduksi benih memiliki tingkat pendidikan yang lebih

Universitas Sumatera Utara


56

tinggi dibandingkan dengan petani padi biasa, sehingga tingkat pendidikan

merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi keputusan petani untuk

memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang.

3) Pendapatan

Pendapatan merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi petani

dalam memutuskan usahatani yang akan dijalankan. Menurut Bishop dan

Toussaint (1989), pendapatan para petani dapat dipengaruhi oleh pemilihan

mereka atas hasil-hasil produksi, dimana pemilihan hasil-hasil produksi tersebut

dilakukan sebagian besar petani berdasarkan pendapatan yang mereka harapkan

dan penjualan hasil produksi yang diusahakannya. Petani sebelum memilih dan

mengusahakan suatu komoditi, mempertimbangkan besarnya pendapatan dari

pengusahaan komoditi yang diusahakannya. Pendapatan dari masing - masing

Kelompok petani di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Petani Padi Produsen Petani Padi Biasa


Benih 3,3 0
3,3 3,3
6,7 10

16,7 13,3
20

33,4
30 60

≤ 5 juta 6 juta - 15 juta ≤ 5 Juta 6 juta - 15 juta

16 juta - 25 juta 26 juta - 35 juta 16 juta - 25 juta 26 juta - 35 juta

36 juta - 45 juta > 45 juta 36 juta - 45 juta > 45 juta

Sumber: Data Primer Diolah, 2018


Gambar 4.3. Grafik Pendapatan Petani Padi Berdasarkan Luas Lahan

Universitas Sumatera Utara


57

Gambar 4.3 menunjukkan besar pendapatan kelompok petani padi di

Kabupaten Deli Serdang berdasarkan luas lahan yang diusahakan oleh masing –

masing petani. Pendapatan petani padi produsen benih yang paling banyak berada

pada tingkat pendapatan Rp. 16.000.000 – Rp. 25.000.000 per musim tanam

dengan rata – rata luas lahan sebesar 0,63 ha yaitu sebanyak 10 petani dari seluruh

petani padi produsen benih dengan persentase 33,4 %. Pendapatan petani padi

biasa yang paling banyak berada pada tingakat pendapatan Rp. 6.000.000 – Rp.

15.000.000 per musim tanam dengan rata – rata luas lahan sebesar 0,57 ha yaitu

sebanyak 18 orang dari seluruh petani padi biasa dengan persentase 60 %.

Pendapatan petani padi produsen benih yang terbesar adalah diatas 45.000.000 per

musim tanam dengan luas lahan rata – rata 0,63 ha, sementara pendapatan petani

padi biasa terbesar pada rentang antara Rp. 35.000.000 – Rp. 45.000.000 per

musim tanam dengan rata – rata luas lahan 0,57 ha. Besar pendapatan dari

kelompok petani padi dengan luasan lahan 1 ha dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Petani Padi Produsen Petani Padi Biasa


Benih 0 0 0
3,3 0 0

18,8 43,3

56,7
76,7

11juta - 20juta 21 juta - 30 juta 11 juta - 20 juta 21 juta - 30 juta


31 juta - 40 juta 41 juta - 50 juta 31 juta - 40 juta 41 juta - 50 juta
> 50 juta > 50 juta

Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Gambar 4.4. Grafik Pendapatan Petani Padi Per Hektar

Universitas Sumatera Utara


58

Gambar 4.4. menunjukkan bahwa pendapatan petani padi produsen benih

yang paling besar adalah diatas Rp. 50.000.000 / ha per musim tanam, sementara

pendapatan petani padi biasa yang paling besar berada pada rentang pendapatan

Rp. 21.000.000 – Rp. 30.000.000 / ha per musim tanam. Pendapatan petani padi

produsen benih padi yang paling banyak berada pada tingkat pendapatan Rp.

31.000.000 – Rp. 40.000.000 / ha per musim tanam yaitu sebanyak 23 petani padi

produsen benih dengan persentase 76,7 %. Pendapatan petani padi biasa yang

paling banyak berada pada tingkat pendapatan Rp. 21.000.000 – Rp. 30.000.000 /

ha per musim tanam yaitu sebanyak 17 petani atau 56,7 %.

4) Pengalaman Bertani

Pengalaman bertani merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang.

Sesuai dengan pendapat Lubis (2002) yang menyebutkan bahwa orang yang

mempunyai pengalaman yang relatif berhasil dalam mengusahakan usahanya,

biasanya mempunyai pengetahuan, sikap dan keterampilan yang lebih baik

dibandingkan dengan orang yang kurang berpengalaman. Pengetahuan dan

keterampilan yang dimiliki petani dijadikan sebagai pertimbangan dalam

memutuskan usaha tani yang akan dijalankan. Pengalaman bertani dari masing –

masing kelompok petani petani di Kabupaten Deli Serdang dapat dilihat pada

Gambar 4.5.

Universitas Sumatera Utara


59

Petani Padi Produsen Petani Padi Biasa


Benih 0
3,3
20
3,3 9,9 30

23,3 23,3
60,2
26,7

≤ 20 21-30 31-40 41-50 >50 ≤ 20 21-30 31-40 41-50 >50

Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Gambar 4.5. Grafik Pengalaman Bertani Petani Padi

Gambar 4.5 menunjukkan pengalaman bertani dari masing - masing

kelompok petani padi di Kabupaten Deli Serdang. Sebanyak 18 petani atau 60,2%

petani padi produsen benih memiliki pengalaman ≤ 20 tahun dan terdapat 1 petani

dari seluruh patani produsen padi memiliki pengalaman diatas 50 tahun atau

3,3%. Untuk petani padi biasa paling banyak memiliki pengalaman bertani 41 –

50 tahun dengan jumlah petani sebanyak 9 orang dari seluruh petani padi biasa

dengan persentase 30%. Untuk itu jelas terlihat bahwa petani padi biasa memiliki

pengalaman bertani yang lebih lama dibanding dengan petani padi produsen

benih.

Model yang digunakan dalam penelitian faktor - faktor yang

mempengaruhi keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten

Deli Serdang ini adalah model regresi logistik biner. Model regresi logistik biner

digunakan karena variabel respon (Variabel dependen) merupakan data kategorik

yang menunjukkan keputusan petani untuk memproduksi benih padi yang

dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Y= 1 (memproduksi benih padi) dan

Universitas Sumatera Utara


60

Y=0 (tidak memproduksi benih padi/produksi padi biasa untuk konsumsi).

Variabel prediktor (variabel independen) yang diduga berpengaruh terhadap

keputusan petani untuk memproduksi benih padi, antara lain keanggotaan dalam

kelompok tani (1= tergabung dalam kelompok tani, 0 = tidak tergabung sebagai

anggota kelompok tani), pendapatan konsumen (Rp), tingkat pendidikan (tahun),

dan pengalaman bertani (tahun). Berdasarkan hasil pengolahan data menggunakan

SPSS 20 diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Hasil Analisis Regresi Logistik


Variabel B SE Sig Exp(B)
Keanggotaan dalam Kelompok Tani -19,561 22650,665 0,999 0,000
Pendidikan 0,415 0,198 0,036 1,515
Pendapatan 0,001 0,000 0,008 1,000
Pengalaman Bertani 0,020 0,041 0,629 0,980
Konstanta -5,124 2,800 0,067 0,006
G = 35,529 (sig = 0,000)
Chi-square = 10,498 (sig = 0,0,232)
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Dari hasil analisis regresi logistik didapatkan persamaan regresi logistik

sebagai berikut:

Y = Ln = - 5,124 - 19,561 X1 + 0,415 X2 - 0,001 X3 + 0,020 X4

Keterangan:

P = Peluang konsumen memutuskan memproduksi benih padi

1– P = Peluang konsumen tidak memutuskan memproduksi benih padi

(produksi padi biasa)

Y = Keputusan konsumen untuk memproduksi benih padi

X1 = Keanggotaan dalam kelompok tani

0 = Tidak Tergabung dalam Kelompok Tani

1 = Tergabung dalam Kelompok Tani

Universitas Sumatera Utara


61

X2 = Pendidikan (Tahun)

X3 = Pendapatan (Rp/ Musim Tanam)

X4 = Pengalaman Bertani (Tahun)

4.4.1. Hasil Uji Kesesuaian Model

a) Uji Ketepatan Klasifikasi (percentage correct)

Dari hasil pengolahan data diperoleh hasil pengujian seperti pada Tabel 4.9

Tabel 4.9. Hasil Uji Ketepatan Klasifikasi


Predicted
Keputusan petani
Observed Tidak Produksi Percentage
Produksi
Benih Padi (Padi correct
Benih Padi
Biasa)
Tidak Produksi
Benih Padi 0 30 ,0
Keputusan
(Padi Biasa)
Step 0 Petani
Produksi Benih
0 30 100,0
Padi
Overall Percentage 50,0
Tidak Produksi
Benih Padi 25 5 83,3
Keputusan
(Padi Biasa)
Step 1 Petani
Produksi Benih
3 27 90,0
Padi
Overall Percentage 86,7
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.9 menunjukkan bahwa sampel yang digunakan dalam penelitian

ini sebanyak 60 sampel yang terdiri dari 30 sampel yang tidak memproduksi benih

padi (produksi padi biasa) dan 30 sampel yang memproduksi benih padi. Hasil

klasifikasi prediksi menunjukkan ketetapan prediksi antara petani sampel yang

tidak memproduksi benih padi (produksi padi biasa) dan petani yang

memproduksi benih padi sebesar 50,0%.

Dari 30 sampel petani yang tidak memproduksi benih padi (produksi padi

biasa) sebanyak 5 sampel petani masih dapat diprediksi untuk memproduksi benih

padi sedangkan 25 sampel memang tidak memproduksi benih padi. Dari tabel

Universitas Sumatera Utara


62

diatas juga dapat dilihat bahwa dari 30 sampel petani yang memproduksi benih

padi dapat diprediksi sebanyak 3 sampel masih dapat diprediksi untuk tidak

memproduksi benih padi dan 27 sampel petani memang memproduksi benih padi.

Secara keseluruhan ketetapan prediksi sebesar 86,7%.

Dari Tabel 4.9 diatas dapat dilihat nilai dari overall percentage sebesar 86,7

hal ini menunjukkan bahwa model regresi logistik yang digunakan telah cukup

baik, karena mampu menebak dengan benar 86,7% kondisi yang terjadi.

b) Uji Hosmer and Lemeshow

Uji Hosmer and Lemeshow dilakukan terlebih dahulu utuk menguji

kelayakan dari model regresi logistik yang digunakan. Hasil uji Hosmer

Lemeshow Test dapat ditunjukkan pada Tabel 4.12.

Tabel 4.10. Hasil Uji Hosmer dan Lameshow


Step Chi-square Df Sig.
1 10,498 8 ,232
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Dari tabel 4.10 diatas diperoleh nilai chi-square sebesar dengan signifikasi

sebesar 0,345 (0,345 > 0,05), maka terima H0 tolak H1 artinya dengan tingkat

kepercayaan 95% dapat dinyatakan bahwa model regresi logistik yang digunakan

telah mampu menjelaskan data dan model yang digunakan telah sesuai karena

tidak ada perbedaan antara distribusi observasi dengan distribusi frekuensi

estimasi.

c) Uji Negalkerke R Square

Pengujian Negalkerke R Square menunjukkan kemampuan variabel

independen dalam menjelaskan variabel dependen,Nilai-nilai tersebut disebut juga

dengan Pseudo R-Square atau jika pada regresi linear (OLS) lebih dikenal dengan

Universitas Sumatera Utara


63

istilah R-Square. Dari hasil penelitian diperoleh nilai Negalkerke R Square seperti

pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11. Hasil Uji Negalkerke R Square


Step -2 log likelihood Cox & Snell R Square Negalkerke R Square
1 47,648 0,447 ,596
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.11 menunjukkan nilai Nagelkerke R Square sebesar 0,596, hal ini

menunjukkan bahwa kemampuan variabel independen dalam menjelaskan

variabel dependen adalah sebesar 59,6 % dan 40,4 % lainnya dijelaskan oleh

variabel lain di luar model.

4.5.2. Hasil Uji Signifikansi

Untuk menguji hipotesis penelitian yang pertama, dilakukan beberapa uji

statistik sebagai berikut:

a) Uji variabel secara serempak

Hasil pengujian variabel secara serempak menggunakan uji G diperoleh

hasil seperti pada Tabel 4.12.

Tabel 4.14. Hasil Uji Serempak

Omnibus Tests of Model Coefficients


Step 1 Chi-square Df Sig.
Model 35.529 4 .000
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.12 menunjukkan nilai G yang diperoleh adalah sebesar 35,529

dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000. Tingkat signifikansi yang diperoleh

0,000 < 0,05 maka tolak H0 dan terima H1. Dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa sekurang - kurangnya terdapat satu variabel independen (keanggotaan

dalam kelompok tani, pendidikan, pendapatan, dan pengalaman bertani) yang

Universitas Sumatera Utara


64

berpengaruh terhadap variabel dependen (keputusan petani untuk memproduksi

benih padi).

b) Uji variabel secara parsial dengan uji Wald

Uji wald digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh yang

signifikan dari masing-masing variabel independen (keanggotaan dalam

kelompok tani, pendidikan, pendapatan, dan pengalaman bertani) terhadap

variabel dependen (keputusan petani untuk memproduksi benih padi). Dari hasil

pengujian diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.15.

Tabel 4.13. Hasil Uji Parsial


Variabel B Wald Sig
Keanggotaan dalam Kelompok Tani -19,561 0,000 0,999
Pendidikan 0,415 4,400 0,036
Pendapatan 0,001 7,019 0,008
Pengalaman bertani -0,020 0.234 0,629
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.13 menunjukkan nilai signifikasi dari masing – masing variabel

independen (keanggotaan dalam kelompok tani, pendidikan, pendapatan, dan

pengalaman bertani) terhadap variabel dependen (keputusan petani untuk

memproduksi benih padi).

Dari hasil diatas diperoleh nilai signifikasi untuk variabel keanggotaan

dalam kelompok tani sebesar 0,999 dimana nilai signifikasi lebih besar dari α

(0,999 > 0,05), maka terima H0 tolak H1, artinya bahwa variabel kanggotaan

dalam kelompok tani (X1) tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani

untuk memproduksi benih padi (Y).

Nilai signifikasi dari variabel pendidikan yang diperoleh sebesar 0,036

dimana nilai signifikasi lebih kecil dari α (0,036 < 0,05), maka terima H1 tolak H0,

Universitas Sumatera Utara


65

artinya bahwa variabel pendidikan (X2) berpengaruh positif dan signifikan

terhadap keputusan petani untuk memproduksi benih padi (Y).

Nilai signifikasi untuk variabel pendapatan diperoleh nilai signifikasi

sebesar 0,008 dimana nilai signifikasi lebih kecil dari α (0,008 < 0,05), maka

terima H1 tolak H0, artinya bahwa variabel pendapatan (X3) berpengaruh positif

dan signifikan terhadap keputusan petani untuk memproduksi benih padi (Y).

Dari hasil diatas diperoleh juga nilai signifikasi untuk variabel pengalaman

bertani sebesar 0,629 dimana nilai signifikasi lebih besar dari α (0,629 > 0,05),

maka terima H0 tolak H1, artinya bahwa variabel pengalaman bertani (X4) tidak

berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani untuk memproduksi benih padi.

Cara yang digunakan untuk menginterpretasi paramater regresi logistik

dari variabel kategorik adalah dengan odd ratio. Adapun variabel kategorik pada

penelitian adalah variabel keanggotaan dalam kelompok tani (X1). Besarnya odd

ratio untuk suatu variabel prediktor ke – k merupakan nilai dari Anti ln dari (βi)

atau exp(βi) untuk i = 1, ..., k.

Odd ratio = exp(βi)

Sementara itu untuk variabel kovariat diinterpretasikan berdasarkan nilai

Marginal Effect. Variabel kovariat pada penelitian ini adalah rasio harga (X1) dan

pendapatan konsumen (X3). Berikut adalah nilai odd ratio dari masing masing

variabel.

X1. Keanggotaan dalam Kelompok Tani X2. Pendidikan

Odd ratio = exp(βi) Odd ratio = exp(βi)

= exp (βi) = exp (βi)

= 0,000 = 1,515

Universitas Sumatera Utara


66

Pi = 0,000 – 0,000 Pi Pi = 1,515 – 1,151 Pi

1,000 Pi = 0,000 2,515 Pi = 1,515

Pi =0 Pi = 0,602

X3. Pendapatan X4. Pengalaman Bertani

Odd ratio = exp(βi) Odd ratio = exp(βi)

= exp (βi) = exp (βi)

= 1,000 = 0,980

Pi = 1,000 – 1,000 Pi Pi = 0,980 – 0,980 Pi

2,000 Pi = 1,000 1,980 Pi = 980

Pi = 0,5 Pi = 0,494

Untuk variabel kovarian diinterpretasikan menggunakan nilai marginal

effect dari masing – masing variabel. Marjinal effect dari variabel kovariat

pendidikan (X2) dan pendapatan (X3) dapat dihitung dengan rumus sebagai

berikut:

= βipi (1 – pi)

Diketahui βi merupakan koefisien regresi ke i dan pi adalah odd ratio ke i

maka diperoleh:

X2. Pendidikan X3. Pendapatan

= βipi(1 – pi) = βipi(1 – pi)

Ci = (0,415)(0,602)(1 – 0,602) Ci = (0,001)(0,5)(1 – 0,5)

Ci = 0,415(0,398) Ci = 0,001(0,5)

Ci = 0,16 Ci = 0,005

Universitas Sumatera Utara


67

Berikut adalah tabel nilai odd rasio dan marginal effect dari masing-

masing variabel dalam penelitian ini:

Tabel 4.14. Nilai Exp B, B, Pi, 1-Pi, dan Ci


No. Variabel B Exp B Pi 1-Pi Ci
1. X1 -19,561 0,000 0 1 -
2. X2 0,415 1,515 0,602 0,398 0,16
3. X3 0,001 1,000 0,5 0,5 0,005
4. X4 - 0,020 0,980 0,949 0,051 -
Sumber: Data Primer Diolah, 2018

1) Peluang Petani untuk Memproduksi Benih Padi Berdasarkan Tingkat


Pendidikan Petani

Tabel 4.14 menunjukkan nilai marginal effect dari variabel pendapatan

adalah sebesar 0,16 artinya setiap peningkatan tingkat pendidikan petani sebesar 1

tahun akan meningkatkan peluang petani untuk bersedia memproduksi benih padi

sebesar 16%. Hasil penelitian sudah jelas menunjukan bahwa pendidikan

mempengaruhi keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten

Deli Serdang. Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan teori yang

disampaikan oleh Muhibbin (2002) bahwa pendidikan dapat menyempurnakan

perkembangan individu dalam menguasai pengetahuan, kebiasaan, sikap dan

sebagainya. Tingkat pendidikan individu merupakan salah satu aspek yang terlibat

dalam suatu pengambilan keputusan.

Taraf pendidikan petani yang rendah dapat menimbulkan beberapa

implikasi yang dapat mengurangi tingkat respon petani terhadap usaha untuk

mengembangkan pertanian (Mosher, 1987). Menurut Mubyarto (1991) seseorang

mampu menganalisis, mensintesa dan mengevaluasi segala sesuatu yang berkaitan

dengan pengetahuan yang dimilikinya. Dengan demikian pengetahuan seseorang

Universitas Sumatera Utara


68

tentang keadaan-keadaan dimana ia membuat keputusan juga mempengaruhi

keputusan yang akan dibuatnya (Bishop dan Toussaint, 1989).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa petani yang memutuskan untuk

memproduksi benih padi memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi

dibandingkan dengan petani padi biasa. Rata - rata petani yang memutuskan untuk

memproduksi benih merupakan lulusan SMA dan rata - rata petani padi biasa

merupakan lulusan SD. Sebanyak 18 orang dari 30 petani padi yang memutuskan

untuk memproduksi benih merupakan lulusan SMA dan 3 orang diantaranya

merupakan lulusan sarjana Strata Satu (S1) dan sebanyak 18 orang dari 30 petani

biasa merupakan lulusan SD dan tidak ada diantara petani padi biasa yang

merupakan lulusan Sarjana. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidikan petani

mempengaruhi keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten

Deli Serdang.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang telah dilakukan oleh

Utari. S (2017) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan keputusan petani

dalam melakukan usahatani sayuran hidroponik di Kota Medan, diperoleh hasil

bahwa pendidikan memiliki hubungan terhadap keputusan petani dalam

melakukan usahatani sayuran hidroponik

2) Peluang Petani untuk Memproduksi Benih Padi Berdasarkan Tingkat


Pendapatan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan mempengaruhi keputusan

petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang. Hasil

penelitian yang diperoleh sejalan dengan teori yang dikemukaakn oleh Hanafie

(2010) bahwa Sebelum memilih dan mengusahakan suatu komoditas, petani

Universitas Sumatera Utara


69

mempertimbangkan besar kecilnya pendapatan yang diperoleh dari pengusahaan

komoditi tersebut. Semakin tinggi tingkat pendapatan maka semakin cepat

kemampuannya menghadapi inovasi.

Tabel 4.14 menunjukkan bahwa nilai marginal effect dari variabel

pendapatan adalah sebesar 0,005, artinya setiap peningkatan pendapatan petani

sebesar 1 rupiah akan meningkatkan peluang petani untuk bersedia memproduksi

benih sebesar 0,5 %. Besar keuntungan yang diperoleh menjadi pertimbangan

petani dalam memutuskan untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli

Serdang. Dari hasil penelitain dapat dilihat bahwa terdapat perbedaan pendapatan

yang diterima oleh petani padi produsen benih dengan petani padi biasa, dimana

pendapatan yang diperoleh petani padi produsen benih lebih besar dibandingkan

dengan petani padi biasa. Pendapatan rata - rata yang diperoleh petani padi

produsen benih adalah sebesar Rp. 25.228.958 per musim tanam dengan rata –

rata luas lahan sebesar 0,63 ha, dan pendapatan rata - rata per hektar sebesar Rp.

40.405.105 permusim tanam lebih besar dibandingkan pendapatan rata-rata yang

diterima oleh petani padi biasa yaitu sebesar Rp. 13.435.713 per musim tanam

dengan luas lahan rata – rata sebesar 0,67 ha, dan pendapatan rata - rata per hektar

sebesar Rp. 21.261.656 permusim tanam.

Petani yang memutuskan untuk memproduksi benih padi mengaku bahwa

tingginya harga jual benih padi dibandingkan dengan gabah padi untuk konsumsi

menjadi salah satu alasan petani untuk lebih memilih memproduksi benih padi.

Tingginya harga jual benih padi dibanding padi biasa tentunya akan

mempengaruhi besar keuntungan yang akan diterima oleh petani padi produsen

benih. Sahidu (1998) menyatakan bahwa pendapatan usaha tani merupakan

Universitas Sumatera Utara


70

sumber motivasi bagi petani dan merupakan faktor kuat yang mendorong

timbulnya kemauan, kemampuan serta terwujudnya kinerja partisipasi petani.

Hasil penelitian yang diperoleh sejalan dengan hasil penelitian yang

dialkukan oleh Fasilia. S (2015) tentang faktor - faktor yang mempengaruhi

keputusan petani untuk melakukan usahatani kedelai di Kecamatan Beringin,

Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendapatan

berpengaruh positif terhadap keputusan petani untuk melakukan usaha tani

kedelai di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

3) Keanggotaan dalam Kelompok Tani Tidak Berpengaruh Terhadap


Keputusan Petani untuk Memproduksi Benih Padi

Variabel keanggotaan dalam kelompok tani (X1) tidak berpengaruh terhadap

keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang. Hal

ini tidak sesuai dengan teori yang menyebutkan bahwa keanggotaan dalam

kelompok tani berpengaruh terhadap keputusan petani untuk memproduksi jenis

komoditi tertentu.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar petani padi biasa atau

petani padi yang bukan produsen benih yang tergabung dalam kelompok tani

mengaku bahwa keikutsertaannya dalam kelompok tani hanya sebagai syarat

untuk dapat memperoleh pupuk bersubsidi. Kelompok tani tempat mereka

bergabung tergolong pasif karena tidak ada kegiatan yang dapat menambah

wawasan dan informasi dari masing-masing angota kelompok tani, bahkan

sebagian dari petani tidak mengetahui nama kelompok tani dimana mereka

terdaftar. Lain halnya dengan kelompok tani petani padi yang memproduksi

benih, kelompok tani tempat mereka tergabung sangat aktif dilihat dari banyaknya

Universitas Sumatera Utara


71

kegiatan yang berlangsung dalam kelompok tani terbebut, seperti kegiatan

pelatihan dan pembinaan petani penangkar benih. Hal ini menjadi salah satu

penyebab variabel keanggotaan dalam kelompok tani tidak berpengaruh terhadap

keputusan petani untuk memproduksi benih padi, karena walaupun sebagaian

besar petani sampel tergabung dalam kelompok tani akantetapi terdapat perbedaan

keaktifan dari masing-masing kelompok tani. Sehingga walaupun petani terdaftar

atau tergabung dalam suatu kelompok tani, intensitas kegiatan dalam kelompok

tani seperti pelatihan dan pembinaanlah yang dapat meningkatkan wawasan dan

pengetahuan petani. Peningkatan wawasan, pengetahuan, dan keahlian petani

yang diperoleh dari berbagai kegiatan dalam kelompok tani dapat digunakan

petani sebagai bahan pertimbangan dalam memutuskan usahatani yang akan

dijalankannya.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hayati

(2017) tentang pengambilan keputusan petani untuk tetap berusahatani cabe jamu

di Kecamatan Bluto, Kabupaten Sumenep. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

variabel keikutsertaan dalam kelompok tani secara statistik tidak berpengaruh

nyata terhadap pengambilan keputusan petani untuk tetap berusahatani cabe jamu.

Sama halnya dengan penelitian yang dilakukan Apriliana (2016) mengenai

pengambilan keputusan petani terhadap penggunaan benih jagung hibrida di

Kabupaten Malang. Penelitian tersebut menyatakan bahwa keikutsertaan petani

dalam kelompok tani juga tidak berpengaruh terhadap keputusan petani untuk

menggunakan benih jagung hibrida di Kabupaten Malang.

Universitas Sumatera Utara


72

4) Pengalaman Bertani Tidak Berpengaruh Terhadap Keputusan Petani untuk


Memproduksi Benih Padi

Selain variabel keanggotaan dalam kelompok tani (X1), variabel

pengalaman (X4) juga tidak berpengaruh terhadap keputusan petani untuk

memproduksi benih padi di lokasi penelitian. Hal ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh Fasilia. S (2015) tentang faktor - faktor yang mempengaruhi

keputusan petani untuk melakukan usahatani kedelai di Kecamatan Beringin,

Kabupaten Deli Serdang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengalaman

berusahatani tidak mempengaruhi keputusan petani untuk melakukan usaha tani

kedelai di Kecamatan Beringin, Kabupaten Deli Serdang.

Pengalaman bertani (X4) tidak berpengaruh terhadap keputusan petani untuk

memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang karena umumnya petani

dengan pengalaman rendah memiliki umur yang masih sangat produktif dan

memiliki tingkat pendidikan yang lebih tinggi dibandingkan petani dengan

pengalaman bertani yang lebih tinggi. Sebanyak 24 petani atau 40% dari

keseluruhan petani sampel dalam penelitain ini yang memiliki pengalaman bertani

≤ 20 tahun memiliki rentang umur antara 28 - 48 yang tergolong pada umur

produktif. Dan dari 24 petani yang memiliki pengalaman bertani ≤ 20 tersebut,

sebanyak 15 petani merupakan lulusan SMA dan 3 orang petani merupakan

sarjana strata satu (S1). Sesuai dengan pendapat Soekartawi (2010) semakin muda

petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum mereka

ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan

adopsi inovasi walaupun sebenarnya mereka masih belum berpengalaman dalam

adopsi inovasi. Untuk itu pengalaman yang tinggi dalam melakukan budidaya

Universitas Sumatera Utara


73

tanaman padi tidak menjadi faktor penentu bagi petani untuk memutuskan

melakukan budidaya tanaman padi untuk produksi benih padi.

4.5. Analisis Perbandingan Pendapatan Usahatani Padi Biasa dengan


Usahatani Padi untuk Produksi Benih Di Kabupaten Deli Serdang.

Pendapatan usahatani merupakan hasil pengurangan dari total penerimaan

yang diterima petani dengan total biaya yang dikeluarkan petani selama proses

produksi. Perbedaan pendapatan petani padi biasa dengan petani padi produsen

benih di Kabpuaten Deli Serdang dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4.15. Pendapatan Rata-Rata Petani Padi Biasa dan Petani Padi
Produsen Benih di Kabupaten Deli Serdang
No. Jenis Pendapatan Kategori Pendapatan Pendapatan Rata-
Petani Rata
1. Petani Padi Produsen Per Luas Lahan Rp. 25.228.953
Benih Per Ha Rp. 40.405.105
2. Petani Padi Biasa Per Luas Lahan Rp. 13.435.713
Per Ha Rp. 21.261.656
Sumber : Data Primer Diolah, 2018.

Tabel 4.15 menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pendapatan rata - rata

yang diterima oleh petani padi biasa dengan petani padi produsen benih dimana

besar pendapatan rata-rata yang diterima oleh petani padi produsen benih yaitu

sebesar Rp 25.228.953 dengan luas lahan rata – rata 0,63 ha, atau Rp.

40.405.105/ha per musim tanam lebih besar dengan pendapatan rata-rata petani

padi biasa yaitu sebesar Rp. 13.435.713 dengan luas lahan rata – rata 0,57 ha atau

Rp. 21.261.656/ha per musim tanam.

Untuk menganalisis tujuan penelitian kedua yaitu untuk mengetahui

perbedaan pendapatan yang diterima oleh petani padi biasa dengan petani padi

produsen benih di Kabupaten Deli Serdang dilakukan digunakan uji t sampel

bebas (independent sample t test). Dari hasil pengolahan data dengan

Universitas Sumatera Utara


74

menggunakan uji Independent Sample t-Test diperoleh hasil sebagai berikut:

Tabel 4.16. Hasil Uji Independent Sampel T-test


F Sig T Df Sig 2- Mean Std Error

taled difference
P Equal
2,431 0,124 4,502 58 0,000 11793240,00000 2619363,35184
variances
assumed
Equal
4,502 57,051 0,000 11793240,00000 2619363,35184
Penda ariances not
patan assumed

Sumber : Data Primer Diolah, 2018

Tabel 4.16 menunjukkan nilai signifikasi sebesar 0,000 dimana nilai

signikikasi lebih kecil dari α (0,00 < 0,05), maka terima H1 dan tolak H0. Tabel

4.16 juga menunjukkan nilai t hitung sebesar 4,502 dimana nilai t hitung lebih

besar daripada t tabel 2,000 (4,502 > 2,000) yang berrarti bahwa H1 diterima dan

H0 ditolak, artinya terdapat perbedaan yang nyata antara pendapatan petani padi

biasa dengan pendapatan petani padi produsen benih di Kabupaten Deli Serdang.

Perbedaan pendapatan yang diterima petani produsen benih padi dengan

petani padi biasa disebabkan oleh berbagai hal, salah satunya adalah harga jual

padi bisa berupa gabah kering panen lebih rendah dibandingkan dengan dengan

harga benih padi, dimana harga rata-rata untuk gabah kering panen adalah sebesar

Rp. 5.000/ kg lebih rendah dibandingkan dengan harga benih padi yaitu sebesar

Rp. 10.000/ kg. Adanya perbedaan harga ini disebabkan karena dalam produksi

benih terdapat pengolahan, sementara dalam produksi padi biasa tidak ada proses

pengolahan setelah pemanenan. Akantetapi walaupun petani padi biasa juga di

asumsikan melakukan pengolahan berupa penjemuran dan menjual hasil produksi

dalam bentuk gabah kering giling dengan harga Rp. 6.500 /kg tetap saja tingkat

pendapatan yang diterima petani padi produsen benih lebih besar dibandingkan

Universitas Sumatera Utara


75

dengan petani padi biasa. Jika diasumsikan petani melakukan pengolahan berupa

penjemuran seperti dalam produksi benih dan menjual padi dalam bentuk gabah

kering giling maka petani akan memperoleh keuntungan rata-rata sebesar Rp.

19.963.580 dengan luas lahan rata – rata 0,57 ha atau Rp. 34.285.822,51/ha per

musim tanam, pendapatan yang diterima petani padi biasa masih lebih kecil jika

dibandingkan dengan pendapatan yang diterima oleh produsen beih yaitu sebesar

Rp 25.228.953 dengan luas lahan rata – rata 0,63 ha, atau Rp. 40.405.105/ha per

musim tanam.

Harga jual benih padi yang lebih tinggi dibanding dengan padi biasa tidak

menjadi faktor penentu yang menyebabkan petani untuk lebih memilih

memproduksi benih padi dibandingkan dengan memproduksi padi biasa, besarnya

biaya produksi untuk produksi benih padi dibandingkan dengan produksi padi

biasa juga menjadi alasan petani lebih memilih untuk produksi padi biasa, selain

itu waktu juga menjadi pertimbangan petani, dimana proses produksi benih mulai

dari penanaman sampai pengolahan padi menjadi benih yang lebih lama juga

menjadi pertimbangan petani karena dalam produksi padi biasa proses produksi

hanya sampai pemanenan saja dan petani bisa langsung menjual gabah basah

langsung setelah dilakukan proses pemanenan, sementara dalam produksi benih

petani tidak bisa langsung menjual hasil produksi setelah proses pemanenan

melainkan harus melakukan proses lagi hingga benih padi siap jual seperti proses

penjemuran dan pengemasan benih padi.

Pada dasarnya keputusan petani untuk mengusahakan suatu komoditi

tertentu tidak hanya tergantung pada besar keuntungan yang akan diperoleh,

walaupun setiap petani tentu menginginkan keuntungan maksimal dari usahatani

Universitas Sumatera Utara


76

yang dijalankannya. Akantetapi banyak faktor lain yang dapat mempengaruhi

pengambilan keputusan yang dilakukan oleh petani baik faktor internal maupun

faktor eksternal karena masing - masing petani sebagai pengambil keputusan yang

bersifat opsional mempunyai pertimbangan tersendiri dalam memutuskan sesuatu

yang berkaitan dengan usahatani yang akan dijalankannya. Hal ini terbukti dari

hasil penelitian yang telah dilakukan, dimana diperoleh nilai Negalkerke R Square

sebesar 59,6 % yang berarti bahwa terdapat banyak faktor lain yang dapat

mempengaruhi keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten

Deli Serdang selain dari keanggotaan dalam kelompok tani, tingkat pendidikan,

pendapatan dan pengalaman bertani.

Kurangnya informasi yang diperoleh petani terkait dengan penangkaran

benih seperti bagaimana pendaftaran dan persyaratan untuk menjadi penangkar

benih padi juga menjadi alasan petani untuk tetap memproduksi padi biasa dan

tidak mencoba untuk memproduksi benih padi. Sesuai dengan pendapat

Mardikanto (1993) pada dasarnya pengambilan keputusan oleh petani berupa

penolakan maupun penerimaan inovasi dalam hal ini inovasi berupa produksi

benih dipengaruhi berbagai faktor seperti sifat inovasinya sendiri, baik sifat

intrinsik (yang melekat pada inovasinya sendiri) maupun sifat ekstrinsik (menurut

atau dipengaruhi oleh keadaan lingkungan), sifat sasarannya, cara pengambilan

keputusan, saluran komunikasi yang digunakan, keadaan penyuluh, dan ragam

sumber informasi. Hasil penelitan yang diperoleh juga menunjukkan bahwa

terdapat banyak faktor yang dapat mempengaruhi petani dalam pengambilan

keputusan dan masing – masing petani mempunyai pertimbangan tersendiri

sebelum mengambil keputusan terkait dengan usahatani yang akan dijalankannya.

Universitas Sumatera Utara


V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan

bahwa:

1) Secara serempak variabel keanggotaan dalam kelompok tani, pendidikan,

pendapatan dan pengalaman bertani berpengaruh signifikan terhadap

keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten Deli

Serdang. Secara parsial keanggotaan dalam kelompok tani dan pengalaman

bertani tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan petani untuk

memproduksi benih padi di Kabupaten Deli Serdang sementara variabel

pendidikan dan pendapatan secara parsial berpengaruh positif dan signifikan

terdahap keputusan petani untuk memproduksi benih padi di Kabupaten

Deli Serdang.

2) Terdapat Perbedaan yang nyata antara pendapatan petani padi biasa dengan

petani padi produsen benih di Kabupaten Deli Serdang.

5.2. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan antara lain:

1) Bagi petani padi agar lehih meningkatkan pengetahuan melaui berbagai

kegiatan pelatihan dan saling bertukar informasi antara sesama anggota

kelompok tani karena kelompok tani merupakan sarana untuk menambah

informasi, wawasan, dan keterampilan yang dapat diterapkan dalam

menjalankan usahatani yang diusahakan dan dalam pengambilan keputusan.

Universitas Sumatera Utara


78

2) Kepada pemerintah diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani melalui kegiatan pelatihan dan pembinaan.

3) Kepada peneliti selanjutnya diharapkan dapat menambah variabel penelitian

lain yang dapat berpengaruh terhadap keputusan petani, karena pada

dasarnya keputusan petani untuk mengusahakan suatu jenis komoditi

tertentu dipengaruhi banyak factor, baik faktor internal dari dalam diri

petani seperti tingkat pendidikan, pengalaman bertani, keanggotaan dalam

kelompok tani, pendapatan, maupun faktor eksternal seperti bantuan

pemerintah.

Universitas Sumatera Utara


DAFTAR PUSTAKA

Aak. 2006. Budidaya Tanaman Padi. Kanisius. Yogyakarta.

Apriliana. M, Ayu dan Moch Muslich M.2016. Analisis Faktor-Faktor yang


Mempengaruhi Pengambilan Keputusan Petani Dalam Menggunakan
Benih Hibrida Pada Usahatani Jagung (Studi Kasus di Desa
Patokpicis, Kecamatan Wajak, Kabupaten Malang). Jurnal HABITAT
ISSN: 0853-5167 (p); 2338-2007 (e), Volume 27, No. 1, April 2016,
Hal. 7-13.

Arianti, Nyayu Neti, Basuki Sigit Priyono, Elsi Women. 2005. Analisis Faktor-
Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Konsumen Memilih Produk
Syngenta Atau Non Syngenta (Kasus Pada Petani Sayur Di Kecamatan
Selupu Rejang Kabupaten Rejang Lebong). Diakses tanggal 21
Desember 2018 dari <https://media.neliti.com/media/publications
/37280-ID-analisis-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-keputusan-konsu
men-memilih-produk-synge.pdf>

Baran. 2002. Keterkaitan Dunia Pendidikan Tinggi Dengan Industri Perbenihan


Dalam Penyedian Pangan Nasional. Keluarga Benih vol.VI.
Bishop dan Toussaint. 1989. Pengantar Analisis Ekonomi Pertanian. Mutiara
Jakarta.

BPTP BALITBANGTAN. 2018. Tips Roguing Pada Produksi Benih Padi


Inbrida. BPTP BALITBANGTAN : Maluku Utara.

Chombs Philiph dan Manzoor Ahmed. 1985. Memerangi Kemiskinan di Pedesaan


Melalui Pendidikan Non Formal. CV Rajawali. Jakarta.

Direktorat Perbenihan. 2009. Persyaratan dan tatacara sertifikasi benih bina


tanaman Pangan.

Direktorat Perbenihan. 2012. Laporan Tahunan Direktorat Perbenihan Ditjen


Tanaman Pangan Tahun 2012.

Evayanti Nunun, Rusmadi, dan Rita Ratina.2004. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi


Yang Mempengaruhi Keputusan Petani Mengusahakan Usahatani
Nenas Di Desa Sungai Merdeka. JurnalEPP.Vol.1.No.1:2004:17-21.
Fasilia S, Kiki. 2015. Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Petani
Untuk Melakukan Usaha Tani Kedelai. USU Medan

Gujarati, Damodar N. 2006. Ekonometrika Dasar. Erlangga. Jakarta.

Gustiyana, H. 2003. Analisis Pendapatan Usahatani untuk Produk Pertanian.


Salemba Empat. Jakarta

Universitas Sumatera Utara


80

Hanafie, Rita. 2010. Pengantar Ekonomi Pertanian. Amdi. Yogyakarta.

Haraja, Zulman. 2015. Budidaya Padi Pada Lahan Marjinal Kiat Meningkatkan
Produksi Padi. CV Andi Offset. Yogyakarta.

Hayati Mardiyah dan Anisah. 2017. Pengambilan Keputusan Petani untuk Tetap
Berusahatani Cabe Jamu di Kecamatan Bluto, Sumenep. Jurnal
AGRARIS: Journal of Agribusiness and Rural Development Research
Volume 3 issue 2, hal 112-118

Harinaldi. 2005. Prinsip-Prinsip Statistika untuk Teknik dan Sains. Erlangga.


Jakarta.

Istijanto, 2010. Riset Sumber Daya Manusia. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Joesron dan Fathorrazi. 2012. Teori Ekonomi Mikro. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Kartasapoetra, A. G. 1994. Teknologi Penyuluhan Pertanian. Penerbit Bumi


Aksara. Jakarta.
__________________. 1988. Pengantar Ekonomi Produksi Pertanian. PT Bina
Aksara. Jakarta.

Kementerian Pertanian. 2015. Rencana Strategis Kementerian Pertanian 2015 -


2019. Kementerian Pertanian Republik Indonesia. Jakarta.

___________________. 2016. Outlook Padi. Jakarta.

Khairuddin, H. 1992. Pembangunan Masyarakat. Liberty. Yogyakarta.

Kotler, Philip. 2001. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,


Implementasi, dan Kontrol. PT Prehallindo. Jakarta.
Lubis, N. L. 2000. Adopsi Teknologi Dan Faktor Yang Mempengaruhinya. USU
Press. Medan.
Manuela, Dena, Diana Chalil, Emalisa. 2004. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Dalam Menggunakan Credit Union (Cu) Sebagai
Lembaga Pembiayaan Dalam Usahatani. Diakses tanggal 25
November 2018 <https://media.neliti.com/media/publications/95158-
ID-faktor-faktor-yang-mempengaruhi-keputusa.pdf>

Mardikanto, T. 1993. Penyuluhan Pembangunan Pertanian. UNS Press.


Surakarta.
______________, 2002, Redefinisi dan Revitalisasi Penyuluhan Pertanian,
Pasca Sarjana UNS, Surakarta.

Universitas Sumatera Utara


81

Mosher, Daniel. 1987. Menggerakkan dan Membangun Pertanian. CV. Yasaguna


Jakarta.

_____________. 2002. Pengantar Ekonomi Pertanian. Bumi Aksara. Jakarta.

Mubyarto. 1991. Pengantar Ekonomi Pertanian. LP3ES. Jakarta.

Muhammad. 2003. Ekonomi Sumberdaya Manusia dalam Prospek Pembangunan.


Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Muhibbin, S. 2002. Psikologi Belajar. PT Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Novita, et al. 2015. Metodologi Penelitian Kebidanan. Deepublish. Yogyakarta.

Nugraha, U.S. 2013. Perkembangan industri dan kelembagaan perbenihan padi.

Peraturan Menteri Pertanian No. 39/Permentan /OT.140 /8/2006 tentang Produksi,


Sertifikasi dan Peredaran Benih Bina.

Purwono dan Heni, 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar
Swadaya. Jakarta.

Prasetio, YT. 2002. Budidaya Padi Sawah Tanpa Olah Tanah. Kanisius.
Yogyakarta.
Pranoto, Yudi Sapta. 2015. Keputusan Petani Terhadap Hasil Panen Lada Putih
di Kecamatan Simpang Teritip Kabupaten Bangka Barat. Jurnal of
Agribusiness and Rural Development Research Vol 2, No 1.

Rahman, A. 2010. Strategi Dahsyat Marketing Mix For Small Business. Trans
Media Pustaka. Jakarta.

Rasyaf. 2003. Beternak Ayam Pedaging. Swadaya. Jakarta.

Roger, E. M. 2003. Difussion of Innovation. The Free Express. New York.

Santoso, Singgih. Statistik Multivariat Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. PT.
Alex Media Komputindo. Jakarta.

Sekaran, Uma.2006. Metode Penelitian Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.

Shindu, Arifuddin. 1998. Partisipasi Masyarakat Tani Pengguna Lahan Sawah


dan Pengembangan Pertanian di Daerah Lombok (Disertasi). Institut
Pertanian Bogor. Bogor.

Universitas Sumatera Utara


82

Slamet, M. 1995. Sumbang Saran Memgenai Pola, Strategi dan Pendekatan


Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian. IPB. Bogor

________. 2003. Membentuk Pola Perilaku Manusia Pembangunan. IPB Press.


Bogor.

Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. UI Press. Jakarta.

_________.1999. Agribisnis Teori Dan Aplikasinya. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.
_________. 2002, Analisis Usaha Tani. UI Press. Jakarta.

_________. 2010. Agribisnis Teori dan Aplikasinya. Rajawali Press. Jakarta

Shri Hari Mulya, et al. 2008. Studi Peran Lembaga Produsen Benih Terhadap
Upaya Pengembangan Penangkaran Benih Bermutu. Prosiding
Seminar Nasional Padi. Balai Penelitian Tanaman Padi Sukamandi.

Siata, Ratnawaty. 2016. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Petani Dalam


Penerapan Benih Padi Varietas Ciherang Di Desa Pudak Kecamatan
Kumpeh Ulu. Jurnal Sosiohumaniora, Volume 18 No. 3 Nopember
2016 : 240 – 247

Suharnan, MS. 2005. Psikologi Kognitif. Srikandi. Surabaya.

Sukirno, Sadono. 2002. Pengantar Teori Mikro Ekonomi. Penerbit 1.PT Raja
Grafindo, Jakarta
Sumaryanto. 2010. Faktor-Faktor Sosial Ekonomi Yang Mempengaruhi
Keputusan Petani Menjual Lahan. Jurnal Informatika Pertanian
Volume 19 No. 2, 2010

Supriana, Tavi. 2016. Metode Penelitian Sosial Ekonomi. USU Press. Medan.

Suratiyah,Ken. 2015. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta

Suryani dan Hendryadi. 2015. Metode Riset Kuantitatif; Teori dan Aplikasi Pada
Penelitian Bidag Manajemen dan Ekonomi Islam.

Syafaat, N. 1999. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Efisiensi Teknis Dan Sikap


Petani Dalam Menghadapi Resiko Produksi Pada Usahatani Padi Di
Sawah di Lahan Beririgasi dalam Dinamika Inovasi Sosial Ekonomi
Dan Kelembagaan Pertanian. Jilid 1. Pusat Penelitian Sosial Ekonomi
Pertanian. BPPP. Departemen Pertanian Indonesia. Bogor.

Universitas Sumatera Utara


83

Theresia, V., Fariyanti, A., dan Tinaprilla, N. 2016. Pengambilan Keputusan


Petani Terhadap Penggunaan Benih Bawang Merah Lokal dan Impor
di Kabupaten Cirebon, Jawa Barat. Jurnal AGRARIS: Journal of
Agribusiness and Rural Development Research, 2(1): 50-60.

Terry, G. R. 2000. Prinsip – Prinsip Manajemen (Edisi Bahasa Indonesia). PT.


Bumi Aksara. Bandung.

Umar, Husein. 2003. Metode Riset Bisnis Dilengkapi Contoh Proposal dan Hasil
Riset Bidang Manajemen dan Akuntansi. PT. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Undang Undang Republik Indonesia No. 12 Tahun 1992 tentang Sistem Budi
Daya Tanaman. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992
Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3478.
Utari S, Dwi. 2017. Faktor-Faktor yang Berhubungan Dengan Keputusan Petani
Dalam Melakukan Usahatani Sayuran Hidroponik Di Kota Medan.
Usu Medan.
Walpole, Ronald E. 1993. Pengantar Statistika. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.

Universitas Sumatera Utara


83

Lampiran 1. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Petani untuk


Memproduksi Benih Padi di Kabupaten Deli Serdang
Keanggotaan Dalam Pendapatan Pengalaman
Keputusan Petani Pendidikan
No. Kelompok Tani (Rp/ Musim Bertani
(Kategorikal) (Tahun)
(Kategorikal) tanam) (Tahun)
1 1 1 9 37.899.750 43
2 1 1 6 14.104.500 55
3 1 1 12 7.830.500 8
4 1 1 9 30.595.800 12
5 1 1 16 31.471.200 12
6 1 1 12 30.609.600 23
7 1 1 9 23.068.600 15
8 1 1 12 31.089.000 18
9 1 1 12 19.428.700 20
10 1 1 9 30.865.200 23
11 1 1 6 4.733.500 45
12 1 1 9 19.421.200 25
13 1 1 6 38.291.500 38
14 1 1 12 15.689.500 16
15 1 1 12 19.322.700 27
16 1 1 12 11.550.900 20
17 1 1 12 14.021.500 16
18 1 1 12 19.305.700 18
19 1 1 6 30.490.000 42
20 1 1 16 31.313.400 8
21 1 1 12 30.741.000 20
22 1 1 12 38.428.750 23
23 1 1 12 20.961.750 12
24 1 1 12 48.285.750 28
25 1 1 16 17.652.500 12
26 1 1 12 22.087.100 20
27 1 1 12 42.950.250 12
28 1 1 12 20.914.750 15
29 1 1 12 38.246.500 25
30 1 1 12 15.497.500 20
31 0 1 12 4.534.750 24
32 0 1 6 8.970.000 45
33 0 1 12 9.464.500 10
34 0 0 6 2.834.150 12
35 0 1 9 46.943.000 35

Universitas Sumatera Utara


84

Lampiran 1. Lanjutan
Keanggotaan Dalam Pendapatan Pengalaman
Keputusan Petani Pendidikan
No. Kelompok Tani (Rp/ Musim Bertani
(Kategorikal) (Tahun)
(Kategorikal) tanam) (Tahun)
36 0 1 9 5.385.000 18
37 0 1 9 6.623.000 30
38 0 1 9 6.809.500 28
39 0 1 6 13.232.900 50
40 0 1 9 31.808.400 27
41 0 1 6 12.855.000 18
42 0 1 6 6.272.900 40
43 0 1 12 12.933.300 20
44 0 1 6 11.195.000 12
45 0 1 6 2.868.000 38
46 0 1 6 7.646.000 42
47 0 0 6 17.490.100 40
48 0 0 6 23.488.500 38
49 0 1 6 8.220.000 30
50 0 1 9 16.630.000 48
51 0 1 6 6.940.000 46
52 0 1 9 19.982.000 42
53 0 1 6 22.717.500 44
54 0 1 6 19.174.100 36
55 0 1 6 11.363.000 42
56 0 1 9 25.027.500 30
57 0 1 9 13.122.100 42
58 0 1 6 12.075.200 38
59 0 1 6 8.926.000 28
60 0 1 6 7.540.000 38
Keterangan: Keputusan Petani (1 = produksi benih, 0 = tidak produksi benih/ produksi padi biasa),
Keanggotaan dalam kelompok tani (1 = tergabung dalam kelompok tani, 0 = tidak
tergabung dalam kelompok tani).

Universitas Sumatera Utara


85

Lampiran 2. Karakteristik Responden Di Kabupaten Deli Serdang


Jenis Alamat Umur Pengalaman Bertani Pendidikan Jumlah Tanggungan
No. Agama Suku
Kelamin (Kecamatan) (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Orang)
1 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 58 43 9 0
2 Laki-laki Islam Jawa Galang 68 55 6 0
3 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 28 8 12 2
4 Laki-laki Islam Jawa Galang 35 12 9 2
5 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 40 12 16 3
6 Laki-laki Islam Jawa Galang 45 23 12 3
7 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 43 15 9 2
8 Laki-laki Kristen Batak Galang 45 18 12 2
9 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 40 20 12 0
10 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 40 23 9 1
11 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 60 45 12 2
12 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 60 25 9 0
13 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 57 38 6 0
14 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 36 16 12 2
15 Laki-laki Islam Jawa Beringin 49 27 12 2
16 Laki-laki Islam Jawa Beringin 39 20 12 3
17 Laki-laki Islam Jawa Galang 36 16 12 3
18 Laki-laki Islam Jawa Galang 37 18 12 3
19 Laki-laki Islam Jawa Galang 59 42 6 0
20 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 38 8 16 3
21 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 40 20 12 4
22 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 42 23 12 2
23 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 38 12 12 4
24 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 48 28 12 1
25 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 39 12 16 2
26 Laki-laki Islam Jawa Namorambe 40 20 12 2

Universitas Sumatera Utara


86

Lampiran 2. Lanjutan
Jenis Alamat Umur Pengalaman Bertani Pendidikan Jumlah Tanggungan
No. Agama Suku
Kelamin (Kecamatan) (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Orang)
27 Laki-laki Kristen Batak Namorambe 39 12 12 3
28 Laki-laki Islam Jawa Namorambe 42 15 12 2
29 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 45 25 12 3
30 Laki-laki Islam Jawa Namorambe 41 20 12 2
31 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 45 24 12 2
32 Laki-laki Islam Jawa Galang 60 45 6 0
33 Laki-laki Nasrani Batak Pagar Merbau 38 10 12 3
34 Laki-laki Kristen Batak Pagar Merbau 31 12 12 1
35 Laki-laki Nasrani Batak Pagar Merbau 53 35 16 3
36 Laki-laki Islam Jawa Galang 48 18 9 2
37 Laki-laki Islam Jawa Beringin 50 30 12 3
38 Laki-laki Islam Batak Beringin 49 28 9 3
39 Laki-laki Islam Jawa Beringin 62 50 6 2
40 Laki-laki Kristen Batak Galang 52 27 12 3
41 Laki-laki Islam Jawa Pagar Merbau 45 18 6 3
42 Laki-laki Kristen Batak Pagar Merbau 57 40 16 2
43 Laki-laki Kristen Batak Beringin 46 20 12 3
44 Laki-laki Kristen Batak Galang 35 12 6 2
45 Laki-laki Kristen Batak Batang Kuis 52 38 12 2
46 Laki-laki Islam Jawa Beringin 58 42 6 1
47 Laki-laki Islam Jawa Beringin 57 40 6 2
48 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 55 38 6 2
49 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 48 30 6 3
50 Laki-laki Kristen Batak Batang Kuis 65 48 9 0
51 Laki-laki Nasrani Batak Batang Kuis 59 46 6 0
52 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 60 42 9 0

Universitas Sumatera Utara


87

Lampiran 2. Lanjutan
Jenis Alamat Umur Pengalaman Bertani Pendidikan Jumlah Tanggungan
No. Agama Suku
Kelamin (Kecamatan) (Tahun) (Tahun) (Tahun) (Orang)
53 Laki-laki Nasrani Batak Percut Sei Tuan 58 44 6 1
54 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 49 36 6 2
55 Laki-laki Islam Jawa Batang Kuis 58 42 6 1
56 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 50 30 9 2
57 Laki-laki Nasrani Batak Namorambe 58 42 9 1
58 Laki-laki Islam Jawa Percut Sei Tuan 50 38 6 1
59 Laki-laki Kristen Batak Batang Kuis 49 28 6 1
60 Laki-laki Nasrani Batak Percut Sei Tuan 52 38 6 1
Total 2876 1662 599 110
Rata – rata 47,93 27,70 9,98 1,83
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


88

Lampiran 3. Biaya Lahan, Biaya Pengolahan Lahan, dan Biaya Penggunaan Benih
Luas Biaya Lahan Biaya Pengolahan Lahan Biaya Penggunaan Benih
No. Lahan Sewa PBB Total Biaya Biaya Total Biaya Jumlah Harga Total Biaya
(Ha) (Rp/Musim) (Rp/Tahun) (Rp/Musim) (Rp/Rante) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
1 1 0 500.000 250.000 50.000 1.250.000 25 14.000 350.000
2 0,36 0 250.000 125.000 50.000 450.000 12 15.000 180.000
3 0,2 0 60.000 30.000 50.000 250.000 5 15.000 75.000
4 0,8 0 240.000 120.000 50.000 1.000.000 20 15.000 300.000
5 0,8 0 240.000 120.000 50.000 800.000 20 15.000 300.000
6 0,8 0 300.000 150.000 50.000 1.000.000 20 15.000 300.000
7 0,6 0 180.000 90.000 50.000 750.000 15 14.000 210.000
8 0,8 0 260.000 130.000 50.000 800.000 20 14.000 280.000
9 0,5 0 150.000 75.000 50.000 625.000 13 14.000 182.000
10 0,8 0 300.000 150.000 50.000 1.000.000 20 14.000 280.000
11 0,08 0 200.000 100.000 50.000 100.000 10 11.000 110.000
12 0,5 0 150.000 75.000 50.000 625.000 13 14.000 182.000
13 1 0 250.000 125.000 50.000 1.250.000 25 14.000 350.000
14 0,4 0 100.000 50.000 50.000 500.000 10 14.000 140.000
15 0,5 0 125.000 63.000 50.000 625.000 10 14.000 140.000
16 0,32 0 50.000 25.000 50.000 400.000 8 14.000 112.000
17 0,36 0 80.000 40.000 50.000 450.000 9 11.000 99.000
18 0,5 0 150.000 75.000 50.000 625.000 13 12.000 156.000
19 0,8 0 260.000 130.000 50.000 1.000.000 20 12.000 240.000
20 0,72 0 375.000 187.500 50.000 900.000 18 15.000 270.000
21 0,8 0 360.000 180.000 50.000 1.000.000 20 14.000 280.000
22 1 0 450.000 225.000 50.000 1.250.000 25 15.000 375.000
23 0,48 0 264.000 132.000 50.000 600.000 12 15.000 180.000
24 1 0 550.000 275.000 50.000 1.250.000 21 14.000 294.000
25 0,4 0 220.000 110.000 50.000 500.000 10 14.000 140.000

Universitas Sumatera Utara


89

Lampiran 3. Lanjutan
Luas Biaya Lahan Biaya Pengolahan Lahan Biaya Penggunaan Benih
No. Lahan Sewa PBB Total Biaya Biaya Total Biaya Jumlah Harga Total Biaya
(Ha) (Rp/Musim) (Rp/Tahun) (Rp/Musim) (Rp/Rante) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
26 0,56 0 280.000 140.000 50.000 700.000 14 14.000 196.000
27 1 0 550.000 275.000 50.000 1.250.000 25 15.000 375.000
28 0,48 0 240.000 120.000 50.000 600.000 12 14.000 168.000
29 1 0 450.000 225.000 50.000 1.250.000 25 15.000 375.000
30 0,4 0 200.000 100.000 50.000 500.000 10 14.000 140.000
31 0,2 0 60.000 30.000 50.000 250.000 5 11.000 55.000
32 0,4 0 120.000 60.000 50.000 500.000 15 11.000 165.000
33 0,4 0 100.000 50.000 50.000 500.000 10 11.000 110.000
34 0,12 450.000 0 450.000 50.000 150.000 7 14.000 98.000
35 1,6 0 480.000 240.000 50.000 2.000.000 60 14.000 840.000
36 0,24 0 72.000 36.000 50.000 300.000 6 13.000 78.000
37 0,32 0 100.000 50.000 50.000 400.000 18 11.000 198.000
38 0,4 0 120.000 60.000 50.000 500.000 15 11.000 165.000
39 0,6 0 575.000 288.000 50.000 600.000 15 15.000 225.000
40 1,16 0 364.000 182.000 50.000 1.450.000 45 14.000 630.000
41 0,5 0 125.000 63.000 50.000 625.000 13 14.000 182.000
42 0,24 0 60.000 30.000 50.000 300.000 8 12.000 96.000
43 0,48 0 360.000 180.000 50.000 60.000 10 13.000 130.000
44 0,4 0 350.000 175.000 50.000 50.000 10 13.000 130.000
45 0,16 750.000 0 750.000 50.000 200.000 4 12.000 48.000
46 0,4 0 220.000 110.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
47 0,72 0 396.000 198.000 50.000 900.000 18 12.000 216.000
48 1 0 500.000 250.000 50.000 1.250.000 25 12.000 300.000
49 0,4 0 200.000 100.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
50 0,72 0 375.000 187.500 50.000 900.000 18 12.000 216.000

Universitas Sumatera Utara


90

Lampiran 3. Lanjutan
Luas Biaya Lahan Biaya Pengolahan Lahan Biaya Penggunaan Benih
No. Lahan Sewa PBB Total Biaya Biaya Total Biaya Jumlah Harga Total Biaya
(Ha) (Rp/Musim) (Rp/Tahun) (Rp/Musim) (Rp/Rante) (Rp) (Kg) (Rp/Kg) (Rp)
51 0,4 1.500.000 0 1.500.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
52 0,8 0 400.000 200.000 50.000 1.000.000 20 12.000 240.000
53 1 0 450.000 225.000 50.000 1.250.000 25 12.000 300.000
54 0,72 0 360.000 180.000 50.000 900.000 18 12.000 216.000
55 0,56 0 280.000 140.000 50.000 700.000 14 12.000 168.000
56 1 0 500.000 250.000 50.000 1.250.000 25 12.000 300.000
57 0,72 0 360.000 180.000 50.000 900.000 18 12.000 216.000
58 0,64 0 320.000 160.000 50.000 800.000 16 12.000 192.000
59 0,4 0 220.000 110.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
60 0,4 0 200.000 100.000 50.000 500.000 10 12.000 120.000
Total 2.700.000 15.451.000 10.427.000 3.000.000 43.535.000 968 789.000 12.893.000
Rata- Rata 45.000 257.516,67 173.783,33 50.000 725.583,33 16,13 13.150 214.883,33
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


91

Lampiran 4. Total Biaya Penggunaan Pupuk


Jenis Pupuk
Total Biaya
Biaya Biaya Biaya SP-
No Urea Harga Phonska Harga Za Harga Biaya KCL Harga Harga Biaya SP- Penggunaan
Urea Phonska KCL 36
(kg) (Rp/kg) (kg) (Rp/kg) (Kg) (Rp/kg) Za (Rp) (kg) (Rp/kg) (Rp/Kg) 36 (Rp) Pupuk
(Rp) (Rp) (Rp) (Kg)
1 200 2.500 500.000 0 0 0 100 2.000 200.000 100 6.000 600.000 150 2.800 420.000 1.720.000
2 100 2.000 200.000 50 2.600 130.000 50 1.800 90.000 0 0 0 0 0 0 420.000
3 25 2.500 62.500 35 2.800 98.000 50 1.800 90.000 0 0 0 0 0 0 250.500
4 160 2.500 400.000 0 0 0 80 2.000 160.000 80 6.000 480.000 120 2.800 336.000 1.376.000
5 150 2.500 375.000 150 2.800 420.000 150 2.000 300.000 0 0 0 0 0 0 1.095.000
6 160 2.500 400.000 100 2.700 270.000 100 2.000 200.000 0 0 0 100 3.000 300.000 1.170.000
7 120 2.500 300.000 0 0 0 60 2.000 120.000 60 6.000 360.000 90 2.800 252.000 1.032.000
8 180 2.500 450.000 0 0 0 200 2.000 400.000 0 0 0 200 3.000 600.000 1.450.000
9 100 2.500 250.000 0 0 0 50 2.000 100.000 50 6.000 300.000 50 2.800 140.000 790.000
10 200 2.500 500.000 200 2.700 540.000 0 0 0 0 0 0 120 2.800 336.000 1.376.000
11 10 2.000 20.000 10 2.700 27.000 10 1.800 18.000 0 0 0 10 2.600 26.000 91.000
12 125 2.500 312.500 125 2.500 312.500 0 0 0 0 0 0 75 2.300 172.500 797.500
13 250 2.500 625.000 250 2.500 625.000 0 0 0 0 0 0 150 2.300 345.000 1.595.000
14 100 2.500 250.000 100 2.500 250.000 0 0 0 0 0 0 60 2.300 138.000 638.000
15 125 2.000 250.000 125 2.500 312.500 0 0 0 0 0 0 75 2.300 172.500 735.000
16 100 2.500 250.000 96 2.500 240.000 64 1.900 121.600 0 0 0 0 0 0 611.600
17 100 2.000 200.000 100 2.500 250.000 0 0 0 0 0 0 100 2.500 250.000 700.000
18 100 2.500 250.000 0 0 0 50 2.000 100.000 50 6.000 300.000 75 2.800 210.000 860.000
19 200 2.500 500.000 200 2.500 500.000 0 0 0 0 0 0 120 2.500 300.000 1.300.000
20 144 2.500 360.000 0 0 0 72 1.800 129.600 72 6.000 432.000 108 3.000 324.000 1.245.600
21 180 2.500 450.000 0 0 0 200 2.000 400.000 0 0 0 200 3.000 600.000 1.450.000
22 200 2.000 400.000 0 0 0 0 0 0 100 7.500 750.000 125 2.200 275.000 1.425.000

Universitas Sumatera Utara


92

Lampiran 4. Lanjutan
Jenis Pupuk
Total Biaya
Biaya Biaya Biaya SP-
No Urea Harga Phonska Harga Za Harga Biaya KCL Harga Harga Biaya SP- Penggunaan
Urea Phonska KCL 36
(kg) (Rp/kg) (kg) (Rp/kg) (Kg) (Rp/kg) Za (Rp) (kg) (Rp/kg) (Rp/Kg) 36 (Rp) Pupuk
(Rp) (Rp) (Rp) (Kg)
23 96 2.500 240.000 0 0 0 48 2.000 96.000 48 6.500 312.000 72 2.500 180.000 828.000
24 200 2.500 500.000 0 0 0 0 0 0 100 7.600 760.000 100 3.000 300.000 1.560.000
25 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
26 112 2.000 224.000 0 0 0 56 2.000 112.000 56 6.500 364.000 84 2.500 702.500
27 200 2.500 500.000 0 0 0 100 2.000 200.000 100 6.000 600.000 150 2.800 420.000 1.720.000
28 96 2.000 192.000 0 0 0 48 2.000 96.000 48 6.500 312.000 72 2.500 180.000 780.000
29 200 2.000 400.000 0 0 0 0 0 0 100 7.500 750.000 150 2.500 375.000 1.525.000
30 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
31 40 2.500 100.000 0 0 0 20 2.000 40.000 20 6.000 120.000 30 2.800 84.000 344.000
32 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
33 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
34 25 2.500 62.500 0 0 0 25 2.000 50.000 0 0 0 25 3.000 75.000 187.500
35 300 2.200 660.000 300 2.800 840.000 300 2.000 600.000 0 0 0 0 0 0 2.100.000
36 40 2.500 100.000 42 2.800 117.600 60 2.000 120.000 0 0 0 0 0 0 337.600
37 72 2.500 180.000 0 0 0 64 2.000 128.000 0 0 0 80 3.000 240.000 548.000
38 100 2.500 250.000 0 0 0 0 0 0 50 4.000 200.000 50 3.000 150.000 600.000
39 130 2.000 260.000 100 2.700 270.000 100 2.500 250.000 0 0 0 50 2.800 140.000 920.000
40 350 2.000 700.000 150 2.600 390.000 200 1.800 360.000 0 0 0 200 2.500 500.000 1.950.000
41 150 2.000 300.000 150 2.500 375.000 100 2.000 200.000 0 0 0 0 0 0 875.000
42 50 2.000 100.000 100 2.700 270.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 370.000
43 100 2.500 250.000 0 0 0 50 2.000 100.000 0 0 0 75 2.800 210.000 560.000
44 100 2.000 200.000 0 0 0 100 2.000 200.000 50 4.000 200.000 50 2.000 100.000 700.000

Universitas Sumatera Utara


93

Lampiran 4. Lanjutan
Jenis Pupuk
Total Biaya
Biaya Biaya SP-
No Urea Harga Biaya Phonsk Harga Za Harga Biaya KCL Harga Harga Biaya SP- Penggunaan
Phonska KCL 36
(kg) (Rp/kg) Urea (Rp) a (kg) (Rp/kg) (Kg) (Rp/kg) Za (Rp) (kg) (Rp/kg) (Rp/Kg) 36 (Rp) Pupuk
(Rp) (Rp) (Kg)
45 25 2.000 50.000 25 2.500 62.500 50 2.000 100.000 25 4.000 100.000 25 2.500 62.500 375.000
46 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
47 180 2.500 450.000 180 2.500 450.000 0 0 0 0 0 0 108 2.300 248.400 1.148.400
48 250 2.500 625.000 250 2.500 625.000 0 0 0 0 0 0 150 2.300 345.000 1.595.000
49 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
50 180 2.500 450.000 180 2.700 486.000 0 0 0 0 0 0 100 2.500 250.000 1.186.000
51 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
52 200 2.500 500.000 200 2.700 540.000 0 0 0 0 0 0 120 2.800 336.000 1.376.000
53 200 2.500 500.000 0 0 0 100 2.000 200.000 100 6.000 600.000 150 2.800 420.000 1.720.000
54 180 2.500 450.000 180 2.500 450.000 0 0 0 0 0 0 108 2.300 248.400 1.148.400
55 112 2.500 280.000 0 0 0 56 2.000 112.000 56 6.000 336.000 84 2.500 730.500
56 200 2.500 500.000 0 0 0 0 0 0 125 7.000 875.000 100 2.300 230.000 1.605.000
57 180 2.500 450.000 180 2.500 450.000 0 0 0 0 0 0 108 2.300 248.400 1.148.400
58 128 2.000 256.000 0 0 0 64 2.000 128.000 64 6.000 384.000 96 2.800 268.800 1.036.800
59 70 2.000 140.000 0 0 0 40 2.000 80.000 40 6.000 240.000 50 3.000 150.000 610.000
60 80 2.500 200.000 70 3.000 210.000 100 1.800 180.000 0 0 0 0 0 0 590.000
Total 140.200 18.594.500 3928 82.800 10.351.100 3.437 80.400 6.741.200 1.614 151.100 9.555.000 4.297 120.068 11.413.500 57.195.300
Rata- Rata 2.336,67 309.908,33 65,47 1.380 172.518,33 57,28 1.340 112.353,3 26,9 2.518,33 159.250 71,62 2.001,13 190.225 953.255

Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


94

Lampiran 5. Biaya Penggunaan Tenaga Kerja


Penggunaan Tenaga Kerja
Total Biaya
Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengemasan Roguing
Penggunaan
No Total Total Total Total Total
Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlh Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Tenaga
Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
(HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) Kerja (RP)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 5 100.000 500.000 4 90.000 360.000 6 50.000 300.000 3 100.000 300.000 4 90.000 360.000 1.820.000
2 4 50.000 200.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 1 90.000 90.000 1 90.000 90.000 670.000
3 2 50.000 100.000 2 55.000 110.000 1 50.000 50.000 1 90.000 90.000 1 60.000 60.000 410.000
4 8 50.000 400.000 5 95.000 475.000 6 50.000 300.000 2 90.000 180.000 3 90.000 270.000 1.625.000
5 8 55.000 440.000 4 90.000 360.000 5 50.000 250.000 2 90.000 180.000 3 90.000 270.000 1.500.000
6 8 50.000 400.000 5 90.000 450.000 6 50.000 300.000 2 95.000 190.000 3 90.000 270.000 1.610.000
7 6 50.000 300.000 4 90.000 360.000 4 50.000 200.000 2 90.000 180.000 3 90.000 270.000 1.310.000
8 4 100.000 400.000 5 90.000 450.000 6 50.000 300.000 2 90.000 180.000 2 90.000 180.000 1.510.000
9 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 1 90.000 90.000 2 90.000 180.000 940.000
10 7 50.000 350.000 5 90.000 450.000 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 90.000 270.000 1.590.000
11 1 50.000 50.000 1 55.000 55.000 1 50.000 50.000 1 55.000 55.000 1 55.000 55.000 265.000
12 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 1 90.000 90.000 2 90.000 180.000 940.000
13 9 55.000 495.000 6 90.000 540.000 6 50.000 300.000 3 90.000 270.000 4 90.000 360.000 1.965.000
14 4 50.000 200.000 2 90.000 180.000 2 50.000 100.000 1 90.000 90.000 1 90.000 90.000 660.000
15 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 2 90.000 180.000 2 90.000 180.000 1.030.000
16 2 50.000 100.000 1 100.000 100.000 2 50.000 100.000 1 90.000 90.000 1 90.000 90.000 480.000
17 4 50.000 200.000 1 100.000 100.000 2 50.000 100.000 1 90.000 90.000 1 90.000 90.000 580.000
18 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 2 85.000 170.000 2 90.000 180.000 1.020.000
19 8 55.000 440.000 9 90.000 810.000 5 50.000 250.000 2 90.000 180.000 3 90.000 270.000 1.950.000
20 3 90.000 270.000 2 90.000 180.000 4 55.000 220.000 2 100.000 200.000 3 90.000 270.000 1.140.000
21 3 100.000 300.000 2 100.000 200.000 5 50.000 250.000 2 90.000 180.000 3 100.000 300.000 1.230.000
22 3 100.000 300.000 3 100.000 300.000 6 55.000 330.000 3 95.000 285.000 4 100.000 400.000 1.615.000
23 2 95.000 190.000 2 90.000 180.000 3 50.000 150.000 2 95.000 190.000 2 90.000 180.000 890.000
24 4 95.000 380.000 3 100.000 300.000 6 55.000 330.000 3 90.000 270.000 4 100.000 400.000 1.680.000
25 2 90.000 180.000 1 100.000 100.000 2 55.000 110.000 1 100.000 100.000 2 95.000 190.000 680.000

Universitas Sumatera Utara


95

Lampiran 5. Lanjutan
Penggunaan Tenaga Kerja
Total Biaya
Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengemasan Roguing
Penggunaan
No Total Total Total Total Total
Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlh Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Tenaga
Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
(HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) Kerja (RP)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
26 2 100.000 200.000 2 90.000 180.000 2 100.000 200.000 2 90.000 180.000 2 100.000 200.000 960.000
27 4 100.000 400.000 3 100.000 300.000 4 100.000 400.000 3 95.000 285.000 4 90.000 360.000 1.745.000
28 2 95.000 190.000 3 90.000 270.000 2 95.000 190.000 2 90.000 180.000 2 90.000 180.000 1.010.000
29 4 90.000 360.000 3 95.000 285.000 5 90.000 450.000 3 95.000 285.000 4 90.000 360.000 1.740.000
30 2 90.000 180.000 2 100.000 200.000 2 90.000 180.000 1 100.000 100.000 2 90.000 180.000 840.000
31 2 50.000 100.000 2 55.000 110.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 260.000
32 4 55.000 220.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 510.000
33 4 55.000 220.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 510.000
34 1 50.000 50.000 2 55.000 110.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 260.000
35 8 100.000 800.000 8 90.000 720.000 8 50.000 400.000 0 0 0 0 0 0 1.920.000
36 3 50.000 150.000 3 50.000 150.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 350.000
37 3 55.000 165.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 455.000
38 4 50.000 200.000 2 95.000 190.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 490.000
39 6 50.000 300.000 4 90.000 360.000 4 50.000 200.000 0 0 0 0 0 0 860.000
40 6 100.000 600.000 8 90.000 720.000 7 50.000 350.000 0 0 0 0 0 0 1.670.000
41 5 55.000 275.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 0 0 0 0 0 0 695.000
42 2 50.000 100.000 1 100.000 100.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 250.000
43 5 50.000 250.000 3 90.000 270.000 3 50.000 150.000 0 0 0 0 0 0 670.000
44 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 2 50.000 100.000 0 0 0 0 0 0 500.000
45 2 50.000 100.000 1 55.000 55.000 1 50.000 50.000 0 0 0 0 0 0 205.000
46 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 2 55.000 110.000 0 0 0 0 0 0 510.000
47 6 55.000 330.000 4 1.000 4.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 554.000
48 9 55.000 495.000 6 90.000 540.000 6 50.000 300.000 0 0 0 0 0 0 1.335.000
49 5 55.000 275.000 2 100.000 200.000 2 55.000 110.000 0 0 0 0 0 0 585.000
50 7 55.000 385.000 5 100.000 500.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 1.105.000

Universitas Sumatera Utara


96

Lampiran 5. Lanjutan
Penggunaan Tenaga Kerja
Total Biaya
Penanaman Pemupukan Pemeliharaan Pengemasan Roguing
Penggunaan
No Total Total Total Total Total
Jumlah Biaya Jumlah Biaya Jumlh Biaya Jumlah Biaya Jumlah Biaya Tenaga
Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya
(HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) (HKO) (Rp) Kerja (RP)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
51 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 3 55.000 165.000 0 0 0 0 0 0 565.000
52 8 50.000 400.000 4 100.000 400.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 1.020.000
53 5 100.000 500.000 5 90.000 450.000 6 55.000 330.000 0 0 0 0 0 0 1.280.000
54 7 55.000 385.000 5 100.000 500.000 5 50.000 250.000 0 0 0 0 0 0 1.135.000
55 3 90.000 270.000 3 100.000 300.000 3 55.000 165.000 0 0 0 0 0 0 735.000
56 5 100.000 500.000 6 90.000 540.000 6 50.000 300.000 0 0 0 0 0 0 1.340.000
57 4 90.000 360.000 4 100.000 400.000 4 55.000 220.000 0 0 0 0 0 0 980.000
58 3 100.000 300.000 4 90.000 360.000 4 50.000 200.000 0 0 0 0 0 0 860.000
59 5 55.000 275.000 2 100.000 200.000 3 50.000 150.000 0 0 0 0 0 0 625.000
60 4 50.000 200.000 2 100.000 200.000 2 55.000 110.000 0 0 0 0 0 0 510.000
Total 3.990.000 17.330.000 195 5.331.000 17.384.000 211 3.295.000 11.480.000 57 2.725.000 5.220.000 74 2.680.000 6.735.000 58.149.000
Rata – Rata 66.500 288.833,33 3,25 88.850 289733,33 3,52 54.916,67 191.333,33 0,95 45.416,67 87.000 1,233333 44666,67 112250 96.9150

Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


97

Lampiran 6. Biaya Penggunaan Pestisida


Jenis Pestisida
Luas Total Biaya
Biaya Biaya Biaya Biaya
No. Lahan Penggunaan
Herbisida Insektisida Fungisida Moluskisida
(Ha) Pestisida (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
1 1 60.000 264.000 275.000 130.000 729.000
2 0,36 27.000 57.000 99.000 24.500 207.500
3 0,2 15.000 35.000 55.000 25.000 130.000
4 0,8 60.000 239.200 220.000 104.000 623.200
5 0,8 80.000 168.800 220.000 110.000 578.800
6 0,8 60.000 210.400 220.000 110.000 600.400
7 0,6 45.000 179.400 165.000 78.000 467.400
8 0,8 60.000 252.000 165.000 104.000 581.000
9 0,5 37.500 159.800 137.500 65.000 399.800
10 0,8 80.000 168.800 220.000 110.000 578.800
11 0,08 45.000 14.000 12.500 5.000 76.500
12 0,5 37.500 159.800 137.500 65.000 399.800
13 1 100.000 211.000 275.000 137.500 723.500
14 0,4 40.000 70.000 110.000 55.000 275.000
15 0,5 37.500 159.800 137.500 65.000 399.800
16 0,32 24.000 168.000 8.000 40.000 240.000
17 0,36 27.000 118.000 99.000 22.500 266.500
18 0,5 37.500 159.800 137.500 65.000 399.800
19 0,8 60.000 140.000 220.000 110.000 530.000
20 0,72 70.000 131.500 175.000 99.000 475.500
21 0,8 45.000 190.000 220.000 104.000 559.000
22 1 60.000 228.000 275.000 130.000 693.000
23 0,48 50.000 88.750 137.500 75.000 351.250
24 1 60.000 228.000 250.000 126.000 664.000
25 0,4 40.000 67.500 110.000 55.000 272.500
26 0,56 37.500 137.500 15.400 60.000 190.400
27 1 60.000 264.000 275.000 97.500 696.500
28 0,48 40.000 88.750 137.500 75.000 341.250
29 1 100.000 176.000 275.000 137.500 688.500
30 0,4 40.000 67.500 110.000 55.000 272.500
31 0,2 15.000 35.000 55.000 25.000 130.000
32 0,4 40.000 70.000 110.000 55.000 275.000
33 0,4 30.000 136.000 75.000 52.000 293.000
34 0,12 45.000 11.100 15.000 7.500 78.600
35 1,6 120.000 539.000 400.000 208.000 1.267.000
36 0,24 18.000 40.400 60.000 15.000 133.400
37 0,32 24.000 168.000 8.000 40.000 240.000

Universitas Sumatera Utara


98

Lampiran 6. Lanjutan
Jenis Pestisida
Luas Total Biaya
Biaya Biaya Biaya Biaya
No. Lahan Penggunaan
Herbisida Insektisida Fungisida Moluskisida
(Ha) Pestisida (Rp)
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
38 0,4 30.000 136.000 75.000 52.000 293.000
39 0,6 60.000 126.600 165.000 82.500 434.100
40 1,16 87.000 351.800 319.000 150.800 908.600
41 0,5 50.000 105.000 137.500 68.750 361.250
42 0,24 120.000 29.600 30.000 16.500 196.100
43 0,48 36.000 138.200 137.500 65.000 376.700
44 0,4 40.000 70.000 110.000 55.000 275.000
45 0,16 90.000 28.000 25.000 10.000 153.000
46 0,4 40.000 136.000 110.000 78.000 364.000
47 0,72 60.000 235.500 200.000 130.000 625.500
48 1 75.000 299.000 275.000 195.000 844.000
49 0,4 40.000 100.000 110.000 75.000 325.000
50 0,72 70.000 175.000 192.500 110.000 547.500
51 0,4 40.000 100.000 110.000 75.000 325.000
52 0,8 80.000 170.000 22.000 110.000 382.000
53 1 10.000 340.000 275.000 195.000 820.000
54 0,72 70.000 175.000 192.500 110.000 547.500
55 0,56 50.000 170.000 154.000 97.500 471.500
56 1 100.000 250.000 275.000 165.000 790.000
57 0,72 60.000 235.500 200.000 130.000 625.500
58 0,64 60.000 150.000 150.000 100.000 460.000
59 0,4 40.000 136.000 110.000 78.000 364.000
60 0,4 40.000 100.000 165.000 75.000 380.000
Total 36,06 3.175.500 9.359.000 9.156.900 5.066.050
Rata – rata 0,601 52.925 155.983,33 152.615 84.434,17
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani
padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


99

Lampiran 7. Biaya Panen, Biaya Karung Goni, dan Biaya Pengangkutan


Biaya Panen Biaya Karung Goni Biaya Angkut
Luas Lahan Produksi
No. Sewa Mesin Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Ha) (Kg)
(Rp/Rante) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp) (goni) (Rp/goni) (Rp)
1 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.500 156.250 63 2.000 125.000
2 0,36 1.800 90.000 810.000 23 2.000 45.000 23 1.500 34.000
3 0,2 1.000 90.000 450.000 13 2.000 25.000 13 1.500 19.000
4 0,8 4.000 100.000 2.000.000 50 2.000 100.000 50 2.000 100.000
5 0,8 4.000 90.000 1.800.000 50 2.000 100.000 50 1.500 75.000
6 0,8 4.000 110.000 2.200.000 50 2.000 100.000 50 2.000 100.000
7 0,6 3.000 90.000 1.350.000 38 2.000 75.000 38 1.500 57.000
8 0,8 4.000 90.000 1.800.000 50 2.000 100.000 50 2.000 100.000
9 0,5 2.500 90.000 1.125.000 31 2.000 62.500 31 1.500 47.000
10 0,8 4.000 90.000 1.800.000 50 2.000 100.000 50 2.000 100.000
11 0,08 600 9.000 180.000 8 2.000 15.000 8 1.500 11.000
12 0,5 2.500 90.000 1.125.000 31 2.000 62.500 31 1.500 47.000
13 1 5.000 110.000 2.750.000 63 2.000 125.000 63 2.000 125.000
14 0,4 2.000 90.000 900.000 25 2.000 50.000 25 1.500 37.500
15 0,5 2.500 100.000 1.250.000 31 2.000 62.500 31 1.500 47.000
16 0,32 1.500 90.000 720.000 19 2.000 37.500 19 1.500 28.000
17 0,36 1.800 90.000 810.000 23 2.000 45.000 23 1.500 34.000
18 0,5 2.500 90.000 1.125.000 31 2.000 62.500 31 1.500 46.500
19 0,8 4.000 100.000 2.000.000 50 2.000 100.000 50 2.000 100.000
20 0,72 3.600 110.000 1.980.000 45 2.000 90.000 45 2.000 90.000
21 0,8 4.000 110.000 2.200.000 50 2.000 100.000 50 2.000 100.000
22 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.500 156.250 63 2.000 125.000
23 0,48 2.400 90.000 1.080.000 30 2.000 60.000 30 1.500 45.000
24 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.500 156.250 63 2.000 125.000
25 0,4 2.000 90.000 900.000 25 2.000 50.000 25 1.800 45.000

Universitas Sumatera Utara


100

Lampiran 7. Lanjutan
Biaya Panen Biaya Karung Goni Biaya Angkut
Luas Lahan Produksi
No. Sewa Mesin Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Ha) (Kg)
(Rp/Rante) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp) (goni) (Rp/goni) (Rp)
26 0,56 2.800 100.000 1.400.000 35 2.000 70.000 35 2.000 70.000
27 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.500 156.250 63 2.000 125.000
28 0,48 2.400 90.000 1.080.000 30 2.000 60.000 30 1.800 54.000
29 1 5.000 120.000 3.000.000 63 2.000 125.000 63 2.000 125.000
30 0,4 2.000 90.000 900.000 25 2.500 62.500 25 1.500 37.500
31 0,2 1.450 90.000 450.000 18 2.000 36.250 0 0 0
32 0,4 2.800 90.000 900.000 35 2.000 70.000 0 0 0
33 0,4 2.500 90.000 900.000 31 2.000 62.500 0 0 0
34 0,12 870 90.000 270.000 11 2.000 21.750 0 0 0
35 1,6 12.000 110.000 4.400.000 145 2.000 290.000 0 0 0
36 0,24 1.600 90.000 540.000 20 2.000 40.000 0 0 0
37 0,32 2.160 90.000 720.000 27 2.000 54.000 0 0 0
38 0,4 2.100 90.000 900.000 26 2.000 52.500 0 0 0
39 0,6 3.600 90.000 1.350.000 45 2.000 90.000 0 0 0
40 1,16 8.120 90.000 2.610.000 102 2.000 203.000 0 0 0
41 0,5 3.750 90.000 1.125.000 47 2.000 93.750 0 0 0
42 0,24 1.800 90.000 540.000 23 2.000 45.000 0 0 0
43 0,48 3.600 100.000 1.200.000 45 2.000 90.000 0 0 0
44 0,4 3.000 100.000 1.000.000 38 2.000 75.000 0 0 0
45 0,16 1.160 90.000 360.000 15 2.000 29.000 0 0 0
46 0,4 2.400 90.000 900.000 30 2.000 60.000 0 0 0
47 0,72 5.400 110.000 1.980.000 54 2.000 108.000 0 0 0
48 1 7.500 120.000 3.000.000 75 2.500 187.500 0 0 0
49 0,4 2.400 100.000 1.000.000 30 2.000 60.000 0 0 0
50 0,72 5.040 100.000 1.800.000 54 2.000 108.000 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


101

Lampiran 7. Lanjutan
Biaya Panen Biaya Karung Goni Biaya Angkut
Luas Lahan Produksi
No. Sewa Mesin Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Ha) (Kg)
(Rp/Rante) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp) (goni) (Rp/goni) (Rp)
51 0,4 2.400 90.000 900.000 30 2.000 60.000 0 0 0
52 0,8 5.600 100.000 2.000.000 60 2.000 120.000 0 0 0
53 1 7.000 120.000 3.000.000 75 2.500 187.500 0 0 0
54 0,72 5.400 110.000 1.980.000 50 2.000 99.000 0 0 0
55 0,56 3.360 100.000 1.400.000 42 2.000 84.000 0 0 0
56 1 7.500 120.000 3.000.000 75 2.500 187.500 0 0 0
57 0,72 4.320 120.000 2.160.000 54 2.000 108.000 0 0 0
58 0,64 3.840 100.000 1.600.000 48 2.000 96.000 0 0 0
59 0,4 2.600 90.000 900.000 33 2.000 65.000 0 0 0
60 0,4 2.400 100.000 1.000.000 30 2.000 60.000 0 0 0
Total 212.570 5.849.000 92.620.000 2.559 124.000 5.353.250 1.191 52.600 2.174.500
Rata - rata 3.542,83 97.483,33 1.543.666,67 42,65 2.066,67 89.220,83 19,85 876,67 36.241,67
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


102

Lampiran 8. Biaya Penjemuran, Biaya Pembersihan Gabah, Biaya Sertifikasi, dan Biaya Plastik Kemas
Luas Biaya Penjemuran Biaya Pembersihan Gabah Biaya Sertifikasi Biaya Plastik Kemas
Produksi
No Lahan Biaya Total Biaya Biaya Tatal Biaya Jumlah Biaya Lebel Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) Lebel (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp)
1 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 150.000 1.000 1.300 1.300.000
2 0,36 1.800 200 360.000 40 72.000 360 150 54.000 360 1.300 468.000
3 0,2 1.000 200 200.000 40 40.000 200 150 30.000 200 1.300 260.000
4 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
5 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
6 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
7 0,6 3.000 200 600.000 40 120.000 600 150 90.000 600 1.300 780.000
8 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
9 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
10 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000
11 0,08 600 200 120.000 40 24.000 120 150 18.000 120 1.300 156.000
12 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
13 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 150.000 1.000 1.300 1.300.000
14 0,4 2.000 200 400.000 40 80.000 400 150 60.000 400 1.300 520.000
15 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
16 0,32 1.500 200 300.000 40 60.000 300 150 45.000 300 1.300 390.000
17 0,36 1.800 200 360.000 40 72.000 360 150 54.000 360 1.300 468.000
18 0,5 2.500 200 500.000 40 100.000 500 150 75.000 500 1.300 650.000
19 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1040000
20 0,72 3.600 200 720.000 40 144.000 720 150 108.000 720 1.300 936.000
21 0,8 4.000 200 800.000 50 200.000 800 150 120.000 800 1.300 1.040.000

Universitas Sumatera Utara


103

Lampiran 8. Lanjutan
Luas Biaya Penjemuran Biaya Pembersihan Gabah Biaya Sertifikasi Biaya Plastik Kemas
Produksi
No Lahan Biaya Total Biaya Biaya Tatal Biaya Jumlah Biaya Lebel Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) Lebel (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp)
22 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 157.000 1.000 1.300 1.300.000
23 0,48 2.400 200 480.000 40 96.000 480 150 72.000 480 1.300 62.4000
24 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1000 160 160.000 1.000 1.300 1.300.000
25 0,4 2.000 200 400.000 40 80.000 400 150 60.000 400 1.300 520.000
26 0,56 2.800 200 560.000 40 112.000 560 150 84.000 560 1.300 728.000
27 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 157 157.000 1.000 1.300 1.300.000
28 0,48 2.400 200 480.000 40 96.000 480 150 72.000 480 1.300 624.000
29 1 5.000 200 1.000.000 50 250.000 1.000 150 150.000 1.000 1.300 1.300.000
30 0,4 2.000 200 400.000 40 80.000 400 150 60.000 400 1.300 520.000
31 0,2 1.450 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
32 0,4 2.800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
33 0,4 2.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
34 0,12 870 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
35 1,6 12.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
36 0,24 1.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
37 0,32 2.160 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
38 0,4 2.100 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
39 0,6 3.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
40 1,16 8.120 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
41 0,5 3.750 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
42 0,24 1.800 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Universitas Sumatera Utara


104

Lampiran 8. Lanjutan
Luas Biaya Penjemuran Biaya Pembersihan Gabah Biaya Sertifikasi Biaya Plastik Kemas
Produksi
No Lahan Biaya Total Biaya Biaya Tatal Biaya Jumlah Biaya Lebel Total Biaya Jumlah Biaya Total Biaya
(Kg)
(Ha) (Rp/Kg) (Rp) (Rp/Kg) (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) Lebel (Rp) (Lembar) (Rp/Lembar) (Rp)
43 0,48 3.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
44 0,4 3.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
45 0,16 1.160 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
46 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
47 0,72 5.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
48 1 7.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
49 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
50 0,72 5.040 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
51 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
52 0,8 5.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
53 1 7.000 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
54 0,72 5.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
55 0,56 3.360 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
56 1 7.500 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
57 0,72 4.320 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
58 0,64 3.840 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
59 0,4 2.600 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
60 0,4 2.400 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
Total 212.570 6.000 18.980.000 1.330 4.376.000 18.980 4.538 2.871.000 18.980 39.000 24.674.000
Rata - rata 3542,83 100 316333,33 22,17 72933,33 316,33 75,63 47850 316,33 650 411233,3
Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih padi, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


105

Lampiran 9. Total Biaya Budidaya Tanaman Padi


Biaya Biaya Biaya Biaya
Luas Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Total
Pengolaha Biaya Tenaga Plastik Pembersih
No. Lahan Lahan Pupuk Pestisida Panen Karung Angkut Penjemuran Sertifikasi Biaya
n Lahan Benih (Kg) Kerja Kemas an Gabah
(Ha) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Kg) (Rp) (Rp)
1 1 250.000 1.250.000 350.000 1.720.000 729.000 1.820.000 3.000.000 156.250 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 150.000 12.100.250
2 0,36 125.000 450.000 180.000 420.000 207.500 670.000 810.000 45.000 34.000 468.000 360.000 72.000 54.000 3.895.500
3 0,2 30.000 250.000 75.000 250.500 130.000 410.000 450.000 25.000 19.000 260.000 200.000 40.000 30.000 2.169.500
4 0,8 120.000 1.000.000 300.000 1.376.000 623.200 1.625.000 2.000.000 100.000 100.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 9.404.200
5 0,8 120.000 800.000 300.000 1.095.000 578.800 1.500.000 1.800.000 100.000 75.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 8.528.800
6 0,8 150.000 1.000.000 300.000 1.170.000 600.400 1.610.000 2.200.000 100.000 100.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 9.390.400
7 0,6 90.000 750.000 210.000 1.032.000 467.400 1.310.000 1.350.000 75.000 57.000 780.000 600.000 120.000 90.000 6.931.400
8 0,8 130.000 800.000 280.000 1.450.000 581.000 1.510.000 1.800.000 100.000 100.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 8.911.000
9 0,5 75.000 625.000 182.000 790.000 399.800 940.000 1.125.000 62.500 47.000 650.000 500.000 100.000 75.000 5.571.300
10 0,8 150.000 1.000.000 280.000 1.376.000 578.800 1.590.000 1.800.000 100.000 100.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 9.134.800
11 0,08 100.000 100.000 110.000 91.000 76.500 265.000 180.000 15.000 11.000 156.000 120.000 24.000 18.000 1.266.500
12 0,5 75.000 625.000 182.000 797.500 399.800 940.000 1.125.000 62.500 47.000 650.000 500.000 100.000 75.000 5.578.800
13 1 125.000 1.250.000 350.000 1.595.000 723.500 1.965.000 2.750.000 125.000 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 150.000 11.708.500
14 0,4 50.000 500.000 140.000 638.000 275.000 660.000 900.000 50.000 37.500 520.000 400.000 80.000 60.000 4.310.500
15 0,5 63.000 625.000 140.000 735.000 399.800 1.030.000 1.250.000 62.500 47.000 650.000 500.000 100.000 75.000 5.677.300
16 0,32 25.000 400.000 112.000 611.600 240.000 480.000 720.000 37.500 28.000 390.000 300.000 60.000 45.000 3.449.100
17 0,36 40.000 450.000 99.000 700.000 266.500 580.000 810.000 45.000 34.000 468.000 360.000 72.000 54.000 3.978.500
18 0,5 75.000 625.000 156.000 860.000 399.800 1.020.000 1.125.000 62.000 46.500 650.000 500.000 100.000 75.000 5.694.300
19 0,8 130.000 1.000.000 240.000 1.300.000 530.000 1.950.000 2.000.000 100.000 100.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 9.510.000
20 0,72 187.500 900.000 270.000 1.245.600 475.500 1.140.000 1.980.000 90.000 90.000 936.000 720.000 144.000 108.000 8.286.600
21 0,8 180.000 1.000.000 280.000 1.450.000 559.000 1.230.000 2.200.000 100.000 100.000 1.040.000 800.000 200.000 120.000 9.259.000
22 1 225.000 1.250.000 375.000 1.425.000 693.000 1.615.000 3.000.000 156.250 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 157.000 11.571.250
23 0,48 132.000 600.000 180.000 828.000 351.250 890.000 1.080.000 60.000 45.000 624.000 480.000 96.000 72.000 5.438.250
24 1 275.000 1.250.000 294.000 1.560.000 664.000 1.680.000 3.000.000 156.250 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 160.000 11.714.250
25 0,4 110.000 500.000 140.000 590.000 272.500 680.000 900.000 50.000 45.000 520.000 400.000 80.000 60.000 4.347.500
26 0,56 140.000 700.000 196.000 702.500 190.400 960.000 1.400.000 70.000 70.000 728.000 560.000 112.000 84.000 5.912.900
27 1 275.000 1.250.000 375.000 1.720.000 696.500 1.745.000 3.000.000 156.250 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 157.000 12.049.750

Universitas Sumatera Utara


106

Lampiran 9. Lanjutan
Biaya Biaya Biaya Biaya
Luas Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Total
Pengolaha Biaya Tenaga Plastik Pembersih
No. Lahan Lahan Pupuk Pestisida Panen Karung Angkut Penjemuran Sertifikasi Biaya
n Lahan Benih (Kg) Kerja Kemas an Gabah
(Ha) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Kg) (Rp) (Rp)
28 0,48 120.000 600.000 168.000 780.000 341.250 1.010.000 1.080.000 60.000 54.000 624.000 480.000 96.000 72.000 5.485.250
29 1 225.000 1.250.000 375.000 1.525.000 688.500 1.740.000 3.000.000 125.000 125.000 1.300.000 1.000.000 250.000 150.000 11.753.500
30 0,4 100.000 500.000 140.000 590.000 272.500 840.000 900.000 62.500 37.500 520.000 400.000 80.000 60.000 4.502.500
31 0,2 30.000 250.000 55.000 344.000 130.000 260.000 450.000 36.250 0 0 0 0 0 1.555.250
32 0,4 60.000 500.000 165.000 590.000 275.000 510.000 900.000 70.000 0 0 0 0 0 3.070.000
33 0,4 50.000 500.000 110.000 610.000 293.000 510.000 900.000 62.500 0 0 0 0 0 3.035.500
34 0,12 450.000 150.000 98.000 187.500 78.600 260.000 270.000 21.750 0 0 0 0 0 1.515.850
35 1,6 240.000 2.000.000 840.000 2.100.000 1.267.000 1.920.000 4.400.000 290.000 0 0 0 0 0 13.057.000
36 0,24 36.000 300.000 78.000 337.600 133.400 350.000 540.000 40.000 0 0 0 0 0 1.815.000
37 0,32 50.000 400.000 198.000 548.000 240.000 455.000 720.000 54.000 0 0 0 0 0 2.665.000
38 0,4 60.000 500.000 165.000 600.000 293.000 490.000 900.000 52.500 0 0 0 0 0 3.060.500
39 0,6 288.000 600.000 225.000 920.000 434.100 860.000 1.350.000 90.000 0 0 0 0 0 4.767.100
40 1,16 182.000 1.450.000 630.000 1.950.000 908.600 1.670.000 2.610.000 203.000 0 0 0 0 0 9.603.600
41 0,5 63.000 625.000 182.000 875.000 361.250 695.000 1.125.000 93.750 0 0 0 0 0 4.020.000
42 0,24 30.000 300.000 96.000 370.000 196.100 250.000 540.000 45.000 0 0 0 0 0 1.827.100
43 0,48 180.000 60.000 130.000 560.000 376.700 670.000 1.200.000 90.000 0 0 0 0 0 3.266.700
44 0,4 175.000 50.000 130.000 700.000 275.000 500.000 1.000.000 75.000 0 0 0 0 0 2.905.000
45 0,16 750.000 200.000 48.000 375.000 153.000 205.000 360.000 29.000 0 0 0 0 0 2.120.000
46 0,4 110.000 500.000 120.000 590.000 364.000 510.000 900.000 60.000 0 0 0 0 0 3.154.000
47 0,72 198.000 900.000 216.000 1.148.400 625.500 554.000 1.980.000 108.000 0 0 0 0 0 5.729.900
48 1 250.000 1.250.000 300.000 1.595.000 844.000 1.335.000 3.000.000 187.500 0 0 0 0 0 8.761.500
49 0,4 100.000 500.000 120.000 610.000 325.000 585.000 1.000.000 60.000 0 0 0 0 0 3.300.000
50 0,72 187.500 900.000 216.000 1.186.000 547.500 1.105.000 1.800.000 108.000 0 0 0 0 0 6.050.000
51 0,4 1.500.000 500.000 120.000 610.000 325.000 565.000 900.000 60.000 0 0 0 0 0 4.580.000
52 0,8 200.000 1.000.000 240.000 1.376.000 382.000 1.020.000 2.000.000 120.000 0 0 0 0 0 6.338.000
53 1 225.000 1.250.000 300.000 1.720.000 820.000 1.280.000 3.000.000 187.500 0 0 0 0 0 8.782.500
54 0,72 180.000 900.000 216.000 1.148.400 547.500 1.135.000 1.980.000 99.000 0 0 0 0 0 6.205.900

Universitas Sumatera Utara


107

Biaya Biaya Biaya Biaya


Luas Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Biaya Total
Pengolaha Biaya Tenaga Plastik Pembersih
No. Lahan Lahan Pupuk Pestisida Panen Karung Angkut Penjemuran Sertifikasi Biaya
n Lahan Benih (Kg) Kerja Kemas an Gabah
(Ha) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
(Rp) (Kg) (Rp) (Rp)
55 0,56 140.000 700.000 168.000 730.500 471.500 735.000 1.400.000 84.000 0 0 0 0 0 4.429.000
56 1 250.000 1.250.000 300.000 1.605.000 790.000 1.340.000 3.000.000 187.500 0 0 0 0 0 8.722.500
57 0,72 180.000 900.000 216.000 1.148.400 625.500 980.000 2.160.000 108.000 0 0 0 0 0 6.317.900
58 0,64 160.000 800.000 192.000 1.036.800 460.000 860.000 1.600.000 96.000 0 0 0 0 0 5.204.800
59 0,4 110.000 500.000 120.000 610.000 364.000 625.000 900.000 65.000 0 0 0 0 0 3.294.000
60 0,4 100.000 500.000 120.000 590.000 380.000 510.000 1.000.000 60.000 0 0 0 0 0 3.260.000
Total 10.427.000 43.535.000 12.893.000 57.195.300 26.697.450 58.149.000 92.620.000 5.352.750 2.174.500 24.674.000 18.980.000 4.376.000 2.871.000 359.945.000
Rata - rata 173.783,33 725.583,33 214.883,33 953.255 444.957,5 969.150 1.543.666,67 89.212,5 36.241,67 411.233,3333 316.333,33 72.933,33 47.850 5999083,33

Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih padi, nomor sampel 31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


108

Lampiran 10. Produksi, Penerimaan, Total Biaya, dan Pendapatan


Luas
Produksi Harga Penerimaan Total Biaya Pendapatan Pendapatan
No. Lahan
(Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp/Ha)
(Ha)
1 1 5.000 10.000 50.000.000 12.100.250 37.899.750 37.899.750
2 0,36 1.800 10.000 18.000.000 3.895.500 14.104.500 39.179.167
3 0,2 1.000 10.000 10.000.000 2.169.500 7.830.500 39.152.500
4 0,8 4.000 10.000 40.000.000 9.404.200 30.595.800 38.244.750
5 0,8 4.000 10.000 40.000.000 8.528.800 31.471.200 39.339.000
6 0,8 4.000 10.000 40.000.000 9.390.400 30.609.600 38.262.000
7 0,6 3.000 10.000 30.000.000 6.931.400 23.068.600 38.447.667
8 0,8 4.000 10.000 40.000.000 8.911.000 31.089.000 38.861.250
9 0,5 2.500 10.000 25.000.000 5.571.300 19.428.700 38.857.400
10 0,8 4.000 10.000 40.000.000 9.134.800 30.865.200 38.581.500
11 0,08 600 10.000 6.000.000 1.266.500 4.733.500 59.168.750
12 0,5 2.500 10.000 25.000.000 5.578.800 19.421.200 38.842.400
13 1 5.000 10.000 50.000.000 11.708.500 38.291.500 38.291.500
14 0,4 2.000 10.000 20.000.000 4.310.500 15.689.500 39.223.750
15 0,5 2.500 10.000 25.000.000 5.677.300 19.322.700 38.645.400
16 0,32 1.500 10.000 15.000.000 3.449.100 11.550.900 36.096.563
17 0,36 1.800 10.000 18.000.000 3.978.500 14.021.500 38.948.611
18 0,5 2.500 10.000 25.000.000 5.694.300 19.305.700 38.611.400
19 0,8 4.000 10.000 40.000.000 9.510.000 30.490.000 38.112.500
20 0,72 3.600 11.000 39.600.000 8.286.600 31.313.400 43.490.833
21 0,8 4.000 10.000 40.000.000 9.259.000 30.741.000 38.426.250
22 1 5.000 10.000 50.000.000 11.571.250 38.428.750 38.428.750
23 0,48 2.400 11.000 26.400.000 5.438.250 20.961.750 43.670.313
24 1 5.000 12.000 60.000.000 11.714.250 48.285.750 48.285.750
25 0,4 2.000 11.000 22.000.000 4.347.500 17.652.500 44.131.250
26 0,56 2.800 10.000 28.000.000 5.912.900 22.087.100 39.441.250
27 1 5.000 11.000 55.000.000 12.049.750 42.950.250 42.950.250
28 0,48 2.400 11.000 26.400.000 5.485.250 20.914.750 43.572.396
29 1 5.000 10.000 50.000.000 11.753.500 38.246.500 38.246.500
30 0,4 2.000 10.000 20.000.000 4.502.500 15.497.500 38.743.750
31 0,2 1.450 4.200 6.090.000 1.555.250 4.534.750 22.673.750
32 0,4 2.800 4.300 12.040.000 3.070.000 8.970.000 22.425.000
33 0,4 2.500 5.000 12.500.000 3.035.500 9.464.500 23.661.250
34 0,12 870 5.000 4.350.000 1.515.850 2.834.150 23.617.917
35 1,6 12.000 5.000 60.000.000 13.057.000 46.943.000 29.339.375
36 0,24 1.600 4.500 7.200.000 1.815.000 5.385.000 22.437.500
37 0,32 2.160 4.300 9.288.000 2.665.000 6.623.000 20.696.875
38 0,4 2.100 4.700 9.870.000 3.060.500 6.809.500 17.023.750
39 0,6 3.600 5.000 18.000.000 4.767.100 13.232.900 22.054.833
40 1,16 8.120 5.100 41.412.000 9.603.600 31.808.400 27.421.034
41 0,5 3.750 4.500 16.875.000 4.020.000 12.855.000 25.710.000
42 0,24 1.800 4.500 8.100.000 1.827.100 6.272.900 26.137.083
43 0,48 3.600 4.500 16.200.000 3.266.700 12.933.300 26.944.375
44 0,4 3.000 4.700 14.100.000 2.905.000 11.195.000 27.987.500

Universitas Sumatera Utara


109

Lampiran 10. Lanjutan


Luas
Produksi Harga Penerimaan Total Biaya Pendapatan Pendapatan
No. Lahan
(Kg) (Rp/Kg) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp/Ha)
(Ha)
45 0,16 1.160 4.300 4.988.000 2.120.000 2.868.000 17.925.000
46 0,4 2.400 4.500 10.800.000 3.154.000 7.646.000 19.115.000
47 0,72 5.400 4.300 23.220.000 5.729.900 17.490.100 24.291.806
48 1 7.500 4.300 32.250.000 8.761.500 23.488.500 23.488.500
49 0,4 2.400 4.800 11.520.000 3.300.000 8.220.000 20.550.000
50 0,72 5.040 4.500 22.680.000 6.050.000 16.630.000 23.097.222
51 0,4 2.400 4.800 11.520.000 4.580.000 6.940.000 17.350.000
52 0,8 5.600 4.700 26.320.000 6.338.000 19.982.000 24.977.500
53 1 7.000 4.500 31.500.000 8.782.500 22.717.500 22.717.500
54 0,72 5.400 4.700 25.380.000 6.205.900 19.174.100 26.630.694
55 0,56 3.360 4.700 15.792.000 4.429.000 11.363.000 20.291.071
56 1 7.500 4.500 33.750.000 8.722.500 25.027.500 25.027.500
57 0,72 4.320 4.500 19.440.000 6.317.900 13.122.100 18.225.139
58 0,64 3.840 4.500 17.280.000 5.204.800 12.075.200 18.867.500
59 0,4 2.600 4.700 12.220.000 3.294.000 8.926.000 22.315.000
60 0,4 2.400 4.500 10.800.000 3.260.000 7.540.000 18.850.000
212.570 445.100 1.519.885.000 359.945.000 1.159.940.000 1.894.002.824
3.542,83 7.418,33 25.331.416,67 5.999.083,33 19.332.333,33 3.156.6713,73

Keterangan: Nomor sampel 1 - 30 petani padi produsen benih padi, nomor sampel
31 - 60 petani padi biasa.

Universitas Sumatera Utara


110

Lampiran 11. Perbedaan Pendapatan Petani Padi Biasa dengan Petani Padi Produsen Benih.
Produsen Benih Padi Petani Padi Biasa
No. Luas Pendapatan Pendapatan Luas Pendapatan Pendapatan Pendapatan dengan Pendapatan dengan
Lahan (ha) (Rp) Per Ha (Rp) Lahan (ha) (Rp) Per Ha (Rp) Pengolahan (Rp) Pengolahan Per Ha (Rp)
1 1 37.899.750 37.899.750 0,2 4.534.750 22.673.750 7.579.750 37.898.750
2 0,36 14.104.500 39.179.167 0,4 8.970.000 22.425.000 14.570.000 36.425.000
3 0,2 7.830.500 39.152.500 0,4 9.464.500 23.661.250 12.714.500 31.786.250
4 0,8 30.595.800 38.244.750 0,12 2.834.150 23.617.917 3.965.150 33.042.917
5 0,8 31.471.200 39.339.000 1,6 46.943.000 28.089.375 62.543.000 39.089.375
6 0,8 30.609.600 38.262.000 0,24 5.385.000 22.437.500 8.265.000 34.437.500
7 0,6 23.068.600 38.447.667 0,32 6.623.000 20.696.875 10.943.000 34.196.875
8 0,8 31.089.000 38.861.250 0,4 6.809.500 17.023.750 10.169.500 25.423.750
9 0,5 19.428.700 38.857.400 0,6 13.232.900 22.054.833 17.912.900 29.854.833
10 0,8 30.865.200 38.581.500 1,16 31.808.400 27.421.034 41.552.400 35.821.034
11 0,08 4.733.500 59.168.750 0,5 12.855.000 25.710.000 19.605.000 39.210.000
12 0,5 19.421.200 38.842.400 0,24 6.272.900 26.137.083 9.512.900 39.637.083
13 1 38.291.500 38.291.500 0,48 12.933.300 26.944.375 19.413.300 40.444.375
14 0,4 15.689.500 39.223.750 0,4 11.195.000 27.987.500 15.995.000 39.987.500
15 0,5 19.322.700 38.645.400 0,16 2.868.000 17.925.000 5.188.000 32.425.000
16 0,32 11.550.900 36.096.563 0,4 7.646.000 19.115.000 11.966.000 29.915.000
17 0,36 14.021.500 38.948.611 0,72 17.490.100 17.841.806 28.290.100 39.291.806
18 0,5 19.305.700 38.611.400 1 23.488.500 17.038.500 38.488.500 38.488.500
19 0,8 30.490.000 38.112.500 0,4 8.220.000 20.550.000 11.820.000 29.550.000
20 0,72 31.313.400 43.490.833 0,72 16.630.000 18.597.222 25.702.000 35.697.222
21 0,8 30.741.000 38.426.250 0,4 6.940.000 17.350.000 10.540.000 26.350.000
22 1 38.428.750 38.428.750 0,8 19.982.000 20.277.500 28.942.000 36.177.500
23 0,48 20.961.750 43.670.313 1 22.717.500 18.217.500 35.317.500 35.317.500
24 1 48.285.750 48.285.750 0,72 19.174.100 17.230.694 27.814.100 38.630.694
25 0,4 17.652.500 44.131.250 0,56 11.363.000 20.291.071 16.739.000 29.891.071

Universitas Sumatera Utara


111

Lampiran 11. Lanjutan


Produsen Benih Padi Petani Padi Biasa
No. Luas Pendapatan Pendapatan Luas Pendapatan Pendapatan Pendapatan dengan Pendapatan dengan
Lahan (ha) (Rp) Per Ha (Rp) Lahan (ha) (Rp) Per Ha (Rp) Pengolahan (Rp) Pengolahan Per Ha (Rp)
26 0,56 22.087.100 39.441.250 1 25.027.500 18.277.500 38.527.500 38.527.500
27 1 42.950.250 42.950.250 0,72 13.122.100 18.225.139 20.898.100 29.025.139
28 0,48 20.914.750 43.572.396 0,64 12.075.200 18.867.500 18.987.200 29.667.500
29 1 38.246.500 38.246.500 0,4 8.926.000 22.315.000 13.086.000 32.715.000
30 0,4 15.497.500 38.743.750 0,4 7.540.000 18.850.000 11.860.000 29.650.000
Total 756.868.600 1.212.153.149 17,10 403.071.400 637.849.675 598.907.400 1.028.574.675
Rata - rata 25.228.95 40.405.11 0,57 13.435.71 21.261.66 19.963.58 34.285.82
Keterangan: Pendapatan dengan pengolahan adalah pendapatan petani padi biasa jika diasumsikan melakukan pengolahan berupa penjemuran
seperti dalam produksi benih.

Universitas Sumatera Utara


112

Lampiran 12. Hasil Pengolahan Data Regresi Logistik Faktor - Faktor yang
Mempengaruhi Keputusan Petani Padi untuk Memproduksi Benih Padi

Case Processing Summary

Unweighted Casesa N Percent

Included in Analysis 60 100,0

Selected Cases Missing Cases 0 ,0

Total 60 100,0
Unselected Cases 0 ,0
Total 60 100,0

a. If weight is in effect, see classification table for the total number of


cases.

Dependent Variable Encoding

Original Value Internal Value

Tidak Produksi Benih Padi


0
(Petani Biasa)
Produksi Benih Padi 1

Categorical Variables Codings

Frequency Parameter coding

(1)

Tidak Tergabung dalam


3 1,000
Keanggotaan dalam Kelompok Kelompok Tani
Tani Tergabung dalam Kelompok
57 ,000
Tani

Iteration Historya,b,c

Iteration -2 Log likelihood Coefficients

Constant

Step 0 1 83,178 ,000

a. Constant is included in the model.


b. Initial -2 Log Likelihood: 83,178
c. Estimation terminated at iteration number 1 because
parameter estimates changed by less than ,001.

Universitas Sumatera Utara


113

Lampiran 12. Lanjutan

Classification Tablea,b

Observed Predicted

Keputusan Petani Percentage

Tidak Produksi Produksi Benih Correct

Benih Padi Padi


(Petani Biasa)

Tidak Produksi Benih Padi


0 30 ,0
Keputusan Petani (Petani Biasa)
Step 0
Produksi Benih Padi 0 30 100,0

Overall Percentage 50,0

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 0 Constant ,000 ,258 ,000 1 1,000 1,000

Variables not in the Equationa

Score df Sig.

X1(1) 3,158 1 ,076

X2 22,066 1 ,000
Step 0 Variables
X3 15,539 1 ,000

X4 10,986 1 ,001

a. Residual Chi-Squares are not computed because of redundancies.

Omnibus Tests of Model Coefficients

Chi-square df Sig.

Step 35,529 4 ,000

Step 1 Block 35,529 4 ,000

Model 35,529 4 ,000

Model Summary

Step -2 Log likelihood Cox & Snell R Nagelkerke R


Square Square

1 47,648a ,447 ,596

a. Estimation terminated at iteration number 20 because maximum


iterations has been reached. Final solution cannot be found.

Universitas Sumatera Utara


114

Lampiran 12. Lanjutan

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 10,498 8 ,232

Classification Tablea

Observed Predicted

Keputusan Petani Percentage

Tidak Produksi Produksi Benih Correct

Benih Padi Padi


(Petani Biasa)

Tidak Produksi Benih Padi


25 5 83,3
Keputusan Petani (Petani Biasa)
Step 1
Produksi Benih Padi 3 27 90,0

Overall Percentage 86,7

a. The cut value is ,500

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) 95% C.I.for EXP(B)

Lower Upper

X1(1) -19,561 22650,665 ,000 1 ,999 ,000 ,000 .

X2 ,415 ,198 4,400 1 ,036 1,515 1,028 2,232

Step 1a X3 ,001 ,000 7,019 1 ,008 1,000 1,000 1,000

X4 -,020 ,041 ,234 1 ,629 ,980 ,905 1,062

Constant -5,124 2,800 3,350 1 ,067 ,006

a. Variable(s) entered on step 1: X1, X2, X3, X4.

Universitas Sumatera Utara


115

Lampiran 13. Hasil Uji Compare Means Independent Sample T-Test

Group Statistics

Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Petani Padi Produsen Benih 30 25228953,3333 10779075,61882 1967980,95516


Pendapatan
Petani Padi Biasa 30 13435713,3333 9468023,01818 1728616,59401

Independent Samples Test

Levene's t-test for Equality of Means


Test for
Equality
of
Variances

F Sig t df Sig. Mean Std. Error 95% Confidence Interval of the


. (2- Difference Difference Difference
tailed Lower Upper
)

Equal
variance
2,43 ,12 4,50 11793240,000 2619363,351 6550014,581 17036465,418
s 58 ,000
1 4 2 00 84 29 71
assume
Pendapata d
n Equal
variance
4,50 57,05 11793240,000 2619363,351 6548157,247 17038322,752
s not ,000
2 1 00 84 63 37
assume
d

Universitas Sumatera Utara


116

Lampiran 14. Kuisioner Penelitian

KUISIONER PENELITIAN
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN PETANI UNTUK
MEMPRODUKSI BENIH PADI DI KABUPATEN DELI SERDANG

Sehubungan dengan kegiatan penelitian tesis saya yang berjudul “ Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Keputusan Petani Untuk Memproduksi Benih Padi Di Kabupaten Deli
Serdang”, disini saya:
Nama : Anas Maulia Abdi
Nim : 167039002
Program Studi : Magister Agribisnis
mengharapkan kesediaan Bapak/Ibu untuk mengisi kuisioner penelitian saya agar saya
dapat memperoleh informasi terkait dengan penelitian yang saya lakukan. Seluruh informasi
yang diperoleh dari kuesioner ini hanya akan saya gunakan untuk keperluan penelitian saja
dan saya akan menjaga kerahasiaannya sesuai dengan etika penelitian. Atas kesedian
Bapak/Ibu yang telah meluangkan waktu untuk mengisi kuesioner ini, saya ucapkan terima
kasih.
A. Karakteristik Responen

Nama Responden : ................................................................................................................

Jenis kelamin : ................................................................................................................

Umur : ................................................................................................................

Agama : ................................................................................................................

Suku : ................................................................................................................

Alamat : ................................................................................................................

Pengalaman Bertani : ......................................................................................................Tahun

Pendidikan : Tidak pernah sekolah SMA D3

SD D1 S1

SMP D2 S2

Jumlah Anggota Keluarga : .........................................................................................Orang

Universitas Sumatera Utara


117

Jumlah Tanggungan : .........................................................................................Orang

Pekerjaan Sampingan : ....................................................................................................

Pendapatan Dari Pekerjaan Sampingan : Rp .............................................................................

B. Usaha Tani Tanaman Padi

Luas Lahan : ..............................................................................................................

Status Lahan : Milik Sendiri, Sewa, Bagi Hasil

PBB Lahan Sendiri : Rp. ......................................................................................................

Biaya Sewa Lahan : Rp........................................................................................................

Jenis Komoditi yang diusahakan : Produksi Benih

Produksi Padi Biasa

Jika produksi benih, sebutkan kelas benih yang dihasilkan:......................................................

Sumber benih diperoleh dari:.....................................................................................................

Jenis Varietas yang digunakan: .................................................................................................

1. Apakah Bapak/Ibu tergabung dengan keanggotaan kelompok tani, jika “Ya” sebutkan
nama Kelompok
Tananinya............................................................................................................
2. Sudah berapa lama Bapak/Ibu tergabung dalam Kelompok Tani: .............................Tahun
3. Sebutkan kagiatan apa saja yang Bapak/Ibu ikuti dalam kelompok tani:
a) ...........................................................................................................................................
b) ...........................................................................................................................................
c) ...........................................................................................................................................
d) ...........................................................................................................................................
4. Sebutkan biaya produksi yang Bapak/Ibu gunakan Dalam menjalankan Usaha Tani Padi,
sesuai dengan tabel berikut:
• Penggunaan Benih
No. Jeins Benih Jumlah Benih Harga Satuan
1. Kg /Kg
2. Kg /Kg

Universitas Sumatera Utara


118

• Penggunaan Pupuk
No. Jenis Pupuk Jumlah Pupuk Harga Satuan
1 Urea Kg /Kg
2 TSP Kg /Kg
3 KCL Kg /Kg
4. Za Kg /Kg
5. Kandang Kg /Kg
6.
7.
Keterangan: Tambahkan jenis pupuk lain yang digunakan.
• Penggunaan Tenaga Kerja
No. Kegiatan Jumlah HKO Upah
L P L P
1. Pengolahan Lahan
2. Penanaman
3. Pemupukan
4. Penyiangan
5. Pemanenan
6.
7.
8.
L : Laki-Laki, P: Perempuan HKO: Harian Kerja Orang
• Penggunaan Pestisida
No. Jenis Pestisida Jumlah Harga Satuan
1. Liter/ Kg /liter /Kg
2. Liter/ Kg /liter /Kg
3. Liter/ Kg /liter /Kg

Universitas Sumatera Utara


119

Biaya Lainnya
No. Jenis Biaya Jumlah Biaya Biaya Satuan
1. Panen
-
-
-
2. Pasca Panen
-
-
3. Alat dan mesin
-
-
-
-
-

5. Berapakah jumlah produksi yang Bapak/Ibu hasilkan................................................Kg

6. Berapa Harga jual Benih/ Gabah yang dihasilkan....................................................../Kg

Universitas Sumatera Utara


120

Lampiran 15. Dokumentasi Kegiatan Penelitian

Kegiatan Wawancara dengan Petani Padi Biasa

Kegiatan Wawancara Dengan Petani Padi Produsen Benih

Universitas Sumatera Utara


121

Foto Bersama Petani Padi Setelah Kegiatan Wawancara

Kunjungan ke Gudang Penyimpanan Benih Setelah Melakukan Wawancara

Universitas Sumatera Utara

Anda mungkin juga menyukai