Anda di halaman 1dari 89

EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI

TANAMAN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) VARIETAS


PULAU TENGAH DI KECAMATAN KELILING DANAU,
KABUPATEN KERINCI, JAMBI

SKRIPSI

Oleh

DYNRUM YENDAR FAHLUZI


NIM. 1810212006

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS ANDALAS
PADANG
2023
EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI
TANAMAN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) VARIETAS
PULAU TENGAH DI KECAMATAN KELILING DANAU,
KABUPATEN KERINCI, JAMBI

Oleh

DYNRUM YENDAR FAHLUZI


NIM. 1810212006

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar


Sarjana Pertanian

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2023
PERNYATAAN ORISINILITAS SKRIPSI

Dengan ini dinyatakan bahwa skripsi dengan judul “Eksplorasi dan


Karakterisasi Morfologi Tanaman Jeruk Keprok (Citrus Reticulata) Varietas
Pulau Tengah di Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi” adalah
benar karya saya dari arahan pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau
dikutip dari karya yang diterbikan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah
disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir
skripsi ini.

Padang, Juli 2023

Dynrum Yendar Fahluzi


NIM. 1810212006
EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI
TANAMAN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) VARIETAS
PULAU TENGAH DI KECAMATAN KELILING DANAU,
KABUPATEN KERINCI, JAMBI

Oleh

DYNRUM YENDAR FAHLUZI


NIM. 1810212006

MENYETUJUI

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Etti Swasti, M.S Prof. Dr. Ir. Auzar Syarif, MS
NIP. 196010141987122001 NIP. 195908151986031004

Dekan Fakultas Pertanian Koordinator Program Studi


Universitas Andalas Agroteknologi Fakultas Pertanian
Universitas Andalas

Dr. Ir. Indra Dwipa, MS Dr.Ir. Nalwida Rozen, M.P


NIP. 196502201989031003 NIP. 196504041990032001

Tanggal disahkan: Juli 2023


Skripsi ini telah diuji dan diperhtahankan di depan Sidang Panitia Ujian Sarjana
Fakultas Pertanian Universitas Andalas pada tanggal 10 Juli 2023

TANDA
NO. NAMA JABATAN
TANGAN

1. Ir. Sutoyo, MS Ketua

2. Ryan Budi Setiawan, SP, M.Si Sekretaris

3. Dr. P.K. Dewi Hayati, SP, M.Si Anggota

4. Dr. Ir. Etti Swasti, MS Anggota

5. Prof. Dr. Ir Auzar Syarif. MS Anggota


“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila
engkau telah selesai dengan suatu pekerjaan, segeralah engkau kerjakan dengan
sungguh-sungguh urusan lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah hendaknya engkau berharap.”
(Q.S. Al Insyirah: 6-8)

Alhamdulillahirrabbil’alamiin Puji syukur kehadirat Allah Subhanahu Wa


Ta’la atas karunia, rahmat, nikmat yang tiada taranya, dan berbagai kemudahan
yang telah Engkau berikan. Shalawat beriringan salam juga tidak lupa
disampaikan untuk Nabi Muhammad Shollollohu ‘Alayhi Wasallam sebagai suri
tauladan dalam menjalani kehidupan. Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
atas semua kemudahan yang telah diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Allah menghadirkan orang-orang yang sangat luar biasa menemani dan
memberikan dukungan baik suka maupun duka dalam perjuangan ini.
Atas Rahmat dan Ridho-mu Ya Allah, dengan rasa tulus cinta dan kasih
sayang saya persembahkan tulisan singkat ini untuk cinta pertama saya yaitu
Ayah (Darman Zuhri, S.Pd) dan Ibu (Yeni Efiza, S.Pd) yang memberikan do’a
yang selalu mengiringi tiap langkah saya sehingga saya sanggup menyelesaikan
rintangan yang saya alami hingga saat ini. Ucapan terima kasih kepada ayah dan
ibu yang telah memberikan cinta dan dukungan berupa moril maupun material
kepada saya tanpa ada ucapan lelah dan mengeluh berjuang demi saya yang tidak
akan mampu saya balas atas setiap kebaikan yang saya terima. Dari memilih
Program Studi Agroteknologi hingga dibuatnya skripsi ini ayah dan ibu
merupakan sosok yang memberikan saya keyakinan atas pilihan yang saya buat
dan memberikan ketenangan untuk menyelesaikan studi ini tanpa adanya tekanan.
Terima kasih yang sebesar - besarnya kepada ayah dan ibu yang bersedia
direpotkan, tempat mengadu, dan memberikan semangat kepada saya. Tak lupa
ucapan terima kasih kepada kakak saya (Dyza Refdyni, A.Md) yang menjadi
pengingat dikala suka dan penyemangat dikala duka, tempat berbagi cerita tangis
dan tawa serta selalu ada disaat saya membutuhkan dan selalu sabar atas tingkah
saya yang sering membuat kakak kesal.
Terima kasih yang sebesar-besarnya saya ucapkan kepada Ibu Dr. Ir. Etti
Swasti, MS selaku pembimbing I dan Bapak Prof. Dr. Ir Auzar Syarif, MS selaku
pembimbing II yang telah membimbing saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
Terima kasih telah mengajarkan bagaimana artinya berproses dan bertanggung
jawab terhadap apa yang telah saya tentukan, yang selalu mengajarkan bahwa
hasil maksimal tidak ada yang bisa didapatkan secara instan, selalu mengingatkan
bahwa keberhasilan tergantung bagaimana saya mengetahui, memahami, dan
memaknai semuanya. Semoga Allah Subhanahu Wa Ta’la membalas amal dan
kebaikan Ibu dan Bapak. Semoga Ibu dan Bapak dalam keadaan sehat dan selalu
dalam lindungan Allah Subhanahu Wa Ta’la. Terima kasih juga saya ucapkan
kepada dosen-dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan. Semoga jasa
Ibu dan Bapak dibalas oleh Allah Subhanahu Wa Ta’la.
Kepada sahabat saya Indah Purnama Sari saya ucapkan terima kasih atas
waktu berharga yang kita lalui bersama selama perkuliahan. Dari awal masuk
kuliah, melewati makrosis, organisasi, hingga bersama-sama membantu saya
untuk membuka kembali coffee shop Faperta, dan juga rela datang ke Sungai
Penuh untuk membantu penelitian saya. Terima kasih karena mau saya repotkan,
mau menjadi pendengar saya, dan selalu ada diwaktu suka dan duka saya. Terima
kasih juga atas semangat dan keberanian yang diberikan serta menjadi pengingat
saya ketika saya terlalu memikirkan orang lain dibanding diri saya sendiri. Saya
harap persahabatan ini akan terus berlanjut dan tidak berhenti ketika kami
menyelesaikan studi ini.
Ucapan terima kasih yang sangat besar kepada Keluarga Besar
Agroteknologi 2018 yang menemani saya untuk berproses, saling peduli, dan
saling membantu selama masa perkuliahan. Terkhusus kepada teman - teman saya
Enji, Anggi, Irsyad, Ijal, Jodi, Hik, Ari, Dian, Ibal, Velia, Daffa, dan Awang yang
banyak memberikan warna selama saya berproses diperkuliahan dan di
HIMAgroTA yang paling memahami sifat saya dan banyak membantu, menemani,
dan menyemangati saya dalam proses pembuatan skripsi ini. Khusus kepada
teman saya Almarhum Fathan Abdullah Akmal yang pernah menjadi bagian hidup
dari saya, pernah bersama-sama berjuang, dan sering kali membantu saya hingga
akhir hayatnya saya ucapkan terima kasih. Apapun yang telah Fathan berikan
kepada saya takkan pernah saya lupakan dan menjadi kenangan berharga bagi
saya. Terima kasih karena pernah ada dan mengenal Fathan merupakan hal yang
saya hargai dan akan saya kenang selalu. Semoga Fathan selalu berada di sisi-Nya.
Aamiin.
Ucapan terima kasih khusus kepada Enji yang mempercayai saya menjadi
Sekretaris Umum di HIMAgroTA periode 2020/2021 merupakan pengalaman
yang berharga bagi saya yang diberikan juga bersama Velia di presidium inti.
Ucapan terima kasih kepada keluarga besar HIMAgroTA periode 2020/2021 yang
sama-sama kita berproses didalamnya dan membentuk HIMAgroTA menjadi
lebih baik. Tak lupa dengan keluarga kecil saya BPH HIMAgroTA tahun 2022
yaitu Shafira Zalfa Anggia, Hadi Rizal, Farhan Fadhurrahman, dan Maulana Zikri
atas kebersamaan dan waktu yang diberikan dan sama-sama kita rasakan.
Kepada senior Agroteknologi saya ucapkan terima kasih atas bimbingan
yang diberikan kepada saya yang berasal dari luar daerah telah memberikan ajaran
baik yang harus saya terapkan di ranah minang umumnya dan di dunia
perkuliahan khususnya. Ucapan terima kasih khususnya saya berikan kepada Kak
Ami dan Kak Ica yang menjadi sosok ‘kakak’ bagi saya didunia perkuliahan ini,
menjadi tempat curhat saya dan membimbing saya dimulai dari bidang kestari di
HIMAgroTA tahun 2019/2020 hingga saat ini. Tak lupa kepada Bang Apdi yang
membantu saya memberikan arahan dan memberikan semangat kepada saya baik
saat membuka kembali coffee shop ataupun tentang perkuliahan saya ucapkan
terima kasih.
Ucapan terima kasih sebesar besarnya juga saya ucapkan kepada Keluarga
Besar IMK UNAND yang menjadi keluarga pertama saya di Kota Padang dan
Universitas Andalas. Terima kasih atas kebersamaan, waktu, tawa, suka dan duka
yang diberikan. Merupakan kenangan yang berharga pernah berada didalam
keluarga ini. Terima kasih kepada keluarga Sahabat Juang 2020/2021 yang
bersama-sama pernah menjadi pondasi IMK UNAND dan kepada Ahmad Madani
yang mempercayai saya untuk menjadi koordinator KPP dikepengurusan IMK
UNAND 2020/2021. Terima kasih juga saya ucapkan kepada keluarga BSFAM
(Fajar, Dini, Nipah, Septian, Rahmat, Ipal, Dani, Ikram, Tory, Ihza, dan Fauzan)
yang menjadi pengisi waktu luang saya, menjadi tempat pelarian serta pemberi
kebahagiaan saya di IMK UNAND. Terima kasih juga telah membantu saya
dalam mengerjakan penelitian dan penyusunan skripsi ini. Mengenal kalian
merupakan hal yang saya hargai dan waktu bersama kalian adalah kenangan yang
takkan saya lupakan. Terima kasih pernah menjadi bagian dari hidup saya.
Apresiasi yang sebesar-besarnya saya berikan kepada diri saya sendiri yang
telah berjuang dan mampu menyelesaian perkuliahan ini dan mampu
menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Banyak suka duka yang telah dilewati
namun begitu banyak alasan untuk tetap semangat dan terus berjuang hingga
sampai titik ini, walaupun sering mengeluh, stres, dan bahkan hampir menyerah
terima kasih telah bertahan sampai sejauh ini, jalanmu maih panjang, tetap
semangat.
BIODATA

Penulis dilahirkan di Kota Sungai Penuh pada tanggal 03 Februari 2000.


Penulis merupakan anak kedua dari dua bersaudara dari pasangan Darman Zuhri,
S.pd dan Yeni Efiza, S.Pd. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) ditempuh di SD IT
Amanah Sungai Penuh (2006-2012). Sekolah Menengah Pertama (SMP)
ditempuh di SMP N 2 Sungai Penuh (2012-2015). Sekolah Menengah Atas (SMA)
ditempuh di SMA N 1 Sungai Penuh (2015-2018). Pada tahun 2018 penulis
melanjutkan kuliah S1 Program studi Agroteknologi di Fakultas Pertanian
Universitas Andalas, Padang.

Padang, Juli 2023

D.Y.F
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’la, karena


telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad Shollollohu ‘Alayhi Wasallam
sebagai suri tauladan dalam kehidupan.
Skripsi ini berjudul “Eksplorasi dan Karakterisasi Morfologi Tanaman
Jeruk Keprok (Citrus reticulata) Varietas Pulau Tengah di Kecamatan
Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, Jambi”. Dalam penyelesaian skripsi ini,
penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua dan keluarga yang telah
memberikan dukungan serta do’a, Ibu Dr. Ir. Etti Swasti, MS selaku pembimbing
I dan Bapak Prof. Dr. Ir. Auzar Syarif, MS selaku pembibing II yang memberikan
bimbingan dukungan, saran dan arahan dalam skripsi ini. Terima kasih juga
kepada seluruh dosen serta rekan-rekan dari segala jurusan yang telah memberi
motivasi dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna karena
keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Oleh karena itu, penulis mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca guna menyempurnakan
segala kekurangan dalam skripsi penelitian ini.
Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi ini berguna bagi para
pembaca dan pihak-pihak lain yang berkepentingan.

Padang, Juni 2023

D.Y.F

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. i
DAFTAR ISI .............................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii
ABSTRAK .................................................................................................... viii
BAB I. PENDAHULUAN ........................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................... 3
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 4
A. Botani Tanaman Jeruk Keprok ................................................... 4
B. Manfaat Jeruk Keprok ................................................................. 5
C. Eksplorasi dan Pelestarian Plasma Nutfah .................................. 6
D. Profil Kabupaten Kerinci dan Kawasan Pulau Tengah,
Kecamatan Keliling Danau ........................................................ 7
BAB III. METODE PENELITIAN ......................................................... 10
A. Tempat dan Waktu ...................................................................... 10
B. Bahan Penelitian ......................................................................... 10
C. Peralatan Penelitian ..................................................................... 10
D. Rancangan Penelitian .................................................................. 10
E. Prosedur Penelitian ...................................................................... 11
F. Pengamatan .................................................................................. 12
G. Analisis Data ............................................................................... 18
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ................................................. 19
A. Hasil Survey dan Wawancara ..................................................... 19
B. Hasil Eksplorasi .......................................................................... 21
C. Karakterisasi Morfologi Tanaman Jeruk Keprok Varietas Pulau
Tengah .......................................................................................... 25

ii
D. Variabilitas Fenotipik Aksesi Jeruk Keprok Varietas Pulau
Tengah ......................................................................................... 48
E. Perbedaan Karakter Morfologi Tanaman Jeruk Keprok Varietas
Pulau Tengah ............................................................................... 51
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN .................................................... 54
A. Kesimpulan ................................................................................. 54
B. Saran ............................................................................................ 54
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 55
LAMPIRAN ............................................................................................... 58

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Kandungan kimia jeruk keprok ......................................................... 5

2. Luas Daerah Kabupaten Kerinci menurut Kecamatan ....................... 8

3. Hasil kegiatan eksplorasi tanaman jeruk keprok varietas Pulau


Tengah yang di karakterisasi ............................................................. 23

4. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif batang


tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ................................... 26

5. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kuantitatif daun


tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ................................... 29

6. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif daun


tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ................................... 30

7. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kuantitatif bunga


tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ................................... 36

8. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif buah jeruk


keprok varietas Pulau Tengah ........................................................... 38

9. Variasi bentuk buah pada aksesi tanaman jeruk keprok varietas


Pulau Tengah .................................................................................... 40

10. Variasi bentuk pangkal buah pada setiap aksesi tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah ........................................................... 41

11. Variasi bentuk biji pada setiap aksesi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah ....................................................................... 45

12. Hasil pengamatan morfologi untuk karakter kuantitatif buah jeruk


keprok varietas Pulau Tengah ........................................................... 47

13. Hasil pengamatan dan variabilitas fenotipik tanaman jeruk keprok


varietas Pulau Tengah. ...................................................................... 49

14. Hasil pengamatan perbedaan karakter morfologi tanaman jeruk


keprok varietas Pulau Tengah ........................................................... 51

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Peta sebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di


Kawasan Pulau Tengah .................................................................... 22

2. Hasil pengamatan penampilan habitus tanaman ............................... 27

3. Hasil pengamatan bentuk batang tanaman ....................................... 28

4. Hasil pengamatan warna batang pohon ............................................ 28

5. Hasil pengamatan warna daun .......................................................... 31

6. Hasil pengamatan bentuk daun ......................................................... 32

7. Hasil pengamatan tepi daun .............................................................. 32

8. Hasil pengamatan ujung daun ........................................................... 33

9. Hasil pengamatan pangkal daun ....................................................... 33

10. Hasil pengamatan karakter kualitatif pada morfologi bunga ............ 34

11. Hasil pengamatan bagian – bagian buah .......................................... 37

12. Hasil pengamatan bentuk buah ......................................................... 40

13. Hasil pengamatan bentuk pangkal buah ........................................... 41

14. Hasil pengamatan bentuk ujung buah ............................................... 42

15. Hasil pengamatan warna albedo ....................................................... 43

16. Hasil pengamatan warna daging buah .............................................. 43

17. Hasil pengamatan bentuk biji jeruk .................................................. 44

18. Hasil pegamatan permukaan biji jeruk ............................................. 46

19. Hasil pengamatan warna biji ............................................................ 46

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Jadwal kegiatan peneliian dari bulan April 2022 sampai bulan


September 2022 ................................................................................ 58

2. Peta lokasi penelitian Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan


Keliling Danau, Kabupaten Kerinci ................................................ 59

3. Panduan pengamatan karakter tanaman serta deskripsi masing-


masing kategori sifat pengamatan karakter morfologi jeruk ........... 60

4. Deskripsi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ................. 64

5. Kuisioer pertanyaan kepadda masyarakat di lokasi pengamatan


jeruk keprok varietas Pulau Tengah di Kabupaten Kerinci ............. 66

6. Hasil kegiatan eksplorasi tanaman jeruk keprok Varietas Pulau


Tengah ............................................................................................. 68

vi
EKSPLORASI DAN KARAKTERISASI MORFOLOGI
TANAMAN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) VARIETAS
PULAU TENGAH DI KECAMATAN KELILING DANAU,
KABUPATEN KERINCI, JAMBI

Abstrak

Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah merupakan jeruk varietas unggul
lokal yang berasal dari Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau,
Kabupaten Kerinci, Jambi. Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah saat ini
keberadaannya kini sudah langka. Eksplorasi dan karakterisasi tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang
jumlah dan sebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah dan mengetahui
karakteristik morfologi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah sebagai data
awal untuk pelestarian plasma nutfah tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah.
Penelitian ini telah dilaksanakan di Kawasan Pulau Tengah pada bulan April
sampai September tahun 2022 menggunakan metode survei dengan pengambilan
sampel secara sengaja. Pada tanaman sampel dilakukan pengumpulan data melalui
survey dan wawancara dengan masyarakat, dilakukan pengamatan dan
pengukuran secara langsung terhadap morfologi tanaman. Pengamatan dilakukan
berdasarkan karakter kualitatif dan kuantitatif. Data hasil pengamatan dianalisis
secara deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk tabel dan gambar. Kegiatan
eksplorasi memperoleh 102 aksesi, lalu dilakukan sampling dengan kriteria
tanaman sedang berada pada fase generatif, sehingga didapatkan 17 aksesi.
Karakterisasi morfologi meliputi karakter pohon, daun, bunga, dan buah tanaman
jeruk keprok varietas Pulau Tengah. Selanjutnya dilakukan perbandingan karakter
tanaman dengan SK Menteri Pertanian tahun 2002 didapatkan karakter tepi daun,
bentuk pangkal buah, dan tingkat kemanisan buah yang memiliki perbedaan
karakter dari SK menteri pertanian tahun 2002.

Kata Kunci: Eksplorasi, Jeruk Keprok, Karakter Fenotipik, Karakterisasi


Morfologi

vii
EXPLORATION AND MORPHOLOGICAL
CHARACTERIZATION OF KEPROK TANGERINES (Citrus
reticulata) PULAU TENGAH VARIETIES IN KELILING
DANAU DISTRICT, KERINCI REGENCY, JAMBI

Abstract

Pulau Tengah variety of tangerines is a local superior variety originating from the
Pulau Tengah Region, Keliling Danau District, Kerinci Regency, Jambi. The
Pulau Tengah variety of tangerines is now rare. Exploration and characterization
of the Pulau Tengah variety tangerines aims to obtain information about the
number and distribution of the Pulau Tengah variety tangerines and to know the
morphological characteristics of the Pulau Tengah variety tangerines as initial
data for the preservation of Pulau Tengah variety of tangerines. This research was
carried out in the Pulau Tengah Region from April to September 2022 using a
survey method with deliberate sampling. In the sample plants, data was collected
through surveys and interviews with the community, direct observation and
measurement of plant morphology was carried out. Observations were made
based on qualitative and quantitative characters. Observational data were analyzed
descriptively and presented in the form of tables and figures. Similarity analysis
was carried out using the PBSTAT 2.1.1 program. Exploration activities obtained
102 accessions, then sampling was carried out with the criteria of plants being in
the generative phase, so that 17 accessions were obtained. Morphological
characterization includes the characters of the tree, leaves, flowers, and fruit of the
Pulau Tengah variety of tangerines plant. Then a comparison of plant characters
was carried out with the 2002 minister of Agriculture Decree and obtained the
character of the leaf edges, the shape of the base of the fruit, and the level of
sweetness of the fruit which had different characters from the 2002 Minister of
Agriculture Decree

Keywords: Exploration, Tangerines, Phenotypic Characters, Morphological


Characterization

viii
BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jeruk keprok (Citrus reticulata) merupakan jenis jeruk unggul yang sangat
disukai masyarakat. Jeruk keprok memiliki rasa manis, sedikit asam dan segar,
warna kulit menarik dan mudah dikupas. Ciri khas jeruk keprok yaitu memiliki
tekstur permukaan kulit agak kasar, pori-pori jeruk keprok lebih jarang, dan
mempunyai dinding buah tebal dengan lapisan kulit luar yang kaku (Siregar, 2019)
Astuti (2015), menyatakan bahwa jeruk keprok mempunyai kandungan
gizi yang sangat baik, yaitu 420 IU vitamin A, 0,07 mg vitamin B, 31 mg vitamin
C, 0,1 gram lemak, 0,5 gram protein, asam sitrit, asam malat, karotin dan
glukosida serta dapat digunakan sebagai obat pembersih dahak. Menurut Endarto
dan Martini (2016), terdapat beberapa sentra produksi buah jeruk keprok di
Indonesia, yaitu Batu, Banyuwangi, Jember, Garut, Bali, dan Sulawesi Selatan.
Kabupaten Kerinci merupakan salah satu daerah di Provinsi Jambi yang
saat ini mengalami perkembangan dalam hal produksi tanaman buah–buahan.
Tanaman buah–buahan dengan produksi tertinggi di Kabupaten Kerinci adalah
jeruk dan pisang, dengan pusat produksi di Kecamatan Keliling Danau (BPS,
2021). Seiring berjalannya waktu, jeruk di Kabupaten Kerinci berkembang
dengan adanya beberapa varietas yang masuk dari luar Kabupaten Kerinci, salah
satunya jeruk gerga yang berasal dari Bengkulu dan jeruk madu dari Brastagi,
Sumatra Utara. Perkembangan jeruk–jeruk tersebut menyebabkan masyarakat
Kabupaten Kerinci banyak yang tidak mengetahui bahwa Kabupaten Kerinci
memiliki jeruk varietas unggul lokal.
Jeruk keprok varietas Pulau Tengah merupakan jeruk varietas unggul lokal
yang berasal dari Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten
Kerinci. Menurut Yuliandari (2016), Pulau Tengah sebelum tahun 1986 dikenal
sebagai penghasil jeruk keprok varietas Pulau Tengah. Buah jeruk yang dihasilkan
manis dan besar. Pohon jeruk keprok varietas Pulau Tengah tidaklah
dibudidayakan secara khusus di ladang melainkan dibudidayakan di pekarangan
rumah atau yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai laman. Namun
keberadaan Jeruk keprok varietas Pulau Tengah kini sudah langka (Dedi, 2020).
2

Penyebab jeruk keprok varietas Pulau Tengah menjadi langka karena


petani jeruk tersebut pernah mengalami kerugian besar akibat tanamannya
terserang oleh penyakit CVPD (Citrus Vein Phloem Degeneration). Penyakit
tersebut merupakan patogen utama pada tanaman jeruk yang menyebabkan
penurunan produksi pada tanaman jeruk. Oleh karena itu petani berhenti
menanam varietas unggul lokal tersebut dan beralih menanam jeruk madu dan
jeruk gerga yang saat ini lebih banyak peminatnya.
Keberadaan tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah perlu
dipertahankan karena merupakan tanaman varietas unggul lokal yang menjadi
identitas dari daerah kawasan Pulau Tengah serta mempertahankan
keanekaragaman tanaman jeruk di Indonesia. Berdasarkan permasalahan dari
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ini, perlu dilakukan penyelamatan
plasma nutfah. Eksplorasi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ini perlu
dilakukan agar dapat diketahui status keberadaan terkini dari populasi tersebut.
Kegiatan eksplorasi ini diiringi dengan kegiatan karakterisasi yang bertujuan
untuk mengetahui informasi terkini meliputi perbedaan yang terjadi pada varietas
dan karakter-karakter penting yang dapat dimanfaatkan dalam program pemuliaan
tanaman ke depannya.
Kegiatan karakterisasi juga dilakukan dengan tujuan membandingkan
karakteristitik tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang ada saat ini
dengan yang tercatat di deskripsi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
menurut SK Menteri Pertanian Nomor : 240/Kpts/TP.420/4//2002. Variasi
demikian dapat diketahui perbedaannya serta masalah yang terjadi pada kondisi
tanaman setelah dikeluarkannya SK pelepasan jeruk keprok varietas Pulau Tengah
yang masih tetap langka. Kemudian permasalahan tersebut dapat menjadi latar
belakang program pemuliaan tanaman selanjutnya.
3

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimanakah jumlah dan sebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau


Tengah di Kabupaten Kerinci.
2. Bagaimanakah karakterisik morfologi dalam populasi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah di Kabupaten Kerinci.
3. Adakah perbedaan karakter morfologi dalam populasi jeruk keprok varietas
Pulau Tengah dengan SK Menteri Pertanian Nomor:240/Kpts/TP.420/4/2002
di Kabupaten Kerinci.

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui jumlah dan sebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
di Kabupaten Kerinci.
2. Mengetahui karakteristik morfologi dalam populasi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah di Kabupaten Kerinci
3. Mengetahui perbedaan karakter morfologi dalam populasi jeruk keprok
varietas Pulau Tengah dengan SK Menteri Pertanian Nomor :
240/Kpts/TP.420/4/2002 di Kabupaten Kerinci.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat dan informasi


tentang keberadaan tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di Kawasan
Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci, serta
permasalahan yang terjadi pada tanaman dan mengetahui karakteristik morfologi
jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang nantinya akan dimanfaatkan bagi
pemulia tanaman untuk penyelamatan plasma nutfah buah jeruk keprok lokal
varietas Pulau Tengah sehingga nantinya tidak punah.
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Botani Tanaman Jeruk Keprok

Tanaman jeruk merupakan tanaman buah tahunan yang berasal dari


wilayah Asia bagian selatan dan tenggara terutam. Tanaman jeruk persebarannya
di Indonesia sangat luas dengan berbagai macam jenis, salah satu tanaman jeruk
yang memiliki rasa manis adalah jeruk keprok yang memiliki nama latin Citrus
reticulata (Pratiwi, 2021). Soelarso (1996), mengklasifikasikan tanaman C.
reticulata L. sebagai berikut:
Divisi : Spermatophyta
Sub divisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Famili : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : C. Reticulata L.
Jenis jeruk ini cocok untuk ditanam di daerah yang ketinggiannya antara
100 – 1300 meter di atas permukaan laut. Umumnya, menghendaki tanah yang
subur, gembur, banyak mengandung bahan organik, berporositas tinggi dengan
pH tanah 5-6. Curah hujan sekitar 1.500 – 2.000 mm per tahun. Lamanya musim
hujan antara 4-7 bulan dan musim kemarau 4-6 bulan. Pada tanah lampung yang
aerasinya kurang baik, tanaman mudah terserang busuk akar. Didaerah yang
lembap atau banyak hujan, tanaman jeruk sering terserang penyakit daun.
Kedalaman air tanah yang dikehendaki tanaman jeruk 100-150 cm. Daerah
pertanaman harus terbuka. Bila ternaungi, tanaman mudah terserang penyakit
jelaga (daun menjadi hitam) oleh jamur Capnodium citri (Sunarjono, 2006).
Genus Citrus pada umumnya berupa pohon atau perdu, posisi daun
berhadap-hadapan atau berseling, bentuk daun bisa berupa daun tunggal atau
majemuk. Jeruk berdaun menyirip dan beranak daun satu (unifoliatus) dan dahan
yang lebih dewasa biasanya tidak berduri. Bunga tumbuh pada ketiak daun
tunggal atau dalam rangkaian. Bunga jeruk berbau sangat harum bila membuka
penuh, kelopak berbentuk segi tiga yang runcing atau tumpul, dan berbulu halus.
5

Dari luar bunga jeruk berwarna putih hijau kekuningan atau putih
kekuningan dengan bintik kelenjar kuning muda sedangkan dari dalam berwarna
putih. Kulit buah mula-mula berwarna hijau tetapi setelah masak warna berubah
menjadi kuning atau jingga. Lapisan kulit ini disebut flavedo. Lapisan tengah
bersifat seperti spon, terdiri atas jaringan bunga karang yang biasanya berwarna
putih yang disebut dengan albedo. Biji berisi satu atau lebih embrio (poliembrioni)
(Harjadi, 1996).

B. Manfaat Jeruk Keprok

Efek farmakologi yang telah diteliti dari citrus reticulata mengindikasikan


bahwa citrus reticulata mempunyai efek yang signifikan sebagai anti mutagenik,
anti-inflamasi, anti oksidan, anti tumor, anti artherosklerosis, dan anti bakteri. Di
samping itu, karena adanya konsentrasi zat flavonoid yang tinggi yang terdapat
pada kulit buah Citrus reticulata, buah ini dapat digunakan untuk mencegah
terjadinya obesitas dengan menurunkan berat badan, dan mencegah tingginya
kolesterol, serta berpotensi sebagai neuroprotektif. Hal ini dikarenakan Citrus
reticulata ini dapat mudah terserap oleh tubuh dan di metabolisme (Jasim , 2012).
Citrus reticulata merupakan sumber yang kaya akan flavonoid seperti
flavanones, flavones, dan flavonols (Gattuso et al. 2007). Selain glikosida
flavonoid utama (yaitu hesperidin dan naringin) pada kulit jeruk, polimetoksilasi
dan banyak hidroksikinamat juga ditemukan dan merupakan unsur utama fenolik
(Manthey and Grohmann, 2001). Khususnya pada bagian kulit Citrus reticulata
telah ditemukan mengandung asam askorbat, flavonoid, minyak atsiri, lemak,
protein, magnesium, karotenoid, serat makanan, dan polifenol (Rincon et al.
2005).

Tabel 1. Kandungan kimia jeruk keprok

No. Senyawa Means (rata – rata kandungan)


1. Alkaloid 0,38
2. Flavonoid 0,26
3. Tanin 0,02
4. Polifenol 0,03
5. Saponin 0,03
Sumber: Okwu & Emenike (2006)
6

C. Eksplorasi dan Pelestarian Plasma Nutfah

Kegiatan eksplorasi merupakan tahap awal untuk mengetahui keberadaan


dari plasma nutfah buah lokal. Eksplorasi adalah kegiatan mencari,
mengumpulkan, serta meneliti jenis varietas lokal tertentu (di daerah tertentu)
untuk mengamankan dari kepunahannya. Langkah ini diperlukan guna
menyelamatkan tanaman lokal yang semakin terdesak keberadaannya (Putri et al.
2017).
Plasma nutfah (germplasm) adalah bahan (substansi) sebagai sumber sifat
keturunan yang terdapat di dalam setiap kelompok organisme yang dapat
dimanfaatkan dan dikembangkan atau dirakit agar tercipta suatu jenis unggul atau
varietas yang baru. Jadi plasma nutfah dapat dikatakan sebagai bahan mentah
untuk perbaikan tanaman (varietas baru) dan merupakan sumber daya genetik
yang tidak tergantikan (Swasti, 2007).
Plasma nutfah tanaman merupakan salah satu aset yang sangat penting
sehingga harus dilestarikan. Di dalam plasma nutfah banyak terkandung sifat-sifat
yang diperlukan untuk pembentukan atau perbaikan sifat varietas unggul yang
diinginkan. Dalam pemuliaan tanaman, plasma nutfah sangat dibutuhkan sebagai
sumber daya alam yang penting bermanfaat untuk membentuk kultivar baru atau
ras baru. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengembangan terhadap plasma nutfah
tersebut agar program pemuliaan tanaman lebih mudah diterapkan. Selain itu,
plasma nutfah juga dapat dijadikan sebagai bahan koleksi dan pertukaran dengan
negara-negara lain (Putri et al, 2017).
Salah satu terobosan baru menuju pembangunan pertanian berkelanjutan
adalah pentingnya plasma nutfah dalam bidang pemuliaan tanaman. Kekayaan
plasma nutfah merupakan kekayaan alam yang perlu dipelihara dan dilestarikan
dengan tujuan untuk mendapatkan varietas-varietas baru dalam bidang pemuliaan
tanaman. Plasma nutfah tanaman, adalah sumber keanekaragaman genotipe dalam
bentuk tanaman yang dapat dipakai untuk mengembangkan serta menghasilkan
karakter- karakter unggul yang baru (Naim et al, 2018).
Penelitian plasma nutfah merupakan bagian integral dari pengelolaan
plasma nutfah, yang bertujuan untuk menggali informasi kekayaan sifat genetik
dari materi koleksi plasma nutfah, baik untuk tujuan penyediaan tetua bagi
7

persilangan maupun bahan publikasi ilmiah. Penelitian plasma nutfah pada


dasarnya adalah penelitian keragaman genetik sifat yang terkandung dalam
koleksi plasma nutfah yang merupakan dasar kegiatan program pemuliaan.
Dengan demikian, penelitian plasma nutfah menekankan pada ragam genetik dan
karakterisasi genetik yang merupakan tahap awal dari kegiatan program
pemuliaan tanaman (Sumarno et al, 2008).
Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam upaya penyediaan materi
genetik dalam perbaikan tanaman adalah pengumpulan sumber daya genetik
dengan eksplorasi, konservasi, mengevaluasi karakter-karakter yang dimilikinya,
serta memanfaatkannya (Berthaud, 1997; Silitonga, 2004). Salah satu cara untuk
memperkaya plasma nutfah suatu komoditas adalah dengan melaksanakan
eksplorasi, yaitu kegiatan pelacakan atau penjelajahan dalam plasma nutfah
tanaman dan dimaksudkan sebagai kegiatan mencari, mengumpulkan dan meneliti
jenis tanaman tertentu untuk mengamankan dari kepunahan (Kusumo et al, 2002).
Eksplorasi plasma nutfah tanaman adalah suatu kegiatan untuk mencari,
mengumpulkan, dan meneliti jenis tanaman, guna mengamankan dari
kepunahannya dan memanfaatkannya sebagai sumber dalam perbaikan atau
pembentukan varietas unggul baru dengan sifat-sifat yang diinginkan (Hadiatmi et
al. 2000). Karakterisasi penanda morfologi merupakan langkah yang tepat dan
lebih akurat untuk menentukan sifat agronomi dari suatu tanaman. Keragaman
genetik antara suatu individu maupun spesies dapat diduga dengan menggunakan
penanda morfologi (Trustinah, 1997).

D. Profil Kabupaten Kerinci dan Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan


Keliling Danau

1. Kabupaten Kerinci

Secara geografis Kabupaten Kerinci terletak antara 1˚40’ - 2˚26’ Lintang


Selatan dan 101˚ 08’ - 101˚ 50’ Bujur Timur. Kabupaten Kerinci merupakan salah
satu wilayah ujung Barat Provinsi Jambi yang berbatasan langsung dengan
Provinsi Sumatera Barat dan Provinsi Bengkulu. Kabupaten Kerinci menjadi
wilayah strategis yang dilalui jalan utama Jambi-Sumatera Barat-Bengkulu (Dinas
Pekerjaan Umum, 2016).
8

Kabupaten Kerinci memiliki luas wilayah 332.814 Ha, Kabupaten Kerinci


terdiri dari 16 Kecamatan dengan jumlah desa sebanyak 285 desa dan 2 kelurahan
dengan 12 wilayah Kecamatan. Kecamatan yang memiliki luas terbesar di
Kabupaten Kerinci adalah Batang Merangin (14,30%), Kecamatan Keliling Danau
(11,00%), Gunung Raya (10,40%) dan diikuti Kabupaten lainnya (Dinas
Pekerjaan Umum, 2016). Luas untuk masing-masing wilayah kecamatan dalam
lingkup wilayah Kabupaten Kerinci secara rinci disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Luas daerah Kabupaten Kerinci menurut Kecamatan

No. Kecamatan Luas (Km2) (%)


1. Gunung Raya 34.763 10,4
2. Bukit Kerman 21.294 6,4
3. Batang Merangin 47.646 14,3
4. Keliling Danau 36.484 11,0
5. Danau Kerinci 22.626 6,8
6. Sitinjau Laut 5.807 1,7
7. Air Hangat 21.087 6,3
8. Air Hangat Timur 18.229 5,5
9. Depati VII 2.913 0,9
10. Air Hangat Barat 1.415 0,4
11. Gunung Kerinci 30.687 9,2
12. Siulak 14.287 4,3
13. Siulak Mukai 27.431 8,5
14. Kayu Aro 11.517 3,5
15. Gunung Tujuh 15.963 4,8
16. Kayu Aro Barat 20.665 6,2
Total 332.814 100

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum (2016).

Sumber daya alam yang terdapat di Kabupaten Kerinci adalah tersedianya


lahan pertanian dan perkebunan yang cukup luas dan subur, yakni seluas 122.048
Ha. Dari jumlah tersebut 32.611 Ha telah dimanfaatkan untuk lahan tanaman
pangan, 70.015 Ha sebagai lahan perkebunan dan peternakan. Sedangkan sisanya
9

merupakan lahan tidur yang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai lahan
pertanian, perkebunan dan peternakan yang produktif. Dukungan curah hujan
yang hampir merata sepanjang tahun, variasi temperatur antara musim hujan dan
musim kemarau yang tidak terlalu besar, serta budaya masyarakat Kerinci yang
agraris, merupakan aset yang amat layak untuk dipertimbangkan sebagai peluang
investasi yang menjanjikan (Dinas Pekerjaan Umum, 2016).
Kabupaten Kerinci banyak bergerak dalam bidang pertanian, tanaman
pangan, hortikultura, perkebunan dan perikanan, penduduk di Kabupaten Kerinci
banyak yang menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. Kenyataannya
hampir di setiap Kecamatan yang ada di Kabupaten Kerinci mempunyai
ketergantungan pada sektor pertanian, maka dengan itu perlu adanya
pengembangan di sektor pertanian khususnya di sub sektor tanaman pangan dan
hortikultura di Kabupaten Kerinci agar para petani bisa meningkatkan hasil
produksi dan pendapatannya (Fetra et al., 2021).

2. Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau

Pulau Tengah merupakan kawasan yang berada di Kecamatan Keliling


Danau, Kabupaten Kerinci. Secara administratif kawasan ini terbagi menjadi 7
desa setelah terjadinya pemekaran yaitu Desa Pulau Tengah, Koto Tuo, Jembatan
Merah, Dusun Baru Pulau Tengah, Koto Dian, Desa Limok Manaih dan Telago.
Topografi kawasan Pulau Tengah memiliki ketinggian 800 sampai 2150 meter
diatas permukaan laut. Titik terendah berada pada Danau Kerinci dan titik
tertinggi pada barisan perbukitan Hutan TNKS (Taman Nasional Kerinci Seblat).
Kawasan Pulau Tengah mempunyai topografi berbukit, semakin ke selatan
memiliki kontur yang semakin tinggi (Yuliandari, 2016).
Kawasan Pulau Tengah sebelum tahun 1986 dikenal sebagai penghasil
Jeruk Keprok. Buah jeruk yang dihasilkan manis, besar dan kulitnya tipis. Pohon
jeruk tidaklah dibudidayakan secara khusus di ladang melainkan dibudidayakan di
pekarangan rumah atau yang biasa disebut oleh masyarakat sebagai laman.
(Yuliandari, 2016).
BAB III. METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilaksanakan di Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling


Danau, Kabupaten Kerinci (Lampiran 2) yaitu dengan ketinggian antara 800 m
sampai 2150 m di atas permukaan laut (-2.1693264, 101.4646259) pada bulan
Mei-September 2022 (Lampiran 1).

B. Bahan Penelitian

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah tanaman jeruk keprok
Varietas Pulau Tengah yang terdapat di Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan
Keliling Danau, Kabupaten Kerinci.

C. Peralatan Penelitian

Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah mikrometer sekrup, jangka
sorong, kuesioner, meteran, label, gunting, GPS (Global Positioning System),
Hand Refraktometer, PBSTAT versi 2.1.1, mistar, tisu, alat tulis, background
untuk dokumentasi, timbangan, dan kamera digital.

D. Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksplorasi deskriptif yang dilakukan


dengan metode survei di lokasi tanaman tumbuh dan kegiatan karakterisasi yang
dilakukan dengan pengambilan sampel dengan teknik purposive sampling yaitu
teknik pengambilan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu setelah
mengetahui karakteristik populasinya. Informasi diperoleh dari masyarakat
dengan metode snowball sampling. Metode snowball sampling yaitu teknik
penentuan sampel responden yang mulanya memiliki informasi yang sedikit, lalu
responden memilih responden lain untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya
hingga jumlah sampel semakin banyak.
11

Pengumpulan data sampel pada daerah terpilih dilakukan secara langsung


terhadap tanaman jeruk keprok, pengisian kuesioner serta wawancara dengan
masyarakat dilakukan di lokasi pengambilan sampel. Jadi untuk kriteria tanaman
yang nantinya akan dijadikan sampel sebagai aksesi untuk di karakterisasi yaitu
tanaman yang sedang berbuah atau sedang berada pada fase generatif. Data dari
setiap sampel dianalisis secara statistik kemudian dibandingkan dengan sampel
lainnya. Data morfologi ditampilkan secara deskriptif. Kemudian setiap data
sampel dianalisis kemiripannya dan dibuat dalam bentuk dendogram. Identifikasi
karakter morfologi tanaman jeruk keprok Varietas Pulau Tengah menggunakan
panduan SK Menteri Pertanian Nomor : 240/Kpts/TP.420/4//2002 (Lampiran 4).

E. Prosedur Penelitian

1. Survei dan Eksplorasi Plasma Nutfah Jeruk Keprok Varietas Pulau


Tengah
Survei dilakukan sejalan dengan kegiatan eksplorasi yang nantinya
berguna untuk mengetahui keberadaan jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang
terdapat di Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten
Kerinci. Data hasil survei dan kegiatan eksplorasi yang telah dilaksanakan
nantinya akan dilakukan kegiatan lanjutan yaitu penetapan sampel sekaligus
pemasangan label.

2. Penetapan Sampel dan Pemasangan Label

Penetapan sampel dan pemasangan label dilakukan untuk menetapkan


pohon atau tanaman yang dapat digunakan untuk karakterisasi berdasarkan data
hasil eksplorasi sebelumnya. Data yang diperoleh berguna sebagai penetapan
kecamatan tempat lokasi tanaman jeruk yang dilakukan karakterisasi dan
penetapan sampel. Selanjutnya pemberian kode sampel dan kode nomor
berdasarkan daerah penelitian. Pelabelan pada tanaman dipasang setelah
ditetapkan tanaman mana yang akan dijadikan sampel. Masing – masing label
dicantumkan nomor sampel, kode sampel tanaman di setiap kecamatan sampel
dan posisi berdasarkan letak koordinatnya.
12

3. Karakterisasi Tanaman Jeruk Keprok Varietas Pulau Tengah

Karakterisasi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah berdasarkan


karakter morfologi dengan mengamati, mengukur, dan mendokumentasikan
tanaman sesuai dengan variabel pengamatan. Sampel yang diambil sesuai dengan
kriteria yang telah ditentukan dan berpedoman dengan deskripsi SK Menteri
Pertanian Nomor : 240/Kpts/TP.420/4//2002 (Lampiran 4).

F. Pengamatan

1. Data primer

a. Lokasi Koordinat Tanaman dengan GPS (Global Positioning System)

Data yang diambil yaitu tinggi tempat, letak geografis, dan desa dari
sumber lokasi. Titik koordinat keberadaan tanaman jeruk diketahui melalui
pengukuran langsung dengan menggunakan GPS.
b. Pengamatan Morfologi

Pengamatan terhadap karakter morfologi dari tanaman mengacu kepada


parameter deskriptor varietas menurut buku Pedoman Teknis Penyusunan
Deskripsi Varietas Hortikultura, Kementrian Pertanian tahun 2013 dan IPGRI
(The International Plant Genetic Resources Institute) tahun 2000.
i. Pohon

1) Habitus Tanaman

Pengamatan habitus tanaman dilakukan dengan melihat secara langsung


apakah habitus tanaman berbentuk tegak lurus, menyebar, atau terkulai.
2) Bentuk Batang

Pengamatan bentuk batang dilakukan dengan melihat secara langsung


apakah batang tanaman berbentuk bulat, pipih, atau persegi.
3) Warna Kulit

Pengamatan warna kulit dilakukan dengan diamati dan dicocokan sesuai


dengan pedoman apakah warna kulit batang tanaman berwarna abu – abu, coklat,
atau hitam.
13

4) Keadaan Tajuk

Pengamatan keadaan tajuk dilakukan dengan melihat secara langsung


apakah keadaan tajuk tanaman meranting, sedang, atau rimbun.
5) Arah Tumbuh Cabang

Pengamatan percabangan dilakukan dengan melihat secara langsung


apakah percabangan tanaman berbentuk melengkung ke atas, mendatar, atau
melengkung ke bawah.
ii. Daun

Pada pengamatan daun, daun yang akan dijadikan sebagai sampel


mengacu kepada penelitian Fauza (2015), di mana daun diambil dari keempat
sektor arah mata angin yaitu Utara, Selatan, Barat, dan Timur. Sehingga
didapatkan empat sampel daun pada satu tanaman. Pengambilan sampel daun dari
keempat arah mata angin bertujuan untuk keseragaman dan kebijakan dalam
pelaksanaan penelitian. Pengambilan sampel daun diambil yaitu pucuk daun dari
ranting dan dahan pertama pada setiap percabangan dari keempat sektor arah mata
angin.
Berbagai pengamatan daun digunakan daun yang sama. Pada bagian daun
yang diamati adalah:
1) Ukuran Daun

Ukuran daun diukur panjang dan lebar daun dengan menggunakan alat ukur
penggaris.
2) Bentuk Daun

Bentuk daun diamati dengan melihat secara langsung apakah daun tanaman
berbentuk elliptic, ovate, obovate, lanceolate, orbicular, atau obcordate.

3) Warna Hijau Daun

Warna daun diamati dengan cara visual yaitu mengetahui warna bagian atas
apakah berwarna hijau uda, hijau, hijau tua, atau hijau kekuningan dan warna
bagian bawah daun apakah berwarna hijau terang, sedang, atau gelap.
14

4) Tepi Daun

Tepi daun diamati dengan melihat secara langsung apakah tepi daun
tanaman berbentuk bergerigi halus, bergerigi, rata, atau berombak.
5) Ujung Daun

Ujung daun diamati dengan melihat secara langsung apakah ujung daun
tanaman runcing, membelah, tumpul, atau membulat.
iii. Bunga

Pada pengamatan bunga, bunga yang akan dijadikan sebagai sampel


adalah bunga yang sedang berada pada fase mekar sempurna. Pada bagian bunga
yang diamati adalah:
1) Warna Bunga

Pengamatan warna bunga diamati dengan cara visual yaitu mengetahui


warna apakah berwarna putih, kuning muda, kuning, atau ungu.
2) Warna Kepala Sari

Pengamatan warna kepala sari diamati dengan cara visual yaitu


mengetahui warna warna apakah berwarna putih, kuning pucat, atau kuning.
3) Jumlah benang sari

Pengamatan jumlah benang sari dilakukan dengan cara menghitung


jumlah benang sari pada bunga. Kemudian dikategorikan apakah berjumlah <4
per kelopak, 4 per kelopak, atau >4 perkelopak.
4) Jumlah Mahkota Per Bunga

Pengamatan jumlah mahkota per bunga dilakukan dengan menghitung


jumlah mahkota pada bunga sampel yang telah dipilih.
5) Ukuran Mahkota Bunga

Ukuran mahkota bunga diukur panjang dan lebar mahkota dengan


menggunakan alat ukur penggaris.
6) Warna Kepala Putik

Pengamatan warna kepala putik dilakukan dengan mengamati warna


kepala putik pada bunga sampel yang telah dipilih.
15

7) Warna Tangkai Sari

Pengamatan warna tangkai sari dilakukan dengan mengamati warna


tangkai sari pada bunga sampel yang telah dipilih.
8) Jumlah Kelopak Per Bunga

Pengamatan jumlah kelopak bunga dilakukan dengan menghitung jumlah


kelopak pada bunga sampel yang telah dipilih.
9) Warna Kelopak Bunga

Pengamatan warna kelopak bunga dilakukan dengan mengamati warna


kelopak pada bunga sampel yang telah dipilih.
10) Jumlah Bunga Pertandan

Pengamatan jumlah bunga pertandan dilakukan dengan cara menghitung


jumlah bunga pada sampel tandan yang dipilih.
iv. Buah

Pada pengamatan buah, buah yang akan dijadikan sebagai sampel adalah
buah yang sedang berada pada fase matang sempurna yang ditandai dengan
tekstur buah yang lunak. Pada bagian buah yang diamati adalah:
1) Bentuk Buah

Bentuk buah diamati secara visual sesuai dengan melihat secara langsung
apakah bentuk buah berbentuk Spheroid, Ellipsoid, Pyriform, Oblique, Obloid,
atau Ovoid.

2) Bentuk Pangkal Buah

Bentuk pangkal buah diamati secara visual sesuai dengan melihat secara
langsung apakah bentuk pangkal buah berleher, cembung, datar, cekung, cekung
berkerah, atau berkerah dengan leher.
3) Bentuk Ujung Buah

Bentuk ujung buah diamati secara visual sesuai dengan melihat secara
langsung apakah bentuk ujung buah meruncing, tumpul, bulat, datar, atau tertekan.
16

4) Berat Buah

Pengukuran berat buah jeruk dilakukan dengan menggunakan timbangan


pada masing – masing sampel buah.
5) Warna Kulit Buah

Warna kulit buah diamati dengan cara visual yaitu mengetahui warna buah
apakah berwarna hijau, hijau kuning, kuning muda, kuning, kuning tua, jingga
muda, jingga, jingga tua, merah muda-kuning, merah muda-jingga, merah, atau
merah-jingga.
6) Warna Albedo

Warna albedo diamati dengan cara visual yaitu mengetahui warna buah
apakah berwarna hijau, putih, kuning, merah muda, jingga, atau kemerahan.
7) Tebal Kulit Buah

Tebal kulit buah jeruk diukur setelah kulit buah dikupas dan diukur
menggunakan mikrometer sekrup.
8) Warna Daging Buah

Warna daging buah jeruk diamati secara visual setelah kulit buah dikupas
kemudian diamati warna daging buah tersebut apakah berwarna putih, hijau,
kuning, jingga, merah muda, merah terang, jingga-merah, merah, atau ungu.
9) Tingkat Kemanisan Buah

Pengamatan tingkat kemanisan buah dilakukan menggunakan Hand


Refraktometer. Pengukuran tingkat kemanisan dilakukan dengan cara buah
dibelah dan sari buah diambil dengan menggunakan sendok kemudian diteteskan
ke Hand Refraktometer. Pengukuran dilakukan 3 kali pada satu buah yang dirata-
ratakan.
10) Tekstur Daging Buah

Pengamatan tekstur daging buah dilakukan secara visual sesuai dengan


mengamati tekstur daging buah apakah bertekstur halus, kasar, bintil tumpul,
berbintik, benjolan, atau beralur.
17

11) Aroma Buah

Aroma buah diamati dengan cara mengandalkan indera penciuman apakah


buah beraroma lembut, sedang, keras, atau merangsang.
12) Jumlah Septa Buah

Pengamatan jumlah septa buah dilakukan dengan cara menghitung jumlah


septa buah pada bunga. Kemudian dikategorikan apakah berjumlah <5, 5-9, 10-14,
15-18, atau >18.
13) Panjang Buah

Panjang buah jeruk diukur dengan menggunakan jangka sorong dari


bagian atas buah sampai bagian bawah buah.
14) Diameter Buah

Diameter buah jeruk diukur dengan menggunakan jangka sorong pada dari
sisi kanan sampai sisi kiri buah.
15) Jumlah Biji Per Buah

Jumlah biji dihitung secara langsung pada setiap sampel buah. Biji
dipisahkan terlebih dahulu dari daging buah kemudian jumlah biji dikategorikan
apakah tidak ada, 1-4, 5-9, 10-19, 20-50, atau >50.
16) Bentuk Biji

Bentuk biji diamati secara visual apakah biji berbentuk fusiform, clavate,
cuneiform, ovoid, semi-deltoid, spheroid, atau semi-spheroid.
17) Permukaan Biji

Permukaan biji diamati secara visual apakah permukaan biji halus, keriput,
atau berambut.
18) Warna Biji

Warna biji buah jeruk diamati secara visual apakah biji berwarna putih,
krem, kekuningan, hijau, atau coklat.

2. Data Sekunder

Data sekunder didapat melalui wawancara dengan petani, instansi dan


pemilik pohon tanaman tersebut di Kabupaten Kerinci. Data sekunder yang
18

dikumpulkan meliputi: 1) informasi dari pemilik tanaman dengan memberi


pernyataan melalui kuesioner, 2) lokasi tanaman yang meliputi desa tempat tubuh
tanaman.

G. Analisis Data

1. Penyajian Data

Data yang diperoleh dari pengamatan di lapangan baik data kualitatif


maupun data kuantitatif ditampilkan dalam bentuk tabel dan dilakukan analisis
terlebih dahulu, sehingga dari tabel akan tampak perbandingan sampel yang telah
diamati.

2. Analisis Variabilitas Data Fenotipik

Pada masing-masing sampel dilakukan pengamatan terhadap karakter


fenotipik tanaman. Adapun karakter yang diamati yaitu karakter kuantitatif dan
kualitatif batang, daun, bunga, dan buah.
Nilai varians fenotipik ditentukan sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1995)
[(�� − �)2 ]
�2 =
�−1
Untuk menentukan standar deviasi menggunakan rumus :

S= �2
Keterangan : S = Standar Deviasi
S2 = Varian
Kriteria penilaian terhadap luas atau sempitnya keragaman mengacu pada
Pinaria et al.(1995), yaitu bila S2 ≥ 2 SD berarti tingkat keragamannya luas, dan
apabila S2 < 2 SD berarti tingkat keragamannya sempit.
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Survey dan Wawancara

Survey dan wawancara telah dilakukan pada masyarakat sekitar lokasi


pengambilan sampel tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang berlokasi
di 6 desa yang ada di Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau,
Kabupaten Kerinci, Jambi. Wawancara dilakukan pada masyarakat sebagai
responden, terdapat 24 responden. 17 responden merupakan pemilik dari tanaman
jeruk keprok ini dan 7 responden merupakan masyarakat umum serta pemilik
kebun tanaman jeruk jenis lain (gerga dan madu).
Keseluruhan responden mengetahui tanaman jeruk keprok varietas Pulau
Tengah, responden lebih mengenal tanaman jeruk keprok tersebut dengan sebutan
limok manaih. Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah digunakan
masyarakat sebagai tanaman pelindung yang tumbuh di pekarangan rumah dan
tanpa perawatan. Tanaman ini termasuk ke dalam tanaman yang terancam punah
karena jumlahnya yang sedikit dan tidak dilakukan budidaya yang berkelanjutan.
Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah saat ini hanya beberapa masyarakat
yang mempertahankan tanaman ini di perkarangan rumahnya, namun tidak ada
yang mengembangkannya. Buah hasil dari tanaman ini dimanfaatkan oleh
masyarakat untuk dikonsumsi sendiri, namun terkadang penjual musiman mencari
jeruk keprok varietas Pulau Tengah di sekitar kawasan Pulau Tengah untuk dibeli
dari pemilik tanaman kemudian dijual dipasar.
Kegiatan survey dan wawancara didapatkan hasil bahwasanya tidak ada
pemilik tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang menanam sendiri
tanamannya. Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah sudah ada di
perkarangan sebelum masyarakat tinggal dan dibiarkan pada lahan turun temurun
dari keluarga pemilik tanaman yang kemudian pada lahan dibangun rumah tinggal
yang menjadikan tanaman ini harus ditebang dan hanya menyisakan beberapa
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah sebagai tanaman pelindung.
Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah hanya dibiarkan tumbuh di halaman
tanpa adanya kegiatan pemupukan dan budidaya, hanya terdapat 8 dari 24
responden dengan persentase 33,34% sebagai pemilik tanaman yang melakukan
20

perawatan seperti pemangkasan dan pembersihan lingkungan sekitar tanaman


tumbuh. Perawatan seperti pengendalian hama dan penyakit tidak dilakukan oleh
masyarakat sehingga banyak ditemukan buah tanaman yang dibiarkan saja
membusuk dan rontok dengan sendirinya. Pematangan buah yang tidak serentak
menjadi penyebab masyarakat tidak memiliki waktu tertentu untuk panen
terhadap buah yang sudah matang.
Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang sudah turun temurun
dari keluarga menyebabkan masyarakat tidak mengetahui secara spesifik usia
tanaman yang dimiliki. Masyarakat hanya memperkirakan usia dari tanaman
tersebut, dari 17 responden pemilik tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
sebanyak 17,64% memperkirakan usia tanaman tersebut >10 tahun, dan 82,35%
lainnya memperkirakan bahwa usia dari tanaman tersebut >20 tahun.
Informasi mengenai waktu berbunga dan berbuah tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah di lapangan tidak banyak diperoleh. Masyarakat tidak
terlalu memperhatikan waktu berbunga dan berbuah tanaman tersebut. Tanaman
jeruk keprok varietas Pulau Tengah diperkirakan berbunga dan berbuah 1-2 kali
dalam setahun, dan juga terdapat beberapa tanaman yang sudah tidak
menghasilkan buah. Masyarakat juga tidak mengetahui waktu panen buah jeruk
keprok varietas Pulau Tengah, masyarakat hanya mengetahui ketika tanaman telah
menunjukkan masak secara sempurna ditandai dengan warna buah yang sudah
berwarna hijau jingga maka masyarakat melakukan pemanenan dengan
menggunakan galah.
Wawancara juga dilakukan dengan petani jeruk jenis gerga dan madu.
Petani jeruk ini sudah menanam jeruk jenis gerga dan madu dengan rata – rata
umur tanaman 4-8 tahun. Tanaman jeruk jenis ini sengaja ditanam untuk
dibudidayakan sebagai sumber ekonomi keluarga. Petani jeruk gerga dan jeruk
madu mengetahui adanya jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang merupakan
varietas lokal asal Pulau Tengah, Kabupaten Kerinci. Berdasarkan responden
petani jeruk gerga dan madu, sebanyak 25% petani ingin membudidayakan jeruk
keprok varietas Pulau Tengah dan 75% lainnya tidak.
Petani jeruk lebih ingin menambah komoditi jeruk madu dibandingkan
dengan budidaya jeruk keprok varietas Pulau Tengah, karena dari segi ekonomi
21

buah jeruk madu memiliki harga yang lebih murah dengan harga per kilonya
Rp15.000 dibandingkan dengan harga buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah
yang memiliki harga Rp20.000 per kilonya dan buah jeruk madu juga lebih
banyak diminati oleh konsumen. Jeruk madu memiliki putaran panen yang lebih
cepat dibandingkan jeruk gerga dan jeruk keprok varietas Pulau Tengah.
Umumnya petani jeruk dan masyarakat ingin adanya pengembangan terhadap
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah guna menyelamatkan varietas lokal
yang sudah ada, seperti bantuan dari pemerintah melalui penyediaan bibit
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah dan dikembangkan dengan cara
membuka lahan baru khusus untuk perkebunan tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah sehingga tidak mengganggu perkebunan tanaman jeruk gerga dan
tanaman jeruk madu yang sudah ada.

B. Hasil Eksplorasi

Kegiatan eksplorasi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah telah


dilakukan di 6 desa yang ada di Kawasan Pulau Tengah yaitu Desa Pulau Tengah,
Desa Koto Tuo, Desa Jembatan Merah, Desa Dusun Baru, Desa Limok Manaih,
dan Desa Telago. Peta sebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
disajikan pada Gambar 2 .
Kegiatan eksplorasi yang telah dilaksanakan ditemukan 102 aksesi jeruk
keprok varietas Pulau Tengah yang berada di Kawasan Pulau Tengah. Jumlah
aksesi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah ini dapat dikatakan jumlah
yang sedikit jika dibandingkan tanaman jeruk jenis gerga maupun madu milik
petani yang mencapai 700 sampai 1000 batang. Selanjutnya dilakukan pemilihan
aksesi yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan yaitu tanaman yang
sedang berada dalam fase generatif (berbunga dan berbuah), sehingga didapatkan
17 aksesi jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang memenuhi kriteria untuk
dilakukan karakterisasi. 17 aksesi jeruk tersebut yang tersebar pada berbagai
lokasi beserta ketinggian tempat (mdpl), letak garis bujur, dan letak garis lintang
posisi tanaman jeruk terdapat pada Tabel 3. serta semua aksesi yang dieksplorasi
terdapat pada Lampiran 6.
22

Gambar 1. Peta sebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di Kawasan
Pulau Tengah
Hasil eksplorasi di Desa Telago ditemukan 60 aksesi tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah. Lokasi Desa Telago berada di tepi Danau Kerinci
dan perbukitan dimana rumah warga berada di kaki bukit, sehingga tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah ditemukan di perbukitan belakang rumah warga.
Kondisi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah pada lokasi ini banyak yang
sedang tidak berbuah. Dari aksesi yang ditemukan, terdapat 6 aksesi yang
memenuhi kriteria untuk dilakukan kegiatan karakterisasi, yaitu aksesi TLG-18,
TLG-21, TLG-22, TLG-27, TLG-42, dan TLG-48. Penyebaran tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah di Desa Telago merupakan penyebaran paling
banyak di kawasan Pulau Tengah dibandingkan dengan desa lainnya sehingga
didapatkan persentase 58,82%. Kondisi habitat tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah di Desa Telago tidak dirawat dan dibiarkan saja tumbuh di
perbukitan, sehingga banyak ditemukan buah jeruk yang sudah membusuk di
tanah tempat tanaman tumbuh dan banyak tumbuhan liar disekitar tanaman yang
membuat akses untuk menuju ke tempat lokasi tanaman jeruk sulit dilalui.
23

Tabel 3. Hasil kegiatan eksplorasi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
yang di karakterisasi

Yang di Karakterisasi
Jumlah
Lokasi Ketinggian Lintang
Aksesi Aksesi Bujur Timur
(mdpl) Selatan
Desa Telago TLG-18 803,68 101.482860 -2.178660
TLG-21 804,05 101.482917 -2.178755
TLG-22 803,87 101.482910 -2.178744
60
TLG-27 804,18 101.479076 -2.177486
TLG-42 799,02 101.486195 -2.179258
TLG-48 805,66 101.486124 -2.179540
Desa Limok LMM-6 783,43 101.466588 -2.171864
Manaih LMM-7 786,07 101.466565 -2.171853
19 LMM-8 787,4 101.466425 -2.171935
LMM-9 790,16 101.466392 -2.171973
LMM-10 789,32 101.466322 -2.172102
Desa Pulau PLT-9 789,61 101.465899 -2.170401
10
Tengah PLT-10 789,24 101.465859 -2.170219
Desa Koto
2 KTT-2 789,34 101.466333 -2.170469
Tuo
Desa
Jembatan 5 JBM-4 800,42 101.459193 -2.171444
Merah
Desa Dusun DSB-3 791,73 101.462481 -2.168753
6
Baru DSB-6 789,66 101.463171 -2.167811
Jumlah
102 17
Aksesi

Lokasi Desa Telago tempat ditemukannya aksesi jeruk keprok varietas


Pulau Tengah berada di tepi Danau Kerinci dan perbukitan dimana rumah warga
berada di kaki bukit, sehingga tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
ditemukan di perbukitan belakang rumah warga. Kondisi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah pada lokasi ini banyak yang sedang tidak berbuah.
Penyebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di Desa Telago
merupakan penyebaran paling banyak di kawasan Pulau Tengah dengan
persentase 58,82%. Kondisi habitat tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
di Desa Telago tidak dirawat dan dibiarkan saja tumbuh di perbukitan, sehingga
banyak ditemukan buah jeruk yang sudah membusuk di tanah tempat tanaman
tumbuh dan banyak tumbuhan liar disekitar tanaman yang membuat akses untuk
menuju ke tempat lokasi tanaman jeruk sulit dilalui.
24

Berdasarkan hasil eksplorasi di Desa Limok Manaih, penyebaran tanaman


jeruk keprok varietas Pulau Tengah didapatkan persentase 18,62%. Habitat
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di desa ini tumbuh di perkarangan
rumah warga yang sempit dan rapat, sehingga warga rutin melakukan
pembersihan lingkungan dari tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah.
Namun masyarakat tidak melakukan perawatan terhadap tanaman jeruk yang ada
diperkarangan rumahnya.
Penyebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di desa Pulau
Tengah dapat dikatakan lebih sedikit dibandingkan dengan Desa Telago dan Desa
Limok Manaih dengan persentase penyebaran 9,8%. Kondisi habitat tanaman
jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang ditemukan sama kondisinya dengan
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang berada di Desa Limok Manaih,
yaitu tumbuh di perkarangan rumah warga yang sempit dan rapat. Penyebaran
jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki kondisi habitat yang sama dengan
Desa Limok Manaih dan Desa Pulau Tengah. Penyebaran jeruk keprok varietas
Pulau Tengah di Desa Koto Tuo merupakan yang paling sedikit dibandingkan
desa yang lain sehingga hanya didapatkan persentase 1,96%.
Penyebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di Desa
Jembatan Merah lebih banyak dibandingkan dengan Desa Koto Tuo dengan
persentase 4,9%. Kondisi habitat tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
yang tumbuh di desa ini yaitu tumbuh di perkarangan rumah warga dan hanya
dilakukan pembersihan lingkungan ditempat tumbuh tanaman, namun ada
beberapa tanaman yang kondisinya sudah mati.
Penyebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah di Desa Dusun
Baru lebih banyak dibandingkan Desa Jembatan Merah dengab persentase 5,88%.
Kondisi habitat tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang tumbuh di desa
ini yaitu tumbuh di perkarangan rumah warga dan terdapat beberapa tanaman
yang dikelilingi tanaman budidaya lainnya yang dibudidayakan oleh pemilik
tanaman, seperti cabai dan tempat pembibitan tanaman kulit manis. Namun
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang tumbuh tidak cukup
diperhatikan dan hanya sebagai tanaman pelindung saja.
25

Data hasil kegiatan eksplorasi yang telah disampaikan mengenai


penyebaran tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang ada di Kawasan
Pulau Tengah bahwasannya penyebaran paling sedikit yaitu berada di Desa Koto
Tuo dan yang paling banyak berada di Desa Telago. Pada umumnya, lokasi Desa
Koto Tuo dan Desa Dusun Baru berada di lokasi ketinggian yang sama dan
merupakan titik ketinggian yang terendah dibandingan lokasi desa yang lainnya.
Kondisi lokasi tanaman juga sebagian besar pada Desa Dusun Baru, Desa Koto
Tuo, Desa Limok Manaih, Desa Jembatan Merah, dan Desa Pulau Tengah adalah
sama, yaitu lokasi perumahan warga yang sempit dan rapat. Sedangkan kondisi
lokasi Desa Telago dominannya berada di perbukitan yang juga terdapat rumah
warga di kaki perbukitan dan juga tepat berada di tepi Danau Kerinci. Kaitan
antara kondisi serta ketinggian tempat tumbuh tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah ini mempengaruhi jumlah sebaran tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah, yaitu semakin tinggi lokasi tanaman maka semakin banyak jumlah
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang tumbuh, begitu juga sebaliknya
semakin rendah ketinggian tempat tanaman maka semakin sedikit tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah yang tumbuh. Kaitan antara lingkungan tumbuh
dengan tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah dapat dikatakan tumbuh
tanpa adanya perhatian dari pemilik maupun masyarakat sekitar mengenai
budidaya dari tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah.

C. Karakterisasi Morfologi Tanaman Jeruk Keprok Varietas Pulau Tengah

1. Morfologi Batang

Pengamatan terhadap batang tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah


terdiri dari karakter kulitatif yaitu habitus tanaman, bentuk batang, warna kulit
batang, keadaan tajuk, dan arah tumbuh cabang. Hasil pengamatan karakter
kualitatif disajikan pada Tabel 4.
26

Tabel 4. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif batang tanaman


jeruk keprok varietas Pulau Tengah

Karakter Variasi Persentase Aksesi


TLG-18, TLG-27, TLG-48,
LMM-6, LMM-7, LMM-8,
Tegak
82,35% LMM-9, LMM-10, DSB-3,
Lurus
Habitus Tanaman DSB-6, KTT-2, JBM-4, PLT-
9, dan PLT-10
TLG-21, TLG-22, dan TLG-
Menyebar 17,64%
42
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-27, TLG-42, TLG-48,
LMM-6, LMM-7, LMM-8,
Bentuk Batang Bulat 100%
LMM-9, LMM-10, DSB-3,
DSB-6, KTT-2, JBM-4, PLT-
9, dan PLT-10
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-27, TLG-42, TLG-48,
Coklat 88,23% LMM-6, LMM-7, LMM-8,
Warna Kulit Batang
LMM-9, LMM-10, DSB-3,
JBM-4, PLT-9, dan PLT-10
Abu-abu 11,76% DSB-6 dan KTT-2
TLG-21, TLG-22, TLG-42,
Rimbun 47,05% TLG-48, DSB-3, JBM-4,
PLT-9, dan PLT-10
Keadaan Tajuk TLG-18, TLG-27, LMM-6,
Sedang 47,05% LMM-7, LMM-9, LMM-10,
DSB-6, dan KTT-2
Meranting 5,88% LMM-8
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-27, TLG-42, TLG-48,
Arah Tumbuh Condong LMM-6, LMM-7, LMM-8,
100%
Cabang Keatas LMM-9, LMM-10, DSB-3,
DSB-6, KTT-2, JBM-4, PLT-
9, dan PLT-10

Berdasarkan hasil pengamatan terhadap habitus tanaman diperoleh dua


karakter habitus tanaman, yaitu: karakter tegak lurus dan karakter menyebar.
Tobing (2013) menyatakan bahwa tanaman dikatakan menyebar karena memiliki
percabangan cenderung ke samping, percabangannya lebih banyak, hingga
menutupi batang dan memiliki ranting-ranting kecil dengan daun yang lebat,
pohon jeruk yang berbentuk menyebar biasanya lebih banyak menghasilkan buah
dan memiliki bunga yang sehat. Sejalan dengan karakter keadaan tajuk, tanaman
27

menyebar pada umumnya memiliki karakter keadaan tajuk yang rimbun.


Sedangkan tanaman tegak lurus memiliki percabangan yang tumbuh ke atas dan
umumnya memiliki keadaan tajuk sedang dan meranting yang sedikit memiliki
daun.
Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang memiliki habitus
tanaman menyebar biasanya lebih banyak menghasilkan buah dan bunga karena
habitus tanaman menyebar melakukan penangkapan cahaya matahari yang lebih
terkontrol dibandingkan habitus tegak lurus. Hal tersebut berpengaruh pada
kebutuhuan unsur mikro tanaman, pembungaan dan pembentukan buah,
meningkatkan kualitas buah dan perkembangan warna buah. Penampilan habitus
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah dapat dilihat pada Gambar 3.

1 2

Gambar 2. Hasil pengamatan penampilan habitus tanaman jeruk keprok varietas


Pulau Tengah (1) tegak lurus (2) menyebar

Keadaan tajuk dapat dilihat juga dari arah pertumbuhan cabang tanaman.
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, didapatkan kritera arah
pertumbuhan cabang condong ke atas dan tidak ada variasi untuk karakter arah
pertumbuhan cabang. Batang pohon jeruk keprok varietas Pulau Tengah
mempunyai ciri khas kokoh dan tumbuh menjulang dengan pertumbuhan cabang
yaitu 2 – 4 cabang per pohon. Pengamatan terhadap bentuk batang ditemukan
karakter berbentuk bulat pada seluruh aksesi tanaman jeruk keprok varietas Pulau
Tengah. Batang tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah termasuk jenis
batang berkayu. Penampilan bentuk batang pada tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah dapat dilihat pada Gambar 4.
28

Gambar 3. Hasil pengamatan bentuk batang tanaman jeruk keprok varietas Pulau
Tengah berbentuk bulat
Pada pengamatan warna batang tanaman, ditemukan dua warna yaitu
coklat dan warna abu-abu. Warna pada batang tanaman jeruk keprok varitas Pulau
Tengah yang berwarna coklat biasanya ditumbuhi lumut dan batangnya sedikit
rapuh. Batang yang berwarna abu - abu ditemukan dengan kondisi bersih dari
lumut. Penampilan warna pada tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah dapat
dilihat pada Gambar 5.

1 2

Gambar 4. Hasil pengamatan warna batang pohon jeruk keprok varietas Pulau
Tengah (1) Coklat (2) Abu-abu

2. Morfologi Daun

Pengamatan terhadap karakter daun tanaman jeruk keprok varietas Pulau


Tengah disesuaikan berdasarkan panduan dari IPGRI (The International Plant
Genetic Resources Institude). Pengamatan karakter kuantitatif terdiri dari panjang
daun dan lebar daun. Sedangkan karakter kualitatif yaitu warna daun, bentuk daun,
tepi daun, dan ujung daun.
Daun jeruk keprok varietas Pulau Tengah merupakan daun dengan tipe
yang tidak lengkap, karena hanya memiliki helaian daun dan tangkai daun. Daun
29

dikatakan lengkap jika memiliki semua bagian dari daun diataranya yaitu helaian
daun, tangkai daun, dan pelepah daun jika salah satunya tidak dipenuhi maka
dapat dikatakan daun tersebut tergolong dengan daun tidak lengkap. Hasil dari
pengamatan kuantitatif disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kuantitatif daun tanaman


jeruk keprok varietas Pulau Tengah

Lokasi Aksesi Panjang Daun (cm) Lebar Daun (cm)


Desa Telago TLG-18 7,4 3,57
TLG-21 7,02 3,67
TLG-22 7,27 3,77
TLG-27 6,55 3,22
TLG-42 6,2 2,85
TLG-48 6,45 2,97
Desa Limok LMM-6 7,17 3,65
Manaih LMM-7 6,82 3,72
LMM-8 7,2 3,67
LMM-9 6,45 3,45
LMM-10 7,1 3,42
Desa Dusun DSB-3 6,5 3,22
Baru DSB-6 6,72 3,3
Desa Koto Tuo KTT-2 6,47 3
Desa Jembatan JBM-4 6,55 3,22
Merah
Desa Pulau PLT-9 6,55 3,42
Tengah PLT-10 6 2,95

Panjang dan lebar daun jeruk keprok varietas Pulau Tengah merupakan
sifat kuantitatif pada morfologi daun. Panjang helaian daun menunjukkan nilai
tertinggi adalah 7,4 cm pada aksesi TLG-18 dan yang terkecil adalah 6 cm pada
aksesi PLT-10 dengan nilai rata-rata 6,73 cm. Hasil pengukuran lebar daun jeruk
keprok varietas Pulau Tengah dari seluruh aksesi menunjukkan nilai rata-rata 3,35
cm dengan kisaran nilai 2,85 cm – 3,77 cm yang menunjukkan nilai lebar daun
tertinggi pada aksesi TLG-22 dan nilai daun terkecil pada aksesi TLG-42. Dari
hasil pengamatan panjang dan lebar daun, dapat dilihat bahwa panjang dan lebar
daun jeruk keprok tidak memiliki perbedaan ukuran yang jauh dari seluruh aksesi.
Pengukuran panjang dan lebar daun merupakan sifat kuantitatif yang menentukan
bentuk daun pada tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
30

Tabel 6. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif daun tanaman


jeruk keprok varietas Pulau Tengah

Karakter Variasi Persentase Aksesi

TLG-18, TLG-21, TLG-42,


TLG-48, LMM-6, LMM-8,
70,58%
Warna Daun Hijau gelap LMM-9, LMM-10, KTT-2,
JBM-4, PLT-9, dan PLT-10.
Hijau sedang 17,64% LMM-7, DSB-3, dan DSB-6
Hijau terang 11,76% TLG-22, TLG-27
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-27, TLG-42, TLG-48,
LMM-6, LMM-7, LMM-8,
Bentuk Daun Ovate 100%
LMM-9, LMM-10, DSB-3,
DSB-6, KTT-2, JBM-4, PLT-
9, dan PLT-10
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-27, TLG-48, LMM-6,
LMM-7, LMM-8, LMM-9,
Berombak 94,11%
Tepi Daun LMM-10, DSB-3, DSB-6,
KTT-2, JBM-4, PLT-9, dan
PLT-10
Bergerigi halus 5,88% TLG-42
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-42, TLG-48, LMM-6,
Membelah 76,47% LMM-7, LMM-9, LMM-10,
Ujung Daun DSB-3, KTT-2, PLT-9, dan
PLT-10.
TLG-27, LMM-8, DSB-6,
Tumpul 23,52%
dan JBM-4.
TLG-18, TLG-21, TLG-22,
TLG-27, TLG-42, TLG-48,
Pangkal LMM-6, LMM-7, LMM-8,
Acute 100%
Daun LMM-9, LMM-10, DSB-3,
DSB-6, KTT-2, JBM-4, PLT-
9, dan PLT-10

Hasil pengamatan sifat kualitatif jeruk keprok varietas Pulau Tengah


disajikan pada Tabel 6. Pengamatan warna daun didapatkan hasil yang
menunjukkan bahwa daun jeruk keprok dominan berwarna hijau. Ditemukan
31

tingkatan warna hijau gelap pada daun jeruk keprok. Perbedaan kode warna pada
setiap aksesi dapat dilihat pada Gambar 6.

1 2 3

Gambar 5. Hasil pengamatan warna pada aksesi daun jeruk keprok varietas Pulau
Tengah (1) Hijau gelap (2) Hijau sedang (3) Hijau terang
Warna daun yang terdapat pada tanaman jeruk kerok varietas Pulau
Tengah yaitu berwarna hijau gelap, hijau sedang, dan hijau terang. Warna hijau
daun jeruk keprok varietas Pulau Tengah dipengaruhi cahaya matahari yang
mengenai daun, aksesi tanaman yang dominan terkena cahaya matahari memiliki
warna hijau daun yang lebih terang dibandingkan dengan tanaman yang sedikit
terkena cahaya matahari. Warna daun menentukan kemampuan tanaman jeruk
keprok untuk melakukan proses fotosintesis. Semakin hijau warna daun maka
semakin tinggi kandungan klorofilnya. Klorofil yang tersedia dalam jumlah yang
cukup pada daun tanaman akan meningkatkan kemampuan daun untuk menyerap
cahaya matahari sehingga proses fotosintesis akan berjalan lancar (Lindawati et al.,
2000).
Hasil pengamatan terhadap bentuk daun didapatkan hasil bahwa daun
jeruk keprok mendapatkan hasil yang sama yaitu kriteria ovate dengan persentase
100% pada seluruh aksesi. Hasil ini menunjukan bahwa tidak ada variasi untuk
karakter bentuk daun. Ovate merupakan karakter bentuk daun yang berbentuk
bulat telur. Bentuk daun tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah disajikan
pada Gambar 7.
32

Gambar 6. Hasil pengamatan bentuk daun pada aksesi jeruk keprok varietas Pulau
Tengah bentuk daun ovate

Hasil pengamatan bentuk tepi daun didapatkan bahwasanya daun jeruk


keprok varietas Pulau Tengah memiliki karakter berombak dan bergerigi halus.
Karakter berombak didapatkan hampir pada seluruh aksesi hanya 1 aksesi yang
ditemukan karakter bergerigi halus pada aksesi TLG-42. Bentuk tepi daun
tanaman jeruk disajikan pada Gambar 8.

Tepi daun

1 2

Gambar 7. Hasil pengamatan tepi daun pada aksesi jeruk keprok varietas Pulau
Tengah (1) Berombak (2) Bergerigi halus
Hasil pengamatan ujung daun tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
ditemukan dua karakter ujung daun yaitu karakter membelah dan karakter tumpul.
Bentuk ujung daun membelah dapat dilihat dari ujung daun yang titik temunya
menjorok kedalam dan bentuk ujung daun tumpul dapat dilihat dari ujung daun
yang titik temunya membentuk sudut 90°. Bentuk ujung daun tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah disajikan pada Gambar 9.
33

Ujung daun

1 2

Gambar 8. Hasil pengamatan ujung daun pada aksesi jeruk keprok varietas Pulau
Tengah (1) Membelah (2) Tumpul

Sejalan dengan pengamatan bentuk ujung daun, pengamatan pangkal daun


juga dilakukan pada aksesi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah. Hasil
pengamatan pangkal daun ditemukan karakter pangkal daun acute (runcing) pada
seluruh aksesi yang artinya tidak ada variasi untuk karakter pangkal daun. Bentuk
pangkal daun tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah disajikan pada
Gambar 10.

Pangkal daun

Gambar 9. Hasil pengamatan pangkal daun pada aksesi jeruk keprok varietas
Pulau Tengah pangkal daun acute (runcing)
Daun memiliki peran penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman. Daun merupakan tempat berlangsungnya proses fotosintesis. Daun juga
sebagai tempat pernapasan bagi tumbuhan melalui stomata. Daun biasanya
berwarna hijau karena di dalam daun terdapat zat klorofil. Daun juga dapat
dikatakan sebagai identitas dari tanaman melalui karakteristiknya. Daun pada
jeruk memiliki karakteristik yang khas. Baik dari bentuk hingga aroma yang
dikeluarkan dari jeruk. Beberapa jenis daun jeruk bahkan dijadikan bahan
masakan karena aroma khas yang dikeluarakan.
34

3. Morfologi Bunga

Bunga merupakan salah satu bagian tumbuhan yang menarik karena


berpenampilan indah dan mengeluarkan aroma wangi. Bunga mempunyai fungsi
biologis yaitu merupakan alat perkembangbiakan generatif, tempat terjadinya
peristiwa penyerbukan dan pembuahan. Setelah terjadi pembuahan, maka tanaman
dapat berkembang biak dengan menghasilkan buah.
Pengamatan terhadap bunga jeruk keprok varietas Pulau Tengah tidak
dapat dilakukan pada seluruh tanaman yang telah dieksplorasi dikarenakan pada
tanaman yang diamati ada tanaman yang sedang berbunga dan ada juga yang
sedang tidak berbunga. Pengamatan yang dilakukan untuk karakter kualitatif
bunga tanaman jeruk keprok berupa kelengkapan bunga dan kesempurnaan bunga.
Bunga jeruk keprok merupakan jenis bunga sempurna yaitu memilki 2 kelamin
dalam 1 kuntum bunga yang disebut hemafrodit. Bunga jeruk keprok juga
merupakan bunga lengkap dimana memiliki kelopak bunga, mahkota bunga, putik,
benang sari, dan tangkai bunga. Sedangkan bunga dikatakan tidak lengkap jika
bunga tidak memiliki salah satu dari bagian bunga. Bagian – bagian bunga jeruk
keprok varietas Pulau Tengah disajikan pada Gambar 11.

Petal / Mahkota

Sepal / Kelopak Anthera

Filamen
Tangkai Bunga
1 2

Stigma

Stylus

Ovarium
3

Gambar 10. Hasil pengamatan karakter kualitatif pada morfologi bunga jeruk
keprok varietas Pulau Tengah (1) Bagian steril bunga (2) Stamen
(benang sari) (3) Pistilum (putik)
35

Bunga jeruk keprok varietas Pulau Tengah termasuk ke dalam tanaman


yang memiliki struktur bunga sempurna. Struktur bunga seperti ini
memungkinkan bunga jeruk keprok varietas Pulau Tengah untuk melakukan
penyerbukan sendiri. Posisi kedudukan kepala putik terhadap kepala sari berperan
penting dalam proses penyerbukan. Penyerbukan merupakan peristiwa
menempelnya serbuk sari (polen) ke kepala putik (stigma). Serbuk sari yang
menempel di kepala putik meghasilkan sperma dan dibawa melalui tabung polen
menuju bakal biji (ovulum). Selanjutnya, ovolum dan sel telur akan tersimpan
dalam ovarium sampai terjadinya fertilisasi (pembuahan).
Pengamatan yang dilakukan pada bunga tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah terdiri dari karakter kualitatif dan kuantitatif. Karakter kualitatif
terdiri dari warna mahkota, warna kepala sari, warna kepala putik, warna tangkai
sari, dan warna kelopak. Karakter kuantitatif pada pengamatan bunga terdiri dari
jumlah benang sari, jumlah mahkota, panjang mahkota, lebar mahkota, jumlah
kelopak, dan jumlah bunga pertandan.
Pengamatan warna mahkota bunga, warna kepala sari, warna kepala putik
dan warna kelopak pada seluruh aksesi pengamatan bunga mendapatkan hasil
yang sama. Warna mahkota bunga dan warna tangkai sari didapatkan dengan
kriteria warna putih. Warna kepala sari dan warna kepala putik bunga didapatkan
kriteria berwarna kuning. Warna kelopak bunga didapatkan kriteria warna hijau
muda. Seluruh pengamatan kualitatif didapatkan hasil kriteria yang sama dengan
persentase 100%, dengan kata lain tidak ada variasi untuk karakter kualitatif pada
bunga jeruk keprok varietas Pulau Tengah.
Hasil pengamatan terhadap karakter kuantitatif pada morfologi bunga
jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki nilai yang berbeda-beda pada setiap
pengamatannya. Pengamatan yang dilakukan untuk karakter kuantitatif bunga
jeruk keprok varietas Pulau Tengah terdiri dari jumlah benang sari, jumlah
mahkota, panjang mahkota, lebar mahkota, jumlah kelopak, dan jumlah bunga
pertandan. Hasil pengamatan tersebut disajikan pada Tabel 7.
36

Tabel 7. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kuantitatif bunga tanaman


jeruk keprok varietas Pulau Tengah

Jumlah Panjang Lebar Jumlah Jumlah


Jumlah
Aksesi Benang Mahkota Mahkota Kelopak Bunga
Mahkota
Sari (cm) (cm) Pertandan
TLG-22 17 5 1,04 0,5 5 1
TLG-48 18 5 1,1 0,5 5 1
LMM-7 19 5 1 0,5 5 1
LMM-9 19 6 1,2 0,4 5 1
JBM-4 19 5 1,2 0,5 5 3
DSB-3 18 5 1 0,6 4 3
PLT-9 18 5 1,1 0,5 5 1

Hasil pengamatan benang sari dapat dikatakan bahwa setiap bunga jeruk
keprok memiliki jumlah benang sari antara 17-19 perbunga. Benang sari pada
bunga jeruk keprok varietas Pulau Tengah terletak pada bagian dalam mahkota
dan mengelilingi putik.Pengamatan jumlah mahkota bunga jeruk keprok varietas
Pulau Tengah umumnya berjumlah 5-6 helai. Mahkota bunga berfungsi untuk
melindungi alat reproduksi bunga sebelum terjadi proses penyerbukan. Mahkota
bunga jeruk keprok terletak di bagian dalam kelopak bunga dan mengelilingi
benang sari. Ukuran mahkota bunga jeruk keprok varietas Pulau Tengah lebih
besar dibanding kelopak bunganya.

Pengamatan panjang mahkota didapatkan nilai rata – rata yaitu 1,09 cm.
Pengamatan lebar mahkota didapatkan nilai rata – rata yaitu 0,5 cm. Ukuran
panjang dan lebar mahkota bunga menujukkan bentuk mahkota bunga. Menurut
Anindiyawati (2011), kelopak bunga jeruk berbentuk cawan bulat telur dengan
lima lembar per tajuk dengan bentuk bulat telur panjang kearah pangkal disertai
dengan ujung yang menyempit.
Pengamatan jumlah kelopak bunga mendapatkan hasil yang hampir sama
yaitu umumnya berjumlah 4-5 helai. Kelopak bunga pada tanaman jeruk keprok
memiliki ukuran yang kecil. Fungsi dari kelopak bunga untuk melindungi tunas
bunga yang sedang berkembang.
Menurut Anindiyawati (2011), bunga jeruk termasuk bunga majemuk
dalam satu tangkai. Bunga jeruk keprok muncul dari ketika daun atau pucuk-
pucuk ranting yang masih muda. Dari hasil pengamatan jumlah bunga pertandan,
37

bunga jeruk keprok tumbuh kisaran 1-3 bunga pertandan. Nilai ini dapat dikatakan
sedikit dan menunjukkan bahwa kondisi jeruk keprok varietas Pulau Tengah
memiliki produksi buah yang rendah.

4. Morfologi Buah Tanaman Jeruk Keprok Varietas Pulau Tengah

Buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah merupakan buah yang tergolong
unik dan memiliki daya tarik sendiri. Bentuk buah jeruk keprok varietas Pulau
Tengah bulat sampai bulat gepeng, kulit buah mimiliki pori-pori yang jelas, dan
buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang sudah matang berwarna hijau
jingga hingga jingga. Uniknya buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki
memiliki kulit buah yang cukup tebal namun tidak sulit untuk dikupas dari daging
buah berbeda dengan jeruk gerga dan jeruk bali yang memiliki kulit buah yang
tebal dan sulit untuk dikupas dari daging buahnya. Buah jeruk keprok varietas
Pulau Tengah juga memiliki aroma yang kuat dan merangsang karena ketika jeruk
dipetik dan jatuh dari pohon dengan seketika aroma jeruk keprok varietas Pulau
Tengah langsung merangsang indra penciuman. Rasa dari buah jeruk keprok
varietas Pulau Tengah juga terasa berbeda dibandingkan dengan jeruk madu pada
umumnya. Rasa dari buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah lebih terasa manis
dan sedikit asam dan terasa segar ketika dinikmati dibandingkan dengan jeruk
madu yang lebih dominan terasa manis saja.

Flavedo
Albedo
Bulir buah
Core
Segmen
Biji

Gambar 11. Hasil pengamatan bagian – bagian buah jeruk keprok varietas Pulau
Tengah
Bagian utama buah jeruk dari luar sampai ke dalam adalah kulit (tersusun
atas flavedo, kelenjar minyak, albedo dan ikatan pembuluh), segmen-segmen
(dinding segmen, rongga cairan, biji), core (bagian tengah yang terdiri dari ikatan
pembuluh dan jaringan parenkim). Kulit jeruk secara fisik dapat dibagi menjadi
38

dua bagian utama yaitu flavedo dan albedo (kulit bagian dalam yang berupa
jaringan busa). Flavedo dicirikan dengan adanya warna hijau, kuning atau jingga.
Pigmen yang terdapat pada flavedo adalah kloroplas dan karetenoid (Albrigo dan
Carter, 1977). Hasil pengamatan karakter kualitatif pada morfologi buah jeruk
keprok varietas Pulau Tengah disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil karakterisasi morfologi untuk karakter kualitatif buah jeruk keprok
varietas Pulau Tengah
Karakter Variasi Persentase Aksesi
TLG-18, TLG-27, TLG-42, TLG-
48, LMM-7, LMM-8, LMM-9,
Spheroid 76,47%
LMM-10, DSB-3, DSB-6, KTT-
Bentuk buah
2, PLT-9, dan PLT-10
TLG-21, TLG-22, LMM-6, dan
Obloid 23,52%
JBM-4
TLG-18, TLG-27, LMM-6,
Cekung
41,17% LMM-7, LMM-9, LMM-10, dan
berkerah
DSB-3
Bentuk TLG-21, TLG-42, LMM-8,
pangkal buah Cekung 41,17% DSB-6, KTT-2, JBM-4, dan PLT-
10
Datar 11,76% TLG-48 dan PLT-9
Berleher 5,88% TLG-22
TLG-18, TLG-21, TLG-22, TLG-
27, TLG-42, TLG-48, LMM-6,
Bentuk ujung
Tertekan 100% LMM-7, LMM-8, LMM-9,
buah
LMM-10, DSB-3, DSB-6, KTT-
2, JBM-4, PLT-9, dan PLT-10
TLG-18, TLG-21, LMM-6,
Jingga 52,94% LMM-8, LMM-9, LMM-10,
JBM-4, PLT-9, dan PLT-10
Warna kulit
TLG-22, TLG-27, TLG-48,
buah Hijau
41,17% LMM-7, DSB-3, DSB-6, dan
kuning
KTT-2
Kuning 5,88% TLG-42
TLG-18, TLG-21, TLG-22, TLG-
27, TLG-42, TLG-48, LMM-6,
Warna albedo Putih 100% LMM-7, LMM-8, LMM-9,
LMM-10, DSB-3, DSB-6, KTT-
2, BM-4, PLT-9, dan PLT-10
39

Tabel 8. Lanjutan

Karakter Variasi Persentase Aksesi


TLG-18, TLG-21, TLG-22, TLG-
27, TLG-42, TLG-48, LMM-6,
Warna
Jingga 100% LMM-7, LMM-8, LMM-9,
daging buah
LMM-10, DSB-3, DSB-6, KTT-
2, JBM-4, PLT-9, dan PLT-10
TLG-18, TLG-21, TLG-22, TLG-
Halus 47,05% 27, LMM-7, DSB-3, DSB-6, dan
Tekstur KTT-2
daging buah TLG-42, TLG-48, LMM-6,
Kasar 52,94% LMM-8, LMM-9, LMM-10,
JBM-4, PLT-9, dan PLT-10
TLG-22, LMM-8, LMM-9, JBM-
Lembut 29,41%
4, dan PLT-9
TLG-18, TLG-21, TLG-27, TLG-
Aroma buah
Sedang 58,82% 42, TLG-48, LMM-6, LMM-7,
LMM-10, KTT-2, dan PLT-10
Merangsang 11,76% DSB-3 dan DSB-6
Semi deltoid 17,64% TLG-18, TLG-42, dan PLT-9
TLG-21, TLG-22, TLG-27,
Clavate 41,17% LMM-8, DSB-3, DSB-6 dan
JBM-4
Bentuk biji
TLG-46, LMM-6, LMM-7,
Ovoid 29,41%
LMM-10, dan PLT-10
Cuneiform 5,88% LMM-9
Spheroid 5,88% KTT-2
TLG-18, TLG-21, TLG-22, TLG-
27, TLG-42, TLG-48, DSB-3,
Halus 64,7%
Permukaan DSB-6, KTT-2, JBM-4, dan
biji PLT-10
LMM-6, LMM-7, LMM-8,
Keriput 35,29%
LMM-9, LMM-10, dan PLT-9
TLG-18, TLG-21, TLG-22, TLG-
27, TLG-42, TLG-48, LMM-6,
Putih 88,23% LMM-7, LMM-10, DSB-3, DSB-
Warna biji 6, KTT-2, JBM-4, PLT-9 dan
PLT-10
Kekuningan 5,88% LMM-8
Coklat 5,88% LMM-9
40

Hasil pengamatan bentuk buah, buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah
mimiliki dua keragaman bentuk buah yaitu bentuk buah spheroid dan obloid.
Spheroid yaitu buah yang berbentuk bulat dan bentuk buah obloid yaitu buah
berbentuk bulat gepeng. Pengamatan bentuk buah jeruk keprok disajikan pada
Gambar 13.

1 2

Gambar 12. Hasil pengamatan bentuk buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah
(1) Spheroid (2) Obloid
Pengamatan bentuk buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah ditemukan
memiliki variasi pada beberapa aksesi yang diamati. Beberapa buah yang diamati
memiliki bentuk yang sama dan terdapat juga bentuk buah yang berbeda-beda.
Variasi bentuk buah pada aksesi yang memiliki variasi bentuk buah dapat dilihat
pada Tabel 9.

Tabel 9. Variasi bentuk buah pada aksesi tanaman jeruk keprok varietas Pulau
Tengah
Aksesi Variasi Bentuk Buah
TLG-21 Spheroid dan obloid
TLG-22 Spheroid dan obloid
TLG-27 Spheroid dan obloid
LMM-6 Spheroid, ellipsoid, dan obloid
LMM-9 Spheroid dan obloid
LMM-10 Spheroid dan ellipsoid
KTT-2 Spheroid dan obloid
JBM-4 Spheroid dan obloid
PLT-9 Spheroid dan obloid
PLT-10 Spheroid dan obloid
41

Pengamatan bentuk pangkal buah didapatkan hasil berupa empat karakter


yaitu karakter cekung berkerah, cekung, datar, dan berleher. Hasil pengamatan
bentuk pangkal buah ditemukan umumnya jeruk keprok varietas Pulau Tengah
berbentuk cekung berkerah dan cekung. Pengamatan bentuk pangkal buah
disajikan pada Gambar 14.

1 2

3 4

Gambar 13. Hasil pengamatan bentuk pangkal buah jeruk keprok varietas Pulau
Tengah (1) Cekung berkerah (2) Cekung (3) Datar (4) Berleher
Pengamatan bentuk pangkal buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah
ditemukan memiliki variasi pada beberapa aksesi yang diamati. Beberapa buah
yang diamati memiliki bentuk pangkal buah yang sama dan terdapat juga bentuk
buah yang berbeda-beda. Variasi bentuk pangkal buah pada aksesi yang memiliki
variasi bentuk pangkal buah dapat dilihat pada Tabel 10.

Tabel 10. Variasi bentuk pangkal buah pada setiap aksesi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah
Aksesi Variasi Bentuk Buah
TLG-18 Cekung dan cekung berkerah
TLG-21 Cekung dan cekung berkerah
TLG-22 Cekung dan berleher
TLG-48 Cekung dan datar
LMM-6 Cekung dan cekung berkerah
LMM-8 Cekung dan cekung berkerah
DSB-6 Cekung dan cekung berkerah
KTT-2 Cekung dan datar
PLT-9 Cekung dan datar
42

Sejalan dengan pengamatan bentuk pangkal buah, pengamatan bentuk


ujung buah didapatkan hasil pada seluruh aksesi berupa karakter tertekan dengan
persentase 100%. Pada pengamatan ujung buah tidak ditemukan variasi pada
aksesi yang diamati. Pengamatan bentuk ujung buah disajikan pada Gambar 15.

Gambar 14. Hasil pengamatan bentuk ujung buah tertekan pada jeruk keprok
varietas Pulau Tengah
Hasil pengamatan pematangan buah pada seluruh aksesi tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah ditemukan bahwasannya buah pada tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah tidak matang secara serentak pada setiap aksesi
tanaman. Perkembangan buah pada tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
ditandai dengan terjadinya perubahan warna dan ukuran pada bagian buahnya.
Perkembangan dalam pembuahan tanaman ini tidak serentak sehingga
menghasilkan buah yang juga tidak serentak waktu pemanenannya. Ketika belum
matang secara fisiologis, buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki
warna buah yang hijau dan terasa keras. Dan jika buah telah matang secara
fisiologis, buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah berwarna kuning jingga
sampai jingga. Hasil pengamatan dilapangan, warna kulit buah juga dipengaruhi
oleh cahaya sinar matahari. Cahaya matahari yang mengenai buah secara langsung
lebih memiliki warna jingga yang lebih pekat. Sedangkan buah yang kurang
terkena sinar matahari yang disebabkan oleh daun yang lebat sehingga menutupi
buah memiliki buah yang cenderung berwarna hijau muda sampai kuning terang.
Pengamatan wana albedo didapatkan hasil warna karakter yaitu karakter
warna putih dengan persentase 100%. Persentase yang didapatkan pada
pengamatan karakter warna albedo berarti tidak ada variasi untuk karakter ini.
Pengamatan warna albedo disajikan pada Gambar 16.
43

Gambar 15. Hasil pengamatan warna albedo putih pada jeruk keprok varietas
Pulau Tengah
Albedo merupakan jaringan seperti spon berwarna putih yang
berhubungan dengan core ditengah-tengah buah. Albedo mempunyai fungsi
mensuplai air dan nutrisi dari pohon untuk pertumbuhan dan perkembangan buah.
Albedo tidak terdapat kloroplas ataupun kromoplas sehingga bagian ini umumnya
berwarna putih. Bagian albedo mengandung banyak selulosa, hemiselulosa, lignin,
senyawa pektat dan fenol. Albedo banyak mengandung senyawa flavon
hesperiodes seperti hesperitin dan naringin serta senyawa-senyawa limonin yang
lebih banyak dari flavedo maupun membran buah. Senyawa-senyawa tersebut
menyebabkan timbulnya rasa pahit pada produk sari buah jeruk. Senyawa pectin
dan enzim-enzim yang bekerja pada pektin, enzim oksidase dan peroksidase
sebagian besar ada pada kulit bagian dalam (Albrigo dan Carter, 1997).
Pengamatan warna daging buah didapatkan hasil bahwasannya warna
daging buah pada jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki karakter warna
yang sama pada seluruh aksesi tanaman yaitu berwarna jingga dengan persentase
100%. Pada pengamatan daging buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah ini
disajikan pada Gambar 17.

Gambar 16. Hasil pengamatan warna daging buah jeruk kerprok berwarna jingga
pada jeruk keprok varietas Pulau Tengah
44

Pengamatan tekstur daging buah dan aroma buah pada buah jeruk keprok
varietas Pulau Tengah mengacu pada panduan dari IPGRI (The International
Plant Genetic Resources Institude). Pengamatan tekstur daging buah didapatkan
hasil dua karakter yaitu karakter halus dan karakter kasar. Dari hasil pengamatan
yang telah dilakukan karakter halus pada tekstur daging buah memiliki bulir buah
yang berisi dan padat sehingga teksturnya lebih terasa halus. Karakter tekstur
buah yang kasar memiliki bulir buah yang tidak banyak memiliki air sehingga
yang terasa hanya segmen - segmen antara bulir buah.
Pengamatan aroma pada buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah
ditemukan tiga karakter pada pengamatan yang telah dilakukan yaitu karakter
lembut, sedang, dan merangsang. Ketiga aroma tersebut dibedakan berdasarkan
tingkat menyengatnya. Pada karakter aroma lembut, aroma buah jeruk keprok
sedikit menyengat dan cenderung beraroma hambar. Pada karakter sedang aroma
buah jeruk keprok lebih menyengat dibandingkan dari aroma buah yang lembut
dan pada karakter aroma merangsang aroma buah jeruk keprok sangat menyengat
sehingga jika dijauhkan dari hidung aroma jeruk keprok pada karakter ini tetap
bisa dirasakan.
Pengamatan biji terdapat tiga karakter yang diamati yaitu karakter bentuk
biji, permukaan biji, dan warna biji. Hasil pengamatan kualitatif pada biji jeruk
keprok varietas Pulau Tengah didapatkan hasil yang beragam. Pengamatan
terhadap bentuk biji jeruk keprok varietas Pulau Tengah ditemukan lima karakter
bentuk biji yaitu karakter semi deltoid, clavate, ovoid, cuneiform, dan spheroid.
Pengamatan bentuk biji jeruk keprok varietas Pulau Tengah disajikan pada
Gambar 18.

1 2 3 4 5

Gambar 17. Hasil pengamatan bentuk biji jeruk keprok varietas Pulau Tengah (1)
Semi deltoid (2) Clavate (3) Ovoid (4) Cuneiform (5) Spheroid
45

Pengamatan bentuk biji buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah


ditemukan memiliki variasi pada setiap buah yang diamati. Setiap buah yang
diamati terdapat biji yang memiliki bentuk yang sama dan terdapat juga bentuk
biji yang berbeda-beda. Variasi bentuk biji pada setiap aksesi dapat dilihat pada
Tabel 11.

Tabel 11. Variasi bentuk biji pada setiap aksesi tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah
Aksesi Variasi Bentuk Biji
TLG-18 Clavate, ovoid, dan semi deltoid
TLG-21 Semi deltoid, clavate, spheroid, dan ovoid
TLG-22 Clavate, ovoid, dan semi deltoid
TLG-27 Clavate, semi deltoid, spheroid, dan ovoid
TLG-42 Semi deltoid, spheroid, ovoid, dan clavate
TLG-48 Ovoid, semi deltoid, clavate, dan spheroid
LMM-6 Semi deltoid, clavate, ovoid, dan cuneiform
LMM-7 Ovoid, clavate, semi deltoid, dan spheroid
LMM-8 Clavate, ovoid, dan semi deltoid
LMM-9 Ovoid, clavate, dan cuneiform
LMM-10 Clavate, semi deltoid, ovoid, dan cuneiform
DSB-3 Ovoid, semi deltoid, clavate, dan spheroid
DSB-6 Clavate, ovoid, dan spheroid,
KTT-2 Spheroid, clavate, semi deltoid, dan ovoid
JBM-4 Semi deltoid, ovoid, dan clavate
PLT-9 Semi deltoid, ovoid, clavate, dan cuneiform
PLT-10 Clavate, spheroid, dan ovoid

Pengamatan permukaan biji didapatkan hasil berupa dua karaker yaitu


karakter halus dan keriput. Sejalan dengan pengamatan permukan biji,
pengamatan warna biji didapatkan hasil berupa tiga karakter warna yaitu warna
putih, kekuningan, dan coklat. Biji yang berwarna putih umumnya ditemukan
pada biji yang memiliki pemukaan halus, sedangkan biji yang berwarna
kekuningan maupun coklat ditemukan pada biji yang permukaannya keriput. Hasil
pengamatan permukaan biji dan warna biji jeruk keprok varietas Pulau Tengah
disajikan pada Gambar 19 dan Gambar 20.
46

1 2

Gambar 18. Hasil pegamatan permukaan biji jeruk keprok varietas Pulau Tengah
(1) Halus (2) Keriput

Permukaan biji halus biasanya ditemukan pada buah yang matang


sempurna dengan tanda buah berwarna hijau jingga. Kondisi buah pada
permukaan biji yang halus yaitu buah memiliki bulir yang padat. Kondisi
lingkungan tanaman tempat tumbuh aksesi yang memiliki biji permukaan halus
umumnya memiliki kondisi lingkungan yang dirawat oleh pemiliknya. Sedangkan
bentuk biji yang keriput ditemukan pada kondisi buah yang sudah terlalu matang
dan ditemukan pada lingkungan yang kurang dirawat oleh pemilik tanaman.
Pengamatan warna biji juga dipengaruhi oleh tingkat kematangan buah, buah
yang matang sempurna memiliki warna biji yang cenderung berwarna putih, dan
buah yang terlalu matang biasanya memiliki warna biji kekuningan atau coklat.

1 2 3

Gambar 19. Hasil pengamatan warna biji jeruk keprok varietas Pulau Tengah (1)
Putih (2) Kekuningan (3) Coklat
Hasil pengamatan terhadap karakter kuantitatif pada morfologi buah jeruk
keprok varietas Pulau Tengah memiliki nilai yang berbeda - beda pada setiap
pengamatannya. Pengamatan yang dilakukan untuk karakter kuantitatif buah
tanaman jeruk keprok jeruk keprok varietas Pulau Tengah berupa panjang buah,
diameter buah, berat buah, tebal kulit, jumlah septa perbuah, tingkat kemanisan
buah, dan jumlah biji perbuah. Hasil pengamatan tersebut dapat dilihat pada Tabel
12.
47

Pengamatan karakter kuantitatif buah terdiri atas tujuh pengamatan, yaitu


panjang buah, diameter buah, berat buah, tebal kulit, jumlah septa buah, jumlah
biji per buah, dan tingkat kemanisan. Hasil pengamatan karakter kuantitatif
morfologi buah disajikan pada Tabel 12. Pengamatan panjang buah jeruk keprok
memiliki rata- rata 5,82 cm dan mempunyai kisaran 4 cm - 6,59 cm.

Tabel 12. Hasil pengamatan morfologi untuk karakter kuantitatif buah jeruk
keprok varietas Pulau Tengah
Tingkat
Berat Tebal Jumlah Jumlah
Panjang Diameter ke-
Aksesi Buah Kulit Septa Biji per
Buah Buah manisan
(gram) (mm) Buah Buah
(°brix)
TLG-18 5,44 6,41 123,34 2,92 12 20 11
TLG-21 5,01 6,72 126,67 2,63 12 13 11
TLG-22 5,24 6,35 120 2,57 11 18 11
TLG-27 5,82 6,99 143,34 2,92 10 16 12
TLG-42 6,05 6,43 160 2,17 10 16 8
TLG-48 6 7,11 176,67 1,79 11 17 8
LMM-6 5,87 6 100 2,83 10 6 15,34
LMM-7 5,74 6,57 120 3,55 12 12 12,34
LMM-8 5,73 6,38 106,67 2,74 11 14 11,67
LMM-9 6,22 7,07 110 3,75 10 6 14
LMM-10 6,43 6,81 136,67 2,85 10 8 13,67
DSB-3 6,41 7,58 190 2,7 10 14 9,34
DSB-6 6,16 7,05 160 2,55 11 22 10
KTT-2 5,79 7,09 153,34 2,74 12 15 10
JBM-4 6,59 8,3 230 2.6 11 12 7,67
PLT-9 4,94 5,46 76,67 2,71 11 9 13
PLT-10 5,53 6,81 120 3,38 11 17 12,67

Sejalan dengan pengamatan panjang buah, pengamatan diameter buah


diamati dan mendapatkan hasil dengan nilai rata - rata 6,77 cm dan mempunyai
kisaran 5 cm - 8,3 cm. Pada pengamatan berat buah memiliki nilai rata - rata
138,43 gram dan mempunyai kisaran berat 70 gram - 230 gram. Ketiga
pengamatan karakter ini dapat diketahui bahwasannya ukuran dari buah juga
menentukan berat dari buah tersebut. Sesuai dari hasil pengamatan pada aksesi
JBM-4 memiliki ukuran panjang dan diameter yang paling besar sehingga
memiliki nilai berat buah yang paling berat, sama halnya dengan aksesi PLT-9
yang memiliki ukuran paling kecil dan memiliki nilai berat buah yang paling
48

ringan juga. Selanjutnya pengamatan kuantitatif tebal kulit buah jeruk keprok
mendapatkan hasil yang beragam.
Pengamatan jumlah septa buah dari seluruh 17 aksesi pengamatan tidak
memiliki perbedaan yang jauh jumlahnya. Jumlah septa buah jeruk keprok
varietas Pulau Tengah memiliki rata - rata 10,88 septa dengan kisaran 10 - 12
septa per buahnya. Pengamatan pada kadar gula pada buah jeruk keprok varietas
Pulau Tengah memiliki hasil yang beragam. Pengamatan ini diperlukan untuk
menentukan tingkat kematangan pada buah agar dapat dipanen pada waktu yang
tepat. Tingkat kemanisan pada jeruk keprok ini memiliki nilai rata - rata
11,22°brix dengan kisaran nilai 7°brix - 15,34°brix. Buah jeruk keprok varietas
Pulau Tengah memiliki rasa yang manis segar jika telah berada dalam keadaan
masak secara fisiologis dan memiliki rasa yang hambar hingga asam jika
dilakukan panen muda. Panen terhadap buah jeruk harus dilakukan dengan tepat
waktu jika buah sudah terlihat masak secara fisiologis, karena jika buah terlambat
dipanen mempengaruhi rasa buah menjadi agak pahit dan kesegaran pada buah
berkurang. Buah jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki daging buah yang
tebal dengan bulir-bulir yang banyak dan terdapat biji diantara bulir-bulir daging
buah jeruk keprok. Pengamatan kuantitatif buah selanjutnya yaitu jumlah biji per
buah didapatkan hasil yang beragam. Jumlah biji pada buah jeruk keprok ini
memiliki nilai rata - rata 13,82 dengan kisaran antara 6 biji - 22 biji per buahnya.

D. Variabilitas Fenotipik Aksesi Jeruk Keprok Varietas Pulau Tengah

Variabilitas fenotipik merupakan keragaman yang dapat dihitung dari hasil


pengamatan suatu karakter dalam populasi. Variabilitas fenotipik dikatakan luas
apabila nilai ragam fenotipik sama atau lebih besar dari dua kali ragam standar
deviasinya. Data hasil pengamatan penampilan fenotipik dan variabilitas karakter
kuantitatif tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang berada di enam desa
yang ada di Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Pulau Tengah, Kabupaten
Kerinci dapat diihat pada Tabel 13.
49

Tabel 13. Hasil pengamatan dan variabilitas fenotipik tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah.
Rata- Tingkat
Karakter Kisaran S2 Stdv 2Stdv
rata Keragaman
Panjang daun
6 - 7,4 6,73 0,16 0,40 0,80 Sempit
(cm)
2,85 -
Lebar daun (cm) 3,36 0,09 0,30 0,59 Sempit
3,77
Jumlah benang
17 - 18 18,29 0,57 0,76 1,51 Sempit
sari
Jumlah mahkota 5-6 5,14 0,14 0,38 0,76 Sempit
Panjang
1 - 1,2 1,09 0,01 0,08 0,17 Sempit
mahkota (cm)
Lebar mahkota
0,4 - 0,6 0,50 0,00 0,06 0,12 Sempit
(cm)
Jumlah kelopak 4-5 4,86 0,14 0,38 0,76 Sempit
Jumlah bunga
1-3 1,57 0,95 0,98 1,95 Sempit
pertandan
Panjang buah 4,94 -
5,82 0,23 0,48 0,96 Sempit
(cm) 6,59
Diameter buah 5,46 -
6,77 0,40 0,63 1,26 Sempit
(cm) 8,3
Berat buah 76,67 -
138,43 1386,25 37,23 74,46 Luas
(gram) 230
Tebal kulit 1,79 -
2,80 0,23 0,48 0,96 Sempit
(mm) 3,75
Jumlah septa
10 - 12 10,88 0,61 0,78 1,56 Sempit
buah
Tingkat 7,67 -
11,22 4,88 2,21 4,42 Luas
kemanisan 15,34
Jumlah biji per
6 - 22 13,82 21,28 4,61 9,23 Luas
buah
Keterangan : S2 = Varians/ragam, Stdv = Standar deviasi

Tabel 13. Hasil perhitungan nilai variabilitas fenotipik karakter kuantitatif


tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah memiliki nilai yang bervariasi. Nilai
variabilitas fenotipik karakter kuantitatif pada umumnya memiliki kriteria sempit.
Nilai varabilitas fenotipik yang memiliki kriteria luas hanya ditemukan pada 3
karakter yaitu pada karakter berat buah, tingkat kemanisan, dan jumlah biji per
50

buah, sedangkan karakter kuantitatif lainnya memiliki kriteria yang sempit.


Apabila dibandingkan antara nilai kisaran dan karakter yang mempunyai kriteria
yang luas, terlihat bahwa nilai kisaran yang sangat jauh perbedaannya memiliki
variabilitas fenotipik yang luas atau dapat dikatakan keragamanya luas.
Sedangkan pada karakter yang mempunyai kriteria sempit, nilai kisarannya tidak
memiliki perbedaan yang jauh. Sehingga variasi fenotipiknya lebih kecil
dibandingkan dua kali standar deviasi (Lestari, 2014).
Variasi atau keragaman pada tumbuhan jeruk keprok varietas Pulau Tengah
merupakan akibat interaksi antara faktor - faktor genetik, lingkungan dan
perkembangan tanaman. Penampilan fenotipe disebabkan oleh perbedaan dalam
susunan keturunan dari tumbuhan yang berlainan serta lingkungan secara
langsung mempengaruhi individu tumbuhan. Tedianto (2012) menyatakan bahwa
tingkat keragaman fenotipik luas jika interaksinya terhadap lingkungan cukup
tinggi. Keragaman genetik diakibatkan karena perbedaan pengaruh gen dan
interaksi terhadap lingkungan antara satu genotipe dengan genotipe lainnya.
Keragaman yang sempit tidak dapat dijadikan dasar untuk proses pemuliaan
tanaman, karena akan mempersulit pemulia untuk melakukan proses seleksi
karena seleksi akan berjalan efektif apabila keragamannya luas.
Menurut Fauza, (2015) nilai variabilitas yang luas sangat penting dalam
kegiatan pemuliaan tanaman, tanpa adanya variabilitas yang luas maka kegiatan
pemuliaan tidak akan berjalan efektif dalam upaya merakit kultivar unggul yang
diinginkan. Upaya merakit kultivar baru akan mengalami kesulitan karena sumber
karakter-karakter unggul tertentu yang diinginkan sulit atau bahkan tidak dapat
ditemukan dalam plasma nutfah yang ada. Nilai variabilitas fenotipik yang luas
artinya penampilan fenotipik karakter tersebut lebih dipengaruhi oleh faktor
lingkungan. Variabilitas fenotipik yang sempit pada karakter pengamatan
morfologi tidak dapat dijadikan dasar untuk seleksi pada kegiatan pemuliaan
tanaman karena seleksi akan berhasil atau efektif apabila populasi tanaman yang
akan diseleksi memiliki variabilitas yang luas.
51

E. Perbedaan Karakter Morfologi Tanaman Jeruk Keprok Varietas Pulau


Tengah dengan SK Menteri Pertanian Nomor: 240/Kpts/TP.420/2/2002

Pada pengamatan karakter morfologi tanaman jeruk keprok varietas Pulau


Tengah ditemukan beberapa karakter morfologi yang berbeda dengan deskripsi
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah menurut SK Menteri Pertanian
Nomor : 240/Kpts/TP.420/4/2002 yang terlampir pada Lampiran 4. Beberapa
karakter morfologi yang berbeda yaitu tepi daun, bentuk pangkal buah, dan
tingkat kemanisan buah. Hasil pengamatan perubahan karakter morfologi tanaman
jeruk keprok varietas Pulau Tengah dapat dilihat pada Tabel 14.

Tabel 14. Hasil pengamatan perubahan karakter morfologi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah
Karakter Morfologi SK Menteri Pertanian Hasil Pengamatan
Tepi daun Bergerigi Berombak
Cekung, cekung berkerah,
Bentuk Pangkal Buah Agak datar
Berleher
Tingkat kemanisan buah 29,00°brix 7,67°brix-15,34°brix

Hasil pengamatan yang telah dilakukan, tiga karakter morfologi pada jeruk
keprok varietas Pulau Tengah menunjukkan perbedaan morfologi dari deskripsi
yang terdapat pada SK Menteri Pertanian pada tahun 2002. Karakter tepi daun
yang mengalami perubahan terdapat pada 16 aksesi dengan persentase 94,11%
yaitu karakter berombak. Karakter tepi daun juga terdapat aksesi yang memiliki
karakter yang sama dengan SK menteri pertanian yaitu aksesi TLG-42 dengan
karakter tepi daun bergerigi halus. Berarti karakter tepi daun tidak mengalami
perubahan, melainkan memiliki variasi pada setiap aksesi tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah.

Sama halnya dengan karakter bentuk pangkal buah yang memiliki


perbedaan dari SK menteri pertanian, karakter bentuk pangkal buah yang
mengalami perubahan terdapat pada 7 aksesi dengan persentase 41,17% yaitu
karakter cekung, 7 aksesi dengan persentase 41,17% yaitu karakter cekung
berkerah, dan 1 aksesi buah dengan persentasse 5,88% karakter berleher. Namun
pada aksesi TLG-48 dan PLT-9 memiliki karakter yang sama dengan SK menteri
52

pertanian yaitu karakter datar. Berarti pada buah jeruk keprok varietas Pulau
Tengah juga memiliki variasi bentuk pangkal buah pada seluruh aksesi tanaman.
Kurangnya nutrisi yang didapatkan oleh tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah mempengaruhi tingkat kemanisan pada buah yang sudah diamati
menunjukan penurunan tingkat kemanisan buah dari SK menteri pertanian.
Karakter tingkat kemanisan buah untuk seluruh aksesi memiliki nilai rata-rata
11,22°brix dengan rentang nilai 7,67°brix-15,34°brix. Keragaman pada tingkat
kemanisan yang luas juga diakibatkan pengaruh lingkungan yang tidak terawat
dan tidak merata pada setiap aksesi tanaman.
Perbedaan morfologi yang terjadi pada tanaman jeruk keprok varietas
Pulau Tengah dari deskripsi yang dikeluarkan pada tahun 2002 hingga tahun 2022
juga dapat terjadi karena perubahan alam yang tidak selalu konstan. Perbedaan ini
dapat terjadi karena tanaman mengalami adaptasi lingkungan. Adaptasi
lingkungan terjadi karena adanya perubahan alam dan tumbuhan akan selalu
berusaha untuk menyesuaikan diri terhadap lingkungan.
Adaptasi tumbuhan terhadap suatu lingkungan merupakan proses
penyesuaian makhluk hidup terhadap sifat-sifat karakteristik morfologi dan
fisiologi untuk memberikan peluang keberhasilan dalam menyesuaikan diri pada
suatu habitat tertentu (Haryanti et al., 2009). Adaptasi morfologi berkaitan dengan
bentuk dan struktur tumbuhan yang tampak dari luar dan mudah diamati, sehingga
perbedaan bagian tumbuhan tersebut paling mudah dikenal dan ditemukan
(Asaeda et al., 2005).
Meskipun jeruk keprok varietas Pulau Tengah ditanam pada satu daerah
yang sama tetapi jika lingkungan tempat tumbuhnya berbeda akan mempengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman yang diekspresikan melalui penampilan
fenotipenya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Irwan dan Purbayanti (2008)
bahwa meskipun suatu kultivar berasal dari daerah yang sama namun bila
lingkungan tempat tumbuhnya berbeda akan mempengaruhi diversitas genetik dan
juga genotipe yang berasal dari daerah yang sama tidak selalu berada dalam
kelompok yang sama.
Faktor lingkungan yang diyakini dapat mempengaruhi terjadinya
perbedaan morfologi tanaman yaitu: iklim, suhu, kelembapan dan curah hujan.
53

Muryati (2007), menyatakan pada komoditas buah-buahan, peningkatan suhu


dapat meningkatkan aktivitas vektor Diaporina citri yang menyebabkan penyakit
citrus vein phloem degeneration (CVPD) pada jeruk. Sementara itu, peningkatan
curah hujan meningkatkan serangan Citrifiestastis sagitiferella (hama penggerek
buah) pada jeruk.
Tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang dapat beradaptasi pada
perubahan lingkungan memungkinkan karakter asli tanaman akan hilang karena
tanaman menyesuaikan perubahan lingkungan yang terjadi. Tanaman jeruk
keprok varietas Pulau Tengah yang tidak cocok terhadap lingkungan yang baru
memungkinkan tanaman akan susut atau punah. Berdasarkan hal ini dapat
dikatakan bahwa untuk bertahan hidup menjaga kelestarian tanaman jeruk keprok
varietas Pulau Tengah di alam, maka tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah
mengikuti perubahan sesuai dengan sifat alam sekelilingnya.
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan


berupa :
1. Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling Danau, Kabupaten Kerinci masih
ditemukan 102 aksesi jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang tersebar di 6
desa, yaitu pada Desa Telago sebanyak 60 aksesi, Desa Limok Manaih
sebanyak 19 aksesi, Desa Pulau Tengah sebanyak 10 aksesi, Desa Koto Tuo
sebanyak 2 aksesi, Desa Jembatan Merah sebanyak 5 aksesi, dan Desa Dusun
Baru sebanyak 6 aksesi.
2. Karakteristik morfologi dalam populasi tanaman jeruk keprok varietas Pulau
Tengah memiliki variasi pada setiap karakternya dan tetap mencirikan karakter
morfologi dari tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah.
3. Perbedaan karakter pada tanaman jeruk keprok varieas Pulau Tengah terjadi
pada beberapa karakter yaitu tepi daun, bentuk pangkal buah, dan tingkat
kemanisan buah. Perbedaan karakter pada tanaman jeruk keprok varietas Pulau
Tengah merupakan bentuk variasi dari karakteristik tanaman dan bentuk
adaptasi dari perubahan lingkungan tempat tumbuh tanaman.

B. Saran
Berdasakan kesimpulan yang didapatkan, disarankan untuk melakukan
penyelamatan tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah agar tidak mengalami
kepunahan. Perbanyakan pada tanaman dalam rangka penyelamatan varietas
unggul lokal dari kepunahan dapat dilakukan secara konservasi in vitro maupun
in vivo agar didapatkannya individu tanaman yang seragam dan bermutu baik.
Perbaikan pada tanaman berupa budidaya dan menjaga lingkungan tempat tumbuh
tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah yang sudah ada juga perlu dilakukan
untuk mempertahankan tanaman serta untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas
produksi dari tanaman tersebut.
DAFTAR PUSTAKA

Agus, R. (2014). Penuntun Praktikum Genetika. Makassar. Universitas


Hasanuddin.
Anindiyawati, Y. (2011). Pengaruh Perlakuan Masa Penyimpanan dan Bahan
Pembungkus Entres Terhadap Pertumbuhan Awal Bibit Jeruk (Citrus sp.)
Secara Okulasi. Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Asaeda, T., Fujino, T., & Manatunge, J. (2005). Morphological adaptations of
emergent plants to water flow: a case study with Typha angustifolia ,
Zizania latifolia and Phragmites australis. Freshwater Biology, 50(12),
1991–2001.

Astuti, S. (2015). Tabloid Sinar Tani. http://www.tabloidsinartani.com [Diakses


pada: 16 Maret 2022].
Badan Pusat Statistik (BPS). (2021). Kabupaten Kerinci Dalam Angka.
Kabupaten Kerinci.
Berthaud, J. (1997). Strategies for Conservation of Genetic Resources in Relation
with Their Utilization. Euphytica, 96:1-12.
Cahyarini, RD., Yunus A, dan Purwanto E. (2004). Identifikasi Keragaman
Genetik Beberapa Varietas Lokal Kedelai di Jawa Berdasarkan Analisis
Isozim. Jurnal Agrosains 6: 79-83
Davis, P.H., V.H. Heywood.. (1973). Principles of Taxonomy. Robert E. Krieger
Publishing Company. New York
Dedi (2020). Jeruk Keprok Pulau Tengah Kerinci Semakin Langka.
https://metrojambi.com/read/2020/11/24/59276/jeruk-keprok-pulau-
tengah-kerinci-semakin-langka [diakses : 16 Maret 2022]

Direktorat Jendral Hortikultura. (2013). Pedoman Penyusunan Deskripi Varietas


Hortikultura. Kementrian Pertanian. Nomor: 700/Kpts/OT.320/D/12/2011
Dinas Pekerjaan Umum (2016). Dokumen RPI2JM Kabupaten Kerinci: Profil
Kabupaten Kerinci. Kabupaten Kerinci
Endarto, O., & Martini, E. (2016). Pedoman Budidaya Jeruk Sehat. World
Agroforestry Centre (ICRAF), Bogor, 94-95.
Fauza, H, I., Ferita, NE. Putri, N. Nelly, B. Rusman. (2015). Studi Awal Fenotipik
Plasma Nutfah Jengkol (Pithecollobium jiringa) di Padang, Sumatera Barat.
Pros Sem Nas Masy Biodiv Indonesia 1(1): 23-30.
Fetra, R, Erfit, & Zamzami. (2021). Analisis Produk Tanaman Pangan dan
Hortikultura serta Strategi Pengembangannya di Kabupaten Kerici. Jurnal
Paradigma Ekonomika, ISSN: 2085-1960.
56

Gattuso, G. B. (2007). Flavonoid Composition of Citrus Juices. Molecules, 12(8),


1641-1673.
Hadiatmi, T. S. (2000). Eksplorasi Plasma Nutfah Tanaman Pangan. Laporan
Hasil Penelitian. 7 halaman.
Harjadi, S. S. (1998). Dasar - Dasar Agronomi. Jakarta: Gramedia.
Haryanti S, Hastuti BR, Hastuti ED, & Nurchayati Y. (2009). Adaptasi Morfologi
Fisologi dan Anatomi Eceng Gondok Tercemar. Jurusan Biologi FMIPA
UNDIP.

IPGRI. (2000). Deskriptor untuk Jeruk. Institut Sumber Daya Genetik Tanaman
Internasional, Roma, Italia.
Jasim, A. (2012). Phytochemical Study of Some Flavonoids Present in The Fruit
Peels of Citrus Reticulata Grown in Iraq. Kerbala Journal of
Pharmaceutical Sciences.
Kumparan. (2021). Pengertian dan Proses Snowball Sampling dalan Penelitian.
https://kumparan.com/berita-hari-ini/pengertian-dan-proses-snowball-
sampling-dalam-penelitian-1x80chs1ERg/full. [diakses: 7 April 2022]
Kusumo, S. M. (2002). Pedoman Pembentukan Komisi Daerah Plasma Nutfah.
Bogor: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Komisi Nasional
Plasma Nutfah.
Manthey, J. A., & Grohmann, K. (2001). Phenols in citrus peel byproducts.
Concentrations if hydroxycinnamates and polymethoxylated flavones in
citrus peel molasses. Journal of Agricultural and Food Chemistry, 49(7),
3268-373.
Muryati (2007). Pengaruh umur buah dan faktor iklim terhadap serangan
penggerek buah Jeruk Citrifiestis sagitiferella: Mr. (Lepidoptera:
Pyralidae). Jurnal Hortikultura 17(2): 188–195.

Naim, m., & W. Hisani. (2018). Identifikasi dan Karakterisasi Jenis Juwet
(Syzygium cumini) pada Berbagai Daerah di Sulawesi Selatan. Jurnal
Perbal Fakultas Pertanian Universitas Cokroaminoto, 76-88.
Okwu, D., & Emenike, I. (2006). Evaluation of The Phytonutrients and Vitamins
Content of Citrus Fruits. International Journal of Molecular Medicine and
Advances Sciences, 1-6.
Pratiwi, Y. (2021). Pengembangan Majalah Karakterisasi Morfologi Tanaman
Jeruk Keprok Terigas (Citrus reticulata blanco) di Wisata Petik Jeruk
Mekarsari Kabupaten Blitar. Jurusan Tadrid Biologi IAIN Tulungagung.
Tulungagung.
57

Putri, N.E; A. Kusumawati; E. Swasti; N.O. Azhar. (2017). Eksplorasi dan


Karakterisasi Buah - Buahan Lokal Sumatera Barat yang Terancam Punah.
PROS SEMNAS Maasy Biodiv Indonesia, 3(10) 117-126.
Rincon AM, V. A. (2005). Chemical composition and bioactive compounds of
flour of orange (Citrus sinesis), tangarine (Citrus reticulata) and grapefruit
(Citrus paradisi) peels cultivated in Venezuela. Arch Latinoam Nutr,
55(3):305-310.
Silitonga, T. (2004). Pengelolaan dan Pemanfaatan Plasma Nutfah Padi di
Indonesia. Bul. Plasma Nutfah, 10(2):56-71.
Siregar, S. D. (2019). Teknologi Budidaya Jeruk Keprok.
http://cybex.pertanian.go.id/mobile/artikel/86440/Teknologi-Budidaya-
Jeruk-Keprok/. [diakses: 5 April 2023]

SK Menteri Pertanian. (2002). Deskripsi tanaman jeruk keprok varietas Pulau


Tengah. Kementrian Pertanian. Nomor: 240/Kpts/TP.420/4//2002
Soelarso, B. (1996). Budidaya Jeruk Bebas Penyakit. Yogyakarta. Kanisius.
Sukartini. (2007). Pengelompokkan Aksesi Pisang Menggunakan Karakter
Morfologi IPGRI. J Hortikultura 17 (1): 26-33
Sumarno, & N. Zuraida. (2008). Pengelolaan Plasma Nutfah Tanaman
Terintegrasi dengan Program Pemuliaan. Jurnal Buletin Plasma Nutfah,
Vol. 14 No. 2.
Sunarjono, H. (2006). Berkebun 21 Jeis Tanaman Buah. Niaga Swadaya.
Swasti. (2007). Pengantar Pemuliaan Tanaman. Diktat. Fakultas Pertanian
Universitas Andalas. Padang.

Syukur., M. Sujiprihati, & Yunianti. (2012). Teknik Pemuliaan Tanaman. Jakarta:


Penebar Swadaya.
Tedianto. (2012). Karakterisasi Labu Kuning (Cucurbita moschata) Berdasarkan
Penanda Morfologi dan Kandungan Protein, Karbohidrat, Lemak Pada
Berbagai Ketinggian Tempat. Surakarta. Universitas Sebelas Maret. Hal :
56-63.
Tobing, Bayu dan Siregar. (2013). Identifikasi Karakter MorfologiDalam
Penyusunan Deskripsi Jeruk Siam (Citrus Nobilis) Dibeberapa Daerah
Kabupaten Karo. Jurnal Online Agroteknologi 2(1): 72-85.
Trustinah. (1997). Pewarisan Beberapa Sifat Kualitatif da Kuantitatif pada
Kacang Tunggak (Vigna unguiculata (1) walls). Penelitian Pertanian
Tanaman Pangan, 15(2): 48-53.
Yuliandari, I. T. (2016). Perencanaan Lanskap Untuk Pelestarian Kawasan Pulau
Tengah Kecamaan Keliling Danau Kabupaten Kerinci Dengan Pendekatan
Biregion. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal kegiatan peneliian dari bulan April 2022 sampai bulan September 2022

April Mei Juni Juli Agustus September


No. Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Survei Pendahuluan dan
Eksplorasi Plasma
Nutfah
2. Wawancara dan
pengisian kuisioner
responden
3. Penetapan Sampel dan
Pemasangan Label
4. Karakterisasi Plasma
Nutfah

4. Analisis Data
5. Penulisan
59

Lampiran 2. Peta lokasi penelitian Kawasan Pulau Tengah, Kecamatan Keliling


Danau, Kabupaten Kerinci

Sumber : Yuliandari, 2016


60

Lampiran 3. Panduan pengamatan karakter tanaman serta deskripsi masing-


masing kategori sifat pengamatan karakter morfologi jeruk

No. Karakteristik Deskripsi Notasi Keterangan


1. Tipe Tegak Lurus 1
pertumbuhan Menyebar 2
Terkulai 3

2. Bentuk Bulat 1
batang Bersegi 2
Pipih 3
3. Warna batang Abu - abu 1
Coklat 5
Hitam 9
4. Keadaan Meranting 3
tajuk Sedang 5
Rimbun 7
5. Arah tumbuh Melengkung ke atas 1
cabang Mendatar 2
Melengkung ke 3
bawah

6. Panjang daun ………… cm


7. Lebar daun …………. Cm
8. Warna hijau Terang 3
daun Sedang 5
Gelap 7
9. Bentuk daun Elliptic 1
Ovate 2
Obovate 3
Lanceolate 4
Orbicular 5
Obcordate 6

10. Tepi daun Halus 1


Bergerigi 2
Rata 3
Berombak 4
61

No. Karakteristik Deskripsi Notasi Keterangan


11. Ujung daun Runcing 1
Membelah 2
Tumpul 3
Membulat 4
1 2

3 4

12. Warna bunga Putih 1


Kuning muda 2
Kuning 3
Ungu 4
13. Warna kepala Putih 1
sari Kuning pucat 2
Kuning 3
14. Jumlah <4 per kelopak 1
benang sari 4 per kelopak 2
>4 perkelopak 3
15. Jumlah ………….
mahkota per
bunga
16. Panjang ………….. cm
mahkota
17. Lebar ………….. cm
mahkota
18. Warna kepala ………….
putik
No. Karakteristik Deskripsi Notasi Keterangan
19. Warna …………..
tangkai sari
20. Jumlah ………….
kelopak
21. Warna ………….
kelopak
22. Jumlah bunga …………..
pertandan
23. Bentuk buah Spheroid 1
Ellipsoid 2
Pyriform 3
Oblique 4
Obloid 5
Ovoid 6
62

No. Karakteristik Deskripsi Notasi Keterangan


24. Bentuk Berleher 1
pangkal buah Cembung 2
Datar 3
Cekung 4
Cekung berkerah 5
Berkerah dengan 6
leher
25. Bentuk ujung Meruncing 1
buah Tumpul 2
Bulat 3
Datar 4
Tertekan 5
26. Berat buah ……….. gram
27. Warna Kulit Hijau 1
buah Hijau kuning 2
Kuning muda 3
Kuning 4
Kuning tua 5
Jingga muda 6
Jingga 7
Jingga tua 8
Merah muda-kuning 9
Merah muda-jingga 10
Merah 11
Merah-jingga 12
28. Warna albedo Kehijauan 1
Putih 2
Kuning 3
Merah muda 4
Jingga 5
kemerahan 6
29. Tebal kulit ………. mm
buah
30. Warna daging Putih 1
buah Hijau 2
Kuning 3
Jingga 4
Merah muda 5
Merah terang 6
Jingga-merah 7
Merah 8
Ungu 9
31. Tingkat ………….. °brix
kemanisan
buah
63

No. Karakteristik Deskripsi Notasi Keterangan


32. Tekstur Halus 1
daging buah Kasar 2
Bintil tumpul 3
Berbintik 4
Bergelombang 5
Beralur 6
33. Aroma buah Lembut 1
Sedang 2
Keras 3
Merangsang 4
34. Jumlah septa <5 1
buah 5-9 2
10-14 3
15-18 4
>18 5
35. Panjang buah ……….. cm
36. Diameter ……….. cm
buah
37. Jumlah biji Tidak ada 0
per buah 1-4 1
5-9 2
10-19 3
20-50 4
>50 5
38. Bentuk biji Fusiform 1
Clavate 2
Cuneiform 3
Ovoid 4
Semi-deltoid 5
Spheroid 6
Semi-spheroid 7

39. Permukaan Halus 1


biji Keriput 2
berambut 3
40. Warna biji Putih 1
Krem 2
Kekuningan 3
Hijau 4
Coklat 5
64

Lampiran 4. Deskripsi tanaman jeruk keprok varietas Pulau Tengah menurut SK


Menteri Pertanian Nomor : 240/Kpts/TP.420/4//2002

Kp. Pulau Tengah, Desa Telago, Kecamatan Keliling


Asal tanaman
Danau, Kabupaten Kerinci, Propinsi Jambi

Umur tanaman 35 tahun (pohon induk)

Sumber benih Cangkokan

Diameter batang 30,0 – 50,0 cm pada umur 8 tahun

Bentuk batang bulat gilig

Tinggi tanaman 6,0 – 9,0 meter

Bentuk tanaman kerucut, lebar tajuk 2 – 3 meter

Bentuk percabangan perdu menjorong ke atas, dengan warna kecoklatan

bulat telur (ovate), tipe menekuk ke atas dengan tepi


Bentuk daun bergerigi, ujung daun membelah dan pangkal daun
tumpul

Ukuran daun panjang 7,0 – 8,0 cm dan lebar 4,5 – 5,5 cm

bagian atas hijau tua dengan permukaan halus


Warna daun
mengkilap, dan bagian bawah hijau

Panjang tangkai daun 1,0 – 1,5 cm

putih, mahkota putih, kepala putik kuning,


Warna bunga benangsari putih dengan jumlah 9 – 15 helai, kepala
sari kuning, tangkai sari putih

Jumlah bunga per tandan 2 kuntum

hijau dengan jumlah 5 lembar dan jumlah mahkota 5


Warna kelopak bunga
lembar

Umur mulai berbuah 5 – 6 tahun (hasil awal 10 – 12 kg)

Bentuk buah bulat, bagian bawah cekung, bagian atas agak datar

Warna kulit buah masak Orange


65

Ukuran buah tinggi 5,5 – 7,5 cm dengan diameter 6,0 – 7,8 cm

Jumlah septa 9 – 12 septa/juring/buah dengan 0 – 2 biji per septa

15 – 25 biji, bijinya kadang kempes dan dalam satu


Jumlah biji per buah
juring ada yang tanpa biji

Warna buah matang hijau sampai orange

Warna daging buah orange tua

Kulit buah tebal 4,0 – 6,0 mm, berpori dan tidak rata

Rasa daging buah manis dengan tekstur halus

Aroma buah agak harum

Tekstur daging buah Halus

kadar air 81,24 %, kadar gula 29,00 %, asam sitrat


Kandungan buah
0,42 %

Penampilan buah agak menarik

Berat per buah 170 – 260 gram


66

Lampiran 5. Kuisioer pertanyaan kepadda masyarakat di lokasi pengamatan jeruk


keprok varietas Pulau Tengah di Kabupaten Kerinci

A. Lokasi

RT/RW :
Kelurahan :
Kecamatan :

B. Identitas Responden

Nama :
Umur :
Alamat :
Pekerjaan :
Alasan Menanam :

C. Tanaman
1. Apakah masyarakat mengetahui tanaman jeruk keprok varietas pulau tengah?
a. Ya
b. Tidak
2. Apakah masyarakat memiliki kebun jeruk?
a. Ada, Varietas apa?
b. Tidak Ada
3. Berapa lama masyarakat sudah memiliki kebun jeruk? Dari tahun berapa?
4. Rata – rata umur tanaman yang dimiliki?
5. Ketinggian kebun jeruk yang dimiliki masyarakat?
6. Asal tanaman:
a. Liar
b. Budidaya (Dari mana bibit jeruk keprok varietas pulau tengah pertama
kali didapatkan?, bibit dari biji, cangkok, sambung, mata tunas, dll)
7. Jumlah pohon yang dimiliki?
8. Apakah dilakukan pemeliharaan pada tanaman jeruk keprok varietas pulau
tengah?
a. Ya
b. Tidak, kenapa?
9. Panen
a. Waktu panen?
67

b. Bagaimana cara panen yang dilakukan?


c. Apa yang dilakukan terhadap hasil setelah panen?
d. Rata – rata produksi dalam satu kali panen?
10. Tujuan penanaman
a. Konsumsi
b. Dijual
11. Hambatan yang ditemukan?
12. Pernahkah tanaman mati mendadak? Jika pernah, kenapa?
13. Berapa kali musim buah dalam setahun?
14. Bagaimana pendapat masyarakat tentang perbedaan tanaman jeruk varietas
pulau tengah dulu dengan sekarang dari segi kesehatan tanaman, produksi,
ukuran, mutu, rasa, dan harga serta minat pembeli?
15. Apakah masyarakat ingin mengembangkan tanaman jeruk varietas pulau
tengah atau ingin beralih ke komoditi lainnya? Kenapa?
16. Apakah masyarakat pernah mendapat kunjungan dan arahan atau penyuluhan
dari pemerintah/dinas/penyuluh?
17. Saran dari masyarakat atau masukan untuk usaha jeruk keprok varietas pulau
tengah kedepannya.
18. Harapan masyarakat terhadap kebijakan pemerintah dengan kondisi jeruk
keprok varietas pulau tengah
68

Lampiran 6. Hasil kegiatan eksplorasi tanaman jeruk keprok Varietas Pulau


Tengah

Ketinggian Lintang
Lokasi Aksesi Bujur Timur
(mdpl) Selatan
Desa Telago TLG-1 802.51 101.485157 -2.179277
TLG-2 804.94 101.485069 -2.179252
TLG-3 802.41 101.485044 -2.179249
TLG-4 801.23 101.484904 -2.179169
TLG-5 802.92 101.484962 -2.179237
TLG-6 807.75 101.485225 -2.179349
TLG-7 803.1 101.485231 -2.179173
TLG-8 802.73 101.485344 -2.179988
TLG-9 806.74 101.484832 -2.179511
TLG-10 811.45 101.484963 -2.179914
TLG-11 810.95 101.484992 -2.179884
TLG-12 813.11 101.485043 -2.179835
TLG-13 813.21 101.485045 -2.179828
TLG-14 813.83 101.485086 -2.179851
TLG-15 811.43 101.485045 -2.179732
TLG-16 808.93 101.484954 -2.179665
TLG-17 807.08 101.484815 -2.179767
TLG-18 803.68 101.482860 -2.178660
TLG-19 802.87 101.482927 -2.178732
TLG-20 803.16 101.482927 -2.178731
TLG-21 804.05 101.482917 -2.178755
TLG-22 803.87 101.482910 -2.178744
TLG-23 803.91 101.482907 -2.178747
TLG-24 802.93 101.479094 -2.177398
TLG-25 801.15 101.479209 -2.177399
TLG-26 801.87 101.479165 -2.177448
TLG-27 804.18 101.479076 -2.177486
TLG-28 804.02 101.479066 -2.177509
TLG-29 800.82 101.479033 -2.177525
TLG-30 804.85 101.474561 -2.178660
TLG-31 800.91 101.474442 -2.178654
TLG-32 802.75 101.474371 -2.178692
TLG-33 803.93 101.474325 -2.178585
TLG-34 804.93 101.474929 -2.178706
TLG-35 806.07 101.474916 -2.178715
TLG-36 806.06 101.474886 -2.178732
TLG-37 803.88 101.474859 -2.178739
TLG-38 804.58 101.474562 -2.178756
TLG-39 804.76 101.474420 -2.178703
TLG-40 805.93 101.474413 -2.178707
TLG-41 802.72 101.475740 -2.177715
TLG-42 799.02 101.486195 -2.179258
TLG-43 800.57 101.486192 -2.179338
69

Ketinggian Lintang
Lokasi Aksesi Bujur Timur
(mdpl) Selatan
TLG-44 803.8 101.486160 -2.179440
TLG-45 803.7 101.486151 -2.179399
TLG-46 803.07 101.486151 -2.179399
TLG-47 802.64 101.486121 -2.179447
TLG-48 805.66 101.486124 -2.179540
TLG-49 800.37 101.486107 -2.179543
TLG-50 799.05 101.486074 -2.179581
TLG-51 800.31 101.486068 -2.179630
TLG-52 804.08 101.486040 -2.179681
TLG-53 804.22 101.486042 -2.179746
TLG-54 803.17 101.486056 -2.179778
TLG-55 804.45 101.486048 -2.179797
TLG-56 803.06 101.485902 -2.179606
TLG-57 803.84 101.485896 -2.179597
TLG-58 791.93 101.486386 -2.179061
TLG-59 801.95 101.485912 -2.179554
TLG-60 802.04 101.485933 -2.179539
Desa Limok LMM-1 788.67 101.466621 -2.171560
Manaih LMM-2 788.69 101.466579 -2.171498
LMM-3 791.88 101.466717 -2.171777
LMM-4 786.59 101.466833 -2.172054
LMM-5 783.07 101.466764 -2.171883
LMM-6 783.43 101.466588 -2.171864
LMM-7 786.07 101.466565 -2.171853
LMM-8 787.4 101.466425 -2.171935
LMM-9 790.16 101.466392 -2.171973
LMM-10 789.32 101.466322 -2.172102
LMM-11 789.59 101.466293 -2.172137
LMM-12 790.81 101.466207 -2.172128
LMM-13 791.03 101.466205 -2.172127
LMM-14 790.56 101.466141 -2.172090
LMM-15 788.53 101.467430 -2.169116
LMM-16 791.78 101.467014 -2.169138
LMM-17 789.13 101.466520 -2.170121
LMM-18 787.35 101.466324 -2.170519
LMM-19 787.14 101.466337 -2.170516
Desa Pulau PLT-1 790.64 101.465584 -2.172082
Tengah PLT-2 794.13 101.465401 -2.172108
PLT-3 793.06 101.465177 -2.172218
PLT-4 792.26 101.465169 -2.172222
PLT-5 788.62 101.465727 -2.172116
PLT-6 787.92 101.465630 -2.172054
PLT-7 791.41 101.465403 -2.172846
PLT-8 794.9 101.465347 -2.171674
PLT-9 789.61 101.465899 -2.170401
PLT-10 789.24 101.465859 -2.170219
70

Ketinggian Lintang
Lokasi Aksesi Bujur Timur
(mdpl) Selatan
Desa Koto KTT-1 792.54 101.465354 -2.171677
Tuo KTT-2 789.34 101.466333 -2.170469
Desa JBM-1 797.12 101.459771 -2.170617
Jembatan JBM-2 788.72 101.467445 -2.169129
Merah JBM-3 797.28 101.459224 -2.171375
JBM-4 800.42 101.459193 -2.171444
JBM-5 802.59 101.459095 -2.171606
Desa Dusun DSB-1 804.64 101.460688 -2.174721
Baru DSB-2 792.53 101.463321 -2.169405
DSB-3 791.73 101.462481 -2.168753
DSB-4 793.41 101.462213 -2.168433
DSB-5 790.96 101.462502 -2.167471
DSB-6 789.66 101.463171 -2.167811
Jumlah Aksesi 102

Anda mungkin juga menyukai