SKRIPSI
Oleh :
Nurfitri
08023182
FAKULTAS FARMASI
YOGYAKARTA
2013
PENGARUH
GARUH PENDIDIKAN DAN SUMBER INFORMASI TERHADAP
KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT BATUK PADA MASYA
MASYARAKAT
DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA YOGYAKARTA
SKRIPSI
Oleh:
Nurfitri
08023182
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
YOGYAKARTA
2013
PENGESAHAN SKRIPSI
Berjudul
PENGARUH PENDIDIKAN DAN SUMBER INFORMASI TERHADAP
KERASIONALAN PENGGUNAAN OBAT BATUK PADA MASYARAKAT
DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA
K YOGYAKARTA
Oleh :
Nurfitri
08023182
Mengetahui
Fakultas Farmasi
Universitas Ahmad Dahlan
Pembimbing, Dekan
Dekan,
Penguji :
1. Muh. Muhlis, S.Si
Si., Apt., Sp.FRS ......................
ii
HALAMAN PERNYATAAN
Nama : Nurfitri
NIM : 08023182
Fakultas : Farmasi
Menyatakan bahwa skripsi ini adalah hasil karya sendiri dan sepanjang
pengetahuan saya tidak berisi materi yang dipublikasikan atau ditulis oleh orang
lain kecuali pada bagian-bagian tertentu yang saya ambil sebagai acuan. Apabila
terbukti pernyataan ini tidak benar, sepenuhnya menjadi tanggung jawab saya.
Yang menyatakan,
Nurfitri
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan, maka apabila kamu telah selesai
(dari suatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan yang lain) dan hanya
“Ya Allah………..kayakanlah aku dengan ilmu pengetahuan, hiasi aku dengan kerahmatan,
Bapak dan Ibuku tersayang, yang selalu menjadi motivator dan sumber
inspirasiku, ungkapan rasa hormat dan baktiku atas segala pengorbanan,
dukungan, nasehat, dan doa yang menjadi semangat untukku agar menjadi
seseorang yang lebih baik.
Kakak-kakakku tersayang (terutama Agus Suwandi, S. AB), terima kasih atas
dukungan dan bimbingannya selama tinggal di jogja. Love U all.
Adikku tersayang (nox’s Titi Sunarti), yang selalu menjadi penyemangat hidupku,
semoga kakakmu ini bisa menjadi tauladan yang baik untukmu.
Keluarga besarku di indramayu, yang tak pernah putus mendo’akanku.
Temen-temenku seperti Siti Fatimah, Tulus Rahayu dan Nilam Cahaya, yang
menemani pada saat penelitian di Umbulharjo.
My Hunny, thank for support and prayer. I Love U!!
iv
Temen-temen kozt 663 E terutama Titik Nurkhotimah, Arek Rani, puji , dan
wahyu terima kasih atas motivasi, bantuan dan kerja samanya selama ini.
Temen-temen Kelas ‘C’ 2008, terima kasih atas pengalaman, kekompakan,
kerjasama, dan kebersamaan kita.
Almamaterku
Terimakasih,, disini saya banyak mendapatkan ilmu-ilmu yang bermanfaat yang
belum tentu ku dapatkan di tempat lain.
v
KATA PENGANTAR
vi
7. Pimpinan dan staf Laboratorium Fakultas Farmasi Universitas Ahmad
Dahlan dan Laboratorium Ilmu Alam Fakultas MIPA Universitas Ahmad
Dahlan Yogyakarta, atas bantuannya.
8. Kedua orangtua penulis (Bpk. Carka dan Ibu Talem) atas semua doa,
nasehat, motivasi dan pengorbanan yang diberikan.
9. Teman-teman angkatan 2008 terutama kelas C dan semua pihak yang telah
membantu dan mendukung hingga terselesaikannya skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari
segi penyusunan maupun dari segi penulisan. Oleh karena itu, dengan segala
kerendahan hati penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan
ilmu pengetahuan. Amin yaa Robbal ‘alamin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Nurfitri
vii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
HALAMAN PERNYATAAN....................................................................... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN................................................................. iv
KATA PENGANTAR.................................................................................... vi
DAFTAR ISI................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................... xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xiii
INTISARI ...................................................................................................... xiv
ABSTRACT ..................................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 3
C. Tujuan Penelitian ................................................................................. 4
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................ 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka...................................................................................... 5
1. Letak Geografis ............................................................................ 5
2. Perilaku Kesehatan ....................................................................... 6
3. Perilaku Sakit ............................................................................... 7
4. Patofisiologi Batuk ........................................................................ 8
5. Penggolongan Obat ................................................................... .... 11
6. Pengobatan Batuk .......................................................................... 14
viii
7. Manifestasi Batuk .......................................................................... 20
8. Informasi Obat ............................................................................ .. 21
9. Pengobatan Sendiri ........................................................................ 21
10. Penggunaan Obat yang Rasional ................................................... 23
B. Penelitian yang Relevan....................................................................... 24
ix
D. Analisis Bivarian ................................................................................. 51
E. Analisis Faktor yang paling Berhubungan .......................................... 56
A. Kesimpulan .......................................................................................... 58
B. Saran .................................................................................................... 59
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 60
LAMPIRAN .................................................................................................. 62
x
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I. Jumlah Penduduk Kota Yogyakarta tiap Kecamatan ............... 5
Tabel III. Nilai r hitung kuesioner dari Uji Validitas dan Reliabilitas ..... 42
Tabel VII. Distribusi Kerasionalan Penggunaan Obat Batuk Per- Kriteria Pada
Yogyakarta.............................................................................. . 51
xi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1. Skema Pengambilan Sampel .......................................... ......... . 31
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ................................................................ 62
xiii
INTISARI
xiv
ABSTRACT
xv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
lebih baik dan profesional. Hal ini yang telah diantisipasi oleh pemerintah yang
Batuk dapat disebabkan karena dua hal, yaitu penyakit infeksi dan alergi.
Batuk karena penyakit infeksi dapat berupa bakteri atau virus, Misalnya :
alergi misalnya : debu, asma, asap, cairan dan makanan yang merangsang
prevalensinya dijumpai sekitar 15 % pada anak-anak dan 20% pada orang dewasa.
Batuk yang berlebihan akan terasa sangat mengganggu seperti : perasaan tidak
kualitas hidup. Maka, batuk perlu disembuhkan salah satunya yaitu dengan obat.
Obat akan bermanfaat bila digunakan secara tepat. Oleh karena itu, diperlukan
yang benar tentang penyakit. Obat yang digunakan harus tepat dosis, tepat
1
2
(Sastramihardja,1997).
Salah satu kebiasaan manusia yang diwarisi dari nenek moyang adalah
melakukan pengobatan sendiri jika sakit. Hal tersebut dikarenakan biaya rumah
sakit dan dokter yang kian mahal mengakibatkan masyarakat lebih memilih
tradisional atau jamu, dan obat-obat yang dijual bebas baik dari golongan obat
bebas maupun dari golongan obat bebas terbatas dengan berbagai merek dagang
(Sartono,1996). Preferensi konsumen dalam memilih obat batuk yang dijual bebas
juga sangat dipengaruhi informasi yang diterima. Informasi mengenai obat kepada
konsumen dapat diperoleh dari berbagai sumber baik dari tenaga kesehatan
(dokter, apoteker, perawat, bidan, dan tenaga kesehatan lain) maupun non tenaga
relatif tinggi pula. Kondisi lingkungan pun turut berpengaruh pada tingkat
pengetahuan seseorang dengan tingkat pendidikan yang sama dengan orang lain
pemilihan obat batuk. Dimana, faktor pengetahuan merupakan faktor yang paling
mempunyai latar belakang yang berbeda dalam pemilihan obat. Masyarakat yang
lainnya.
Kota Yogyakarta.
B. Rumusan Masalah
dominan?
C. Tujuan Penelitian
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi masyarakat
TINJAUAN PUSTAKA
a. Kajian Pustaka
1. Letak Geografis
terletak di sisi timur wilayah Kota Yogyakarta. Batas wilayahnya, di sebelah utara
5
6
lainnya dan memiliki luas wilayah yang lebih besar dibanding Kecamatan lainnya
2. Perilaku Kesehatan
pada dasarnya menyangkut dua aspek utama. Yang pertama adalah aspek fisik,
kedua ialah aspek non fisik yang menyangkut perilaku kesehatan. Faktor perilaku
ini mempunyai pengaruh yang besar terhadap status kesehatan individu atau
terhadap rangsangan (stimulus) yang berasal dari luar maupun dari dalam dirinya.
Respon perilaku manusia berbentuk dua macam yaitu respon bentuk pasif ( tanpa
stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
stimulus atau situasi tertentu. Tindakan individu ini merupakan tindakan yang
rasional, yaitu mencapai tujuan atau sasaran dengan sarana-sarana yang paling
3. Perilaku sakit
Perilaku sakit adalah segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan oleh
atau individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku sehat
adalah hal–hal yang berkaitan dengan tindakan atau kegiatan seseorang dalam
1997).
Pada tahap ini individu memutuskan bahwa dirinya dalam keadaan sakit
yang ditandai dengan rasa tidak enak dan keadaan itu dianggap dapat
membahayakan dirinya.
8
Pada tahap ini individu mulai mencari informasi dari kelompok acuannya
dengan pengalamannya atau informasi yang diperoleh dari orang lain tentang
Pada tahap ini individu memutuskan bahwa dirinya sebagai orang yang
Pada tahap ini si sakit memutuskan untuk melepaskan diri dari peranan
sebagai orang sakit. Dalam hal ini individu akan berusaha memulihkan fungsi
4. Patofisiologi Batuk
asing dari saluran pernafasan. Batuk juga melindungi paru dari masuknya benda
asing dari saluran cerna atau saluran nafas bagian atas, yaitu mulai dari
1996).
9
yang sangat penting. Batuk merupakan kelanjutan dari stimulasi zat kimia atau
mekanik yang bersifat iritan yang masuk pada saluran pernafasan. Stimulasi iritan
mekanik dan kimia ini dapat berupa material asing, gas iritan, atau adanya
b. Alergi
sengaja kedalam saluran pernafasan, misalnya : debu, asap, asma, cairan dan
Batuk pada perokok berat, sulit diatasi hanya dengan obat batuk
simtomatik, batuk pada keadaan sakit disebabkan adanya kelainan terutama pada
ditempat lain misalnya pada otak. Batuk akibat flu (infeksi virus) biasanya
a. Batuk berdahak yaitu batuk yang terjadi karena adanya dahak pada
tenggorokan. Batuk berdahak lebih sering terjadi pada saluran nafas yang peka
b. Batuk tidak berdahak (batuk kering) yaitu batuk yang terjadi apabila tidak ada
sekresi saluran nafas, iritasi pada tenggorokan, sehingga timbul rasa sakit.
dengan cara sebagai berikut : sering minum air putih untuk membantu
mengencerkan dahak dan mengurangi iritasi atau rasa gatal, hindari paparan debu,
minuman atau makanan yang merangsang tenggorokan, dan udara malam yang
dingin.
b. Terapi Obat
Bila keadaan batuk belum dapat teratasi dengan cara-cara tersebut di atas,
( Anonim, 1996)
11
5. Penggolongan Obat
Obat merupakan semua zat baik kimiawi, hewani, maupun nabati yang
yang menderita akibat keracunan obat. Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
obat dapat bersifat sebagai obat dan dapat juga bersifat sebagai racun. Obat itu
bersifat sebagai obat apabila tepat digunakan dalam pengobatan suatu penyakit
dengan dosis dan waktu yang tepat. Jadi, apabila terdapat kesalahan dalam
keracunan. Dan apabila dosisnya kecil maka kita tidak akan memperoleh efek
tidak menimbulkan suatu fungsi baru dari sel. Untuk menghasilkan efek terapi,
obat harus mencapai tempat aksinya dalam kadar yang cukup agar dapat
1. Obat Bebas
Obat bebas adalah obat yang dijual bebas di pasaran dan dapat dibeli
tanpa resep dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas adalah
Contoh : Parasetamol.
12
Obat bebas terbatas adalah obat yang sebenarnya termasuk obat keras
tetapi masih dapat dijual atau dibeli bebas tanpa resep dokter, dan disertai dengan
tanda peringatan. Tanda khusus pada kemasan dan etiket obat bebas terbatas
Contoh : CTM
Pada kemasan obat bebas terbatas biasanya tertera peringatan yang bertanda kotak
kecil berdasar warna gelap atau kotak putih bergaris tepi hitam, dengan tulisan
sebagai berikut :
P.No. 2: Awas! Obat keras. Hanya untuk bagian luar dari badan.
harus diketahui sifat dan cara pemakaiannya agar penggunaannya tepat dan aman.
Informasi tersebut dapat diperoleh dari etiket atau brosur pada kemasan obat
3. Obat Keras
Obat keras adalah obat yang hanya dapat dibeli di apotek dengan resep
dokter. Tanda khusus pada kemasan dan etiket adalah huruf K dalam lingkaran
Obat wajib apotek (OWA) adalah obat keras yang dapat diserahkan tanpa
dan batasan tiap jenis obat perpasien yang disebut dalam obat wajib apotek yang
bersangkutan, memenuhi catatan pasien serta obat yang telah diserahkan dan
5. Obat Narkotika
Obat narkotika adalah obat yang berasal dari tanaman atau bukan
tanaman baik sintetis maupun semi sintetis yang dapat menyebabkan penurunan
rasa nyeri dan menimbulkan ketergantungan (UU RI No. 35 Tahun 2009 Tentang
Narkotika).
6. Obat psikotropika
Obat psikotropika adalah obat keras baik alamiah maupun sintetis bukan
narkotik, yang berkhasiat psikoaktif melalui pengaruh selektif pada susunan saraf
pusat yang menyebabkan perubahan khas pada aktivitas mental dan perilaku (UU
6. Pengobatan Batuk
diberikan terapi simtomatis guna meniadakan atau meringankan gejala batuk, dan
haruslah diadakan perbedaan antara batuk produktif dan batuk non produktif (Tjay
1. Batuk produktif
fungsi mengeluarkan zat-zat asing (kuman, debu, dan sebagainya) dan dahak dari
batang tenggorokan sehingga pada dasarnya jenis batuk tidak boleh ditekan.
sebagai berikut :
a. Inhalasi
Cara ini efektif dan murah, terutama pada batuk “dalam”, yakni bila
dengan menghirup uap menthol atau minyak atsiri dengan catatan tidak boleh
diberikan pada anak dibawah usia 2 tahun karena dapat memungkinkan terjadinya
b. Emolliensia
agar tidak kering, melunakkan selaput lendir yang teriritasi. Untuk tujuan ini,
banyak digunakan sirop (thymi dan altheae), zat-zat lendir (infus carrageen), dan
gula-gula seperti : drop (akar manis), permen, pastiles isap, dan sebagainya.
c. Ekspektoransia
Kata ekspektoransia berasal dari bahasa latin yaitu ex yang berarti keluar
d. Mukolitika
Kata mukolitika berasal dari bahasa latin yaitu mucus yang berarti lendir
dan lysis yang berarti larut. Mukolitika berkhasiat untuk mengurangi kekentalan
Batuk yang bersifat kering tanpa adanya dahak, misalnya pada batuk
rejan atau juga karena pengeluarannya memang tidak mungkin, seperti pada
tumor. Batuk seperti ini tidak ada manfaatnya, maka haruslah dihentikan. Untuk
tujuan ini, tersedia obat-obat yang dapat menekan rangsangan batuk seperti :
16
Zat- zat pereda dengan kerja sentral bekerja efektif, tetapi dapat
b. Antihistaminika
d-klorfeniramin.
c. Anastetik lokal
Sesuai dengan jenis batuk, maka obat batuk dapat dibagi menjadi 2
Banyak obat batuk dipasaran beredar dalam bentuk kombinasi yang tidak lebih
Adapun obat batuk yang tergolong obat bebas terbatas antara lain :
1. Gliseril guaiakolat
Hal- hal yang perlu diperhatikan : Anak dibawah usia 2 tahun dan wanita hamil
Efek yang tidak diinginkan : Pusing, sakit kepala, mual muntah, nyeri perut.
17
Aturan pemakaian :
b. Anak- anak :
2. Bromheksin
Hal yang perlu diperhatikan : Hati- hati penggunaan pada penderita tukak
Efek yang tidak diinginkan : dapat terjadi rasa mual, diare, dan kembung yang
ringan.
(Anonim, 1996)
3. Succus Liquiritiae
Cara kerja obat : succus merupakan sediaan galenik dari radix liquiritiae.
Berwarna hitam coklat, larut dalam air. Succus liquiritiae mempunyai efek
komponen obat batuk hitam serta sebagai bahan untuk memperbaiki rasa.
Efek samping : pada dosis lebih tinggi dari 3 g sehari berupa nyeri kepala,
4. Amonium Klorida
saluran cerna dan merupakan salah satu komponen obat batuk hitam.
a. Tidak dianjurkan digunakan pada penderita penyakit hati, ginjal dan jantung
Sedangkan, pada penderita penyakit hati, ginjal dan jantung kronik, dosis 5
Efek yang tidak diinginkan : Mengiritasi mukosa lambung, mual muntah dalam
dosis besar.
Dosis :
6. Dekstrometorfan HBr
Dekstrometorfan HBr adalah obat penekan batuk yang cukup efektif, kecuali
a. Jangan digunakan pada batuk kronik akibat rokok, asma, atau enfisema,
dahak.
pusat.
Efek yang tidak diinginkan : efek samping biasanya ringan dan jarang terjadi,
Aturan pemakaian :
7. Difenhidramin HCl
dahak.
d. Jangan digunakan pada wanita hamil, menyusui, dan anak dibawah usia 6
tahun.
Aturan pemakaian :
a. Dewasa : 12,5 mg
b. Anak – anak : 5 mg
(Anonim, 1996)
7. Manifestasi Batuk
1. Batuk produktif
b. Lebih sering terjadi pada saluran napas yang peka terhadap paparan debu,
b. Tenggorokan terasa kering dan gatal, disebabkan oleh luka, dan pada
c. Batuk kering dapat terjadi karena paparan udara dingin atau setelah terkena
8. Informasi obat
orang yang berhak untuk memberikan informasi merupakan faktor utama dalam
rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang benar dari berbagai sumber baik
dari tenaga kesehatan maupun dari media. Sumber informasi dari tenaga
media cetak, elektronik, brosur maka hal itu akan dapat meningkatkan
9. Pengobatan sendiri
dikonsumsi tanpa pengawasan dari dokter. Upaya pengobatan ini dapat berupa
mengatasi keluhan yang dapat dikenali sendiri antara lain sakit kepala, demam,
gejala-gejala penyakit sederhana yang dapat sembuh sendiri dalam waktu singkat.
Biasanya pengobatan sendiri hanya dilakukan dalam waktu terbatas, lebih kurang
keluhan, biaya pembelian obat relatif murah daripada biaya pelayanan kesehatan,
hemat waktu karena tidak perlu mengunjungi fasilitas atau profesi kesehatan, dan
dapat timbul reaksi obat yang tidak diinginkan, misalnya sensivitas, efek samping
atau resisten penggunaan obat yang salah akibat informasi yang kurang lengkap
dapat digunakan tanpa resep yang meliputi: Obat Bebas (OB), Obat Bebas
Terbatas (OBT) dan Obat Wajib Apotek (Fauzi, 2011). Obat wajib apotek terdiri
dari terapi oral kontrasepsi, obat saluran cerna, obat mulut serta tenggorokan, obat
23
saluran nafas, obat yang mempengaruhi sistem neuromuscular, anti parasit dan
benar tentang penyakit. Kerasionalan penggunaan obat terdiri dari beberapa aspek
Obat yang dipilih harus memiliki efek terapi sesuai dengan penyakit.
24
c. Tepat pasien
d. Tepat dosis
Dosis, jumlah, cara, waktu dan lama pemberian obat harus tepat. Apabila
salah satu dari empat hal tersebut tidak dipenuhi menyebabkan efek terapi tidak
tercapai.
dikunyah dulu baru ditelan. Demikian pula antibiotik tidak boleh dicampur
dengan susu karena akan membentuk ikatan sehingga menjadi tidak dapat
Cangkringan Kabupaten Sleman. Hasil penelitian ini adalah Faktor dominan yang
pendidikan.
25
kecamatan tuntang kabupaten semarang. Hasil penelitian ini adalah ada hubungan
bermakna antara pendidikan dengan ketepatan pemilihan obat batuk (p = 0,000 <
ketepatan pemilihan obat batuk (p = 0,000 < 0,05; Ho ditolak), tidak ada
hubungan bermakna antara jenis kelamin dengan ketepatan pemilihan obat batuk
(p = 0,307 > 0,05; Ho diterima), serta faktor pengetahuan merupakan faktor yang
paling berhubungan dengan ketepatan pemilihan obat batuk ( Odds ratio = 28, 400
dan Chi-square 77,032 paling besar diantara variabel lainnya dan sig = 0,000 <
0,05; Ho ditolak).
C. Kerangka Berfikir
Preferensi masyarakat dalam memilih obat batuk juga sangat dipengaruhi oleh
tentang upaya penggunaan obat tersebut. Sumber informasi mengenai obat dapat
berasal dari tenaga kesehatan dan dari non tenaga kesehatan. Informasi yang tepat
lebih baik mengenai aksi obat, merawat, dan mencegah resiko yang mungkin
ditimbulkan.
Produk obat batuk merupakan suatu produk obat yang banyak digunakan
oleh masyarakat. Selain cara memperolehnya yang mudah, obat ini juga banyak
prevalensinya dijumpai sekitar 15 % pada anak-anak dan 20% pada orang dewasa.
Oleh karena itu, kerasionalan penggunaan obat batuk tentu akan sangat
D. Hipotesis
METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa kuesioner atau
C. Definisi Operasional
1. Batuk adalah batuk kering dan batuk berdahak, yang dialami responden dalam
pendidikan rendah apabila tamat atau tidak tamat SD, SLTP, SMA dan
27
28
3. Sumber informasi adalah informasi yang diperoleh seseorang baik dari tenaga
kesehatan maupun dari non tenaga kesehatan. Sumber informasi dari tenaga
dalam penggunaan obat batuk telah tepat indikasi penyakit dengan obat, tepat
pemilihan obat, tepat pasien, tepat dosis, dan tepat saat pemberian.
b. Tepat indikasi apabila dari jawaban responden sesuai antara penyakit yang
c. Tepat obat apabila obat yang dipilih responden memiliki efek terapi yang
sesuai dengan penyakit yang diderita, seperti batuk berdahak diobati dengan
d. Tepat dosis apabila responden dalam penggunaan obat sesuai dengan dosis
f. Tepat saat pemberian apabila responden sesuai antara pemilihan saat yang
tepat penggunaan obat batuk dengan efek samping yang akan ditimbulkan
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas
a. Pendidikan
apabila tamat atau tidak tamat SD, SLTP, SMA dan pendidikan tinggi apabila
tamat SMA atau PT/ Akademi. Untuk pendidikan rendah diberi skor 1 dan untuk
b. Pendapatan
yaitu pendapatan tinggi jika pendapatan diatas upah minimum Regional (UMR)
tahun 2012 DI Yogyakarta sebesar Rp. 892.660,-/bulan dan dikatakan rendah jika
tinggi diberi skor 2 dan untuk responden yang berpendapatan rendah diberi skor 1.
c. Sumber Informasi
dikatakan sumber informasi yang tepat apabila berasal dari tenaga kesehatan
(dokter, apoteker, perawat, atau tenaga kesehatan lain) dan dikatakan kurang tepat
apabila berasal dari non tenaga kesehatan (media cetak, elektronik, iklan dan lain-
lain). Untuk responden yang mendapat informasi dari non tenaga kesehatan diberi
skor 1 dan untuk responden yang mendapat informasi dari tenaga kesehatan diberi
skor 2.
30
2. Variabel Terikat
dua, yaitu dikatakan rasional jika responden memilih dan menggunakan obat
batuk telah tepat pasien, tepat indikasi penyakit, tepat dosis obat, tepat pemilihan
obat, dan tepat saat pemberian obat. Tidak rasional apabila responden dalam
memilih dan menggunakan obat batuk tidak tepat pasien, tepat indikasi penyakit,
tepat dosis obat, tepat pemilihan obat, dan tepat saat pemberian obat. Responden
yang tidak rasional dalam menggunakan obat batuk diberi skor 1 dan untuk
E. Lokasi Penelitian
dalam metode penelitian, karena akan menentukan berbagai hal yang berkaitan
1. Populasi
yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
terdiri dari beberapa RW. Dimana, dalam penelitian ini sampel diambil dari RW
Kecamatan
Umbulharjo
Kelurahan
RW 12 RW 08 RW 07 RW 13 RW 14 RW 07 RW 06
3. Besaran sampel
n= ( )
Keterangan :
n = Jumlah sampel
N = Populasi
(0,10)
Perhitungan :
n=
( )
n= ( , )
n= = 98,9 99
Jadi, besarnya sampel dari keseluruhan populasi minimal 99, tetapi pada
4. Teknik sampling
terbanyak.
jika jumlah penduduk besar maka jumlah sampel yang di ambil juga akan besar,
begitu pula dengan sebaliknya, jika jumlah penduduk kecil maka jumlah sampel
yang di ambil juga akan kecil. Adapun Penentuan jumlah sampel (responden) tiap
kebetulan, yaitu siapa saja yang bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai
sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui cocok sebagai sumber
5. Kriteria inklusi
tahun; pernah terkena batuk 2 bulan yang lalu; pernah melakukan pengobatan
6. Kriteria eksklusi
dibutuhkan dalam penelitian ini adalah metode angket atau kuesioner. Metode
angket bertujuan untuk mengungkap identitas diri subjek penelitian maupun untuk
Data yang akan diperoleh berupa kuesioner yang terdiri dari beberapa
obat batuk.
antaranya:
a. Pendidikan responden
2. Berdasarkan masalah tersebut diatas serta tujuan yang ingin dicapai dalam
obat batuk
Pada penilitian ini digunakan kuesioner yang terbagi dalam tiga bagian,
bagian pertama kuesioner untuk mengetahui data pribadi responden, bagian kedua
digunakan untuk mengetahui sumber informasi dalam penggunaan obat batuk dan
terhadap penyakit batuk. Adapun pola penskoran dalam kuesioner ini bersifat
favourable (positif) apabila jawaban benar maka diberikan nilai 2 (dua), jika tidak
benar maka diberikan nilai 1 (satu). Kemudian untuk penskoran yang bersifat
diberikan nilai 1 (satu), jika tidak benar maka diberikan nilai 2 (dua). Pada
penskoran yaitu, bila jawaban rasional maka diberikan nilai 2 (dua), jika jawaban
Penyebaran kuesioner
Kecamatan Umbulharjo
Purposive Sampling
Proportional Sampling
Jumlah Responden
Accidental Samplimg
Responden
Analisa Data
penelitian, maka perlu dilakukan uji validitas dan reabilitas. Validitas berasal dari
37
kata validity yang berarti sejauhmana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
Suatu tes atau instrumen pengukur dikatakan valid jika memiliki validitas
yang tinggi dan alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya atau memberikan hasil
suatu instrumen pengukur yang kurang valid berarti memiliki validitas yang
tidaknya alat ukur tersebut mencapai tujuan pengukuran yang dikehendaki dengan
menunjukkan alat ukur itu benar- benar mengukur apa yang di ukur.
keseluruhan melalui rumus korelasi product moment. Bila r hitung lebih kecil dari
r tabel maka pertanyaan tidak valid sehingga pertanyaan tersebut harus diganti, di
( ( )( )
rxy = ( ) } ){ ( ) }
Keterangan :
x = skor butir
y = skor total
Syarat suatu instrumen dapat dikatakan valid jika harga rxy > 0,3
dengan skor total serta korelasi yang baik, menunjukan bahwa item tersebut
mempunyai validitas yang baik pula, bahwa syarat minimum untuk di anggap
reliabilitasnya, dari hasil analisis ini akan di ketahui apakah instrumen ini
rtt=
Dimana :
Koefisien reliabilitas
(Sugiyono, 2005)
K. Chi –Square
Adapun disini dipakai rumus secara langsung yaitu rumus singkat untuk
( )
X2= ( )( )( )( )
Dimana:
A,b,c dan d masing-masing adalah frekuensi dalam tiap-tiap sel dalam tabel 2x2.
Untuk taraf signifikan 10% = 2,71. Maka ketentuannya adalah jika X2hitung > X2tabel
atau itu dikatakan signifikan, Dan sebagai konsekuensinya hipotesa (nihil) akan
ditolak, dan sebaliknya jika X2hitung < X2tabel atau itu dikatakan non signifikan dan
L. Analisis data
variabel
40
dan reliabilitas terhadap item pertanyaan. Uji validitas dan reliabilitas dilakukan
untuk menguji kehandalan alat ukur. Hal ini dimaksudkan agar alat ukur benar-
benar tepat dan cermat dalam melakukan fungsi ukurnya sebelum digunakan.
Reliabilitas berfungsi untuk mengetahui keajegan atau konsistensi alat ukur yang
alat ukur tersebut akan mendapat pengukuran yang tetap konsisten jika
dari responden adalah warga yang berusia 20-60 tahun, pernah mengalami batuk,
untuk jumlah responden 30 adalah 0,463 maka pertanyaan dianggap valid adalah
pertanyaan yang r diatas 0,463. Adapun uji dengan menggunakan teknik analisis
Alpha Cronbach didapat 14 item pertanyaan nilai koefisien reliabilitas yang lebih
besar 0,463 atau dapat dikatakan bahwa semua item pertanyaan adalah valid dan
reliabel untuk dapat digunakan pada penelitian lebih lanjut. Hasil perhitungan
41
42
Tabel III. Nilai r hitung kuesioner dari uji validitas dan reliabilitas
r tabel = 0,463 ( tingkat signifikan = 0,10, N = 30)
Nomor r hitung r tabel Keterangan
1 0,499 0,463 Valid
2 0,497 0,463 Valid
3 0,492 0,463 Valid
4 0,532 0,463 Valid
5 0,518 0,463 Valid
6 0,607 0,463 Valid
7 0,626 0,463 Valid
8 0,588 0,463 Valid
9 0,532 0,463 Valid
10 0,561 0,463 Valid
11 0,539 0,463 Valid
12 0,581 0,463 Valid
13 0,468 0,463 Valid
14 0,534 0,463 Valid
reliabilitas kurang dari 0,6 adalah kurang baik, 0,6-0,8 adalah baik dan diatas 0,8
adalah sangat baik (Sugiyono, 2005). Pada penelitian ini diketahui hasil uji
reliabilitas diperoleh harga r hitung sebesar 0,8. Karena nilai Crobanch-Alpha 0,8.
Hal ini dapat diartikan bahwa kuesioner yang digunakan reliabilitasnya baik.
kemudian diolah. Gambaran karakteristik responden dapat dilihat pada tabel IV.
43
1. Usia
responden yang lainnya. Responden yang berusia antara 20-30 tahun merupakan
usia produktif dikarenakan banyak anggapan bahwa orang yang muda atau usia
44
produktif lebih cenderung persuasi sehingga lebih mudah dalam menerima suatu
2. Jenis Kelamin
tabel IV. Pada penelitian ini jumlah responden dengan jenis kelamin laki-laki
responden perempuan.
3. Pendidikan Responden
dapat dilakukan. Selain itu juga perbedaan tingkat pendidikan dapat menimbulkan
harus diketahui. Pada penelitian ini tingkat pendidikan yang digunakan adalah
pendidikan responden dapat dilihat pada tabel IV. Hasil penelitian menunjukkan
obat batuk.
45
4. Pendapatan Responden
perbedaan dalam pemilihan obat batuk. Selain itu juga berpengaruh terhadap
tingkat pendapatan responden perlu diketahui. Pada tabel IV dapat dilihat bahwa
tinggi mampu membayar rumah sakit atau dokter. Perbandingan tinggi dan
5. Sumber Informasi
Informasi adalah salah satu komponen yang diperlukan dalam penggunaan obat.
Masing-masing pihak yang ada disekitar responden turut berperan sebagai sumber
informasi. Sumber informasi obat tersebut dapat berasal dari tenaga kesehatan
dan non tenaga kesehatan. Sumber informasi obat dapat dilihat pada tabel IV.
Pada penelitian ini responden yang memperoleh informasi dari tenaga kesehatan
obat, jangka waktu pengobatan, aktivitas serta makanan dan minuman yang harus
C. Analisis Univarian
pertanyaan no. 3 bagian III, yaitu pemilihan obat yang rasional saat batuk yang
disebabkan karena alergi. Salah satu gejala batuk yaitu tenggorokan terasa gatal
yang disebabkan karena masuknya benda asing secara tidak sengaja kedalam
saluran pernafasan. Adapun pilihan obat yang tepat untuk mengobati alergi yaitu
yang menggunakan pilihan obat lainnya yang tidak rasional. Sehingga pemilihan
Tepat obat ditunjukkan dari hasil jawaban responden pada pertanyaan no.
4 bagian III. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa merek obat yang biasa
Bodrex Flu dan Batuk, dan bisolvon. Pada penelitian ini jumlah responden yang
tepat dalam pemilihan obat batuk sebanyak 89 orang dengan persentase 83,9%
seperti pemilihan obat Vicks Formula 44 untuk batuk tidak berdahak. Sedangkan
responden yang tidak tepat dalam pemilihan obat batuk sebanyak 16 orang dengan
persentase 15,1% seperti pemilihan OBH untuk batuk tidak berdahak. Jadi, dari
hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden yang memilih obat dengan tepat
lebih banyak dibandingkan responden yang tidak tepat dalam memilih obat. Hal
ini menunjukkan bahwa kesadaran dalam pemilihan obat sudah cukup tinggi di
masyarakat.
bagian III. Untuk mengetahui tepat pasien maka perlu memperhatikan adanya
tepat pasien sebanyak 77 orang (72,6%). Sedangkan responden yang belum tepat
responden dengan riwayat penyakit gangguan lambung atau sakit maag maka
no. 8 bagian III, yaitu penggunaan dosis obat batuk yang rasional. Dosis yang
biasa digunakan responden dari hasil penelitian ini yaitu 3 kali sehari 1 sendok teh
untuk obat Vicks Formula 44, 3 kali sehari 2 sendok teh untuk obat bisolvon dan
Woods antitusif, serta 3 kali sehari 3 sendok teh untuk obat OBH. Dosis tersebut
sudah rasional untuk dosis pasien dewasa yang menderita batuk. Responden yang
obat batuk dengan dosis yang sesuai. Hal tersebut dikarenakan responden
menganggap bahwa minum obat batuk dengan tepat dapat mengurangi atau
rasional dalam penggunaan dosis sebanyak 14 orang (13,2%). Hal ini dikarenakan
dosis yang diberikan terlalu kecil maka tidak akan memperoleh penyembuhan,
sedangkan apabila dosis yang diberikan terlalu besar maka akan menimbulkan
tepat saat pemberian maka penggunaan obat disesuaikan dengan kondisi pasien
orang (55,7%) sedangkan yang belum tepat saat pemberian sebanyak 4 orang
49
(3,8%). Pemilihan saat yang tepat dalam penggunaan obat berkaitan dengan efek
banyaknya responden yang menjawab dengan tepat ke-5 kriteria kerasionalan obat
yaitu tepat indikasi, tepat obat, tepat dosis, tepat pasien, dan tepat saat pemberian.
tabel VII.
2. Pendidikan
responden (13,2%).
3. Pendapatan
responden (17%).
4. Sumber Informasi
batuk pada masyarakat dengan informasi dari tenaga kesehatan (Nakes) sejumlah
51
D. Analisis Bivarian
Pada hasil penelitian dan analisis data dapat diketahui hubungan antara
Dari data hasil uji statistik menggunakan SPSS 16 didapat Odds Ratio
(OR) 5,857 pada Confidence interval (CI) 90% 2,526<OR<13,579 dan Chi-square
dengan signifikansi 0,10, df = 1 adalah 2,71. Dari nilai Chi-Square hitung > Chi-
Square tabel, maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat
dengan tingkat kepercayaan (CI) 90% berarti kerasionalan penggunaan obat batuk
pada masyarakat akan meningkat 5,857 kali lebih besar pada masyarakat dengan
tingkat pendidikan rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan Kristina, dkk (2008) yang menjelaskan bahwa faktor dominan yang
pendidikan.
pemahaman bahwa batuk dibedakan menjadi 2 jenis yaitu batuk berdahak dan
batuk tidak berdahak (batuk kering). Kedua jenis batuk tersebut mempunyai
53
gejala, penyebab dan golongan obat yang berbeda. Untuk batuk berdahak diobati
dengan ekspektoran dan untuk batuk tidak berdahak (batuk kering) diobati dengan
antitusif. Oleh karena itu, dengan tingkat pendidikan tinggi diharapkan responden
dapat menggunakan obat batuk sesuai dengan gejalanya dan dapat memahami
cara kerja obat batuk sehingga dapat rasional dalam penggunaan obat batuk.
Dari hasil statistik didapat Odds Ratio (OR) 3,462 pada Confidence
0,002 (p<0,10).
obat batuk pada masyarakat ( Ho ditolak). Odds Ratio 3,462 dengan tingkat
masyarakat akan meningkat 3,462 kali lebih besar pada masyarakat dengan
tingkat pendapatan rendah. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang
dilakukan oleh Savitri (2007) yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang
ketersediaan dan kelengkapan obat-obat yang dijual diapotek. Banyak sekali obat
batuk hanya tersedia dalam obat patent-nya dibandingkan obat generik, padahal
obat-obat patent harganya cenderung lebih mahal dibandingkan obat generik. Hal
ini menyebabkan penderita batuk dengan tingkat pendapatan rendah tidak dapat
pendapatan tinggi akan leluasa dalam memilih obat paten walaupun harganya
obat
Dari hasil statistik didapat Odds Ratio (OR) 2,826 pada Confidence
0,010 (p<0,10).
meningkat 2,826 kali lebih besar pada masyarakat dengan informasi dari tenaga
dari non tenaga kesehatan (non Nakes). Hasil tersebut menunjukkan bahwa tenaga
penggunaan obat akan dapat menolong masyarakat untuk memahami lebih baik
mengenai aksi obat, merawat, dan mencegah resiko yang mungkin timbul.
penggunaan obat batuk dapat diperoleh dari berbagai sumber baik dari tenaga
kesehatan maupun dari non tenaga kesehatan. Sumber informasi yang diperoleh
benar, jelas dan mudah dimengerti, akurat, tidak bias, etis, bijaksana, dan terkini
informasi yang diperoleh dari non tenaga kesehatan cenderung bersifat bias atau
penggunaan obat batuk secara tidak rasional. Informasi tentang obat yang tidak
rasional dalam penelitian ini terbanyak pada kriteria ketepatan dosis dalam
kesembuhan suatu penyakit. Sebab apabila dosis yang diberikan terlalu kecil maka
terlalu besar maka akan menimbulkan over dosis atau menimbulkan resiko yang
dapat merugikan tubuh. Oleh karena itu, ketersediaan informasi tentang obat dapat
multivariat dari nilai Chi-Square, tingkat signifikansi Odds Ratio seperti tersaji
Tabel IX. Hasil Uji Regresi Logistik Ganda Metode Backward dari Variabel
Pendidikan, Pendapatan, dan Sumber Informasi.
Variabel B Wald p Odds Ratio Cl 90%
Pendidikan 1,688 13,786 0,00 5,407 2,560<OR<11,419
Pendapatan 1, 072 5,613 0,18 2,922 1, 388<OR<6,151
Sumber Informasi 0,892 3,818 0,51 2,440 1,152<OR<5,169
Constant -5,450 19,683 0,00 0,004
besar yaitu 5,407 dengan nilai confidence interval 90% (CI) 2,560<OR<11,419.
Karena nilai rasio prevalensi > 1 maka dapat diartikan bahwa variabel pendidikan
semakin tinggi pendidikan responden maka memiliki peluang 5,407 kali lebih
rasional dalam penggunaan obat batuk. Significance (sig = 0,00) atau probabilitas
informasi.
dkk (2008) yang menjelaskan bahwa faktor dominan yang paling berpengaruh
semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin rasional dan berhati-
Kelemahan Penelitian
2. Adanya bias informasi karena informasi yang diberikan oleh responden hanya
A. Kesimpulan
1. Dari 106 responden diperoleh 52% yang rasional dalam penggunaan obat batuk
kerasionalan penggunaan obat batuk (OR yaitu 5,407 dan confidence internal
58
59
B. Saran
Anief, M., 1991, Apa Yang Perlu Diketahui Tentang Obat, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta.
Asti, T., dan Widiya, I., 2004, Pengobatan Sendiri, Info Pengawasan Obat dan
Makanan, Vol. 5, No. 6, 2-3.
60
61
Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Cetakan Pertama,
Hal 142-143, Rineka Cipta, Jakarta.
Sartono, 1996, Obat-Obat Bebas dan Terbatas, Edisi Kedua, Penerbit PT.
Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Sartono, 2000, Apa Yang Sebaiknya Anda Ketahui Tentang Obat Wajib Apotek,
Edisi III, Penerbit P.T Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
Supardi, S., dan Notosiswoyo, M., 2005, Pengobatan Sendiri Sakit Kepala,
Demam, Batuk, dan Pilek Pada Masyarakat di Desa Ciwalen
Kecamatan Warungkondang Kabupaten Cianjur Jawa Barat, Majalah
Ilmu Kefarmasian, Vol II, No. 3, 134-144.
Suryawati, S., 2007, Etika Promosi Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas,
Simposium Nasional Obat Bebas dan Obat Bebas Terbatas, Fakultas
Farmasi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
Tjay, T.H., dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Edisi V, Penerbit PT.
Elex Media Komputindo, Kelompok Gramedia, Jakarta.
62
Lampiran 1
SURAT PENGANTAR
Kepada Yth
Bapak/Ibu/Sdr/sdr (i)
Dengan hormat,
Saya dari Universitas Ahmad Dahlan Fakultas Farmasi sedang menyusun skripsi
Bapak/Ibu/Sdr/sdr (i).
Peneliti
Nurfitri
63
Lampiran 1
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH TINGKAT PENDIDIKAN DAN SUMBER INFORMASI
TERHADAP KERASIONALAN PEMILIHAN OBAT BATUK PADA
MASYARAKAT DI KECAMATAN UMBULHARJO KOTA
YOGYAKARTA
Petunjuk :
Berilah tanda ( X ) pada jawaban yang anda anggap sesuai dengan keadaan
yang sebenarnya.
I. Data Umum Responden
1. Nama :
2. Umur : A.20-30 tahun C. 31-40 tahun
B. 41- 50 tahun D. 51-60 tahun
E. > 60 tahun
3. Jenis kelamin : A. Laki-laki B. Perempuan
Jika perempuan : A. Hamil B. Tidak hamil
C. Menyusui
4. Pendidikan terakhir : A. Tidak sekolah C.SMP/sederajat
B.SD/sederajat D.SMA/sederajat
E. Akademik/PT
5. Pekerjaan :
6. Penghasilan : A. Rp. 250.000 – Rp. 500.000,-
Lampiran 1
batuk tersebut?
3. Informasi apa saja yang pernah saudara peroleh dari sumber informasi
tersebut ?
A. 1 bulan yang lalu C. 3 bulan yang lalu E. > 4 bulan yang lalu
2. Bila saudara menderita batuk, maka gejala apa yang saudara alami ?
3. Bila saudara terkena batuk yang disebabkan alergi, obat apa yang biasanya
B. Promag D. Antimo
A. Ya B. Tidak
Lampiran 1
A. Pagi, Siang, dan Malam hari C. Setiap 4 jam sekali E.Tidak tahu
Lampiran 2
KECAMATAN : UMBULHARJO
KECAMATAN : UMBULHARJO
KELURAHAN : WARUNGBOTO
KELURAHAN : SEMAKI
LAKI-
RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH LAKI-
RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 392 437 829
1 338 344 682
2 587 597 1184
2 398 383 781
3 374 423 797
3 203 230 433
4 566 551 1117
4 259 295 554
5 430 463 893
5 234 232 466
6 426 447 873 6 245 273 518
7 778 759 1537 7 423 413 836
8 761 717 1478 8 206 207 413
9 505 492 997 9 298 304 602
13 1 0 1 10 274 261 535
TOTAL 4820 4886 9706 TOTAL 2878 2942 5820
KECAMATAN : UMBULHARJO
KECAMATAN : UMBULHARJO
KELURAHAN : TAHUNAN
KELURAHAN : GIWANGAN
LAKI- LAKI-
RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 421 447 868 1 401 409 810
2 449 464 913 2 164 160 324
3 397 406 803 3 156 165 321
4 324 291 615 4 379 402 781
5 482 478 960 5 187 188 375
6 392 374 766
6 506 491 997
7 204 198 402
7 617 608 1225
8 298 299 597
8 710 694 1404 9 148 166 314
9 234 259 493 10 286 312 598
10 264 265 529 11 308 324 632
11 326 297 623 12 237 247 484
13 1 0 1 13 523 478 1001
TOTAL 4731 4700 9431 TOTAL 3683 3722 7405
68
Lampiran 2
KECAMATAN : UMBULHARJO KECAMATAN : UMBULHARJO
KELURAHAN : MUJA MUJU KELURAHAN : SOROSUTAN
LAKI- LAKI-
RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 501 525 1026 1 293 282 575
2 515 555 1070 2 431 425 856
3 236 234 470
3 373 376 749
4 366 374 740
4 404 381 785
5 324 323 647
5 563 588 1151 6 636 627 1263
6 366 367 733 7 600 601 1201
7 386 401 787 8 605 702 1307
8 260 281 541 9 631 625 1256
9 254 252 506 10 374 399 773
10 501 535 1036 11 581 599 1180
11 558 570 1128 12 386 411 797
13 562 560 1122
12 805 785 1590
14 647 676 1323
21 2 4 6
15 449 495 944
36 0 2 2 16 238 228 466
TOTAL 5488 5622 11110 17 44 36 80
47 1 1 2
TOTAL 7404 7598 15002
KECAMATAN : UMBULHARJO
KELURAHAN : PANDEYAN
LAKI-
RW LAKI PEREMPUAN JUMLAH
1 401 409 810
2 582 578 1160
3 476 505 981
4 736 709 1445
5 388 397 785
6 747 762 1509
7 372 370 742
8 520 521 1041
9 364 352 716
10 638 649 1287
11 420 449 869
12 375 379 754
13 203 208 411
TOTAL 6222 6288 12510
69
Lampiran 3
Perhitungan Besarnya Sampel
responden
2. Semaki (RW 7)
Jumlah penduduk : 836
responden
3. Tahunan (RW 8)
Jumlah penduduk : 1404
responden
4. Warungboto (RW 7)
responden
5. Pandeyan (RW 6)
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.871 14
Item-Total Statistics
Cronbach's
Scale Mean if Scale Variance if Corrected Item- Alpha if Item
Item Deleted Item Deleted Total Correlation Deleted
butir_1 8.6000 12.800 .499 .865
butir_2 8.6667 12.506 .497 .864
butir_3 8.6333 12.654 .492 .865
butir_4 8.6000 12.731 .532 .864
butir_5 8.9333 11.926 .518 .864
butir_6 8.8000 11.821 .607 .858
butir_7 8.9000 11.610 .626 .857
butir_8 8.7000 12.148 .588 .860
butir_9 9.0000 11.862 .532 .863
butir_10 8.9333 11.789 .561 .861
butir_11 9.0667 11.857 .539 .862
butir_12 9.1000 11.748 .581 .860
butir_13 9.0000 12.069 .468 .867
butir_14 8.5667 12.944 .534 .865
71
Lampiran 5
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 20-30 tahun 43 40.6 40.6 40.6
31-40 tahun 30 28.3 28.3 68.9
41-50 tahun 22 20.8 20.8 89.6
51-60 tahun 11 10.4 10.4 100.0
Total 106 100.0 100.0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid laki-laki 57 53.8 53.8 53.8
Perempuan 49 46.2 46.2 100.0
Total 106 100.0 100.0
Pendidikan
Pendapatan
SumberInformasi
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid tenaga kesehatan (Nakes) 47 44.3 44.3 44.3
Tenaga non kesehatan (non
59 55.7 55.7 100.0
nakes)
Total 106 100.0 100.0
KerasionalanPenggunaanObat
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Lampiran 5
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendidikan * Kerasionalan 106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
18.139 1 .000
b
Continuity Correction 16.514 1 .000
Likelihood Ratio 18.678 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear
17.968 1 .000
Association
b
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 23,09.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lampiran 5
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pendapatan *
106 100.0% 0 .0% 106 100.0%
Kerasionalan
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
9.568 1 .002
b
Continuity Correction 8.402 1 .004
Likelihood Ratio 9.712 1 .002
Fisher's Exact Test .003 .002
Linear-by-Linear Association 9.478 1 .002
b
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 24,06.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lampiran 5
Chi-Square Tests
Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
Value df sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square a
6.697 1 .010
b
Continuity Correction 5.722 1 .017
Likelihood Ratio 6.784 1 .009
Fisher's Exact Test .012 .008
Linear-by-Linear Association 6.633 1 .010
b
N of Valid Cases 106
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 22,61.
b. Computed only for a 2x2 table
Risk Estimate
Lampiran 5
Parameter coding
Frequency (1)
SumberInformasi non tenaga kesehatan (Non
59 1.000
Nakes)
tenaga kesehatan (Nakes) 47 .000
Pendapatan Rendah 50 1.000
Tinggi 56 .000
Pendidikan Rendah 48 1.000
Tinggi 58 .000
Predicted
Kerasionalan
Percentage
Observed tidak rasional rasional Correct
Kerasionalan tidak rasional 0 51 .0
Step 0
rasional 0 55 100.0
Overall Percentage 51.9
a. Constant is included in the model.
b. The cut value is ,500
Variables in the Equation
Score df Sig.
Step 0 Variables Pendidikan(1) 18.139 1 .000
Pendapatan(1) 9.568 1 .002
SumberInformasi(1) 6.697 1 .010
Overall Statistics 27.056 3 .000
Chi-square df Sig.
Step 1 Step 29.610 3 .000
Block 29.610 3 .000
Model 29.610 3 .000
a
Step 3 Step -3.897 1 .048
Block 25.712 2 .000
Model 25.712 2 .000
a. A negative Chi-squares value indicates that the Chi-squares value has decreased from the previous
step.
Model Summary
b
Variables not in the Equation
Score df Sig.
a
Step 3 Variables SumberInformasi
3.915 1 .048
Lampiran 6
Tabel Data Kerasionalan Penggunaan Obat Batuk Tiap Responden di Kecamatan Umbulharjo, Yogyakarta
Lampiran 7
85
Lampiran 7
86
Lampiran 7
87
Lampiran 7
88
Lampiran 8
89
Lampiran 9